pbl blok 6 ceni baru
Post on 28-Dec-2015
21 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Pendahuluan
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc
dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak adalah bagian susunan saraf pusat yang
terletak didalam cavitas cranii dan berfungsi mengatur dan mengkoordinir sebagian besar
gerakan, perilaku, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh, baik secara exteroseptor,
interoseptor maupun proprioseptor. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan
seluruh tubuh. Dengan demikian perlunya mengetahui mekanisme kerja dan fungsi bagian-
bagian dari otak dalam menerima suatu rangsangan baik itu secara eksteroseptor, interoseptor,
maupun proprioseptor.
Otak
Struktur dan Fungsi Otak
Otak manusia terdiri dari dua hemisfer (belahan) yaitu : hemisfer kiri dan hemisfer
kanan. Kedua hemisfer bekerja secara kontralateral. Hemisfer kiri akan mengendalikan sistem-
sistem tubuh yang terletak dibagian kanan tubuh, sedangkan di hemisfer kanan akan
mengendalikan sistem-sistem tubuh yang terletak dibagian kiri tubuh. Pada Otak terbagi
menjadi 3 bagian yaitu :1
I. Otak Depan
1. (Proencephalon)
Pada bagian depan otak manusia terdapat bagian yang paling menonjol disebut otak
besar atau cerebrum. Cerebrum ini terbagi menjadi hemisfer kanan dan kiri. Permukaan luar
cerebrum (korteks cerebrum) berwarna abu-abu karena mengandung banyak badan sel saraf.
Selain itu, pada bagian dalam (medula) otak depan terdapat lapisan yang berwarna putih,
karena mengandung dendrit dan akson. Korteks serebrum berkaitan dengan sinyal saraf
ke dan dari berbagai bagian tubuh. Karenanya, pada korteks serebrum terdapat area sensorik
yang menerima impuls dari reseptor pada indra. Di samping itu, bagian tersebut terdapat
juga area motorik yang mengirimkan perintah pada efektor. Selain itu, terdapat terdapat area
asosiasi yang menghubungkan area motorik dan sensorik serta berperan dalam berbagai
aktivitas misalnya berpikir, menyimpan ingatan, dan membuat keputusan. Otak depan
manusia terbagi atas empat lobus (bagian), meliputi lobus frontalis (bagian depan) yang
terletak didepan sulcus centralis dan diatas sulcus lateralis, lobus parietalis terletak
dibelakang sulcus centralis dan diatas sulcus lateralis, lobus temporalis (bagian samping)
terletak dibawah sulcus lateralis dan lobus occipitalis (bagian belakang) terletak dibawah
sulcus parieto-occipitalis.
Gambar 1 : Otak besar2
2. Diencephalon
Diencephalon hampir seluruhnya tertutup dari permukaan otak. Terdiri atas thalamus
didorsal dan hypotalamus dibagian ventral. Thalamus adalah massa substantia grisea besar,
yang terletak dikanan dan kiri ventrikulus tertius. Thalamus merupakan stasiun perantara besar
untuk jaras sensorik afaren yang menuju ke cortex cerebri.
Hypothalamus membentuk bagian bawah dinding lateral dan dasar ventrikel tertius.
Hyphotalamus merupakan kumpulan nukleus-nukleus spesifik dan serat-serat yang terletak
dibagian talamus yang berfungsi sebagai pusat integrasi bagi banyak fungsi homeostatik, seperti
mengontrol suhu tubuh, mengontol rasa haus dan pengeluaran urin, serta berfungsi sebagai
penghubung antara saraf otonom dan endokrin.
II. Otak Tengah (mesencephalon)
Otak tengah terletak didepan otak kecil. Mesenchepalon adalah bagian yang berjalan
melewati incisura tentorii dan menghubungkan otak depan dengan otak belakang.
Mesenchepalon terdiri dari dua belahan lateral disebut penduculus cerebri. Masing-masing
dibagi dalam pars anterior yaitu gyrus cerebri, dan bagian posterior yaitu tegmentum. Pada
otak tengah mempunyai saraf oculomotorius yang berfungsi untuk refleks kejap mata.
