periodisasi sejarah kepolisian

Post on 02-Jan-2016

340 Views

Category:

Documents

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

PERIODISASI SEJARAH KEPOLISIAN. CONTOH : PERIODE KERAJAAN TRADISIONAL PERTIODE PRA KOLONIAL PERIODE KOLONIAL PERIODE KEMERDEKAAN. PERIODE KERAJAAN TRADISIONAL. A BAD VII – ABAD XIV KUTAI (KALIMANTAN – TERTUA) TARUMA NEGARA (JAWA BARAT – TERTUA) SRIWIJAYA , MALAYU , ACEH (SUMATERA) - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

CONTOH :

PERIODE KERAJAAN TRADISIONAL PERTIODE PRA KOLONIAL PERIODE KOLONIAL PERIODE KEMERDEKAAN

PERIODISASI SEJARAH KEPOLISIAN

ABAD VII – ABAD XIV KUTAI (KALIMANTAN – TERTUA) TARUMA NEGARA (JAWA BARAT – TERTUA) SRIWIJAYA , MALAYU , ACEH (SUMATERA) SYAILENDRA (MATARAM –JAWA TENGAH) WANGSA ISYANA (MATARAM - JATIM) KERAJAAN BALI GALUH PARAHYANGAN DAN PADJADJARAN KAHURIPANM SINGASARI, MAJAPAHIT (JATIM) KERAJAAN GOWA (SULAWESI SELATAN) KERAJAAN MATARAM, SURAKARTA,

YOGYAKARTA (JAWA TENGAH)

PERIODE KERAJAAN TRADISIONAL

ABAD XV – XIX

PORTUGIS SPANYOL BELANDA INGGRIS

PERIODE PRA KOLONIAL

PERJUANGAN FISIK (1945 – SEKARANG) REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1945-1948) ERA DEMOKRASI LIBERAL / PARLEMENTER

(1949-1959) ERA DEMOKRASI TERPIMPIN (1959 – 1967) ERA DEMOKRASI PANCASILA (1968-1999) ERA REFORMASI (1999 – SEKARANG)

PERIODE KEMERDEKAAN (1945 – SEKARANG)

PENGANGKATAN KKN / KAPOLRI PERTAMA PERPINDAHAN KE PURWOKERTO 1 JULI 1946 TERBENTUK POLISI NASIONAL PERPINDAHAN KE YOGYAKARTA KEGIATAN PERJUANGAN BERSENJATA OPSI KEDUDUKAN POLRI DALAM TATANAN

KETATANEGARAAN

PERJUANGAN FISIK 1945-1949

MASA PEMERINTAHAN RISMASA PEMBANGUNAN POLRI

LAHIRNYA TRIBRATA

ERA DEMOKRASI LIBERAL / PARLEMENTER (1949-1959)

LAHIRNYA CATUR PRASETYA LAHIRNYA UURI NO: 13 TAHUN 1961 POLRI DINYATAKAN SEBAGAI ANGKATAN

BERSENJATA DIMASUKKKAN KE “ WILAYAH” ANGKATAN

BERSENJATA / MILITER

ERA DEMOKRASI TERPIMPIN (1959 – 1967)

LAHIRNYA UURI NO: 28 TAHUN 1997 INTEGRASI POLRI SEBAGAI ABRI KONSEKUENSI DALAM ORGANISASI MILITER

ERA DEMOKRASI PANCASILA (1968-1999)

LAHIRNYA UUD 1945 AMANDEMEN POLRI PISAH DARI ABRI LAHIRNYA UURI NO: 2 TAHUN 2002

ERA REFORMASI (1999 – SEKARANG)

BERIKUT ADALAH URAIAN DETAIL

PERIODE KOLONIAL

PERIODE KOLONIAL, 1816-1945.

Indonesia pernah dijajah Belanda dan Jepang.

Masa pemerintahan Hindia Belanda tahun 1816-1942.

Masa pemerintahan Balatentara Jepang

berlangsung pada masa Perang Dunia II, 1942-1945.

Masa Pemerintahan Hindia Belanda, 1816-1942. Kepolisian di bawah Pemerintahan Dalam Negeri

(Binnenlandsche Zaken) berlangsung >100 tahun. Pengaruh kongsi dagang VOC maupun Inggris yang

dipimpin oleh Stanford Raffles masih kuat. Penguasaan Inggris disebut “pemerintahan antara”

atau “tussen bestuur” (Dekker, 1938:37), karena UU yang dibuat oleh Inggris (Regulation 1814) berpengaruh pada terbentuknya UU yang mengatur badan peradilan yaitu Reglement op de Rechtelijke Organisatie (RO) pada 1848 dan UU tentang Tata Pemerintahan Hukum Acara Pidana (Inlandsch Reglement/ IR) tahun 1848

1941 keduanya diamandemen menjadi Herziene Inlandsch Reglement (HIR) dan mengandung ketentuan tentang hubungan kerja dan pelaksanaan tugas polisi.

