rancangan diklat komik (autosaved)
Post on 23-Jan-2017
276 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1. Rasional
Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep baru di dunia perekonomian yang
mengandalkan ide kreatif sebagai faktor produksi utama. Konsep ini didukung
pula oleh adanya industri kreatif. Menurut Amelia ( 2014, carrernews.com),
definisi industri kreatif sering merujuk pada UK Departmenr for Culture, Media,
and Sport Task Force 1998 (lembaga pengelola indutri kreatif di Inggris). Disisi
lain, karakteristik ekonmi kreatif dapat dilihat dari beberapa hal berikut:
a) Berbasis pada ide atau gagasan
b) Pengembangan tidak terbatas dalam bidang usaha
c) Konsep yang dibangun relatif
d) Adanya kolaborasi dari berbagai aktor yang berperan dalam industri
kreatif seperti para cendekia, pemerintah, pengusaha, dan masyarakat.
Di Indonesia sendiri gagasan untuk menjalankan perubahan ekonomi kreatif telah
dilakukan sejak tahun 2006 oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pada
tahun 2008 pemerintah melakukan peluncuran Cetak Biru Pengembangan
Ekonomi Kreatif 2025 serta Cetak Biru Pengembangan 14 Subsketor Industri
Kreatif Indonesia (wikipedia.com). Diantara 14 subsektor industri kreatif
Indonesia tersebut, salah satunya adalah penanganan masalah penulisan dan
penerbitan buku, majalah, koran, jurnal, dll. Berbagai macam jenis karya tulis
dapat ditangani dan diatur oleh subsekstor tersebut. Salah satu karya yang dapat
diolah selain karya-karya yang telah tersebut di atas adalah komik
Subsektor industri yang telah diluncurkan pemerintah memang tidak
spesifik menyebutkan kata “komik” sebagai salah satu media industri kreatif baik
berpijak sendiri maupun ikut dalam bidang penanganan subsektor. Namun perlu
diketahui bahwa sebenarnya banyak sekali komikus Indonesia atau para kreator
komik yang terus berkarya dan meningkatkan kreativitas mereka dalam berkarya,
bahkan tidak sedikit dari mereka yang telah mencapai pasar global dunia. Menurut
Hidayati (2015, kompasmuda.com) dalam kompetisi manga di Jepang, para
komikus Indonesia kerap memborong penghargaan. Salah satunya seperti
Garudayana Saga karya Is Yuniarto yang telah siap edar di Jepang oleh Digital
Catapult. Kemudian Sweta Kartika (komikus Indonesia) yang tengah menyiapkan
format baru komik daring (online) Nusantara Ranger untuk diterbitkan di luar
1
negeri, dan lain-lain. Karya mereka pun tidak luput dari rasa khas Indonesia dan
selalu berisi nuansa budaya Indonesia.
Itulah bukti ketangguahan para komikus Indonesia untuk terus berkarya di
tengah persaingan ketat pasar komik impor yang menyerbu Indonesia. Hal inilah
yang harusnya ditangkap dan direspon oleh pemerintah Indonesia agar komik juga
dapat berperan mengambil andil bagian dalam mewujudkan masyarakat ekonomi
kreatif 2025. Melihat hal tersebut, dapat ditinjau kembali betapa pentingnya
kemajuan Indoneisa kelak di tahun 2025. Maka dari itu, sangat penting untuk
sejak dini menggali, mencari, dan melatih kembali bakat-bakat komik dari para
pemuda-pemudi Indonesia agar kelak mereka mampu meneruskan karya komik
khas Indonesia.
Secara umum, komik memanglah bacaaan yang bersifat menghibur karena
berisi cerita dan gambar. Namun jika ditinjau lebih dalam komik dapat digunakan
sebagai sarana penunjang ekonomi dan sarana alternatif berkomunikasi baik untuk
menyampaikan saran, budaya, kritik, opini publik dan lain-lain. Membuat komik
tidaklah mudah, diperlukan ketrampilan khusus dalam mengolah gambar dan
menyesuaikannya dengan alur cerita yang ada. Kreativitas, originalitas, gagasan
ide sangat diperlukan untuk membuat komik yang baik terutama komik khas yang
memunculkan karakter Indonesia. Oleh karena itu, pengembangannya sangat
diperlukan demi memunculkan bakat-bakat masa depan komikus Indonesia dan
perwujudan masyarakat ekonomi kreatif 2025 . Salah satu sarana efektif yang
dapat dilakukan adalah melakukan pelatihan komik bagi para kaum muda
Indonesia. Salah satu sasaran yang paling jitu adalah siswa-siswi SMA dan SMK.
