peningkatan keterampilan menulis teks berita …lib.unnes.ac.id/19633/1/2101409025.pdf · 2.2.1...
Post on 19-Mar-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL INVESTIGASI KELOMPOK BERBASIS KONSERVASI KARAKTER DAN
BUDAYA PADA SISWA KELAS VIII5 SMP TEUKU UMAR SEMARANG
SKRIPSI Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Nama : Rio Anugrah R
NIM : 2101409025
Program studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
SARI
Rizkiansyah, Rio Anugrah. 2013. “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok berbasis Konservasi Karakter dan Budaya Pada Siswa Kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang”. Skripsi, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Pembimbing II: Dr. Ida Zulaeha, M.Hum.
Kata kunci : menulis teks berita, model investigasi kelompok, konservasi karakter dan budaya.
Keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang masih tergolong rendah. Hal ini didapat dari data hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Teuku Umar. Data tersebut mengungkap nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam penulisan teks berita hanya sebesar 58,47, hanya 1 siswa (3,125%) saja yang mampu memenuhi nilai KKM dengan nilai ≥70. Dengan demikian siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang belum mencapai batas minimum yang ditentukan. Hal ini disebabkan oleh faktor dari dalam diri siswa yang menganggap sulit pembelajaran menulis teks berita terutama memunculkan ide berita dan pembentukan struktur kalimat.
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya, (2) bagaimanakah perubahan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya, dan (3) bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis teks berita siswa setelah pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan proses pembelajaran menulis teks berita siswa, menjelaskan perubahan perilaku siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang selama mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya, dan menjelaskan peningkatan keterampilan menulis teks berita siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita siswa menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya.
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus, dengan variabel keterampilan menulis teks berita dan variabel penggunaan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang. Pengumpulan data dengan teknik nontes dan teknik tes. Instrumen nontes dalam penelitian ini berupa lembar observasi, lembar jurnal, lembar kuesioner, dan dokumentasi foto. Instrumen tes dalam penelitian ini berupa lembar kerja siswa. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian adalah proses pembelajaran menulis teks berita selama menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang, proses pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang selama menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya, perubahan perilaku siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar
iii
Semarang selama mengikuti pembelajaran menulis teks berita berbasis konservasi karakter dan budaya, dan peningkatan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII-5 setelah pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Hal ini diketahui dari data lembar observasi yang menunjukkan adanya perubahan ke arah positif terhadap perilaku berkarakter dan berbudaya yang muncul dalam tiap langkah pembelajaran. Keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya sudah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata kelas pada prasiklus sebesar 58,47 mengalami peningkatan sebesar 2,59 menjadi 61,06 pada siklus I. Nilai rata-rata siklus II mengalami peningkatan sebesar 15,78 menjadi 76,84 pada siklus II.
Simpulan dari penelitian ini adalah proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok pada siklus II diketahui mengalami perubahan ke arah positif dibanding dengan proses pembelajaran siklus II, penerapan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dalam pembelajaran menulis teks berita mampu mengubah perilaku berkarakter dan berbudaya siswa ke arah positif, dan meningkatkan keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang secara signifikan. Peneliti menyarankan guru Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dalam proses pembelajaran menulis teks berita. Kemudian, saran bagi siswa yaitu berlatih menulis teks berita dengan memperhatikan kelengkapan unsur berita, struktur berita yang tepat, ketepatan ejaan dan tanda baca, ketepatan diksi (pilihan kata), keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan yang dapat mengatasi kesulitan belajar dalam pembelajaran menulis teks berita. Bagi kepala sekolah, Untuk mendukung proses pembelajaran, perlu adanya integrasi secara internal antara unsur pengajar, kepala sekolah serta seluruh warga sekolah untuk mengembangkan sarana dan prasarana yang memadai di sekolah. Terakhir, saran peneliti untuk peneliti lain, hendaknya melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan menggunakan metode lain yang lebih variatif dan kreatif sehingga dapat memperkaya khazanah ilmu dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi.
Semarang, Agustus 2013
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Dr. Ida Zulaeha, M.Hum.
NIP 196612101991031003 NIP 197001091994032001
v
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
pada hari : Kamis
tanggal : 22 Agustus 2013
Panitia Ujian Skripsi
Ketua, Sekretaris,
Drs. Agus Yuwono, M.Si., M.Pd. Sumartini, S.S., M.A.
NIP 196812151993031003 NIP 197307111998022001
Penguji I,
Dr. Subyantoro, M.Hum.
NIP 196802131992031002
Penguji II, Penguji III,
Dr. Ida Zulaeha, M.Hum. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum.
NIP 197001091994032001 NIP 196612101991031003
vi
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Semarang, Agustus 2013
Rio Anugrah Rizkiansyah
NIM 2101409025
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Gigih itu penting namun tidak cukup. Dalam meraih impian juga perlu ilmu dan
kreativitas, sehingga lebih cepat meraihnya. (Ippho Santosa)
2. Jika kau ingin damai sejahtera, hiduplah dengan benar dan jadikan dirimu berguna
bagi sesama. (Penulis)
Persembahan:
1. Bapak Taufik Hidayat dan Ibu Istikomah yang senantiasa memberikan dorongan
moril dan materiil serta doa.
2. Mas Vicky Danis Ilmansyah yang selalu memberikan motivasi.
3. Almamaterku
viii
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan
segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis yang berbentuk skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari izin dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas belajar dari
awal hingga akhir;
2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan izin penelitian;
3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin dalam
penyusunan skripsi ini;
4. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, masukan, ide, dan koreksi dengan kesungguhan dan kesabaran selama
proses penyusunan skripsi ini;
5. Dr. Ida Zulaeha, M.Hum., selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, masukan, ide, dan koreksi dengan kesungguhan dan kesabaran selama
proses penyusunan skripsi ini;
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis;
7. Ayah, Ibu, dan seluruh keluarga besar yang tiada hentinya memberikan semangat
serta doa;
8. Naniek Ekawati, S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Teuku Umar Semarang yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian;
9. Indraswari CH, S.Pd., guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII SMP
Teuku Umar Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian di kelas VIII-5;
10. Keluarga besar SMP Teuku Umar Semarang yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian;
11. Teman-teman BSI 2009 yang selalu memberikan dorongan untuk terus maju;
12. Teman-teman kost Nabil yang selalu berjuang bersama;
13. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
ix
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Semarang, Agustus 2013
Penulis,
Rio Anugrah Rizkiansyah
x
DAFTAR ISI
SARI ... ............................................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................................ v
PERNYATAAN ................................................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................................... vii
PRAKATA ......................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................................ xviii
DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................................... 6
1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................................... 7
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 9
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 9
1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................................. 13
2.2 Landasan Teoretis ........................................................................................................ 20
2.2.1 Hakikat Jurnalistik .................................................................................................... 20
2.2.2 Bentuk Jurnalistik ..................................................................................................... 21
2.2.3 Produk Jurnalistik ..................................................................................................... 22
2.2.4 Hakikat Teks Berita .................................................................................................. 23
2.2.5 Nilai Berita ................................................................................................................ 24
2.2.6 Jenis-Jenis Berita ...................................................................................................... 27
2.2.7 Unsur-Unsur Berita ................................................................................................... 29
2.2.8 Struktur Berita ........................................................................................................... 30
2.2.9 Menulis Teks Berita .................................................................................................. 31
2.2.10 Model Investigasi kelompok ................................................................................... 34
2.2.11 Konservasi Karakter dan Budaya
halaman
xi
2.2.11.1 Konsep Konservasi .............................................................................................. 40
2.2.11.2 Konsep konservasi karakter dan Budaya .............................................................. 41
2.2.11.3 Fungsi dan Tujuan Konservasi Karakter dan Budaya Bangsa .............................. 41
2.2.11.4 Substansi Nilai/Karakter pada Basis Konservasi Karakter dan Budaya .............. 43
2.2.12 Penerapan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan
Budaya dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita ................................................ 44
2.3 Kerangka berpikir ........................................................................................................ 51
2.4 Hipotesis Tindakan ...................................................................................................... 53
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ......................................................................................................... 55
3.1.1 Desain Tindakan Kelas Pada Siklus I ....................................................................... 56
3.1.1.1 Perencanaan ........................................................................................................... 56
3.1.1.2 Tindakan ................................................................................................................ 57
3.1.1.3 Observasi ................................................................................................................ 56
3.1.1.4 Refleksi atau Evaluasi ............................................................................................ 60
3.1.2 Desain Tindakan Kelas Pada Siklus II ...................................................................... 61
3.1.2.1 Perencanaan ........................................................................................................... 62
3.1.2.2 Tindakan ................................................................................................................ 62
3.1.2.3 Observasi ................................................................................................................ 65
3.1.2.4 Refleksi atau Evaluasi ............................................................................................ 66
3.2 Subjek Penelitian ......................................................................................................... 66
3.3 Variabel Penelitian ....................................................................................................... 66
3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Teks Berita ............................................................ 67
3.3.2 Variabel Penggunaan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi
Karakter dan Budaya ................................................................................................ 67
3.4 Indikator Kinerja
3.4.1 Indikator Kinerja Kualitatif ....................................................................................... 69
3.4.2 Indikator Kinerja Kuantitatif ..................................................................................... 70
3.4.3 Instrumen penelitian .................................................................................................. 71
3.4.3.1 Instrumen Tes ......................................................................................................... 71
3.4.3.2 Instrumen Nontes ................................................................................................... 79
3.4.3.2.1 Pedoman Observasi ............................................................................................. 79
3.4.3.2.2 Pedoman Kuesioner ............................................................................................ 80
halaman
xii
3.4.3.2.3 Pedoman jurnal ................................................................................................... 81
3.4.3.2.4 Pedoman Dokumentasi Foto ............................................................................... 82
3.4.4 Uji Validitas .............................................................................................................. 83
3.4.4.1 Uji Validitas Proses ................................................................................................ 83
3.4.4.2 Uji Validitas Permukaan ........................................................................................ 85
3.5 Teknik Pengambilan Data ............................................................................................ 85
3.5.1 Teknik Tes ................................................................................................................ 85
3.5.2 Teknik Nontes ........................................................................................................... 86
3.5.2.1 Observasi ................................................................................................................ 86
3.5.2.2 Kuesioner ............................................................................................................... 87
3.5.2.3 Jurnal ...................................................................................................................... 88
3.5.2.4 Dokumentasi Foto .................................................................................................. 89
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................................... 89
3.6.1 Teknik Kualitatif ....................................................................................................... 89
3.6.2 Teknik Kuantitatif ..................................................................................................... 90
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................................ 92
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I ............................................................................................ 94
4.1.1.1 Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model
Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya ........................ 94
4.1.1.2 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita
Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter
dan Budaya ............................................................................................................. 101
4.1.1.2.1 Perilaku Berkarakter dan Berbudaya .................................................................. 102
4.1.1.2.1.1 Perilaku Percaya diri ........................................................................................ 104
4.1.1.2.1.2 Perilaku Demokratis ......................................................................................... 105
4.1.1.2.1.3 Perilaku Berpikir Logis .................................................................................... 109
4.1.1.2.1.4 Perilaku Tanggung Jawab ................................................................................ 116
4.1.1.2.1.5 Perilaku Mandiri .............................................................................................. 122
4.1.1.2.1.6 Perilaku Disiplin .............................................................................................. 126
4.1.1.2.1.7 Perilaku Santun ................................................................................................ 128
4.1.1.2.2 Hasil Jurnal ......................................................................................................... 130
4.1.1.2.2.1 Jurnal Guru ....................................................................................................... 131
halaman
xiii
4.1.1.2.2.2 Jurnal Siswa ..................................................................................................... 133
4.1.1.2.3 Hasil Kuesioner ................................................................................................... 138
4.1.1.3 Keterampilan Menulis Teks Berita menggunakan Model Investigasi
Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya .......................................... 145
4.1.1.3.1 Aspek Kelengkapan Unsur Berita ....................................................................... 148
4.1.1.3.2 Aspek Kelengkapan Struktur Teks Berita ........................................................... 150
4.1.1.3.3 Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca ............................................................ 153
4.1.1.3.4 Aspek Ketepatan Diksi ....................................................................................... 157
4.1.1.3.5 Aspek Keefektifan Kalimat ................................................................................. 159
4.1.1.3.6 Aspek Kerapian Tulisan ...................................................................................... 162
4.1.1.4 Refleksi Siklus I ..................................................................................................... 164
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II .......................................................................................... 166
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Berita Menggunakan Model Investigasi
Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya .......................................... 167
4.1.2.2 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita
Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter
dan Budaya ............................................................................................................. 174
4.1.2.2.1 Perilaku Berkarakter dan berbudaya ................................................................... 174
4.1.2.2.1.1 Perilaku Percaya Diri ....................................................................................... 176
4.1.2.2.1.2 Perilaku Demokratis ......................................................................................... 177
4.1.2.2.1.3 Perilaku Berpikir Logis .................................................................................... 181
4.1.2.2.1.4 Perilaku Tanggung Jawab ................................................................................ 187
4.1.2.2.1.5 Perilaku Mandiri .............................................................................................. 192
4.1.2.2.1.6 Perilaku Disiplin .............................................................................................. 194
4.1.2.2.1.7 Perilaku Santun ................................................................................................ 196
4.1.2.2.2 Hasil Jurnal ......................................................................................................... 198
4.1.2.2.2.1 Jurnal Guru ....................................................................................................... 198
4.1.2.2.2.2 Jurnal Siswa ..................................................................................................... 201
4.1.2.2.3 Hasil Kuesioner ................................................................................................... 207
4.1.2.3 Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi
Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya .......................................... 212
4.1.2.3.1 Aspek Kelengkapan Unsur Berita ....................................................................... 215
4.1.2.3.2 Aspek Kelengkapan Struktur Teks Berita ........................................................... 218
halaman
xiv
4.1.2.3.3 Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca ............................................................ 220
4.1.2.3.4 Aspek Ketepatan Diksi ........................................................................................ 224
4.1.2.3.5 Aspek Keefektifan Kalimat ................................................................................. 227
4.1.2.3.6 Aspek Kerapian Tulisan ...................................................................................... 229
4.1.2.4 Refleksi Siklus II .................................................................................................... 231
4.2 Pembahasan .................................................................................................................. 234
4.2.1 Peningkatan Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model
Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya .......................... 234
4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa Setelah Pembelajaran Menulis Teks Berita
Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter
dan Budaya ............................................................................................................... 236
4.2.3 Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model
Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya .......................... 239
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ...................................................................................................................... 249
5.2 Saran ............................................................................................................................ 250
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 253
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 256
halaman
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Substansi Nilai/Karakter pada Penerapan Basis Konservasi
Karakter dan Budaya ............................................................................. 44
Tabel 2 Pedoman Penilaian Tes Menulis Teks Berita ........................................ 70
Tabel 3 Penilaian Keterampilan Menulis Teks Berita dengan
Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis
Konservasi Karakter dan Budaya .......................................................... 72
Tabel 4 Penilaian Keterampilan Menulis Teks Berita dengan
Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis
Konservasi Karakter dan Budaya .......................................................... 74
Tabel 5 Aspek Penilaian Keterampilan Menulis Teks Berita dengan
Menggunakan Model Investigasi Kelompok ......................................... 76
Tabel 6 Hasil Keterampilan Menulis Teks Berita pada Tahap Prasiklus ........... 93
Tabel 7 Tabel Perilaku Berkarakter dan Berbudaya ........................................... 102
Tabel 8 Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model
Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan
Budaya ................................................................................................... 145
Tabel 9 Penilaian Tiap Aspek Keterampilan Menulis Teks Berita .................... 147
Tabel 10 Aspek Kelengkapan Unsur Berita ......................................................... 148
Tabel 11 Aspek Kelengkapan Struktur Teks Berita ............................................. 151
Tabel 12 Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca ............................................... 154
Tabel 13 Aspek Ketepatan Diksi (pilihan kata) .................................................... 157
Tabel 14 Aspek Keefektifan Kalimat ................................................................... 160
Tabel 15 Aspek Kerapian Tulisan ........................................................................ 162
Tabel 16 Perilaku Berkarakter dan Berbudaya ..................................................... 174
Tabel 17 Keterampilan Menulis Teks Berita Dengan Menggunakan
Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan
Budaya ................................................................................................... 213
Tabel 18 Penilaian Tiap Aspek Keterampilan Menulis Teks Berita .................... 215
Tabel 19 Aspek Kelengkapan Unsur Berita ......................................................... 216
Tabel 20 Aspek Kelengkapan Struktur Teks Berita ............................................. 218
Tabel 21 Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca ............................................... 222
Tabel 22 Aspek Ketepatan Diksi (pilihan kata) .................................................... 225
Tabel 23 Aspek Keefektifan Kalimat ................................................................... 228
halaman
xvi
Tabel 24 Aspek Kerapian Tulisan ........................................................................ 230
Tabel 25 Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran
Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi
Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya .......................... 237
Tabel 26 Peningkatan Nilai Rata-Rata Menulis Teks Berita pada Tiap
Aspek ..................................................................................................... 241
halaman
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Teks Berita ............................................................................... 30
Gambar 2 Dampak Instruksional dan Pengiring dari Model
Investigasi Kelompok ............................................................................ 37
Gambar 3 Model Investigasi Kelompok ................................................................. 39
Gambar 4 Desain Penelitian Tindakan Kelas ......................................................... 55
Gambar 5 Aktivitas Responden saat Proses Pembelajaran .................................... 94
Gambar 6 Aktivitas Responden saat Menganalisis Teks Berita .............................. 96
Gambar 7 Aktivitas Perwakilan Kelompok saat Proses Presentasi ......................... 97
Gambar 8 Aktivitas Responden saat Menulis Teks Berita ..................................... 100
Gambar 9 Perilaku Percaya Diri Responden 29 ..................................................... 105
Gambar 10 Perilaku Demokratis Responden 19 ...................................................... 106
Gambar 11 Perilaku Berpikir Logis Responden 6 .................................................... 111
Gambar 12 Perilaku Tanggung Jawab Responden 32 .............................................. 119
Gambar 13 Kemandirian Belum Nampak pada Responden 21 ................................ 124
Gambar 14 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 20 ......................................... 134
Gambar 15 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 32 ......................................... 135
Gambar 16 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 23 ......................................... 135
Gambar 17 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 6 ........................................... 136
Gambar 18 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 23 ......................................... 137
Gambar 19 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 9 ................................. 139
Gambar 20 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 19 ............................... 139
Gambar 21 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 10 ............................... 140
Gambar 22 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 6 ................................. 141
Gambar 23 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 19 ............................... 141
Gambar 24 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 19 ............................... 142
Gambar 25 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 27 ............................... 142
Gambar 26 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 23 ............................... 143
Gambar 27 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 23 ............................... 143
Gambar 28 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 8 .............................. 143
Gambar 29 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 8 .............................. 151
Gambar 30 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 26 ............................ 155
Gambar 31 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 18 ............................ 158
Gambar 32 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 31 ............................ 160
halaman
xviii
Gambar 33 Kutipan Lembar Kerja Responden Nomor 9 ......................................... 163
Gambar 34 Aktivitas Responden saat Proses Pembelajaran .................................... 167
Gambar 35 Aktivitas Responden saat Menganalisis Teks Berita ............................. 168
Gambar 36 Aktivitas Perwakilan Kelompok saat Proses Presentasi ........................ 169
Gambar 37 Aktivitas responden saat Menulis Teks Berita ...................................... 171
Gambar 38 Perilaku Percaya Diri Responden Nomor 25 ......................................... 176
Gambar 39 Perilaku Demokratis Responden Nomor 9 ............................................ 181
Gambar 40 Perilaku Berpikir Logis Responden Nomor 30 ...................................... 186
Gambar 41 Perilaku Tanggung Jawab Responden Nomor 24 .................................. 190
Gambar 42 Perilaku Mandiri Responden Nomor 20 ................................................ 195
Gambar 43 Perilaku Disiplin Responden Nomor 10 ................................................ 196
Gambar 44 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 22 ............................ 203
Gambar 45 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 21 ............................ 204
Gambar 46 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 16 ......................................... 204
Gambar 47 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 23 ......................................... 205
Gambar 48 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 30 ......................................... 206
Gambar 49 Kutipan Lembar Kuesioner Siswa Nomor 9 .......................................... 208
Gambar 50 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 19 ............................... 209
Gambar 51 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 21 ............................... 209
Gambar 52 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 21 ............................... 210
Gambar 53 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 9 ................................. 211
Gambar 54 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 26 ............................... 211
Gambar 55 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 9 ................................. 212
Gambar 56 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 11 ............................ 217
Gambar 57 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 21 ............................ 219
Gambar 58 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 6 .............................. 223
Gambar 59 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 14 ............................ 224
Gambar 60 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 15 ............................ 226
Gambar 61 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 23 ............................ 229
Gambar 62 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 33 ............................ 231
halaman
xix
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Kerangka Berpikir Proses Belajar-Mengajar ......................................... 53
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1 Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita setelah
Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model
Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan
Budaya ................................................................................................... 242
halaman
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ......................................... 253
Lampiran 2 Contoh Teks Berita Siklus I .................................................................. 268
Lampiran 3 Pedoman Observasi Perilaku Berkarakter dan Berbudaya
Siswa Siklus I ........................................................................................ 269
Lampiran 4 Hasil Observasi Perilaku Berkarakter dan Berbudaya
Siswa Siklus I ........................................................................................ 274
Lampiran 5 Pedoman Jurnal Guru Siklus I ............................................................... 295
Lampiran 6 Hasil Jurnal Guru Siklus I ..................................................................... 296
Lampiran 7 Pedoman Jurnal Siswa Siklus I .............................................................. 298
Lampiran 8 Hasil Jurnal Siswa Siklus I .................................................................... 299
Lampiran 9 Pedoman Kuesioner Siklus I ................................................................. 308
Lampiran 10 Hasil Kuesioner Siklus I ........................................................................ 311
Lampiran 11 Hasil Menulis Teks Berita Siklus I ........................................................ 329
Lampiran 12 Rekap Nilai Siklus I ............................................................................... 332
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II ........................................ 333
Lampiran 14 Contoh Teks Berita Siklus II ................................................................. 350
Lampiran 15 Pedoman Observasi Perilaku Berkarakter dan Berbudaya
Siswa Siklus II ....................................................................................... 351
Lampiran 16 Hasil Observasi Perilaku Berkarakter dan Berbudaya
Siswa Siklus II ....................................................................................... 354
Lampiran 17 Pedoman Jurnal Guru Siklus II .............................................................. 374
Lampiran 18 Hasil Jurnal Guru Siklus II .................................................................... 375
Lampiran 19 Pedoman Jurnal Siswa Siklus II ............................................................ 377
Lampiran 20 Hasil Jurnal Siswa Siklus II ................................................................... 378
Lampiran 21 Pedoman Kuesioner Siklus II ................................................................ 386
Lampiran 22 Hasil Kuesioner Siklus II ....................................................................... 389
Lampiran 23 Hasil Menulis Teks Berita Siklus II ...................................................... 407
Lampiran 24 Rekap Nilai Siklus II ............................................................................. 410
Lampiran 25 Daftar Siswa Kelas VIII-5 ..................................................................... 411
Lampiran 26 Surat Keputusan Dekan FBS Unnes ...................................................... 412
Lampiran 27 Surat Pembimbingan Penulisan Skripsi ................................................. 413
Lampiran 28 Surat Keterangan Lulus UKDBI ............................................................ 417
Lampiran 29 Surat Izin Penelitian .............................................................................. 418
halaman
xxi
Lampiran 30 Surat Keterangan Penelitian .................................................................. 419
Lampiran 31 Surat Selesai Bimbingan Skripsi ........................................................... 420
halaman
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan menulis adalah salah satu kemampuan berbahasa yang
dianggap paling kompleks karena melibatkan berbagai kemampuan kognitif dan
linguistik (Marhaeni dalam Pharyuna 2012:46). Jika bicara soal kemampuan,
maka menulis berarti sesuatu yang bisa dipelajari dan dikuasai. Ada dua hal yang
menjadi sifat dasar dari sebuah kemampuan. Pertama, kemampuan tidak muncul
secara langsung, tetapi melalui proses atau tahapan yang sistematis. Jika tahapan
itu tidak dilalui secara berurutan, maka akan memunculkan resiko pada orang
yang belajar menguasai kemampuan tersebut. Kedua, kemampuan didapat melalui
sebuah latihan yang berulang-ulang yang tidak jarang diwarnai kegagalan. Selama
orang bisa melewati kegagalan ini dengan sabar, maka kemampuan itu lama
kelamaan akan dikuasai.
Setiap keterampilan berbahasa erat pula hubungannya dengan proses
yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin
terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.
Keterampilan berbahasa hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik
dan banyak berlatih. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih keterampilan
berpikir.
2
Keterampilan menulis teks berita siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar
sebagai salah satu dari empat keterampilan bahasa masih rendah. Hal ini didapat
dari data wawancara oleh peneliti pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas VIII SMP Teuku Umar yang dilakukan pada tanggal 18 Januari 2013. Data
tersebut mengungkap nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam proses
pembelajaran teks berita hanya sebesar 58,47, hanya 1 siswa (3,125%) saja yang
mampu memenuhi nilai KKM dengan nilai ≥70. Dengan demikian, keterampilan
menulis teks berita siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang belum
mencapai batas minimum yang ditentukan. Rendahnya keterampilan siswa dalam
menulis teks berita disebabkan oleh faktor internal siswa yang menganggap sulit
pembelajaran menulis teks berita terutama dalam hal memunculkan ide dan
pembentukan struktur kalimat. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Suroso
(2007:13) yang mengemukakan bahwa
Rendahnya kemampuan baca tulis peserta didik setidaknya ada dua faktor. Pertama, sistem pendidikan kita, terutama persekolahan formal kurang memberikan peluang yang cukup bagi tumbuhnya budaya baca dan tulis. Pembinaan-pembinaan membaca kurang disosialisasikan di sekolah maupun di luar sekolah. Guru-guru di sekolah belum dapat dijadikan patron model membaca anak. Pendidikan minat baca, teknik-teknik membaca, belum dilakukan secara optimal. Perpustakaan sekolah belum difungsikan sebagai pusat sumber belajar karena memang tidak tersedianya ruang belajar dan koleksi buku yang memadai.
Kedua, rendahnya kemampuan baca tulis peserta didik karena kurangnya pemahaman dan penguasaan pengajar terhadap hakikat, konsep, teknik pengajaran dan praktik menulis. Aktivitas belajar mengajar lebih didominir dengan kegiatan ceramah tanpa melibatkan aktivitas pembelajar melakukan kegiatan membaca dan menulis.
3
Kegiatan menghasilkan karya berbentuk tulisan masih sangat jarang. Hal
ini diperkuat oleh pendapat Wiyanto (2004:4) yang menyatakan
Kurangnya kegiatan tulis-menulis masih sepi. Sebagai bukti, buku yang terbit di negara kita hanya sekitar 5000 judul setiap tahun. Padahal, kegiatan tulis menulis lebih penting lagi bila dikaitkan dengan dunia pendidikan. Agaknya dunia ini tidak ada sekolah yang dikembangkan tanpa buku. Mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai perguruan tinggi, semuanya memerlukan buku sebagai sarana belajar.
Kegiatan menulis memerlukan sejumlah potensi pendukung yang untuk mencapainya diperlukan kesungguhan, kemauan keras, dan harus belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh dan terus-menerus dalam waktu yang cukup lama. Dengan demikian, wajar bila dikatakan bahwa menciptakan iklim budaya tulis akan mendorong seseorang menjadi lebih aktif, lebih kreatif, dan lebih cerdas. Hal ini bisa terjadi karena untuk mempersiapkan sebuah tulisan, sejumlah komponen harus dikuasai, mulai dari hal-hal yang sederhana, seperti memilih kata, merakit kalimat, sampai ke hal-hal yang agak rumit, yaitu merakit paragraf.
Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah
dengan menjelaskan materi tentang berita. Hal ini yang membuat siswa kurang
aktif dan cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu,
pembelajaran menggunakan metode ceramah juga tidak memberikan motivasi
kepada siswa untuk dapat menulis berita secara singkat, padat, dan jelas. Padahal
sebagai seorang pendidik, guru seharusnya mampu memberikan motivasi belajar.
Guru bisa menciptakan sebuah teknik pembelajaran yang bisa membuat siswa
belajar aktif dan mampu membangun pengetahuan secara mandiri. Misalnya
dengan memberikan pertayaan-pertanyaan kritis yang bisa merangsang
berkembangnya pola pikir siswa.
4
Untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita diperlukan adanya
model pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran dengan model inovatif dapat
dilakukan diantaranya dengan penerapan model investigasi kelompok. Model
investigasi kelompok sebagai salah satu model pembelajaran inovatif diharapkan
mampu membantu siswa untuk belajar menulis kalimat dengan struktur kalimat
yang benar, serta sekaligus untuk membantu siswa menyelesaikan tugas melalui
diskusi kelompok yang berjalan efektif sehingga tiap siswa mampu mengutarakan
dan menghargai pendapat teman satu kelompok. Model pembelajaran ini melatih
siswa untuk melakukan proses mekanisme sosial melalui serangkaian kesepakatan
sosial dalam kelompok sehingga diharapkan melalui kesepakatan sosial ini siswa
mampu mempelajari pengetahuan akademis dan mereka melibatkan diri dalam
pemecahan masalah sosial.
Joyce dan Weil (dalam Winataputra 2001:34) menyatakan bahwa model
investigasi kelompok memberi gambaran suasana kelas yang dianalogikan sebagai
kehidupan bermasyarakat, yang di dalamnya memiliki tata tertib, dan budaya
kelas. Siswa berusaha untuk memelihara cara hidup yang berkembang di dalam
masyarakat, yaitu standar hidup dan pengaharapan yang tumbuh dalam suasana
kelas.
Selain untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita siswa,
penelitian ini juga diharapkan mampu untuk menghadirkan kembali pendidikan
karakter dan budaya bangsa dalam kelas. Pendidikan karakter dan budaya pada
saat ini perlu diupayakan kembali agar pemudaran karakter dan budaya bangsa
Indonesia pada diri siswa tidak terjadi. Kecenderungan pemudaran maupun
5
pergeseran karakter dan budaya bangsa siswa SMP Teuku Umar Semarang sudah
ada berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan peneliti. Hal tersebut
mendorong peneliti untuk menerapkan proses pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model pembelajaran berbasis karakter dan budaya pada siswa kelas
VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang. Meskipun penanaman nilai-nilai karakter dan
budaya bangsa telah ada sejak siswa menuntut ilmu di tingkat pendidikan dasar,
namun, perlu adanya penanaman kembali agar siswa tetap memahami dan
memaknai nilai-nilai karakter dan budaya bangsa sebagai jati diri siswa Indonesia
yang sebenarnya. Wahyuni (2012: 1) menyatakan
Pendidikan karakter merupakan hal yang baru sekarang ini, meskipun bukan sesuatu yang baru. Penanaman nilai-nilai sebagai sebuah karakteristik seseorang sudah berlangsung sejak dahulu kala. Akan tetapi, seiring dengan perubahan zaman, agaknya menuntut adanya penanaman kembali nilai-nilai tersebut ke dalam sebuah wadah kegiatan pendidikan di setiap pembelajaran.
Pendidikan karakter dan budaya bangsa merupakan pendidikan yang
mengembangkan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa pada diri siswa sehingga
mereka memiliki nilai dan karakter tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat
Puskur (dalam Wahyuni 2012:1) yang menyatakan
Pendidikan karakter bangsa dapat dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif.
6
Banyak faktor yang mempengaruhi pergeseran nilai-nilai budaya pada
suatu masyarakat, salah satunya adalah interaksi antar budaya melalui berbagai
media massa baik cetak, elektronik, maupun online yang dengan mudah dapat
diakses oleh berbagai kalangan masyarakat. Zakiyah (2012) memaparkan faktor-
faktor yang mempengaruhi pergeseran nilai budaya sebagai berikut.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergeseran nilai budaya pada suatu masyarakat, yaitu:
1) Sebagai akibat adanya interaksi antar budaya dalam proses globalisasi yang sedang melanda dunia, hal ini tidak hanya pada tataran antar-budaya di Nusantara, juga mencapai antar-budaya diluar budaya yang ada di tanah air. Faktor ini sangat berpengaruh pada pergeseran tata nilai suatu budaya. Hal ini terjadi karena dalam gerak lintas-budaya ini terjadi berbagai pertemuan antar-budaya (cultural encounters) yang sekaligus mewujudkan proses saling-pengaruh antar-budaya, dengan kemungkinan satu pihak lebih besar pengaruhnya ketimbang pihak lainnya. Pertemuan antar-budaya memang menggejala sebagai keterbukaan (exposure) pihak yang satu terhadap lainnya; namun pengaruh-mempengaruhi dalam pertemuan antar budaya itu tidak selalu berlangsung sebagai proses dua-arah atau timbal-balik yang berimbang, melainkan boleh jadi juga terjadi sebagai proses imposisi budaya yang satu terhadap lainnya; yaitu, terpaan budaya yang satu berpengaruh dominan terhadap budaya lainnya, sehingga terjadi pergeseran tata nilai pada budaya yang terpengaruh oleh budaya lain.
2) Media cetak seperti surat kabar, majalah dan sejenisnya, serta media elektronik menjadi unsur penting dalam pergeseran sistem nilai budaya. Dewasa ini, akses informasi bisa dilakukan dimana dan kapan saja. Akses yang begitu mudah membuat wawasan masyarakat makin luas, sehingga berpengaruh pada pandangan hidup masyarakat itu sendiri. Jika pandangan hidup suatu masyarakat berubah, maka secara otomatis dengan sendirinya akan terjadi pergeseran tata nilai budaya, termasuk didalamnya nilai-nilai adat istiadat yang terkandung dalam ritual-ritual yang dilakukan masyarakat.
3) Tingkat pendidikan masyarakat. Tingkat Pendidikan pada masyarakat mempengaruhi pola pikir suatu masyarakat. Pendidikan tinggi membentuk masyarakat lebih berfikir realistis, namun kurang memperhatikan tradisi-tradisi lokal dalam menjalankan adat-istiadat yang telah di lakukan sejak nenek moyang mereka, kemudian ‘malah’ mengkritik dogma-dogma tahayul yang tersimpan dalam ritual-ritual yang mengakar di masyarakat, padahal didalam suatu tradisi di
7
masyarakat tentu saja menyimpan kearifan lokal tersendiri yang bermakna. Kemungkinan yang lain adalah pelaksanaan ritual dengan ‘dangkalnya penghayatan’ karena pengaruh-pengaruh di atas, sehingga, disinilah letak lunturnya sistem nilai suatu budaya.
Penggunaan konservasi karakter dan budaya dalam model pembelajaran
investigasi kelompok dimaksudkan agar siswa dapat memahami seberapa penting
untuk melestarikan perilaku berkarakter dan berbudaya bangsa. Diharapkan
dengan upaya ini, siswa dapat dididik menjadi insan yang berkarakter dan
berbudaya bangsa.
Berdasarkan keadaan tersebut, kemudian mengingat pentingnya
keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa dan masih
rendahnya tingkat keberhasilan menulis teks berita sebagai salah satu aspek dalam
tolok ukur keberhasilan pembelajaran menulis siswa kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama serta sebagai upaya untuk memelihara nilai-nilai karakter dan
budaya bangsa pada siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang, maka
peneliti melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis
Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi
Karakter dan Budaya pada Siswa Kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang”.
1.2 Identifikasi Masalah
Sejalan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
siswa kelas VIII SMP, pemerintah telah menetapkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dengan nilai ketuntasan yang
telah ditentukan. Salah satu dari kompetensi dasar tersebut adalah menulis berita
secara singkat, padat dan jelas. Hal ini secara tidak langsung mengharuskan siswa
8
untuk memahami semua hal yang berkaitan dengan kaidah penulisan yang baik.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Teuku Umar
Semarang, peneliti menemukan adanya kelemahan dalam keterampilan menulis
khususnya dalam hal pembentukan struktur kalimat dan kemampuan
memunculkan ide berita.
Lemahnya keterampilan siswa dalam menyusun struktur kalimat
disebabkan oleh faktor siswa yang kurang berlatih menyusun struktur kalimat
yang baik. Faktor lainnya adalah faktor guru yang kurang tepat dalam memilih
model pembelajaran dan media pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dalam proses
pembelajaran ditengarai menyebabkan lemahnya keterampilan menulis teks berita
siswa. Selama ini guru cenderung menerapkan pembelajaran dengan metode
ceramah dan tugas, sehingga siswa merasa bosan dan jenuh. Untuk itu, seorang
guru dituntut mampu menjadi perancang pembelajaran yang menarik, bervariasi,
dan tepat bagi siswa. Selama ini guru kurang tepat dalam memilih maupun
mengoptimalkan media pembelajaran sehingga terkesan pembelajaran menulis
teks berita merupakan hal yang kurang menarik bagi siswa. Untuk itu, guru
dituntut mampu memilih maupun membuat media pembelajaran yang mampu
menarik daya imajinasi siswa dalam menulis teks berita.
1.3 Pembatasan Masalah
Latar belakang dan identifikasi masalah dapat dijadikan sebagai dasar
pembatasan masalah. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah,
peneliti menemukan masalah yang menghambat siswa kelas VIII-5 SMP Teuku
9
Umar Semarang dalam kompetensi dasar menulis teks berita secara singkat, padat,
dan jelas yaitu, model pembelajaran yang digunakan guru biasanya menggunakan
strategi penugasan dan ceramah. Pemberian tugas semacam ini hanya terfokus
pada menulis teks berita secara langsung, sedangkan cara mengumpulkan fakta
berita tidak dijelaskan guru. Siswa belajar sendiri melalui buku panduan.
Pembelajaran semacam itu mengakibatkan siswa merasa jenuh, malas membaca
sehingga siswa kurang dapat menggali informasi untuk menentukan ide berita.
Untuk menyikapi hal tersebut, siswa perlu mendapatkan pembinaan, agar siswa
menjadi bersemangat mengikuti pembelajaran menulis teks berita dan memiliki
kemampuan mengumpulkan informasi sehingga baik secara langsung maupun
tidak langsung siswa akan dapat memunculkan ide berita berdasarkan informasi
yang telah diperolehnya.
Informasi yang berhasil dihimpun peneliti dari wawancara dengan guru
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII SMP SMP Teuku Umar
Semarang, menunjukkan perlu adanya upaya peningkatan keterampilan menulis
teks berita. Hal ini disebabkan siswa kesulitan dalam penyusunan struktur kalimat
menjadi suatu teks berita yang utuh. Untuk mengatasi masalah ini, diharapkan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dapat
dijadikan alternatif dalam pembelajaran menulis teks berita. Pembelajaran menulis
teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan
memunculkan ide berita dan menyusun struktur kalimat yang baik.
1.4 Rumusan Masalah
10
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan di atas. Permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini sebagai
berikut.
1) Bagaimanakah proses pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas
VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang selama menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya?
2) Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar
Semarang selama mengikuti pembelajaran dengan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya?
3) Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis teks berita siswa kelas
VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang setelah pembelajaran menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya?
1.5 Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses
pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya, dan menjelaskan perubahan tingkah laku selama mengikuti pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya pada siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang. Secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk menentukan peningkatan keterampilan
menulis teks berita siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang setelah
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya.
11
1.6 Manfaat penelitian
Penelitian mengenai pembelajaran menulis teks berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya memiliki
manfaat. Manfaat penelitian terbagi menjadi dua manfaat yaitu, manfaat teoretis,
dan manfaat praktis.
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian
lanjutan ataupun dapat menambah khazanah penelitian aspek keterampilan
menulis teks berita di SMP Teuku Umar Semarang, sehingga sanggup
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah tersebut agar menjadi
lebih baik. Penelitian ini juga bermanfaat untuk memberikan alternatif bagi guru
untuk menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya ketika proses pembelajaran menulis teks berita di sekolah. Penggunaan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada proses
pembelajaran jelas akan memunculkan lebih banyak variasi moel pembelajaran,
tidak sekadar menyampaikan informasi kemudian melakukan hal-hal yang telah
dipahami sebelumnya. Akan tetapi lebih memberikan dorongan dan motivasi
untuk mencari, memahami, kemudian mencoba melakukan apa yang telah didapat
dalam pembelajaran.
Secara praktis, peneliti berharap hasil penelitian ini mampu memberikan
manfaat. Bagi guru, penelitian ini mampu memberikan inspirasi atau dapat
sebagai alternatif dalam mengajarkan materi menulis teks berita di sekolah dengan
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya. Pembelajaran yang selama ini dirasa kurang efektif dapat diubah menjadi
12
lebih inovatif, yaitu dengan menggunakan model investigasi kelompok sehingga
akan lebih meningkatkan kualitas sistem pembelajaran yang dilakukan. Guru akan
lebih mudah menyampaikan materi, kemudian guru dapat membantu dalam
memberikan rangsangan kepada anak didiknya untuk mengikuti pembelajaran
dengan antusias.
Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan motivasi dan minat belajar
siswa dalam menulis teks berita. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya, sehingga siswa tidak lagi merasa terbebani dalam proses pembelajaran
menulis teks berita. Dengan teknik pencarian fakta berita, siswa dapat lebih
tertantang dalam mencari fakta berita untuk mendukung teks berita yang
ditulisnya. Dengan demikian, pembelajaran menulis teks berita di kelas akan
menjadi lebih menyenangkan. Melalui proses tersebut, kemampuan menulis teks
berita siswa akan meningkat, sehingga dapat mencapai kompetensi yang
diharapkan.
Bagi peneliti, mampu memperkaya wawasan mengenai penggunaan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya, dapat
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya tersebut pada saat peneliti sudah mengajar sebagai guru. Untuk peneliti
lain, model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dapat
digunakan sebagai referensi dalam meneliti permasalahan-permasalahan lain
mengenai pembelajaran menulis pada umumnya dan pembelajaran menulis teks
berita pada khususnya.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian mengenai peningkatan keterampilan siswa dalam menulis
teks berita sudah banyak dilakukan oleh peneliti dalam penelitiannya maupun
mahasiswa dalam penelitian skripsinya. Meskipun demikian, hal tersebut masih
menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dan menyempurnakan
penelitian-penelitian sebelumnya. Beberapa hasil penelitian yang relevan dari
penelitian terdahulu adalah penelitian mengenai karakteristik individual yang
mempengaruhi keefektifan kinerja antara lain penelitian oleh Darabi (2012),
kemudian mengenai peningkatan keterampilan menulis teks berita yang dapat
dijadikan tinjauan pustaka antara lain penelitian oleh Muthoharoh (2007),
Janah (2008), Suntoro (2009), Yulianti (2011), dan Fajrin (2012).
Darabi (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Relationship
between Individual Characteristics and Effectiveness of Human Resources
Staff menunjukkan adanya keterkaitan karakteristik individu dari sumber daya
manusia yang mempengaruhi efektivitas secara kuat dan secara luas terhadap
etos kerja. Penelitian ini melibatkan 291 kuesioner. Penelitian ini difokuskan
pada hubungan antara karakteristik individual dan keefektifan dari staf tenaga
kerja di University of Kermanshah. Studi deskriptif ini berdasarkan hasil
14
survei. Hipotesis tes dengan my Speer membuktikan hasil positif dan
mempunyai efek yang signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Darabi dengan penulis mempunyai
persamaan, yaitu sama-sama melakukan penelitian mengenai nilai karakter
yang mempengaruhi efektifitas dalam melakukan sesuatu. Bedanya adalah
Darabi melakukan penelitian pada staf tenaga kerja di University of
Kermanshah, sedangkan penulis melakukan penelitian pada siswa kelas VIII-5
SMP Teuku Umar Semarang.
Muthoharoh (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks Berita melalui Pembelajaran Kontekstual
Komponen Inkuiri serta Pemanfaatan Media Gambar pada Kelas VIII C SMPN
Jekulo Kudus” menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis
sebesar 33,3%. Angka peningkatan tersebut diperoleh dari keberhasilan siklus I
sebesar 9,35%, sementara pada siklus II meningkat menjadi 14,24%.
Persamaan penelitian Muthoharoh dengan penelitian ini adalah desain
penelitian, aspek penelitian, instrumen, dan analisis data. Desain penelitian
yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas. Aspek penelitian dalam
penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu
keterampilan menulis teks berita. Instrumen yang digunakan juga sama dengan
instrumen yang digunakan oleh penulis berupa instrumen tes dan nontes.
Adapun, analisis data meliputi analisis data pengamatan, jurnal, dan tes.
Perbedaan penelitian terletak pada masalah yang dikaji dan tujuan penelitian.
15
Masalah yang dikaji dalam penelitian Muthoharoh (2007) yaitu apakah
pembelajaran kontekstual komponen inkuiri serta pemanfaatan media gambar
mampu meningkatkan keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII
C SMPN Jekulo Kudus. Adapun, masalah yang dikaji pada penelitian penulis
adalah apakah model investigasi kelompok berbasis konservasi budaya mampu
meningkatkan keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII-5 SMP
Teuku Umar Semarang. Tujuan dari penelitian Muthoharoh untuk
meningkatkan keterampilan menulis teks berita dan perubahan perilaku siswa
ke arah yang positif setelah menggunakan pembelajaran kontekstual komponen
inkuiri serta pemanfaatan media gambar. Adapun, tujuan dari penelitian
penulis untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita dan perubahan
perilaku berkarakter dan berbudaya ke arah yang positif setelah menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya.
Kekurangan yang terdapat dalam penelitian Muthoharoh yaitu belum
adanya upaya melestarikan nilai karakter dan budaya bangsa di dalam
penelitiannya. Peneliti menyempurnakan kajian tersebut dengan menambahkan
konservasi karakter dan budaya bangsa di dalam penelitian yang digunakan.
Janah (2008) dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks Berita melalui Metode Group Investigation pada
Kelas VIII E SMP Negeri 2 Ulujami Pemalang” menjelaskan bahwa metode
Group Investigation dapat dijadikan sebagai upaya peningkatan keterampilan
menulis dan perilaku siswa dalam menulis teks berita. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan dalam keterampilan menulis teks berita
16
siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes siklus I nilai rata-rata sebesar 74,82.
Hasil tes tersebut meningkat dari hasil yang dilakukan pada pratindakan yang
nilai rata-ratanya sebesar 68,45 atau meningkat 9,52%. Pada siklus II nilai rata-
rata sebesar 84,34 atau meningkat 15,89% dari nilai rata-rata siklus I. Nilai
rata-rata tersebut telah menjadi target yang ditentukan sehingga tindakan siklus
III ditiadakan karena penelitian telah dianggap berhasil. Hasil penelitian juga
menunjukkan perubahan perilaku siswa ke arah yang baik. Perubahan tingkah
laku yang tampak dalam pembelajaran menulis teks berita dengan teknik ini
adalah siswa menjadi lebih fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Janah dengan penulis mempunyai
persamaan, yaitu sama-sama melakukan penelitian untuk meningkatkan
keterampilan menulis siswa. Adapun perbedaannya terletak pada subjek yang
diteliti. Janah dalam penelitiannya meningkatkan keterampilan siswa kelas VIII
E SMP Negeri 2 Ulujami Pemalang, sedangkan peneliti meningkatkan
keterampilan menulis siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar.
Kekurangan yang terdapat dalam penelitian Janah yaitu belum adanya
upaya untuk melestarikan nilai karakter dan budaya di dalam penelitiannya.
Peneliti menyempurnakan kajian tersebut dengan menambahkan basis
konservasi karakter dan budaya di dalam penelitian yang dikembangkan agar
dapat melestarikan karakter dan budaya bangsa sebagai jati diri sesungguhnya.
Selain itu, Suntoro (2009) dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita menggunakan Teknik 3M
17
(Mengamati Meniru Menambahi) pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1
Cluwak Pati” menunjukkan hasil penelitian setelah menggunakan teknik 3M
(Mengamati Meniru Menambah) dapat meningkatkan keterampilan menulis
teks berita pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Cluwak Pati. Selain itu,
pembelajaran menulis teks berita menggunakan teknik 3M mampu mengubah
sifat negatif siswa menjadi sifat yang positif. Hal tersebut didapat dari data tes
dan data nontes. hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kelas pada
prasiklus adalah 62,37. Adapun, pada siklus I sebesar 73,68 serta pada siklus II
mencapai 79,31. Hal ini menunjukkan peningkatan dari prasiklus ke siklus II
sebesar 27,16%. Berdasarkan hasil nontes, siswa juga mengalami perubahan
perilaku. Siswa yang pada tahap prasiklus banyak melakukan sifat negatif
seperti mencontek, berbicara dengan teman sebangku saat pembelajaran. Pada
siklus I dan II menunjukkan sikap yang positif. Sikap itu diantaranya kesiapan
siswa menerima pelajaran lebih baik, intensitas berbicara dengan teman
sebangku berkurang, siswa lebih aktif dalam pembelajaran, serta merespon
positif dengan teknik 3M yang peneliti gunakan.
Persamaan penelitian Suntoro (2009) dengan penelitian ini terletak
pada desain penelitian, aspek penelitian dan teknik pengambilan data, yaitu
desain penelitian tindakan kelas dan aspek keterampilan menulis teks berita.
Teknik pengambilan data dengan teknik tes dan nontes. Adapun perbedaannya
terletak pada masalah yang dikaji, variabel penelitian, dan subjek penelitian.
Masalah yang dikaji dalam penelitian Suntoro (2009) yaitu apakah
keterampilan menulis teks berita mampu ditingkatkan dengan teknik 3M.
18
Sementara itu, masalah yang dikaji oleh peneliti yaitu apakah keterampilan
menulis teks berita mampu ditingkatkan melalui model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya. Variabel penelitian Suntoro (2009)
yaitu keterampilan menulis teks berita dan penggunaan teknik 3M. Adapun,
penelitian yang dilakukan penulis menggunakan variabel penelitian
keterampilan menulis teks berita dan penggunaan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya. Subjek penelitian Suntoro (2009)
yaitu siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Cluwak Pati. Sedangkan, subjek
penelitian penulis adalah siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang.
Kekurangan yang terdapat dalam penelitian Suntoro yaitu belum
adanya upaya untuk melestarikan nilai karakter dan budaya di dalam
penelitiannya. Peneliti menyempurnakan kajian tersebut dengan menambahkan
basis konservasi karakter dan budaya di dalam penelitian yang dikembangkan
agar dapat melestarikan karakter dan budaya bangsa sebagai jati diri
sesungguhnya.
Yulianti (2011) dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks Berita menggunakan Metode Investigasi
Kelompok dengan Pemanfaatan Media Foto Peristiwa pada Siswa Kelas VIII F
SMP Negeri 28 Semarang” menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks
berita dari prasiklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Sebelum
dilakukan tindakan, nilai rata-rata menulis teks berita siswa sebesar 61,41.
Pada siklus I, nilai rata-rata klasikal yang diperoleh siswa sebesar 68,34,
sedangkan pada siklus II sebesar 75,56. Hal itu menunjukkan adanya
19
peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 6,93, sedangkan peningkatan dari
siklus I dan siklus II sebesar 7,22 atau 11,02 %. Selain itu, perilaku yang
ditunjukkan siswa pun berubah setelah diberikan tindakan. Siswa terlihat
senang dan memberi respon positif terhadap pembelajaran yang dilakukan
guru. Siswa lebih aktif berdiskusi, lebih bersemangat dalam belajar, dan berani
menyampaikan pendapatnya.
Persamaan penelitian Yulianti (2011) dengan penelitian penulis
terletak pada desain penelitian dan teknik pengambilan data yaitu desain
penelitian tindakan kelas dan teknik pengambilan data tes dan nontes. Adapun
perbedaannya terletak pada masalah yang dikaji dan subjek penelitian. Masalah
yang dikaji oleh Yulianti (2011) yaitu apakah keterampilan menulis teks berita
siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode investigasi kelompok
dengan pemanfaatan media foto peristiwa. Sedangkan pada masalah yang
dikaji pada penelitian yang dilakukan penulis yaitu apakah keterampilan
menulis teks berita siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Subjek
penelitian dalam penelitian Yulianti (2011) adalah siswa kelas VIII F SMP
Negeri 28 Semarang. Sedangkan, subjek penelitian pada penelitian yang
dilakukan oleh penulis adalah siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang.
Kekurangan yang terdapat dalam penelitian Yulianti yaitu belum
adanya upaya untuk melestarikan nilai karakter dan budaya di dalam
penelitiannya. Peneliti menyempurnakan kajian tersebut dengan menambahkan
basis konservasi karakter dan budaya di dalam penelitian yang dikembangkan
20
agar dapat melestarikan karakter dan budaya bangsa sebagai jati diri
sesungguhnya.
Fajrin (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Model Investigasi Kelompok pada
Siswa Kelas VIII SMP 17 Bawen” menunjukkan peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Hasil dari tes siklus I menunjukkan skor rata-rata kelas 68,12
meningkat menjadi 79,65 pada siklus II atau meningkat 11,53 %. Peningkatan
menulis teks berita siswa kelas VIII SMP 17 Bawen diikuti dengan perubahan
perilaku belajar siswa yang makin baik. Hasil analisis data nontes
menunjukkan adanya peningkatan perilaku tersebut. Pada siklus I banyak yang
berperilaku negatif, tetapi pada siklus II siswa memberikan respon positif
terhadap pembelajaran menulis teks berita dengan model investigasi kelompok.
Persamaan penelitian Fajrin (2012) dengan penelitian yang dilakukan
oleh penulis terletak pada desain penelitian dan model pembelajaran yang
digunakan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian tindakan
kelas dan model pembelajaran yang digunakan adalah model investigasi
kelompok. Adapun perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Fajrin
(2012) dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis terletak pada subjek
penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian Fajrin (2012) yaitu siswa kelas
VIII SMP 17 Bawen. Sedangkan subjek penelitian penulis yaitu siswa kelas
VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang.
21
Kekurangan yang terdapat dalam penelitian Fajrin yaitu belum adanya
upaya untuk melestarikan nilai karakter dan budaya di dalam penelitiannya.
Peneliti menyempurnakan kajian tersebut dengan menambahkan basis
konservasi karakter dan budaya di dalam penelitian yang dikembangkan agar
dapat melestarikan karakter dan budaya bangsa sebagai jati diri sesungguhnya.
2.2 Landasan Teoretis
Pada landasan teori ini penulis mencoba menguraikan teori-teori yang
diungkapkan para ahli dari beberapa buku acuan yang mendukung penelitian
ini. Teori-teori yang coba penulis uraikan meliputi (1) hakikat jurnalistik, (2)
bentuk jurnalistik, (3) produk jurnalistik , (4) hakikat teks berita, (5) jenis-jenis
berita, (6) unsur-unsur berita, (7) struktur teks berita, (8) menulis teks berita,
(9) model investigasi kelompok, (10) konservasi karakter dan budaya, (11)
penerapan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya dalam pembelajaran menulis teks berita, (12) kerangka berpikir, dan
(13) hipotesis tindakan.
2.2.1 Hakikat Jurnalistik
Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata journ yang dalam
Bahasa Perancis berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana
jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan
22
atau pelaporan setiap hari. Bond (dalam Sumadiria 2006) menyatakan
jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai
berita sampai pada kelompok pemerhati. Sejalan dengan pendapat Bond,
Sumadiria (2006:3) mendefinisikan jurnalistik sebagai kegiatan menyiapkan,
mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita
melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-
cepatnya. Pendapat tersebut diperkuat oleh MacDougall (dalam Kusumaningrat
2009:15) yang menyatakan bahwa jurnalistik atau jurnalisme adalah kegiatan
menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa.
2.2.2 Bentuk Jurnalistik
Sumadiria (2006) membagi jurnalistik ke dalam tiga bagian besar,
yaitu jurnalistik media cetak, jurnalistik media elektronik auditif, dan
jurnalistik media elektronik audiovisual.
1) Jurnalistik Media Cetak Dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan kepada khalayak, bukan saja harus benar, jelas dan akurat, melainkan juga harus menarik, membangkitkan minat dan selera baca (surat kabar, majalah), selera dengar (radio siaran), dan selera menonton (televisi).
Jurnalistik ini dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal dan visual. Verbal, sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif. Visual, menunjuk pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan.
2) Jurnalistik Media Elektronik Auditif
23
Jurnalistik media elektronik auditif atau jurnalistik radio siaran, lebih banyak dipengaruhi dimensi verbal, teknologikal, dan fisikal. Verbal, berhubungan dengan kemampuan menyusun kata, kalimat, dan paragraf secara efektif dan komunikatif. Teknologikal, berkaitan dengan teknologi yang memungkinkan daya pancar radio dapat ditangkap dengan jelas dan jernih oleh pesawat radio penerima. Fisikal, erat kaitannya dengan tingkat kesehatan fisik dan kemampuan pendengaran khalayak dalam menyerap dan mencerna setiap pesan kata atau kalimat yang disampaikan.
3) Jurnalistik Media Elektronik Audiovisual Jurnalistik media elektronik audiovisual merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologikal, dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, dan efektif. Visual, lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, dan memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah. Dramatikal, berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatik yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.
2.2.3 Produk Jurnalistik
Produk jurnalistik menurut Sumadiria (2006) adalah surat kabar,
tabloid, majalah, buletin atau berkala lainnya seperti radio, televisi, dan media
on line internet. Surat kabar dibagi dalam tiga kelompok besar. Namun, hanya
dua dari tiga kelompok besar dari surat kabar yang disebut produk jurnalistik,
yaitu (1) berita (news) dan (2) opini (views).
Kelompok berita (news), meliputi antara lain berita langsung (straight
news), berita menyeluruh (comprehensive news), berita mendalam (depth
news), pelaporan mendalam (depth reporting), berita penyelidikan
(investigative news), berita khas bercerita (feature news), dan berita gambar
24
(photo news). Kelompok opini (views), meliputi tajuk rencana, karikatur,
pojok, artikel, kolom, esai, dan surat pembaca.
2.2.4 Hakikat Teks Berita
Kata berita berasal dari bahasa sanskerta vrit, yang secara
harfiah berarti ada atau terjadi. Adapun dalam bahasa Inggris, berita disebut
write yang artinya menulis. Selanjutnya, oleh sebagian besar Orang Indonesia
istilah-istilah tersebut dilafalkan menjadi istilah vritta atau berita.
Sumadiria (2006) mendefinisikan berita sebagai laporan
tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan atau penting
bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio,
televisi, atau media on line internet. Sejalan dengan Sumadiria, Djuraid (2009)
mendefinisikan berita sebagai sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai
terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja
terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa.
Charney (dalam Cahya 2012) menyatakan berita sebagai laporan
terhangat tentang fakta yang menarik bagi banyak orang. Pendapat tersebut
diperkuat oleh Cahya (2012:2) yang menyatakan bahwa berita merupakan
semua hasil pelaporan, baik secara lisan ataupun tertulis yang bersumber dari
realitas kehidupan sehari-hari. Sebagai bentuk laporan, berita harus berisi
tentang kejadian-kejadian terbaru atau aktual. Informasi yang disampaikan
sebagai bahan berita pun harus dianggap penting dan menarik bagi banyak
orang.
25
Beberapa pendapat ahli yang telah dijabarkan sebelumnya,
dapat membantu dalam mendeskripsikan teks berita. Teks berita merupakan
teks yang berisi pelaporan berbentuk tulisan yang bersumber dari realitas
kehidupan sehari-hari bersifat menarik, terbaru, dan atau aktual yang
didalamnya mengandung enam unsur berita ditulis dengan mengacu pada
struktur teks berita.
2.2.5 Nilai Berita
Berita memang tidak dapat terlepas dari unsur pelaporan
suatu peristiwa tertentu. Akan tetapi, tidak semua kejadian atau peristiwa dapat
dilaporkan kepada khalayak sebagai berita. Agar berita dapat bermanfaat bagi
kepentingan banyak orang, berita harus memiliki nilai berita. Nilai-nilai yang
dimaksud antara lain sebagai berikut.
1) Keluarbiasaan
Dalam pandangan jurnalistik, berita adalah sesuatu yang luar biasa.
Dengan demikian, sesuatu yang tidak luar biasa tidak dapat disebut
berita.
2) Aktual
Suatu peristiwa disebut sebuah berita jika merupakan peristiwa yang
baru terjadi. Keaktualan berita erat kaitannya dengan waktu. Semakin
aktual berita yang disajikan, semakin tinggi nilai berita tersebut.
Menurut teori jurnalistik terdapat tiga kategori keaktualan berita, yaitu
sebagai berikut.
26
(1) Aktual Kalender
Keaktualan berita yang dimaksud sangat berkaitan dengan
waktu yang terdapat pada kalender. Umumnya peristiwa yang
terjadi berhubungan dengan peringatan hari-hari besar maupun
agama.
(2) Aktual Waktu
Keaktualan waktu berkaitan erat dengan waktu terjadinya
peristiwa yang bersangkutan. Semakin terkini waktu kejadian
berita, semakin tinggi nilai berita tersebut.
(3) Aktual Masalah
Sebuah masalah atau kasus akan tetap layak diberitakan selama
masalah tersebut belum terselesaikan.
3) Akibat
Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas. Suatu peristiwa tidak
jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat.
Dampak suatu pemberitaan bergantung pada beberapa hal, yaitu
seberapa banyak khalayak yang terpengaruh, pemberitaan itu langsung
mengena pada khalayak atau tidak, dan segera tidaknya efek berita itu
menyentuh khalayak media surat kabar, radio, atau televisi yang
melaporkannya.
4) Kebaruan
Berita adalah semua apa yang terbaru.
5) Kedekatan
27
Berita adalah kedekatan. Kedekatan berita terbagi menjadi dua.
Kedekatan geografis dan kedekatan psikologis. Kedekatan geografis
menunjuk pada suatu peristiwa atau berita yang terjadi di sekitar tempat
tinggal kita. Semakin dekat suatu peristiwa yang terjadi dengan domisili
kita, maka semakin terusik dan semakin tertarik kita untuk menyimak
dan mengikutinya. Kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh
tingkat keterikatan pikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang dengan
suatu objek peristiwa atau berita.
6) Informasi
Berita adalah informasi. Dalam perspektif sosio-jurnalistik, dari sekian
banyak informasi atau yang nyaris tak terhingga itu, hanya sebagian
kecil saja atau sedikit sekali yang dilaporkan media massa. Hanya
informasi yang memiliki nilai berita, atau memberi manfaat kepada
publik yang patut mendapat perhatian media.
7) Konflik
Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau
sarat dengan dimensi pertentangan.
8) Orang Penting (Public Figure, News Maker)
Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama,
pesohor, selebriti, figur publik. Orang-orang terkemuka, dimanapun
selalu membuat berita. Jangankan ucapan dan tingkah lakunya,
28
namanya saja sudah membuat berita. Teori jurnalistik menegaskan,
nama menciptakan berita (names makes news).
9) Kejutan
Kejutan adalah segala sesuatu yang datangnya tiba-tiba, di luar dugaan,
tidak direncanakan, di luar perhitungan, dan tidak diketahui
sebelumnya.
10) Ketertarikan manusiawi (Human Interest)
Kadang-kadang suatu peristiwa tak menimbulkan efek berarti pada
seseorang, sekelompok orang atau bahkan lebih jauh lagi pada suatu
masyarakat, tetapi telah menimbulkan getaran pada suasana hati,
suasana kejiwaan, dan dalam perasaannya. Hanya karena naluri, nurani,
dan suasana hati kita merasa terusik, maka peristiwa itu tetap
mengandung nilai berita.
11) Seks
Berita adalah seks. Seks adalah berita. Sepanjang sejarah peradaban
manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan, pasti menarik
dan menjadi sumber berita.
2.2.6 Jenis-Jenis Berita
1) Straight News Report
29
Merupakan laporan langsung mengenai suatu peritiwa. Berita memiliki
nilai penyajian objektif terhadap fakta-fakta yang dapat dibuktikan. Berita jenis
ini biasanya ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari what, who, when,
where, why, dan how (5W1H).
2) Depth News Report
Merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan straight news report.
Reporter (wartawan) menghimpun informasi dengan fakta-fakta mengenai
peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut. Jenis
laporan ini memerlukan pengalihan informasi, bukan opini reporter. Fakta-
fakta yang nyata masih tetap besar.
3) Comprehensive News
Merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh menjadi
sebuah bangunan cerita yang utuh sehingga benang merahnya terlihat dengan
jelas.
4) Interprtative News
Merupakan jenis berita yang memfokuskan sebuah isu, masalah, atau
peristiwa-peristiwa kontroversial. Namun demikian, fokus berita masih
berbicara mengenai fakta yang terbukti bukan opini. Jenis berita ini lebih dari
sekedar straight news dan depth news
5) Feature Story
Merupakan jenis berita yang berbeda dengan jenis berita diatas, dalam
feature, penulis mencari fakta untuk menarik perhatian pembacanya. Penulis
feature menyajikan suatu pengalaman pembaca (reading experiences) yang
30
lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya
informasi yang disajikan.
6) Depth Reporting
Merupakan pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam,
lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual. Pelaporan ini
ditulis oleh tim, disiapkan dengan matang, memerlukan waktu beberapa hari
atau minggu, dan membutuhkan biaya peliputan cukup besar.
7) Investigative Reporting
Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan
kontroversi. Namun demikian, dalam laporan ini, para wartawan melakukan
penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan.
Pelaksanaannya sering ilegal atau tidak etis.
8) Editorial Writing
Merupakan penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita
yang penting dan mempengaruhi pendapat umum.
2.2.7 Unsur-unsur Berita
Suatu informasi dapat dijadikan berita apabila memenuhi unsur
5W+1H. Unsur 5W+1H terdiri atas what (apa), who (siapa), where (di mana),
31
when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Berikut penjelasan yang
lebih lengkap dari unsur-unsur tersebut.
1. What
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur what, yaitu berisi
pernyataan yang dapat menjawab pertanyaan apa.
2. Who
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur who, yaitu disertai
keterangan tentang orang-orang yang terlibat dalam peristiwa.
3. When
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur when, yaitu
menyebutkan waktu kejadian peristiwa.
4. Where
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur where, yaitu berisi
deskripsi lengkap tentang tempat kejadian.
5. Why
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur why, yaitu disertai
alasan atau latar belakang terjadinya peristiwa.
6. How
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur how, yaitu dapat
menjelaskan proses kejadian suatu peristiwa dan akibat yang
ditimbulkan.
32
2.2.8 Struktur Berita
Dalam penelitian ini, siswa diharapkan dalam menulis berita jenis
straight news dengan singkat, padat, dan jelas. Teks berita jenis straight news
memiliki struktur sebagai berikut.
Gambar 1 Struktur Teks Berita
Keterangan:
1) Headline (judul berita) merupakan identitas berita. Headline berguna
untuk menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan
diberitakan. Selain itu, dapat digunakan untuk menonjolkan suatu berita
dengan dukungan teknik grafika.
2) Dateline berkaitan dengan kapan berita itu dibuat.
HEADLINE atau Judul Berita
DATELINE
LEAD
BRIDGE
BODY
LEG
Sangat penting
Penting
Cukup penting
Kurang penting
33
3) Lead (pembuka berita) yaitu kalimat pembuka berita. Lead terletak
pada paragraf pertama dan sering disebut teras berita. Lead merupakan
bagian terpenting dari sebuah berita karena memuat fakta atau
informasi terpenting dari keseluruhan berita yang disampaikan.
4) Bridge (perangkai), yaitu kata-kata yang menghubungkan teras berita
dengan tubuh berita.
5) Body (tubuh berita), yaitu rangkaian kalimat berita yang menceritakan
peristiwa atau berita dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas.
6) Leg (kaki berita), yaitu bagian akhir dari penulisan berita.
2.2.9 Menulis Teks Berita
Berita adalah produk utama media massa. Berita ditulis untuk
dilaporkan pada khalayak. Namun, sebelum tahap pelaporan berita, penulis
berita harus mengumpulkan fakta di lapangan sebagai sumber utama penulisan
berita. Berikut diuraikan beberapa teknik pengumpulan fakta, di antaranya
observasi, wawancara, dan konferensi pers.
1) Observasi
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengungkapkan fakta adalah
dengan mengadakan pengamatan terhadap objek pemberitaan. Istilah ini
sering disebut dengan observasi. Observasi diklasifikasi menjadi dua
macam, yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi
langsung, yaitu jika reporter atau wartawan menyaksikan sebuah peristiwa
34
dengan mata kepalanya sendiri. Observasi tidak langsung, yaitu jika
reporter tidak menyaksikan langsung peristiwa yang terjadi.
2) Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara wartawan dan narasumber untuk
mendapatkan berbagai informasi. Apabila pengumpulan fakta terkait pada
sebuah peristiwa maka yang dapat dijadikan narasumber pertama adalah
semua orang yang terlibat langsung dengan peristiwa tersebut.
Selanjutnya, untuk menambah dan memperkuat fakta, wartawan perlu
melakukan wawancara dengan narasumber yang berkompeten.
3) Konferensi Pers
Konferensi pers merupakan pertemuan pers yang diadakan oleh seorang
tokoh untuk menjelaskan dan memberitahukan hal yang penting di
hadapan para wartawan.
Agar dapat menulis teks berita dengan baik, kita harus mempunyai
bekal yang cukup. Bekal yang harus diperhatikan agar dapat menulis teks
berita, yaitu sebagai berikut.
(1) Ilmu Pengetahuan
Penulis berita di media massa harus memiliki cukup pengetahuan
tentang apa yang akan ditulisnya. Pengetahuan penulis berita dapat
diperoleh dari mengumpulkan fakta di lapangan karena berita
merupakan hasil pelaporan kejadian nyata.
(2) Kemauan Untuk Menulis
35
Ketika pengetahuan yang kita miliki tidak disertai dengan kemauan
untuk menulis, tidak akan menghasilkan apa-apa. Bahkan, kemauan
dapat membuat seseorang terus menulis meskipun ia tidak mempunyai
bakat menulis.
(3) Pengalaman
Pengetahuan dapat bersumber dari pengalaman dan proses belajar.
Keberhasilan penulisan berita selain ditentukan oleh pengetahuan, juga
ditentukan oleh banyak sedikitnya pengalaman si penulis. Semua
pengalaman dapat dijadikan media belajar. Begitu pun dengan
pengalaman menulis. Orang yang telah terbiasa menulis, tentu semakin
lama tulisannya akan semakin baik.
(4) Motivasi
Dengan adanya motivasi, seseorang dapat mempunyai kemauan untuk
melakukan sesuatu. Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi
internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal tumbuh dari dalam
diri, misalnya, seseorang menulis karena ingin menuangkan gagasan
dan pemikirannya agar dapat bermanfaat bagi banyak orang. Adapun
motivasi eksternal timbul dari faktor luar diri, seperti kebutuhan materi,
tuntutan karier, dan popularitas.
(5) Kemampuan Berbahasa Tulis
Secara umum bahasa tulis memiliki persyaratan sebagai berikut.
a) Diungkapkan secara lebih formal dan lengkap
36
Struktur kalimat dalam bahasa tulis yang lengkap terdiri atas
subjek, predikat, objek, dan keterangan (SPOK). Namun,
susunan kalimat dalam bahasa Indonesia tidak harus selalu urut
pada unsur SPOK. Susunan kalimat dapat diubah-ubah agar
lebih variatif. Kalimat dapat disusun dengan struktur KSPO atau
hanya menggunakan beberapa unsur saja, seperti, SP, SPO,
SPK, atau KSP.
b) Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku
Bahasa baku merupakan bahasa yang penyusunan dan
penggunaannya didasarkan pada kaidah-kaidah yang telah
dibukukan. Dalam bahasa tulis, bahasa dikatakan baku jika
mengacu pada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
2.2.10 Model Investigasi Kelompok
Model Investigasi Kelompok atau Group Investigation mengambil
model yang berlaku dalam masyarakat, terutama mengenai anggota masyarakat
melakukan proses mekanisme sosial melalui serangkaian kesepakatan sosial.
