presus gerd - yunita

Post on 27-Oct-2015

818 Views

Category:

Documents

143 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

GASTROESOPAGEAL REFLUX DISEASE

PRESENTASI KASUS

• IDENTITAS PASIEN• Nama : Ny S• Umur : 35 tahun• Jenis kelamin : Perempuan• Alamat : Pendowoharjo Sewon• Agama : Islam• Suku : Jawa• Pekerjaan : Swasta• Tgl periksa : 13 Juni 2013

anamnesis•Keluhan utama : Nyeri di ulu hati, gelisah•Riwayat Penyakit Sekarang :

Os datang dengan keluhan nyeri di ulu hati, dan terasa panas / terbakar. Keluhan dirasakan sejak ±6 hari yang lalu. Keluhan dirasakan hilang timbul dan sangat mengganggu. Keluhan disertai rasa mual (+) dan muntah 2 kali. Keluhan disertai sulit untuk menelan. Batuk disangkal.

Os sudah periksa 3 hari yll dan mendapat terapi ranitidin dan paracetamol, tetapi keluhan belum mereda.

• Riwayat Penyakit Dahulu : Keluhan serupa dibenarkan Riwayat maag (?)

• Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal

PEMERIKSAAN

• Pemeriksaan Fisik• Kesan Umum : cukup, composmentis.

Vital sign : TD = 120/70 mmHg

N = 76x/m

RR = 18 x/m

T =36,20 C

• Mata : conjunctiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, odem -/-

• Leher : pembesaran lnn-, peningkatan jugular vein pressure -.

• Paru-paru : Inspeksi : massa-, gerakan ketertinggalan-, retraksi -.Palpasi : fremitus taktil normal kanan-kiri.Perkusi : sonor kanan-kiri.Auskultasi : vesikuler +/+

• Jantung :Inspeksi : iktus kordis terlihat Palpasi : iktus kordis teraba di SIC VPerkusi : batas jantung :Kanan atas : SIC II linea para sternalis kananKanan bawah : SIC IV linea parasternalis kananKiri atas: SIC II linea parasternalis kiriKiri bawah : SIC IV-V ke kiri linea midclavicularAuskultasi : S1 - S2 reguler , bising jantung-.

• Abdomen :

Inspeksi : bentuk flat, massa-, sikatrik-

Auskultasi : peristaltic +

Perkusi : timpani, pekak beralih-, undulasi-

Palpasi : nyeri tekan ulu hati (+-), defans muscular-, nyeri tekan lepas-, massa-, pembesaran-.

• Extremitas : hangat+, odem-.

Diagnosis : • Gastroesofageal Refluks Diease

(GERD)

Usul Pemeriksaan• Endoskopi saluran cerna bagian

atas• Tes Berstein

Terapi yang diberikan :

• Inj Ranitidin 1 Amp•Lansoprazole 2 x 20 mg• Digezym 3 x 1•Becantex 3 x 100 mg•Alprazolam 3 x 0,5 mg

GASTROESOPAGHEAL REFLUX

DISEASE (GERD)

PendahuluanLatar Belakang•GERD memiliki dampak global pada kesehatan dan memisahkan kesehatan berdasarkan kualitas kehidupan secara substansi dari populasi di seluruh dunia.

•GERD di Asia sekitar 2-5% dan esophagitis endoskopik sebesar 2-5%, lebih rendah dibandingkan prevalensi di negara-negara Barat.Esofagus adalah tabung otot daripada berjalan dari

mulut ke perut. Bila terjadi refluks, esofagus akan segera berkontraksi untuk membersihkan lumen dari refluks tersebut sehingga tidak terjadi suatu kontak yang lama antara refluks dan mukosa esophagus.

GASTROESOPAGEAL REFLUX DISEASE

• GER : masuknya isi lambung ke dalam esofagus

• GERD : suatu kondisi di mana cairan lambung mengalami refluks ke esofagus sehingga menimbulkan gejala khas berupa rasa terbakar, nyeri di dada, regurgitasi dan komplikasi.

Etiologi

• GERD terjadi pada saat sfingter esofagus bagian bawah (LES) terbuka dengan sendirinya pada waktu tertentu atau tidak dapat menutup dengan cepat sehingga isi dari lambung kembali ke esofagus,

• Sfingter esofagus bagian bawah adalah otot berbentuk cincin yang merupakan bagian bawah dari esofagus yang terlihat sebagai penghubung antara esofagus dan lambung , fungsi sfingter esophagus bagian bawah adalah mencegah isi perut mengalir kembali menuju kerongkongan

Faktor risiko

terjadinya

GERD

Posisi tubuh

Setelah makan

Kelainan anatomi

Jenis Makanan

PATOFISIOLOGI

- Zat yang disekresi dari lambung- Motilitas lambung- Kemampuan faktor pylorus- Zat yang dapat kembali ke esofagus (asam hidroklorida, pepsin, enzim pankreas dan empedu)

Faktor Agresif- Katup penghambat refluks- Kemampuan pengosongan isi lambung- Kemampuan relaksasi LES

Faktor Defensif

Ketidak seimbangan antara faktor agresif dan faktor defensive. Yaitu keadaan dimana faktor agresif lebih dominan

dibandingkan dengan faktor defensive

Gangguan mekanisme anti refluks :