Oleh karena itu, diklat ini akan direncanakan bagi para siswa-siswi SMA/SMK
sederajat di Kota Malang. Diklat ini dilakukan dengan harapan mampu
meningkatkan kreativitas dan keaktifan pemuda Indonesia dalam berkarya dan
memajukan komik lokal Indonesia. Sehingga kelak mereka mampu bersaing dan
memajukan Indonesia dalam persaingan global era masyarakat ekonomi kreatif
2025.
2
2. Visi dan Misi DIKLAT KOMIK
Visi
Untuk menumbuhkan bakat-bakat seni melalui komik, sebagai
cikal bakal membantu perwujudan Masyarakat Ekonomi Kreatif
2025
Mengembangkan cara pandang masyarakat terhadap bangsa
melalui media komik
Mengembangkan kreatifitas dalam bidang seni melalui komik
Memperkenalkan komik sebagai media alternatif berkomunikasi,
dan media untuk mengenalkan budaya kepada masyarakat.
Misi
Memberikan pelatihan tentang komik Indonesia dan
memberitahukan cara untuk memperkenalkan budaya Indonesia
melalui media komik.
Memberikan pemahaman bagaimana cara berkomunikasi yang baik
melalui media komik.
3. Analisis Job
Sesuai dengan visi dan misi diadakannya diklat pembuatan komik
Indonesia, maka berikut akan dijelaskan rincian analisis job yang diberikan
kepada peserta sebagai pelatihan dalam membuat komik Indonesia:
a) Membuat perencanaan awal dalam pembuatan komik.
Pada tahap perencanaan ada beberapa hal yang perlu dikuasai oleh peserta
didik, diantaranya adalah penentuan tema,penentuan genre cerita, dan
membuat perancangan karakter pemain dalam cerita. Dikarenakan
pelatihan komik ini ditujukan untuk membuat peserta didik mampu
merancang perencanaan komik nuansa Indonesia, maka kebutuhan
perencanaan akan diupayakan dengan diawali pengenalan baik budaya,
sejarah, dan hal-hal yang berbau khas Indonesia. Hal itu dilakukan sebagai
jalan untuk membuaka wacan kembali bagi para peserta didik untuk
merancang perencanaan awal yang baik.
3
b) Membuat rangkaian cerita sesuai dengan perencanaan awal
Rangkaian cerita yang baik diperlukan untuk dapat membuat pengaruh
yang baik terhadap pembaca komik. Oleh karena itu, ada beberapa langkah
yang perlu dikuasai oleh peserta didik untuk dapat merangkai cerita yang
baik, diantaranya perumusan kerangka ceita. Pada tahap ini peserta didik
dibimbing untuk merumuskan pokok-pokok cerita sebagai tahap awal
pengembangan cerita. Selanjutnya penetapan setting, pada tahap ini
peserta didik dibimbing untuk dapat menyusun setting yang terdiri atas,
latar, waktu, dan alur atau plot cerita. Tahap akhir adalah membimbing
mereka untuk dapat menggabungkan kerangka dan setting menjadi story
line.
c) Membuat karakter tokoh cerita dalam komik
Hal yang terpenting dalam komik selain cerita adalah penggambaran
karakter. Pada tahap ini peserta didik diarahkan untuk memvisualisasikan
rencana awal tokoh yang hanya sekedar penggambaran mimik wajah,
bentuk tubuh, dan sebagainya, ke dalam bentuk gambaran karakter
original. Tahapan ini peserta dibimbing dengan model tutorial yang
diberikan pembimbing pada peserta. Pembimbingan akan dilakukan tahap
demi tahap dan disesuaikan pula dengan tingkat kemahiran peserta didik.
d) Membuat panel komik dan tahap akhir (finishing)
Tahap akhir dalam pembuatan komik adalah penyusunan panel dan
editing. Pada tahap ini peserta didik dibimbing untuk dapat menyusun
panel sesuai dengan proporsi yang dibutuhkan dan melakukan editing
akhir pada komik fixed mereka termasuk penentuan judul komik. Selain
itu juga dibahas mengenai Finishing dimana peserta akan diberikan
pengetahuan tentang efek-efek khusus terhadap komik dan diajarkan untuk
menggunakannya dalam komik, tetapi tetap sesuai dengan proporsi yang
seimbang. Tahap akhir ini juga dibantu dengan pemberian referensi dari
berbagai macam komik atau ilustrasi yang sudah ada dengan tujuan
membuka pengalaman belajar baru bagi mereka dan menerapkannya pada
karya mereka masing-masing.
