session initiation protokol pada jaringan inherent
Post on 20-Jun-2015
550 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan InherentHarindra Wisnu Pradhana
Universitas Diponegoro
harindrawisnu@gmail.com
Sistem komunikasi digital berkembang sejak digunakannya protokol TCP/IP sebagai
standar komunikasi data digital antar komputer. Berbagai aplikasi dibuat dengan
memanfaatkan protokol ini baik itu berupa perangkat lunak pada sebuah komputer maupun
perangkat-perangkat keras yang dapat memanfaatkan langsung jaringan ini. VoIP merupakan
salah satu contoh implementasi perkembangan teknologi yang memanfaatkan protokol TCP/IP.
Dengan mengkodekan suara sebagai data digital, VoIP memungkinkan penggunaan jaringan
TCP/IP untuk melakukan komunikasi verbal dua arah dari dua tempat yang berbeda. SIP
sebagai protokol pengendali sesi komunikasi memudahkan pemanfaatan jaringan TCP/IP untuk
tujuan komunikasi ini. Penggunaan identitas SIP memungkinkan pengguna berkomunikasi tanpa
harus mengetahui jaringan yang digunakan. Jaringan inherent sebagai media penghubung
antar kampus yang telah menyebar di seluruh nusantara merupakan sebuah investasi besar
yang dapat dimanfaatkan untuk komunikasi ini.
Kata kunci : VoIP, SIP, TCP/IP, komunikasi, digital
Pendahuluan
Media komunikasi telah berkembang begitu pesat seiring kemajuan teknologi. Media-
media analog melalui kawat penghantar maupun transmisi radio telah lama ditemukan.
Pengembangan instalasi pengkabelan serta pengaturan token ring menjadi tren pada awal
implementasi jaringan telepon umum. Kepopuleran ini menyebar begitu pesat hingga jaringan
telepon kabel ini telah meluas di seluruh nusantara. Sejak diketemukannya frekuensi, transmisi
radio semakin berkembang sebagai media komunikasi. Berbagai modulasi dikembangkan untuk
tujuan pemuatan sinyal-sinyal informasi ke dalam gelombang radio. Mulai dari modulasi pada
amplitudo hingga modulasi frekuensi yang membentuk gelombang radio tersebut sedemikian
rupa sehingga informasi yang dibawa sampai ke tempat tujuan.
Adanya media komunikasi tidak cukup memuaskan kebutuhan pengguna akan sistem
komunikasi. Semakin banyaknya pemakaian media komunikasi menjadikan beban transmisi baik
pada kawat maupun transmisi radio. Kebutuhan akan media ini membuat para pengembang
menciptakan metode-metode multiplexing yang memungkinkan beberapa informasi sekaligus
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 1
dikirim dalam satu kanal media transmisi sehingga pemanfaatan media yang ada dapat
memenuhi kebutuhan dari sisi pengguna. Proses multiplexing yang digunakan pada media
komunikasi memiliki dua metode berbeda yaitu serial dan paralel. Multiplexing serial membagi
informasi kedalam paket-paket data yang dikirimkan bergantian satu sama lain, sedangkan
multiplexing paralel menautkan data untuk dikirimkan bersama-sama.
Jaringan TCP/IP menuai banyak kontroversi pada saat pertama kali dipublikasikan.
Membawa konsep yang sedikit berbeda dengan OSI perintis di bidang jaringan komputer,
TCP/IP justru meraih kepopuleran hingga dimanfaatkan sebagai standar secara umum pada
jaringan komputer masa kini. Internet sebagai media raksasa yang dibangun pada sistem jaringan
TCP/IP telah memiliki pengguna yang luar biasa banyaknya. Berbagai fasilitas dan layanan di
dunia maya menjadikan internet semakin populer dan meluas ke masyarakat dengan begitu
cepat. Hal ini menjadikan para penyedia fasilitas telepon memanfaatkan jaringan yang telah ada
untuk keperluan akses internet. Berbagai metode sambungan diciptakan mulai dari dial-up dan
ADSL pada jaringan telepon kabel, hingga GPRS dan HSDPA pada jaringan telepon seluler yang
memungkinkan para pengguna mengakses internet dengan modem untuk memodulasi informasi
dari maupun ke internet melalui jaringan telepon. Bahkan kini pengguna dapat langsung
mengakses internet dari terminal teleponnya dengan berbagai aplikasi yang tersedia.
