ptk mind mapping
Post on 09-Aug-2015
2.346 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini pembelajaran bahasa Inggris diarahkan pada pencapaian kompetensi yang
tercermin dalam kemampuan siswa melakukan langkah-langkah komunikasi, baik secara
lisan maupun tertulis.
Pada pengajaran writing, Menulis adalah sebuah proses penyampaian ide, pikiran,
dan perasaan lewat sistem bunyi atau huruf yang sudah diakui oleh masyarakat
pengguna bahasa. Menurut Gaith (2002) menulis itu mendorong seseorang untuk
mengkomunikasikan pikiran-pikirannya dan membuat pemikiran-pemikirannya
tercermin dalam bentuk tulisan. Lebih jauh ia mengatakan bahwa “When thought is
written down, ideas can be examined, reconsidered, added to, rearranged and
changed”. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu menuangkan ide-ide yang
dimilikinya untuk dituangkan dalam bentuk tulisan.
Selain itu, meninjau Standar kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk
ketrampilan writing seperti yang tertuang dalam kurikulum 2006 adalah ditujukan agar
siswa dapat “mengungkapkan berbagai makna (interpersonal, transaksional) dalam
berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk descriptive,
narrative, recount, procedure, dan report”.
Berdasarkan pengalaman penyusun, keterampilan siswa dalam menulis pada mata
pelajaran Bahasa Inggris, baik itu menulis teks descriptive, teks recount, teks narrative,
teks report atau teks lainnya sering mengalami kesulitan, itu terbukti saat siswa diberi
tugas menulis teks recount pada kegiatan akhir proses pembelajaran, siswa yang dapat
menyelesaikan tugas menulis sebuah teks recount yang tepat waktu dan memenuhi
kriteria hanya berkisar antara lima sampai dengan tujuh orang saja. Sedangkan siswa
yang lain tugasnya ada yang baru setengahnya, atau bahkan ada yang baru hanya
beberapa kalimat saja. Dari empat kemampuan dasar (four basic skills) bahasa Inggris,
yakni listening, speaking, reading, dan writing. Maka writing-lah yang merupakan skill
tersulit diantara semuanya.
Kasus seperti itu, sering diungkapkan oleh para pengajar ketika kami berkumpul di
MGMP. Hal ini kami alami sendiri pada peserta didik di sekolah kami, SMPN 2
Manonjaya pada siswa kelas VIII B, yang sebagian besar memilih untuk diam seolah
bingung apa yang akan mereka tulis untuk memulai menulis teks recount. Padahal kami
yakin mereka memiliki ide-ide atau pengalaman yang ingin mereka tuliskan.
Dari pengamatan awal dan hasil wawancara mereka sebelum dilaksanakannya
penelitian tindakan ini diperoleh alasan-alasan yang umum, yaitu bingung untuk
memulai, malu karena bahasa Inggrisnya tidak benar, kurang mengerti apa yang tengah
dibahas, dan sebagian dari mereka merasa tidak memiliki banyak ide untuk diungkapkan
juga karena minimnya kosa kata yang mereka miliki.
Dari kendala yang dihadapi penyusun tersebut di atas, maka melalui rencana
penelitian tindak kelas ini penyusun akan mencoba menggunakan metoda Peta Pikir
(Mind Mapping) untuk memecahkan masalah kesulitan siswa pada keterampilan menulis
teks recount. Mengapa mesti recount yang penulis PTK kan ? Ada beberapa alasan
mengapa penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas diantaranya,
memotivasi siswa agar menguasai Vocabulary sebanyak mungkin, Menuangkan setiap
pengalaman para siswa yang telah dilaluinya pada masa-masa atau waktu yang telah
berlalu dalam bentuk tulisan. Maka untuk memperbaiki kelemahan para siswa dalam
menulis pengalamannya, penulis memilih metoda Peta Pikir (Mind Mapping). Metoda ini
akan memudahkan siswa dalam merangkai kalimat demi kalimat walaupun tidak
sempurna, diharapkan metode tersebut di atas dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis teks recount serta ada peningkatan yang berarti, sehingga siswa ada
motivasi untuk terus mengembangkan dari pengalaman yang telah mereka peroleh dari
kehidupan nyata sehari-hari lalu dicatat, disusun secara kronologi, dan disimpulkan
sendiri.
