pengaruh air kelapa (cocos nucifera l.) dan asam …digilib.unila.ac.id/25738/3/skripsi tanpa bab...
Post on 03-Mar-2019
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) DAN ASAM GIBERELAT(GA3) SERTA INTERAKSINYA TERHADAP SENESCENCE BUNGA
PADA BUNGA POTONG GERBERA (Gerbera jamesonii Bolus ex Hook.)
(Skripsi)
Oleh
Gia Kerlin Angraini
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
PENGARUH AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) dan ASAM GIBERELAT(GA3) SERTA INTERAKSINYA TERHADAP SENESCENCE PADA
BUNGA POTONG GERBERA (Gerbera jamesonii Bolus ex Hook.)
Oeh
Gia Kerlin Angraini
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi air kelapa danGA3 terhadap senescence pada potong gerbera (Gerbera jamesonii). Penelitian inidilaksanakan dari bulan Oktober sampai November 2016 di LaboratoriumFisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam, Universitas Lampung. Variabel dalam penelitian ini yaitu berat segarbunga, berat kering bunga, kadar air relatif bunga, kandungan karbohidrat terlaruttotal bunga, dan level gula pereduksi. Parameter kuantitatif dalam penelitian iniadalah nilai tengah (µ) dari berat segar, berat kering, kandungan karbohidratterlarut total dan kadar air relatif bunga, sedangkan parameter kualitatif adalahlevel gula pereduksi. Penelitian ini disusun dalam rancangan faktorial 2 x 3. Airkelapa (faktor A) dengan 2 taraf konsentrasi: 0% (v/v) dan 50% (v/v), faktor B(GA3) dengan 3 taraf konsentrasi: 0 ppm, 250 ppm dan 500 ppm. Uji Levene dananalisis ragam dilakukan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan airkelapa 50% (v/v) tanpa GA3 meningkatkan secara nyata berat segar bunga sebesar53,33% dan berat kering bunga sebesar 45,45%. Penggunaan air kelapa dan GA3tidak memberikan pengaruh terhadap kadar air relatif sedangkan air kelapa 50%menurunkan kandungan karbohidrat terlarut total bunga sebesar 18,98% dan GA3500 ppm sebesar 7,35%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa kombinasi airkelapa dan GA3 tidak efektif menunda senescence pada bunga potong gerbera.Untuk menunda senescence dapat digunakan salah satu bahan yaitu air kelapa atauGA3.
Kata kunci: senescence, bunga gerbera, air kelapa, asam giberelat.
PENGARUH AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) DAN ASAM GIBERELAT(GA3) SERTA INTERAKSINYA TERHADAP SENESCENCE PADA BUNGA
POTONG GERBERA (Gerbera jamesonii Bolus ex Hook.)
Oleh
Gia Kerlin Angraini
SkripsiSebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA SAINS
PadaJurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Gia Kerlin Angraini, dilahirkan di Bandar
Lampung pada tanggal 2 Mei 1995 sebagai anak pertama
dari dua bersaudara dari Ayahanda Gari Irawan dan Ibunda
Jannatia. Penulis mengawali pendidikan Taman Kanak-
Kanak di TK Yuridesma Sari Bandar Lampung Pada Tahun
2000 dilanjutkan Sekolah Dasar (SD) di SDN 1 Raja Basa
Raya pada tahun 2001, kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 19
Bandar Lampung pada tahun 2007 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA
Muhammadiyah 2 Bandar Lampung pada tahun 2010. Penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi (SBMPTN).
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah
Biologi Umum Jurusan Peternakan, dan Fisiologi Tumbuhan di Jurusan Biologi. Penulis
juga menjadi anggota Biro Dana dan Usaha di Himpunan Mahasiswa Biologi
(HIMBIO) Fakultas MIPA Unila pada tahun 2014-2015.
v
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata pada bulan Januari-Maret 2016 di desa
Gunung Tapa Udik, Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulang Bawang. Pada
bulan Juli-September 2016 penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) di Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandar Lampung dengan judul “Uji
Mikrobiologi Angka Lempeng Total (ALT), Angka Kapang Khamir (AKK) dan
Esherichia coli Pada Sampel Obat Tradisional Serbuk dan Kapsul di Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan Bandar Lampung”
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim..
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, aku persembahkan karya kecilini sebagai pertanggung jawaban, bakti serta mimpiku untuk:
Papa dan Mama tersayag dan tercinta atas segala doa, perhatian, pengertian,kasih sayang dan pengorbanan yang diberikan kepadaku dengan tulus iklhas
demi kebahagiaan dan keberhasilanku.
Adikku dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan semangat dandukungan selama menjalani pendidikan.
Para Guru dan Dosen yang telah membimbing, mendidik dan berbagi ilmukepadaku.
Sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat dan menemani selamamenjalani pendidikan.
Orang-orang terdekat yang selalu menjadi pendengar yang baik disaat sedihmaupun senang
Alamamater kebanggaan Universitas Lampung.
MOTTO
Bukanlah kebaikan itu dengan banyaknya harta dan anak.Tetapi banyaknya ilmu, besarnya kesabaran, mengungguliorang lain dalam ibadahnya, apabila berbuat kebaikan iabersyukur dan apabila berbuat salah (dosa) ia beristigfar
kepada Allah SWT (Ali bin Abi Thalib)
Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorangwanita wajib berpendidikan tinggi, karena ia akan menjadi ibu.
Ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas (Dian Sastro)
You’re braver than you believe, and stronger and smarter thanyou think (A.A Milne)
Be what you want to be, not what others want to see (Anonim)
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayahnya,
shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Air Kelapa (Cocos nucifera L.) dan Asam Giberelat (GA3) Serta
Interaksinya Terhadap Senescence Pada Bunga Potong Gerbera (Gerbera
jamesonii Bolus ex Hook.)” tepat pada waktunya. Dalam melaksanakan
penelitian dan penyelesaian skripsi ini penulis menyadari bahwa masih ada
kekurangan dan penulis mendapat banyak bantuan, oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Martha L. Lande, M.P., sebagai dosen pembimbing 1 yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan nasihat dan ilmu
bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi.
2. Ibu Dra. Tundjung T. Handayani, M.S., sebagai dosen pembimbing 2 yang
telah membimbing, berbagi ilmu, memberi semangat, kritik, serta nasihat
bagi penulis.