Perkembangan jaringan komunikasi dengan protokol TCP/IP pun tak kalah pesat
berkembang merambah seluruh pelosok nusantara. Didukung penemuan teknologi fiber optic
untuk komunikasi yang sangat cepat membuat para operator telekomunikasi lebih memilih
untuk berinvestasi pada jaringan berbasis TCP/IP daripada berkutat pada jaringan telepon
konvensional. Pengguna sering tidak perduli jaringan apa yang dilalui selama telepon yang
tagihannya dibayar tiap bulan dapat bekerja dengan baik. Hal ini dimanfaatkan oleh para
operator untuk menggunakan media yang lebih murah. Para operator mulai memanfaatkan
jaringan TCP/IP untuk menghubungkan pengguna-penggunanya. Dengan berbagai modulasi
yang ada operator mampu melewatkan komunikasi telepon konvensional melalui jaringan
TCP/IP dengan teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP).
Banyak pihak mulai berkiprah dalam pemanfaatan jaringan TCP/IP untuk komunikasi
verbal. Bapak Onno W Purbo sebagai Bapak VoIP Rakyat Indonesia selalu berusaha mengangkat
pemanfaatan jaringan TCP/IP yang telah ada untuk berbagai keperluan termasuk untuk
komunikasi verbal dengan VoIP terutama pemanfaatannya untuk masyarakat secara luas dengan
biaya yang sangat rendah. Banyak pula praktisi-praktisi teknologi informasi di seluruh dunia
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 2
yang memberikan perhatian lebih dalam bidang komunikasi melalui jaringan TCP/IP. Berbagai
perangkat lunak baik di sisi server maupun client dikembangkan dengan lisensi bersifat terbuka
atau open source seperti ekiga, IHU, Skype dan lain-lain di sisi client [5] serta Asterisk, Axon,
FreeSwitch, OpenSER dan lain-lain di sisi server [2] yang bisa dimanfaatkan untuk
mengembangkan sebuah sistem telepon berbasis VoIP dengan memanfaatkan jaringan komputer
yang telah ada.
Jaringan inherent merupakan suatu investasi besar yang diprakarsai Ditjen Dikti dengan
didukung sepenuhnya oleh Universitas-Universitas besar di Indonesia. Hingga kini jaringan
inherent telah semakin meluas dengan beberapa simpul-simpul besar tersebar di berbagai titik
strategis di Indonesia termasuk di Universitas Diponegoro yang memungkinkan Universitas lain
terhubung dan saling berkomunikasi melalui simpul-simpul tersebut. Jaringan meluas berbasis
TCP/IP ini bisa dimanfaatkan oleh segenap civitas academica secara gratis sehingga tidak
memerlukan biaya bandwidth internet bila ingin mengakses kampus-kampus lain. Hal ini bisa
menjadi modal yang sangat besar untuk pengembangan komunikasi digital dengan VoIP.
Dalam makalah ini akan dibahas berbagai fundamental mendasar mengenai jaringan
VoIP dengan berbagai karakteristiknya baik di sisi kelebihan maupun kekurangannya. Dikupas
pula pada makalah ini pemanfaatan serta peranan SIP dalam komunikasi VoIP termasuk
didalamnya berbagai protokol yang digunakan serta alur proses yang terjadi dalam komunikasi
verbalnya. Di sisi pembahasan akan dibahas implementasi SIP pada jaringan inherent.
Voice over Internet Protocol (VoIP)
Seputar VoIP
Voice over Internet Protocol (juga disebut VoIP, IP Telephony, Internet telephony atau
Digital Phone) adalah teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media
internet. Data suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang
mengirimkan paket-paket data, dan bukan lewat sirkuit analog telepon biasa. Definisi VoIP
adalah suara yang dikirim melalui protokol internet (IP).
Teknik dasar Voice over Internet Protocol atau yang biasa dikenal dengan sebutan VoIP
adalah teknologi yang memungkinkan kemampuan melakukan percakapan telepon dengan
menggunakan jalur komunikasi data pada suatu jaringan (networking). Sehingga teknologi ini
memungkinkan komunikasi suara menggunakan jaringan berbasis IP (internet protocol) untuk
dijalankan diatas infrastruktur jaringan packet network. Jaringan yang digunakan bisa berupa
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 3
internet atau intranet. Teknologi ini bekerja dengan jalan merubah suara menjadi format digital
tertentu yang dapat dikirimkan melalui jaringan IP.