1.2 Permasalahan
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, bahwa pengalaman penyusun
dalam melaksanakan tugas mendidik siswa-siswi mempunyai masalah yang cukup
berat, yakni siswa sebagian besar tidak bisa menyelesaikan tugas menulis sebuah teks
recount yang sesuai dengan maksud (purpose), struktur teks (text structure),
penampilan bahasa (language features), dan ketepatan waktu dalam mengerjakan
tugas tersebut.
B. Rumusan Masalah
Setelah masalah yang dihadapi oleh penyusun dalam proses belajar mengajar
dapat diidentifikasi, maka masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kemampuan siswa dalam menulis teks recount pada pembelajaran bahasa
Inggris meningkat setelah menggunakan metode Mind Mapping?
2. Sejauh mana keefektifan Metode Mind Mapping pada keterampilan menulis teks
recount di kelas VIII B SMP Negeri 2 Manonjaya?
C. Pembatasan Masalah
Masalah yang dihadapi oleh penyusun adalah siswa mempunyai kesulitan
dalam mengerjakan tugas menulis teks recount yang sesuai dengan kriteria genre
(jenis teks), dan siswa tidak bisa menyelesaikan dengan tepat waktu.
Pembatasan masalah itu adalah bertujuan agar perencanaan, pelaksanaan
tindakan, dan pembuatan laporan penelitian tindakan kelas ini lebih fokus pada
masalah yang lebih sering dihadapi oleh peneliti secara riil di kelas.
1.3 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah:
1. Agar hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat diimplementasikan secara riil di
kelas, sehingga guru dapat menggunakan metode Mind
Mapping dalam proses belajar mengajar lebih efektif, dan efisien.
2. Agar siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis (writing) pada
teks recount, akhirnya prestasi mereka pun meningkat dari sebelumnya.
1.4 Manfaat Penelitian
A. Manfaat Bagi Siswa
Metode pembelajaran Mind Mapping yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian tindakan kelas ini, akan terasa manfaatnya langsung oleh siswa dalam
proses belajar mengajar di kelas. Hal itu akan dilihat dari kemampuan siswa dalam
menulis teks recount yang sesuai dengan kaidah jenis teks, dan ketepatan waktu
mengerjakannya.
Akhirnya guru menganggap bahwa siswa itu sebagai subjek dan objek,
sedangkan guru hanya menjadi fasilitator, mediator, dan komentator.
B. Manfaat Bagi Guru
Adapun manfaat bagi guru yang diharapkan melalui penerapan metode Mind
Mapping pada keterampilan menulis teks recount ini, peran guru sebagai fasilitator
akan memfasilitasi ketika siswa mendapatkan kesulitan dengan memberikan peta
pikir, memberikan arahan dalam penyusunan teks recount dengan TS yang berarti;
Tulis dan Susun. Sehingga kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa bukan pada
guru.Selain itu penerapan metode Mind Mapping semoga jadi motivasi bagi guru-
guru di SMPN 2 Manonjaya untuk melakukan penelitian Tindakan Kelas.
C. Manfaat Bagi Sekolah
Dari uraian tentang manfaat bagi guru dan siswa dari penerapan metode
pembelajaran Mind Mapping pada keterampilan menulis teks recount, tentu manfaat
bagi sekolah pun jelas ada yakni ketercapaian program kurikulum sekolah.
D. Manfaat Bagi MGMP
Manfaat bagi MGMP adalah sebagai bahan acuan untuk guru-guru
yang lain yang akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
BAB II
KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Kerangka Pokok Teori
Bobbi Deporter (2005) Mind Mapping metode mencatat yang baik membantu kita
mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu
mengorganisasi materi, dan memberikan wawasan baru.
