rehab neurologis

Post on 28-Dec-2015

48 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Rehabilitasi Klien Gangguan Neurologi

Tim Rehabilitasi

NEUROREHABILITASI

• Praktik Keperawatan → art & science dalam body of knowledge

• Rehabilitasi → holistik → perlu knowledge base yang luas

• Neurorehabilitation → pendekatan multi paradigma karena sistem saraf tidak hanya mengatur fisiologis tubuh tetapi juga cara penerimaan dan interpretasi

NEUROREHABILITASI

• Sangat diperlukan ilmu fisiologis dan patofisiologi serta ilmu psikologi /jiwa sehingga klien dapat memaknai dirinya menjadi seseorang dan membangun kembali realitas dan identitas diri

NEUROREHABILITASI

• Proses yang berjalan terus menurus• Proses yang berpusat pada pasien dengan

pendekatan yang memfasilitasi dan meningkatkan kualitas kehidupan

• Merupakan proses yg aktif dan dinamis dimana seseorang dg disabilitas (ketidakmampuan) difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk memaksimalkan fungsi fisik, psikologis dan sosial (Barner & Radermacher, 2003)

NEUROREHABILITASI

• 3 tujuan utama:– Meminimalkan injury– Meningkatkan kemampuan berdaptasi– Mengurangi disabilitas dengan beraktivitas

untuk meminimalkan hambatan sosial dan fisik

TANTANGAN: Stigma

• Pengetahuan masyarakat rendah mengenai kondisi neurologi dan jarang terlibat kecuali mereka yang benar-benar mengalaminya

• Tingkat kesadaran rendah• Kondisi yang diderita sangat jarang terjadi

dimasyarakat, jarang terdengar dan sedikit dipahami

• Individu dengan kemampuan komunikasi khusus cenderung lemah dan dirugikan oleh staff yang gagal mengenal masalah pasien

TANTANGAN: Stigma

• Staff yang sibuk → salah menginterpretasikan masalah kognitif dan perilaku klien pada sehingga sulit diatasi

• Sikap mengabaikan dapat menyebabkan individu dengan disabilitas merasa distigmatisasi dan timbul salah paham sehingga menimbulkan kerugian sosial, emosional dan ekonomi

KESEMPATAN: Pendidikan

• Rehabilitasi → disiplin ilmu berbasis pendidikan

• Perawat dan pasien mengerti tujuan dan proses sehingga dapat bekerjasama untuk mencapai hasil terbaik

• Peran penting praktisi spesialis→ memberikan edukasi dan informasi serta menerapkan praktik berbasis bukti/ilmiah terbaik

KESEMPATAN: Pendidikan

• Perawat spesialist rehabilitasi neurologi perlu mendatangi klien dengan Setting berbeda → ICU atau rumah sakit, dan nursing home atau rumah pasien

• Tujuan → support proses rehabilitasi dengan bekerja melalui partnership dengan pasien dan pemberi pelayanan

KESEMPATAN: Pendidikan

• Peran perawat:– Menjadi advokat pasien– Dapat mengembangkan proses pengkajian– Menetapkan faktor motivasi– Mengidentifikasi tujuan yang berpusat pada

pasien

KESEMPATAN: Pendidikan

Peran perawat:– Memberikan kesempatan pada klie berbagi

dan mengeksplorasi rasa cemas– Memberikan informasi atau nasehat – Mendorong klien belajar dan

mengembangkan kemampuan untuk berinteraksi dengan teman dan keluarganya

STUDI KASUS 1

• Frank, 32 tahun, mengalami brain damage akibat kecelakaan lalu lintas. Dia telah dirawat di rumah sakit dan akan melanjutkan rehabilitasi hingga mampu beradaptasi. Frank dapat melihat dan berespon tetapi tak dapat berkomunikasi secara konsisten sehingga pengkajian atas persepsi dan kognitifnya terbatas. Frank sulit duduk dengan baik. Lengan dan kaki Frank yang kaku membuatknya sulit dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti mandi dan berpakaian sehingga, Frank sering menangis dan melawan perawat yang membantunya. Perawat dan terapis pun frustrasi karena tak dapat berbuat banyak dalam aktivitas Frank sehinga mereka percaya bahwa tak ada lagi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Ketegangan pun terjadi antara tim dengan ibunya Frank. Sehingga tim mulai menghindari ibu Frank dan takut merawat Frank.