Tujuan pengimplementasian VoIP adalah untuk menekan biaya operasional perusahaan
maupun individu dalam melakukan komunikasi jarak jauh (interlokal/SLI). Penekanan biaya itu
dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan jaringan data yang sudah ada. Sehingga apabila kita
ingin membuat jaringan telekomunikasi VoIP tidak perlu membangun infrastruktur baru yang
mengeluarkan biaya yang sangat besar. Dengan menggunakan jaringan data yang ada, maka kita
melakukan percakapan interlokal maupun internasional hanya dikenakan biaya lokal melalui
PSTN. VoIP lebih mengacu pada layanan komunikasi suara (voice), faksimili, dan voice
messaging applications. Teknologi ini pada dasarnya mengkonversi sinyal analog (suara) ke
format digital dan kemudian dimampatkan atau ditranslasikan ke dalam paket-paket IP yang
kemudian ditransmisikan melalui jaringan Internet.
Gambar 1. Skema Jaringan VoIP
Pada perkembangannya, sistem koneksi VoIP mengalami evolusi. Bentuk peralatan pun
berkembang, tidak hanya berbentuk komputer yang saling berhubungan, tetapi peralatan lain
seperti pesawat telepon biasa terhubung dengan jaringan VoIP. Jaringan data digital dengan
gateway untuk VoIP memungkinkan berhubungan dengan PABX atau jaringan analog telepon
biasa. Komunikasi antara komputer dengan pesawat (ekstensi) di kantor adalah memungkinkan.
Bentuk komunikasi bukan hanya suara saja, namun dapat berbentuk tulisan atau jika jaringannya
cukup besar bisa dipakai untuk Video Conference. Dalam bentuk yang lebih lanjut komunikasi
ini lebih dikenal dengan IP Telephony yang merupakan komunikasi bentuk multimedia sebagai
kelanjutan bentuk komunikasi suara (VoIP). Keluwesan dari VoIP dalam bentuk jaringan,
peralatan dan media komunikasinya membuat VoIP menjadi cepat popular di masyarakat umum.
Komunikasi berbasis VoIP
Dalam melakukan suatu komunikasi dalam VoIP, diperlukan media perantara berbasis
jaringan komputer. Dalam hal ini informasi dan data tersebut bergerak melalui kabel-kabel (wire
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 4
line) atau tanpa kabel (wireless) sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat
melakukan komunikasi data. Ini merupakan suatu bagian penting dalam mengetahui hubungan-
hubungan dengan jaringan lain melalui simpul-simpul yang tersedia. Karena dalam
kesehariannya, suatu jaringan dapat mngakases suatu alamat sumber yang jauh dengan melalui
simpul-simpul yang saling berhubungan. Jaringan yang terhubung tersebut, dimungkinkan
berhubungan dengan media kabel, saluran telepon, gelombang radio, atau satelit.
Komunikasi data dan voice selalu mengembangkan perpindahan informasi dari suatu
tempat ke tempat lain, tetapi bentuk perpindahan informasi data dan voice berbeda. Untuk voice
memakai konversi suara (audible tone conversion) dan untuk digital menggunakan pensinyalan
digital yang hanya dapat dimasukan melalui terminal data (tanpa modem). Jaringan telepon
disediakan oleh telepon kantor melalui pensinyalan analog, sedangkan informasi data dilewatkan
melalui jalur komunikasi yang berupa pulsa digital (bit) yang akan diterima oleh modem yang
kemudian diolah oleh terminal data. Dapat dilihat bahwa antara komunikasi data dan voice
mempunyai hubungan yang erat, terlebih lagi keduanya digunakan pada jalur komunikasi yang
sama. Hubungan keduanya lebih erat lagi ketika voice dan sinyal data dapat ditransmisikan
secara bersama dalam satu jalur atau kanal digital.
Gambar 2. Proses Komunikasi VoIP
Prinsip dasar dari VoIP berupa pengiriman sebuah sinyal ke remote destination/tujuan
yang dapat dilakukan secara digital, dimana sebelum dilakukan pengiriman data yang berupa
sinyal analog terlebih dahulu diubah ke bentuk data digital dengan ADC (analog to digital
converter), kemudian ditransmisikan, dan di penerima dilakukan kembali konversi dari data
digital ke data analog dengan DAC (digital to analog converter). Begitu juga dengan VoIP,
digitalisasi voice dalam bentuk packets data, dikirimkan dan dikonversi kembali dalam bentuk
voice di penerima. Format digital lebih mudah dikendalikan ataupun diproses, dalam hal ini
dapat dikompresi dan dapat diubah ke format yang lebih baik serta data digital lebih tahan
terhadap noise daripada analog.
