obat pelumpuh otot - indah triana putri

Post on 03-Feb-2016

315 Views

Category:

Documents

10 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Obat Pelumpuh Otot - Indah Triana Putri

TRANSCRIPT

OlehIndah Triana Putri

NPM : 110.2009.140

Pembimbing :dr. Agus,Sp.An

MUSCLE RELAXANT NON DEPOLARITATION

PENDAHULUANThe triad of anesthesia

Anestesia tidak perlu dalam, hanya sekedar supaya tidak

sadar, Anelgesi dapat diberikan opioid dosis tinggi, dan otot lurik dapat relaksasi akibat pemberian pelumpuh

otot.

MUSCLE RELAXANT

Obat-Obat Pelumpuh Otot• Berdasarkan perbedaan

mekanisme kerja & durasi kerjanya, dapat dibagi menjadi :1. Obat pelumpuh otot depolarisasi.2. Obat pelumpuh otot non depolarisasi.

Obat kerja lama,Obat kerja sedang danObat kerja singkat.

FARMAKODINAMIKFARMAKODINAMIK FARMAKOKINETIKFARMAKOKINETIK

• Ditentukan dengan mengukur kecapatan onset & durasi blokade saraf-otot.

• Dengan mengamati atau merekam respons otot skeletal yang ditimbulkan oleh stimulus elektrik yang dikirim dari stimulator saraf perifer.

• Obat-obat pelumpuh otot mempengaruhi otot skeletal yang kecil dan cepat (mata, digiti) sebelum otot abdomen (diafragma).

• Kelompok amonium kuartener yang larut dalam air dan mudah terionisasi pada pH fisiologis serta memiliki kelarutan yang terbatas dalam lipid.

• Tidak dapat dengan mudah melewati sawar membran lipid seperti sawar darah otak, epitel tubulus renal, epitel gastrointestinal atau plasenta.

• Tidak mempengaruhi SSP.• Tidak mempengaruhi fetus.

Syarat Muscle Relaxant Onset cepat Relaksasi

yang baik Durasi dan

kerja obat diketahui

Efek samping minimal

Ada Antidotum

PELUMPUH OTOT NON DEPOLARISASI

MANFAATMANFAAT

Berdasarkan susunan molekul, maka pelumpuh otot non depolarisasi

digolongkan menjadi:

Berdasarkan lama kerja, dibagi menjadi kerja panjang, sedang, dan

pendek

Dosis

Awal

(mg/kg)

Dosis

Rumatan

(mg/kg)

Dura

si

(men

it)

Efek Samping

Non Depol Long

Acting

1.D-tubokurarin

2.Pankuronium

3.Metakurin

4.Pipekuronium

5.Doksakurium

6.Alkurium

0.40 –

0.60

0.08 –

0.12

0.20 -

0.40

0.05 –

0.12

0.02 –

0.08

0.15 –

0.30

0.10

0.15 –

0.20

0.05

0.01 –

0.015

0.005 –

0.010

0.05

30 –

60

30 –

60

40 –

60

40 –

60

45 –

60

40 –

60

Hipotensi

Vagolitik,takik

ardi

Hipotensi

Kardiovaskuler

stabil

Kardiovaskuler

stabil

Vagolitik,

takikardi

Non depol

Intermediate

1.Gallamin

2.Atrakurium

3.Vekuronium

4.Rokuronium

5.Cistacuronium

4 – 6

0.5 –

0.6

0.1 –

0.2

0.6 –

0.1

0.15 –

0.20

0.5

0.1

0.015 –

0.02

0.10 –

0.15

0.02

30 –

60

20 –

45

25 –

45

30 –

60

30 –

45

Hipotensi

Aman untuk

hepar

Non Depol Short

Acting

1.Mivakurium

2.Ropacuronium

0.20 –

0.25

1.5 –

2.0

0.05

0.3 – 0.5

10 –

15

15 –

30

Depol Short

Acting

1.Suksinilkolin

2.Dekametoniu

m

13 –

10

MEKANISME BLOK SARAF OTOT

• Pelumpuh otot non depolarisasi menggantikan asetilkolin berikatan dengan reseptor nikotinik – kolinergik asetilkolin tidak bekerja tidak terjadi kontraksi otot

• Pemulihan terjadi kembali jika jumlah molekul obat yang menduduki reseptor asetilkolin telah berkurang

• Dapat lebih cepat dengan pemberian antikolinesterase

CIRI KELUMPUHAN OTOT

D-Tubokurarin

Doksakurium

Pipekuronium

Pankuronium• Berikatan kuat dengan globulin plasma dan

berikatan sedang dengan albumin. Mempunyai efek akumulasi pada pemberian berulang.

• Mula kerja terjadi pada menit 2-3 untuk selama 30-40 menit.

• Ekskresi : ginjal (60-80%) dan sebagian lagi empedu (20-40%).

• Dosis : relaksasi otot : 0,08mg / kg BB/ IV (dewasa)– rumatan : 1/2 dosis awal.– intubasi trakea : 0,15mg /kg BB/ IV

Alkuronium• Mula kerja terjadi pada menit ke 3 untuk

selama 15-20 menit.• Tidak bersifat histamin release, tetapi dapat

menghambat ganglion simpatik sehingga dapat menyebabkan hipotensi.

• Dosis relaksasi pembedahan : 0,15mg / kg BB / IV dewasa– 0,125-0,2 mg / kg BB / IV anak-anak.– Dosis intubasi trakea : 0,3 mg/ kg BB / IV– Ekskresi : ginjal (70%) dalam bentuk utuh dan

sebagian kecil melalui empedu.

Galamin.

Atrakurium• Atracurium faramkokinetiknya tidak

bergantung pada fungsi ginjal dan hati.• Dosis : intubasi : 0,5-0,6mg / kg BB/ IV

– relaksasi otot : 0,5-0,6 mg / kg BB / IV – pemeliharaan : 0,1-0,2 mg / kg BB / IV

• Pemulihan fungsi saraf otot dapat terjadi secara spontan (sesudah lama kerja obat berakhir) atau dibantu dengan pemberian anti kolinesterase.

• Baik untuk pasien geriatric atau dengan kelainan jantung, hati, dan ginjal yang berat.

Rocuronium

Vekuronium

Mivacurium

TANDA - TANDA KEKURANGAN PELUMPUH OTOT

PILIHAN PELUMPUH OTOTGangguan faal ginjal : atrakurium,

vekuroniumGangguan faal hati : atrakuriumMiastenia gravis : dosis 1/10 atrakuriumBedah singkat : atrakurium,

rokuronium, mivakuronium

Kasus obstetric : semua dapat digunakan kecuali

galamin.

PENAWAR PELUMPUH OTOT

• Anti kolinesterase : mencegah hidrolisis dan menimbulkan akumulasi asetilkolin

• Contoh : Neostigmin (prostigmin) , (0,04 – 0, 08 mg/kg)

paling sering digunakanPiridostigmin (0,1 – 0,4 mg/kg)Edrophonium (0,5 – 1,0 mg/kg)Physostigmine (eserin) (0,01 – 0,03 mg/kg) per

oral• Ekskresi terutama di ginjal.• Bersifat muskarinik hipersalivasi, keringatan,

bradikardia, kejang bronkus, hipermotilitas usus & pandangan kabur.

Terima Kasih

top related