print buat dibaca
Post on 01-Feb-2016
215 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Pemanfaatan atau Peranan Mikroorganisme untuk Kehidupan
1. Streptococcus lactis menjadi mentega
Streptococcus lactis adalah salah satu bakteri yang terlibat dalam pembuatan yoghurt,
keju dan mentega. bahkan bakteri inilah yang membedakan yoghurt dengan produk
olahan susu jenis lain. bakteri ini akan bekerja sama dengan bakteri Lactobacillus
bulgaricus dalam memfermentasi susu segar untuk mengubahnya menjadi yoghurt.
bakteri Lactobacillus bulgaricus akan berperan dalam pembentukan aroma yoghurt,
sedangkan Streptoccus lactis berperan dalam pembentukan rasa dari yoghurt.
Streptococcus lactis adalah termasuk bakteri yang beberbentuk bulat (kokus), atau
lebih jelasnya masuk ke dalam kelompok streptokokus yaitu bakteri berbentuk bola
yang berkelompok memanjang berbentuk rantai.
Bahan utama pembuatan mentega adalah krim yang memiliki kadar lemak antara 25 –
45%. Krim diperoleh dari susu sapi dengan menggunakan alat separator. Tahap
pertama pembuatan mentega adalah standarisasi komposisi krim yang dilanjutkan
dengan proses pasteurisasi krim (pasteurisasi adalah proses membunuh
mikroorganisme patogen dansebagian mikroorganisme perusak dengan menggunakan
pemanasan). Setelah dipasteurisasimaka krim didinginkan, setelah itu tergantung pada
jenis mentega yang akan dibuat, akan adatiga jalur proses. Jalur yang pertama,
mentega dibuat dari krim asam, atau yang disebut dengan cultured-cream butter.
Proses ini berlangsung dengan cara memfermentasikan bakteri.
Lactococcus lactis subsp. Lactis pada krim yang ditumbuhkan didalam krim. Media
yang digunakan Pada proses ini adalah krimnya itu sendiri sehingga bakteri tidak perlu
ditanam dalam starter terlebih dahulu, akan tetapi langsung ditanam
kedalam krim.Jalur yang kedua, krim yang digunakan tidak difermentasikan terlebih
dahulu, akan tetapi langsung diproses ketahap yang selanjutnya sehingga menjadi
mentega.
2. Saccharomyces cerevisiae menjadi Roti
Saccharomyces cerevisiae adalah jamur bersel tunggal yang telah memahat milestones
dalam kehidupan dunia. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang
dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan dan minuman (sebagai
jamur fermentasi bir dan anggur).
Saccharomyces cereviciae yang penting dalam pembuatan roti memiliki sifat dapat
memfermentasikan maltosa secara cepat (lean dough yeast), memperbaiki sifat
osmotolesance (sweet dough yeast), rapid fermentation kinetics, freeze dan thaw
tolerance, dan memiliki kemampuan memetabolisme substrat. Pemakaian ragi dalam
adonan sangat berguna untuk mengembangkan adonan karena terjadi proses peragian
terhadap gula, memberi aroma (alkohol). Saccharomyces cerevisiae juga telah
digunakan dalam beberapa industri lainnya, seperti industri roti (bakery), industri
flavour, (menggunakan ektrak ragi atau yeast extracts), industri pembuatan alcohol
(farmasi) dan industri pakan ternak.
Pada pembuatan roti, biji-bijian serelia dipecah dahulu untuk membuat tepung terigu.
Selanjutnya oleh enzim amilase tepung dirubah menjadi glukosa.
– khamir Saccharomyces cerevisiae, yang akan memanfaatkan glukosa sebagai substrat
respirasinya sehingga akhirnya membentuk gelembung-gelembung yang akan
terperangkap pada adonan roti. Adanya gelembung ini menyebebkan roti bertekstur
ringan dan mengembang. Sedangkan jika ditambah protease maka roti yang dihasilkan
akan bertekstur lebih halus.
3. Lactobacillus bulgaricus menjadi yoghurt
Yoghurt atau yogurt, adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri. Proses
fermentasi yoghurt berlangsung melalui penguraian protein susu. Sel-sel bakteri
menggunakan laktosa dari susu untuk mendapatkan karbon dan energi dan memecah
laktosa tersebut menjadi gula sederhana yaitu glukosa dan galaktosa dengan bantuan
enzim β-galaktosidase. Proses fermentasi akhirnya akan mengubah glukosa menjadi
produk akhir asam laktat.
Laktosa → Glukosa+Galaktosa →Asam piruvat → Asam laktat+CO2+H2O
Adanya asam laktat memberikan rasa asam pada yoghurt. Hasil fermentasi susu ini
merubah tekstur susu menjadi kental. Hal ini dikarenakan protein susu terkoagulasi
pada suasana asam, sehingga terbentuk gumpalan. Proses ini memakan waktu 1-3 hari
yang merupakan waktu tumbuh kedua bakteri, dan bekerja menjadi 2 fasa, kental dan
bening encer dan rasanya asam.
