modul 2 perencanaan produk baru
Post on 25-Nov-2015
293 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
Halaman | 1
FM-UII-AA-FKU-01/R0
MATERI / BAHAN MATA KULIAH
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Kuliah : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Kuliah : PSIT 1 Mulai Berlaku : 2014
MODUL 2
PERENCANAAN PRODUK BARU
I. Petunjuk Umum
1. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu melakukan analisa terhadap peluang (opportunity) untuk
pengembangan produk baru, membuat Product Innovation Charter (PIC) sebagai
langkah awal perencanaan strategis pada level produk, menganalisa dan
memahami konsep pengembangan atribut-atribut produk, menggali konsep baru
secara sistematis melalui pohon klasifikasi dan tabel kombinasi (morphological
chart), melakukan penyaringan konsep dengan matriks seleksi (Metode Pugh),
membuat desain produk (soft prototype) hasil inovasi dengan menggunakan
software Desain Produk.
2. Materi
Perencanaan Stratejik Produk Baru, Identifikasi Peluang, Product Innovation
Charter (PIC), Atribut Produk, Perancangan Konsep, Pengujian Konsep.
3. Indikator Pencapaian
Mahasiswa memahami perancangan konsep produk baru dan dapat melakukan
pengujian konsep produk baru.
4. Referensi
Christopher K. Bart, Product Innovation Charter: Mission Statement for New
product. R & D Management 32, No. 1, 2002.
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
-
Halaman | 2
Ulrich, Karl T. and Eppinger, Steven D. Perancangan dan Pengembangan
Produk.(Terjemah Product Design and Development). Alih bahasa; Nora
Azmi dan Iveline Anne Marie. Edisi Pertama. Salemba. Jakarta. 2001.
http://www.seniordesign.engr.uidaho.edu/2008_2009/team-impact/concepts.html
Richardson III, J. L., Summers , J. D., Mocko, G. M (2011), Function
Representations in Morphological Charts : An Experimental Study on
Variety and Novelty of Means generated, Mechanical Engineering, Clemson
University, Clemson, SC.
Achmadi Oni, Muadzah. 2013. Laporan Praktikum Perancangan Sistem Industri
Terpadu Perencanaan Produk Baru. Yogyakarta.
5. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan praktikum.
Skenario kelas, dengan waktu 100 menit, langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Mahasiswa diberikan pemahaman materi tentang perancangan produk baru
[20 menit]
b. Metode pembelajaran ini diampu oleh dua orang asisten. Satu asisten
menjelaskan overview materi perancangan produk baru dengan metode
ceramah di depan kelas, dan asisten lainnya sebagai asisten pendamping bila
menemui praktikan/mahasiswa yang kesulitan memahami [30 menit]
c. Setelah overview materi dilanjutkan dengan pemberian contoh study case
perancangan produk baru dengan menampilkan contoh tahapan tahapan
dalam perancangan produk baru [30 menit]
d. Praktikan diberikan tugas praktek membuat Product Innovation Charter
(PIC). [15 menit]
e. Kelas diakhiri dengan memberikan pengumuman tentang prosedur laporan
sementara praktikum dan ditutup dengan doa [5 menit].
-
Halaman | 3
6. Lembar Kegiatan Pembelajaran
a. Form Product Innovation Charter (PIC)
b. Form identifikasi atribut produk
c. Form Morfological Matric
d. Form of atribute innovations
7. Evaluasi
Setelah kegiatan belajar berakhir, mahasiswa diminta untuk membuat laporan
sementara yang akan di periksa oleh asisten, jika laporan belum benar maka akan
direvisi oleh asisten dengan mengisi lembar revisi pada buku asistensi, pada akhir
keseluruhan praktikum akan diadakan responsi untuk mengetahui seberapa jauh
tujuan pembelajaran tersebut tercapai.
II. Materi Kuliah
1. Deskripsi
Modul perencanaan produk baru merupakan kumpulan beberapa tahapan dari
rencana pengembangan konsep yang meliputi desain konsep produk, memilih
konsep produk dan membuat prototype produk. Ketiga tahapan ini merupakan
kelanjutan dari tahapan sebelumnya yaitu identifikasi kebutuhan pelanggan dan
penetapan spesifikasi serta targetnya.
2. Input dan Output
Input dalam perencanaan produk baru (penyusunan konsep) meliputi pernyataan
misi untuk proyek, daftar kebutuhan pelanggan dan spesifikasi produk. Adapun
output yang diinginkan adalah terwujudnya sebuah desain produk hasil
perancangan konsep produk baru.
-
Halaman | 4
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
3. Landasan Teori
3.1 Perencanaan Stratejik Produk Baru
Secara alami, fase pertama yang harus dilewati oleh perencanaan stratejik produk
baru adalah mengidentifikasi dan memilih peluang untuk sebuah produk baru
berdasarkan hasil inovasi. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan
mengetahui kondisi bisnis yang sedang terjadi dan menunjukan hal tersebut dapat
menjadi petunjuk stratejik (strategic guidance) bagi sebuah perusahaan. Terdapat
tiga aktivitas utama dalam perencanaan strategi produk baru, yaitu:
1. Perencanaan pemasaran yang sedang berjalan.
Misalnya: Kondisi persaingan pasar saat ini untuk lini produk handphone telah
terjadi perluasan lini (banyaknya jenis handphone). Dengan kondisi ini, untuk
menghadapi tantangan dari kompetitor baru yang berfokus pada harga,
perusahaan harus membuat perencanaan stratejik.
2. Perencanaan perusahaan yang sedang berjalan.
Misalnya: Manajemen puncak mengadopsi suatu strategi yang mengatakan;
dapatkan pasar kita sendiri (artinya dapatkan posisi market share baik yang
pertama ataupun yang kedua) atau keluar dari persaingan. Hal ini akan
membutuhkan aktivitas produk baru dalam semua pasar yang diinginkan,
dimana perusahaan memiliki posisi minoritas.
-
Halaman | 5
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
3. Analisa khusus terhadap peluang.
Proses yang secara kreatif mengenali peluang-peluang disebut sebagai
pengidentifikasian peluang (Opportunity Identification). Peluang akan secara
teliti dan hati-hati diungkapkan, kemudian dianalisa untuk mendapatkan
kejelasan apakah memiliki potensi penjualan yang baik. Tidak semua
perusahaan akan mengeksploitasi peluang yang ada dikarenakan beberapa hal
seperti kemampuan perusahaan, resiko yang akan dihadapi, serta biaya yang
tidak mungkin untuk diakomodasi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
harus memiliki strategi untuk menemukan peluang yang akan dijalankan,
terutama untuk memperoleh inovasi produk. Ketika satu peluang disetujui,
manajer akan mengarahkannya kepada beberapa teknik terhadap perubahan
produk, atau pembuatan suatu produk baru. Inilah yang disebut dengan Product
Innovation Charter (PIC).
