presentasi kasus morbili ines

Post on 05-Jan-2016

40 Views

Category:

Documents

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

xx

TRANSCRIPT

PRESENTASI KASUS CAMPAK

Dr. Ines Marianne Santoso

RSUD DEMANG SEPULAU RAYALAMPUNG TENGAH

Anamnesis (24 Juli 2013)

• IDENTITAS– Nama Pasien : An. L– J. Kelamin : Perempuan– Agama : Islam– Umur : 4 tahun 9 bulan

(Anak 1 dari 2 bersaudara)– Alamat Rumah : Bumi mulyo

Masuk RSUD DSR tanggal 23 Juli 2013, sekarang hari ke-2 dirawat di RS

Identitas Orang Tua

Alamat: Bumi mulyotinggal serumah dengan pasien

Ayah Ibu

Nama Tn. H Ny. S

Umur 30 24

Pekerjaan Tidak menentu Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SD SD

Riwayat Penyakit

KELUHAN UTAMA

Demam sejak 4 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD DSR (24/07/2013)• Demam naik turun sejak 4 hari SMRS• Gangguan Buang air kecil (BAK) tidak lancar dan nyeri saat BAK. • Batuk berdahak yang sulit dikeluarkan. • Pilek dengan keluar cairan encer dan bening.• Muntah sekali, isi makanan dan air. • Sakit perut. • Buang air besar (BAB) pasien mencret, warna hitam, berlendir.• Nafsu makan pasien berkurang sejak sakit.

Riwayat penyakit sekarang

Saat di IGD, keadaan pasien lemas, demam dan sakit BAK. Pasien didiagnosis observasi febris dan ISK, lalu pasien dipindahkan ke bangsal anak untuk diobservasi febris

Riwayat kehamilan-kelahiranKehamilan Morbiditas kehamilan Sehat

Perawatan antenatal Ibu pasien tidak pernah

kontrol, merokok (-), nafsu

makan baik

Tempat kelahiran Rumah dukun

Kelahiran Penolong persalinan Dukun

Cara persalinan Spontan normal

Masa gestasi Cukup bulan

Keadaan bayi Berat lahir : 3400 gr

Panjang lahir : tidak

diketahui

Langsung menangis

Warna kulit : merah

Cacat (-)

RIWAYAT PERKEMBANGAN• Pertumbuhan gigi I : 7 bulan• Psikomotor

– Tengkurap : 4 bulan– Duduk : 7 bulan– Berdiri : 10 bulan– Berjalan : 1 tahun– Bersuara ”ma..ma pa..pa” : 9 bulan– Membaca dan menulis : -

• Perkembangan pubertas:Belum berkembang• Gangguan perkembangan mental / emosi

– Tidak ada gangguan

Umur (bulan) / PASI Buah / Biskuit Bubur Susu Nasi Tim

0 – 2 ASI

2 – 4 ASI -

4 – 6 ASI + buah, - -

6 – 8 ASI/PASI

(Dancow)

+ buah, - + Lauk tak tentu

10 – 12 ASI/PASI

(Dancow)

+ buah, - + Lauk tak tentu

> 12 ASI/PASI

(Dancow)

ASI sampai 1th

3bulan

+ buah, - + Lauk tak tentu

Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah

Nasi/pengganti 3x sehari @ 1 centongSayur Setiap hariDaging JarangTelur 2x/mingguIkan Kalau adaTahu Tiap hariTempe Tiap hariSusu (merk/takaran) 2x/hari susu kental manis

coklat Bendera

Kesulitan makan : Tidak adaKesimpulan Riwayat Makanan : Nafsu makan baik, Pasien tidak ada alergi suatu jenis makanan namun kulitas makanan kurang.Kesulitan minum : Ada, pasien jarang minum dan sedikit, kira-kira 2 gelas/hari.

Vaksin Dasar ( Umur)

BCG Saat lahir

DPT / DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan

POLIO Saat lahir 2 bulan 4 bulan 6 bulan 18 bulan

CAMPAK -

HEPATITIS B Saat lahir

MMR -

TIPA -

Kesimpulan Riwayat Imunisasi : vaksinasi dasar belum lengkap

Riwayat Keluargaa. Corak reproduksi : Tidak diketahuib. Riwayat pernikahan

a. Riwayat Keluarga Orang Tua Pasien : baikb. Riwayat Anggota Keluarga Lain yang serumah : sehat

Ayah Ibu

Nama Tn. H Ny. S

Perkawinan ke I I

Umur saat menikah 25 tahun 19 tahun

Pendidikan terakhir SD SD

Agama Islam Islam

Suku Bangsa Jawa Jawa

Keadaan kesehatan Baik Baik

Kpasienanguinitas - -

Penyakit - -

RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHAN

• Rumah tempat tinggal saat ini merupakan rumah kontrakan

• Rumah tersebut memiliki ventilasi hanya 1, penerangan yang cukup terang, sumber air menggunakan PAM, jamban jongkok

• Rumah tempat tinggal pasien merupakan rumah yang padat penduduk dan agak kumuh

• Di sekitar rumah, tidak ada yang mengidap penyakit kronis.