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 5
Kelebihan dan kekurangan VoIP
VoIP sebagai media komunikasi verbal melalui jaringan TCP/IP memiliki beberapa
keuntungan dan keunggulan dibanding komunikasi konvensional baik menggunakan jaringan
telepon kabel maupun seluler antara lain sebagai berikut :
1. Biaya lebih rendah untuk sambungan langsung jarak jauh. Penekanan utama dari VoIP
adalah biaya [5]. Dengan dua lokasi yang terhubung dengan internet maka biaya
percakapan menjadi sangat rendah.
2. Memanfaatkan infrastruktur jaringan data yang sudah ada untuk suara. Berguna jika
sudah mempunyai jaringan. Jika memungkinkan jaringan yang ada bisa dibangun
jaringan VoIP dengan mudah. Tidak diperlukan tambahan biaya bulanan untuk
penambahan komunikasi suara.
3. Penggunaan lebar bidang yang lebih kecil daripada telepon biasa. Dengan majunya
teknologi penggunaan lebar bidang untuk suara sekarang ini menjadi sangat kecil. Teknik
pemampatan data memungkinkan suara hanya membutuhkan sekitar 8 kbps.
4. Memungkinkan digabung dengan jaringan telepon lokal yang sudah ada. Dengan adanya
gateway bentuk jaringan VoIP bisa disambungkan dengan PABX yang ada di kantor.
Komunikasi antar kantor bisa menggunakan pesawat telepon biasa.
5. Berbagai bentuk jaringan VoIP bisa digabungkan menjadi jaringan yang besar. Contoh di
Indonesia adalah VoIP Rakyat.
Voip selain memiliki keuntungan dan keunggulan juga memiliki kelemahan sesuai
karakteristik aplikasi yang memanfaatkan jaringan TCP/IP lainya diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Kualitas suara tidak sejernih telepon konvensional. Merupakan efek dari kompresi suara
dengan lebar bidang kecil sehingga ada penurunan kualitas suara dibandingkan dengan
jaringan PSTN konvensional. Namun jika koneksi internet yang digunakan adalah
koneksi Internet pita-lebar / broadband, maka kualitas suara akan menjadi lebih jernih.
2. Ada jeda dalam berkomunikasi. Proses perubahan data menjadi suara, jeda jaringan,
membuat adanya jeda dalam komunikasi dengan menggunakan VoIP. Kecuali jika
menggunakan koneksi pita-lebar/broadband.
3. Regulasi dari pemerintah RI membatasi penggunaan untuk disambung ke jaringan dalam
penggunaan dengan telepon rumah.
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 6
4. Jika belum terhubung secara 24 jam ke internet perlu adanya komunikasi untuk saling
berhubungan.
5. Jika memakai internet dan komputer dibelakang NAT (Network Address Translation),
maka dibutuhkan konfigurasi khusus untuk membuat VoIP tersebut berjalan.
6. Tidak pernah ada jaminan kualitas jika VoIP melewati internet.
7. Peralatan VoIP yang menghubungkan antara VoIP dengan PABX (IP telephony gateway)
relatif berharga mahal. Diharapkan dengan makin populernya VoIP ini maka harga
peralatan tersebut juga mulai turun harganya.
8. Berpotensi menyebabkan jaringan terhambat (Stuck). Jika pemakaian VoIP semakin
banyak, maka ada potensi jaringan data yang ada menjadi penuh jika tidak diatur dengan
baik. Pengaturan bandwidth adalah perlu agar jaringan tidak menjadi jenuh akibat
pemakaian VoIP.
9. Penggabungan jaringan tanpa dikoordinasi dengan baik akan menimbulkan kekacauan
dalam sistem penomoran.
Session Initiation Protocol (SIP)
Seputar SIP
Session Initiation Protocol (SIP) merupakan sebuah protokol standart multimedia dimana
merupakan produk dari Internet Engineering Task Force (IETF) dan telah digunakan menjadi
suatu standart penggunaan VoIP. SIP merupakan protokol yang berada pada layer aplikasi
dimana mendefinisikan proses awal, pengubahan, dan pengakhiran (pemutusan) suatu sesi
komunikasi multimedia. Dapat dikatakan juga SIP ini memiliki karakteristik client-server,
dimana berarti request diberikan oleh client dan request ini diberikan ke server. Kemudian
server mengolah request dan memberikan tanggapan terhadap request yang diberikan client.