3.2 Identifikasi Peluang
Sebuah perusahaan tidak akan bertahan lama jika tidak melakukan inovasi atau
mengenalkan produk/jasa terbarunya. Produk lama yang telah mencapai
kedewasaan selanjutnya akan mengalami penurunan sehingga harus
diganti/diperbaharui. Pemilihan produk, pendefinisian dan desain menjadi penting
karena akan berdampak pada peluang produk baru yang akan ada dipasarkan.
Perusahaan yang sukses akan mempelajari bagaimana merubah berbagai peluang
menjadi produk yang sukses untuk diterima konsumen. Berikut adalah faktor-
faktor dari peluang-peluang yang harus menjadi pertimbangan dalam melakukan
proses pemilihan inovasi produk baru:
-
Halaman | 6
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Tabel. 1 Faktor-faktor dari peluang pasar dan teknologi
Market Opportunities Technology Opportunities
User (category) User (For our product)
Customer (buyer)
Influencer
Potensial User
Nonuser
Demographic set
Psychographic set
Geographic set
Retailer
Wholesaler
Agent Use
Application
Activity
Franchise
Location
Competitor
Regulator
Product type Specific product
Primary packaging
Secondary packaging
Design process
Production process
Distribution process
Packaging process
Patent
Science
Material
Individual
Management system
Information system
Analytical skill
Expert system
Project control
Quality attainment
Project design
3.3 Product Innovation Charter
Product Innovation Charter (PIC) adalah perencanaan strategis dalam
pengembangan produk baru. Seperti yang dikatakan Christopher K. Bart (2002),
terminologi dari PIC adalah untuk produk, bukan untuk proses atau aktivitas lain,
PIC adalah untuk inovasi produk dan berupa charter atau semacam piagam
(berupa dokumen yang memberikan informasi kondisi dimana organisasi
/perusahaan akan bergerak). PIC dapat diartikan sebagai pernyataan dari misi,
namun diaplikasikan pada level yang lebih kecil dalam perusahaan dan
diadaptasikan kepada aktivitas produk baru.1
PIC secara umum berbicara kepada fokus peluang, bukan pada spesifik produk
atau grup produk yang belum dibuat. Isi dari PIC adalah :
-
Halaman | 7
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Background
Ide kunci dari analisa situasi; alasan untuk menciptakan produk baru pada saat
Fokus
Paling tidak ada satu dimensi teknologi yang sudah jelas dan ada dimensi
Goals-Objective
Pekerjaan apa yang harus diselesaikan?, apakah tujuan jangka pendek atau
Guidelines
Aturan apa saja yang digunakan, untuk pemenuhan kebutuhan apakah berdasarkan
situasi yang ada atau dari manajemen. Tingkat inovasi, daya masuk
1. Latar Belakang (background)
Bagian latar belakang pada PIC adalah untuk menjawab pertanyaan: Mengapa
strategi ini dikembangkan? Menuju kepada tingkat kepentingan atau tingkat
inovasi, dan merupakan kesimpulan dari hasil analisis yang dilakukan terhadap
faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangannya.
2. Fokus
Dalam persaingan pasar yang sangat kompetitif, dibutuhkan fokus untuk
membuka kunci kekuatan dari sebuah inovasi. Dimana perusahaan diarahkan
dan bermain pada area yang memang benar-benar sesuai dengan kemampuan dan
tujuan mereka.
1Christopher K. Bart, Product Innovation Charter: Mission Statement for New product. R & D
Management 32, No. 1, 2002.
-
Halaman | 8
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Dalam hal ini ada dua hal yang harus diperhatikan untuk menyusun fokus dalam
PIC yaitu: Teknologi (technology drivers) dan Pasar (market drivers).
Perkembangan teknologi dan keinginan pasar akan lebih baik jika
dikombinasikan untuk memperoleh hasil yang optimal. Kombinasi keduanya
disebut dual-drive. Berikut adalah penjelasan keduanya :
Teknologi Sebagai Pengendali
Kekuatan teknologi yang banyak digunakan adalah berasal dari penelitian
laboratorium yang dilakukan oleh para ahli. Banyak perusahaan yang
menemukan teknologi berharga bukan berasal dari pengembangan laboratorium.
Avon memiliki teknologi efisien dalam menangani order dalam skala kecil.
Sebagai contoh, beberapa perusahaan pengemasan barang (packing goods)
berpendapat bahwa departemen manajemen produknya sebagai teknologi (ketika
manajer produk mereka benar-benar memiliki kemampuan yang baik, maka hal
yang akan dilakukannya ialah mencari peluang pasar dimana perusahaan mereka
akan masuk pada saat yang tepat dan menciptakan pengemasan yang unik).
Contoh lain dari penerapan teknologi terdapat pada sistem distribusi, teknik
pelayanan konsumen, atau iklan yang kreatif.
Pasar Sebagai Pengendali
Bagian lain dari strategi dual-drive adalah marketdrive, ini bersumber dari dua
hal: customer group (grup konsumen) dan end user (pengguna akhir). Ide produk
baru yang baik adalah berdasarkan pada permasalahan konsumen. Sebagai
contoh dalam strategi customer group: Hoover Company pernah memiliki
strategi dalam pengembangan produk vaccum baru dimana targetnya ialah
konsumen yang sudah memiliki vaccum dirumah.
-
Halaman | 9
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Perusahaan lain mengambil demografi sebagai fokus, mengambil segmen pasar
berdasarkan usia, gaya hidup, spesifikasi keahlian dan lain-lain. Perusahaan
dalam melayani konsumen akan selalu mengutamakan pada customer-focus
comfortable (fokus pada kenyamanan konsumen). Banyak perusahaan yang
melibatkan konsumen sebagai bagian yang terintegrasi dalam proses
pengembangan produk baru. Cara kedua dalam memfokuskan produk pada market
drive adalah pada end-user, misal pada peralatan ski. User dan end-user akan
terdengar sama, namun sebenarnya tidak. Sebagai contoh, jika kita fokus kepada
pemain ski (user) atau olah raga ski (end use) kedua-duanya akan melahirkan
produk baru, namun pada olah raga ski akan membawa kepada area yang lebih
luas, misal penyedian tempat penginapan baru, kemiringan lereng yang baru,
paket travel yang baru, dan pelayanan kepada pemilik penginapan. Banyak
perusahaan yang membuat kegunaan yang lebih luas kepada end-use.
Kemampuan menempatkan technology driver dan market driver pada satu wadah
atau mengkombinasikan keduanya akan membuat perusahaan lebih fokus dan
tepat dalam melakukan inovasi.