9
3. Bapak Ir. Zulkifli, M.Sc., sebagai pembahas yang banyak membantu penulis,
memberi kritik, nasihat dan berbagi ilmu bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
4. Bapak Drs. Hendri Busman, M. Biomed., sebagai dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan saran, nasihat, dan bimbingan selama penulis menyelesaikan
pendidikan.
5. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung.
6. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., sebagai ketua Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
7. Ibu Dr. Endang Nurcahyani, M.Si., sebagai koordinator seminar usul.
8. Bapak Priyambodo, M.Sc., sebagai koordinator seminar hasil.
9. Ibu Dra. Yulianty, M.Si. sebagai kepala laboratorium Botani.
10. Bapak Hambali, bapak Tris dilaboratorium Botani 1 yang telah membantu dalam
peminjaman alat dan semua keperluan penelitian.
11. Bapak dan Ibu Dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih
atas ilmu yang sudah diberikan selama penulis melaksanakan studi di Jurusan Biologi.
12. Teman-teman seperjuangan selama penelitian Ade Silvinia, Dini Ambarwati , Herta
Maniara, Karlisa Anggraeni, Oktarina Husaini, dan Rizka Devi Anggita yang selalu
mendukung serta menilai tulisan saya, terimakasih atas bantuan kalian semua.
10
13. Mama dan papa yang tidak pernah lelah memberikan perhatian, pengertian, dukungan
kepada penulis, melalui doa yang selalu dipanjatkan maupun melalui dukungan
materil.
14. Orang-orang terdekat yang selalu memberikan semangat, dukungan dan nasihat agar
penulis dapat dengan sabar menyelesaikan pendidikan S1.
15. Teman-teman Biologi angkatan 2013 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,
terimakasih atas kebersamaan, dukungan, motivasi, dan semangat untuk penulis.
16. Kakak tingkat biologi yang sudah berbagi pengalaman selama menjalani pendidikan.
17. Keluarga besar KKN desa Gunung Tapa Udik, Tulang Bawang untuk kebersamaan,
pengalaman, dan pembelajaran.
18. Keluarga besar BBPOM Bandar Lampung, terima kasih atas ilmunya selama penulis
melaksanakan kerja praktik.
19. Almamater tercinta Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan skripsi ini dan
masih dibutuhkan kritik serta saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan
tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 20 Februari 2017
Penulis
Gia Kerlin Angraini
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. iv
PERSEMBAHAN .................................................................................... vi
MOTTO ................................................................................................... vii
SANWACANA ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah ............................................. 1
B. Tujuan Penelitian .............................................................. 4
C. Manfaat Penelitian ............................................................ 4
D. Kerangka Pemikiran .......................................................... 4
E. Hipotesis ............................................................................ 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bunga Gerbera (Gerbera jamesonii) ................................. 7
1. Klasifikasi Tanaman.................................................... 7
2. Deskripsi Bunga Gerbera ............................................ 8
B. Senescence (penuaan)........................................................ 10
C. Gibberellic Acid (GA3) ..................................................... 14
D. Sitokinin Dalam Air Kelapa .............................................. 16
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu ............................................................ 19
B. Alat dan Bahan .................................................................. 19
C. Rancangan Percobaan ....................................................... 20
D. Variabel dan Parameter ..................................................... 20
E. Pelaksanaan ....................................................................... 21
F. Pengamatan ....................................................................... 22
G. Analisis Data ..................................................................... 24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Berat segar bunga gerbera ........................................... 25
2. Berat kering bunga gerbera ......................................... 27
3. Kadar air relatif bunga gerbera ................................... 28
4. Kandungan karbohidrat terlarut total bunga ............... 29
5. Level gula pereduksi ................................................... 31
B. Pembahasan ....................................................................... 33
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 37
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 38
LAMPIRAN ............................................................................................. 41
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi air kelapa.......................................................................... 18
2. Notasi faktor, taraf dan kombinasi perlakuan percobanfaktorial 2 × 3..................................................................................... 20
3. Pengenceran air kelapa sesuai konsentrasi......................................... 22
4. Rata-rata berat segar bunga gerbera 1 minggu setelahperlakuan kombinasi GA3 dan air kelapa .......................................... 26
5. Rata-rata berat kering bunga gerbera 1 minggu setelahperlakuan kombinasi GA3 dan air kelapa .......................................... 28
6. Rata-rata kadar air relatif bunga gerbera 1 minggu setelahperlakuan kombinasi GA3 dan air kelapa .......................................... 30
7. Rata-rata karbohidrat terlarut total bunga gerberav 1 minggusetelah perlakuan kombinasi GA3 dan air kelapa.............................. 31
8. Pengamatan level gula pereduksi ....................................................... 32
9. Efek kombinasi air kelapa dan ga3 .................................................... 34
10. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error, koefisienkeragaman, dan confidence interval berat segar bunga gerbera ........ 41
11. Residual treatment data berat segar bunga gerbera............................ 41
12. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error koefisienkeragaman dan confidence interval berat kering bunga gerbera........ 45
13. Residual treatment data berat kering bunga gerbera .......................... 45
14. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error koefisienkeragaman dan confidence interval kadar air relatif bunga ............... 49
xv
15. Residual treatment data kadar air relatif bunga ................................. 49
16. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar error koefisien keragamandan confidence interval kandungan karbohidrat terlarut total ........... 52
17. Residual treatment data kandungankarbohidrat terlarut total ............ 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bunga Gerbera...................................................................................... 8
2. Struktur Kimia Gibberrelic Acid.......................................................... 15
3. Struktur Kimia Sitokinin (zeatin) ......................................................... 16
4. Kurva Interaksi Antara Air Kelapa Dan GA3 TerhadapBerat Segar Bunga Gerbera .................................................................. 27
5. Kurva Interaksi Antara Air Kelapa Dan GA3 TehadapBerat Kering Bunga Gerbera ................................................................ 29
6. Grafik Main Effect GA3 Terhadap Kandungan KarbohidratTerlarut Total Bunga Gerbera........................................................................ 31
7. Grafik Main Effect Air Kelapa Terhadap KandunganKarbohidrat Terlarut Total Bunga Gerbera.................................................... 32
8. Gula Pereduksi yang Ditunjukkan dengan AdanyaEndapan Berwarna Merah Bata ..................................................................... 33
9. Grafik kurva standar glukosa ............................................................... 55
10. Penimbangan GA3 ............................................................................. 56
11. Perendaman 24 potong bunga gerbera selama 4 jam......................... 56
12. Bunga gerbera hari ke-1 setelah perendaman .................................... 57
13. Bunga gerbera setelah hari ke-2 perendaman .................................... 58
14. Bunga gerbera setelah hari ke-3 perendaman .................................... 59
15. Bunga gerbera setelah hari ke-4 perendaman .................................... 60
16. Bunga gerebera setelah hari ke-5 perendaman .................................. 61
xvii
17. Bunga gerbera hari ke-7 setelah perendaman .................................... 62
18. Bunga gerbera hari ke-7 setelah perendaman .................................... 63
19. Perendaman untuk menentukan level gula pereduksi ........................ 64
20. Gula pereduksi hasil perendaman selama 10 menit dengan endapanberwarna merah bata .......................................................................... 64
21. Penentuan kandungan karbohidrat terlarut total bunga gerbera......... 65
22. Bunga yang telah di oven selama 2 jam............................................. 65
23. Penimbangan berat kering bunga....................................................... 66
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Menurut Widyawan (1994) bunga potong adalah bunga yang
dimanfaatkan sebagai bahan rangkaian untuk berbagai keperluan kegiatan
manusia seperti kelahiran, perkawinan dan kematian. Oleh karena itu,
bunga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Tim Direktorat Bina Produksi Hortikultura (TDBPH) (2008) menyatakan
bahwa terdapat tiga jenis bunga potong yang mempunyai nilai komersial
di Indonesia, yaitu: krisan, mawar dan gerbera (hebras).