4
4. Kompetensi Keahlian
1. Melakukan Perencanaan Komik Dengan Matang
1.1 Memilih tema yang sesuai
1.2 Menentukan genre
1.3 Menentukan perencanaan karakter
2. Menuliskan Cerita yang Sesuai dengan Perencanaan Awal
2.1 Merumuskan kerangka cerita sesuai tema
2.2 Menetapkan setting cerita yang sesuai
2.3 Menyusun kerangka cerita dan setting menjadi skrip cerita
3. Membuat Karakter Tokoh dalam Komik
3.1 Memvisualisasikan rencana menjadi karakter yang sesuai dengan tema,
genre, dan isi cerita yang diinginkan.
4. Membuat Panel dan Melakukan Finishing
4.1 Menyusun panel komik
4.2 Memasukkan karakter dalam panel (fitting)
4.3 Melakukan editing atau menambahkan efek-efek khusus pada komik
5. Struktur Mata Diklat
Struktur mata diklat adalah hal yang paling penting dalam sebuah
perencanaan diklat. Sebuah struktur mata diklat berisi rincian kegiatan ataupun
aktivitas yang dilakukan selama kegiatan diklat. Diklat komik ini berlangsung
selama 2 bulan. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran
online. Waktu dua bulan diakumulasikan paling lama pembahasan satu
kompetensi adalah 2 minggu sehingga apabila terdapat empat kompetensi berarti
8 minggu pelaksanaan. Struktur mata diklat berisi rincian mata diklat, kompetensi,
sub kompetensi, rencana waktu pelaksanaan, diskripsi skenario pembelajaran,
bahan referensi, dan diskripsi kondisi yang dipersyaratkan selama diklat
berlangsung. Rincian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
5
MATADIKLAT:
Rancangan diklat komik
Belajar komik indonesia
sebagai bekal menuju
masyarakat ekonomi
kreatif 2025
KOMPETENSI 1
Melakukan Perencanaan
Komik Dengan Matang
PERTEMUAN
Minggu Ke 1 dan 2
Sub-sub Kompetensi :
1. Memilih tema yang sesuai
2. Menentukan genre
3. Menentukan perencanaan karakter
Indikator Hasil Belajar :
1. Kecermatan dalam menyusun perencanaan komik
2. Ketepatan dan konsistensi dalam pengaturan waktu perencanaan komik
SKENARIO DIKLAT
1. Tahap Pertama
Pada bagian tema, setiap orang yang ingin membuat komik harus mengerti
apa tema dari komik tersebut. Tema merupakan penentuan yang paling
utama dan merupakan akar dari pembuatan komik. Oleh karena itu,
pemberian atau pencarian tema sangatlah dibutuhkan. Sebagai contoh
adalah tema “HUT Kemerdekaan RI”, maka komik dengan tema tersebut
akan bernuansa full “Kemerdekaan” dengan hiasan-hiasan atau ornament
berbau “HUT Kemerdekaan”.
Meninjau dari hal tersebut maka diperlukan latihan untuk memilih tema.
Oleh karena itu, rincian kegiatan awal yang akan dilakukan dapat dilihat
sebagai berikut :
a. Diskusi singkat antara peserta diklat dengan salah satu mentor, yang
akan menjadi pendamping pembuatan komiknya. Diskusi bertujuan
untuk mempertajam komik dari peserta sehingga gambaran rencana
yang sebelumya masih bisa terbilang samar dapat menjadi gambaran
yang kuat dan lebih tajam
b. Setelah menemukan tema, peserta akan diberikan gambaran-gambaran
6
jenis komik yang memiliki tema yang sama. Kemudian dalam tahap ini
pula, peserta diberikan keleluasaan berpikir untuk menimbang kembali
tentang tema yang telah mereka tentukan. Apabila peserta masih
merasa kurang puas akan tema yang telah dirundingkan sebelumnya,
maka pembelajaran akan diulangi pada tahap a, hingga mencapai
kesepakatan yang pasti. ( diskusi diberikan batas waktu yaitu pada
pukul 17.00 WIB hingga 21.00 WIB melalui forum chat atau pesan).