Sebagaimana disarankan oleh Dewey (dalam Winataputra 2001:34) yang
menyatakan bahwa
kehidupan sekolah harus diatur atau diorganisasikan sebagai bentuk kecil atau miniatur kehidupan demokrasi. Untuk itu siswa seyogyanya memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan sistem sosial melalui pengalaman dan berangsur-angsur belajar
37
bagaimana menerapkan metode yang berwawasan keilmuan dalam memperbaiki kehidupan masyarakat.
Dalam model ini terdapat tiga konsep utama, yaitu penelitian,
pengetahuan dan dinamika belajar kelompok. Penelitian adalah proses dimana
siswa dihadapkan pada masalah. Pengetahuan adalah pengalaman yang tidak
dibawa dari lahir, namun diperoleh melalui dan dari pengalamannya secara
langsung dan tidak langsung. Sedangkan dinamika belajar kelompok menunjuk
pada suasana yang menggambarkan sekelompok individu saling berinteraksi
mengenai sesuatu yang sengaja dilihat atau dikaji bersama.
1) Sintakmatik
Model investigasi kelompok memiliki enam tahapan
Tahap pertama
Siswa dihadapkan pada peristiwa yang
problematis.
Tahap kedua
Siswa melakukan eksplorasi terhadap situasi
yang problematis tersebut
Tahap ketiga
Siswa merumuskan tugas-tugas belajar dan
mengorganisasikannya untuk membangun suatu
proses penelitian.
Tahap keempat
38
Siswa melakukan kegiatan belajar individual
dan kelompok.
Tahap kelima
Siswa menganalisis kemajuan dan prosesyang
dilakukan dalam proses penelitian kelompok itu.
Tahap keenam
Melakukan proses pengulangan kegiatan.
2) Sistem Sosial
Sistem sosial yang berlaku dan berlangsung dalam
model ini bersifat demokratis yang ditandai oleh
keputusan-keputusan yang dikembangkan dari atau
setidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok
dalam konteks masalah yang menjadi titik sentral
kegiatan belajar. Kegiatan kelompok yang terjadi
mungkin saja bertolak dari pengajar. Dengan demikian
suasana kelas tidak begitu terstruktur. Pengajar dan
siswa memiliki status yang sama dalam menghadapi
masalah yang akan dipecahkan dengan peranan yang
berbeda.
3) Prinsip Pengelolaan / Reaksi
Di dalam model ini pembelajar akan berperan sebagai
konselor, konsultan, dan pemberi kritik, yang akan
39
mengarahkan ke pemecahan masalah, pengelolaan
kelas, dan pemaknaan secara perseorangan.
4) Sistem Pendukung
Perpustakaan dapat digunakan sebagai sumber
referensi atau rujukan yang komperehensif dengan alat
bantu mengajar atau media yang relatif memadai pula.
(Winataputra 2001: 36).
5) Dampak Instruksional dan Pengiring
40
: Dampak instruksional
: Dampak pengiring
Gambar 2 Dampak Instruksional dan Pengiring dari Model Investigasi
Kelompok (Joyce dan Weil dalam Winataputra, 2001)
Untuk kepentingan praktis model tersebut dapat diadaptasi dalam
bentuk kerangka operasional sebagai berikut.
41
Gambar 3 Model Investigasi Kelompok (Joyce & Weil 1986 adaptasi
Winataputra 2001)
KEGIATAN PENGAJAR LANGKAH POKOK KEGIATAN SISWA
Situasi Bermasalah
Eksplorasi
Perumusan Tugas Belajar
Kegiatan Belajar
Analisis Kemajuan
Amati Situasi bermasalah
Belajar Individual dan kelompok
Cek Tugas yang Harus Dikerjakan
Jelajahi Permasalahan
Temukan Kunci Permasalahan
Cek proses dan Hasil Penelitian Kelompok
Lakukan Tindak Lanjut
Rumuskan Apa yang Harus Dilakukan
Atur Pembagian Tugas dalam Kelompok
Sajikan Situasi Bermasalah
Bimbing Proses Eksplorasi
Pacu Diskusi Kelompok
Pantau Kegiatan Belajar
Cek Kemajuan Belajar Kelompok
Dorong Tindakan
42
2.2.11 Konservasi Karakter dan Budaya
Konservasi karakter dan budaya dalam penelitian ini tidak
diimplementasikan langsung pada pembelajaran, namun, dipadukan dengan
model investigasi kelompok.
2.2.11.1 Konsep Konservasi
Menurut Depdiknas (2011:726) menyatakan konservasi merupakan
pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah
kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan; pengawetan;
pelestarian.
Roosevelt (dalam Pendakierror 2013) menyatakan konservasi
merupakan kata yang berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con
(together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya
memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara
bijaksana (wise use).
Rijksen (dalam Pendakierror 2013) menyatakan konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam
beberapa batasan, seperti yang diungkap Pendakierror (2013) sebagai berikut.
43
1) Konservasi adalah menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi
keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama.
2) Konservasi adalah alokasi sumber daya alam antar waktu (generasi)
yang optimal secara social.
3) Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke
organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas
kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan
manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi,
pendidikan, pemanfaatan dan latihan.
4) Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia
sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan
dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang.
2.2.11.2 Konsep Konservasi Karakter dan Budaya
Konservasi karakter dan budaya merupakan usaha penanaman kembali
nilai-nilai atau kebajikan yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi
bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam
tujuan pendidikan nasional.
Hal ini sesuai dengan pendapat Wahyuni (2012: 3) yang menyatakan
bahwa pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah
pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi
bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam
tujuan pendidikan nasional.
44
2.2.11.3 Fungsi dan Tujuan Konservasi Karakter dan Budaya Bangsa
Fungsi pendidikan karakter bangsa adalah sebagai bahan (1)
pengembangan, (2) perbaikan, dan (3) penyaring. Pengembangan yang
dimaksud adalah pendidikan karakter dapat berfungsi sebagai alat
pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik;
ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang
mencerminkan budaya dan karakter bangsa. Perbaikan yang dimaksud bahwa
dengan pendidikan karakter dapat memperbaiki perilaku peserta didik dalam
pengembangan yang lebih bermartabat. Penyaring yang dimaksud adalah
bahwa pendidikan karakter dapat digunakan sebagai alat untuk menyaring
budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-
nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah (1) mengembangkan potensi kalbu atau nurani atau afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa; (2) mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius; (3) menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa; (4) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan (5) mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (Wahyuni, 2012:3-4).
2.2.11.4 Substansi Nilai/Karakter pada Basis Konservasi Karakter dan Budaya
45
Dalam penerapan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan
menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya maka akan memunculkan nilai yang
diharapkan akan menjadi karakter bagi siswa. Nilai yang diupayakan untuk
ditanamkan kembali dengan menggunakan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya dapat dilihat dalam tabel 1 berikut.
Tabel 1 Substansi Nilai/Karakter pada Penerapan Basis Konservasi Karakter dan Budaya
Substansi nilai karakter pada penerapan basis konservasi karakter dan
budaya pada pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya yang diadaptasi dari
Wahyuni (2012) sebagai berikut.
No Rumusan SKL Nilai/Karakter
1 Menunjukkan sikap yakin akan kemampuan
diri sendiri terhadap terciptanya pemenuhan
keinginan dan harapan
Percaya diri
2 Memahami keberagaman agama, budaya,
suku, ras, dan golongan sosial ekonomi serta
perbedaan pendapat dalam lingkup kelas
hingga masyarakat
Demokratis
3 Mencari dan menerapkan informasi dari
lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain
secara logis, kritis dan kreatif
Berpikir logis
46
4 Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki
kemampuan untuk berkarya
Tanggung jawab
5 Menunjukkan sikap tidak bergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas
pekerjaan
Mandiri
6 Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku
dalam lingkungan yang lebih luas
Disiplin
7 Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan santun
Santun
2.2.12 Penerapan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita
Implementasi model investigasi kelompok dalam pembelajaran
menulis teks berita dapat dilihat dalam kegiatan berikut.
Kegiatan
Pengajar Langkah Pokok
Kegiatan
Siswa
Nilai/Kara
kter Yang
Muncul
Guru memberi
ilustrasi teks
berita dengan
memberi contoh
mengenai berita
“maraknya boy
band atau girl
band di industri
Siswa bersama-sama
menyimak penjelasan dari
guru.
47
musik
Indonesia”
Guru mengajak
siswa berdiskusi
mengenai
dampak
maraknya Boy
Band atau Girl
Band terhadap
orientasi anak
mengenai sikap,
perilaku dan
karakter diri.
Siswa
berkelompok
dalam beberapa
kelompok kecil,
beranggotakan 6
sampai 7 orang.
Tiap kelompok
diberinomor
kelompok mulai
dari 1 hingga 5.
Guru
memberikan
Siswa dihadapkan
pada peristiwa
yang problematis.
Siswa bersama-sama
memikirkan dampak
terhadap sikap, perilaku
dan karakter yang timbul
bilamana mereka
mempunyai tokoh panutan
Boy Band atau Girl Band
Siswa berkelompok
dengan dengan tiap
kelompok beranggotakan 6
sampai 7 orang.
Siswa memperhatikan
Demokratis
, tanggung
jaw
48
contoh teks
berita yang
telah
dipersiapkan
sebelumnya.
contoh teks berita yang
problematis yang telah
dipersiapkan oleh guru.
Berpikir
logis,
tanggung
jawab
Guru
menghimbau
para siswa
untuk bersama-
sama
menganalisis
teks berita yang
telah dibagikan,
secara
berkelompok
Guru
menghimbau
agar siswa
menganalisis
unsur apa saja
yang harus ada
dalam teks
berita
Siswa melakukan
eksplorasi terhadap
situasi yang
problematis
tersebut
Siswa mulai menganalisis
teks berita yang telah
dibagikan kemudian
membahas unsur berita
Demokratis
dan
berpikir
logis
Berpikir
logis dan
tanggung
jawab
49
Guru
menghimbau
para siswa
untuk
menganalisis
struktur teks
berita yang ada
pada lembar
kerja yang telah
dibagikan.
Guru
mengawasi
kegiatan
eksplorasi
struktur berita
dengan tetap
mengontrol
keadaan kelas.
yang berupa apa, dimana,
kapan, siapa, bagaimana
(adiksimba) bersama-
sama.
Siswa menganalisis
struktur berita yang telah
dibagikan, secara
berkelompok.
Berpikir
logis dan
tanggung
jawab
Guru membagi
tugas diskusi
dengan
mengingatkan
siswa mengenai
penggunaan
ejaan serta
tanda baca yang
benar, ketepatan
Siswa merumuskan
tugas-tugas belajar
dan
mengorganisasikan
nya untuk
membangun suatu
proses penelitian
Siswa dibagi tugas diskusi
oleh guru dengan melihat
beberapa aspek seperti
struktur, unsur, dan
penggunaan ejaan serta
tanda baca yang benar.
Mandiri,
santun,
berpikir
logis
50
diksi,
keefektifan
kalimat dan
kerapian tulisan.
Guru tetap
mengawasi
keadaan kelas
dengan
berkeliling
sambil
menanyakan
mengenai
kesulitan sejauh
pembelajaran
ini berlangsung.
Siswa bersama
guru
menentukan
tema berita
yang akan
dibuat masing-
masing
kelompok.
Siswa merumuskan hasil
pengamatan serta diskusi
mengenai struktur, unsur,
penggunaan ejaan serta
tanda baca yang benar,
ketepatan diksi,
keefektifan kalimat, dan
kerapian tulisan Hasil
pengamatan dicatat dalam
buku catatan masing-
masing.
Siswa bersama guru
menentukan tema berita
yang akan dibuat masing-
masing kelompok.
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
santun
Demokratis
, tanggung
jawab, dan
santun
Guru
menghimbau
pada siswa
untuk berlatih
Siswa melakukan
kegiatan belajar
individual dan
kelompok.
Siswa berlatih menulis
teks berita sesuai tema
yang didapat oleh
kelompoknya
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
51
menulis teks
berita
Guru
menghimbau
siswa untuk
mengumpulkan
hasil
pekerjaannya
kepada guru
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya kepada
guru
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
Guru
menhimbau
siswa untuk
mengamati
lembar teks
berita yang
dihasilkannya
pada pertemuan
pertama yang
telah diberi
penilaian oleh
guru
Guru
menghimbau
siswa
memperhatikan
hasil evaluasi
pertemuan
pertama agar
Siswa menganalisis
kemajuan dan
proses yang
dilakukan dalam
proses penelitian
kelompok itu.
Siswa mengamati lembar
teks berita yang
dihasilkannya pada
pertemuan pertama yang
telah diberi penilaian oleh
guru
Siswa memperhatikan
Berpikir
logis
52
dijadikan bahan
evaluasi untuk
penulisan teks
berita
selanjutnya
hasil evaluasi pertemuan
pertama agar dijadikan
bahan evaluasi untuk
penulisan teks berita
selanjutnya
Guru
menghimbau
siswa memilih
teknik
pengumpulan
fakta berita
untuk menggali
fakta dan data
dari lapangan
Guru
menghimbau
siswa
mengumpulkan
fakta-fakta
berita kemudian
kembali ke
kelas dengan
membawa
catatan fakta-
fakta di
lapangan
sebagai bahan
penulisan teks
Melakukan proses
pengulangan
kegiatan.
Siswa memilih teknik
pengumpulan fakta berita
untuk menggali fakta dan
data dari lapangan
Siswa mengumpulkan
fakta-fakta berita
kemudian kembali ke
kelas dengan membawa
catatan fakta-fakta di
lapangan sebagai bahan
penulisan teks berita
Percaya
diri,
berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Percaya
diri,
berpikir
logis,
tanggung
jawab,
mandiri,
dan disiplin
53
berita
Siswa menulis
teks berita
dengan
mengacu pada
penguatan yang
diberikan oleh
guru
berdasarkan
tema tiap
kelompok dan
fakta berita
yang diperoleh
Guru
menghimbau
siswa
mengumpulkan
hasil
pekerjaannya
kepada guru.
Guru
menghimbau
siswa mendapat
evaluasi dan
penguatan
berkaitan
Siswa menulis teks berita
dengan mengacu pada
penguatan yang diberikan
oleh guru berdasarkan
tema tiap kelompok dan
fakta berita yang diperoleh
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya kepada
guru.
Siswa mendapat evaluasi
dan penguatan berkaitan
dengan teks berita yang
telah dibuat.
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disipli
Tanggung
jawab
54
dengan teks
berita yang
telah dibuat.
2.3 Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII-5 SMP Teuku
Umar Semarang masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh kekurangmampuan
siswa dalam memunculkan ide berita, dan kekurangmampuan siswa dalam
menyusun struktur kalimat yang tepat. Hal ini disebabkan guru belum mampu
mengoptimalkan inovasi dalam pengajaran yang dilakukan karena metode
konvensional yang masih dipakai seperti metode ceramah dan masih kurang
variatif dalam memilih media maupun sumber belajar. Kesulitan siswa dalam
menulis teks berita membawa dampak kurang baik bagi mereka. Tidak jarang
siswa menyontek berita teman lain atau menyuruh orang lain untuk
membuatkan teks berita. Pembelajaran ini juga mengalami kendala dalam hal
penentuan unsur berita yang harus memenuhi unsur 5W+1H. Berdasarkan
keadaan di atas peneliti akan menggunakan model investigasi kelompok
dengan berbasis konservasi karakter dan budaya dalam upaya meningkatkan
kemampuan anak dalam menulis teks berita khususnya pada siswa kelas VIII-5
SMP Teuku Umar Semarang. Adanya keterlibatan siswa aktif dalam
pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa khususnya
dalam aspek menulis teks berita. Selain itu, dengan basis konservasi karakter
55
dan budaya tersebut dapat membuat siswa lebih aktif dan termotivasi, sehingga
kejenuhan yang dialami siswa saat pembelajaran dapat dihilangkan.
Keterampilan menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya diharap dapat meningkat
dibandingkan dengan pembelajaran menulis teks berita yang disampaikan
secara ceramah atau konvensional, hal tersebut dapat memotivasi siswa untuk
lebih giat belajar sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Dengan
demikian, penelitian ini dikatakan berhasil, yang kemudian dapat dijadikan
bentuk inovasi baru dalam pembelajaran menulis teks berita. Kerangka berpikir
pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya dapat digambarkan dalam bagan
sebagai berikut.
Bagan 1 Kerangka Berpikir Proses Belajar-Mengajar
Penemuan Konsep
Kurang Terampil Menulis Teks Berita
Teori (Model Investigasi Kelompok Berbasis konservasi Karakter dan Budaya)
Guru Sebagai Pembimbing dan Fasilitator
Aplikasi
Eksplorasi
Masalah Pemecahan Masalah
Hasil
56
2.4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian kerangka berpikir diatas, hipotesis tindakan
penelitian ini yakni jika menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya dapat memberikan deskripsi proses
pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar
Semarang, mengubah tingkah laku siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar
Semarang menjadi siswa yang mempunyai perilaku berkarakter dan berbudaya
bangsa, dan membantu siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang dalam
meningkatkan keterampilan menulis teks berita.
Teks Berita
Keterampilan Menulis Teks Berita
Meningkat/ Terampil Menulis
Teks Berita
55
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yakni penelitian
yang berbasis kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus pertama dan
siklus kedua, masing- masing siklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan,
pelaksanaan atau tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut
digunakan secara sistematis. Gambar siklus penelitian tindakan kelas sebagai berikut.
Gambar 4 Desain Penelitian Tindakan Kelas
Keterangan:
KA : Kondisi Awal
TL : Tindak Lanjut
P : Perencanaan
R
P
T
O
R T
RP
O
KA TL
S I
S II
56
T : Tindakan
O : Observasi
R : Refleksi
RP : Revisi Perencanaan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dua siklus. Siklus I mengetahui
keterampilan menulis teks berita siswa pada tahap awal tindakan penelitian. Siklus
ini sekaligus sebagai refleksi untuk melakukan siklus II. Siklus II digunakan untuk
mengetahui peningkatan keterampilan menulis teks berita setelah dilakukan
perbaikan terhadap pelaksanaan proses belajar yang dilakukan pada siklus I.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipaparkan desain tindakan kelas pada
siklus I sebagai berikut.
3.1.1 Desain Tindakan Kelas Pada Siklus I
Desain tindakan kelas pada siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu tahap
perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Berikut ini
penjelasan lebih lanjut mengenai keempat tahap tersebut.
3.1.1.1 Perencanaan
Tahap perencanaan ini merupakan tahap untuk menyusun rencana kegiatan
pembelajaran, merancang skenario pelaksanaan tindakan serta mengembangkan
perangkat pembelajaran. Pada tahap perencanaan ini, dilakukan persiapan
pembelajaran menulis teks berita diantaranya menyiapkan Rencana Pelaksanaan
57
Pembelajaran (RPP), menyediakan contoh-contoh teks berita, menyiapkan materi,
dan menyiapkan media.
3.1.1.2 Tindakan
Tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran sesuai dengan
skenario. Tindakan yang akan dilaksanakan secara garis besar adalah pembelajaran
menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok. Pada tahap
ini, dilakukan tiga tahap proses belajar mengajar, yaitu apersepsi (persiapan), inti
(pelaksanaan), dan penutup.
Pada tahap apersepsi atau persiapan yaitu tahap dimana siswa dikondisikan
untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Guru memberikan penjelasan kepada
siswa mengenai tujuan, manfaat pembelajaran yang akan diperoleh setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran, dan memancing siswa agar tertarik pada pembelajaran
menulis teks berita, serta bertanya apakah siswa pernah menulis teks berita
sebelumnya.
Tahap pelaksanaan atau inti yaitu tahap pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Dalam tahap ini, kegiatannya adalah siswa membentuk
kelompok-kelompok kecil, siswa memperhatikan contoh teks berita untuk
diidentifikasi, siswa berdiskusi secara berkelompok mengenai unsur berita, setelah
itu bersama-sama menentukan struktur teks berita, unsur ejaan dan penggunaan tanda
baca yang baik, unsur ketepatan pilihan kata, unsur keefektifan kalimat, dan unsur
kerapian tulisan. Kegiatan selanjutnya siswa juga mendapat penjelasan mengenai
teknik pengumpulan fakta berita, yang dilanjutkan dengan mencari fakta berita sesuai
58
tema yang telah dipilih tiap kelompok. Tahap selanjutnya siswa mencoba membuat
teks berita berdasarkan fakta berita yang telah diperoleh.
Peneliti juga mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sebagai pedoman utama untuk melaksanakan Proses Belajar Mengajar (PBM) agar
tidak keluar dari skenario pembelajaran yang telah disusun. Rencana pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan pertama siklus I, yaitu (1) guru memberikan
penjelasan singkat mengenai kegiatan pembelajaran pada pertemuan hari itu, (2) guru
memberikan penjelasan dan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran
menulis teks berita, (3) siswa dikondisikan oleh guru untuk siap mengikuti proses
belajar, (4) siswa melakukan diskusi bersama guru mengenai pengetahuan siswa
tentang menulis teks berita sebelum pembelajaran, (5) siswa berkelompok dalam
beberapa kelompok kecil, beranggotakan 6-7 orang, (6) siswa dibagikan contoh teks
berita yang telah dipersiapkan oleh guru, (6) siswa dihimbau oleh guru untuk
mengidentifikasi unsur berita, kemudian menuliskannya, (7) setelah selesai, siswa
dihimbau untuk menentukan struktur teks berita dari teks berita yang ada dalam
lembar kerja, (8) setelah selesai, siswa merumuskan hasil pengamatan serta diskusi
mengenai penggunaan ejaan serta tanda baca yang benar, ketepatan pilihan kata
(diksi), keefektifan kalimat yang digunakan, dan kerapian tulisan, (9) siswa bersama
guru menentukan tema berita yang akan dibuat tiap-tiap kelompok, (10) siswa
berlatih menulis teks berita berdasarkan tema yang telah ditentukan, (11) siswa
merumuskan kesan dan kesulitan selama proses pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya,
59
(12) siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru, (13) siswa mendapat
penguatan mengenai pembelajaran menulis teks berita yang telah dilakukan.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan penutup yaitu guru memberikan
kesimpulan mengenai pembelajaran hari itu.
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus I, yaitu (1)
guru memberikan penjelasan singkat mengenai kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada hari itu, (2) guru memberikan penjelasan dan manfaat yang
diperoleh setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita, (3) siswa dikondisikan
oleh guru untuk siap mengikuti proses belajar, (4) siswa melakukan diskusi bersama
guru mengenai pengetahuan siswa tentang menulis teks berita sebelum pembelajaran,
(5) siswa kembali berkelompok dalam beberapa kelompok kecil, beranggotakan 6-7
orang, (6) Siswa mengamati lembar teks berita yang dihasilkannya pada pertemuan
pertama yang telah diberi penilaian oleh guru, (7) setelah siswa selesai memahami
letak kesalahan, siswa merumuskan kesan dan kesulitan selama menjalani proses
pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya, (8) siswa memilih teknik pengumpulan berita dalam
kegiatan menulis teks berita yang sedang berlangsung, (9) siswa diberi waktu sejenak
untuk mengumpulkan fakta-fakta berita kemudian kembali ke kelas dengan
membawa catatan fakta-fakta di lapangan sebagai bahan penulisan teks berita, (10)
setelah selesai, siswa menulis teks berita berdasarkan tema tiap kelompok dan fakta
berita yang diperoleh, (11) siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru,
dan (12) siswa mendapat evaluasi dan penguatan berkaitan dengan teks berita yang
telah dibuat.
60
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan penutup yaitu guru memberikan
kesimpulan mengenai pembelajaran hari itu.
3.1.1.3 Observasi
Observasi atau pengamatan kegiatan dan tingkah laku siswa selama proses
penelitian berlangsung dilakukan bersama dengan tindakan. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Dalam melakukan observasi,
peneliti dibantu oleh pengamat lain dari jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Observasi dilakukan melalui data tes dan data nontes. Observasi data hasil tes
digunakan untk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis teks berita. Selain
data tes, observasi dilakukan melalui data nontes yaitu berupa pengamatan langsung
perilaku berkarakter dan berbudaya, pengambilan data jurnal, pengambilan data
kuesioner, dan dokumentasi foto. Observasi data hasil tes dilakukan setelah siswa
mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Observasi perilaku berkarakter
dan berbudaya dilakukan untuk mengetahui perilaku berkarakter dan berbudaya
siswa selama siswa mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok.
Fokus pengamatan pada kegiatan siswa dalam mengerjakan sesuatu yang
sesuai dengan skenario pembelajaran meliputi kegiatan pada saat proses analisis teks
berita dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran, sikap, atau tanggapan
siswa terhadap model pembelajaran.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru membagikan jurnal untuk
mengetahui kesan, tanggapan, dan saran siswa terhadap materi, maupun tanggapan
61
terhadap cara mengajar guru. Observasi melalui data jurnal ini bertujuan untuk
mengetahui kesulitan siswa dalam menulis teks berita.
3.1.1.4 Refleksi atau Evaluasi
Pada tahap ini, hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran
bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki
dan hal apa saja yang harus menjadi perhatian pada tindakan berikutnya.
Berdasarkan hasil refleksi, penulis dapat melakukan revisi terhadap rencana
pelaksanaan pembelajaran selanjutnya atau rencana pelaksanaan pembelajaran siklus
II. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan nontes siklus I dengan
tujuan mengetahui hasil atau dampak pelaksanaan tindakan. Tahap refleksi ini
dilakukan setelah pembelajaran menulis teks berita siklus I selesai dilaksanakan.
Peneliti menganalisis hasil tes dan nontes siklus I. Apabila rata- rata tes belum
memenuhi target yang ditentukan, yaitu sebesar 70, maka akan dilakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus II. Masalah-masalah yang terjadi pada siklus I akan dicari
pemecahannya, sedangkan kelebihan-kelebihan yang ada pada siklus I dipertahankan
dan bila memungkinkan akan ditingkatkan.
3.1.2 Desain Tindakan Kelas Pada Siklus II
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, langkah-langkah yang ditempuh
hampir sama seperti siklus I. Siklus II hanya menyempurnakan atau memperbaiki
kekurangan pada siklus I. Pada siklus ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai
keempat tahap tersebut.
62
3.1.2.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II ini, peneliti mempelajari hasil refleksi
siklus I dan menggunakannya sebagai masukan pada tindakan siklus II. Di samping
itu, peneliti juga mengoreksi kekurangan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), media pembelajaran dan teknik mengajar yang masih dianggap lemah untuk
mendapat perbaikan. Sedangkan, untuk kelebihan pada siklus pertama dipertahankan
dan ditingkatkan pada siklus II.
3.1.2.2 Tindakan
Tindakan pada siklus II adalah menyempurnakan tindakan pada siklus I.
Pada tahap ini guru menjelaskan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada penulisan
teks berita yang telah dibuat siswa. Kemudian siswa diberi bimbingan dan arahan
agar dalam pelaksanaan proses pembelajaran menulis teks berita siklus II dapat lebih
baik. Kegiatan dalam siklus II adalah apresepsi, proses pembelajaran dan evaluasi.
Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses
pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan, manfaat
yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dan
memotivasi siswa untuk lebih baik dalam menulis teks berita. Guru menjelaskan
kesalahan-kesalahan yang telah siswa lakukan dan memberikan penjelasan tentang
cara memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses pembelajaran menulis teks
berita siklus II.
Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran menulis teks berita,
pembelajaran menulis pun siap untuk dilaksanakan. Rencana pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II yaitu , (1) guru memberikan
63
penjelasan singkat mengenai kegiatan pembelajaran hari itu, (2) guru memberikan
penjelasan dan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran menulis teks
berita, (3) siswa dikondisikan oleh guru untuk siap mengikuti proses belajar, (4)
siswa melakukan diskusi bersama guru untuk menggali pengetahuan siswa terhadap
menulis teks berita, (5) siswa berkelompok dalam beberapa kelompok kecil,
beranggotakan 6-7 orang, (6) siswa dibagikan contoh teks berita yang telah
dipersiapkan oleh guru, (6) siswa dihimbau oleh guru untuk mengidentifikasi unsur
berita, kemudian menuliskannya, (7) setelah selesai, siswa dihimbau untuk
menentukan struktur teks berita, unsur ejaan dan tanda baca yang benar, unsur
ketepatan diksi, unsur keefektifan kalimat, dan unsur kerapian tulisan dari teks berita
yang ada dalam lembar kerja, (8) setelah selesai, siswa merumuskan hasil
pengamatan serta diskusi mengenai unsur berita, struktur teks berita, unsur ejaan dan
tanda baca yang benar, unsur ketepatan diksi, unsur keefektifan kalimat, dan unsur
kerapian tulisan, (9) siswa bersama guru menentukan tema berita yang akan dibuat
tiap-tiap kelompok, (10) siswa berlatih menulis teks berita berdasarkan tema yang
telah ditentukan, (11) siswa merumuskan kesan dan kesulitan selama proses
pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya, (12) siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya
kepada guru, dan (13) siswa mendapat penguatan mengenai pembelajaran menulis
teks berita yang telah dilakukan.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan penutup yaitu guru memberikan
kesimpulan dan refleksi mengenai pembelajaran hari itu.
64
Rencana pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II, yaitu (1) guru
memberikan pembukaan mengenai penjelasan singkat mengenai kegiatan
pembelajaran hari itu, (2) guru memberikan penjelasan dan manfaat yang diperoleh
setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita, (3) siswa dikondisikan oleh guru
untuk siap mengikuti proses belajar, (4) siswa melakukan diskusi bersama guru
untuk menggali pengetahuan siswa mengenai teks berita sebelum pembelajaran, (5)
siswa kembali berkelompok dalam beberapa kelompok kecil, beranggotakan 6-7
orang, (6) siswa dibagikan contoh teks berita yang telah dipersiapkan oleh guru
sebelumnya (7) siswa diperlihatkan hasil evaluasi pertemuan pertama agar dijadikan
bahan evaluasi untuk pertemuan kedua, (7) setelah siswa selesai memahami letak
kesalahan, siswa merumuskan kesan dan kesulitan selama menjalani proses
pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi dan budaya, (8) siswa memilih teknik pengumpulan berita dalam kegiatan
menulis teks berita yang sedang berlangsung, (9) siswa diberi waktu sejenak untuk
mengumpulkan fakta-fakta berita kemudian kembali ke kelas dengan membawa
catatan fakta-fakta di lapangan sebagai bahan penulisan teks berita, (10) setelah
selesai, siswa menulis teks berita berdasarkan tema tiap kelompok dan fakta berita
yang diperoleh, dan (11) siswa mendapat evaluasi dan penguatan berkaitan dengan
teks berita yang telah dibuat.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan penutup yaitu guru memberikan
kesimpulan dan refleksi mengenai pembelajaran hari itu.
3.1.2.3 Observasi
65
Observasi pada siklus II sama dengan observasi pada siklus I. Tujuan
observasi ini sendiri yaitu untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis teks
berita setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model investigasi
kelompok. Observasi dilakukan melalui data tes dan data nontes. Observasi data hasil
tes digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis teks berita.
Selain data tes, observasi dapat dilakukan melalui data nontes yaitu berupa
pengamatan langsung terhadap perilaku berkarakter dan berbudaya siswa, pengisian
jurnal, pengisian kuesioner, dan dokumentasi foto. Pengamatan langsung terhadap
perilaku berkarakter dan berbudaya bertujuan untuk mengetahui perilaku berkarakter
dan berbudaya siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Observasi melalui
jurnal bertujuan untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran menulis teks
berita dengan menggunakan model investigasi kelompok.
Fokus pengamatan pada kegiatan siswa dalam mengerjakan sesuatu yang
sesuai dengan skenario pembelajaran, meliputi kegiatan siswa pada saat
mengumpulkan fakta berita dan menulis teks berita serta keseriusan siswa dalam
mengikuti pembelajaran, kemudian sikap atau tanggapan siswa terhadap model
pembelajaran.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru membagikan jurnal siswa untuk
mengetahui kesan, tanggapan dan saran siswa terhadap pembelajaran, maupun teknik
mengajar guru. Observasi melalui data jurnal ini bertujuan untuk mengetahui
kesulitan siswa dalam menulis teks berita.
3.1.2.4 Refleksi
66
Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya dalam proses pembelajaran menulis teks berita untuk
mengetahui perubahan-perubahan perilaku siswa selama mengikuti kegiatan
pembelajaran dan melihat peningkatan keterampilan menulis teks berita.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis teks berita siswa kelas
VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang. Dipilihnya kelas VIII-5 karena keterampilan
menulis teks berita kelas tersebut dianggap paling rendah diantara siswa kelas lain.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa dan Sastra Indonesia SMP Teuku
Umar Semarang bahwa siswa kelas VIII-5 tingkat keterampilan menulis khususnya
pada menulis teks berita masih rendah. Guru tersebut mengatakan bahwa siswa
merasa kesulitan dalam menulis teks berita sehingga minat siswa terhadap
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terutama materi pembelajaran menulis
teks berita masih rendah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang
dilakukan secara bertahap sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu
keterampilan menulis teks berita sebagai variabel terikat, dan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya sebagai variabel bebas.
Penjelasan kedua variabel diuraikan sebagai berikut.
67
3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Teks Berita
Variabel keterampilan menulis teks berita adalah suatu keterampilan untuk
menuangkan tulisan berbentuk hasil pelaporan, bersumber dari realitas sehari-hari
berupa hasil tulisan yang memenuhi enam unsur berita dan sesuai dengan struktur
teks berita. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam variabel keterampilan menulis
teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
dan budaya adalah kelengkapan unsur berita, ketepatan struktur teks berita,
penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat, ketepatan diksi, keefektifan kalimat,
dan kerapian tulisan.
Keterampilan menulis teks berita juga merupakan suatu keterampilan
melaporkan peristiwa yang bersumber dari realitas sehari-hari dalam bentuk tulisan
yang memenuhi enam unsur berita dan sesuai dengan struktur teks berita. Teks berita
itu sendiri ditulis secara pribadi untuk melaporkan hal-hal yang terjadi disekitar
wartawan, reporter, atau semua orang yang ingin melaporkan suatu peristiwa atau
dasar pemikiran. Untuk memudahkan siswa menulis dan melaporkan peristiwa yang
terjadi maka fakta-fakta tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam penelitian
tindakan kelas kelas ini, siswa dikatakan berhasil bila telah mencapai nilai ketuntasan
belajar sebesar 70 dari rentang nilai 0-100 dan terjadi perubahan tingkah laku
berkarakter dan berbudaya ke arah yang positif.
3.3.2 Variabel Penggunaan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi
dan Budaya
68
Variabel kedua adalah pengunaan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya proses menulis teks berita. Variabel penggunaan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya merupakan
salah satu pendekatan yang menyarankan agar hasil pembelajaran tetap mengacu
pada pengembalian nilai-nilai karakter dan budaya Indonesia yang lekat dengan
kearifan. Basis konservasi karakter dan budaya tersebut akan diimplementasikan
bersamaan dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran
investigasi kelompok yang prosesnya berupa penyusunan tugas-tugas belajar.
Model investigasi kelompok atau group investigation mengambil model
yang berlaku dalam masyarakat, terutama mengenai anggota masyarakat melakukan
proses mekanisme sosial melalui serangkaian kesepakatan sosial.
Dalam tahap ini terdapat tiga konsep utama, yaitu penelitian, pengetahuan,
dan dinamika belajar kelompok. Penelitian adalah proses dimana siswa dihadapkan
pada masalah. Pengetahuan adalah pengalaman yang tidak dibawa dari lahir, namun
diperoleh melalui dan dari pengalamannya secara langsung dan tidak langsung.
Saat proses pembelajaran, kelompok-kelompok belajar diharapkan dapat
mengambil pengalaman-pengalaman yang didapat karena guru lebih banyak
memberikan strategi daripada informasi. Siswa berpartisipasi secara aktif untuk
memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajari siswa. Pada hakikatnya
siswa sendiri yang mencari dan menemukan konsep yang terdapat dalam teks berita
melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Selain tanya jawab antara guru dan siswa,
dalam proses pembelajaran ini juga terdapat pemberian “umpan” konsep teks berita,
yaitu dengan memberikan contoh teks berita kepada siswa agar memancing rasa
69
ingin tahu siswa. Guru memberikan penguatan dan informasi tambahan mengenai
teks berita. Setelah siswa mempunyai gambaran mengenai teks berita, siswa bekerja
sama berdiskusi dalam satu kelompok untuk memahami teks berita yang telah
diberikan sebagai materi pembelajaran menulis teks berita. Dalam pembelajaran ini,
siswa dituntut untuk dapat berpikir secara kritis dengan mengaitkan pengetahuan
yang dimiliki dalam kehidupannya ke dalam pembelajaran. Untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa terhadap pengetahuan yang diperolehnya tersebut, dalam
pembelajaran ini siswa akan dituntut untuk membagi pengetahuan yang dimilikinya
kepada teman satu kelompoknya. Dengan membagi pengetahuan kepada teman satu
kelompoknya maka akan memudahkan siswa dalam menulis teks berita dengan baik
dan benar.
3.4 Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas indikator
data kualitatif dan indikator data kuantitatif.
3.4.1 Indikator Data Kualitatif
Indikator data kualitatif pada penelitian ini adalah perubahan perilaku peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran. Data ini diperoleh melalui hasil nontes. Data
tersebut diperoleh dari hasil observasi, kuesioner, jurnal, maupun dokumentasi foto.
Hasil nontes ini dapat dilihat dari bagaimana proses pembelajaran berlangsung dari
awal hingga selesai. Hasil nontes ini diperoleh dari proses dan perubahan perilaku
siswa. Hasil data kualitatif yang hendak dicapai dalam pembelajaran menulis teks
70
berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya adalah: (1) siswa menampakkan perilaku percaya diri; (2) siswa
menampakkan perilaku demokratis; (3) siswa menampakkan perilaku berpikir logis;
(4) siswa menampakkan perilaku bertanggung jawab; (5) siswa menampakkan
perilaku mandiri; (6) siswa menampakkan perilaku disiplin; dan (7) siswa
menampakkan perilaku santun.
Siswa dinyatakan berhasil mengikuti pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya
bila terjadi perubahan perilaku berkarakter dan berbudaya bangsa ke arah yang lebih
positif. Perilaku berkarakter dan berbudaya bangsa yang harus ditampakkan oleh
siswa pada tiap tahapan model investigasi kelompok adalah pada tahapan pertama
siswa mampu menampakkan perilaku berpikir logis dan bertanggung jawab; tahapan
kedua adalah siswa mampu menampakkan perilaku demokratis, berpikir logis, dan
bertanggung jawab; tahapan ketiga siswa menampakkan perilaku demokratis,
berpikir logis, dan santun; tahapan keempat siswa menampakkan perilaku berpikir
logis, mandiri, dan santun; tahapan kelima siswa menampakkan perilaku berpikir
logis dan bertanggung jawab; tahapan keenam siswa menampakkan perilaku percaya
diri, mandiri, dan disiplin.
3.4.2 Indikator Data Kuantitatif
Pada indikator kuantitatif, data diperoleh dari tes tertulis. Indikator kuantitatif
penelitian ini adalah ketercapaian peserta didik dalam menulis teks berita dengan
memperhatikan aspek-aspek yang ditentukan. Peserta didik dinyatakan berhasil
menulis teks berita apabila nilai yang diperoleh mencapai target. Target nilai yang
71
harus diperoleh peserta didik adalah 70. Target nilai ketuntasan penelitian
disesuaikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan
sekolah yakni 70. Peserta didik yang memperoleh nilai minimal 70 dinyatakan
tuntas, sedangkan peserta didik yang belum mencapai nilai 70 dinyatakan belum
tuntas.
Penulis membuat pedoman penilaian tes menulis teks berita dengan
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya
seperti tercantum dalam tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Pedoman Penilaian Tes Menulis Teks Berita
No. Nilai Kategori
1.
2.
3.
4.
85-100
70-84
55-69
0 – 54
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
72
Sesuai dengan yang telah disampaikan sebelumnya, peneliti menetapkan
angka 70 pada siklus I dan siklus II sebagai batas nilai tuntas dalam pembelajaran
menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya.
3.4.3 Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan instrumen tes dan instumen
nontes. Dengan menggunakan instrumen tes, peneliti dapat mengetahui kemampuan
menulis teks berita siswa. Sedangkan, bentuk instrumen nontes dalam penelitian ini
adalah pedoman observasi perilaku berkarakter dan berbudaya, pedoman jurnal,
pedoman kuesioner, dan dokumentasi foto yang digunakan untuk mengetahui
perubahan tingkah laku siswa.
3.4.3.1 Instrumen Tes
Tes yang digunakan untuk mengetahui keterampilan menulis teks berita
adalah tes tertulis pada siklus I, siswa ditugasi menulis teks berita yang didalamnya
terdapat enam unsur berita dan berpedoman pada struktur berita yang lengkap,
ketepatan ejaan dan tanda baca, ketepatan pilihan kata (diksi), keefektifan kalimat,
dan kerapian tulisan minimal 2 paragraf. Pada siklus II siswa ditugasi menulis teks
berita adalah bentuk tulisan yang di dalamnya terdapat ke enam unsur berita dan
berpedoman pada struktur berita yang benar, ketepatan ejaan dan tanda baca,
ketepatan pilihan kata (diksi), keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan minimal 2
paragraf.
73
Tes ini dilakukan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya.
Nilai akhir siswa menulis teks berita adalah jumlah skor keseluruhan dari masing-
masing aspek.
Bentuk instrumen tes yaitu berupa perintah kepada siswa untuk menulis teks
berita. Aspek yang dinilai dalam tes keterampilan menulis teks berita dengan model
investigasi kelompok adalah kelengkapan unsur berita, kelengkapan struktur teks
berita, ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, pemilihan kata (diksi) yang tepat,
penggunaan kalimat efektif, dan kerapian tulisan. Aspek-aspek yang dinilai dalam tes
keterampilan menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya dapat dilihat secara mendetail dalam tabel 3
berikut.
Tabel 3 Aspek Penilaian Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
No Aspek Deskriptor Bobot
1. Kelengkapan unsur berita Apa 3
Dimana
Kapan
Siapa
74
Mengapa
Bagaimana
2. Kelengkapan struktur teks
berita
Headline 3
Dateline
Lead
Body
Leg
3. Ketepatan ejaan Jumlah kesalahan kurang dari 5
dan tidak mengubah ide
1
1
1
1
4. Ketepatan diksi (pilihan kata) Diksi yang dipilih tepat,
bermakna tunggal, dan mudah
dipahami
5. Keefektifan kalimat Singkat, jelas, dan tidak
ambigu
6. Kerapian tulisan Tulisan rapi, mudah dibaca,
dan tidak ada coretan
75
Nilai akhir diperoleh dari jumlah skor yang didapat tiap aspek kemudian di
kalikan dengan bobot tiap aspek. Penghitungan nilai akhir dalam skala 0-100 dapat
dilihat dalam tabel 4 berikut ini.
Tabel 4 Penilaian Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
No Aspek Deskriptor Skor
perolehan
maksimal
bobot Skor maksimal
1. Kelengkapan
unsur berita
Apa 10 3 30
Dimana
Kapan
Siapa
Mengapa
Bagaimana
2. Kelengkapan
struktur teks
berita
Headline 10 3 30
Dateline
Lead
76
Body
Leg
3 Ketepatan
ejaan dan
tanda baca
Jumlah
kesalahan
kurang dari 5
dan tidak
mengubah ide
10 1 10
4 Ketepatan
diksi ( pilihan
kata)
Jumlah
kesalahan
kurang dari 5
dan tidak
mengubah ide
10 1 10
5 Keefektifan
kalimat
Singkat, jelas,
dan tidak
ambigu
10 1 10
6 Kerapian
tulisan
Tulisan rapi,
mudah dibaca,
dan tidak ada
coretan
10 1 10
Jumlah 100
77
Nilai akhir (100) = skor aspek 1 + skor aspek 2 + skor aspek 3 + skor aspek 4 + skor aspek
5 + skor aspek 6
Peneliti dapat menilai dan mengetahui hasil tes menulis teks berita siswa
melalui aspek-aspek penilaian tersebut. Masing-masing aspek penilaian memiliki
unsur-unsur dan kriteria tertentu yang dikategorikan dalam penilaian sangat baik
(SB), baik (B), cukup baik (CB), kurang baik (KB), dan kurang (K). Untuk
penjelasan lebih lanjut terdapat dalam tabel 5 berikut ini.
Tabel 5 Aspek Penilaian Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Model Investigasi Kelompok
No. Unsur yang dinilai Skor Kriteria Katego
ri
1. Kelengkapan Unsur
Berita
8-10
6-7
a. Menulis apa, dimana,
kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana secara lengkap
b. Menulis apa, dimana,
kapan, siapa, mengapa, dan
SB
B
78
4-5
2-3
0-1
bagaimana kurang salah
satu unsur
c. Menulis apa, dimana,
kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana kurang dua
unsur.
d. Menulis apa, dimana,
kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana kurang tiga
unsur.
e. Menulis apa, dimana,
kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana tidak lengkap 4
unsur atau lebih.
CB
KB
K
79
2. Kelengkapan
struktur teks berita
8-10
6-7
4-5
2-3
0-1
Struktur teks berita lengkap
Struktur teks berita kurang 1
bagian
Struktur teks berita kurang 2
bagian
Struktur teks berita kurang 3
bagian
Struktur teks berita masih
memiliki kekurangan di
sebagian besar teks
SB
B
CB
KB
K
3. Ejaan dan tanda baca 8-10
Jumlah kesalahan ejaan dan
tanda baca kurang dari 5
Jumlah kesalahan ejaan dan
SB
B
80
6-7
4-5
2-3
0-1
tanda baca 5 -10
Jumlah kesalahan ejaan dan
tanda baca 10 – 15
Jumlah kesalahan ejaan dan
tanda baca 15-20
Jumlah kesalahan ejaan terlalu
banyak
CB
KB
K
4. Ketepatan Diksi
(pilihan kata)
8-10
Diksi yang dipilih tepat,
bermakna tunggal, dan mudah
dipahami
SB
81
6-7
4-5
2-3
0-1
Diksi yang dipilih tepat,
bermakna tunggal, tetapi sulit
dipahami
Diksi yang dipilih tepat, tetapi
sulit dipahami
Diksi yang dipilih kurang tepat
dan sulit dipahami
Diksi yang dipilih tidak tepat
dan sulit dipahami
B
CB
KB
K
5. Keefektifan Kalimat 8-10
6-7
4-5
Kalimat sudah efektif
Jumlah kesalahan 1-3
Jumlah kesalahan 4-6
Jumlah kesalahan 6-10
SB
B
CB
KB
82
2-3
0-1
Jumlah kesalahan lebih dari 10 K
6. Kerapian Tulisan 8-10
6-7
4-5
2-3
0-1
Tulisan rapi, mudah dibaca,
dan tidak ada coretan
Tulisan rapi, mudah dibaca,
dan terdapat coretan kurang
dari 5
Tulisan mudah dibaca, dan
tedapat coretan berkisar 6-10
Tulisan banyak coretan namun
masih dapat dibaca
Tulisan tidak dapat dibaca
SB
B
CB
KB
K
83
3.4.3.2 Instrumen Nontes
Instrumen nontes digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa, kesan, dan
pesan siswa terhadap pembelajaran dan potret kegiatan belajar mengajar. Bentuk
instrumen nontes dalam penelitian ini meliputi pedoman observasi perilaku
berkarakter dan berbudaya, pedoman kuesioner, pedoman jurnal guru dan siswa, dan
pedoman dokumentasi foto.
3.4.3.2.1 Pedoman Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati tingkah laku dan respon selama
proses pembelajaran. Aspek yang diamati dalam penelitian ini antara lain meliputi
(a) keaktifan perilaku berkarakter siswa tiap kelompok dan (b) keaktifan perilaku
berkarakter siswa tiap kelompok dalam tiap langkah pembelajaran.
Perilaku berkarakter dan berbudaya pertama yang diobservasi adalah siswa
yang menunjukkan perilaku percaya diri. Perilaku percaya diri ini dapat dilihat dari
sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap terciptanya pemenuhan keinginan
dan harapan. Perilaku kedua adalah siswa yang menunjukkan perilaku demokratis.
Perilaku demokratis dapat dilihat dari sikap siswa memahami keberagaman agama,
budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi serta perbedaan pendapat dalam
lingkup kelas hingga masyarakat. Perilaku ketiga adalah siswa yang mampu
menunjukkan perilaku berpikir logis. Perilaku logis dapat dilihat dari sikap siswa
mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain
secara logis, kritis, dan kreatif. Perilaku keempat adalah siswa yang menunjukkan
84
perilaku tanggung jawab. Perilaku tanggung jawab dapat dilihat dari sikap siswa
menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya. Perilaku
kelima adalah siswa yang menunjukkan perilaku mandiri. Perilaku mandiri dapat
dilihat dari sikap siswa menunjukkan sikap tidak bergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas pekerjaan. Perilaku keenam adalah siswa yang menunjukkan
perilaku disiplin. Perilaku disiplin dapat dilihat dari sikap siswa mematuhi aturan-
aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas. Perilaku ketujuh adalah
siswa yang mampu menunjukkan perilaku santun. Perilaku santun dapat dilihat dari
sikap siswa berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.
3.4.3.2.2 Pedoman Kuesioner
Pedoman kuesioner digunakan untuk mendapatkan data tentang
pembelajaran menulis teks berita. Lembar kuesioner diisi oleh perwakilan siswa yang
mendapat nilai rendah, sedang dan tinggi. Pengisian lembar kuesioner dilakukan
untuk mengetahui (a) perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran menulis teks
berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya; (b) perasaan siswa saat berdiskusi dengan teman satu kelompok
menentukan tema berita yang akan dibuat; (c) perasaan siswa saat melakukan
pengumpulan fakta berita bersama teman satu kelompok; (d) perasaan siswa saat
menulis teks berita setelah mengumpulkan fakta berita; (e) minat siswa terhadap
pembelajaran menulis teks berita untuk mengetahui kesulitan atau permasalahan
yang dialami siswa dalam menulis teks berita; (f) manfaat setelah mengikuti
pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya; dan (g) pengakuan siswa setelah mengikuti
85
pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya.
3.4.3.2.3 Pedoman Jurnal
Pedoman jurnal dibagi menjadi dua yaitu,
1) Jurnal Guru
Jurnal digunakan untuk mendapatkan data tentang pendapat guru mengenai
respon siswa terhadap pembelajaran menulis berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Jurnal guru diisi oleh guru.
Pendapat guru ditulis dalam lembar jurnal guru untuk (1) mengetahui kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya; (2) mengetahui pendapat guru
mengenai respon siswa terhadap pemilihan topik atau tema yang dilakukan secara
berkelompok; (3) mengetahui pendapat guru mengenai keaktifan siswa saat
melakukan pengumpulan fakta berita di lapangan; (4) mengetahui pendapat guru
mengenai perilaku siswa saat melakukan pengumpulan berita dan menulis berita
dengan kelompoknya; dan (5) mengetahui peristiwa yang terjadi pada siswa saat
guru mengamati proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya.
2) Jurnal Siswa
Jurnal digunakan untuk mendapatkan data tentang respon siswa sebagai
subjek penelitian selama proses pembelajaran. Jurnal siswa diisi oleh siswa. Tujuan
diadakannya jurnal siswa adalah untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada
86
saat proses belajar mengajar berlangsung untuk mengungkap kesulitan-kesulitan
yang dialami siswa. Pertanyaan yang ada dalam jurnal siswa berjumlah 5 pertanyaan
yang semuanya harus dijawab oleh siswa. Pertanyaan yang ada dalam jurnal siswa
yaitu (1) bagaimana perasaan kamu setelah mengikuti pembelajaran menulis teks
berita melalui model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya
yang telah dilakukan; (2) apa kesulitan yang kamu hadapi saat pembelajaran menulis
teks berita melalui model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya yang telah dilakukan; (3) bagaimana tanggapan kamu dengan model
pembelajaran yang digunakan guru; (4) bagaimana pendapat kamu terhadap cara
mengajar guru; dan (5) apa saran yang ingin kamu sampaikan terhadap pembelajaran
menulis teks berita melalui model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
dan budaya.
3.4.3.2.4 Pedoman Dokumentasi Foto
Kegiatan siswa saat proses pembelajaran didokumentasikan dalam bentuk
foto. Foto-foto yang telah diambil digunakan untuk mendokumentasikan keefektifan
dan aktivitas siswa di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, saat
mengamati contoh teks berita dan gambaran fenomena yang terjadi pada siswa
dengan tingkah lakunya saat pembelajaran. Dokumentasi foto dapat dijadikan bukti
dalam melakukan evaluasi pembelajaran siswa pada saat di kelas. Peneliti dapat
mengambil foto kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk
bukti data kualitatif.
87
3.4.4 Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
kevalidan dan kesatuan instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid bila mampu
mengukur apa yang diinginkan pada data dari variabel yang diteliti secara tepat, uji
instrumen tes dilakukan dengan menyesuaikan semua aspek menulis teks berita yang
akan dinilai berdasarkan landasan teori yang ada. Validitas proses diperoleh dengan
mengumpulkan data dan dalam penelitian itu harus dijaga agar jangan sampai
peneliti melakukan penilaian terhadap apa yang terjadi. Perlu dijaga agar tidak terjadi
penyampuradukan antara deskripsi dan penafsiran. Adapun validitas permukaan
dilakukan dengan cara mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru
Bahasa Indonesia yang mengajar. Setelah selesai dikonsultasikan dan dianggap
layak, maka instrumen ini dapat digunakan untuk mengambil data. Berikut ini
penjabaran-penjabaran mengenai validitas proses dan validitas permukaan ini.
3.4.4.1 Uji Validitas Proses
Uji validitas proses berkenaan dengan “keterpercayaan” dan “kompetensi”,
yang dapat dipenuhi dengan menjawab sederet berikut, mungkinkah menentukan
seberapa memadai proses pelaksanaan PTK Anda? misalnya, apakah Anda dan
kolaborator Anda mampu terus belajar dari proses tindakan tersebut? Artinya, Anda
dan kolaborator secara terus menerus dapat mengkritisi diri sendiri dalam situasi
yang ada sehingga dapat melihat kekurangannya dan segera berupaya
memperbaikinya. Apakah peristiwa atau perilaku dipandang dari perspektif yang
88
berbeda dan melalui sumber data yang berbeda agar terjaga dari ancaman penafsiran
yang simplistik atau rancu?
Kompetensi peneliti dalam bidang terkait sangat menentukan kualitas proses
yang diinginkan dan tingkat kemampuan untuk melakukan pengamatan dan membuat
catatan lapangan. Namun demikian, hal ini masih harus didukung dengan
kemampuan untuk mengumpulkan data, misalnya melakukan pengamatan dan
membuat catatan lapangan dan harian. Dalam mengamati, tim peneliti dituntut untuk
dapat bertindak seobjektif mungkin dalam memotret apa yang terjadi. Dalam
pengamatan tersebut harus dijaga agar jangan sampai peneliti melakukan penilaian
terhadap apa yang terjadi. Seperti telah diuraikan diatas, perlu dijaga agar tidak
terjadi penyampuradukan antara deskripsi dan penafsiran. Kemudian, diperlukan
kompetensi lain untuk membuat catatan lapangan dan harian tentang apa yang
terjadi. Lebih baik jika para peneliti merekamnya dengan kaset audio atau audio
visual sehingga catatan lapangan dapat lengkap. Singkatnya, kompetensi peneliti
dalam bidang yang diteliti dan dalam pengumpulan data lewat pengamatan partisipan
sangat menentukan kualitas proses tindakan dan pengumpulan data tentang proses
tersebut.
3.4.4.2 Uji validitas permukaan
89
Uji validitas permukaan pada instrumen ini dengan mengkonsultasikan
instrumen penelitian ini pada dosen pembimbing, melalui dosen pembimbing,
instrumen penelitian ini mengalami beberapa pembenahan.
3.5 Teknik Pengambilan Data
Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu seluruh
teknik tes dan nontes.
3.5.1 Teknik Tes
Teknik tes ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II.
Bentuk tes tertulis diambil melalui penelitian tes praktik menulis teks berita dengan
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya.
Sedangkan, data nontes diperoleh melalui lembar observasi perilaku berkarakter dan
berbudaya, lembar jurnal guru dan jurnal siswa, lembar kuesioner, dan dokumentasi
foto.
Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan tes. Tes ini dilakukan
sebanyak dua kali yakni pada siklus pertama dan siklus kedua. Pada siklus I
dilakukan tes menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya. Pada siklus II dilakukan tes menulis teks
berita. Kekurangan yang terdapat dalam siklus pertama harus dapat diperbaiki pada
siklus kedua. Peneliti melaksanakan tes secara individu, yakni setiap siswa menulis
teks berita. Evaluasi proses pembelajaran menulis teks berita ini digunakan tes esai
terbuka yaitu berupa penulisan teks berita. Aspek yang harus diperhatikan dalam
90
evaluasi tes menulis teks berita adalah kelengkapan unsur berita, kelengkapan
struktur teks berita, ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca, penggunaan diksi
(pilihan kata) yang tepat, keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data dengan teknik tes
adalah sebagai berikut.
a) Siswa ditugasi untuk menulis teks berita setelah diberi pembelajaran menulis
teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya;
b) Meneliti dan mengolah data dari hasil penelitian;
c) Peneliti mengukur kemampuan menulis siswa berdasarkan hasil tes pada
siklus I dan siklus II.
Target tingkat keberhasilan siswa ditetapkan jika dapat mencapai nilai rata-
rata kelas yaitu 70 dan batas ketuntasan yang harus dicapai siswa adalah 70 dari
skala 0-100.
3.5.2 Teknik Nontes
Teknik nontes yang digunakan adalah observasi perilaku berkarakter dan
berbudaya, lembar jurnal, lembar kuesioner dan dokumentasi foto.
3.5.2.1 Observasi
Observasi digunakan untuk mengungkap data perilaku berkarakter dan
berbudaya siswa selama proses pembelajaran menulis teks berita. Observasi oleh
peneliti dibantu seorang teman dari Jurusan bahasa dan Sastra Indonesia. Adapun
tahap observasinya, yaitu (1) mempersiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir
91
sasaran amatan tentang perilaku berkarakter dan berbudaya; (2) melaksanakan
observasi selama proses pembelajaran yaitu melalui mulai dari penjelasan guru,
proses belajar mengajar sampai dengan siswa menulis teks berita; dan (3) mencatat
hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan.
3.5.2.2 Kuesioner
Setiap akhir pembelajaran siswa mengisi kuesioner yang berisi pesan dan
kesan yang mereka hadapi dalam pembelajaran menulis teks berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya, serta saran
mereka tentang pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya atau hal-hal yang
ingin dikemukakan siswa berkaitan dengan pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi berbasis konservasi karakter dan budaya. Pengisian
lembar kuesioner dilakukan oleh 6 orang siswa yaitu 2 siswa yang mendapatkan nilai
tes yang tinggi, 2 orang yang mendapatkan nilai tes sedang, dan 2 orang yang
mendapatkan nilai tes yang rendah. Hal ini berdasarkan nilai tes pada tahap siklus
dan berdasarkan observasi yang dilakukan guru selama pembelajaran. Adapun cara
yang ditempuh penulis dalam pelaksanaan pengisian lembar kuesioner, yaitu (1)
mempersiapkan lembar kuesioner yaitu lembar yang berisi daftar pertanyaan yang
diajukan pada siswa, (2) menentukan siswa yang nilai tesnya kurang, cukup, dan baik
untuk kemudian diajak mengisi lembar, (3) mengajukan pertanyaan pada siswa, (4)
memberikan dorongan dan motivasi pada siswa, dan (5) peneliti menilai jawaban
siswa yang diwawancarai.
92
3.5.2.3 Jurnal
Teknik jurnal guru digunakan untuk mengungkap pendapat guru mengenai
respon siswa terhadap pembelajaran menulis berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Jurnal guru diisi oleh guru.
Pendapat guru ditulis dalam lembar jurnal guru untuk (a) mengetahui kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya; (b) mengetahui pendapat guru
mengenai respon siswa terhadap pemilihan topik atau tema yang dilakukan secara
berkelompok; (c) mengetahui pendapat guru mengenai keaktifan siswa saat
melakukan pengumpulan fakta berita di lapangan; (d) mengetahui pendapat guru
mengenai perilaku siswa saat melakukan pengumpulan berita dan menulis berita
dengan kelompoknya; dan (e) mengetahui peristiwa yang terjadi pada siswa saat guru
mengamati proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya.
Teknik jurnal siswa digunakan untuk mengungkap data penyebab kesulitan
dan hambatan dalam pembelajaran menulis teks berita. Pengisian dilakukan peneliti
setelah pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi
kelompok dilaksanakan. Pertanyaan yang ada dalam jurnal siswa berjumlah 5
pertanyaan yang semuanya harus dijawab oleh siswa. Pertanyaan yang ada dalam
jurnal siswa, yaitu (1) bagaimana perasaan kamu setelah mengikuti pembelajaran
93
menulis teks berita melalui model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
dan budaya yang telah dilakukan; (2) apa kesulitan yang kamu hadapi saat
pembelajaran menulis teks berita melalui model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya yang telah dilakukan; (3) bagaimana tanggapan
kamu dengan model pembelajaran yang digunakan guru; (4) bagaimana pendapat
kamu terhadap cara mengajar guru; dan (5) apa saran yang ingin kamu sampaikan
terhadap pembelajaran menulis teks berita melalui model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya.
3.5.2.4 Dokumentasi Foto
Pengambilan data melalui dokumentasi foto dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung, peneliti meminta bantuan teman untuk mengambil
gambar atau mendokumentasikan pembelajaran melalui foto. Proses pengambilan
foto dilakukan pada saat siswa melaksanakan proses pembelajaran yang terdiri dari
(1) aktivitas siswa saat memperhatikan penjelasan guru; (2) aktivitas siswa saat
menganalisis teks berita; (3) aktivitas perwakilan kelompok saat memaparkan hasil
diskusi; dan (4) aktivitas siswa saat menulis teks berita.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
3.6.1 Teknik Kualitatif
94
Teknik kualitatif dipakai untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh
dari hasil nontes yaitu observasi, kuesioner, jurnal , dan dokumentasi foto. Skor yang
diperoleh dari penilaian nontes dijumlah kemudian dikualitatifkan dan hasilnya
digunakan untuk mengetahui proses belajar siswa. Skor hasil observasi dijumlah
kemudian dikualitatifkan dan hasilnya digunakan untuk mengetahui perkembangan
tingkah laku siswa selama dan setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita,
baik pada saat pembelajaran sebelum menggunakan penerapan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya maupun pada saat setelah
menggunakan model tersebut. Jurnal digunakan untuk mengetahui perilaku harian
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya, begitu juga
dengan pedoman kuesioner dan dokumentasi foto.
Teknik kualitatif dilakukan untuk menganalisis data kualitatif yang
diperoleh melalui kegiatan observasi, lembar kuesioner, lembar jurnal, dan
dokumentasi foto. Penganalisisan data kualitatif dilakukan dengan menganalisis
lembar nontes. Langkah-langkahnya adalah menganalisis lembar observasi yang diisi
saat pembelajaran. Data kuesioner dianalisis dengan cara membaca kembali catatan
kuesioner. Data jurnal dianalisis dengan membaca seluruh jurnal siswa dan guru.
Dokumentasi foto dianalisis dengan membandingkan proses pembelajaran pada saat
siklus I dan siklus II.
Hasil analisis tersebut untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan
dalam pembelajaran menulis teks berita, kelebihan atau kekurangan penerapan model
95
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dalam pembelajaran
menulis teks berita, dan untuk mengetahui proses pembelajaran menulis teks berita.
3.6.2 Teknik kuantitatif
Teknik kuantitatif dipakai untuk menganalisis data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil tes menulis teks berita setelah pembelajaran menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya.
Hasil tes ditulis secara persentase dengan langkah berikut ini.
a) Merekap nilai yang diperoleh siswa
b) Menghitung nilai komulatif dari tugas-tugas siswa
c) Menghitung nilai rata- rata
d) Menghitung persentase
Persentase ditulis dengan menggunakan rumus berikut :
NP = NK : R x 100%
Keterangan :
NP = Nilai Persentase
NK = Nilai Kumulatif
R = Jumlah Responden
96
Hasil perhitungan masing-masing siklus kemudian diperbandingkan. Hasil ini
akan memberi gambaran mengenai persentase peningkatan keterampilan menulis
teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
dan budaya. Dengan adanya peningkatan, menunjukkan pembelajaran menulis teks
berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya dapat berhasil meningkatkan keterampilan menulis teks berita siswa.
92
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari hasil nontes
dan tes selama penelitian berlangsung. Hasil penelitian ini terdiri atas kondisi
awal yang diperoleh dari tahap prasiklus, hasil penelitian siklus I, dan hasil
penelitian siklus II. Hasil tes prasiklus berupa keterampilan menulis teks berita
siswa sebelum tindakan penelitian dilakukan. Hasil penelitian siklus I dan siklus II
adalah hasil tes dan nontes. Hasil tes berasal dari keterampilan menulis teks berita
dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
dan budaya. Hasil nontes berasal dari lembar observasi perilaku berkarakter dan
berbudaya, lembar jurnal, lembar kuesioner, dan dokumentasi foto yang
digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa.
Hasil prasiklus didapat dari kondisi awal sebelum diadakan penelitian.
Hasil prasiklus berfungsi untuk mengetahui keadaan awal keterampilan menulis
teks berita siswa. Nilai tersebut juga digunakan untuk membandingkan dan
menentukan standar ketuntasan pada siklus I dan siklus II. Hasil prasiklus
diperoleh dari wawancara dengan guru kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang.
Siswa yang akan mengikuti penelitian mulai dari prasiklus kemudian diberikan
pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya siklus I hingga siklus II berjumlah 32
siswa. Siswa yang mengikuti penelitian akan disebut dengan nama responden.
93
Secara umum, hasil keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII5 SMP
Teuku Umar Semarang pada tahap prasiklus dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6 Hasil Keterampilan Menulis Teks Berita pada Tahap Prasiklus
No. Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
85 – 100
70 – 84
55 – 69
0 – 54
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
0
1
28
3
0
70
1648
153
0
3,125
87,5
9,375
1871 X 100%
32 X 100
= 58,469
(cukup baik)
JUMLAH 32 1871 100
Data pada tabel 6 menunjukkan bahwa hasil keterampilan menulis teks
berita responden pada tahap prasiklus secara klasikal mencapai 1871 dengan nilai
rata-rata 58,469 termasuk dalam kategori cukup baik. Dari 32 responden, tidak
ada satu responden pun yang memperoleh nilai sangat baik, yaitu antara 85-100; 1
responden (3,125%) memperoleh nilai baik, yaitu antara 70-84; 28 responden
(87,5%) memperoleh nilai cukup, yaitu antara 55-69; selanjutnya terdapat 3
responden (9,375%) yang memperoleh nilai kurang baik, yaitu antara 0-54.
Secara klasikal, responden belum mampu memenuhi nilai kriteria
ketuntasan minimal kelas yang ditargetkan yaitu sebesar 70. Teks berita yang
ditulis oleh responden masih dalam bentuk sederhana. Unsur berita yang
dihasilkan masih rancu dan tidak sesuai dengan keadaan aslinya. Struktur berita
94
sebagai unsur pembentuk berita jenis straight news belum dikuasai oleh
responden. Ejaan dan tanda baca yang digunakan siswa masih banyak ditemukan
kesalahan. Diksi (pilihan kata) yang digunakan siswa masih banyak yang rancu.
Keefektifan kalimat pun belum dapat dikuasai. Kerapian tulisan dari teks berita
yang ditulis responden masih dalam kategori rendah karena masih ditemukan
beberapa coretan.
Hasil penelitian peningkatan keterampilan menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya dapat dipaparkan sebagai berikut.
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I
Hasil penelitian menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya yang dilakukan pada siklus I
meliputi proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya, hasil nontes, dan hasil tes.
4.1.1.1 Proses Pembelajaran Menulis Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus I terbagi menjadi 2
pertemuan. Pertemuan 1 dimulai dengan guru melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang pernah dipelajarinya
pada hari atau minggu sebelumnya. Pada proses ini responden belum mampu
berkonsentrasi terhadap situasi yang diciptakan guru, kondisi kelas yang panas
95
serta masih terdapat responden yang asyik mengobrol dengan teman sebelahnya
menyebabkan kondisi kelas belum kondusif untuk belajar.
Sikap responden pada saat guru memberi ilustrasi teks berita dengan
menanyakan mengenai berita maraknya boy band dan girl band di industri musik
Indonesia pada responden masih belum mengalami perubahan signifikan,
responden masih belum berkonsentrasi pada pembelajaran karena melakukan
kegiatan yang tidak perlu.
Sikap responden pada saat guru menyampaikan tujuan dan memberikan
motivasi kepada responden diketahui sudah mulai tertarik dengan pembelajaran.
Guru memulai kegiatan dengan menanyakan apakah siswa pernah membaca berita
di sebuah surat kabar atau majalah, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan
mengenai bidang yang paling responden sukai untuk dibaca.
Gambar 5 Aktivitas Responden saat Proses Pembelajaran
96
Pada kegiatan inti pertemuan 1, ada 4 tahapan dari 6 tahapan dalam model
investigasi kelompok. Keempat tahapan tersebut yaitu tahap situasi bermasalah,
kegiatan eksplorasi, perumusan tugas belajar, dan kegiatan belajar.
Sikap responden saat tahap situasi bermasalah pada kegiatan berkelompok
dalam beberapa kelompok, beranggotakan 6-7 orang, masih belum mampu
membentuk kelompok secara efektif dan efisien sehingga membutuhkan waktu
yang lebih lama dari yang diperkirakan.
Sikap responden pada saat kegiatan memperhatikan teks berita problematis
yang telah disediakan guru masih belum terkondisi dengan baik, siswa terlihat
mengobrol dengan teman satu kelompoknya.
Sikap responden saat tahap eksplorasi pada kegiatan menganalisis teks
berita secara berkelompok dari teks berita yang telah dibagikan masih belum
dapat berkonsentrasi terhadap pembelajaran. Hanya sebagian kecil anggota
kelompok yang aktif. Saat guru melakukan pemantauan dengan berjalan
mengelilingi anggota kelompok yang sedang berdiskusi, siswa kembali aktif
dalam diskusi.
Sikap responden saat kegiatan responden bersama guru berdiskusi
menentukan unsur-unsur berita berdasarkan lembar kegiatan siswa yang telah
disediakan sudah fokus pada pembelajaran meskipun hanya sebagian siswa yang
menjawab pertanyaan yang guru ajukan.
97
Sikap responden saat kegiatan responden bersama guru berdiskusi
menentukan struktur berita berdasarkan lembar kegiatan siswa yang telah
disediakan diketahui belum fokus pada pembelajaran.
Gambar 6 Aktivitas Responden saat Menganalisis Teks Berita
Sikap responden saat tahap perumusan tugas belajar pada kegiatan
responden dibagi tugas diskusi oleh guru dengan melihat beberapa aspek seperti
penggunaan ejaan serta tanda baca yang benar, ketepatan diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian tulisan diketahui sudah mampu berkonsentrasi dengan
pembelajaran dan instruksi dari guru.
Sikap responden pada kegiatan siswa merumuskan hasil pengamatan serta
diskusi mengenai penggunaan ejaan serta tanda baca yang benar, penggunaan
diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan diketahui terdapat siswa yang
belum berkonsentrasi secara penuh dalam pembelajaran.
98
Gambar 7 Aktivitas Perwakilan Kelompok saat Proses Presentasi
Sikap sebagian besar responden pada kegiatan siswa bersama guru
menentukan tema berita yang akan dibuat tiap-tiap kelompok diketahui sudah
mampu merespon positif saat proses berlangsung. Hanya sebagian kecil dari
responden yang merespon negatif.
Sikap responden saat tahap kegiatan belajar pada kegiatan siswa berlatih
menulis teks berita berdasarkan tema yang telah ditentukan bersama teman satu
kelompok diketahui responden sudah mampu berlatih menulis teks berita
berdasarkan tema yang ditentukan. Respon baik sudah ditunjukkan responden
pada kegiatan ini.
