metode moral reasoning dan mencatat pikiran mind mapping

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengajar belajar adalah kegiatan guru murid untuk mencapai tujuan tertentu. Di duga, makin jelas tujuan makin besar kemungkinan ditemukan model pembelajaran dan metode penyampaian yang paling serasi. Namun tidak ada pegangan yang pasti tentang cara mendapatkan model dan metode mengajar yang paling tepat. Tepat tidaknya suatu model dan metode, baru terbukti dari hasil belajar murid. Mengajar pada umumnya usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran dan sebagainya yang disebut dengan proses belajar, sehingga tercapai tujuan yang telah ditentukan. Demikian pula menggunakan suatu model dan metode mengajar untuk segala tujuan belajar tidak akan efektif. Yang menimbulkan kesulitan ialah untuk mengetahui yang manakah model dan metode yang paling serasi untuk mencapai tujuan pelajaran tertentu. 1

Upload: dahlia-tambajong

Post on 31-Jul-2015

808 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengajar belajar adalah kegiatan guru murid untuk mencapai tujuan

tertentu. Di duga, makin jelas tujuan makin besar kemungkinan ditemukan model

pembelajaran dan metode penyampaian yang paling serasi. Namun tidak ada

pegangan yang pasti tentang cara mendapatkan model dan metode mengajar yang

paling tepat. Tepat tidaknya suatu model dan metode, baru terbukti dari hasil

belajar murid.

Mengajar pada umumnya usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi

atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara

murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran dan sebagainya yang

disebut dengan proses belajar, sehingga tercapai tujuan yang telah ditentukan.

Demikian pula menggunakan suatu model dan metode mengajar untuk segala

tujuan belajar tidak akan efektif. Yang menimbulkan kesulitan ialah untuk

mengetahui yang manakah model dan metode yang paling serasi untuk mencapai

tujuan pelajaran tertentu.

Konsep guru tentang apakah mengajar itu sangat menentukan model dan

metode mengajar manakah yang akan diutamakan. Sebelum melakukan proses

pembelajaran, sebaiknya seorang pebelajar terlebih dahulu mencari model dan

metode mana yang tepat untuk digunakan yang disesuaikan dengan mata

pelajaran, jumlah siswa dan kondisi siswa itu sendiri. Untuk itu, akan lebih dikaji

jenis-jenis model dan metode pembelajaran serta karakteristik dari tiap-tiap model

dan metode tersebut dan kelebihan serta kekurangan dari tiap-tiap model dan

metode.

1

Page 2: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan metode Moral Reasoning ?

2. Apa yang dimaksud dengan metode mencatat peta pikiran ?

2

Page 3: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

BAB II

PEMBAHASAN

A. M etode Moral Reasoning

1. Pengertian

Secara sederhana  reasoning bisa diartikan sebagai ‘mencari

pemecahan atas sebuah masalah dengan menggunakan logika sehat’.

Sehingga moral reasoning bisa diartikan sebagai upaya kita memecahkan

masalah moral dengan menggunakan logika sehat. Dalam berlogika secara

sehat seseorang harus mampu memahami dengan baik masalah yang sedang

dihadapinya sebelum memutuskan pemecahan masalah seperti apa yang akan

diambilnya. Setelah masalah teridentifikasi dengan jelas, orang tersebut harus

ber-reasoning:yaitu membuat pertimbangan-pertimbangan (pertimbangan

hukum, agama, dampak, lingkungan dll) dengan cermat. Secara teori, semakin

banyak pertimbangan, semakin baik keputusan yang diambil.

Dalam kajian tentang ilmu moral yang dilakukan selama beratus-ratus

tahun oleh filsuf dari Yunani hingga dunia Barat, moral reasoning merupakan

bagian penting yang harus dimiliki oleh manusia. Jika seseorang tidak bisa

ber-reasoning ketika menghadapi masalah moral, maka orang tersebut telah

terjangkit penyakit tumpul moral (Cohen, 2006).

Cohen menyatakan bahwa moral reasoning sangat penting untuk

menghindari penyakit tumpul moral (moral failures). Apa saja yang disebut

tumpul moral? Cohen membaginya menjadi 2, yakni:

a) Moral negligence: yaitu ketika orang tidak mempertimbangkan sesuatu

pun ketika berhadapan dengan sebuah masalah moral. Contoh kongkrit

adalah apa yang terjadi di Indonesia. Karena hanya mementingkan diri

sendiri, para koruptor dengan santainya mengambil uang yang bukan

haknya ke dalam kantongnya sendiri, tanpa ada sedikit pun pertimbangan

yang membebani pikirannya.