Pemerintah Belanda melakukan penataan ◦Proceureur Generaal (Jaksa Agung)

dibawah Mahkamah Agung◦Hooggerechtshof (MA) dijadikan Kepala

Peradilan dan Kepolisian yang pelaksanaan tugasnya dibantu para Residen dan pejabat kehakiman (Officier van Justitie).

◦Ada Administratieve Politie (Polisi Adminis trasi) disamping ada Justitie Politie (Polisi Kehakiman) yang ditugaskan pada Residen atau kepada pemerintahan setempat (Bupati), dilengkapi dengan aturan tentang hubungan antara administratieve politie dan justitie politie.

Ditetapkan adanya Departemen Kehakiman, Direktur Dalam Negeri dan Jaksa Agung utk perbaiki sistem Kepolisian Hindia Belanda

Ada pembentukan kepolisian di kota besar : Batavia (Jakarta), Semarang dan Surabaya

Kesatuan-kesatuan di kota besar : Pada Asisten Residen diperbantukan seorang

Controleur atau pengawas yang khusus bertugas dibidang kepolisian

Sekaut(Schout) & Pembantu Sekaut (Onderschout) diperbaiki penghasilannya

Pejabat polisi diberi bantuan Opas-opas Polisi. Diadakan jabatan Politieopziener (Pengawas

Polisi) untuk membantu Sekaut. 

Kesatuan di luar kota besar : Ada pembedaan antara Opas Polisi yang

diserahi tugas kepolisian dan Opas Biro yang hanya membantu di kantor.

Kepada Residen, Asisten Residen dan para pengawas Pangreh Praja (sekarang Pamong Praja) Bumiputera diperbantukan Opas Polisi yang gajinya diperbaiki.

Telah diangkat 725 orang Opas Polisi Bumiputera. Hal ini mulai adanya polisi bergaji (beroepspolitie) bumiputera (yang sebelumnya tidak ada).

Reorganisasi kepolisian di 1897 ada jabatan Politieopziener menjadi Inspecteur van Politie atau Inspektur Polisi.

Tugas kepolisian dijalankan oleh Onderschout, Waterschout (Polisi Perairan), Politieopziener, Opas Kepala, Opas Berkuda, Opas Penjaga dan Pengawal, Opas Ronda Malam dan Ronda Priyayi.

Ada penjagaan oleh masyarakat : penjaga gardu dan para pegawai perkebunan yang disebut polisi tidak bergaji (Onbezoldigdepolitie), karena gaji mereka bukan berasal dari pemerintah tetapi dari perusahaan swasta (particulier) dan tidak di bawah Polisi Tugas Umum .

Untuk pengamanan daerah di luar Jawa dan Madura (buitengewesten, tanah seberang) dibentuk Polisi Bersenjata (Gewapende Politie), 1912 yang menyandang kepangkatan seperti militer dengan tugas :

1. Menjamin keamanan, ketertiban dan keterampilan.

2. Mempertahankan kekuasaan dalam waktu kekacauan , jika perlu, militer mengambil alih tugas.

3. Untuk mengkonsolidasikan keadaan daerah-daerah yang baru dikuasai pemerintah.

Fungsi kepolisian berkaitan dengan instansi lain yg mempunyai kewenangan kepolisian seperti:

1. Algemeene Politie (Polisi Tugas Umum)Meliputi Stadspolitie (Polisi Kota); Veldpolitie (Polisi Lapangan); Bestuurpolitie (Polisi Pangreh Praja) suatu kesatuan kecil di daerah2 di bawah Asisten Wedana, Wedana dan Bupati.

Pada Polisi Pangreh Praja diperbantukan seorang Inspektur Polisi / Agen Polisi Kepala (Hoofdagent van Politie sebagai pimpinan sehari hari dan membawahi para Kepala Pangreh Praja setempat. Polisi Pangreh Praja tidak dididik militer oleh karena itu tidak terikat oleh disiplin seperti Polisi Kota atau Polisi Lapangan.

2. Desa Politie (Polisi Desa)3. Polisi yang bertugas di tanah partikelir (swasta)4.Onbezoldigde Politie (Polisi tidak bergaji). Yaitu

orang2 yang bertugas dengan kewenangan terbatas untuk menjaga obyek tertentu yang dianggap vital mis perkebunan, bangunan obyek vital (kantor Bank Sentral, Javasche Bank) dll dan tidak digaji oleh pemerintah, namun dalam pelaksanaan tugasnya di bawah pengawasan pemerintah.