Sikap responden pada kegiatan mengumpulkan hasil pekerjaan kepada
guru diketahui menunjukkan sikap yang belum baik. Sebagian besar tidak
menyelesaikan teks berita sesuai waktu yang diberikan oleh guru.
Sikap responden saat akhir kegiatan pada kegiatan responden dan guru
merangkum materi pembelajaran menulis teks berita, serta merefleksi
99
pembelajaran menulis teks berita yang telah dilakukan diketahui sudah baik. Sikap
serupa ditunjukkan responden saat guru memberikan tugas rumah untuk membuat
teks berita sederhana yang singkat, padat, dan jelas dengan sebelumnya mencatat
fakta-fakta yang dikumpulkan.
Pada pertemuan kedua, dimulai dengan guru melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang pernah dipelajarinya
pada hari atau minggu sebelumnya. Pada proses ini diketahui responden belum
mampu berkonsentrasi terhadap situasi yang diciptakan guru, kondisi responden
yang masuk kelas setelah jam istirahat berakhir makin menambah ketidakfokusan
siswa untuk belajar.
Sikap siswa pada kegiatan guru memberi ilustrasi teks berita dengan
menanyakan mengenai berita maraknya boy band dan girl band di industri musik
Indonesia pada responden diketahui masih belum mengalami perubahan
signifikan, responden masih belum berkonsentrasi pada pembelajaran karena
melakukan kegiatan yang tidak perlu.
Sikap responden pada kegiatan guru menyampaikan tujuan dan
memberikan motivasi kepada siswa diketahui sudah mulai tertarik dengan
pembelajaran. Guru memulai dengan menanyakan apakah responden pernah
mendapat informasi baik yang didengar melalui siaran berita radio maupun yang
dilihat melalui televisi.
Sikap siswa saat tahap analisis kemajuan pada kegiatan siswa mengamati
lembar teks berita yang dihasilkannya pada pertemuan pertama yang telah diberi
100
penilaian oleh guru, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan siswa memperhatikan
hasil evaluasi pertemuan pertama agar dijadikan bahan evaluasi untuk penulisan
teks berita selanjutnya diketahui sudah mengalami perubahan meski tidak
signifikan.
Sikap semua anggota kelompok saat tahap pengulangan proses kegiatan
pada kegiatan siswa memilih teknik pengumpulan fakta berita untuk menggali
fakta dan data dari lapangan diketahui sangat antusias. Hal ini disebabkan oleh
faktor responden yang baru pertama kali mengumpulkan fakta berita secara
berkelompok.
Sikap responden pada kegiatan mengumpulkan fakta-fakta berita
kemudian kembali ke kelas dengan membawa catatan fakta-fakta di lapangan
sebagai bahan penulisan teks berita diketahui masih belum menampakkan sikap
positif terhadap proses tersebut. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh faktor
responden yang masih kebingungan dalam menerapkan teknik observasi.
Disamping itu, adanya anggota kelompok yang masih bergurau menyebabkan
kegiatan ini belum berjalan dengan baik.
Sikap responden pada kegiatan menulis teks berita dengan mengacu pada
penguatan yang diberikan oleh guru berdasarkan tema tiap kelompok dan fakta
berita yang diperoleh, dilanjutkan dengan kegiatan responden mengumpulkan
hasil pekerjaannya kepada guru diketahui belum menunjukkan sikap positif
terhadap proses tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh banyak siswa yang masih
melihat hasil pekerjaan teman.
101
Gambar 8 Aktivitas Responden saat Menulis Teks Berita
Sikap responden pada kegiatan responden mendapat evaluasi dan
penguatan berkaitan dengan teks berita yang telah dibuat sudah mampu
menunjukkan sikap positif. Hal tersebut didukung oleh suasana kelas yang
terkondisi dengan baik.
Kemudian, pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup yang terdiri
dari kegiatan responden dan guru merangkum pembelajaran menulis teks berita.
lalu kegiatan responden dan guru merefleksi pembelajaran menulis teks berita
yang telah dilakukan, serta pemberian rumah kepada responden untuk membuat
teks berita dengan sebelumnya mencatat fakta-fakta yang dikumpulkan.
4.1.1.2 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
102
budaya terdiri atas analisis data hasil observasi perilaku berkarakter dan
berbudaya, lembar jurnal, lembar kuesioner, dan dokumentasi foto.
Observasi merupakan salah satu alat pengiring data nontes yang dilakukan
dengan cara mengamati responden pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan oleh peneliti dan 2 orang observer yang terdiri dari guru
kelas dan satu orang teman peneliti. Observasi dilakukan berdasarkan lembar
observasi yang menilai perilaku berkarakter dan berbudaya yang muncul pada saat
model investigasi kelompok diterapkan pada pembelajaran menulis teks berita.
Perilaku yang dianggap nampak dalam proses pembelajaran dengan model
investigasi kelompok adalah perilaku yang masuk dalam kategori baik.
4.1.1.2.1 Perilaku Berkarakter dan Berbudaya
Perilaku berkarakter dan berbudaya bangsa yang diobservasi adalah (1)
perilaku percaya diri; (2) perilaku demokratis; (3) perilaku berpikir logis; (4)
perilaku tanggung jawab; (5) perilaku mandiri; (6) perilaku disiplin; dan (7)
perilaku santun. Lembar observasi perilaku berkarakter dan berbudaya melihat
perilaku yang tampak dalam kelompok yang dibentuk oleh responden. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut.
Tabel 7 Tabel Perilaku Berkarakter dan Berbudaya
No Kelompok Tahapan model
investigasi kelompok
Persentase tiap
kelompok (%)
1 2 3 4 5 6
1 Kelompok 1 √ - - - - - 16,67
2 Kelompok 2 - √ √ - - - 33,33
103
3 Kelompok 3 √ - - √ √ - 50
4 Kelompok 4 √ - - - √ - 33,33
5 Kelompok 5 √ - - - - - 16,67
Jumlah 4 1 1 1 2 0
Keterangan :
1) Situasi bermasalah (berpikir logis dan tanggung jawab)
2) Siswa melakukan eksplorasi (demokratis, berpikir logis dan tanggung
jawab)
3) Perumusan tugas-tugas belajar (demokratis, berpikir logis, dan santun)
4) Kegiatan belajar individual dan kelompok (berpikir logis, mandiri, dan
disiplin)
5) Analisis kemajuan proses penelitian kelompok (berpikir logis, dan
tanggung jawab)
6) Pengulangan proses kegiatan (percaya diri, mandiri, dan disiplin)
Perilaku berkarakter dan berbudaya :
1) Percaya diri : siswa menunjukkan sikap yakin akan kemampuan diri sendiri saat mengumpulkan fakta berita bersama kelompok;
2) Demokratis : siswa memahami keberagaman agama, budaya, dan golongan sosial serta perbedaan pendapat dalam lingkup kelompok;
3) Berpikir logis: mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
4) Tanggung jawab: memiliki kemampuan untuk berkarya baik individual maupun kelompok;
5) Mandiri: menunjukkan sikap tidak bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas;
6) Disiplin : mematuhi aturan sosial yang berlaku dalam kelompok maupun kelas;
7) Santun : berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.
104
4.1.1.2.1.1 Perilaku Percaya diri
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 1 sudah nampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan,. Hal ini dapat dilihat dari sikap dan respon anggota
kelompok 1 yang dengan lantang memilih teknik pengumpulan data dengan
teknik observasi. Hal ini menunjukkan responden bersemangat mengikuti proses
mengumpulkan fakta dan data berita. Perilaku ini harus dipertahankan dan
ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 2 saat tahap pengulangan
proses kegiatan ini berlangsung belum nampak. Perilaku tersebut didasarkan pada
sikap siswa yang mampu percaya diri dengan teknik pengambilan fakta berita
yang akan dilakukan. Anggota kelompok 2 masih belum dapat menunjukkan
sikap percaya diri dan masih ditemukan siswa yang bertanya kepada teman satu
kelompoknya mengenai teknik apa yang akan digunakan, sehingga menjadikan
penilaian perilaku percaya diri masih kurang optimal. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Gambar 9 Perilaku Percaya Diri Responden 29
105
Perilaku percaya diri anggota kelompok 3 belum nampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku ini didasarkan pada sikap
siswa saat guru memberikan materi pengambilan fakta berita kemudian
menginstruksikan siswa untuk memilih salah satu dari 3 teknik yang dijabarkan
guru. Anggota kelompok 3 belum mampu untuk memilih teknik pengambilan data
dengan rasa percaya diri sehingga penilaian perilaku percaya diri masih belum
optimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama
masih ditemukan.
Perilaku percaya diri anggota kelompok 4 belum nampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 4 saat proses pengumpulan fakta berita yang menunjukkan
sikap kurang percaya diri untuk mencatat hal-hal yang penting serta menarik di
lapangan. Hal tersebut menjadikan penilaian perilaku percaya diri kurang optimal.
Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih
ditemukan.
Perilaku percaya diri anggota kelompok 5 belum nampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 5 saat proses pengumpulan fakta berita yang kurang percaya
diri untuk mencatat hal-hal yang penting serta menarik di lapangan. Hal tersebut
menjadikan penilaian perilaku percaya diri belum dalam kategori baik. Pada siklus
II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
106
4.1.1.2.1.2 Perilaku Demokratis
Pada tahap eksplorasi, perilaku yang diharapkan muncul adalah
demokratis, berpikir logis, dan tanggung jawab. Dari hasil observasi, anggota
kelompok 1 belum mampu menunjukkan perilaku demokratis karena siswa belum
dapat berdiskusi secara efektif dengan teman satu kelompok. Siswa masih
mempunyai pendapat sendiri mengenai analisis teks berita sehingga diskusi yang
efektif belum muncul. Guru segera memberikan instruksi agar siswa berdiskusi
dengan anggota kelompok agar pengetahuan mengenai teks berita dapat lebih
mendalam. Pada siklus II akan diberikan tindakan khusus bila masih ditemukan
kasus yang sama terjadi dalam proses pembelajaran.
Gambar 10 Perilaku Demokratis responden 19
Perilaku demokratis belum nampak pada anggota kelompok 1 saat tahap
perumusan tugas belajar. Hal ini dapat dilihat dari sikap dan respon siswa
terhadap instruksi yang diberikan oleh guru. Instruksi tersebut mengisyaratkan
siswa agar berdiskusi mengenai aspek penggunaan ejaan dan tanda baca yang
benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
Namun, sikap siswa saat berdiskusi terkesan masih canggung dan kurang efektif
107
dalam mengemukakan maupun mendengar pendapat dari teman satu kelompok.
Hal ini akan segera ditindaklanjuti oleh guru dengan memberi instruksi kepada
anggota kelompok untuk saling membiasakan diri berdiskusi mengenai
pengetahuan aspek penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, ketepatan
penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan. Hal tersebut cukup
efektif untuk mengubah perilaku siswa sebelum diberikan instruksi. Pada siklus II,
akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku demokratis belum nampak pada anggota kelompok 2 saat tahap
eksplorasi berlangsung. Hal ini dilihat berdasarkan sikap dan respon anggota
kelompok 2 terhadap teman satu kelompok saat menganalisis teks berita. Tiap
responden belum dapat menghargai pendapat antar anggota kelompok sehingga
siswa yang mempunyai pengetahuan lebih mengenai teks berita terlihat menguasai
jalannya diskusi. Sikap dan respon anggota yang seperti itu menjadikan penilaian
perilaku demokratis menjadi kurang maksimal. Pada siklus II, akan diberikan
tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 2 sudah nampak saat tahap
perumusan tugas belajar. Hal ini dilihat berdasarkan sikap dan respon anggota
kelompok 2 saat berdiskusi mengenai penggunaan ejaan serta tanda baca yang
benar, ketepatan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan. Siswa sudah
mampu menghargai pendapat teman satu kelompok meski belum semua anggota
kelompok dapat mengungkapkan pendapatnya. Hal ini harus dapat dipertahankan
dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
108
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 3 saat tahap eksplorasi
berlangsung belum nampak. Hal tersebut didasarkan pada sikap dan respon siswa
saat berdiskusi mengenai unsur dan struktur teks berita. Anggota kelompok 3
belum mampu untuk berpendapat serta mendengar pendapat teman satu
kelompok, hanya sedikit siswa yang aktif berdiskusi. Masih ditemukannya siswa
yang canggung dalam menyampaikan pendapat menjadikan penilaian perilaku
demokratis menjadi kurang maksimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan
khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku demokratis pada kelompok 3 sudah nampak saat tahap perumusan
tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa dalam diskusi
mengenai penggunaan ejaan serta tanda baca yang benar, penggunaan diksi,
keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan. Anggota kelompok 3 sudah mampu
menghargai pendapat dari teman satu kelompoknya, sehingga penilaian perilaku
demokratis pada kegiatan ini menjadi maksimal. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku demokratis anggota kelompok 4 belum nampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap dan respon anggota
kelompok 4 saat berdiskusi mengenai unsur dan struktur teks berita. Anggota
kelompok 4 belum mampu untuk berpendapat serta mendengar pendapat teman
satu kelompok. ditambah hanya sedikit anggota kelompok 4 yang aktif berdiskusi.
Masih ditemukannya anggota kelompok yang canggung dalam menyampaikan
pendapat menjadikan penilaian perilaku demokratis menjadi kurang maksimal.
109
Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih
ditemukan.
Perilaku demokratis anggota kelompok 4 belum nampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa
dalam diskusi mengenai penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar,
penggunaan diksi, keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan. Anggota kelompok
4 belum mampu menghargai pendapat dari tiap anggota kelompok sehingga
penilaian perilaku demokratis pada kegiatan ini menjadi tidak optimal. Pada siklus
II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 5 saat tahap eksplorasi
berlangsung belum nampak. Hal tersebut didasarkan pada sikap dan respon siswa
saat berdiskusi mengenai unsur dan struktur teks berita. Anggota kelompok 5
belum mampu untuk mengungkapkan maupun mendengar pendapat teman satu
kelompok. Hanya sedikit anggota kelompok 5 yang aktif berdiskusi. Masih
ditemukannya siswa yang canggung dalam menyampaikan pendapat menjadikan
penilaian perilaku demokratis menjadi kurang maksimal. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku demokratis anggota kelompok 5 belum nampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa
saat diskusi mengenai penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, penggunaan
diksi, keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan. Anggota kelompok 5 belum
mampu menghargai pendapat dari teman satu kelompoknya, sehingga penilaian
110
perilaku demokratis pada kegiatan ini tergolong kurang baik. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
4.1.1.2.1.3 Perilaku Berpikir Logis
Berdasarkan hasil observasi dapat dijelaskan, bahwa kelompok 1 pada
tahap situasi bermasalah sudah mampu menampakkan perilaku berpikir logis. Hal
ini dapat dilihat dari sikap anggota kelompok 1 yang sudah mampu untuk
memperhatikan instruksi guru untuk memperhatikan teks berita yang telah
dipersiapkan oleh guru, sehingga menjadikan penilaian perilaku berpikir logis
dalam kegiatan ini berkategori baik. Hal ini harus dapat dipertahankan dan bila
perlu ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Anggota kelompok 1 sudah mampu menampakkan perilaku berpikir logis
saat tahap eksplorasi berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada respon dan sikap
siswa untuk segera menganalisis teks berita yang sudah didapat kelompoknya
sesuai instruksi yang diberikan oleh guru. Kelompok 1 mampu menganalisis
berdasarkan diskusi dengan teman satu kelompoknya. Perilaku ini harus terus
dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan dalam proses pembelajaran menulis teks
berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya selanjutnya.
111
Gambar 11 Perilaku Berpikir Logis Responden 6
Perilaku siswa berpikir logis anggota kelompok 1 sudah nampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku ini dapat dilihat dari sikap dan
respon responden saat merumuskan hasil pengamatan serta diskusi mengenai
penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian tulisan. Anggota kelompok 1 sudah mampu merumuskan
hasil pengamatan berdasarkan diskusi antar anggota kelompok. Perilaku tersebut
harus dipertahankan dan ditingkatkan untuk diterapkan pada pembelajaran
menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 1 sudah nampak saat tahap
kegiatan belajar. Hal tersebut dapat diketahui setelah melihat sikap dan respon
responden saat guru memberikan instruksi agar responden menulis teks berita
sederhana dengan memanfaatkan pengetahuan yang telah didapatnya dimulai dari
proses awal pembelajaran hingga proses ini. Anggota kelompok 1 langsung
mempersiapkan alat tulis yang disusul dengan mengambil lembar kerja yang telah
dibagikan di meja tiap-tiap kelompok. Responden kemudian mulai menulis teks
berita dengan antusias. Hal tersebut dikarenakan siswa baru pertama kali menulis
112
teks berita dengan menggunakan lembar kerja, sehingga responden termotivasi
untuk menulis teks berita dengan baik serta rapi.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 1 sudah nampak saat tahap
analisis kemajuan. Hal ini dilihat dari sikap dan respon anggota kelompok 1 yang
langsung memperhatikan lembar kerja miliknya yang telah diberikan penilaian
oleh guru. Anggota kelompok mulai mencari kesalahan-kesalahan yang
didapatnya saat menulis teks berita pertemuan pertama dilaksanakan. Perilaku ini
harus dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
Perilaku berpikir logis anggota kelompok 2 sudah nampak saat tahap
situasi bermasalah berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari sikap anggota kelompok
2 yang sudah mampu untuk memperhatikan instruksi guru untuk memperhatikan
teks berita yang telah dipersiapkan oleh guru, sehingga menjadikan penilaian
perilaku berpikir logis dalam kegiatan ini berkategori baik. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis sudah nampak pada anggota kelompok 2 saat tahap
eksplorasi berlangsung. Hal ini dilihat berdasarkan sikap dan respon responden
saat bersama-sama menganalisis teks berita. Responden sudah mampu
menganalisis teks berita sesuai pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya,
sehingga membuat penilaian perilaku berpikir logis menjadi maksimal. Hal ini
harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
113
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 saat tahap perumusan
tugas belajar berlangsung sudah nampak. Hal tersebut dilihat berdasarkan sikap
dan respon siswa saat diskusi berlangsung. Perilaku tersebut dapat dilihat dari
sikap siswa saat merumuskan hasil pengamatan. Anggota kelompok 2 mampu
merumuskan hasil pengamatan setelah melalui proses diskusi dengan teman satu
kelompok. Perilaku tersebut membuat penilaian perilaku berpikir logis menjadi
maksimal. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran
menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 sudah nampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa saat
guru menginstruksikan siswa berlatih menulis teks berita berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Anggota kelompok 2
sudah mampu menulis teks berita sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah
maksimal. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran
menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 saat tahap analisis
kemajuan berlangsung sudah nampak,. Hal tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 2 yang dengan seksama memperhatikan kesalahan serta hasil
evaluasi yang diberikan oleh guru. Sehingga, membuat penilaian perilaku berpikir
logis sudah maksimal. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada
pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 3 saat tahap situasi
bermasalah berlangsung sudah tampak. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap
114
anggota kelompok 3 dalam memperhatikan teks berita yang dibagikan oleh guru,
sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah dapat maksimal. Hal ini harus
dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 3 saat tahap eksplorasi
berlangsung sudah nampak, hal tersebut didasarkan pada sikap siswa yang sudah
mampu untuk menganalisis teks berita yang dibagikan dengan pengetahuan yang
dimilikinya sendiri. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada
pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 3 saat tahap perumusan
tugas belajar berlangsung sudah nampak. Hal tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 3 yang mampu merumuskan hasil diskusi mengenai
penggunaan ejaan serta tanda baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian tulisan. Perilaku tersebut membuat penilaian perilaku
berpikir logis sudah tergolong baik. Hal ini harus dapat dipertahankan dan
ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa yang
mampu untuk menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dimilikinya. Anggota kelompok 3 sudah mampu menulis teks berita
sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah dalam kategori baik. Hal tersebut
harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
115
Perilaku berpikir logis anggota kelompok 3 sudah nampak saat tahap
analisis kemajuan berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa
yang mengamati kesalahan atau kekeliruan teks berita yang dihasilkannya.
Anggota kelompok 3 sudah mampu mengamati kesalahan atau kekeliruan teks
berita yang dihasilkannya sehingga penilaian perilaku berpikir logis masuk dalam
kategori baik. Hal ini harus dapat dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan pada
pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis anggota kelompok 4 sudah nampak saat tahap
situasi bermasalah berlangsung. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap anggota
kelompok 4 saat memperhatikan teks berita yang dibagikan oleh guru, sehingga
penilaian perilaku berpikir logis sudah dapat dimaksimalkan. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 saat tahap eksplorasi
berlangsung sudah nampak, hal tersebut didasarkan pada sikap anggota kelompok
4 yang sudah mampu untuk menganalisis teks berita yang dibagikan dengan
pengetahuan yang dimilikinya sendiri. Hal ini harus dapat dipertahankan dan
ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 saat tahap perumusan
tugas belajar berlangsung sudah nampak. Hal tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 4 yang mampu merumuskan hasil diskusi mengenai
penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan
kalimat, serta kerapian tulisan. Perilaku tersebut membuat penilaian perilaku
116
berpikir logis anggota kelompok 4 sudah optimal. Hal tersebut harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 sudah nampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa yang
mampu untuk menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dimilikinya. Anggota kelompok 4 sudah mampu menulis teks berita
sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah dalam kategori baik. Hal ini harus
dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 sudah nampak saat tahap
analisis kemajuan berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa saat
memperhatikan hasil evaluasi pertemuan pertama baik dari hasil teks berita yang
dihasilkan maupun dari sikap anggota kelompok 4 yang kurang menunjukkan
perilaku berkarakter dan berbudaya. Anggota kelompok 4 sudah mampu untuk
mengetahui letak kesalahan sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah
masuk kategori baik.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 5 saat tahap situasi
bermasalah berlangsung sudah nampak. Hal tersebut dapat dilihat pada sikap
anggota kelompok 5 saat memperhatikan teks berita yang dibagikan oleh guru,
sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah tergolong baik. Hal ini harus
dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
117
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 5 saat tahap eksplorasi
berlangsung sudah nampak, hal tersebut didasarkan pada sikap siswa yang sudah
mampu untuk menganalisis teks berita yang dibagikan meskipun dengan
pengetahuan yang dimilikinya sendiri. Hal ini harus dapat dipertahankan dan
ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis anggota kelompok 5 sudah nampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap anggota
kelompok 5 yang mampu merumuskan hasil diskusi mengenai penggunaan ejaan
dan tanda baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan kalimat, serta kerapian
tulisan. Perilaku tersebut membuat penilaian perilaku berpikir logis sudah
tergolong kategori baik. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada
pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis anggota kelompok 5 sudah nampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa yang
mampu untuk menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dimilikinya. Anggota kelompok 5 sudah mampu menulis teks berita
sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah dalam kategori baik. Hal ini harus
dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
Perilaku berpikir logis anggota kelompok 5 sudah nampak saat tahap
analisis kemajuan berlangsung. Perilaku ini didasarkan pada sikap anggota
kelompok 5 yang sudah mampu untuk mengetahui letak kesalahan baik dari teks
berita yang dihasilkannya pada pertemuan pertama maupun evaluasi sikap pada
118
pertemuan sebelumnya sehingga menjadikan penilaian perilaku berpikir logis
dalam kategori baik.
4.1.1.2.1.4 Perilaku Tanggung jawab
Anggota kelompok 1 sudah mampu menampakkan perilaku tanggung
jawab saat tahap situasi bermasalah berlangsung. Hal ini didasarkan pada sikap
siswa yang segera mengatur posisi tempat duduk agar dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan nyaman. Sikap anggota kelompok 1 setelah kelompok
terbentuk, kemudian siswa langsung mengatur posisi tempat duduk dan posisi
meja sehingga pada saat proses pembelajaran dapat dilakukan dengan nyaman.
Perilaku tersebut sudah berkategori baik. Perilaku tersebut diharapkan dapat
dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
selanjutnya.
Anggota kelompok 1 belum mampu menunjukkan perilaku tanggung
jawab saat tahap eksplorasi berlangsung. Hal ini didapat dari observasi terhadap
sikap dan respon anggota kelompok 1 yang kurang menganggap serius diskusi
menentukan struktur teks berita sehingga perilaku bertanggung jawab tidak
muncul. Pada siklus II akan diberikan tindakan khusus bila masih ditemukan
kasus yang sama terjadi dalam proses pembelajaran.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 1 belum tampak saat
tahap analisis kemajuan penelitian kelompok berlangsung. Hal ini dapat dilihat
dari sikap dan respon responden terhadap lembar kerja yang dibagikan, anggota
kelompok 1 setelah mendapat lembar kerja kemudian langsung meletakkannya
pada meja tanpa mencatat kesalahan yang akan dijadikan evaluasi pada proses
119
penulisan selanjutnya. Guru kemudian memberikan instruksi kepada anggota
kelompok 1 agar mencatat hal-hal yang menjadi evaluasi. Pada siklus II akan
dilakukan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Gambar 12 Perilaku Tanggung Jawab Responden 32
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 2 belum tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Hal ini dilihat dari sikap dan respon
anggota kelompok 2 saat memperhatikan teks berita yang dibagikan oleh guru.
Siswa belum dapat berkonsentrasi dengan baik dan cenderung tidak fokus dengan
teks berita yang dibagikan. Hal tersebut menyebabkan penilaian perilaku
tanggung jawab pada kegiatan ini belum berkategori baik. Guru segera
memberikan instruksi kepada anggota kelompok 2 agar kembali fokus pada
pembelajaran. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang
sama masih ditemukan.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 2 belum tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Hal ini dilihat berdasarkan sikap dan respon
responden saat guru mengajukan pertanyaan dan mengajak siswa untuk
berdiskusi. Anggota kelompok 2 tidak memberikan respon positif dengan
120
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hal ini menjadikan penilaian perilaku
tanggung jawab menjadi kurang maksimal. Pada siklus II akan diberikan tindakan
khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 2 belum tampak saat
tahap analisis kemajuan penelitian kelompok berlangsung. Hal tersebut didasarkan
pada sikap siswa yang tidak mencatat kesalahan-kesalahan dan evaluasi yang
telah diberikan oleh guru. Guru segera memberi instruksi untuk mencatat
kesalahan-kesalahan pada hasil tulisan siswa. Perilaku tersebut menjadikan
penilaian perilaku tanggung jawab menjadi kurang maksimal. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku tanggung jawab anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
situasi bermasalah berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa yang
sudah mengikuti instruksi guru sehingga perilaku bertanggung jawab terhadap
instruksi yang diberikan menjadi maksimal. Hal ini harus dapat dipertahankan dan
ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 3 belum tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap dan respon
siswa terhadap pertanyaan diskusi klasikal yang diberikan oleh guru. Meskipun
anggota kelompok 3 dapat menjawab pertanyaan, namun, tingkat partisipasi
anggota kelompok 3 masih kurang aktif sehingga penilaian perilaku tanggung
jawab belum dapat maksimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila
kasus yang sama masih ditemukan.
121
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat
tahap analisis kemajuan penelitian kelompok berlangsung. Perilaku tersebut
didasarkan pada sikap anggota kelompok 3 yang memperhatikan teks berita serta
evaluasi teks berita yang telah dihasilkan sebelumnya dengan seksama sehingga
penilaian perilaku tanggung jawab masuk dalam kategori baik. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 4 belum tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Anggota kelompok 4 saat memperhatikan
teks berita masih kurang serius dan kurang antusias. Perilaku tersebut berpengaruh
pada penilaian perilaku tanggung jawab. Pada siklus II, akan diberikan tindakan
khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 4 belum tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap dan respon
siswa terhadap pertanyaan diskusi klasikal yang diberikan oleh guru. Meskipun
anggota kelompok 4 dapat menjawab pertanyaan, namun, tingkat partisipasi
anggota kelompok 4 masih kurang sehingga penilaian perilaku tanggung jawab
masih belum dapat maksimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila
kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat
tahap analisis kemajuan penelitian kelompok berlangsung. Perilaku tersebut
didasarkan pada sikap anggota kelompok yang memperhatikan teks berita serta
evaluasi proses pembelajaran sebelumnya dengan seksama. Anggota kelompok 4
sudah mampu memperhatikan evaluasi guru dengan baik sehingga penilaian
122
perilaku tanggung jawab masuk dalam kategori baik. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Hal ini didasarkan pada sikap anggota
kelompok 5 yang mampu untuk membentuk kelompok mengikuti instruksi guru.
Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis
teks berita siklus II.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 5 belum tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap dan respon
siswa terhadap pertanyaan diskusi klasikal yang diberikan oleh guru. Meskipun
anggota kelompok 5 dapat menjawab pertanyaan, namun, tingkat partisipasi
anggota kelompok 5 masih kurang sehingga penilaian perilaku tanggung jawab
anggota kelompok 5 tergolong kurang baik. Pada siklus II, akan diberikan
tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 5 belum tampak saat
tahap analisis kemajuan penelitian kelompok berlangsung. Perilaku tersebut
berdasarkan pada sikap anggota kelompok 5 yang belum dapat memperhatikan
evaluasi guru dengan antusias dan semangat sehingga penilaian perilaku tanggung
jawab kurang optimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus
yang sama masih ditemukan.
4.1.1.2.1.5 Perilaku Mandiri
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 1 belum tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari sikap responden yang
123
belum dapat menulis teks berita dengan pengetahuan dan keterampilannya sendiri.
Masih ditemukan responden yang meminta bantuan teman serta berdiskusi
mengenai proses penulisan teks berita. Guru berulang kali menginstruksikan
anggota kelompok 1 agar tidak berdiskusi maupun bertukar pendapat dengan
teman satu kelompok, karena proses penulisan merupakan proses untuk mengukur
keterampilan individu siswa. Pada siklus II akan diberikan tindakan khusus bila
kasus yang sama kembali ditemukan.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 1 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal ini dilihat dari anggota kelompok 1
yang masih bertanya dengan teman satu kelompoknya perihal penulisan teks
berita. Seharusnya, siswa menulis teks berita dengan pengetahuan dan
keterampilan sendiri. Guru memberikan motivasi agar responden mampu menulis
teks berita sesuai dengan keterampilan yang responden miliki. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 2 belum tampak saat tahap ini
berlangsung. Hal ini didasarkan pada sikap anggota kelompok 2 yang belum dapat
menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilannya sendiri.
Masih ditemukannya siswa yang bertanya dengan teman satu kelompoknya
membuat penilaian perilaku mandiri belum maksimal. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 2 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal ini didasarkan pada sikap anggota
kelompok 2 yang belum dapat menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan
124
keterampilannya sendiri. Masih ditemukannya siswa yang bertanya dengan teman
satu kelompoknya membuat penilaian perilaku mandiri belum maksimal. Pada
siklus II akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Gambar 13 Kemandirian Belum Nampak pada Responden 21
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada siswa yang
mampu menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Anggota kelompok 3 mampu untuk menulis teks berita tanpa melihat
hasil pekerjaan milik teman satu kelompok sehingga penilaian perilaku mandiri
dalam kategori baik. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada
pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 3 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap
siswa yang masih meminta bantuan teman satu kelompok untuk mengumpulkan
fakta berita, sehingga menjadikan penilaian perilaku mandiri menjadi kurang
maksimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama
masih ditemukan.
125
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 4 belum tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada siswa yang
mampu menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Anggota kelompok 4 belum mampu untuk menulis teks berita tanpa
melihat hasil pekerjaan milik teman sehingga penilaian perilaku mandiri kurang
optimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama
masih ditemukan.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 4 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 4 yang belum mampu menulis teks berita sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Masih ditemukannya siswa yang
meminta bantuan pada teman satu kelompoknya menjadikan penilaian perilaku
mandiri anggota kelompok 4 menjadi kurang optimal. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 5 belum tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada siswa yang
mampu menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Anggota kelompok 5 belum mampu untuk menulis teks berita tanpa
melihat hasil pekerjaan milik teman sehingga penilaian perilaku mandiri belum
tergolong kategori baik. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus
yang sama masih ditemukan.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 5 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan dengan melihat
126
sikap anggota kelompok 5 yang belum mampu menulis teks berita sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Masih ditemukannya siswa yang
meminta bantuan pada teman satu kelompoknya menjadikan penilaian perilaku
mandiri belum mencapai kategori baik. Pada siklus II, akan diberikan tindakan
khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
4.1.1.2.1.6 Perilaku Disiplin
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 1 belum nampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Hal ini dapat diketahui setelah dari sikap anggota
kelompok 1 yang tidak langsung mengumpulkan hasil pekerjaannya, namun
melihat hasil pekerjaan teman satu kelompoknya. Guru kemudian memberikan
instruksi kepada responden agar tidak saling melihat hasil pekerjaan teman, hal
tersebut akan menjadi evaluasi pada pembelajaran menulis teks berita siklus I.
Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih
ditemukan.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 1 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut dapat diketahui dari sikap
dan perilaku responden yang belum dapat memanfaatkan waktu secara optimal
untuk mencari fakta berita. Anggota kelompok 1 memerlukan waktu lebih banyak
sehingga penilaian pada perilaku disiplin menjadi tidak maksimal. Hal tersebut
menjadi evaluasi pada pembelajaran menulis teks berita siklus II, sehingga akan
diadakan tindakan khusus bila pada pembelajaran menulis teks berita siklus II
masih ditemukan kasus yang sama.
127
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku ini didasarkan pada sikap siswa yang
mengumpulkan hasil penulisan sesaat setelah guru memberikan instruksi untuk
mengumpulkan sehingga penilaian perilaku disiplin menjadi maksimal. Hal ini
harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 2 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap
siswa yang melebihi waktu yang ditentukan dalam mencari fakta dan data berita,
sehingga membuat penilaian perilaku disiplin menjadi kurang maksimal. Pada
siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku ini didasarkan pada sikap anggota
kelompok 3 yang mengumpulkan hasil penulisan teks berita dengan tepat waktu
sehingga penilaian perilaku disiplin dalam kaegori baik. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 3 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada anggota
kelompok 3 yang melebihi waktu pengumpulan fakta berita saat proses mencari
fakta dan data berita, sehingga membuat penilaian perilaku disiplin menjadi
kurang maksimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang
sama masih ditemukan.
128
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 4 sudah nampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa yang
mengumpulkan hasil penulisan teks berita dengan tepat waktu. Anggota kelompok
4 sudah mampu mengumpulkan hasil menulis teks berita tepat waktu sehingga
penilaian perilaku disiplin dalam kategori baik. Hal ini harus dapat dipertahankan
dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 4 sudah nampak saat tahap
pengulangan kegiatan belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap
siswa yang tepat waktu saat proses mencari fakta dan data berita sehingga
membuat penilaian perilaku disiplin menjadi optimal. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 5 belum tampak saat tahap ini
berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa yang menunda-nunda
saat mengumpulkan hasil penulisan teks berita sehingga penilaian perilaku
disiplin belum tergolong kategori baik. Pada siklus II, akan diberikan tindakan
khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 5 yang mampu tepat waktu saat proses mencari fakta dan data
berita, sehingga membuat penilaian perilaku disiplin menjadi optimal. Hal ini
harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
129
4.1.1.2.1.7 Perilaku Santun
Perilaku santun pada anggota kelompok 1 belum nampak saat tahap
perumusan kegiatan belajar berlangsung. Siswa belum dapat mengungkapkan
pendapatnya dalam bahasa yang baik dan menghargai teman diskusi. Hal tersebut
dilihat dari sikap dan respon responden terhadap proses diskusi untuk
merumuskan hasil pengamatan dan diskusi mengenai penggunaan ejaan dan tanda
baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
Guru mengambil tindakan perbaikan dengan cara memberikan instruksi terhadap
anggota kelompok 1. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus
yang sama masih ditemukan.
Perilaku santun pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal ini dilihat berdasarkan sikap dan respon
siswa terhadap instruksi yang diberikan oleh guru. Anggota kelompok 2 dalam
penyampaian pendapat dalam kelompok maupun dalam pelaporan hasil diskusi
sudah menunjukkan perilaku santun. Perilaku tersebut membuat penilaian perilaku
santun menjadi maksimal. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan
pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku santun pada anggota kelompok 3 belum tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa
saat merumuskan hasil pengamatan terhadap aspek-aspek yang telah disebutkan
sebelumnya. Anggota kelompok 3 belum menunjukkan sikap maupun komunikasi
yang santun antar anggota kelompok pada saat diskusi berlangsung. Guru
memberikan instruksi dengan mengingatkan pada anggota kelompok 3 agar tetap
130
bersikap sopan santun dalam pembelajaran menulis teks berita. Pada siklus II,
akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku santun pada anggota kelompok 4 belum tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa
saat merumuskan hasil pengamatan terhadap penggunaan ejaan dan tanda baca
yang benar, penggunaan diksi, keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan.
Anggota kelompok 4 belum menunjukkan sikap maupun komunikasi yang santun
antar anggota pada saat diskusi berlangsung. Guru memberikan instruksi dengan
mengingatkan pada anggota kelompok 4 agar tetap bersikap sopan santun dalam
pembelajaran menulis teks berita. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus
bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku santun pada anggota kelompok 5 belum tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa
saat merumuskan hasil pengamatan terhadap penggunaan ejaan dan tanda baca
yang benar, penggunaan diksi, keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan.
Anggota kelompok 5 belum menunjukkan sikap maupun komunikasi yang santun
antar anggota pada saat diskusi berlangsung. Guru memberikan instruksi dengan
mengingatkan pada anggota kelompok 5 agar tetap bersikap sopan santun dalam
pembelajaran menulis teks berita. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus
bila kasus yang sama masih ditemukan.
4.1.1.2.2 Hasil Jurnal
Salah satu instrumen yang digunakan untuk menjaring data nontes dalam
penelitian ini adalah jurnal. Jurnal digunakan untuk mendapatkan data mengenai
131
respon siswa sebagai subjek penelitian selama proses pembelajaran. Jurnal dibuat
menjadi dua macam, yaitu jurnal guru dan jurnal siswa. jurnal guru diisi oleh
guru, sedangkan jurnal siswa diisi oleh siswa. Jurnal guru berisi lima buah
pertanyaan yang diisi oleh guru tentang uraian pendapat dan seluruh kejadian
yang muncul yang dilihat dan dirasakan oleh guru selama proses kegiatan
pembelajaran menulis teks berita berlangsung. Jurnal siswa berisi pendapat dan
tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Pertanyaan yang
ada dalam jurnal siswa berjumlah 5 pertanyaan yang semuanya harus dijawab oleh
siswa.
4.1.1.2.2.1 Jurnal Guru
Jurnal guru berisi segala hal yang dirasakan guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Jurnal guru ditulis setelah pembelajaran berlangsung.
Aspek-aspek pengamatan yang ada dalam jurnal guru, yaitu (1) bagaimana
kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan
model Investigasi kelompok berbasis Konservasi Karakter dan Budaya; (2)
bagaimana respon siswa terhadap hasil pemilihan topik atau tema yang dilakukan
secara berkelompok; (3) bagaimana keaktifan siswa saat melakukan pengumpulan
fakta berita di lapangan; (4) bagaimana perilaku siswa saat melakukan
pengumpulan berita dan menulis teks berita dengan kelompoknya; dan (5) apa
sajakah peristiwa yang muncul saat pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya.
132
Berdasarkan jurnal guru dapat diungkap bahwa siswa memberi respon dan
tanggapan yang kurang positif terhadap pembelajaran. Guru menganggap siswa
masih perlu pendampingan dan pengarahan untuk dapat berkonsentrasi penuh
pada pembelajaran. Siswa terlihat kurang bersemangat di awal pembelajaran.
Beberapa siswa masih terlihat melamun dan tidak fokus pada pembelajaran. Pada
siklus II, akan diadakan perlakuan khusus terhadap siswa apabila ditemukan kasus
yang sama. Siswa juga terlihat kurang siap menerima pembelajaran dikarenakan
situasi kelas yang gerah dan masih banyak siswa yang bergurau sendiri. Guru
memberikan ilustrasi pada siswa dengan harapan akan memberikan pemahaman
mengenai teks berita yang dianalisis, namun, hanya beberapa siswa yang fokus
dengan pembelajaran. Pada siklus II, akan diadakan perlakuan khusus terhadap
siswa apabila terdapat kasus yang sama.
Keaktifan siswa saat melakukan pengumpulan fakta berita di lapangan
tergolong cukup baik, meskipun hanya beberapa anggota kelompok saja. Hal
tersebut disebabkan oleh teknik pengumpulan fakta berita observasi merupakan
cara yang baru dikenal oleh siswa sehingga siswa merasa canggung dan belum
menguasai secara baik teknik ini. Hal tersebut diungkap guru yang menyatakan
bahwa siswa masih mengambang dalam pemahaman pengumpulan fakta berita
dengan teknik observasi. Pada siklus II, akan diberikan pemahaman kembali
kepada siswa mengenai teknik observasi ini.
Secara keseluruhan, suasana kelas pada saat siklus I cukup baik meskipun
masih ditemukan beberapa perilaku negatif dari siswa. Hal tersebut didukung oleh
faktor guru yang mengajar saat ini bukan guru mata pelajaran bahasa Indonesia
133
melainkan peneliti sendiri, sehingga siswa menganggapnya sebagai variasi yang
mengasyikkan. Pada saat awal pembelajaran, siswa sulit dikendalikan dan
cenderung ramai sendiri. Siswa yang ramai didasari atas kebiasaan mereka dalam
mencari perhatian guru. Peneliti justru menjadikan hal tersebut sebagai umpan
balik terhadap siswa, sehingga siswa yang ramai tetap tergiring untuk konsentrasi
terhadap pembelajaran. Perlakuan yang sama diberikan pada siswa yang berdiam
diri dan sesekali melamun. peneliti memberikan perhatian terhadap mereka
dengan cara bertanya dan sesekali mengajak diskusi. Cara tersebut cukup efektif
dalam menjaga tingkat konsentrasi siswa.
Peristiwa yang muncul pada saat siklus I berlangsung adalah sebagian
siswa mengapresiasi kegiatan diskusi untuk menentukan tema teks berita yang
akan ditulis tiap kelompok, siswa juga sudah mampu berpikir kritis pada saat
proses menganalisis teks berita bersama kelompoknya. Sikap santun tercermin
dalam penyampaian hasil analisis teks berita, pengumpulan fakta berita, dan hasil
teks berita yang dibuat.
4.1.1.2.2.2 Jurnal Siswa
Jurnal siswa merupakan lembar pertanyaan yang harus diisi oleh siswa
setelah pembelajaran menulis teks berita dengan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya berlangsung. Tujuan diadakannya jurnal
siswa adalah untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada saat proses
belajar mengajar untuk mengungkap kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. Pada
saat pembagian jurnal siswa, terlihat sebagian besar siswa tampak antusias ingin
segera mengisi jurnal tersebut. Hal tersebut terjadi karena sebelumnya siswa
134
belum pernah mengisi jurnal siswa di akhir pembelajaran. Setelah semua siswa
mendapatkan jurnal siswa bagiannya, siswa diinstruksikan untuk memahami
pertanyaan dan dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan yang tertulis dalam
lembar jurnal siswa. Pertanyaan yang ada dalam jurnal siswa berjumlah 5
pertanyaan yang semuanya harus dijawab oleh siswa. Pertanyaan yang ada dalam
jurnal siswa, yaitu (1) bagaimana perasaan kamu setelah mengikuti pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya yang telah dilakukan; (2) apa kesulitan yang kamu hadapi
saat pembelajaran menulis teks berita melalui model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya yang telah dilakukan; (3) bagaimana
tanggapan kamu dengan model pembelajaran yang digunakan guru; (4) bagaimana
pendapat kamu terhadap cara mengajar guru; dan (5) apa saran yang ingin kamu
sampaikan terhadap pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya.
Berdasarkan jurnal siswa dapat diungkap bahwa untuk pertanyaan pertama
jawaban yang diberikan siswa bermacam-macam. Ada yang menyatakan senang,
cukup senang, asyik, dan seru serta tidak membosankan. Siswa merasa senang
mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dikarenakan belajar menulis
teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya dapat menambah wawasan. Ada juga yang berpendapat dapat
menambah pengalaman. Siswa juga menyatakan materi yang disampaikan mudah
dihafal. Hasil tersebut diperoleh dari pendapat siswa yang tertulis pada jurnal
135
siswa. Responden nomor 20 menyatakan senang bisa mengikuti pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya karena dapat menambah pengalaman.
Kutipan jurnal siswa responden nomor 20 dapat dilihat pada gambar 14
berikut.
Gambar 14 Kutipan Jurnal Siswa Siklus I Responden Nomor 20
Untuk pertanyaan kedua, menghasilkan jawaban yang berbeda-beda. Ada
yang menyatakan tidak ada kesulitan karena materi dan instruksi yang
disampaikan sudah jelas. Ada juga yang menyatakan kesulitan saat menganalisis
unsur berita, namun, tidak menyertakan alasannya. Ada yang menyatakan masih
merasa kesulitan karena pada saat proses pembelajaran diharuskan untuk
136
berdiskusi bersama kelompok seperti yang diungkap oleh responden nomor 32.
Kutipan reponden nomor 32 dapat dilihat pada gambar 15 berikut.
Gambar 15 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 32
Untuk pertanyaan ketiga, jawaban yang diberikan pun bermacam-macam.
Ada yang menyatakan menyenangkan, Hal tersebut diungkap responden sebab
proses diskusi yang mampu berjalan dengan baik. Ada yang menyatakan baik, hal
tersebut diungkap responden sebab model pembelajaran dapat memancing
keantusiasan siswa sehingga responden menilai tidak akan bosan dalam mengikuti
pembelajaran menulis teks berita, hal tersebut diungkap oleh responden nomor 23.
Kutipan jurnal siswa responden nomor 23 dapat dilihat pada gambar 16 berikut.
Gambar 16 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 23
Untuk pertanyaan keempat, jawaban yang diberikan siswa pun bermacam-
macam. Ada yang menyatakan bahwa cara guru dalam proses pembelajaran
137
kurang dekat dan kurang berinteraksi dengan siswa, hal ini akan dijadikan bahan
evaluasi untuk perbaikan pada saat pembelajaran menulis teks berita siklus II
dilaksanakan. Ada yang menyatakan bahwa suara guru pada saat pembelajaran
berlangsung kurang keras, hingga kurang didengar oleh siswa yang duduk
dibelakang. Hal tersebut diungkap oleh responden nomor 6. Kutipan jurnal siswa
responden nomor 6 dapat dilihat pada gambar 17 berikut.
Gambar 17 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 6
Untuk pertanyaan kelima, jawaban yang diberikan bermacam-macam.
Beberapa siswa memberikan saran agar pada saat proses pembelajaran suara guru
dapat lebih keras sehingga instruksi yang diberikan akan lebih didengar oleh
siswa. Ada siswa yang menyatakan bahwa pembelajaran sudah baik sehingga
tidak ada saran untuk pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Ada siswa yang
memberikan saran agar pembelajaran dapat diselingi dengan permainan sehingga
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita dapat rileks sejenak,
pendapat tersebut diungkap oleh responden nomor 23. Kutipan jurnal siswa
responden nomor 23 dapat dilihat pada gambar 18 berikut.
138
Gambar 18 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 23
Saran-saran yang diungkap oleh siswa akan dipertimbangkan oleh peneliti
agar menjadi bahan evaluasi dan perbaikan untuk diterapkan saat pembelajaran
menulis teks berita siklus II dilaksanakan. Pembelajaran menulis teks berita
dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
dan budaya pada siklus I telah dilaksanakan dengan baik. Ini tidak lepas dari
fasilitas yang dimiliki sekolah. Dalam hal ini penggunaan LCD di dalam proses
pembelajaran dirasakan sangat membantu guru dan peneliti dalam menyampaikan
materi menulis teks berita.
4.1.1.2.3 Hasil Kuesioner
Pada siklus I, peneliti juga menggunakan lembar kuesioner untuk
memperoleh data nontes. Pengisian lembar kuesioner dilakukan oleh 6 orang
responden, yaitu 2 responden yang mendapatkan nilai tes yang tinggi, 2 responden
yang mendapatkan nilai tes sedang, dan 2 responden yang mendapatkan nilai tes
rendah. Penentuan responden yang mengisi kuesioner berdasarkan nilai tes pada
tahap siklus dan berdasarkan observasi yang dilakukan guru selama pembelajaran.
Pengisian lembar kuesioner dilakukan untuk mengetahui (a) perasaan siswa saat
mengikuti pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model
139
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya; (b) perasaan siswa
saat berdiskusi dengan teman satu kelompok menentukan tema berita yang akan
dibuat; (c) perasaan siswa saat melakukan pengumpulan fakta berita bersama
teman satu kelompok; (d) perasaan siswa saat menulis teks berita setelah
mengumpulkan fakta berita; (e) minat siswa terhadap pembelajaran menulis teks
berita untuk mengetahui kesulitan atau permasalahan yang dialami siswa dalam
menulis teks berita; (f) manfaat setelah mengikuti pembelajaran menulis teks
berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya; dan (g) pengakuan siswa setelah mengikuti pembelajaran
menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya.
Berdasarkan hasil lembar kuesioner setelah dilaksanakan pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya pada siklus I, jawaban yang muncul dari pertanyaan pertama
lembar kuesioner bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa proses
pembelajaran berlangsung menyenangkan. Ada pula yang berpendapat bahwa
proses pembelajaran terburu-buru sehingga materi yang disajikan kurang jelas,
pendapat tersebut diungkap oleh responden nomor 20. Kutipan lembar kuesioner
responden nomor 20 dapat dilihat dalam gambar 19 berikut.
140
Gambar 19. Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 9
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan pertanyaan kedua
kembali memunculkan jawaban yang bermacam-macam. Ada yang menyatakan
bahwa diskusi untuk menentukan tema tersebut menyenangkan karena dapat
dijadikan sarana untuk mengemukakan pendapat. Ada pula yang menyatakan
bahwa siswa masih canggung, hal tersebut karena saat diskusi berlangsung antar
anggota kelompoknya terdapat perbedaan pendapat. Pendapat tersebut diungkap
oleh responden nomor 19. Kutipan kuesioner responden nomor 19 dapat dilihat
pada gambar 20 berikut.
Gambar 20. Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 19
141
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan bahwa jawaban dari
pertanyaan ketiga menyatakan sebagian besar responden senang dengan proses
pengumpulan fakta berita yang telah dilakukan. Responden nomor 10 menyatakan
senang dengan proses pengumpulan fakta berita pada saat pembelajaran menulis
teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya berlangsung. Kutipan kuesioner responden nomor 10 dapat
dilihat pada gambar 21 berikut.
Gambar 21 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 10
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan bahwa jawaban dari
pertanyaan keempat menyatakan sebagian besar responden senang dengan proses
menulis teks berita, meskipun masih terdapat responden yang menyatakan
bingung saat proses menulis teks berita. Pendapat tersebut diungkap oleh
responden nomor 5. Kutipan kuesioner responden nomor 5 dapat dilihat pada
gambar 22 berikut.
142
Gambar 22 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 6
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan jawaban dari pertanyaan
kelima kembali menghasilkan jawaban yang bermacam-macam. Sebagian besar
responden menyatakan tidak terdapat kesulitan pada saat proses pembelajaran,
meskipun tetap ada responden yang menyatakan kesulitan. Salah satu responden
yang menganggap sulit mengikuti proses pembelajaran adalah responden nomor
19. Kutipan lembar kuesioner responden nomor 19 dapat dilihat pada gambar 23
berikut.
Gambar 23 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 19
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan jawaban dari pertanyaan
keenam kembali menghasilkan beragam jawaban, terdapat responden yang
menyatakan bahwa kesulitan yang dihadapi saat proses pembelajaran menulis teks
berita adalah pada saat proses menulis teks berita. Kutipan lembar kuesioner
responden nomor 19 dapat dilihat pada gambar 24 berikut.
143
Gambar 24 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 19
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan jawaban dari pertanyaan
ketujuh kembali menghasilkan jawaban yang beragam. Terdapat responden yang
menyatakan bahwa mereka menjadi lebih paham mengenai materi yang telah
dipelajari. Terdapat pula responden yang menyatakan bahwa wawasannya
bertambah setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Pendapat
tersebut diungkap oleh responden nomor 27. Kutipan kuesioner responden nomor
27 dapat dilihat pada gambar 25 berikut.
Gambar 25 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 27
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan jawaban dari pertanyaan
kedelapan kembali menghasilkan jawaban yang beragam. Sebagian besar
responden menjawab sudah dapat menulis teks berita setelah pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
144
karakter dan budaya dilakukan. Disamping itu, terdapat responden nomor 23 yang
menyatakan tidak dapat menulis teks berita dengan singkat, padat, dan jelas.
Kutipan lembar kuesioner responden nomor 23 dapat dilihat pada gambar 26
berikut.
Gambar 26 Kutipan Kuesioner Responden Nomor 23
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan jawaban dari pertanyaan
kesembilan sesuai dengan jawaban yang dipilihnya saat mengisi pertanyaan
kedelapan. Responden nomor 23 yang pada pertanyaan kedelapan menyatakan
masih tidak dapat menulis teks berita mengungkapkan pendapatnya. Kutipan
kuesioner responden nomor 23 dapat dilihat pada gambar 27 berikut.
Gambar 27 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 23
Jawaban dari pertanyaan dalam lembar kuesioner yang terkumpul akan
dijadikan evaluasi untuk dirumuskan solusi yang akan diterapkan pada saat siklus
II berlangsung.
145
4.1.1.3 Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Berdasarkan hasil tes menulis teks berita yang telah dilakukan, diketahui
bahwa nilai rata-rata secara klasikal sebesar 61,06. Nilai tertinggi yang berhasil
dicapai responden pada siklus I sebesar 73. Nilai tersebut dicapai oleh 1
responden. Nilai terendah yang diperoleh responden sebesar 48. Hanya satu
responden yang memperoleh nilai tersebut. Sebagian besar responden masih
mencapai nilai antara 55-69 dengan kategori cukup baik.
Hasil penelitian menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya secara lebih lengkap dapat
dilihat pada tabel 8 sebagai berikut.
Tabel 8 Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
85 – 100
70 – 84
55 – 69
0 – 54
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
0
3
28
1
0
216
1690
48
0
9,375
87,5
3,125
1954 X 100%
32 X 100
= 61,063
(CUKUP
BAIK)
Jumlah 32 1954 100
146
Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa nilai tes keterampilan menulis
teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya pada siklus I secara klasikal mencapai nilai 1954 dengan nilai
rata-rata 61,063 termasuk dalam kategori cukup baik. Dari 32 responden, tidak
ada satu responden pun yang mencapai kategori sangat baik dengan rentang nilai
85 – 100. Keterampilan menulis responden untuk kategori baik dengan rentang
nilai 70 – 84 dicapai oleh 3 responden (9,375%). Keterampilan menulis responden
untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 55 – 69 dicapai oleh 28 responden
(87,5%). Sedangkan, hanya 1 responden yang memperoleh keterampilan menulis
kategori kurang baik dengan rentang nilai 0 – 54.
Responden yang memperoleh nilai tinggi dalam siklus I disebabkan oleh
responden mampu menulis teks berita dengan memunculkan unsur teks berita,
mampu menyusun teks berita sesuai dengan struktur teks berita yang telah
dipelajari, mampu menulis teks berita dengan ejaan dan tanda baca yang benar,
mampu menulis teks berita dengan pilihan kata (diksi) yang baik, mampu menulis
teks berita dengan kalimat yang efektif, dan mampu menulis teks berita dengan
tulisan yang rapi, serta mampu memahami perintah soal pada lembar kerja
sebelum mengerjakannya.
Penyebab siswa memperoleh nilai rendah dikarenakan siswa tidak
konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini berakibat pada nilai yang
didapat pada tiap aspek penilaian. Siswa tersebut masih kesulitan dalam
memunculkan unsur teks berita. Hasil teks berita yang dihasilkan oleh siswa
berbentuk sangat sederhana dengan tidak mencantumkan beberapa unsur berita.
147
Dalam aspek kelengkapan struktur teks berita, siswa cenderung untuk menuliskan
struktur teks berita yang diketahuinya saja tanpa menuliskan secara lengkap. Hal
yang sama terjadi pada penggunaan ejaan dan tanda baca yang belum benar.
Aspek ketepatan pilihan kata (diksi) masih terdapat kesalahan, kemudian pada
aspek keefektifan kalimat juga masih ditemukan kesalahan. Aspek kerapian
tulisan pun masih belum mencapai kategori baik.
Nilai tes siklus I ini merupakan penjumlahan nilai dari enam aspek
penilaian keterampilan menulis teks berita yang meliputi, (1) kelengkapan unsur
berita, (2) kelengkapan struktur teks berita, (3) ketepatan ejaan dan tanda baca, (4)
ketepatan pilihan kata (diksi), (5) keefektifan kalimat, dan (6) kerapian tulisan.
Pada aspek kelengkapan unsur berita dan kelengkapan struktur teks berita bobot
skornya adalah 3. Berbeda dengan aspek ketepatan ejaan dan tanda baca,
ketepatan diksi, dan keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan yang mempunyai
bobot skor 1.
Hasil keterampilan menulis teks berita siswa pada siklus I untuk masing-
masing aspek dapat juga dijelaskan rinci pada tabel 9 berikut.
Tabel 9 Penilaian Tiap Aspek Keterampilan Menulis Teks Berita
No Aspek Nilai rata-rata Bobot Total
nilai
1 Kelengkapan unsur berita 6,25 3 18,75
2 Kelengkapan struktur teks berita 5,8125 3 17,4375
3 Ketepatan ejaan dan tanda baca 6,4375 1 6,4375
148
4 Ketepatan diksi 5,96875 1 5,96875
5 Keefektifan kalimat 6,25 1 6,25
6 Kerapian tulisan 6,21875 1 6,21875
Jumlah 61,063
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah hasil analisis pembahasan hasil tes
siklus I keterampilan menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dari masing-masing aspek.
4.1.1.3.1 Aspek Kelengkapan Unsur Berita
Aspek yang pertama pada keterampilan menulis teks berita adalah aspek
kelengkapan unsur berita. Penilaiannya dipusatkan pada kelengkapan unsur berita
yang meliputi unsur berita apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.
Hasil tes siklus I aspek kelengkapan unsur berita tersebut dapat dilihat
pada tabel 10 berikut ini.
Tabel 10 Aspek Kelengkapan Unsur Berita
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-
rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
1
21
10
0
0
8
143
49
0
0
3,125
65,625
31,25
0
0
200
32
= 6,25
(baik)
149
Jumlah 32 200 100
Berdasarkan tabel 10, aspek kelengkapan unsur berita diketahui bahwa
keterampilan responden untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10
dicapai oleh 1 responden (3,125%). Keterampilan menulis responden untuk
kategori baik dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 21 responden (65,625%). 10
responden (31,25%) mencapai kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5.
Keterampilan menulis responden untuk kategori kurang baik dengan rentang 2 – 3
dan kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak didapat oleh satu
responden pun. Rata-rata nilai keterampilan responden dalam menulis teks berita
aspek kelengkapan unsur berita pada tes siklus I sebesar 6,25 dengan kategori
baik.
Sebagian besar responden dalam menulis teks berita sudah memunculkan
unsur berita yang lengkap. Namun, ada beberapa unsur yang muncul masih dalam
berbentuk sederhana. Untuk memunculkan unsur berita yang lengkap serta
mendalam, responden perlu melakukan kegiatan observasi. Dalam menulis teks
berita, responden cenderung menulis unsur berita yang mereka ketahui secara
sederhana. Hal ini mereka lakukan agar mereka tidak perlu melakukan kegiatan
observasi dan wawancara. Padahal, sebelum menulis teks berita hendaknya
responden perlu mengetahui unsur berita yang lengkap dan mendalam sehingga
teks berita yang ditulis dapat menyampaikan isi berita secara singkat, padat, dan
jelas.
150
Responden yang mendapat nilai tinggi dalam aspek ini disebabkan oleh
faktor responden yang sudah mampu memunculkan unsur berita dalam teks berita
yang mereka buat dengan baik. Responden yang memperoleh nilai rendah pada
aspek ini disebabkan siswa tersebut tidak mampu memunculkan unsur berita
secara lengkap dan baik, hanya beberapa unsur saja yang muncul dalam teks
berita yang mereka buat. Responden no 8 hanya menuliskan unsur apa dan dimana
secara sederhana. Hal tersebut mengakibatkan pemerolehan nilai siswa pada aspek
ini belum maksimal. Kutipan teks berita responden nomor 8 dapat dilihat pada
gambar 28 berikut.
Gambar 28 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 8
Bobot aspek kelengkapan unsur berita adalah 3, sehingga responden yang
kurang dapat memunculkan aspek kelengkapan unsur berita dengan baik akan
mendapat nilai yang rendah dan akan mempengaruhi nilai secara keseluruhan.
4.1.1.3.2 Aspek Kelengkapan Struktur Teks Berita
151
Aspek kedua dalam keterampilan menulis teks berita adalah aspek
kelengkapan struktur teks berita. Penilaiannya dipusatkan pada kelengkapan
struktur teks berita yang meliputi headline, dateline, lead, body, dan leg. Hasil tes
siklus I aspek kelengkapan struktur teks berita tersebut dapat dilihat pada tabel 11
berikut.
Tabel 11 Aspek Kelengkapan Struktur Teks Berita
No Rentang
nilai
Kategori Frekue
nsi
Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
0
17
14
1
0
0
115
68
3
0
0
53,125
43,75
3,125
0
186
32
= 5,8125
(cukup
baik)
Jumlah 32 186 100 5,8125
Berdasarkan tabel 11, dapat diketahui bahwa keterampilan siswa pada
aspek kelengkapan struktur teks berita untuk kategori sangat baik dengan rentang
nilai 8 – 10 tidak dicapai oleh satu pun responden. Keterampilan responden untuk
kategori baik dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 17 responden (53,125%).
Keterampilan responden untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5
152
dicapai oleh 14 responden (43,75%). Sedangkan, keterampilan siswa untuk
kategori kurang baik dengan rentang nilai 2 - 3 dicapai oleh 1 responden
(3,125%). Keterampilan siswa untuk kategori sangat kurang dengan rentang nilai
0 – 1 tidak didapat oleh satu pun siswa. Rata-rata nilai keterampilan siswa dalam
menulis teks berita aspek kelengkapan struktur berita pada tes siklus I sebesar
6,8125 dengan kategori cukup baik.
Sebagian besar responden dalam menulis teks berita belum memunculkan
struktur teks berita yang lengkap. Untuk memunculkan struktur teks berita yang
lengkap, responden perlu mengetahui dan mendalami materi struktur teks berita.
Responden yang memperoleh nilai rendah disebabkan mereka belum
menguasai materi struktur teks berita dengan baik. Responden masih mengalami
banyak kesulitan dalam menulis teks berita sesuai dengan struktur yang telah
dipelajari. Responden nomor 8 hanya menuliskan judul (headline) serta pembuka
(lead) secara sederhana sehingga memperoleh nilai rendah. Responden yang
mampu memperoleh nilai tinggi disebabkan siswa tersebut sudah dapat
memunculkan struktur teks berita secara lengkap dan baik. Hal tersebut
dibuktikan dengan teks berita yang telah dibuat. Bobot aspek ini adalah 3,
sehingga responden yang kurang dapat memunculkan aspek ketepatan struktur
teks berita ini dengan baik dan tepat, akan mendapat nilai rendah. Sehingga hal
tersebut akan mempengarhi nilai keseluruhan yang didapatnya. Kutipan lembar
kerja siswa responden nomor 8 dapat dilihat pada gambar 29 berikut.
153
Gambar 29 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 8
4.1.1.3.3 Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca
Depdiknas (2011:353) mendefinisikan ejaan sebagai kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-
huruf) serta penggunaan tanda baca.
1) Tanda baca titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
2) Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan
keterangan pagi, siang, atau malam.
Misalnya:
Pukul 00.45
154
3) Tanda koma dipakai untuk unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
4) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi,
dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.
Misalnya:
Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh
beasiswa belajar di luar negeri.
5) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Misalnya:
“Saya gembira sekali”, kata Ibu.
6) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringi dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Guru.
7) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
Ibu berkata, “Paman berangkat besok pagi.”
155
8) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Misalnya:
Kata dia, “saya juga minta satu.”
Hasil tes siklus I aspek ketepatan ejaan dan tanda baca dapat dilihat pada
tabel 12 berikut.
Tabel 12 Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca
No Rentang
nilai
Kategori Frekue
nsi
Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
6
16
10
0
0
48
108
50
0
0
18,75
50
31,25
0
0
196
32
= 6,4375
(baik)
Jumlah 32 206 100 6,4375
Berdasarkan tabel 12, dapat diketahui bahwa keterampilan responden pada
aspek ketepatan ejaan dan tanda baca untuk kategori sangat baik dengan rentang
nilai 8 – 10 dicapai oleh 6 responden (18,75%). Keterampilan menulis responden
untuk kategori baik dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 16 responden (50%).
Keterampilan responden untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5
dicapai oleh 10 responden (31,25%). Keterampilan responden untuk kategori
156
kurang baik dengan rentang nilai 2 – 3 dan kategori sangat kurang dengan rentang
nilai 0 – 1 tidak diperoleh oleh satu pun responden. Rata-rata keterampilan dalam
menulis teks berita aspek ketepatan ejaan dan tanda baca pada tes siklus I sebesar
6,4375 dengan kategori baik.
Sebagian besar responden dalam menulis teks berita belum menunjukkan
penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. Untuk memunculkan ejaan dan
tanda baca yang tepat secara berkelanjutan maka diharapkan siswa banyak
berlatih menulis teks berita agar pemahaman mengenai ejaan dan tanda baca yang
tepat dapat terus meningkat. Responden yang memperoleh nilai tinggi pada aspek
ini disebabkan siswa tersebut sudah memunculkan penulisan teks berita dengan
ejaan dan tanda baca yang tepat yang terdapat pada teks berita yang dibuatnya.
Responden yang mendapat nilai tinggi pada aspek ketepatan ejaan dan
tanda baca disebabkan responden tersebut sudah mampu memunculkan
penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. Sedangkan, responden yang
mendapat nilai rendah pada aspek ketepatan ejaan dan tanda baca dikarenakan
responden tidak dapat menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat.
Responden nomor 26 memperoleh nilai rendah dalam aspek ini dikarenakan
penggunaaan ejaan yang belum tepat. Pada akhir kalimat, responden nomor 26
tidak memberi tanda baca sehingga hal ini menjadi evaluasi untuk siklus II. Ejaan
yang digunakan oleh responden no 26 masih ditemukan banyak kesalahan, salah
satu contoh adalah penggunaan kata kualahan padahal yang benar adalah
kewalahan yang mempunyai makna tidak sanggup melawan (dikerjakan) karena
157
terlalu banyak yang dilawan atau dikerjakan. Kutipan teks berita responden nomor
26 dapat dilihat pada gambar 30 berikut.
Gambar 30 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 26
4.1.1.3.4 Aspek Ketepatan Diksi (pilihan kata)
Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai
untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan
kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya
mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Contoh diksi yang tepat sebagai berikut.
1) Sampai dengan = hingga
2) Sekitar = sekira
3) Saat ini = kini
Hasil tes siklus I aspek ketepatan diksi (pilihan kata) tersebut dapat dilihat
pada tabel 13 berikut ini.
Tabel 13 Aspek Ketepatan Diksi (pilihan kata)
158
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat
kurang
1
17
14
0
0
8
113
70
0
0
3,125
53,125
43,75
0
0
191
32
= 5,96875
(cukup baik)
Jumlah 32 191 100 5,96875
Berdasarkan tabel 13, dapat diketahui bahwa keterampilan responden pada
aspek ketepatan diksi untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10
dicapai oleh 1 responden (3,125%). Keterampilan responden untuk kategori baik
dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 17 responden (53,125%). Keterampilan
responden untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5 dicapai oleh 14
responden atau 43,75%. Keterampilan responden untuk kategori kurang baik
dengan rentang nilai 2 – 3 dan sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak
diperoleh oleh satu pun responden. Rata-rata keterampilan responden dalam
menulis teks berita aspek ketepatan diksi (pilihan kata) pada tes siklus I sebesar
5,96875 dengan kategori cukup baik.
Secara keseluruhan keterampilan menulis teks berita responden aspek
ketepatan diksi (pilihan kata) sudah baik. Sebagian besar responden sudah dapat
menuliskan pilihan kata yang tepat. Responden yang memperoleh nilai tinggi
dalam aspek ketepatan diksi (pilihan kata) dikarenakan sudah dapat memilih diksi
159
yang tepat sehingga teks berita yang dihasilkan berupa teks berita yang baik.
Responden yang mendapat nilai rendah dalam aspek ketepatan diksi dikarenakan
responden belum dapat menuliskan diksi yang bemakna tunggal dan mudah
dipahami. Berikut adalah contoh dari responden nomor 18 yang menuliskan kata
ajaran padahal seharusnya menuliskan kata arahan. Contoh kesalahan dapat dilihat
dalam kutipan teks berita responden nomor 18 pada gambar 31 berikut.
Gambar 31 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 18
Masih ditemukannya berbagai kesalahan dalam hasil tes menulis teks
berita siklus I untuk aspek ketepatan diksi (pilihan kata) maka kesalahan tersebut
akan menjadi catatan evaluasi untuk di perbaiki dan dirumuskan pembinaan
secara klasikal agar dapat diterapkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus
II.
4.1.1.3.5 Aspek Keefektifan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif mencakup ciri sebagai berikut.
1) Struktur kalimatnya lengkap
160
Kalimat yang lengkap ialah kalimat yang minimal memiliki minimal satu
subjek dan satu predikat. Kalimat tersebut dapat dikembangkan dengan
memperluas subjek, predikat, atau objek (jika ada).
Contoh: kantor pajak penuh sesak.
2) Tidak dipengaruhi oleh bahasa asing
Bahasa Indonesia menggunakan DM (diterangkan menerangkan),
sedangkan bahasa asing menggunakan MD (menerangkan diterangkan).
Contoh:
anggota DPR itu menginap di Indraloka hotel
anggota DPR itu menginap di hotel Indraloka
3) Penghematan kata dapat dilakukan dengan menghilangkan pengulangan
subyek, menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata,
menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh salah: karena ia tak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Contoh benar: karena tak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hasil tes siklus I aspek keefektifan kalimat tersebut dapat dilihat pada
tabel 14 berikut ini.
Tabel 14 Aspek Keefektifan Kalimat
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
8 – 10
6 – 7
4 – 5
Sangat baik
Baik
Cukup baik
3
18
11
24
121
55
9,375
56,25
34,375
200
32
= 6,25
161
4
5
2 – 3
0 – 1
Kurang baik
Sangat kurang
0
0
0
0
0
0
(baik)
Jumlah 32 200 100 6,25
Berdasarkan tabel 14, dapat diketahui bahwa keterampilan responden pada
aspek keefektifan kalimat untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10
dicapai oleh 3 responden (9,375%). Keterampilan responden untuk kategori baik
dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 18 responden (56,25%). Keterampilan
responden untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5 dicapai oleh 11
responden (34,375%). Keterampilan responden untuk kategori kurang baik
dengan rentang nilai 2 – 3 dan kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1
tidak diperoleh oleh satu pun responden. Rata-rata keterampilan dalam menulis
teks berita aspek keefektifan kalimat pada tes siklus I sebesar 6,25 dengan
kategori baik.
Secara keseluruhan keterampilan menulis teks berita responden aspek
keefektifan kalimat sudah baik. Sebagian besar responden sudah dapat menuliskan
kalimat yang efektif. Responden yang memperoleh nilai tinggi dalam aspek
keefektifan kalimat disebabkan responden tersebut sudah mampu membuat
kalimat yang efektif sehingga teks berita yang dihasilkan berupa teks berita yang
baik. Responden yang mendapat nilai rendah dalam aspek keefektifan kalimat
disebabkan responden tersebut belum mampu menuliskan kalimat yang efektif
dan jumlah kesalahan kalimat lebih dari 5 kesalahan. Responden nomor 31 pada
162
tes menulis teks berita siklus I, menuliskan beberapa kalimat yang belum efektif.
