pbl blok delapan
Post on 11-Dec-2015
273 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Sistem Vaskularisasi Ekstremitas Superior dan Inferior dan
Mekanisme Kerja Jantung
Yohana Boru Sidabalok
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
Email: yohana.2014fk250@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Semua jaringan tubuh, selalu bergantung pada aliran darah yang disalurkan kepada mereka
oleh kontraksi atau denyut jantung. Untuk vaskularisasi untuk extremitas superior adalah :
regio scapularis( bahu), regio brachii (lengan atas), regio antebrachi (lengan bawah), dan
regio manus ( tangan). Sedangkan untuk vaskularisasi untuk extremitas inferior adalah : regio
glutea, regio femoralis( kaki ) dan arteri poplitea. Pembuluh darah sebagai media penyebaran
tersusun atas tiga lapisan, yakni (dari luar ke dalam) tunika adventitia, tunika media, dan
tunika intima. Secara struktural jantung terbagi menjadi empat ruang yang terdiri dari atrium
dan ventrikel baik kanan maupun kiri. Atrium dan ventrikel berkontraksi dan berelaksasi
secara bergantian untuk memompa darah ke tubuh kita. Kontraksi dari jantung secara
berirama yang menimbulkan potensial aksi ditimbulkan oleh organ jantung sendiri.
Abstract
All body tissues, is always dependent on blood flow supplied to them by the contraction or
heart rate. For vascularization for superior extremity is: regio scapularis (shoulder), regio
brachii (upper arm), regio antebrachi (forearm), and regions manus (hand). As for
vascularization of the inferior extremities are: gluteal region, the region of the femoral (leg)
and popliteal arteries. Blood vessel as a medium for distributing composed of three layers,
namely (from outside to inside) tunica adventitia, tunica media, and tunica intima.
Structurally, the heart is divided into four chambers consisting of either the right atrium and
ventricle and left. Atria and ventricles alternately contract and relax to pump blood to the
body. Rhythmic contractions of the heart that cause an action potential induced by the heart
organ itself.
1
Pendahuluan
Semua jaringan tubuh, selalu bergantung pada aliran darah yang disalurkan kepada
mereka oleh kontraksi atau denyut jantung. Jantung merupakan suatu organ vital yang
menjadi sumber kehidupan bagi setiap manusia. Karena jantung bertugas mengatur sirkulasi
peredaran darah dalam tubuh manusia sehingga seluruh tubuh manusia mendapat asupan
oksigen dan nutrisi. Pada jantung tidak ada masa istirahat seperti pada otot biasa yang
terdapat fase relaksasi yang cukup lama, jika di jantung terdapat fase relaksasi yang cukup
lama maka akan terjadi hal yang bersifat fatal. Jantung merupakan salah satu organ utama
yang menyokong kehidupan manusia, berupa sekumpulan otot yang berfungsi memompakan
darah ke seluruh tubuh. Jantung bekerja dengan impuls saraf yang dihasilkan oleh dirinya
sendiri pada simpul SA, yang akan melalui simpul AV, kemudian disalurkan ke seluruh
bagian ventrikel melalui berkas His dan serat Purkinye.1
Sistem Makroskopik Vaskularisasi Ekstremitas Superior
Yang termasuk extremitas superior adalah vaskularisasi untuk : regio
scapularis( bahu), regio brachii (lengan atas), regio antebrachi (lengan bawah), dan regio
manus ( tangan).2
1. Vaskularisasi Regio Scapularis
Gambar 1 Vaskularisasi dan Anastomosis Regio Skapularis.3
2
Pendarahan daerah regio scapularis berasal dari cabang A.subclavia dan A.axillaris
(A.subclavia sinistra berasal dari arcus aorta dan A.subclavia dextra berasal dari
A.brachiocephalica).2
Pada regio scapularis terdapat anastomosis dari cabang-cabang pembuluh darah untuk
daerah bahu yaitu : 3
1. Arteria tranversa colli ( A.tranversa cervicalis ) cabang dari A.subclavia
2. Arteria tranversa scapula (A.suprascapularis ) cabang dari A.subclavia.
3. Arteria circum flexa scapula cabang dari A.subscapularis (A. axillaris)
2. Vaskularisasi Regio Brachii
Topografi A.brachialis : lanjutan dari a.axillaris di mulai proximal 1/3 lengan atas
berjalan ke distal bersama nervus medianus menuju fossa cubiti. A.brachialis pada lengan
atas mempercabangkan pembuluh darah yaitu : 4
1. A.profunda-brachi : berjalan menuju sulcus spiralis bersama nervus radialis, memberi
cabang A.collateralis radialis dan medialis .
2. A.collateralis-ulnae superior : di percabangankan pada pertengahan lengan atas
kemudian berdampingan dengan nervus ulnaris sampai 1/3 distal beranastomosis
dengan A.collateralis ulna inferior .
3. A.collateralis ulnae inferior : di percabangkan dari A.brachialis di atas
epicondylus medialis beranastomosis dengan A.collateralis superior. 4.
4. A.radialis dan A.ulnaris cabang terakhir pada fossa cubiti .
3. Vaskularisasi Regio Cubiti
Pada region cubiti anterior terdapat lekukkan yang dikenal dengan “Fossa cubiti”
yang dibatasi oleh otot-otot sbb : 3
1. atas : tendon m.bicep’s brachii
2. medial : m.pronator teres
3. lateral : m.brachioradialis
4. dasar : m.supinator
Dalam fossa cubiti terdapat alat sbb : Nervus medianus , A.brachialis dan Vena
brachialis. Kepentingan klinis : 5
1. Dapat meraba denyut nadi A.brachialis dan untuk mengukur tekanan darah
3
2. Pada regio fossa cubiti terdapat vena-superficialis ( vena mediana cubiti) dipakai
untuk pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium.
3. Untuk pemasangan infus cairan dan obat-obatan .
Cabang akhir A.brachialis adalah : 4
1. A.Radialis : berjalan pada sisi radial lengan bawah menuju pergelangan tangan
mempercabangkan : rami superficialis dan rami profunda radialis. Disini kita dapat
meraba denyut nadi dari A.radialis.
