ewako sebagai engagement value di bosowa...
TRANSCRIPT
2
showed that employee engagement in Bosowa Resources Group emerged as the pride of the company that has a corporate culture and values can not be separated from cultural backgrounds Bugis Makassar . Keyword: the employees, employee engagement, psychological Dynamics, ewako.
Salah satu bagian dari struktur organisasi yang berperan besar dalam
tercapainya tujuan perusahaan yaitu karyawan yang berada dalam organisasi
tersebut. Karyawan yang bekerja dan memanifestasikan kemampuan yang
dimilikinya akan memberikan dampak yang besar terhadap kemajuan
perusahaan. Karyawan yang berdaya guna tentunya tidak lepas dari kompetensi
dan sumber daya yang dimiliki. Salah satu hal yang perlu diperhatikan bahwa
pengembangan karyawan tidak luput dari peran organisasi tersebut untuk
mengembangkan sumber daya manusia dan menciptakan kondisi-kondisi yang
menjadi stimulus untuk karyawan merasa nyaman dan memiliki kesadaran untuk
aktif dan memanifestasikan kemampuannya dalam bekerja pada organisasi
tersebut.
Perkembangan dunia kerja saat ini membutuhkan lebih dari rasa puas dan
komitmen terhadap pekerjaan, namun karyawan diharapkan untuk memiliki
perasaan terikat (employee engagement) terhadap perusahaan. Perasaan
engaged diharapkan mampu untuk mendorong dan memberikan semangat diikuti
dengan kondisi motivasional yang tercermin dalam keinginan dan perilaku yang
tulus untuk berusaha mencapai tujuan organisasi. Employee engagement
membuat seorang karyawan merasa bahwa eksistensinya dalam perusahaan
merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan karyawan sehari-hari
sehingga pada akhirnya akan berefek terhadap kinerja perusahaan atau
organisasi.
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
Engagement merupakan suatu variabel motivasional yang berkelanjutan
secara instrinsik dan ekstrinsik, menunjukkan bagaimana karyawan
memaksimalkan apa yang ia miliki pada pekerjaannya. Employee engagement
didefinisikan sebagai sebuah proses yang positif yang mampu untuk memotivasi
kognitif, emosi dan perilaku karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan (Shuck
& Wollard, 2010). Christian, Garza dan Slaughter (Shuck & Herd, 2012)
mengemukakan bahwa hal tersebut sudah dianggap sebagai satu hal yang
mampu untuk menjaga, mempertahankan dan bahkan meningkatkan keunggulan
yang lebih kompetitif di berbagai level organisasi. Hewitt Associates (dalam
Hinds, 2010) mendefinisikan engagement sebagai ukuran komitmen emosional
dan intelektual karyawan terhadap perusahaan. Karyawan yang memiliki rasa
engaged terhadap perusahaan akan mengatakan sesuatu yang positif terhadap
perusahaan, adanya keinginan untuk tetap tinggal dan bertahan pada
perusahaan dan menunjukkan kemampuannya lebih dari yang diharapkan
perusahaan.
Beberapa hasil penelitian dan survei yang menunjukkan bahwa tingkat
keterikatan karyawan di berbagai negara tergolong rendah. Survey yang
dilakukan oleh Towers Perrin (Nusatria, 2011) ditemukan hasil bahwa
engagement global sebesar 14% dengan sample karyawan dari berbagai negara,
dengan level engagement tertinggi dari Meksiko sebanyak 40%, Brazil sebanyak
31%, USA sebanyak 21%, Belgia sebanyak 18% dan kemudian Kanada
sejumlah 17%.
Berdasarkan hasil survei dari Gallup Consulting ditemukan bahwa tingkat
engagement di perusahaan-perusahaan yang berada pada jajaran “world class
company” atau perusahaan kelas dunia lebih baik dibandingkan dengan
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
engagement di perusahaan yang bukan pada jajaran tersebut. Perusahaan kelas
dunia menunjukkan jumlah 67% untuk karyawan yang memiliki rasa terikat
terhadap perusahaan, sedangkan pada perusahaan yang lain hanya mencapai
angka 33%. Pada level not engaged dan actively disengaged, perusahaan kelas
dunia juga menunjukkan hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan
perusahaan lain. Gallup Consulting (2010) mengemukakan bahwa pada
perusahaan kelas dunia, level not engaged dan actively disengaged sebesar
26% dan 7%, sedangkan pada perusahaan lain mencapai 49% dan 18%. Hal
tersebut bisa disimpulkan bahwa masih banyak perusahaan-perusahaan di dunia
yang kurang memperhatikan employee engagement walaupun kenyataannya
bahwa hasil riset sebelumnya menunjukkan employee engagement banyak
memberikan dampak positif dan manfaat terhadap perusahaan (Gallup, 2010;
Shuck & Reio 2010).