Kutipan teks berita responden no 31 dapat dilihat pada gambar 32 berikut.
Gambar 32 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 31
Dari kutipan di atas, dapat diketahui responden nomor 31 ingin
memaparkan guru karate yang disebut sebagai simpay, namun, responden nomor
31 menuliskan kata simpay dua kali sehingga kalimat yang ditulisnya menjadi
tidak efektif dan menimbulkan tafsir ganda pada pembaca. Pada tes menulis teks
berita siklus I, sebagian besar responden belum mampu menuliskan kalimat yang
efektif. Namun, sudah ada beberapa responden yang mampu menuliskan kalimat
efektif meski masih sederhana. Sehingga, nilai untuk aspek keefektifan kalimat
secara klasikal belum dapat maksimal.
4.1.1.3.6 Aspek Kerapian Tulisan
Tulisan yang dianggap rapi merupakan tulisan yang tidak terdapat banyak
coretan, tulisan tersebut dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca, dan tulisan
tersebut tidak menimbulkan salah tafsir karena faktor kekurangmampuan
menuliskan suatu huruf atau kata.
Hasil tes siklus I aspek kerapian tulisan tersebut dapat dilihat pada tabel 15
berikut ini.
163
Tabel 15 Aspek Kerapian Tulisan
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase % Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
3
17
12
0
0
24
115
60
0
0
9,375
53,125
37,5
0
0
199
32
= 6,21875
(baik)
Jumlah 32 199 100 6,21875
Berdasarkan tabel 15, dapat diketahui bahwa keterampilan responden pada
aspek kerapian tulisan untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10
dicapai oleh 3 responden (9,375%). Keterampilan responden untuk kategori baik
dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 17 responden (53,125%). Keterampilan
responden untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5 dicapai oleh 12
responden (37,5%). Keterampilan responden untuk kategori kurang baik dengan
rentang nilai 2 – 3 dan kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak
diperoleh oleh satu pun responden. Rata-rata keterampilan dalam menulis teks
berita aspek ketepatan ejaan dan tanda baca pada tes siklus I sebesar 6,21875
dengan kategori baik.
Sebagian besar resppnden dalam menulis teks berita sudah menunjukkan
kerapian tulisan yang baik yang dibuktikan dengan hasil teks berita yang telah
164
responden buat. Untuk memunculkan tulisan yang rapi secara berkelanjutan, maka
diharapkan responden banyak berlatih menulis teks berita agar keterampilan
menulis yang rapi dapat terus meningkat. Responden yang memperoleh nilai
tinggi pada aspek ini disebabkan responden tersebut sudah mampu memunculkan
teks berita yang rapi, sedangkan responden yang mendapat nilai rendah pada
aspek kerapian tulisan disebabkan responden tersebut tidak dapat menuliskan teks
berita dengan tulisan yang rapi. Responden nomor 9 menulis teks berita dengan
tulisan yang dipenuhi banyak coretan, penulisan hurufnya terkesan terburu-buru
sehingga sulit untuk dibaca. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus secara
klasikal agar hasil teks berita siswa dapat lebih baik. Kutipan lembar kerja siswa
responden nomor 9 dapat dilihat pada gambar 33 berikut.
Gambar 33 Kutipan Lembar Kerja Responden Nomor 9
4.1.1.4 Refleksi Siklus I
Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi. Refleksi
dilakukan dengan cara mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti
dapat melakukan perbaikan terhadap rencana siklus II. Refleksi siklus I digunakan
untuk mengubah strategi dan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus II.
165
Berdasarkan proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus I, dapat
diketahui bahwa responden masih kurang merespon baik pembelajaran yang
berlangsung. Hal tersebut diketahui dari pengamatan guru dan peneliti saat proses
pembelajaran menulis teks berita siklus I menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya berlangsung. Responden
belum dapat berdiskusi secara efektif pada saat kegiatan menganalisis unsur,
struktur berita, ketepatan ejaan, ketepatan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian
tulisan. Hal serupa ditemukan pada saat kegiatan menentukan tema berita,
kegiatan mengumpulkan fakta berita, dan kegiatan menulis teks berita
berdasarkan fakta berita yang diperoleh. Kejadian dan kekurangan pada siklus I
akan dievaluasi untuk dirumuskan solusinya serta diterapkan pada pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya siklus II.
Berdasarkan hasil observasi perilaku berkarakter dan berbudaya, jurnal
guru, jurnal siswa, lembar kuesioner dan dokumentasi foto, dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden belum tertarik terhadap pembelajaran meskipun sudah
ada beberapa responden yang tertarik pada pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya dan menunjukkan perilaku berkarakter dan berbudaya bangsa. Pada saat
proses pembelajaran berlangsung, masih ditemukan banyak responden yang
kurang dapat menampakkan perilaku percaya diri, demokratis, berpikir logis,
tanggung jawab, mandiri, disiplin, dan santun karena kebiasaan buruk siswa yang
166
kurang memperhatikan instruksi guru. Kebiasaan buruk responden pada
pembelajaran menulis teks berita siklus I harus diperbaiki. Oleh karena itu,
peneliti merencanakan dan melaksanakan siklus II guna mengatasi permasalahan-
permasalahan yang timbul dalam siklus I.
Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus I diketahui bahwa
keterampilan menulis teks berita responden setelah mengikuti pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi sebesar
2,60% dibanding hasil prasiklus. Nilai rata-rata kelas hasil tes menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya pada siklus I sebesar 61,0625 dan berada dalam kategori cukup baik. Nilai
rata-rata tersebut belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan
oleh sekolah, yaitu sebesar 70. Aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian lebih
dari peneliti adalah aspek kelengkapan unsur berita, kelengkapan struktur teks
berita, ketepatan ejaan dan tanda baca, ketepatan diksi, keefektifan kalimat, dan
kerapian tulisan. Rata-rata responden yang mendapat nilai rendah dikarenakan
responden masih merasa baru terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.
Model pembelajaran yang masih dianggap baru tersebut merupakan proses
awal bagi responden untuk menyesuaikan diri dalam belajar. Untuk mengatasi
kekurangan tersebut, peneliti harus mengintensifkan pemberian instruksi agar
responden dapat lebih cepat mengerti. Selain itu, responden juga harus mendapat
motivasi dan pelatihan agar dapat mengikuti pembelajaran dengan lebih baik pada
167
saat siklus II dilakukan. Hal tersebut dimaksudkan agar responden dapat mencapai
target yang telah di rencanakan pada siklus II.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II
Hasil penelitian menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya yang dilakukan
pada siklus II meliputi proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya, hasil nontes
dan hasil tes.
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus II terbagi menjadi
2 pertemuan. Pertemuan 1 dimulai dengan guru melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang pernah dipelajarinya
pada hari atau minggu sebelumnya. Pada proses ini responden sudah mulai
berkonsentrasi terhadap situasi yang diciptakan guru, kondisi kelas yang nyaman
serta siswa yang sudah siap menerima pembelajaran menjadikan suasana belajar
menjadi kondusif.
Sikap responden pada kegiatan guru memberi ilustrasi teks berita dengan
menanyakan mengenai berita maraknya boy band dan girl band di industri musik
Indonesia pada siswa sudah berkonsentrasi dengan pembelajaran sehingga
membuat pembelajaran menjadi efektif.
168
Sikap responden sudah mulai tertarik dengan pembelajaran saat kegiatan
guru menyampaikan tujuan dan memberikan motivasi kepada responden. Guru
memulai dengan menanyakan apakah responden pernah membaca berita di surat
kabar atau majalah. Kemudian, guru kembali menanyakan mengenai topik yang
paling disukai responden pada saat membaca suatu berita di surat kabar atau
majalah.
Gambar 34 Aktivitas Responden saat Proses Pembelajaran
Saat kegiatan inti pertemuan 1, ada 4 tahapan dalam model investigasi
kelompok. Keempat tahapan tersebut yaitu, tahap situasi bermasalah, tahap
kegiatan eksplorasi, tahap perumusan tugas belajar, dan tahap kegiatan belajar.
Sikap responden saat tahap situasi bermasalah sudah baik, responden
mampu berkelompok dalam beberapa kelompok, beranggotakan 6-7 orang, secara
efektif dan efisien sehingga sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru.
169
Sikap responden saat kegiatan responden memperhatikan teks berita
problematis yang telah disediakan guru pada kegiatan ini sudah terkondisi dengan
baik, sehingga tidak ada responden yang terlihat mengobrol dengan teman satu
kelompoknya.
Sikap responden sudah mampu berkonsentrasi terhadap pembelajaran saat
tahap eksplorasi berlangsung, responden mampu menganalisis teks berita yang
telah dibagikan, secara berkelompok. Guru selalu melakukan pemantauan dengan
berjalan mengelilingi anggota kelompok yang sedang berdiskusi. Hal ini
dilakukan untuk menjaga konsentrasi siswa tetap pada pembelajaran.
Sikap responden sudah fokus saat kegiatan responden bersama guru
berdiskusi menentukan unsur-unsur berita berdasarkan lembar kegiatan siswa
yang telah disediakan, saat pembelajaran berlangsung tidak ada responden yang
bergurau sendiri sehingga sebagian besar responden mampu menjawab pertanyaan
yang guru ajukan.
Sikap responden sudah fokus saat kegiatan responden bersama guru
berdiskusi menentukan struktur berita berdasarkan lembar kegiatan siswa yang
telah disediakan. Fokus responden dalam proses diskusi kelompok ini hampir
terlihat pada semua kelompok.
170
Gambar 35 Aktivitas Responden saat Menganalisis Teks Berita
Sikap responden sudah mampu berkonsentrasi dengan pembelajaran dan
instruksi dari guru saat tahap perumusan tugas belajar pada kegiatan siswa dibagi
tugas diskusi oleh guru dengan melihat beberapa aspek seperti penggunaan ejaan
serta tanda baca yang benar, ketepatan diksi, keefektifan kalimat dan kerapian
tulisan. Hal tersebut sudah terlihat pada hampir semua kelompok.
Sikap responden sudah mampu berkonsentrasi penuh dalam pembelajaran.
Hal ini diketahui dari keaktifan responden dalam diskusi kelompok dan dalam
merumuskan hasil pengamatan. Kegiatan siswa merumuskan hasil pengamatan
serta diskusi mengenai penggunaan ejaan serta tanda baca yang benar,
penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
171
Gambar 36 Aktivitas Perwakilan Kelompok saat Proses Presentasi
Sikap responden saat kegiatan responden bersama guru menentukan tema
berita yang akan dibuat tiap-tiap kelompok sudah baik. Hal tersebut diketahui dari
sikap semua anggota kelompok yang tidak canggung mengemukakan
pendapatnya.
Sikap responden saat kegiatan belajar kegiatan responden berlatih menulis
teks berita berdasarkan tema yang telah ditentukan bersama teman satu kelompok
sudah baik. Hal tersebut diketahui dari sikap responden yang sudah mampu
berlatih menulis teks berita berdasarkan tema yang ditentukan.
Sikap responden saat kegiatan responden mengumpulkan hasil
pekerjaannya kepada guru sudah baik. Hal tersebut diketahui dari sebagian besar
responden yang mampu menyelesaikan teks berita sesuai waktu yang diberikan
oleh guru.
172
Sikap responden sudah baik saat akhir kegiatan dimana siswa dan guru
merangkum materi pembelajaran menulis teks berita serta merefleksi
pembelajaran menulis teks berita yang telah dilakukan.. Begitu pula saat guru
memberikan tugas rumah untuk membuat teks berita sederhana yang singkat,
padat, dan jelas dengan sebelumnya mencatat fakta-fakta yang dikumpulkan.
Pertemuan kedua dimulai dengan guru melakukan apersepsi yaitu
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang pernah dipelajarinya
pada hari atau minggu sebelumnya. Pada proses ini responden sudah
berkonsentrasi terhadap situasi yang diciptakan guru. Kondisi ruang kelas yang
nyaman serta kesiapan LCD memudahkan guru saat proses pembelajaran menulis
teks berita berlangsung.
Kegiatan guru memberi ilustrasi teks berita dengan menanyakan mengenai
berita maraknya boy band dan girl band di industri musik Indonesia pada siswa.
Sikap siswa saat kegiatan ini berlangsung mampu aktif menjawab saat guru
menunjuk salah satu siswa. Sikap ini sudah mengarah ke arah perubahan yang
lebih baik.
Sikap siswa sudah merespon baik saat pembelajaran memasuki kegiatan
guru menyampaikan tujuan dan memberikan motivasi kepada siswa. Guru
memulai dengan menanyakan apakah siswa pernah membaca berita di surat kabar
atau majalah.
Sikap siswa terhadap pembelajaran sudah mengalami perubahan signifikan
kearah yang lebih baik. Saat tahap analisis kemajuan kegiatan siswa mengamati
lembar teks berita yang dihasilkannya pada pertemuan pertama berlangsung,
173
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan siswa memperhatikan hasil evaluasi
pertemuan pertama terlihat keantusiasan semua anggota kelompok.
Gambar 37 Aktivitas Responden saat Menulis Teks Berita
Sikap semua anggota kelompok antusias dalam memilih teknik observasi
saat tahap pengulangan proses kegiatan kegiatan responden memilih teknik
pengumpulan fakta berita untuk menggali fakta berita berlangsung.
Sikap merespon pembelajaran dengan positif sudah tampak. Hal tersebut
diketahui saat sebagian anggota kelompok sudah tidak canggung lagi dalam
menerapkan teknik observasi.
Sikap serupa terjadi saat kegiatan selanjutnya yaitu responden
mengumpulkan fakta berita kemudian kembali ke kelas dengan membawa catatan
tersebut sebagai bahan penulisan teks berita. Disamping itu, sikap positif dapat
diketahui dengan adanya anggota kelompok yang merasa nyaman dengan
pembelajaran sehingga menjadikan kondisi belajar menjadi efektif.
174
Sikap sebagian besar anggota kelompok sudah menampakkan respon
positif saat kegiatan menulis teks berita dengan mengacu pada penguatan yang
diberikan oleh guru berdasarkan tema tiap kelompok dan fakta berita yang
diperoleh, dilanjutkan dengan kegiatan responden mengumpulkan hasil
pekerjaannya kepada guru. sikap tersebut dapat diketahui dari sikap responden
yang sudah mampu menulis teks berita sesuai dengan kemampuan diri masing-
masing.
Sikap responden sudah merespon positif kegiatan siswa mendapat evaluasi
dan penguatan berkaitan dengan teks berita yang telah dibuat. Sikap tersebut
diketahui dari sikap hampir seluruh responden yang dengan seksama
memperhatikan evaluasi di lembar kerjanya masing-masing.
Sikap responden yang merespon positif proses pembelajaran berlanjut saat
kegiatan penutup yaitu responden dan guru merangkum pembelajaran menulis
teks berita, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan responden dan dan guru
merefleksi pembelajaran menulis teks berita yang telah dilakukan, serta responden
diberi tugas rumah untuk membuat teks berita dengan sebelumnya mencatat fakta-
fakta yang dikumpulkan.
4.1.2.2 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Hasil perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran terdiri atas analisis
data hasil observasi, lembar jurnal, lembar kuesioner, dan dokumentasi foto.
4.1.2.2.1 Perilaku berkarakter dan berbudaya
175
Perilaku berkarakter dan berbudaya bangsa yang diobservasi adalah (1)
perilaku percaya diri, (2) perilaku demokratis, (3) perilaku berpikir logis, (4)
perilaku tanggung jawab, (5) perilaku mandiri, (6) perilaku disiplin, dan (7)
perilaku santun. Perilaku berkarakter dan berbudaya diketahui dengan melihat
perilaku yang tampak dalam kelompok yang dibentuk oleh siswa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 16 berikut.
Tabel 16 Perilaku Berkarakter dan Berbudaya
No Kelompok Tahapan model
investigasi kelompok
Persentase tiap
kelompok (%)
1 2 3 4 5 6
1 Kelompok 1 √ √ √ √ - √ 83,33
2 Kelompok 2 - √ √ √ - √ 66,67
3 Kelompok 3 √ √ - √ √ √ 83,33
4 Kelompok 4 √ - √ - √ √ 66,67
5 Kelompok 5 √ √ √ - √ √ 83,33
Jumlah 4 4 4 3 3 5
Keterangan :
1) Situasi bermasalah (berpikir logis dan tanggung jawab)
2) Siswa melakukan eksplorasi (demokratis, berpikir logis dan tanggung
jawab)
3) Perumusan tugas-tugas belajar (demokratis, berpikir logis, dan santun)
4) Kegiatan belajar individual dan kelompok (berpikir logis, mandiri, dan
disiplin)
176
5) Analisis kemajuan proses penelitian kelompok (berpikir logis, dan
tanggung jawab)
6) Pengulangan proses kegiatan (percaya diri, mandiri, dan disiplin)
Perilaku berkarakter dan berbudaya :
(1) Percaya diri : siswa menunjukkan sikap yakin akan kemampuan diri
sendiri saat mengumpulkan fakta berita bersama kelompok;
(2) Demokratis : siswa memahami keberagaman agama, budaya, dan
golongan sosial serta perbedaan pendapat dalam lingkup kelompok;
(3) Berpikir logis: mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan
sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
(4) Tanggung jawab: memiliki kemampuan untuk berkarya baik individual
maupun kelompok;
(5) Mandiri: menunjukkan sikap tidak bergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas;
(6) Disiplin : mematuhi aturan sosial yang berlaku dalam kelompok
maupun kelas;
(7) Santun : berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.
4.1.2.2.1.1 Perilaku Percaya Diri
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 1 sudah nampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan. Perilaku tersebut dapat dilihat dari sikap dan respon
anggota kelompok 1 yang dengan lantang memilih teknik pengumpulan data
dengan teknik observasi. Hal ini menunjukkan responden bersemangat mengikuti
proses mengumpulkan fakta dan data berita.
177
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 2 yang lantang menyuarakan pendapat saat memilih teknik
pengumpulan data dengan teknik observasi. Hal ini menunjukkan siswa
bersemangat mengikuti proses mengumpulkan fakta berita. Perilaku ini
menunjukkan perubahan perilaku kearah positif.
Gambar 38 Perilaku Percaya Diri Responden Nomor 25
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 3 yang dengan lantang menyuarakan pendapatnya saat memilih teknik
pengumpulan data dengan teknik observasi. Perilaku tersebut menunjukkan siswa
bersemangat mengikuti proses pengumpulan fakta berita.
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 4 yang dengan suara lantang menyatakan pendapatnya saat
memilih teknik pengumpulan data dengan teknik observasi. Perilaku tersebut
menunjukkan siswa bersemangat mengikuti proses pengumpulan fakta berita.
178
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 5 saat proses pemilihan fakta berita dengan teknik observasi. Anggota
kelompok 5 dengan sikap percaya diri memilih teknik observasi. Perubahan
perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 5 ke arah
positif.
4.1.2.2.1.2 Perilaku Demokratis
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku ini didasarkan pada perilaku anggota kelompok 1
yang mampu berdiskusi secara efektif dengan teman satu kelompok. Perilaku
anggota kelompok 1 saat pembelajaran menulis teks berita siklus I masih
mempunyai pendapat sendiri saat berdiskusi menganalisis teks berita sudah tidak
ada pada pembelajaran siklus II. Semua anggota kelompok 1 sudah mulai
menghargai pendapat tiap anggota sehingga diskusi yang efektif tercipta. Perilaku
ini menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 1 kearah positif.
Perilaku demokratis sudah tampak pada anggota kelompok 1 saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap
anggota kelompok 1 saat berdiskusi yang menunjukkan perubahan dalam
mengemukakan maupun mendengar pendapat antar teman satu kelompok saat
berdiskusi mengenai aspek penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar,
ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan. Perilaku
tersebut menunjukkan perubahan perilaku kearah positif.
179
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 2 belum tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 2
terhadap teman satu kelompok saat menganalisis teks berita. Tiap responden
belum dapat menghargai pendapat antar anggota kelompok sehingga siswa yang
mempunyai pengetahuan lebih mengenai teks berita terlihat menguasai jalannya
diskusi. Perilaku tersebut segera dievaluasi oleh guru dengan memberikan
motivasi pada anggota kelompok 2 agar saling menghargai pendapat teman satu
kelompok.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar. Perilaku ini dapat diketahui dari sikap anggota kelompok
2 terhadap instruksi yang diberikan oleh guru. Instruksi tersebut mengisyaratkan
siswa agar berdiskusi mengenai aspek penggunaan ejaan dan tanda baca yang
benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
Perilaku anggota kelompok 2 saat berdiskusi mampu efektif saat mengemukakan
maupun mendengar pendapat dari teman satu kelompok. Perilaku ini
menunjukkan perubahan tingkah laku siswa kearah positif.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 3
yang mampu berdiskusi secara efektif dengan teman satu kelompok. Meskipun
masih ada perbedaan pendapat dari anggota kelompok 3, namun, anggota
kelompok 3 mampu menghargai perbedaan pendapat tersebut. Perilaku ini
menunjukkan perubahan perilaku ke arah positif.
180
Gambar 39 Perilaku Demokratis Responden Nomor 9
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar. Perilaku ini dapat diketahui dari sikap anggota kelompok
3 terhadap instruksi yang diberikan oleh guru. Instruksi tersebut mengisyaratkan
siswa agar berdiskusi mengenai aspek penggunaan ejaan dan tanda baca yang
benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
Perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku ke arah positif.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap siswa yang mampu
berdiskusi secara efektif dengan teman satu kelompok. Perbedaan pendapat
seperti yang terjadi pada pembelajaran menulis teks berita siklus I sudah tidak
terjadi pada pembelajaran menulis teks berita siklus II. Perilaku tersebut
menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 4 ke arah positif.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 4 terhadap instruksi yang diberikan oleh guru. Instruksi tersebut
mengisyaratkan seluruh siswa agar berdiskusi mengenai aspek penggunaan ejaan
181
dan tanda baca yang benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan
kerapian tulisan. Perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok
4 ke arah positif.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5
yang mampu berdiskusi secara efektif dengan teman satu kelompok. Perbedaan
pendapat seperti yang terjadi pada pembelajaran menulis teks berita siklus I sudah
tidak terjadi pada pembelajaran teks berita siklus II. Perilaku tersebut
menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 5 ke arah positif.
Perilaku demokratis sudah tampak pada anggota kelompok 5 saat tahap
perumusan tugas belajar. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok
4 terhadap instruksi yang diberikan oleh guru. Instruksi tersebut mengisyaratkan
siswa agar berdiskusi mengenai aspek penggunaan ejaan dan tanda baca yang
benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
Perilaku ini menunjukkan perubahan prilaku anggota kelompok 5 ke arah positif.
4.1.2.2.1.3 Perilaku Berpikir Logis
Kelompok 1 pada tahap situasi bermasalah mampu menampakkan perilaku
berpikir logis. Perilaku ini dilihat dari respon anggota kelompok yang langsung
membaca teks berita sesaat setelah menerima lembar kegiatan siswa berupa teks
berita yang telah disiapkan oleh guru. Sikap ini muncul setelah responden
182
mendapatkan evaluasi dan penguatan dari guru berdasarkan pembelajaran menulis
teks berita pada siklus I.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari anggota kelompok 1
yang langsung berdiskusi sesaat setelah guru menanyakan mengenai unsur berita
dalam teks berita. Siswa dengan lantang menyebutkan unsur-unsur yang mereka
tahu, begitupun dengan anggota kelompok 1 yang dengan semangat menyebutkan
unsur-unsur berita. Perilaku tersebut harus dipertahankan dan ditingkatkan selama
proses pembelajaran menulis teks berita.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap
anggota kelompok 1 yang mampu merumuskan hasil pengamatan berdasarkan
diskusi antar anggota kelompok mengenai penggunaan ejaan dan tanda baca yang
benar, penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
Perilaku berpikir logis sudah tampak pada anggota kelompok 1 saat tahap
kegiatan belajar. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 1 yang
langsung mempersiapkan alat tulis, kemudian, disusul dengan mengambil lembar
kerja yang telah dibagikan di meja tiap-tiap kelompok. Anggota kelompok 1
mulai menulis teks berita dengan antusias. Sikap tersebut disebabkan oleh anggota
kelompok 1 yang berkumpul bersama taman satu kelompok, sehingga hal tersebut
memotivasi anggota kelompok 1 untuk menulis teks berita dengan baik.
183
Gambar 40 Perilaku Berpikir Logis Responden Nomor 30
Perilaku berpikir logis sudah tampak pada anggota kelompok 1 saat tahap
analisis kemajuan. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 1 saat
memperhatikan evaluasi yang diberikan guru pada lembar kerja dengan seksama.
Perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku siswa kearah positif.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
situasi bermasalah berlangsung. Perilaku tersebut dapat dilihat dari sikap anggota
kelompok 2 yang sudah mampu untuk memperhatikan instruksi guru untuk
memperhatikan teks berita yang telah dipersiapkan oleh guru, sehingga
menjadikan penilaian perilaku berpikir logis dalam kegiatan ini berkategori baik.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Hal ini diketahui dari sikap anggota kelompok 2 saat
bersama-sama menganalisis teks berita. Anggota kelompok 2 sudah mampu
menganalisis teks berita sesuai pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya,
sehingga membuat penilaian perilaku berpikir logis menjadi maksimal.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku ini diketahui dari sikap anggota
184
kelompok 2 saat berdiskusi menentukan penggunaan ejaan dan tanda baca yang
benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan
dalam lembar kegiatan yang dibagikan oleh guru.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 2 saat menulis teks berita sederhana dengan memanfaatkan
pengetahuan yang telah didapatnya.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
analisis kemajuan. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 2
yang langsung memperhatikan lembar kerja teks berita yang telah diberikan
penilaian oleh guru. Anggota kelompok 2 mulai mencari kesalahan-kesalahan
yang didapatnya saat menulis teks berita pertemuan pertama dilaksanakan.
Kelompok 3 sudah mampu menampakkan perilaku berpikir logis saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 3 yang langsung membaca teks berita sesaat setelah menerima
lembar kegiatan siswa berupa teks berita yang dibagikan oleh guru. Perilaku ini
muncul disebabkan siswa yang telah mendapatkan evaluasi dan penguatan dari
guru berdasarkan peristiwa pada pembelajaran menulis teks berita siklus I.
Perilaku berpikir logis pada pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 3 yang langsung berdiskusi secara klasikal sesaat setelah guru
menanyakan mengenai unsur berita dalam teks berita. Kemudian, anggota
kelompok 3 dengan lantang menyebutkan unsur-unsur yang mereka tahu.
185
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 3 belum tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 3 saat merumuskan hasil pengamatan serta diskusi mengenai
penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian tulisan. Terlihat sebagian anggota kelompok 3 belum dapat
merumuskan hasil pengamatan karena masih terlihat sikap anggota kelompok 3
yang bertanya pada teman satu kelompoknya.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar. Perilaku tersebut dapat diamati dengan melihat sikap anggota
kelompok 3 saat guru memberikan instruksi agar siswa menulis teks berita
sederhana berdasarkan pengetahuan yang telah didapatnya dari awal proses
pembelajaran. Anggota kelompok 3 langsung mempersiapkan alat tulis yang
disusul dengan mengambil lembar kerja yang telah dibagikan di meja tiap-tiap
kelompok. Anggota kelompok 3 terlihat menulis teks berita dengan antusias.
Sikap tersebut disebabkan anggota kelompok 3 berkumpul bersama kelompoknya,
sehingga termotivasi untuk menulis teks berita dengan singkat, padat, dan jelas.
Perilaku berpikir logis sudah tampak pada anggota kelompok 3 saat tahap
analisis kemajuan. Perilaku tersebut dapat dilihat dari sikap anggota kelompok 3
yang menunjukkan keantusiasan saat memperhatikan evaluasi yang diberikan
guru pada lembar kerja yang dihasilkannya pada pertemuan pertama.
Anggota kelompok 4 sudah mampu menampakkan perilaku berpikir logis
saat tahap situasi bermasalah. Perilaku tersebut diketahu dari sikap anggota
kelompok 4 yang langsung membaca teks berita sesaat setelah menerima lembar
186
kegiatan siswa berupa teks berita yang dibagikan oleh guru. Perilaku tersebut
menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 4 ke arah positif.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari respon anggota kelompok
4 yang mampu menganalisis teks berita sesuai instruksi yang diberikan oleh guru.
Perilaku berpikir logis pada kelompok 4 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 4 yang mampu berdiskusi menentukan penggunaan ejaan dan
tanda baca yang benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan
kerapian tulisan. Anggota kelompok 4 mampu berdiskusi secara efektif sehingga
penilaian perilaku berpikir logis dalam kategori baik. Perubahan perilaku ini
menunjukkan perubahan perilaku siswa ke arah positif.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 4 saat guru memberikan instruksi agar siswa menulis teks berita
sederhana dengan memanfaatkan pengetahuan yang telah didapatnya dari awal
proses pembelajaran. Anggota kelompok 4 terlihat antusias mengambil lembar
kerja yang telah dibagikan di meja tiap-tiap kelompok. Anggota kelompok 4
kemudian mulai menulis teks berita dengan antusias. Tersebut disebabkan anggota
kelompok 4 yang berkumpul bersama kelompoknya, sehingga termotivasi untuk
menulis teks berita dengan singkat, padat, dan jelas.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
analisis kemajuan berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
187
kelompok 4 yang langsung memperhatikan lembar kerja miliknya yang telah
diberikan penilaian oleh guru. Anggota kelompok 4 mulai mencari kesalahan-
kesalahan yang didapatnya saat menulis teks berita pertemuan pertama
dilaksanakan.
Anggota kelompok 5 sudah mampu menunjukkan perilaku berpikir logis
saat tahap situasi bermasalah. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 5 yang langsung membaca teks berita sesaat setelah menerima lembar
kegiatan siswa teks berita yang dibagikan oleh guru. perilaku tersebut merupakan
perbaikan setelah anggota kelompok 5 mendapatkan evaluasi dan penguatan dari
guru berdasarkan peristiwa yang terjadi pada pembelajaran menulis teks berita
siklus I.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5
yang mampu berdiskusi secara klasikal sesaat setelah guru menanyakan mengenai
unsur berita dalam teks berita. anggota kelompok 5 dengan suara lantang
menyebutkan unsur-unsur yang mereka tahu.
Perilaku berpikir logis pada kelompok 5 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 5 yang sudah mampu berdiskusi menentukan penggunaan
ejaan dan tanda baca yang benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat,
dan kerapian tulisan dari lembar kegiatan yang mereka analisis. Perubahan
perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 5 ke arah
positif.
188
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5 saat
guru memberikan instruksi agar siswa menulis teks berita sederhana dengan
memanfaatkan pengetahuan yang telah didapatnya dari awal proses pembelajaran.
Anggota kelompok 5 dengan antusias mengambil lembar kerja yang telah
dibagikan di meja tiap-tiap kelompok, kemudian mulai menulis teks berita dengan
antusias. Perilaku tersebut tampak disebabkan anggota kelompok 5 berkumpul
bersama kelompoknya, sehingga termotivasi untuk menulis teks berita dengan
singkat, padat, dan jelas.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
analisis kemajuan. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5
yang antusias memperhatikan evaluasi yang diberikan guru pada lembar kerja
yang dihasilkannya pada pertemuan pertama.
4.1.2.2.1.4 Perilaku Tanggung Jawab
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Perilaku ini diketahui dari sikap anggota
kelompok 1 yang mampu mengikuti instruksi guru untuk memperhatikan teks
berita. Anggota kelompok 1 dengan antusias segera memperhatikan teks berita
yang dibagikan sesaat setelah menerima teks berita. Perilaku ini menunjukkan
perubahan perilaku kearah yang positif.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 1 yang mampu bertanggung jawab terhadap instruksi yang diberikan
189
oleh guru untuk berdiskusi. Perilaku tersebut sudah muncul secara klasikal. Hal
tersebut menunjukkan perubahan perilaku kearah positif.
Gambar 41 Perilaku Tanggung Jawab Responden Nomor 24
Perilaku tanggung jawab anggota kelompok 1 belum tampak saat tahap
analisis kemajuan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap
anggota kelompok 1 saat lembar kerja dibagikan. Saat lembar kerja dibagikan,
anggota kelompok 1 langsung meletakkannya pada meja tanpa mencatat
kesalahan yang akan dijadikan evaluasi pada proses penulisan selanjutnya. Guru
kemudian memberikan instruksi kepada anggota kelompok 1 agar mencatat hal-
hal yang menjadi evaluasi. Instruksi tersebut cukup efektif membuat siswa
mencatat kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada pembelajaran menulis teks
berita pertemuan 1 siklus II.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap dan
respon anggota kelompok 2 saat memperhatikan teks berita yang dibagikan oleh
guru. Siswa mampu berkonsentrasi dengan baik serta memperhatikan teks berita
dengan baik. Perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku kearah positif.
190
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 2 mengajukan pertanyaan dan mengajak responden untuk berdiskusi.
Anggota kelompok 2 sudah mampu memberikan respon positif dengan menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru. perilaku tersebut menunjukkan perubahan
perilaku siswa kearah positif.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat
tahap analisis kemajuan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui
dari sikap anggota kelompok 2 saat diberikan instruksi untuk menulis teks berita
sesuai dengan pengetahuaan dan keterampilan menulis yang dimilikinya.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Perilaku ini diketahui dari sikap anggota
kelompok 3 yang mampu mengikuti instruksi guru untuk memperhatikan teks
berita. Anggota kelompok 3 menunjukkan sikap antusias memperhatikan teks
berita yang dibagikan oleh guru sehingga penilaian perilaku tanggung jawab
dalam tahap ini sudah dalam kategori baik.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Perilaku ini dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 3 saat berdiskusi menentukan unsur berita teks berita berdasarkan
lembar kegiatan siswa yang telah disediakan. Perilaku ini menunjukkan perubahan
perilaku ke arah positif.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat
tahap analisis kemajuan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui
191
dari sikap anggota kelompok 3 yang langsung mencari letak kesalahan dan
kemudian mencatat kesalahan-kesalahan tersebut dalam buku catatan miliknya.
Perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 3 ke arah
positif.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 4 belum tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 4 yang tidak mengikuti instruksi guru untuk memperhatikan
teks berita. Sebagian anggota kelompok 4 terlihat mengobrol dengan teman satu
kelompoknya sehingga penilaian perilaku tanggung jawab dalam kegiatan ini
kurang optimal. Guru memberikan instruksi khusus pada anggota kelompok 4
agar kembali fokus memperhatikan teks berita karena proses ini merupakan proses
awal menuju proses menganalisis teks berita. Cara tersebut terbukti efektif
membuat siswa fokus kembali pada proses pembelajaran.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 4 belum tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 4 saat berdiskusi menentukan unsur berita teks berita berdasarkan
lembar kegiatan siswa yang telah disediakan. Anggota kelompok 4 belum mampu
menunjukkan perilaku tanggung jawab. Guru memberikan instruksi khusus
dengan memberi penguatan pada anggota kelompok 4. Cara tersebut efektif untuk
membuat siswa fokus kembali pada proses pembelajaran.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat
tahap analisis kemajuan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui
dari sikap anggota kelompok 4 terhadap lembar kerja yang dibagikan, anggota
192
kelompok 4 terlihat langsung mencatat kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada
pertemuan pertama.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 5 yang mampu mengikuti instruksi guru untuk memperhatikan
teks berita. Perubahan perilaku tersebut merupakan perubahan perilaku anggota
kelompok 5 ke arah positif.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat
tahap ini berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5
saat berdiskusi menentukan unsur berita teks berita berdasarkan lembar kegiatan
siswa yang telah disediakan. Perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku
anggota kelompok 5 kearah positif.
Perilaku tanggung jawab pada kelompok 5 sudah tampak saat tahap
analisis kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 5 yang antusias memperhatikan saat guru membagikan lembar
kerja yang telah siswa buat pada pembelajaran menulis teks berita pertemuan
pertama.
4.1.2.2.1.5 Perilaku Mandiri
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 1 yang mampu menulis teks berita dengan pengetahuan dan
193
keterampilan yang dimiliki serta sudah tidak ditemukannya siswa yang meminta
bantuan teman menjadi tolok ukur perubahan perilaku mandiri kearah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 1 yang mampu menulis teks berita dengan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki. Perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku ke
arah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap ini
berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 2 yang
terlihat tidak saling bertanya jawab dengan teman satu kelompoknya perihal
penulisan teks berita. Perubahan perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku
kearah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 3 sudah nampak saat tahap ini
berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 3 yang
mampu menulis teks berita dengan pengetahuan dan keterampilannya sendiri.
Kemudian, saat peneliti mengobservasi anggota kelompok 3 diketahui bahawa
sudah tidak anggota kelompok 3 yang meminta bantuan teman saat proses
penulisan teks berita berlangsung. Perubahan perilaku ini menunjukkan perubahan
perilaku anggota kelompok 3 ke arah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar indonesia berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 4 yang terlihat sudah mampu menulis teks berita sehingga
194
perubahan perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 4 ke
arah positif.
Gambar 42 Perilaku Mandiri Responden Nomor 20
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap ini
berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 4 yang
terlihat sudah mampu menulis teks berita sehingga perubahan perilaku ini
menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 4 ke arah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap ini
berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5 yang
mampu menulis teks berita dengan pengetahuan dan keterampilannya sendiri.
Perubahan perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok
5 kearah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 4 sudah nampak saat tahap
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 5 yang mampu menulis teks berita dengan pengetahuan dan
keterampilannya sendiri. Kemudian, saat peneliti mengobservasi anggota
kelompok 5 diketahui bahawa sudah tidak anggota kelompok 5 yang meminta
195
bantuan teman saat proses penulisan teks berita berlangsung. Perubahan perilaku
ini menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 6 ke arah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
kemudian berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5
yang mampu menulis teks berita tanpa bertanya dengan teman satu kelompoknya.
perubahan perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok
5 ke arah positif.
4.1.2.2.1.6 Perilaku Disiplin
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 1 yang langsung mengumpulkan hasil penulisan teks berita tanpa
melihat hasil penulisan teman satu kelompoknya. Perubahan perilaku ini
menunjukkan perubahan perilaku siswa kearah positif.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
responden mampu memanfaatkan waktu secara optimal dalam proses pencarian
fakta berita. Perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku ke arah positif.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 2 yang langsung mengumpulkan hasil pekerjaannya tanpa melihat hasil
pekerjaan teman satu kelompoknya. Perubahan perilaku ini menunjukkan
perubahan perilaku ke arah positif.
196
Gambar 43 Perilaku Disiplin Responden Nomor 10
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari
sikap anggota kelompok 2 yang mampu memanfaatkan waktu secara optimal
untuk mencari fakta berita.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 3 yang langsung mengumpulkan hasil pekerjaannya tanpa melihat hasil
pekerjaan teman satu kelompoknya. Perubahan perilaku ini menunjukkan
perubahan perilaku anggota kelompok 3 ke arah positif.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari
sikap anggota kelompok 3 yang mampu memanfaatkan waktu secara optimal
dalam mencari fakta berita. Perubahan perilaku ini menunjukkan perubahan
perilaku anggota kelompok 3 ke arah positif.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
197
kelompok 4 yang langsung mengumpulkan hasil pekerjaannya tanpa melihat hasil
pekerjaan milik teman satu kelompoknya.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 4 yang mampu memanfaatkan waktu secara optimal untuk
mencari fakta berita. Anggota kelompok 4 mampu memaksimalkan waktu
sehingga penilaian pada perilaku disiplin dalam kategori baik. Perubahan perilaku
ini menunjukkan perubahan perilaku siswa kearah positif.
Perilaku disiplin pada kelompok 5 sudah tampak saat tahap kegiatan
belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5
yang langsung mengumpulkan hasil pekerjaannya tanpa melihat hasil pekerjaan
milik teman satu kelompoknya.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari
sikap anggota kelompok 5 yang mampu memanfaatkan waktu secara optimal
untuk mencari fakta berita. Perubahan perilaku tersebut menunjukkan perubahan
perilaku anggota kelompok 5 ke arah positif.
4.1.2.2.1.7 Perilaku Santun
Perilaku santun pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku anggota kelompok 1 pada saar
pembelajaran menulis teks berita siklus I belum dapat mengungkapkan
pendapatnya dalam bahasa yang baik, sekarang sudah menunjukkan perubahan ke
arah positif. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 1 saat proses
198
diskusi untuk merumuskan hasil pengamatan dan diskusi mengenai penggunaan
ejaan dan tanda baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan
kerapian tulisan.
Perilaku santun pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Anggota kelompok 2 yang pada
pembelajaran siklus I belum dapat mengungkapkan pendapatnya dalam bahasa
yang baik, namun pada pembelajaran kali ini sudah mampu memperbaiki
sikapnya. Perubahan perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku ke arah positif.
Perilaku santun pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Anggota kelompok 3 yang sebelumnya
belum dapat mengungkapkan pendapatnya dalam bahasa yang baik, namun,
sekarang anggota kelompok 3 sudah dapat memperbaiki sikapnya. Perubahan
perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 3 ke arah positif.
Perilaku santun pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Anggota kelompok 4 yang pada
pembelajaran menulis siklus I belum dapat mengungkapkan pendapatnya dalam
bahasa yang baik, namun, pada pembelajaran menulis teks berita siklus II sudah
dapat memperbaiki sikapnya. Perubahan perilaku tersebut menunjukkan
perubahan perilaku anggota kelompok 4 ke arah positif.
Perilaku santun pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
perumusan tahap belajar berlangsung. Anggota kelompok 5 yang pada
pembelajaran menulis teks berita siklus I belum dapat mengungkapkan
pendapatnya dalam bahasa yang baik, namun, pada pembelajaran menulis teks
199
berita siklus II ini sudah mampu memperbaiki sikapnya. Perubahan perilaku ini
menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 5 ke arah positif.
4.1.2.2.2 Hasil Jurnal
Salah satu instrumen yang digunakan untuk menjaring data nontes dalam
penelitian ini adalah jurnal. Jurnal digunakan untuk mendapatkan data tentang
respon siswa sebagai subjek penelitian selama proses pembelajaran. Jurnal dibuat
menjadi dua macam yaitu jurnal guru dan jurnal siswa. jurnal guru diisi oleh guru,
sedangkan jurnal siswa diisi oleh siswa. jurnal guru berisi lima buah pertanyaan
yang diisi oleh guru tentang uraian pendapat dan seluruh kejadian yang muncul
yang dilihat dan dirasakan oleh guru selama proses kegiatan pembelajaran
menulis teks berita berlangsung. Jurnal siswa berisi pendapat dan tanggapan siswa
terhadap pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Pertanyaan yang
ada dalam jurnal siswa berjumlah 5 pertanyaan yang semuanya harus dijawab oleh
siswa.
4.1.2.2.2.1 Jurnal Guru
Jurnal guru berisi segala hal yang dirasakan guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Jurnal guru ditulis setelah pembelajaran berlangsung.
Aspek-aspek pengamatan yang ada dalam jurnal guru, yaitu (1) bagaimana
kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya; (2)
bagaimana respon siswa terhadap hasil pemilihan topik atau tema yang dilakukan
200
secara berkelompok; (3) bagaimana keaktifan siswa saat melakukan pengumpulan
fakta berita di lapangan; (4) bagaimana perilaku siswa saat melakukan
pengumpulan berita dan menulis teks berita dengan kelompoknya; dan (5) apa
sajakah peristiwa yang muncul saat pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya.
Berdasarkan jurnal guru dapat diungkap bahwa siswa memberi respon dan
tanggapan yang positif terhadap pembelajaran. Guru menilai siswa sudah siap
dengan sikap aktif untuk dapat berkonsentrasi penuh pada pembelajaran. Siswa
pada siklus II ini terlihat bersemangat diawal pembelajaran. Beberapa siswa yang
melamun dan tidak fokus pada pembelajaran pada siklus I sudah tidak
menunjukkan sikap yang demikian. Hal tersebut dikarenakan sudah dilakukan
perbaikan dengan melihat refleksi pada siklus I. Guru memberi perilaku khusus
dengan memberi motivasi dan semangat terhadap siswa yang mempunyai perilaku
negatif, dengan cara tersebut terbukti efektif untuk dapat mengubah perilaku siswa
yang masih negatif pada saat siklus I menuju ke arah positif. Kondisi kelas yang
nyaman dan sejuk membuat siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Guru
memberikan ilustrasi pada siswa dengan tujuan memberikan apersepsi serta
menyiapkan pemahaman siswa mengenai materi teks berita yang telah dilakukan
pada siklus I. Cara ini terbukti efektif untuk memfokuskan perhatian siswa pada
pembelajaran.
Keaktifan siswa saat melakukan kegiatan menganalisis teks berita yang
diberikan oleh guru sudah baik. Respon siswa saat menentukan topik atau tema
201
berita dengan cara musyawarah anggota kelompok juga berjalan baik. Guru
menilai siswa sudah mampu menyampaikan idenya masing-masing. Dengan cara
penyampaian secara santun serta adanya sikap menghargai pendapat antar anggota
kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain menjadikan musyawarah
kelompok ini berjalan efeltif. Keaktifan siswa saat melakukan pengumpulan fakta
berita di lapangan tergolong cukup baik. Kelompok yang pada siklus I masih
belum dapat efektif karena masih bingung dan canggung, pada siklus II ini sudah
menunjukkan kemajuan yang positif. Hal tersebut diungkap guru yang
menyatakan bahwa siswa sudah mampu melakukan pengumpulan fakta berita di
lapangan dengan teknik observasi langsung dan hal tersebut menjadi efektif
dikarenakan siswa melihat, merasakan dan mendengar sendiri fakta yang terjadi di
lapangan. Siswa sudah mampu menuliskan fakta berita sesuai kejadian yang
terjadi walaupun masih dalam bantuk yang sederhana dan dalam keadaan acak.
Secara keseluruhan, suasana kelas pada saat siklus II cukup baik. Sudah
tidak ada perilaku negatif dari siswa seperti yang terjadi pada siklus I, hal tersebut
dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan
oleh guru. Walau yang mengajar materi menulis teks berita adalah peneliti bukan
guru bahasa Indonesia kelas VIII, namun, siswa menganggap hal tersebut
merupakan variasi yang menyenangkan. Hal tersebut juga didukung oleh peneliti
yang pada pembelajaran siklus I telah mengajar sehingga siswa tetap merasa
nyaman dan tetap fokus pada pembelajaran. Pada saat awal pembelajaran siklus I,
masih ditemukan siswa yang sulit dikendalikan dan cenderung ramai sendiri,
namun, setelah diberikan perbaikan dengan pemberian motivasi serta pemahaman
202
oleh guru maka perilaku tersebut perlahan mulai hilang pada siklus II. Guru tetap
memberi pertanyaan pada siswa yang dirasa tidak fokus pada pembelajaran, selain
itu, guru sesekali mengajak berdiskusi siswa sehingga cara tersebut efektif dalam
menjaga tingkat konsentrasi siswa.
Pada saat menulis teks berita, siswa sudah mampu merangkai kata, kalimat
serta paragraf teks berita sehingga teks yang dihasilkan memenuhi unsur
adiksimba dan sesuai struktur teks berita yang benar. Sikap yang muncul pada saat
pembelajaran menulis teks berita siklus II ini adalah sikap bertanggung jawab saat
pengumpulan teks berita dan mampu berpikir logis dalam merangkai kata menjadi
sebuah teks berita yangg singkat, padat, dan jelas. Peristiwa yang muncul pada
saat siklus I berlangsung adalah siswa sudah mampu bertanggung jawab dalam
menganalisis teks berita kemudian mampu percaya diri dan disiplin saat proses
pengumpulan teks berita. Sikap berpikir logis serta santun dalam presentasi hasil
kerja kelompok dan proses penulisan teks berita juga muncul dalam pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya siklus II.
4.1.2.2.2.2 Jurnal Siswa
Jurnal siswa merupakan lembar pertanyaan yang harus diisi oleh siswa
setelah pembelajaran menulis teks berita dengan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya. Tujuan diadakannya jurnal siswa adalah
untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada saat proses belajar mengajar
berlangsung untuk mengungkap kesulitan yang dialami siswa. Pada saat
pembagian jurnal siswa, terlihat siswa tampak antusias ingin segera mengisi jurnal
203
tersebut. Setelah semua siswa mendapatkan jurnal siswa bagiannya, siswa
diinstruksikan untuk memahami pertanyaan dan kemudian menjawabnya.
Pertanyaan yang ada dalam jurnal siswa berjumlah 5 pertanyaan yang semuanya
harus dijawab oleh siswa. Pertanyaan yang ada dalam jurnal siswa yaitu, (1)
bagaimana perasaan kamu setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita
melalui model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya
yang telah dilakukan; (2) apa kesulitan yang kamu hadapi saat pembelajaran
menulis teks berita melalui model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya yang telah dilakukan; (3) bagaimana tanggapan kamu dengan
model pembelajaran yang digunakan guru; (4) bagaimana pendapat kamu
terhadap cara mengajar guru; dan (5) apa saran yang ingin kamu sampaikan
terhadap pembelajaran menulis teks berita melalui model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya.
Berdasarkan jurnal siswa pada siklus II dapat diungkap bahwa untuk
jawaban dari pertanyaan pertama menghasilkan jawaban yang diberikan siswa
bermacam-macam. Ada yang menyatakan senang, cukup senang, asyik, dan seru
serta tidak membosankan. Siswa merasa senang mengikuti pembelajaran menulis
teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya dikarenakan belajar menulis teks berita dengan menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dapat
menambah wawasan serta membuat siswa cepat mengerti. Ada juga yang
berpendapat dapat menambah pengalaman. Siswa juga menyatakan materi yang
disampaikan mudah dihafal. Hasil tersebut diperoleh dari pendapat siswa yang
204
tertulis pada jurnal siswa. Kutipan jurnal siswa dari responden nomor 22 dapat
dilihat pada gambar 44 berikut.
Gambar 44 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 22
Dari kutipan jurnal siswa responden nomor 22 diatas, dapat dilihat bahwa
penerapan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya
pada pembelajaran menulis teks berita membuat siswa lebih memahami mengenai
materi yang disampaikan oleh guru.
Untuk jawaban dari pertanyaan kedua menghasilkan jawaban yang
berbeda-beda. Ada yang menyatakan tidak ada kesulitan karena materi dan
instruksi yang disampaikan sudah jelas. Ada juga yang menyatakan kesulitan saat
menganalisis unsur berita, namun tidak menyertakan alasannya. Ada yang
menyatakan masih merasa kesulitan karena pada saat proses pembelajaran
terkesan terburu-buru, namun tidak menyebutkan bagian dari proses pembelajaran
mana yang dianggap terburu-buru. Ada pula yang menyatakan kesulitan didapat
pada saat menganalisis teks berita karena ada perbedaan pendapat dalam
kelompok. Kutipan jurnal siswa responden nomor 21 dapat dilihat pada gambar
45 berikut.
205
Gambar 45 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 21
Dari kutipan jurnal siswa responden nomor 21 diatas, dapat dilihat bahwa
masih ada sebagian kecil siswa yang merasa kesulitan karena dalam kelompok
masih ada perbedaan pendapat saat proses menganalisis.
Untuk jawaban dari pertanyaan ketiga menghasilkan jawaban yang
bermacam-macam. Ada yang menyatakan menyenangkan. Hal ini dikarenakan
proses diskusi mampu berjalan dengan baik. Ada yang menyatakan baik sebab
dapat memancing keantusiasan siswa sehingga siswa tidak akan bosan dengan
pembelajaran menulis teks berita. Ada responden yang menyatakan seru dan
menciptakan kekompakan antar anggota kelompok. Kutipan lambar kuesioner
responden no 16 dapat dilihat pada gambar 46 berikut.
Gambar 46 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 16
Dari kutipan jurnal siswa responden nomor 16 diatas, dapat dilihat bahwa
responden nomor 16 senang dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh
206
guru dan model pembelajaran tersebut mampu memunculkan kekompakan antar
anggota kelompoknya. Hal tersebut dapat tercapai karena adanya sikap
demokratis antar anggota sehingga komunikasi dalam kelompok akan terjalin
dengan baik.
Untuk jawaban dari pertanyaan keempat menghasilkan jawaban yang
bermacam-macam. Sebagian besarsiswa menyatakan bahwa cara guru dalam
proses pembelajaran sudah baik dan memudahkan siswa dalam memahami materi.
Ada yang menyatakan bahwa pembelajarn yang telah berlangsung masih terlalu
serius dan kurang dalam memberi intermezzo. Kutipan jurnal siswa responden
nomor 23 dapat dilihat pada gambar 47 berikut.
Gambar 47 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 23
Dari jurnal siswa responden nomor 23 diatas, dapat dilihat bahwa
responden nomor 23 menginginkan lebih banyak intermezzo dalam pembelajaran
menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya.
Untuk jawaban dari pertanyaan kelima menghasilkan jawaban yang
bermacam-macam. Sebagian besar siswa yang menyatakan bahwa pembelajaran
sudah baik sehingga tidak ada saran untuk pembelajaran menulis teks berita
dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
207
dan budaya. Ada siswa yang memberikan saran agar pembelajaran dapat diselingi
dengan permainan sehingga ada jeda waktu untuk dilakukan permainan dalam
pembelajaran menulis teks berita dimana siswa dapat rileks sejenak. Responden
nomor 30 memberikan saran agar semua proses pembelajaran Bahasa Indonesia
menggunakan model investigasi kelompok disebabkan model investigasi
kelompok lebih banyak belajar bersama kelompok sehingga tercipta situasi yang
nyaman. Kutipan jurnal siswa responden nomor 30 dapat dilihat pada gambar 48
berikut.
Gambar 48 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 30
Dari kutipan jurnal siswa responden nomor 30 diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya sudah baik dan
siswa menginginkan agar penerapan model investigasi kelompok ini bukan hanya
sekadar pada materi menulis teks berita, namun, juga dapat diterapkan untuk
materi bahasa Indonesia yang lainnya.
Pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus II telah
dilaksanakan dengan baik. Ini tidak lepas dari fasilitas yang dimiliki sekolah.
208
Dalam hal ini penggunaan LCD di dalam proses pembelajaran dirasakan sangat
membantu guru dan peneliti dalam menyampaikan materi menulis teks berita.
4.1.2.2.3 Hasil Kuesioner
Pada siklus I, peneliti juga menggunakan lembar kuesioner untuk
memperoleh data nontes. Pengisian lembar kuesioner dilakukan oleh 6 orang
siswa yaitu 2 siswa yang mendapatkan nilai tes yang tinggi, 2 orang yang
mendapatkan nilai tes yang sedang dan 2 orang yang mendapatkan nilai tes yang
rendah. Hal ini berdasarkan nilai tes pada tahap siklus dan berdasarkan observasi
yang dilakukan guru selama pembelajaran. Pengisian lembar kuesioner dilakukan
untuk mengetahui (a) perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran menulis teks
berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya; (b) perasaan siswa saat berdiskusi dengan teman satu
kelompok menentukan tema berita yang akan dibuat; (c) perasaan siswa saat
melakukan pengumpulan fakta berita bersama teman satu kelompok; (d) perasaan
siswa saat menulis teks berita setelah mengumpulkan fakta berita; (e) minat siswa
terhadap pembelajaran menulis teks berita untuk mengetahui kesulitan atau
permasalahan yang dialami siswa dalam menulis teks berita; (f) manfaat setelah
mengikuti pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya; dan (g) pengakuan
siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya.
Berdasarkan hasil lembar kuesioner setelah dilaksanakan pembelajaran
menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis
209
konservasi karakter dan budaya pada siklus II, dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk pertanyaan pertama jawaban yang muncul bermacam-macam. Sebagian
besar siswa menyatakan bahwa proses pembelajaran berlangsung menyenangkan.
Responden nomor 9 menyatakan senang dengan pembelajaran menulis teks berita
dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
dan budaya karena selain pembelajaran yang menyenangkan ia juga dapat
berkumpul dengan teman satu kelompoknya. Kutipan kuesioner responden nomor
9 dapat dilihat pada gambar 49 berikut.
Gambar 49 Kutipan Lembar Kuesioner Siswa Nomor 9
Dari kutipan kuesioner responden nomor 9 diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa sebagian besar siswa merasa senang mengikuti pembelajaran
menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya.
Untuk pertanyaan kedua, jawaban siswa kembali bermacam-macam. Ada
yang menyatakan bahwa diskusi untuk menentukan tema tersebut menyenangkan
karena dapat mengemukakan pendapat. Responden 19 menyatakan senang saat
berdiskusi dengan teman satu kelompoknya dikarenakan dapat menambah
keakraban dengan teman satu kelompok serta dapat saling mengemukakan
210
pendapat masing-masing. Kutipan kuesioner responden nomor 19 dapat dilihat
pada gambar 50 berikut.
Gambar 50 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 19
Dari kutipan kuesioner responden nomor 19 diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa siswa merasa senang saat berdiskusi menentukan tema berita
dalam proses pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya karena selain
menambah keakraban juga tiap anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan
maupun mendengarkan pendapat anggota kelompok yang lain.
Untuk pertanyaan ketiga, jawaban siswa hampir sama. Siswa menyatakan
senang dengan proses pengumpulan fakta berita yang telah dilakukan. Responden
nomor 21 menyatakan senang dengan proses pengumpulan berita dikarenakan
pada proses tersebut dilakukan secara bersama-sama dengan teman satu
kelompok. Kutipan kuesioner responden nomor 21 dapat dilihat dalam gambar 51
berikut.
211
Gambar 51 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 21
Dari kutipan kuesioner responden nomor 21 diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa siswa senang dengan proses pengumpulan fakta berita karena
proses tersebut dilakukan bersama dengan teman satu kelompok.
Untuk pertanyaan keempat, sebagian besar siswa menyatakan senang
dengan proses menulis teks berita. Responden nomor 21 menyatakan senang saat
proses menulis teks berita setelah mengumpulkan fakta berita walaupun masih ada
rasa takut salah saat menuliskan teks berita tersebut. Kutipan kuesioner responden
nomor 21 dapat dilihat dalam gambar 52 berikut.
Gambar 52 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 21
Dari kutipan kuesioner responden nomor 21 diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa secara klasikal siswa senang dengan proses menulis teks berita
setelah mengumpulkan fakta berita. Meskipun ada beberapa siswa yang masih
takut dalam menuliskan teks berita sesuai fakta berita yang telah didapat.
Untuk pertanyaan kelima, jawaban seragam. Hampir semua siswa
menjawab tidak ada kesulitan dalam proses pembelajaran. Untuk pertanyaan
keenam, tidak ada siswa yang menyatakan adanya kesulitan dalam proses
pembelajaran menulis teks berita. Responden nomor 9 menyatakan tidak ada
kesulitan menulis teks berita karena dalam proses pembelajaran selalu
212
berkelompok sehingga setiap hambatan yang ditemui dapat dipecahkan oleh
anggota kelompok bersama-sama. Kutipan kuesioner responden nomor 9 dapat
dilihat dalam gambar 53 berikut.
Gambar 53 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 9
Dari kutipan kuesioner responden diatas, dapat dilihat bahwa sebagian
besar siswa sudah tidak mengalami kesulitan meskipun ada beberapa siswa yang
kesulitan merangkai kata-kata.
Pertanyaan ketujuh pun menghasilkan jawaban yang bermacam-macam.
Ada siswa yang menyatakan bahwa wawasan mereka bertambah dan ada pula
yang menyatakan bahwa mereka menjadi lebih paham mengenai materi yang telah
dipelajari. Responden nomor 26 menyatakan dapat menulis teks berita dengan
singkat, padat dan jelas. Kutipan kuesioner responden nomor 26 dapat dilihat pada
gambar 54 berikut.
Gambar 54 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 26
213
Dari kutipan kuesioner responden nomor 26 diatas serta kuesioner siswa
lain, dapat diambil kesimpulan bahwa siswa mendapat banyak manfaat dari
pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya.
Untuk pertanyaan kedelapan, sebagian besar siswa menjawab sudah dapat
menulis teks berita setelah pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dilakukan
sehingga pertanyaan kesembilan tidak diisi oleh siswa. Kutipan lembar kuesioner
responden nomor 9 dapat dilihat dalam gambar 55 berikut.
Gambar 55 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 9
4.1.2.3 Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Berdasarkan hasil menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya yang telah
dilakukan, diketahui bahwa nilai rata-rata secara klasikal sebesar 76,84%. Nilai
tertinggi yang berhasil dicapai siswa pada siklus II sebesar 85. Nilai tersebut
dicapai oleh 1 siswa. nilai terendah yang diperoleh siswa sebesar 71. Hanya dua
siswa yang memperoleh nilai tersebut. Sebagian besar siswa sudah mencapai nilai
antara 70-84 dengan kategori baik.
214
Hasil penelitian menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus II
secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 17 sebagai berikut.
Tabel 17 Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
No Rentang
nilai
Kategori Frekuens
i
Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
85 – 100
70 – 84
55 – 69
0 – 54
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
1
31
0
0
85
2374
0
0
3,125
96,875
0
0
2459 X 100%
32 X 100
= 76,84
(baik)
Jumlah 32 2459 100
Berdasarkan tabel 17, dapat diketahui bahwa nilai tes keterampilan
menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya pada siklus II secara klasikal mencapai nilai
2453dengan nilai rata-rata 76,66 termasuk dalam kategori baik. Dari 32 siswa, ada
satu siswa yang mencapai kategori sangat baik dengan rentang nilai 85 – 100.
Keterampilan menulis siswa kategori baik dengan rentang nilai 70 – 84 dicapai
oleh 31 siswa (96,875%). Keterampilan menulis siswa kategori cukup baik
dengan rentang nilai 55 – 69 dan keterampilan menulis kategori kurang baik
dengan rentang nilai 0 – 54 tidak diperoleh oleh satu siswa pun.
Siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam siklus II ini dikarenakan siswa
mampu menulis teks berita dengan memunculkan unsur teks berita kemudian
215
dapat menyusun teks berita sesuai dengan struktur teks berita yang telah dipelajari
serta dapat memahami perintah soal pada lembar kerja sebelum mengerjakannya.
Penyebab siswa memperoleh nilai sedang dikarenakan siswa tidak
konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini berakibat pada nilai yang
didapat pada tiap aspek penilaian. Siswa tersebut masih kesulitan dalam
memunculkan unsur teks berita. Hasil teks berita yang dihasilkan oleh siswa
sudah baik meskipun masih ditemukan siswa yang masih tidak mencantumkan 1
unsur berita. Dalam aspek kelengkapan struktur teks berita, sebagian siswa sudah
baik namun ada beberapa siswa yang masih tidak mencantumkan struktur teks
berita bagian kaki (leg).
Nilai tes siklus II ini merupakan penjumlahan nilai dari enam aspek
penilaian keterampilan menulis teks berita yang meliputi (1) kelengkapan unsur
berita, (2) kelengkapan struktur teks berita, (3) ketepatan ejaan dan tanda baca, (4)
ketepatan diksi, (5) keefektifan kalimat, dan (6) kerapian tulisan. Namun, pada
aspek kelengkapan unsur berita dan kelengkapan struktur teks berita bobot
skornya adalah 3. Berbeda dengan aspek ketepatan ejaan dan tanda baca,
ketepatan diksi, dan keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan yang mempunyai
bobot skor 1.
Hasil keterampilan menulis teks berita siswa pada siklus II untuk masing-
masing aspek dapat juga dijelaskan rinci pada tabel 18 berikut.
216
Tabel 18 Penilaian Tiap Aspek Keterampilan Menulis Teks Berita
No Aspek Nilai rata-rata Bobot Total nilai
1 Kelengkapan unsur berita 8,31 3 24,93
2 Kelengkapan struktur teks berita 7,3125 3 21,9375
3 Ketepatan ejaan dan tanda baca 7,875 1 7,875
4 Ketepatan diksi 7,75 1 7,75
5 Keefektifan kalimat 7,125 1 7,125
6 Kerapian tulisan 7,21875 1 7,21875
Jumlah 76,84
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah hasil analisis pembahasan hasil tes
siklus II keterampilan menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dari masing-masing aspek.
4.1.2.2.1 Aspek Kelengkapan Unsur Berita
Aspek yang pertama pada keterampilan menulis teks berita adalah
kelengkapan unsur berita. Penilaiannya dipusatkan pada kelengkapan unsur berita
yang meliputi unsur berita apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.
Hasil tes siklus II aspek kelengkapan unsur berita tersebut dapat dilihat pada tabel
19 berikut ini.
217
Tabel 19 Aspek Kelengkapan Unsur Berita
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
24
8
0
0
0
210
56
0
0
0
75
25
0
0
0
266
32
= 8,31
(sangat
baik)
JUMLAH 32 266 100
Berdasarkan tabel 19, pada aspek kelengkapan unsur berita dapat diketahui
bahwa keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10
dicapai oleh 24 siswa (75%). Keterampilan menulis siswa untuk kategori baik
dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 8 siswa (25%). Keterampilan menulis teks
berita aspek kelengkapan berita untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4
– 5 dan keterampilan menulis siswa untuk kategori kurang baik dengan rentang 2
– 3 serta kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak didapat oleh satu
siswa pun. Rata-rata nilai keterampilan siswa dalam menulis teks berita aspek
kelengkapan unsur berita pada tes siklus II sebesar 8,31 dengan kategori sangat
baik.
218
Sebagian besar siswa dalam menulis teks berita sudah mampu
memunculkan unsur berita yang lengkap. Meskipun, ada beberapa unsur yang
muncul masih dalam berbentuk sederhana. Siswa sudah baik dalam melakukan
kegiatan observasi sehingga sebagian besar sudah mampu memunculkan unsur
berita yang baik. Hal ini sangat baik mengingat dalam menulis teks berita siswa
perlu mengetahui unsur berita yang lengkap dan mendalam sehingga teks berita
yang ditulis dapat menyampaikan isi berita secara singkat, padat, dan jelas.
Siswa yang mendapat nilai tinggi dalam aspek ini dikarenakan siswa sudah
mampu memunculkan unsur berita sehingga muncul dalam teks berita yang
mereka buat dengan baik. Siswa yang memperoleh nilai sedan pada aspek ini
disebabkan siswa tersebut masih sederhana dalam memunculkan unsur berita.
Semua unsur sudah muncul dalam teks berita yang mereka buat, hanya saja masih
dalam bentuk sederhana. Responden no 11 memunculkan unsur di mana pada
kutipan dari narasumber namun tidak memunculkan pada bagian pembuka (lead)
sehingga dapat menimbulkan kebingungan pada pembaca, sehingga memperoleh
nilai sedang dalam aspek ini. Contoh kutipan teks berita responden no 11 dapat
dilihat pada gambar 51 berikut.
219
Gambar 56 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 11
Hal tersebut mengakibatkan pemerolehan nilai siswa pada aspek ini belum
maksimal. Bobot aspek ini adalah 3, sehingga siswa yang kurang mampu
memaksimalkan aspek kelengkapan unsur berita ini dengan baik dan lengkap,
akan mempengaruhi nilai keseluruhan yang didapatnya.
4.1.2.2.2 Aspek Kelengkapan Struktur Teks Berita
Aspek kedua dalam keterampilan menulis teks berita adalah aspek
kelengkapan struktur teks berita. Penilaiannya dipusatkan pada kelengkapan
struktur teks berita yang meliputi judul (headline), garis tanggal (dateline),
pembuka (lead), tubuh berita (body), dan kaki berita (leg). Hasil tes siklus II aspek
kelengkapan struktur teks berita tersebut dapat dilihat pada tabel 20 berikut.
Tabel 20 Aspek Kelengkapan Struktur Teks Berita
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
5
27
0
0
0
45
189
0
0
0
15,625
84,375
0
0
0
234
32
= 7,3125
(BAIK)
JUMLAH 32 234 100 7,312
220
Berdasarkan tabel 20, pada aspek kelengkapan struktur teks berita dapat
diketahui bahwa keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan rentang
nilai 8 – 10 dicapai oleh 5 siswa dengan persentase 15,635%. Keterampilan siswa
untuk kategori baik dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 27 siswa atau
84,375%. Keterampilan siswa untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 –
5 dan kategori kurang baik dengan rentang nilai 2-3 serta keterampilan siswa
untuk kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak didapat oleh satu
pun siswa. Rata-rata nilai keterampilan siswa dalam menulis teks berita aspek
kelengkapan struktur berita pada tes siklus I sebesar 7,3125 dengan kategori baik.
Sebagian besar siswa dalam menulis teks berita sudah mampu
memunculkan struktur teks berita yang lengkap. Untuk memunculkan struktur
teks berita yang lengkap, siswa perlu mengetahui dan mendalami materi struktur
teks berita. siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam aspek ini dikarenakan
sudah mampu memunculkan struktur berita yang lengkap sehingga pemerolehan
nilai dalam aspek ini menjadi maksimal. Kutipan lembar kerja siswa responden
nomor 21 dapat dilihat pada gambar 57 berikut.
221
Gambar 57 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 21
Siswa yang memperoleh nilai sedang disebabkan mereka belum menguasai
materi struktur teks berita dengan baik. Siswa masih mengalami banyak kesulitan
dalam menulis teks berita sesuai dengan struktur yang telah dipelajari. Responden
no 3 hanya menuliskan judul (headline), garis tanggal (dateline), pembuka (lead),
dan tubuh berita (body) saja sehingga perolehan nilai dalam aspek struktur teks
berita menjadi kurang maksimal. Siswa mampu memperoleh nilai tinggi
dikarenakan siswa tersebut sudah dapat memunculkan struktur teks berita secara
lengkap dan baik dengan dibuktikan pada teks berita yang dibuat. Bobot aspek ini
adalah 3, sehingga siswa yang kurang mampu memunculkan aspek ketepatan
struktur teks berita ini dengan baik dan tepat, akan mempengaruhi nilai
keseluruhan yang didapatnya.
4.1.2.2.3 Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca
222
Depdiknas (2011:353) mendefinisikan ejaan sebagai kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-
huruf) serta penggunaan tanda baca.
1. Tanda baca titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
2. Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan
keterangan pagi, siang, atau malam.
Misalnya:
Pukul 00.45
3. Tanda koma dipakai untuk unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi,
dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.
Misalnya:
Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh
beasiswa belajar di luar negeri.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
223
Misalnya:
“Saya gembira sekali”, kata Ibu.
6. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringi dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Guru.
7. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
Ibu berkata, “Paman berangkat besok pagi.”
8. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Misalnya:
Kata dia, “saya juga minta satu.”
Hasil tes siklus II aspek ketepatan ejaan dan tanda baca tersebut dapat
dilihat pada tabel 21 berikut.
Tabel 21 Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca
No Rentang
nilai
Kategori Frekue
nsi
Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
8 – 10
6 – 7
4 – 5
Sangat baik
Baik
Cukup baik
28
4
0
224
28
0
87,5
12,5
0
252
32
= 7,875
224
4
5
2 – 3
0 – 1
Kurang baik
Sangat kurang
0
0
0
0
0
0
(baik)
JUMLAH 32 252 100 7,875
Berdasarkan tabel 21, pada aspek ketepatan ejaan dan tanda baca dapat
diketahui bahwa keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan rentang
nilai 8 – 10 dicapai oleh 28 siswa atau sebesar 87,5%. Keterampilan siswa untuk
kategori baik dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 4 siswa atau 12,5%.
Keterampilan siswa untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5 dicapai
oleh dan keterampilan siswa untuk kategori kurang baik dengan rentang nilai 2 – 3
serta kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak diperoleh oleh satu
pun siswa. Rata-rata keterampilan dalam menulis teks berita aspek ketepatan ejaan
dan tanda baca pada tes siklus I sebesar 7,875 dengan kategori baik.