5.Zelfbestuurspolitie (Polisi pemerintah daerah swatantra) yang terdapat di luar Jawa dan Madura

6.Technische Polisi (Polisi Teknis) yang mempunyai wewenang penyidikan berdasarkan UU dan peraturan yang memerlukan pengetahuan khusus dibidangnya (Dekker, 1938 : 190)

6.Polisi Khusus (Bijzondere Politie)yang mempunyai tugas khusus dan kewenangannya hanya terbatas pada undang-undang dan peraturan yang khusus di instansi tersebut seperti

a. Polisi Kehutanan (dengan Mantri Kehutanan)

b. Polisi Tambangc. Polisi Pasard. Polisi Pengawas Jalane. Polisi Bangunan

Daerah pendudukan dibagi menjadi 3 wil : Jawa dan Madura dibawah kekuasaan Tentara

Keenam Belas Angkatan Darat (Rikugun), berpusat di Jakarta.

Sumatra di bawah kekuasaan Tentara Kedua Puluh Lima Angkatan Darat (Rikugun), berpusat di Bukittinggi.

Kalimantan dan Timur Besar (Groote Oost) yaitu Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara (Bali, NTB dan NTT) dan Papua di bawah kekuasaan Armada Selatan Kedua Angkatan Laut Jepang (Kaigun).

Masa Pemerintahan Jepang, 1942-1945Kepolisian di bawah Urusan Keamanan Pemerintahan Pendudukan Jepang (Gunseikanbu Cianbu)

Organisasi kepolisian pada masa Jepang tidak terpusat tetapi menurut wilayah militer Jepang yaitu

Wilayah kekuasaan Tentara Keenam Belas Jawa di Jakarta.

Wilayah kekuasaan Tentara Kedua Puluh Lima Sumatra di Bukittinggi

Wilayah Timur Besar dibawah Angkatan Laut Jepang di Makassar

Wilayah Kalimantan dibawah Angkatan Laut Jepang di Banjarmasin

Panglima Tentara Keenam Belas di Jawa mengeluarkan undang-undang yang disebut Osama Serei yang intinya Jepang memberlakukan pemerintahan militer sementara di daerah-daerah yang diduduki. Peraturan perundang-undangan Hindia Belanda masih diberlakukan sejauh tidak bertentangan dengan aturan pemerintah militer Jepang serta menghormati pegawai yang setia kepada pemerintah militer Jepang.

Pemerintah militer Jepang di Jawa ditingkat pusat dipegang oleh Panglima Tentara yang disebut Saiko Shikikan sebagai Panglima Tertinggi. Pemerintahan militer disebut Gunseikanbu. Pengaturan pemerintahan pendudukan tersebut sampai di tingkat desa dengan dibentuknya Tonari Gumi atau Rukun Tetangga (RT).

Dibentuk kelompok pemuda : Seinendan dan kelompok bantuan kepolisian yang disebut Keibodan yang dilatih baris berbaris , perang-perangan atau kyoren. Jepang merekrut tenaga bantuan militer atau milisi untuk menambah kekuatan tentara Jepang yang disebut Heiho dan membentuk pula organisasi masyarakat yaitu “Pusat Tenaga Rakyat” (PUTERA).

Itu bertujuan membujuk para nasionalis dengan mengangkat tokoh-tokoh yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansyur.

Untuk mendukung kebijakan Jepang sebagai “Jepang Pemimpin Asia”, “Jepang Pelindung Asia” dan “Jepang Cahaya Asia”. (3A).

Kesempatan itu dimanfaatkan oleh para pimpinan PUTERA untuk mengobarkan semangat lewat rapat raksasa maupun siaran radio untuk mempersiapkan kemerdekaan. Jepang melihat gelagat tersebut dan PUTERA dibubarkan , diganti dengan Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa).

Jepang membentuk pula organisasi yang berbentuk organisasi militer didukung oleh kelompok pemuda yaitu organisasi Pembela Tanah Air atau PETA.

Kepolisian masih dibawah Residen (Sucho) dan dibantu oleh Bupati (Kencho) menandai masih diberlakukan aturan perundangan Hindia Belanda. Kesatuan seperti Polisi Perkebunan (Cultuur Politie), Polisi Pangreh Praja, Polisi Lapangan (Veldpolitie) digabung menjadi satu alat kepolisian yang disebut Keisatsu atau Polisi.

Di Karesidenan (Shu) dibentuk pusat-pusat kepolisian yang disebut Shu Keisatsu Bu ( bagian dari kantor Shu). Sistem administrasi bidang kepolisian yang dilaksanakan pemerintah militer Jepang hampir sama dengan pelaksanaan administrasi bidang kepolisian jaman pemerintah Hindia Belanda.

Kepala desa tidak merupakan bagian dari kepolisian tetapi wajib memberi bantuan kepada polisi dlm menjaga keamanan dan ketenteraman di lingkungan desanya. Kepala desa dibantu oleh Ketua Tonari Gumi (RT).

Pemerintah militer Jepang ubah istilah kewilayahan ke bhs Jepang : Karesidenan (Syu), Kabupaten (Ken), Kawedanaan (Gun), Keasistenan Wedana (Son) dan Kelurahan (Ku)

Organisasi kepolisian pada jaman Jepang masih seperti jaman Belanda yaitu kepolisian di wilayah Karesidenan (Syu) dikepalai Syucokan yang bertanggung jawab atas ketentraman dan keamanan umum.