Salah satu jenis bunga potong yang paling populer dan disukai oleh
konsumen adalah gerbera. Sentra penanaman bunga potong gerbera di
Indonesia yaitu di daerah Kaban Jahe, Simpang Empat (Sumatra Utara),
Cipanas, Lembang, Sukabumi (Jawa Barat), Bandungan (Jawa Tengah),
Batu dan Pujon (Jawa Timur). Sentra tanaman gerbera di dunia adalah
negara Belanda dan Thailand (Soekartawi, 1996).
Bunga gerbera (Gerbera jamesonii) merupakan salah satu kelompok
tanaman hias yang terdapat di Indonesia. Bunga gerbera memiliki warna
yang bervariasi dan menarik, oleh karena itu bunga gerbera dapat
2
dijadikan sumber ekonomi bagi masyarakat. Bisnis dan perdagangan
bunga dan tanaman hias di Indonesia kini semakin berkembang. Salah satu
bagian dari tanaman hias adalah bunga potong (cut flower).
Umumnya kendala yang ada pada bunga potong adalah lama kesegeran
bunga yang relatif singkat. Kesegaran bunga merupakan salah satu hal
yang dipertimbangkan oleh konsumen saat membeli bunga potong, seperti
bunga potong gerbera. Kesegaran bunga berkaitan dengan nilai ekonomi
karena nilai jual bunga potong akan tetap tinggi jika kesegaran bunga tetap
terjaga.
Salah satu penanganan pascapanen bunga potong dapat dilakukan dengan
menunda kelayuan menggunakan bahan-bahan pengawet. Pada umumnya,
penundaan senescence bunga potong dapat dilakukan dengan pemberian
zat pengatur tumbuh (ZPT) secara eksogen. Selain itu, penundaan
kelayuan bunga juga dipengaruhi oleh ketersediaan karbohidrat dan
pertumbuhan mikrobia. Mayak et al., (1974) menyatakan bahwa hormon
pertumbuhan dapat mengendalikan kelayuan bunga. Kelayuan pada petal
dapat ditunda atau dihambat dengan menggunakan sitokinin dan giberelin
(Serek dan Reid, 1997; Jaroenkit dan Paull, 2003; Bhattacharjee dan De,
2005 dalam Mangave et al., 2013). Eason (2002) juga menyatakan bahwa
GA3 dapat menunda kelayuan bunga dan pemudaran warna bunga terkait
dengan penundaan aktivitas proteolisis.
3
Hormon giberelin dapat meningkatkan permeabilitas liposom (lipid
bilayer) pada membran sel terhadap glukosa sehingga mampu
mempertahankan kualitas bunga potong (Wood dan Pleg, 1974).
Hormon sitokinin pada air kelapa dapat menunda senescence pada tingkat
sel dan jaringan tanaman. Sumber energi yang berasal dari air kelapa yang
mengandung karbohidrat dan hormon sitokinin berguna sebagai penunda
senescence pada bunga potong agar dapat lebih mempertahankan
kesegarannya (Iriani, 2009).
Penggunaan air kelapa pada penelitian ini berdasarkan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Adi M (2014) yang menggunakan
larutan air kelapa dengan konsentrasi 0 %, 30 %, 40 %, 50 %, dan 60%
untuk menjaga kesegaran bunga potong mawar (Rosa hybrida). Penelitian
lain oleh Emongor (2004) dilakukan untuk menjaga kesegaran bunga
potong gerbera (Gerbera jamesonii) dengan menggunakan GA3
konsentrasi 0; 2,5; 5; dan 7,5 mg L-1.
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh kombinasi larutan air kelapa yang mengandung sitokinin dengan
GA3 terhadap senescence pada bunga potong gerbera (Gerbera
jamesonii).
4
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah kombinasi larutan
air kelapa dan GA3 memberikan pengaruh terhadap senescence pada
bunga potong gerbera (Gerbera jamesonii)
C. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh cara untuk menunda
senescence pada bunga potong gerbera (Gerbera jamesonii) dan memberi
informasi bagi produsen maupun konsumen bunga potong mengenai cara
menunda senescence pada bunga potong gerbera (Gerbera jamesonii).