Sebagian besar siswa dalam menulis teks berita sudah mampu
menunjukkan penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. Untuk memunculkan
ejaan dan tanda baca yang tepat secara berkelanjutan maka diharapkan siswa
banyak berlatih menulis teks berita agar pemahaman mengenai ejaan dan tanda
baca yang tepat dapat terus meningkat. Siswa yang memperoleh nilai tinggi pada
aspek ini disebabkan siswa tersebut sudah memunculkan penulisan teks berita
dengan ejaan dan tanda baca yang tepat yang terdapat pada teks berita yang
dibuatnya. Responden nomor 6 dalam teks berita yang dibuatnya sudah mampu
menggunakan ejaan dan tanda baca yang baik, ini terlihat pada saat menulis
225
kalimat kutipan dari narasumber. Kutipan dari narasumber telah ditulis secara
benar oleh responden nomor 6. Kutipan teks berita responden no 6 dapat dilihat
pada gambar 58 berikut.
Gambar 58 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 6
Siswa yang mendapat nilai tinggi pada aspek ketepatan ejaan dan tanda
baca dikarenakan siswa tersebut sudah mampu memunculkan penggunaan ejaan
dan tanda baca yang tepat. Sedangkan siswa yang mendapat nilai sedang pada
aspek ketepatan ejaan dan tanda baca dikarenakan siswa dalam penggunaan ejaan
dan tanda baca masih kurang tepat. Responden nomor 14 memperoleh nilai
sedang dalam aspek ini dikarenakan penggunaaan ejaan yang kurang tepat.
Kutipan teks berita responden nomor 14 dapat dilihat dalam gambar 59 berikut.
Gambar 59 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 14
Pembenaran dari kata mushola adalah musala. Dalam Depdiknas
(2011:942) musala berarti tempat salat; langgar; surau; tempat salat; sajadah.
226
4.1.2.2.4 Aspek Ketepatan Diksi
Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai
untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan
kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya
mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Contoh diksi yang tepat sebagai berikut.
1) Sampai dengan = hingga
2) Sekitar = sekira
3) Saat ini = kini
Hasil tes siklus I aspek ketepatan diksi (pemilihan kata) tersebut dapat
dilihat pada tabel 22 berikut ini.
Tabel 22 Aspek Ketepatan Diksi (pilihan kata)
No Rentang
nilai
Kategori Frekue
nsi
Bobot
nilai
Persentas
e %
Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
24
8
0
0
0
192
56
0
0
0
75
25
0
0
0
248
32
= 7,75
(baik)
227
JUMLAH 32 248 100 7,75
Berdasarkan tabel 22, pada aspek ketepatan diksi dapat diketahui bahwa
keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10 dicapai
oleh 24 siswa (75%). Keterampilan siswa untuk kategori baik dengan rentang nilai
6 – 7 dicapai oleh 8 siswa atau 25%. Keterampilan siswa untuk kategori cukup
baik dengan rentang nilai 4 – 5 dan keterampilan siswa untuk kategori kurang baik
dengan rentang nilai 2 – 3 serta sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak
diperoleh oleh satu pun siswa. Rata-rata keterampilan dalam menulis teks berita
aspek ketepatan ejaan dan tanda baca pada tes siklus II sebesar 7,75 dengan
kategori baik.
Secara keseluruhan keterampilan menulis teks berita siswa aspek ketepatan
diksi sudah baik. Sebagian besar siswa sudah dapat menuliskan pilihan kata yang
tepat. Siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam aspek ketepatan diksi (pilihan
kata) dikarenakan sudah dapat memilih diksi yang tepat sehingga teks berita yang
dihasilkan berupa teks berita yang baik. Responden nomor 15 sudah
menggunakan diksi (pilihan kata) yang baik. Dalam teks berita yang dibuat
responden nomor 15, dapat dilihat bahwa responden nomor 15 menggunakan kata
salat dan lohor yang sesuai dengan EYD. Kutipan teks berita responden nomor 15
dapat dilihat pada gambar 60 berikut.
228
Gambar 60 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 15
Menurut Depdiknas (2011) salat mempunyai makna rukun islam kedua,
berupa ibadah kepada Allah SWT, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf,
dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam; doa kepada Allah. Sedangkan, untuk kata lohor bermakna sama
dengan kata zuhur yang mempunyai makna waktu tengah hari; waktu salat wajib
setelah matahari tergelincir sampai menjelang petang; salat wajib sebanyak empat
rakaat pada waktu tengah hari sampai menjelang petang.
Siswa yang mendapat nilai sedang dalam aspek ketepatan diksi
dikarenakan siswa belum dapat menuliskan diksi yang bemakna tunggal dan
mudah dipahami.
4.1.2.2.5 Aspek Keefektifan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif mencakup ciri sebagai berikut.
1. Struktur kalimatnya lengkap
Kalimat yang lengkap ialah kalimat yang minimal memiliki minimal satu
subjek dan satu predikat. Kalimat tersebut dapat dikembangkan dengan
memperluas subjek, predikat, atau objek (jika ada).
229
Contoh: kantor pajak penuh sesak.
2. Tidak dipengaruhi oleh bahasa asing
Bahasa Indonesia menggunakan DM (diterangkan menerangkan),
sedangkan bahasa asing menggunakan MD (menerangkan diterangkan).
Contoh:
anggota DPR itu menginap di Indraloka hotel
anggota DPR itu menginap di hotel Indraloka
3. Penghematan kata dapat dilakukan dengan menghilangkan pengulangan
subyek, menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata,
menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh salah: karena ia tak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Contoh benar: karena tak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hasil tes siklus II aspek keefektifan kalimat tersebut dapat dilihat pada
tabel 23 berikut ini.
Tabel 23 Aspek Keefektifan Kalimat
No Rentang
nilai
Kategori Frekue
nsi
Bobot
nilai
Persent
ase %
Rata-rata
1
2
3
8 – 10
6 – 7
4 – 5
Sangat baik
Baik
Cukup baik
4
28
0
32
196
0
12,5
87,5
0
228
32
= 7,125
230
4
5
2 – 3
0 – 1
Kurang baik
Sangat kurang
0
0
0
0
0
0
(baik)
JUMLAH 32 228 100 7,125
Berdasarkan tabel 23, pada aspek keefektifan kalimat dapat diketahui
bahwa keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10
dicapai oleh 4 siswa atau dengan persentase 12,5. Keterampilan siswa untuk
kategori baik dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 28 siswa atau 87,5%.
Keterampilan siswa untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5
danketerampilan siswa untuk kategori kurang baik dengan rentang nilai 2 – 3 serta
kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak diperoleh oleh satu pun
siswa. Rata-rata keterampilan dalam menulis teks berita aspek ketepatan ejaan dan
tanda baca pada tes siklus I sebesar 7,125 dengan kategori baik.
Secara keseluruhan keterampilan menulis teks berita siswa aspek
keefektifan kalimat sudah baik. Sebagian besar siswa sudah dapat menuliskan
kalimat yang efektif. Siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam aspek keefektifan
kalimat dikarenakan sudah dapat membuat kalimat yang efektif sehingga teks
berita yang dihasilkan berupa teks berita yang baik. Responden nomor 23 sudah
mampu memunculkan keefektifan kalimat dalam teks berita yang dibuatnya.
Penggunaan kalimat yang efektif membuat pembaca dapat langsung mengetahui
maksud yang disampaikan oleh responden nomor 23. Petikan teks berita
responden nomor 23 dapat dilihat pada gambar 61 berikut.
231
Gambar 61 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 23
Siswa yang mendapat nilai sedang dalam aspek keefektifan kalimat
dikarenakan siswa belum baik dalam penulisan kalimat yang efektif dan jumlah
kesalahan kalimat yang seharusnya dapat efektif lebih dari satu kesalahan. Pada
tes siklus II ini sebagian besar siswa sudah mampu menuliskan kalimat yang
efektif. Sehingga secara klasikal nilai kelas sudah mencapai KKM yang
ditentukan.
4.1.2.2.6 Aspek Kerapian Tulisan
Tulisan yang dianggap rapi merupakan tulisan yang tidak terdapat banyak
coretan, tulisan tersebut dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca, dan tulisan
tersebut tidak menimbulkan salah tafsir karena faktor kekurangmampuan
menuliskan suatu huruf atau kata.
Hasil tes siklus II aspek kerapian tulisan tersebut dapat dilihat pada tabel
24 berikut ini.
Tabel 24 Aspek Kerapian Tulisan
No Rentang
nilai
Kategori Frekue
nsi
Bobot
nilai
Persentas
e %
Rata-rata
1
2
8 – 10
6 – 7
Sangat baik
Baik
6
26
48
183
18,75
81,25
231
32
232
3
4
5
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
=
7,21875
(baik)
JUMLAH 32 231 100 7,21875
Berdasarkan tabel 24, pada aspek kerapian tulisan dapat diketahui bahwa
keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10 dicapai
oleh 6 siswa atau 18,75%. Keterampilan siswa untuk kategori baik dengan rentang
nilai 6 – 7 dicapai oleh 26 siswa atau 81,25%. Keterampilan siswa untuk kategori
cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5 dan keterampilan siswa untuk kategori
kurang baik dengan rentang nilai 2 – 3 serta kategori sangat kurang dengan
rentang nilai 0 – 1 tidak diperoleh oleh satu pun siswa. Rata-rata keterampilan
dalam menulis teks berita aspek ketepatan ejaan dan tanda baca pada tes prasiklus
sebesar 7,21875 dengan kategori baik.
Sebagian besar siswa dalam menulis teks berita sudah menunjukkan
kerapian tulisan yang baik dengan dibuktikan oleh hasil teks berita yang siswa
buat. Untuk memunculkan tulisan yang rapi secara berkelanjutan maka
diharapkan siswa banyak berlatih menulis teks berita agar keterampilan menulis
yang rapi dapat terus meningkat. Siswa yang memperoleh nilai tinggi pada aspek
ini disebabkan siswa tersebut sudah memunculkan penulisan teks berita yang rapi
yang dibuktikan dengan teks berita yang dibuatnya. Sedangkan siswa yang
mendapat nilai sedang pada aspek kerapian tulisan dikarenakan siswa belum dapat
menuliskan teks berita dengan tulisan yang rapi. Responden nomor 33 menulis
233
teks berita pada lembar kerja dengan tulisan yang kurang lurus, namun, secara
klasikal semua siswa sudah mampu menulis teks berita pada lembar kerja dengan
tulisan yang rapi sehingga nilai rata-rata kelas aspek kerapian tulisan sudah
memenuhi KKM. Kutipan lembar kerja siswa responden nomor 33 dapat dilihat
pada gambar 62 berikut.
Gambar 62 Kutipan lembar kerja siswa responden nomor 33
4.1.2.4 Refleksi Siklus II
Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi. Refleksi
dilakukan dengan cara mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Pembelajaran yang telah dilakukan
pada siklus II merupakan tindakan perbaikan dari pembelajaran prasiklus dan
siklus I. Pada prasiklus dan siklus I masih ditemui kesulitan-kesulitan yang
ditemui siswa. kesulitan tersebut dicarikan solusi untuk diterapkan pada siklus II.
Kesulitan tersebut mampu diatasi melalui persiapan dan perencanaan yang lebih
matang dari siklus I.
234
Berdasarkan proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya siklus II, dapat
diketahui respon siswa terhadap 2 pertemuan siklus II sudah mengalami
perubahan dari siklus I. Siswa sudah mampu membentuk kelompok dengan cepat
dan kemudian mengatur meja dan tempat agar proses diskusi berlangsung dengan
nyaman. Pada kegiatan berdiskusi untuk menganalisis unsur berita, struktur berita,
ketepatan ejaan, ketepatan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan, sikap
siswa mampu fokus sehingga membuat proses diskusi menjadi efektif. Pada saat
proses menentukan tema berita, kegiatan mengumpulkan berita, dan kegiatan
menulis teks berita, sikap siswa sudah mampu mengikuti instruksi guru. Anggota
kelompok yang pada siklus I masih terlihat tidak fokus maupun melakukan
kegiatan yang tidak perlu pada saat pembelajaran sudah tidak terlihat pada siklus
II. Secara klasikal, respon siswa pada model pembelajaran yang diterapkan oleh
guru sudah mengalami peningkatan dari siklus I.
Berdasarkan hasil observasi, jurnal siswa, lembar kuesioner, dan
dokumentasi foto disimpulkan bahwa pada siklus II perilaku yang ditunjukkan
siswa selama proses pembelajaran sudah mengalami perubahan kearah positif
dibandingkan dengan siklus I. Persentase perilaku berkarakter dan berbudaya
siswa tiap kegiatan belajar mengalami peningkatan.
Perilaku belajar yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya juga semakin positif. Beberapa siswa yang pada siklus I
belum berkonsentrasi dan terkadang bergurau dengan teman satu kelompoknya
235
saat pembelajaran berlangsung mulai terlihat aktif dan serius. Anggota kelompok
yang pada siklus I belum mampu berdiskusi dengan baik juga menunjukkan sikap
demokratis dan mulai dapat berdiskusi efektif dengan teman satu kelompoknya.
Siswa mampu menangkap penjelasan guru serta mampu menjawab pertanyaan
yang dilontarkan guru dengan antusias.
Hasil tes menulis teks berita kelas VIII-5 SMP Teuku Umar pada siklus II
mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai rata-rata siswa pada siklus II mencapai
76,84 atau dengan kategori baik, nilai tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan
minimal yang ditentukan yaitu sebesar 70.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus II menunjukkan bahwa
dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
dan budaya keterampilan siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar mengalami
peningkatan. Pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 2,59% dibanding hasil tes
prasiklus. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 15,77% dibanding hasil tes
siklus I. Nilai rata-rata siklus II mencapai 76,84 dengan kategori baik. Nilai
tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu
sebesar 70.
Pada pembelajaran siklus II, perilaku siswa sudah menunjukkan ke arah
yang lebih positif. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai kriteria ketuntasan
minimal yang telah ditentukan., maka pembelajaran dirasa cukup dan harus
diakhiri pada siklus II.
4.2 Pembahasan
236
Pembahasan proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya berpedoman pada
perbandingan dokumentasi foto yang diambil pada saat pembelajaran menulis teks
berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya siklus I dan siklus II dilaksanakan.
Pembahasan perubahan perilaku berpedoman pada empat instrumen
penelitian, yaitu lembar observasi perilaku berkarakter dan berbudaya, lembar
jurnal yang terdiri atas jurnal guru dan jurnal siswa, lembar kuesioner, serta
dokumentasi foto.
Pembahasan peningkatan keterampilan menulis teks berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya mengacu
pada perolehan skor yang dicapai siswa dalam tes keterampilan menulis teks
berita. Aspek-aspek yang dinilai dalam keterampilan menulis teks berita meliputi
6 aspek yaitu (1) kelengkapan unsur teks berita; (2) kelengkapan struktur teks
berita; (3) ketepatan ejaan dan tanda baca; (4) ketepatan diksi (pilihan kata); (5)
keefektifan kalimat; dan (6) kerapian tulisan.
4.2.1 Peningkatan Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Berdasarkan proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus I, dapat
diketahui bahwa siswa masih kurang merespons baik pembelajaran yang
berlangsung. Hal tersebut diketahui dari pengamatan guru dan peneliti saat proses
237
pembelajaran menulis teks berita siklus I menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya berlangsung. Siswa masih
belum dapat berdiskusi secara efektif pada saat kegiatan menganalisis unsur,
struktur berita, ketepatan ejaan, ketepatan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian
tulisan. Hal serupa ditemukan pada saat kegiatan menentukan tema berita,
kegiatan mengumpulkan fakta berita, dan kegiatan menulis teks berita
berdasarkan fakta berita yang diperoleh.
Setelah dilakukan evaluasi dengan melihat kejadian dan respon siswa yang
tampak pada siklus I, maka proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus
II sedikit mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara lain dilakukan pada
pemberian ilustrasi oleh guru untuk menarik minat belajar siswa sehingga
motivasi belajar siswa akan tumbuh pada awal pembelajaran, pemberian teks
berita bermuatan karakter dan budaya bangsa yang berbeda dari siklus I,
penanaman perilaku berkarakter dan berbudaya oleh guru dengan sebelumnya
mengajak diskusi kepada siswa mengenai kesulitan yang dihadapi pada saat
pembelajaran, dan pemberian musik daerah pada saat proses penulisan teks berita.
Pada saat kegiatan menganalisis unsur berita, struktur teks berita,
ketepatan ejaan dan tanda baca, ketepatan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian
tulisan siklus I masih ditemukan kelompok yang belum mampu efektif. Namun,
pada saat siklus II dilaksanakan, peneliti mengubah pendekatan pada siswa
dengan mengajak tiap kelompok berdiskusi untuk memancing daya kreatif siswa.
Cara tersebut terbukti efektif untuk tetap menjaga fokus siswa dalam berdiskusi.
238
Pada saat proses menentukan tema berita, mengumpulkan fakta berita di
lapangan dan menulis teks berita siklus II dilaksanakan. Guru memberikan
pendekatan pada tiap kelompok untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang timbul
maupun untuk memperbaiki kekurangan pada siklus II.
Secara keseluruhan, proses pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya pada siklus II mengalami peningkatan ke arah positif dibandingkan
dengan proses pembelajaran pada siklus I.
4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa Setelah Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Setelah proses pembelajaran menulis berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya
dilaksanakan pada siklus I dan siklus II maka didapat hasil sebagai berikut.
Berdasarkan hasil instrumen nontes pada siklus II, dapat disimpulkan
bahwa model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya yang
diterapkan pada kegiatan pembelajaran menulis teks berita mampu mengubah
perilaku siswa kearah positif secara signifikan. Hal tersebut didapat dari hasil
observasi, hasil jurnal, dan lembar kuesioner, serta dokumentasi foto yang didapat
setelah proses pembelajaran menulis teks berita siklus II selesai dilaksanakan.
Hasil observasi perilaku berkarakter dan berbudaya siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada tabel 25 berikut.
239
Tabel 25 Perubahan Perilaku Berkarakter dan Berbudaya Siswa setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
No Kelompok Tahapan model investigasi kelompok Perse
ntase
SI
Perse
ntase
SII
Pening
katan
SI-SII
SI SII
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 Kelompok 1 √ - - - - - √ √ √ √ - √ 16,67 83,33 66,66
2 Kelompok 2 - √ √ - - - - √ √ √ - √ 33,33 66,67 33,34
3 Kelompok 3 √ - - √ √ - √ √ - √ √ √ 50 83,33 33,33
4 Kelompok 4 √ - - - √ - √ - √ - √ √ 33,33 66,67 33,34
5 Kelompok 5 √ - - - - - √ √ √ - √ √ 16,67 83,33 66,66
Keterangan :
SI : Siklus I
SII : Siklus II
1) Situasi bermasalah (berpikir logis dan tanggung jawab)
2) Siswa melakukan eksplorasi (demokratis, berpikir logis dan tanggung
jawab)
3) Perumusan tugas-tugas belajar (demokratis, berpikir logis, dan santun)
4) Kegiatan belajar individual dan kelompok (berpikir logis, mandiri, dan
disiplin)
5) Analisis kemajuan proses penelitian kelompok (berpikir logis, dan
tanggung jawab)
6) Pengulangan proses kegiatan (percaya diri, mandiri, dan disiplin)
Perilaku berkarakter dan berbudaya :
240
(1) Percaya diri : siswa menunjukkan sikap yakin akan kemampuan diri
sendiri saat mengumpulkan fakta berita bersama kelompok;
(2) Demokratis : siswa memahami keberagaman agama, budaya, dan
golongan sosial serta perbedaan pendapat dalam lingkup kelompok;
(3) Berpikir logis: mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan
sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
(4) Tanggung jawab: memiliki kemampuan untuk berkarya baik individual
maupun kelompok;
(5) Mandiri: menunjukkan sikap tidak bergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas;
(6) Disiplin : mematuhi aturan sosial yang berlaku dalam kelompok
maupun kelas;
(7) Santun : berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa perilaku berkarakter dan
berbudaya pada siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang setelah mengikuti
pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya mengalami peningkatan ke arah positif.
Kelompok 1 mengalami peningkatan sebesar 66,66% dari semula sebesar 16,67%
pada siklus I kemudian menjadi 83,33% pada siklus II. Kelompok 2 mengalami
peningkatan sebesar 33,34 dari semula sebesar 33,33% pada siklus I menjadi
66,67% pada siklus II. Hal yang sama terjadi pada kelompok 3 yang mengalami
peningkatan sebesar 33,33% dari semula sebesar 50% pada siklus I menjadi
83,33%. Kelompok 4 mengalami peningkatan sebesar 33,34% dari semula
33,33% pada siklus I menjadi 66,67 pada siklus II. Kelompok 5 mengalami
241
pengingkatan sebesar 66,66% dari semula sebesar 16,67 pada siklus I menjadi
83,33% pada siklus II.
Berdasarkan hasil jurnal dan kuesioner, siswa menyatakan senang dengan
pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok
dikarenakan membantu mereka memahami materi menulis teks berita sehingga
siswa yang awalnya kesulitan dengan materi menulis teks berita pada akhir siklus
II menyatakan bahwa materi menulis teks berita menjadi lebih mudah dipahami.
Dengan berperilaku berkarakter dan berbudaya juga memudahkan siswa untuk
berkelompok serta menyelesaikan instruksi yang diberikan oleh guru selama
proses pembelajaran.
4.2.3 Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Sebelum pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya diterapkan dalam
pembelajaran, terlebih dahulu dilakukan tes prasiklus. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran kondisi awal keterampilan menulis teks berita pada siswa
kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang. Hasil prasiklus dianalisis dan diberi
simpulan bahwa keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII-5 SMP
Teuku Umar Semarang masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata
yang diperoleh siswa sebesar 58,47.
Setelah dilakukan penelitian menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya siklus I dan siklus
II terjadi peningkatan keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII-5
242
yang terdiri atas 32 responden. Peningkatan keterampilan menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya dapat dilihat dalam diagram 1 berikut.
Diagram 1 Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita setelah Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
0
10
20
30
40
50
60
70
80
PS S I S II
PS
S I
S II
Keterangan :
PS : Prasiklus
SI : Siklus I
SII : Siklus II
Berdasarkan diagram 1 dapat diketahui hasil rata-rata skor kelas pada
tahap prasiklus mencapai 58,47 dengan kategori cukup baik. Hasil rata-rata skor
kelas pada siklus I mencapai nilai 61,063 dengan kategori cukup baik. Hasil rata-
rata skor kelas pada siklus II mencapai nilai 76,84 dengan kategori baik.
Peningkatan dari hasil rata-rata skor prasiklus ke tes siklus I meningkat sebesar
243
2,594. Peningkatan dari hasil rata-rata skor siklus I ke siklus II sebesar 15,777.
Peningkatan dari hasil rata-rata skor prasiklus ke siklus II sebesar 18,371. Skor
tersebut berasal dari hasil penjumlahan 6 aspek yang dinilai. Keenam aspek
tersebut secara berturut-turut ialah aspek kelengkapan unsur berita, kelengkapan
struktur teks berita, ketepatan ejaan dan tanda baca, keefektifan dalam diksi
(pilihan kata), keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan. Untuk peningkatan nilai
rata-rata kelas tiap aspek dapat dilihat dalam tabel 26 berikut.
Tabel 26 Peningkatan Nilai Rata-Rata Menulis Teks Berita pada Tiap Aspek
No Aspek Nilai Rata-Rata Kelas Peningkatan
PS SI SII PS-SI SI-S2 PS-SII
1 Kelengkapan Unsur Berita 18,19 18,75 24,93 0,56 6,18 6,74
2 Kelengkapan Struktur Teks berita
16,69 17,44 21,94 0,75 4,5 5,25
3 Ketepatan Ejaan dan tanda baca
6,13 6,44 7,88 0,31 1,44 1,75
4 Ketepatan diksi (pilihan kata)
5,78 5,97 7,75 0,19 1,78 1,97
5 Keefektifan kalimat 5,59 6,25 7,13 0,66 0,88 1,53
6 Kerapian Tulisan 6,09 6,22 7,22 0,13 1 1,13
Keterangan : PS : Prasiklus SI : Siklus I SII : Siklus II
244
Berdasarkan hasil rekapitulasi data tes keterampilan menulis teks berita
tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dijelaskan bahwa keterampilan
menulis teks berita pada tiap siklus mengalami peningkatan. Uraian tabel tersebut
dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
Pada aspek kelengkapan unsur berita nilai rata-rata siklus I mengalami
peningkatan sebesar 0,56 dari tes prasiklus. Sebagian besar siswa sudah mampu
memunculkan adiksimba meskipun masih sederhana. Nilai rata-rata aspek
kelengkapan unsur berita pada tes siklus II mengalami peningkatan sebesar 6,18
dari tes siklus I. Peningkatan rata-rata siklus II dari tahap prasiklus adalah sebesar
6,74. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada aspek kelengkapan unsur berita
pada siklus II adalah 24,93.
Keterampilan siswa dalam aspek kelengkapan struktur teks berita
mengalami peningkatan dari tahap prasiklus ke siklus I. Nilai rata-rata aspek
kelengkapan struktur teks berita pada siklus I mengalami peningkatan sebesar
0,75 dari tahap prasiklus. Setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya siswa mulai mengenali unsur berita yang benar. Nilai rata-rata pada siklus
II mengalami peningkatan sebesar 4,5 bila dibandingkan dengan hasil siklus I.
Pada pembelajaran siklus II siswa sudah mampu menguasai aspek
kelengkapan struktur teks berita. Peningkatan nilai rata-rata pada aspek
kelengkapan unsur berita siklus II sebesar 5,25 dari tahap prasiklus. Nilai rata-rata
yang diperoleh siswa dalam aspek kelengkapan struktur teks berita pada siklus II
adalah sebesar 21,94.
245
Peningkatan dari tes prasiklus ke tes siklus I pada aspek ketepatan ejaan
dan tanda baca sebesar 0,31. Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata meningkat
sebesar 1,44 dari siklus I. Peningkatan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 1,75
dari tahap prasiklus. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah sebesar
7,88.
Peningkatan dari tes prasiklus ke tes siklus I pada aspek ketepatan diksi
(pilihan kata) sebesar 0,19. Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata meningkat
sebesar 1,78 dari siklus I. Peningkatan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 1,97
dari tahap prasiklus. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah sebesar
7,75.
Peningkatan dari tes prasiklus ke tes siklus I pada aspek keefektifan
kalimat sebesar 0,66. Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata meningkat 0,88
dari siklus I. Peningkatan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 1,53 dari tahap
prasiklus. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah sebesar 7,13.
Peningkatan dari tes prasiklus ke tes siklus I pada aspek kerapian tulisan
sebesar 0,13. Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata meningkat sebesar 1 dari
siklus I. Peningkatan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 1,125 dari tahap
prasiklus. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah sebesar 7,22.
Terdapat peningkatan proses pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya, terdapat perubahan perilaku berkarakter dan berbudaya siswa ke arah
yang positif, dan terdapat peningkatan kemampuan menulis teks berita siswa
secara klasikal, maka penelitian dihentikan dan dianggap berhasil.
246
Penelitian lain yang mengkaji mengenai peningkatan keterampilan menulis
teks berita juga dilakukan Muthoharoh (2007) dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita melalui Pembelajaran
Kontekstual Komponen Inkuiri serta Pemanfaatan Media Gambar pada Kelas VIII
C SMPN Jekulo Kudus”. Hasil penelitian yang dilakukan Muthoharoh (2007)
menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis sebesar 33,3%. Angka
peningkatan tersebut diperoleh dari keberhasilan siklus I sebesar 9,35%,
sementara pada siklus II meningkat menjadi 14,24%.
Penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian Muthoharoh
(2007) yaitu terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita yang
dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas VIII-5 SMP Teuku Umar
Semarang dari tahap prasiklus sebesar 58,47 kemudian meningkat pada siklus I
sebesar 2,60 menjadi 61,06 kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar
15,78 menjadi 76,84.
Penelitian yang dilakukan oleh Janah (2008) dalam penelitian yang
berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita melalui Metode Group
Investigation pada Kelas VIII E SMP Negeri 2 Ulujami Pemalang” memiliki
persamaan dengan penelitian ini. Hasil penelitian Janah (2008) menunjukkan
bahwa metode Group Investigation dapat dijadikan sebagai upaya peningkatan
keterampilan menulis dan perilaku siswa dalam menulis teks berita. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan dalam keterampilan menulis teks
berita siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes siklus I nilai rata-rata sebesar
74,82. Hasil tes tersebut meningkat dari hasil yang dilakukan pada pratindakan
247
yang nilai rata-ratanya sebesar 68,45 atau meningkat 9,52%. Pada siklus II nilai
rata-rata sebesar 84,34 atau meningkat 15,89% dari nilai rata-rata siklus I. Nilai
rata-rata tersebut telah menjadi target yang ditentukan sehingga tindakan siklus III
ditiadakan karena penelitian telah dianggap berhasil.
Penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian Janah (2008) yaitu
terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita yang dibuktikan dengan
meningkatnya nilai rata-rata kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang dari tahap
prasiklus sebesar 58,47 kemudian meningkat pada siklus I sebesar 2,60 menjadi
61,06 kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar 15,78 menjadi 76,84.
Penelitian lain yang mempunyai persamaan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Suntoro (2009) dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita menggunakan Teknik 3M
(Mengamati Meniru Menambahi) pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Cluwak
Pati”. Hasil penelitian menunjukkan setelah diterapkan pembelajaran menulis
berita dengan teknik 3M (Mengamati Meniru Menambah) dapat meningkatkan
keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Cluwak
Pati. Hal tersebut didapat dari data tes dan data nontes. hasil penelitian
menunjukkan nilai rata-rata kelas pada prasiklus adalah 62,37. Adapun, pada
siklus I sebesar 73,68 serta pada siklus II mencapai 79,31. Hal ini menunjukkan
peningkatan dari prasiklus ke siklus II sebesar 27,16%.
Penelitian oleh Suntoro (2009) mempunyai persamaan dengan penelitian
ini yaitu terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita yang dibuktikan
dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang
248
dari tahap prasiklus sebesar 58,47 kemudian meningkat pada siklus I sebesar 2,60
menjadi 61,06 kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar 15,78 menjadi
76,84.
Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti (2011) dalam penelitian yang
berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita menggunakan Metode
Investigasi Kelompok dengan Pemanfaatan Media Foto Peristiwa pada Siswa
Kelas VIII F SMP Negeri 28 Semarang” memiliki persamaan dengan penelitian
ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks berita dari
prasiklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Sebelum dilakukan
tindakan, nilai rata-rata menulis teks berita siswa sebesar 61,41. Pada siklus I,
nilai rata-rata klasikal yang diperoleh siswa sebesar 68,34, sedangkan pada siklus
II sebesar 75,56. Hal itu menunjukkan adanya peningkatan dari prasiklus ke siklus
I sebesar 6,93, sedangkan peningkatan dari siklus I dan siklus II sebesar 7,22 atau
11,02 %.
Penelitian oleh Yulianti (2011) mempunyai persamaan dengan penelitian
ini yaitu terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita yang dibuktikan
dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang
dari tahap prasiklus sebesar 58,47 kemudian meningkat pada siklus I sebesar 2,60
menjadi 61,06 kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar 15,78 menjadi
76,84.
Penelitian lain yang mengkaji tentang pembelajaran menulis teks berita
juga dilakukan Setyana (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Teknik Reportase melalui Student
249
Facilitator and Explaining pada Siwa Kelas VIII E SMP Negeri 3 Kajen
Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 210/2011”. Hasil penelitian yang dilakukan
Setyana (2011) adalah dengan teknik reportase melalui student facilitator and
explaining dapat meningkatkan keterampilan menuis teks berita dan mengubah
perilaku peserta didik ke arah yang lebih positif setelah mengikuti pembelajaran
menulis memo dengan teknik reportase melalui student facilitator and explaining.
Hal ini diketahui dari perubahan nilai siklus I ke siklus II. Pada siklus I nilai rata-
rata menulis teks berita peserta didik hanya mencapai 68,47 atau sebesar 65,63%
dan dinyatakan belum tuntas. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi
78,44 atau sebesar 87,5% dan dinyatakan tuntas.
Penelitian oleh Setyana (2011) mempunyai persamaan dengan penelitian
ini yaitu terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita yang dibuktikan
dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang
dari tahap prasiklus sebesar 58,47 kemudian meningkat pada siklus I sebesar 2,60
menjadi 61,06 kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar 15,78 menjadi
76,84.
Penelitian lain yang mengkaji peningkatan keterampilan menulis teks
berita dilakukan oleh Fajrin (2012) dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Model Investigasi
Kelompok pada Siswa Kelas VIII SMP 17 Bawen”. Hasil penelitian menunjukkan
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil dari tes siklus I menunjukkan skor
rata-rata kelas 68,12 meningkat menjadi 79,65 pada siklus II atau meningkat
11,53 %.
250
Penelitian oleh Fajrin (2012) mempunyai persamaan dengan penelitian ini
yaitu terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita yang dibuktikan
dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang
dari tahap prasiklus sebesar 58,47 kemudian meningkat pada siklus I sebesar 2,60
menjadi 61,06 kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar 15,78 menjadi
76,84.
92
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari hasil nontes
dan tes selama penelitian berlangsung. Hasil penelitian ini terdiri atas kondisi
awal yang diperoleh dari tahap prasiklus, hasil penelitian siklus I, dan hasil
penelitian siklus II. Hasil tes prasiklus berupa keterampilan menulis teks berita
siswa sebelum tindakan penelitian dilakukan. Hasil penelitian siklus I dan siklus II
adalah hasil tes dan nontes. Hasil tes berasal dari keterampilan menulis teks berita
dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
dan budaya. Hasil nontes berasal dari lembar observasi perilaku berkarakter dan
berbudaya, lembar jurnal, lembar kuesioner, dan dokumentasi foto yang
digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa.
Hasil prasiklus didapat dari kondisi awal sebelum diadakan penelitian.
Hasil prasiklus berfungsi untuk mengetahui keadaan awal keterampilan menulis
teks berita siswa. Nilai tersebut juga digunakan untuk membandingkan dan
menentukan standar ketuntasan pada siklus I dan siklus II. Hasil prasiklus
diperoleh dari wawancara dengan guru kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang.
Siswa yang akan mengikuti penelitian mulai dari prasiklus kemudian diberikan
pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya siklus I hingga siklus II berjumlah 32
siswa. Siswa yang mengikuti penelitian akan disebut dengan nama responden.
93
Secara umum, hasil keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII5 SMP
Teuku Umar Semarang pada tahap prasiklus dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6 Hasil Keterampilan Menulis Teks Berita pada Tahap Prasiklus
No. Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
85 – 100
70 – 84
55 – 69
0 – 54
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
0
1
28
3
0
70
1648
153
0
3,125
87,5
9,375
1871 X 100%
32 X 100
= 58,469
(cukup baik)
JUMLAH 32 1871 100
Data pada tabel 6 menunjukkan bahwa hasil keterampilan menulis teks
berita responden pada tahap prasiklus secara klasikal mencapai 1871 dengan nilai
rata-rata 58,469 termasuk dalam kategori cukup baik. Dari 32 responden, tidak
ada satu responden pun yang memperoleh nilai sangat baik, yaitu antara 85-100; 1
responden (3,125%) memperoleh nilai baik, yaitu antara 70-84; 28 responden
(87,5%) memperoleh nilai cukup, yaitu antara 55-69; selanjutnya terdapat 3
responden (9,375%) yang memperoleh nilai kurang baik, yaitu antara 0-54.
Secara klasikal, responden belum mampu memenuhi nilai kriteria
ketuntasan minimal kelas yang ditargetkan yaitu sebesar 70. Teks berita yang
ditulis oleh responden masih dalam bentuk sederhana. Unsur berita yang
dihasilkan masih rancu dan tidak sesuai dengan keadaan aslinya. Struktur berita
94
sebagai unsur pembentuk berita jenis straight news belum dikuasai oleh
responden. Ejaan dan tanda baca yang digunakan siswa masih banyak ditemukan
kesalahan. Diksi (pilihan kata) yang digunakan siswa masih banyak yang rancu.
Keefektifan kalimat pun belum dapat dikuasai. Kerapian tulisan dari teks berita
yang ditulis responden masih dalam kategori rendah karena masih ditemukan
beberapa coretan.
Hasil penelitian peningkatan keterampilan menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya dapat dipaparkan sebagai berikut.
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I
Hasil penelitian menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya yang dilakukan pada siklus I
meliputi proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya, hasil nontes, dan hasil tes.
4.1.1.1 Proses Pembelajaran Menulis Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus I terbagi menjadi 2
pertemuan. Pertemuan 1 dimulai dengan guru melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang pernah dipelajarinya
pada hari atau minggu sebelumnya. Pada proses ini responden belum mampu
berkonsentrasi terhadap situasi yang diciptakan guru, kondisi kelas yang panas
95
serta masih terdapat responden yang asyik mengobrol dengan teman sebelahnya
menyebabkan kondisi kelas belum kondusif untuk belajar.
Sikap responden pada saat guru memberi ilustrasi teks berita dengan
menanyakan mengenai berita maraknya boy band dan girl band di industri musik
Indonesia pada responden masih belum mengalami perubahan signifikan,
responden masih belum berkonsentrasi pada pembelajaran karena melakukan
kegiatan yang tidak perlu.
Sikap responden pada saat guru menyampaikan tujuan dan memberikan
motivasi kepada responden diketahui sudah mulai tertarik dengan pembelajaran.
Guru memulai kegiatan dengan menanyakan apakah siswa pernah membaca berita
di sebuah surat kabar atau majalah, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan
mengenai bidang yang paling responden sukai untuk dibaca.
Gambar 5 Aktivitas Responden saat Proses Pembelajaran
96
Pada kegiatan inti pertemuan 1, ada 4 tahapan dari 6 tahapan dalam model
investigasi kelompok. Keempat tahapan tersebut yaitu tahap situasi bermasalah,
kegiatan eksplorasi, perumusan tugas belajar, dan kegiatan belajar.
Sikap responden saat tahap situasi bermasalah pada kegiatan berkelompok
dalam beberapa kelompok, beranggotakan 6-7 orang, masih belum mampu
membentuk kelompok secara efektif dan efisien sehingga membutuhkan waktu
yang lebih lama dari yang diperkirakan.
Sikap responden pada saat kegiatan memperhatikan teks berita problematis
yang telah disediakan guru masih belum terkondisi dengan baik, siswa terlihat
mengobrol dengan teman satu kelompoknya.
Sikap responden saat tahap eksplorasi pada kegiatan menganalisis teks
berita secara berkelompok dari teks berita yang telah dibagikan masih belum
dapat berkonsentrasi terhadap pembelajaran. Hanya sebagian kecil anggota
kelompok yang aktif. Saat guru melakukan pemantauan dengan berjalan
mengelilingi anggota kelompok yang sedang berdiskusi, siswa kembali aktif
dalam diskusi.
Sikap responden saat kegiatan responden bersama guru berdiskusi
menentukan unsur-unsur berita berdasarkan lembar kegiatan siswa yang telah
disediakan sudah fokus pada pembelajaran meskipun hanya sebagian siswa yang
menjawab pertanyaan yang guru ajukan.
97
Sikap responden saat kegiatan responden bersama guru berdiskusi
menentukan struktur berita berdasarkan lembar kegiatan siswa yang telah
disediakan diketahui belum fokus pada pembelajaran.
Gambar 6 Aktivitas Responden saat Menganalisis Teks Berita
Sikap responden saat tahap perumusan tugas belajar pada kegiatan
responden dibagi tugas diskusi oleh guru dengan melihat beberapa aspek seperti
penggunaan ejaan serta tanda baca yang benar, ketepatan diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian tulisan diketahui sudah mampu berkonsentrasi dengan
pembelajaran dan instruksi dari guru.
Sikap responden pada kegiatan siswa merumuskan hasil pengamatan serta
diskusi mengenai penggunaan ejaan serta tanda baca yang benar, penggunaan
diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan diketahui terdapat siswa yang
belum berkonsentrasi secara penuh dalam pembelajaran.
98
Gambar 7 Aktivitas Perwakilan Kelompok saat Proses Presentasi
Sikap sebagian besar responden pada kegiatan siswa bersama guru
menentukan tema berita yang akan dibuat tiap-tiap kelompok diketahui sudah
mampu merespon positif saat proses berlangsung. Hanya sebagian kecil dari
responden yang merespon negatif.
Sikap responden saat tahap kegiatan belajar pada kegiatan siswa berlatih
menulis teks berita berdasarkan tema yang telah ditentukan bersama teman satu
kelompok diketahui responden sudah mampu berlatih menulis teks berita
berdasarkan tema yang ditentukan. Respon baik sudah ditunjukkan responden
pada kegiatan ini.
Sikap responden pada kegiatan mengumpulkan hasil pekerjaan kepada
guru diketahui menunjukkan sikap yang belum baik. Sebagian besar tidak
menyelesaikan teks berita sesuai waktu yang diberikan oleh guru.
Sikap responden saat akhir kegiatan pada kegiatan responden dan guru
merangkum materi pembelajaran menulis teks berita, serta merefleksi
99
pembelajaran menulis teks berita yang telah dilakukan diketahui sudah baik. Sikap
serupa ditunjukkan responden saat guru memberikan tugas rumah untuk membuat
teks berita sederhana yang singkat, padat, dan jelas dengan sebelumnya mencatat
fakta-fakta yang dikumpulkan.
Pada pertemuan kedua, dimulai dengan guru melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang pernah dipelajarinya
pada hari atau minggu sebelumnya. Pada proses ini diketahui responden belum
mampu berkonsentrasi terhadap situasi yang diciptakan guru, kondisi responden
yang masuk kelas setelah jam istirahat berakhir makin menambah ketidakfokusan
siswa untuk belajar.
Sikap siswa pada kegiatan guru memberi ilustrasi teks berita dengan
menanyakan mengenai berita maraknya boy band dan girl band di industri musik
Indonesia pada responden diketahui masih belum mengalami perubahan
signifikan, responden masih belum berkonsentrasi pada pembelajaran karena
melakukan kegiatan yang tidak perlu.
Sikap responden pada kegiatan guru menyampaikan tujuan dan
memberikan motivasi kepada siswa diketahui sudah mulai tertarik dengan
pembelajaran. Guru memulai dengan menanyakan apakah responden pernah
mendapat informasi baik yang didengar melalui siaran berita radio maupun yang
dilihat melalui televisi.
Sikap siswa saat tahap analisis kemajuan pada kegiatan siswa mengamati
lembar teks berita yang dihasilkannya pada pertemuan pertama yang telah diberi
100
penilaian oleh guru, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan siswa memperhatikan
hasil evaluasi pertemuan pertama agar dijadikan bahan evaluasi untuk penulisan
teks berita selanjutnya diketahui sudah mengalami perubahan meski tidak
signifikan.
Sikap semua anggota kelompok saat tahap pengulangan proses kegiatan
pada kegiatan siswa memilih teknik pengumpulan fakta berita untuk menggali
fakta dan data dari lapangan diketahui sangat antusias. Hal ini disebabkan oleh
faktor responden yang baru pertama kali mengumpulkan fakta berita secara
berkelompok.
Sikap responden pada kegiatan mengumpulkan fakta-fakta berita
kemudian kembali ke kelas dengan membawa catatan fakta-fakta di lapangan
sebagai bahan penulisan teks berita diketahui masih belum menampakkan sikap
positif terhadap proses tersebut. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh faktor
responden yang masih kebingungan dalam menerapkan teknik observasi.
Disamping itu, adanya anggota kelompok yang masih bergurau menyebabkan
kegiatan ini belum berjalan dengan baik.
Sikap responden pada kegiatan menulis teks berita dengan mengacu pada
penguatan yang diberikan oleh guru berdasarkan tema tiap kelompok dan fakta
berita yang diperoleh, dilanjutkan dengan kegiatan responden mengumpulkan
hasil pekerjaannya kepada guru diketahui belum menunjukkan sikap positif
terhadap proses tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh banyak siswa yang masih
melihat hasil pekerjaan teman.
101
Gambar 8 Aktivitas Responden saat Menulis Teks Berita
Sikap responden pada kegiatan responden mendapat evaluasi dan
penguatan berkaitan dengan teks berita yang telah dibuat sudah mampu
menunjukkan sikap positif. Hal tersebut didukung oleh suasana kelas yang
terkondisi dengan baik.
Kemudian, pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup yang terdiri
dari kegiatan responden dan guru merangkum pembelajaran menulis teks berita.
lalu kegiatan responden dan guru merefleksi pembelajaran menulis teks berita
yang telah dilakukan, serta pemberian rumah kepada responden untuk membuat
teks berita dengan sebelumnya mencatat fakta-fakta yang dikumpulkan.
4.1.1.2 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
102
budaya terdiri atas analisis data hasil observasi perilaku berkarakter dan
berbudaya, lembar jurnal, lembar kuesioner, dan dokumentasi foto.
Observasi merupakan salah satu alat pengiring data nontes yang dilakukan
dengan cara mengamati responden pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan oleh peneliti dan 2 orang observer yang terdiri dari guru
kelas dan satu orang teman peneliti. Observasi dilakukan berdasarkan lembar
observasi yang menilai perilaku berkarakter dan berbudaya yang muncul pada saat
model investigasi kelompok diterapkan pada pembelajaran menulis teks berita.
Perilaku yang dianggap nampak dalam proses pembelajaran dengan model
investigasi kelompok adalah perilaku yang masuk dalam kategori baik.
4.1.1.2.1 Perilaku Berkarakter dan Berbudaya
Perilaku berkarakter dan berbudaya bangsa yang diobservasi adalah (1)
perilaku percaya diri; (2) perilaku demokratis; (3) perilaku berpikir logis; (4)
perilaku tanggung jawab; (5) perilaku mandiri; (6) perilaku disiplin; dan (7)
perilaku santun. Lembar observasi perilaku berkarakter dan berbudaya melihat
perilaku yang tampak dalam kelompok yang dibentuk oleh responden. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut.
Tabel 7 Tabel Perilaku Berkarakter dan Berbudaya
No Kelompok Tahapan model
investigasi kelompok
Persentase tiap
kelompok (%)
1 2 3 4 5 6
1 Kelompok 1 √ - - - - - 16,67
2 Kelompok 2 - √ √ - - - 33,33
103
3 Kelompok 3 √ - - √ √ - 50
4 Kelompok 4 √ - - - √ - 33,33
5 Kelompok 5 √ - - - - - 16,67
Jumlah 4 1 1 1 2 0
Keterangan :
7) Situasi bermasalah (berpikir logis dan tanggung jawab)
8) Siswa melakukan eksplorasi (demokratis, berpikir logis dan tanggung
jawab)
9) Perumusan tugas-tugas belajar (demokratis, berpikir logis, dan santun)
10) Kegiatan belajar individual dan kelompok (berpikir logis, mandiri, dan
disiplin)
11) Analisis kemajuan proses penelitian kelompok (berpikir logis, dan
tanggung jawab)
12) Pengulangan proses kegiatan (percaya diri, mandiri, dan disiplin)
Perilaku berkarakter dan berbudaya :
8) Percaya diri : siswa menunjukkan sikap yakin akan kemampuan diri sendiri saat mengumpulkan fakta berita bersama kelompok;
9) Demokratis : siswa memahami keberagaman agama, budaya, dan golongan sosial serta perbedaan pendapat dalam lingkup kelompok;
10) Berpikir logis: mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
11) Tanggung jawab: memiliki kemampuan untuk berkarya baik individual maupun kelompok;
12) Mandiri: menunjukkan sikap tidak bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas;
13) Disiplin : mematuhi aturan sosial yang berlaku dalam kelompok maupun kelas;
14) Santun : berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun.
104
4.1.1.2.1.1 Perilaku Percaya diri
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 1 sudah nampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan,. Hal ini dapat dilihat dari sikap dan respon anggota
kelompok 1 yang dengan lantang memilih teknik pengumpulan data dengan
teknik observasi. Hal ini menunjukkan responden bersemangat mengikuti proses
mengumpulkan fakta dan data berita. Perilaku ini harus dipertahankan dan
ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 2 saat tahap pengulangan
proses kegiatan ini berlangsung belum nampak. Perilaku tersebut didasarkan pada
sikap siswa yang mampu percaya diri dengan teknik pengambilan fakta berita
yang akan dilakukan. Anggota kelompok 2 masih belum dapat menunjukkan
sikap percaya diri dan masih ditemukan siswa yang bertanya kepada teman satu
kelompoknya mengenai teknik apa yang akan digunakan, sehingga menjadikan
penilaian perilaku percaya diri masih kurang optimal. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Gambar 9 Perilaku Percaya Diri Responden 29
105
Perilaku percaya diri anggota kelompok 3 belum nampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku ini didasarkan pada sikap
siswa saat guru memberikan materi pengambilan fakta berita kemudian
menginstruksikan siswa untuk memilih salah satu dari 3 teknik yang dijabarkan
guru. Anggota kelompok 3 belum mampu untuk memilih teknik pengambilan data
dengan rasa percaya diri sehingga penilaian perilaku percaya diri masih belum
optimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama
masih ditemukan.
Perilaku percaya diri anggota kelompok 4 belum nampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 4 saat proses pengumpulan fakta berita yang menunjukkan
sikap kurang percaya diri untuk mencatat hal-hal yang penting serta menarik di
lapangan. Hal tersebut menjadikan penilaian perilaku percaya diri kurang optimal.
Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih
ditemukan.
Perilaku percaya diri anggota kelompok 5 belum nampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 5 saat proses pengumpulan fakta berita yang kurang percaya
diri untuk mencatat hal-hal yang penting serta menarik di lapangan. Hal tersebut
menjadikan penilaian perilaku percaya diri belum dalam kategori baik. Pada siklus
II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
106
4.1.1.2.1.2 Perilaku Demokratis
Pada tahap eksplorasi, perilaku yang diharapkan muncul adalah
demokratis, berpikir logis, dan tanggung jawab. Dari hasil observasi, anggota
kelompok 1 belum mampu menunjukkan perilaku demokratis karena siswa belum
dapat berdiskusi secara efektif dengan teman satu kelompok. Siswa masih
mempunyai pendapat sendiri mengenai analisis teks berita sehingga diskusi yang
efektif belum muncul. Guru segera memberikan instruksi agar siswa berdiskusi
dengan anggota kelompok agar pengetahuan mengenai teks berita dapat lebih
mendalam. Pada siklus II akan diberikan tindakan khusus bila masih ditemukan
kasus yang sama terjadi dalam proses pembelajaran.
Gambar 10 Perilaku Demokratis responden 19
Perilaku demokratis belum nampak pada anggota kelompok 1 saat tahap
perumusan tugas belajar. Hal ini dapat dilihat dari sikap dan respon siswa
terhadap instruksi yang diberikan oleh guru. Instruksi tersebut mengisyaratkan
siswa agar berdiskusi mengenai aspek penggunaan ejaan dan tanda baca yang
benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
Namun, sikap siswa saat berdiskusi terkesan masih canggung dan kurang efektif
107
dalam mengemukakan maupun mendengar pendapat dari teman satu kelompok.
Hal ini akan segera ditindaklanjuti oleh guru dengan memberi instruksi kepada
anggota kelompok untuk saling membiasakan diri berdiskusi mengenai
pengetahuan aspek penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, ketepatan
penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan. Hal tersebut cukup
efektif untuk mengubah perilaku siswa sebelum diberikan instruksi. Pada siklus II,
akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku demokratis belum nampak pada anggota kelompok 2 saat tahap
eksplorasi berlangsung. Hal ini dilihat berdasarkan sikap dan respon anggota
kelompok 2 terhadap teman satu kelompok saat menganalisis teks berita. Tiap
responden belum dapat menghargai pendapat antar anggota kelompok sehingga
siswa yang mempunyai pengetahuan lebih mengenai teks berita terlihat menguasai
jalannya diskusi. Sikap dan respon anggota yang seperti itu menjadikan penilaian
perilaku demokratis menjadi kurang maksimal. Pada siklus II, akan diberikan
tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 2 sudah nampak saat tahap
perumusan tugas belajar. Hal ini dilihat berdasarkan sikap dan respon anggota
kelompok 2 saat berdiskusi mengenai penggunaan ejaan serta tanda baca yang
benar, ketepatan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan. Siswa sudah
mampu menghargai pendapat teman satu kelompok meski belum semua anggota
kelompok dapat mengungkapkan pendapatnya. Hal ini harus dapat dipertahankan
dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
108
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 3 saat tahap eksplorasi
berlangsung belum nampak. Hal tersebut didasarkan pada sikap dan respon siswa
saat berdiskusi mengenai unsur dan struktur teks berita. Anggota kelompok 3
belum mampu untuk berpendapat serta mendengar pendapat teman satu
kelompok, hanya sedikit siswa yang aktif berdiskusi. Masih ditemukannya siswa
yang canggung dalam menyampaikan pendapat menjadikan penilaian perilaku
demokratis menjadi kurang maksimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan
khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku demokratis pada kelompok 3 sudah nampak saat tahap perumusan
tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa dalam diskusi
mengenai penggunaan ejaan serta tanda baca yang benar, penggunaan diksi,
keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan. Anggota kelompok 3 sudah mampu
menghargai pendapat dari teman satu kelompoknya, sehingga penilaian perilaku
demokratis pada kegiatan ini menjadi maksimal. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku demokratis anggota kelompok 4 belum nampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap dan respon anggota
kelompok 4 saat berdiskusi mengenai unsur dan struktur teks berita. Anggota
kelompok 4 belum mampu untuk berpendapat serta mendengar pendapat teman
satu kelompok. ditambah hanya sedikit anggota kelompok 4 yang aktif berdiskusi.
Masih ditemukannya anggota kelompok yang canggung dalam menyampaikan
pendapat menjadikan penilaian perilaku demokratis menjadi kurang maksimal.
109
Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih
ditemukan.
Perilaku demokratis anggota kelompok 4 belum nampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa
dalam diskusi mengenai penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar,
penggunaan diksi, keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan. Anggota kelompok
4 belum mampu menghargai pendapat dari tiap anggota kelompok sehingga
penilaian perilaku demokratis pada kegiatan ini menjadi tidak optimal. Pada siklus
II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 5 saat tahap eksplorasi
berlangsung belum nampak. Hal tersebut didasarkan pada sikap dan respon siswa
saat berdiskusi mengenai unsur dan struktur teks berita. Anggota kelompok 5
belum mampu untuk mengungkapkan maupun mendengar pendapat teman satu
kelompok. Hanya sedikit anggota kelompok 5 yang aktif berdiskusi. Masih
ditemukannya siswa yang canggung dalam menyampaikan pendapat menjadikan
penilaian perilaku demokratis menjadi kurang maksimal. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku demokratis anggota kelompok 5 belum nampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa
saat diskusi mengenai penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, penggunaan
diksi, keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan. Anggota kelompok 5 belum
mampu menghargai pendapat dari teman satu kelompoknya, sehingga penilaian
110
perilaku demokratis pada kegiatan ini tergolong kurang baik. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
4.1.1.2.1.3 Perilaku Berpikir Logis
Berdasarkan hasil observasi dapat dijelaskan, bahwa kelompok 1 pada
tahap situasi bermasalah sudah mampu menampakkan perilaku berpikir logis. Hal
ini dapat dilihat dari sikap anggota kelompok 1 yang sudah mampu untuk
memperhatikan instruksi guru untuk memperhatikan teks berita yang telah
dipersiapkan oleh guru, sehingga menjadikan penilaian perilaku berpikir logis
dalam kegiatan ini berkategori baik. Hal ini harus dapat dipertahankan dan bila
perlu ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Anggota kelompok 1 sudah mampu menampakkan perilaku berpikir logis
saat tahap eksplorasi berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada respon dan sikap
siswa untuk segera menganalisis teks berita yang sudah didapat kelompoknya
sesuai instruksi yang diberikan oleh guru. Kelompok 1 mampu menganalisis
berdasarkan diskusi dengan teman satu kelompoknya. Perilaku ini harus terus
dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan dalam proses pembelajaran menulis teks
berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya selanjutnya.
111
Gambar 11 Perilaku Berpikir Logis Responden 6
Perilaku siswa berpikir logis anggota kelompok 1 sudah nampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku ini dapat dilihat dari sikap dan
respon responden saat merumuskan hasil pengamatan serta diskusi mengenai
penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian tulisan. Anggota kelompok 1 sudah mampu merumuskan
hasil pengamatan berdasarkan diskusi antar anggota kelompok. Perilaku tersebut
harus dipertahankan dan ditingkatkan untuk diterapkan pada pembelajaran
menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 1 sudah nampak saat tahap
kegiatan belajar. Hal tersebut dapat diketahui setelah melihat sikap dan respon
responden saat guru memberikan instruksi agar responden menulis teks berita
sederhana dengan memanfaatkan pengetahuan yang telah didapatnya dimulai dari
proses awal pembelajaran hingga proses ini. Anggota kelompok 1 langsung
mempersiapkan alat tulis yang disusul dengan mengambil lembar kerja yang telah
dibagikan di meja tiap-tiap kelompok. Responden kemudian mulai menulis teks
berita dengan antusias. Hal tersebut dikarenakan siswa baru pertama kali menulis
112
teks berita dengan menggunakan lembar kerja, sehingga responden termotivasi
untuk menulis teks berita dengan baik serta rapi.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 1 sudah nampak saat tahap
analisis kemajuan. Hal ini dilihat dari sikap dan respon anggota kelompok 1 yang
langsung memperhatikan lembar kerja miliknya yang telah diberikan penilaian
oleh guru. Anggota kelompok mulai mencari kesalahan-kesalahan yang
didapatnya saat menulis teks berita pertemuan pertama dilaksanakan. Perilaku ini
harus dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
Perilaku berpikir logis anggota kelompok 2 sudah nampak saat tahap
situasi bermasalah berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari sikap anggota kelompok
2 yang sudah mampu untuk memperhatikan instruksi guru untuk memperhatikan
teks berita yang telah dipersiapkan oleh guru, sehingga menjadikan penilaian
perilaku berpikir logis dalam kegiatan ini berkategori baik. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis sudah nampak pada anggota kelompok 2 saat tahap
eksplorasi berlangsung. Hal ini dilihat berdasarkan sikap dan respon responden
saat bersama-sama menganalisis teks berita. Responden sudah mampu
menganalisis teks berita sesuai pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya,
sehingga membuat penilaian perilaku berpikir logis menjadi maksimal. Hal ini
harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
113
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 saat tahap perumusan
tugas belajar berlangsung sudah nampak. Hal tersebut dilihat berdasarkan sikap
dan respon siswa saat diskusi berlangsung. Perilaku tersebut dapat dilihat dari
sikap siswa saat merumuskan hasil pengamatan. Anggota kelompok 2 mampu
merumuskan hasil pengamatan setelah melalui proses diskusi dengan teman satu
kelompok. Perilaku tersebut membuat penilaian perilaku berpikir logis menjadi
maksimal. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran
menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 sudah nampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa saat
guru menginstruksikan siswa berlatih menulis teks berita berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa. Anggota kelompok 2
sudah mampu menulis teks berita sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah
maksimal. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran
menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 saat tahap analisis
kemajuan berlangsung sudah nampak,. Hal tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 2 yang dengan seksama memperhatikan kesalahan serta hasil
evaluasi yang diberikan oleh guru. Sehingga, membuat penilaian perilaku berpikir
logis sudah maksimal. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada
pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 3 saat tahap situasi
bermasalah berlangsung sudah tampak. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap
114
anggota kelompok 3 dalam memperhatikan teks berita yang dibagikan oleh guru,
sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah dapat maksimal. Hal ini harus
dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 3 saat tahap eksplorasi
berlangsung sudah nampak, hal tersebut didasarkan pada sikap siswa yang sudah
mampu untuk menganalisis teks berita yang dibagikan dengan pengetahuan yang
dimilikinya sendiri. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada
pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 3 saat tahap perumusan
tugas belajar berlangsung sudah nampak. Hal tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 3 yang mampu merumuskan hasil diskusi mengenai
penggunaan ejaan serta tanda baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian tulisan. Perilaku tersebut membuat penilaian perilaku
berpikir logis sudah tergolong baik. Hal ini harus dapat dipertahankan dan
ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa yang
mampu untuk menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dimilikinya. Anggota kelompok 3 sudah mampu menulis teks berita
sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah dalam kategori baik. Hal tersebut
harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
115
Perilaku berpikir logis anggota kelompok 3 sudah nampak saat tahap
analisis kemajuan berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa
yang mengamati kesalahan atau kekeliruan teks berita yang dihasilkannya.
Anggota kelompok 3 sudah mampu mengamati kesalahan atau kekeliruan teks
berita yang dihasilkannya sehingga penilaian perilaku berpikir logis masuk dalam
kategori baik. Hal ini harus dapat dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan pada
pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis anggota kelompok 4 sudah nampak saat tahap
situasi bermasalah berlangsung. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap anggota
kelompok 4 saat memperhatikan teks berita yang dibagikan oleh guru, sehingga
penilaian perilaku berpikir logis sudah dapat dimaksimalkan. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 saat tahap eksplorasi
berlangsung sudah nampak, hal tersebut didasarkan pada sikap anggota kelompok
4 yang sudah mampu untuk menganalisis teks berita yang dibagikan dengan
pengetahuan yang dimilikinya sendiri. Hal ini harus dapat dipertahankan dan
ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 saat tahap perumusan
tugas belajar berlangsung sudah nampak. Hal tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 4 yang mampu merumuskan hasil diskusi mengenai
penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan
kalimat, serta kerapian tulisan. Perilaku tersebut membuat penilaian perilaku
116
berpikir logis anggota kelompok 4 sudah optimal. Hal tersebut harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 sudah nampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa yang
mampu untuk menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dimilikinya. Anggota kelompok 4 sudah mampu menulis teks berita
sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah dalam kategori baik. Hal ini harus
dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 sudah nampak saat tahap
analisis kemajuan berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa saat
memperhatikan hasil evaluasi pertemuan pertama baik dari hasil teks berita yang
dihasilkan maupun dari sikap anggota kelompok 4 yang kurang menunjukkan
perilaku berkarakter dan berbudaya. Anggota kelompok 4 sudah mampu untuk
mengetahui letak kesalahan sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah
masuk kategori baik.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 5 saat tahap situasi
bermasalah berlangsung sudah nampak. Hal tersebut dapat dilihat pada sikap
anggota kelompok 5 saat memperhatikan teks berita yang dibagikan oleh guru,
sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah tergolong baik. Hal ini harus
dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
117
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 5 saat tahap eksplorasi
berlangsung sudah nampak, hal tersebut didasarkan pada sikap siswa yang sudah
mampu untuk menganalisis teks berita yang dibagikan meskipun dengan
pengetahuan yang dimilikinya sendiri. Hal ini harus dapat dipertahankan dan
ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis anggota kelompok 5 sudah nampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap anggota
kelompok 5 yang mampu merumuskan hasil diskusi mengenai penggunaan ejaan
dan tanda baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan kalimat, serta kerapian
tulisan. Perilaku tersebut membuat penilaian perilaku berpikir logis sudah
tergolong kategori baik. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada
pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku berpikir logis anggota kelompok 5 sudah nampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa yang
mampu untuk menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan
yang dimilikinya. Anggota kelompok 5 sudah mampu menulis teks berita
sehingga penilaian perilaku berpikir logis sudah dalam kategori baik. Hal ini harus
dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
Perilaku berpikir logis anggota kelompok 5 sudah nampak saat tahap
analisis kemajuan berlangsung. Perilaku ini didasarkan pada sikap anggota
kelompok 5 yang sudah mampu untuk mengetahui letak kesalahan baik dari teks
berita yang dihasilkannya pada pertemuan pertama maupun evaluasi sikap pada
118
pertemuan sebelumnya sehingga menjadikan penilaian perilaku berpikir logis
dalam kategori baik.
4.1.1.2.1.4 Perilaku Tanggung jawab
Anggota kelompok 1 sudah mampu menampakkan perilaku tanggung
jawab saat tahap situasi bermasalah berlangsung. Hal ini didasarkan pada sikap
siswa yang segera mengatur posisi tempat duduk agar dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan nyaman. Sikap anggota kelompok 1 setelah kelompok
terbentuk, kemudian siswa langsung mengatur posisi tempat duduk dan posisi
meja sehingga pada saat proses pembelajaran dapat dilakukan dengan nyaman.
Perilaku tersebut sudah berkategori baik. Perilaku tersebut diharapkan dapat
dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
selanjutnya.
Anggota kelompok 1 belum mampu menunjukkan perilaku tanggung
jawab saat tahap eksplorasi berlangsung. Hal ini didapat dari observasi terhadap
sikap dan respon anggota kelompok 1 yang kurang menganggap serius diskusi
menentukan struktur teks berita sehingga perilaku bertanggung jawab tidak
muncul. Pada siklus II akan diberikan tindakan khusus bila masih ditemukan
kasus yang sama terjadi dalam proses pembelajaran.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 1 belum tampak saat
tahap analisis kemajuan penelitian kelompok berlangsung. Hal ini dapat dilihat
dari sikap dan respon responden terhadap lembar kerja yang dibagikan, anggota
kelompok 1 setelah mendapat lembar kerja kemudian langsung meletakkannya
pada meja tanpa mencatat kesalahan yang akan dijadikan evaluasi pada proses
119
penulisan selanjutnya. Guru kemudian memberikan instruksi kepada anggota
kelompok 1 agar mencatat hal-hal yang menjadi evaluasi. Pada siklus II akan
dilakukan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Gambar 12 Perilaku Tanggung Jawab Responden 32
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 2 belum tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Hal ini dilihat dari sikap dan respon
anggota kelompok 2 saat memperhatikan teks berita yang dibagikan oleh guru.
Siswa belum dapat berkonsentrasi dengan baik dan cenderung tidak fokus dengan
teks berita yang dibagikan. Hal tersebut menyebabkan penilaian perilaku
tanggung jawab pada kegiatan ini belum berkategori baik. Guru segera
memberikan instruksi kepada anggota kelompok 2 agar kembali fokus pada
pembelajaran. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang
sama masih ditemukan.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 2 belum tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Hal ini dilihat berdasarkan sikap dan respon
responden saat guru mengajukan pertanyaan dan mengajak siswa untuk
berdiskusi. Anggota kelompok 2 tidak memberikan respon positif dengan
120
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hal ini menjadikan penilaian perilaku
tanggung jawab menjadi kurang maksimal. Pada siklus II akan diberikan tindakan
khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 2 belum tampak saat
tahap analisis kemajuan penelitian kelompok berlangsung. Hal tersebut didasarkan
pada sikap siswa yang tidak mencatat kesalahan-kesalahan dan evaluasi yang
telah diberikan oleh guru. Guru segera memberi instruksi untuk mencatat
kesalahan-kesalahan pada hasil tulisan siswa. Perilaku tersebut menjadikan
penilaian perilaku tanggung jawab menjadi kurang maksimal. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku tanggung jawab anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
situasi bermasalah berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa yang
sudah mengikuti instruksi guru sehingga perilaku bertanggung jawab terhadap
instruksi yang diberikan menjadi maksimal. Hal ini harus dapat dipertahankan dan
ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 3 belum tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap dan respon
siswa terhadap pertanyaan diskusi klasikal yang diberikan oleh guru. Meskipun
anggota kelompok 3 dapat menjawab pertanyaan, namun, tingkat partisipasi
anggota kelompok 3 masih kurang aktif sehingga penilaian perilaku tanggung
jawab belum dapat maksimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila
kasus yang sama masih ditemukan.
121
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat
tahap analisis kemajuan penelitian kelompok berlangsung. Perilaku tersebut
didasarkan pada sikap anggota kelompok 3 yang memperhatikan teks berita serta
evaluasi teks berita yang telah dihasilkan sebelumnya dengan seksama sehingga
penilaian perilaku tanggung jawab masuk dalam kategori baik. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 4 belum tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Anggota kelompok 4 saat memperhatikan
teks berita masih kurang serius dan kurang antusias. Perilaku tersebut berpengaruh
pada penilaian perilaku tanggung jawab. Pada siklus II, akan diberikan tindakan
khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 4 belum tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap dan respon
siswa terhadap pertanyaan diskusi klasikal yang diberikan oleh guru. Meskipun
anggota kelompok 4 dapat menjawab pertanyaan, namun, tingkat partisipasi
anggota kelompok 4 masih kurang sehingga penilaian perilaku tanggung jawab
masih belum dapat maksimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila
kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat
tahap analisis kemajuan penelitian kelompok berlangsung. Perilaku tersebut
didasarkan pada sikap anggota kelompok yang memperhatikan teks berita serta
evaluasi proses pembelajaran sebelumnya dengan seksama. Anggota kelompok 4
sudah mampu memperhatikan evaluasi guru dengan baik sehingga penilaian
122
perilaku tanggung jawab masuk dalam kategori baik. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Hal ini didasarkan pada sikap anggota
kelompok 5 yang mampu untuk membentuk kelompok mengikuti instruksi guru.
Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis
teks berita siklus II.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 5 belum tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap dan respon
siswa terhadap pertanyaan diskusi klasikal yang diberikan oleh guru. Meskipun
anggota kelompok 5 dapat menjawab pertanyaan, namun, tingkat partisipasi
anggota kelompok 5 masih kurang sehingga penilaian perilaku tanggung jawab
anggota kelompok 5 tergolong kurang baik. Pada siklus II, akan diberikan
tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 5 belum tampak saat
tahap analisis kemajuan penelitian kelompok berlangsung. Perilaku tersebut
berdasarkan pada sikap anggota kelompok 5 yang belum dapat memperhatikan
evaluasi guru dengan antusias dan semangat sehingga penilaian perilaku tanggung
jawab kurang optimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus
yang sama masih ditemukan.
4.1.1.2.1.5 Perilaku Mandiri
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 1 belum tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari sikap responden yang
123
belum dapat menulis teks berita dengan pengetahuan dan keterampilannya sendiri.
Masih ditemukan responden yang meminta bantuan teman serta berdiskusi
mengenai proses penulisan teks berita. Guru berulang kali menginstruksikan
anggota kelompok 1 agar tidak berdiskusi maupun bertukar pendapat dengan
teman satu kelompok, karena proses penulisan merupakan proses untuk mengukur
keterampilan individu siswa. Pada siklus II akan diberikan tindakan khusus bila
kasus yang sama kembali ditemukan.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 1 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal ini dilihat dari anggota kelompok 1
yang masih bertanya dengan teman satu kelompoknya perihal penulisan teks
berita. Seharusnya, siswa menulis teks berita dengan pengetahuan dan
keterampilan sendiri. Guru memberikan motivasi agar responden mampu menulis
teks berita sesuai dengan keterampilan yang responden miliki. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 2 belum tampak saat tahap ini
berlangsung. Hal ini didasarkan pada sikap anggota kelompok 2 yang belum dapat
menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilannya sendiri.
Masih ditemukannya siswa yang bertanya dengan teman satu kelompoknya
membuat penilaian perilaku mandiri belum maksimal. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 2 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal ini didasarkan pada sikap anggota
kelompok 2 yang belum dapat menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan
124
keterampilannya sendiri. Masih ditemukannya siswa yang bertanya dengan teman
satu kelompoknya membuat penilaian perilaku mandiri belum maksimal. Pada
siklus II akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Gambar 13 Kemandirian Belum Nampak pada Responden 21
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada siswa yang
mampu menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Anggota kelompok 3 mampu untuk menulis teks berita tanpa melihat
hasil pekerjaan milik teman satu kelompok sehingga penilaian perilaku mandiri
dalam kategori baik. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada
pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 3 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap
siswa yang masih meminta bantuan teman satu kelompok untuk mengumpulkan
fakta berita, sehingga menjadikan penilaian perilaku mandiri menjadi kurang
maksimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama
masih ditemukan.