3. Tujuan dan Target.
Siapa pun yang melakukan inovasi produk harus mengetahui tujuannya, karena
dapat berubah dalam banyak cara jika tujuannya berubah. PIC menggunakan
definisi standar bahwa yang dimaksud dengan tujuan adalah jangka panjang,
arah umum dalam bergerak, sedangkan sasaran adalah jangka pendek, yaitu
ukuran spesifik untuk dipenuhi. Karena itu, PIC memiliki pernyataan
mendominasi pasar (sebagai sebuah tujuan) dan 25% perolehan pasar (Market
Share) pada tahun pertama (sebagai target). Kedua, (tujuan dan target) memiliki
tiga tipe: (1) keuntungan (Profit), yang dinyatakan dalam satu atau banyak cara
dalam mendapatkan keuntungan. (2)pertumbuhan (Growth), yang selalu dikontrol
meskipun terkadang digunakan secara defensif untuk membantu agar perusahaan
dapat bertahan atau memperlambat turunnya trend (declining). (3) Market Status,
digunakan untuk meningkatkan market share.
-
Halaman | 10
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
4. Garis Pedoman
Sampai pada bagian ini, maka kita sudah sampai pada tahap mengisi tiga bagian
dari PIC form. Dari sini telah diketahui arena kerja tim atau fokus dari apa yang
seharusnya diselesaikan. Strategi produk baru memiliki empat bagian berupa garis
pedoman yang merupakan aturan main dalam pelaksanaannya. Pedoman berasal
dari pihak manajemen maupun konsensus anggota tim. Berdasarkan penelitian,
tidak terdapat aturan baku pedoman seperti apa yang harus dibuat, tetapi juga
terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa pedoman yang dibuat oleh pihak
perusahaan tidak dapat dikatakan benar atau salah. Berikut adalah pedoman umum
dalam melakukan inovasi:
Tingkat keinovasian (degree of Innovativeness).
Seberapa inovatifkah keinginan pihak manajemen dalam proses penciptaan
produk baru? Skala pilihannya, dari yang pertama dipasar (first to market) sampai
pada imitasi produk (tiruan). Lebih jelas dapat dipahami dari matrik berikut :
Tabel. 2 Tingkat Keinovasian
Risk Perubahan pada operasi dan pemasaran
Tidak ada Sedang Tinggi
Perubahan
dalam
fungsi/
Kegunaan
Tidak ada
Tidak Ada
Rendah
Menengah
Sedang
Rendah
Menengah
Tinggi
Tinggi Menengah
Tinggi
Berbahaya
-
Halaman | 11
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Dalam semua kasus, hal yang paling diperhatikan adalah resiko dari inovasi
yang dilakukan. Resiko pada bagian pengguna (user) adalah hal yang sangat
dikhawatirkan sebagaimana juga resiko bagi perusahaan. Setiap produk baru
dapat diposisikan dimana saja pada matriks ini, dan posisi tersebut penting jika
diterima sebagai sebuah proyek. Memilih satu posisi pada matriks ini sebagai
hal yang disukai adalah merupakan masalah strategi perusahaan saja. Tidak ada
yang salah dan benar.
Waktu (Timing)
Pedoman pada kategori ini memiliki empat pilihan: first (yang pertama), quick
second (cepat namun bukan yang pertama), slower (lebih lmabat), dan late
(belakangan). First adalah pioner dalam inovasi produk. Menjadi produk pertama
yang masuk ke pasar. Quick second mencoba menangkap posisi kedua dalam
inovasi, lebih menunggu kepada reaksi pasar atas inovasi yang baru dilakukan
oleh pioner. Slower masuk kepasar lebih lambat dengan memperhatikan inovasi
pioner dan memiliki waktu yang cukup untuk membuat adaptasi yang lebih baik
(nokia biasa melakukan hal ini). Namun, peluang pasar yang baik boleh jadi
diperoleh dengan cara quick second. Alternatif terakhir adalah late entry, hal ini
biasanya karena biaya masuk ke pasar, yang menjadi kunci bagi kemampuan
perusahaan. Berikut ini adalah contoh PIC dari sebuah perusahaan yang bergerak
pada bidang jasa. PIC of IOD Creative Problem Solving Group:
-
Halaman | 12
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
3.4 Atribut produk (Product Atributes)
Perancangan suatu inovasi terhadap produk harus tepat. Perubahan yang
dilakukan terhadap sebuah produk akan membawa konsekuensi pada
perilaku konsumen terhadap produk yang dibuat. Pada sebuah produk banyak
terdapat atribut yang dapat diinovasi, pemahaman terhadap atribut produk akan
sangat membantu bagi tim pengembang produk untuk melakukan inovasi. Setiap
produk dapat dijelaskan dengan menyebutkan atribut-atributnya. Atribut terdiri
dari tiga hal, Tampilan produk (Feature), Fungsi produk (Functions) dan
Kegunaan (Benefits). Sepasang sepatu yang baik dapat ditentukan melalui
atribut-atributnya, seseorang dapat saja membeli sepatu karena dia menyukai
penampilannya yang terbuat dari kulit (feature), karena sepatu tersebut sangat
cocok untuk acara-acara formal (functions), atau karena nyaman saat dipakai
berjalan (benefits). Secara teori, ketiga atribut produk akan saling berkaitan dalam
urutannya. Feature akan menghasilkan berbagai kegunaan yang akan
memberikan keuntungan. Dengan menganalisa atribut, akan dapat dibuat sebuah
konsep produk baru dengan perubahan satu atau lebih atribut yang sudah ada,
penambahan atribut-atribut, serta memperkirakan hal yang paling diinginkan dari
konsep tersebut untuk dikembangkan menjadi produk baru.
3.5 Perancangan Konsep
Konsep produk adalah suatu gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip
kerja, dan bentuk dari suatu produk. Konsep produk secara singkat dikatakan
sebagai gambaran singkat bagaimana produk dapat memuaskan pelanggan.
Penentuan konsep produk ini, diawali dengan penentuan model konsep yang akan
dikembangkan. Setelah itu dilakukan penyusunan alternatif konsep, penyaringan
konsep dan pembuatan prototype produk.