Survei dan penelitian mengenai employee engagement juga dilakukan di
Indonesia. Hasil penelitian dan survei yang ditemukan memiliki pola yang hampir
sama dengan yang terjadi di luar negeri bahwa tingkat employee engagement di
perusahaan Indonesia terlihat lebih besar pada level not engaged. Perusahaan
yang memperlihatkan tingkat engaged yang tinggi terlihat pada perusahaan-
perusahaan yang bisa dikategorikan sebagai perusahaan yang cukup besar dan
terkenal di Indonesia (Nusatria, 2011).
Berikut hasil survei employee engagement dari beberapa perusahaan di
Indonesia:
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
Gambar 1. Grafik employee engagement di beberapa perusahaan di Indonesia. (Sumber:Fahrani, 2012; Pratiwi, 2013; Tagor, 2013; Akbar, 2013 )
Salah satu perusahaan yang ada di Indonesia dan berada di kawasan
Indonesia timur adalah Bosowa Corporate dengan salah satu anak
perusahaannya yaitu Bosowa Resources Group. Bosowa Resources Group,
merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia Timur yang bergerak di
bidang pertambangan dan alat berat yang memiliki visi untuk menjadi
perusahaan multi tambang nasional yang berbasis industri pada tahun 2018.
Bosowa Resources Group sejatinya merupakan perusahaan yang masih
tergolong muda dalam kancah industri di Sulawesi Selatan pada khususnya dan
di Indonesia Timur pada umumnya. Berdiri sejak tahun 2006, Bosowa Resources
Group memiliki beberapa anak perusahaan di dalamnya.
Bosowa Resources Group (2014) memiliki visi yaitu untuk menjadi
perusahaan multi tambang nasional yang berbasis industri pada tahun 2018 dan
misi untuk membangun ekonomi nasional melalui industri pertambangan yang
berwawasan lingkungan. Pada perkembangannya, Bosowa Resources telah
memiliki tujuh anak perusahaan diantaranya PT. Bosowa Mining; PT. Bosowa
Metal Industri; PT. Pasir Bara; PT. Bosowa Tambang Indonesia; PT. Sewa Alat
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Engaged
Disactively engaged
Not engaged
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
Prima; PT. Bosowa Resources dan PT. Bosowa Olah Limbah. Berdasarkan data
karyawan yang dimiliki oleh Departement Human Resources, jumlah karyawan
yang dimiliki oleh Bosowa Resources Group sekarang ini sebanyak 682 orang.
Pencapaian visi misi Bosowa Resources pada tahun 2018 tentunya tidak akan
mudah tercapai apabila seluruh komponen yang berada di dalam perusahaan
tersebut tidak bersinergi dengan baik yaitu stakeholder, para pemimpin dan
seluruh karyawan.
Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Psikologi (PKPP) peneliti yang
dilakukan pada Bosowa Resources Group memberikan kesempatan kepada
peneliti untuk terlibat secara aktif di perusahaan selama enam bulan
pelaksanaan PKPP. Pada proses tersebut, peneliti banyak berinteraksi dan
mengobservasi kondisi yang ada di perusahaan termasuk interaksi karyawan,
leadership, kerjasama, komunikasi, proses kerja, kinerja karyawan, pemberian
reward dan lain sebagainya. Hasil observasi dan wawancara ditemukan bahwa
karyawan di Bosowa Resources Group sangat terlibat dengan aktivitas yang ada
di perusahaan, baik aktivitas yang sesuai dengan job description masing-masing
karyawan, maupun terlibat dalam hal-hal di luar job description-nya.