2. A.Ulnaris : berjalan pada sisi medial lengan bawah, pada bagian proximal
memberikan percabangan :
1. A.Interossea communis menuju ke anterior lengan bawah.
2. A.recurrent ulnaris superior menuju distal lengan atas.
3. A.recurrent ulnaris inferior menuju distal lengan atas.
Keduanya beranastomosis dengan A.collateralis ulnae superior dan inferior.
4. Vaskularisasi Regio Manus
Pada regio dorsalis manus terdapat daerah berbentuk segitiga yang dikenal dengan
“Snuff box “= Foveola radialis = Tabatiere anatomicum. Pada daerah ini terdapar rami
superficialis A.radialis. Batas-batasnya adalah :
1. sisi medial ( ulnar ) : tendo m.extensor pollicis longus
2. sisi lateral ( radial ) : tendo extensor pollicis brevis
3. proximal ( atas ) : ligamentum carpi dorsale ( retinaculum extensorum )
Pada regio manus : rami superficialis dari A.radialis dan A.ulnaris membentuk lengkungan
yang dinamakan : Arcus palmaris superficialis (arcus volaris superficialis), dan rami profunda
A.radialis dan A.ulnaris membentuk lengkungan yang dinamakan Arcus palmaris profunda
( arcus volaris profunda).6
Gambar 2 Vaskularisasi Regio Manus. 7
4
5. Perdarahan Vena Ekstremitas Superior
Vena-vena yang ada di tangan, seperti v.intercapitular, v.digiti palmaris dan
v.metacarpal dorsalis akan bermuara pada v.cephalica dan v.basilica di lengan bawah. Dari
distal ke proksimal, kedua vena ini akan mengalami percabangan dan penyatuan membentuk
v.mediana cephalica, v.mediana basilica, v.mediana cubiti, v.mediana profunda dan
v.mediana antebrachii sebelum mencapai regio cubiti. Setelah regio cubiti, vena-vena
tersebut kembali membentuk v.cephalica dan v.basilica. V.basilica akan bersatu dengan
v.brachialis (yang merupakan pertemuan v.radialis dan v.ulnaris) membentuk v.aksilaris di
mana nantinya v.cephalica juga akan menyatu dengannya (v.aksilaris). V.aksilaris akan terus
berjalan menuju jantung sebagai v.subclavia lalu beranastomosis dengan v.jugularis interna
dan eksterna (dari kepala) membentuk v.brachiocephalica untuk selanjutnya masuk ke atrium
dextra sebagai vena cava superior.5,4
Sistem Makroskopis Vaskularisasi Ekstremitas Inferior
1. Vaskularisasi Regio Glutea
1. A.glutea superior.
Merupakan cabang yang terbesar dari percabangan a.iliaca interna, bentuknya pendek,
berjalan ke arah doorsal melalui plexus sacralis, selanjutnya berjalan melalui foramen
supra piriformis, berada di sebelah medial n.gluteus superior.Pada tepi caudal
m.gluteus medius arteri ini bercabang menjadi ramus superficialis dan ramus
profundus.
Ramus superficialis melanjutkan diri di antara m.gluteus maximus dan m.gluteus
medius, memberi ramus muscularis dan mengadakan anastomose dengan cabang
a.glutea inferior.Ramus profundus berjalan di antara m.gluteus medius dan m.gluteus
minimus, bercabang dua membentuk ramus superior dan ramus inferior. Ramus
superior mengadakan anastomose dengan a.circumflexa ilium profunda dan ramus
ascendens dan a.circumflexa femoris lateralis. Ramus inferior mengadakan
anastomose dengan a.circumflexa femoris lateralis.3
2. A.glutea inferior
Merupakan salah satu cabang terminal dari a.hypogastrica, dan ujung lainnya disebut
a.pudenda interna. Arteri ini berjalan ke dorsal melalui plexus sacralis, melalui
5
foramen infra piriformis, berada di sebelah ventral m.gluteus maximus. Pembuluh
vena berjalan mengikuti arteri bersangkutan. 4,3
2. Vaskularisasi Regio Femoralis
Terdapat dua kelompok pembuluh vena, yaitu vena superficialis dan vena
profunda (berjalan mengikuti arteri bersangkutan).Vena superficialis terdiri atas vena
saphena magna dan vena saphena parva.
1. Vena saphena magna
Merupakan lanjutan dari vena marginalis, tampak di sebelah ventral malleolus
medialis, berjalan ascendens di sebelah medial dari crus, tiba di sebelah dorsal
condylus medialis tibiae et femoris, selanjutnya berada di sebelah medial crus,
masuk ke dalam fossa ovalis dan bermuara ke dalam vena femoralis. Sebelum
masuk fossa ovalis vena ini menerima :5,4
i. vena pudenda externa
ii. vena epigastrica superficialis
iii. vena circumflexa ilium superfisialis.