III. Otak belakang
1. Cerebellum (otak kecil)
Cebellum terletak didalam fossa cranii posterior ditutupi oleh durameter yang
menyerupai atap tenda, yaitu tentorium yang memisahkan dari bagian posterior cerebellum.
Fungsi cerebellum sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperluas gerakan
otot, mengubah tonus dan kekuatan untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh.
2. Pons
Terletak pada permukaan anterior cerebellum dibawah mesenchepalon dan diatas
medula oblongata. Pons berfungsi sebagai penghubung antara cerebellum dan medula
oblongata yang berfungsi sebagai pusat saraf cranial yang ke V (trigeminus), VI (abdusen),
dan VII (facialis).
3. Medula oblongata
Medula oblongata berbentuk kerucut dan menghubungkan pons diatas dengan medula
spinalis dibawah. Medula oblongata berfungsi sebagai pusat mengontrol aktivitas
pernafasan serta pusat aktivitas jantung.
Pelindung otak
Terdapat 4 macam pelindung otak yaitu: tulang tengkorak, meninges (membran otak), cairan
cerebrospinalis (liquor cerebrospinalis, LCS), dan blood- brain barrier (sawar darah otak).
Maninges terdiri dari 3 lapisan yaitu:3
a. Duramater melekuk ke dalam dan memisahkan cavum crania kepada beberapa bagian
dan merupakan lapisan yang kuat dan tidak elastis.
b. Arachnoidmater merupakan lapisan yang longar (elastis) terletak di bagian eksternal
piamater dan mengandung sedikit pembuluh darah. Runga araknoid memisahkan lapisan
arachnoid dari piameter dan mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh darah dan
jaringan penghubung serta selaput yang mempertahankan posisi arachnoid terhadap
piameter di bawahnya.
c. Piamater
Piamater adalah membran halus, tipis, yang dengan erat membungkus otak, membukus
gyrus-gyrus dan masuk kedalam sulcus-sulcus yang terdalam.
Cairan Cerebrospinalis
Cairan cerebrospinalis mengelilingi ruang subarachnoid di sekitar otak dan medula
spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. Cairan cerebrospinalis menyerupai
plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak mengandung protein. Cairan cerebrospinalis
dihasilkan oleh pleksus coroideus dan sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh
darah cerebri dan melapisi kanal central medula spinalis. Fungsi cairan cerebrospinalis adalah
sebagai bantalan untuk otak dan medulla spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran
nutrisi dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis.
Persarafan di Cranial
Terdapat 12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa
saraf cranial hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari serabut
sensorik dan serabut motorik, yaitu:4
1. Saraf Olfaktorius (CN I)
Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal. Berkas
serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus olfaktori sampai ke
ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi indera penciuman.
2. Saraf Optik (CN II)
Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke badan sel akson
yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik buta dan
masuk ke rongga cranial melaui foramen optic. Seluruh serabut memanjang saat di traktus optic,
bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi thalamus dan menonjol ke atas sampai ke area
visual lobus occipital untuk persepsi indera penglihatan.
3. Saraf Okulomotorius (CN III)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik
berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata (kecuali otot oblicus
superior dan rectus lateral), ke otot yang membuka kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada
mata. Serabut sensorik membawa informasi indera otot dari otot mata yang terinervasi ke otak.
4. Saraf Trochlearis (CN IV)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan
saraf terkecil dalam saraf cranial. Neuron motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan
membawa impuls ke otot oblicus superior bola mata. Serabut sensorik dari spindle otot
menyampaikan informasi indera otot dari otot oblicus superior ke otak.
5. Saraf Trigeminal (CN V)
Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf
sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta rongga
oral. Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot mastikasi kecuali otot businator.
Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia trigeminal. Serabut ini bercabang ke arah
distal menjadi 3 divisi :
♣ Cabang optalmicus membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar air mata,
sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala.
♣ Cabang maxilla membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas, gusi dan bibir)
dan palatum.
♣ Cabang mandibula membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang dan area
temporal kulit kepala.
6. Saraf Abdusen (CN VI)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik
berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi otot rektus lateral mata. Serabut
sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons.