D. Kerangka Pemikiran
Bunga potong gerbera (Gerbera jamesonii) merupakan salah satu jenis
tanaman hias yang hanya dapat hidup selama beberapa hari apabila
disimpan pada suhu ruang setelah proses panen. Masa simpan bunga
potong yang disimpan pada suhu ruang bergantung pada proses respirasi
yang terjadi. Perbedaan suhu dan lokasi untuk proses pemasaran dapat
mempercepat respirasi dan trasnpirasi berlebih, sehingga menyebabkan
kerusakan dan bunga cepat layu. Bunga yang layu dicirikan oleh tekstur
bunga yang lemas, warna yang pudar atau coklat, adanya bintik hitam atau
coklat pada bunga, cabang yang menunduk dan tidak ada tegangan
permukaan mahkota sehingga mahkota cenderung lemas.
5
Senescence pada tanaman adalah proses perkembangan tanaman yang
menua. Senescence bunga potong sangat dipengaruhi oleh suhu,
kandungan karbohidrat dan respirasi. Laju peningkatan suhu dan
berkurangnya karbohidrat yang diakibatkan kegiatan respirasi
menyebabkan proses perusakan dipercepat.
Air kelapa digunakan sebagai sumber gula. Adanya kandungan gula
sebagai larutan perendam memungkinkan ketersediaan karbohidrat yang
cukup untuk aktivitas respirasi bunga potong, sehingga dapat memperlama
kesegaran bunga. Asam giberelat (GA3) digunakan sebagai zat yang
diharapkan dapat menghambat proses senescence pada bunga potong
gerbera.
Pada penelitian ini digunakan air kelapa dan GA3 sebagai larutan
perendam dan variabel yang diamati yaitu kandungan karbohidrat terlarut
total bunga, berat segar bunga, berat kering bunga, kadar air relatif bunga,
dan level gula pereduksi. Konsentrasi kombinasi sitokinin dari air kelapa
yaitu 0% (v/v) dan 50% (v/v) dan GA3 berkonsentrasi 0 ppm, 250 ppm,
dan 500 ppm dengan lama perendaman selama 4 jam.
E. Hipotesis
Air kelapa yang mengandung sitokinin dan GA3 berpengaruh terhadap
kesegaran dan masa simpan bunga potong gerbera (Gerbera jamesonii).
Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
6
1. Kombinasi larutan air kelapa dan GA3 mempengaruhi proses
senescence pada bunga potong gerbera (Gerbera jamesonii)
H0 : µ0 = µ1
H1 : µ0 < µ1
µ0= nilai tengah salah satu variabel kesegaran pada bunga potong
gerbera (kandungan karbohidrat terlarut total bunga, berat segar bunga,
berat kering bunga, kadar air relatif bunga, dan level gula pereduksi)
kontrol.
µ1 = nilai tengah salah satu variabel kesegaran pada bunga potong
gerbera (kandungan karbohidrat terlarut total bunga, berat segar bunga,
berat kering bunga, kadar air relatif bunga, dan level gula pereduksi)
perlakuan.
Hipotesis diterima jika H0 ditolak atau H1 diterima.
2. Konsentrasi kombinasi larutan air kelapa dan GA3 berpengaruh
sekurang-kurangnya dengan salah satu variabel kesegaran pada bunga
potong gerbera.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bunga Gerbera (Gerbera jamesonii)
1. Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi bunga gerbera berdasarkan National Resources
Conservation Service, USDA (2016) yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Asteridae
Order : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Gerbera J.F. grnel
Species : Gerbera jamesonii Bolus ex Hook
8
Salah satu jenis bunga gerbera dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bunga gerbera (Dokumen pribadi, 2016)
2. Deskripsi Bunga Gerbera
Bunga dengan genus gerbera merupakan tanaman hias berupa herba
tidak berbatang. Masyarakat Indonesia menyebut gerbera sebagai
gebras atau herbas. Tanaman gerbera dapat mencapai ketinggian 40-45
cm atau lebih. Akar tanaman berbentuk seperti tali dengan lebar 1-2,5
mm, bagian tengah akar seperti akar tunggang. Permukaan daun
ditumbuhi dengan bulu-bulu halus, permukaan daun bagian atas
berwarna hijau gelap, dan bagian bawah berwarna hijau terang, tepi
daun tidak rata (berlekuk-lekuk). Bunga tumbuh pada satu tangkai dan
diameter bunga dapat mencapai 75 mm atau lebih. Warna bunga
bervariasi mulai dari putih sampai merah gelap dan semua variasi
9
diantaranya. Warna yang paling menonjol yaitu oranye-merah
(www.gerbera.org).
Bunga gerbera yang siap dipanen yaitu kuntum bunganya telah mekar
penuh atau ketika bunga setengah sampai ¾ mekar atau ketika lajur
dari kelopak bunga berkelamin ganda telah mekar. Pemanenan sekitar
umur 6-8 bulan setelah tanam bibit yang berasal dari biji, atau 3-5
bulan bila bibitnya berasal dari anakan. Gerbera tidak dapat bertahan
lama apabila disimpan di suhu kamar, dapat kehilangan hingga 40%
vaselife setelah disimpan selama 7 hari (Gardjito, 2015).
Berdasarkan (Gardjito, 2015) ada tiga jenis gerbera yang telah
dibudidayakan di Indonesia, dilihat dari keragaman bentuk bunga,
terutama struktur helai mahkota, yaitu:
a. Gerbera berbunga selapis
Bunga jenis ini mempunyai mahkota bunga yang tersusun selapis
dan umumnya berwarna merah, kuning, dan merah jambu.
b. Gerbera berbunga dua
Bunga jenis ini mempunyai helai mahkota tersusun bervariasi lebih
dari satu. Lapis helai mahkota bagian luar tampak berbeda
susunannya. Contoh gerbera berbunga dua yaitu Gerbera jamesonii
fantasi double purple yang berwarna merah.
10
c. Gerbera berbunga tiga lapis
Bunga jenis ini mempunyai helai mahkota 3 lapis. Contoh gerbera
berbunga tiga lapis yaitu Gerbera jamesonii fantasi triple red yang
berbunga dominan merah, kemudian bervariasi kuning atau hijau
kekuningan.
B. Senescence (Penuaan)
Senescence merupakan salah satu tahapan perkembangan biologis. Proses
ini merupakan salah satu tahap perubahan menuju kematian suatu
organisme. Menurut beberapa para ahli, senescence merupakan stadia
akhir dari suatu organ yang tidak dapat kembali dan mengawali proses
perusakan sel-sel dan akhirnya organ tersebut mati (Bambang, 2014).