2. Vena saphena parva.
Merupakan lanjutan dari vena marginalis lateralis, berada di sebelah dorsal malleolus
lateralis, berjalan ascendens pada sisi lateral tendo calcaneus, makin ke cranial vena ini
terletak makin ke medial (tengah), menembusi fascia poplitea, dan bermuara ke dalam
vena poplitea (di antara kedua caput m.gastrocnemius). Sebelum bermuara ke dalam
vena poplitea maka vena saphena parva memberi cabang yang berjalan ascendens ke
arah ventral menuju ke vena saphena magna.Pada vena saphena parva terdapat 9 – 12
buah katup.3
Arteri regio femoralis adalah lanjutan dari a.iliaca externa setelah arteri ini melewati
tepi caudal ligamentum inguinale. Arteria iliaca commucis setinggi articulus
lumbosacralis membentuk bifurcatio menjadi Arteria iliaca interna (A.hypogastrica)
dan Arteri iliaca eksterna.A.iliaca externa mempunyai bentuk yang lebih besar dari
pada a.iliaca interna, berjalan oblique ke arah distal dan lateral mengikuti tepi medial
m.psoas major menuju ke bagian pertengahan ligamentum inguinale, berjalan melalui
lacuna vasorum sebagai Arteri femoralis, yang berada di sebelah lateral dari vena
femoralis. Sesaat sebelum melewati ligamentum inguinale arteria iliaca externa
memberi dua cabang, yaitu :2
1. A.epigastrica inferior
6
Arteri ini melengkung ke arah ventral, berjalan ascendens dan oblique sepanjang tepi
medial anulus inguinalis internus, menembusi fascia transversa abdominis, berada di
ventra linea semicircularis, ditutupi oleh m.rectus abdominis. Di sekitar umbilicus
terjadi anastomose dengan a.epigastrica superior. Ductus deferens berada di sebelah
latero-dorsal dari pangkal a.epigastrica inferior (pada wanita ligamentum teres uteri).2
2. A.circumflexa ilium profunda
Dipercabangkan dari dinding lateral a,iliaca externa, berhadapan dengan cabang
a.epigastrica inferior, berjalan oblique ke arah latero-cranial menuju ke spina iliaca
anterior superior, dan mengadakan anastomose dengan r.ascendens a.circumflexa
femoris lateralis. Selanjutnya arteri ini menembusi fascia transversa abdominis, berada
pada sisi medial crista iliaca, menembusi m.transversus abdominis, berjalan ke dorsal di
antara m.transversus abdominis dan m.obliquus internus abdominis, mengadakan
anastomose dengan a.glutea superior. Selain itu ada juga cabang yang mengadakan
anastomose dengan a.glutea inferior.4
A.femoralis selanjutnya berjalan ke distal, berada pada trigonum femorale, melalui
fossa ileopectinea, berjalan melalui canali adductorius hunteri, lalu masuk ke dalam
fossa poplitea dan menjadi Arteri poplitea. Pada trigonum femorale a.femoralis terletak
superficial di sebelah profunda subcutis (di sini dapat diraba pulsasinya).
Dari a.femoralis dipercabangkan :2
1. A.epigastrica superficialis
Dipercabangkan kira-kira 1 cm di sebelah caudal ligamentum inguinale, menembusi
fascia cribriformis, berjalan ascendens di sebelah superficial ligamentum inguinale
menuju ke arah umbilicus; mengadakan anstomose dengan percabangan a.epigastrica
inferior dan dengan arteri yang sama dari pihak sebelah.2
2. A.circumflexa ilium superficialis
Merupakan cabang yang kecil, dipercabangkan dekat pada percabangan a.epigastrica
superficialis, menembusi fascia lata dan berjalan ke arah lateral sejajar dengan
ligamentum inguinale.4
3. A.pudenda externa superficialis
Dipercabangkan dari dinding medial berdekatan dengan tempat percabangan kedua
arteri tersebut di atas, berjalan ke arah medialis menyilang funiculus spermaticus
(lig.teres uteri pada wanita), dan mensuplai darah kepada kulit pada regio pubica, penis
dan scrotum (labium majus), mengadakan anastomose dengan percabangan a.pudenda
7
interna.2
4. A.pudenda externa profunda
Dipercabangkan agak jauh ke caudal, menyilang m.pectineus dan m.adductor longus,
ditutupi oleh fascia lata dan menembusi fascia ini di sebelah medial regio femoris,
memberi suplai darah kepada kulit scrotum dan perineum, mengadakan anastomose
dengan percabangan a.perinealis.3
5. A.profunda femoris
Suatu cabang yang besar, dipercabangkan dari dinding latero-dorsal kurang lebih 2 –
5 cm di sebelah caudal ligamentum inguinale. Pada mulanya berada di sebelah lateral
a.femoralis, lalu berjalan di sebelah dorsal vasa femoralis, tiba di sebelah medial regio
cruralis, berada di sebelah dorsal m.adductor longus, berakhir pada sepertiga bagian
distal crus sebagai suatu pembuluh arteri kecil yang menembusi m.adductor magnus,
dan mensuplai otot-otot hamstring. Bagian terminal arteri ini disebut a.perforans IV.
A.profunda femoris dan a.femoralis bersama-sama berada di dalam fossa
iliopectinea, melanjutkan diri masuk ke dalam canalis adductoris Hunteri.Selain kedua
buah arteri tersebut maka di dalam canalis adductorius Hunteri terdapat juga serabut
motoris untuk m.vastus medialis dan nervus saphenus (kedua saraf ini adalah cabang
dari n.femoralis).
Percabangan a.profunda femoris adalah sebagai berikut :1
1. A.circumflexa femoris medialis
Dipercabangkan dari dinding medial a.profunda femoris, berjalan ke arah
medial (di dorsalis vasa femoralis), dan berada di antara m.pectineus dan
m.psoas major, lalu berjalan di antara m.obturator externus dan m.adductor
brevis, berjalan ke dorsal dan memberi cabang ramus superficialis dan ramus
profundus.
Ramus superficialis berada di antara m.quadratus femoris dan tepi cranial
m.adductor magnus, membentuk anastomose dengan a.glutea inferior,
a.circumflexa femoris lateralis dan ramus perforans prima ( crucial
anastomosis).
Ramus profundus berjalan oblique ke arah cranial di sebelah ventral
m.quadratus femoris, membentuk cabang r.ascendens dan
r.transversus.Ramus ascendens mengadakan anastomose dengan a.glutea
anferior di sebelah dorsal collum femoris (fossa trochanterica). Ramus
transversus berada di antara m.quadratus femoris dan m.adductor magnus,
8
mengadakan anastomose dengan ramus transversus a.circumflexa femoris
lateralis.A.circumflexa femoris lateralis.
Arteri ini dipercabangkan dari sisi lateral, berjalan horizontal ke arah lateral,
dan berada di sebelah dorsal m.rectus femoris, memberi tiga buah cabang,
yaitu ramus ascendens, ramus transversus dan ramus descendens. Ramus
ascendens berjalan ke arah cranial, ditutupi oleh m.tensor fasciae latae,
mengadakan anastomose dengan a.glutea superior dan a.circumflexa profunda.