Maslach, Schaufeli, Leiter (2009) mengemukakan bahwa employee
engagement memiliki hubungan yang berlawanan dengan tingkat turnover
karyawan. Data mengenai turnover karyawan yang diperoleh dari HR Bosowa
Resources menunjukkan bahwa pada terjadi penurunan rasio turnover pada dua
tahun terakhir. Data yang diperoleh juga mengungkapkan bahwa alasan
karyawan untuk keluar dari perusahaan karena ingin melanjutkan pendidikan,
sakit dan karena harus meninggalkan perusahaan dengan alasan menikah,
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
bukan merupakan alasan karena karyawan tidak merasa puas dengan
perusahaan.
Gambar 2. Tingkat turnover di Bosowa Resources Group (Sumber HR Bosowa Resources Group)
Hasil wawancara dengan salah seorang kepala divisi di Bosowa Resources
mengemukakan bahwa ia sudah sangat nyaman untuk bekerja di BRG dan akan
memberikan tenaga dan pikirannya secara maksimal untuk mencapai visi dan
misi perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara ia memaparkan bahwa dirinya
sudah sering diminta dan diajak oleh perusahaan lain untuk pindah dari Bosowa
Resources Group kemudian dijanjikan fasilitas dan gaji yang lebih besar dari
yang ia peroleh dari perusahaan, namun pada kenyataannya ia memilih untuk
tetap berada di Bosowa Resources dan mengabdikan dirinya untuk kemajuan
perusahaan.
“Oh tidaaaak, kalau saya itu di sini, sudah beberapa kali ada tawaran untuk bekerja di luar. Di luar Bosowa ya maksudnya, bukanji di luar negeri. Ya apa yaaa orang memang taunya, kenalnya orang Bosowa itu bagus-bagus jadi kalo pindah itu banyak yang mau ambil. Nah saya kemarin itu juga ada lagi yang tawarkan untuk pindah saja di sebelah, ditawarkan jabatan yang yaaa lebih di atas lagi dari Resources, gaji juga dikasi pasti lebih besar dari yang saya dapat di sini, dikasi fasilitas kendaraan pula. Tapi ya saya sudah nyaman di sini, enakmi kurasa di sini, sama Pak Appi juga enakmi kerjanya. Jadi yaaaa saya pilih untuk tetap mengabdi saja di Bosowa, kecuali memang kalau kehendak Corporate saya dipindahkan di anak perusahaan mana begitu, ya
0
20
40
60
80
100
120
2014 2013
Karyawan masuk
Karyawan keluar
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
mau gimana lagi. Tiba-tiba ada lagi perusahaan yang perlu dikembangkan jadi ada mutasi, ya mau tidak mau.” (S2, W1, 448-457)
Hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama
melakukan PKPP membuat peneliti berkesimpulan bahwa karyawan di Bosowa
Resources Group mencintai dan tidak ingin meninggalkan perusahaan walaupun
mendapatkan tawaran dari perusahaan lain dengan fasilitas yang lebih baik. Dari
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa karyawan Bosowa Resources Group
memiliki rasa keterikatan terhadap perusahaan. Hal tersebut diperkuat dengan
hasil wawancara terhadap beberapa karyawan bahwa mereka tidak ingin
melamar di tempat lain hanya untuk mencari gaji yang lebih tinggi, mereka hanya
ingin pindah ke perusahaan lain apabila perusahaan lain tersebut merupakan
salah satu anak perusahaan Bosowa Resources Group ataupun dipidahkan ke
Group Bosowa Corporindo yang lain, bukan karena alasan tidak betah ataupun
untuk mencari penghasilan yang lebih baik.
“Kalau saya enakmi kurasa di sini, sudahmi juga ku rasa, kubandingkan bekerja di perusahaan lain sebelumku di Bosowa sini, ndaji deh. Mau di Resources saja sampai memang saya sudah tidak dibutuhkan lagi di sini” (S3, W1, 123-126)
“Kusuka saya kerja di sini, kecuali memang kalau saya dipecat ya misalnya. Hehehe, jangan sampai deh. Ya tapi kalau misalnya haruska pindah dari Resources, nda di sinimi lagi maunya sih tetap di Bosowa saja, ya mungkin di Semen, tapi kalau di tempat lain mungkin ndakji deh”.(S1, W1, 225-230)
“Di Resourcesja saya, mannamamo juga begini kondisinya, kau taumilah tapi enak tonji, betah tonja juga di sini, sukama orang-orangnya, kondisi kerjanya, kekeluargaannya. Pokoknya Resourcesma saya”. (S5, W2, 45-49)
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hewitt (Mujiasih & Ratnaningsih,
2012), yang memaparkan bahwa untuk menciptakan karyawan yang engaged,
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: penghargaan, kondisi perusahaan,
kualitas kehidupan, kesempatan, aktivitas pekerjaan, dan orang lain di sekitar.