c. Ketika tema yang sesuai telah ditentukan, maka setiap peserta pun
diberi keleluasaan untuk menyusun serangkaian judul yang mereka
inginkan. Pada bagian ini mereka bisa membuat 2 hingga 3 judul yang
akan digunakan. Penetapan judul komik yang pasti dapat mereka
lakukan setelah menetukan genre di tahap kedua
2. Tahap Kedua
Setelah sesi diatas, maka tahapan berlanjut untuk menentukan genre.
Genre dapat membuat para pembaca semakin tertarik dengan komik
buatan kita. Contohnya seperti genre “slice of life”, yang mana di dalam
komik akan menceritakan tentang potongan-potongan kejadian kehidupan
seseorang, yang sangat digemari oleh kaum muda. Dalam penentuan genre
juga harus diperhatikan tentang rencana pembuatan cerita. Hal ini
dikarenakan genre hanya akan mendukung cerita agar menjadi lebih
menarik, sehingga keterkaitan penentuan genre dengan rencana cerita juga
perlu dipikirkan. Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
pada tahap ini, peserta akan diberikan beberapa referensi yang mendukung
dengan genre yang mereka pilih. Sebagai contoh, jika salah satu peserta
memilih genre fantasi, maka akan diberikan referensi-referensi komik
fantasi (khususnya komik-komik karya lokal) dan gambar-gambar yang
mendukung dari komik fantasi itu sendiri. Pemberian referensi dilakukan
dengan tujuan membuka wacana kreativitas mereka.
3. Tahap Ketiga
Perencanaan karakter. Perencanaan karakter yang dimaksud tidak harus
menuntut peserta menyuguhkan satu, dua, atau lebih karakter yang telah
memiliki gambaran fixed. Pada tahap ini para mentor akan menuntun
7
mereka untuk merancang gambaran karakter berdasarkan sifat atau watak
dari karakter, perawakan atau bentuk fisik karakter, dan perannya dalam
cerita. Pada tahap ini peserta akan diberikan beberapa fase pelatihan oleh
mentor mereka dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Peserta akan diberikan deadline sekitar 2 atau 3 hari dengan tugas
untuk membuat gambaran karakter yang mencakup:
- Jumlah karakter
- Sifat masing-masing karakter
- Perawakan dari karakter, misal “bertubuh besar”, “berbadan tinggi,
dll. Apabila ada tambahan keterangan maka akan sangatlah
membantu, seperti karakter utama laki-laki memakai kacamata atau
karakter perempuan dengan rambut pony tail berwarna coklat, dll.
- Peran dari setiap karakter, misal “antagonis”, “protagonist”, dll.
4. Tahap Keempat
Sesi tanya jawab yang akan dilakukan setiap seminggu sekali. Dalam sesi
tanya jawab minggu pertama ini peserta diharapkan bisa
menginterpretasikan perencanaan komik yang sudah dibuat 1 minggu
pertama. Para mentor akan merespon dengan memberikan masukan-
masukan yang dapat mendukung komik tersebut. Semua keputusan
perencanaan tetap akan kembali kepada para peserta sendiri. Namun,
apabila dalam 1 minggu perencanaan masih belum dapat terselesaikan,
maka akan diberikan waktu tambahan pada minggu kedua. Bagi peserta
yang telah menyelesaikan perencanaan dalam waktu 1 minggu akan diberi
pilihan untuk lanjut ke tahap pelatihan selanjutnya ataukah mengikuti
jadwal.
Bahan Referensi, berbagai macam komik dengan berbagai macam genre. Contoh
Grand Legend, Reon, Ju On, dll.