Ramus transversus berbentuk kecil, seringkali tidak ada, berjalan ke arah
lateral, menyilang m.vastus intermedius dan menembusi m.vastus lateralis,
melingkari femur di sebelah distal dari trochanter major, mengadakan
anastomose dengan r.transversus a.circumflexa femoris medialis, a.glutea
inferior dan a.perforans prima. Ramus descendens berjalan ke distal di antara
m.rectus femoris dan m.vastus lateralis, dan turut membentuk rete articulare
genus.1,3
a. Rr.perforantes.
Ada 3 buah rami perforantes yang berjalan ke dorsal, menembusi
m.adductor magnus, yaitu: Arteri perforans prima berada diantara
m.pectineus dan m.adductor brevis, menembusi m.adductor magnus di
dekat linea aspera; memberi suplai darah kepada m.adductor brevis et
magnus, m.biceps femoris, m.gluteus maximus, membentuk
anastomose dengan a.glutea inferior, a.circumflexa femoris medialis,
a.circumflexa femoris lateralis dan a.perforants secuda. Arteria
perforans secuda bentuknya lebih besar daripada arteri yang pertama
tadi, menembusi tendo m.adductor brevis et magnus, melayani otot-
otot pada regio femoris di bagian dorsal. Dari arteri ini dipercabangkan
a.nutricia. Arteria perforans tertia berjalan ke dorsal dengan
menembusi m.adductor magnus, melayani otot pada regio femoris di
bagian dorsal, mengadakan anastomose dengan a.perforans yang
berada di cranialisnya dan dengan r.muscularis dari a.poplitea. Ujung
terminal a.profunda femoris sering disebut arteria perforans quartus.4
b. Rr.musculares
Mensuplai mm.adductores dan musculus hamstring.3
6. Rami musculares a.femoralis.
9
Cabang ini mensuplai m.sartorius, m.vastus medialis dan mm.adductores.5
7. A.genus suprema
Dipercabangkan oleh a.femoralis di dalam canalis adductorius, berjalan bersama-sama
dengan m.saphenus di dalam canalis adductorius, lalu menembusi membrana vasto
adductoria, berjalan descendens ke distal dan turut membentuk rete articulare genus.
Pembuluh vena berjalan bersama-sama dengan arterinya; vena femoralis ketika berada
di sebelah distal canalis adductorius terletak di sebelah dorsal a.femoralis, makin ke
cranial letaknya semakin ke arah medial sehingga ketika melalui lacuna vasorum vena
femoralis berada di sebelah medial, a.femoralis (nervus femoralis berada di sebelah
lateral arteria femoralis, tetapi nervus ini berjalan melalui lacuna musculorum bersama-
sama dengan m.ilipsoas). Variasi : a.circumflexa femoris lateralis atau dan
a.circumflexa femoris medialis dipercabangkan oleh arteria femoralis.4,5,6
3. Arteri Poplitea
Berada di dalam fossa poplitea, terletak pada lantai fossa tersebut, dan pada
tepi cranialis m.soleus arteria poplitea bercabang dua membentuk Arteri tibialis anterior
dan Arteri tibialis posterior.3
Percabangan a.poplitea adalah sebagai berikut :
1. A.genus superior medialis
Dipercabangkan dari sisi medial a.poplitea, berjalan ke arah medial di sebelah ventral
m.semimembranosus dan m.semitendinosus. berada di sebelah cranial caput medial
m.gastrocnemius, dan membentuk rete articulare genus.4
2. A.genus superior lateralis.
Dipercabangkan dari sisi lateral a.poplitea, berjalan ke arah lateral, berada di sebelah
cranial epicondylus lateralis femoris, ditutupi oleh tendo m.biceps femoris. Terbentuk
anastomose dengan ramus descendens a.circumflexa femoris lateralis, dan bersama-
sama membentuk rete articulare genus.2
3. A.genus media.
Berjalan menembusi ligamentum popliteum obliquum dan capsula articulare,
mensuplai membrana synovialis articulatio genu.3
4. A.genus inferior medialis
Berjalan menyilang tepi cranialis m.popliteus, berada di sebelah caudal condylus
medialis tibiae, ditutupi oleh lig.collaterale tibiale, dan turut membentuk rete articulare
10
genus.2
5. A.genus inferior lateralis
Berjalan ke arah lateral pada tepi cranialis condylus lateralis tibiae, ditutupi oleh
lig.collaterale fibulare, turut membentuk rete articulare genus.2
6. Aa.surales
Adalah dua buah arteri yang agak besar, dipercabangkan setinggi articulatio genu,
berada di antara percabangan a.genus superior dan a.genus inferior, memberi
vascularisasi kepada m.gastrocnemius, m.soleus dan m.plantaris.3
a. Arteri Tibialis Anterior
Pada tepi caudal m.popliteus a.tibialis anterior berjalan ke arah ventral melalui tepi
cranialis membrana interossea cruris, lalu berjalan ke arah distal dan berada di antara
m.tibialis anterior dan m.extensor digitorum longus. Makin ke distal arteri ini berada di
antara m.tibialis anterior dan m.extensor hallucis longus. Kemudian arteri ini berjalan
di sebelah profunda ligamentum transversum cruris dan ligamentum cruciatum cruris,
meninggalkan ligamentum tersebut sebagai Arteri dorsalis pedis.4
Percabangan a.tibialis anterior :
1. A.recurrens anterior posterior
Dipercabangkan sebelum a.tibialis anterior berjalan melewati bagian proximal
membrana interossea cruris, berjalan ke arah cranialis di sebelah ventral m.popliteus,
dan turut membentuk rete srticulare genus.2
2. A.recurrens tibialis anterior
Dipercabangkan ketika a.tibialis anterior berjalan melalui membrana interossea cruris,
dan berada di sebelah ventro-lateral articulatio genu, turut membentuk rete articulare
genus.2
3. A.malleolaris anterior lateralis
Berjalan di sebelah profunda tendo m.extensor digitorum longus dan m.peroneus
tertius, membentuk anastomose dengan ramus perforans a.peronea.3
4. A.malleolaris anterior medialis
Berjalan di sebelah dorsal tendo m.extensor hallucis longus dan m.tibialis anterior.
