mikotoksin bahan pangan
Post on 30-Dec-2015
292 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
11
MIKOTOKSIN BAHAN PANGAN
Prof. DR.Ir. Rizal Syarief, DESS
BAHAN KULIAH IPN S-2 & S-3
ASPERGILLUS, PENICILLIUM, FUSARIUM, DAN KAPANG LAINNYA
22
Mikotoksin sebagai hasil metabolisme Mikotoksin sebagai hasil metabolisme sekunder dari kapangsekunder dari kapang
Pesta Pesta rodigousrodigous Efek akut pada dosis sangat tinggiEfek akut pada dosis sangat tinggi Kronis Kronis “killing me softly”“killing me softly” Penting dalam food safety :Penting dalam food safety :
TeratogenikTeratogenik KarsinogenikKarsinogenik NefrotoksikNefrotoksik DiuresisDiuresis HaemoragikHaemoragik imunotoksikimunotoksik
MIKOTOKSIN
COMMON MYCOTOXIN, COMMODITY AFFECTED, AND HEALTH EFFECTS
MycotoxinMycotoxin CommoditCommodityy
Fungal source Fungal source (s)(s) Effects of ingestionEffects of ingestion
Aflatoxin B1, B2
maize, peanuts, and many other commodities
Aspergillus flavusA.ParasiticusA.Nomious
Aflatoxin B1, and naturally occurring mixtures of aflatoxins, identified as potent human carcinogens by IARC. Adverse effects in various animals, especially chickens
Deoxynivalenol/
nivalenol
wheat, maize, barley reported from
Fusariumgraminearu
m Human toxicoses India, China, Japan, and Korea. Toxic to animals, especially pigs
Fusarium crookwellense
Fusarium culmorum
Fumonisin B1
maize Fusarium moniliforme plus several less common species
Suspected by IARC as human carcinogen. Toxic to pigs and poultry. Cause of equine eucoencephalomalacia (ELEM), a fatal disease of horses
44
COMMON MYCOTOXIN, COMMODITY AFFECTED, AND HEALTH EFFECTS
MycotoxinMycotoxin CommoditCommodityy
Fungal Fungal source source
(s)(s)Effects of ingestionEffects of ingestion
Ochratoxin Ochratoxin AA
barley, barley, wheat, wheat, and many and many other other commoditicommodities es
AspergilluAspergillus s ochraceusochraceus
Suspected by IARC as Suspected by IARC as human carcinogen. human carcinogen. Carcinogenic in laboratory Carcinogenic in laboratory animals and pigsanimals and pigsPenicilliuPenicilliu
m m verrucosuverrucosumm
Patulin Patulin appleapple A. A. clavatus, clavatus, P. P. expansumexpansum, P. , P. patulum, patulum, P. P. aspergilluaspergillus, P. s, P. ByssochlaByssochlamysmys
Immunotoxic, neurotoxicImmunotoxic, neurotoxic
55
COMMON MYCOTOXIN, COMMODITY AFFECTED, AND HEALTH EFFECTS
MycotoxinMycotoxin CommoditCommodityy
Fungal Fungal source source
(s)(s)Effects of ingestionEffects of ingestion
ZearalenonZearalenonee
maize, maize, wheatwheat
F. F. gramingraminearumearum
Identified by the Identified by the International Agency for International Agency for Research on Cancer (IARC) Research on Cancer (IARC) as a possible human as a possible human carcinogen. Affects carcinogen. Affects reproductive system in reproductive system in female pigsfemale pigs
F. F. culmorculmorumum
F. F. crookwellcrookwellenseense
66
AFLATOKSIN
77
AFLATOKSINAFLATOKSIN
AAspergilus spergilus flaflavus vus toksintoksin Kristalin aflatoksin stabil pada Kristalin aflatoksin stabil pada
kondisi tanpa cahaya dan kondisi tanpa cahaya dan pada suhu sampai lebih dari pada suhu sampai lebih dari 100100ooC, C,
termotoleran sampai 250termotoleran sampai 250ooCC peka terhadap basa (NaOH, peka terhadap basa (NaOH,
NHNH33). ).
88
AFLATOKSINAFLATOKSIN
Keefektifan proses penurunan konsentrasi Keefektifan proses penurunan konsentrasi aflatoksin pada bahan panganaflatoksin pada bahan pangan d dipengaruhi ipengaruhi :: proteinprotein pHpH SuhuSuhu lamanya pengolahanlamanya pengolahan
99
AFLATOKSINAFLATOKSIN
Terdapat pada:Terdapat pada: jagung dan produk olahannyajagung dan produk olahannya kacang dan produk kacang-kacang dan produk kacang-
kacangankacangan biji kapas, susu, dan biji kapas, susu, dan tree nuttree nuts s
seperti kacang brasil, kacang seperti kacang brasil, kacang pistachio dan walnutpistachio dan walnut
sereal dan produk sereal seperti sereal dan produk sereal seperti pasta, dan mi instan pasta, dan mi instan
1010
SSITUASI KONTAMINASI ITUASI KONTAMINASI AFLATOKSIN AFLATOKSIN DI INDONESIADI INDONESIA
Tahun Tahun 19901990 17% 17% makanan jajanan menggunakan makanan jajanan menggunakan
kacang tanah (sebagai bumbu) kacang tanah (sebagai bumbu) di Bogor, Jakarta,di Bogor, Jakarta, KarawangKarawang,, Sukabumi Sukabumi
dan Rangkasbitungdan Rangkasbitung
mengandung mengandung ::aflatoksin B1 3.0-60 ppb aflatoksin B1 3.0-60 ppb
aflatoksin B2aflatoksin B2 1.3-30.0 ppb1.3-30.0 ppb
1111
AFLATOKSINAFLATOKSINSituasi kontaminasi di IndonesiaSituasi kontaminasi di Indonesia
Syarief (1983) melaporkan Syarief (1983) melaporkan ::
gabah yang disimpan pada kadar air tinggi (18% gabah yang disimpan pada kadar air tinggi (18% bb)bb)
memproduksi aflatoksin B1 memproduksi aflatoksin B1
hingga 562 ppb setelah 50 hari penyimpananhingga 562 ppb setelah 50 hari penyimpanan
setelah gabah tersebut diberaskansetelah gabah tersebut diberaskan
kadar aflatoksin B1 pada beras sangat kecil kadar aflatoksin B1 pada beras sangat kecil
yaitu dibawah 5 ppb.yaitu dibawah 5 ppb.
