s2-2013-322131-chapter1.pdf
Post on 03-Mar-2018
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 S2-2013-322131-chapter1.pdf
1/11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia cukup pesat, hal itu ditandai
dengan meningkatnya jumlah bank syariah dan lembaga keuangan non
bank.Ekonomi Islam bukan hanya sekedar membahas tentang perbankan Islam,
tetapi semua hal yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi manusia, diantaranya
Perusahaan Pembiayaan. Pengaturan lembaga keuangan dalam syariah islam
dilandasi pada kaidah dalam ushul fiqih yang menyatakan bahwa maa laa yatimm
al-wajib illa bihi fa huwa wajib, yakni sesuatu yang harus ada untuk
menyempurnakan yang wajib, maka ia wajib diadakan. Mencari nafkah (yakni
melakukan kegiatan ekonomi) adalah wajib diadakan untuk itu, pada zaman
modern ini kegiatan perekonomian tidak akan sempurna tanpa adanya lembaga
keuangan, maka lembaga keuangan ini pun wajib untuk diadakan5
Disini terlihat pentingnya eksistensi lembaga keuangan dalam hal
pembiayaaan. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006
tentang perusahaan pembiayaan bahwa, perusahaan pembiayaan adalah badan
usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan
untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga
.
5Karim, Adiwarman A,2006, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, hlm.14-15
-
7/26/2019 S2-2013-322131-chapter1.pdf
2/11
2
pembiayaan6
Hal ini juga terlihat dengan mulai menjamurnya perusahaan pembiayaan,
dikarenakan banyaknya permintaan pembiayaan dari masyarakat atau kredit untuk
barang-barang seperti motor dan alat elektronik. Perusahaan pembiayaan
merupakan salah satu aspek yang diatur dalam syariah islam, yakni bagian
muamalah sebagai bagian yang mengatur hubungan sesama manusia. Di Indonesia
telah banyak bermunculan perusahaan pembiayaan yang mengadopsi prinsip
syariah.Dalam rangka merespons kegiatan usaha perusahaan pembiayaan secara
syariah, Bapepam telah mengeluarkan Peraturan Nomor Per-03/BL/2007 tentang
kegiatan perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dalam rangka
memberikan kerangka hukum terhadap segala kegiatan bagi perusahaan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Pembiayaan syariah merupakan bentuk
pembiayaan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan
pembiayaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain untuk mengembalikan
pembiayaan tersebut dalam jangka waktu tertentu berdasarkan imbalan
. Kehadiran perusahaan pembiayaan, menambah deretan
berkembangnya industri jasa pembiayaan di Indonesia.Perusahaan pembiayaan
seperti ini memberikan kemudahaan kepada masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya, baik dalam bentuk investasi, modal kerja, atau semata-mata untuk
barang yang akan dipakai sendiri (konsumsi).
7
6Lihat Pasal 1 huruf (b) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan
Pembiayaan7Peraturan Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Nomor: Per-03/BL/2007
tentang Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prnsip Syariah.
.
-
7/26/2019 S2-2013-322131-chapter1.pdf
3/11
3
Pesatnya laju perkembangan perusahaan pembiayaan syariah, dikarenakan
lembaga ini memiliki keistimewaan, yaitu melekat pada konsep (buil in concept)
dengan orientasi pada kebersamaan.Orientasi kebersamaan inilah yang menjadikan
perusahaan pembiayaan syariah mampu tampil sebagai alternatif pemberian
pembiayaan dengan mengganti sistem bunga seperti pada pembiayaan
konvensional lainnya. Selain itu, pembiayaan syariah ini merupakan penyaluran
dana ke masyarakat yang berupaya menghindarkan diri dari riba. Secara
etimologis riba berarti perluasan, pertambahan dan pertumbuhan dan secara teknis
riba merupakan suatu pengambilan tambahan dari harga pokok atau modal secara
bathil8. Perusahaan pembiayaan syariah memiliki kegiatan usaha berupa Sewa
Guna Usaha yang dilakukan berdasarkan AkadIjarah atau Akad Ijarah
Muntahiyah Bittamlik, Anjak Piutang yang dilakukan berdasarkan Akad Wakalah
bil Ujrah,Pembiayaan Konsumen yang dilakukan berdasarkan AkadMurabahah,
Akad Salam, atau Akad Istisna, dan Usaha Kartu Kredit yang dilakukan sesuai
dengan prinsip syariah, serta kegiatan pembiayaan lainnya yang dilakukan sesuai
dengan prinsip syariah9
Padapenerapan prinsip syariah dalam pembiayaan konsumen, perusahaan
pembiayaan dapat menggunakan akad
.
murabahah, akadsalamatau
akadistisna.
