mencatat efektif dengan teknik mind mapping
Post on 31-Jul-2015
67 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting yang
pernah dipelajari orang. Mencatat sebenarnya beretujuan meningkatkan daya
ingat. Pikiran manusia dapat menyimpan segala apa yang kita rasakan, dengar,
dan kita lihat. Catatan ini membantu mengingat apa yang tersimpan dalam
memori manusia. Kebanyakan orang mampu mengingat dengan sangat baik ketika
dibantu dengan menuliskannya. Tanpa mencatat dan mengulanginya, kebanyakan
orang hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang pernah mereka baca
atau dengar. Pencatatan yang efektif dapat membantu kita menyimpan informasi
secara mudah dan mengingatnya kembali ketika diperlukan.
Permasalahannya adalah, apakah bentuk catatan yang biasa kita tuliskan
sudah efektif? Suatu catatan dikatakan baik dan efektif jika mampu membantu
kita memahami konsep-konsep utama, dan melihat kaitannya. Melalui makalah
ini, akan disajikan suatu teknik mencatat yang lebih efektif dalam membantu
mengaktifkan memori kita. Teknik ini disebut dengan Mind Mapping, atau
Pemetaan Pikiran.
MENCATAT EFEKTIF DENGAN TEKNIK MIND MAPPING
Antara Catatan Konvensional dengan Mind Mapping
Umumnya siswa membuat catatan tradisional dalam bentuk tulisan linier
panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat
sangat monoton dan membosankan. Siswa mengalami kesulitan dalam mencari
pokok ataupun point-point materi pelajaran yang telah dipelajari. Umumnya
catatan monoton akan menghilangkan topik-topik utama yang penting dari materi
pelajaran. Catatan bentuk konvensional ini dapat juga disebut catatan outline.
Catatan outline ini juga mempersulit kita mendapatkan gambaran dan melihat
kaitan-kaitan antar gagasan.
Sementara catatan konvensional berbentuk linear, terformat teratur dan
rapi, otak ternyata tidak dapat langsung mengolah informasi menjadi bentuk rapi
dan teratur melainkan harus mencari, memilih, merumuskan dan merangkainya
dalam gambar-gambar, simbol-simbol, suara, citra, bunyi dan perasaan sehingga
informasi yang keluar satu persatu dihubungkan oleh logika, diatur oleh bahasa
dan menghasilkan arti yang dipahami. Linearitas (Linearity) adalah cara berpikir
secara kronologis, suatu konsep yang justru melawan cara kerja alami otak, suatu
konsep yang telah dianggap benar selama berabad-abad lamanya. Namun, setelah
diselidiki secara fisiologis, psikologis, dan biokimia, terbukti bahwa cara kerja
otak kita tidak linear, tetapi Radiant Thinking.
Agar semua permasalahan yang sifatnya linear dapat dipahami otak sesuai
dengan cara kerja alaminya, diperlukan suatu tool yang disebut sistem peta pikiran
atau Mind Map. Mind Mapping merupakan proses pembuatan Mind Map,
menggunakan pola kerja menyebar seperti cara otak bekerja, dari satu titik
menyebar ke banyak titik lain, dan kemudian menyebar ke banyak titik lain lain.
Berikut ini akan disajikan perbedaan antara catatan konvensional dengan
mind mapping.
Catatan Konvensional Mind Maphanya berupa tulisan-tulisan saja berupa tulisan, symbol dan gambarhanya dalam satu warna berwarna-warniuntuk mereview ulang memerlukan waktu yang lama
untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek
waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama
waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif
statis membuat individu menjadi lebih kreatif.
Sumber Iwan Sugiarto, 2004
Pengertian Mind Mapping dan Cara Membuatnya
Teknik Mind Mapping ini ditemukan dan dikembangkan oleh Dr. Tony
Buzan di awal tahun 1970-an. Mind Mapping atau Pemetaan Pikiran adalah cara
yang paling mudah untuk memasuk informasi kedalam otak dan untuk kembali
mengambil informasi dari dalam otak. Pemetaan Pikiran merupakan teknik yang
paling baik dalam membantu proses berfikir otak secara teratur karena
menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat
untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak
(Tonny dan Bary Buzan, 2004). Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi.