Mengadakan anastomose dengan percabangan dari a.tibialis posterior.2
b. Arteri Tibialis Posterior
Dimulai pada tepi caudal m.popliteus, berjalan turun dengan arah miring, berada di
sebelah dorsal m.tibialis posterior, ditutupi oleh fascia cruris lamina profunda, berjalan
di antara m.flexor digitorum longus dan m.flexor hallucis longus, tiba di antara
11
malleolus medialis dan calcaneus. Di sebelah dorso-caudal malleolus medialis arteri ini
bercabang dua menjadi Arteri plantaris medialis dan Arteri plantaris lateralis.4
Percabangan a.tibialis posterior :
1. A.peronea
Berjalan ke arah fibula, berada di antara m.tibialis posterior dan m.flexor hallucis
longus. Di bagian proximal arteri ini ditutupi oleh m.soleus, di bagain distal ditutupi
oleh m.flexor hallucis longus. 5
2. A.nutricia tibiae.
Dipercabangkan dekat pada pangkal a.tibialis posterior, mensuplai tibia.Berjalan
oblique dari cranial ke caudal.2
3. R.muscularis
Mensuplai m.soleus dan otot lapisan profunda cruralis.2
4. A.malleolaris posterior medialis
Adalah sebuah arteri kecil yang melingkungi malleolus medialis, turut membentuk rete
malleolare mediale.3
5. R.communicans
Dipercabangkan kira-kira 5 cm dari ujung distal a.tibialis posterior, ditutupi oleh
m.flexor hallucis longus, dan mengadakan hubungan dengan r.communicans
a.peronea.2
6. R.calcaneus medialis
Dipercabangkan sebelum a.tibialis posterior membentuk bifurcatio; turut membentuk
rete calcaneus bersama-sama dengan r.calcaneus lateralis.4
c. Arteri Plantaris Medialis
Berjalan ke distal melalui ligamentum laciniatum, berada di sebelah lateral
m.abductor hallucis, bercabang dua membentuk r.superficialis dan r.profundus.
Ramus superficialis menembusi m.abductor hallucis, berada pada sisi medial
pedis, dan melanjutkan diri sampai basis jari I.5
Ramus profundus berjalan ke distal, mula-mula berada di antara m.abductor
hallucis dan m.flexor digitorum longus, lalu berada di antara m.abductor hallucis
dan m.flexor digitorum brevis, bermuara ke dalam a.metatarsea plantaris I.
Sebelum bermuara kadang-kadang memberi cabang a.plantaris medialis proprii,
berada di sebelah medial jari I.6
d. Arteri Plantaris Lateralis
12
Berjalan melalui ligamentum laciniatum menuju ke arah lateral, berada di
sebelah lateral m.adductor hallucis, terus ke distal di antara m.flexor digitorum
brevis dan m.quadratus plantae, lalu berada di antara m.flexor digitorum longus
dan m.abductor digiti V, setinggi basis os matatarsal V membelok ke medial dan
membentuk arcus plantaris, ditutupi oleh m.adductor hallucis, berada di antara
m.adductor hallucis dan mm.interossei. Cabang lainnya menuju ke tepi lateral
jari V, disebut a.plantaris superficialis lateralis.4
Dari arcus plantaris dipercabangkan aa.metatarseae plantares II – III –
IV.Setiap a.metatarsea plantaris mempercabangkan dua buah aa.digitales
plantares.3
e. Arteri Dorsalis Pedis
Merupakan lanjutan dari a.tibialis anterior. Berjalan ke arah anterior pada
dorsum pedis, berada di sebelah dorsal talus, os naviculare, menuju ke spatium
intermetatarsalia I, lalu bercabang dua membentuk A.dorsalis hallucis [ =
a.metatarsea dorsalis I ] dan ramus plantaris profundus.5 Cabang-cabang yang
lain adalah :
1. A.tarsea lateralis
Dipercabangkan di sebelah dorsal os naviculare, berjalan ke arah latero-
anterior, dan berada di sebelah dorsal ossa tarsalia, ditutupi oleh m.extensor
digitorum brevis. Mengadakan anastomose dengan a.arcuata, a.malleolaris
anterior lateralis, a.plantaris lateralis dan r.perforans a.peronea, membentuk rete
dorsale pedis dan rete malleolare laterale.2
2. Aa.tarseae mediales
Berjumlah 2 – 3 buah, berjalan ke arah medial, turut membentuk rete
malleolare mediale.3
3. A.arcuata
Dipercabangkan di sebelah anterior dari a.tarsea lateralis, berjalan ke arah
lateral, menyilang basis ossis metatarsalis, ditutupi oleh tendo m.extensor
digitorum brevis. Mengadakan anastomose dengan a.tarsea lateralis membentuk
rete dorsale pedis.2
Dari a.arcuata dipercabangkan aa.metatarseae dorsales II – IV yang berjalan ke
distal, dan setiap cabang tersebut mempercabangkan dua buah aa.digitales
dorsales.Percabangan lainnya adalah rami perforantes posteriores. A.metatarseae
dorsalis I berjalan ke distal menuju celah antara jari I dan jari ke II, mensuplai
13
sisi lateral jari I dan sisi medial jari II.Arteri ini ditutupi oleh tendo m.extensor
hallucis brevis. A.plantaris profundus berjalan ke arah planta pedis dengan
menembusi m.interosseus dorsalis I, mengadakan hubungan dengan ujung
terminal arcus plantaris.5
f. Nervus Tibialis
Saraf ini mempunyai bentuk yang lebih besar daripada nervus peroneus
communis [= n.fibularis communis]. Berasal dari medulla spinalis segmen
lumbal 4 – 5 dan sacral 1 – 3.Ditutupi oleh caput longum m.biceps femoris,
berjalan di tengah-tengah fossa poplitea, ditutupi oleh jaringan lemak dan
fascia.Sealnjutnya menyilang m.popliteus, berjalan di antara kedua caput
m.gastrocnemius, ditutupi oleh m.soleus. Kemudian berjalan descendens ke
distal, berada tetap pada facies ventralis m.soleus, menuju ke tepi medial tendo
calcaneus, ditutupi oleh retinaculum musculorum flexorum, membentuk
bifurcatio menjadi nervus plantaris medialis dan nervus plantaris lateralis.6
Pangkal n.tibialis berada di sebelah lateral vasa poplitea. Ketika berada di
dalam fossa poplitea saraf ini berada pada facies superficialis arteri dan vena
poplitea, lalu berjalan di sebelah medialnya, melanjutkan diri dengan melewati
arcus tendineus musculi solei.2
N.tibialis meninggalkan fossa poplitea dengan berjalan bersama dengan arteria
tibialis posterior, mula-mula berada di sebelah medialnya, lalu menyilang arteri
tersebut dan tiba di bagian lateralnya, mencapai pergelangan kaki.