Tabel kandungan DON pada jagung di dataran tinggi Jawa Tengah tahun 1986
(dalam ppm)
No
Jumlah sampel
Kondisi sampel
% sampel positif
Kandungan DON (ppm)
Kisaran
Rata-rata
yang (+)
Rata-rata total
1 29 Baik 0% - - -
2 29 Jelek* 31% 0.8-3.0
1.42 0.44
Keterangan : * sampel jagung yang dikoleksi sengaja dipilih yang keadaannya jelek
(seperti diskolorasi,dsb)
1313
AFLATOKSINAFLATOKSIN
Detoksifikasi aflatoksinDetoksifikasi aflatoksin1. 1. pengaruh radiasipengaruh radiasi
pengaruh panaspengaruh panas ekstraksi aflatoksinekstraksi aflatoksin Perlakuan fisikPerlakuan fisik
2.2. Perlakuan kimiaPerlakuan kimiaperlakuan asamperlakuan asam perlakuan basaperlakuan basa pengaruh oksidatorpengaruh oksidator
3. 3. Perlakuan biologisPerlakuan biologis
1414
ANALISIS AFLATOKSINANALISIS AFLATOKSIN
LangkaLangkah dasar :h dasar : Ekstraksi Ekstraksi menghilangkan lemak menghilangkan lemak pembersihan pembersihan pemisahanpemisahan penghitungan penghitungan
Metode kimia untuk analisa aflatoksin pada susu dan produk susu jauh lebih sensitif karena konsentrasi yang ditemukan biasanya sangat rendah (ppb atau ppt)
Metode yang digunakan biasanya TLC, HPLC atau ELISA.
1515
Deoksinivalenol Deoksinivalenol (DON)(DON)
1616
Deoksinivalenol (DON)Deoksinivalenol (DON)
mikotoksin jenis trikotesena tipe B mikotoksin jenis trikotesena tipe B yang paling polar dan stabil yang paling polar dan stabil
suatu epoksi-sesquiter-penoid yang suatu epoksi-sesquiter-penoid yang mempunyai :mempunyai : 1 gugus hidroksil primer 1 gugus hidroksil primer 2 gugus hidroksil sekunder 2 gugus hidroksil sekunder gugus karbonil berkonjugasi yang gugus karbonil berkonjugasi yang
membedakannya dengan trikotesena tipe lain.membedakannya dengan trikotesena tipe lain.
1717
Deoksinivalenol (DON)Deoksinivalenol (DON) diproduksi oleh kapang diproduksi oleh kapang
Fusarium gramineariumFusarium graminearium ( (Gibberella zeaeGibberella zeae) ) F.culmorumF.culmorum
patogen pada tanaman. patogen pada tanaman.
Keberadaan DON kadang disertai oleh mikotoksin Keberadaan DON kadang disertai oleh mikotoksin lain yang dihasilkan oleh lain yang dihasilkan oleh FusariumFusarium seperti zearalenon seperti zearalenon nivalenolnivalenol fumonisin fumonisin
1818
Deoksinivalenol (DON)Deoksinivalenol (DON)
Banyak terdapat pada kelompok gandum seperti Banyak terdapat pada kelompok gandum seperti wheat, barley, oatwheat, barley, oat, gandum hitam, tepung jagung, , gandum hitam, tepung jagung, sorgum, tritikalus dan berassorgum, tritikalus dan beras
Pembentukan pada tanaman pertanian :Pembentukan pada tanaman pertanian :tergantung pada iklimtergantung pada iklimsangat bervariasi antar daerah dengan geografi sangat bervariasi antar daerah dengan geografi tertentutertentu
1919
Deoksinivalenol (DON)Deoksinivalenol (DON)
Konsentrasi yang pernah di Konsentrasi yang pernah di deteksi pada bahan pangan:deteksi pada bahan pangan:
barley barley 0.004-9 mg/kg0.004-9 mg/kg jagung jagung 0.003-3.7 mg/kg0.003-3.7 mg/kg oatoat 0.004-0.76 mg/kg0.004-0.76 mg/kg beras beras 0.006-5 mg/kg0.006-5 mg/kg gandum hitam 0.013-0.240 mg/kggandum hitam 0.013-0.240 mg/kg wheatwheat 0.001-6 mg/kg 0.001-6 mg/kg
2020
Tabel kontaminasi DON pada jagung di Jawa Barat
Lokasi
Sampel terkontamina
si DON (%)
Kandungan DON (ppm)
Kisaran Rataan
Dataran
tinggi 53.8 0.46-
20.0 3.87
Dataran
rendah84.6 1.92-
21.6 5.66
2121
Tabel kandungan DON pada jagung komersial di Jawa Tengah (Ali et al, 1998)
Jumlah sampel
% sampel positif
Kandungan DON (ppb)
KisaranRata-rata
yang positifRata-rata total
16 12% 27-32 29.5 3.69
2222
Pencegahan dan pengendalianPencegahan dan pengendalian DONDON
Pemeriksaan sebelum panenPemeriksaan sebelum panenmereduksi inokulum mereduksi inokulum FusariumFusarium pada debris pada debris hosthost dan dan pada sumber lainnyapada sumber lainnya
rotasi tanaman panganrotasi tanaman panganMisal : rotasi pada Misal : rotasi pada wheatwheat dan jagung dengan dan jagung dengan tanaman tanaman non hostnon host
penggunaan kapangsidapenggunaan kapangsidaPraktek pertanian yang baik Praktek pertanian yang baik
mengeringkan tanaman secepatnya setelah panen mengeringkan tanaman secepatnya setelah panen dan disimpan di tempat yang baikdan disimpan di tempat yang baik
2323
Pencegahan dan pengendalianPencegahan dan pengendalian DONDON
Penggilingan pada pangan yang Penggilingan pada pangan yang terkontaminasi :terkontaminasi :
Selama proses penggilingan Selama proses penggilingan DON akan DON akan terpecah-pecah terpecah-pecah
konsentrasi tertinggi terdapat di lapisan kulit konsentrasi tertinggi terdapat di lapisan kulit terluar terluar
konsentrasi yang lebih rendah terdapat pada konsentrasi yang lebih rendah terdapat pada tepungnyatepungnya
Keberhasilan metode ini bergantung oleh Keberhasilan metode ini bergantung oleh banyaknya penetrasi kapang kedalam banyaknya penetrasi kapang kedalam endosperma sereal tersebut.endosperma sereal tersebut.
2424
Pencegahan dan pengendalianPencegahan dan pengendalian DONDON
mencuci bahan pangan yang tercemar mencuci bahan pangan yang tercemar DON larut dalam airDON larut dalam air
secara komersial kurang praktissecara komersial kurang praktismenyebabkan limbahmenyebabkan limbah tahapan proses yang lebih lama.tahapan proses yang lebih lama.
dapat diaplikasikan pada dapat diaplikasikan pada wheatwheat dan dan
maizemaize..
2525
Pencegahan dan pengendalianPencegahan dan pengendalian DONDON
menggunakan reaksi enzimatis menggunakan reaksi enzimatis adanya adanya pertukaran antar molekul ataupun pertukaran antar molekul ataupun prekursor yang saling berkaitan.prekursor yang saling berkaitan.
