referat pain
Post on 29-Nov-2015
42 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
REFERAT PAIN
Ines Damayanti Octaviani
030.08.126
Definisi
The International Association for the Study of Pain (IASP) suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya atau potensi rusaknya jaringan atau keadaan yang menggambarkan kerusakan jaringan tersebut
Klasifikasi (sumber)
Nyeri somatik luar •Nyeri yang stimulusnya berasal dari kulit, jaringan subkutan dan membran mukosa•Nyeri biasanya dirasakan seperti terbakar, tajam dan terlokalisasi
Nyeri somatik dalam •Nyeri tumpul (dullness) dan tidak terlokalisasi dengan baik •rangsangan pada otot rangka, tulang, sendi, jaringan ikat
Nyeri viseral •Nyeri karena perangsangan organ viseral atau membran yang menutupinya •dibagi menjadi nyeri viseral terlokalisasi, nyeri parietal terlokalisasi, nyeri alih viseral dan nyeri alih parietal.
Klasifikasi (jenis)
Nyeri nosiseptif
• kerusakan jaringan baik somatik maupun viseral pengeluaran mediator inflamasi dari jaringan, sel imun dan ujung saraf sensoris dan simpatik.
Nyeri neurogenik
• disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada sistem saraf perifer. Sensasi yang dirasakan adalah rasa panas dan seperti ditusuk-tusuk dan kadang disertai hilangnya rasa atau adanya rasa tidak enak pada perabaan
Nyeri psikogenik
• berhubungan dengan adanya gangguan jiwa
Klasifikasi (onset)
•Nyeri yang bersifat mendadak dan berlangsung sementara•ditandai dengan adanya aktivitas saraf otonom takikardi, hipertensi, hiperhidrosis, pucat, midriasis dan perubahan wajah
Nyeri akut
•Nyeri berkepanjangan dapat berbulan-bulan tanpa tanda-tanda aktivitas otonom , atau diawali nyeri akut yang menetap lebih dari 3 bulan
Nyeri kronik
Klasifikasi (etiologi)
Nyeri onkologik
Nyeri non onkologik
Klasifikasi (derajat)
Nyeri ringan• nyeri hilang
timbul, terutama saat beraktivitas sehari hari dan menjelang tidur.
Nyeri sedang• nyeri terus
menerus, aktivitas terganggu yang hanya hilang bila penderita tidur.
Nyeri berat• nyeri terus
menerus sepanjang hari, penderita tidak dapat tidur dan dering terjaga akibat nyeri.
Fisiologi dan anatomi nyeri
Reseptor khusus yang disebut nociceptors, pada sistem saraf perifer, mendeteksi dan menyaring intensitas dan tipe stimulus noxious.
Saraf aferen primer (saraf A-delta dan C) mentransmisikan stimulus noxious ke CNS.
Kornu dorsalis medulla spinalis adalah tempat dimana terjadi hubungan antara serat aferen primer dengan neuron kedua dan tempat kompleks hubungan antara lokal eksitasi dan inhibitor interneuron dan traktus desenden inhibitor dari otak.
Traktus asending nosiseptik (antara lain traktus spinothalamikus lateralis dan ventralis) menyampaikan signal kepada area yang lebih tinggi pada thalamus. (orde 2)
Traktus thalamo-kortikalis yang menghubungkan thalamus sebagai pusat relay sensibilitas ke korteks cerebralis pada girus post sentralis. (orde 3)
Patofisiologi
Kerusakan jaringan Rasa nyeri
Zat Sumber Menimbulkan nyeri
Efek pada aferen primer
Kalium SerotoninBradikininHistraminProstaglandinLekotrienSubstansi P
Sel-sel rusakTrombosisKininogen plasmaSel-sel mastAsam arakidonat dan sel rusakAsam arakidonat dan sel rusakAferen primer
++++++++±±±
MengaktifkanMengaktifkanMengaktifkanMengaktifkanSensitisasiSensitisasiSensitisasi
Proses perjalanan nyeri
TRANDUKSI
TRANSMISI
MODULASI
PERSEPSI
Sensitasi perifer
Kerusakan jaringan
Sensitasi sentral
Stimulus nyeri yang berkepanjangan
Sensitasi
wide-dynamic
range neuro
n
Penuruna
n ambang
batas nyeri
Sistem inhibisi
Stimulasi serat afferen yang mempunyai
diameter besar
aktifasi interneuron inhibitor di
kornu dorsalis
Serat inhibisi desenden
Lintasan I: berawal dari
nukleus raphe magnum
Lintasan II: berawal dari
nukleus lokus seruleus
Lintasan III: berawal dari
nucleus Edhinger Wesphal
Bertha endorphine
Diproduksi di
hipotalamus,
menimbulkan efek
depresi konduksi nyeri di
substansia gelatinosa
Opioid
PAG yang kaya akan reseptor opioid
Respon tubuh
Pengukuran intensitas nyeri
Verbal rating scale
Numerical rating scale
Visual analogue
scale
McGill Pain questionaire
The face pain scale
Penatalaksanaan
Modalitas fisik
Modalitas kognitif - behavior
Modalitas invasif
Modalitas farmakoterapi
WHO “three step analgetic ladder”
obat analgetik non opiat seperti NSAID atau COX2 spesific inhibitors.