Request dan tanggapan terhadap request tersebut disebut transaksi SIP.
Protokol Pendukung SIP
Secara default, SIP menggunakan protokol UDP tetapi dapat juga menggunakan TCP
sebagai protokol transport. Protokol yang mendukung SIP antara lain :
1. Real-time Transport Protocol (RTP). Protokol RTP menyediakan transfer media secara
terus-menerus pada jaringan paket. Protokol RTP menggunakan protokol UDP dan
header RTP mengandung informasi kode bit yang spesifik pada tiap paket yang
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 7
dikirimkan untuk membantu penerima dalam melakukan antisipasi jika terjadi paket yang
hilang [1].
2. Real-time Control Transport Protocol (RTCP). Protokol RTCP merupakan protokol yang
mengendalikan transfer media. Protokol ini bekerja sama dengan protokol RTP dalam
proses transfer media yang terjadi. Dalam satu sesi komunikasi, protokol RTP
mengirimkan paket RTCP secara periodik untuk memperoleh informasi transfer media
dalam perbaikan kualitas layanan [1].
3. Session Description Protocol (SDP). Protokol SDP merupakan protokol yang
mendeskripsikan media dalam suatu komunikasi. Tujuan protokol SDP adalah untuk
memberikan informasi aliran media dalam satu sesi komunikasi agar penerimaan yang
menerima informasi tersebut dapat berkomunikasi.
Komponen SIP
Dalam hubungannya dengan IP Telephony, ada dua komponen yang ada di dalam sistem
SIP, yaitu :
1. User Agent. User Agent merupakan sistem akhir yang digunakan untuk berkomuikasi,
dimana user agent ini memiliki dua bagian, yaitu :
a. User Agent Client (UAC). UAC merupakaan aplikasi pada client yang didesain
untuk memulai SIP request.
b. User Agent Server (UAS). UAS merupakan aplikasi server yang memberitahukan
user jika menerima request dan memberikan respon terhadap request tersebut.
Respon dapat berupa menerima atau menolak request yang dikirimkan.
2. Network Server. Agar user pada jaringan SIP dapat memulai suatu panggilan dan dapat
pula dipanggil, maka user terlebih dahulu harus melakukan registrasi agar lokasinya
dapat diketahui. Registrasi dapat dilakukan dengan mengirimkan pesan REGISTER ke
server SIP. Lokasi pengguna dapat berbeda-beda sehingga untuk mendapatkan lokasi
pengguna yang aktual diperlukan location server. Pada jaringan SIP ada dua tipe network
server, yaitu :
a. Proxy Server. Proxy Server adalah server yang menerima request, mengolahnya,
serta meneruskan request yang diterimanya ke next hop server setelah mengubah
beberapa header pada pesan request. Next hop server dapat berupa server SIP
atau server lainnya dimana proxy server tidak perlu tahu. Proxy server dapat
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 8
berfungsi sebagai client dan server karena proxy server dapat memberikan
request dan respon.
b. Redirect Server. Komponen ini merupakan server yang menerima pesan request
serta memberikan respon terhadap request tersebut yang berisi alamat dari next
hop server.
SIP pada Jaringan Inherent
Seputar Jaringan Inherent
Jaringan inherent merupakan jaringan komputer berbasis TCP/IP yang menghubungkan
kampus-kampus Perguruan Tinggi di Indonesia. Diprakarsai oleh Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi (Ditjen Dikti) inherent telah memiliki 32 Perguruan Tinggi negri sebagai simpul lokal
yang saling terhubung dengan berbagai media baik itu fiber optic maupun melalui satelit. Lokal-
lokal inilah yang nantinya menyediakan layanan bagi universitas di sekitarnya untuk mengakses
jaringan inherent.
Gambar 3. Topografi Jaringan Inherent
Pada gambar 3 ditampilkan topografi jaringan inherent yang telah menyebar di seluruh
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 9
Indonesia dengan 32 simpul yang terletak pada beberapa kota besar di seluruh nusantara. Ada
empat macam sistem jaringan yang digunakan untuk menghubungkan antar simpulnya
disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan geografis dari simpul tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Jaringan STM-1 berupa fiber optic dengan bandwidth 155Mbps di sepanjang pulau Jawa
yang ditunjukkan dengan garis berwarna merah pada gambar.