Detoksifikasi DON :Detoksifikasi DON :1 Perlakuan fisik1 Perlakuan fisik
2 Perlakuan kimia2 Perlakuan kimia
3 Perlakuan biologi3 Perlakuan biologi
2626
FUMONISINFUMONISIN
2727
FUMONISINFUMONISIN
Hidrokarbon panjang yang dihidroksilasi Hidrokarbon panjang yang dihidroksilasi mengandung gugus metal dan amino mengandung gugus metal dan amino Bubuk hidroskopik berwarna putihBubuk hidroskopik berwarna putih larut dalam air, methanol dan asetonitril-airlarut dalam air, methanol dan asetonitril-air Stabil dan tahan panas Stabil dan tahan panas sampai 25sampai 25ooCC Sering terdapat bersamaan dengan Sering terdapat bersamaan dengan
mikotoksin lain (Aflatoksin, DON dan mikotoksin lain (Aflatoksin, DON dan Zearalenon)Zearalenon)
2828
FUMONISINFUMONISIN TToksin dihasilkan oleh oksin dihasilkan oleh
Fusarium moniliforme (F. verticillioides) Fusarium moniliforme (F. verticillioides) F. proliferatumF. proliferatum F. nygamai F. nygamai F. anthopilum F. anthopilum F. dlamini F. dlamini FF.. napiforme napiforme
Jenis yang paling dikenal yaitu Jenis yang paling dikenal yaitu fumonisin B1 (FB1) fumonisin B1 (FB1) fumonisin B2 (FB2) fumonisin B2 (FB2) fumonisin B3 (FB3)fumonisin B3 (FB3)
2929
FUMONISINFUMONISIN
Ditemukan terutama pada Ditemukan terutama pada jagungjagung komoditi lain (komoditi lain (beras dan sorgum)beras dan sorgum)
Pada produk jadi ditemukan pada :Pada produk jadi ditemukan pada : sereal sarapan berbahan dasar jagung sereal sarapan berbahan dasar jagung birbir makanan ringanmakanan ringan
3030
Tabel kandungan FB1 pada bahan pangan dan pakan
di Jawa Barat
LokasiLokasiBahan Bahan
pakan/pakan pakan/pakan unggasunggas
No. No. sampelsampel
Sampel Sampel positifpositif
Kandungan Kandungan FBFB
11 (μg/g) (μg/g)Kandungan rata-rata Kandungan rata-rata
FBFB11 (μg/g) (μg/g)
Bandung Bandung
Jagung Jagung 1111 88 0.47-35.000.47-35.00 11.5411.54
Dedak (rice Dedak (rice bran)bran) 11 11 11.2011.20 11.2011.20
Pakan ayamPakan ayam 11 11 6.456.45 6.456.45
Cianjur Cianjur
JagungJagung 66 66 0.24-24.220.24-24.22 8.158.15
Dedak (rice Dedak (rice bran)bran) 22 22 4.30-9.374.30-9.37 6.836.83
Pakan ayamPakan ayam 33 33 1.07-30.161.07-30.16 11.2411.24
Sukabumi Sukabumi
JagungJagung 77 77 12.40-54.5412.40-54.54 28.3828.38
Dedak (rice Dedak (rice bran)bran) 11 11 2.532.53 2.532.53
BogorBogor
Jagung Jagung 88 88 2.12-5.752.12-5.75 3.543.54
Dedak (rice Dedak (rice bran)bran) 22 22 7.72-11.397.72-11.39 9.569.56
Pakan ayamPakan ayam 11 11 16.5316.53 16.5316.53Sumber: Dharmaputra (2000)
3131
Tabel kontaminasi fumonisin pada jagung di daerah kasus kanker esofagus
TahunTahun AreaArea %%
Konsentrasi rata-rata Konsentrasi rata-rata (maksimum), ppm(maksimum), ppm TotalTotal
FBFB11 FBFB
22 FBFB33
19891989TinggiTinggi 48.148.1 0.72 0.72
(2.96)(2.96)0.30 0.30
(0.55)(0.55) -- --
Rendah Rendah 25.025.0 0.89 0.89 (1.73) (1.73)
0.45 0.45 (0.45)(0.45) -- --
19951995
Tinggi Tinggi 79.479.4 2.73 2.73 (21.0)(21.0)
0.70 0.70 (4.35)(4.35)
0.38 0.38 (1.66)(1.66)
3.463.46(27.01)(27.01)
Rendah Rendah 50.050.0 2.70 2.70 (8.47)(8.47)
0.59 0.59 (1.22)(1.22)
0.31 0.31 (0.58)(0.58)
3.393.39(10.27)(10.27)
19971997
Tinggi Tinggi 73.373.3 2.03 2.03 (8.29)(8.29)
0.59 0.59 (2.19)(2.19)
0.28 0.28 (1.03)(1.03)
2.742.74(22.51)(22.51)
Rendah Rendah 46.746.7 2.08 2.08 (5.33)(5.33)
0.26 0.26 (1.21)(1.21)
0.24 0.24 (0.62)(0.62)
2.75 2.75 (7.16)(7.16)
Sumber: Yoshizawa et al., (1994)
3232
Tabel kontaminasi fumonisin pada jagung di daerah kasus kanker esofagus
(Transkei, Afrika Selatan)
LokasiLokasiKonsentrasi fumonisin (ppm)Konsentrasi fumonisin (ppm)
TotalTotalFBFB
11 FBFB22
Daerah Daerah tingkat tingkat rendahrendah- good corn- good corn- moldy corn- moldy corn
0-0.5500-0.550 0-0.1500-0.150 0-0.7000-0.700
0.450-18.9000.450-18.900 0.150-6.7500.150-6.750 0.600-25.6500.600-25.650
Daerah Daerah tingkat tinggitingkat tinggi- good corn- good corn- moldy corn- moldy corn
0.50-7.9000.50-7.900 0-2.2500-2.250 0.050-10.1500.050-10.150
3.450-46.9003.450-46.900 0.900-16.3000.900-16.300 4.350-63.2004.350-63.200
Tabel kontaminasi fumonisin pada produk pangan berbasis jagung
Macam sampel (n)
Asal sampel
Jumlah dan % positif
Kandungan rata-rata dan kisaran (ppb)
Pustaka
Pop cornPop corn Brisbane-Brisbane-AusraliaAusralia -- 850 (FB850 (FB
11))Maryam Maryam (1999)(1999)
Corn flakesCorn flakes IdemIdem -- 3200 (FB3200 (FB11)) IdemIdem
Corn chipsCorn chips IdemIdem -- 5800 (FB5800 (FB11)) IdemIdem
Taco shellsTaco shells IdemIdem -- 1100 (FB1100 (FB11)) IdemIdem
Tortilla Tortilla chipschips IdemIdem -- 3600 (FB3600 (FB
11)) IdemIdem
JagungJagung QueenslaQueenslandnd -- 2800 (FB2800 (FB
11)) IdemIdem
3434
Tabel kontaminasi fumonisin pada produk pangan berbasis jagung
Macam sampel (n)
Asal sampel
Jumlah dan % positif
Kandungan rata-rata dan kisaran (ppb)
Pustaka
Jagung (8)Jawa Timur
8 (100) 514.25 (64-1672)Maryam (2000)
Jagung (12) Idem 7 (58.3) 50-1800Maryam (1999)
Jagung (11) Bandung 8 (73) 11540 (470-35000)Maryam (2000)
Jagung (6) Cianjur 6 (100) 8150 (240-24220)Maryam (2000)
Jagung (7) Sukabumi 7 (100) 28380 (1240-54540)Maryam (2000)
Jagung (8) Bogor 8 (100) 3540 (2120-5750)Maryam (2000)
Jagung (16)Jawa
Tengah16 (100) 895 (tertinggi 2970)
Ali et al (1998)
3535
Tabel kontaminasi fumonisin pada produk pangan berbasis jagung
Macam sampel (n)
Asal sampel
Jumlah dan % positif
Kandungan rata-rata dan kisaran (ppb)
Pustaka
Pop cornPop corn Brisbane-Brisbane-AusraliaAusralia -- 850 (FB850 (FB
11))Maryam Maryam (1999)(1999)
Jagung Jagung olahanolahan
Amerika Amerika SerikatSerikat -- 75-591675-5916 Castelo et Castelo et
al (1998)al (1998)
JagungJagung AustraliaAustralia -- 1000-400001000-40000 Briden et Briden et al (1995)al (1995)
JagungJagung AustraliaAustralia -- 10000 (FB10000 (FB11)) IdemIdem
Jagung Jagung olahanolahan AustraliaAustralia -- 21500 (FB21500 (FB
11)) IdemIdem
Jagung(ELJagung(ELEM)EM)