STUDI KASUS 1 (Intervensi)

• Perawat spesialis mendiskusikan isu dengan tim, meninjau kerusakan fisik Frank, dan mengeksplorasi asumsi tim terhadap intervensi

• Perawat spesialis memimpin sesi refleksi tim → mendukung perawat untuk mempertimbangkan pengaruh perilaku Frank terhadap sikap perawat → eksplorasi kepercayaan tim mengenai rehabilitasi sehingga mereka dapat mengidentifikasi mengapa mereka dapat bereaksi dalam situasi tsb dan pembelajaran yang mereka butuhkan dalam situasi tsb

STUDI KASUS 1

• Pendekatan yang dilakukan Perawat?– Eksplorasi tantangan thd kepercayaan– Mengembangkan model prinsip praktik rehabilitasi

yang baik– Percaya diri– Pandangan yang lebih baik atas hubungan pasien dan

keluarga• Hasil yang diharapkan bagi Frank?

– Berpartisipasi dalam kegitan harian, – Fungsi tubuh membaik– Kualiats interaksi dengan staff membaik

TANTANGAN: Disabilitas

• Masalah neurologi banyak terjadi dan bervariasi

• Beberapa penyakit menetap sepanjang waktu, dan dapat relapse

• Onset berbahaya → sulit diantisipasi dan direncanakan dari hari ke hari dan dimasa mendatang

• Perencanaan yang tepat melibatkan pengkajian kebutuhan individu dan keluarga

TANTANGAN: Disabilitas

• Keluarga, Individu dan proses penyakit → dinamis dan mengalami kemajuan

• Perlu manajemen yang proaktif dengan peninjauan dan pengkajian ulang

• Model praktik yang dikembangkan: bekerja sama dengan individu dan keluarga

• Tantangan: mengatur potensi ketergantungan yang lama dengn cara mempromosikan otonomi diri dan mempertahankan batasan terapeutik

KESEMPATAN: Tim Kerja yang Terintegrasi

• Keuntungan “team working”– Perawatan berkelanjutan

• Kontak berkelanjutan• Menghindari duplikasi pengkajian dan informasi• Gejala yg sulit dideskripsi oleh pasien dengan kondisi

neurologis →saling share dengan tim yang sudah terbiasa dengan situasi tsb

– Pengembangan keahlian profesional• Pendekatan tim dapat mengembangkan keterampilan

dan merupakan sumber bagi profesi lain yang bekerja di setting yg berbeda

KESEMPATAN: Tim Kerja yang Terintegrasi

• Keuntungan “team working”– Dukungan yang meningkat bagi pasien dan

tim• Mengenal dan mengatasi aspek sosial, emosional

dan praktikal thd situasi individu• Tim dapat membantu mencegah rasa putus asa

yang biasanya menyertai penyakit kronis

Clinical Supervision

• Model yang memperkuat dukungan dalam tim serta meningkatkan praktik klinik dan profesional dengan mengatasi tantangan dan aspek emosional dalam bekerja

• Bentuk: proses formal dari pembelajaran dan dukungan profesional yang dapat mengembangkan pengetahuan dan kompetensi praktisi yang bertanggung jawab serta meningkatkan perlindungan dan keamanan konsumen

Clinical Supervision

• Keuntungan– Berkurangnya perasaan terisolasi– Meningkatkan percaya diri dan kompetensi– Kesempatan refleksi dalam membuat

keputusan klinis– Dapat berbagi ide– Anggota tim Merasa didukung– Anggota tim Merasa aman mengekasplorasi

aspek emosi dari peran mereka

TANTANGAN: Pengkajian

• Bukan pada prosedur pengkajian, tapi pada proses memahami, menginterpretasikan dan mengaplikasikan informasi yang disampaikan pasien

• Pasien mengalami gangguan persepsi atau komunikasi → bingung dan kesenjangan dalam memahami situasi

• Pasien dengan gangguan kognitif yang kehilangan daya ingat dan pandangan → riwayat yang salah

TANTANGAN: Pengkajian

• Perawat harus sadar akan hal ini dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis dan keterampilan interpesonal dengan observasi detail, pengkajian, dalam mendapatkan riwayat klien

KESEMPATAN: Pengembangan Profesional

• Kesempatan untuk bekerja sama secara erat dengan spesialis dr berbagai disiplin ilmu (neurologist, orthopedist, urologist, gastroenteologist, psychologist dan consellor) → sumber ilmu yang dapat meningkatkan keterampilan dan praktik

• Atau secara formal melalui pelatihan khusus tentang pengkajian

Stroke

Merupakan gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan kerusakan pembuluh darah otak yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian

Organisasi Perawatan Stroke

• Unit Stroke bervariasi:unit stroke akut, unit stroke rehabilitasi, dan unit stroke gabungan. Metode ini dapat meningkatkan kemampuan klien untuk aktivitas mandiri l→melibatkan multidisiplin tim saling berkoordinasi

• Rehabilitasi di komunitas → setelah pasien pulang dari rumah sakit→tim spesialis rehabilitasi stroke di komunitas

Manajemen Stroke

• Initial screning dan monitoring pada stroke akut yang fundamental: tingkat kesadaran, suhu, tekanan darah, nadi, pernapasan, rytme jantung, gula darah, saturasi oksigen, dan hidrasi.