-
Halaman | 13
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
3.5.1 Penyusunan Alternatif Konsep
Sebuah konsep biasanya diekspresikan sebagai sebuah sketsa atau sebagai
sebuah model 3 dimensi secara garis besar dan seringkali disertai oleh sebuah
uraian gambar. Sebuah produk dapat memuaskan pelanggan dan dapat sukses
dipasaran bergantung pada nilai yang tinggi untuk ukuran kualitas yang
mendasari konsep. Konsep yang baik terkadang dilaksanakan secara kurang
baik pada tahap pengembangan berikutnya, tetapi sebuah konsep yang buruk
jarang dimanipulasi untuk mencapai sukses yang menguntungkan. Kelebihan
dari kegiatan penyusunan konsep ialah biaya yang dibutuhkan relatif murah
dan dapat dilaksanakan dengan cepat jika dibandingkan dengan proses
pengembangan lainnya. Karena kegiatan penyusunan konsep tidak
membutuhkan biaya yang besar, maka akan meminimalisir adanya konsep
yang terlupakan terhadap konsep yang tepat. Proses penyusunan konsep
dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target, dan
diakhiri dengan terciptanya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan
akhir. Hubungan penyusunan konsep dengan kegiatan pengembangan konsep
yang lainnya ditunjukkan pada Gambar 5.1. Penyusunan konsep yang baik
akan memberi keyakinan pada tim bahwa seluruh kemungkinan yang ada telah
digali. Dengan menggali banyak konsep alternatif pada awal proses
pengembangan, kemungkinan tim untuk terlambat dalam menemukan
konsep yang terbaik akan dapat dimaksimalkan.
Gambar.1 Penyusunan konsep (bagian penting dari fase pengembangan konsep)
-
Halaman | 14
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan oleh tim pengembangan sewaktu
menurunkan konsep meliputi:
1. Hanya mempertimbangkan 1 atau 2 alternatif. Pertimbangan ini biasanya
dilakukan oleh anggota yang paling agresif dan percaya diri di dalam tim.
2. Kegagalan mempertimbangkan kegunaan konsep yang dipakai oleh
perusahaan lain, baik yang berhubungan maupun tidak dengan produk yang
sedang dikembangkan.
3. Hanya melibatkan 1 atau 2 orang dalam proses, menyebabkan kurangnya
kepercayaan dan tanggung jawab dari anggota tim lainnya.
4. Integrasi yang tidak efektif untuk menemukan solusi parsial yang
menjanjikan.
5. Kesalahan mempertimbangkan seluruh kategori penyelesaian.
Pendekatan terstruktur pada penyusunan konsep akan mengurangi kesalahan-
kesalahan di atas yaitu dengan penerapan metode 5 Langkah. Metode yang
ditampilkan pada Gambar.2 akan menggambarkan proses pemecahan sebuah
masalah kompleks yang menjadi submasalah agar menjadi lebih sederhana.
Selanjutnya akan diperkenalkan konsep penyelesaian untuk sub masalah
menggunakan prosedur pencarian eksternal dan internal. Pohon klasifikasi dan
tabel kombinasi kemudian digunakan untuk menggali secara sistematis konsep
penyelesaian tersebut serta mengintegrasikan penyelesaian submasalah ke
dalam sebuah penyelesaian total. Akhirnya tim membuat sebuah langkah
mundur untuk merefleksikan validitas dan kemampuan aplikasi dari hasil,
seperti yang digunakan oleh proses.
-
Halaman | 15
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Gambar.2 Metode 5 langkah penyusunan konsep
Langkah 1: Memperjelas Masalah
Langkah ini mencakup pengembangan dari sebuah pengertian umum dan
pemecahan dari sebuah masalah menjadi submasalah. Dicontohkan dalam
kasus merancang sebuah alat pemaku yang lebih baik. Ruang lingkup
masalah desain secara umum adalah menyatukan kayu, sedangkan secara
spesifik adalah memperbaiki kecepatan konsep alat pneumatic yang ada
sekarang. Beberapa asumsi dalam penetapan tujuan dari tim adalah:
1. Alat pemaku menggunakan paku (seperti yang berlawanan dengan
bahan perekat, sekrup, dan lain-lain).
2. Alat pemaku akan digunakan untuk memaku kayu
3. Alat pemaku akan digunakan dengan tangan.
-
Halaman | 16
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Berdasarkan asumsi ini, tim telah mengidentifikasikan kebutuhan
pelanggan untuk sebuah alat pemaku yakni:
1. Alat pemaku memasukkan paku-paku dengan cepat.
2. Alat pemaku digunakan pada tempat yang sempit.
3. Alat pemaku ringan
4. Alat pemaku tidak mempunyai waktu penundaan yang lama setelah
alat picunya digerakkan
Target spesifikasi produk meliputi hal-hal berikut:
Panjang paku dari 50 sampai 75 milimeter
Maksimum energi untuk memaku 80 joule/paku
Daya untuk memaku mencapai 2000 newton
Kecepatan maksimum memiku 1 paku/detik
Rata-rata kecepatan memaku 4 paku/menit
Kemampuan untuk memasukkan paku berada di antara standar stud/joists
(36gmilimeter pembukaan)
Massa alat kurang dari 4 kilogram
Maksimum waktu penundaan setelah pemicu ditarik adalah 0,25 detik
Dekomposisi sebuah masalah kompleks menjadi sub-sub masalah yang
lebih sederhana
Beberapa teknik yang berguna untuk memulai aktivitas ini adalah :
a. Membuat sebuah diagram fungsi dari produk yang sudah ada.
b. Membuat sebuah diagram fungsi berdasarkan konsep produk awal yang
dihasilkan oleh tim berdasarkan teknologi subfungsi yang mereka ketahui.
Pastikan untuk mengeneralisasikan diagram pada level penguraian yang
tepat.
-
Halaman | 17
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
c. Ikuti satu dari aliran (misalnya bahan) dan tentukan operasi apa yang
dibutuhkan. Rincian aliran yang lain dapat diperoleh dengan memikirkan
hubungan aliran tersebut dengan aliran awal.
Gambar.3 Diagram fungsi dari alat pemaku yang dibangun dari sebuah dekomposisi fungsi terdiri
atas: (a) keseluruhan kotak hitam; (b) perbaikan yang memperlihatkan subfungsi
Langkah 2: Pencarian secara eksternal
Langkah ini meliputi: wawancara pengguna utama, konsultasi pakar, mencari
paten, mencari literature yang sudah dipublikasikan dan analisis benchmarking
dari produk terkait.
-
Halaman | 18
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Langkah 3: Pencarian secara internal
Langkah ini meliputi: menunda keputusan, menghasilkan banyak
ide/pemikiran, merima ide-ide yang terlihat tidak dapat dilaksanakan dan
penggunaan media fisik serta alat bantu grafik.
Langkah 4: Menggali secara sistematis
Langkah ini meliputi: penerapan pohon klasifikasi konsep dan tabel kombinasi
konsep. Pohon klasifikasi konsep digunakan untuk memisahkan keseluruhan
penyelesaian yang mungkin menjadi beberapa kelas berbeda yang akan
memudahkan perbandingan dan pemangkasan. Sebuah contoh pohon untuk alat
pemaku diperlihatkan pada gambar berikut :
Gambar.4 Pohon klasifikasi (sumber konsep dari alat pemaku)
Pada gambar pohon klasifikasi di atas, memperlihatkan alternative
penyelesaian pada submasalah sumber energi. Pohon dapat dibangun dengan
membuat cabang yang bersesuaian dengan penggalan solusi dari submasalah
apapun, tetapi dengan cara pengklasifikasian berbeda yang lebih berguna.