New New South WSouth W -- 164000 (FB164000 (FB
11)) IdemIdem
3636
Pencegahan dan PengendalianPencegahan dan Pengendalian FUMONISINFUMONISIN
budidaya yang baik (GAP)budidaya yang baik (GAP) pperlakuan erlakuan ::
menggunakan bahan kimia sebelum penyimpananmenggunakan bahan kimia sebelum penyimpanan secara fisik secara fisik
menurunkan suhumenurunkan suhu memodifikasi atmosfir memodifikasi atmosfir
pemilihan atau skrining jagung sebelum pemilihan atau skrining jagung sebelum diproses diproses
pasca panen pasca panen mengeringkan bahan pangan secepatnyamengeringkan bahan pangan secepatnya
3737
Analisis mikotoksinAnalisis mikotoksin Ekstraksi fumonisin dari jagung atau produk Ekstraksi fumonisin dari jagung atau produk
berbahan dasar jagung menggunakan metanol berbahan dasar jagung menggunakan metanol cair atau asetinitrilcair atau asetinitril
Dua metode analisis yang valid Dua metode analisis yang valid : be: berbasis rbasis kkromatografi cair (LC)romatografi cair (LC) : : pertukaran anion dari ekstrak pelarutpertukaran anion dari ekstrak pelarut
untuk menganalisis fumonisin B1, B2, and B3 pada untuk menganalisis fumonisin B1, B2, and B3 pada jagung. jagung.
ekstraksi dan kolom immunoafinitas ekstraksi dan kolom immunoafinitas untuk untuk menganalisis menganalisis fumonisin B1 and B2 pada jagung fumonisin B1 and B2 pada jagung
dan cornflakes.dan cornflakes.
3838
MMetode kromatografi lapis tipis (TLC) dan etode kromatografi lapis tipis (TLC) dan ELISAELISA kombinasi beberapa jenis kombinasi beberapa jenis fumonisin fumonisin
Metode lain Metode lain : : HPLC HPLC
Analisis mikotoksinAnalisis mikotoksinlanjutanlanjutan
3939
OKRATOKSIN A OKRATOKSIN A
(OTA)(OTA)
4040
OKRATOKSIN A (OTA)OKRATOKSIN A (OTA)
senyawa kristalin tidak berwarna senyawa kristalin tidak berwarna titik leleh 168titik leleh 168ooC C larut dalam kloroform, metanol, asetonitril, larut dalam kloroform, metanol, asetonitril,
natrium bikarbonat cairnatrium bikarbonat cair molekulnya cukup stabil, dan dapat bertahan molekulnya cukup stabil, dan dapat bertahan
pada produk olahan bahan pangan. pada produk olahan bahan pangan. diproduksi oleh kapang :diproduksi oleh kapang :
Aspergillus ochraceusAspergillus ochraceus. . Penicillium verrucosum, Penicillium verrucosum, P. viridicatumP. viridicatum A. carbonariusA. carbonarius
4141
OKRATOKSIN A (OTA)OKRATOKSIN A (OTA)
terdapat pada produk terdapat pada produk kopi kopi bir bir buah kering buah kering wine wine kakaokakao kacang-kacangankacang-kacangan
ditemukan pula selama proses pembuatan bir, ditemukan pula selama proses pembuatan bir, roti, sereal sarapan dan pengolahan kopi, pakan roti, sereal sarapan dan pengolahan kopi, pakan dan daging. dan daging.
4242
Tabel kandungan OTA pada biji kopi di propinsi
Lampung (Dharmaputra et al, 1999)
Tingkatan rantai
distribusi
JumlSam-pel
Jumlah sampel terkontaminasi
OTA
Sampel terkontaminas
i OTA (%)
Kandungan OTA (ppb)
Kisaran Rataan
Petani 20 14 700.3-39.8
18.7
Pedagang pengumpul
20 1 5 - 12.4
Eksportir 20 9 450.3-27.5
10.8
4343
Tabel kandungan OTA pada biji kopi di propinsi Bengkulu
(Yani, 2004 dalam Dharmaputra, 2005)
Tingkatan rantai
distribusi
Jumlah sampel
Jumlah sampel
terkontaminasi OTA
Sampel terkontamina
si OTA (%)
Kandungan OTA (ppb)
Kisaran Rataan
Petani 30 12 40.00.092-3.736
0.70
Pedagang pengumpu
l (PP) kecamatan
15 8 53.30.083-0.751
0.30
PP Kabupaten
15 5 33.00.162-1.027
0.38
Total 60 25 - - -
4444
Tabel cemaran OTA pada berbagai komoditas pertanian pangan dan
pakan (Bahri, 2003)
Macam sampel
Asal sampel
Jumlah dan % positif
Kandungan rata-rata dan kisaran (ppb)
Sumber pustaka
Pakan puyuh (1 kasus)
Jawa Tengah
1 (100) 500Stoltz et al
(1988)
Jagung, pabrik
pakan (26)
Jawa Barat (Bogor)
1(4) 3Widiastuti et al
(1988)
Bungkil kelapa
sawit (3)Idem 3(100)
652.37 (7.08-1737.14)
Maryam et al (1994)
Tepung slip (2)
Idem 2(100)1000(262.86-
1737.14)Idem
4545
Tabel cemaran OTA pada berbagai komoditas pertanian pangan dan
pakan (Bahri, 2003)
Macam sampel
Asal sampel
Jumlah dan % positif
Kandungan rata-rata dan kisaran (ppb)
Sumber pustaka
Dedak (1) Lampung 1(100) 229.09 Idem
Jerami (1) Idem 1(100) 66.29 Idem
Jagung (33)
BD 20(60.6)68.41(8-777.14)
Anonimus (2000)
Pakan ayam (35)
Idem 15(42.9)33.44(4-335.24)
Idem
Pakan burung unta (5)
Jabotabek 3(60) 1.92(1.6-6.4) idem
4646
Pencegahan dan pengendalianPencegahan dan pengendalian OTAOTA
aktivitas air (aw) bahan pangan dibawah 0.8.aktivitas air (aw) bahan pangan dibawah 0.8. sebelum disimpan harus dikeringkan sebelum disimpan harus dikeringkan Pada tempat penyimpanan dilakukan Pada tempat penyimpanan dilakukan
fumigasifumigasi aerasiaerasi pendinginan pendinginan kontrol atmosfirkontrol atmosfir
menerapkan GAP, GHP dan GMPmenerapkan GAP, GHP dan GMP pengeringan pengeringan penyimpananpenyimpanan sortasi agar biji kopi yang rusak tidak diprosessortasi agar biji kopi yang rusak tidak diproses
pendidihan, pemanggangan, pembakaran ataupun pendidihan, pemanggangan, pembakaran ataupun fermentasifermentasi
4747
Perlakuan secara fisik Perlakuan secara fisik didetoksifikasi dengan karbon aktif didetoksifikasi dengan karbon aktif
menyerap OTA rata-rata diatas 99% menyerap OTA rata-rata diatas 99%
Perlakuan secara biologi Perlakuan secara biologi dekontaminasi dan detoksifikasi dekontaminasi dan detoksifikasi
memakai mikroorganisme berupa jamur, memakai mikroorganisme berupa jamur, kapang, khamir atau bakteri kapang, khamir atau bakteri
Penanggulangan/detoksifikasi OTA
4848
Analisis mikotoksinAnalisis mikotoksin Kromatografi zat cair (LC) Kromatografi zat cair (LC)
untuk menganalisis OTA pada :untuk menganalisis OTA pada : jagung, jagung, barley, barley, rye, rye, gandum, gandum, kulit gandum, kulit gandum, makanan berbahan dasar gandum, makanan berbahan dasar gandum, kopi yang sudah dipanggang, kopi yang sudah dipanggang, wine dan bir. wine dan bir.
