penilaian kinerja
Post on 08-Nov-2015
21 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
PENGARUH DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA, BELANJA MODAL SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS DI PROPINSI SUMATERA UTARA)
TESIS
Oleh
W A L I D I 077017065/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
PENGARUH DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA, BELANJA MODAL
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS DI PROPINSI SUMATERA UTARA)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
WALIDI 077017065/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Judul Tesis : PENGARUH DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA, BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(STUDI KASUS DI PROPINSI SUMATERA UTARA) Nama Mahasiswa : Walidi Nomor Poko k : 077017065 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui : Komisi Pembimbing,
(Erlina, SE,M.Si,Ph.D,Ak) (Drs. M. Lian Dalimunthe,M.Ec,Ac) Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur, (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B.,MSc.) Tanggal Lulus : 24 Maret 2009
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Telah diuji pada Tanggal : 24 Maret 2009 PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Erlina, SE,M.Si, Ph.D, Ak
Anggota : 1. Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec,Ac
2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak
3. Drs. Rasdianto, MA,Ak
4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul
Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita,
Belanja Modal sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi
Sumatera Utara)
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan
oleh siapapun sebelumnya.
Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, Maret 2009
Yang membuat pernyataan
Walidi
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
ABSTRAK
Penelitian Dana Umum, Belanja Modal dan Pendapatan per Kapita telah banyak dilakukan namun model penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini dikenalkan Belanja Modal sebagai Intervening Variabel dalam hubungan antara Dana Alokasi Umum dengan pendapatan per kapita.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.Tahun data yang digunakan mulai dari tahun 2004 s/d 2006. Pada tahun ini yang tercatat ada 23 Kabupaten/Kota yang terdiri dari 16 Kabupaten dan 7 Kota. Untuk tujuan penelitian, maka dilakukan analisa data dengan menggunakan analisa regresi bertingkat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan terhadap pendapatan per kapita, melalui Belanja Modal. Kata Kunci : Dana Alokasi Umum, Belanja Modal, Pendapatan Per Kapita
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
ABSTRACT
Research Of Common Fund, Legal capital expense and Earnings of per Kapita have many done but this researchs models differ from research before all. In this research defined by Legal capital expense as Intervening Variabel in relation between Common Allocation fund with earnings per capita.
Sample in this research is all Kabupaten/Kota in Provinsi Sumatera Utara.year to date which applied strarting from year 2004 to 2006. In this year which noted there is 23 Kabupaten/Kota consisting of 16 Sub-province and 7 Town. For purpose of research, hence done by is data analysis by using high rise regression analysis.
Earnings yield of research of menunjukan that Common Allocation fund have an effect on signifikan to earnings per capita, through Legal capital expense. Keyword : Common Allocation fund, legal capital expense, Earnings Per Capita
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala
atas segala nikmat karunia dan hidayah-Nya yang senantiasa telah dilimpahkan
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul
Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal
sebagai Variabel intervening. Tak lupa salam dan salawat penulis sampaikan kepada
junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Adapun penyusunan tesis ini merupakan tugas akhir untuk mencapai derajat Strata
dua (S2) pada sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Akuntansi Universitas Sumatera
Utara.
Penulis menyadari dalam penyelesaian tesis ini banyak mengalami tantangan
dan kesulitan-kesulitan, kendala-kendala dan hambatan-hambatan, akan tetapi berkat
bantuan, bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak lainnya penulis dapat
menyelesaikannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(k), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti
dan menyelesaikan sekolah Pasca Sarjana.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc,, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan secara
berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah Pascasarjana
Universitas sumatera Utara.
3. Ibu Prof.Dr. Ade Fatma lubis, MBA, MAFIS, Ak., selaku Ketua Program Studi
Ilmu Akuntansi sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus
sebagai anggota komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran
dan kritik dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
4. Ibu Erlina, SE, M.Si,Ph.D, Ak. Selaku Ketua komisi Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing
penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
5. Bapak Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec.Ac. selaku Anggota Komisi Dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif
dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
6. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si,Ak. dan Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.
Selaku Anggota Komisi Dosen Pambanding yang telah banyak memberikan saran
dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga
selesainya tesis ini.
7. Pengelola, Dosen pengajar dan staf sekretariat Magister Ilmu Akuntansi, yang
telah banyak membantu penulis selama mengikuti perkuliahan.
8. Istriku tercinta Serimawarni yang selama ini terus memberikan motivasi,
semangat, dukungan dan doa walaupun diliputi dengan keprihatinan selama
menempuh pendidikan ini, serta anakku tersayang Muhammad Wira Syahputra
dan Husna Dyah Yunita yang menjadi sumber inspirasi dan penghibur hatiku.
9. Seluruh rekan mahasiswa Magister Ilmu Akuntansi USU angkatan XIII, yang
pantas di banggakan yang penuh dengan rasa kekeluargaan dan persahabatan
hangat, yang terjalin erat selama hampir 2 tahun belakangan ini sehingga menjadi
kenangan yang mengesankan dan tak terlupakan.
10. Disamping itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan di Bagian
Pendidikan BAA-USU dan Sub. Bagian Rutin dan Pembangunan pada Bagian
Keuangan Biro Keuangan USU serta berbagai pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan namanya satu persatu yang banyak membantu penulis dalam
mengumpulkan data yang diperlukan hingga terselesaikannya penyusunan tesis
ini.
Semoga Allah Subhanahu Wataala memberikan balasan yang setimpal sesuai
dengan jasa-jasanya. Akhirnya penulis menyadari dengan kemampuan dan
pengetahuan yang terbatas, banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini, Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan
tesis ini, dan semoga dapat bermanfaat bagi penulis serta pihak lain yang
memerlukannya.
Medan, Maret 2009
Penulis,
(Walidi)
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Walidi
2. Tempat/Tanggal Lahir: Klaten, 27 September 1967
3. Alamat : komplek Srigunting Indah Blok VII No. 51-52
Sunggal.