Kondisi yang dipersyaratkan. Peserta harus memiliki Alat tulis, buku / kertas,
koneksi Internet, laptop / komputer
8
MATADIKLAT:
Rancangan diklat komik
Belajar komik indonesia
sebagai bekal menuju
masyarakat ekonomi
kreatif 2025
KOMPETENSI 2
Menuliskan Cerita yang
Sesuai dengan
Perencanaan Awal
PERTEMUAN
Minggu Ke 3 dan 4
Sub-sub Kompetensi :
1. Merumuskan kerangka cerita sesuai tema
2. Menetapkan setting cerita yang sesuai
3. Menyusun kerangka cerita dan setting menjadi skrip cerita
Indikator Hasil Belajar :
1. Ketepatan dan keseuaian penulisan cerita sesuai perencanaan awal
SKENARIO DIKLAT
1. Tahap pertama
Pada tahap ini para peserta akan diberikan cara penulisan cerita yang
konsisten sesuai rencana awal. Kegiatan pada tahap ini akan
memanfaatkan peserta yang berbentuk kelompok sehingga para mentor
akan memberikan tugas kelompok pada mereka, sebagai berikut:
Masing-masing kelompok diberi keleluasaan memikirkan ide cerita
sesuai tema yang telah mereka pilih. Mereka diberi waktu untuk
berdiskusi selama 4-5 hari melalui forum chat atau massage di akun
mereka.
Hasil diskusi tentang ide cerita dari para kelompok harus diubah ke
dalam bentuk story line terlebih dahulu sebelum didiskusikan dengan
para mentor. Pengiriman story line kepada mentor diberikan pada hari
ke lima minggu pertama dan diskusi dengan mentor dapat
dilaksanakan hari terakhir minggu pertama.
2. Tahap Kedua
Berdiskusi dengan mentor. Diskusi dengan mentor masing-masing
kelompok dan dilakukan pada akhir minggu pertama. Kegiatan diskusi
9
dapat dilakukan dengan forum chat atau pertemuan secara langsung
dengan sang mentor. Pertemuan dapat dilakukan dengan catatan
memberikan konfirmasi tempat dan waktu yang sesuai dengan persetujuan
para mentor. Kegiatan diskusi pada tahap ini membahasn tentang inti ide
cerita para peserta yang telah disusun. Para mentor akan membimbing dan
memberikan masukan-masukan untuk cerita mereka agar cerita tersebut
dapat menjadi cerita yang bagus dan menarik.
3. Tahap Ketiga
Setelah sesi diskusi pada tahap sebelumnya, para peserta dipersilahkan
memulai untuk menuliskan cerita mereka menjadi karangan utuh yang
runtut. Waktu yang diberikan selama 1 minggu terakhir. Pada hari terakhir
minggu tersebut, cerita akan dikirmkan pada mentor mereka untuk
dilakukan sedikit evaluasi maupun saran refisi.
Bahan Referensi, peserta dapat melihat contoh-contoh cerita (penyusunan cerita)
non fiksi dalam novel, cerpen, atau komik.
Kondisi yang dipersyaratkan. Peserta harus memiliki alat tulis, buku / kertas,
koneksi Internet, laptop / komputer.
MATADIKLAT:
Rancangan diklat komik
Belajar komik indonesia
sebagai bekal menuju
masyarakat ekonomi
kreatif 2025
KOMPETENSI 3
Membuat Karakter
Tokoh dalam Komik
PERTEMUAN
Minggu Ke 5 dan 6
Sub-sub Kompetensi :
1. Memvisualisasikan perencanaan karakter menjadi karakter yang sesuai
dengan tema, genre, dan isi cerita yang diinginkan
Indikator Hasil Belajar :
1. Ketepatan dan kesesuaian dalam memvisualisasikan perencanaan karakter
menjadi karakter yang sesungguhnya.
10
SKENARIO DIKLAT
Tahap pemvisualisasian rencana karakter. Salah satu yang akan dipelajari
adalah pembuatan wajah. Hal ini dikarenakan pembuatan wajah dapat
memberikan kesan tersendiri pada karakter. Berikut adalah skenario kegiatan
yang akan mentor berikan dalam sesi pembuatan karakter.
1. Peserta akan diberikan alamat web, yang digunakan sebagai alat bantu
pembimbingan pembuatan karakter. Berikut adalah contoh web yang
diberikan kepada para peserta :
- www.mangatutorrials.com
- www.howtodrawmanga.com
- www.kudan-japanese-school.com
2. Selain bentuk web, peserta juga diberikan video tutorial yang dapat
membantu mereka dalam pembuatan komik. Selama tahap pelatihan
visualisasi karakter peserta juga diperbolehkan meminta tutorial secara
langsung dari mentor mereka baik secara online maupun pertemuan
langsung.