7. Saraf Fasial (CN VII)
Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei pons. Neuron ini
menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata. Neuron sensorik membawa
informasi dari reseptor pengecap pada dua pertiga bagian anterior lidah.
8. Saraf Vestibulokoklearis (CN VIII)
Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi. Cabang koklear atau auditori
menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera pendengaran dalam organ korti telinga
dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi
pada thalamus dan kemudian ke area auditori pada lobus temporal. Cabang vestibular membawa
informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang diterima
dari reseptor sensorik pada telinga dalam.
9. Saraf Glossopharingeal (CN IX)
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi otot
untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik membawa informasi
yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring
dan laring ; neuron ini juga membawa informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik
dalam pembuluh darah tertentu.
10. Saraf Vagus (CN X)
Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan menginervasi
hampir semua organ toraks dan abdomen. Neuron sensorik membawa informasi dari faring,
laring, trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke medulla dan pons.
11. Saraf Aksesorius (CN XI)
Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik. Neuron
motorik berasal dari dua area : bagian cranial berawal dari medulla dan menginervasi otot
volunter faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks dan menginervasi
otot trapezius dan sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang
sama yang terinervasi oleh saraf motorik, misalnya otot laring, faring, trapezius dan otot
sternokleidomastoid.
12. Saraf Hipoglosus (CN XII)
Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik
berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah. Neuron sensorik membawa informasi dari
spindel otot di lidah.
Neurotransmiter5
Neurotransmiter merupakan senyawa kimia pembawa pesan yang meneruskan informasi
elektrik dari sebuah neuron ke neuron lain atau sel efektor. Sifat neurotransmiter adalah sebagai
berikut:
• Disintesis di neuron presinaps
• Disimpan di vesikel dalam neuron presinaps
• Dilepaskan dari neuron di bawah kondisi fisiologis
• Segera dipindahkan dari sinaps melalui uptake atau degradasi
• Berikatan dengan reseptor menghasilkan respon biologis.
Berbagai neurotransmitter yang ditemukan di sistem saraf:5
a. Asetilkolin (Ach)
Disekresi oleh neuron-neuron di sebagian besar otak dan ganglia basalis, neuron-
motorik yang menginervasi otot skelet, neuron preganglion sistem saraf otonom, neuron
postganglion saraf parasimpatik dan sebagian saraf simpatik. Pada sebagian besar kasus,
asetilkolin mempunyai efek eksitasi, namun dapat juga berefek inhibisi pada beberapa ujung
saraf parasimpatik perifer, misalnya pada otot jantung. ACh yang disekresikan oleh neuron
motorik pada otot skelet bertanggung jawab terhadap kontraksi atau gerakan otot. ACh yang
ditemukan di otak berhubungan dengan proses belajar dan memori, sehingga bila ada
gangguan pada neurotransmitter ini diduga berhubungan dengan penyakit Alzheimer yang
memiliki salah satu gejala berupa gangguan memori.
b. GABA (Asam gama-aminobutirat)
Ditemukan pada seluruh system saraf pusat. GABA berlokasi di Hipotalamus, hipocampus,
korteks, serebelum, basal ganglia, medula spinalis, retina. GABA penting didalam otak karena
berfungsi membantu dalam ketepatan sinyal yang dibawa dari satu neuron ke neuron
berikutnnya.
c. Neropinefrin
Disekresi oleh sebagian besar neuron yang ada di batang otak dan hipotalamus, membantu
pengaturan seluruh aktivitas dan suara hati dari pikiran /kehendak. Pada sebagian besar daerah
ini mungkin terjadi eksitasi, namun pada daerah lain terjadi inhibisi. NE juga disekresikan oleh
neuron postgangglion sistem saraf simpatis. NE diduga berfungsi untuk merekam informasi
dalam jangka panjang dan membantu mengembangkan sinaps baru yang berhubungan dengan
memori. NE dilepaskan karena adanya rangsangan simpatetis, seperti dalam gejala ‘fight or
flight’. Hal ini dapat menjelaskan mengapa seseorang kadang dapat mengingat informasi secara
sangat jelas ketika terkejut, takut, atau marah.