Polisi Pamong Praja di Jawa & Madura dilebur ke Jawa-Keisatsu dan selanjutnya disebut Polisi, Agen Polisi dan Mantri Polisi Pamong Praja diangkat menjadi anggota polisi dan disesuaikan dengan pangkatnya. Kepala Distrik (Guncho) dan Kepala Onderdistrik (Soncho) diwajibkan melakukan tugas kepolisian.

Organisasi kepolisian di bawah Keimubu (Departemen Kepolisian).

Kesatuan Polisi Lapangan (Veldpolitie) dan Kejaksaan digabung dalam Gunseikanbu Chianbu (Kantor Keamanan).

Polisi Lapangan (Veldpolitie) dan beberapa orang dipilih untuk dilengkapi senjata otomatis ringan dan dinamakan Tokubetsu Keisatsu Tai (1944) yang berarti Pasukan Kepolisian yang bertugas spesial.

Kepolisian dibantu Polisi Militer Jepang tumpas gerakan bawah tanah & ancaman thd pem. pendudukan Jepang. Tokubetsu keisatsu Tai di tiap-tiap Syu (Karesidenan) dipimpin Syu Chianbucho disiapkan sbg pasukan penggempur dengan diberikan latihan2 militer.

Perbedaan Polisi Kota dan Polisi Luar Kota ditiadakan, hanya dikenal 1 alat kepolisian yi Jawa Keisatsu (Polisi Jawa) untuk seluruh Jawa dan Madura.

Polisi Pamong Praja dihapus. Asisten Wedana (Camat) dan Wedana ditarik ke dalam susunan kepolisian, sehingga Jawa Keisatsu mempunyai cukup tenaga untuk kepala-kepala detasemen dan tenaga kader untuk Polisi Kota Besar.

Dibeberapa tempat dibangun kantor-kantor polisi. Kantor-kantor polisi yang tidak dikepalai tentara Jepang ditempatkan orang Jepang sebagai Shidokan (Pengawas atau Perwira Penuntun).

Untuk memperkuat polisi diperbantukan tenaga Keibodan ( berasal dari masyarakat), diberikan pakaian seragam dan latihan tetapi tidak menerima gaji. Mereka diasramakan diibukota Karesidenan. Organisasi Keibodan berpusat di Syu Chianbu, mempunyai cabang2 (cutai) di tiap kabupaten dan ranting (shotai) ditiap kecamatan.

Nopember 1944 Gunseikanbu Keisatsubu menjadi Gunseikanbu Chianbu (Departemen Keamanan), Polisi dan Kejaksaan disatukan.

Kepala Departemen Keamanan bertindak sebagai Kepala Kepolisian melanjutkan tugas dari Gunseikanbu Keisatsubu dan menjalankan kebijakan polisionil yang diterima dari Shihobucho.

Disetiap Karesidenan (Syu) polisi administratif-organisatoris dan mengenai kebijakan polisionil di bawah Syucho, pimpinan sehari hari dilakukan oleh Syu Chianbucho. Sedangkan Syu Keisatsubu menjadi Syu Chianbu.

Bagian-bagian dari Syu Chianbu terdiri dari Bagian Umum (Somuka) yang mengurus tata usaha juga keuangan, perlengkapan, urusan pegawai. Bagian Keamanan (chianka) melakukan pengawasan dan penyelidikan di lapangan politik dan pemeriksaan dalam perkara-perkara criminal. Kejaksaan masuk di Chianka.

Memasuki 1944 keadaan tambah buruk bagi Jepang karena serangan sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat, diarahkan ke negeri Jepang.

Dalam kondisi tersebut Jepang mulai menjanjikan kemerdekaan kepada negara-negara yang diduduki termasuk Indonesia.

Parlemen Jepang pada 7 September 1944 mengadakan sidang istimewa yang ke 85 di Tokyo. Perdana Menteri Koiso mengumumkan tentang pemberian kemerdekaan kepada Indonesia “dikelak kemudian hari”.

Untuk itu pemerintah pendudukan Jepang dipimpin Letjen Kumakichi Harada membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), tanggal 1 Maret 1944atau DokuritsuJunbi Chosakai.

Dalam sidangnya BPUPKI membahas prinsip2 dasar Negara Indonesia dengan anggota tokoh masyarakat & ilmuwan seperti Mr. Moh. Yamin mengemukakan lima “Asas Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”. Mr. Soepomo mengemukakan dasar Indonesia Merdeka.

1 Juni 1945 Ir. Soekarno mengemukakan 5 asas landasan & pandangan hidup negara Indonesia merdeka yang dikenal sebagai “Pancasila” meliputi Kebangsaan Indonesia, Internasional isme/Peri Kemanusiaan, Mufakat /Demokrasi, Keadilan Sosial dan Ketuhanan.