• Initial treatment dari stroke iskemik: berikan aspirin 300mg saat serangan, berikutnya berikan terapi anti platelet dan trombolisis.

Manajemen Stroke

• Initial treatment primary intracerebral hemorrhage: dengan pembedahan

• Initial treatment subaracnoid hemorrhage. Tujuannya mencegah perdarahan kembali dan resiko komplikasi seperti hidrosepalus dan iskemik cerebral dengan pembedahan

Rehabilitasi Stroke

Tujuan fundamental:

• Mengoptimalkan peluang klien untuk survive

• Meminimalkan pengaruh dari serangan stroke pada klien dan penyertanya

Rehabilitasi Stroke

• Rehabilitasi sangat penting untuk menolong klien untuk mencapai tingkat kemandirian yang optimal.

• Tujuan: menolong perbaikan fisik dari stroke, memfasilitasi kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, mengurangi resiko dari komplikasi dan kondisi yg berhubungan, mempromosikan adaptasi holistik

Peran Perawat dalam Rehabilitasi Stroke

• Mempromosikan fisik yang baik

• Peran spesialis dalam perawatan kulit

• Peran spesialis dalam pembatasan

• 24 jam ada dengan pasien, menciptakan dan mendukung lingkungan untuk rehabilitasi,dan memberi masukan tenaga profesional lain.

Keperawatan Paliatif

• Ketika klien tidak dapat survive→dibutuhkan penerapan prinsip perawatan paliatif

• Perawat struk memerlukan pelatihan dalam perawatan agar efektif dalam menagemen gejala yang timbul seperti rasa nyeri, depresi, bingung, agitasi dan masalah cairan dan nutrisi

MULTIPLE SCLEROSIS (MS)

• Penyebab disabilitas neuromuskular yang paling banyak ditemukan pada remaja

• Usia 20-45 tahun• Dampak pada kepercayaan diri individu, harga

diri, peran dalam keluarga, kehidupan sosial, pekerjaan dan seksualitas

• Prognosis bervariasi• Tantangan dalam memberikan keperawatan

yang responsif, fleksibel dan tepat

Pelayanan Rehabilitasi

• Pengkajian individu dengan masalah kompleks

• Terapi farmakologi spesifik

• Program rehabilitasi terintegrasi

• Monitor perubahan

• Rujuk ke pelayanan lainnya

Manajemen Gejala

• Berdampak pada efektifitas dan efisiensi program rehabilitasi

• FATIGUE– Subjektif– Pengalaman yang sulit terlihat

• SPASTICITY– Dapat diobservasi– Fenomena yang dapat diukur

FATIGUE

• Rasa letih yang berlebihan

• Berkurangnya energi

• Mempengaruhi tingkat aktivitas

• “Kekurangan energi fisik dan atau mental yang dialami individu yang mempengaruhi kebiasaan dan kemauan dalam beraktifitas” (Fatigue Guidelines, 1998)

FATIGUE

• Karakteristik:– Mudah datang– Mencegah fungsi fisik– Diperburuk oleh panas– Mempengaruhi tanggung jawab dan

produktifitas

FATIGUE

• Pengkajian bertujuan mengidentifikasi faktor yang memperburuk

• Berusaha untuk memecahkan masalah dengan penanganan, petunjuk, arahan yang tepat

• Perlu mempertimbangakan keunikan setiap penderita MS

SPASTICITY

• Gangguan motorik yang dikarakteristikan oleh peningkatan tonus otot

• Berdampak pada aktivitas fisik dan emosional

• Manajemen yang efektif adalah yang kompleks dan memerlukan pendekatan multidisiplin

Manajemen Spasticity:

• Prevention– Mempertahankan dan promosi fungsi,

meminimalkan nyeri, memaksimalkan rasa nyaman dan mencegah komplikasi sekunder

– Pengaturan postur tubuh dan perubahan posisi

– Bergerak / berpindah– Obat-obatan (antispasticity: baclofen)

Manajemen Spasticity:

• Education– Kerugian dan keuntungan penanganan– Efek samping

• Support– Mood harga diri frustrasi dan gambaran diri

• Enablement– Strategi koping yang tepat– Majemen kemampuan dan keterbatasan

top related