8Muhammad SyafiI Antonio, 2001, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Cetakan Pertama, Penerbit
Gema Insani, Jakarta, hlm 379 Lihat Pasal 6 Peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembagan Keuangan Nomor: PER-
03/BL/2007 tentang Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah
Secara bahasa arab, akad (al-aqdu)merupakan terjemahan dari suatu
perikatan atau perjanjian, persetujuan, dan lainnya. Para ahli Hukum Islam
-
7/26/2019 S2-2013-322131-chapter1.pdf
4/11
4
mendefinisikan akad sebagai adanya hubungan antara ijab dan qabul sesuai
dengan kehendak syariat yang menetapkan adanya pengaruh (akibat) hukum pada
objek perikatan
10
.Dari penjelasan akad diatas, dinyatakan bahwa akad terdiri dari
adanya para pihak untuk mengikatkan diri tentang perbuatan yang dilakukan
dalam suatu hal tertentu11
Salah satu kegiatan pembiayaan konsumen pada perusahaan pembiayaan
menggunakan akad murabahah.Murabahah merupakan jual-beli barang pada harga
asal dengan tambahan keuntungan yang sudah disepakati
.
12.Karakteristik
murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli mengenai harga
pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada
biaya (cost) tersebut13
10Wahbah al-Zuhaili, 2009, al-Fiqh al-Islam wa adillatuh jilid IV, Dar al-Fikr,Damaskus, hlm 80
11Fathurahman Djamil, 2012, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi dilembaga Keuangan
Syariah, Sinar Grafika, Jakarta, hlm 612
Muhammad Syafii Antonio, op.cit, hlm. 101.13
Wiroso, 2005,Jual-beli Murabahah, UII Press, Yogyakarta, hlm. 13.
, dengan adanya jual beli berarti antara kedua belah pihak
telah melakukan perikatan.Dalam pembiayaan konsumen yang dilakukan dengan
akad murabahah, perjanjian yang dilakukan oleh para pihak menimbulkan hak dan
kewajiban dimana perusahaan pembiayaan konsumen wajib membiayai harga
pembelian barang keperluan konsumen dan membayar tunai kepada supplier untuk
kepentingan konsumen. Konsumen berkewajiban membayar harga barang secara
angsuran kepada perusahaan pembiayaan konsumen yang telah menyediakan
obyek pembiayaan dan disisi lain, konsumen berhak mendapatkan obyek
pembiayaan (barang) yang telah disediakan perusahaan pembiayaan. Perjanjian
(akad) ini dilengkapi dengan jaminan berupa kepercayaan terhadap konsumen
-
7/26/2019 S2-2013-322131-chapter1.pdf
5/11
5
(debitur) sebagai jaminan bahwa konsumen dapat dipercaya untuk membayar
angsuran sampai selesai dalam bentuk jaminan pokok secara fiducia.
Dalam penerapan Hukum Islam terdapat asas-asas dari suatu perjanjian,
dimana adanya asas-asas ini sangat berpengaruh pada suatu akad. Ketika asas ini
tidak terpenuhi, maka akan mengakibatkan batal atau tidak sahnya akad yang
dibuat. Asas-asas tersebut diantaranya adanya asas kebebasan (Al-Huriyah), asas
keadilan (Al-Adalah), asas kerelaan (Al-Ridayah), asas kejujuran (Ash-Shidq), asas
kemanfaatan (Al-Manfaat), asas tertulis (Al-Kitabah), asas persamaan atau
kesetaraan (Al-Musawah).Dalam melakukan kontrak (akad) para pihak berhak
menentukan hak dan kewajiban masing-masing didasarkan pada asas persamaan
dan kesetaraan14
Penerapan asas keseteraan berfungsi untuk menjamin kesamaan
kedudukan para pihak, yaitu saat sebelum terjadinya akad atau proses
penyusunanakad, para pihak mempunyai hak dan kewajiban yang setara
. Asas kesetaraan (Al-Musawah) yang mengandung pengertian
bahwa para pihak mempunyai kedudukan (bargaining posisition) yang sama,
sehingga setiap pihak mempunyai kesetaraan atau kedudukan yang seimbang.