Memberi percabangan :1,3
1. rami articulares yang mempersarafi articulatio genu dan articulatio
talocruralis;
2. rami musculares yang mempersarafi m.gastrocnemius, m.plantaris,
m.soleus, m.popliteus, m.tibialis posterior, m.flexor digitorum longus dan m
flexor hallucis longus ;
3. n.cutaneus surae medialis yang tetap berada superficial di antara kedua caput
m.gastrocnemius, berjalan bersama-sama dengan vena saphena parva, dan pada
pertengahan facies dorsalis crus saraf ini berjalan menembusi fascia profunda,
dan bergabung dengan ramus communicans yang dipercabangkan oleh
n.cutaneus surae lateralis, yakni suatu cabang dari n.peroneus communis;
gabungan kedua serabut tersebut membentuk nervus suralis. Nervus suralis
berjalan pada sisi lateral tendo calcaneus, turun ke distal, berada di antara
14
malleolus lateralis dan calcaneus, mempersarafi kulit pada bagian dorsal crus,
mengadakan hubungan dengan n.cutaneus femoris posterior. Selanjutnya
n.suralis membelok ke anterior di sebelah caudal malleolus lateralis, dan menjadi
nervus cutaneus dorsalis lateralis, yang berjalan sepanjang sisi lateral pedis,
termasuk jari V. membentuk hubungan dengan n.cutaneus dorsalis intermedius
pada dorsum pedis, yang merupakan cabang dari n.peroneus superficilais ;
4. n.plantaris medialis, bentuknya lebih besar daripada n.plantaris lateralis,
berjalan bersama-sama dengan arteria plantaris medialis. Saraf ini berjalan di
sebelah profunda m.abductor hallucis, menampakkan diri di antara m.abductor
hallucis dan m.flexor digitorum brevis, memberi cabang nervus digitalis
plantaris proprius untuk jari I. Dari n.plantaris medialis dipercabangkan tiga
buah nervi digitales plantares communes; masing-masing bercabang dua
membentuk nervi digitales plantares proprii, yang mempersarafi permukaan-
permukaan yang saling berhadapan dari jari I, II, III dan IV ;
5. n.plantaris lateralis, mempersarafi kulit pada jari V dan seperdua lateral jari
IV, dan juga otot-otot lapisan profunda. Saraf ini berjalan ke distal bersama-
sama dengan arteria plantaris lateralis menuju ke sisi lateral pedis, terletak di
antara m.flexor digitorum brevis dan m.quadratus plantae, bercabang mejadi
ramus superficialis dan ramus profundus.
Sistem Mikroskopis Pembuluh Darah
Pembuluh darah sebagai media penyebaran tersusun atas tiga lapisan, yakni (dari luar
ke dalam) tunika adventitia, tunika media, dan tunika intima. Antar tunika memiliki batas,
yakni Lamina Elastika Interna (LEI) yang membatasi tunika intima dengan tunika media, dan
Lamina Elastika Eksterna (LEE) yang membatasi tunika media dengan tunika adventitia.
Tunika intima terdiri atas endotel dan subendotel. Lapisan endotel terdiri atas epitel selapis
gepeng, yang berfungsi mensekresikan faktor pencegah pembekuan darah dan menjaga tonus
otot polos. Antar sel saling berhubungan dengan junction complexes. Sementara lapisan
subendotel adalah jaringan ikat alveolar. Tunika media terdiri atas otot-otot polos, sehingga
sering disebut lapisan muskular. Tunika adventitia pada pembuluh darah besar dan sedang
mengandung vasa vacerum (pembuluh darah yang memberi nutrisi pada pembuluh darah
besar dan sedang).8
15
Gambar 4. Lapisan Pembuluh Darah Muskular.9
Arteri dibedakan atas empat jenis menjadi arteri besar (aorta/ elastik), arteri sedang
(medium/ muscular), arteri kecil, dan arteriol.Arteri besar berfungsi sebagai peredam tekanan
sistol jantung agar darah berjalan mulus (conducting arteries). Arteri sedang berfungsi
sebagai penyebar (distributing arteries), dan arteri kecil berperan sebagai pengontrol aliran
darah ke dalam kapiler (metarteriol).Arteri besar tersusun atas lapisan tunika intima (endotel
= lamina basalis; subendotel = atas jaringan ikat, elastin, kolagen dan otot polos; serta
merupakan fungsi tight dan gap junction), tunika media (lapisan tebal; fibroblas, elastin,
kolagen dan otot polos) dan tunika adventitia (fibroblas, jaringan ikat, terdapat vasa
vacerum). Batas LEE dan LEI tidak terlihat jelas pada arteri besar.10
Arteri sedang tersusun atas lapisan tunika intima (endotel = lamina basalis; subendotel
= sedikit jaringan ikat), tunika media (lapisan tebal; elastin, kolagen dan otot polos sirkuler)
dan tunika adventitia (jaringan ikat, tinggi fibroblas dan kolagen serta serat elastinya
berkonsentrasi pada LEE). Batas LEI dan LEE terlihat jelas.Sedangkan arteri kecil tersusun
atas tunika media (otot polos) dan tunika adventitia (jaringan tipis, tidak mengalami
perkembangan). Arteriol ukuran paling kecil ialah metarteriol (selapis otot discontinuous)
yang fungsinya sebagai sphincter (pengatur alur darah ke kapiler).11
Kapiler darah merupakan tempat bertukanya zat yang diangkut.Tersusun atas selapis
endotel (hanya tunika intima). Dibagi 3 jenis, yakni tipe fenestrata (beberapa sel endotel
membentuk pori-pori yang menutup membran, sangat permiabel; banyak terdapat di organ
visceral), tipe kontinu (banyak terdapat di otot, saraf dan jaringan ikat) dan tipe sinusoid
(bangunan berongga yang banyak terdapat di hati dan lien).10
16
Seperti hal nya arteri, vena dibagi menjadi tiga jenis, yakni vena besar, sedang, dan
kecil (venule). Vena besar tersusun atas lapisan tunika intima (endotel = lamina basalis;
subendotel = jaringan ikat), tunika media (lapisan tipis; kurang sempurna dalam
perkembanga) dan tunika adventitia (lebih besar dari tunika media). Vena sedang tersusun
atas lapisan tunika intima (endotel = lamina basalis; subendotel = sedikit jaringan ikat),
tunika media (lapisan tipis; serat kolagen lebih menonjol dari otot polos) dan tunika
adventitia (lapisan yang lebih tebal dari tunika media; terdapat otot polos). Sedangkan pada
vena kecil (venule) berfungsi sebagai pertukaran zat dengan permeabilitas yang sangat tinggi.