4. Telepon/HP : 061-77808563/ 081361714881/085270914665
5. Agama : Islam
6. Jenis Kelamin : Laki-Laki
7. Status : Kawin
8. Pekerjaan : PNS
9. Pendidikan
a. Lulus SD Negeri 1 Klaten, Jawa Tengah tahun 1982
b. Lulus SMP Pemda Sawit Boyolali, Jawa Tengah tahun 1985
c. Lulus MAN Surakarta, Jawa Tengah tahun 1988
d. Lulus Universitas UT Jakarta tahun 2000
10. Hobby : Membaca, Jalan-jalan.
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK. i
ABSTRACT.. ii
KATA PENGANTAR...... iii
RIWAYAT HIDUP.. vi
DAFTAR ISI. vii
DAFTAR TABEL......... x
DAFTAR GAMBAR........ xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian 1 1.2. Rumusan Masalah Penelitian.. 5 1.3. Tujuan Penelitian.. 5 1.4. Manfaat Penelitian.. . 6 1.5. Originalitas Penelitian.. 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teori.. 8 2.1.1. Pengertian Anggaran Pemerintah....... 8
2.1.1.1.Pentingnya Anggaran Pemerintah... 9
2.1.1.2.Jenis Anggaran ...... 11
2.1.1.3.Proses Penyusunan Anggaran.. 12
2.1.2. Dana Alokasi Umum... . 13 2.1.2.1.Tujuan Dana Alokasi Umum... 14
2.1.2.2.Formula Dana Alokasi Umum..... 15
2.1.3. Belanja Modal....... 18 Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
2.1.4. Pendapatan Per Kapita ....... 21
2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu 23
BAB III : KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual... 28
3.2. Hipotesis Penelitian .. 30
BAB IV : METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian.. 31 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian. 31
4.3. Populasi dan Sampel.... 31
4.4. Metode Pengumpulan Data 33
4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel. 34
4.6. Metode Analisis Data 34
4.6.1. Analisis Diskriptif.... 34
4.6.2. Uji Asumsi klasik.... 35
4.6.3. Uji Hipotesis... 36
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 38
5.1.1. Deskripsi Sampel Penelitian................. 38
5.1.2. Deskripsi Statistik Data Penelitian.. 38
5.1.2.1. Perkembangan Dana Alokasi Umum..... 39
5.1.2.2. Perkembangan Belanja Modal 41
5.1.2.3. Perkembangan Pendapatan Per kapita.. 42
5.1.3. Pengujian Asumsi Klasik....... 44
5.1.3.1. Pengujian Normalitas........ 44
5.1.3.2. Pengujian Autokorelasi..... 45 Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
5.1.3.3. Pengujian heterokedastisitas.... 45
5.1.4. Pengujian Hipotesis. 47
5.2. Pembahasan.... 51
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan.. 54
6.2. Keterbatasan Penelitian.. 54
6.3. Saran...... 55
DAFTAR PUSTAKA. 56
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu............................................................ 26
4.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian......................................................... 32
4.2 Definisi Operasional Variabel................................................................................ 35
5.1 Deskripsi Statistik..................................................................................................... 38
5.2 Perkembangan Dana Alokasi Umum .................................................................. 40
5.3 Perkembangan Belanja Modal............................................................................... 41
5.4 Perkembangan Pendapatan per kapita................................................................ 43
5.5 Ringkasan Pengujian Hipotesis............................................................................. 47
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1 Kerangka Konseptual .............................................................................................. 30
5.1 Pengujian Normalitas Data .................................................................................... 45
5.2 Uji Heterokedastisitas .............................................................................................. 46
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Tabulasi Data Normal............................................................................................. 58
2 Deskriptif Statistik.................................................................................................... 61
3 Pengujian Model 1........................................................................................... 62
4 Pengujian Model 2............................................................................................... 68
5 Pengujian Model 3.... ............................................................................................... 73
6 Pengujian Model 4.................................................................................................... 78
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasari UU Nomor 22 tahun
1999 tentang pemerintah daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, sejak tahun 2001 berimplikasi pada
perubahan dalam sistem pembuatan keputusan terkait dengan pengalokasian
sumberdaya dalam anggaran pemerintah daerah. Sebelumnya pendekatan penentuan
alokasi lebih mengacu pada realisasi anggaran tahun sebelumnya dengan sedikit
peningkatan tanpa merubah jenis atau pos belanja. Pendekatan atau sistem tersebut
disebut sebagai sistem anggaran tradisional.
Pemberian otonomi daerah tercermin dalam Peraturan No. 105/2000 dan
Peraturan Menteri dalam Negeri (Permendagri) No. 13/2006 yang menegaskan bahwa
pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menentukan alokasi sumberdaya ke
dalam belanja-belanja dengan menganut asas kepatuhan, kebutuhan, dan kemampuan
daerah. Kebijakan ini merupakan tantangan dan peluang bagi pemerintah daerah
(Pemda) dikarenakan Pemda memiliki kewenangan lebih besar untuk mengelola
sumberdaya yang dimiliki secara efisien dan efektif. Berdasarkan regulasi yang
berlaku, setiap realisasi atas kebijakan yang berhubbungan dengan cost atau belanja
harus didasarkan pada peraturan resmi yang disebut peraturan daerah. Perda tentang
anggaran daerah (Perda APBD) merupakan penentu boleh tidaknya dilakukan
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
pengeluaran dana atau kas untuk membayar biaya-biaya, termasuk untuk memperoleh
aktiva tetap (belanjamodal) maupun biaya untuk memelihara aset tetap tersebut.
Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan
Negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur dan
merata berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan, Indonesia dibagi atas daerah-daerah Kabupaten dan
Kota. Tiap-tiap daerah tersebut mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/2000 tentang rekomendasi kebijakan dalam
penyelenggaraan otonomi daerah dan Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2000 tentang
rekomendasi atas laporan pelaksanaan putusan MPR, oleh Presiden, Dewan
Pertimbangan Agung (DPA), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), dan Mahkamah Agung (MA) merekomendasikan kepada DPR agar
melakukan perubahan yang bersifat mendasar dan menyeluruh terhadap Undang-
Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan Undang-Undang
Nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah.
Dalam era desentralisasi fiskal diharapkan terjadinya peningkatan pelayanan
diberbagai sektor, terutama sektor publik. Peningkatan pelayanan ini diharapkan
dapat meningkatkan daya tarik bagi Investor untuk membuka usaha di daerah.
Harapan tersebut akan dapat tercapai apabila ada upaya yang serius dari pihak
pemerintah dengan fasilitas pendukung (Investasi). Konsekuensinya, pemerintah Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
perlu untuk memberikan alokasi belanja yang lebih besar untuk tujuan ini.
Desentralisasi fiskal disatu sisi memberikan kewenangan yang lebih besar dalam
pengelolaan daerah, tetapi disisi lain memunculkan persoalan baru, dikarenakan
tingkat kesiapan fiskal daerah yang berbeda-beda.
Dalam penciptaan kemandirian daerah, pemerintah pada hakekatnya
mengemban tiga fungsi utama yakni fungsi distribusi, fungsi stabilisasi, fungsi
alokasi. Fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi pada umunya lebih efektif dan tepat
dilaksanakan pemerintah pusat, sedangkan fungsi alokasi oleh pemerintah daerah
yang lebih mengetahui kebutuhan, kondisi, situasi masyarakat setempat. Pemerintah
daerah harus beradaptasi dan berupaya meningkatkan pelayanan publik dan perbaikan
dalam berbagai sektor yang potensial untuk dikembangkan menjadi sumber
pendapatan asli daerah. Tuntutan untuk mengubah struktur belanja menjadi kuat,
khususnya pada daerah-daerah yang mengalami kapasitas fiskal yang rendah (Halim,
2001).
Untuk mengatasi persoalan ketimpangan fiskal dan adanya kebutuhan
pendanaan daerah yang cukup besar, pemerintah memberikan dana perimbangan dan
salah satu komponen dana ini yang paling memberikan kontribusi terbesar adalah
Dana Alokasi Umum. Dana perimbangan merupakan pendanaan daerah yang
bersumber dari APBN yang terdiri atas dana bagi hasil (DBH), dana alokasi umum
(DAU), dana alokasi khusus (DAK). Dana perimbangan selain dimaksudkan untuk
membantu daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi
kesenjangan pendanaan pemerintah daerah. Dalam beberapa tahun berjalan, proporsi Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
dana alokasi umum terhadap daerah masih yang tertinggi dibanding dengan
penerimaan daerah yang lain termasuk asli daerah yang lain termasuk pendapatan
asli daerah (PAD). (Adi, 2006). Hal ini menunjukkan masih tingginya ketergantungan
pemerintah daerah terhadap pasokan dana pemerintah pusat.
Tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tujuan penting pemerintah
daerah maupun pemerintah pusat. Upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah
tidak akan memberikan arti apabila tidak diikuti dengan pertumbuhan ekonomi
daerah.Pertumbuhan ekonomi sering diukur dengan pertumbuhan domestik bruto
(PDB/PDRB), Namun demikian indikator ini dianggap tidak selalu tepat dikarenakan
tidak mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya. Indikator lain yaitu
pendapatan per kapita dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi
(Kuncoro, 2004, Gaspesz dan Feonay, 2003 dalam Priyanto & Adi, 2007). Indikator
ini lebih komprehensif dalam mengukur pertumbuhan ekonomi dikarenakan lebih
menekankan pada Kemampuan Negara/daerah untuk meningkatkan PDB/PDRB agar
dapat melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Indikator ini secara simultan
menunjukkan apakah pertumbuhan ekonomi yang terjadi mampu meningkatkan
kesejahteraan seiring dengan semakin cepatnya laju pertumbuhan penduduk.
Propinsi Sumatera Utara adalah merupakan daerah yang memiliki potensi
pendapatan asli daerah, sehingga diharapkan seluruh daerah kabupaten di propinsi
Sumatera Utara telah mandiri dalam memenuhi kebutuhan seluruh kabupaten. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk melihat kemandirian keuangan daerah diseluruh
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
kabupaten di propinsi Sumatera Utara yang dihubungkan dengan dana alokasi umum,
belanja modal, pendapatan asli daerah, pendapatan per kapita.
(Nanga, 2005 dalam Hariyanto & Adi, 2007) mengindikasikan terjadinya
ketimpangan fiskal antar daerah dan bias jadi hal ini mempengaruhi tingkat
pertumbuhan ekonomi daerah. Sedangkan (Halim, 2001 Hariyanto & Adi, 2007)
menyatakan bahwa upaya peningkatan kemandirian daerah pemerintah daerah juga
dituntut untuk mengoptimalkan potensi pendapatan yang dimiliki dan salah satunya
memberikan proporsi belanja modal yang lebih besar untuk pembangunan pada
sektor-sektor yang produktif di daerah. Berdasarkan latar belakang tersebut maka
penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul Pengaruh Dana Alokasi
Umum terhadap Pendapatan per Kapita ,Belanja Modal Sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus di Propinsi Sumatera Utara).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Apakah ada Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap
Pendapatan Perkapita melalui Belanja Modal.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan relevan dengan rumusan masalah diatas, maka
yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Pengaruh Dana Alokasi
Umum terhadap Pendapatan Perkapita melalui Belanja Modal. Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tercapainya tujuan
penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi:
1. Untuk memberikan pengetahuan dan wawasan peneliti APBD dan untuk
tambahan referensi jika ada penelitian yang berkaitan dengan Dana Alokasi
Umum, Belanja Modal, Pendapatan Per Kapita.