125
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 4 belum tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada siswa yang
mampu menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Anggota kelompok 4 belum mampu untuk menulis teks berita tanpa
melihat hasil pekerjaan milik teman sehingga penilaian perilaku mandiri kurang
optimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama
masih ditemukan.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 4 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 4 yang belum mampu menulis teks berita sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Masih ditemukannya siswa yang
meminta bantuan pada teman satu kelompoknya menjadikan penilaian perilaku
mandiri anggota kelompok 4 menjadi kurang optimal. Pada siklus II, akan
diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 5 belum tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada siswa yang
mampu menulis teks berita sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Anggota kelompok 5 belum mampu untuk menulis teks berita tanpa
melihat hasil pekerjaan milik teman sehingga penilaian perilaku mandiri belum
tergolong kategori baik. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus
yang sama masih ditemukan.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 5 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan dengan melihat
126
sikap anggota kelompok 5 yang belum mampu menulis teks berita sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Masih ditemukannya siswa yang
meminta bantuan pada teman satu kelompoknya menjadikan penilaian perilaku
mandiri belum mencapai kategori baik. Pada siklus II, akan diberikan tindakan
khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
4.1.1.2.1.6 Perilaku Disiplin
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 1 belum nampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Hal ini dapat diketahui setelah dari sikap anggota
kelompok 1 yang tidak langsung mengumpulkan hasil pekerjaannya, namun
melihat hasil pekerjaan teman satu kelompoknya. Guru kemudian memberikan
instruksi kepada responden agar tidak saling melihat hasil pekerjaan teman, hal
tersebut akan menjadi evaluasi pada pembelajaran menulis teks berita siklus I.
Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih
ditemukan.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 1 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut dapat diketahui dari sikap
dan perilaku responden yang belum dapat memanfaatkan waktu secara optimal
untuk mencari fakta berita. Anggota kelompok 1 memerlukan waktu lebih banyak
sehingga penilaian pada perilaku disiplin menjadi tidak maksimal. Hal tersebut
menjadi evaluasi pada pembelajaran menulis teks berita siklus II, sehingga akan
diadakan tindakan khusus bila pada pembelajaran menulis teks berita siklus II
masih ditemukan kasus yang sama.
127
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku ini didasarkan pada sikap siswa yang
mengumpulkan hasil penulisan sesaat setelah guru memberikan instruksi untuk
mengumpulkan sehingga penilaian perilaku disiplin menjadi maksimal. Hal ini
harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 2 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap
siswa yang melebihi waktu yang ditentukan dalam mencari fakta dan data berita,
sehingga membuat penilaian perilaku disiplin menjadi kurang maksimal. Pada
siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku ini didasarkan pada sikap anggota
kelompok 3 yang mengumpulkan hasil penulisan teks berita dengan tepat waktu
sehingga penilaian perilaku disiplin dalam kaegori baik. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 3 belum tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada anggota
kelompok 3 yang melebihi waktu pengumpulan fakta berita saat proses mencari
fakta dan data berita, sehingga membuat penilaian perilaku disiplin menjadi
kurang maksimal. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang
sama masih ditemukan.
128
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 4 sudah nampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa yang
mengumpulkan hasil penulisan teks berita dengan tepat waktu. Anggota kelompok
4 sudah mampu mengumpulkan hasil menulis teks berita tepat waktu sehingga
penilaian perilaku disiplin dalam kategori baik. Hal ini harus dapat dipertahankan
dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 4 sudah nampak saat tahap
pengulangan kegiatan belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap
siswa yang tepat waktu saat proses mencari fakta dan data berita sehingga
membuat penilaian perilaku disiplin menjadi optimal. Hal ini harus dapat
dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 5 belum tampak saat tahap ini
berlangsung. Perilaku tersebut didasarkan pada sikap siswa yang menunda-nunda
saat mengumpulkan hasil penulisan teks berita sehingga penilaian perilaku
disiplin belum tergolong kategori baik. Pada siklus II, akan diberikan tindakan
khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap
anggota kelompok 5 yang mampu tepat waktu saat proses mencari fakta dan data
berita, sehingga membuat penilaian perilaku disiplin menjadi optimal. Hal ini
harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada pembelajaran menulis teks berita
siklus II.
129
4.1.1.2.1.7 Perilaku Santun
Perilaku santun pada anggota kelompok 1 belum nampak saat tahap
perumusan kegiatan belajar berlangsung. Siswa belum dapat mengungkapkan
pendapatnya dalam bahasa yang baik dan menghargai teman diskusi. Hal tersebut
dilihat dari sikap dan respon responden terhadap proses diskusi untuk
merumuskan hasil pengamatan dan diskusi mengenai penggunaan ejaan dan tanda
baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
Guru mengambil tindakan perbaikan dengan cara memberikan instruksi terhadap
anggota kelompok 1. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus bila kasus
yang sama masih ditemukan.
Perilaku santun pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal ini dilihat berdasarkan sikap dan respon
siswa terhadap instruksi yang diberikan oleh guru. Anggota kelompok 2 dalam
penyampaian pendapat dalam kelompok maupun dalam pelaporan hasil diskusi
sudah menunjukkan perilaku santun. Perilaku tersebut membuat penilaian perilaku
santun menjadi maksimal. Hal ini harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan
pada pembelajaran menulis teks berita siklus II.
Perilaku santun pada anggota kelompok 3 belum tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa
saat merumuskan hasil pengamatan terhadap aspek-aspek yang telah disebutkan
sebelumnya. Anggota kelompok 3 belum menunjukkan sikap maupun komunikasi
yang santun antar anggota kelompok pada saat diskusi berlangsung. Guru
memberikan instruksi dengan mengingatkan pada anggota kelompok 3 agar tetap
130
bersikap sopan santun dalam pembelajaran menulis teks berita. Pada siklus II,
akan diberikan tindakan khusus bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku santun pada anggota kelompok 4 belum tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa
saat merumuskan hasil pengamatan terhadap penggunaan ejaan dan tanda baca
yang benar, penggunaan diksi, keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan.
Anggota kelompok 4 belum menunjukkan sikap maupun komunikasi yang santun
antar anggota pada saat diskusi berlangsung. Guru memberikan instruksi dengan
mengingatkan pada anggota kelompok 4 agar tetap bersikap sopan santun dalam
pembelajaran menulis teks berita. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus
bila kasus yang sama masih ditemukan.
Perilaku santun pada anggota kelompok 5 belum tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Hal tersebut didasarkan pada sikap siswa
saat merumuskan hasil pengamatan terhadap penggunaan ejaan dan tanda baca
yang benar, penggunaan diksi, keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan.
Anggota kelompok 5 belum menunjukkan sikap maupun komunikasi yang santun
antar anggota pada saat diskusi berlangsung. Guru memberikan instruksi dengan
mengingatkan pada anggota kelompok 5 agar tetap bersikap sopan santun dalam
pembelajaran menulis teks berita. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus
bila kasus yang sama masih ditemukan.
4.1.1.2.2 Hasil Jurnal
Salah satu instrumen yang digunakan untuk menjaring data nontes dalam
penelitian ini adalah jurnal. Jurnal digunakan untuk mendapatkan data mengenai
131
respon siswa sebagai subjek penelitian selama proses pembelajaran. Jurnal dibuat
menjadi dua macam, yaitu jurnal guru dan jurnal siswa. jurnal guru diisi oleh
guru, sedangkan jurnal siswa diisi oleh siswa. Jurnal guru berisi lima buah
pertanyaan yang diisi oleh guru tentang uraian pendapat dan seluruh kejadian
yang muncul yang dilihat dan dirasakan oleh guru selama proses kegiatan
pembelajaran menulis teks berita berlangsung. Jurnal siswa berisi pendapat dan
tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Pertanyaan yang
ada dalam jurnal siswa berjumlah 5 pertanyaan yang semuanya harus dijawab oleh
siswa.
4.1.1.2.2.1 Jurnal Guru
Jurnal guru berisi segala hal yang dirasakan guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Jurnal guru ditulis setelah pembelajaran berlangsung.
Aspek-aspek pengamatan yang ada dalam jurnal guru, yaitu (1) bagaimana
kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan
model Investigasi kelompok berbasis Konservasi Karakter dan Budaya; (2)
bagaimana respon siswa terhadap hasil pemilihan topik atau tema yang dilakukan
secara berkelompok; (3) bagaimana keaktifan siswa saat melakukan pengumpulan
fakta berita di lapangan; (4) bagaimana perilaku siswa saat melakukan
pengumpulan berita dan menulis teks berita dengan kelompoknya; dan (5) apa
sajakah peristiwa yang muncul saat pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya.
132
Berdasarkan jurnal guru dapat diungkap bahwa siswa memberi respon dan
tanggapan yang kurang positif terhadap pembelajaran. Guru menganggap siswa
masih perlu pendampingan dan pengarahan untuk dapat berkonsentrasi penuh
pada pembelajaran. Siswa terlihat kurang bersemangat di awal pembelajaran.
Beberapa siswa masih terlihat melamun dan tidak fokus pada pembelajaran. Pada
siklus II, akan diadakan perlakuan khusus terhadap siswa apabila ditemukan kasus
yang sama. Siswa juga terlihat kurang siap menerima pembelajaran dikarenakan
situasi kelas yang gerah dan masih banyak siswa yang bergurau sendiri. Guru
memberikan ilustrasi pada siswa dengan harapan akan memberikan pemahaman
mengenai teks berita yang dianalisis, namun, hanya beberapa siswa yang fokus
dengan pembelajaran. Pada siklus II, akan diadakan perlakuan khusus terhadap
siswa apabila terdapat kasus yang sama.
Keaktifan siswa saat melakukan pengumpulan fakta berita di lapangan
tergolong cukup baik, meskipun hanya beberapa anggota kelompok saja. Hal
tersebut disebabkan oleh teknik pengumpulan fakta berita observasi merupakan
cara yang baru dikenal oleh siswa sehingga siswa merasa canggung dan belum
menguasai secara baik teknik ini. Hal tersebut diungkap guru yang menyatakan
bahwa siswa masih mengambang dalam pemahaman pengumpulan fakta berita
dengan teknik observasi. Pada siklus II, akan diberikan pemahaman kembali
kepada siswa mengenai teknik observasi ini.
Secara keseluruhan, suasana kelas pada saat siklus I cukup baik meskipun
masih ditemukan beberapa perilaku negatif dari siswa. Hal tersebut didukung oleh
faktor guru yang mengajar saat ini bukan guru mata pelajaran bahasa Indonesia
133
melainkan peneliti sendiri, sehingga siswa menganggapnya sebagai variasi yang
mengasyikkan. Pada saat awal pembelajaran, siswa sulit dikendalikan dan
cenderung ramai sendiri. Siswa yang ramai didasari atas kebiasaan mereka dalam
mencari perhatian guru. Peneliti justru menjadikan hal tersebut sebagai umpan
balik terhadap siswa, sehingga siswa yang ramai tetap tergiring untuk konsentrasi
terhadap pembelajaran. Perlakuan yang sama diberikan pada siswa yang berdiam
diri dan sesekali melamun. peneliti memberikan perhatian terhadap mereka
dengan cara bertanya dan sesekali mengajak diskusi. Cara tersebut cukup efektif
dalam menjaga tingkat konsentrasi siswa.
Peristiwa yang muncul pada saat siklus I berlangsung adalah sebagian
siswa mengapresiasi kegiatan diskusi untuk menentukan tema teks berita yang
akan ditulis tiap kelompok, siswa juga sudah mampu berpikir kritis pada saat
proses menganalisis teks berita bersama kelompoknya. Sikap santun tercermin
dalam penyampaian hasil analisis teks berita, pengumpulan fakta berita, dan hasil
teks berita yang dibuat.
4.1.1.2.2.2 Jurnal Siswa
Jurnal siswa merupakan lembar pertanyaan yang harus diisi oleh siswa
setelah pembelajaran menulis teks berita dengan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya berlangsung. Tujuan diadakannya jurnal
siswa adalah untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada saat proses
belajar mengajar untuk mengungkap kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. Pada
saat pembagian jurnal siswa, terlihat sebagian besar siswa tampak antusias ingin
segera mengisi jurnal tersebut. Hal tersebut terjadi karena sebelumnya siswa
134
belum pernah mengisi jurnal siswa di akhir pembelajaran. Setelah semua siswa
mendapatkan jurnal siswa bagiannya, siswa diinstruksikan untuk memahami
pertanyaan dan dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan yang tertulis dalam
lembar jurnal siswa. Pertanyaan yang ada dalam jurnal siswa berjumlah 5
pertanyaan yang semuanya harus dijawab oleh siswa. Pertanyaan yang ada dalam
jurnal siswa, yaitu (1) bagaimana perasaan kamu setelah mengikuti pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya yang telah dilakukan; (2) apa kesulitan yang kamu hadapi
saat pembelajaran menulis teks berita melalui model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya yang telah dilakukan; (3) bagaimana
tanggapan kamu dengan model pembelajaran yang digunakan guru; (4) bagaimana
pendapat kamu terhadap cara mengajar guru; dan (5) apa saran yang ingin kamu
sampaikan terhadap pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya.
Berdasarkan jurnal siswa dapat diungkap bahwa untuk pertanyaan pertama
jawaban yang diberikan siswa bermacam-macam. Ada yang menyatakan senang,
cukup senang, asyik, dan seru serta tidak membosankan. Siswa merasa senang
mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dikarenakan belajar menulis
teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya dapat menambah wawasan. Ada juga yang berpendapat dapat
menambah pengalaman. Siswa juga menyatakan materi yang disampaikan mudah
dihafal. Hasil tersebut diperoleh dari pendapat siswa yang tertulis pada jurnal
135
siswa. Responden nomor 20 menyatakan senang bisa mengikuti pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya karena dapat menambah pengalaman.
Kutipan jurnal siswa responden nomor 20 dapat dilihat pada gambar 14
berikut.
Gambar 14 Kutipan Jurnal Siswa Siklus I Responden Nomor 20
Untuk pertanyaan kedua, menghasilkan jawaban yang berbeda-beda. Ada
yang menyatakan tidak ada kesulitan karena materi dan instruksi yang
disampaikan sudah jelas. Ada juga yang menyatakan kesulitan saat menganalisis
unsur berita, namun, tidak menyertakan alasannya. Ada yang menyatakan masih
merasa kesulitan karena pada saat proses pembelajaran diharuskan untuk
136
berdiskusi bersama kelompok seperti yang diungkap oleh responden nomor 32.
Kutipan reponden nomor 32 dapat dilihat pada gambar 15 berikut.
Gambar 15 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 32
Untuk pertanyaan ketiga, jawaban yang diberikan pun bermacam-macam.
Ada yang menyatakan menyenangkan, Hal tersebut diungkap responden sebab
proses diskusi yang mampu berjalan dengan baik. Ada yang menyatakan baik, hal
tersebut diungkap responden sebab model pembelajaran dapat memancing
keantusiasan siswa sehingga responden menilai tidak akan bosan dalam mengikuti
pembelajaran menulis teks berita, hal tersebut diungkap oleh responden nomor 23.
Kutipan jurnal siswa responden nomor 23 dapat dilihat pada gambar 16 berikut.
Gambar 16 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 23
Untuk pertanyaan keempat, jawaban yang diberikan siswa pun bermacam-
macam. Ada yang menyatakan bahwa cara guru dalam proses pembelajaran
137
kurang dekat dan kurang berinteraksi dengan siswa, hal ini akan dijadikan bahan
evaluasi untuk perbaikan pada saat pembelajaran menulis teks berita siklus II
dilaksanakan. Ada yang menyatakan bahwa suara guru pada saat pembelajaran
berlangsung kurang keras, hingga kurang didengar oleh siswa yang duduk
dibelakang. Hal tersebut diungkap oleh responden nomor 6. Kutipan jurnal siswa
responden nomor 6 dapat dilihat pada gambar 17 berikut.
Gambar 17 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 6
Untuk pertanyaan kelima, jawaban yang diberikan bermacam-macam.
Beberapa siswa memberikan saran agar pada saat proses pembelajaran suara guru
dapat lebih keras sehingga instruksi yang diberikan akan lebih didengar oleh
siswa. Ada siswa yang menyatakan bahwa pembelajaran sudah baik sehingga
tidak ada saran untuk pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Ada siswa yang
memberikan saran agar pembelajaran dapat diselingi dengan permainan sehingga
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita dapat rileks sejenak,
pendapat tersebut diungkap oleh responden nomor 23. Kutipan jurnal siswa
responden nomor 23 dapat dilihat pada gambar 18 berikut.
138
Gambar 18 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 23
Saran-saran yang diungkap oleh siswa akan dipertimbangkan oleh peneliti
agar menjadi bahan evaluasi dan perbaikan untuk diterapkan saat pembelajaran
menulis teks berita siklus II dilaksanakan. Pembelajaran menulis teks berita
dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
dan budaya pada siklus I telah dilaksanakan dengan baik. Ini tidak lepas dari
fasilitas yang dimiliki sekolah. Dalam hal ini penggunaan LCD di dalam proses
pembelajaran dirasakan sangat membantu guru dan peneliti dalam menyampaikan
materi menulis teks berita.
4.1.1.2.3 Hasil Kuesioner
Pada siklus I, peneliti juga menggunakan lembar kuesioner untuk
memperoleh data nontes. Pengisian lembar kuesioner dilakukan oleh 6 orang
responden, yaitu 2 responden yang mendapatkan nilai tes yang tinggi, 2 responden
yang mendapatkan nilai tes sedang, dan 2 responden yang mendapatkan nilai tes
rendah. Penentuan responden yang mengisi kuesioner berdasarkan nilai tes pada
tahap siklus dan berdasarkan observasi yang dilakukan guru selama pembelajaran.
Pengisian lembar kuesioner dilakukan untuk mengetahui (a) perasaan siswa saat
mengikuti pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model
139
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya; (b) perasaan siswa
saat berdiskusi dengan teman satu kelompok menentukan tema berita yang akan
dibuat; (c) perasaan siswa saat melakukan pengumpulan fakta berita bersama
teman satu kelompok; (d) perasaan siswa saat menulis teks berita setelah
mengumpulkan fakta berita; (e) minat siswa terhadap pembelajaran menulis teks
berita untuk mengetahui kesulitan atau permasalahan yang dialami siswa dalam
menulis teks berita; (f) manfaat setelah mengikuti pembelajaran menulis teks
berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya; dan (g) pengakuan siswa setelah mengikuti pembelajaran
menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya.
Berdasarkan hasil lembar kuesioner setelah dilaksanakan pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya pada siklus I, jawaban yang muncul dari pertanyaan pertama
lembar kuesioner bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa proses
pembelajaran berlangsung menyenangkan. Ada pula yang berpendapat bahwa
proses pembelajaran terburu-buru sehingga materi yang disajikan kurang jelas,
pendapat tersebut diungkap oleh responden nomor 20. Kutipan lembar kuesioner
responden nomor 20 dapat dilihat dalam gambar 19 berikut.
140
Gambar 19. Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 9
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan pertanyaan kedua
kembali memunculkan jawaban yang bermacam-macam. Ada yang menyatakan
bahwa diskusi untuk menentukan tema tersebut menyenangkan karena dapat
dijadikan sarana untuk mengemukakan pendapat. Ada pula yang menyatakan
bahwa siswa masih canggung, hal tersebut karena saat diskusi berlangsung antar
anggota kelompoknya terdapat perbedaan pendapat. Pendapat tersebut diungkap
oleh responden nomor 19. Kutipan kuesioner responden nomor 19 dapat dilihat
pada gambar 20 berikut.
Gambar 20. Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 19
141
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan bahwa jawaban dari
pertanyaan ketiga menyatakan sebagian besar responden senang dengan proses
pengumpulan fakta berita yang telah dilakukan. Responden nomor 10 menyatakan
senang dengan proses pengumpulan fakta berita pada saat pembelajaran menulis
teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya berlangsung. Kutipan kuesioner responden nomor 10 dapat
dilihat pada gambar 21 berikut.
Gambar 21 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 10
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan bahwa jawaban dari
pertanyaan keempat menyatakan sebagian besar responden senang dengan proses
menulis teks berita, meskipun masih terdapat responden yang menyatakan
bingung saat proses menulis teks berita. Pendapat tersebut diungkap oleh
responden nomor 5. Kutipan kuesioner responden nomor 5 dapat dilihat pada
gambar 22 berikut.
142
Gambar 22 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 6
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan jawaban dari pertanyaan
kelima kembali menghasilkan jawaban yang bermacam-macam. Sebagian besar
responden menyatakan tidak terdapat kesulitan pada saat proses pembelajaran,
meskipun tetap ada responden yang menyatakan kesulitan. Salah satu responden
yang menganggap sulit mengikuti proses pembelajaran adalah responden nomor
19. Kutipan lembar kuesioner responden nomor 19 dapat dilihat pada gambar 23
berikut.
Gambar 23 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 19
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan jawaban dari pertanyaan
keenam kembali menghasilkan beragam jawaban, terdapat responden yang
menyatakan bahwa kesulitan yang dihadapi saat proses pembelajaran menulis teks
berita adalah pada saat proses menulis teks berita. Kutipan lembar kuesioner
responden nomor 19 dapat dilihat pada gambar 24 berikut.
143
Gambar 24 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 19
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan jawaban dari pertanyaan
ketujuh kembali menghasilkan jawaban yang beragam. Terdapat responden yang
menyatakan bahwa mereka menjadi lebih paham mengenai materi yang telah
dipelajari. Terdapat pula responden yang menyatakan bahwa wawasannya
bertambah setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Pendapat
tersebut diungkap oleh responden nomor 27. Kutipan kuesioner responden nomor
27 dapat dilihat pada gambar 25 berikut.
Gambar 25 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 27
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan jawaban dari pertanyaan
kedelapan kembali menghasilkan jawaban yang beragam. Sebagian besar
responden menjawab sudah dapat menulis teks berita setelah pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
144
karakter dan budaya dilakukan. Disamping itu, terdapat responden nomor 23 yang
menyatakan tidak dapat menulis teks berita dengan singkat, padat, dan jelas.
Kutipan lembar kuesioner responden nomor 23 dapat dilihat pada gambar 26
berikut.
Gambar 26 Kutipan Kuesioner Responden Nomor 23
Berdasarkan lembar kuesioner dapat disimpulkan jawaban dari pertanyaan
kesembilan sesuai dengan jawaban yang dipilihnya saat mengisi pertanyaan
kedelapan. Responden nomor 23 yang pada pertanyaan kedelapan menyatakan
masih tidak dapat menulis teks berita mengungkapkan pendapatnya. Kutipan
kuesioner responden nomor 23 dapat dilihat pada gambar 27 berikut.
Gambar 27 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 23
Jawaban dari pertanyaan dalam lembar kuesioner yang terkumpul akan
dijadikan evaluasi untuk dirumuskan solusi yang akan diterapkan pada saat siklus
II berlangsung.
145
4.1.1.3 Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Berdasarkan hasil tes menulis teks berita yang telah dilakukan, diketahui
bahwa nilai rata-rata secara klasikal sebesar 61,06. Nilai tertinggi yang berhasil
dicapai responden pada siklus I sebesar 73. Nilai tersebut dicapai oleh 1
responden. Nilai terendah yang diperoleh responden sebesar 48. Hanya satu
responden yang memperoleh nilai tersebut. Sebagian besar responden masih
mencapai nilai antara 55-69 dengan kategori cukup baik.
Hasil penelitian menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya secara lebih lengkap dapat
dilihat pada tabel 8 sebagai berikut.
Tabel 8 Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
85 – 100
70 – 84
55 – 69
0 – 54
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
0
3
28
1
0
216
1690
48
0
9,375
87,5
3,125
1954 X 100%
32 X 100
= 61,063
(CUKUP
BAIK)
Jumlah 32 1954 100
146
Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa nilai tes keterampilan menulis
teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya pada siklus I secara klasikal mencapai nilai 1954 dengan nilai
rata-rata 61,063 termasuk dalam kategori cukup baik. Dari 32 responden, tidak
ada satu responden pun yang mencapai kategori sangat baik dengan rentang nilai
85 – 100. Keterampilan menulis responden untuk kategori baik dengan rentang
nilai 70 – 84 dicapai oleh 3 responden (9,375%). Keterampilan menulis responden
untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 55 – 69 dicapai oleh 28 responden
(87,5%). Sedangkan, hanya 1 responden yang memperoleh keterampilan menulis
kategori kurang baik dengan rentang nilai 0 – 54.
Responden yang memperoleh nilai tinggi dalam siklus I disebabkan oleh
responden mampu menulis teks berita dengan memunculkan unsur teks berita,
mampu menyusun teks berita sesuai dengan struktur teks berita yang telah
dipelajari, mampu menulis teks berita dengan ejaan dan tanda baca yang benar,
mampu menulis teks berita dengan pilihan kata (diksi) yang baik, mampu menulis
teks berita dengan kalimat yang efektif, dan mampu menulis teks berita dengan
tulisan yang rapi, serta mampu memahami perintah soal pada lembar kerja
sebelum mengerjakannya.
Penyebab siswa memperoleh nilai rendah dikarenakan siswa tidak
konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini berakibat pada nilai yang
didapat pada tiap aspek penilaian. Siswa tersebut masih kesulitan dalam
memunculkan unsur teks berita. Hasil teks berita yang dihasilkan oleh siswa
berbentuk sangat sederhana dengan tidak mencantumkan beberapa unsur berita.
147
Dalam aspek kelengkapan struktur teks berita, siswa cenderung untuk menuliskan
struktur teks berita yang diketahuinya saja tanpa menuliskan secara lengkap. Hal
yang sama terjadi pada penggunaan ejaan dan tanda baca yang belum benar.
Aspek ketepatan pilihan kata (diksi) masih terdapat kesalahan, kemudian pada
aspek keefektifan kalimat juga masih ditemukan kesalahan. Aspek kerapian
tulisan pun masih belum mencapai kategori baik.
Nilai tes siklus I ini merupakan penjumlahan nilai dari enam aspek
penilaian keterampilan menulis teks berita yang meliputi, (1) kelengkapan unsur
berita, (2) kelengkapan struktur teks berita, (3) ketepatan ejaan dan tanda baca, (4)
ketepatan pilihan kata (diksi), (5) keefektifan kalimat, dan (6) kerapian tulisan.
Pada aspek kelengkapan unsur berita dan kelengkapan struktur teks berita bobot
skornya adalah 3. Berbeda dengan aspek ketepatan ejaan dan tanda baca,
ketepatan diksi, dan keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan yang mempunyai
bobot skor 1.
Hasil keterampilan menulis teks berita siswa pada siklus I untuk masing-
masing aspek dapat juga dijelaskan rinci pada tabel 9 berikut.
Tabel 9 Penilaian Tiap Aspek Keterampilan Menulis Teks Berita
No Aspek Nilai rata-rata Bobot Total
nilai
1 Kelengkapan unsur berita 6,25 3 18,75
2 Kelengkapan struktur teks berita 5,8125 3 17,4375
3 Ketepatan ejaan dan tanda baca 6,4375 1 6,4375
148
4 Ketepatan diksi 5,96875 1 5,96875
5 Keefektifan kalimat 6,25 1 6,25
6 Kerapian tulisan 6,21875 1 6,21875
Jumlah 61,063
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah hasil analisis pembahasan hasil tes
siklus I keterampilan menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dari masing-masing aspek.
4.1.1.3.1 Aspek Kelengkapan Unsur Berita
Aspek yang pertama pada keterampilan menulis teks berita adalah aspek
kelengkapan unsur berita. Penilaiannya dipusatkan pada kelengkapan unsur berita
yang meliputi unsur berita apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.
Hasil tes siklus I aspek kelengkapan unsur berita tersebut dapat dilihat
pada tabel 10 berikut ini.
Tabel 10 Aspek Kelengkapan Unsur Berita
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-
rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
1
21
10
0
0
8
143
49
0
0
3,125
65,625
31,25
0
0
200
32
= 6,25
(baik)
149
Jumlah 32 200 100
Berdasarkan tabel 10, aspek kelengkapan unsur berita diketahui bahwa
keterampilan responden untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10
dicapai oleh 1 responden (3,125%). Keterampilan menulis responden untuk
kategori baik dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 21 responden (65,625%). 10
responden (31,25%) mencapai kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5.
Keterampilan menulis responden untuk kategori kurang baik dengan rentang 2 – 3
dan kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak didapat oleh satu
responden pun. Rata-rata nilai keterampilan responden dalam menulis teks berita
aspek kelengkapan unsur berita pada tes siklus I sebesar 6,25 dengan kategori
baik.
Sebagian besar responden dalam menulis teks berita sudah memunculkan
unsur berita yang lengkap. Namun, ada beberapa unsur yang muncul masih dalam
berbentuk sederhana. Untuk memunculkan unsur berita yang lengkap serta
mendalam, responden perlu melakukan kegiatan observasi. Dalam menulis teks
berita, responden cenderung menulis unsur berita yang mereka ketahui secara
sederhana. Hal ini mereka lakukan agar mereka tidak perlu melakukan kegiatan
observasi dan wawancara. Padahal, sebelum menulis teks berita hendaknya
responden perlu mengetahui unsur berita yang lengkap dan mendalam sehingga
teks berita yang ditulis dapat menyampaikan isi berita secara singkat, padat, dan
jelas.
150
Responden yang mendapat nilai tinggi dalam aspek ini disebabkan oleh
faktor responden yang sudah mampu memunculkan unsur berita dalam teks berita
yang mereka buat dengan baik. Responden yang memperoleh nilai rendah pada
aspek ini disebabkan siswa tersebut tidak mampu memunculkan unsur berita
secara lengkap dan baik, hanya beberapa unsur saja yang muncul dalam teks
berita yang mereka buat. Responden no 8 hanya menuliskan unsur apa dan dimana
secara sederhana. Hal tersebut mengakibatkan pemerolehan nilai siswa pada aspek
ini belum maksimal. Kutipan teks berita responden nomor 8 dapat dilihat pada
gambar 28 berikut.
Gambar 28 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 8
Bobot aspek kelengkapan unsur berita adalah 3, sehingga responden yang
kurang dapat memunculkan aspek kelengkapan unsur berita dengan baik akan
mendapat nilai yang rendah dan akan mempengaruhi nilai secara keseluruhan.
4.1.1.3.2 Aspek Kelengkapan Struktur Teks Berita
151
Aspek kedua dalam keterampilan menulis teks berita adalah aspek
kelengkapan struktur teks berita. Penilaiannya dipusatkan pada kelengkapan
struktur teks berita yang meliputi headline, dateline, lead, body, dan leg. Hasil tes
siklus I aspek kelengkapan struktur teks berita tersebut dapat dilihat pada tabel 11
berikut.
Tabel 11 Aspek Kelengkapan Struktur Teks Berita
No Rentang
nilai
Kategori Frekue
nsi
Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
0
17
14
1
0
0
115
68
3
0
0
53,125
43,75
3,125
0
186
32
= 5,8125
(cukup
baik)
Jumlah 32 186 100 5,8125
Berdasarkan tabel 11, dapat diketahui bahwa keterampilan siswa pada
aspek kelengkapan struktur teks berita untuk kategori sangat baik dengan rentang
nilai 8 – 10 tidak dicapai oleh satu pun responden. Keterampilan responden untuk
kategori baik dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 17 responden (53,125%).
Keterampilan responden untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5
152
dicapai oleh 14 responden (43,75%). Sedangkan, keterampilan siswa untuk
kategori kurang baik dengan rentang nilai 2 - 3 dicapai oleh 1 responden
(3,125%). Keterampilan siswa untuk kategori sangat kurang dengan rentang nilai
0 – 1 tidak didapat oleh satu pun siswa. Rata-rata nilai keterampilan siswa dalam
menulis teks berita aspek kelengkapan struktur berita pada tes siklus I sebesar
6,8125 dengan kategori cukup baik.
Sebagian besar responden dalam menulis teks berita belum memunculkan
struktur teks berita yang lengkap. Untuk memunculkan struktur teks berita yang
lengkap, responden perlu mengetahui dan mendalami materi struktur teks berita.
Responden yang memperoleh nilai rendah disebabkan mereka belum
menguasai materi struktur teks berita dengan baik. Responden masih mengalami
banyak kesulitan dalam menulis teks berita sesuai dengan struktur yang telah
dipelajari. Responden nomor 8 hanya menuliskan judul (headline) serta pembuka
(lead) secara sederhana sehingga memperoleh nilai rendah. Responden yang
mampu memperoleh nilai tinggi disebabkan siswa tersebut sudah dapat
memunculkan struktur teks berita secara lengkap dan baik. Hal tersebut
dibuktikan dengan teks berita yang telah dibuat. Bobot aspek ini adalah 3,
sehingga responden yang kurang dapat memunculkan aspek ketepatan struktur
teks berita ini dengan baik dan tepat, akan mendapat nilai rendah. Sehingga hal
tersebut akan mempengarhi nilai keseluruhan yang didapatnya. Kutipan lembar
kerja siswa responden nomor 8 dapat dilihat pada gambar 29 berikut.
153
Gambar 29 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 8
4.1.1.3.3 Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca
Depdiknas (2011:353) mendefinisikan ejaan sebagai kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-
huruf) serta penggunaan tanda baca.
9) Tanda baca titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
10) Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan
keterangan pagi, siang, atau malam.
Misalnya:
Pukul 00.45
154
11) Tanda koma dipakai untuk unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
12) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi,
dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.
Misalnya:
Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh
beasiswa belajar di luar negeri.
13) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Misalnya:
“Saya gembira sekali”, kata Ibu.
14) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringi dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Guru.
15) Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
Ibu berkata, “Paman berangkat besok pagi.”
155
16) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Misalnya:
Kata dia, “saya juga minta satu.”
Hasil tes siklus I aspek ketepatan ejaan dan tanda baca dapat dilihat pada
tabel 12 berikut.
Tabel 12 Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca
No Rentang
nilai
Kategori Frekue
nsi
Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
6
16
10
0
0
48
108
50
0
0
18,75
50
31,25
0
0
196
32
= 6,4375
(baik)
Jumlah 32 206 100 6,4375
Berdasarkan tabel 12, dapat diketahui bahwa keterampilan responden pada
aspek ketepatan ejaan dan tanda baca untuk kategori sangat baik dengan rentang
nilai 8 – 10 dicapai oleh 6 responden (18,75%). Keterampilan menulis responden
untuk kategori baik dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 16 responden (50%).
Keterampilan responden untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5
dicapai oleh 10 responden (31,25%). Keterampilan responden untuk kategori
156
kurang baik dengan rentang nilai 2 – 3 dan kategori sangat kurang dengan rentang
nilai 0 – 1 tidak diperoleh oleh satu pun responden. Rata-rata keterampilan dalam
menulis teks berita aspek ketepatan ejaan dan tanda baca pada tes siklus I sebesar
6,4375 dengan kategori baik.
Sebagian besar responden dalam menulis teks berita belum menunjukkan
penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. Untuk memunculkan ejaan dan
tanda baca yang tepat secara berkelanjutan maka diharapkan siswa banyak
berlatih menulis teks berita agar pemahaman mengenai ejaan dan tanda baca yang
tepat dapat terus meningkat. Responden yang memperoleh nilai tinggi pada aspek
ini disebabkan siswa tersebut sudah memunculkan penulisan teks berita dengan
ejaan dan tanda baca yang tepat yang terdapat pada teks berita yang dibuatnya.
Responden yang mendapat nilai tinggi pada aspek ketepatan ejaan dan
tanda baca disebabkan responden tersebut sudah mampu memunculkan
penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. Sedangkan, responden yang
mendapat nilai rendah pada aspek ketepatan ejaan dan tanda baca dikarenakan
responden tidak dapat menggunakan ejaan dan tanda baca dengan tepat.
Responden nomor 26 memperoleh nilai rendah dalam aspek ini dikarenakan
penggunaaan ejaan yang belum tepat. Pada akhir kalimat, responden nomor 26
tidak memberi tanda baca sehingga hal ini menjadi evaluasi untuk siklus II. Ejaan
yang digunakan oleh responden no 26 masih ditemukan banyak kesalahan, salah
satu contoh adalah penggunaan kata kualahan padahal yang benar adalah
kewalahan yang mempunyai makna tidak sanggup melawan (dikerjakan) karena
157
terlalu banyak yang dilawan atau dikerjakan. Kutipan teks berita responden nomor
26 dapat dilihat pada gambar 30 berikut.
Gambar 30 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 26
4.1.1.3.4 Aspek Ketepatan Diksi (pilihan kata)
Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai
untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan
kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya
mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Contoh diksi yang tepat sebagai berikut.
4) Sampai dengan = hingga
5) Sekitar = sekira
6) Saat ini = kini
Hasil tes siklus I aspek ketepatan diksi (pilihan kata) tersebut dapat dilihat
pada tabel 13 berikut ini.
Tabel 13 Aspek Ketepatan Diksi (pilihan kata)
158
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat
kurang
1
17
14
0
0
8
113
70
0
0
3,125
53,125
43,75
0
0
191
32
= 5,96875
(cukup baik)
Jumlah 32 191 100 5,96875
Berdasarkan tabel 13, dapat diketahui bahwa keterampilan responden pada
aspek ketepatan diksi untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10
dicapai oleh 1 responden (3,125%). Keterampilan responden untuk kategori baik
dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 17 responden (53,125%). Keterampilan
responden untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5 dicapai oleh 14
responden atau 43,75%. Keterampilan responden untuk kategori kurang baik
dengan rentang nilai 2 – 3 dan sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak
diperoleh oleh satu pun responden. Rata-rata keterampilan responden dalam
menulis teks berita aspek ketepatan diksi (pilihan kata) pada tes siklus I sebesar
5,96875 dengan kategori cukup baik.
Secara keseluruhan keterampilan menulis teks berita responden aspek
ketepatan diksi (pilihan kata) sudah baik. Sebagian besar responden sudah dapat
menuliskan pilihan kata yang tepat. Responden yang memperoleh nilai tinggi
dalam aspek ketepatan diksi (pilihan kata) dikarenakan sudah dapat memilih diksi
159
yang tepat sehingga teks berita yang dihasilkan berupa teks berita yang baik.
Responden yang mendapat nilai rendah dalam aspek ketepatan diksi dikarenakan
responden belum dapat menuliskan diksi yang bemakna tunggal dan mudah
dipahami. Berikut adalah contoh dari responden nomor 18 yang menuliskan kata
ajaran padahal seharusnya menuliskan kata arahan. Contoh kesalahan dapat dilihat
dalam kutipan teks berita responden nomor 18 pada gambar 31 berikut.
Gambar 31 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 18
Masih ditemukannya berbagai kesalahan dalam hasil tes menulis teks
berita siklus I untuk aspek ketepatan diksi (pilihan kata) maka kesalahan tersebut
akan menjadi catatan evaluasi untuk di perbaiki dan dirumuskan pembinaan
secara klasikal agar dapat diterapkan pada pembelajaran menulis teks berita siklus
II.
4.1.1.3.5 Aspek Keefektifan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif mencakup ciri sebagai berikut.
4) Struktur kalimatnya lengkap
160
Kalimat yang lengkap ialah kalimat yang minimal memiliki minimal satu
subjek dan satu predikat. Kalimat tersebut dapat dikembangkan dengan
memperluas subjek, predikat, atau objek (jika ada).
Contoh: kantor pajak penuh sesak.
5) Tidak dipengaruhi oleh bahasa asing
Bahasa Indonesia menggunakan DM (diterangkan menerangkan),
sedangkan bahasa asing menggunakan MD (menerangkan diterangkan).
Contoh:
anggota DPR itu menginap di Indraloka hotel
anggota DPR itu menginap di hotel Indraloka
6) Penghematan kata dapat dilakukan dengan menghilangkan pengulangan
subyek, menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata,
menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh salah: karena ia tak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Contoh benar: karena tak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hasil tes siklus I aspek keefektifan kalimat tersebut dapat dilihat pada
tabel 14 berikut ini.
Tabel 14 Aspek Keefektifan Kalimat
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
8 – 10
6 – 7
4 – 5
Sangat baik
Baik
Cukup baik
3
18
11
24
121
55
9,375
56,25
34,375
200
32
= 6,25
161
4
5
2 – 3
0 – 1
Kurang baik
Sangat kurang
0
0
0
0
0
0
(baik)
Jumlah 32 200 100 6,25
Berdasarkan tabel 14, dapat diketahui bahwa keterampilan responden pada
aspek keefektifan kalimat untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10
dicapai oleh 3 responden (9,375%). Keterampilan responden untuk kategori baik
dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 18 responden (56,25%). Keterampilan
responden untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5 dicapai oleh 11
responden (34,375%). Keterampilan responden untuk kategori kurang baik
dengan rentang nilai 2 – 3 dan kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1
tidak diperoleh oleh satu pun responden. Rata-rata keterampilan dalam menulis
teks berita aspek keefektifan kalimat pada tes siklus I sebesar 6,25 dengan
kategori baik.
Secara keseluruhan keterampilan menulis teks berita responden aspek
keefektifan kalimat sudah baik. Sebagian besar responden sudah dapat menuliskan
kalimat yang efektif. Responden yang memperoleh nilai tinggi dalam aspek
keefektifan kalimat disebabkan responden tersebut sudah mampu membuat
kalimat yang efektif sehingga teks berita yang dihasilkan berupa teks berita yang
baik. Responden yang mendapat nilai rendah dalam aspek keefektifan kalimat
disebabkan responden tersebut belum mampu menuliskan kalimat yang efektif
dan jumlah kesalahan kalimat lebih dari 5 kesalahan. Responden nomor 31 pada
162
tes menulis teks berita siklus I, menuliskan beberapa kalimat yang belum efektif.
Kutipan teks berita responden no 31 dapat dilihat pada gambar 32 berikut.
Gambar 32 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 31
Dari kutipan di atas, dapat diketahui responden nomor 31 ingin
memaparkan guru karate yang disebut sebagai simpay, namun, responden nomor
31 menuliskan kata simpay dua kali sehingga kalimat yang ditulisnya menjadi
tidak efektif dan menimbulkan tafsir ganda pada pembaca. Pada tes menulis teks
berita siklus I, sebagian besar responden belum mampu menuliskan kalimat yang
efektif. Namun, sudah ada beberapa responden yang mampu menuliskan kalimat
efektif meski masih sederhana. Sehingga, nilai untuk aspek keefektifan kalimat
secara klasikal belum dapat maksimal.
4.1.1.3.6 Aspek Kerapian Tulisan
Tulisan yang dianggap rapi merupakan tulisan yang tidak terdapat banyak
coretan, tulisan tersebut dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca, dan tulisan
tersebut tidak menimbulkan salah tafsir karena faktor kekurangmampuan
menuliskan suatu huruf atau kata.
Hasil tes siklus I aspek kerapian tulisan tersebut dapat dilihat pada tabel 15
berikut ini.
163
Tabel 15 Aspek Kerapian Tulisan
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase % Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
3
17
12
0
0
24
115
60
0
0
9,375
53,125
37,5
0
0
199
32
= 6,21875
(baik)
Jumlah 32 199 100 6,21875
Berdasarkan tabel 15, dapat diketahui bahwa keterampilan responden pada
aspek kerapian tulisan untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10
dicapai oleh 3 responden (9,375%). Keterampilan responden untuk kategori baik
dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 17 responden (53,125%). Keterampilan
responden untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5 dicapai oleh 12
responden (37,5%). Keterampilan responden untuk kategori kurang baik dengan
rentang nilai 2 – 3 dan kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak
diperoleh oleh satu pun responden. Rata-rata keterampilan dalam menulis teks
berita aspek ketepatan ejaan dan tanda baca pada tes siklus I sebesar 6,21875
dengan kategori baik.
Sebagian besar resppnden dalam menulis teks berita sudah menunjukkan
kerapian tulisan yang baik yang dibuktikan dengan hasil teks berita yang telah
164
responden buat. Untuk memunculkan tulisan yang rapi secara berkelanjutan, maka
diharapkan responden banyak berlatih menulis teks berita agar keterampilan
menulis yang rapi dapat terus meningkat. Responden yang memperoleh nilai
tinggi pada aspek ini disebabkan responden tersebut sudah mampu memunculkan
teks berita yang rapi, sedangkan responden yang mendapat nilai rendah pada
aspek kerapian tulisan disebabkan responden tersebut tidak dapat menuliskan teks
berita dengan tulisan yang rapi. Responden nomor 9 menulis teks berita dengan
tulisan yang dipenuhi banyak coretan, penulisan hurufnya terkesan terburu-buru
sehingga sulit untuk dibaca. Pada siklus II, akan diberikan tindakan khusus secara
klasikal agar hasil teks berita siswa dapat lebih baik. Kutipan lembar kerja siswa
responden nomor 9 dapat dilihat pada gambar 33 berikut.
Gambar 33 Kutipan Lembar Kerja Responden Nomor 9
4.1.1.4 Refleksi Siklus I
Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi. Refleksi
dilakukan dengan cara mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti
dapat melakukan perbaikan terhadap rencana siklus II. Refleksi siklus I digunakan
untuk mengubah strategi dan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus II.
165
Berdasarkan proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus I, dapat
diketahui bahwa responden masih kurang merespon baik pembelajaran yang
berlangsung. Hal tersebut diketahui dari pengamatan guru dan peneliti saat proses
pembelajaran menulis teks berita siklus I menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya berlangsung. Responden
belum dapat berdiskusi secara efektif pada saat kegiatan menganalisis unsur,
struktur berita, ketepatan ejaan, ketepatan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian
tulisan. Hal serupa ditemukan pada saat kegiatan menentukan tema berita,
kegiatan mengumpulkan fakta berita, dan kegiatan menulis teks berita
berdasarkan fakta berita yang diperoleh. Kejadian dan kekurangan pada siklus I
akan dievaluasi untuk dirumuskan solusinya serta diterapkan pada pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya siklus II.
Berdasarkan hasil observasi perilaku berkarakter dan berbudaya, jurnal
guru, jurnal siswa, lembar kuesioner dan dokumentasi foto, dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden belum tertarik terhadap pembelajaran meskipun sudah
ada beberapa responden yang tertarik pada pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya dan menunjukkan perilaku berkarakter dan berbudaya bangsa. Pada saat
proses pembelajaran berlangsung, masih ditemukan banyak responden yang
kurang dapat menampakkan perilaku percaya diri, demokratis, berpikir logis,
tanggung jawab, mandiri, disiplin, dan santun karena kebiasaan buruk siswa yang
166
kurang memperhatikan instruksi guru. Kebiasaan buruk responden pada
pembelajaran menulis teks berita siklus I harus diperbaiki. Oleh karena itu,
peneliti merencanakan dan melaksanakan siklus II guna mengatasi permasalahan-
permasalahan yang timbul dalam siklus I.
Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus I diketahui bahwa
keterampilan menulis teks berita responden setelah mengikuti pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi sebesar
2,60% dibanding hasil prasiklus. Nilai rata-rata kelas hasil tes menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya pada siklus I sebesar 61,0625 dan berada dalam kategori cukup baik. Nilai
rata-rata tersebut belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan
oleh sekolah, yaitu sebesar 70. Aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian lebih
dari peneliti adalah aspek kelengkapan unsur berita, kelengkapan struktur teks
berita, ketepatan ejaan dan tanda baca, ketepatan diksi, keefektifan kalimat, dan
kerapian tulisan. Rata-rata responden yang mendapat nilai rendah dikarenakan
responden masih merasa baru terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.
Model pembelajaran yang masih dianggap baru tersebut merupakan proses
awal bagi responden untuk menyesuaikan diri dalam belajar. Untuk mengatasi
kekurangan tersebut, peneliti harus mengintensifkan pemberian instruksi agar
responden dapat lebih cepat mengerti. Selain itu, responden juga harus mendapat
motivasi dan pelatihan agar dapat mengikuti pembelajaran dengan lebih baik pada
167
saat siklus II dilakukan. Hal tersebut dimaksudkan agar responden dapat mencapai
target yang telah di rencanakan pada siklus II.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II
Hasil penelitian menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya yang dilakukan
pada siklus II meliputi proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya, hasil nontes
dan hasil tes.
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus II terbagi menjadi
2 pertemuan. Pertemuan 1 dimulai dengan guru melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang pernah dipelajarinya
pada hari atau minggu sebelumnya. Pada proses ini responden sudah mulai
berkonsentrasi terhadap situasi yang diciptakan guru, kondisi kelas yang nyaman
serta siswa yang sudah siap menerima pembelajaran menjadikan suasana belajar
menjadi kondusif.
Sikap responden pada kegiatan guru memberi ilustrasi teks berita dengan
menanyakan mengenai berita maraknya boy band dan girl band di industri musik
Indonesia pada siswa sudah berkonsentrasi dengan pembelajaran sehingga
membuat pembelajaran menjadi efektif.
168
Sikap responden sudah mulai tertarik dengan pembelajaran saat kegiatan
guru menyampaikan tujuan dan memberikan motivasi kepada responden. Guru
memulai dengan menanyakan apakah responden pernah membaca berita di surat
kabar atau majalah. Kemudian, guru kembali menanyakan mengenai topik yang
paling disukai responden pada saat membaca suatu berita di surat kabar atau
majalah.
Gambar 34 Aktivitas Responden saat Proses Pembelajaran
Saat kegiatan inti pertemuan 1, ada 4 tahapan dalam model investigasi
kelompok. Keempat tahapan tersebut yaitu, tahap situasi bermasalah, tahap
kegiatan eksplorasi, tahap perumusan tugas belajar, dan tahap kegiatan belajar.
Sikap responden saat tahap situasi bermasalah sudah baik, responden
mampu berkelompok dalam beberapa kelompok, beranggotakan 6-7 orang, secara
efektif dan efisien sehingga sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru.
169
Sikap responden saat kegiatan responden memperhatikan teks berita
problematis yang telah disediakan guru pada kegiatan ini sudah terkondisi dengan
baik, sehingga tidak ada responden yang terlihat mengobrol dengan teman satu
kelompoknya.
Sikap responden sudah mampu berkonsentrasi terhadap pembelajaran saat
tahap eksplorasi berlangsung, responden mampu menganalisis teks berita yang
telah dibagikan, secara berkelompok. Guru selalu melakukan pemantauan dengan
berjalan mengelilingi anggota kelompok yang sedang berdiskusi. Hal ini
dilakukan untuk menjaga konsentrasi siswa tetap pada pembelajaran.
Sikap responden sudah fokus saat kegiatan responden bersama guru
berdiskusi menentukan unsur-unsur berita berdasarkan lembar kegiatan siswa
yang telah disediakan, saat pembelajaran berlangsung tidak ada responden yang
bergurau sendiri sehingga sebagian besar responden mampu menjawab pertanyaan
yang guru ajukan.
Sikap responden sudah fokus saat kegiatan responden bersama guru
berdiskusi menentukan struktur berita berdasarkan lembar kegiatan siswa yang
telah disediakan. Fokus responden dalam proses diskusi kelompok ini hampir
terlihat pada semua kelompok.
170
Gambar 35 Aktivitas Responden saat Menganalisis Teks Berita
Sikap responden sudah mampu berkonsentrasi dengan pembelajaran dan
instruksi dari guru saat tahap perumusan tugas belajar pada kegiatan siswa dibagi
tugas diskusi oleh guru dengan melihat beberapa aspek seperti penggunaan ejaan
serta tanda baca yang benar, ketepatan diksi, keefektifan kalimat dan kerapian
tulisan. Hal tersebut sudah terlihat pada hampir semua kelompok.
Sikap responden sudah mampu berkonsentrasi penuh dalam pembelajaran.
Hal ini diketahui dari keaktifan responden dalam diskusi kelompok dan dalam
merumuskan hasil pengamatan. Kegiatan siswa merumuskan hasil pengamatan
serta diskusi mengenai penggunaan ejaan serta tanda baca yang benar,
penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
171
Gambar 36 Aktivitas Perwakilan Kelompok saat Proses Presentasi
Sikap responden saat kegiatan responden bersama guru menentukan tema
berita yang akan dibuat tiap-tiap kelompok sudah baik. Hal tersebut diketahui dari
sikap semua anggota kelompok yang tidak canggung mengemukakan
pendapatnya.
Sikap responden saat kegiatan belajar kegiatan responden berlatih menulis
teks berita berdasarkan tema yang telah ditentukan bersama teman satu kelompok
sudah baik. Hal tersebut diketahui dari sikap responden yang sudah mampu
berlatih menulis teks berita berdasarkan tema yang ditentukan.
Sikap responden saat kegiatan responden mengumpulkan hasil
pekerjaannya kepada guru sudah baik. Hal tersebut diketahui dari sebagian besar
responden yang mampu menyelesaikan teks berita sesuai waktu yang diberikan
oleh guru.
172
Sikap responden sudah baik saat akhir kegiatan dimana siswa dan guru
merangkum materi pembelajaran menulis teks berita serta merefleksi
pembelajaran menulis teks berita yang telah dilakukan.. Begitu pula saat guru
memberikan tugas rumah untuk membuat teks berita sederhana yang singkat,
padat, dan jelas dengan sebelumnya mencatat fakta-fakta yang dikumpulkan.
Pertemuan kedua dimulai dengan guru melakukan apersepsi yaitu
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang pernah dipelajarinya
pada hari atau minggu sebelumnya. Pada proses ini responden sudah
berkonsentrasi terhadap situasi yang diciptakan guru. Kondisi ruang kelas yang
nyaman serta kesiapan LCD memudahkan guru saat proses pembelajaran menulis
teks berita berlangsung.
Kegiatan guru memberi ilustrasi teks berita dengan menanyakan mengenai
berita maraknya boy band dan girl band di industri musik Indonesia pada siswa.
Sikap siswa saat kegiatan ini berlangsung mampu aktif menjawab saat guru
menunjuk salah satu siswa. Sikap ini sudah mengarah ke arah perubahan yang
lebih baik.
Sikap siswa sudah merespon baik saat pembelajaran memasuki kegiatan
guru menyampaikan tujuan dan memberikan motivasi kepada siswa. Guru
memulai dengan menanyakan apakah siswa pernah membaca berita di surat kabar
atau majalah.
Sikap siswa terhadap pembelajaran sudah mengalami perubahan signifikan
kearah yang lebih baik. Saat tahap analisis kemajuan kegiatan siswa mengamati
lembar teks berita yang dihasilkannya pada pertemuan pertama berlangsung,
173
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan siswa memperhatikan hasil evaluasi
pertemuan pertama terlihat keantusiasan semua anggota kelompok.
Gambar 37 Aktivitas Responden saat Menulis Teks Berita
Sikap semua anggota kelompok antusias dalam memilih teknik observasi
saat tahap pengulangan proses kegiatan kegiatan responden memilih teknik
pengumpulan fakta berita untuk menggali fakta berita berlangsung.
Sikap merespon pembelajaran dengan positif sudah tampak. Hal tersebut
diketahui saat sebagian anggota kelompok sudah tidak canggung lagi dalam
menerapkan teknik observasi.
Sikap serupa terjadi saat kegiatan selanjutnya yaitu responden
mengumpulkan fakta berita kemudian kembali ke kelas dengan membawa catatan
tersebut sebagai bahan penulisan teks berita. Disamping itu, sikap positif dapat
diketahui dengan adanya anggota kelompok yang merasa nyaman dengan
pembelajaran sehingga menjadikan kondisi belajar menjadi efektif.
174
Sikap sebagian besar anggota kelompok sudah menampakkan respon
positif saat kegiatan menulis teks berita dengan mengacu pada penguatan yang
diberikan oleh guru berdasarkan tema tiap kelompok dan fakta berita yang
diperoleh, dilanjutkan dengan kegiatan responden mengumpulkan hasil
pekerjaannya kepada guru. sikap tersebut dapat diketahui dari sikap responden
yang sudah mampu menulis teks berita sesuai dengan kemampuan diri masing-
masing.
Sikap responden sudah merespon positif kegiatan siswa mendapat evaluasi
dan penguatan berkaitan dengan teks berita yang telah dibuat. Sikap tersebut
diketahui dari sikap hampir seluruh responden yang dengan seksama
memperhatikan evaluasi di lembar kerjanya masing-masing.
Sikap responden yang merespon positif proses pembelajaran berlanjut saat
kegiatan penutup yaitu responden dan guru merangkum pembelajaran menulis
teks berita, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan responden dan dan guru
merefleksi pembelajaran menulis teks berita yang telah dilakukan, serta responden
diberi tugas rumah untuk membuat teks berita dengan sebelumnya mencatat fakta-
fakta yang dikumpulkan.
4.1.2.2 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Hasil perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran terdiri atas analisis
data hasil observasi, lembar jurnal, lembar kuesioner, dan dokumentasi foto.
4.1.2.2.1 Perilaku berkarakter dan berbudaya
175
Perilaku berkarakter dan berbudaya bangsa yang diobservasi adalah (1)
perilaku percaya diri, (2) perilaku demokratis, (3) perilaku berpikir logis, (4)
perilaku tanggung jawab, (5) perilaku mandiri, (6) perilaku disiplin, dan (7)
perilaku santun. Perilaku berkarakter dan berbudaya diketahui dengan melihat
perilaku yang tampak dalam kelompok yang dibentuk oleh siswa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 16 berikut.
Tabel 16 Perilaku Berkarakter dan Berbudaya
No Kelompok Tahapan model
investigasi kelompok
Persentase tiap
kelompok (%)
1 2 3 4 5 6
1 Kelompok 1 √ √ √ √ - √ 83,33
2 Kelompok 2 - √ √ √ - √ 66,67
3 Kelompok 3 √ √ - √ √ √ 83,33
4 Kelompok 4 √ - √ - √ √ 66,67
5 Kelompok 5 √ √ √ - √ √ 83,33
Jumlah 4 4 4 3 3 5
Keterangan :
7) Situasi bermasalah (berpikir logis dan tanggung jawab)
8) Siswa melakukan eksplorasi (demokratis, berpikir logis dan tanggung
jawab)
9) Perumusan tugas-tugas belajar (demokratis, berpikir logis, dan santun)
10) Kegiatan belajar individual dan kelompok (berpikir logis, mandiri, dan
disiplin)
176
11) Analisis kemajuan proses penelitian kelompok (berpikir logis, dan
tanggung jawab)
12) Pengulangan proses kegiatan (percaya diri, mandiri, dan disiplin)
Perilaku berkarakter dan berbudaya :
(8) Percaya diri : siswa menunjukkan sikap yakin akan kemampuan diri
sendiri saat mengumpulkan fakta berita bersama kelompok;
(9) Demokratis : siswa memahami keberagaman agama, budaya, dan
golongan sosial serta perbedaan pendapat dalam lingkup kelompok;
(10) Berpikir logis: mencari dan menerapkan informasi dari
lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan
kreatif;
(11) Tanggung jawab: memiliki kemampuan untuk berkarya baik
individual maupun kelompok;
(12) Mandiri: menunjukkan sikap tidak bergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas;
(13) Disiplin : mematuhi aturan sosial yang berlaku dalam kelompok
maupun kelas;
(14) Santun : berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
santun.
4.1.2.2.1.1 Perilaku Percaya Diri
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 1 sudah nampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan. Perilaku tersebut dapat dilihat dari sikap dan respon
anggota kelompok 1 yang dengan lantang memilih teknik pengumpulan data
dengan teknik observasi. Hal ini menunjukkan responden bersemangat mengikuti
proses mengumpulkan fakta dan data berita.
177
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 2 yang lantang menyuarakan pendapat saat memilih teknik
pengumpulan data dengan teknik observasi. Hal ini menunjukkan siswa
bersemangat mengikuti proses mengumpulkan fakta berita. Perilaku ini
menunjukkan perubahan perilaku kearah positif.
Gambar 38 Perilaku Percaya Diri Responden Nomor 25
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 3 yang dengan lantang menyuarakan pendapatnya saat memilih teknik
pengumpulan data dengan teknik observasi. Perilaku tersebut menunjukkan siswa
bersemangat mengikuti proses pengumpulan fakta berita.
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 4 yang dengan suara lantang menyatakan pendapatnya saat
memilih teknik pengumpulan data dengan teknik observasi. Perilaku tersebut
menunjukkan siswa bersemangat mengikuti proses pengumpulan fakta berita.
178
Perilaku percaya diri pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 5 saat proses pemilihan fakta berita dengan teknik observasi. Anggota
kelompok 5 dengan sikap percaya diri memilih teknik observasi. Perubahan
perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 5 ke arah
positif.
4.1.2.2.1.2 Perilaku Demokratis
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku ini didasarkan pada perilaku anggota kelompok 1
yang mampu berdiskusi secara efektif dengan teman satu kelompok. Perilaku
anggota kelompok 1 saat pembelajaran menulis teks berita siklus I masih
mempunyai pendapat sendiri saat berdiskusi menganalisis teks berita sudah tidak
ada pada pembelajaran siklus II. Semua anggota kelompok 1 sudah mulai
menghargai pendapat tiap anggota sehingga diskusi yang efektif tercipta. Perilaku
ini menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 1 kearah positif.
Perilaku demokratis sudah tampak pada anggota kelompok 1 saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap
anggota kelompok 1 saat berdiskusi yang menunjukkan perubahan dalam
mengemukakan maupun mendengar pendapat antar teman satu kelompok saat
berdiskusi mengenai aspek penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar,
ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan. Perilaku
tersebut menunjukkan perubahan perilaku kearah positif.
179
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 2 belum tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 2
terhadap teman satu kelompok saat menganalisis teks berita. Tiap responden
belum dapat menghargai pendapat antar anggota kelompok sehingga siswa yang
mempunyai pengetahuan lebih mengenai teks berita terlihat menguasai jalannya
diskusi. Perilaku tersebut segera dievaluasi oleh guru dengan memberikan
motivasi pada anggota kelompok 2 agar saling menghargai pendapat teman satu
kelompok.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar. Perilaku ini dapat diketahui dari sikap anggota kelompok
2 terhadap instruksi yang diberikan oleh guru. Instruksi tersebut mengisyaratkan
siswa agar berdiskusi mengenai aspek penggunaan ejaan dan tanda baca yang
benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
Perilaku anggota kelompok 2 saat berdiskusi mampu efektif saat mengemukakan
maupun mendengar pendapat dari teman satu kelompok. Perilaku ini
menunjukkan perubahan tingkah laku siswa kearah positif.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 3
yang mampu berdiskusi secara efektif dengan teman satu kelompok. Meskipun
masih ada perbedaan pendapat dari anggota kelompok 3, namun, anggota
kelompok 3 mampu menghargai perbedaan pendapat tersebut. Perilaku ini
menunjukkan perubahan perilaku ke arah positif.
180
Gambar 39 Perilaku Demokratis Responden Nomor 9
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar. Perilaku ini dapat diketahui dari sikap anggota kelompok
3 terhadap instruksi yang diberikan oleh guru. Instruksi tersebut mengisyaratkan
siswa agar berdiskusi mengenai aspek penggunaan ejaan dan tanda baca yang
benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
Perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku ke arah positif.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap siswa yang mampu
berdiskusi secara efektif dengan teman satu kelompok. Perbedaan pendapat
seperti yang terjadi pada pembelajaran menulis teks berita siklus I sudah tidak
terjadi pada pembelajaran menulis teks berita siklus II. Perilaku tersebut
menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 4 ke arah positif.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 4 terhadap instruksi yang diberikan oleh guru. Instruksi tersebut
mengisyaratkan seluruh siswa agar berdiskusi mengenai aspek penggunaan ejaan
181
dan tanda baca yang benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan
kerapian tulisan. Perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok
4 ke arah positif.
Perilaku demokratis pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5
yang mampu berdiskusi secara efektif dengan teman satu kelompok. Perbedaan
pendapat seperti yang terjadi pada pembelajaran menulis teks berita siklus I sudah
tidak terjadi pada pembelajaran teks berita siklus II. Perilaku tersebut
menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 5 ke arah positif.
Perilaku demokratis sudah tampak pada anggota kelompok 5 saat tahap
perumusan tugas belajar. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok
4 terhadap instruksi yang diberikan oleh guru. Instruksi tersebut mengisyaratkan
siswa agar berdiskusi mengenai aspek penggunaan ejaan dan tanda baca yang
benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
Perilaku ini menunjukkan perubahan prilaku anggota kelompok 5 ke arah positif.
4.1.2.2.1.3 Perilaku Berpikir Logis
Kelompok 1 pada tahap situasi bermasalah mampu menampakkan perilaku
berpikir logis. Perilaku ini dilihat dari respon anggota kelompok yang langsung
membaca teks berita sesaat setelah menerima lembar kegiatan siswa berupa teks
berita yang telah disiapkan oleh guru. Sikap ini muncul setelah responden
182
mendapatkan evaluasi dan penguatan dari guru berdasarkan pembelajaran menulis
teks berita pada siklus I.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari anggota kelompok 1
yang langsung berdiskusi sesaat setelah guru menanyakan mengenai unsur berita
dalam teks berita. Siswa dengan lantang menyebutkan unsur-unsur yang mereka
tahu, begitupun dengan anggota kelompok 1 yang dengan semangat menyebutkan
unsur-unsur berita. Perilaku tersebut harus dipertahankan dan ditingkatkan selama
proses pembelajaran menulis teks berita.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap
anggota kelompok 1 yang mampu merumuskan hasil pengamatan berdasarkan
diskusi antar anggota kelompok mengenai penggunaan ejaan dan tanda baca yang
benar, penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan.
Perilaku berpikir logis sudah tampak pada anggota kelompok 1 saat tahap
kegiatan belajar. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 1 yang
langsung mempersiapkan alat tulis, kemudian, disusul dengan mengambil lembar
kerja yang telah dibagikan di meja tiap-tiap kelompok. Anggota kelompok 1
mulai menulis teks berita dengan antusias. Sikap tersebut disebabkan oleh anggota
kelompok 1 yang berkumpul bersama taman satu kelompok, sehingga hal tersebut
memotivasi anggota kelompok 1 untuk menulis teks berita dengan baik.
183
Gambar 40 Perilaku Berpikir Logis Responden Nomor 30
Perilaku berpikir logis sudah tampak pada anggota kelompok 1 saat tahap
analisis kemajuan. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 1 saat
memperhatikan evaluasi yang diberikan guru pada lembar kerja dengan seksama.
Perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku siswa kearah positif.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
situasi bermasalah berlangsung. Perilaku tersebut dapat dilihat dari sikap anggota
kelompok 2 yang sudah mampu untuk memperhatikan instruksi guru untuk
memperhatikan teks berita yang telah dipersiapkan oleh guru, sehingga
menjadikan penilaian perilaku berpikir logis dalam kegiatan ini berkategori baik.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Hal ini diketahui dari sikap anggota kelompok 2 saat
bersama-sama menganalisis teks berita. Anggota kelompok 2 sudah mampu
menganalisis teks berita sesuai pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya,
sehingga membuat penilaian perilaku berpikir logis menjadi maksimal.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku ini diketahui dari sikap anggota
184
kelompok 2 saat berdiskusi menentukan penggunaan ejaan dan tanda baca yang
benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan
dalam lembar kegiatan yang dibagikan oleh guru.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 2 saat menulis teks berita sederhana dengan memanfaatkan
pengetahuan yang telah didapatnya.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
analisis kemajuan. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 2
yang langsung memperhatikan lembar kerja teks berita yang telah diberikan
penilaian oleh guru. Anggota kelompok 2 mulai mencari kesalahan-kesalahan
yang didapatnya saat menulis teks berita pertemuan pertama dilaksanakan.
Kelompok 3 sudah mampu menampakkan perilaku berpikir logis saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 3 yang langsung membaca teks berita sesaat setelah menerima
lembar kegiatan siswa berupa teks berita yang dibagikan oleh guru. Perilaku ini
muncul disebabkan siswa yang telah mendapatkan evaluasi dan penguatan dari
guru berdasarkan peristiwa pada pembelajaran menulis teks berita siklus I.
Perilaku berpikir logis pada pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 3 yang langsung berdiskusi secara klasikal sesaat setelah guru
menanyakan mengenai unsur berita dalam teks berita. Kemudian, anggota
kelompok 3 dengan lantang menyebutkan unsur-unsur yang mereka tahu.
185
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 3 belum tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 3 saat merumuskan hasil pengamatan serta diskusi mengenai
penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian tulisan. Terlihat sebagian anggota kelompok 3 belum dapat
merumuskan hasil pengamatan karena masih terlihat sikap anggota kelompok 3
yang bertanya pada teman satu kelompoknya.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar. Perilaku tersebut dapat diamati dengan melihat sikap anggota
kelompok 3 saat guru memberikan instruksi agar siswa menulis teks berita
sederhana berdasarkan pengetahuan yang telah didapatnya dari awal proses
pembelajaran. Anggota kelompok 3 langsung mempersiapkan alat tulis yang
disusul dengan mengambil lembar kerja yang telah dibagikan di meja tiap-tiap
kelompok. Anggota kelompok 3 terlihat menulis teks berita dengan antusias.
Sikap tersebut disebabkan anggota kelompok 3 berkumpul bersama kelompoknya,
sehingga termotivasi untuk menulis teks berita dengan singkat, padat, dan jelas.
Perilaku berpikir logis sudah tampak pada anggota kelompok 3 saat tahap
analisis kemajuan. Perilaku tersebut dapat dilihat dari sikap anggota kelompok 3
yang menunjukkan keantusiasan saat memperhatikan evaluasi yang diberikan
guru pada lembar kerja yang dihasilkannya pada pertemuan pertama.
Anggota kelompok 4 sudah mampu menampakkan perilaku berpikir logis
saat tahap situasi bermasalah. Perilaku tersebut diketahu dari sikap anggota
kelompok 4 yang langsung membaca teks berita sesaat setelah menerima lembar
186
kegiatan siswa berupa teks berita yang dibagikan oleh guru. Perilaku tersebut
menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 4 ke arah positif.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari respon anggota kelompok
4 yang mampu menganalisis teks berita sesuai instruksi yang diberikan oleh guru.
Perilaku berpikir logis pada kelompok 4 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 4 yang mampu berdiskusi menentukan penggunaan ejaan dan
tanda baca yang benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan
kerapian tulisan. Anggota kelompok 4 mampu berdiskusi secara efektif sehingga
penilaian perilaku berpikir logis dalam kategori baik. Perubahan perilaku ini
menunjukkan perubahan perilaku siswa ke arah positif.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 4 saat guru memberikan instruksi agar siswa menulis teks berita
sederhana dengan memanfaatkan pengetahuan yang telah didapatnya dari awal
proses pembelajaran. Anggota kelompok 4 terlihat antusias mengambil lembar
kerja yang telah dibagikan di meja tiap-tiap kelompok. Anggota kelompok 4
kemudian mulai menulis teks berita dengan antusias. Tersebut disebabkan anggota
kelompok 4 yang berkumpul bersama kelompoknya, sehingga termotivasi untuk
menulis teks berita dengan singkat, padat, dan jelas.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
analisis kemajuan berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
187
kelompok 4 yang langsung memperhatikan lembar kerja miliknya yang telah
diberikan penilaian oleh guru. Anggota kelompok 4 mulai mencari kesalahan-
kesalahan yang didapatnya saat menulis teks berita pertemuan pertama
dilaksanakan.
Anggota kelompok 5 sudah mampu menunjukkan perilaku berpikir logis
saat tahap situasi bermasalah. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 5 yang langsung membaca teks berita sesaat setelah menerima lembar
kegiatan siswa teks berita yang dibagikan oleh guru. perilaku tersebut merupakan
perbaikan setelah anggota kelompok 5 mendapatkan evaluasi dan penguatan dari
guru berdasarkan peristiwa yang terjadi pada pembelajaran menulis teks berita
siklus I.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5
yang mampu berdiskusi secara klasikal sesaat setelah guru menanyakan mengenai
unsur berita dalam teks berita. anggota kelompok 5 dengan suara lantang
menyebutkan unsur-unsur yang mereka tahu.
Perilaku berpikir logis pada kelompok 5 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 5 yang sudah mampu berdiskusi menentukan penggunaan
ejaan dan tanda baca yang benar, ketepatan penggunaan diksi, keefektifan kalimat,
dan kerapian tulisan dari lembar kegiatan yang mereka analisis. Perubahan
perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 5 ke arah
positif.
188
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5 saat
guru memberikan instruksi agar siswa menulis teks berita sederhana dengan
memanfaatkan pengetahuan yang telah didapatnya dari awal proses pembelajaran.