Kisaran yang dapat dideteksi Kisaran yang dapat dideteksi 0.03 0.03 µµg/kg pada g/kg pada winewine dan dan beerbeer 0.30.3––0.6 0.6 µµg/kg pada komoditas pangan lainnyag/kg pada komoditas pangan lainnya
Metode TLC Metode TLC : : mendeteksi OTA pada pangan dengan mendeteksi OTA pada pangan dengan konsentrasikonsentrasi > > 5 µg/kg 5 µg/kg
4949
PATULINPATULIN
5050
PATULINPATULIN
kristal tidak berwarnakristal tidak berwarna titik leleh 110titik leleh 110ooC C larut dalam air, metanol, etanol, aseton, larut dalam air, metanol, etanol, aseton,
etil asetat, amil asetat, dietil eter, dan etil asetat, amil asetat, dietil eter, dan benzenbenzen
stabil pada kondisi asam dan pada stabil pada kondisi asam dan pada pemanasan sampai 100pemanasan sampai 100ooC. C.
dapat terdekomposisi pada air destilasi. dapat terdekomposisi pada air destilasi.
5151
PATULINPATULIN
dihasilkan oleh dihasilkan oleh PenicilliumPenicillium dan dan Aspergillus Aspergillus A. clavatus, A. clavatus, P. expansum, P. expansum, P. patulum, P. patulum, P. aspergillus P. aspergillus P. ByssochlamysP. Byssochlamys
P. expansum P. expansum terdapat pada jus apelterdapat pada jus apel apel merupakan sumber utama dari patulin.apel merupakan sumber utama dari patulin.
mengkontaminasi : apel, anggur, pir, sayuran, sereal dan makanan ternak yang
disimpan dalam gudang
5252
Pencegahan dan pengendalianPencegahan dan pengendalian PATULINPATULIN
tidak menggunakan buah tidak menggunakan buah apel yang sudah terlalu apel yang sudah terlalu matang atau busuk dan matang atau busuk dan berjamur berjamur
menerapkan GMP menerapkan GMP menyimpan bahan baku menyimpan bahan baku
lebih baiklebih baik
5353
AnalisisAnalisis MikotoksinMikotoksin PATULINPATULIN
Ekstraksi menggunakan etil asetatEkstraksi menggunakan etil asetatdepektinasi sebelum ekstraksi depektinasi sebelum ekstraksi untuk untuk
sampel jus buah yang tidak begitu encersampel jus buah yang tidak begitu encermetode TLC atau HPLC dengan deteksi metode TLC atau HPLC dengan deteksi
UV UV metode kromatografi gas atau GC/MS metode kromatografi gas atau GC/MS
untuk meyakinkan atau mengkonfirmasi untuk meyakinkan atau mengkonfirmasi keberadaan patulin dalam sampelkeberadaan patulin dalam sampel
5454
JUSTIFIKASI DALAM MENETAPKAN REGULASI JUSTIFIKASI DALAM MENETAPKAN REGULASI MIKOTOKSIN DALAM PANGANMIKOTOKSIN DALAM PANGAN
1.1.Latar belakangLatar belakang Kondisi Indonesia yang lembab dan beriklim tropis, Kondisi Indonesia yang lembab dan beriklim tropis,
menyebabkan bahan pangan/pakan dan produk olahannya menyebabkan bahan pangan/pakan dan produk olahannya mudah terserang oleh kapang penghasil toksin.mudah terserang oleh kapang penghasil toksin.
2.2.RegulasiRegulasio CodexCodexo ECECo Negara lain : Australia, Jepang, dllNegara lain : Australia, Jepang, dll
3.3.Toksisitas dan keamanan kontaminasi/cemaran :Toksisitas dan keamanan kontaminasi/cemaran : Karsinogenik, teratogenik, mutagenik, hepatotoksik, nefrotoksik, Karsinogenik, teratogenik, mutagenik, hepatotoksik, nefrotoksik,
estrogenik, haemorhagic, diuretik, nausea, vomiting.estrogenik, haemorhagic, diuretik, nausea, vomiting. Umumnya berefek kronisUmumnya berefek kronis Resisten : termotoleranResisten : termotoleran
5555
Pertimbangan dalam menetapkan batas Pertimbangan dalam menetapkan batas maksimum mikotoksin dalam panganmaksimum mikotoksin dalam pangan
1.1. Mikotoksin yang menyebabkan Mikotoksin yang menyebabkan dampak kesehatan terbesar bagi dampak kesehatan terbesar bagi manusiamanusia
2.2. Komoditas tertentu yang Komoditas tertentu yang cenderung terkontaminasi oleh cenderung terkontaminasi oleh mikotoksin, misalnya:mikotoksin, misalnya:
jagung lebih mudah terkontaminasi jagung lebih mudah terkontaminasi oleh aflatoksin dan fumonisin, oleh aflatoksin dan fumonisin,
gandum/terigu lebih mudah gandum/terigu lebih mudah terkontaminasi oleh DON,terkontaminasi oleh DON,
5656
kacang tanah lebih mudah kacang tanah lebih mudah terkontaminasi oleh aflatoksin terkontaminasi oleh aflatoksin
produk olahan apel lebih mudah produk olahan apel lebih mudah terkontaminasi oleh patulin.terkontaminasi oleh patulin.