Riwayat penyakit yang pernah diderita

Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteria - P. jantung -

Cacingan - Diare - P. ginjal -

Demam berdarah

- Kecelakaan Jatuh dari ayunan

P. Darah -

Demam tifoid

- Kejang - Radang paru

Bronkitis, usia 6 bulan

Otitis - Morbili - TBC -

parotis - Operasi - Lain-lain

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 24 Juli 2013

• Keadaan Umum : • Kesadaran : Compos Mentis• Kesan sakit : sedang• Pucat (-), ikterik (-), sianosis (-), sesak (-)• Keadaan gizi : cukup

Data AntropometriBerat Badan : 11 kgTinggi badan : 91 cm

Status Gizi : BB/U : 11/17 X 100 % = 64,7% status gizi kurangTB/U : 91/100 X 100 % = 91 % status gizi baikBB/TB : 11/14 X 100 %= 78,6 % status gizi kurang Kesimpulan Status Gizi : Kurang

Tanda-tanda Vital

• Frekuensi Nadi : 78 x/m, teratur, cukup• Tekanan Darah : -• Frekuensi Napas : 25 x/m, teratur• Suhu Tubuh : 35,3 0C

Status generalisKepala• Normosefali, Deformitas (-)• Rambut hitam , distribusi merata, tidak mudah dicabut

Mata • Pupil bulat isokor• konjungtiva anemis (-/-)hiperemis (-/-)• sklera ikterik (-/-)• refleks cahaya langsung/tidak langsung (+/+)• secret (-/-),berair (+/+)

Hidung • Normoseptia, deformitas (-)• mukosa hiperemis (-), sekret (+)

Mulut : Mukosa mulut lembab, tidak ada kelainan, bercak koplik (-)

Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-)

Leher : KGB tidak teraba membesar.

Thorak : Bentuk dan gerak simetris, deformitas (-), Dinding dada terlihat simetris, tidak ada bagian dada yang tertinggal, kulit terlihat rash kemerahan.

Jantung• Inspeksi: Ictus cordis terlihat di garis midclavikularis kiri- ICS 5.• Palpasi : Ictus cordis teraba di garis midclavikularis kiri- ICS

5.• Perkusi : Batas jantung normal.• Auskultasi : BJ 1,2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru • Inspeksi : Pergerakan hemithoraks simetris kanan kiri, tidak

ada bagian yang tertinggal, retraksi dinding dada (-)• Palpasi : Vokal fremitus simetris.• Perkusi : Sonor di kedua lapang paru • Auskultasi : Suara nafas vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/-.

Abdomen• Inspeksi : Datar, kulit terlihat kemerahan

(makulopapular rash) pada seluruh kulit abdomen

• Auskultasi : Bising usus (+) normal• Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-), hepar tidak

teraba, lien tidak teraba• Perkusi : Timpani diseluruh lapang

abdomen. Genital : Perempuan

Ekstremitas• Makulopapular rash (+) di keempat ekstremitas• Akral teraba hangat (+) di keempat ekstremitas• sianosis (-) Capillary refill time < 2”• Oedem(-) di keempat ekstremitas.

Tulang belakang • Lurus bentuk normal, tidak skoliosis.

Susunan saraf pusat : Tidak dilakukan pemeriksaan

Kulit• Kemerahan, terdapat makulopapular rash diseluruh tubuh• kulit sawo matang• turgor kulit baik.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

HEMATOLOGI. Hasil 6/12/2010• Hb : 11 g/dl• Ht : 31 %• Leukosit : 12.000 /uL• Trombosit : 304.000 u/LWidal : -– S. Typhi O : -– S. Parathyphi A O : -– S. Parathyphi B O : -– S. Parathyphi C O : -

Diagnosis Banding

• ISK• Morbili• ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

Diagnosis Kerja

Morbili dan Infeksi saluran nafas akut

Pemeriksaan penunjang

1. Darah lengkap2. Foto Thorax PA3. Urin lengkap

PenatalaksanaanKuratif : • IVFD RL 14 tpm• Cefotaxime 2x 300 mg• Paracetamol 3x 1 Cth• Vectrin 2x 1Cth• Pedilis 1x 1 Cth