Senescence dapat terjadi secara alami atau karena pengaruh eksternal
seperti lingkungan abiotik (suhu ekstrim, keterbatasan hara dll) dan biotik
(patogen, naungan dll).
Senescence bunga merupakan tahap akhir dari perkembangan bunga yang
ditandai dengan kelayuan bunga dan gugurnya perhiasan bunga (corolla).
Proses senescence keseluruhan bunga diatur oleh mekanisme genetik dan
tergantung pada energi. Senescence petal diinduksi oleh peningkatan
aktvitas RNAase, kadar etilen meningkat memacu terjadinya perombakan
komponen sel dan degradasi antosianin sehingga warna bunga menjadi
pudar. Senescence bunga juga terjadi karena adanya polinasi yang
11
menyebabkan degradasi makromolekul dan remobilisasi nutrisi untuk
proses perkembangan jaringan seperti ovarium (Stead, 1994).
Menurut Bambang (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi senescence
adalah sebagai berikut:
1. Suhu
Suhu respirasi dan laju peningkatan suhu yang diakibatkan oleh adanya
kegiatan respirasi dapat mempengaruhi laju perkembangan dan
senescence bunga potong sehingga proses perusakan dipercepat. Hal
ini dapat terjadi pada pengepakan, karena kurangnya fasilitas
pendinginan. Pengaruh suhu pendinginan akan nampak apabila suhu
pendinginan di bawah 12,5 ºC . Pada keadaan suhu tersebut, chilling
injury akan terjadi.
2. Air
Tanaman hias termasuk bunga potong sangat peka terhadap
kekeringan. Hal ini dikarenakan permukaan volume yang tinggi.
Sedapat mungkin air yang hilang selama periode pascapanen dapat
digantikan dengan air atau larutan dalam vas. Kelembaban relatif yang
tinggi selama penyimpanan dan pengangkutan dapat mengurangi
cekaman air. Pergerakan air di dalam batang atau tangkai bunga
potong sangat tergantung pada komposisi larutan dalam vas. Larutan
yang bersifat asam bergerak lebih cepat dibandingkan larutan yang
bersifat netral atau basa.
12
3. Pemberian Karbohidrat
Tidak seperti buah dan syuran, bunga dapat dipotong sebelum matang
pada saat stadia kuncup, seperti pada bunga mawar dan gladiol. Tetapi
untuk anyelir, bunga dipanen saat mendekati mekar penuh, namun
masih dapat dipanen pada stadia kuncup untuk tujuan penyimpanan
yang lebih panjang.
Berat kering bunga mawar yang berkembang penuh lebih berat dua
kali lipat dari bunga yang dipanen saat kuncup. Semakin berat bunga
tersebut, semakin banyak sumber karbohidrat tersimpan. Batang atau
tangkai bunga tidak dapat sepenuhnya memasok semua bahan yang
diperlukan untuk menambah berat kering. Maka perlu adanya
tambahan senyawa yang berasal dari larutan vas. Karena memasok
karbohidrat untuk perkembangan dan respirasi sangat penting bagi
kualitas dan lama hidup bunga dalam vas, maka cadangan yang cukup
merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam penanganan
komoditi panenan ini. Penambahan gula pada larutan vas akan
memperpanjang umur bunga potong.
4. Kondisi Pertumbuhan
Kondisi prapanen yang sangat menentukan kualitas bunga potong
adalah pertumbuhannya selama dilapang. Hal ini berkaitan dengan
kandungan karbohidrat pada batang atau tangkai bunga. Semakin
banyak persediaan karbohidrat semakin baik kualitas bunga potong
tersebut. Menurut beberapa peneliti, cahaya adalah faktor prapanen
yang sangat mempengaruhi kualitas bunga potong. Kuncup bunga
13
yang terbentuk pada tanaman yang tumbuh pada kondisi intensitas
cahaya rendah, bunga potongnya akan berumur pendek bila
dibandingkan dengan kuncup bunga yang diperoleh dari tanaman yang
tumbuh pada kondisi penyinaran penuh. Selain cahaya, faktor
prapanen lainnya adalah suhu. Penurunan suhu lingkungan selama
pertumbuhannya (kurang lebih tiga minggu sebelum panen) akan
mengurangi umur bunga potong yang dihasilkannya. Pengaruh suhu ini
berkaitan dengan meningkatnya kandungan senyawa-senyawa
phenolik pada daun. Pada suhu rendah, jumlah air yang diserap akan
berkurang, hal inilah yang menyebabkan kandungan beberapa senyawa
phenolik tersebut meningkat. Kondisi cahaya dan suhu selama
pertumbuhan atau selama masa prapanen, juga mempengaruhi
pigmentasi, terutama pada warna petal.
5. Kondisi Penyimpanan
Pemakaian atau pembongkaran karbohidrat yang tertimbun terjadi
selama respirasi. Demikian pula halnya dengan potongan tanaman
seperti bunga potong, respirasi terus berlangsung sehingga karbohidrat
tertimbun terus dibongkar. Respirasi akan semakin cepat bilamana
suhu lingkungan tinggi. Oleh karena itu dengan mengatur suhu sekitar
penyimpanan akan dapat mengatur kecepatan atau tingkat respirasi itu
sendiri. Hal ini berarti pula dapat mengatur pemakaian atau
pembongkaran karbohidrat yang tersimpan pada organ bunga dan
tangkainya.
14
6. Patogen
Faktor atau kondisi yang sangat efektif mempengaruhi kualitas bunga
potong adalah adanya infeksi patogen, baik semasa pertumbuhan di
lapang maupun setelah panen. Patogen yang bersifat vascular dalam
menginfeksi bunga akan memberikan yang buruk terhadap bunga
potong. Jamur yang sering menginfeksi jaringan petal selama
penyimpanan adalah Botrytis cinerea, yang berwarna abu-abu. Jamur
ini akan tumbuh baik pada keadaan penyimpanan bersuhu rendah dan
disertai keadaan kelembaban udara yang tinggi.
7. Zat Pengatur Tumbuh
Ada beberapa laporan hasil penelitian yang menjelaskan bahwa etilen
dapat merusak bunga, sepertis senescence awal dan kelayuan pada
petal (mahkota bunga).