2. Bagi lembaga pendidikan dapat bermanfaat untuk memberikan bahan referensi
dan perbandingan dalam kegiatan penelitian selanjutnya.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan
ekonomi agar kebijakan tersebut dapat disosialisasikan di masyarakat dan tidak
berefek negatif bagi pelaku-pelaku ekonomi.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan replikasi dimana
permasalahan mengenai Dana Alokasi Umum, Belanja Modal, Pendapatan Asli
Daerah, Pendapatan Per Kapita pernah diteliti oleh Adi (2005) dimana dalam
penelitiannya menunjukkan terjadinya disparitas pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi antar daerah (kabupaten/Kota) dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah, dimana pada Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
penelitian terdahulu peneliti meneliti Kabupaten dan Kota se Jawa dan Bali. Tahun
data yang digunakan pada penelitian tersebut dari tahun 2001 s/d 2004. Sedangkan
pada penelitian ini peneliti ingin mempersempit ruang lingkup penelitian yaitu pada
tingkat Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Tahun data yang digunakan
dalam penelitian ini dari tahun 2004 s/d 2006.
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Anggaran Pemerintah
Anggaran adalah rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk
rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Anggaran berisi
estimasi mengenai apa yang akan dilakukan organisasi dimasa yang akan datang.
Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran publik merupakan suatu rencana
financial yang menyatakan:
1. Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja).
2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai
rencana tersebut (pendapatan).
Anggaran daerah merupakan salah satu alat yang memegang peranan penting
dalam rangka meningkatkan pelayanan publik dan didalamnya tercermin kebutuhan
masyarakat dengan memperhatikan potensi dan sumber-sumber kekayaan daerah.
APBN merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah Negara yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah / DPR/DPRD (UU keuangan Negara, 2002 ).
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Tujuan utama proses penyusunan anggaran adalah menterjemahkan
perencanaan ekonomi pemerintahan, yang terdiri dari perencanaan input dan output
dalam satu tahun keuangan. Oleh karena itu, proses penyusunan anggaran harus dapat
mengali dan mengendalikan sumber-sumber dana publik. Proses pembuatan satu
tahun anggaran tersebut dikenal dengan istilah penganggaran. Lebih dari enam puluh
tahun yang lalu, Key sudah mengisyaratkan bahwa penganggaran memiliki satu
masalah yang paling mendasar, yakni keterbatasan sumber daya (Key, 1940).
Keterbatasan sumber daya yang dimiliki menyebabkan proses pembuatan keputusan
pengalokasian menjadi sangat dinamis. Terlebih lagi dalam kondisi dimana terdapat
banyak pihak dengan kepentingan dan preferensi yang berbeda ( Rubin, 1993 dalam
Darwanto & Yustikasari, 2007).
2.1.1.1. Pentingnya Anggaran Pemerintah
Tidak semua aspek kehidupan masyarakat tercakup oleh anggaran sektor
publik. Terdapat beberapa aspek kehidupan yang tidak tersentuh oleh anggaran sektor
publik, baik skala nasional maupun lokal. Anggaran sektor publik dibuat untuk
membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat, seperti listrik, air bersih,
kualitas kesehatan, pendidikan, dan sebagainya agar terjamin secara layak. Anggaran
dan kebijakan fiskal adalah usaha yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi
keadaan ekonomi melalui sistem pengeluaran atau sistem perpajakan untuk mencapai
tujuan tertentu. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Anggaran adalah
merupakan alat ekonomi terpenting yang dimiliki oleh pemerintah untuk Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
mengarahkan perkembangan social dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Anggaran sektor publik harus dapat
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat.
2. Menentukan penerimaan dan pengeluaran departemen-departemen pemerintah.
Menurut Mardiasmo (2002:63) anggaran sektor publik penting karena beberapa
alasan yaitu:
a) Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan
sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
b) Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang
tak terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang terbatas.
Anggaran diperlukan karena adanya keterbatasan sumber daya (scarcity of
resource), pilihan (choise), dan trade off.
c) Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung
jawab terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik merupakan instrumen
pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga publik yang ada.
Mengingat pentingnya anggaran sektor publik, maka APBD harus disusun
berdasarkan prinsip-prinsip pokok anggaran sektor publik. Permendagri No. 26
Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2007 menyatakan bahwa
dalam penyusunan APBD harus memperhatikan prinsip-prinsip, sebagai berikut: (a)
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Partisipasi Masyarakat, (b) Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran, (c) Disiplin
Anggaran, (d) Keadilan Anggaran, (e) Efisiensi dan Efektivitas Anggaran.
2.1.1.2. Jenis Anggaran
Jenis-jenis anggaran menurut Mardiasmo (2002) Anggaran Sektor Publik
dibagi menjadi dua yaitu: Anggaran Operasional dan Anggaran Modal
a. Anggaran operasional (operation/recurrent budget)
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari
dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintah yang dapat dikategorikan
dalam anggaran operasional adalah Belanja Rutin. Belanja Rutin adalah
pengeluaran yang manfaatnya hanya satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah
asset atau kekayaan bagi pemerintah. Disebut Rutin karena sifat pengeluaran
berulang-ulang ada setiap tahun. Secara umum pengeluaran yang masuk kategori
operasional antara lain belanja administrasi umum dan belanja operasi dan
pemeliharaan.
b. Anggaran modal/investasi (capital/investment budget)
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas
aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan menggunakan pinjaman.
Belanja investasi/modal adalah pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi
satu tahun anggaran dan akan menambah asset atau kekayaan pemerintah, dan
selanjutnya akan menambah anggaran rutin atau biaya operasional dan
pemeliharaannya.
Pada dasarnya, pemerintah tidak memiliki uang yang dimiliki sendiri, sebab
seluruhnya adalah milik masyarakat. Dalam sebuah masyarakat demokratis, rakyat
memberi mandat kepada pemerintah melalui proses pemilihan umum. Adanya
keterbatasan sumber daya, menyebabkan anggaran mempunyai trade-offs, sebagian
uang tidak dapat dialokasikan untuk suatu bidang tanpa mengurangi jumlah alokasi
pada bidang lain, atau adanya penambahan jumlah pajak yang dibayar masyarakat.
Pemerintah tidak mungkin memenuhi permintaan seluruh stakholdernya secara
simultan. Pemerintah memutuskan bidang mana yang akan didahulukan atau
diprioritaskan. Anggaran berfungsi sebagai alat politis yang digunakan untuk
memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor tersebut.
2.1.1.3.Proses penyusunan anggaran Pemerintah
Proses anggaran seharusnya diawali dengan penetapan tujuan, yaitu target dan
kebijakan. Kesamaan persepsi antar berbagai pihak tentang apa yang akan dicapai
dan keterkaitan tujuan dengan berbagai program yang akan dilakukan, sangat krusial
bagi kesuksesan anggaran. Di tahap ini, proses distribusi sumber daya mulai
dilakukan. Pencapaian konsensus alokasi sumber daya menjadi pintu pembuka bagi Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
pelaksanaan anggaran. Proses panjang dari penentuan tujuan ke pelaksanaan
anggaran seringkali melewati tahap yang melelahkan, sehingga perhatian terhadap
tahap penilaian dan evaluasi sering diabaikan (Bastian, 2006).
Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD) yang
dipresentasikan setiap tahun oleh eksekutif, memberi informasi rinci kepada
DPR/DPRD dan masyarakat tentang program-program apa yang direncanakan oleh
pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan rakyat, dan bagaimana program-
program tersebut dapat dibiayai. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan
merupakan rangkaian proses anggaran. Menurut Mardiasmo (2002) proses
penyusunan anggaran mempunyai empat tujuan, yaitu:
1) Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antar
bagian dalam lingkungan pemerintah.
2) Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan
jasa publik dalam proses pempriorotasan.
3) Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
4) Meningkatkan transparansi dan pertanggung jawaban pemerintah kepada
DPR/DPRD dan masyarakat luas.
2.1.2. Dana Alokasi Umum
Otonomi daerah hingga saat ini masih memberi berbagai permasalahan.
Kondisi geografis dan kekayaan alam yang beragam, defferesial potensi daerah,
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
menciptakan perbedaan kemampuan finansial untuk memenuhi kebutuhannya, atau
yang biasa dikenal dengan fiskal gap (celah fiskal).
Pemerintah pusat dalam undang-undang Nomor. 33 tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
mengalokasikan sejumlah dana dari APBN sebagai dana perimbangan. Dana
perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) , Dana Alokasi Khusus (DAK)
dan Dana Bagi Hasil (DBH). Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan untuk daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai dengan prioritas
nasional. Sedangkan Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
2.1.2.1 Tujuan Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum sebagai salah satu bagian dari dana perimbangan
ditujukan untuk mengurangi kesenjangan fiskal antar pemerintah daerah. Selain itu,
Dana Alokasi Umum juga berfungsi sebagai equalization grant yaitu menetralisir
ketimpangan keuangan karena adanya dana bagi hasil yang diperoleh daerah.
Mengacu pada PP No. 104 tahun 2000 tentang dana perimbangan (Mardiasmo, 2002) Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Tujuan Dana Alokasi Umum adalah untuk: horizontal equity dan suffiency. Tujuan
horizontal equity merupakan kepentingan pemerintah pusat dalam rangka melakukan
distribusi pendapatan secara adil dan merata agar tidak terjadi kesenjangan yang lebar
antar daerah . Sementara itu, yang menjadi kepentingan daerah adalah kecukupan
(suffiency), terutama adalah untuk menutup fiscal gap. suffiency dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu: kewenangan,beban dan Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Menurut Henley at al (Mardiasmo, 2002) mengidentifikasi beberapa tujuan
pemerintah pusat memberikan dana bantuan dalam bentuk grant kepada pemerintah
daerah yaitu:
1. Untuk mendorong terciptanya keadilan antar wilayah (geographical equity).
2. Untuk meningkatkan akuntabilitas (promote accountability).
3. Untuk meningkatkan sistem pajak yang progresif. Pajak daerah cenderung kurang
progresif, membebani tarif pajak yang tinggi kepada masyarakat yang
berpenghasilan rendah.
4. Untuk meningkatkan keberterimaan (acceptability) pajak daerah. Pemerintah pusat
mensubsidi beberapa pengeluaran pemerintah daerah untuk mengurangi jumlah
pajak daerah.
2.1.2.2.Formula Dana Alokasi Umum
Sebagaimana dijelaskan oleh sekretariat bidang perimbangan keuangan pusat
dan daerah tahun 2001 (Mardiasmo, 2002) bahwa perhitungan dana alokasi umum
didasarkan pada dua faktor, yaitu: faktor murni dan faktor penyeimbang.Faktor murni Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
adalah perhitungan Dana Alokasi Umum berdasarkan formula. Faktor penyeimbang
adalah suatu mekanisme untuk menghindari kemungkinan penurunan kemampuan
daerah dalam pembiayaan beban pengeluaran yang menjadi tanggung jawab daerah.
Dengan demikian, DAU menempati posisi yang sangat strategis dalam desentralisasi.
Penetapan besar DAU didasarkan pada formula dengan konsep fiscal gap
(Celah fiskal) yaitu selisih antara kebutuhan fiskal dengan kapasitas fiskal daerah dan
ditambah dengan alokasi dasar. Kebutuhan fiskal daerah dipresentasikan dengan
variabel: jumlah penduduk, luas wilayah, indeks kemahalan konstruksi, Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, dan indeks pembangunan manusia.
Sedangkan kapasitas fiskal daerah diukur berdasarkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dan Dana Bagi Hasil (DBH). Berdasarkan pada komponen-komponen di atas,
formula DAU disusun sebagai berikut:
DAU = Alokasi Dasar (AD) + Celah Fiscal (CF)
AD dihitung berdasarkan jumlah pegawai negeri sipil, sedangkan CF diperoleh
berdasarkan selisih antara kebutuhan fiskal (KbF) dengan kapasitas fiskal (KpF).
Atau secara formula dapat dituliskan sebagai berikut:
CF = KbF-KpF
Dimana: CF = Celah Fiskal
KbF = Kebutuhan Fiskal
KpF = Kapasitas Fiskal
KbF = TPR (IP+IW+IPM+IKK) + IPDRB per kapita
Dimana: KbF = Kebutuhan Fiskal Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
TPR = Total Pengeluaran Rata-rata
IP = Indeks jumlah penduduk
IW = Indeks luas wilayah
IPM = Indeks Pembangunan Manusia
IKK = Indeks Kemahalan konstruksi
IPDRB= Indeks PDRB per kapita
KpF = PAD + (PBB+BPHTB+PPh + SDA)
Dimana: PAD = Pendapatan Asli Daerah
PBB = Pajak Bumi dan Bangunan
BPHTB= Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Banggunan
PPh = Pajak Penghasilan
SDA = Sumber Daya Alam
Selain menggunakan formula diatas, dalam penetapan DAU sampai dengan tahun
2007 juga dilakukan kebijakan Horld Harmless yaitu besaran DAU setiap tahun tidak
boleh lebih kecil dibanding dengan besaran DAU tahun sebelumnya. Oleh sebab itu,
selain DAU dikenal juga dana penyesuaian untuk propinsi.
Untuk mencermati formula yang digunakan untuk menetapkan besaran DAU
dan kebijakan Hord Harmlessnya, maka fungsi monitoring dan evaluasi sulit
dilakukan pemerintah terutama dalam pemanfaatan DAU sendiri. Hal ini disebabkan
karena ketiadaan target yang harus dicapai sebagai parameter efisiensi dan efektifitas
pemanfaatan DAU. Beberapa dampak negatif yang mungkin timbul dari tidak
berfungsinya monitoring dan evaluasi pemanfaatan DAU adalah: Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
1. Fiscal Gap yang menjadi kerangka kebijakan pemerintah pusat dalam
memberikan DAU kepada daerah, pencapaiannya kurang optimal. Formula
dalam menentukan fiscal gap yaitu selisih dari kebutuhan fiskal dengan
kapasitas fiskal menghasilkan celah fiskal daerah secara keseluruhan.
2. Dalam hal jumlah PNS yang dijadikan sebagai salah satu variabel penentu
besaran DAU, memberi peluang kepada daerah untuk menambah jumlah
pegawai mengabaikan efisiensi pembiayaan.
3. Dalam hal luas wilayah yang dijadikan sebagai variabel penentu besaran
DAU, memberi peluang terjadinya sengketa wilayah antar daerah terutama
menyangkut daerah perbatasan.
4. Hal yang paling perlu dilakukan pemerintah pusat adalah membuat standart
biaya yang wajar untuk tiap-tiap bidang kegiatan dengan memperhatikan
tingkat kemahalan dari masing-masing daerah.
2.1.3. Belanja Modal
Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran yang digunakan dalam
rangka memperoleh atau menambah asset tetap dan asset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi
asset tetap atau asset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset tetap tersebut
dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja bukan untuk
dijual. (Abdullah, 2008).
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Perdirjen Perbendaharaan No. PER-33/PB/2008 tentang pedoman penggunaan
AKUN pendapatan, belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal sesuai dengan
BAS. Menurut Perdirjen Perbendaharaan tersebut, suatu belanja dikategorikan
sebagai belanja modal apabila:
1. Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset
lainnya yang menambah masa umur, manfaat dan kapasitas.
2. Pengeluaran tersebut melebih batasan minimum kapitalisasi aset tetap atau
aset lainnya yang telah ditetapkan pemerintah.
3. Aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual.
Menurut Halim (2004:73), belanja modal merupakan belanja Pemerintah
Daerah yang manfaatnya melebih satu tahun anggaran dan akan menambah asset atau
kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti
biaya pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi umum. Belanja modal dapat
juga disimpulkan sebagai pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan
modal yang sifatnya menambah asset tetap/inventaris yang memberikan manfaat
lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk
biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat,
meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.
Belanja Modal yaitu pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan
modal, antara lain untuk pembangunan, peningkatan dan pengadaan serta kegiatan
non fisik yang mendukung pembentukan modal. Dalam belanja ini termasuk untuk
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan maupun dalam bentuk Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
fisik lainnya, seperti buku, binatang dan lain sebagainya yang berpedoman pada
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standart Akuntansi Pemerintahan.