2. Jaringan kabel E2 dengan bandwidth 8 Mbps tersebar di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
Bali dan sebagian besar Nusa Tenggara yang ditunjukkan dengan garis berwarna biru
pada gambar.
3. Jaringan Satelit dengan bandwidth 2 Mbps yang melayani wilayah maluku dan papua
yang secara geografis sulit dijangkau kabel maupun fiber optik yang ditunjukkan dengan
gari putus-putus berwarna hijau pada gambar.
4. Jaringan redundan antara Bengkulu-Mataram, Banda Aceh-Pontianak, Samarinda-
Manado dan Kendari-Kupang dengan bandwidth 1 Mbps menggunakan satelit yang
ditunjukkan dengan garis putus-putus berwarna biru muda pada gambar.
Simpul-simpul lokal yang ada pada jaringan inherent ditampilkan pada daftar sebagai
berikut :
• Local Node Universitas Syiah Kuala - Banda Aceh, NAD
• Local Node Universitas Sumatera Utara - Medan, Sumatera Utara
• Local Node Universitas Riau - Pekanbaru, Riau
• Local Node Universitas Andalas - Padang, Sumatera Barat
• Local Node Universitas Jambi - Jambi, Jambi
• Local Node Universitas Sriwijaya - Palembang, Sumatera Selatan
• Local Node Universitas Bengkulu - Bengkulu, Bengkulu
• Local Node Universitas Lampung - Bandar Lampung, Lampung
• Local Node Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Tangerang, Banten
• Local Node Universitas Indonesia - Jakarta, DKI
• Local Node Institut Teknologi Bandung - Bandung, Jawa Barat
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 10
• Local Node Universitas Gadjah Mada - Yogyakarta, Jogjakarta
• Local Node Universitas Diponegoro - Semarang, Jawa Tengah
• Local Node Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya, Jawa Timur
• Local Node Universitas Brawijaya - Malang, Jawa Timur
• Local Node Universitas Udayana - Denpasar, Bali
• Local Node Universitas Universitas Mataram - Mataram, NTB
• Local Node Universitas Nusa Cendana - Kupang, NTT
• Local Node Universitas Tanjungpura - Pontianak, Kalimantan Barat
• Local Node Universitas Lambung Mangkurat - Banjarmasin, Kalimantan Selatan
• Local Node Universitas Palangkaraya - Palangkaraya, Kalimantan Tengah
• Local Node Universitas Mulawarman - Samarinda, Kalimantan Timur
• Local Node Universitas Hasanuddin - Makassar, Sulawesi Selatan
• Local Node Universitas Haluoleo - Kendari, Sulawesi Tenggara
• Local Node Universitas Tadulako - Palu, Sulawesi Tengah
• Local Node Universitas Sam Ratulangi - Manado, Sulawesi Utara
• Local Node Universitas Negeri Gorontalo - Gorontalo, Gorontalo
• Local Node Universitas Pattimura - Ambon, Maluku
• Local Node Universitas Khairun - Ternate, Maluku Utara
• Local Node Universitas Cendrawasih - Jayapura, Papua
• Local Node Universitas Negeri Papua - Manokwari, Irian Jaya Barat
• Local Node Universitas Terbuka, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, SEAMOLEC
seamolec.org - Jakarta, DKI
Perancangan Simpul SIP
Dalam implementasi SIP pada jaringan Inherent perlu dirancang topografinya sehingga
dapat menjadi acuan dalam mengambil langkah-langkah nyata implementasi. Simpul SIP
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 11
nantinya yang melayani pengguna-pengguna VoIP pada lokal yang bersangkutan. Simpul ini
juga dapat melayani pengguna-pengguna pada lokal lain sesuai dengan aturan-aturan akses
jaringan yang telah tertata rapi pada jaringan inherent. Adanya aturan-aturan akses ini
disesuaikan dengan protokol TCP/IP yang digunakan oleh VoIP memanfaatkan jaringan inherent
yang telah memiliki berbagai aturan akses jaringan yang disimpan pada firewall di masing-
masing simpul lokal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perancangan simpul SIP pada jaringan
inherent sebagai berikut.