Kenyataan di lapangan ditemukan bahwa beberapa proses dan manajemen di
Bosowa Resources Group tidak memenuhi faktor untuk memungkinkan
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
karyawan merasa engaged terhadap perusahaan sesuai dengan teori yang
dikemukakan sebelumnya. Kondisi yang dimaksud yaitu:
1. Aktivitas pekerjaan (work), karyawan di Bosowa Resources tidak memiliki job
description yang jelas dan terbakukan sehingga karyawan sering mengalami
kebingungan mengenai tugas dan tanggung jawabnya.
2. Kesempatan (oportunities), perusahaan tidak memiliki program untuk training
dan development sendiri. Program pengembangan karyawan berpusat di
Bosowa Management dan Development yang pelaksanaannya berkoordinasi
dengan HR masing-masing perusahaan termasuk Bosowa Resources,
namun HR Bosowa Resources tidak memiliki sistem regulasi untuk mengatur
karyawan yang akan diikutkan training sehingga kesempatan untuk training
tidak merata kepada semua karyawan.
3. Kondisi perusahaan (Company practice). Bosowa Resources tidak memiliki
struktur organisasi yang terbakukan sehingga cenderung untuk berubah-
ubah. Hal tersebut acapkali menimbulkan kebingungan peran dan
pembagian wewenang dan berdampak pada pekerjaan dan rutinitas
karyawan.
4. Penghargaan (total rewards). Hal lain yang ditemukan bahwa beberapa
karyawan belum mendapatkan surat keputusan yang menyatakan sebagai
pegawai tetap padahal karyawan sudah bekerja di perusahaan lebih dari
waktu masa percobaan.
Pada kenyataannya kondisi tersebut tidak menjadi alasan dan hambatan
karyawan untuk tidak menunjukkan sense of engagement terhadap perusahaan
Bosowa Resources. Karyawan tetap merasa nyaman untuk bekerja dan bersedia
mengabdi, memberikan kemampuannya untuk perusahaan dan tidak memiliki
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
keinginan untuk mencari perusahaan lain yang lebih baik dibandingkan dengan
Bosowa Resources Group.
Kahn (1990) mendefinisikan bahwa employee engagement adalah
keinginan dan ekspresi karyawan yang merujuk pada perilaku kerja yang
berkaitan terhadap pekerjaan dan orang-orang yang ada dalam perusahaan,
menunjukkan keterlibatan secara personal dan aktif dalam menunjukkan
performansi kerja. Robertson dan Cooper (2010) mengemukakan bahwa
employee engagement merupakan suatu isu penting selama sepuluh tahun
terakhir. Macey, Schneider, Barbera dan Young (2009) mengemukakan bahwa
engagement adalah kondisi yang mengarah pada kondisi individu dalam suatu
organisasi yang memberikan dan memfokuskan energi yang termanifestasikan
ke dalam bentuk inisiatif, adaptabilitas, semangat dan ketekunan karyawan
dalam organisasi.
Penelitian membuktikan bahwa employee engagement berkorelasi positif
dengan performansi organisasi, seperti mengurangi upaya retensi karyawan,
meningkatkan kepuasan pelanggan, serta meningkatkan kinerja (Scheimann
dalam Mujiasih & Ratnaningsih, 2011), meningkatkan produktifitas dan
keuntungan, menciptakan rasa aman dalam bekerja (Markos & Sridevi, 2010).
Hasil lain dari penelitian menunjukkan bahwa employee engagement
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi (Nusatria,
2011). Karyawan yang memiliki rasa engaged terhadap perusahaannya akan
terlihat lebih produktif di tempat kerja (Macey, Schneider, Barbera & Young,
2009).