1. Belanja Modal Tanah yaitu semua biaya yang diperlukan untuk pengadaan/
pembelian/ pembebasan/ penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan,
pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat tanah dan
pengeluaran-pengeluaran lain yang bersifat administratif sehubungan dengan
perolehan hak dan kewajiban atas tanah pada saat pembebasan/pembayaran ganti
rugi tanah.
2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin yaitu jumlah biaya untuk pengadaan alat-alat
dan mesin yang dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan sampai siap untuk
digunakan. Dalam jumlah belanja ini termasuk biaya untu penambahan,
penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin dan diharapkan dapat
meningkatkan nilai aktiva, serta seluruh biaya pendukung yang diperlukan.
3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan yang termasuk dalam belanja ini adalah
jumlah biaya yang digunakan untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan
kegiatan pembangunan gedung yang prosentasenya mengikuti Keputusan
Direktur Jenderal Cipta Karya untuk pembangunan gedung dan bangunan.
4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan yaitu biaya untuk penambahan,
penggantian, peningkatan pembangunan, pembuatan prasarana dan sarana yang
berfungsi atau merupakan bagian dari jaringan pengairan (termasuk jaringan air
bersih), jaringan instalasi/distribusi listrik dan jaringan telekomunikasi serta
jaringan lain yang berfungsi sebagai prasarana dan sarana fisik distribusi/instalasi. Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
5. Belanja Modal fisik lainnya adalah jumlah biaya yang digunakan untuk perolehan
melalui pengadaan/pembangunan belanja fisik lainnya yang tidak dapat
diklasifikasikan dalam perkiraan belanja modal tanah, peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan, jaringan (jalan, irigasi) dan belanja modal non fisik, yang
termasuk dalam belanja modal ini antara lain: kontrak sewa beli (leasehold),
pengadaan/pembelian barang-barang kesenian (art pieces), barang-barang
purbakala dan barang-barang museum, serta hewan ternak, buku-buku dan jurnal
ilmiah.
2.1.4. Pendapatan per Kapita
Pendapatan per Kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara
pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan per kapita bisa
juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi
setiap penduduk suatu negara pada periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh
dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu
negara pada tahun tersebut.
Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan
kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang,
yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 1999: dalam Admin,
2007). Dari definisi tersebut pembangunan ekonomi mempunyai pengertian:
1. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara terus menerus Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
2. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
3. Kenaikan pendapatan per kapita tersebut harus terus berlangsung dalam jangka
panjang
4. Perbaikan sistem kelembagan disegala bidang
Pembangunan ekonomi akan tercermin pada kenaikan pendapatan perkapita
dan perbaikan tingkat kesejahteraan pada masyarakat. Indikator dari laju
pertumbuhan ekonomi suatu negara salah satunya ditunjukkan dengan tingkat
Pertumbuhan Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto. Keberhasilan
pembangunan ekonomi menurut Todaro (dalam Admin, 2001) ditunjukkan oleh tiga
nilai pokok yaitu:
a. Perkembangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya basic needs.
b. Meningkatkan rasa harga diri self-esteem masyarakat sebagai manusia.
c. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih freedom from servitude
yang merupakan salah satu dari hak asasi manusia.
Dalam suatu negara, keberhasilan pembangunan tidak semata-mata hanya
diukur dari kemampuannya untuk meningkatkan produk domestik bruto serta
pendapatan nasional per kapita dari penduduknya. Keberhasilan pembangunan juga
diukur dari keberhasilan usaha negara untuk mendistribusikan pendapatan secara
merata dan adil serta dapat mengurangi jumlah kemiskinan absolut suatu negara.
Menurut Sigit (dalam Admin, 2007) menyatakan distribusi pendapatan yang merata
antar penduduk/rumah tangga mengandung dua segi penting yaitu:
1. Meningkatkan tingkat hidup mereka yang berada dibawah garis kemiskinan Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
2. Pemerataan pendapatan secara menyeluruh, dalam arti mempersempit tingkat
pendapatan antar rumah tangga.
Selama pertumbuhan ekonomi masih dinikmati secara adil oleh masyarakat maka
persoalan pemerataan ini tidak akan muncul. Persoalan tersebut terjadi jika terjadi
perubahan status quo dari golongan yang kaya dan golongan miskin, berupa
perbedaan tingkat pendapatan yang semakin lebar. Dengan kata lain adanya
perbedaan kesempatan untuk mendapatkan trickle down effect dari pertumbuhan
ekonomi yang terjadi. Golongan masyarakat yang mendapat kesempatan lebih besar
dalam pertumbuhan ekonomi akan berusaha memperbesar bagiannya sedangkan
masyarakat yang tidak beruntung akan mendapat bagian yang kecil (Kartasasmita,
1996 dalam Admin, 2007)
Salah satu tujuan utama desentralisasi fiskal adalah terciptanya kemandirian
daerah. Pemerintah daerah diharapkan mampu menggali sumber-sumber keuangan
local, khususnya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Sidik,2002 dalam Harianto
& Adi, 2007). Daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah
yang positif mempunyai kemungkinan untuk memiliki tingkat pendapatan per kapita
yang lebih baik. Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dengan pertumbuhan
ekonomi di daerah (Brata, 2004 dalam Harianto & Adi, 2007). Pendapatan Asli
Daerah merupakan salah satu sumber pembelanjaan daerah, jika pendapatan asli
daerah meningkat maka dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah akan lebih tinggi
dan tingkat kemandirian daerah akan meningkat pula, sehingga pemerintah daerah
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
akan berinisiatif lebih menggali potensi-potensi daerah dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah itu (Tambunan, 2006 dalam Harianto &Adi,2007)
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian telah dilakukan dalam menganalisis pengaruh Dana
Alokasi Umum terhadap Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah pada
Pendapatan Per kapita. Hasil penelitian tersebut ada yang mendukung teori dan ada
yang menolak teori. Beberapa hasil penelitian terdahulu:
Syukriy Abdullah Halim (2003) yang meneliti di 90 Kabupaten/Kota di
Propinsi Jawa Barat,Jawa Tengah,Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta
menyatakan bahwa ketika digunakan la, pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap
Belanja Daerah lebih kuat dari pada Dana Alokasi Umum, tetapi tanpa digunakan lag,
pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Daerah lebih kuat dari pada
Pendapatan Asli Daerah dan ketika kedua faktor Dana Alokasi Umum dan
Pendapatan Asli Daerah diregres serentak dengan Belanja Daerah, maka pengaruh
keduanya juga signifikan terhadap Belanja Daerah baik dengan maupun tanpa lag.
Priyo Hari Adi (2005) menemukan bahwa Dana Alokasi sangat berpengaruh
terhadap belanja modal. Belanja Modal mempunyai dampak yang signifikan dan
negative terhadap Pendapatan Per Kapita, Pendapatan Asli Daerah sangat
berpengaruh terhadap Pendapatan Per kapita. Dana Alokasi Umum mempunyai
dampak yang signifikan terhadap Pendapatan asli Daerah melalui Belanja Modal
(efek tidak langsung). Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Mutiara Maimunah (2006) dalam penelitian di 90 Kabupaten/Kota di Pulau
Sumatera menemukan besarnya nilai Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) mempengaruhi besarnya nilai Belanja Daerah (pengaruh positif).
Flypaper effect berpengaruh dalam mempredikisi Belanja Daerah periode kedepan.
Berikutnya ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan terjadinya flypaper effect pada
daerah yang PAD-nya rendah maupun daerah PAD-nya tinggi di Kabupaten/Kota
pulau Sumatera. Temuan lainnya adalah tidak terjadi flypaper effect pada belanja
daerah bidang Pendidikan sedangkan belanja daerah bidang kesehatan dan Belanja
Daerah bidang Pekerjaan Umum-pun terjadi Flypaper Effect.
Harianto dan Adi (2007) menemukan bahwa Dana Alokasi Umum sangat
berpengaruh terhadap Belanja Modal. Sayngnya kontribusi dari DAU terhadap
Belanja Modal masih kurang efektif akibatnya pembangunan yang terjadi di daerah
kurang merata (masih banyak desa terbelakang di daerah Jawa dan Bali). Belanja
Modal mempunyai dampak yang signifikan dan negatif terhadap Pendapatan per
Kapita dalam hubungan langsung, tetapi juga mempunyai hubungan yang positif
dalam hubungan tidak langsung melalui Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli
Daerah sangat berpengaruh terhadap Pendapatan per Kapita, tetapi pertumbuhan yang
terjadi masih kurang merata sehingga banyak ketimpangan/jarak ekonomi antar
daerah Dana Alokasi Umum mempunyai dampak yang signifikan terhadap
Pendapatan asli Daerah melalui Belanja Modal (efek tidak langsung).