d. Dopamin
Dopamin diproduksi dalam subtantia nigra, membantu dalam mengatur fungsi pikiran,
pengambilan keputusan, mengendalikan pergerakan volunter dan membantu dalam
mengintegrasikan kognisi.
e. Serotonin
Disekresikan oleh nucleus yang berasal dari batang otak dan berproyeksi di sebagian besar
area otak. Serotonin dapat bekerja sebagai penghambat jaras rasa sakit dalam medulla spinalis,
dan juga dianggap dapat membantu pengaturan kehendak/hati nurani seseorang. Kelainan
serotonin berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan jiwa yang mencakup depresi, psikosis,
migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif, dan gangguan makan. Berfungsi dalam
pengaturan tidur, mengatur suasana hati, perhatian, belajar, persepsi nyeri dan temperatur tubuh
serta berperan dalam perilaku agresi atau marah. Dalam mengatur tidur dan bangun, serotonin
bekerjasama dengan asetilkolin dan norepinefrin
f. Epinefrin (adrenalin)
Meningkatkan detak jantung dan melakukan dilatasi jalan napas untuk meningkatkan fungsi
nafas dan menyempitkan pembuluh darah di dalam usus dan kulit. Bekerja bersama dengan
norepinephrine yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal.
g. Glutamat
Glutamat merupakan neurotransmitter excitatory utama pada otak. Glutamat memiliki
konsentrasi tinggi di corticostriatal dan di dalam sel cerebellar. Gangguan pada neurotrasmitter
ini akan berakibat gangguan atau penyakit epilepsi. Fungsi Utama Glutamat adalah pengaturan
kemampuan memori dan memelihara fungsi automatic atau refleks. Glutamat bekerja pada dua
reseptor membran plasma berbeda dineuron-neuron tanduk dorsal, dengan dua efek yang
berbeda. Pertama, pengikatan glutamat dengan reseptor AMPA-nya menyebabkan perubahan
permeabilitas yang akhirnya menyebabkan terbentuknya potensial aksi disel tanduk dorsal.
Potensial aksi ini menyalurkan pesan nyeri ke pusat yang lebih tinggi. Kedua, pengikatan
glutaman dengan reseptor NMDA-nya menyebabkan masuknya Ca2+ kedalam sel tanduk dorsal.
Jalur ini tidak terlibat dalam transmisi pesan nyeri.
Sistem Sensorik
Sistem sensorik pada manusia berhubungan dengan kemampuan mempersepsi suatu
rangsang. Sistem ini sangat penting karena berfungsi terutama untuk proteksi tubuh. Sistem ini
dapat juga dimaknai sebagai perasaan tubuh atau sensibilitas.
Reseptor
Reseptor adalah sel atau organ yang berfungsi menerima rangsang atau stimulus.
Dengan alat ini sistem saraf mendeteksi perubahan berbagai bentuk energi di lingkungan dalam
dan luar. Setiap reseptor sensoris mempunyai kemampuan mendeteksi stimulus dan
mentranduksi energi fisik ke dalam sinyal (impuls) saraf. Menurut letaknya, reseptor dibagi
menjadi:5
• Exteroseptor ; perasaan tubuh permukaan (kulit), seperti sensasi nyeri, suhu, dan raba
• Proprioseptor ; perasaan tubuh dalam, seperti pada otot, sendi, dan tendo.
• Interoseptor ; perasaan tubuh pada alat-alat viscera atau alat-alat dalam,
seperti jantung, lambung, usus, dll.
Menurut tipe atau jenis stimulus, reseptor dibagi menjadi :5
• Mekanoreseptor: kelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahan tekanan,
memonitor tegangan pada pembuluh darah, mendeteksi rasa raba atau sentuhan. Letaknya
di kulit, otot rangka, persendian dan organ visceral. Contoh reseptornya : corpus Meissner
(untuk rasa raba ringan), corpus Merkel dan badan Paccini (untuk sentuhan kasar dan
tekanan).