Mind merupakan suatu keadaan yang timbul bila otak (brain) hidup dan sedang
bekerja. Lebih lanjut Bobbi de Porter dan Hernacki (1999) menjelaskan, peta
pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan
citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk suatu kesan yang lebih
dalam.
Pada intinya ketika kita memetakan pikiran kita, kita berusaha meringkas
bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam
bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya (Iwan
Sugiarto, 2004). Pemetaan pikiran ini sangat bermanfaat untuk memahami materi,
terutama materi yang diberikan secara verbal. Pemetaan pikiran juga membuat
materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu
merekam, memnperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari.
Untuk mulai memetakan pikiran, kita dapat melakukan tahapan-tahapan
berikut ini (Porter dan Hernacki, 1999):
1. Di tengah kertas, buatlah lingkaran dari gagasan utamanya.
2. Tambahkan sebuah cabang dari pusatnya untuk tiap-tiap poin, gunakan pulpen
warna-warni.
3. Tulislah kata kunci pada tiap-tiap cabang, kembangkan untuk menambahkan
detail-detail.
4. Tambahkan spidol dan ilustrasi.
5. Gunakan huruf-huruf capital.
6. Tulislah gagasan-gagasan penting dengan huruf-huruf yang lebih besar.
7. Hidupkan Peta Pikiran dengan bersikap kreatif dan berani.
8. Buatlah peta pikiran secara horizontal untuk memperbesar ruang bagi
pekerjaan.
Di bawah ini adalah contoh Peta Pikiran untuk tema Pertumbuhan
Penduduk dan kaitannya dengan Bumi. Tampak pada contoh cabang-cabang
pikiran utama, warna-warna yang berani, serta penambahan simbol yang mudah
dimengerti.
Cotoh Peta Pikiran
Beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk meng”hidup”kan dan
memperjelas mind map yang kita buat adalah sebagai berikut:
Gambar (Visualize/Image/Symbol)
o Gunakan sebanyakn mungkin kode, dimensi, atau gambar
Warna (Color)
o Gunakan warna sebanyak mungkin
Asosiasi (Association/branch)
o Gunakan asosiasi yang menghubungkan satu informasi dengan
informasi lain
o Diusahakan meliuk atau melengkung
o Pangkal tebal lalu menipis
o Semakin jauh dari Pusat, semakin menipis
o Menyebar ke segala arah
Keunggulan Mind Map dalam pembelajaran
Dalam proses belajar, mind map memiliki beberapa keunggulan, yakni
sebagai berikut:
Ide utama materi pelajaran ditentukan secara jelas
Menarik perhatian mata dan otak kita sehingga memudahkan kita
berkonsentrasi
Dapat melihat gambaran menyeluruh, sekaligus detailnya.
Hubungan antar informasi yang satu dengan yang lainnya lebih jelas.
Terdapat pengelompokan informasi.
Prosesnya menyenangkan (fun), tidak membosankan karena banyak
menggunakan unsur otak kanan, seperti gambar, warna, dimensi, dan
sebagainya.
Sifatnya unik sehingga mudah diingat.
Membiasakan diri melatih kreativitas.
PENUTUP
Mind Mapping merupakan cara untuk mencatat materi dengan cara yang
sesuai dengan cara kerja otak kita. Oleh karena itu, penggunaan mind map dapat
mengoptimalkan kerja otak dalam menggali materi yang pernah didapatkan.
Penggunaan mind map dimulai dengan pusat topik di tengah kertas yang
dilanjutkan dengan cabang-cabang sub topik yang menyebar di sekeliling topik
utama.
Dengan menggunakan mind mapping, proses mencatat terasa lebih
menyenangkan, karena bukan hanya menggunakan tulisan, tetapi juga gambar,
symbol, dan warna-warna yang menarik. Tidak hanya memudahkan mengingat
materi, tetapi juga melatih kreativitas kita. Dengan berbagai keunggulan dari cara
mencatat dengan teknik mind mapping, catatan yang kita buat menjadi lebih
efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Buzan. Tony dan Barry. 2004. Memahami Peta Pikiran : The Mind Map Book.
Batam: Interaksa.
Porter, De Bobbi dan Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Sugiarto. Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik
dan Kreatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://www.4shared.com/file/77980344/e8a010af/Session-1.html?
top related