-
Halaman | 19
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Secara umum, sebuah submasalah yang mempunyai solusi akan dapat
menghambat pembuatan solusi dari submasalah lainnya yang merupakan calon
tepat untuk pohon klasifikasi. Tabel Kombinasi Konsep (Morphological
Chart) menyediakan cara untuk mempertimbangkan kombinasi solusi secara
sistematis untuk sebuah masalah desain.
Tabel.3 Morphological Chart
* Bentuk umum Morphological Chart menurut J. L Rchardson III, J. D. Summers, dan G. M.
Mocko
Tabel. 4 Morphological ChartTeam Impact
Dari Morphological Chart diatas dapat diperoleh beberapa konsep produk yang
selanjutnya akan disaring lagi di tahap seleksi konsep.
-
Halaman | 20
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
a. Penyaringan Konsep
Peyaringan atau seleksi konsep didasarkan pada metode yang dikembangkan
oleh Stuart Pugh pada tahun 1980-an dan seringkali disebut seleksi konsep
Pugh (Ulrich, K. dan Eppinger, SD., 2012). Tujuan tahapan ini adalah
mempersempit jumlah konsep secara cepat dan memperbaiki konsep. Seleksi
konsep merupakan proses menilai konsep dengan memperhatikan kebutuhan
pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif
dari konsep, memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan, serta proses
pengujian dan pengembangan lebih lanjut. Sebagai contoh dari proses
penyusunan konsep, tim pengembangan produk menghasilkan 7 sketsa untuk
menggambarkan konsep dasar yang sedang dipertimbangkan.
-
Halaman | 21
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Gambar 5. Sketsa alat suntik
-
Halaman | 22
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Dalam seleksi konsep menggunakan konsep Pugh, maka dapat dilakukan
dengan mensurvey sekelompok orang atau fokus grup. Fokus grup yang dibuat
berdasarkan para pengguna jarum suntik (dokter) yang mengerti mengenai
kegunaan jarum suntik. Dari tujuh konsep yang ada, akan dipilih beberapa
konsep yang terbaik yang nantinya akan diuji kembali sehingga mendapatkan
satu konsep terbaik yang digunakan sebagai konsep akhir dengan tetap
membandingkan terhadap produk pesaing. Hasil dari pada fokus grup yang
terdiri dari 10 orang adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Seleksi Konsep Tahap Pertama dengan Metode Pugh
Kriteria seleksi
Konsep
A
Master
Gylinder
B
Rubber
Brake
C
Ratchet
D
(Relerensi)
Plunge
Stop
E
Swash
Ring
F
Lever
Set
G
Dial
crew
Kemudahan penanganan
Kemudahan
penggunaan
Ukuran dosis yang
mudah dibaca
Keakuratan
pengukur dosis
Dayatahan . 0
Kemudahan untuk
dibuat
Mudah untuk dibawa
0
0
0
0
0
+
+
0
-
0
0
0
-
+
-
-
+
0
0
-
+
0
0
0
0
0
0
0
0
0
+
-
+
0
+
-
+
0
0
0
-
0
-
0
+
0
0
0
Jumlah + Jumlah 0
Jumlah -
2 5
0
1 4
2
1 3
3
0 7
0
2 4
1
2 3
2
1 3
1
Nilai akhir Peringkat
Lanjutkan?
2 1
Ya
-1 6
Tidak
-2 7
Tidak
0 3
Gabungkan
1 2
Ya
0 3
Gabungkan
0 3
Perbaiki
-
Halaman | 23
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Dari penilaian konsep menggunakan metode Pugh, diperoleh bahwa konsep
yang terpilih adalah konsep A, konsep E, sedangkan konsep D dan F akan
digabungkan dan untuk konsep G akan diperbaiki. Langkah selanjutnya
adalah melakukan seleksi konsep untuk menentukan konsep akhir. Penentuan
konsep akhir menggunakan cara memberikan beban pada masing-masing
opsional dan penyeleksian ini kembali menggunakan fokus grup yang sama
dengan grup penyeleksi pertama. Cara penyeleksian ke dua ini dengan cara
memberikan bobot seperti pada survey tingkat kepentingan. Berikut ini adalah
contoh kuisioner untuk menentukan konsep akhir, hasil pengumpulan data, dan
hasil penilaian konsep.
Tabel. 6 Kuisioner Penilaian Konsep
Kuisioner Seleksi Konsep
Nama : Telepon :
Usia : Email :
Jabatan :
Criteria
A
(Referensl)
Master
Cylinder
DF
Lever Stop
E
Swash Ring
G+
Dial Screw +
Kemudahan penanganan
Kemudahan penggunaan
Ukuran dosis yang mudah
dibaca
Keakuratan pengukur dosis
Daya tahan
Kemudahan untuk dibual
Mudah untuk dibawa
Berikanlah bobot menurut pendapat anda, dimana nilai 1 adalah sangat kurang dan nilai 5 adalah
sangat baik.