Setelah diketemukannya jenis bakteri Lactobacillus yang sifat-sifatnya dapat
bermanfaat bagi manusia dan dapat dibuat menjadi yoghurt, maka berkembanglah
industri pembuatan yoghurt. Yoghurt ini dibuat dari susu yang difermentasikan dengan
menggunakan bakteri Lactobacillus, pada suhu 40 derajat celcius selama 2,5 jam
sampai 3,5 jam. Asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut dapat mengubah susu
menjadi yogurt yang melalui proses fermentasi.
Cita rasa khas yoghurt ditentukan dari terbentuknya asam laktat, asetaldehid, asam
asetat dan asetil. Keberadaan ke dua bakteri tersebut sangat penting. Bakteri
Streptococcus thermopilus membatu menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik
bagi bakteri Lactobacillus bulgaricus untuk menghasilkan enzimnya. Sementara itu
bakteri Lactobacillus bulgaricus menghasilkan asetaldehid sehingga cita rasa yang khas
pada yoghurt dapat tercapai.
4. Aspergillus wentii menjadi Kecap
Kecap terbuat dari kacang kedelai berwarna hitam. Untuk mempercepat fermentasi
biasanya dicampurkan sumber karbohidrat atau energi yang berbentuk tepung beras
atau nasi, sedangkan warna larutan kecap yang terjadi yaitu tergantung pada waktu.
Perendaman kedelai dilakukan didalam larutan garam maka pembuatan kecap
dinamakan fermentasi garam.
Fermentasi pada proses pembuatan kecap dengan menggunakan jamur Aspergillus
wentii dan Rhizopus sp. Kecap yang kental karena banyak ditambahkan gula merah,
gula aren, atau gula kelapa, sedangkan kecap yang encer dikarenakan mengandung
lebih banyak garam. Ada juga kecap ikan, kecap udang, dan sebagainya. Itu bisa
dilakukan karena selama proses pembuatan ada penambahan sari ikan ataupun sari
udang ke dalamnya.
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus wentii dibiakkan pada kulit gandum
terlebih dahulu. Jamur Aspergillus wentii bersama-sama dengan bakteri asam laktat
yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum.
Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan
dihasilkan produk kecap.
5. Rhizopus oryzae menjadi Tempe
Pada tempe terdapat jamur Rhizopus oryzae yang mengalami fermentasi. Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen).
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi
dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula
paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi
fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat,
tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal
respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi
tergantung produk akhir yang dihasilkan.
6. Axetobacter xylinum menjadi Nata de coco
Bakteri pembentuk nata adalah Axetobacter xylinum. Jika ditumbuhkan dalam medium
yang mengandung gula, bakteri tersebut dapat mengubah 19% gula menjadi selulosa.
Selulosa ini berupa benang-benang yang bersama-sama dengan polisakarida berlendir
membentuk suatu masa dan dapat mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan bakteri Axetobacter xylinum adalah tingkat
keasaman medium, lama fermentasi, sumber karbon, sumber nitrogen, suhu dan
konsentrasi bibit (starter). Pada dasarnya proses pembuatan biakan murni bakteri
Axetobacter xylinum dapat dilakukan secara laboratoris maupun secara sederhana.
Pengusaha nata de coco biasanya melalukan pembiakan Axetobacter xylinum dalam
media yang disebut starter.
Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air
kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon (C) dan Nitrogen (N), melalui proses yang
terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim
akstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa.
Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersbeut, akan dihasilkan jutaan lembar
benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga
transparan, yang disebut sebagai nata.
7. Endomycopsis fibuligera menjadi Tape
Tape merupakan makanan hasil fermentasi yang mengandung alkohol. Makanan ini
dibuat dari beras ketan ataupun singkong dengan jamur Endomycopsis fibuligera,
Rhizopus oryzae, ataupun Saccharomyces cereviceae sebagai ragi. Adakalanya
pembuatan tape ketan dilanjutkan yang akhirnya akan menghasilan brem, baik untuk
diminum atau untuk kue.
Reaksi dalam fermentasi singkong menjadi tape adalah glukosa (C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi
makanan.
Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 + 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Penjabarannya:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi
8. Streptococcus thermophillus menjadi keju
Keju dibuat dari air susu yang diasamkan dengan memasukkan bakteri, yaitu
Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophillus. Untuk mengubah gula susu
(laktosa) menjadi asam susu (asam laktat) susu dipanaskan terlebih dahulu pada suhu
tertentu dengan maksud untuk membunuh bakteri yang berbahaya agar berhasil dalam
proses pembuatannya. Selanjutnya, ditambahkan campuran enzim yang mengandung
renin untuk menggumpalkan susu sehingga terbentuk lapisan, yaitu berupa cairan susu
yang harus dibuang, sedangkan bagian yang padat diperas dan dipadatkan. Enzim
tersebut akan menambah aroma dan rasa, juga akan mencerna protein dan lemak
menjadi asam amino.