Promotif :• Tirah baring• Berikan masukan cairan air yang cukup• Menjaga kelembaban dan kehangatan ruangan• Lindungi pasien dari cahaya langsung dan kuat selama masa

fotofobia

Prognosis

• Ad vitam : Ad bonam• Ad sanasionam : Ad bonam• Ad fungsionam : Ad bonam

Follow up : SOAP 25 Juli 2013Subjective

• Demam hari ke-7 (-), bebas demam 2 hari• Batuk (+), dahak (+), pilek (+), sesak napas

(+)• Mual (-), Muntah (-) • Nafsu makan baik• BAB/BAK normal

Objective• TSS/CM• TD : - N : 90 x/m S : 37 0C P : 24 x/m• Kepala : normocephali• Mata : CA-/-, SI -/-• THT : normotia• Gigi-Mulut: dbn• Leher : KGB tak teraba membesar• Paru-paru: SN Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-• Jantung : BJ I/II reguler, murmur (-) gallop (-)• Abdomen: supel, datar, BU (+) normal• Ekstremitas : akral hangat di keempat ekstremitas

• Tampak rash kemerahan diseluruh tubuh

HEMATOLOGI. Hasil 8/12/2010• Hb : 11 g/dl• Ht : 33 %• Leukosit : 9.000 /uL• Trombosit: 298.000 u/L• Eritrosit : 4,36 juta/uL• MCV : 76 fL• MCH : 25 pg• MCHC : 33 g/dL• Hitung Jenis : 1 /0 /0 /49 /35 /15 • LED : 5 mm/jam• RDW : 16,6

Assessment• Morbili + ISPA

Planning• IVFD RL 14 tpm• Cefotaxime 2x 300 mg• Paracetamol 3x 1 Cth• Vectrin 2x 1Cth• Pedilis 1x 1 Cth

Follow up: SOAP26 Juli 2013

Subjective• Demam hari ke-8 (-) • Mual (-), Muntah (-) • Batuk (+) bekurang, dahak (+), pilek (+), sesak napas

(-)• Nafsu makan (+)• BAB (-) 3 hari/ BAK normal

Objective• TSS/CM• TD : - N : 76 x/m S : 35,6 0C P : 28 x/m• Kepala : normocephali• Mata : CA-/-, SI -/-• THT : normotia• Gigi-Mulut: dbn• Leher : KGB tak teraba membesar• Paru-paru: SN Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-• Jantung : BJ I/II reguler, murmur (-) gallop (-)• Abdomen: supel, datar, BU (+) normal• Ekstremitas: akral hangat di keempat ekstremitas,

rash konvalesen (+) di keempat ekstremitas 

RONTGEN THORAKS• Kesan :

Broncopneumonia duplex• DD/ TB paru

Assessment• Morbili + ISPA

Planning• IVFD RL 14 tpm• Cefotaxime 2x 300 mg• Paracetamol 3x 1 Cth• Vectrin 2x 1Cth• Pedilis 1x 1 Cth

Follow up: SOAP27 juli 2013

Subjective• Demam (-) hari ke-8• Mual (-), Muntah (-) • Batuk (-), pilek (-), sesak napas (-)• Nafsu makan (+)• BAB/BAK normal

Objective• TSS/CM• TD : - N : 80x/m S : 35,60C P : 24 x/m• Kepala : normocephali• Mata : CA-/-, SI -/-• THT : normotia• Gigi-Mulut: dbn• Leher : KGB tak teraba membesar• Paru-paru: SN Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-• Jantung : BJ I/II reg murmur (-) gallop (-)• Abdomen: supel, datar, BU (+) normal• Ekstremitas: akral hangat di keempat ekstremitas • Kulit : Rash kemerahan (+) menjadi

kecoklatan dan mulai mengelupas.

Assessment• Morbili dengan perbaikan + ISPA dengan perbaikan

Planning

Pasien boleh pulang• Amoxicilin 3x 2Cth• Paracetamol 3x 1 Cth bila panas• Vectrin 2x 1 Cth• Pedilis 1x 1Cth

ResumePasien An. L, usia 4 tahun 9 bulan- demam sejak 4 hari SMRS. Demam naik turun , meningkat tinggi semalam, saat demam

pasien juga mengigau, tidak ada kejang, tidak mengigil. - Buang air kecil (BAK) tidak lancar dan nyeri saat BAK. Gangguan BAK sudah dirasa sebelum

sakit,namun biasanya tidak nyeri hanya susah keluar, harus ditungguin, keluar menetes, warna kuning.