jika pasien masih mengeluh nyeri. Maka diberikan obat-obat seperti pada tahap 1 ditambah opiat secara intermiten.
memberikan obat pada tahap 2 ditambah opiat yang lebih kuat
AINS
Bekerja dengan cara menghambat kerja enzim siklooksigenase dalam mensintesa prostaglandin
Kontraindikasi AINS
Riwayat tukak peptic
Antikoagulasi
Disfungsi hati berat
Riwayat eksaserbasi asma
dengan AINS
Insufisiensi ginjal
Obat analgetik narkotik
Menanggulangi nyeri intensitas berat dengan cara mengaktifkan reseptor opioid
Efek samping:Depresi pusat napas
Mual, muntah, pruritus
Efek toleransi
Obat anestesi lokalObat Maksimum untuk
filtrasi lokalMaksimum untuk anestesi pleksus
Lidocaine (lignocaine) 3mg/kg 4mg/kg
Lidocaine dengan Adrenalin
5mg/kg 7mg/kg
Bupivacaine 1,5mg/kg 2mg/kg
Bupivacaine dengan adrenalin
2mg/kg 3,5mg/kg
Prilocaine 5mg/kg 7mg/kg
Prilocaine dengan adrenalin
5mg/kg 8mg/kg
Komplikasi
hipotensi
Toksisitas sistemik
Daftar pustaka 1. Morgan, G.E., Pain Management, In: Clinical Anesthesiology 2nd ed. Stamford: Appleton and
Lange, 1996, 274-316. 2. Mangku, G., Diktat Kumpulan Kuliah, Bagian/SMF Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, 2002. 3. Latief, S.A., Petunjuk Praktis Anestesiologi, edisi II, Bag Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UI,
Jakarta, 2001. 4. Hamill, R.J., The Assesment of Pain, In: Handbook of Critical Care Pain Management, New York,
McGrow-Hill Inc, 1994, 13-25 5. Loese, J.D., Peripheral Pain Mechanism and Nociceptic Plasticity, In Bonica’s Management of
Pain, Lippicott Williams and Wilkins, 2001, 26-65 6. Avidan, M., Pain Managemnet, In Perioperative Care, Anaesthesia, Pain Management and
Intensive Care, London, 2003, 78-102 7. Benzon, et al., The Assesment of Pain, In Essential of Pain Medicine and Regional Anaesthesia,
2nd ed, Philadelphia, 2005 8. Nicholls, AJ dan Wilson, IH., Manajemen nyeri akut, in Kedokteran Perioperatif, Darmawan, Iyan
(ed), Farmedia, Jakarta, 2001, bab 14, 57-69. 9. Mellattii,, Endang..,, Pediiattriic Paiin Managementt In Trauma,, Bagian/SMF Anestesiologi dan
Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang, 2003. 10. Sutjahjo, Rita A., Pain Relief In Trauma, Bagian/SMF Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, 2003. 11. Tanra, Husni., Prehospital Pain Management for Trauma Patient, Bagian/SMF Anestesiologi dan
Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin, Makasar, 2002. 12. Arifin, Hasanul., Pengelolaan Nyeri Akut, Bagian/SMF Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, 2002. 13. Mangku G., Nyeri dan Mutu Kehidupan, Buletin IDI, Denpasar, 2005. 14. Meliala A. Pemeriksaan Nyeri, Neuro Sains, Suplemen BNS Vol 4 No 2, 2003, 33-37. 15. Nicholls, AJ dan Wilson, IH., Peresepan Periperatif, in Kedokteran Perioperatif, Darmawan, Iyan
(ed), Farmedia, Jakarta, 2001, bab 52,403-420
Terimakasih
top related