C. Gibberellic Acid (GA3)
Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang sekitar tahun 1930 dari
kajian tanaman padi yang sakit. Gejalanya adalah tanaman tumbuh
terlalu tinggi sehingga tidak mampu menopang dirinya sendiri dan
akhirnya mati. Penyakit tersebut disebabkan oleh cendawan Gibberela
fujikuroi (Salisbury & Ross, 1995).
Giberelin merupakan salah satu hormon zat pengatur tumbuh yang
termasuk kedalam senyawa isoprenoid dan merupakan diterpen yang
15
disintesis dari unit-unit asetat yang berasal dari asetil Co-A melalui
jalur asam mevalonat. Senyawa isoprene memiliki 5 atom karbon (C).
Unit-unit isoprene ini dapat bergabung menghasilkan monoterpene
(C-10), sesqueterpene (C-15), diterpene (C-20) dan triterpene (C-30)
(Dardjat, 1996). Struktur GA3 ditampilkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur Gibberellic acid
(www.wildflowerfinder.org.uk, 2016).
Menurut Krishnamoorty (1981) giberelin berfungsi untuk memecah
dormansi, perkcambahan biji, pertumbuhan batang, memacu
pertumbuhan tanaman yang kerdil, dan meningkatkan elongasi ruas
batang pada tanaman roset. Selain itu gibberellin juga berfungsi untuk
pertumbuhan akar, pembentukan akar adventif, pembungaan,
meningkatkan ekspresi bunga jantan, meningkatkan perkembangan
buah dan biji, menunda senescence dan mencegah absisi.
16
D. Sitokinin Dalam Air Kelapa
Sitokinin merupakan senyawa dengan struktur yang menyerupai adenin
(derivat adenin) yang mengawali pembelahan sel dan memiliki fungsi
yang mirip dengan kinetin. Kinetin merupakan sitokinin yang pertama kali
ditemukan. Sekarang ini sitokinin yang paling sering ditemukan pada
tanaman dinamakan dengan zeatin yang diisolasi dari tanaman jagung (Zea
mays) (Salisbury & Ross, 1992).
Kandungan sitokinin alami dapat diperoleh dari air kelapa. Larutan air
kelapa mengandung protein, lemak, mineral, karbohidrat, dan vitamin
(Rukmana, 2003).
Struktur dasar dari sitokinin (zeatin) ditampilkan pada gambar 3.
Gambar 3. Struktur sitokinin (zeatin) (Salisbury & Ross, 1992).
Menurut Warisno (2004) didalam setiap 100 ml air kelapa mengandung
sejumlah zat gizi, yaitu protein 0,2 g, lemak 0,2 g, gula 3,8 g, vitamin C
1,0 mg, asam amino, dan hormon pertumbuhan. Jenis gula yang
terkandung pada air kelapa adalah glukosa, fruktosa, sukrosa dan sorbitol.
17
Pada air kelapa selain mengandung bahan makanan seperti asam amino,
asam organik, gula dan vitamin juga terkandung sejumlah hormon tumbuh
seperti sitokinin 5,8 mg/l, auksin 0,07 mg/l dan giberelin serta senyawa
lain yang dapat memacu proses perkecambahan biji (Yusnida, 2006).
Selain itu, menurut Yulianingsih (2000) air kelapa juga mengandung asam
sitrat yang merupakan bahan penurun pH yang baik, karena asam sitrat
berperan sebagai antibiotik yang dapat menghambat perkembangbiakan
bakteri dan pertumbuhan mikroba pada permukaan tangkai bunga,
sehingga penyerapan air dari tangkai menuju bunga tidak terganggu.
Komposisi air kelapa menurut George & Sherrington (1984) ditampilkan
pada Tabel 1.
18
Tabel 1. Komposisi air kelapa
Substansi Substansi
Asam Amino Vitamin
- Asam aspartat- Glutamat- Serin- Amino butirat- Asparagin- Glisin- Alanin- Threonin- Histidin- Glutamin- Arganin- Lisin- Valin- Metionin- Tirosin- Prolin- Homoserin- Phenilalanin- Hidroksi prolin
Asam Organik- Sikimat- Quinin- Pirolidon- Suksinat- Malat- Sitrat, dan zat lain yang tidakdiketahui
Gula- Sukrosa- Glukosa- Fruktosa- Manitol
Gula alkohol- Sorbitol 15 mg/l- Myo-inositol 0,010 mg/l- Skillo inositol 0,050 mg/l
- Asam nikotinat 0,040 mg/l- Asam pantotenat 0,520 mg/l- Biotin 0,020 mg/l- Riboflavin 0,800 mg/l- Asam folat 0,003 mg/l- Thiamin- Pyridoxin- Asam askorbat
Zat Pengatur Tumbuh- Auksin 0,070 mg/l- Giberelin- 1,3-diphenil urea 5,800 mg/l- Zeatin- Zeatin glukosida- Zeatin ribosida- Growth promotor- Sitokinin (yang belumdiketahui)
Zat yang lain- RNA-polimerase- DNA-polimerase- Urasil- Adenin- Leocoantosin- Philocosin- Asam posoatase- Diastase- Dehidrogenase- Peroksidase
Nitrogen- Amonium- Etanolamin- Dehidroksi phenilalanin
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lampung pada bulan Ooktober sampai November 2016.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian terbagi menjadi beberapa jenis
alat. Alat gelas yang digunakan yaitu Erlenmeyer, beakerglass, tabung
reaksi, gelas ukur, corong, batang pengaduk, pipet volume, pipet tetes.
Alat analisis yang digunakan yaitu spektrofotometer, cuvet, timbangan
digital. Alat penggerus mortar dan penggerus. Alat lain yang digunakan
yaitu sentrifuge, oven, gunting, pisau cutter, pinset dan kamera hp.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bunga potong
Gerbera (Gerbera jamesonii) diperoleh dari toko bunga di Bandar
Lampung, asam giberelat (GA3), asam sulfat, fenol, reagen benedict,
kapas, kertas saring Whatman no.1, tisu, dan kertas label.
20
C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilaksanakan dalam percobaan faktorial 2 × 3. Faktor A
adalah air kelapa dengan 2 taraf konsentrasi yaitu 0% (v/v) dan 50% (v/v).