Metode Mind Mapping pertama kalinya dikembangkan oleh Tony Buzan, Kepala Biro
Brain Foundation, menurutnya Mind Mapping (peta pikiran) adalah metode mencatat
kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Setelah selesai, catatan yang
anda kita buat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik
utama di tengah, subtopik, dan perincian menjadi cabang-cabangnya. Peta pikiran yang
terbaik adalah peta pikiran yang berwarna-warni, menggunakan banyak gambar, dan
simbol; biasanya seperti tampak sebuah karya seni.
Metode mencatat ini, didasarkan kepada penelitian tentang cara otak memproses
informasi, bekerja sama otak kita, bukan menentangnya (Buzan, 1993).
Bahkan lebih dari itu, metode peta pikiran ini mempunyai kelebihan yang sangat
elementer yakni, memungkinkan kita belajar mengajar berpindah-pindah topik. Kita
merekam informasi melalui simbol, gambar, arti emosional, dan dengan warna, persis
seperti cara otak memprosesnya. Dan karena pikiran melibatkan kedua belah otak, kita
bisa mengingat informasi dengan lebih muda. Sekarang penulis berpikir bahwa peta pikir
adalah sebuah metode yang sangat efektif untuk digunakan dalam upaya meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis teks recount pada pembelajaran bahasa Inggris di kelas
VIII B SMP Negeri 2 Manonjaya.
Dalam menggunakan metode Mind Mapping ada 3 langkah pokok yang perlu
diorganisasikan dengan baik, yakni; membuat konsep peta pikir, membuat catatan TS
(Tulis dan Susun), dan belajar memutar.
Secara garis besar prosedur membuat peta pikir (Mind Mapping) adalah:
1. Ambil selembar kertas kosong dan letakkan mendatar, Di tengah-tengah halaman,
tulislah topik dengan huruf kapital.
2. Letakan subtopik di bawah topik utama dan perincian pada cabang-cabang peta
tersebut.
3. Lalu kita menarik garis tebal dari tengah, seperti jari-jari roda.
4. Setiap garis, menggunakan warna berbeda untuk setiap gagasan.
5. Tarik garis yang lebih kecil dari garis gagasan, seperti ranting pada cabang pohon.
Pada garis ranting ini kita menulis fakta; pemeran, tempat, tanggal.
6. Kegiatan akhir adalah membuat simbol, gambar, dan isyarat lainnya yang dianggap
membantu untuk mengingat informasi.
Sebaiknya peta pikiran dibuat dengan tampilan yang menarik, dan diberi cat yang
berwarna-warni. Hal itu dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar, seolah-olah
kita baru saja dibawa oleh seorang seniman pada objek lukisan atau maha karya yang
luar biasa. Sekarang siswa menambahkan pada daerah tertentu dengan arsiran, tambah
warna-warna yang menarik pada cabang dan ranting dengan rapi, alhasil bahwa kita
mempunyai peta pikir yang jelas, teratur, dan mudah diingat.
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Mind Mapping
A. Kelebihan
Setiap metode pembelajaran pasti ada kelebihan dan kekurangannya, jika
diterapkan dalam sebuah proses belajar mengajar. Demikian pula metode Mind
Mapping, peneliti terlebih dahulu akan menguraikan kelebihannya. Dari sudut
pandang penyusun bahwa metode Mind Mapping memiliki beberapa kelebihan, antara
lain:
1. Peta pikiran bisa digunakan di kelas berapa saja, dan materi pelajaran apa
saja, terlebih materi writing.
2. Peta pikiran membantu siswa menangkap pikiran dan gagasan kertas
dengan jelas, lengkap, dan jelas.
3. Metode yang sesuai dengan otak, membuat informasi lebih mudah
dimengerti dan diingat kembali, dan memaksimalkan momen belajar.
4. Metode yang mampu memberikan wawasan baru.
5. Peta pikiran bisa digunakan untuk curah pendapat (brainstorming).
6. Peta pikiran sangat cocok juga untuk persiapan ujian siswa.
Itulah kelebihan-kelebihan yang terdapat pada metode pembelajaran Mind
Mapping sebagai alasan peneliti memilih yang diterapkan pada penelitian tindakan
kelas ini.