-
Halaman | 24
Konsep A
Kriteria Seleksi R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Rata-rata
Kemudahan penanganan 3 3 3 4 3 2 3 5 2 2 3
Kemudahan penggunaan 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3.3
Ukuran dosis yang mudah dibaca 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2.3
Keakuratan pengukur dosis 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3.3
Daya tahan 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2.3
Kemudahan untuk dibuat 3 5 3 3 5 3 2 3 3 3 3.3
Mudah untuk dibawa 2 3 3 5 4 3 3 2 3 3 3.11
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Gambar.6 Konsep G setelah diperbaiki
Gambar.7 Hasil penggabungan konsep D dan F
Tabel.7 Hasil Data Penilaian Konsep A
-
Halaman | 25
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Tabel.8 Hasil Data Penilaian Konsep DF
Konsep DF
Kriteria Seleksi R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Rata-rata
Kemudahan penanganan 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3.2
Kemudahan penggunaan 4 4 5 5 3 4 3 4 3 3 3.8
Ukuran dosis yang mudah dibaca 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3.2
Keakuratan pengukur dosis 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3.3
Daya tahan 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4.7
Kemudahan untuk dibuat 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3.2
Mudah untuk dibawa 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3.22
Tabel.9 Hasil Data Penilaian Konsep E
Konsep E
Kriteria Seleksi R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Rata-rata
Kemudahan penanganan 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3.7
Kemudahan penggunaan 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3.7
Ukuran dosis yang mudah dibaca 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4.9
Keakuratan pengukur dosis 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2.3
Daya tahan 4 4 4 2 3 5 3 5 5 5 4
Kemudahan untuk dibuat 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2.3
Mudah untuk dibawa 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3.00
Tabel.10 Hasil Data Penilaian Konsep G+
Konsep E
Kriteria Seleksi R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 Rata-rata
Kemudahan penanganan 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3.9
Kemudahan penggunaan 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3.3
Ukuran dosis yang mudah dibaca
5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4.7
Keakuratan pengukur dosis 3 3 3 2 5 2 2 2 3 3 2.8
Daya tahan 3 4 3 2 3 3 3 5 3 3 3.2
Kemudahan untuk dibuat 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2.2
Mudah untuk dibawa 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3.10
-
Halaman | 26
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Tabel. 11 Hasil Seleksi Metode Penilaian Konsep
Konsep
A
(Referensl)
Master
Cylinder
DF
Lever Stop
E
Swash Ring
G+
Dial Screw +
Kriteria
Seleksi
Beban
Rating
Nilai Beban
Rating
Nilai Beban
Rating
Nilai Beban
Rating
Nilai Beban
Kemudahan penanganan
Kemudahan
penggunaan
Ukuran
dosis yang
mudah
dibaca
Keakuratan
pengukur
dosis
Daya tahan
Kemudahan
untuk dibual
Mudah
untuk
dibawa
5%
15%
10%
25%
15%
20%
10%
3
3
2
3
2
3
3
0.15
0.45
0.2
0.75
0.3
0.6
0.3
3
4
3
3
5
3
3
0.15
0.6
0.3
0.75
0.75
0.6
0.3
4
4
5
2
4
2
3
0.2
0.6
0.5
0.5
0.6
0.4
0.3
4
3
5
3
3
2
3
0.2
0.45
0.5
0.75
0.45
0.4
0.3
Total Nilai Peringkat
2.75
3.45
3.1
3.05
Lanjutkan? Tidak Kembangkan Tidak Tidak
Dari hasil penilaian konsep di atas, dapat dilihat bahwa konsep DF lebih
unggul daripada konsep A,E dan G+, maka konsep DF keluar sebagai konsep
akhir dari produk alat suntik.
3.5.2 Pengujian Konsep
Pengujian konsep mempunyai tujuan mengetahui minat dari pelanggan untuk
mendapatkan produk alat suntik ini saat beredar di pasaran. Survey ini dilakukan
terhadap 100 responden, mengingat sudah cukup banyaknya survey yang dilakukan
sebelumnya, maka konsep akhir ini dapat dikatakan telah mewakili kebutuhan-
kebutuhan yang telah teridentifikasi.
-
Halaman | 27
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Pembagian kuisioner dilakukan untuk mengetahui dan menguji konsep
yang sudah diseleksi. Survei ini dilakukan untuk mengetahui apakah pelanggan
mau membeli produk tersebut atau tidak, dan seberapa ingin mereka membeli
produk tersebut bila produk tersebut sudah berada di pasaran.
Tabel.12 Kuisioner Pengujian Konsep
Survey Pengujian Konsep
Nama : Pewawancara : Soleh
Telepon : e-mail :
Tempat Tinggal :
Berikut adalah produk alat suntik:
Sebuah alat suntik yang dapat digunakan berulang kali oleh pasien dengan kontrol
dosis yang akurat, karena alat suntik ini memiliki indikator ukuran dan
menggunakan laras bergerigi untuk pengukuran. cara kerja alat suntik ini adalah
untuk mengatur dosis dengan mendorong pelatuk atas kedepan dan untuk
menyuntikkan dengan menarik pelatuk kebelakang sehingga alat ini sangat mudah
digunakan dan sangat akurat.
Survey dilakukan kembali dengan metode menyebarkan kuisioner sejumlah
100, jumlah ini dianggap sudah cukup mengingat sudah banyaknya survey
yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Konsep yang akan diuji memang
sudah mewakili kebutuhan yang sudah teridentifikasi.
-
Halaman | 28
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Tabel.13 Hasil Pengumpulan Data Kuesioner Pengujian Konsep
Gambar.8 Grafik Pengujian Konsep
Dari data tersebut didapatkan Fdefinitely adalah 0.05 dan Fprobably adalah
0.27. Pada Cdefinitely dan Cprobably merupakan nilai yang ditentukan
berdasarkan pengalaman perusahaan. Dalam pemilihan Cdefinitely adalah 0.3
dan Cprobably adalah 0.2.
-
Halaman | 29
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Dengan demikian, dapat diketahui nilai P yang merupakan probabilitas
pelanggan pada target pasar untuk membeli produk pada periode yang
ditentukan untuk 1 tahun mendatang.
P = Fdefinitely Cdefinitely + Fprobably Cprobably
P = 0.05 0.3 + 0.27 0.2
P = 0.069
Sehingga probabilitas peluang untuk menjangkau pasar dalam penjualan
alat suntik yaitu 6,9 %. Dalam hal ini, membuktikan produk alat suntik cukup
diminati oleh masyarakat.
3.5.3 Pembuatan prototype / arsitektur produk baru
Arsitektur produk adalah skema elemen-elemen fungsional dari produk yang
disusun menjadi chunk dimana tiap chunk mewakili sifat fisikal dan
menjelaskan bagaimana tiap chunk berinteraksi. Chunk adalah kumpulan
komponen yang mengimplementasikan fungsi produk. Langkah awal dalam
arsitektur produk adalah pembuatan skema produk. Skema produk adalah suatu
diagram yang menggambarkan pengertian elemen-elemen penyusun suatu
produk. Berikut ini skema dari Alat suntik:
Gambar.9 Skema Alat Suntik
-
Halaman | 30
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Skema Alat Suntik diatas adalah komponen-komponen utama. Setelah skema
disusun, berikutnya adalah mengelompokkan komponen tersebut kedalam
chunk. Tiap chunk memiliki fungsi masing-masing, chunk dengan fungsi
yang sama dapat dikelompokan dalam satu chunk. Chunk-chunk yang terdapat
pada alat suntik, yaitu : Alat penyedot, Pengatur dosis, penahan, alat pelepas
obat, tabung obat dan jarum. Berikut ini adalah gambaran chunk dari alat
suntik.
Gambar.10 Rangkaian Chunk Alat Suntik
3.6 Contoh Kasus
Contoh kasus dalam modul perencanaan produk mengambil topik pengembangan part
mobil yaitu steer sebagai alat kemudi pada kendaraan bermobil. Pasar yang menjadi
target utama produk tersebut adalah perusahaan produsen mobil. Adapun target pasar
yang lain adalah perusahaan khusus pembuat accesories part mobil.