Anggota kelompok 5 dengan antusias mengambil lembar kerja yang telah
dibagikan di meja tiap-tiap kelompok, kemudian mulai menulis teks berita dengan
antusias. Perilaku tersebut tampak disebabkan anggota kelompok 5 berkumpul
bersama kelompoknya, sehingga termotivasi untuk menulis teks berita dengan
singkat, padat, dan jelas.
Perilaku berpikir logis pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
analisis kemajuan. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5
yang antusias memperhatikan evaluasi yang diberikan guru pada lembar kerja
yang dihasilkannya pada pertemuan pertama.
4.1.2.2.1.4 Perilaku Tanggung Jawab
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Perilaku ini diketahui dari sikap anggota
kelompok 1 yang mampu mengikuti instruksi guru untuk memperhatikan teks
berita. Anggota kelompok 1 dengan antusias segera memperhatikan teks berita
yang dibagikan sesaat setelah menerima teks berita. Perilaku ini menunjukkan
perubahan perilaku kearah yang positif.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 1 yang mampu bertanggung jawab terhadap instruksi yang diberikan
189
oleh guru untuk berdiskusi. Perilaku tersebut sudah muncul secara klasikal. Hal
tersebut menunjukkan perubahan perilaku kearah positif.
Gambar 41 Perilaku Tanggung Jawab Responden Nomor 24
Perilaku tanggung jawab anggota kelompok 1 belum tampak saat tahap
analisis kemajuan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap
anggota kelompok 1 saat lembar kerja dibagikan. Saat lembar kerja dibagikan,
anggota kelompok 1 langsung meletakkannya pada meja tanpa mencatat
kesalahan yang akan dijadikan evaluasi pada proses penulisan selanjutnya. Guru
kemudian memberikan instruksi kepada anggota kelompok 1 agar mencatat hal-
hal yang menjadi evaluasi. Instruksi tersebut cukup efektif membuat siswa
mencatat kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada pembelajaran menulis teks
berita pertemuan 1 siklus II.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap dan
respon anggota kelompok 2 saat memperhatikan teks berita yang dibagikan oleh
guru. Siswa mampu berkonsentrasi dengan baik serta memperhatikan teks berita
dengan baik. Perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku kearah positif.
190
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 2 mengajukan pertanyaan dan mengajak responden untuk berdiskusi.
Anggota kelompok 2 sudah mampu memberikan respon positif dengan menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru. perilaku tersebut menunjukkan perubahan
perilaku siswa kearah positif.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat
tahap analisis kemajuan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui
dari sikap anggota kelompok 2 saat diberikan instruksi untuk menulis teks berita
sesuai dengan pengetahuaan dan keterampilan menulis yang dimilikinya.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Perilaku ini diketahui dari sikap anggota
kelompok 3 yang mampu mengikuti instruksi guru untuk memperhatikan teks
berita. Anggota kelompok 3 menunjukkan sikap antusias memperhatikan teks
berita yang dibagikan oleh guru sehingga penilaian perilaku tanggung jawab
dalam tahap ini sudah dalam kategori baik.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Perilaku ini dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 3 saat berdiskusi menentukan unsur berita teks berita berdasarkan
lembar kegiatan siswa yang telah disediakan. Perilaku ini menunjukkan perubahan
perilaku ke arah positif.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat
tahap analisis kemajuan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui
191
dari sikap anggota kelompok 3 yang langsung mencari letak kesalahan dan
kemudian mencatat kesalahan-kesalahan tersebut dalam buku catatan miliknya.
Perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 3 ke arah
positif.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 4 belum tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 4 yang tidak mengikuti instruksi guru untuk memperhatikan
teks berita. Sebagian anggota kelompok 4 terlihat mengobrol dengan teman satu
kelompoknya sehingga penilaian perilaku tanggung jawab dalam kegiatan ini
kurang optimal. Guru memberikan instruksi khusus pada anggota kelompok 4
agar kembali fokus memperhatikan teks berita karena proses ini merupakan proses
awal menuju proses menganalisis teks berita. Cara tersebut terbukti efektif
membuat siswa fokus kembali pada proses pembelajaran.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 4 belum tampak saat
tahap eksplorasi berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota
kelompok 4 saat berdiskusi menentukan unsur berita teks berita berdasarkan
lembar kegiatan siswa yang telah disediakan. Anggota kelompok 4 belum mampu
menunjukkan perilaku tanggung jawab. Guru memberikan instruksi khusus
dengan memberi penguatan pada anggota kelompok 4. Cara tersebut efektif untuk
membuat siswa fokus kembali pada proses pembelajaran.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat
tahap analisis kemajuan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui
dari sikap anggota kelompok 4 terhadap lembar kerja yang dibagikan, anggota
192
kelompok 4 terlihat langsung mencatat kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada
pertemuan pertama.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat
tahap situasi bermasalah berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 5 yang mampu mengikuti instruksi guru untuk memperhatikan
teks berita. Perubahan perilaku tersebut merupakan perubahan perilaku anggota
kelompok 5 ke arah positif.
Perilaku tanggung jawab pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat
tahap ini berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5
saat berdiskusi menentukan unsur berita teks berita berdasarkan lembar kegiatan
siswa yang telah disediakan. Perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku
anggota kelompok 5 kearah positif.
Perilaku tanggung jawab pada kelompok 5 sudah tampak saat tahap
analisis kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 5 yang antusias memperhatikan saat guru membagikan lembar
kerja yang telah siswa buat pada pembelajaran menulis teks berita pertemuan
pertama.
4.1.2.2.1.5 Perilaku Mandiri
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 1 yang mampu menulis teks berita dengan pengetahuan dan
193
keterampilan yang dimiliki serta sudah tidak ditemukannya siswa yang meminta
bantuan teman menjadi tolok ukur perubahan perilaku mandiri kearah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 1 yang mampu menulis teks berita dengan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki. Perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku ke
arah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap ini
berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 2 yang
terlihat tidak saling bertanya jawab dengan teman satu kelompoknya perihal
penulisan teks berita. Perubahan perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku
kearah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 3 sudah nampak saat tahap ini
berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 3 yang
mampu menulis teks berita dengan pengetahuan dan keterampilannya sendiri.
Kemudian, saat peneliti mengobservasi anggota kelompok 3 diketahui bahawa
sudah tidak anggota kelompok 3 yang meminta bantuan teman saat proses
penulisan teks berita berlangsung. Perubahan perilaku ini menunjukkan perubahan
perilaku anggota kelompok 3 ke arah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar indonesia berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 4 yang terlihat sudah mampu menulis teks berita sehingga
194
perubahan perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 4 ke
arah positif.
Gambar 42 Perilaku Mandiri Responden Nomor 20
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap ini
berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 4 yang
terlihat sudah mampu menulis teks berita sehingga perubahan perilaku ini
menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 4 ke arah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap ini
berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5 yang
mampu menulis teks berita dengan pengetahuan dan keterampilannya sendiri.
Perubahan perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok
5 kearah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 4 sudah nampak saat tahap
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 5 yang mampu menulis teks berita dengan pengetahuan dan
keterampilannya sendiri. Kemudian, saat peneliti mengobservasi anggota
kelompok 5 diketahui bahawa sudah tidak anggota kelompok 5 yang meminta
195
bantuan teman saat proses penulisan teks berita berlangsung. Perubahan perilaku
ini menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 6 ke arah positif.
Perilaku mandiri pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
kemudian berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5
yang mampu menulis teks berita tanpa bertanya dengan teman satu kelompoknya.
perubahan perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok
5 ke arah positif.
4.1.2.2.1.6 Perilaku Disiplin
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 1 yang langsung mengumpulkan hasil penulisan teks berita tanpa
melihat hasil penulisan teman satu kelompoknya. Perubahan perilaku ini
menunjukkan perubahan perilaku siswa kearah positif.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
responden mampu memanfaatkan waktu secara optimal dalam proses pencarian
fakta berita. Perilaku tersebut menunjukkan perubahan perilaku ke arah positif.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 2 yang langsung mengumpulkan hasil pekerjaannya tanpa melihat hasil
pekerjaan teman satu kelompoknya. Perubahan perilaku ini menunjukkan
perubahan perilaku ke arah positif.
196
Gambar 43 Perilaku Disiplin Responden Nomor 10
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari
sikap anggota kelompok 2 yang mampu memanfaatkan waktu secara optimal
untuk mencari fakta berita.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
kelompok 3 yang langsung mengumpulkan hasil pekerjaannya tanpa melihat hasil
pekerjaan teman satu kelompoknya. Perubahan perilaku ini menunjukkan
perubahan perilaku anggota kelompok 3 ke arah positif.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari
sikap anggota kelompok 3 yang mampu memanfaatkan waktu secara optimal
dalam mencari fakta berita. Perubahan perilaku ini menunjukkan perubahan
perilaku anggota kelompok 3 ke arah positif.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
kegiatan belajar berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari sikap anggota
197
kelompok 4 yang langsung mengumpulkan hasil pekerjaannya tanpa melihat hasil
pekerjaan milik teman satu kelompoknya.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap
anggota kelompok 4 yang mampu memanfaatkan waktu secara optimal untuk
mencari fakta berita. Anggota kelompok 4 mampu memaksimalkan waktu
sehingga penilaian pada perilaku disiplin dalam kategori baik. Perubahan perilaku
ini menunjukkan perubahan perilaku siswa kearah positif.
Perilaku disiplin pada kelompok 5 sudah tampak saat tahap kegiatan
belajar berlangsung. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 5
yang langsung mengumpulkan hasil pekerjaannya tanpa melihat hasil pekerjaan
milik teman satu kelompoknya.
Perilaku disiplin pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
pengulangan proses kegiatan berlangsung. Perilaku tersebut dapat diketahui dari
sikap anggota kelompok 5 yang mampu memanfaatkan waktu secara optimal
untuk mencari fakta berita. Perubahan perilaku tersebut menunjukkan perubahan
perilaku anggota kelompok 5 ke arah positif.
4.1.2.2.1.7 Perilaku Santun
Perilaku santun pada anggota kelompok 1 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Perilaku anggota kelompok 1 pada saar
pembelajaran menulis teks berita siklus I belum dapat mengungkapkan
pendapatnya dalam bahasa yang baik, sekarang sudah menunjukkan perubahan ke
arah positif. Perilaku tersebut diketahui dari sikap anggota kelompok 1 saat proses
198
diskusi untuk merumuskan hasil pengamatan dan diskusi mengenai penggunaan
ejaan dan tanda baca yang benar, penggunaan diksi, keefektifan kalimat, dan
kerapian tulisan.
Perilaku santun pada anggota kelompok 2 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Anggota kelompok 2 yang pada
pembelajaran siklus I belum dapat mengungkapkan pendapatnya dalam bahasa
yang baik, namun pada pembelajaran kali ini sudah mampu memperbaiki
sikapnya. Perubahan perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku ke arah positif.
Perilaku santun pada anggota kelompok 3 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Anggota kelompok 3 yang sebelumnya
belum dapat mengungkapkan pendapatnya dalam bahasa yang baik, namun,
sekarang anggota kelompok 3 sudah dapat memperbaiki sikapnya. Perubahan
perilaku ini menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 3 ke arah positif.
Perilaku santun pada anggota kelompok 4 sudah tampak saat tahap
perumusan tugas belajar berlangsung. Anggota kelompok 4 yang pada
pembelajaran menulis siklus I belum dapat mengungkapkan pendapatnya dalam
bahasa yang baik, namun, pada pembelajaran menulis teks berita siklus II sudah
dapat memperbaiki sikapnya. Perubahan perilaku tersebut menunjukkan
perubahan perilaku anggota kelompok 4 ke arah positif.
Perilaku santun pada anggota kelompok 5 sudah tampak saat tahap
perumusan tahap belajar berlangsung. Anggota kelompok 5 yang pada
pembelajaran menulis teks berita siklus I belum dapat mengungkapkan
pendapatnya dalam bahasa yang baik, namun, pada pembelajaran menulis teks
199
berita siklus II ini sudah mampu memperbaiki sikapnya. Perubahan perilaku ini
menunjukkan perubahan perilaku anggota kelompok 5 ke arah positif.
4.1.2.2.2 Hasil Jurnal
Salah satu instrumen yang digunakan untuk menjaring data nontes dalam
penelitian ini adalah jurnal. Jurnal digunakan untuk mendapatkan data tentang
respon siswa sebagai subjek penelitian selama proses pembelajaran. Jurnal dibuat
menjadi dua macam yaitu jurnal guru dan jurnal siswa. jurnal guru diisi oleh guru,
sedangkan jurnal siswa diisi oleh siswa. jurnal guru berisi lima buah pertanyaan
yang diisi oleh guru tentang uraian pendapat dan seluruh kejadian yang muncul
yang dilihat dan dirasakan oleh guru selama proses kegiatan pembelajaran
menulis teks berita berlangsung. Jurnal siswa berisi pendapat dan tanggapan siswa
terhadap pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya. Pertanyaan yang
ada dalam jurnal siswa berjumlah 5 pertanyaan yang semuanya harus dijawab oleh
siswa.
4.1.2.2.2.1 Jurnal Guru
Jurnal guru berisi segala hal yang dirasakan guru selama proses
pembelajaran berlangsung. Jurnal guru ditulis setelah pembelajaran berlangsung.
Aspek-aspek pengamatan yang ada dalam jurnal guru, yaitu (1) bagaimana
kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya; (2)
bagaimana respon siswa terhadap hasil pemilihan topik atau tema yang dilakukan
200
secara berkelompok; (3) bagaimana keaktifan siswa saat melakukan pengumpulan
fakta berita di lapangan; (4) bagaimana perilaku siswa saat melakukan
pengumpulan berita dan menulis teks berita dengan kelompoknya; dan (5) apa
sajakah peristiwa yang muncul saat pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya.
Berdasarkan jurnal guru dapat diungkap bahwa siswa memberi respon dan
tanggapan yang positif terhadap pembelajaran. Guru menilai siswa sudah siap
dengan sikap aktif untuk dapat berkonsentrasi penuh pada pembelajaran. Siswa
pada siklus II ini terlihat bersemangat diawal pembelajaran. Beberapa siswa yang
melamun dan tidak fokus pada pembelajaran pada siklus I sudah tidak
menunjukkan sikap yang demikian. Hal tersebut dikarenakan sudah dilakukan
perbaikan dengan melihat refleksi pada siklus I. Guru memberi perilaku khusus
dengan memberi motivasi dan semangat terhadap siswa yang mempunyai perilaku
negatif, dengan cara tersebut terbukti efektif untuk dapat mengubah perilaku siswa
yang masih negatif pada saat siklus I menuju ke arah positif. Kondisi kelas yang
nyaman dan sejuk membuat siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Guru
memberikan ilustrasi pada siswa dengan tujuan memberikan apersepsi serta
menyiapkan pemahaman siswa mengenai materi teks berita yang telah dilakukan
pada siklus I. Cara ini terbukti efektif untuk memfokuskan perhatian siswa pada
pembelajaran.
Keaktifan siswa saat melakukan kegiatan menganalisis teks berita yang
diberikan oleh guru sudah baik. Respon siswa saat menentukan topik atau tema
201
berita dengan cara musyawarah anggota kelompok juga berjalan baik. Guru
menilai siswa sudah mampu menyampaikan idenya masing-masing. Dengan cara
penyampaian secara santun serta adanya sikap menghargai pendapat antar anggota
kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain menjadikan musyawarah
kelompok ini berjalan efeltif. Keaktifan siswa saat melakukan pengumpulan fakta
berita di lapangan tergolong cukup baik. Kelompok yang pada siklus I masih
belum dapat efektif karena masih bingung dan canggung, pada siklus II ini sudah
menunjukkan kemajuan yang positif. Hal tersebut diungkap guru yang
menyatakan bahwa siswa sudah mampu melakukan pengumpulan fakta berita di
lapangan dengan teknik observasi langsung dan hal tersebut menjadi efektif
dikarenakan siswa melihat, merasakan dan mendengar sendiri fakta yang terjadi di
lapangan. Siswa sudah mampu menuliskan fakta berita sesuai kejadian yang
terjadi walaupun masih dalam bantuk yang sederhana dan dalam keadaan acak.
Secara keseluruhan, suasana kelas pada saat siklus II cukup baik. Sudah
tidak ada perilaku negatif dari siswa seperti yang terjadi pada siklus I, hal tersebut
dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan
oleh guru. Walau yang mengajar materi menulis teks berita adalah peneliti bukan
guru bahasa Indonesia kelas VIII, namun, siswa menganggap hal tersebut
merupakan variasi yang menyenangkan. Hal tersebut juga didukung oleh peneliti
yang pada pembelajaran siklus I telah mengajar sehingga siswa tetap merasa
nyaman dan tetap fokus pada pembelajaran. Pada saat awal pembelajaran siklus I,
masih ditemukan siswa yang sulit dikendalikan dan cenderung ramai sendiri,
namun, setelah diberikan perbaikan dengan pemberian motivasi serta pemahaman
202
oleh guru maka perilaku tersebut perlahan mulai hilang pada siklus II. Guru tetap
memberi pertanyaan pada siswa yang dirasa tidak fokus pada pembelajaran, selain
itu, guru sesekali mengajak berdiskusi siswa sehingga cara tersebut efektif dalam
menjaga tingkat konsentrasi siswa.
Pada saat menulis teks berita, siswa sudah mampu merangkai kata, kalimat
serta paragraf teks berita sehingga teks yang dihasilkan memenuhi unsur
adiksimba dan sesuai struktur teks berita yang benar. Sikap yang muncul pada saat
pembelajaran menulis teks berita siklus II ini adalah sikap bertanggung jawab saat
pengumpulan teks berita dan mampu berpikir logis dalam merangkai kata menjadi
sebuah teks berita yangg singkat, padat, dan jelas. Peristiwa yang muncul pada
saat siklus I berlangsung adalah siswa sudah mampu bertanggung jawab dalam
menganalisis teks berita kemudian mampu percaya diri dan disiplin saat proses
pengumpulan teks berita. Sikap berpikir logis serta santun dalam presentasi hasil
kerja kelompok dan proses penulisan teks berita juga muncul dalam pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya siklus II.
4.1.2.2.2.2 Jurnal Siswa
Jurnal siswa merupakan lembar pertanyaan yang harus diisi oleh siswa
setelah pembelajaran menulis teks berita dengan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya. Tujuan diadakannya jurnal siswa adalah
untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada saat proses belajar mengajar
berlangsung untuk mengungkap kesulitan yang dialami siswa. Pada saat
pembagian jurnal siswa, terlihat siswa tampak antusias ingin segera mengisi jurnal
203
tersebut. Setelah semua siswa mendapatkan jurnal siswa bagiannya, siswa
diinstruksikan untuk memahami pertanyaan dan kemudian menjawabnya.
Pertanyaan yang ada dalam jurnal siswa berjumlah 5 pertanyaan yang semuanya
harus dijawab oleh siswa. Pertanyaan yang ada dalam jurnal siswa yaitu, (1)
bagaimana perasaan kamu setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita
melalui model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya
yang telah dilakukan; (2) apa kesulitan yang kamu hadapi saat pembelajaran
menulis teks berita melalui model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya yang telah dilakukan; (3) bagaimana tanggapan kamu dengan
model pembelajaran yang digunakan guru; (4) bagaimana pendapat kamu
terhadap cara mengajar guru; dan (5) apa saran yang ingin kamu sampaikan
terhadap pembelajaran menulis teks berita melalui model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya.
Berdasarkan jurnal siswa pada siklus II dapat diungkap bahwa untuk
jawaban dari pertanyaan pertama menghasilkan jawaban yang diberikan siswa
bermacam-macam. Ada yang menyatakan senang, cukup senang, asyik, dan seru
serta tidak membosankan. Siswa merasa senang mengikuti pembelajaran menulis
teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya dikarenakan belajar menulis teks berita dengan menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dapat
menambah wawasan serta membuat siswa cepat mengerti. Ada juga yang
berpendapat dapat menambah pengalaman. Siswa juga menyatakan materi yang
disampaikan mudah dihafal. Hasil tersebut diperoleh dari pendapat siswa yang
204
tertulis pada jurnal siswa. Kutipan jurnal siswa dari responden nomor 22 dapat
dilihat pada gambar 44 berikut.
Gambar 44 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 22
Dari kutipan jurnal siswa responden nomor 22 diatas, dapat dilihat bahwa
penerapan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya
pada pembelajaran menulis teks berita membuat siswa lebih memahami mengenai
materi yang disampaikan oleh guru.
Untuk jawaban dari pertanyaan kedua menghasilkan jawaban yang
berbeda-beda. Ada yang menyatakan tidak ada kesulitan karena materi dan
instruksi yang disampaikan sudah jelas. Ada juga yang menyatakan kesulitan saat
menganalisis unsur berita, namun tidak menyertakan alasannya. Ada yang
menyatakan masih merasa kesulitan karena pada saat proses pembelajaran
terkesan terburu-buru, namun tidak menyebutkan bagian dari proses pembelajaran
mana yang dianggap terburu-buru. Ada pula yang menyatakan kesulitan didapat
pada saat menganalisis teks berita karena ada perbedaan pendapat dalam
kelompok. Kutipan jurnal siswa responden nomor 21 dapat dilihat pada gambar
45 berikut.
205
Gambar 45 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 21
Dari kutipan jurnal siswa responden nomor 21 diatas, dapat dilihat bahwa
masih ada sebagian kecil siswa yang merasa kesulitan karena dalam kelompok
masih ada perbedaan pendapat saat proses menganalisis.
Untuk jawaban dari pertanyaan ketiga menghasilkan jawaban yang
bermacam-macam. Ada yang menyatakan menyenangkan. Hal ini dikarenakan
proses diskusi mampu berjalan dengan baik. Ada yang menyatakan baik sebab
dapat memancing keantusiasan siswa sehingga siswa tidak akan bosan dengan
pembelajaran menulis teks berita. Ada responden yang menyatakan seru dan
menciptakan kekompakan antar anggota kelompok. Kutipan lambar kuesioner
responden no 16 dapat dilihat pada gambar 46 berikut.
Gambar 46 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 16
Dari kutipan jurnal siswa responden nomor 16 diatas, dapat dilihat bahwa
responden nomor 16 senang dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh
206
guru dan model pembelajaran tersebut mampu memunculkan kekompakan antar
anggota kelompoknya. Hal tersebut dapat tercapai karena adanya sikap
demokratis antar anggota sehingga komunikasi dalam kelompok akan terjalin
dengan baik.
Untuk jawaban dari pertanyaan keempat menghasilkan jawaban yang
bermacam-macam. Sebagian besarsiswa menyatakan bahwa cara guru dalam
proses pembelajaran sudah baik dan memudahkan siswa dalam memahami materi.
Ada yang menyatakan bahwa pembelajarn yang telah berlangsung masih terlalu
serius dan kurang dalam memberi intermezzo. Kutipan jurnal siswa responden
nomor 23 dapat dilihat pada gambar 47 berikut.
Gambar 47 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 23
Dari jurnal siswa responden nomor 23 diatas, dapat dilihat bahwa
responden nomor 23 menginginkan lebih banyak intermezzo dalam pembelajaran
menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya.
Untuk jawaban dari pertanyaan kelima menghasilkan jawaban yang
bermacam-macam. Sebagian besar siswa yang menyatakan bahwa pembelajaran
sudah baik sehingga tidak ada saran untuk pembelajaran menulis teks berita
dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
207
dan budaya. Ada siswa yang memberikan saran agar pembelajaran dapat diselingi
dengan permainan sehingga ada jeda waktu untuk dilakukan permainan dalam
pembelajaran menulis teks berita dimana siswa dapat rileks sejenak. Responden
nomor 30 memberikan saran agar semua proses pembelajaran Bahasa Indonesia
menggunakan model investigasi kelompok disebabkan model investigasi
kelompok lebih banyak belajar bersama kelompok sehingga tercipta situasi yang
nyaman. Kutipan jurnal siswa responden nomor 30 dapat dilihat pada gambar 48
berikut.
Gambar 48 Kutipan Jurnal Siswa Responden Nomor 30
Dari kutipan jurnal siswa responden nomor 30 diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya sudah baik dan
siswa menginginkan agar penerapan model investigasi kelompok ini bukan hanya
sekadar pada materi menulis teks berita, namun, juga dapat diterapkan untuk
materi bahasa Indonesia yang lainnya.
Pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus II telah
dilaksanakan dengan baik. Ini tidak lepas dari fasilitas yang dimiliki sekolah.
208
Dalam hal ini penggunaan LCD di dalam proses pembelajaran dirasakan sangat
membantu guru dan peneliti dalam menyampaikan materi menulis teks berita.
4.1.2.2.3 Hasil Kuesioner
Pada siklus I, peneliti juga menggunakan lembar kuesioner untuk
memperoleh data nontes. Pengisian lembar kuesioner dilakukan oleh 6 orang
siswa yaitu 2 siswa yang mendapatkan nilai tes yang tinggi, 2 orang yang
mendapatkan nilai tes yang sedang dan 2 orang yang mendapatkan nilai tes yang
rendah. Hal ini berdasarkan nilai tes pada tahap siklus dan berdasarkan observasi
yang dilakukan guru selama pembelajaran. Pengisian lembar kuesioner dilakukan
untuk mengetahui (a) perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran menulis teks
berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya; (b) perasaan siswa saat berdiskusi dengan teman satu
kelompok menentukan tema berita yang akan dibuat; (c) perasaan siswa saat
melakukan pengumpulan fakta berita bersama teman satu kelompok; (d) perasaan
siswa saat menulis teks berita setelah mengumpulkan fakta berita; (e) minat siswa
terhadap pembelajaran menulis teks berita untuk mengetahui kesulitan atau
permasalahan yang dialami siswa dalam menulis teks berita; (f) manfaat setelah
mengikuti pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya; dan (g) pengakuan
siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya.
Berdasarkan hasil lembar kuesioner setelah dilaksanakan pembelajaran
menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis
209
konservasi karakter dan budaya pada siklus II, dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk pertanyaan pertama jawaban yang muncul bermacam-macam. Sebagian
besar siswa menyatakan bahwa proses pembelajaran berlangsung menyenangkan.
Responden nomor 9 menyatakan senang dengan pembelajaran menulis teks berita
dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
dan budaya karena selain pembelajaran yang menyenangkan ia juga dapat
berkumpul dengan teman satu kelompoknya. Kutipan kuesioner responden nomor
9 dapat dilihat pada gambar 49 berikut.
Gambar 49 Kutipan Lembar Kuesioner Siswa Nomor 9
Dari kutipan kuesioner responden nomor 9 diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa sebagian besar siswa merasa senang mengikuti pembelajaran
menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya.
Untuk pertanyaan kedua, jawaban siswa kembali bermacam-macam. Ada
yang menyatakan bahwa diskusi untuk menentukan tema tersebut menyenangkan
karena dapat mengemukakan pendapat. Responden 19 menyatakan senang saat
berdiskusi dengan teman satu kelompoknya dikarenakan dapat menambah
keakraban dengan teman satu kelompok serta dapat saling mengemukakan
210
pendapat masing-masing. Kutipan kuesioner responden nomor 19 dapat dilihat
pada gambar 50 berikut.
Gambar 50 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 19
Dari kutipan kuesioner responden nomor 19 diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa siswa merasa senang saat berdiskusi menentukan tema berita
dalam proses pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya karena selain
menambah keakraban juga tiap anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan
maupun mendengarkan pendapat anggota kelompok yang lain.
Untuk pertanyaan ketiga, jawaban siswa hampir sama. Siswa menyatakan
senang dengan proses pengumpulan fakta berita yang telah dilakukan. Responden
nomor 21 menyatakan senang dengan proses pengumpulan berita dikarenakan
pada proses tersebut dilakukan secara bersama-sama dengan teman satu
kelompok. Kutipan kuesioner responden nomor 21 dapat dilihat dalam gambar 51
berikut.
211
Gambar 51 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 21
Dari kutipan kuesioner responden nomor 21 diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa siswa senang dengan proses pengumpulan fakta berita karena
proses tersebut dilakukan bersama dengan teman satu kelompok.
Untuk pertanyaan keempat, sebagian besar siswa menyatakan senang
dengan proses menulis teks berita. Responden nomor 21 menyatakan senang saat
proses menulis teks berita setelah mengumpulkan fakta berita walaupun masih ada
rasa takut salah saat menuliskan teks berita tersebut. Kutipan kuesioner responden
nomor 21 dapat dilihat dalam gambar 52 berikut.
Gambar 52 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 21
Dari kutipan kuesioner responden nomor 21 diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa secara klasikal siswa senang dengan proses menulis teks berita
setelah mengumpulkan fakta berita. Meskipun ada beberapa siswa yang masih
takut dalam menuliskan teks berita sesuai fakta berita yang telah didapat.
Untuk pertanyaan kelima, jawaban seragam. Hampir semua siswa
menjawab tidak ada kesulitan dalam proses pembelajaran. Untuk pertanyaan
keenam, tidak ada siswa yang menyatakan adanya kesulitan dalam proses
pembelajaran menulis teks berita. Responden nomor 9 menyatakan tidak ada
kesulitan menulis teks berita karena dalam proses pembelajaran selalu
212
berkelompok sehingga setiap hambatan yang ditemui dapat dipecahkan oleh
anggota kelompok bersama-sama. Kutipan kuesioner responden nomor 9 dapat
dilihat dalam gambar 53 berikut.
Gambar 53 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 9
Dari kutipan kuesioner responden diatas, dapat dilihat bahwa sebagian
besar siswa sudah tidak mengalami kesulitan meskipun ada beberapa siswa yang
kesulitan merangkai kata-kata.
Pertanyaan ketujuh pun menghasilkan jawaban yang bermacam-macam.
Ada siswa yang menyatakan bahwa wawasan mereka bertambah dan ada pula
yang menyatakan bahwa mereka menjadi lebih paham mengenai materi yang telah
dipelajari. Responden nomor 26 menyatakan dapat menulis teks berita dengan
singkat, padat dan jelas. Kutipan kuesioner responden nomor 26 dapat dilihat pada
gambar 54 berikut.
Gambar 54 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 26
213
Dari kutipan kuesioner responden nomor 26 diatas serta kuesioner siswa
lain, dapat diambil kesimpulan bahwa siswa mendapat banyak manfaat dari
pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya.
Untuk pertanyaan kedelapan, sebagian besar siswa menjawab sudah dapat
menulis teks berita setelah pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dilakukan
sehingga pertanyaan kesembilan tidak diisi oleh siswa. Kutipan lembar kuesioner
responden nomor 9 dapat dilihat dalam gambar 55 berikut.
Gambar 55 Kutipan Lembar Kuesioner Responden Nomor 9
4.1.2.3 Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Berdasarkan hasil menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya yang telah
dilakukan, diketahui bahwa nilai rata-rata secara klasikal sebesar 76,84%. Nilai
tertinggi yang berhasil dicapai siswa pada siklus II sebesar 85. Nilai tersebut
dicapai oleh 1 siswa. nilai terendah yang diperoleh siswa sebesar 71. Hanya dua
siswa yang memperoleh nilai tersebut. Sebagian besar siswa sudah mencapai nilai
antara 70-84 dengan kategori baik.
214
Hasil penelitian menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus II
secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 17 sebagai berikut.
Tabel 17 Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
No Rentang
nilai
Kategori Frekuens
i
Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
85 – 100
70 – 84
55 – 69
0 – 54
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
1
31
0
0
85
2374
0
0
3,125
96,875
0
0
2459 X 100%
32 X 100
= 76,84
(baik)
Jumlah 32 2459 100
Berdasarkan tabel 17, dapat diketahui bahwa nilai tes keterampilan
menulis teks berita dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya pada siklus II secara klasikal mencapai nilai
2453dengan nilai rata-rata 76,66 termasuk dalam kategori baik. Dari 32 siswa, ada
satu siswa yang mencapai kategori sangat baik dengan rentang nilai 85 – 100.
Keterampilan menulis siswa kategori baik dengan rentang nilai 70 – 84 dicapai
oleh 31 siswa (96,875%). Keterampilan menulis siswa kategori cukup baik
dengan rentang nilai 55 – 69 dan keterampilan menulis kategori kurang baik
dengan rentang nilai 0 – 54 tidak diperoleh oleh satu siswa pun.
Siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam siklus II ini dikarenakan siswa
mampu menulis teks berita dengan memunculkan unsur teks berita kemudian
215
dapat menyusun teks berita sesuai dengan struktur teks berita yang telah dipelajari
serta dapat memahami perintah soal pada lembar kerja sebelum mengerjakannya.
Penyebab siswa memperoleh nilai sedang dikarenakan siswa tidak
konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini berakibat pada nilai yang
didapat pada tiap aspek penilaian. Siswa tersebut masih kesulitan dalam
memunculkan unsur teks berita. Hasil teks berita yang dihasilkan oleh siswa
sudah baik meskipun masih ditemukan siswa yang masih tidak mencantumkan 1
unsur berita. Dalam aspek kelengkapan struktur teks berita, sebagian siswa sudah
baik namun ada beberapa siswa yang masih tidak mencantumkan struktur teks
berita bagian kaki (leg).
Nilai tes siklus II ini merupakan penjumlahan nilai dari enam aspek
penilaian keterampilan menulis teks berita yang meliputi (1) kelengkapan unsur
berita, (2) kelengkapan struktur teks berita, (3) ketepatan ejaan dan tanda baca, (4)
ketepatan diksi, (5) keefektifan kalimat, dan (6) kerapian tulisan. Namun, pada
aspek kelengkapan unsur berita dan kelengkapan struktur teks berita bobot
skornya adalah 3. Berbeda dengan aspek ketepatan ejaan dan tanda baca,
ketepatan diksi, dan keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan yang mempunyai
bobot skor 1.
Hasil keterampilan menulis teks berita siswa pada siklus II untuk masing-
masing aspek dapat juga dijelaskan rinci pada tabel 18 berikut.
216
Tabel 18 Penilaian Tiap Aspek Keterampilan Menulis Teks Berita
No Aspek Nilai rata-rata Bobot Total nilai
1 Kelengkapan unsur berita 8,31 3 24,93
2 Kelengkapan struktur teks berita 7,3125 3 21,9375
3 Ketepatan ejaan dan tanda baca 7,875 1 7,875
4 Ketepatan diksi 7,75 1 7,75
5 Keefektifan kalimat 7,125 1 7,125
6 Kerapian tulisan 7,21875 1 7,21875
Jumlah 76,84
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah hasil analisis pembahasan hasil tes
siklus II keterampilan menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya dari masing-masing aspek.
4.1.2.2.1 Aspek Kelengkapan Unsur Berita
Aspek yang pertama pada keterampilan menulis teks berita adalah
kelengkapan unsur berita. Penilaiannya dipusatkan pada kelengkapan unsur berita
yang meliputi unsur berita apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.
Hasil tes siklus II aspek kelengkapan unsur berita tersebut dapat dilihat pada tabel
19 berikut ini.
217
Tabel 19 Aspek Kelengkapan Unsur Berita
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
24
8
0
0
0
210
56
0
0
0
75
25
0
0
0
266
32
= 8,31
(sangat
baik)
JUMLAH 32 266 100
Berdasarkan tabel 19, pada aspek kelengkapan unsur berita dapat diketahui
bahwa keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10
dicapai oleh 24 siswa (75%). Keterampilan menulis siswa untuk kategori baik
dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 8 siswa (25%). Keterampilan menulis teks
berita aspek kelengkapan berita untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4
– 5 dan keterampilan menulis siswa untuk kategori kurang baik dengan rentang 2
– 3 serta kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak didapat oleh satu
siswa pun. Rata-rata nilai keterampilan siswa dalam menulis teks berita aspek
kelengkapan unsur berita pada tes siklus II sebesar 8,31 dengan kategori sangat
baik.
218
Sebagian besar siswa dalam menulis teks berita sudah mampu
memunculkan unsur berita yang lengkap. Meskipun, ada beberapa unsur yang
muncul masih dalam berbentuk sederhana. Siswa sudah baik dalam melakukan
kegiatan observasi sehingga sebagian besar sudah mampu memunculkan unsur
berita yang baik. Hal ini sangat baik mengingat dalam menulis teks berita siswa
perlu mengetahui unsur berita yang lengkap dan mendalam sehingga teks berita
yang ditulis dapat menyampaikan isi berita secara singkat, padat, dan jelas.
Siswa yang mendapat nilai tinggi dalam aspek ini dikarenakan siswa sudah
mampu memunculkan unsur berita sehingga muncul dalam teks berita yang
mereka buat dengan baik. Siswa yang memperoleh nilai sedan pada aspek ini
disebabkan siswa tersebut masih sederhana dalam memunculkan unsur berita.
Semua unsur sudah muncul dalam teks berita yang mereka buat, hanya saja masih
dalam bentuk sederhana. Responden no 11 memunculkan unsur di mana pada
kutipan dari narasumber namun tidak memunculkan pada bagian pembuka (lead)
sehingga dapat menimbulkan kebingungan pada pembaca, sehingga memperoleh
nilai sedang dalam aspek ini. Contoh kutipan teks berita responden no 11 dapat
dilihat pada gambar 51 berikut.
219
Gambar 56 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 11
Hal tersebut mengakibatkan pemerolehan nilai siswa pada aspek ini belum
maksimal. Bobot aspek ini adalah 3, sehingga siswa yang kurang mampu
memaksimalkan aspek kelengkapan unsur berita ini dengan baik dan lengkap,
akan mempengaruhi nilai keseluruhan yang didapatnya.
4.1.2.2.2 Aspek Kelengkapan Struktur Teks Berita
Aspek kedua dalam keterampilan menulis teks berita adalah aspek
kelengkapan struktur teks berita. Penilaiannya dipusatkan pada kelengkapan
struktur teks berita yang meliputi judul (headline), garis tanggal (dateline),
pembuka (lead), tubuh berita (body), dan kaki berita (leg). Hasil tes siklus II aspek
kelengkapan struktur teks berita tersebut dapat dilihat pada tabel 20 berikut.
Tabel 20 Aspek Kelengkapan Struktur Teks Berita
No Rentang
nilai
Kategori Frekuensi Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
5
27
0
0
0
45
189
0
0
0
15,625
84,375
0
0
0
234
32
= 7,3125
(BAIK)
JUMLAH 32 234 100 7,312
220
Berdasarkan tabel 20, pada aspek kelengkapan struktur teks berita dapat
diketahui bahwa keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan rentang
nilai 8 – 10 dicapai oleh 5 siswa dengan persentase 15,635%. Keterampilan siswa
untuk kategori baik dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 27 siswa atau
84,375%. Keterampilan siswa untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 –
5 dan kategori kurang baik dengan rentang nilai 2-3 serta keterampilan siswa
untuk kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak didapat oleh satu
pun siswa. Rata-rata nilai keterampilan siswa dalam menulis teks berita aspek
kelengkapan struktur berita pada tes siklus I sebesar 7,3125 dengan kategori baik.
Sebagian besar siswa dalam menulis teks berita sudah mampu
memunculkan struktur teks berita yang lengkap. Untuk memunculkan struktur
teks berita yang lengkap, siswa perlu mengetahui dan mendalami materi struktur
teks berita. siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam aspek ini dikarenakan
sudah mampu memunculkan struktur berita yang lengkap sehingga pemerolehan
nilai dalam aspek ini menjadi maksimal. Kutipan lembar kerja siswa responden
nomor 21 dapat dilihat pada gambar 57 berikut.
221
Gambar 57 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 21
Siswa yang memperoleh nilai sedang disebabkan mereka belum menguasai
materi struktur teks berita dengan baik. Siswa masih mengalami banyak kesulitan
dalam menulis teks berita sesuai dengan struktur yang telah dipelajari. Responden
no 3 hanya menuliskan judul (headline), garis tanggal (dateline), pembuka (lead),
dan tubuh berita (body) saja sehingga perolehan nilai dalam aspek struktur teks
berita menjadi kurang maksimal. Siswa mampu memperoleh nilai tinggi
dikarenakan siswa tersebut sudah dapat memunculkan struktur teks berita secara
lengkap dan baik dengan dibuktikan pada teks berita yang dibuat. Bobot aspek ini
adalah 3, sehingga siswa yang kurang mampu memunculkan aspek ketepatan
struktur teks berita ini dengan baik dan tepat, akan mempengaruhi nilai
keseluruhan yang didapatnya.
4.1.2.2.3 Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca
222
Depdiknas (2011:353) mendefinisikan ejaan sebagai kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-
huruf) serta penggunaan tanda baca.
9. Tanda baca titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
10. Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan
keterangan pagi, siang, atau malam.
Misalnya:
Pukul 00.45
11. Tanda koma dipakai untuk unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
12. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi,
dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.
Misalnya:
Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh
beasiswa belajar di luar negeri.
13. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
223
Misalnya:
“Saya gembira sekali”, kata Ibu.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringi dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Guru.
15. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
Ibu berkata, “Paman berangkat besok pagi.”
16. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Misalnya:
Kata dia, “saya juga minta satu.”
Hasil tes siklus II aspek ketepatan ejaan dan tanda baca tersebut dapat
dilihat pada tabel 21 berikut.
Tabel 21 Aspek Ketepatan Ejaan dan Tanda Baca
No Rentang
nilai
Kategori Frekue
nsi
Bobot
nilai
Persentase
%
Rata-rata
1
2
3
8 – 10
6 – 7
4 – 5
Sangat baik
Baik
Cukup baik
28
4
0
224
28
0
87,5
12,5
0
252
32
= 7,875
224
4
5
2 – 3
0 – 1
Kurang baik
Sangat kurang
0
0
0
0
0
0
(baik)
JUMLAH 32 252 100 7,875
Berdasarkan tabel 21, pada aspek ketepatan ejaan dan tanda baca dapat
diketahui bahwa keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan rentang
nilai 8 – 10 dicapai oleh 28 siswa atau sebesar 87,5%. Keterampilan siswa untuk
kategori baik dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 4 siswa atau 12,5%.
Keterampilan siswa untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5 dicapai
oleh dan keterampilan siswa untuk kategori kurang baik dengan rentang nilai 2 – 3
serta kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak diperoleh oleh satu
pun siswa. Rata-rata keterampilan dalam menulis teks berita aspek ketepatan ejaan
dan tanda baca pada tes siklus I sebesar 7,875 dengan kategori baik.
Sebagian besar siswa dalam menulis teks berita sudah mampu
menunjukkan penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. Untuk memunculkan
ejaan dan tanda baca yang tepat secara berkelanjutan maka diharapkan siswa
banyak berlatih menulis teks berita agar pemahaman mengenai ejaan dan tanda
baca yang tepat dapat terus meningkat. Siswa yang memperoleh nilai tinggi pada
aspek ini disebabkan siswa tersebut sudah memunculkan penulisan teks berita
dengan ejaan dan tanda baca yang tepat yang terdapat pada teks berita yang
dibuatnya. Responden nomor 6 dalam teks berita yang dibuatnya sudah mampu
menggunakan ejaan dan tanda baca yang baik, ini terlihat pada saat menulis
225
kalimat kutipan dari narasumber. Kutipan dari narasumber telah ditulis secara
benar oleh responden nomor 6. Kutipan teks berita responden no 6 dapat dilihat
pada gambar 58 berikut.
Gambar 58 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 6
Siswa yang mendapat nilai tinggi pada aspek ketepatan ejaan dan tanda
baca dikarenakan siswa tersebut sudah mampu memunculkan penggunaan ejaan
dan tanda baca yang tepat. Sedangkan siswa yang mendapat nilai sedang pada
aspek ketepatan ejaan dan tanda baca dikarenakan siswa dalam penggunaan ejaan
dan tanda baca masih kurang tepat. Responden nomor 14 memperoleh nilai
sedang dalam aspek ini dikarenakan penggunaaan ejaan yang kurang tepat.
Kutipan teks berita responden nomor 14 dapat dilihat dalam gambar 59 berikut.
Gambar 59 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 14
Pembenaran dari kata mushola adalah musala. Dalam Depdiknas
(2011:942) musala berarti tempat salat; langgar; surau; tempat salat; sajadah.
226
4.1.2.2.4 Aspek Ketepatan Diksi
Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai
untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan
kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya
mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Contoh diksi yang tepat sebagai berikut.
4) Sampai dengan = hingga
5) Sekitar = sekira
6) Saat ini = kini
Hasil tes siklus I aspek ketepatan diksi (pemilihan kata) tersebut dapat
dilihat pada tabel 22 berikut ini.
Tabel 22 Aspek Ketepatan Diksi (pilihan kata)
No Rentang
nilai
Kategori Frekue
nsi
Bobot
nilai
Persentas
e %
Rata-rata
1
2
3
4
5
8 – 10
6 – 7
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Sangat baik
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
24
8
0
0
0
192
56
0
0
0
75
25
0
0
0
248
32
= 7,75
(baik)
227
JUMLAH 32 248 100 7,75
Berdasarkan tabel 22, pada aspek ketepatan diksi dapat diketahui bahwa
keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10 dicapai
oleh 24 siswa (75%). Keterampilan siswa untuk kategori baik dengan rentang nilai
6 – 7 dicapai oleh 8 siswa atau 25%. Keterampilan siswa untuk kategori cukup
baik dengan rentang nilai 4 – 5 dan keterampilan siswa untuk kategori kurang baik
dengan rentang nilai 2 – 3 serta sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak
diperoleh oleh satu pun siswa. Rata-rata keterampilan dalam menulis teks berita
aspek ketepatan ejaan dan tanda baca pada tes siklus II sebesar 7,75 dengan
kategori baik.
Secara keseluruhan keterampilan menulis teks berita siswa aspek ketepatan
diksi sudah baik. Sebagian besar siswa sudah dapat menuliskan pilihan kata yang
tepat. Siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam aspek ketepatan diksi (pilihan
kata) dikarenakan sudah dapat memilih diksi yang tepat sehingga teks berita yang
dihasilkan berupa teks berita yang baik. Responden nomor 15 sudah
menggunakan diksi (pilihan kata) yang baik. Dalam teks berita yang dibuat
responden nomor 15, dapat dilihat bahwa responden nomor 15 menggunakan kata
salat dan lohor yang sesuai dengan EYD. Kutipan teks berita responden nomor 15
dapat dilihat pada gambar 60 berikut.
228
Gambar 60 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 15
Menurut Depdiknas (2011) salat mempunyai makna rukun islam kedua,
berupa ibadah kepada Allah SWT, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf,
dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam; doa kepada Allah. Sedangkan, untuk kata lohor bermakna sama
dengan kata zuhur yang mempunyai makna waktu tengah hari; waktu salat wajib
setelah matahari tergelincir sampai menjelang petang; salat wajib sebanyak empat
rakaat pada waktu tengah hari sampai menjelang petang.
Siswa yang mendapat nilai sedang dalam aspek ketepatan diksi
dikarenakan siswa belum dapat menuliskan diksi yang bemakna tunggal dan
mudah dipahami.
4.1.2.2.5 Aspek Keefektifan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif mencakup ciri sebagai berikut.
4. Struktur kalimatnya lengkap
Kalimat yang lengkap ialah kalimat yang minimal memiliki minimal satu
subjek dan satu predikat. Kalimat tersebut dapat dikembangkan dengan
memperluas subjek, predikat, atau objek (jika ada).
229
Contoh: kantor pajak penuh sesak.
5. Tidak dipengaruhi oleh bahasa asing
Bahasa Indonesia menggunakan DM (diterangkan menerangkan),
sedangkan bahasa asing menggunakan MD (menerangkan diterangkan).
Contoh:
anggota DPR itu menginap di Indraloka hotel
anggota DPR itu menginap di hotel Indraloka
6. Penghematan kata dapat dilakukan dengan menghilangkan pengulangan
subyek, menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata,
menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh salah: karena ia tak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Contoh benar: karena tak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hasil tes siklus II aspek keefektifan kalimat tersebut dapat dilihat pada
tabel 23 berikut ini.
Tabel 23 Aspek Keefektifan Kalimat
No Rentang
nilai
Kategori Frekue
nsi
Bobot
nilai
Persent
ase %
Rata-rata
1
2
3
8 – 10
6 – 7
4 – 5
Sangat baik
Baik
Cukup baik
4
28
0
32
196
0
12,5
87,5
0
228
32
= 7,125
230
4
5
2 – 3
0 – 1
Kurang baik
Sangat kurang
0
0
0
0
0
0
(baik)
JUMLAH 32 228 100 7,125
Berdasarkan tabel 23, pada aspek keefektifan kalimat dapat diketahui
bahwa keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10
dicapai oleh 4 siswa atau dengan persentase 12,5. Keterampilan siswa untuk
kategori baik dengan rentang nilai 6 – 7 dicapai oleh 28 siswa atau 87,5%.
Keterampilan siswa untuk kategori cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5
danketerampilan siswa untuk kategori kurang baik dengan rentang nilai 2 – 3 serta
kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0 – 1 tidak diperoleh oleh satu pun
siswa. Rata-rata keterampilan dalam menulis teks berita aspek ketepatan ejaan dan
tanda baca pada tes siklus I sebesar 7,125 dengan kategori baik.
Secara keseluruhan keterampilan menulis teks berita siswa aspek
keefektifan kalimat sudah baik. Sebagian besar siswa sudah dapat menuliskan
kalimat yang efektif. Siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam aspek keefektifan
kalimat dikarenakan sudah dapat membuat kalimat yang efektif sehingga teks
berita yang dihasilkan berupa teks berita yang baik. Responden nomor 23 sudah
mampu memunculkan keefektifan kalimat dalam teks berita yang dibuatnya.
Penggunaan kalimat yang efektif membuat pembaca dapat langsung mengetahui
maksud yang disampaikan oleh responden nomor 23. Petikan teks berita
responden nomor 23 dapat dilihat pada gambar 61 berikut.
231
Gambar 61 Kutipan Lembar Kerja Siswa Responden Nomor 23
Siswa yang mendapat nilai sedang dalam aspek keefektifan kalimat
dikarenakan siswa belum baik dalam penulisan kalimat yang efektif dan jumlah
kesalahan kalimat yang seharusnya dapat efektif lebih dari satu kesalahan. Pada
tes siklus II ini sebagian besar siswa sudah mampu menuliskan kalimat yang
efektif. Sehingga secara klasikal nilai kelas sudah mencapai KKM yang
ditentukan.
4.1.2.2.6 Aspek Kerapian Tulisan
Tulisan yang dianggap rapi merupakan tulisan yang tidak terdapat banyak
coretan, tulisan tersebut dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca, dan tulisan
tersebut tidak menimbulkan salah tafsir karena faktor kekurangmampuan
menuliskan suatu huruf atau kata.
Hasil tes siklus II aspek kerapian tulisan tersebut dapat dilihat pada tabel
24 berikut ini.
Tabel 24 Aspek Kerapian Tulisan
No Rentang
nilai
Kategori Frekue
nsi
Bobot
nilai
Persentas
e %
Rata-rata
1
2
8 – 10
6 – 7
Sangat baik
Baik
6
26
48
183
18,75
81,25
231
32
232
3
4
5
4 – 5
2 – 3
0 – 1
Cukup baik
Kurang baik
Sangat kurang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
=
7,21875
(baik)
JUMLAH 32 231 100 7,21875
Berdasarkan tabel 24, pada aspek kerapian tulisan dapat diketahui bahwa
keterampilan siswa untuk kategori sangat baik dengan rentang nilai 8 – 10 dicapai
oleh 6 siswa atau 18,75%. Keterampilan siswa untuk kategori baik dengan rentang
nilai 6 – 7 dicapai oleh 26 siswa atau 81,25%. Keterampilan siswa untuk kategori
cukup baik dengan rentang nilai 4 – 5 dan keterampilan siswa untuk kategori
kurang baik dengan rentang nilai 2 – 3 serta kategori sangat kurang dengan
rentang nilai 0 – 1 tidak diperoleh oleh satu pun siswa. Rata-rata keterampilan
dalam menulis teks berita aspek ketepatan ejaan dan tanda baca pada tes prasiklus
sebesar 7,21875 dengan kategori baik.
Sebagian besar siswa dalam menulis teks berita sudah menunjukkan
kerapian tulisan yang baik dengan dibuktikan oleh hasil teks berita yang siswa
buat. Untuk memunculkan tulisan yang rapi secara berkelanjutan maka
diharapkan siswa banyak berlatih menulis teks berita agar keterampilan menulis
yang rapi dapat terus meningkat. Siswa yang memperoleh nilai tinggi pada aspek
ini disebabkan siswa tersebut sudah memunculkan penulisan teks berita yang rapi
yang dibuktikan dengan teks berita yang dibuatnya. Sedangkan siswa yang
mendapat nilai sedang pada aspek kerapian tulisan dikarenakan siswa belum dapat
menuliskan teks berita dengan tulisan yang rapi. Responden nomor 33 menulis
233
teks berita pada lembar kerja dengan tulisan yang kurang lurus, namun, secara
klasikal semua siswa sudah mampu menulis teks berita pada lembar kerja dengan
tulisan yang rapi sehingga nilai rata-rata kelas aspek kerapian tulisan sudah
memenuhi KKM. Kutipan lembar kerja siswa responden nomor 33 dapat dilihat
pada gambar 62 berikut.
Gambar 62 Kutipan lembar kerja siswa responden nomor 33
4.1.2.4 Refleksi Siklus II
Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi. Refleksi
dilakukan dengan cara mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Pembelajaran yang telah dilakukan
pada siklus II merupakan tindakan perbaikan dari pembelajaran prasiklus dan
siklus I. Pada prasiklus dan siklus I masih ditemui kesulitan-kesulitan yang
ditemui siswa. kesulitan tersebut dicarikan solusi untuk diterapkan pada siklus II.
Kesulitan tersebut mampu diatasi melalui persiapan dan perencanaan yang lebih
matang dari siklus I.
234
Berdasarkan proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya siklus II, dapat
diketahui respon siswa terhadap 2 pertemuan siklus II sudah mengalami
perubahan dari siklus I. Siswa sudah mampu membentuk kelompok dengan cepat
dan kemudian mengatur meja dan tempat agar proses diskusi berlangsung dengan
nyaman. Pada kegiatan berdiskusi untuk menganalisis unsur berita, struktur berita,
ketepatan ejaan, ketepatan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan, sikap
siswa mampu fokus sehingga membuat proses diskusi menjadi efektif. Pada saat
proses menentukan tema berita, kegiatan mengumpulkan berita, dan kegiatan
menulis teks berita, sikap siswa sudah mampu mengikuti instruksi guru. Anggota
kelompok yang pada siklus I masih terlihat tidak fokus maupun melakukan
kegiatan yang tidak perlu pada saat pembelajaran sudah tidak terlihat pada siklus
II. Secara klasikal, respon siswa pada model pembelajaran yang diterapkan oleh
guru sudah mengalami peningkatan dari siklus I.
Berdasarkan hasil observasi, jurnal siswa, lembar kuesioner, dan
dokumentasi foto disimpulkan bahwa pada siklus II perilaku yang ditunjukkan
siswa selama proses pembelajaran sudah mengalami perubahan kearah positif
dibandingkan dengan siklus I. Persentase perilaku berkarakter dan berbudaya
siswa tiap kegiatan belajar mengalami peningkatan.
Perilaku belajar yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya juga semakin positif. Beberapa siswa yang pada siklus I
belum berkonsentrasi dan terkadang bergurau dengan teman satu kelompoknya
235
saat pembelajaran berlangsung mulai terlihat aktif dan serius. Anggota kelompok
yang pada siklus I belum mampu berdiskusi dengan baik juga menunjukkan sikap
demokratis dan mulai dapat berdiskusi efektif dengan teman satu kelompoknya.
Siswa mampu menangkap penjelasan guru serta mampu menjawab pertanyaan
yang dilontarkan guru dengan antusias.
Hasil tes menulis teks berita kelas VIII-5 SMP Teuku Umar pada siklus II
mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai rata-rata siswa pada siklus II mencapai
76,84 atau dengan kategori baik, nilai tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan
minimal yang ditentukan yaitu sebesar 70.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus II menunjukkan bahwa
dengan menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter
dan budaya keterampilan siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar mengalami
peningkatan. Pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 2,59% dibanding hasil tes
prasiklus. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 15,77% dibanding hasil tes
siklus I. Nilai rata-rata siklus II mencapai 76,84 dengan kategori baik. Nilai
tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu
sebesar 70.
Pada pembelajaran siklus II, perilaku siswa sudah menunjukkan ke arah
yang lebih positif. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai kriteria ketuntasan
minimal yang telah ditentukan., maka pembelajaran dirasa cukup dan harus
diakhiri pada siklus II.
4.2 Pembahasan
236
Pembahasan proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya berpedoman pada
perbandingan dokumentasi foto yang diambil pada saat pembelajaran menulis teks
berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya siklus I dan siklus II dilaksanakan.
Pembahasan perubahan perilaku berpedoman pada empat instrumen
penelitian, yaitu lembar observasi perilaku berkarakter dan berbudaya, lembar
jurnal yang terdiri atas jurnal guru dan jurnal siswa, lembar kuesioner, serta
dokumentasi foto.
Pembahasan peningkatan keterampilan menulis teks berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya mengacu
pada perolehan skor yang dicapai siswa dalam tes keterampilan menulis teks
berita. Aspek-aspek yang dinilai dalam keterampilan menulis teks berita meliputi
6 aspek yaitu (1) kelengkapan unsur teks berita; (2) kelengkapan struktur teks
berita; (3) ketepatan ejaan dan tanda baca; (4) ketepatan diksi (pilihan kata); (5)
keefektifan kalimat; dan (6) kerapian tulisan.
4.2.1 Peningkatan Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Berdasarkan proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus I, dapat
diketahui bahwa siswa masih kurang merespons baik pembelajaran yang
berlangsung. Hal tersebut diketahui dari pengamatan guru dan peneliti saat proses
237
pembelajaran menulis teks berita siklus I menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya berlangsung. Siswa masih
belum dapat berdiskusi secara efektif pada saat kegiatan menganalisis unsur,
struktur berita, ketepatan ejaan, ketepatan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian
tulisan. Hal serupa ditemukan pada saat kegiatan menentukan tema berita,
kegiatan mengumpulkan fakta berita, dan kegiatan menulis teks berita
berdasarkan fakta berita yang diperoleh.
Setelah dilakukan evaluasi dengan melihat kejadian dan respon siswa yang
tampak pada siklus I, maka proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siklus
II sedikit mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara lain dilakukan pada
pemberian ilustrasi oleh guru untuk menarik minat belajar siswa sehingga
motivasi belajar siswa akan tumbuh pada awal pembelajaran, pemberian teks
berita bermuatan karakter dan budaya bangsa yang berbeda dari siklus I,
penanaman perilaku berkarakter dan berbudaya oleh guru dengan sebelumnya
mengajak diskusi kepada siswa mengenai kesulitan yang dihadapi pada saat
pembelajaran, dan pemberian musik daerah pada saat proses penulisan teks berita.
Pada saat kegiatan menganalisis unsur berita, struktur teks berita,
ketepatan ejaan dan tanda baca, ketepatan diksi, keefektifan kalimat, dan kerapian
tulisan siklus I masih ditemukan kelompok yang belum mampu efektif. Namun,
pada saat siklus II dilaksanakan, peneliti mengubah pendekatan pada siswa
dengan mengajak tiap kelompok berdiskusi untuk memancing daya kreatif siswa.
Cara tersebut terbukti efektif untuk tetap menjaga fokus siswa dalam berdiskusi.
238
Pada saat proses menentukan tema berita, mengumpulkan fakta berita di
lapangan dan menulis teks berita siklus II dilaksanakan. Guru memberikan
pendekatan pada tiap kelompok untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang timbul
maupun untuk memperbaiki kekurangan pada siklus II.
Secara keseluruhan, proses pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya pada siklus II mengalami peningkatan ke arah positif dibandingkan
dengan proses pembelajaran pada siklus I.
4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa Setelah Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Setelah proses pembelajaran menulis berita menggunakan
model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya
dilaksanakan pada siklus I dan siklus II maka didapat hasil sebagai berikut.
Berdasarkan hasil instrumen nontes pada siklus II, dapat disimpulkan
bahwa model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya yang
diterapkan pada kegiatan pembelajaran menulis teks berita mampu mengubah
perilaku siswa kearah positif secara signifikan. Hal tersebut didapat dari hasil
observasi, hasil jurnal, dan lembar kuesioner, serta dokumentasi foto yang didapat
setelah proses pembelajaran menulis teks berita siklus II selesai dilaksanakan.
Hasil observasi perilaku berkarakter dan berbudaya siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada tabel 25 berikut.
239
Tabel 25 Perubahan Perilaku Berkarakter dan Berbudaya Siswa setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
No Kelompok Tahapan model investigasi kelompok Perse
ntase
SI
Perse
ntase
SII
Pening
katan
SI-SII
SI SII
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 Kelompok 1 √ - - - - - √ √ √ √ - √ 16,67 83,33 66,66
2 Kelompok 2 - √ √ - - - - √ √ √ - √ 33,33 66,67 33,34
3 Kelompok 3 √ - - √ √ - √ √ - √ √ √ 50 83,33 33,33
4 Kelompok 4 √ - - - √ - √ - √ - √ √ 33,33 66,67 33,34
5 Kelompok 5 √ - - - - - √ √ √ - √ √ 16,67 83,33 66,66
Keterangan :
SI : Siklus I
SII : Siklus II
7) Situasi bermasalah (berpikir logis dan tanggung jawab)
8) Siswa melakukan eksplorasi (demokratis, berpikir logis dan tanggung
jawab)
9) Perumusan tugas-tugas belajar (demokratis, berpikir logis, dan santun)
10) Kegiatan belajar individual dan kelompok (berpikir logis, mandiri, dan
disiplin)
11) Analisis kemajuan proses penelitian kelompok (berpikir logis, dan
tanggung jawab)
12) Pengulangan proses kegiatan (percaya diri, mandiri, dan disiplin)
Perilaku berkarakter dan berbudaya :
240
(8) Percaya diri : siswa menunjukkan sikap yakin akan kemampuan diri
sendiri saat mengumpulkan fakta berita bersama kelompok;
(9) Demokratis : siswa memahami keberagaman agama, budaya, dan
golongan sosial serta perbedaan pendapat dalam lingkup kelompok;
(10) Berpikir logis: mencari dan menerapkan informasi dari
lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan
kreatif;
(11) Tanggung jawab: memiliki kemampuan untuk berkarya baik
individual maupun kelompok;
(12) Mandiri: menunjukkan sikap tidak bergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas;
(13) Disiplin : mematuhi aturan sosial yang berlaku dalam kelompok
maupun kelas;
(14) Santun : berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
santun.
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa perilaku berkarakter dan
berbudaya pada siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang setelah mengikuti
pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya mengalami peningkatan ke arah positif.
Kelompok 1 mengalami peningkatan sebesar 66,66% dari semula sebesar 16,67%
pada siklus I kemudian menjadi 83,33% pada siklus II. Kelompok 2 mengalami
peningkatan sebesar 33,34 dari semula sebesar 33,33% pada siklus I menjadi
66,67% pada siklus II. Hal yang sama terjadi pada kelompok 3 yang mengalami
peningkatan sebesar 33,33% dari semula sebesar 50% pada siklus I menjadi
83,33%. Kelompok 4 mengalami peningkatan sebesar 33,34% dari semula
33,33% pada siklus I menjadi 66,67 pada siklus II. Kelompok 5 mengalami
241
pengingkatan sebesar 66,66% dari semula sebesar 16,67 pada siklus I menjadi
83,33% pada siklus II.
Berdasarkan hasil jurnal dan kuesioner, siswa menyatakan senang dengan
pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok
dikarenakan membantu mereka memahami materi menulis teks berita sehingga
siswa yang awalnya kesulitan dengan materi menulis teks berita pada akhir siklus
II menyatakan bahwa materi menulis teks berita menjadi lebih mudah dipahami.
Dengan berperilaku berkarakter dan berbudaya juga memudahkan siswa untuk
berkelompok serta menyelesaikan instruksi yang diberikan oleh guru selama
proses pembelajaran.
4.2.3 Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
Sebelum pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya diterapkan dalam
pembelajaran, terlebih dahulu dilakukan tes prasiklus. Tes ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran kondisi awal keterampilan menulis teks berita pada siswa
kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang. Hasil prasiklus dianalisis dan diberi
simpulan bahwa keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII-5 SMP
Teuku Umar Semarang masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata
yang diperoleh siswa sebesar 58,47.
Setelah dilakukan penelitian menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya siklus I dan siklus
II terjadi peningkatan keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII-5
242
yang terdiri atas 32 responden. Peningkatan keterampilan menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya dapat dilihat dalam diagram 1 berikut.
Diagram 1 Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita setelah Pembelajaran Menulis Teks Berita Menggunakan Model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya
0
10
20
30
40
50
60
70
80
PS S I S II
PS
S I
S II
Keterangan :
PS : Prasiklus
SI : Siklus I
SII : Siklus II
Berdasarkan diagram 1 dapat diketahui hasil rata-rata skor kelas pada
tahap prasiklus mencapai 58,47 dengan kategori cukup baik. Hasil rata-rata skor
kelas pada siklus I mencapai nilai 61,063 dengan kategori cukup baik. Hasil rata-
rata skor kelas pada siklus II mencapai nilai 76,84 dengan kategori baik.
Peningkatan dari hasil rata-rata skor prasiklus ke tes siklus I meningkat sebesar
243
2,594. Peningkatan dari hasil rata-rata skor siklus I ke siklus II sebesar 15,777.
Peningkatan dari hasil rata-rata skor prasiklus ke siklus II sebesar 18,371. Skor
tersebut berasal dari hasil penjumlahan 6 aspek yang dinilai. Keenam aspek
tersebut secara berturut-turut ialah aspek kelengkapan unsur berita, kelengkapan
struktur teks berita, ketepatan ejaan dan tanda baca, keefektifan dalam diksi
(pilihan kata), keefektifan kalimat, serta kerapian tulisan. Untuk peningkatan nilai
rata-rata kelas tiap aspek dapat dilihat dalam tabel 26 berikut.
Tabel 26 Peningkatan Nilai Rata-Rata Menulis Teks Berita pada Tiap Aspek
No Aspek Nilai Rata-Rata Kelas Peningkatan
PS SI SII PS-SI SI-S2 PS-SII
1 Kelengkapan Unsur Berita 18,19 18,75 24,93 0,56 6,18 6,74
2 Kelengkapan Struktur Teks berita
16,69 17,44 21,94 0,75 4,5 5,25
3 Ketepatan Ejaan dan tanda baca
6,13 6,44 7,88 0,31 1,44 1,75
4 Ketepatan diksi (pilihan kata)
5,78 5,97 7,75 0,19 1,78 1,97
5 Keefektifan kalimat 5,59 6,25 7,13 0,66 0,88 1,53
6 Kerapian Tulisan 6,09 6,22 7,22 0,13 1 1,13
Keterangan : PS : Prasiklus SI : Siklus I SII : Siklus II
244
Berdasarkan hasil rekapitulasi data tes keterampilan menulis teks berita
tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dijelaskan bahwa keterampilan
menulis teks berita pada tiap siklus mengalami peningkatan. Uraian tabel tersebut
dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
Pada aspek kelengkapan unsur berita nilai rata-rata siklus I mengalami
peningkatan sebesar 0,56 dari tes prasiklus. Sebagian besar siswa sudah mampu
memunculkan adiksimba meskipun masih sederhana. Nilai rata-rata aspek
kelengkapan unsur berita pada tes siklus II mengalami peningkatan sebesar 6,18
dari tes siklus I. Peningkatan rata-rata siklus II dari tahap prasiklus adalah sebesar
6,74. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada aspek kelengkapan unsur berita
pada siklus II adalah 24,93.
Keterampilan siswa dalam aspek kelengkapan struktur teks berita
mengalami peningkatan dari tahap prasiklus ke siklus I. Nilai rata-rata aspek
kelengkapan struktur teks berita pada siklus I mengalami peningkatan sebesar
0,75 dari tahap prasiklus. Setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya siswa mulai mengenali unsur berita yang benar. Nilai rata-rata pada siklus
II mengalami peningkatan sebesar 4,5 bila dibandingkan dengan hasil siklus I.
Pada pembelajaran siklus II siswa sudah mampu menguasai aspek
kelengkapan struktur teks berita. Peningkatan nilai rata-rata pada aspek
kelengkapan unsur berita siklus II sebesar 5,25 dari tahap prasiklus. Nilai rata-rata
yang diperoleh siswa dalam aspek kelengkapan struktur teks berita pada siklus II
adalah sebesar 21,94.
245
Peningkatan dari tes prasiklus ke tes siklus I pada aspek ketepatan ejaan
dan tanda baca sebesar 0,31. Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata meningkat
sebesar 1,44 dari siklus I. Peningkatan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 1,75
dari tahap prasiklus. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah sebesar
7,88.
Peningkatan dari tes prasiklus ke tes siklus I pada aspek ketepatan diksi
(pilihan kata) sebesar 0,19. Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata meningkat
sebesar 1,78 dari siklus I. Peningkatan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 1,97
dari tahap prasiklus. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah sebesar
7,75.
Peningkatan dari tes prasiklus ke tes siklus I pada aspek keefektifan
kalimat sebesar 0,66. Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata meningkat 0,88
dari siklus I. Peningkatan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 1,53 dari tahap
prasiklus. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah sebesar 7,13.
Peningkatan dari tes prasiklus ke tes siklus I pada aspek kerapian tulisan
sebesar 0,13. Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata meningkat sebesar 1 dari
siklus I. Peningkatan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 1,125 dari tahap
prasiklus. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II adalah sebesar 7,22.
Terdapat peningkatan proses pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya, terdapat perubahan perilaku berkarakter dan berbudaya siswa ke arah
yang positif, dan terdapat peningkatan kemampuan menulis teks berita siswa
secara klasikal, maka penelitian dihentikan dan dianggap berhasil.
246
Penelitian lain yang mengkaji mengenai peningkatan keterampilan menulis
teks berita juga dilakukan Muthoharoh (2007) dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita melalui Pembelajaran
Kontekstual Komponen Inkuiri serta Pemanfaatan Media Gambar pada Kelas VIII
C SMPN Jekulo Kudus”. Hasil penelitian yang dilakukan Muthoharoh (2007)
menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis sebesar 33,3%. Angka
peningkatan tersebut diperoleh dari keberhasilan siklus I sebesar 9,35%,
sementara pada siklus II meningkat menjadi 14,24%.
Penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian Muthoharoh
(2007) yaitu terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita yang
dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas VIII-5 SMP Teuku Umar
Semarang dari tahap prasiklus sebesar 58,47 kemudian meningkat pada siklus I
sebesar 2,60 menjadi 61,06 kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar
15,78 menjadi 76,84.
Penelitian yang dilakukan oleh Janah (2008) dalam penelitian yang
berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita melalui Metode Group
Investigation pada Kelas VIII E SMP Negeri 2 Ulujami Pemalang” memiliki
persamaan dengan penelitian ini. Hasil penelitian Janah (2008) menunjukkan
bahwa metode Group Investigation dapat dijadikan sebagai upaya peningkatan
keterampilan menulis dan perilaku siswa dalam menulis teks berita. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan dalam keterampilan menulis teks
berita siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes siklus I nilai rata-rata sebesar
74,82. Hasil tes tersebut meningkat dari hasil yang dilakukan pada pratindakan
247
yang nilai rata-ratanya sebesar 68,45 atau meningkat 9,52%. Pada siklus II nilai
rata-rata sebesar 84,34 atau meningkat 15,89% dari nilai rata-rata siklus I. Nilai
rata-rata tersebut telah menjadi target yang ditentukan sehingga tindakan siklus III
ditiadakan karena penelitian telah dianggap berhasil.
Penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian Janah (2008) yaitu
terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita yang dibuktikan dengan
meningkatnya nilai rata-rata kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang dari tahap
prasiklus sebesar 58,47 kemudian meningkat pada siklus I sebesar 2,60 menjadi
61,06 kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar 15,78 menjadi 76,84.