3. Para mentor juga akan memberikan tugas pada mereka. Contoh tugas
yang akan diberikan oleh para mentor adalah pembuatan wajah, proporsi
badan dari karakter, dsb.
4. Kemudian berlanjut pada tahap mendesain karakter para peserta. Selama
proses pembuatan tersebut, peserta akan dibimbing dan diberikan masukan
oleh para mentor tentang karakter buatan mereka agar dapat menjadi
karakter yang cocok sesuai dengan kriteria perencanaan karakter.
Bahan Referensi, peserta dapat membuka video tutorial membuat karakter komik
atau membaca tahapan-tahapannya dalam alamat web seperti www.kudan-
japanese-school.com, www.howtodrawmanga.com, www.mangatutorrials.com
Kondisi yang dipersyaratkan. Peserta harus memiliki alat menggambar termasuk
pensil warna ( apabila tidak menggunakan digital ), alat tulis digital ( apabila tidak
menggunakan manual ), koneksi internet, komputer / laptop, kamera ( telepon
genggam / Kamera ) / Scanner
11
MATADIKLAT:
Rancangan diklat komik
Belajar komik indonesia
sebagai bekal menuju
masyarakat ekonomi
kreatif 2025
KOMPETENSI 4
Membuat Panel dan
Melakukan Finishing
PERTEMUAN
Minggu Ke 7 dan 8
Sub-sub Kompetensi :
1. Menyusun panel komik
2. Memasukkan karakter dalam panel (fitting)
3. Melakukan editing atau menambahkan efek-efek khusus pada komik
Indikator Hasil Belajar :
1. Kecermatan dan ketepatan dalam melakukan editing, memasukkan
karakter dalam panel, dan menyusun panel hingga terlihat menarik.
SKENARIO DIKLAT
Pada tahap ini peserta akan dibina dan diberikan tugas untuk membuat komik
secara keseluruhan. Pembuatan panel dan semua pernak-pernik komik akan
dibahas dan diajarkan kepada para peserta. Mereka juga akan diberikan referensi
dalam pembuatan panel, pemberian gelembung kata, cara penempatan karakter,
dsb seperti contoh berikut:
Contoh-contoh diatas diambil dari salah satu komik Jepang.
Berkaitan dengan kegiatan, peserta akan diberikan tugas yang mencakup hal-hal
berikut:
12
1. Para mentor akan memberikan referensi sebagai bekal awal pembelajaran.
Setelah itu para mentor akan memberikan tugas berupa pembuatan 2 panel
berbeda dengan proporsi yang berbeda pula, sebagai contoh berikut :
2. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengisian panel yang kosong
dengan stickman atau gambaran sketsa.
3. Tahap akhir adalah pemberian tugas editing dan fitting. Tujuananya adalah
memperindah komik dengan menambahkan efek-efek khusus sehingga
komik terasa lebih hidup. Pada kegiatan ini peserta dipersilahkan untuk
berkonsultasi langsung kepada mentor,dikarenakan dengan adanya
konsultasi secara langsung para mentor juga akan membimbing mereka
untuk pelatihan langsung membuat komik secara utuh.
Tahap kegiatan akhir ini, para mentor akan selalu senantiasa memonitoring
peserta sehingga perkembangan mereka pada tahap-tahap akhir akan terus tertata
dengan baik dari waktu-kewaktu.
Bahan Referensi, peserta dapat melihat cara melakukan fitting dan editing dari
berbagai jenis komik yang ada, seperti komik Doremon, Naruto, Spongebob, dll.
Kondisi yang dipersyaratkan. Peserta harus memiliki tinta (apabila tidak
menggunakan digital ), alat tulis dan alat gambar lengkap, buku / kertas, alat
gambar digital (apabila tidak menggunakan manual )
13
8. Sampel Bahan Ajar
Berikut ini adalah beberapa sampel bahan ajar (tutorial) yang akan
digunakan dalam diklat komik ini.
No Gambar Keterangan
1Berikut ini adalah contoh
gambar tutorial pembuatan wajah dari karakter laki-laki.
2Berikut ini adalah contoh dari tutorial pembuatan wajah karakter wanita.