- Batuk dan pilek. Batuk berdahak yang sulit dikeluarkan. Pilek dengan keluar cairan encer dan bening. Pasien tidak mengeluh sesak nafas.

- Muntah sekali, isi makanan dan air. - Tidak ada nyeri telinga dan tidak ada cairan yang keluar dari telinga. - Sakit perut. Buang air besar (BAB) pasien mencret, warna hitam, berlendir, tidak berdarah,

volume tidak tau. - Nafsu makan pasien berkurang sejak sakit. Minum memang jarang.

Diagnosis awal pasien masuk IGD adalah febris dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK). Pada saat pasien berada di ruang perawatan, pasien masih demam tinggi dan muncul ruam

kemerahan di seluruh badan. Mengeluh sesak namun tidak didapatkan pernafasan yang cepat, tidak ada pernafasan cuping hidung maupun retraksi sela iga dan ronkhi basah

Pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan rontgen thorax (PA) tampak kesan bronkopneumonia duplexPemeriksaan antropometri dan status gizi didapatkan hasil bahwa status gizi pasien kurang.Maka diagnosis akhirnya Campak dan Infeksi Saluran Nafas Akut

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Campak adalah penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus Paramyxovirus yang memiliki gejala klinis yang terdiri dari 3 stadium, yakni stadium masa tunas, prodormal, dan stadium erupsi.

ETIOLOGI

• virus RNA dari family Paramyxoviridae genus Morbili virus.

• Menyebar secara droplet atau kontak langsung.

• Virus aktif minimal dalam 34 jam pada temperature kamar

• Virus tidak aktif di pH yang rendah

EPIDEMIOLOGI

• Campak menduduki tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi (0,7%) dan urutan ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada anak usia 1-4 tahun (0,77%). Campak merupakan penyakit endemis, terutama di negara sedang berkembang.

• Penyakit campak ditemukan disepanjang tahun.

PATOFISIOLOGIDroplets virus masuk

sistem respirasi

PMN terinfeksi(sel worthin)

Replikasi T-helperdan T-supressor

(5-6 hari stlh inf awal)Virus masuk PD, epitel Orofaring, konjungtiva,

Sal napas, kulit, kdg kemih,usus membentuk fokus infeksi

Kelenjar limfatik lokal+

PMN

KGB Regional

Virus replikasi

(hari 9-10)Nekrosis epitel sal napas

Dan konjungtiva(batuk/pilek dan konjungtivitis)

Virus msk ke PD dlm jlh byk

(timbul bercak koplik+demam tingi)

(hari 14)Makopapular rash

Akibat reaksi delayedhipersentifity

Klinis

• Masa inkubasi 10-12 hari awal infeksi• Fase prodormal (3-5 hari): demam ringan

sampai sedang, batuk kering, koriza, dan konjungtivitis, bercak koplik (hari 2-3 sakit)

• Fase erupsi : demam tinggi (40-40,5), erupsi makopapular rash muncul pada belakang telinga, leher, muka, badan, tangan, kaki. Kemudian ruam menghilang sesuai urutan timbul (7-10 hari)

Bercak koplik

Konjungtivitis

DemamBatukPilek

Rash eritema makulo papulo muncul dari belakang telinga

menyebar ke wajah leher badan tangan-kaki

Diagnosis

Gambaran klinis khas, konfirmasi laboratorium jarang diperlukan.

Selama stadium prodormal sel raksasa multinuklear dapat ditemukan pada pulasan mukosa hidung.

Virus dapat diisolasi pada biakan jaringan, dan diagnosis didukung dengan kenaikan titer antibody yang dapat dideteksi pada serum pada fase akut dan konvalesens.

Angka sel darah putih cenderung rendah dengan limfositosis relatif.

DIAGNOSIS BANDING

• Eksantema subitum• Rubella• Skarlet fever • Ruam karena obat• Infeksi karena Echovirus, Stafilokokus, Virus

Koksaki, Adenovirus, Mononukleosis nukleosa, Toksoplasmosis, Meningokoksemia

KOMPLIKASI

1. Laringitis akut2. Bronkopneumonia3. Kejang demam4. Ensefalitis5. Otitis media6. Enteritis7. Kebutaan akibat konjungtivitis8. Appendisitis9. Aktivasi tuberculosis

PENGOBATAN Tanpa penyulit dapat berobat jalan. Anak harus diberikan cukup cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat

simptomatik, dengan pemberian antipiretik, antitusif, ekspektoran, dan anti konvulsan bila diperlukan

Sedangkan pada campak dgn penyulit dapat dirawat inap

vitamin A 100.000 IU per oral diberikan satu kali, apabila ditemukan malnutrisi diberikan 1500 IU tiap hari

Bronkopneumonia diberikan antibiotic Ampisilin 100 mg per kg BB per hari dalam 4 dosis intravena

dikombinasikan dengan Kloramfenikol 75 mg per kg BB per hari intravena dalam 4 dosis dan Oksigen 2 liter/mnt

sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapat minum obat per oral. Antibiotik diberikan sampai 3 hari demam

reda

Enteritis, pemberian cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi.