Berdasar pendapat anggota BUPKI disusun naskah UUD dengan terlebih dahulu merumuskan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD.

Awal Agustus 1945, BPUPKI menyelesaikan tugas, & badan tersebut dibubarkan .

Dibentuk badan baru yaitu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai yang diketuai oleh Ir. Soekarno dengan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya.

Kondisi makin kritis karena Amerika Serikat menyatakan perang terbuka terhadap Jepang.

Pertempuran terjadi di wilayah lautan Pasifik yang diduduki Jepang. Tanggal 6 Agustus 1945 AS menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima yang disusul kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua di Kota Nagasaki.

Akibat ledakan kedua bom atom selain menghancukan bangunan2 juga menewaskan ribuan penduduk di kedua kota tersebut. Dan yang luka-luka akibat bom atom tersebut menderita cacat seumur hidup.

Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Selama pendudukan Jepang di Indonesia aktif gerakan dibawah tanah yang dipimpin tokoh pemuda a.l. Syahrir, Chaerul Saleh dkk.

Mereka memaksa Ir. Soekarno dan Moh. Hatta segera menyatakan kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno berdalih perlu diadakan pertemuan dengan para tokoh nasionalis terlebih dahulu. Para pemuda tidak sabar, kemudian Ir. Soekarno diculik dan ditahan di Rengasdengklok, Jawa Barat.

Para tokoh nasionalis meminta Ir. Soekarno dikembalikan ke Jakarta. Atas permintaan banyak tokoh kemudian Ir. Soekarno dibebaskan.

Pada malam harinya dibantu Laksamana Maeda, Perwira Tinggi Angkatan Laut Jepang, memberi fasilitas rumahnya di Jl Imam Bonjol, Jak Pus (kini Museum Perumusan Naskah Proklamasi) kepada para tokoh Indonesia untuk mempersiapkan pernyataan kemerdekaan.

Malam itu disiapkan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia bersama dengan para tokoh nasionalis lainnya yang dibacakan pada keesokan harinya tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Ir. Soekarno di Jalan Pegangsan Timur No.56 (sekarang Jalan Proklamasi), Jakarta Pusat.

MATERI :

KBP (P) DR SILVIA NURLAILA, SPd, SE, MM

PENULISAN SEJARAH

PENGANTAR PENULISAN

PERWIRA POLRI khususnya MHS PTIK ADALAH INSAN YG SELAIN BERKEPRIBADIAN JUGA BERILMU-PENGETH (ILMIAH DAN NON ILMIAH). TERKAIT DENGAN MASA LALU, SESEORANG TIDAK BISA MENYIMPAN / MENGINGAT SECARA KESELURUHAN ADA YANG BRILLIAN, NAMUN RATA2 YANG DI - INGAT HANYA YANG BERKESAN, DAN BILA TIDAK SERING DIMUNCUL KAN MAKIN LAMA MAKIN HILANG

ARTI SEJARAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI : JARANG DISADARI. NAMA-NAMA, KEJADIAN

TIDAK BERARTI BILA HANYA MERUPAKAN HAFALAN. TP HARUS DISADARI MAKNANYA (NON NARASI)

SEJARAH : syajaroh : pohon – silsilah Sejarah sbg Peristiwa masa lalu Sejarah sbg Kisah peristiwa itu pertelaan

REKAM SEJARAH

ORANG PER ORANG MEMILIKI MASA LALU, DAN BILA DI DOKUMENTASIKAN

AKAN ADA RIWAYAT SEJARAH. * UNTUK PETUGAS POLRI, TENTUNYA ADA

KAITAN DENGAN TUGAS-TUGASNYA MAKIN LAMPAU DAN JAUH DARI MASA

SEKARANG , APABILA TIDAK SEGERA “DIREKAM” MAKIN KURANG ISI, MAKNA DAN JUMLAH SUMBER .

PROBLEM SOLVINGPENDEKATAN SEJARAH ANTARA LAIN SBG PROBLEM SOLVING.SESEORANG AKAN MENGETAHUI KEBERHASILAN & KEKURANGAN DI MASA LALU. KEBERHASILAN DITELADANI SEBAGAI MOTIVASI TUGAS KEDEPAN.JANGAN DILUPAKAN POHON SILSILAH HORMATI ORTU, GURU & PENDAHULU MAKA SESEORANG AKAN RENDAH HATI DAN MAMPU MELAYANI SESAMA

SEJARAH SEBAGAI KISAH BGMN SEJ SBG KISAH TERSUSUN ? (hasil cipta orang yang menuliskan yi

Sejarawan the man behind the gun BGMN KITA TAHU BHW SEJ SBG KISAH

COCOK DG SEJ SBG PERISTIWA ? Peristiwa masa lampau meninggalkan jejak-

jejak (jejak kaki di pantai prediksi) Jejak dari sejarah sbg peristiwa dapat sbg

sumber dari sejarah sbg kisah

PENULISAN SEJARAH PENULISAN MENGGUNAKAN ILMU DAN SENI ILMU : ILMIAH KRITERIA ? curiousity, tdk menerima kebenaran tanpa

bukti, jujur, terbuka, toleran, skeptis, optimis, berani, teliti, kreatif,obyektif, tentatif.