3.3. Komoditas yang digunakan dalam Komoditas yang digunakan dalam produk pangan khusus bayi, balita, produk pangan khusus bayi, balita, bumil, dan busui.bumil, dan busui.
4.4. Kemampuan produsen dan importasi Kemampuan produsen dan importasi produk panganproduk pangan
Alasan komoditas pertanian Alasan komoditas pertanian sebagai bahan baku industri sebagai bahan baku industri
pangan diatur dalam draft RSNI pangan diatur dalam draft RSNI ini berdasarkan:ini berdasarkan:
1.1. Komoditas tersebut merupakan Komoditas tersebut merupakan komoditas prioritas berdasarkan komoditas prioritas berdasarkan program revitalisasi program revitalisasi
2.2. Komoditas tersebut potensial Komoditas tersebut potensial terkontaminasi mikotoksin terkontaminasi mikotoksin
3.3. Komoditas tersebut merupakan Komoditas tersebut merupakan bahan baku strategis untuk bahan baku strategis untuk industri panganindustri pangan
4.4. Komoditas tersebut memiliki nilai Komoditas tersebut memiliki nilai ekspor/imporekspor/impor
5858
TAHAP PENYUSUNAN
1.1. PENGUMPULAN MATERI PENGUMPULAN MATERI REGULASI DIBERBAGAI NEGARA KAJIAN KEAMANAN
2.2. PEMBAHASAN KAJIAN KEAMANAN PEMBAHASAN KAJIAN KEAMANAN 3.3. PENETAPAN JENIS MIKOTOKSIN YANG PENETAPAN JENIS MIKOTOKSIN YANG
AKAN DIATUR AKAN DIATUR 4.4. PEMBAHASAN BATAS MAKSIMUM PEMBAHASAN BATAS MAKSIMUM
MIKOTOKSIN DALAM PANGAN MIKOTOKSIN DALAM PANGAN 5.5. PENYUSUNAN DRAFT RSNIPENYUSUNAN DRAFT RSNI
NoNo MikotoksinMikotoksin Jumlah negara yang mengatur Jumlah negara yang mengatur (Total = 103 negara)(Total = 103 negara)
Jumlah negaraJumlah negara %%
11 Aflatoksin BAflatoksin B11 6666 64,0864,08
22 Aflatoksin MAflatoksin M11 6868 66,0266,02
33 Aflatoksin MAflatoksin M22 11 0,970,97
44 Aflatoksin GAflatoksin G11 11 0,970,97
55 Aflatoksin BAflatoksin B11GG11 44 3,883,88
66 Aflatoksin BAflatoksin B22GG11GG22 11 0,970,97
77 Aflatoksin BAflatoksin B11BB22GG11GG22 8282 79,6179,61
88 Aflatoksin BAflatoksin B11BB22GG11GG33 11 0,970,97
99 Aflatoksin BAflatoksin B11BB22GG11GG22MM11MM22 11 0,970,97
1010 Aflatoksin total (AFT)Aflatoksin total (AFT) 22 1,941,94Lanjut .........
REGULASI MIKOTOKSIN
No Mikotoksin Jumlah negara yang mengatur (Total = 103 negara)
Jumlah negara %
1111 Agaric AcidAgaric Acid 22 1,941,94
1212 Deoxynivalenol (DON)Deoxynivalenol (DON) 3939 37,8637,86
1313 ergotergot 33 2,912,91
1414 Fumonisin BFumonisin B11 33 2,912,91
1515 Fumonisin BFumonisin B11BB22 33 2,912,91
1616 Fumonisin BFumonisin B11BB22BB33 11 0,970,97
1717 Ochratoxin AOchratoxin A 4141 39,8139,81
1818 PatulinPatulin 5151 49,5149,51
1919 PhomopsinsPhomopsins 22 1,941,94
2020 SterigmatocystinSterigmatocystin 22 1,941,94
2121 T-2 ToxinT-2 Toxin 1010 9,719,71
2222 ZearalenoneZearalenone 1919 18,4518,45
2323 Total of other mycotoxinsTotal of other mycotoxins 11 0,970,97
6161
Mikotoksin yang diatur antara lain :
1.1. aflatoksin aflatoksin
2.2. deoksinivalenol (DON)deoksinivalenol (DON)
3.3. fumonisinfumonisin
4.4. okratoksin Aokratoksin A
5.5. patulinpatulin
Batas maksimum kandungan aflatoksin dalam Batas maksimum kandungan aflatoksin dalam panganpangan
No. Pangan Jenis
Batas maksimum (ppb)
1 Susu dan Minuman Berbasis Susu
M1 0,5 24 negara mengatur 0,5 ppb (termasuk CAC 2003); 34 negara mengatur 0,05 ppb 2 Susu Fermentasi
dan Produk Susu Hasil Hidrolisa Enzim Renin (Tawar)
M1 0,5
3 Susu Kental dan Analognya (Tawar)
M1 0,5
44 Krim (Tawar) dan Krim (Tawar) dan SejenisnyaSejenisnya
M1M1 0,50,5
6363
Batas maksimum kandungan aflatoksin dalam pangan
No. Pangan JenisBatas
maksimum (ppb)
5 Susu Bubuk dan Krim Bubuk dan Bubuk Analog (Tawar)
M1 5 Argentina, Brazil, Mauritius, Paraguay, Taiwan, Uruguay, Venezuela 5 ppb; Bulgaria 0,4 ppb; Iran, Maroko, Turki, Ukraina 0,5 ppb; Siria 0,05 ppb
6 Keju dan Keju Analog
M1 0,5 Argentina, Brazil, Mauritius, Paraguay, Taiwan, Uruguay, Venezuela 5 ppb; Iran, Maroco, Turki, Ukraina 0,5 ppb; Bulgaria 0,4 ppb; Siria 0,05 ppb.
6464
Lanjutan ....Lanjutan ....
No. No. PanganPangan JeniJeniss
Batas Batas maksimumaksimum (ppb)m (ppb)
77 Makanan Pencuci Makanan Pencuci Mulut Berbahan Mulut Berbahan Dasar Susu Dasar Susu (Misalnya Puding, (Misalnya Puding, Yogurt Berperisa Yogurt Berperisa atau Yogurt atau Yogurt dengan Buah)dengan Buah)
M1M1 0,50,5 24 negara mengatur 24 negara mengatur 0,5 ppb (termasuk 0,5 ppb (termasuk CAC 2003); CAC 2003); 34 negara mengatur 34 negara mengatur 0,05 ppb0,05 ppb
88 Whey dan Produk Whey dan Produk Whey, Kecuali Keju Whey, Kecuali Keju WheyWhey
M1M1 0,50,5
6565
Lanjutan ....Lanjutan ....