15
14Gemala Dewi, 2007,Hukum Perikatan Islam di Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
hlm 3315
Destri Budi Nugraheni, 2010,Jurnal Mimbar Hukum Vol. 22 Nomor 1, Fakultas Hukum Universitas
Gajah Mada (UGM),Yogyakarta, hlm 5
. Asas
Kesetaraan merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam
pembuatan akad murabahah, agar hubungan perikatan jual beli antara pihak
perusahaan pembiayaan dan konsumen tercipta keseimbangan dalam memenuhi
hak dan kewajiban serta tanggung jawab para pihak.Akad murabahah merupakan
-
7/26/2019 S2-2013-322131-chapter1.pdf
6/11
6
akad unggulan yang banyak dilakukan dalam perusahaan pembiyaan konsumen
yang berbasis syariah.Pada Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah juga dinyatakan
asas kesetaraan merupakan dasar dalam pelaksanaan akad yang dinyatakan bahwa,
dimana para pihak dalam setiap akad memiliki kedudukan yang setara, dan
mempunyai hak dan kewajiban yang seimbang16
Dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan konsumen perusahaan
pembiayaan dalam hal ini Gama Multi Finance dan Mandala Finance
menggunakan akad murabahah.Dalam pembentukan dan penerapan akad
murabahah pada pembiayaan konsumen harus ditunjang dengan penerapan asas
.
Pada dasarnya prinsip kesetaraan merupakan kesetaran antara kedudukan,
yaitu kesetaraan para pihak dalam penyusunan akad, kesetaraan dalam isi akad
terkait hak dan kewajiban para pihak, serta setara dalam penyelesaian sengketa
bila terjadi masalah.Gama Multi Finance Syariah dan Mandala Finance Syariah
merupakan salah satu perusahaan pembiayaan yang melaksanakan pembiayaan
konsumen berdasarkan prinsip syariah di Yogayakarta.Dalam hal ini penulis
melaksanakan penelitian pada kedua perusahaan pembiayaan tersebut disebabkan
penulis mengalami kesulitan dalam mendapatkan izin penelitian pada perusahaan
pembiayaan lainnya yang berada diYogyakarta. Selain Gama Multi Finance dan
Mandala Finance yang mengadopsi pembiayaan konsumen dengan prinsip syariah,
diantaranya FIF, WOM, BAF, Adira Finance sebagai perusahaan pembiayaan
diYogyakarta yang menggunakan akad murabahah dalam pembiayaan konsumen
syariah.
16Lihat Pasal 21 huruf F Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)
-
7/26/2019 S2-2013-322131-chapter1.pdf
7/11
7
kesetaraan dan keseimbangan para pihak, terutama dalam menentukan hak dan
kewajiban para pihak dalam melaksanakan akad murabahah.Penerapan asas
persamaan dan kesetaraan pada akad murabahah bertujuan untuk menjamin segala
hak dan kewajiban para pihak baik dalam menentukan klausula akad, dalam
pelaksanaan akad, dan hak kewajiban para pihak apabila terjadi perselisihan antara
kedua belah pihak.
Dalam konteks perusahaan pembiayaan syariah, sangat jarangnya tulisan
dan makalah yang ditulis saat ini, terlebih memang konsep dan pelaksanaan
pembiayaan syariah oleh perusahaan pembiayaan syariah belum selama prinsip
konvensional beroperasi di Indonesia serta kurang terbukanya perusahaan
pembiayaan dalam memberikan informai mengenai pembiayaan berbasis syariah
kepada.Terhadap permasalahan diatas, untuk itu penulis tertarik untuk mengkaji
lebih lanjut dengan menuangkanya menjadi suatu karya ilmiah dengan judul
penelitian Asas Kesetaraan (Al-Musawah) Dalam Akad Pembiayaan
Murabahah Pada Perusahaan Pembiayaan Syariah di Yogyakarta(Tinjauan
Analisis Pada PT. Mandala Finance Syariah dan PT. Gama Multi Finance
Syariah).
-
7/26/2019 S2-2013-322131-chapter1.pdf
8/11
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penyusun merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan asas kesetaraan (al-musawah) dalam proses pembuatan
akad murabahah dalam perusahaan pembiayaan PT. Mandala Finance Syariah
dan PT. Gama Multi Finance Syariah?