* SENI : NON ILMIAH KRITERIA ? pengamatan, pengalaman, intuisi, perasaan,

bakat

DALAM SEJARAH : TIDAK BERLAKU RUMUS 2X2=4 MESKIPUN BAHAN SAMA PERSIS, DUA

ORANG PENULIS KEMBARPUN AKAN MENULISKAN DUA KISAH YANG BERBEDA

HAL TSB KARENA PERBEDAAN DALAM PENAFSIRAN (NON NARASI) DAN PENYIMPULAN; BEDA PANDANGAN,

BEDA WAKTU/ERA DSB. UNTUK BIOGRAFI MHS KEMBARPUN AKAN

BERBEDA

SIFAT PENULISAN SEJARAH ADALAH GABUNGAN SIFAT-SIFAT SARJANA DAN SIFAT SENIMAN

MENGAPA BERDASAR BAHAN YANG SAMA DAPAT MENULIS YANG BERBEDA ?

ADA 4 FAKTOR : 1. SIKAP SUBYEKTIF (BERAT SEBELAH

PRIBADI) rasa tidak senang thd indvd, terhadap lokasi, dsb.

2. PRASANGKA KELOMPOK mis : konflik antar etnis, agama, dsb

lanjutan

3. INTERPRETASI BERLAINAN Mis 1945 merdeka : krn perang gerilya ?,

krn Jepang dibom ?, karena politik (diplomasi ) ?, karena nekad ? HATI2 DALAM ANALISIS

4. PANDANGAN / PENGALAMAN YANG BERBEDA. Seseorang memiliki pandangan, persepsi dan pengalaman yang berbeda. Ini mempengaruhi penulisan.

UPAYA : KEJAR OBYEKTIFITAS (MESK DLM KETERBATASAN) perhatikan rambu2 ilmiah

MANFAAT PENULISAN SEJ : 1. BELAJARLAH DARI SEJARAH- SBG DOKUMEN BISA DIGUNAKAN BILA PERISTIWA SEJENIS TERJADI misal perlunya DIPLOMASI , GIGIH, BERSATU , OPTIMIS, KOMUNIKATIF, SIMPATIK, DSB

2. MEMPERTEBAL RASA NASIONALISME SEJARAH INDONESIA SEJ KEPOLISIAN UNTUK GENERASI PENERUS PEMBERI INSPIRASI esprit de corps

lanjutan

3 MEMBERI KESENANGAN / REKREASI a) Bahasa bagus, menarik, jelas b) Karena pesona perlawatan yang dipancarkan. Tanpa beranjak dari ruangan/kursi , kita dibawa pada ruang , waktu dan peristiwa yang berlainan dengan suasana sekarang. c) Foto dokumen yang melengkapi mendukung imajinasi d) Memunculkan inspirasi untuk masa

depan

PERAN MHS PTIK di bid sejarah MELAKUKAN PENELITIAN MENULISKANNYA DG MEMPERHATI KAN

GUNA SEJARAH, ILMU serta SENI MEMBERI SUMBANGAN SEMANGAT

PERJUANGAN SESUAI TUJUAN NKRI NATION BUILDING.

TIDAK MENONJOLKAN KEDAERAHAN, PER PECAHAN, KONFLIK, RASA HAYAT YG BERLEBIHAN

TIDAK MEMUTAR BALIKKAN / MEMALSUKAN SEJARAH

lanjutan

MASYARAKAT INGIN : BUKAN KISAH YANG BAIK2 / INDAH-INDAH

TANPA HAL YANG MEMALUKAN TETAPI YANG DAPAT MENERJEMAHKAN ASPIRASI

MASYARAKAT DENGAN MAKNA DALAM PERJUANGAN YANG PENUH SUKA

DAN DUKA

Mhs sbg penulis sejarah

POKOK KARYANYA MEMANG TERLETAK DI MASA LAMPAU

TETAPI IA BERDIRI TEGUH DI MASA KINI

DAN PANDANGANNYA SENAN

TIASA MENATAP KE MASA DEPAN.

PENULISAN BIODATA PERHATIKAN :

PERIODISASI (WAKTU) : MIS : ERA REFORMASI POLRI, ERA POLMAS , ERA IMPLEMENTASI HAM

ATAUMASA PRA SEKOLAH, MASA SEKOLAH (a) DIKDASMEN (b) PERG TINGGIMASA BERTUGAS: (a) ……….(b) ………..

Lanjutan

Atau : masa Pama , masa PamenAtau : masa di Polres …., Polres ….Atau : masa di Unit Kerja …., Unit Kerja… dsb.