Faktor B adalah GA3 dengan 3 taraf konsentrasi 0 ppm, 250 ppm, dan
500 ppm. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga
diperoleh jumlah satuan percobaan adalah 24.
Notasi faktor, taraf, kombinasi perlakuan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Notasi faktor, taraf dan kombinasi perlakuan percoban faktorial
2 × 3
Faktor A (air kelapa)
B (GA3)
Taraf a1 a2
b1 a1b1 a2b1
b2 a1b2 a2b2
b3 a1b3 a2b3
Keterangan :
a1b1 : Air kelapa 0% (v/v) , 0 ppm GA3a2b1 : Air kelapa 50% (v/v) , 0 ppm GA3a1b2 : Air kelapa 0% (v/v) , 250 ppm GA3a2b2 : Air kelapa 50% (v/v) , 250 ppm GA3a1b3 : Air kelapa 0% (v/v) , 500 ppm GA3a2b3 : Air kelapa 50% (v/v) , 500 ppm GA3
D. Variabel dan Parameter
Variabel dalam penelitian ini adalah kandungan karbohidrat terlarut total
bunga, berat segar bunga, berat kering bunga, kadar air relatif bunga, dan
level gula pereduksi. Parameter kuantitatif dalam penelitian ini adalah nilai
tengah (µ) dari kandungan karbohidrat terlarut total bunga, berat segar
bunga, berat kering bunga, dan kadar air relatif bunga, sedangkan
parameter kualitatif adalah level gula pereduksi.
21
E. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu penyiapan satuan
percobaan, penimbangan GA3 serta pembuatan larutan air kelapa
1. Penyiapan Satuan Percobaan
Bunga potong gerbera sebanyak 24 potong dipilih dan diseleksi yang
seragam dalam ukuran dan mekar bunga. Tangkai bunga dipotong
hingga sepanjang 25 cm. Ujung tangkai bunga dipotong miring untuk
meningkatkan luas permukaan bidang penyerapan. Masing-masing
bunga potong dimasukkan kedalam gelas plastik yang berisi kombinasi
air kelapa dan GA3. Seluruh satuan percobaan diletakkan pada suhu
kamar (27 ºC).
2. Penimbangan GA3
Asam giberelat ditimbang menggunakan timbangan digital.
Penimbangan dilakukan sesuai dengan rancangan percobaan dan
jumlah yang diperlukan. Untuk GA3 konsentrasi 250 ppm ditimbang
sebanyak 0,625 gram dan 1,25 gram untuk GA3 konsentrasi 500 ppm.
3. Pembuatan Larutan Air Kelapa
Sebanyak 1200 ml air kelapa disaring menggunakan kertas saring
Whatman no.1 sehingga diperoleh air kelapa dengan konsentrasi 100%
(v/v). Agar memperoleh konsentrasi air kelapa yang dibutuhkan untuk
perlakuan, dilakukan pengenceran seperti pada Tabel 3.
22
Tabel 3.Pengenceran aair kelapa sesuai konsentrasi
Konsentrasi (v/v) Volume air kelapa(ml)
Volume aquades(ml)
0% 0 100
50% 50 50
Pada setiap gelas plastik dimasukkan pengenceran air kelapa sesuai
konsentrasinya, kemudian ditambahkan larutan GA3 0 ppm, 250 ppm
dan 500 ppm yang telah ditimbang sesuai rancangan percobaan. Bunga
gerbera yang telah diseleksi direndam kedalam 200 ml kombinasi
larutan tersebut selama 4 jam.
F. Pengamatan
Pengamatan dilakukan setelah bunga direndam selama 4 jam sampai hari
ke-7. Parameter yang diamati yaitu:
a. Kandungan Karbohidrat Terlarut Total Bunga
Kandungan karbohidrat terlarut total ditentukan berdasarkan
metode fenol-sulfur. 1 gram bunga ditimbang kemudian digerus
sampai halus dalam mortar, dan ditambahkan 100 ml aquadest
kemudian disaring kedalam Erlenmeyer dengan kertas saring
Whatman no.1. 3 ml filtrat dipipet kedalam tabung reaksi, dan
ditambahkan 3 ml H2SO4 pekat dan 1 ml fenol. Tabung reaksi
dibiarkan beberapa saat sampai warna coklat kemerahan terbentuk
yang menunjukkan adanya karbohidrat terlarut. Absorbansi diukur
23
dengan spektofotometer pada panjang gelombang 490 nm.
Kandungan karbohidrat terlarut total diukur berdasarkan kurva
standar glukosa dan dinyatakan dalam satuan mg/g jaringan.
Kurva standar glukosa
10 mg glukosa dilarutkan dalam 100 ml aquadest. 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ;
0,8 dan 1 ml larutan glukosa tersebut dipipet kedalam 5 tabung
reaksi yang sudah dilabel konsentrasi glukosa. Volume disesuaikan
menjadi 3 ml dengan menambahkan aquades. 3 ml asam sulfat
pekat dan 1 ml fenol ditambahkan ke masing-masing tabung reaksi,
diaduk sampai homogen dan diinkubasi hingga terbentuk warna
merah kecoklatan. Absorbansi diukur dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 490 nm. Kurva standar diplot dengan
sumbu x sebagai konsentrasi glukosa dan sumbu y sebagai
absorbansi.
b. Level Gula Pereduksi
Gula pereduksi dideteksi menggunakan uji Benedict. 1 gram bunga
gerbera ditimbang kemudian digerus sampai halus didalam mortar
dan ditambahkan 5 ml aquades kemudian di homogenkan.
Homogenat disaring menggunakan kertas saring Whatman no.1
kedalam 6 tabung reaksi kemudian masing-masing tabung reaksi
ditambahkan 3 ml reagen benedict dan diinkubasi selama 10 menit.
Endapan berwarna merah bata yang terbentuk setelah inkubasi
menunjukkan bahwa adanya gula pereduksi.
24
c. Berat Segar Bunga
Bunga dipisahkan dari tangkai. Kemudian bunga ditimbang
menggunakan neraca digital dan dinyatakan dalam gram (g).
d. Berat Kering Bunga
Bunga yang telah diukur berat segarnya selanjutnya dikeringkan
dalam oven pada suhu 105-110 ºC selama 2 jam. Kemudian bunga
yang sudah kering ditimbang menggunakan timbangan digital dan
dinyatakan dalam gram (g).
e. Kadar Air Relatif Bunga
Kadar air relatif bunga dihitung menggunakan rumus berikut:
Keterangan:BS = berat segar bungaBK = berat kering bunga
G. Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh air kelapa dan GA3 beserta interaksinya,
maka homogenitas ragam diuji berdasarkan uji Levene.