2. Bagaimana penerapan asas kesetaraan (al-musawah) pada pembagian hak dan
kewajiban para pihak dalam akad murabahah pada PT. Mandala Finance
Syariah dan PT. Gama Multi Finance Syariah?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian dan penulisan yang berkaitan dengan pembiayaan dengan judul
Asas Kesetaraan (Al-Musawah) Dalam Akad Pembiayaan Murabahah Pada
Perusahaan Pembiayaan Syariah di Yogyakarta, berdasarkan penelusuran dan
pencarian terhadap hasil-hasil penelitian dan karya-karya ilmiah telah dilakukan,
dan telah ditemukan berbagai hasil penelitian maupun jurnal, yang juga membahas
permasalahan serupa. Peneliti juga menemukan bahwa meskipun membahas
permasalahan serupa, akan tetapi tidak ditemukan hasil penelitian maupun jurnal
yang secara spesifik membahas asas kesetaraan (al-musawah) dalam akad
murabahah pada perusahaan pembiayaan konsumen syariah. Dari sekian beberapa
hasil penelitian dan jurnal, calon peneliti hanya mengangkat beberapa yang
dianggap memiliki substansi yang memiliki kemiripan dengan permasalahan yang
dirumuskan calon peneliti, yakni sebagai berikut :
-
7/26/2019 S2-2013-322131-chapter1.pdf
9/11
9
1.Asas Kesetaran Dalam Akad Pembiayaan Musyarakah Pada Bank Syariah
diYogyakarta, Laporan Penelitian Dosen oleh Destri Budi Nugraheni,
Tahun 2009, yang membahas mengenai asas kesetaraan dalam pembiayaan
musyarakah yang belum diterapkan dengan baik. Dalam pembahasannya
dimana pihak Bank tidak menyatakan dengan jelas kewajiban mereka untuk
ikut menanggung risiko dan kerugian bersama-sama dengan nasabah dan
mereka juga telah mematok proyeksi pendapatan yang pada akhirnya
mengaburkan mekanisme bagi hasil sehingga membuat sistem ini mirip
dengan konvensional.
2.Kesesuaian Akad Pembiayaan Murabahah Pada Unit Usaha Gama Multi
Finance, PT. Gama Multi Usaha Mandiri (ditinjau Dari Fatwa DSN MUI
No. 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Murabahah), tesis hasil
penelitian oleh Ichsan Kurniawan, tahun 2011, Mahasiswa Magister
Kenotariatan UGM, yang membahas mengenai pengaturan penyelesaian
perselisihan dalam akad pembiayaan murabahah pada unit Usaha Gama
Multi Finance PT. Gama Multi Usaha Mandiri.
Keaslian penelitian dapat diartikan bahwa masalah yang dipilih belum
pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya atau harus dinyatakan dengan tegas
bedanya dengan peneliti yang sudah pernah dilakukan17
17Maria SW. Suwardjono, 2001, Pedoman Pembuatan Usulan Penenlitian, Gramedia, Jakarta, hlm 18
.Berdasarkan uraian hasil
penelusuran kepustakaan tersebut, jelas bahwa yang penulis lakukan berbeda
dengan penelitian sebelumnya, oleh karena itu penelitian ini adalah asli.
-
7/26/2019 S2-2013-322131-chapter1.pdf
10/11
10
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka
adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.Mengetahui penerapan asas kesetaraan (al-musawah) dalam proses
pembuatan suatu akad murabahah dalam perusahaan pembiayaan konsumen
syariah.
2.Mengetahui penerapan asas kesetaraan (al-musawah) dalam pembagian hak
dan kewajiban para pihak yang melakukan akad pembiayaan konsumen yang
berlandaskan asas kesetaraan (al-musawah)
E. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan dampak
yang positif dalam menambah pengetahuan dan wawasan hukum di Indonesia baik
secara ilmiah maupun praktis, serta sebagai suatu masukan bagi pihak yang
tertarik untuk melakukan penelitian dan penulisan hukum yang sejenis. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dan sumbangan terhadap perkembangan pengetahuan ilmu hukum pada
umumnya dan hukum islam dibidang pembiayaan konsumen syariah, yang
mana dalam hal ini terkait dengan lembaga pembiayaan, khususnya
mengenai peran asas kesetaraan terhadap kedudukan para pihak dalam akad
murabahah pada pembiayaan konsumen syariah.
-
7/26/2019 S2-2013-322131-chapter1.pdf
11/11
11
2.Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan atau informasi kepada masyarakat umum mengenai pelaksanaan
konsep syariah khusunya pada akad murabahah dalam pembiayaan
konsumen syariah.
top related