Silakan dengan kreativitas anda (DASAR FAKTA, DIKEMAS DG SENI)

Penulisan Biodata1. Kt Pengantar2. Daftar Isi dengan halaman3. Bab I s.d. …. ? Periodisasi4. Bab … Kesimpulan5. Daftar Pustaka

Lampiran2 (bila ada) misal tanda penghargaan, foto prestasi. (Foto bisa juga mengikuti bab / disesuaikan dengan uraian).

SYARAT-SYARAT

1. KERTAS A4 2. HURUF TIMES NEW ROMAN3. JUDUL MODIFIKASI DARI TEMA4. COVER MODIFIKASI5. SPASI 1,56. FONT 12 / MENYESUAIKAN7. TIAP BAB GANTI HALAMAN

PENILAIAN•KREATIFITAS / KEINDAHAN COVER•SISTEMATIKA / PROSENTASE ANTAR BAB•KETELITIAN PENGETIKAN & KERAPIAN•MATERI AUTOBIOGRAFI•BAHASA•Ada KT PENGANTAR•Ada DAFTAR ISI•Ada FOTO-FOTO SESUAI TOPIKNYA•Ada DAFTAR PUSTAKA

Waktu pengumpulan :

SAAT UAS

MATERI SEJ POLWAN

APABILA MASIH ADA WAKTU

SEJARAH POLWAN

MATERI DARI

KBP (P) DR HJ SILVIA NURLAILA, SPd, SE, MM

STIK - PTIK

SEJARAH POLWANPersepsi Awal Masyarakat tentang arti

Polisi Wanita (Pasca Kemerdekaan) : 

1. Wanita penegak hukum yang mendampingi polisi pria dalam tugas sehari-hari

2. Wanita berseragam polisi yang membuat para wanita tidak ragu-ragu mengadukan

persoalannya dan kesulitan2 terkait dengantindak pidana maupun masalah putra-

putrinya3. Wanita berseragam polisi yang behubungan

langsung dengan masyarakat sejak kemerdekaan indonesia diproklamirkan.

SEJARAH TERBENTUKNYA POLWAN

1. SITUASI PERANG KEMERDEKAAN BANYAK PELARIAN (TERMASUK PARA WANITA) YANG MASUK WILAYAH RI MELALUI SUMATERA

2. AWALNYA IBU-IBU BHAYANGKARI DIPERBANTUKAN UNTUK MENGGELEDAH PELARIAN WANITA.

3. SELANJUTNYA BEBERAPA PNS wanita di SUMATERA, TENGAH, SELATAN, JAWA DAN SULAWESI DI JADIKAN POLWAN DG PANGKAT AGEN POLISI, DG TUGAS ADMINISTRATIF.

PENERIMAAN POLWAN PERTAMA MABES TJAB DJAWATAN KEPOLISIAN NEGARA

(DKN) UNTUK SUMATERA BERKEDUDUKAN DI SUMBAR DG LINGK ISLAM KUAT MENDORONG ORGANISASI2 WANITA AGAR MENDUKUNG ADANYA POLWAN

DISAMBUT OLEH KONGRES WANITA INDONESIA (KO WAN) DG KETUA IBU MARIA ULFAH SANTOSA) DAN OLEH KETUA BHAY. TUPOK POLWAN SAAT ITU: GELE DAH TERSANGKA (semula dibantu oleh Ibu2 Bhay)

AWAL 1948 DKN BERKEDUDUKAN DI YOGYAKARTA MEMBUKA PENERIMAAN POLWAN SEINDONESIA.

TIAP KARESIDENAN DIBERI “JATAH” 2 CALON S/D MEI 1948 TIDAK ADA CALON MENDAFTAR

1 SEPTEMBER 1948 SUMATERA BARAT DIIJINKAN MENERIMA 12

CALON PELAMAR ADA 9 , SETELAH SELEKSI DITERIMA 6

OR 1 SEPTEMBER 1948 MASUK SPN

BUKITTINGGI NAMA-NAMA POLWAN PERTAMA:1. DAHNIAR (NY. SOEKOTJO)2. DJASMANIAR (NY. HUSSEIN)3. MARIANA SAANIN (NY MUFTI)4. NELLY PAWNA (NY SITUMORANG)5. ROSMALINA (NY PRAMONO)6. ROSNALIA SAMAD (NY TAHER)

TIGA DARI 6 SISWA (NELLY PAWNA, DJASMANIAR, ROSMALINA) DIBERI PANGKAT AIPDA UNTUK

BERJU ANG DI PEDALAMAN . PENDIDIKAN POLWAN TERTUNDA

19 FEBR 1950, 6 POLWAN KEMBALI MASUK PENDIDIKAN DI SPN SKABUMI SELAMA 15 BULAN. (PENDIDIKAN POLISI PRIA 12 BL. 3 BL UTK MEMPER DALAM SOS. KEMASY, PSIKOLOGI DAN KEPERAWATAN).