- Tonus yang melemah disertai penurunan peristaltik esofagus

- Relaksasi sfingter

abnormal

Kondisi lambung yang berperan pada terjadinya refluks :Sekresi asam lambung yang meningkat

Lambatnya pengosongan lambung

Peningkatan tekanan dalam lambung

Mekanisme prtahanan esofagus terhadap refluks isi lambung :

• Mekannisme peristaltik esofagus• Unsur gravitasi untuk membalikkan kembali

asam tersebut dalam lumen lambung• Air liur untuk mnetralisir asam di esofagus• Bersihan lumen esofagus• Daya tahan mukosa esofagus

Manifestasi Klinis

• Heart burn• Regurgitasi• Esofagitis• Penyempitan (stricture)• Disfagia• Penurunan berat badan• Suara serak• Mulas

Diagnosis

Radiografi barium

Endoskopi dan biopsi

Manometri

Pemantauan pH esofagus 24 jamPemeriksaan skintigrafi

Penatalaksanaan

1. Modifikasi gaya hidup• Menghindari menggukan baju yang ketat (tekanan

intraabdominal)• Menghindari makanan yang dapat menstimulasi asam

lambung:• coklat, teh, peppermint, kopi dan minuman bersoda

• Menghindari obat-obat yang dapat menurunkan tonus LES :• antikolinergik, teofilin, diazepam, opiate, antagonis kalsium,

agonis beta adrenergic, progesterone.

2. Terapi medikamentosa

Antasid

Golongan obat ini cukup efektif dan aman dalam menghilangkan gejala GERD tetapi tidak menyembuhkan lesi esofagitis. Selain sebagai buffer terhadap HCl, obat ini dapat memperkuat tekanan sfingter esophagus bagian bawah.

Antagonis reseptor H2

Sebagai penekan sekresi asam, golongan obat ini efektif dalam pengobatan penyakit refluks gastroesofageal jika diberikan dosis 2 kali lebih tinggi dan dosis untuk terapi ulkus.

Obat-obatan prokinetik

Secara teoritis, obat ini paling sesuai untuk pengobatan GERD karena penyakit ini lebih condong kearah gangguan motilitas.

Metoklopramid

Obat ini bekerja sebagai antagonis reseptor dopamine. Efektivitasnya rendah dalam mengurangi gejala serta tidak berperan dalam penyembuhan lesi di esophagus kecuali dalam kombinasi dengan antagonis reseptor H2 atau penghambat pompa proton.

Domperidon

Golongan obat ini diketahui dapat meningkatkan tonus LES serta mempercepat pengosongan lambung

Cisapride

Efektivitasnya dalam menghilangkan gejala serta penyembuhan lesi esophagus lebih baik dibandingkan dengan domperidon.

Sukralfat (Aluminium hidroksida + sukrosa oktasulfat)

Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan pertahanan mukosa esophagus, sebagai buffer terhadap HCl di eesofagus serta dapat mengikat pepsin dan garam empedu

Penghambat pompa proton (Proton Pump Inhhibitor/PPI)

Golongan obat ini merupakan drug of choice dalam pengobatan GERD. Golongan obat-obatan ini bekerja langsung pada pompa proton sel parietal dengan mempengaruhi enzim H, K ATP-ase yang dianggap sebagai tahap akhir proses pembentukan asam lambung.

Dosis Obat pada GERDObat Dosis Frekuensi

Antagonis H2

Cimetidine 40 mg/kg/hari 3 – 4 x/hari

Famotidine 1 mg/kg/hari 2 x/hari

Ranitidine 5-10 mg/kg/hari 2 – 3 x/hari

Penghambat Pompa Proton (PPI)

Lansoprazole 0.4-2.8 mg/kg/hari Sekali sehari

Omeprazole 0.7-3.3 mg/kg/hari Sekali sehari

3. Operasi

Operasi adalah sangat efektif dalam menghilangkan gejala-gejala dan merawat komplikasi-komplikasi dari GERD

Tekniknya dikenal sebagai fundoplication

http://www.mayoclinic.com/images/image_popup/mcdc7_fundoplication.jpg

4. Endoskopik

endoskopik mempunyai keuntungan-keuntungan dari tidak memerlukan operasi

Komplikasi GERD

1. Esofagitis → striktura (disfagia) → perdarahan esofagus

2. Gagal tumbuh (failure to thrive)

3. Perdarahan saluran cerna

4. Aspirasi pneumonia

•suraatmaja, sudrajat. Kapita Selekta Gastroenterologi anak. Jakarta : Sanging Seto, 2007; 229-241

Pencegahan

• Tidur di sisi kiri atau mengangkat tubuh bagian atas.• Makan porsi kecil.• Menghindari makanan kaya asam

PROGNOSIS

Sebagian besar pasien dengan GERD akan membaik dengan pengobatan, walaupun relaps mungkin akan muncul setelah terapi dan memerlukan terapi medis yang lebih lama.

Apabila kasus GERD ini disertai komplikasi (seperti striktur, aspirasi, penyakit saluran nafas, Barrett esophagus), biasanya memerlukan terapi pembedahan. Prognosis untuk pembedahan biasanya baik. Meskipun begitu mortalitasi dan morbiditas adalah tinggi pada pasien pembedahan dengan masalah medis yang kompleks.

Alhamdulillah

top related