Penelitian lain yang mempunyai persamaan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Suntoro (2009) dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita menggunakan Teknik 3M
(Mengamati Meniru Menambahi) pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Cluwak
Pati”. Hasil penelitian menunjukkan setelah diterapkan pembelajaran menulis
berita dengan teknik 3M (Mengamati Meniru Menambah) dapat meningkatkan
keterampilan menulis teks berita pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Cluwak
Pati. Hal tersebut didapat dari data tes dan data nontes. hasil penelitian
menunjukkan nilai rata-rata kelas pada prasiklus adalah 62,37. Adapun, pada
siklus I sebesar 73,68 serta pada siklus II mencapai 79,31. Hal ini menunjukkan
peningkatan dari prasiklus ke siklus II sebesar 27,16%.
Penelitian oleh Suntoro (2009) mempunyai persamaan dengan penelitian
ini yaitu terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita yang dibuktikan
dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang
248
dari tahap prasiklus sebesar 58,47 kemudian meningkat pada siklus I sebesar 2,60
menjadi 61,06 kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar 15,78 menjadi
76,84.
Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti (2011) dalam penelitian yang
berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita menggunakan Metode
Investigasi Kelompok dengan Pemanfaatan Media Foto Peristiwa pada Siswa
Kelas VIII F SMP Negeri 28 Semarang” memiliki persamaan dengan penelitian
ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks berita dari
prasiklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Sebelum dilakukan
tindakan, nilai rata-rata menulis teks berita siswa sebesar 61,41. Pada siklus I,
nilai rata-rata klasikal yang diperoleh siswa sebesar 68,34, sedangkan pada siklus
II sebesar 75,56. Hal itu menunjukkan adanya peningkatan dari prasiklus ke siklus
I sebesar 6,93, sedangkan peningkatan dari siklus I dan siklus II sebesar 7,22 atau
11,02 %.
Penelitian oleh Yulianti (2011) mempunyai persamaan dengan penelitian
ini yaitu terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita yang dibuktikan
dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang
dari tahap prasiklus sebesar 58,47 kemudian meningkat pada siklus I sebesar 2,60
menjadi 61,06 kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar 15,78 menjadi
76,84.
Penelitian lain yang mengkaji tentang pembelajaran menulis teks berita
juga dilakukan Setyana (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Teknik Reportase melalui Student
249
Facilitator and Explaining pada Siwa Kelas VIII E SMP Negeri 3 Kajen
Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 210/2011”. Hasil penelitian yang dilakukan
Setyana (2011) adalah dengan teknik reportase melalui student facilitator and
explaining dapat meningkatkan keterampilan menuis teks berita dan mengubah
perilaku peserta didik ke arah yang lebih positif setelah mengikuti pembelajaran
menulis memo dengan teknik reportase melalui student facilitator and explaining.
Hal ini diketahui dari perubahan nilai siklus I ke siklus II. Pada siklus I nilai rata-
rata menulis teks berita peserta didik hanya mencapai 68,47 atau sebesar 65,63%
dan dinyatakan belum tuntas. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi
78,44 atau sebesar 87,5% dan dinyatakan tuntas.
Penelitian oleh Setyana (2011) mempunyai persamaan dengan penelitian
ini yaitu terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita yang dibuktikan
dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang
dari tahap prasiklus sebesar 58,47 kemudian meningkat pada siklus I sebesar 2,60
menjadi 61,06 kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar 15,78 menjadi
76,84.
Penelitian lain yang mengkaji peningkatan keterampilan menulis teks
berita dilakukan oleh Fajrin (2012) dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Model Investigasi
Kelompok pada Siswa Kelas VIII SMP 17 Bawen”. Hasil penelitian menunjukkan
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil dari tes siklus I menunjukkan skor
rata-rata kelas 68,12 meningkat menjadi 79,65 pada siklus II atau meningkat
11,53 %.
250
Penelitian oleh Fajrin (2012) mempunyai persamaan dengan penelitian ini
yaitu terdapat peningkatan keterampilan menulis teks berita yang dibuktikan
dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang
dari tahap prasiklus sebesar 58,47 kemudian meningkat pada siklus I sebesar 2,60
menjadi 61,06 kemudian meningkat kembali pada siklus II sebesar 15,78 menjadi
76,84.
251
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan dari hasil penelitian tentang keterampilan menulis teks
berita dengan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan
budaya pada siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang adalah sebagai
berikut.
1) Proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya
pada siklus II diketahui mengalami perubahan ke arah positif
dibanding siklus I. Perubahan tersebut dapat diketahui dari catatan
observasi yang peneliti tulis setelah melakukan proses
pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi
kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya.
2) Terdapat perubahan perilaku siswa kelas VIII-5 SMP Teuku Umar
Semarang setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi
karakter dan budaya mengalami perubahan perilaku percaya diri,
demokratis, berpikir logis, tanggung jawab, mandiri, disiplin, dan
santun ke arah positif. Perubahan tingkah laku siswa ini dapat
dibuktikan dengan data nontes. Data nontes tersebut antara lain
252
berupa lembar observasi perilaku berkarakter dan berbudaya,
lembar kuesioner, jurnal guru dan jurnal siswa, serta dokumentasi
foto. Berdasarkan hasil data nontes pada siklus I, perilaku
berkarakter dan berbudaya pada tiap langkah pembelajaran sudah
meningkat meskipun tidak signifikan. pada siklus II, peilaku
berkarakter dan berbudaya bangsa meningkat pada tiap langkah
pembelajaran secara signifikan ke arah positif.
3) Terdapat peningkatan keterampilan menulis siswa kelas VIII-5
SMP Teuku Umar Semarang setelah dilakukan tindakan penelitian
menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok
berbasis konservasi karakter dan budaya. Peningkatan
keterampilan menulis teks berita tersebut dapat diketahui dari hasil
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata tes menulis teks
berita pada tahap prasiklus sebesar 58,469 yang masuk dalam
kategori cukup baik dan ketuntasaan sebesar 3,125%. Pada siklus I
nilai rata-ratanya mencapai 61,063 dengan kategori cukup baik dan
ketuntasan sebesar 9,375%. Pada siklus II, nilai rata-rata tersebut
mengalami peningkatan 15,777 dari siklus I menjadi 76,84 dengan
kategori baik dan ketuntasan sebesar 100%.
5.2 Saran
Saran dari hasil penelitian menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siswa kelas
VIII-5 SMP Teuku Umar Semarang sebagai berikut.
253
1) Bagi guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia hendaknya
menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok berbasis
konservasi karakter dan budaya dalam kegiatan pembelajaran menulis teks
berita. berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, siswa yang
terlibat dalam pembelajaran menulis teks berita menggunakan model
investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya meningkat
keterampilannya serta mampu menumbuhkan perilaku berkarakter dan
berbudaya yaitu perilaku percaya diri, demokratis, berpikir logis, tanggung
jawab, mandiri, disiplin, dan santun.
2) Bagi siswa, siswa hendaknya berlatih menulis terutama berlatih menulis
teks berita dengan memperhatikan kelengkapan unsur berita, struktur
berita yang tepat, ketepatan ejaan dan tanda baca, ketepatan diksi (pilihan
kata), keefektifan kalimat, dan kerapian tulisan yang dapat mengatasi
kesulitan belajar dalam pembelajaran menulis teks berita.
3) Bagi kepala sekolah sebagai pemegang tampuk tertinggi dalam organisasai
suatu sekolah diharapkan dapat memiliki kemampuan manajerial yang
baik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen pada setiap
komponen. Untuk mendukung proses pembelajaran, perlu adanya integrasi
secara internal antara unsur pengajar, kepala sekolah serta seluruh warga
sekolah untuk mengembangkan sarana dan prasarana yang memadai di
sekolah.
4) Bagi para peneliti hendaknya melakukan penelitian lanjutan dari penelitian
ini dengan menggunakan metode lain yang lebih variatif dan kreatif
254
sehingga dapat memperkaya khazanah ilmu dan meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia.
255
DAFTAR PUSTAKA
Cahya, Inung. 2012. Menulis Berita di MEDIA MASSA.Jogjakarta: Citra Aji
Parama.
Chaer, Abdul.1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul.2009. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
Darabi, Maryam, Kamran Nazari, Ali akbar ghasemi, Mostafa Emami.
2012.”Relationship between Individual Characteristics and Effectiveness of
Human Resources Staff”. J. Basic Appl. Sci. Res. 2012 2(7): 6430-6435.
Didin (2013), “Asa Menulis dan Ciri Tulisan yang Baik”,
http://didin.lecture.ub.ac.id/keterampilan-menulis/asa-menulis-dan-ciri-
tulisan-yang-baik (online) diakses 1 Juni 2013.
Depdiknas. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:
Gramedia.
Djuraid, Husnun. 2009. Panduan Menulis Berita (pengalaman lapangan seorang
wartawan). Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Fajrin, Muhammad Rifan. 2012. “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita
dengan Model Investigasi Kelompok pada Siswa kelas VIII SMP 17
Bawen”. Skripsi: Unnes.
Fauzi (2013), “Apa itu Kalimat Efektif”, http://1stfauzi.blogspot.com/2012/apa-
itu-kalimat-efektif.html?m=1(online) diakses tanggal 1 Juni 2013
Gong, Gola. 2007. Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup. Bandung: Karya Kita
256
Jannah.2008. “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui Metode
Group Investigation pada Kelas VIII E SMP Negeri 2 Ulujami pemalang”.
Skripsi: Unnes.
Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. JURNALISTIK Teori dan
Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kompasiana (2013), “Diksi dan Tips Lainnya”,
m.kompasiana.com/post/edukasi/2013/04/09/diksi-dan-tips-lainnya/ (online)
diakses tanggal 1 Juni 2013.
Mahara dkk (2013), “Diksi dan Contoh Kalimatnya”,
http://Maharadkk.blogspot.com/2012/12/diksi-dan-contoh-
kalimatnya.html?m=1(online) diakses tanggal 1 Juni 2013.
Muthoharoh. 2007. “Peningkatan Ketermpilan Menulis Teks Berita melalui
Pembelajaran Kontekstual Komponen Inkuiri serta Pemanfaatan Media
Gambar pada Kelas VIII C SMPN Jekulo Kudus”.Skripsi: Unnes
Pendakierror (2013), “Konservasi” ,
http://www.pendakierror.com/Konservasi.htm (online) diakses pada tanggal
13 Januari 2013.
Pharyuna, Kadek A.J. 2012. “PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
MENGGUNAKAN ASESMEN OTENTIK DAN KREATIVITAS SISWA
DALAM PENCAPAIAN KETERAMPILAN MENULIS”. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran, 45 (1): 46-65.
Semi, M. Atar. 1995. Teknik Penulisan Berita, Features, dan Artikel. Bandung:
Penerbit Mugantara.
Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: CV Widya Karya.
257
Sumadiria, AS Haris. 2006. JURNALISTIK INDONESIA Menulis Berita dan
Feature Panduan Praktis Jurnalis profesional. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Suntoro. 2009. “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita menggunakan
Teknik 3M (Mengamati meniru Menambahi) pada Siswa Kelas VIII A SMP
Negeri 1 Cluwak Pati”. Skripsi: Unnes.
Suroso. 2007. Panduan Menulis Artikel dan Jurnal. Yogyakarta: Pararaton
Publishing.
Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Pengajaran Pragmatik. Bandung : Angkasa.
Tim HPBI Wilayah Jawa Tengah. 2011. EYD 2009 DALAM BAHASA SISWA.
Semarang: Bandungan Institute.
Wahyuni, Sri, Abdul Syukur Ibrahim. 2012. Perencanaan Pembelajaran Bahasa
Berkarakter. Bandung: PT Refika Aditama.
Winataputra, Udin S. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Wiyanto, Asul.2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widia
Sarana Indonesia.
Yulianti, Kurnia. 2011. “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita
Menggunakan Metode Investigasi kelompok dengan Pemanfaatan Media
Foto Peristiwa pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 28 Semarang”. Skripsi:
Unnes.
Zakiyah, Nita. 29 Februari 2012,“PERGESERAN SISTEM NILAI BUDAYA
PADA RITUAL PADUSAN”, http://niethazakia.blogspot.com/2012/02/
258
pergeseran-sistem-nilai-budaya-pada.html (online) diakses pada 9 April
2013.
Zuhri, Amiruddin. 2008. SUKSES MENJADI PENULIS INDEPENDEN.
Yogyakarta: Genius Publisher.
274
Lampiran 3
Panduan observasi perilaku berkarakter dan berbudaya siklus I
Hari/tanggal :
Kelas :
Kelompok
Anggota kelompok :
1.
2.
3.
4.
No Kegiatan siswa Perilaku berkarakter dan
berbudaya
Perilaku yang
diharapkan
muncul
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
1
2
Situasi bermasalah
Siswa berkelompok
dalam beberapa
kelompok,
beranggotakan 6-7
orang.
Siswa memperhatikan
teks berita yang
problematis yang telah
disediakan guru.
Demokratis,
dan tanggung
jawab
Berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
1) Percaya
diri
2) Demokrat
is
3) Berpikir
logis
4) Tanggung
jawab
5) Mandiri
6) Disiplin
7) Santun
3
4
Eksplorasi
Siswa menganalisis
teks berita yang telah
dibagikan, secara
berkelompok
Siswa bersama guru
berdiskusi
menentukan unsur-
unsur berita
Demokratis,
dan berpikir
logis
Berpikir logis
dan tanggung
jawab
275
5
berdasarkan lembar
kegiatan siswa yang
telah disediakan
Siswa bersama guru
berdiskusi
menentukan struktur
berita berdasarkan
lembar kegiatan siswa
yang telah disediakan
Berpikir logis
dan tanggung
jawab
6
7
8
Perumusan Tugas
Belajar
Siswa dibagi tugas
diskusi oleh guru
dengan melihat
beberapa aspek seperti
penggunaan ejaan
serta tanda baca yang
benar, ketepatan diksi,
keefektifan kalimat
dan kerapian tulisan.
Siswa merumuskan
hasil pengamatan serta
diskusi mengenai
penggunaan ejaan
serta tanda baca yang
benar, penggunaan
diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian
tulisan
Siswa bersama guru
Demokratis,
berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
santun
Demokratis,
276
menentukan tema
berita yang akan
dibuat tiap-tiap
kelompok
tanggung
jawab, dan
santun
9
10
Kegiatan Belajar
Siswa berlatih menulis
teks berita
berdasarkan tema
yang telah ditentukan
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya
kepada guru
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
11
12
Analisis kemajuan
Siswa mengamati
lembar teks berita
yang dihasilkannya
pada pertemuan
pertama yang telah
diberi penilaian oleh
guru
Siswa memperhatikan
hasil evaluasi
pertemuan pertama
agar dijadikan bahan
evaluasi untuk
penulisan teks berita
selanjutnya
Berpikir logis
Berpikir
logis,
tanggung
jawab
Pengulangan proses
kegiatan
Percaya diri,
277
13
14
15
16
17
Siswa memilih teknik
pengumpulan fakta
berita untuk menggali
fakta dan data dari
lapangan
Siswa mengumpulkan
fakta-fakta berita
kemudian kembali ke
kelas dengan
membawa catatan
fakta-fakta di
lapangan sebagai
bahan penulisan teks
berita
Siswa menulis teks
berita dengan
mengacu pada
penguatan yang
diberikan oleh guru
berdasarkan tema tiap
kelompok dan fakta
berita yang diperoleh
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya
kepada guru.
Siswa mendapat
evaluasi dan
penguatan berkaitan
dengan teks berita
yang telah dibuat.
berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Percaya diri,
berpikir
logis,
tanggung
jawab,
mandiri, dan
disiplin
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
Tanggung
jawab
278
Lampiran 4
Panduan observasi perilaku berkarakter dan berbudaya siklus I
Hari/tanggal : Selasa, 7 Mei 2013
Kelas : VIII‐5
Kelompok 1
Anggota kelompok :
5. Responden nomor 13
6. Responden nomor 20
7. Responden nomor 27
8. Responden nomor 29
9. Responden nomor 30
10. Responden nomor 31
11. Responden nomor 33
No Kegiatan siswa Perilaku berkarakter dan
berbudaya
Perilaku yang
diharapkan
muncul
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
1
2
Situasi bermasalah
Siswa berkelompok
dalam beberapa
kelompok,
beranggotakan 6-7
orang.
Siswa memperhatikan
teks berita yang
problematis yang telah
disediakan guru.
V
V
V
Demokratis,
dan tanggung
jawab
Berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
8) Percaya
diri
9) Demokrat
is
10) Berpikir
logis
11) Tanggung
jawab
12) Mandiri
13) Disiplin
14) Santun
Eksplorasi
279
3
4
5
Siswa menganalisis
teks berita yang telah
dibagikan, secara
berkelompok
Siswa bersama guru
berdiskusi
menentukan unsur-
unsur berita
berdasarkan lembar
kegiatan siswa yang
telah disediakan
Siswa bersama guru
berdiskusi
menentukan struktur
berita berdasarkan
lembar kegiatan siswa
yang telah disediakan
V
V
V
V
Demokratis,
dan berpikir
logis
Berpikir logis
dan tanggung
jawab
Berpikir logis
dan tanggung
jawab
6
Perumusan Tugas
Belajar
Siswa dibagi tugas
diskusi oleh guru
dengan melihat
beberapa aspek seperti
penggunaan ejaan
serta tanda baca yang
benar, ketepatan diksi,
keefektifan kalimat
dan kerapian tulisan.
V
V
Demokratis,
berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
280
7
8
Siswa merumuskan
hasil pengamatan serta
diskusi mengenai
penggunaan ejaan
serta tanda baca yang
benar, penggunaan
diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian
tulisan
Siswa bersama guru
menentukan tema
berita yang akan
dibuat tiap-tiap
kelompok
V
V
V
V
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
santun
Demokratis,
tanggung
jawab, dan
santun
9
Kegiatan Belajar
Siswa berlatih menulis
teks berita
berdasarkan tema
yang telah ditentukan
Siswa mengumpulkan
V V
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
281
10 hasil pekerjaannya
kepada guru V
Tanggung
jawab, dan
disiplin
11
12
Analisis kemajuan
Siswa mengamati
lembar teks berita
yang dihasilkannya
pada pertemuan
pertama yang telah
diberi penilaian oleh
guru
Siswa memperhatikan
hasil evaluasi
pertemuan pertama
agar dijadikan bahan
evaluasi untuk
penulisan teks berita
selanjutnya
V
V
Berpikir logis
Berpikir
logis,
tanggung
jawab
13
14
Pengulangan proses
kegiatan
Siswa memilih teknik
pengumpulan fakta
berita untuk menggali
fakta dan data dari
lapangan
Siswa mengumpulkan
fakta-fakta berita
kemudian kembali ke
kelas dengan
V
V
V
V
V
V
Percaya diri,
berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Percaya diri,
berpikir
logis,
tanggung
282
15
16
membawa catatan
fakta-fakta di
lapangan sebagai
bahan penulisan teks
berita
Siswa menulis teks
berita dengan
mengacu pada
penguatan yang
diberikan oleh guru
berdasarkan tema tiap
kelompok dan fakta
berita yang diperoleh
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya
kepada guru.
Siswa mendapat
evaluasi dan
penguatan berkaitan
dengan teks berita
yang telah dibuat.
V
V
V
V
jawab,
mandiri, dan
disiplin
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
Tanggung
jawab
283
17
284
Kelompok 2
Anggota kelompok :
1. Responden nomor 2
2. Responden nomor 9
3. Responden nomor 10
4. Responden nomor 18
5. Responden nomor 24
6. Responden nomor 32
No Kegiatan siswa Perilaku berkarakter dan
berbudaya
Perilaku yang
diharapkan
muncul
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
1
2
Situasi bermasalah
Siswa berkelompok
dalam beberapa
kelompok,
beranggotakan 6-7
orang.
Siswa memperhatikan
teks berita yang
problematis yang telah
disediakan guru.
V
V
V
Demokratis,
dan tanggung
jawab
Berpikir logis
dan tanggung
jawab
1) Percaya
diri
2) Demokrat
is
3) Berpikir
logis
4) Tanggung
jawab
5) Mandiri
6) Disiplin
7) Santun
3
4
Eksplorasi
Siswa menganalisis
teks berita yang telah
dibagikan, secara
berkelompok
Siswa bersama guru
berdiskusi
menentukan unsur-
V
V
Demokratis
dan berpikir
logis
Berpikir
logis, dan
tanggung
285
5
unsur berita
berdasarkan lembar
kegiatan siswa yang
telah disediakan
Siswa bersama guru
berdiskusi
menentukan struktur
berita berdasarkan
lembar kegiatan siswa
yang telah disediakan
V
V
jawab
Berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
6
Perumusan Tugas
Belajar
Siswa dibagi tugas
diskusi oleh guru
dengan melihat
beberapa aspek seperti
penggunaan ejaan
serta tanda baca yang
benar, ketepatan diksi,
keefektifan kalimat,
dan kerapian tulisan
V
V
Demokratis,
berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
286
7
8
Siswa merumuskan
hasil pengamatan serta
diskusi mengenai
penggunaan ejaan
serta tanda baca yang
benar, ketepatan diksi,
keefektifan kalimat,
dan kerapian tulisan
Siswa bersama guru
menentukan tema
berita yang akan
dibuat tiap-tiap
kelompok
V
V
V
V
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
santun
Demokratis,
tanggung
jawab, dan
santun
9
10
Kegiatan Belajar
Siswa berlatih menulis
teks berita
berdasarkan tema
yang telah ditentukan
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya
kepada guru
V
V
V
V
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
287
11
12
Analisis kemajuan
Siswa mengamati
lembar teks berita
yang dihasilkannya
pada pertemuan
pertama yang telah
diberi penilaian oleh
guru
Siswa memperhatikan
hasil evaluasi
pertemuan pertama
agar dijadikan bahan
evaluasi untuk
penulisan teks berita
selanjutnya
V
V
Berpikir logis
Berpikir
logis,
tanggung
jawab
13
14
Pengulangan proses
kegiatan
Siswa memilih teknik
pengumpulan fakta
berita untuk menggali
fakta dan data dari
lapangan
Siswa mengumpulkan
fakta-fakta berita
kemudian kembali ke
kelas dengan
membawa catatan
fakta-fakta di
lapangan sebagai
V
V
V
V
V
Percaya diri,
berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Percaya diri,
berpikir
logis,
tanggung
jawab,
mandiri, dan
disiplin
288
15
16
17
bahan penulisan teks
berita
Siswa menulis teks
berita dengan
mengacu pada
penguatan yang
diberikan oleh guru
berdasarkan tema tiap
kelompok dan fakta
berita yang diperoleh
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya
kepada guru.
Siswa mendapat
evaluasi dan
penguatan berkaitan
dengan teks berita
yang telah dibuat.
V
V
V
V
V
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
Tanggung
jawab
289
Kelompok 3
Anggota kelompok :
1. Responden nomor 4
2. Responden nomor 6
3. Responden nomor 16
4. Responden nomor 17
5. Responden nomor 19
6. Responden nomor 21
7. Responden nomor 22
No Kegiatan siswa Perilaku berkarakter dan
berbudaya
Perilaku yang
diharapkan
muncul
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
1
2
Situasi bermasalah
Siswa berkelompok
dalam beberapa
kelompok,
beranggotakan 6-7
orang.
Siswa memperhatikan
teks berita yang
problematis yang telah
disediakan guru.
V
V
V
V
Demokratis,
dan tanggung
jawab
Berpikir logis
dan tanggung
jawab
1) Percaya
diri
2) Demokrat
is
3) Berpikir
logis
4) Tanggung
jawab
5) Mandiri
6) Disiplin
7) Santun
3
Eksplorasi
Siswa menganalisis
teks berita yang telah
dibagikan, secara
berkelompok
Siswa bersama guru
berdiskusi
V
Demokratis
dan berpikir
logis
Berpikir
logis, dan
290
4
5
menentukan unsur-
unsur berita
berdasarkan lembar
kegiatan siswa yang
telah disediakan
Siswa bersama guru
berdiskusi
menentukan struktur
berita berdasarkan
lembar kegiatan siswa
yang telah disediakan
V
V
V
tanggung
jawab
Berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
6
7
Perumusan Tugas
Belajar
Siswa dibagi tugas
diskusi oleh guru
dengan melihat
beberapa aspek seperti
penggunaan ejaan
serta tanda baca yang
benar, penggunaan
diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian
tulisan
Siswa merumuskan
hasil pengamatan serta
diskusi mengenai
penggunaan ejaan
serta tanda baca yang
benar, penggunaan
V
V
V
V
Demokratis,
berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
Berpikir
logis,
tanggung
291
8
diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian
tulisan
Siswa bersama guru
menentukan tema
berita yang akan
dibuat tiap-tiap
kelompok
V
V
V
jawab, dan
santun
Demokratis,
tanggung
jawab, dan
santun
9
10
Kegiatan Belajar
Siswa berlatih menulis
teks berita
berdasarkan tema
yang telah ditentukan
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya
kepada guru
V
V
V
V
V
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
11
Analisis kemajuan
Siswa mengamati
lembar teks berita
yang dihasilkannya
V
Berpikir logis
292
12
pada pertemuan
pertama yang telah
diberi penilaian oleh
guru
Siswa memperhatikan
hasil evaluasi
pertemuan pertama
agar dijadikan bahan
evaluasi untuk
penulisan teks berita
selanjutnya
V
V
Berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
13
14
Pengulangan proses
kegiatan
Siswa memilih teknik
pengumpulan fakta
berita untuk menggali
fakta dan data dari
lapangan
Siswa mengumpulkan
fakta-fakta berita
kemudian kembali ke
kelas dengan
membawa catatan
fakta-fakta di
lapangan sebagai
bahan penulisan teks
berita
V
V
V
V
V
V
V
Percaya diri,
berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Percaya diri,
berpikir
logis,
tanggung
jawab,
mandiri, dan
disiplin
293
15
16
17
Siswa menulis teks
berita dengan
mengacu pada
penguatan yang
diberikan oleh guru
berdasarkan tema tiap
kelompok dan fakta
berita yang diperoleh
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya
kepada guru.
Siswa mendapat
evaluasi dan
penguatan berkaitan
dengan teks berita
yang telah dibuat.
V
V
V
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
Tanggung
jawab
Kelompok 4
Anggota kelompok :
1. Responden nomor 7
2. Responden nomor 8
3. Responden nomor 10
294
4. Responden nomor 11
5. Responden nomor 26
6. Responden nomor 28
No Kegiatan siswa Perilaku berkarakter dan
berbudaya
Perilaku yang
diharapkan
muncul
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
1
2
Situasi bermasalah
Siswa berkelompok
dalam beberapa
kelompok,
beranggotakan 6-7
orang.
Siswa memperhatikan
teks berita yang
problematis yang telah
disediakan guru.
V
V
V
Demokratis,
dan tanggung
jawab
Berpikir logis
dan tanggung
jawab
1) Percaya
diri
2) Demokrat
is
3) Berpikir
logis
4) Tanggung
jawab
5) Mandiri
6) Disiplin
7) Santun
3
4
Eksplorasi
Siswa menganalisis
teks berita yang telah
dibagikan, secara
berkelompok
Siswa bersama guru
berdiskusi
menentukan unsur-
unsur berita
berdasarkan lembar
kerja yang telah
disediakan
V
V
Demokratis
dan berpikir
logis
Berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
295
5
Siswa bersama guru
berdiskusi
menentukan struktur
berita berdasarkan
lembar kerja yang
telah disediakan
V
Berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
6
7
Perumusan Tugas
Belajar
Siswa dibagi tugas
diskusi oleh guru
dengan melihat
beberapa aspek seperti
penggunaan ejaan
serta tanda baca yang
benar, ketepatan diksi,
keefektifan kalimat
dan kerapian tulisan
Siswa merumuskan
hasil pengamatan serta
diskusi mengenai
penggunaan ejaan
serta tanda baca yang
benar, ketepatan diksi,
keefektifan kalimat,
dan kerapian tulisan
Siswa bersama guru
V
V
V
Demokratis,
berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
santun
296
8
menentukan tema
berita yang akan
dibuat tiap-tiap
kelompok
V
Demokratis,
tanggung
jawab, dan
santun
9
10
Kegiatan Belajar
Siswa berlatih menulis
teks berita
berdasarkan tema
yang telah ditentukan
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya
kepada guru
V V
V
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
11
Analisis kemajuan
Siswa mengamati
lembar teks berita
yang dihasilkannya
pada pertemuan
pertama yang telah
diberi penilaian oleh
guru
Siswa memperhatikan
hasil evaluasi
pertemuan pertama
V
Berpikir logis
297
12 agar dijadikan bahan
evaluasi untuk
penulisan teks berita
selanjutnya
V V Berpikir
logis,
tanggung
jawab
13
14
15
Pengulangan proses
kegiatan
Siswa memilih teknik
pengumpulan fakta
berita untuk menggali
fakta dan data dari
lapangan
Siswa mengumpulkan
fakta-fakta berita
kemudian kembali ke
kelas dengan
membawa catatan
fakta-fakta di
lapangan sebagai
bahan penulisan teks
berita
Siswa menulis teks
berita dengan
mengacu pada
penguatan yang
diberikan oleh guru
berdasarkan tema tiap
kelompok dan fakta
berita yang diperoleh
V
V
V
V
V
V
Percaya diri,
berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Percaya diri,
berpikir
logis,
tanggung
jawab,
mandiri, dan
disiplin
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
298
16
17
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya
kepada guru.
Siswa mendapat
evaluasi dan
penguatan berkaitan
dengan teks berita
yang telah dibuat.
V
Tanggung
jawab, dan
disiplin
Tanggung
jawab
299
Kelompok 5
Anggota kelompok :
1. Responden nomor 3
2. Responden nomor 5
3. Responden nomor 14
4. Responden nomor 15
5. Responden nomor 23
6. Responden nomor 25
No Kegiatan siswa Perilaku berkarakter dan
berbudaya
Perilaku yang
diharapkan
muncul
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
1
2
Situasi bermasalah
Siswa berkelompok
dalam beberapa
kelompok,
beranggotakan 6-7
orang.
Siswa memperhatikan
teks berita yang
problematis yang telah
disediakan guru.
V
V
V
Demokratis,
dan tanggung
jawab
Berpikir logis
dan tanggung
jawab
1) Percaya
diri
2) Demokrat
is
3) Berpikir
logis
4) Tanggung
jawab
5) Mandiri
6) Disiplin
7) Santun
3
4
Eksplorasi
Siswa menganalisis
teks berita yang telah
dibagikan, secara
berkelompok
Siswa bersama guru
berdiskusi
menentukan unsur-
V
V
Demokratis
dan berpikir
logis
Berpikir
logis, dan
tanggung
300
5
unsur berita
berdasarkan lembar
kegiatan siswa yang
telah disediakan
Siswa bersama guru
berdiskusi
menentukan struktur
berita berdasarkan
lembar kegiatan yang
telah disediakan
V
jawab
Berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
6
Perumusan Tugas
Belajar
Siswa dibagi tugas
diskusi oleh guru
dengan melihat
beberapa aspek seperti
penggunaan ejaan
serta tanda baca yang
benar, penggunaan
diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian
tulisan
Siswa merumuskan
hasil pengamatan serta
diskusi mengenai
struktur, unsur, dan
penggunaan ejaan
V
V
Demokratis,
berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
Berpikir
logis,
tanggung
301
7
8
serta tanda baca yang
benar
Siswa bersama guru
menentukan tema
berita yang akan
dibuat tiap-tiap
kelompok
V
V V
V
jawab, dan
santun
Demokratis,
tanggung
jawab, dan
santun
9
10
Kegiatan Belajar
Siswa berlatih menulis
teks berita
berdasarkan tema
yang telah ditentukan
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya
kepada guru
V V
V
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
11
Analisis kemajuan
Siswa mengamati
lembar teks berita
yang dihasilkannya
pada pertemuan
pertama yang telah
diberi penilaian oleh
guru
V
Berpikir logis
302
12
Siswa memperhatikan
hasil evaluasi
pertemuan pertama
agar dijadikan bahan
evaluasi untuk
penulisan teks berita
selanjutnya
V
Berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
13
14
15
Pengulangan proses
kegiatan
Siswa memilih teknik
pengumpulan fakta
berita untuk menggali
fakta dan data dari
lapangan
Siswa mengumpulkan
fakta-fakta berita
kemudian kembali ke
kelas dengan
membawa catatan
fakta-fakta di
lapangan sebagai
bahan penulisan teks
berita
Siswa menulis teks
berita dengan
mengacu pada
penguatan yang
diberikan oleh guru
V
V
V
V
V
V
Percaya diri,
berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Percaya diri,
berpikir
logis,
tanggung
jawab,
mandiri, dan
disiplin
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
303
16
17
berdasarkan tema tiap
kelompok dan fakta
berita yang diperoleh
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya
kepada guru.
Siswa mendapat
evaluasi dan
penguatan berkaitan
dengan teks berita
yang telah dibuat.
V V
V
V
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
Tanggung
jawab
304
Lampiran 6
HASIL JURNAL GURU SIKLUS 1
Pertanyaan:
1. Bagaimana kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model Investigasi kelompok berbasis Konservasi Karakter dan
Budaya?
Jawab : Siswa belum siap, situasi kelas gerah sehingga membuat siswa tidak
konsentrasi terhadap pembelajaran. Masih banyak siswa yang belum jelas tentang
pembelajaran menulis teks berita dengan model tersebut.
2. Bagaimana respon siswa terhadap hasil pemilihan topik atau tema yang dilakukan
secara berkelompok?
Jawab : Siswa belum tertarik dengan pembelajaran, belum adanya semangat
mengikuti pembelajaran menulis teks berita. masih perlu adanya pendampingan dan
arahan.
3. Bagaimana keaktifan siswa saat melakukan pengumpulan fakta berita di lapangan?
Jawab : Hanya beberapa kelompok yang dapat aktif untuk melakukan kegiatan
pengumpulan fakta berita. Media yang digunakan kurang sehingga tiap kelompok
tidak dapat saling menyimak.
4. Bagaimana perilaku siswa saat melakukan pengumpulan berita dan menulis teks
berita dengan kelompoknya?
Jawab : Saat melakukan pengumpulan fakta berita, siswa dalam pemahaman
mengenai kegiatan pengumpulan fakta berita masih mengambang. Saat kegiatan
menulis berita bersama dengan teman satu kelompok, siswa sudah saling melengkapi.
Dalam penyusunan kalimat, siswa cenderung memakai bahasa yang masih lugu,
belum dapat memakai bahasa wartawan.
305
5. Apa sajakah peristiwa yang muncul saat pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model Investigasi Kelompok berbasis Konservasi Karakter dan
Budaya?
Jawab : Siswa dapat mengapresiasi tema berita, siswa dapat tamoil dengan
kepercayaan diri. Perilaku berpikir logis dan santun sudah nampak dalam siklus I.
306
Lampiran 7
JURNAL SISWA
Nama Siswa :
No. Absen :
Hari/Tanggal :
Kelas :
Tahun Pelajaran :
1. Bagaimana perasaan kamu setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita
melalui model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya yang
telah dilakukan?
..........................................................................................................................................
2. Apa kesulitan yang kamu hadapi saat pembelajaran menulis teks berita melalui model
Investigasi Kelompok berbasis Konservasi Karakter dan Budaya yang telah
dilakukan?
……………………………………………………………………………….................
3. Bagaimana tanggapan kamu dengan model pembelajaran yang digunakan guru?
..........................................................................................................................................
4. Bagaimana pendapat kamu terhadap cara mengajar guru?
…………………………………………………………………………………………..
5. Apa saran yang ingin kamu sampaikan terhadap pembelajaran menulis teks berita
melalui model Investigasi Kelompok berbasis Konservasi Karakter dan Budaya ?
…………………………………………………………………………………….........
307
LAMPIRAN 9
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL INVESTIGASI KELOMPOK BERBASIS KONSERVASI KARAKTER DAN BUDAYA PADA SISWA KELAS VIII SMP
TEUKU UMAR SEMARANG Kami dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang akan mengadakan penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siswa kelas VIII SMP Teuku Umar Semarang sebagai bahan menulis skripsi. Berkaitan dengan hal itu, kami memohon Saudara sebagai responden dalam penelitian ini. Informasi yang Saudara berikan hanya untuk kepentingan ilmiah. Oleh karena itu, kerahasiaan informasi Saudara tetap kami jaga, maka saudara tidak perlu khawatir dalam memberikan informasi dalam penelitian ini. Atas bantuan dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terima kasih. Nama pewawancara : Nama responden : Kelas : Sekolah : Alamat : Kunjungan ke- I II III Tanggal wawancara Mulai waktu wawancara
Selesai wawancara Lama wawancara
Koreksi :
308
Petunjuk:
1. Isilah pertanyaan sesuai karakteristik atau pendapat Saudara 2. Lingkari jawaban bila terdapat pertanyaan atau pernyataan yang terdapat pilihan
jawaban. 3. Apabila dalam pertanyaan, terdapat titik-titik [ .... ], maka isilah titik-titik tersebut.
No Pertanyaan/pernyataan Ket I Selama proses pembelajaran 1. Bagaimanakah perasaan kamu saat mengikuti pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya? Jawab :
2. Bagaimanakah perasaan kamu saat berdiskusi dengan teman satu kelompok menentukan tema berita yang akan dibuat? Jawab:
3. Bagaimanakah perasaan kamu saat melakukan pengumpulan fakta berita bersama teman satu kelompokmu? Jawab:
4. Bagaimanakah perasaan kamu saat menulis teks berita sehabis mengumpulkan fakta berita? Jawab:
5. Apakah ada kesulitan yang kamu alami dalam proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya?
1. Tidak 2. Ya
6. Jika iya, apa saja kesulitan yang kamu alami dalam proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya? Jawab:
II Setelah mengikuti proses pembelajaran 7. Apa manfaat yang kamu peroleh setelah mengikuti pembelajaran menulis teks
309
berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya? Jawab:
8. Apakah setelah mengikuti pembelajaran tadi, kamu sudah dapat menulis teks berita dengan singkat, padat, dan jelas?
1. Tidak 2. Ya
9. Jika tidak, apa saja kesulitan yang kamu hadapi dalam menulis teks berita? Jawab:
310
DAFTAR NILAI SIKLUS I
Kelas : VIII‐5 Wali Kelas : Niken Zuraida, S.Si Jumlah Responden : 32
NO NIS NAMA SISWA
PENILAIAN PROSES KKM (70)
(a) SIKLUS I
1 6717 Ade Yudhistira 2 6523 Adhitama Imam Syah Putra 62 TIDAK TUNTAS 3 6619 Agus Rudi Saputro 61 TIDAK TUNTAS 4 6688 Annisa Nungky Wijayanti 56 TIDAK TUNTAS 5 6489 Bayu Saputraning A 61 TIDAK TUNTAS 6 6692 Devisca Anggriyanti 56 TIDAK TUNTAS 7 6592 Dewanda Yulio Arga M 63 TIDAK TUNTAS 8 6457 Dhewa Ravendo 48 TIDAK TUNTAS 9 6593 Dian Pangestu 64 TIDAK TUNTAS 10 6762 Eufori Dwiki Erawan 66 TIDAK TUNTAS 11 6763 Faisal Muhammad M 60 TIDAK TUNTAS 12 6729 Ferry Kusuma wardana 60 TIDAK TUNTAS 13 6566 Fitriana Dewi Astutik 63 TIDAK TUNTAS 14 6349 Hani Ilham H 60 TIDAK TUNTAS 15 6599 Ikrar Galang Pamungkas 66 TIDAK TUNTAS 16 6632 Indah Pramuning Tyas Yuliani 56 TIDAK TUNTAS 17 6731 Intan Puspita Sari Wibowo 56 TIDAK TUNTAS 18 6602 Kresna Bagus Wahyu R 64 TIDAK TUNTAS 19 6540 Maelani Jamil Fauzani 56 TIDAK TUNTAS 20 6604 Marcelina Ika Pratiwi 68 TIDAK TUNTAS 21 6670 Monika Amay Yuniar Rifani 56 TIDAK TUNTAS 22 6544 Nabela Septiana 56 TIDAK TUNTAS 23 6549 Prima Ibnu Gutawa 73 TUNTAS 24 6710 Rio Syaputra 59 TIDAK TUNTAS 25 6608 Ristiyono Triwibowo 65 TIDAK TUNTAS 26 6776 Rizko Budi Utomo 58 TIDAK TUNTAS 27 6610 Saskia Galuh Setyaningrum 70 TUNTAS 28 6404 Septito Windhu Murti 56 TIDAK TUNTAS 29 6612 Sri Handayani Wahyuningsih 57 TIDAK TUNTAS 30 6582 Tivanka Garnis Oerel Satania 66 TIDAK TUNTAS 31 6681 Vinky Krisna Dewi 55 TIDAK TUNTAS
Lampiran 12
311
32 6715 Yoga Adam Pratama 64 TIDAK TUNTAS 33 6615 Yuanita Kristanti 73 TUNTAS
312
Lampiran 13
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/II
Pertemuan Ke : I dan 2
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran (4 X 40 Menit)
Standar Kompetensi
12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster
Kompetensi Dasar
12. 2 Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas
Indikator
Menemukan unsur berita bermuatan karakter dan budaya bangsa dengan tepat
Menemukan struktur berita bermuatan karakter dan budaya bangsa dengan tepat
Menulis teks berita bermuatan karakter dan budaya bangsa secara singkat, padat, dan
jelas
I. Tujuan Pembelajaran
• Ditayangkan chart struktur teks berita dan materi teks berita, siswa mampu
menulis teks berita bermuatan karakter dan budaya bangsa secara singkat, padat, dan jelas.
II. Materi Pembelajaran
Teks Berita Bermuatan Karakter dan Budaya bangsa
Teks berita merupakan teks yang berisi pelaporan berbentuk tulisan yang bersumber dari
realitas kehidupan sehari-hari bersifat menarik, terbaru, dan atau aktual yang memunculkan
nilai-nilai karakter dan budaya bangsa.
Unsur-unsur Berita Bermuatan Karakter dan Budaya Bangsa
Suatu informasi dapat dijadikan berita apabila memenuhi unsur 5W+1H. Unsur 5W+1H
terdiri atas what (apa), who (siapa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa), how
(bagaimana). Berikut penjelasan yang lebih lengkap dari unsur-unsur tersebut.
1. What
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur what, yaitu berisi pernyataan yang dapat
menjawab pertanyaan apa.
313
2. Who
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur who, yaitu disertai keterangan tentang
orang-orang yang terlibat dalam peristiwa.
3. When
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur when, yaitu menyebutkan waktu kejadian
peristiwa.
4. Where
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur where, yaitu berisi deskripsi lengkap
tentang tempat kejadian.
5. Why
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur why, yaitu disertai alasan atau latar
belakang terjadinya peristiwa.
6. How
Suatu berita dikatakan baik jika memenuhi unsur how, yaitu dapat menjelaskan proses
kejadian suatu peristiwa dan akibat yang ditimbulkan.
Struktur Teks Berita
HEADLINE atau Judul Berita
DATELINE LEAD
BRIDGE
BODY
LEG
Sangat penting
Penting
Cukup penting
Kurang penting
314
Keterangan:
• Headline (judul berita) merupakan identitas berita. Headline berguna untuk
menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan. Selain itu, dapat
digunakan untuk menonjolkan suatu berita dengan dukungan teknik grafika.
• Dateline berkaitan dengan kapan berita itu dibuat.
• Lead (pembuka berita) yaitu kalimat pembuka berita. Lead terletak pada
paragraf pertama dan sering disebut teras berita. Lead merupakan bagian terpenting dari
sebuah berita karena memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita yang
disampaikan.
• Bridge (perangkai), yaitu kata-kata yang menghubungkan teras berita
dengan tubuh berita.
• Body (tubuh berita), yaitu rangkaian kalimat berita yang menceritakan
peristiwa atau berita dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas.
• Leg (kaki berita), yaitu bagian akhir dari penulisan berita.
Teknik Pengambilan Fakta Berita Bermuatan Karakter dan Budaya Bangsa
Berita adalah produk utama media massa. Berita ditulis untuk dilaporkan pada khalayak.
Namun, sebelum tahap pelaporan berita, penulis berita harus mengumpulkan fakta di
lapangan sebagai sumber utama penulisan berita. Berikut diuraikan beberapa teknik
pengumpulan fakta, di antaranya observasi, wawancara, dan konferensi pers.
4) Observasi
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengungkapkan fakta adalah dengan
mengadakan pengamatan terhadap objek pemberitaan. Istilah ini sering disebut dengan
observasi. Observasi diklasifikasi menjadi dua macam, yaitu observasi langsung dan
observasi tidak langsung. Observasi langsung, yaitu jika reporter atau wartawan menyaksikan
sebuah peristiwa dengan mata kepalanya sendiri. Observasi tidak langsung, yaitu jika reporter
tidak menyaksikan langsung peristiwa yang terjadi.
5) Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara wartawan dan narasumber untuk mendapatkan
berbagai informasi. Apabila pengumpulan fakta terkait pada sebuah peristiwa maka yang
dapat dijadikan narasumber pertama adalah semua orang yang terlibat langsung dengan
peristiwa tersebut. Selanjutnya, untuk menambah dan memperkuat fakta, wartawan perlu
melakukan wawancara dengan narasumber yang berkompeten.
315
6) Konferensi Pers
Konferensi pers merupakan pertemuan pers yang diadakan oleh seorang tokoh untuk
menjelaskan dan memberitahukan hal yang penting di hadapan para wartawan.
III. Metode Pembelajaran
Model investigasi kelompok
NO LANGKAH POKOK NILAI KARAKTER
YANG MUNCUL
1 Situasi Bermasalah Demokratis, berpikir
logis, dan tanggung jawab
2 Eksplorasi Demokratis, berpikir logis,
dan tanggung jawab
3 Perumusan Tugas Belajar Demokratis, berpikir logis,
tanggung jawab, dan
santun
4 Kegiatan Belajar Berpikir logis, tanggung
jawab, dan mandiri
5 Analisis Kemajuan Percaya diri, berpikir logis,
tanggung jawab, disiplin,
dan santun
6 Proses pengulangan kegiatan Percaya diri, demokratis,
berpikir logis, tanggung
jawab, mandiri, disiplin,
santun
• Tanya jawab
• Konstruktivistik
• Diskusi
• Observasi lapangan
• Unjuk kerja
IV. Skenario Pembelajaran
No Kegiatan Waktu Metode Nilai/Karakter
316
atau
Teknik
yang Muncul
1
2
3
4
Kegiatan Awal
Apersepsi
Guru melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi yang akan
dipelajari dengan materi yang telah
dipelajari pada hari atau minggu
sebelumnya.
Guru memberi ilustrasi teks berita
dengan menanyakan mengenai
berita “maraknya boy band dan girl
band di industri musik Indonesia”
pada siswa.
Guru menyampaikan tujuan dan
memberikan motivasi kepada
siswa.
5 menit
Tanya
jawab
5
6
7
8
Kegiatan Inti
Situasi Bermasalah
Siswa berkelompok dalam
beberapa kelompok, beranggotakan
6-7 orang.
Siswa memperhatikan teks berita
yang problematis yang telah
disediakan guru.
Eksplorasi
Siswa menganalisis teks berita yang
telah dibagikan, secara
berkelompok.
Siswa bersama guru berdiskusi
menentukan unsur-unsur berita
berdasarkan lembar kerja yang
telah disediakan
5 menit
5 menit
5 menit
5 menit
Konstruk
tivistik
Konstruk
tivistik
Demokratis,
dan tanggung
jawab
Berpikir logis
Berpikir logis
Berpikir logis,
dan tanggung
jawab
317
9
10
11
12
13
14
Siswa bersama guru berdiskusi
menentukan struktur berita
berdasarkan lembar kerja yang
telah disediakan.
Perumusan Tugas Belajar
Siswa dibagi tugas diskusi oleh
guru dengan melihat beberapa
aspek seperti struktur teks berita,
unsur berita dan penggunaan ejaan
serta tanda baca yang benar
Siswa merumuskan hasil
pengamatan serta diskusi mengenai
struktur, unsur, dan penggunaan
ejaan serta tanda baca yang benar
Siswa bersama guru menentukan
tema berita yang akan dibuat tiap-
tiap kelompok
Kegiatan Belajar
Siswa berlatih menulis teks berita
berdasarkan tema yang telah
ditentukan bersama teman satu
kelompok
Siswa mengumpulkan hasil
pekerjaannya kepada guru.
5 menit
5 menit
5 menit
5 menit
25
menit
5 menit
Diskusi
Diskusi
Unjuk
kerja
Berpikir logis,
dan tanggung
jawab
Demokratis,
berpikir logis,
tanggung
jawab
Berpikir logis,
tanggung
jawab, dan
santun
Demokratis,
tanggung
jawab, dan
santun
Berpikir logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
15
16
Kegiatan penutup
Siswa dan guru merangkum materi
pembelajaran menulis teks berita.
Siswa dan guru merefleksi
pembelajaran menulis teks berita
5
Menit
Tanya
jawab
318
17
yang telah dilakukan.
Siswa diberi tugas rumah untuk
membuat teks berita dengan
sebelumnya mencatat fakta-fakta
yang dikumpulkan di rumah atau
tempat yang menurutnya menarik.
Pertemuan kedua
No Kegiatan Waktu Metode/
Teknik
Nilai/Karakter
yang Muncul
1
2
3
Kegiatan Awal
Apersepsi
Guru melakukan apersepsi dengan
mengaitkan materi yang akan
dipelajari dengan materi yang telah
dipelajari pada hari atau minggu
sebelumnya.
Guru memberi ilustrasi teks berita
dengan menanyakan mengenai
berita “maraknya boy band dan girl
band di industri musik Indonesia”
pada siswa.
Guru menyampaikan tujuan dan
memberikan motivasi kepada
siswa.
5 menit
Tanya
jawab
4
5
Kegiatan Inti
Analisis Kemajuan
Siswa mengamati lembar teks
berita yang dihasilkannya pada
pertemuan pertama yang telah
diberi penilaian oleh guru
Siswa memperhatikan hasil
evaluasi pertemuan pertama agar
70
menit
10meni
t
5 menit
Berpikir logis
Berpikir logis,
tanggung
319
6
7
8
9
10
dijadikan bahan evaluasi untuk
penulisan teks berita selanjutnya
Pengulangan proses kegiatan
Siswa memilih teknik pengumpulan
fakta berita untuk menggali fakta
dan data dari lapangan
Siswa mengumpulkan fakta-fakta
berita kemudian kembali ke kelas
dengan membawa catatan fakta-
fakta di lapangan sebagai bahan
penulisan teks berita
Siswa menulis teks berita dengan
mengacu pada penguatan yang
diberikan oleh guru berdasarkan
tema tiap kelompok dan fakta berita
yang diperoleh
Siswa mengumpulkan hasil
pekerjaannya kepada guru.
Siswa mendapat evaluasi dan
penguatan dari guru berkaitan
dengan teks berita yang telah
dibuat.
5 menit
60
5 Menit
15
menit
30
menit
5 menit
5 menit
Diskusi
Observas
i
lapangan
Unjuk
kerja
jawab
Percaya diri,
berpikir logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Percaya diri,
berpikir logis,
tanggung
jawab,
mandiri, dan
disiplin
Berpikir logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
Tanggung
jawab
11
Kegiatan penutup
Siswa dan guru merangkum
pembelajaran menulis teks berita.
5
Menit
Tanya
jawab
320
12
13
Siswa dan guru merefleksi
pembelajaran menulis teks berita
yang telah dilakukan.
Siswa diberi tugas rumah untuk
membuat teks berita dengan
sebelumnya mencatat fakta-fakta
yang dikumpulkan di rumah atau
tempat yang menarik.
V. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Materi unsur berita bermuatan karakter dan budaya bangsa (powerpoint)
2. Struktur teks berita (powerpoint)
3. Teknik pengambilan fakta berita bermuatan karakter dan budaya bangsa
4. Contoh teks berita dengan judul “Dokumenter Kisah pembongkar Kasus
Contek Massal” (bermuatan karakter santun dan percaya diri)
5. Buku teks kelas VIII SMP
VI. Penilaian
1. Bentuk Penilaian
- Unjuk Kerja
- Penugasan
Soal
1. Lakukan pencarian fakta-fakta berita untuk dasar penulisan teks berita !
2. Tulislah temuanmu pada lembar yang telah disediakan !
3. Tulislah teks berita berdasarkan fakta-fakta yang telah kamu dapat saat
kegiatan pengumpulan fakta berita dengan tidak mengabaikan tema serta memunculkan nilai
karakter dan budaya antara lain.
a. Tanggung jawab !
321
b. Mandiri !
c. santun dalam berbahasa !
4. Tulislah teks berita dengan memperhatikan aspek sebagai berikut.
a. Unsur berita !
b. Struktur teks berita !
c. Ketepatan ejaan !
d. Ketepatan pilihan kata !
e. Keefektifan kalimat !
f. Kerapian tulisan !
Kriteria Penilaian
Penghitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut.
No Aspek Deskriptor Bobot Skor maksimal
1. Kelengkapan unsur
berita
Apa 3 30
Dimana
Kapan
Siapa
Mengapa
Bagaimana
2. Ketepatan struktur
teks berita
Headline 3 30
Dateline
Lead
322
Nilai akhir (100) = skor aspek 1 + skor aspek 2 + skor aspek 3 + skor aspek 4 +
skor aspek 5 + skor aspek 6
Body
Leg
3. Ketepatan ejaan Jumlah kesalahan kurang
dari 5 dan tidak
mengubah ide
1
1
1
1
10
4. Ketepatan diksi
(pilihan kata)
Diksi yang dipilih tepat,
bermakna tunggal, dan
mudah dipahami
10
5. Keefektifan kalimat Singkat, jelas, dan tidak
ambigu
10
6. Kerapian tulisan Tulisan rapi, mudah
dibaca, dan tidak ada
coretan
10
Jumlah 100
Nilai akhir diperoleh dari jumlah skor yang didapat tiap aspek kemudian di kalikan dengan
bobot tiap aspek. Penghitungan nilai akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut.
Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Teks Berita
No. Unsur Yang Nilai Skor Kriteria Kateg
323
ori
1. Kelengkapan Unsur
Berita
8-10
6-7
4-5
2-3
0-1
f. Menulis apa, dimana,
kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana secara lengkap
g. Menulis apa, dimana,
kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana kurang salah satu
unsur
h. Menulis apa, dimana,
kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana kurang dua unsur.
i. Menulis apa, dimana,
kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana kurang tiga unsur.
j. Menulis apa, dimana,
kapan, siapa, mengapa, dan
bagaimana tidak lengkap 4
unsur atau lebih.
SB
B
CB
KB
K
324
2. Kelengkapan
struktur teks berita
8-10
6-7
4-5
2-3
0-1
Struktur teks berita lengkap
Struktur teks berita kurang 1
bagian
Struktur teks berita kurang 2
bagian
Struktur teks berita kurang 3
bagian
Struktur teks berita masih
memiliki kekurangan di
sebagian besar teks
SB
B
CB
KB
K
3. Ejaan dan tanda baca 8-10
6-7
4-5
Jumlah kesalahan ejaan dan
tanda baca kurang dari 5
Jumlah kesalahan ejaan dan
tanda baca 5 -10
Jumlah kesalahan ejaan dan
tanda baca 10 – 15
SB
B
CB
325
2-3
0-1
Jumlah kesalahan ejaan dan
tanda baca 15-20
Jumlah kesalahan ejaan terlalu
banyak
KB
K
4. Ketepatan Diksi
(pilihan kata)
8-10
6-7
4-5
2-3
0-1
Diksi yang dipilih tepat,
bermakna tunggal, dan mudah
dipahami
Diksi yang dipilih tepat,
bermakna tunggal, tetapi sulit
dipahami
Diksi yang dipilih tepat, tetapi
sulit dipahami
Diksi yang dipilih kurang tepat
dan sulit dipahami
Diksi yang dipilih tidak tepat
dan sulit dipahami
SB
B
CB
KB
K
5. Keefektifan Kalimat 8-10
6-7
4-5
Kalimat sudah efektif
Jumlah kesalahan 1-3
Jumlah kesalahan 4-6
SB
B
CB
326
2-3
0-1
Jumlah kesalahan 6-10
Jumlah kesalahan lebih dari 10
KB
K
6. Kerapian tulisan 8-10
6-7
4-5
2-3
0-1
Tulisan rapi, mudah dibaca,
dan tidak ada coretan
Tulisan rapi, mudah dibaca,
dan terdapat coretan kurang
dari 5
Tulisan mudah dibaca, dan
tedapat coretan berkisar 6-10
Tulisan banyak coretan namun
masih dapat dibaca
Tulisan tidak dapat dibaca
SB
B
CB
KB
K
Semarang, April 2013
Guru Mapel bahasa Indonesia, Guru Praktikan,
Indraswari CH, S.Pd. Rio Anugrah Rizkiansyah
Mengetahui,
327
328
Lampiran 14
Dokumenter Kisah pembongkar Kasus Contek Massal
VIVAlife - Masih ingat kisah bocah yang dipaksa memberikan contekan untuk teman-
temannya sewaktu Ujian Nasional dua tahun lalu? Kisahnya kemudian dibuat video
dokumenter berjudul 'Temani Aku Bunda'.
Adalah Muhammad Abrary Pulungan, salah satu murid SDN 06 Petang Pesanggrahan Jakarta
yang dipaksa memberikan jawaban waktu UN, oleh guru di sekolahnya. Dalam video yang
diputar di XXI Epicentrum, diceritakan Abrar, kesepakatan merupakan perjanjian di atas
kertas. Selain perjanjian untuk memberi contekan massal, Abrar juga harus berjanji tak
memberitahukan kesepakatan ini ke siapa pun, termasuk orangtua.
Geram dan kecewa, sang ibu, Irma Winda Lubis segera mendatangi sekolah anaknya di hari
kedua UN. Ia membawa kamera kemudian merekam semua aktivitas selama ujian. Bahkan, ia
juga merekam hasil pembicaraan dengan kepala sekolah dan seorang guru yang telah
membuat kesepakatan tersebut. Winda meminta kepala sekolah terkait meminta maaf di
depan publik agar kasus kecurangan tak terjadi lagi. Sayang, gayung tak bersambut. Usaha
Winda, tak berhasil. Meski dirinya telah menyatroni satu persatu instansi pemerintahan.
Video ini juga diharapkan menjadi pelajaran dan menyadari akan potret buram norma
kearifan dan kejujuran, khususnya di Jakarta. Tak hanya itu, video yang disutradarai oleh
Tedika Puri Amanda dan Irma Winda Lubis juga sarat akan makna. Mengajarkan bahwa
kejujuran butuh keberanian luar biasa dengan mental baja.
Secara keseluruhan, video berdurasi 77 menit ini sengaja ditampilkan di XXI, namun bukan
untuk umum. Rencananya memang akan roadshow ke beberapa bioskop di Indonesia, seperti
Surabaya dan Medan. (umi)
329
(Finalia Kodrati, Stella Maris, http: //us.m.life.viva.co.id/news/read/403083-dokumenter
kisah-pembongkar-kaus-contek-massal (online) diunduh tanggal 6 April 2013 dengan
penyesuaian).
330
Lampiran 15
Panduan observasi perilaku berkarakter dan berbudaya siklus II
Hari/tanggal :
Kelas :
Kelompok
Anggota kelompok :
12.
13.
14.
15.
No Kegiatan siswa Perilaku berkarakter dan
berbudaya
Perilaku yang
diharapkan
muncul
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
1
2
Situasi bermasalah
Siswa berkelompok
dalam beberapa
kelompok,
beranggotakan 6-7
orang.
Siswa memperhatikan
teks berita yang
problematis yang telah
disediakan guru.
Demokratis,
dan tanggung
jawab
Berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
15) Percaya
diri
16) Demokrat
is
17) Berpikir
logis
18) Tanggung
jawab
19) Mandiri
20) Disiplin
21) Santun
3
4
Eksplorasi
Siswa menganalisis
teks berita yang telah
dibagikan, secara
berkelompok
Siswa bersama guru
berdiskusi
menentukan unsur-
unsur berita
Demokratis,
dan berpikir
logis
Berpikir logis
dan tanggung
jawab
331
5
berdasarkan lembar
kegiatan siswa yang
telah disediakan
Siswa bersama guru
berdiskusi
menentukan struktur
berita berdasarkan
lembar kegiatan siswa
yang telah disediakan
Berpikir logis
dan tanggung
jawab
6
7
8
Perumusan Tugas
Belajar
Siswa dibagi tugas
diskusi oleh guru
dengan melihat
beberapa aspek seperti
penggunaan ejaan
serta tanda baca yang
benar, ketepatan diksi,
keefektifan kalimat
dan kerapian tulisan.
Siswa merumuskan
hasil pengamatan serta
diskusi mengenai
penggunaan ejaan
serta tanda baca yang
benar, penggunaan
diksi, keefektifan
kalimat, dan kerapian
tulisan
Siswa bersama guru
Demokratis,
berpikir
logis, dan
tanggung
jawab
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
santun
Demokratis,
332
menentukan tema
berita yang akan
dibuat tiap-tiap
kelompok
tanggung
jawab, dan
santun
9
10
Kegiatan Belajar
Siswa berlatih menulis
teks berita
berdasarkan tema
yang telah ditentukan
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya
kepada guru
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
11
12
Analisis kemajuan
Siswa mengamati
lembar teks berita
yang dihasilkannya
pada pertemuan
pertama yang telah
diberi penilaian oleh
guru
Siswa memperhatikan
hasil evaluasi
pertemuan pertama
agar dijadikan bahan
evaluasi untuk
penulisan teks berita
selanjutnya
Berpikir logis
Berpikir
logis,
tanggung
jawab
Pengulangan proses
kegiatan
Percaya diri,
333
13
14
15
16
17
Siswa memilih teknik
pengumpulan fakta
berita untuk menggali
fakta dan data dari
lapangan
Siswa mengumpulkan
fakta-fakta berita
kemudian kembali ke
kelas dengan
membawa catatan
fakta-fakta di
lapangan sebagai
bahan penulisan teks
berita
Siswa menulis teks
berita dengan
mengacu pada
penguatan yang
diberikan oleh guru
berdasarkan tema tiap
kelompok dan fakta
berita yang diperoleh
Siswa mengumpulkan
hasil pekerjaannya
kepada guru.
Siswa mendapat
evaluasi dan
penguatan berkaitan
dengan teks berita
yang telah dibuat.
berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Percaya diri,
berpikir
logis,
tanggung
jawab,
mandiri, dan
disiplin
Berpikir
logis,
tanggung
jawab, dan
mandiri
Tanggung
jawab, dan
disiplin
Tanggung
jawab
334
Lampiran 18
HASIL JURNAL GURU SIKLUS II
Pertanyaan:
1. Bagaimana kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model Investigasi kelompok berbasis Konservasi Karakter dan
Budaya?
Jawab :Siswa siap dengan sikap aktif mengikuti proses pembelajaran menulis teks
berita. Sikap santun dalam mengikuti proses pembelajaran masih belum nampak.
2. Bagaimana respon siswa terhadap hasil pemilihan topik atau tema yang dilakukan
secara berkelompok?
Jawab : Pemilihan yang dilakukan secara berkelompok sangat baik, siswa dapat
menyampaikan ide masing-masing. Siswa secara musyawarah dapat menentukan
topik yang sesuai di lingkungan sekolah.
3. Bagaimana keaktifan siswa saat melakukan pengumpulan fakta berita di lapangan?
Jawab : siswa aktif mencari fakta di lapangan karena siswa melakukan sendiri, apa
yang dirasakan, didengar dan dilihat dapat dirasakan secara langsung oleh siswa.
secara langsung siswa dapat menuliskan fakta yang ditemui di lapangan walaupun
penyusunannya masih acak.
4. Bagaimana perilaku siswa saat melakukan pengumpulan berita dan menulis teks
berita dengan kelompoknya?
Jawab : Siswa aktif merangkai kata, kalimat agar menjadi sebuah teks berita yang
didalamnya terdapat adiksimba. Siswa mampu menunjukkan sikap tanggung jawab
dan logis dalam proses pembelajaran menulis teks berita.
335
5. Apa sajakah peristiwa yang muncul saat pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model Investigasi Kelompok berbasis Konservasi Karakter dan
Budaya?
Jawab : peristiwa yang muncul adalah siswa mampu menunjukkan sikap bertanggung
jawab, berpikir logis, dan disiplin dalam proses pembelajaran menulis teks berita.
336
Lampiran 19
JURNAL SISWA
Nama Siswa :
No. Absen :
Hari/Tanggal :
Kelas :
Tahun Pelajaran :
6. Bagaimana perasaan kamu setelah mengikuti pembelajaran menulis teks berita
melalui model Investigasi Kelompok Berbasis Konservasi Karakter dan Budaya yang
telah dilakukan?
..........................................................................................................................................
7. Apa kesulitan yang kamu hadapi saat pembelajaran menulis teks berita melalui model
Investigasi Kelompok berbasis Konservasi Karakter dan Budaya yang telah
dilakukan?
……………………………………………………………………………….................
8. Bagaimana tanggapan kamu dengan model pembelajaran yang digunakan guru?
..........................................................................................................................................
9. Bagaimana pendapat kamu terhadap cara mengajar guru?
…………………………………………………………………………………………..
10. Apa saran yang ingin kamu sampaikan terhadap pembelajaran menulis teks berita
melalui model Investigasi Kelompok berbasis Konservasi Karakter dan Budaya ?
…………………………………………………………………………………….........
337
LAMPIRAN 21
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL INVESTIGASI KELOMPOK BERBASIS KONSERVASI KARAKTER DAN BUDAYA PADA SISWA KELAS VIII SMP
TEUKU UMAR SEMARANG Kami dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang akan mengadakan penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya pada siswa kelas VIII SMP Teuku Umar Semarang sebagai bahan menulis skripsi. Berkaitan dengan hal itu, kami memohon Saudara sebagai responden dalam penelitian ini. Informasi yang Saudara berikan hanya untuk kepentingan ilmiah. Oleh karena itu, kerahasiaan informasi Saudara tetap kami jaga, maka saudara tidak perlu khawatir dalam memberikan informasi dalam penelitian ini. Atas bantuan dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terima kasih. Nama pewawancara : Nama responden : Kelas : Sekolah : Alamat : Kunjungan ke- I II III Tanggal wawancara Mulai waktu wawancara
Selesai wawancara Lama wawancara
Koreksi :
338
Petunjuk:
4. Isilah pertanyaan sesuai karakteristik atau pendapat Saudara 5. Lingkari jawaban bila terdapat pertanyaan atau pernyataan yang terdapat pilihan
jawaban. 6. Apabila dalam pertanyaan, terdapat titik-titik [ .... ], maka isilah titik-titik tersebut.
No Pertanyaan/pernyataan Ket I Selama proses pembelajaran 1. Bagaimanakah perasaan kamu saat mengikuti pembelajaran menulis teks berita
menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya? Jawab :
2. Bagaimanakah perasaan kamu saat berdiskusi dengan teman satu kelompok menentukan tema berita yang akan dibuat? Jawab:
3. Bagaimanakah perasaan kamu saat melakukan pengumpulan fakta berita bersama teman satu kelompokmu? Jawab:
4. Bagaimanakah perasaan kamu saat menulis teks berita sehabis mengumpulkan fakta berita? Jawab:
5. Apakah ada kesulitan yang kamu alami dalam proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya?
2. Tidak 2. Ya
6. Jika iya, apa saja kesulitan yang kamu alami dalam proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya? Jawab:
II Setelah mengikuti proses pembelajaran 7. Apa manfaat yang kamu peroleh setelah mengikuti pembelajaran menulis teks
339
berita menggunakan model investigasi kelompok berbasis konservasi karakter dan budaya? Jawab:
8. Apakah setelah mengikuti pembelajaran tadi, kamu sudah dapat menulis teks berita dengan singkat, padat, dan jelas?
2. Tidak 2. Ya
9. Jika tidak, apa saja kesulitan yang kamu hadapi dalam menulis teks berita? Jawab:
340
DAFTAR NILAI SIKLUS II
Kelas : VIII‐5 Semester : Ganjil / Genap Wali Kelas : Niken Zuraida, S.Si Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jumlah Responden : 32 KKM : 70
NO NIS NAMA SISWA PENILAIAN PROSES KKM
(70) (a)
SIKLUS II 1 6717 Ade Yudhistira 2 6523 Adhitama Imam Syah Putra 72 TUNTAS3 6619 Agus Rudi Saputro 71 TUNTAS4 6688 Annisa Nungky Wijayanti 81 TUNTAS5 6489 Bayu Saputraning A 75 TUNTAS6 6692 Devisca Anggriyanti 78 TUNTAS7 6592 Dewanda Yulio Arga M 75 TUNTAS8 6457 Dhewa Ravendo 73 TUNTAS9 6593 Dian Pangestu 84 TUNTAS
10 6762 Eufori Dwiki Erawan 78 TUNTAS11 6763 Faisal Muhammad M 73 TUNTAS12 6729 Ferry Kusuma wardana 71 TUNTAS13 6566 Fitriana Dewi Astutik 78 TUNTAS14 6349 Hani Ilham H 74 TUNTAS15 6599 Ikrar Galang Pamungkas 78 TUNTAS16 6632 Indah Pramuning Tyas Yuliani 78 TUNTAS17 6731 Intan Puspita Sari Wibowo 78 TUNTAS18 6602 Kresna Bagus Wahyu R 79 TUNTAS19 6540 Maelani Jamil Fauzani 83 TUNTAS20 6604 Marcelina Ika Pratiwi 79 TUNTAS21 6670 Monika Amay Yuniar Rifani 85 TUNTAS22 6544 Nabela Septiana 77 TUNTAS23 6549 Prima Ibnu Gutawa 79 TUNTAS24 6710 Rio Syaputra 72 TUNTAS25 6608 Ristiyono Triwibowo 75 TUNTAS26 6776 Rizko Budi Utomo 72 TUNTAS27 6610 Saskia Galuh Setyaningrum 78 TUNTAS28 6404 Septito Windhu Murti 77 TUNTAS29 6612 Sri Handayani Wahyuningsih 78 TUNTAS30 6582 Tivanka Garnis Oerel Satania 75 TUNTAS31 6681 Vinky Krisna Dewi 77 TUNTAS32 6715 Yoga Adam Pratama 78 TUNTAS33 6615 Yuanita Kristanti 78 TUNTAS
Lampiran 24
341
DAFTAR NAMA SISWA
KELAS : VIII‐5
SMP TEUKU UMAR
NO NIS NAMA SISWA L P
1 6717 Ade Yudhistira L 2 6523 Adhitama Imam Syah Putra L 3 6619 Agus Rudi Saputro L 4 6688 Annisa Nungky Wijayanti P 5 6489 Bayu Saputraning A L 6 6692 Devisca Anggriyanti P 7 6592 Dewanda Yulio Arga M L 8 6457 Dhewa Ravendo L 9 6593 Dian Pangestu L
10 6762 Eufori Dwiki Erawan L 11 6763 Faisal Muhammad M L 12 6729 Ferry Kusuma wardana L 13 6566 Fitriana Dewi Astutik P 14 6349 Hani Ilham H L 15 6599 Ikrar Galang Pamungkas L 16 6632 Indah Pramuning Tyas Yuliani P 17 6731 Intan Puspita Sari Wibowo P 18 6602 Kresna Bagus Wahyu R L 19 6540 Maelani Jamil Fauzani P 20 6604 Marcelina Ika Pratiwi P 21 6670 Monika Amay Yuniar Rifani P 22 6544 Nabela Septiana P 23 6549 Prima Ibnu Gutawa L 24 6710 Rio Syaputra L 25 6608 Ristiyono Triwibowo L 26 6776 Rizko Budi Utomo L 27 6610 Saskia Galuh Setyaningrum P 28 6404 Septito Windhu Murti L 29 6612 Sri Handayani Wahyuningsih P 30 6582 Tivanka Garnis Oerel Satania P 31 6681 Vinky Krisna Dewi P 32 6715 Yoga Adam Pratama L 33 6615 Yuanita Kristanti P
top related