BHAYANGKARI SEBAR ANGKET ttg TUGAS & JABT POLWAN. KOWANI MENERUSKAN KE DKN (Mar ‘54)

1 JANUARI 1948 AGRESI MILITER

KIPRAH 6 POLWAN DI AWAL TUGAS 1 MEI 1951 PENEMPATAN POLWAN : 1) INSPEKTUR ROSMALINA DI KANTOR KKN.

2) INSP NELLY PAWNA &3) INSP MARIANNA DI

BAG SUSILA KOMISARIAT POLISI DJAKSEL. 4) INSP DAHNIAR, 5) INSP DJASMANIAR 6) INSP ROSNA- LIA DI KOMISARIAT POLRI DJAKARTA RAYA

* 1956 – 4 POLWAN (MARIANNA, DAHNIAR, DJAS- MANIAR, ROSNALIA –semua sudah menikah)

MU TASI KE MABES POLRI

1957 DKN MENGIRIM TIGA BHAYANGKARI (IBU

SOEYONO BU HARYOSO, IBU WALUYO SOEGONDO) UNTUK STUDI BANDING TTG TUGAS POLWAN KE AS.

DKN MENGUNDANG MR SARDJONO YG DATANG DR AS UNTUK CERAMAH TTG JUVENILE DELINQUENCY YG BANYAK TERKAIT DG TUGAS POLWAN.

27 SEPT 1957 RAPAT DI NY MR IHWANI PRIYONO (ISTERI MENTERI PDK)

25 OKT 1957 RAPAT DI NY MR DJOKOSOETONO, JL LOMBOK 61 JAKARTA.

1957 HASIL RAPAT : 1. TUGAS POLWAN TIDAK BISA DIPISAHKAN DARI

TUGAS POLISI PRIA, ADM & FUNGSIONAL TIDAK BERDIRI SENDIRI TP MENJADI ANGG PENUH DARI KEPOLISIAN NEG.

2. POLWAN AGAR MEMBENTUK KORPS YG BERKWJB MEWAKILI DAN MEMPERJUANGKAN KEPENT KORPS

3. DIBENTUK PANITIA YG MERUMUSKAN KONKRET PEMBUKAAN KEMBALI DIK POLWAN, MENERUSKAN USULAN KE DKN, SOSIALISASI KORPS POLWAN & TUGAS2NYA AGAR DIKENAL MASY SHG MASY MERASA PERLU & MENDUKUNG KELANJUTANNYA.

1958 4 JANUARI 1958 PEMBENTUKAN PANITIA

PENINJAUAN POLISI WANITA OLEH KOWANI I FEBR 1958 DPKM (DINAS INTEL

POLRI MENERIMA 26 CALON BRIGADIR POLWAN DI BLOK P KEBAYORAN BARU UNTUK TUGAS INTEL

2 MARET 1958 RAPAT MAJELIS PERMUSY. KOWANI MEMBAHAS ACARA TUNGGAL : NOTA POLISI WANITA.

1958 PENERIMAAN 4 CALON AGEN POLWAN DI MAKASAR

1959 1 FEBR 1959 PENERIMAAN 42 CALON

BRIGADIR POLWAN KE II DI BUNGUR BESAR KHUSUS INTEL

1959 PENERIMAAN 31 CALON BRIGADIR POLWAN UNTUK POLISI UMUM DI SEKOLAH ANGKATAN KEPOLISIAN (S.A.K) SUKABUMI

1961 PENERIMAAN TARUNI DI PTIK ANGK IX

1962 PENERIMAAN TARUNI PTIK ANGK X (10

ORANG)

1963 PENERIMAAN 40 CALON BRIGADIR POLWAN

UMUM DI S.A.K SUKABUMI

1964 PENERIMAAN 42 CALON AGEN POLISI

WANITA DI S.A.K DENPASAR BALI. PENERIMAAN 41 CALON BRIGADIR POLWAN

UMUM KE III DI S.A.K SUKABUMI PENERIMAAN 21 TARUNI PTIK ANGK XI

1965PENERIMAAN 25 TARUNI AAK DI SUKABUMI

Angkatan IX * Angkatan XLV Angjatan X * Angkatan

XLVI Angkatan XI * Angkatan

XLVII Angkatan XXXIV * Angkatan

XLVIII Angkatan XXXV * Angkatan XLIX Angkatan XL * Angkatan L Angkatan XLI * Angkatan LI Angkatan XLII * Angkatan LII Angkatan XLIII * Angkatan LIII Angkatan XLIV * Angkatan LIV

* Angkatan LV

PENERIMAAN TARUNI DI PTIK

PENERIMAAN TARUNI DI PTIK Angkatan 55 Angkatan 57 Angkatan 58 Angkatan 59 Angkatan 60 Angkatan 61 Angkatan 62 Angkatan 63

PEMUTARAN FILM DOKUMENTER

45 MENIT

JEJAK POLISI

top related