Karyawan yang engaged pada perusahaan mampu secara konsisten
menunjukkan hasil kerja yang mampu melampaui harapan (Harter, Schmidt &
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
Hayes, 2002; Shuck & Reio, 2013). Survei membuktikan bahwa karyawan yang
merasa engaged pada perusahaan di mana ia bekerja menunjukkan rendahnya
tingkat ketidakhadiran dalam bekerja (-37%), tingkat turnover karyawan (-25%
hingga -49%), pencurian yang dilakukan oleh karyawan (-27%), kecelakaan kerja
(-49%), insiden keamanan (-41%) dan cacat kualitas kerja (-60%) dibandingkan
dengan karyawan yang tidak memiliki rasa terikat terhadap perusahaan di mana
ia bekerja (Harter, Schmidt, Killham, & Agrawal, 2011).
Kahn (1990) menjelaskan bahwa employee engagement secara signifikan
dipengaruhi oleh tiga domain psikologis, yaitu kebermaknaan (meaningfulness),
rasa aman (safety), dan ketersediaan (availability). Shuck dan Reio (2013)
mengungkapkan bahwa ketika karyawan menginterpretasikan bahwa apa yang
mereka kerjakan itu bermakna dan mereka merasa aman di tempat mereka
bekerja dan mereka merasa bahwa mereka memiliki fasilitas dan dukungan yang
memadai untuk mengerjakan tugas-tugas, maka karyawan memiliki kemungkinan
yang besar untuk merasa terikat dengan perusahaan.
Employee engagement merupakan suatu preposisi yang sangat dinamis
untuk menghubungkan antara perusahaan dengan karyawannya (Reissner &
Pagan, 2013). Perusahaan yang mampu membuat karyawannya merasa terikat,
akan menjadi lebih kuat pada performansi keuangan perusahaan, termasuk
dengan peningkatan loyalitas pelanggan, produktivitas, keuntungan, nilai-nilai
dalam perusahaan dan siklus keuangan harian (Harter, Schmidt, & Hayes, 2002;
Kumar & Sia, 2012).
Shuck, Ghosh, Zigarmi dan Nimon (2012) menjelaskan bahwa karyawan
yang engaged terhadap perusahaan akan memberikan hal-hal yang mereka
miliki, baik hal yang bisa yang terlihat maupun tidak terlihat. Hal yang dimaksud
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
tersebut seperti waktu, kepedulian, ketangkasan secara mental, kerja ekstra,
rasa bangga, rasa memiliki, percaya, lebih aktif dan vokal dalam berkomunikasi,
dan lain sebagainya. Karyawan yang engaged terhadap perusahaan
menunjukkan perilaku dan motivasi yang positif pada perusahaan. Gallup
(Mujiasih & Ratnaningsih, 2012) mengemukakan bahwa karyawan yang memiliki
keterikatan terhadap perusahaan akan bekerja dengan semangat dan
merasakan perasaan yang mendalam pada perusahaan di mana mereka
bekerja. Karyawan yang engaged terhadap perusahaan juga akan menunjukkan
inovasi yang akan mendukung kemajuan organisasi mereka.
Maslach, Schaufeli, Leiter (2009) mengemukakan bahwa employee
engagement memiliki hubungan yang berlawanan dengan tingkat turnover
karyawan. Mishra dan Spreitzer (1998) mengemukakan bahwa perusahaan yang
memperhatikan employee engagement akan membuat karyawan merasa berarti
dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi dan mengurangi
keinginan karyawan untuk keluar atau pindah dari perusahaan. Karyawan yang
tidak memiliki keterikatan dengan perusahaan memiliki kecenderungan untuk
keluar dari perusahaan atau karena menerima tawaran dari perusahaan lain.