Vena memiliki katup yang berguna untuk mengatasi gaya berat sehingga darah tidak
mengalir kembali ke arteri, sebagai pompa dan mencegah agar kekuatan kontraksi otot
rangka tidak menimbulkan tekanan balik ke kapiler darah.11
Gambar 5. Lapisan Pembuluh Arteri dan Vena. 12
Mekanisme Kerja Jantung
Jantung dapat bekerja karena diatur oleh sistem saraf khusus yang bekerja secara
otonom atau diluar kesadaran. Jantung terdiri dari empat ruang-dua atrium dan dua ventrikel.
Sisi kanan jantung mengumpulkan darah dalam atrium kanan. Darah mengalir ke paru-paru
melalui ventrikel kanan. Dalam paru-paru darah Darah teroksigenasi (kaya oksigen). Jantung
kiri mengumpulkan pemurnian darah ke atrium kiri. Dari sini darah masuk ke dalam ventrikel
kiri. Ventrikel kiri bertanggung jawab untuk sirkulasi ke seluruh bagian tubuh.13
Jantung ketika bekerja secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan isi
jantung dan juga berelaksasi dalam rangka mengisi darah kembali. Atrium dan ventrikel
17
berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian untuk memompa darah ke tubuh kita. Ketika
kontraksi ventrikel, darah dapat mengalir kembali ke bagian atria. Tetapi katup mitral dan
trikuspid mencegah hal ini terjadi, dengan menutup ketika ventrikel penuh.14
1) Kontraksi dan Relaksasi Atrium dan Ventrikel
Siklus jantung terdiri dari periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastol
(relaksasi dan pengisian jantung) bergantian. Atrium dan ventrikel mengalami siklus sistol
dan diastole yang terpisah.Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi ke seluruh jantung,
sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi otot jantung.14
Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan diastole.
Tahap ini sesuai dengan interval TP pada EKG-interval setelah repolarisasi ventrikel dan
sebelum depolarisasi berikutnya.Karena aliran masuk darah yang kontinu dari sistem vena ke
dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik
tersebut melemas.Karena perbedaan tekanan ini, katup AV terbuka, dan darah mengalir
langsung dari atrium ke dalam ventrikel selama diastole ventrikel.Akibatnya volume
ventrikel perlahan-lahan meningkat bahkan sebelum atrium berkontraksi.13
Pada akhir diastole ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan membentuk potensial
aksi. Impuls menyebar ke seluruh atrium, yang terekam di EKG sebagai gelombang P.
Depolarisasi atrium menimbulkan kontraksi atrium, yang memeras lebih banyak darah
kedalam ventrikel, sehingga terjadi peningkatan kurva tekanan atrium. Proses penggabungan
eksitasi-kontraksi terjadi selama jeda singkat antara gelombang P dan peningkatan tekanan
atrium. Peningkatan tekanan ventrikel yang menyertai yang berlangsung bersamaan dengan
peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh penambahan volume darah ke ventrikel oleh
kontraksi atrium.Selama kontraksi atrium, tekanan atrium tetap sedikit lebih tinggi daripada
tekanan ventrikel, sehingga katup AV tetap terbuka.14
Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel.Pada saat ini, kontraksi
atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Voume darah pada akhir diastole dikenal sebagai
volume diastolic akhir (end diastolic volume, EDV), yang besarnya sekitar 135 ml. Dengan
demikian, volume diastolic akhir adalah jumlah darah maksimum yang akan dikandung
ventrikel selama siklus ini.14
Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melalui nodus AV dan sistem penghantar
khusus untuk merangsang ventrikel.Ketika kontraksi ventrikel dimulai, tekanan ventrikel
segera melebihi tekanan atrium.Perbedaan tekanan yang terbalik ini mendorong katup AV
menutup.Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV telah tertutup,
18
tekanan ventrikel harus terus meningkat sebelum tekanan tersebut dapat melebihi tekanan
aorta untuk membuka katup aorta.Dengan demikian terdapat periode waktu singkat antara
penutupan katup AV dan pembukaan katup aorta pada saat ventrikel menjadi suatu bilik
tertutup.Karena semua katup tertutup, tidak ada darah yang masuk atau keluar ventrikel,
interval ini disebut sebagai periode kontraksi ventrikel isovolumetrik (isovolumemetric
berarti “volume dan panjang konstan”), tekanan ventrikel terus meningkat karena volume
tetap.Volume ventrikel berkurang secara drastic sewaktu darah dengan cepat dipompa ke
luar.Jumlah darah yang tersisa di ventrikel pada akhir sistol ketia fase ejeksi usai disebut
sebagai volume sistolik akhir (end-systolic volume,ESV) yang besarnya sekitar 65 ml.13
2) Fase Perubahan Tekanan pada Jantung Akibat Kontraksi Atrium dan Ventrikel
Darah mengalir melalui jantung melalui suatu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke
ventrikel ke arteri. Adanya 4 katup jantung satu arah memastikan darah mengalir ke satu
arah. Katup-katup diposisikan sedemikian sehingga mereka membuka dan menutup secara
pasif akibat dari perbedaan tekanan seperti pintu satu arah. Gradien tekanan ke arah depan
yaitu dimana tekanan di belakang katup lebih besar akan memaksa katup terbuka, sementara
gradien tekanan yang mengarah ke belakang, yaitu dimana tekanan di depan katup lebih besar
mendorong katup tertutup.15
Kedua katup antrioventrikel membiarkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel
selama pengisian ventrikel dimana terjadi ketika tekanan atrium melebihi tekanan ventrikel.