Darwanto dan Yulia Yustikasari (2007) yang meneliti diseluruh
Kabupaten/Kota Se Jawa dan Bali menemukan secara simultan variabel Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel Belanja Modal. Hasil
pengujian terhadap hipotesis-hipotesis menunjukkan hasil perhitungan statistik uji F
dengan hasil nilai signifikandi sebesar 0,01 berada di bawah 0,05 yang berarti secara
simultan seluruh variabel independen terse berpengaruh signifikan terhadap variabel
belanja modal. Pengujian secara parsial variabel dependen yang digunakan dalam
model menyimpulkan bahwa pendapatan asli daerah, dan dana alokasi umum
berpengaruh positif terhadap belanja modal dalam APBD.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama peneliti / Tahun Topik Penelitian Variabel yang
digunakan Hasil Penelitian
1 Syukrie Abdullah (2003)
Pengaruh Dana Alokasi umum dan Pendapatan Asli Daerah dan pajak daerah.
Dependen Pendapatan asli Daerah dan Pajak Daerah.
Independen Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Belanja Daerah.
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
2 Priyo Hari Adi,
(2005)
Hubungan antara pertumbuhan ekonomi daerah, belanja pembangunan dan Pendapatan Asli Daerah.
Dependen: Belanja Pembangunan dan Pendapatan Asli Daerah. Independen: Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi daerah mempunyai dampak yang signifikan terhadap peningkatan PAD, Belanja pembangunan memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap PAD maupun pertumbuhan ekonomi..
3
Mutiara Maimunah, (2007)
Flypaper pada Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/ Kota di Pulau Sumatera.
Dependen Pendapatan Asli
Daerah dan Belanja Daerah.
Independen Dana alokasi Umum.
Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan dan positif terhadap belanja daerah. Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan dan positif terhadap belanja daerah.
Lanjutan
No Nama peneliti / Tahun Topik Penelitian Variabel yang
digunakan Hasil Penelitian
4
Harianto dan Adi, (2007)
Hubungan antara Dana Alokasi Umum, Belanja Modal, Pendapatan Asli
Dependen:
Pendapatan per Kapita.
Independen: Dana Alokasi
Dana Alokasi Umum sangat berpengaruh terhadap Belanja Modal.
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Daerah dan Pendapatan per Kapita.
Umum, Belanja Modal, pendapatan Asli Daerah.
PAD sangat berpengaruh terhadap Pendapatan per Kapita.
5
Darwanto dan Yulia Yustikasari, (2007)
Pengaruh pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap pengalokasian Anggaran Belanja Modal.
Dependen
Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal.
Independen
Pertumbuhan Ekonomi.
PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Modal. Dana Alokasi Umum berpengaruh ositif dan signifikan terhadap Belanja Modal.
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Berbicara tentang otonomi tidak dapat terlepas dari kapasitas keuangan dari
tiap-tiap daerah. Bahkan pada tahun-tahun sebelumnya, otonomi selalu dikaitkan
dengan automoney yang artinya, kemandirian daerah dalam menyelenggarakan
kewenangannya diukur dari kemampuannya menggali sumber-sumber pendapatan
sendiri. Penerapan prinsip automoney inilah yang kemudian mendorong daerah-
daerah untuk giat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), termasuk dengan
menciptakan berbagai bentuk pajak dan retribusi daerah. Dengan adanya otonomi
daerah, diharapkan masing-masing daerah di Indonesia diharapkan dapat
mengoptimalkan potensi-potensi yang ada pada masing-masing daerah tersebut
diantaranya optimalisasi pendapatan asli daerah tersebut.
Dana Alokasi Umum merupakan dana yang diberikan oleh pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah untuk digunakan dalam pembangunan daerah tersebut,
dengan harapan Dana Alokasi Umum ini hanya sebagai suplemen saja bagi daerah-
daerah di Indonesia. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi penetapan dana
alokasi umum pada setiap daerah adalah bobot daerah. Dimana bobot daerah dapat
dicerminkan dari luas wilayah, jumlah penduduk dan pendapatan asli daerah.
Pembangunan sarana dan prasarana oleh pemerintah daerah berpengaruh
positif pada pertumbuhan ekonomi (Kuncoro, 2004). Peningkatan pelayanan sektor
publik secara berkelanjutan akan meningkatkan sarana dan prasarana publik, investasi
pemerintah juga meliputi perbaikan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan sarana
penunjang lainnya. Syaratan fundamental untuk pembangunan ekonomi adalah
tingkat pengadaan modal pembangunan yang seimbang dengan pertambahan Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
penduduk. Pembentukan modal tersebut harus didefinisikan secara luas sehingga
mencakup semua pengeluaran yang sifatnya menaikkan produktivitas
(Ismerdekaningsih & Rahayu, 2002). Dengan ditambahkannya infrastruktur dan
perbaikan infrastruktur yang ada oleh pemerintah daerah , diharapkan akan memacu
pertumbuhan perekonomian di daerah. Pertumbuhan ekonomi daerah akan
merangsang meningkatnya pendapatan penduduk di daerah yang bersangkutan,
seiring dengan meningkatnya pendapatan penduduk akan berdampak pada
meningkatnya pendapatan per kapita. Jika pemerintah daerah menetapkan anggaran
belanja pembangunan lebih besar dari pengeluaran rutin, maka kebijakan ekspansi
anggaran daerah ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah (Saragih,
2003). Dalam penelitian Lin dan Liu (2000) menyatakan bahwa pemerintah perlu
untuk meningkatkan investasi modal guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Adi (2006) membuktikan bahwa belanja
modal mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Alokasi belanja
modal untuk pengembangan infrastruktur penunjamg perekonomian, akan mendorong
tingkat produktivitas penduduk. Pada gilirannya hal ini dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat secara umum yang tercermin dalam pendapatan per kapita.
BELANJA MODAL PENDAPATAN PERKAPITA
DANA LOKASI UMUM
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Gambar 3.1
Kerangka Konseptual
3.2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan masalah yang
masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sinkron dengan latar belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan teori, tinjauan penelitian terdahulu
dan kerangka konseptual, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Terdapat pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan per Kapita melalui
Belanja Modal.
BAB IV METODE PENELITIAN
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan hubungan kausal (causal effect), dimana penelitian
yang dilakukan terhadap fakta-fakta untuk membuktikan secara empiris pengaruh
Dana Alokasi Umum, Belanja Modal terhadap Pendapatan Per Kapita masyarakat di
23 Pemerintah Kabupaten/Kota se- Sumatera Utara tahun amatan 2004-2006.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam
penyelesaian penelitian ini diperoleh dari laporan APBD Kabupaten/Kota Provinsi
Sumatera Utara dari perpustakaan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara yang
beralamat di Jl. Asrama No. 179 Medan dan mengakses situs Dirjen Perimbangan
Keuangan Republik Indonesia yaitu www.sikd.djapk.go.id/apbd/index.html.
Penelitian direncanakan secara bertahap dalam bulan September 2008 sampai dengan
Januari 2009.
4.3. Populasi dan sampel
Populasi adalah kelompok keseluruhan orang, peristiwa, atau sesuatu yang
ingin diselidiki oleh peneliti (Sularso, 2003:30). Populasi yang digunakan didalam
penelitian ini adalah seluruh Kabupaten/Kota yang terdapat di Sumatera Utara.
Sampel adalah beberapa anggota atau bagian yang dipilih dari populasi yang ingin
diteliti (Sularso, 2003:67). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan
pertimbangan (judgement sampling) (Sularso,2003:69).
Mengingat sebagian Kabupaten/kota yang menjadi Populasi dalam penelitian
merupakan Kabupaten/Kota Pemekaran yang belum menyajikan data sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Dengan demikian, sampel dalam penelitian ini berjumlah 23
kabupaten dan kota Penelitian ini memiliki dimensi waktu 3 tahun, sehingga jumlah
amatan berjumlah 23 kabupaten/kota x 3 tahun=69 sampel amatan yang memiliki
laporan APBD tahun 2004 s/d 2006, yang menyajikan data mengenai Dana Alokasi
Umum (DAU), Belanja Modal (BM), Pendapatan per Kapita (PKPT) yang ada di
Propinsi Sumatera Utara.
