sejarah politik di eropa
Post on 25-Dec-2015
263 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SEJARAH POLITIK DI EROPA
Kata politik pertama kali dicetuskan oleh bangsa yunani dimana kata politik
ini berawal dari kata ‘polis’ dari bahasa latin yang memiliki arti city state (Jackson et
al., 1997, p.17). Polis dijadikan sebagai gambaran awal adanya praktik politik di suatu
daerah karena walau polis memiliki luas geografi yang kecil dibandingkan dengan
negara-negara yang ada saat ini namun peran dan aktivitas yang dilakukan sebuah
polis sudah mencerminkan peran dan aktivitas yang dilakukan oleh sebuah negara di
jaman sekarang. Sebuah Polis melakukan hubungan internasional, perdagangan,
membentuk aliansi hingga melakukan peperangan (Cartwright, 2013).
Jika kita tengok sejenak sejarah perkembangan politik di Eropa, maka pertama
kali nama yang muncul di abad kelima sebelum masehi adalah Herodotus, seorang
tokoh politik yang memklasifikasikan pemerintah kedalam tiga tipe, yakni: Monarki,
Aristokrasi, dan Demokrasi (Jackson et al., 1997, p.17). Pembagian tiga tipe
pemerintahan tersebut hadir atas dasar jumlah orang yang memiliki power untuk
membuat kebijakan. Setelah Herodotus, terdapat pula seorang tokoh yang menyebut
negara sebagai social organism yaitu Aristoteles. Bagi Aristoteles, perkembangan
sistem politik itu merupakan suatu hal yang natural dari sebuah social organism
dalam mencari kesempuranaan moral (Jackson et al., 1997, p.17).
Kemudian, Plato, yang merupakan guru dari Aristoteles, membahas
permasalahan justice didalam buku yang ditulis olehnya. Plato menyatakan bahwa
setiap individu mengerjakan tugas-tugasnya sesuai dengan kualitas dirinya yang
sudah ada sejak lahir. Konsep tersebut dikenal sebagai ‘”just” society’. Tak hanya itu,
Plato memberikan pandangannya bahwa sistem politik itu terbentuk berdasarkan
tingkatan dalam bermasyarakat yang memiliki pengaruh terhadap pemerintah di
negara tersebut. Terdapat tiga konsep yang dikemukakan oleh Plato, pertama adalah
konsep ideal state. Ideal state ini dipimpin oleh philosopher kings yang memiliki
kebijaksanaan. Ideal state akan muncul jika rakyatnya percaya kepada pemimpinnya.
Bagi Plato, dibutuhkan tiga peran didalam sebuah ideal state, yakni pemerintah yang
memiliki emas, prajurit dengan silver dan petani atau pengrajin yang memiliki besi
(Jackson et al., 1997, p.18).
Kemudian, terdapat konsep timokrasi, dimana pemimpinnya merupakan
property-owning, yakni orang-orang ambisius yang melakukan apapun demi
mendapatkan kehormatan. Konsep ketiga adalah oligarki, dimana pemimpinnya
merupakan orang-orang yang hanya memiliki kepentingan untuk mencari kekayaan
(Jackson et al., 1997, p.19).
Konsep-konsep yang dicetuskan oleh Herodotus, Plato, dan Aristotle ini tidak
langsung diterima oleh masyarakat luas, tetapi beberapa abad setelah negara kota di
Yunani hancur. Kehancuran masa nation-state di Yunani pun terganti oleh
kemunculan kekaisaran Romawi yang mengenalkan salah satu tokoh politik bernama
Cicero. Setelah masa kejayaan Romawi runtuh, Eropa memasuki jaman kegelapan,
dimana Kristen mulai masuk dan mendominasi kehidupan bermasyarakat bangsa
eropa kala itu. Pada jaman kegelapan inilah kita mengenal banyak tokoh politik
terkenal seperti Martin Luther, Jean Bodin, Thomas Hobes, John Locke, J.J.
Rousseau, Baron de Montesquieu, Jeremy Bentham, J. S. Mill, James Mill, hingga
Karl Marx, Niccolo Machiavelli, dan masih banyak lagi.
Daftar Pustaka
Jackson, R., & Jackson, D. (1997). A Comparative Introduction to Political Science.
Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall.
Cartwright, M. (2013). Polis Definition. Retrieved September 8, 2014, from
http://www.ancient.eu/Polis.
top related