Kemudian data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf nyata 5%.Jika
interaksi kedua faktor (faktor A dan B) tidak nyata maka ditentukan main
effect dengan uji BNT pada taraf nyata 5%. Jika interaksi kedua faktor
nyata maka dilanjutkan dengan penentuan simple effect air kelapa
(faktor A) dan asam giberelat (GA3) (faktor B) dengan uji F pada taraf
nyata 5%.
Kadar air relatif bunga = × 100%
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Kombinasi air kelapa 0% (v/v) dan 50% (v/v) dengan GA3 250 ppm dan
500 ppm tidak efektif menunda senescence pada bunga potong gerbera.
2. Konsentrasi air kelapa 50% (v/v) tanpa GA3 meningkatkan berat segar dan
berat kering bunga sehingga efektif menunda senescence bunga pada
bunga potong gerbera.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian efek kombinasi air kelapa dan GA3 terhadap
laju respirasi bunga potong gerbera (Gerbera jamesonii).
DAFTAR PUSTAKA
Adi, M.M. 2012. Pengaruh pemberian Larutan Kelapa (Cocos nucifera) denganPenambahan Larutan Gula Terhadap Kesegaran Bunga MawarPotong (Rosa hybrida). [Skripsi]. Universitas MuhammadiyahSurakarta. Surakarta.
Bambang, S. B. 2014. Penanganan Pascapanen Bunga Potong dan TanamanHias Pot. Fakultas Pertanian. Universitas Mataram.
Dardjat, S., Siregar, A. 1996. FisiologiTumbuhan. IPB. Bandung.
Deskripsi bunga gerbera diperoleh dari http://www.gerbera.org/species/jamesonii-barberton-daisy/. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2016 pukul 10.20WIB.
Direktorat Jendral Hortikultura. 2008. Produksi Tanaman Hias di Indonesia 2003-2007. Direktorat Jenderal Tanaman Hias. Jakarta.
Eason, J.R. 2002. Sandersonia aurantiaca: an evaluation of post harvest pulsingsolutions to maximize cut flower quality. N Z J Crop Hortic Sci30:273–279.
Gardjito, M., Handayani, W., Salfarino,R. 2015. Penanganan Segar Hortikulturauntuk Penyimpanan dan Pemasaran. Kencana Prenada Media.Semarang.
George, E. T., Sherrington, P.D. 1984. Plant Propagation bay Tisuue Culture,Handbook and Directory of Comercial Laboratories. England:Exegetics Limited Eastern Press. pp. 262, 267, 271, 279.
Iriani, F. 2009. Formulasi Lengkap Larutan Pengawet Bunga Potong Anyelir(Dyanthus caryophillus). Jurnal Agrikultura 20(3): 225-231.
Jaroenkit, T., Paull, R.E., 2003. Postharvest handling of Heliconia, Red Ginger,and Bird-of-Paradise. HortTechnology 13, 259–266.
39
Khrisnamoorthy, H. N. 1981. Plant Growth Substances Including Applications inAgriculture. Tata McGraw-Hill Pub. Co. Ltd. New Delhi.
Mangave, B.D., Singh, A. and Mahatma, M.K. 2013. Effect of different plantgrowth regulators and chemicals spray on post harvest physiology andvase life of Heliconia inflorescence cv. Golden Torch. Plant GrowthRegul. 69:259-264.
Mayak S, Halevy A, Sagie HS, Bar-Yoseph A, Bravdo B. 1974. The waterbalance of cut rose flowers. Physiol Plant 31(1):15–22.
Mayak, S dan Halevy, A.H. 1979. Senescense and posthavest physiology of cutflower, Part 1. In Jules Janick (Ed). Horticultural Reviews. AVIPublishing Company. Inc, Wesport, Connecticut. pp. 204 – 236.
National Resources Conservation Service (NRCS) USDA. 2016. Klasifikasitanaman gerbera diakses melaluihttp://plants.usda.gov/core/profile?symbol=GEJA pada 30 September2016 pukul 17.05WIB.
Rukmana, H Rahmat. 2003. Aneka Olahan Kelapa. Kanisius. Yogyakarta.
Salisbury, F. B dan C.W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. ITB. Bandung.
Salisbury, F.B. and Ross, C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. ITB. Bandung.
Serek M, Reid, M.S. 1997.Use of growth regulators for improving the postharvest quality of ornamentals. Perish handl 92:7–8.
Soekartawi. 1996. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk PengembanganPertanian Kecil. Rajawali Press. Jakarta.
Stead, A.D, van Doorn,W.G. 1994. Strategies of flower senescence—a review. In:Scott RJ, Stead AD, eds. Molecular and cellular aspects of plantreproduction. Cambridge: Cambridge University Press.
Struktur gibberellin acid diperoleh dari www.wildflowerfinder.org.uk. Diaksespada tanggal 2 Oktober 2016 pukul 10.05 WIB.
Warisno. 2004. Mudah dan Praktis Membuat Nata de Coco. Media Pustaka.Jakarta.
Widyawan dan Prahastuti. 1994. Bunga potong: tinjauan literatur. PDII. Jakarta.
Witham, F.H, David, F.B, Robert, M.D. 1986. Excercises in Plant PhysiologiSecond Edition. PWS Publisher. United States of America.
40
Wood A. and Pleg L.G. 1974. Alteration of liposomal membrane fluidity bygibberellic acid. Plant Physiol. 1(1): 31-40.
Yusnida, B. 2006. Pengaruh Pemberian Giberelin (GA3) dan Air KelapaTerhadap Perkecambahan Bahan Biji Anggrek bulan (Phalaenopsisamabilis bl) secara in Vitro. Hayati 2(2): 41-46.
Yulianingsih, D.A., & Sjaifullah. 2000. Penggunaan larutan perendam dalammenjaga kesegaran bunga potong anggrek Dendrobium sonia DeepPink. Jurnal Hortikultura 9(4): 314 – 319.
top related