Tabel 4.1 Distribusi Populasi dan Sampel
No. Kabupaten/Kota Populasi Sampel 1. Asahan
2. Batubara X
3. Dairi
4. Deli Serdang
5. Tanah Karo
6. Labuhan Batu 7. Langkat
8. Mandailing Natal
9. Nias
10. Samosir X 11. Serdang Bedagai X
12. Simalungun
13. Tapanuli Selatan
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
14. Tapanuli Tengah
15. Tapanuli Utara 16. Toba Samosir 17. Binjai
18. Medan
19. Pematang Siantar
20. Sibolga
21. Tanjung Balai
22. Padang Sidempuan
23. Tebing Tinggi
24. Humbang Hasundutan
25. Pak-Pak Barat
26. Nias Selatan
Sumber : Badan Pusat Statistik SUMUT (2008)
Keterangan:
= memenuhi kriteria
X = tidak memenuhi kriteria
4.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan data sekunder yaitu berupa
dokumentasi dengan pengumpulan bahan-bahan dan data yang berhubungan dengan
pokok bahasan yang peneliti kutip dari buku, majalah, catatan atau laporan histories
yang telah tersusun dalam arsip (data documenter yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan) yang berasal dari perpustakaan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Utara mengenai jumlah Dana Alokasi Umum, Anggaran Belanja Modal, data
Pendapatan Per Kapita. mengakses situs Dirjen Perimbangan Keuangan Daerah
melalui internet, artikel untuk menambah keakuratan data.
4.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap suatu variabel
dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk
mengukur atau memanipulasinya. ( Sularso, 2003:50).
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel
bebas (Independen) adalah Dana Alokasi Umum yaitu dana transfer yang bersifat
umum dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatasi ketimpangan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai kebutuhan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Variabel terikat (Dependen)
adalah Pendapatan per Kapita (per capita income) yaitu jumlah pendapatan riil
perkapita penduduk suatu Negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu
tahun. Sedang Belanja Modal sebagai variabel Intervening yaitu pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk
perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tak berwujud. Dengan
demikian definisi operasional seluruh variabel penelitian ini ditunjukkan melalui
matriks sebagai berikut:
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Tabel. 4.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Penelitian
Nama Variabel
Definisi Operasional Parameter
Variabel Dependent
Pendapatan Per Kapita
Pendapatan Per Kapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah
Rasio
Variabel Independent
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum merupakan dana transfer yang bersifat umum dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatasi ketimpangan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran dalam pelaksanaan desentralisasi
Rasio
Variabel Intervening
Belanja Modal
Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran untuk memperoleh atau menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Rasio
4.6. Metode Analisis Data
4.6.1. Analisis diskriptif
Analisis ini menggunakan seperti rata-rata, nilai maksimum, minimum, dan
standar deviasi. Analisis ditujukan untuk memberikan gambaran awal tentang dana
alokasi umum, belanja modal, pendapatan per kapita.
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
4.6.2. Uji Asumsi Klasik
Oleh karena itu pengujian asumsi klasik perlu dilakukan. Uji asumsi klasik
yang digunakan adalah uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas dan
uji multikolinearitas.
4.6.2.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji normal atau tidak.
Sehingga harus dilakukan perbaikan dengan menggunakan logaritma natural.
4.6.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan antar
variable independen. Dalam structural equation modeling yang baik seharusnya tidak
terdapat hubungan antar variable independen, jika terdapat hubungan maka terjadi
masalah multikolinearitas dilakukan dengan melihat varian inflation factor (Vif) dari
setiap variable. (Insukrindo, dkk dalam Adi 2007) disebutkan bahwa jika nilai Vif
dari suatu variable melebihi 10, dimana hal ini terjadi ketika nilai R melebihi 0,90
maka suatu variable dikatakan berkorelasi sangat tinggi.
4.6.2.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam structural equation modeling
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya).
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
4.6.2.4. Uji heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah structural equation
modeling yang diguanakan mengandung variansi residual yang bersifat
heterokedastisitas. Struktural equation modeling yang baik adalah tidak terjadinya
heterokedastisitas.
4.6.3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 15,0
for windows. Uji hipotesis yang dilakukan pada dasarnya merupakan jawaban atas
berbagai hubungan yang kemungkinan dalam model penelitian. Model ini
menunjukkan pola hubungan yang relative komprehensif antar berbagai variable, baik
dalam hubungan langsung (direct effect) maupun hubungan tidak langsung (indirect
effect). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi
bertingkat.
Persamaan regresinya adalah:
P.P = a1 + b1 DAU
P.P = a1 + b2 BM
BM = a1 + b1 DAU
P.P = a1 + b1.DAU+b2 BM
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Sampel Penelitian
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang
diperoleh dari perpustakaan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara di Jl. Asrama No.
179 Medan dan mengakses situs Dirjen Perimbangan Keuangan Republik Indonesia
yaitu www.sikd.djapk.go.id. Data yang dipergunakan adalah laporan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada tahun 2004 s/d 2006 yang tercatat pada
Provinsi Sumatera Utara yang memliki laporan APBD dan menyajikan data mengenai
Dana Alokasi Umum (DAU), Belanja Modal (BM) dan Pendapatan Per Kapita
(PKPT).
5.1.2. Deskripsi Statistik Data Penelitian
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka deskripsi statistik dari data
penelitian dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut ini.
Tabel 5.1. Deskripsi Statistik
Variabel N Maks Min Mean Standar Deviasi
DAU 69 6.E11 3.E10 2.28E11 1.357E11
BM 69 8.E11 2.E8 6.57E10 9.844E10
PKPT 69 2.E7 4.143.009 9.33E6 3756282.722
Sumber: lampiran 2
5.1.2.1. Perkembangan Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum yang diberikan pemerintah kepada seluruh
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara setiap tahunnya cenderung
mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan Dana Alokasi
Umum itu sendiri, dimana pada tahun 2004 jumlah Dana Alokasi Umum untuk
seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp. 4.181.824.000.000,-
kemudian pada tahun 2005 sebesar Rp. 4.258.385.000.000,- dan pada tahun 2006
sebesar Rp. 7.305.426.580.000,-.
Sebagaimana dijelaskan oleh sekretariat bidang perimbangan keuangan pusat
dan daerah tahun 2001 (Mardiasmo, 2002:158) bahwa perhitungan Dana Alokasi
Umum didasrakan pada dua faktor, yaitu: faktor murni dan faktor penyeimbang.
Faktor murni adalah perhitungan Dana Alokasi Umum berdasarkan formula. Faktor
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
penyeimbang adalah suatu mekanisme untuk menghindari kemungkinan penurunan
kemampuan daerah dalam pembiayaan beban pengeluaran yang menjadi tanggung
jawab daerah. Dengan demikian, DAU menempati posisi yang sangat strategis dalam
kerangka desentralisasi.
Berikut ini merupakan tabel perkembangan Dana Alokasi Umum mulai dari
tahun 2004-2006.
Tabel 5.2.