• Thermoreseptor: reseptor sensoris unuk mendeteksi perubahan suhu. Contohnya : bulbus
Krause (untuk suhu dingin), dan akhiran Ruffini (untuk suhu panas).
• Nociseptor: reseptor sensorik untuk mendeteksi rasa nyeri dan merespon tekaan yang
dihasilkan oleh adanya kerusakan jaringan akibat trauma fisik maupun kimia. Contoh
reseptornya berupa akhiran saraf bebas (untuk rasa nyeri) dan corpusculum Golgi (untuk
tekanan).
• Chemoreseptor: reseptor sensorik untuk mendeteksi rangsang kimiawi, seperti : bau-bauan
yang diterima sel reseptor olfaktorius dalam hidung, rasa makanan yang diterima oleh sel
reseptor pengecap di lidah, reseptor kimiawi dalam pembuluh darah untuk mendeteksi
oksigen, osmoreseptor untuk mendeteksi perubahan osmolalitas cairan darah,
glucoreseptor di hipotalamus mendeteksi perubahan kadar gula darah.
• Photoreseptor: reseptor sensorik untuk mendeteksi perbahan cahaya, dan dilakukan oleh
sel photoreceptor (batang dan kerucut) di retina mata.
Jenis-jenis Nyeri5
1. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi mendadak dan memberikan respon terhadap
pengobatan.
2. Nyeri kronik adalah nyeri yang menetap selama lebih dari 6 bulan dan sulit diobati atau di
kendalikan
3. Nyeri superfisialadalah nyeri dari daerah permukaan. Seperti pada kulit dan daerah
mukosa
4. Nyeri viseral adalah nyeri otot polos dan organ
5. Nyeri somatik adalah nyeri otot rangka, ligamen, dan sendi
6. Nyeri alih adalah nyeri yang menjalar dar organ yang terganggu sampai k organ yg
lainnya
7. Nyeri lokal adalah nyeri yang hanya terjadi pada daerah yang cedera.
Jaras somatosensorik5
Jaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik adalah sebagai berikut :
• Untuk rasa permukaan (eksteroseptif) seperti rasa nyeri, raba, tekan, dan suhu : sinyal diterima
reseptor → dibawa ke ganglion spinale → melalui radiks posterior menuju cornu posterior
medulla spinalis → berganti menjadi neuron sensoris ke-2 → lalu menyilang ke sisi lain
medulla spinalis → membentuk jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus →
menuju thalamus di otak → berganti menjadi neuron sensoris ke-3 → menuju korteks
somatosensorik yang berada di girus postsentralis (lobus parietalis).
• Untuk rasa dalam (proprioseptif) seperti perasaan sendi, otot dan tendo : sinyal diterima
reseptor → ganglion spinale → radiks posterior medulla spinalis → lalu naik sebagai
funiculus grasilis dan funiculus cuneatus → berakhir di nucleus Goll → berganti menjadi
neusron sensoris ke-2 → menyilang ke sisi lain medulla spinalis → menuju thalamus di otak
→ berganti menjadi neuron sensoris ke-3 → menuju ke korteks somatosensorik di girus
postsentralis (lobus parietalis).
Mekanisme Terjadinya Nyeri5
Nyeri merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh untuk melindungi
dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan di tubuh. Mekanisme nyeri adalah
sebagai berikut rangsangan diterima oleh reseptor nyeri, diubah dalam bentuk impuls yang di
hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak. Setelah di proses dipusat nyeri, impuls di kembalikan
ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri. Rangsangan yang diterima oleh reseptor nyeri dapat
berasal dari berbagai faktor dan dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Rangsangan Mekanik : Nyeri yang di sebabkan karena pengaruh mekanik, seperti: tekanan,
tusukan jarum atau paku, irisan pisau dan lain-lain.
2. Rangsangan Termal : Nyeri yang disebabkan karena pengaruh suhu. Rata-rata manusia akan
merasakan nyeri jika menerima panas diatas 45 C, dimana mulai pada suhu tersebut jaringan
akan mengalami kerusakan.