Gambar 4. Topografi Simpul SIP
Sebagaimana nampak pada gambar diatas, sebuah simpul SIP memiliki satu server SIP
yang melayani proses komunikasi verbal pada jaringan. Setiap server SIP memiliki satu account
manager yang mengelola identitas pengguna-pengguna SIP pada simpul tersebut. Account
manager ini dapat didesain berbasis web sehingga mudah diakses oleh pengguna baik untuk
proses registrasi, modifikasi maupun penghapusan account pengguna pada simpul ini. DNS
merupakan server penyedia layanan penamaan alamat pada sebuah jaringan berbasis TCP/IP.
Adanya DNS pada simpul ini hanya pilihan untuk memudahkan pengguna mengakses server SIP
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 12
dan account manager. Namun bila pengalamatan berdasarkan IP dirasa sudah cukup maka server
DNS tidak perlu ditambahkan. Bagaimanapun juga di setiap simpul inherent telah tersedia server
DNS lokal masing-masing kampus yang dapat dimanfaatkan juga untuk menyediakan layanan
penamaan domain bagi server SIP ini. Sebagai layanan tambahan dapat pula disiapkan sebuah
Analog Telephone Adaptor (ATA) yang menghubungkan telepon digital menggunakan VoIP
dengan jaringan telepon umum yang tentunya memerlukan nomor telepon dan rekening
tersendiri yang bisa didapatkan dengan berlangganan pada operator telepon.
Di sisi client penggunaan sistem SIP ini tidak memerlukan perancangan maupun
konfigurasi ekstra. Selama terminal client terhubung dengan jaringan inherent dan dapat
mengakses server SIP maka terminal tersebut dapat memanfaatkan SIP ini. Terminal-terminal ini
dapat berupa softphone yaitu perangkat lunak akses VoIP yang terinstall pada komputer maupun
dapat berupa IP Phone yaitu sebuah telepon yang didesain khusus untuk mengakses server SIP
melalui jaringan TCP/IP yang telah banyak dijual di pasaran dengan harga yang relatif
terjangkau. Adanya router dan firewall pada topografi diatas hanyalah sebagai gambaran
konfigurasi untuk mengakses jaringan inherent saja dan telah ada pada setiap simpul inherent
sehingga pengguna tinggal mengaksesnya pada titik-titik akses yang tersedia di kampus-kampus.
Analisa Simpul SIP
Sebelum melakukan implementasi perancangan simpul SIP, diperlukan analisa mendalam
mengenai berbagai keunggulan kompetitif yang ditawarkan oleh sistem ini bila
diimplementasikan pada jaringan inherent. Yang menjadi acuan analisa pertama adalah
ketersediaan jaringan. Apakah jaringan inherent mampu menampung komunikasi sedemikian
rupa. Dalam hal ini diambil kasus pada sambungan di pulau jawa yang memiliki bandwidth
155Mbps. Pada VoIP dikenal beberapa codec konversi data suara analog menjadi digital
diantaranya yang cukup populer adalah G.711u 64kbps , G.711a 64kbps , dan GSM 13kbps [4].
Dan bila dipergunakan untuk komunikasi dua arah melalui VoIP dengan berbagai enkapsulasi
mencapai G.711u 150kbps , G.711a 150kbps , dan GSM 50kbps [3]. Dari berbagai data diatas
tampak bahwa dengan 150kbps sudah didapatkan suara dengan kualitas yang cukup tinggi atau
dengan 50kbps telah mendapatkan kualitas suara setara telepon seluler GSM pada umumnya.
Sementara itu ketersediaan bandwidth antar node di sepanjang pulau jawa adalah 155Mbps yang
bila dianalogikan memanfaatkan beban sepenuhnya berarti setiap sambungan STM-1 dapat
dilalui lebih dari 8000 sambungan telepon dengan kualitas G.711 atau 24000 sambungan
telepon dengan kualitas GSM. Misal diasumsikan 10% jaringan inherent idle pada penggunaan
normal maka jaringan STM-1 bisa melayani 800 sambungan telepon dengan kualitas G.711
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 13
tanpa mengganggu kinerjanya, atau 2400 sambungan telepon dengan kualitas GSM. Namun
perlu dipertimbangkan juga installasi internal dalam suatu simpul tentunya masih banyak
memanfaatkan switch berbasis 100/10 yang hanya mampu menyediakan bandwidth puncak
sebesar 100Mbps. Meski demikian angka 100Mbps masih relatif besar bila menggunakan codec
GSM yang hanya memerlukan 50kbps untuk setiap sambungan.