3
Disamping adalah contoh gambar tutorial untuk
mengajarkan sudut pandang dari wajah.
4 Disamping adalah gambar tutorial pembuatan tangan.
14
5
Disamping adalah gambar tutorial pembuatan tangan
dengan metode yang berbeda agar peserta dapat memilih metode yang lebih mudah
mereka kuasai dan pahami.
6Disamping adalah contoh
tutorial gambar pembuatan kaki untuk karakter laki-laki.
7Disamping adalah gambar
tutorial pembuatan kaki dari karakter perempuan.
8Disamping adalah contoh tutorial dari pembuatan proporsi badan laki laki.
15
9
Disamping adalah contoh proporsi badan dari macam-macam jenik karakter kartun
seperti chibi, normal dan moe.
Begitu banyak tutorial pengajaran pembuatan karakter selain contoh di
atas. Semua tutorial itu memiliki fungsi masing-masing, bahkan terdapat
tutorial yang mengajarkan pembuatan objek yang sama, tetapi menggunakan
cara yang berbeda antar satu dengan yang lain. Macam-macam jenis tutorial
inilah yang dapat dioptimalkan demi menunjang cara belajar dari peserta diklat
komik. Dengan demikian, peserta dapat memilih tutorial yang sesuai dan
mudah dengan gaya belajar dan pemahaman mereka. Hal ini ditujukan agar
gambar dan komik yang mereka buat dapat terselesaikan dengan baik dan
memiliki hasil yang memuaskan sesuai harapan mereka.
9. Sistematika Penilaian
Sistem penilaian yang digunakan dalam diklat ini adalah penilaian
monitoring. Setiap tahap kegiatan diklat akan langsung mendapat penilaian dan
komentar dari para mentor yang nantinya sebagai bakal catatan akhir penilaian
berupa rapor dan pemberian bukti sertifikat. Berikut contoh lampiran sistem
penilaian monitoring diklat komik:
- 0 sampai 25 = Kurang Baik
- 25 sampai 50 = Cukup Baik
- 50 sampai 75 = Baik
- 75 sampai 100 = Sangai Baik
16
No BAB Aspek Penilaian Nilai Jumlah Rata rata
Komentar
1. Perencanaan
a. Ketepatan dan kesesuaian pemilihan tema
b. Kesesuaian pemilihan genre dengan tema dan bakal cerita yang akan dibuat
c. Ketepatan dan kecermatan dalam memanajemen perencanaan komik
d. Tugas Akhir
2. Cerita
a. Kesesuaian dan ketepatan dalam membuat cerita (story line) dengan tema dan genre yang telah dipilih
b. Kesesuaian dan ketepatan dalam penyusunan setting cerita kaitannya dengan jalan cerita, tema, dan genre yang telah dibuat
c. Kesesuaian konsistensi dalam pengaturan tata urutan alur cerita atau plot cerita
d. Tugas Akhir
3. Karakter
a. Keaktifan dalam proses pembuatan karakter
b. Ketepatan, kesesuaian dan kecermatan dalam pemvisualisasian karakter sesuai perencanaan awal
c. Tugas Akhir4. Editing dan
Finishinga. Ketepatan, kesesuaian
dan kecermatan dalam penempatan panel dengan proporsi yang baik
b. Ketepatan dan kecermatan dalam
17
pengaturan tata letak karakter dengan panel yang telah tersedia
c. Kesesuaian dan ketepatan dalam pengaturan pemberian efek-efek khusus kaitannya dengan pengaturan tata letak dan proporsi yang baik
d. Ketepatan dalam pengambilan sudut pandang kaitannya dengan tata letak komik secara keseluruhan
e. Tugas Akhir
11. Referensi
Ekonomi kreatif - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebasid.wikipedia.org. (https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_kreatif).
Amelia, Rifki. 2014. Jadi, Apa Itu Industri Kreatif? | CAREERNEWS,
(online) (http://careernews.id/issues/view/2577-Jadi-Apa-Itu-Industri-
Kreatif).
Hidayati, Nur. 2015. Komik Indonesia - Jangan Kalah Sebelum Bertanding! -
KompasMuda, (online), (http://kompasmuda.com/2015/10/19/komik-
indonesia-jangan-kalah-sebelum-bertanding/).
18
top related