Markos dan Sridevi (2010) menjelaskan bahwa perusahaan dengan
karyawan yang tidak memiliki rasa keterikatan akan memunculkan dampak yang
negatif. Karyawan yang tidak merasa terikat dengan perusahaan akan menyia-
nyiakan usaha dan bakat mereka untuk hal yang tidak begitu bermanfaat, tidak
menunjukkan komitmen yang penuh, dan memiliki potensi untuk melakukan
perpecahan dalam perusahaan. White (Markos & Sridevi, 2010) mengemukakan
bahwa perusahaan yang karyawannya tidak engaged memiliki beberapa
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
masalah, salah satu terutama pada kepuasan pelanggan. Meere (Markos &
Sridevi, 2010) memaparkan bahwa survei yang dilakukan oleh ISR pada 360.000
karyawan dari 41 perusahaan di 10 negara ekonomi kuat di dunia menemukan
bahwa perusahaan dengan tingkat keterlibatan karyawan yang rendah
memperoleh keuntungan usaha dan laba bersih berkurang selama tiga tahun
terakhir.
Meere (Markos & Sridevi, 2010) memaparkan level dalam employee
engagement di perusahaan. Employee engagement terbagi atas tiga level yaitu
engaged, not engaged dan actively disegaged. Karyawan yang engaged merasa
terhubung dengan pekerjaan mereka dan mereka bekerja dengan penuh
semangat. Karyawan yang not engaged tetap memiliki partisipasi dalam
perusahaan tetapi mereka hanya bekerja sesuai dengan jadwal dan tugas
mereka, dan mereka tidak memiliki gairah dalam mengerjakan tugas dan
tanggung jawab. Karyawan yang tergolong dalam kategori actively disengaged
merasa tidak nyaman ketika bekerja dan melakukan perilaku yang cenderung
menyimpang di tempat kerjanya.
Employee engagement dibagi dalam tiga dimensi, yaitu kognitif, emotional
dan behavioral (Shuck & Herd, 2012; Shuck, 2011). Keterikatan kognitif dibangun
atas dasar interpretasi karyawan, apakah pekerjaan mereka bermakna, aman
(secara fisik, emosi dan psikologis), dan apakah mereka memiliki sumber daya
yang memadai untuk menyelesaikan pekerjaan mereka (Kahn, 1990).
Keterikatan emosional terlihat pada keinginan untuk menginvestasikan ataupun
merelakan kepemilikan pribadi untuk kepentingan perusahaan. Kepemilikan
pribadi bisa berupa waktu, kepedulian, kerja ekstra, rasa bangga, kepemilikan
dan kepercayaan untuk perusahaan. Karyawan yang memiliki rasa keterikatan
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
14
secara emosional terhadap perusahaan akan mempunyai rasa memiliki dan
mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari organisasi untuk proses
pengembangan (Rhoades, Eisenberger & Armeli, 2001). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada tingkat keterlibatan secara emosional karyawan
menjadi lebih produktif, kurang absen ketika bekerja, dan lebih kecil
kemungkinannya untuk turnover (Czarnowsky, 2008; Fleming & Asplund, 2007;
Ketter, 2008; Mathieu & Zajac, 1990; dan Shuck & Herd, 2012). Keterikatan
behavioral, merupakan gabungan dari keterikatan kognitif dan keterikatan
emosional. Keterlibatan perilaku ini merupakan hal yang bisa dilihat secara
nyata, hal tersebut bisa berupa usaha yang keras atau kerja sama yang baik
dengan rekan sesama karyawan (Shuck & Herd, 2012).
Finney (2010) memaparkan bahwa karyawan yang memiliki keterikatan
terhadap perusahaan akan menunjukkan beberapa sifat-sifat, diantaranya:
a. Mempercayai visi dan misi organisasi, sehingga karyawan bersedia
memberikan kemampuannya untuk pengembangan organisasi.
b. Menyukai pekerjaan dan memiliki kontribusi pekerjaan pada tujuan yang lebih
besar.
c. Tidak begitu mengandalkan pendisiplinan, namun lebih pada kejelasan,
komunikasi dan konsistensi. Karyawan tidak selalu harus dijelaskan
mengenai peraturan yang berlaku, namun dengan sadar mengikuti tata tertib
yang ada.
d. Lebih positif, fokus, lebih antusias dan kreatif dalam upaya meningkatkan
kemampuan yang dimiliki.
e. Bisa dipercaya wdan lebih mempercayai rekan dan atasannya sehingga
mendukung untuk terciptanya kerja sama yang baik.
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
15
f. Meyakini bahwa usaha mereka dihargai oleh pimpinan, sehingga reward bias
dinilai dalam bentuk apapun.
g. Memiliki ide-ide yang hebat dan memberikan kemampuan yang terbaik
kepada perusahaan.