Otitis media, diberikan klotrimoksasol sulfametoksasol (TMP sulfametoksasol 4 mg per kgBB per hari dibagi dalam

2 dosis.

Ensefalopati perlu reduksi jumlah pemberian cairan hingga ¾ kebutuhan untuk mengurangi edem otak disamping

pemberian kortikosteroid

Pemantauan

• Pada kasus campak dengan komplikasi bronkopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau adanya infeksi terhadap tuberculosis. Pantau gejala klinis serta lakukan uji tuberculin 1-3 bulan setelah penyembuhan.

PROGNOSIS

• Angka kematian di AS menurun pada tahun-tahun ini sampai tingkat rendah untuk semua kelompok umur, terutama karena keadaan sosioekonomi membaik tetapi juga karena terapi antibacterial efektif untuk infeksi sekunder.

PENCEGAHANImunisasi aktif- Pada bayi berumur 9 bulan atau lebih.- Vaksin virus yang dilemahkan- Diberikan sebanyak 1.000 TCID-50 atau 0.5ml- Diberikan secara subkutan- Vaksin ulang dalam bentuk MMR saat selesai SD atau sebelum SMP.

Imunisasi pasif- Diberikan serum gamma globulin - Dosis 0,25mL/kg- Diberikan secara intramuscular - Dalam 5 hari sesudah pemanjanan atau sesegera mungkin

Analisis Kasus

• Diagnosis awal dari IGD adalah febris dengan ISK karena terdapat

demam dan susah, nyeri saat BAK.

• Setelah mendapat terapi, pasien masih demam tinggi namun BAK

sudah lancar dan masih batuk-pilek, bercak koplik tidak ditemukan

karena menurut penelitian jarang dijumpai. Hari keenam pasien

sakit, ditemukan ruam kemerahan makulo-papula di seluruh badan

dan pasien masih batuk berdahak, kadang sesak namun tidak

ditemukan ronkhi ataupun wheezing. Sehingga diagnosis kerja

pasien ini menjadi campak dan ISPA

• Diagnosis campak dapat ditegakan dari gambaran klinis yang khas, sedangkan pemeriksaan

laboratorium jarang diperlukan.

• Gambaran klinis awal/prodormal seperti manifestasi influenza, yaitu demam ringan sampai

sedang, batuk yang semakin menjadi, pilek/koriza/rhinitis dan tanda patognomonik bercak

koplik (enantem di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah yang berwarna putih

kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema) yang jarang ditemukan.

• Lalu berlanjut ke stadium erupsi dimana muncul ruam kemerahan berbentuk makula-papula

yang disertai peningkatan suhu tubuh.

• Sesuai dengan pasien ini dimana saat tubuh meningkat muncul rash kemerahan makulo-

papula di seluruh badan. Bercak ini timbul dari belakang telinga, bagian atas lateral

tengkuk,badan dan ekstremitas dalam waktu 24 jam. Bercak ini dapat disertai dengan rasa

gatal, perdarahan ringan di kulit dan muka bengkak. Setelah 3 hari eritema muncul, maka

eritema akan mengalami hiperpigmentasi dan mengelupas sehingga menghilang.

• Pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan kelainan. Hasil Rontgen thoraks menyatakan

bronkopneumonia namun secara klinis tidak ditemukannya sesak yang mendadak, pernafasan

cepat, pernafasan cuping hidung, retraksi sela iga dan ronkhi. Sehingga tidak dapat ditegakkan

bronkopneumonia

• Pasien mendapat pengobatan bersifat simtomatik, yaitu IVFD RL untuk memperbaiki

keadaan umum, antibiotik untuk infeksi saluran nafas dan mecegah invasi bakteri lain, paracetamol

untuk antipiretik, suplement penambah daya tahan tubuh dan mucolitik untuk mengeluarkan

dahak.

• Pasien diperbolehkan pulang karena keadaan umum baik, sudah tidak demam

menandakan tidak adanya komplikasi, nafsu makan mulai meningkat, BAK sudah lancar, BAB

normal, batuk sudah berkurang dan eritema sudah hiperpigmentasi dan mulai mengelupas.

top related