Namun, akan mencegah aliran balik darah dari ventrikel ke dalam atrium sewaktu
pengosongan ventrikel yang dimana tekanan ventrikel jauh melebihi tekanan atrium.13
Kedua katup jantung yang lain yaitu katup aorta dan pulmonalis. Katup-katup ini akan
dipaksa membuka ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan masing-masing melebihi tekanan di
aorta dan arteri pulmonalis sewaktu kontraksi dan pengosongan ventrikel. Penutupan terjadi
ketika ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun dibawah dari tekanan aorta dan arteri
pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah darah mengalir dari arteri kembali ke dalam
ventrikel. Ketika ventrikel melemas terbentuk gradien tekanan kearah belakang dengan
semburan balik darah mengisi daun katup yang berbentuk seperti kantung dan mendorong
daun-daun tersebut dalam posisi tertutup.15
Tekanan Darah Arteri Normal
19
Tekanan darah dalam arteri brakialis pada orang muda dewasa pada posisi duduk istirahat
duduk atau berbaring menedekati 120/70 mm Hg. Cukup kelihatan lebih rendah pada malam
hari dan pada perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Karena tekanan arteri adalah hasil
curah jantung dan tekanan perifer, dipengaruhi oleh kondisi yang mempengaruhi salah satu
atau kedua faktor tersebut. Emosi misalnya meningkatkan curah jantung, dan mungkin sulit
menentukan tekanan darah istirahat sebenarnya pada orang yang gelisah atau tegang. Secara
umum, peningkatan curah jantung meningkatkan tekanan sistolik, sedangkan peningkatan
tahanan perifer meningkatkan tekanan diastolik.13
Terdapat kontroversi mengenai penentuan batas tekanan darah normal dan tinggi
(hipertensi), terutama pada orang tua. Namun, bukti tampaknya sesuai dengan apa yang
terlihat pada orang yang sehat mengenai kenaikan tekanan sistolik dan diastolik dengan
peninkatan umur. Penyebab penting dari peningkatan tekanan sistolik adalah penurunan
distensibilitas arteri; pada tingkat yang sama dengan curah jantng, tekanan sistolik lebih
tinggi pada orang tua dibandingkan orang muda karena peningkatan volume dari sistem arteri
selama sistolik lebih sedikit untuk mengakomodasi jumlah darah yang sama.15
1. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah dan Nadi13
a) Kekuatan memompa jantung.
b) Banyaknya darah yg beredar.
c) Viskositas darah.
d) Elastisitas dinding pembuluh darah.
e) Tahanan tepi.
2. Faktor yang mempengaruhi denyut nadi :13
a) Posisi : lebih cepat jika berdiri dibanding tiduran.
b) Umur : anak lebih cepat dari pada dewasa.
c) Jenis kelamin : pria lebih cepat dari pada wanita.
20
d) Emosi : emosi kuat akan meningkatkan pulse.
Kesimpulan
Sistem Cardiovaskuler merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk
mempertahankan kuantitas dan kualitas dari cairan yang ada diseluruh tubuh. Sistem
kardiovaskuler terdiri dari dua sistem, yaitu sistem jantung dan vasa darah. Sistem sirkulasi
darah dimulai dari jantung yang berfungsi untuk mempompa darah yang kemudian dialirkan
melalui aorta dan diteruskan ke cabang – cabang pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler
berhubungan erat dengan darah dimana masing – masing darah memiliki tugas atau fungsi
sendiri – sendiri dan saling berkaitan satu sama lain.
Sistem kardiovaskular memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke
seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal
setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup
sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem
kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi
dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan
suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi.
Daftar Pustaka
1. Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2006.
2. James G. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2006.
3. Diunduh dari
http://www.google.co.id/search?
q=vaskularisasi+regio+manus&rlz=1C1_____enID457ID457&source=lnms&t
bm=isch&sa=X&ei=f-
SKVfeMDcKUuATX8bCIBw&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1349&bih=583,
pada tanggal 22 Juni 2015.
4. Poedjiadi,A. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta :PT.Gramedia;
2004.
5. Moore K.L, Agur A.M. Anatomi klinis dasar. Jakarta:Hipokrates, 2005.
21
6. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.
7. Diunduh dari
http://www.google.co.id/search?
q=vaskularisasi+regio+manus&rlz=1C1_____enID457ID457&source=lnms&t
bm=isch&sa=X&ei=f-
SKVfeMDcKUuATX8bCIBw&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1349&bih=583,
pada tanggal 22 Juni 2015.
8. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi.Edisi ke-12. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2007.
9. Diunduh dari
http://www.google.co.id/search?
q=lapisan+pembuluh+darah&rlz=1C1_____enID457ID457&source=lnms&tb
m=isch&sa=X&ei=u-
GKVbj_HoeHuASWxoOgDg&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1349&bih=583 ,
pada tanggal 23 Juni 2015.
10. Leeson P. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.
11. Ross MH, Pawlina W. Histology a text and atlas: with correlated cell and
molecular biology. 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2011.
p. 420
12. Diunduh dari
http://www.google.co.id/search?
q=lapisan+pembuluh+darah&rlz=1C1_____enID457ID457&source=lnms&tb
m=isch&sa=X&ei=u-
GKVbj_HoeHuASWxoOgDg&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1349&bih=583#t
bm=isch&q=lapisan+pembuluh+darah+vena+dan+arteri , pada tanggal 23 Juni
2015.
13. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke – 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012. hal 340 – 444.
14. Ganong WF. Buku ajar fisiologikedokteran 22nded. Jakarta: EGC; 2008:h.88-
92.
15. Guyton AC, Hall JE. Buku saku fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. h.74-7, 133-68, 269.
22
top related