-
Halaman | 31
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Langkah Penyelesaian
Langkah penyelesaian untuk perencanaan produk remote meliputi:
1. Tahapan Memperjelas Masalah: Product Innovation Charter (PIC), Identifikasi
Kebutuhan Pelanggan, dan Spesifikasi Produk. Input dalam tahapan ini dapat
diperoleh dari data-data pada modul pertama.
a. Pembuatan PIC
Dalam penjelasan masalah, praktikan diminta untuk membuat Product
Innovation Charter (PIC) yang berisi tentang pernyataan misi, uraian
produk, sasaran usaha bisnis, target pasar, asumsi-asumsi dan batasan,
serta stakeholder sebagai berikut:
-
Halaman | 32
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
b. Identifikasi kebutuhan pelanggan
Tahapan ini diawali dengan melakukan penyebaran kuesioner untuk
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan terhadap produk remote presentasi.
Input dalam tahapan ini dapat diperoleh dari modul pertama. Diantara
kebutuhan pelanggan yang ada diperoleh data sebagai berikut:
Tabel C.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
c. Spesifikasi Produk
Pada tahapan ini, spesifikasi produk diterjemahkan dalam konsep teknis
yang lebih detail dan terukur. Seperti pada tabel C.2, kolom kebutuhan
merupakan representasi dari kebutuhan pelanggan dari tabel C.1 yang
dikelompokkan berdasarkan metric dan ukuran satuan teknis yang
memiliki kesamaan fungsi.
-
Halaman | 33
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Tabel C.2 Spesifikasi Produk Steer
No Matriks Satuan Ideal
1. Material List Besi Plat & Polimer
2. Berat Gr 1.2 - 1.5 kg
3. Keawetan tahun 5 tahun
4. Bentuk Steer Subj.
5. Dimensi Mm 15.5 inchi
6. Fiture Subj.
7. Usability Subj.
Penentuan spesifikasi produk ini, dapat diperoleh melalui analisa QFD
(Quality Function Deployment).
2. Tahapan Penyusunan Konsep: Penetapan Fungsi dan Pembuatan Alternatif
Konsep dengan Morphology Chart.
1. Penetapan Fungsi
Berdasarkan kuesioner dan tabel spesifikasi produk maka dapat dibuat
sebuah rancangan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan
dibentuk melalui penetapan fungsi-fungsi yang akan membentuk beberapa
alternatif konsep produk. Pada contoh kasus ini penetapan fungsi
diidentifikasi sebagai Triangle Steering, ukuran LCD, Layout tombol, dan
tombol tambahan. Adapun pembagian fungsi secara detail adalah sebagai
berikut :
1) Triangle Steerin, Diamond, Wave, Pentagon
1. Diamond : bentuk menyerupai diamond atau seperti logo merci
terbalik
2. Wave : bentuk ini seperti gelombang yang elegan
3. Pentagon : bentuk ini seperti segi lima dengan persegi tanpa sudut
ditengahnya
-
Halaman | 34
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
2) Ukuran LCD
1. LCD 4
2. LCD 4,5
3. LCD 4,8
3) Layout Tombol
1) Vertikal : tombol on-off pada LCD berbentuk vertikal
2) Horizontal : tombol on-off pada LCD berbentuk horizontal
3) Dua sisi : tombol on-off pada LCD berada di dua sisinya
4) Tombol tambahan
1. Klakson
2. Tombol lampu sign
3. Tombol wipper
4. Tombol volume audio
2. Pembuatan Alternatif Konsep dengan Morphology Chart.
Langkah 1:Pembuatan Morphology Chart
Pada tahap ini, praktikan membuat morphology chart yang terdiri
dari fungsi-fungsi yang membentuk beberapa alternatif konsep produk.
Langkah 2: penentuan alternatif konsep produk
Pada tahapan ini praktikan mendiskusikan beberapa alternatif konsep
produk yang mungkin untuk dikembangkan berdasarkan fungsi-fungsi
yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembuatan alternatif ini
dikembangkan dengan membuat kombinasi fungsi yang menggambarkan
keseluruhan konsep produk.
-
Halaman | 35
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Tabel C.3 Morphology-Chart konsep 1
Triangle Steering Ukuran LCD Layout tombol Tombol tambahan
Diamond
Wave
Pentagon
4
4,5
4.8
Vertikal
Horizontal
Dua sisi
Klakson,
Lampu sign,
Wipper,
Volume audio.
Langkah 3: pembuatan deskripsi dan sketsa produk berdasarkan alternatif
konsep
Gambar C.1. Kombinasi Konsep 1
Dalam kombinasi konsep ini, dari segi bentuk, steer berbentuk diamond
bila dilihat dari depan. Dari sisi LCD yang digunakan, ukuran 4 inchi pada
LCD memberikan kemudahan untuk melihat tampilan kondisi tempat
parkir yang berada dibelakang mobil. Layar tombol yang terbagi menjadi
dua serta berada dikedua sisi LCD memberikan keuntungan dalam
mengendalikan beberapa fungsi yang ada pada steer. Fungsi tambahan dari
desain steer konsep 1 yaitu klakson serta lampu sign.
-
Halaman | 36
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Tabel C.4 Morphology-Chart konsep 2
Triangle Steering Ukuran LCD Layout tombol Tombol tambahan
Diamond
Wave
Pentagon
4
4,5
4.8
Vertikal
Horizontal
Dua sisi
Klakson,
Lampu sign,
Wipper,
Volume audio.
Gambar C.2 Kombinasi Konsep 2
Dalam kombinasi konsep ini, dari segi bentuk berbentuk wave sehingga
memberikan kemudahan dalam mengendalikan steer saat mengemudikan
mobil. LCD yang digunakan berukuran 4,5 inchi dan layout tombol
terletak secara horizontal. Fungsi tambahan yang ada pada konsep steer ke
2 antara lain Klakson, Lampu Sign dan Wipper.
-
Halaman | 37
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Tabel C.5 Morphology-Chart konsep 3
Triangle
Steering
Ukuran LCD Layout tombol Tombol tambahan
Diamond
Wave
Pentagon
4
4,5
4.8
Vertikal
Horizontal
Dua sisi
Klakson,
Lampu sign,
Wipper,
Volume audio
Gambar C.3 Kombinasi Konsep 3
Dalam kombinasi konsep ini, dari segi bentuk berbentuk pentagon dilihat
dari tampilan tampak depan. Ukuran LCD yang digunakan berukuran 4,8
inchi dan layout tombol terletak secara vertical. Fungsi tambahan yang ada
pada konsep steer ke 3 antara lain Klakson dan Volume Audio.