Pada umumnya keju dapat dikelompokkan menurut kepadatannya yang dihasilkan
dalam proses pemasakan. Keju menjadi keras apabila kelembabannya kecil dan
pemampatannya besar. Jika masa inkubasinya semakin lama, maka keasamannya makin
tinggi sehingga cita rasanya makin tajam. Misalnya, keju romano, parmesan sebagai
keju sangat keras, keju cheddar, swiss sebagai keju keras yang berperan
Propioniobacterium sp., keju roqueorforti yang berperan Pennicilium reguerforti
sebagai keju setengah lunak, keju camemberti sebagai keju lunak yang berperan
Pennicilium camemberti.
9. Neurospora sitophila menjadi oncom
Oncom merupakan makanan yang dikenal di kawasan Jawa Barat. Oncom terbuat dari
ampas tahu, yaitu ampas kedelai dengan bantuan jamur Neurospora sitophila. Jamur ini
dapat menghasilkan zat warna merah atau oranye yang merupakan pewarna alami.
Neurospora dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase protease yang aktif selama
proses fermentasi. Selain itu, juga dapat menguraikan bahan-bahan dinding sel ampas
kacang kedelai, singkong, atau kelapa. Fermentasi ini juga menyebabkan terbentuknya
sedikit alkohol dan berbagai ester yang beraroma sedap.
10. Mycobacterium Tuberkulosis menjadi penyakit tuberkulosis paru
Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah
kesehatan Masyarakat. Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang
menyerang paru-paru, penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis..
Pada waktu batuk butir-butir air ludah beterbangan diudara dan terhisap oleh orang
yang sehat dan masuk kedalam parunya yang kemudian menyebabkan penyakit
tuberkulosis paru (TB Paru). Mycobacterium Tuberkulosis dapat tahan hidup diudara
kering maupun dalam keadaan dingin, atu dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es.
Ini dapat terjadi apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat dormant
ini kuman tuberkulosis suatu saat dimana keadaan memungkinkan untuk dia
berkembang, kuman ini dapat bangkit kembali.
Penularan tuberkulosis dari seseorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman
yang terdapat dalam paru-paru penderita, pesebaran kuman tersebut diudara melalui
dahak berupa droplet. Penderita TB-Paru yang mengandung banyak sekali kuman dapat
terlihat lansung dengan mikroskop pada pemeriksaan dahaknya (penderita bta positif)
adalah sangat menular.
Penderita TB Paru BTA positif mengeluarkan kuman-kuman ke udara dalam bentuk
droplet yang sangat kecil pada waktu batuk atau bersin. Droplet yang sangat kecil ini
mongering dengan cepat dan menjadi droplet yang mengandung kuman tuberkulosis.
Dan dapat bertahan diudara selama beberapa jam. Droplet yang mengandung kuman ini
dapat terhirup oleh orang lain. Jika kuman tersebut sudah menetap dalam paru dari
orang yang menghirupnya, maka kuman mulai membelah diri (berkembang biak) dan
terjadilah infeksi dari satu orang ke orang lain.
11. Campylobacter jejuni
Bakteri Campylobacter jejuni juga menyebabkan infeksi aliran darah (bakteremia),
terutama pada penderita kencing manis atau kanker. Infeksi pada Campylobacter jejuni
melalui mulut dari makanan (misalnya susu yang
tidak dipasteurisasi), minuman (air terkontaminasi), kontak dengan hewan yang
terinfeksi (unggas, anjing, kucing, domba dan babi), atau dengan feses hewan melalui
makanan yang terkontaminasi seperti daging ayam yang belum dimasak dengan baik.
Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak langsung person to person atau
hewan yang terinfeksi atau ekskretanya serta aktivitas seksual anal-genital-oral sebagai
transmisi.
12. Colletotrichum sp
Colletotrichum sp. merupakan endofit yang diisolasi dari tanaman Artemisia annua,
menghasilkan metabolit artemisinin yang sangat potensial sebagai anti malaria.
Disamping itu beberapa mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman Cinchona spp juga
mampu menghasilkan alkaloid cinchona yang dapat dikembangkan sebagai sumber
bahan baku obat anti malaria.
13. Pseudomassria sp
Endofit Pseudomassria sp yang diisolasi dari hutan lindung, menghasilkan metabolit
sekunder yang bekerja seperti insulin. Senyawa ini sangat menjanjikan karena tidak
sebagaimana insulin, senyawa ini tidak rusak jika diberikan peroral. Dalam uji praklinik
terhadap binatang coba membuktikan bahwa aktivitasnya sangat baik dalam
menurunkan glukosa darah tikus yang diabetes. Hasil tersebut diperkirakan dapat
menjadi awal dari era terapi baru untuk mengatasi diabetes.
top related