3

Page 4: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

b) Moral recklessness: Yaitu ketika orang tahu bahwa apa yang

dilakukannya salah, ada pertimbangan, tetapi dia tidak perduli. Para

koruptor tentu saja tahu bahwa apa yang dilakukannya salah tetapi karena

nafsunya mereka tidak perduli dan tetap mengambil uang yang bukan

haknya.

Kesimpulannya, kita harus memiliki sebuah strategi agar tidak terjebak dalam

kedua penyakit tersebut. Moral reasoning adalah salah satu kuncinya. Untuk

bisa mempelajari apa dan bagaimanamoral reasoning, kita tidak perlu pergi ke

Yunani, karena ilmu moral sudah menjadi bahan kajian perguruan-perguruan

tinggi di dunia, bahkan di Indonesia.

2. Peran Guru Dalam Metode Moral Reasoning

Peran guru dalam metode moral reasoning sangat strategis terutama

dalam memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Peran guru

dalam fase diskusi dengan menggunakan metode moral reasoning adalah: 1)

memastikan anak didik memahami dillema yang disodorkan 2). Membantu

anak didik menghadapi komponen-komponen moral yang terdapat dalam

permasalahan 3). Mendorong dasar pemikiran anak didik bagi keputusan yang

akan diambil dan 4). Mendorong anak didik untuk saling berinteraksi. ( Hersh,

1982 ; Fraenkel, 1977; Nasution, 1989 ). Sedangkan, langkah-langkah diskusi

moral dalam penalaran moral menurut Fraenkel ( 1977) adalah sebagai

berikut:

a. Menunjukkan isu moral. Anak didik mengidentifikasi situasi dalam

dillema moral yang membutuhkan resolusi dengan pertanyaan :

“seharusnya, semestinya”, baik ceritera dillema moral yang diberikan oleh

guru, maupun bahan informasi yang digali sendiri oleh anak didik melalui

membaca di media massa untuk dibahas dan dilaporkan.

b. Mengajukan pertanyaan : “ mengapa” dan jawaban :” alasan moral saya “

c. Memperumit situasi, dengan menambah masalah untuk meningkatkan

kompleksitas konflik.

4

Page 5: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

Dengan demikian, menurut peneliti hal yang harus dilakukan guru dalam

proses diskusi adalah meenyajikan cerita yang mengandung dilemma. Dalam

diskusi siswa didorong untuk menentukan posisi apa yang sepatutnya

dilakukan serta mengajukan alasan-alasannya. Kemudian meminta siswa

mendiskusikan tentang alasan-alasan itu dengan teman-temannya. Sedangkan,

yang harus dilakukan oleh siswa dalam model dilema moral adalah

memperhatikan atau mencermati cerita dilematis dari kejadian masyarakat

atau yang dibuat oleh guru, mengindentifasi permasalahan dalam dilema

moral, aktif dalam mendiskusikan cerita delimatis, mengambil

keputusan/sikap terhadap cerita delimatis, mengemukakan pendapat berkaitan

delima yang disertai alasan dengan pertimbangan moral, mendengar

tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang

baru dikemukakan, mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami

pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau kelompok lain, menghormati

pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat.

Aplikasi dalam pembelajaran , instrumen untuk menilai peningkatan dan

perkembangan moral Kohlberg terdiri atas situasi, di mana siswa diberi skor

menurut aspek mana yang dominan dalam tahapan perkembangan moral

ketika memberikan jawaban atas pertanyaan yang ada pada setiap ceritera

dillema moral dengan menggunakan metode Global Scoring Method ( GSM )

yang bertumpu pada skor final untuk setiap ceritera dillema

3. Penerapan Moral Reasoning Dalam Pembelajaran

Pendekatan perkembangan kognitif (moral reasoning) mudah

digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, karena pendekatan ini

memberikan penekanan pada aspek perkembangan kemampuan berpikir. Oleh

karena, pendekatan ini memberikan perhatian sepenuhnya kepada isu moral

dan penyelesaian masalah yang berhubungan dengan pertentangan nilai

tertentu dalam masyarakat, penggunaan pendekatan ini menjadi menarik.

Penggunaannya dapat menghidupkan suasana kelas. Teori Kohlberg dinilai

5

Page 6: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

paling konsisten dengan teori ilmiah, peka untuk membedakan kemampuan

dalam membuat pertimbangan moral, mendukung perkembangan moral, dan

melebihi berbagai teori lain yang berdasarkan kepada hasil penelitian empiris.

Proses pengajaran nilai menurut Metode moral reasoning didasarkan

pada delima moral, dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Diskusi

itu dilaksanakan dengan memberi perhatian kepada tiga kondisi penting.