Penelitian mengenai employee engagement banyak dilakukan di luar
negeri maupun di dalam negeri. Mujiasih dan Ratnaningsih (2012)
mengungkapkan bahwa penggerak employee engagement akan berbeda
berdasarkan tiap jenis pekerjaan dan organisasi dimana karyawan bekerja.
Hewitt (Mujiasih & Ratnaningsih, 2012) mengemukakan bahwa engagement
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: penghargaan (total
rewards), kondisi perusahaan (company practices), kualitas kehidupan (quality of
life), kesempatan (opportunities), aktivitas pekerjaan yang dihadapi (work) dan
orang lain di sekitar pekerjaan (people and environment).
Federman (2009) mengemukakan bahwa employee engagement juga
dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kebudayaan (culture), indikator
sukses (success indikators), pengertian prioritas (priority setting), komunikasi
(communication), inovasi (innovation), penguasaan bakat (talent acquisition),
peningkatan bakat (talent enhancement), insentif dan pengakuan (incentives dan
acknowledgement), dan pelanggaran (cusomer-centered). Beberapa hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa employee engagement dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya budaya organisasi (Akbar, 2013), karakteristik
pekerjaan, dukungan supervisor dan organisasi, imbalan dan penghargaan
(Nusatria, 2011), dukungan kelompok dan kepemimpinan (Xu & Thomas, 2011),
komunikasi (Wongan, 2014) dan Quality Work Life yang terdiri dari faktor
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
16
partisipasi karyawan, penyelesaian konflik dan komunikasi, rasa bangga dan
faktor keselamatan kerja (Novianto, 2012).
Beberapa riset dilakukan di luar dan di dalam negeri untuk mengetahui
lebih jelas mengenai employee engagement. Riset menunjukan bahwa karyawan
yang terikat (engaged employee) merupakan karyawan yang menunjukkan kerja
produktif (Gallup, 2010). Riset yang dilakukan oleh Hay Group menunjukkan
bahwa perusahaan dengan karyawan yang memiliki rasa “engaged” terhadap
perusahaan menunjukkan peningkatan produktivitas sebanyak 43% (Townsend,
Wilkinson & Burgess, 2013). Towers-Perrin (Townsend, Wilkinson & Burgess,
2013) melaporkan data bahwa dari 664.000 karyawan yang menunjukkan
penilaian tinggi terhadap level engagement memiliki performansi yang tinggi
dibandingkan dengan karyawan yang memiliki level engagement yang rendah.
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan tersebut, peneliti ingin melakukan
penelitian untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut mengenai employee
engagement pada karyawan di perusahaan Bosowa Resources Group.
Pertanyaan penelitian yang muncul yaitu:
1. Faktor apa yang melatarbelakangi karyawan merasa engaged terhadap
perusahaan?
2. Bagaimana dinamika psikologis karyawan yang memiliki engagement
terhadap perusahaan yang mampu mendorong produktivitas perusahaan?
3. Bagaimana latar belakang budaya organisasi dan budaya karyawan dari
latar belakang suku Bugis Makassar mampu membuat karyawan merasa
engaged terhadap perusahaan?
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
17
Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang
melatarbelakangi engagement, bagaimana dinamika psikologis karyawan yang
memiliki sense of engagement yang termanivestasikan dalam sikap kerja yang
secara langsung mampu meningkatkan produktivitas perusahaan di Bosowa
Resources Group dan keterkaitan budaya organisasi dan budaya karyawan
ditinjau dari suku Bugis Makassar karyawannya.
Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk memperkaya referensi dan
memberikan warna terhadap perkembangan dunia industri dan
organisasi mengenai keterikatan karyawan (employee engagement)
dalam kaitannya dengan budaya organisasi dan latar belakang karyawan
yang berasal dari suku Bugis Makassar.
b. Menjadi referensi dalam ruang lingkup pembahasan psikologi industri
dan organisasi.
2. Manfaat praktis
a. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi kepada
organisasi untuk meningkatkan sense of engagement dan
pengembangan karyawan di Bosowa Resources Group.
EWAKO SEBAGAI ENGAGEMENT VALUE DI BOSOWA RESOURCES GROUPRIKA VEBRIANTI. RUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/