No. No. PanganPangan JenisJenisBatas Batas
maksimumaksimum (ppb)m (ppb)
99 Kacang tanah dan Kacang tanah dan produk olahanproduk olahan
B1B1 2020 15 negara mengatur 5 15 negara mengatur 5 ppb; ppb; 4 negara mengatur 10 4 negara mengatur 10 ppb; Jordania 15 ppb; ppb; Jordania 15 ppb; Cina, Hongkong 20 Cina, Hongkong 20 ppb. ppb. Data penelitian di Data penelitian di Jabotabek tahun 1990 : Jabotabek tahun 1990 : 17% sampel17% sampel mengandung 3.0-60 ppb mengandung 3.0-60 ppb aflatoksin B1.aflatoksin B1.
TotalTotal 3535 Malaysia 35 ppb; Malaysia 35 ppb; 14 negara mengatur 20 14 negara mengatur 20 ppb; ppb; 10 negara mengatur 15 10 negara mengatur 15 ppb (termasuk CAC ppb (termasuk CAC 2003, Australia); 2003, Australia); Jordania, Srilanka 30 Jordania, Srilanka 30 ppbppb
6666
Lanjutan ....Lanjutan ....
No. No. PanganPangan JenisJenis
Batas Batas maksimmaksim
um um (ppb)(ppb)
1010 Jagung dan Jagung dan produk olahanproduk olahan
B1B1 2020 27 negara mengatur 27 negara mengatur 5 ppb; 5 ppb; Egypt 10 ppb; Egypt 10 ppb; Cina 20 ppb, Cina 20 ppb, Jordania 15 ppbJordania 15 ppb
TotalTotal 3535 Malaysia, Costa Rica Malaysia, Costa Rica 35 ppb35 ppb
6767
Batas maksimum kandungan Batas maksimum kandungan
deoksinivalenol dalam pangandeoksinivalenol dalam pangan
No. No. PanganPangan
Batas Batas maksimumaksimu
m m (ppb)(ppb)
11 GandumGandum 20002000 Canada 2000 ppb; Canada 2000 ppb; Ukraina 500 ppb; Ukraina 500 ppb; EU 2005 : 1750 ppbEU 2005 : 1750 ppb
22 JagungJagung 10001000 Bulgaria, Cina, Iran 1000 ppb; Bulgaria, Cina, Iran 1000 ppb; Rep. Czech 2000 ppb; Rep. Czech 2000 ppb; EU 2005 : 1750 ppb. EU 2005 : 1750 ppb. Data penelitian pada jagung Data penelitian pada jagung komersial di Jawa Tengan tahun komersial di Jawa Tengan tahun 1998 : 12% sampel positif 1998 : 12% sampel positif mengandung DON rata-rata 29,5 mengandung DON rata-rata 29,5 ppbppb
6868
Batas maksimum kandungan Batas maksimum kandungan
deoksinivalenol dalam pangandeoksinivalenol dalam pangan
No. PanganBatas
maksimum (ppb)
3 Produk olahan jagung sebagai bahan baku
1000regulasi EU 2005 : 750 ppb
4 Produk olahan terigu sebagai bahan baku
1000 Canada 1200 ppb (untuk terigu)regulasi EU 2005 : 750 ppb
6969
Lanjutan ...Lanjutan ...
No. No. PanganPanganBatas Batas
maksimum maksimum (ppb)(ppb)
55 Produk olahan Produk olahan terigu siap terigu siap konsumsi (pastri, konsumsi (pastri, roti, biskuit, roti, biskuit, snack) snack)
500500 regulasi EU 2005 dan regulasi EU 2005 dan Ukraina :500 ppb Ukraina :500 ppb Jepang 1100 ppbJepang 1100 ppbChina, Iran, Ukraina, USA, China, Iran, Ukraina, USA, Uruguay : 1000 ppbUruguay : 1000 ppbArmenia, Belarus, Estonia, Armenia, Belarus, Estonia, Moldova, Rusia : 700 ppb.Moldova, Rusia : 700 ppb.
66Pasta dan mie Pasta dan mie serta produk serta produk sejenisnya sejenisnya
750750 regulasi EU 2005 : 750 ppb
produk ini perlu pengolahan lebih lanjut
77 MP-ASI berbasis MP-ASI berbasis terigu terigu
200200 regulasi EU 2005 dan Ukraina 200 ppb;Canada 600 ppbBelarusia tidak mengizinkanharus lebih rendah dari kategori pangan lainnya karena dikonsumsi oleh balita.
7070
Batas maksimum kandungan fBatas maksimum kandungan fumonisin umonisin B1+B2 B1+B2 dalam pangandalam pangan
No. No. PPangananganBatas Batas
maksimum maksimum (ppb)(ppb)
1 Jagung 2000 Cuba 1000 ppb (FB1); Amerika Serikat mengatur 2000-4000 ppb (FB1+ B2 + B3); Iran, Swiss, Bulgaria 1000 ppb (FB1 + FB2); EU 2005 : 2000 ppb (FB1+B2). Data penelitian tahun 2000 pada jagung di Jawa Timur menunjukkan 100% positif mengandung fumonisin rata-rata 514,25 ppb; di Bandung 73% mengandung fumonisin rata-rata 11540 ppb; di Cianjur 100% mengandung fum rata-rata 8150 ppb; di Sukabumi 100% mengandung fum rata-rata 28380 ppb; di Bogor 100% mengandung fum rata-rata 3540 ppb;
7171
Lanjutan ....Lanjutan ....
No. No. PPangananganBatas Batas
maksimum maksimum (ppb)(ppb)
2 Produk olahan jagung sebagai bahan baku
2000 regulasi EU 2005 (FB1+B2) 1000 ppbPerancis mengatur 1000-3000 ppb (FB1) Amerika Serikat mengatur 2000-4000 ppb (FB1+ B2 + B3)
3 Produk olahan jagung siap konsumsi (corn flakes, popcorn, corn chips)
1000 Cuba 1000 ppb (FB1)Iran, Swiss, Bulgaria 1000 ppb (FB1 + FB2)regulasi EU 2005 400 ppb(FB1 + FB2)Perancis mengatur 1000-3000 ppb (FB1)Amerika Serikat mengatur 2000-4000 ppb (FB1+ B2 + B3)
7272
Batas maksimum kandungan Batas maksimum kandungan ookratoksin A kratoksin A dalam pangandalam pangan
NoNo..
PanganPanganBatas Batas
maksimum maksimum (ppb)(ppb)
11 Serealia Serealia (padi, (padi, jagung, jagung, sorgum, sorgum, gandum) gandum)
55 Eropa, Turki, Slovenia, Spanyol, Eropa, Turki, Slovenia, Spanyol, Swedia, Portugal, Polandia, Swedia, Portugal, Polandia, Norwegia, Nederland, Liechtenstein, Norwegia, Nederland, Liechtenstein, Lithuania, Luxembourg, Italia, Lithuania, Luxembourg, Italia, Islandia, Irlandia, Hungaria, Islandia, Irlandia, Hungaria, Finlandia, Francis, Jerman, Yunani, Finlandia, Francis, Jerman, Yunani, Denmark, Bulgaria, Belgia, Austria Denmark, Bulgaria, Belgia, Austria (24 negara yang mengatur OTA pada (24 negara yang mengatur OTA pada serealia sebagai bahan baku sebesar serealia sebagai bahan baku sebesar 5 ppb). 5 ppb). Data penelitian tahun 2000 pada Data penelitian tahun 2000 pada jagung menunjukkan 60,6% positif jagung menunjukkan 60,6% positif mengandung OTA rata-rata 68,41 mengandung OTA rata-rata 68,41 ppb.ppb.