-
Halaman | 38
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
3. Tahapan Seleksi Konsep : Seleksi Konsep dengan Metode Pugh dan Penilaian
Konsep
a. Seleksi Konsep dengan Metode Pugh
Langkah 1: menyiapkan matriks seleksi
Membuat tabel seleksi konsep seperti pada tabel C.6. Tentukan kriteria
seleksi konsep. Beberapa kriteria yang akan menjadi pertimbangan dalam
menyeleksi konsep tersebut, yaitu: bentuk yang ergonomis, fungsi tombol,
fungsi LCD, automatisasi kamera serta kualitas LCD. Penentuan kriteria
mengacu kepada hasil rekapitulasi kuisioner terbuka terhadap identifikasi
kebutuhan pelanggan, referensi yang ada dan hasil diskusi dari tim
pengembangan produk.
Langkah 2: menilai konsep
Melakukan pembandingan antara alternatif konsep yang ada dengan konsep
referensi yang digunakan sebagai pembanding. Penentuan referensi dapat
diambil dari berbagai sumber yang merupakan konsep produk terbaik yang
ada. Dari alternatif konsep tersebut akan dilihat kekurangan dan
kelebihannya, yang kemudian akan dijadikan satu atau dua konsep yang
akan maju untuk dikembangkan. Penilaian dilakukan dengan memberi tanda
plus (+) untuklebih baik, tanda nol (0) untuk sama dengan, dan tanda
minus (-) untuk kurang baik.
Langkah 3: meranking konsep-konsep
Setelah menilai seluruh konsep, tim menjumlahkan nilai lebih baik, sama
dengan dan lebih buruk. Lalu mencatat jumlah untuk tiap kategori pada
baris bagian bawah dari matriks (lihat tabel C.6). Dari hasil survei dengan
menggunakan metode Pugh, maka konsep yang dapat dilanjutkan yaitu
Konsep 2.
-
Halaman | 39
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Tabel C.6 Seleksi Konsep Tahap Pertama dengan Metode Pugh
Langkah 4: merefleksikan hasil dan proses
Hingga tahap ini, seluruh anggota tim dapat menerima hasil yang diperoleh
dari proses tersebut di atas dengan baik.
4. Tahapan Pengujian Konsep : Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner
a. Pembuatan kuesioner
Pada tahapan ini, praktikan diminta menyusun kuisioner (seperti tabel C.7)
yang menilai tentang konsep produk yang telah dipilih. Pengujian konsep
dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kembali, dengan dicantumkan
spesifikasi konsep, dan gambar konsep didalamnya agar orang-orang dapat
mengetahui produknya secara detail. Kuisioner tersebut dilakukan untuk
mengetahui dan menguji konsep yang sudah diseleksi. Survey ini dilakukan
untuk mengetahui apakah para pelanggan akan membeli produk tersebut
atau tidak, dan seberapa ingin mereka membeli produk tersebut bila produk
tersebut sudah keluar di pasaran.
-
Halaman | 40
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Tabel C.7 Bentuk kuesioner pengujian konsep
Survey dilakukan kembali dengan metode penyebaran kuesioner sejumlah
10, jumlah ini dianggap sudah cukup mengingat sudah banyaknya
survey yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Konsep yang akan
diuji memang sudah mewakili kebutuhan yang sudah teridentifikasi.
-
Halaman | 41
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Tabel C.8 Hasil pengumpulan data kuesioner pengujian konsep
Gambar C.4 Diagram batang hasil pengujian konsep
-
Halaman | 42
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Dari data tersebut didapatkan Fdefinitely adalah 0.5 dan Fprobably adalah
0.1. Pada Cdefinitely dan Cprobably merupakan nilai yang ditentukan
berdasarkan pengalaman perusahaan. Dalam pemilihan Cdefinitely adalah
0,4 dan Cprobably adalah 0,2. Dengan demikian, dapat diketahui nilai P
yang merupakan probabilitas pelanggan pada target pasar untuk membeli
produk
P = Fdefinitely Cdefinitely + Fprobably Cprobably
P = 0.5 0.4 + 0.1 0.2
P = 0.004
Sehingga probabilitas peluang untuk menjangkau pasar dalam
penjualan mobil jenis SUV (CR-XI) yang menggunakan desain steer terbaru
yaitu 0,4 %. Dalam hal ini, membuktikan produk mobil jenis SUV (CR-XI)
cukup diminati oleh masyarakat.
Gambar C.5 Virtual Prototype Produk
-
Halaman | 43
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
4. Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Lembar Kerja (paper work)
2. Curah pendapat (brainstorming)
3. Software desain untuk pembuatan desain produk
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1. Studi Kasus.
2. Profil produk praktikum.
3. Profil produk-produk pembanding.
4. Analisa keinginan konsumen terhadap produk (QFD-HOQ).
5 Tugas Praktikum
Tugas dalam praktikum ini adalah praktikan membuat desain produk dengan
menggunakan software desain produk.
6 Prosedur Pelaksanaan Praktikum
1. Pelajari Bahan dan Modul praktikum
2. Kerjakan tugas pendahuluan (Analisa keinginan konsumen)
3. Siapkan data-data yang akan diselesaikan
4. Diskusikan dalam product innovation team dengan bimbingan asisten diruang praktikum
5. Buat Matrik morphologi dan pilih satu kombinasi inovasi produk terbaik.
6. Buat soft prototype (gambar teknik) berdasarkan PIC dan hasil analisis atribut yang akan
di inovasi
7. Analisa dan kesimpulan dari kasus yang terjadi
-
Halaman | 44
MATERI / BAHAN PRAKTIKUM
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan ke : 2
Program Studi : Teknik Industri Modul ke : 2
Kode Mata Praktikum : Jumlah Halaman : 44
Nama Mata Praktikum: PSIT Mulai Berlaku : 01 Maret 2014
Flow Chart
Data kondisi pasar dan teknologi:
1. Data Perkembangan Jenis industri
2. Data perkembangan permintaan produk pada jenis usaha tersebut.
3. Suara konsumen terhadap produk
4. Perkembangan teknologi pada produk tersebut.
Analisa kondisi pasar dan
teknologi terbaru
Modul 1
Analisa produk-produk yang
ada dipasaran, desain,
kegunaan, manfaatnya
Buat Tujuan, Sasaran, dan
Guideline (pedoman inovasi)
Rumuskan dan buat PIC
dengan anggota Tim
Modul 2 Crosscheck dengan keinginan
pasar terhadap produk
tersebut (QFD-HOQ)
Penyusunan konsep:
Identifikasi konsep produk
dengan menggunakan Pohon
klasifikasi dan morfologi chart
Penyaringan konsep : buat
kuesioner dan matriks
pembobotan
Pengujian konsep produk
Buat Desain Produk
Berdasarkan Product Attribute
Innovation
(Gambar 3D Desain Produk)
top related