Perkembangan Dana Alokasi Umum
(dalam jutaan rupiah)
Perkembangan Kabupaten/Kota 2004 2005 2006
2005 2006
Asahan 274.447 292.231 493.235,660 6.47 % 68.78 %
Dairi 131.494 138.511 272.429,820 5.33 % 96.60 %
Deli Serdang 485.416 330.429 637.495,440 -31.92 % 92.92 %
Tanah Karo 179.845 194.397 334.102,410 8.09 % 71.86 %
Labuhan Batu 268.127 286.548 471.211,480 6.87 % 64.44 %
Langkat 273.583 293.755 484.070,350 7.37 % 64.78 %
Mandailing Natal 168.144 183.019 298.969,300 8.84 % 63.35 %
Nias 155.786 172.962 315.773,040 11.02 % 82.56 %
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Simalungun 299.970 313.639 528.357,670 4.55 % 68.46 %
Tapanuli Selatan 252.889 265.560 455.036,160 5.01 % 71.34 %
Tapanuli Tengah 134.817 153.475 226.434,560 13.44 % 47.53 %
Tapanuli Utara 139.276 149.607 286.277,250 7.41 % 91.35 %
Toba Samosir 159.848 108.378 210.441,640 -32.20 % 94.17 %
Binjai 132.050 140.594 226.846,850 6.47 % 61.34 %
Medan 404.990 426.572 574.568,430 5.32 % 34.69 %
Pematang Siantar 140.229 149.682 251.255,370 6.74 % 67.86 %
Sibolga 93.121 101.569 163.030,760 9.07 % 60.51 %
Tanjung Balai 103.860 106.177 174.380,120 2.23 % 64.23 %
Padang Sidempuan 110.115 128.044 200.748,520 16.28 % 56.78 %
Tebing Tinggi 110.041 114.202 179.084,720 3.78 % 56.81 %
Humbang
Hasundutan
71.368 83.584 199.863,170 17.11 % 139.11 %
Pakpak Barat 25.942 43.399 127.756,250 67.29 % 194.37 %
Nias Selatan 66.466 82.051 194.107,410 23.44 % 136.57 %
Sumber : Lampiran 1
5.1.2.2. Perkembangan Belanja Modal
Belanja Modal yang diberikan pemerintah kepada seluruh Kabupaten/Kota
yang ada di Provinsi Sumatera Utara setiap tahunnya cenderung mengalami
peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan Belanja Modal dimana pada
tahun 2004 jumlah Belanja Modal untuk seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi
Sumatera Utara sebesar Rp. 1.628.567.830.000,- kemudian pada tahun 2005 sebesar
Rp. 1.169.530.410.000,- dan pada tahun 2006 sebesar Rp. 1.706.569.160.000,-.
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Berikut ini merupakan tabel perkembangan Belanja Modal mulai dari tahun
2004-2006.
Tabel 5.3.
Perkembangan Belanja Modal
(dalam ribuan rupiah)
Perkembangan Kabupaten/Kota 2004 2005 2006
2005 2006
Asahan 751.110.630 79.705.410 149.049.580 - 89.38 % 87 %
Dairi 8.138.670 14.264.950 9.901.940 75.27 % -30.58%
Deli Serdang 25.242.240 31.000.660 167.718.370 22.81 % 441 %
Tanah Karo 33.136.870 42.067.870 68.385.860 26.95 % 62.56 %
Labuhan Batu 82.698.600 80.961.000 239.930.720 -2.10 % 196.35 %
Langkat 70.472.300 76.059.720 104.393.240 7.92 % 37.25 %
Mandailing Natal 55.721.740 50.588.710 20.202.380 -9.21 % -60.06 %
Nias 12.163.970 174.573.500 12.495.580 135.51 % -92.84 %
Simalungun 45.145.460 40.052.360 12.208.800 -11.28 % -69.51 %
Tapanuli Selatan 52.901.150 67.189.360 4.770.270 27 % -92.90 %
Tapanuli Tengah 70.274.330 47.157.450 101.318.350 -32.89 % 114.85` %
Tapanuli Utara 14.243.260 36.805.710 77.921.370 158.40 % 111.71 %
Toba Samosir 25.572.160 15.283.680 71.602.890 -40.23 % 368.49 %
Binjai 18.737.040 23.247.490 47.606.200 24.07 % 104.77 %
Medan 123.039.120 185.514.330 234.490.320 50.77 % 26.40 %
Pematang Siantar 47.410.340 35.617.170 76.984.040 -24.87 % 116.14 %
Sibolga 43.719.080 42.604.460 2.936.140 -2.55 % -93.10 %
Tanjung Balai 60.954.720 35.757.820 86.093.550 -41.33 % 140.76 %
Padang
Sidempuan
30.006.290 186.080 7.275.880 -99.37 % 97 %
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Tebing Tinggi 32.774.930 24.768.280 75.917.300 -24.42 % 206.51 %
Humbang
Hasundutan
17.637.620 11.657.470 98.926.000 -33.90% 748.60 %
Pakpak Barat 19.258.480 29.684.020 24.782.910 54.13 % -16.51 %
Nias Selatan 18.208.830 24.782.910 11.657.470 36.10 % -52.96 %
Sumber : Lampiran 1
5.1.2.3. Perkembangan Pendapatan Per Kapita
Pendapatan Per Kapita di seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi
Sumatera Utara setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dapat
terlihat dari perkembangan Pendapatan Per Kapita stiap tahunnya, dimana pada tahun
2004 rata-rata Pendapatan Per Kapita untuk seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi
Sumatera Utara sebesar Rp. 9.741.566,- kemudian pada tahun 2005 sebesar Rp.
11.326.516,- dan pada tahun 2006 sebesar Rp. 12.684.532,-.
Berikut ini merupakan tabel perkembangan Pendapatan Per Kapita mulai dari
tahun 2004-2006.
Tabel 5.4.
Perkembangan Pendapatan Per Kapita
Perkembangan Kabupaten/Kota 2004 2005 2006 2005 2006
Asahan 14.375.987 15.158.399 16.030.346 5.44 % 5.75 %
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Dairi 7.928.545 8.816.326 9.538.398 11.19 % 8.19 %
Deli Serdang 10.348.860 12.191.491 13.131.921 17.80 % 7.71 %
Tanah Karo 10.471.676 11.647.499 11.615.077 11.22 % -0.27 %
Labuhan Batu 10.102.015 11.471.610 12.757.621 13.55 % 11.21 %
Langkat 7.705.527 8.721.307 9.750.050 13.18 % 11.79 %
Mandailing Natal 4.726.961 5.179.346 5.464.263 9.57 % 5.50 %
Nias 4.861.036 5.482.325 6.247.937 12.78 % 13.96 %
Simalungun 6.812.099 7.574.084 8.180.743 11.18 % 8 %
Tapanuli Selatan 5.427.688 5.869.857 6.705.768 8.14 % 14.24 %
Tapanuli Tengah 4.143.009 4.573.080 4.866.083 10.38 % 6.40 %
Tapanuli Utara 6.838.788 8.412.454 9.430.734 23.01 % 12.10 %
Toba Samosir 11.104.905 11.947.356 12.542.335 7.58 % 4.98 %
Binjai 9.043.204 10.485.688 11.831.812 15.95 % 12.83 %
Medan 16.469.758 21.015.994 23.629.967 27.60 % 12.43 %
Pematang Siantar 11.549.649 11.092.900 11.682.694 -3.98 % 5.31 %
Sibolga 8.235.156 9.313.593 10.242.151 13.09 % 9.96 %
Tanjung Balai 10.547.967 11.536.909 12.606.793 9.37 % 9.27 %Padang Sidempuan 6.504.332 6.429.077 7.262.703 -1.15 % 12.96 %
Tebing Tinggi 8.120.264 9.253.513 10.266.704 13.95 % 12.96 %Humbang
Hasundutan
7.318.274 9.022.287 10.052.446 23.28 % 11.41 %
Pakpak Barat 4.947.731 5.456.927 5.961.444 10.29 % 9.24 %
Nias Selatan 4.746.768 5.060.626 5.725.088 6.61 % 13.13 %
5.1.3. Pengujian Asumsi Klasik
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Dalam analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa
dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk
menentukan syarat persamaan yang pada model regresi dan dapat diterima secara
ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri pengujian normalitas,
multikolineariti, autokorelasi, dan pengujian heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan empat tahap, masing-masing tahap terdiri dari satu model.
Berdasarkan hal ini, maka setiap tahapan dilakukan pengujian asumsi klasik.
5.1.3.1. Pengujian Asumsi Model 1
5.1.3.1.1. Pengujian Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov dan dengan melihat uji grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data
mempunyai distribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai
Kolmogorov Smirnov sebesar 0.623 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.832 (lihat
lampiran 3). Jika signifikansi nilai Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05, maka
dapat dinyatakan bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini juga didukung
dengan grafik dimana data mengikuti garis diagonal. Grafik uji normalitas dapat
dilihat pada pada gambar berikut ini.
Walidi : Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pendapatan Per Kapita, Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Di Propinsi Sumatera Utara), 2009 USU Repository 2008
-
Gambar 5.1. Pengujian Normalitas Data
Sumber : Lampiran 2.
Gambar 5.1. Uji Normalitas
5.1.3.1.2. Pengujian Autokorelasi
Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson,
karena uji ini yang umum digunakan. Nilai Durbin watson yang diperoleh sebesar
1.911, ternyata berada diantara nilai du dan 4 du. Nilai du berdasarkan tabel adalah
1.546. Berarti 1,546
-
Pengujian asumsi heterokedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi
tidak terjadi heterokedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan
melihat penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah
pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada
top related