7373
Batas maksimum kandungan Batas maksimum kandungan ookratoksin A kratoksin A dalam pangandalam pangan
No. No. PanganPanganBatas Batas
maksimum maksimum (ppb)(ppb)
2 Produk olahan serealia sebagai bahan baku
5 Eropa, Turki, Slovenia, Spanyol, Swedia, Portugal, Polandia, Norwegia, Nederland, Liechtenstein, Lithuania, Luxembourg, Italia, Islandia, Irlandia, Hungaria, Finlandia, Francis, Jerman, Yunani, Denmark, Bulgaria, Belgia, Austria (24 negara yang mengatur OTA pada serealia sebagai bahan baku sebesar 5 ppb)
7474
Lanjutan ...Lanjutan ...
No. No. PanganPanganBatas Batas
maksimum maksimum (ppb)(ppb)
3 Produk olahan serealia siap konsumsi
3 EU 2005, Turki, Slovenia, Spanyol, Swedia, Portugal, Polandia, Norwegia, Nederland, Liechtenstein, Lithuania, Luxembourg, Italia, Islandia, Irlandia, Hungaria, Finlandia, Francis, Jerman, Yunani, Denmark, Republik Czech, Bulgaria, Belgia, Austria (25 negara dari 33 negara yang mengatur OTA pada produk serealia siap konsumsi)
7575
Lanjutan ...Lanjutan ...
No. No. PanganPanganBatas Batas
maksimum maksimum (ppb)(ppb)
4 MP-ASI berbasis serealia
0.5 regulasi EU 2005, Italia, Switzerland 0,5 ppbCekoslovakia, Iran, Slovakia 1 ppbRomania 5 ppb
5 Rempah-rempah 20 Switzerland 20 ppb; Bulgaria 10 ppb
7676
Lanjutan ...Lanjutan ...
No. PanganBatas
maksimum (ppb)
6 Buah anggur kering termasuk kismis
10 EU 2005, Turki, Swedia, Spanyol, Slovenia, Portugal, Polandia, Norwegia, Netherland, Lixembourg, Lithuania, Liechtenstein, Italia, Irlandia, Iran, Islandia, Hungaria, Yunani, Jerman, Francis, Finlandia, Denmark, Belgia, Austria 10 ppb (24 negara dari 26 negara yang mengatur OTA pada buah kering)
7 Sari buah anggur
2 regulasi EU 2005 2 ppb; Bulgaria 3 ppb; Italia 50 ppb
8 Kopi sangrai termasuk kopi bubuk
5 regulasi EU 2005 dan Cuba 5 ppb; Bulgaria, Italia 4 ppb; Yunani 20 ppb; Hungaria 10 ppb; Singapura 2,5 ppb; Uruguay 50 ppb.
9 Kopi instant 10 regulasi EU 2005 10 ppb
10 Bir 0.2 Italia, Bulgaria 0.2 ppb
7777
Batas maksimum kandungan patulin Batas maksimum kandungan patulin
dalam pangandalam pangan
NoNo PanganPanganBatas Batas
maksimum maksimum (ppb)(ppb)
11 Buah apel segarBuah apel segar 5050 Singapura 50 ppbSingapura 50 ppb
22 Buah apel Buah apel dalam kalengdalam kaleng
5050 Ukraina, Slovakia, Singapura, Ukraina, Slovakia, Singapura, Rusia, Hungaria, Estonia, Cuba, Rusia, Hungaria, Estonia, Cuba, Belarus.Belarus.
(8 negara yang mengatur PAT pada (8 negara yang mengatur PAT pada buah apel dalam kaleng sebesar 50 buah apel dalam kaleng sebesar 50 ppb)ppb)
33 Puree apelPuree apel 2525 Eropa, UK, Swedia, Spanyol, Eropa, UK, Swedia, Spanyol, Slovenia, Portugal, Norwegia, Slovenia, Portugal, Norwegia, Netherland, Lixembourg, Netherland, Lixembourg, Liechtenstein, Italia, Irlandia, Liechtenstein, Italia, Irlandia, Islandia, Yunani, Jerman, Francis, Islandia, Yunani, Jerman, Francis, Finlandia, Denmark, Belgia, Austria.Finlandia, Denmark, Belgia, Austria.(20 negara yang mengatur PAT (20 negara yang mengatur PAT pada puree apel sebesar 25 ppb)pada puree apel sebesar 25 ppb)
7878
Lanjutan ...Lanjutan ...
NoNo PanganPanganBatas Batas
maksimum maksimum (ppb)(ppb)
4 Sari buah apel 50 Codex, Eropa, Uruguay, USA, UK, Turki, Switzerland, Spanyol, Swedia, Slovenia, Singapura, Serbia&Montenegro, Rusia, Rumania, Portugal, Polandia, Norwegia, Netherland, Maroko, Moldova, Lixembourg, Liechtenstein, Latvia, Korea, Jepang, Italia, Israel, Irlandia, Iran, Islandia, Yunani, Jerman, Francis, Finlandia, Denmark, Cuba, Kroasia, Cina, Bulgaria, Belgia, Austria : 50 ppb
(41 negara dari 44 negara yang mengatur PAT pada sari buah dan nectar apel)
5 nektar apel 50
7979
Lanjutan ...Lanjutan ...
NoNo PanganPanganBatas Batas
maksimum maksimum (ppb)(ppb)
6 MP-ASI berbasis apel
10 Eropa, UK, Swedia, Spanyol, Slovenia, Portugal, Norwegia, Netherland, Lixembourg, Liechtenstein, Italia, Irlandia, Islandia, Yunani, Jerman, Francis, Finlandia, Denmark, Belgia, Austria.(20 negara dari 21 negara yang mengatur PAT pada MP-ASI berbasis apel sebesar 10 ppb)
7 Minuman beralkohol berbasis apel
50 Eropa, UK, Swedia, Spanyol, Slovenia, Portugal, Norwegia, Netherland, Lixembourg, Liechtenstein, Italia, Irlandia, Islandia, Yunani, Jerman, Francis, Finlandia, Denmark, Belgia, Austria.(20 negara yang mengatur PAT pada minuman beralkohol berbasis apel sebesar 50 ppb)
8080
TEAM WORKS
MEANS
WORKING
TOGETHER
WINNING
TOGETHER
TerimaKasih
8181
TEAM WORKS
MEANS
WORKING
TOGETHER
WINNING
TOGETHER
TerimaKasih
top related