B. Kekurangan Mind Mapping
Sebagaimana telah diuraikan di atas bahawa metode pembelajaran selalu ada
kekurangannya, adapun kekurangannya adalah:
1. Seorang guru dituntut untuk bisa mengorganisasikan kelengkapan; konsep peta
pikiran (Mind Mapping Concept), catatan: TS (Tulis Susun), belajar memutar
(circuit learning) secara jelas, teratur, dan mudah diingat. Dengan kata lain harus
guru yang kreatif, inovatif, dan telaten, ulet dan sabar atau disingkat (TUS).
2. Guru setiap tatap muka harus selalu membuat alat peraga atau menyiapkannya
pada laptop.
3. Guru harus pandai menggunakan metode, model, teknik, dan strategi
pembelajaran secara variatif, dan komunikatif. Maaf jika ada, guru yang apriori,
apatis, tidak cocok dengan metode ini.
Kelemahan dari metode Mind Mapping yang telah diuraikan di atas, itu hanya
kesimpulan peneliti, jika kita menggunakan metode tersebut, bukan prinsip-
prinsip dasar yang telah dikemukakan oleh ahlinya. Itu dikarenakan penulis
berasumsi bahwa metode Mind Mapping jika diterapkan pada pembelajaran sesuai
dengan petunjuk penemunya hampir tidak ada kekurangan.
2.3 Pembelajaran Menulis Teks Recount
A. Pembelajaran Menulis
Pembelajaran menulis merupakan suatu keterampilan pokok dari empat
kemampuan dasar bahasa Inggris yang sering disebut four basic skill, yakni, listening,
speaking, reading, dan writing.
Menurut Harsyaf dkk, (2009, 7) in fact there are three main stages of the
writing process: preparing to write, drafting, and revising. Di dalam fakta ada tiga
langkah pada proses menulis; yakni, mempersiapkan untuk menulis, membuat draf,
dan merevisi atau mengedit hasil tulisan.
Lebih jelasnya langkah-langkah menulis sebuah teks, sebagai berikut:
1. Mempersiapkan untuk menulis (preparing to write)
Adalah merupakan aktivitas mempersiapkan atau membuat sebuah rencana
membuat teks (pre-writing). Pada tahap ini sangat penting untuk penulis
menyiapkan; topik, tujuan, bahan atau alat yang diperlukan, dan langkah yang
akan dilakukan pada teks.
2. Menyusun Draf (drafting)
Menyusun draf merupakan langkah kedua dari sebuah perencanaan sebagai
konsep awal untuk petunjuk pelaksanaan secara detail.
3. Merevisi atau mengedit (revising)
Merevisi atau istilah media cetak editing, merupakan rangkaian kegiatan dari
memperbaiki kata perkata yang dianggap perlu, menyusun kalimat yang lebih
efektif, bahkan sampai mengahapus bagian teks yang dianggap tidak relevan
dengan prosedur teks.
B. Teks Recount
Teks recount merupakan salah satu jenis teks (genre) yang digunakan untuk
menceritakan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang telah terjadi
dengan maksud menginformasikan kepada orang lain pengalaman yang telah dia lalui.
Kejadian atau peristiwa tersebut disusun didasarkan kronologi atau saat terjadinya
sesuatu, (Harsyaf dkk, 2009).
Adapun struktur teks recount terdiri dari; (1) orientation: introduce who,
where, and when; (2) series of events: in the order they happened; dan (3)
reorientation: what resulted from the events.
Pertama, orientation (pendahuluan) yang berisi pengenalan who siapa yang
menjadi karakter (pemeran), where dimana tempat kejadian atau peristiwa, dan when
kapan terjadinya. Kedua, series of events adalah rangkaian peristiwa yang terjadi pada
cerita tersebut. Ketiga, reorientation merupakan bagian akhir dari cerita itu atau
kesimpulan baik happy ending atau sad ending.
2.2 Hipotesis Tindakan
Bertolak dari kerangka teori tersebut di atas penyusun berkeyakinan bahwa “Dengan
menerapkan metode Mind Mapping pada proses pembelajaran siswa kelas VIII B SMP
Negeri 2 Manonjaya dapat meningkatkan kemampuan menulis teks recount .”
Oleh karena itu, penerapan metode Mind Mapping dalam proses belajar mengajar
cukup efektif.
top related