Di sisi finansial, pengembangan sistem SIP juga merupakan terobosan besar dalam
penghematan. Dengan implementasi menggunakan inherent, implementasi tidak memerlukan
biaya instalasi jaringan karena memang sudah ada, sehingga implementasi ini hanya
memerlukan investasi di sisi mesin-mesin server yang sebenarnya hanya memerlukan tambahan
dua server yaitu untuk server SIP dan account manager yang sebenarnya dapat dipasang dalam
satu mesin yang sama. Dengan menggunakan rack server standar ditambah biaya pengembangan
konten dapat diperkirakan memerlukan investasi sebesar USD 5000 atau berkisar Rp
50.000.000,- ditambah biaya pembelian perangkat misal menggunakan IP-Phone dengan harga
berkisar USD 150 atau sekitar Rp 1.500.000,- dengan simulasi sebanyak 100 perangkat maka
biaya awal sekitar Rp 200.000.000,- dan installasi ini bisa dianggarkan biaya maintenance
sebesar Rp 10.000.000,- per bulan dan sistem sudah siap digunakan untuk digunakan. Sementara
bila kita menggunakan telepon kabel dengan asumsi biaya pemasangan Rp 50.000,- maka
memang hanya diperlukan biaya investasi Rp 5.000.000,- sebagai biaya awal namun untuk
penggunaan yang relatif sama biaya telepon cukup memakan waktu. Untuk pemakaian yang
cukup sibuk bisa mencapai Rp 300.000,- hingga Rp 500.000,- untuk setiap pesawat yang berarti
bisa diperkirakan memerlukan biaya bulanan sebesar Rp 40.000.000,- setiap bulannya. Dan agar
lebih mudah bisa digambarkan dalam sebuah grafik sebagai berikut.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
0
100
200
300
400
500
600
Perbandingan Biaya
VoIPTelp Kabel
Masa Penggunaan (bulan)
Bia
ya P
en
ge
lua
ran
(jt
rup
iah
)
Gambar 5. Perbandingan Biaya Investasi
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 14
Penutup
VoIP merupakan salah satu aplikasi pemanfaatan jaringan TCP/IP untuk komunikasi
digital. Pada VoIP informasi yang dikirimkan berupa suara yang dikodekan menggunakan codec
yang ada kedalam paket-paket digital sehingga dapat ditransmisikan melalui jaringan TCP/IP.
Dalam pendistribusiannya ada satu metode yaitu dengan Session Initiation Protocol (SIP) yang
mengatur hubungan antar client pengguna sistem VoIP.
Jaringan Inherent sebagai penghubung kampus-kampus perguruan tinggi di Indonesia
merupakan sarana yang sangat tepat untuk dimanfaatkan sebagai media komunikasi dengan
VoIP. Ketersediaan simpul-simpul yang tersebar di seluruh nusantara serta adanya bandwidth
yang cukup lebar membuat implementasi VoIP pada jaringan inherent memiliki nilai tambah
daripada hanya sebatas pada jaringan lokal saja. Selain keuntungan di bidang jaringan, secara
finansialpun jaringan inherent dapat mengurangi biaya investasi dan pemanfaatannya secara
komulatif menghemat banyak biaya dibandingkan berlangganan telepon kabel konvensional.
Diharapkan konsep dan perancangan yang dikupas pada makalah ini dapat ditindak
lanjuti dalam kajian-kajian keilmuan dan teknis selanjutnya. Besar harapan penulis bahwa
teknologi ini dapat dimanfaatkan secara luas dengan cara dikembangkan dan dipublikasikan
sehingga segenap pengguna jaringan inherent dapat memanfaatkan sistem ini.
Daftar Pustaka
[1] Harahap, Iskandarsyah, Dasar-dasar Jaringan VoIP, Ilmukomputer, 2003.
[2] Raharja, Anton, Session Initiation Protocol, VoIP Rakyat, 2006
[3] Setiawan, Dadang Budi, Voice over Internet Protocol Menggunakan Asterisk Sebagai
Session Initiation Protocol Server, Universitas Diponegoro, 2009
[4] Spencer, Mark, Introduction to the Asterisk Open Source PBX, Libre Software Meeting,
2002.
[5] Supriyanto,___ , Voip : Komunikasi Hemat Bebas Pulsa, Infolinux (5) (2006) 38-41.
SIP untuk Komunikasi Digital pada Jaringan Inherent – halaman 15
top related