3. Rangsangan Kimia: Jaringan yang mengalami kerusakan akan membebaskan zat yang di
sebut mediator yang dapat berikatan dengan reseptor nyeri antara lain: bradikinin, serotonin,
histamin, asetilkolin dan prostaglandin. Bradikinin merupakan zat yang paling
berperan dalam menimbulkan nyeri karena kerusakan jaringan. Zat kimia lain yang berperan
dalam menimbulkan nyeri adalah asam, enzim proteolitik, Zat P dan ionK+ (ion K positif ).
Proses Terjadinya Nyeri5
Reseptor nyeri dalam tubuh adalah ujung-ujung saraf bebas yang ditemukan hampir
pada setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui dua
sistem serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut Aδ bermielin halus bergaris tengah 2-5 µm,
dengan kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua terdiri dari serabut C tak bermielin
dengan diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik. Serabut Aδ berperan
dalam menghantarkan "Nyeri cepat" dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas, tajam dan
terlokalisasi, sedangkan serabut C menghantarkan "nyeri Lambat" dan menghasilkan persepsi
samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak. Pusat nyeri terletak di talamus, kedua jenis
serabut nyeri berakhir pada neuron traktus spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas
melalui traktus tersebut ke nukleus posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus.
kemudian impuls diteruskan ke gyrus postcentral dari korteks otak.
Kesimpulan
Otak merupakan bagian yang amat penting pada tubuh manusia. Ini karena otak
merupakan pusat kontrol semua aktivitas manusia secara sadar atau pun tidak sadar. Nyeri
merupakan mekanisme untuk melindungi tubuh dari kerusakan jaraingan. Dari jenis reseptornya
nyeri merupakan bagian dari exteroseptor dan juga tergolong nonsiseptor. Implus nyeri yang
berasal dari nosiseptor disalurkan ke sistem saraf pusat melalui salah satu jenis serat afaren dan
diperankan juga oleh glutamat yang merupakan neurotransmiter terhadap rasa nyeri atau adanya
kerusakan dalam jaringan.
Daftar Pustaka
1. Snell RS. Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta. Penerbit EGC, 2008 hal.517-33
2. Sistem saraf manusia [Gambar dari internet]. Maret 2014. [Diakses 18 April 2014].
Diakses dari: http://general-media.blogspot.com/2010/08/sistem-syaraf-manusia.html.
3. Drake RL, Volg AW, Mitchell AWM. Gray (dasar-dasar anatomi). Singapura. Penerbit
Elsevier inc, 2012.h. 440
4. Videbeck SL. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta. Penerbit EGC, 2001.h. 23-6
5. Sherwood. L ; alih bahasa, Brahm U. Human Physiology: from cells to system. 2nd
edition. Jakarta. Penerbit EGC, 2009.h. 207-10
Mekanisme dan Fungsi Kerja Otak Terhadap Rangsangan
Cenisia
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta barat
Alamat korespondensi : xiachen99@ymail.com
Abstrak:
Otak adalah organ yang luar biasa, bekerja mengkoordinasikan seluruh yang terjadi di
dalam tubuh kita, kepribadian, metabolisme, tekanan darah, emosi, hormon, ingatan, bekerja
melebihi komputer. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan
fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan
suhu tubuh. Belahan otak (hemisfer) terbagi menjadi hemisfer kiri dan hemisfer kanan. Kedu
hemisfer ini bekerja secara kontralateral terhadap bagian tubuh. Otak terbagi menjadi
beberapa bagian dan dilindungi oleh selaput yang disebut maninges dan di isi oleh cairan
serebrospinal yang berfungsi sebagai bantalan dan peredam terhadap benturan bagi otak.
Dalam sistem tubuh dalam menghantarkan rangsangan dan diperankan oleh sistem saraf.
Sistem saraf yang bekerja mengendalikan segala aktivitas tubuh seumur hidup. Rangsangan
yang diterima dalam bentuk sinyal listrik di tangkap oleh reseptor yang kemudian di salurkan
ke sistem saraf pusat melalui berbagai jaras sensorik yang kemudian menjadi sebuah respon
bagi rangsangan yang diberikan.
Kata kunci: hemisfer, homeostasis, maninges, cairan serebrospinal
top related