Pertama, mendorong siswa menuju tingkat pertimbangan moral yang lebih

tinggi. Kedua, adanya dilemma, baik dilemma hipotetikal maupun dilemma

faktual berhubungan dengan nilai dalam kehidupan seharian. Ketiga, suasana

yang dapat mendukung bagi berlangsungnya diskusi dengan

Goleman (2003) menjelaskan bahwa moral reasoning lebih bersifat

Emosional inteligensi, sehingga emosional inteligensi mencerminkan

karakter. Dengan demikIan, menurut peneliti implementasi model moral

reasoning dapat membantu siswa untuk berpikir kritis dan mengelola emosi

yang akhirnya menjadi warga yang baik. Oleh karena itu, agar siswa dapat

mengemukakan pendapat dan dapat membuat keputusan dengan pertimbangan

moral yang lebih tinggi (intelektual emosional) guru ataupun siswa harus

kreatif dan enovatif untuk mencari atau membuat suatu masalah yang

dilematis yang di diskusikan di dalam kelas

B. Metode Mencatat Peta Pikiran (Mind Learning)

1. Pengetian

Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu

mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta pikiran atau disebut mind

mapping. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970-

an yaitu, seorang ahli dan penulis produktif di bidang psikologi, kreativitas

dan pengembangan diri. Buzan (2008: 4) mengungkapkan bahwa mind

mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara hafiah yang

akan “memetakan” pikiran. Sejalan dengan hal tersebut DePorter, dkk. (2005:

6

Page 7: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

175-176) mengatakan bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah metode

mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi.

A mind map is a diagram used to represent words, ideas, tasks, or other

items linked to and arranged around a central key word or idea. Mind maps are

used to generate, visualize, structure, and classify ideas, and as an aid in study,

organization, problem solving, decision making, and writing

(http://en.wikipedia.org/wiki/Mind_map). Mind map atau peta pikiran adalah

sebuah diagram yang digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide

(pikiran), tugas-tugas atau hal-hal lain yang dihubungkan dari ide pokok otak.

Peta pikiran juga digunakan untuk menggeneralisasikan, memvisualisasikan

serta mengklasifikasikan ide-ide dan sebagai bantuan dalam belajar,

berorganisasi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan serta dalam

menulis.

Sementara itu DePorter dan Hernacki (2006: 152) mengungkapkan

bahwa peta pikiran menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik dalam

suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan

untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta pikiran ini dapat

membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Sejalan

dengan hal tersebut, Wycoff berpendapat bahwa pemetaan-pikiran atau peta

pikiran adalah alat pembuka pikiran yang ajaib. (Hernowo, dalam

http://www.mizan.com/index.php?fuseation=emagazine&id=37&fid=384).

Mind mapping atau peta pikiran adalah cara paling efektif dan efisien

untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari/ke otak

(Edward, 2009: 64). Lebih lanjut Buzan (2007: 4) berpendapat bahwa mind

mapping adalah cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak.

Dalam peta pikiran, sistem bekerja otak diatur secara alami. Otomatis

kerjanya pun sesuai dengan kealamian cara berpikir manusia. Peta pikiran

membuat otak manusia ter-eksplor dengan baik, dan bekerja sesuai fungsinya.

Seperti kita ketahui, otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Dalam

7

Page 8: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

peta pikiran, kedua sistem otak diaktifkan sesuai porsinya masing-masing.

Kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang

sebesar-besarnya (Buzan, 2008: 9). Dengan kombinasi warna, gambar, dan

cabang-cabang melengkung, akan merangsang secara visual. Sehingga

infomasi dari mind mapping mudah untuk diingat.

Dari berbagai pendapat para ahli tersebut, dapat lebih ditegaskan lagi

oleh John W. Budd yang mengungkapkan bahwa A Mind Map is an outline in

which the major categories radiate from a central image and lesser categories

are portrayed as branches of larger branches (http://heldref-

publications.metapress.com/app/home/contribution.asp?

referrer=parent&backto=issue,3,8;journal,26,54;linkingpublicationresults,1:11

9930,1). Yang berarti bahwa peta pikiran (mind mapping) merupakan garis

besar dari kategori utama dan pikiran-pikiran kecil yang digambarkan sebagai

cabang dari cabang pikiran yang lebih besar. Dengan peta pikiran daftar

informasi yang panjang dapat dialihkaan menjadi diagram warna-warni,

sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja

alami otak dalam melakukan berbagai hal.

Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan

tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking.

Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5 sampai 10

ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila

digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat

asosiasi di antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk

mengorganisasikan informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti

diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu

informasi kepada informasi yang lain

Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu

siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya,

8

Page 9: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan metode mind

mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%.

2. Beberapa manfaat memiliki mind map antara lain :

a. Merencana

b. Berkomunikasi

c. Menjadi Kreatif

d. Menghemat Waktu

e. Menyelesaikan Masalah

f. Memusatkan Perhatian

g. Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran

h. Mengingat dengan lebih baik

i. Belajar Lebih Cepat dan Efisien

j. Melihat gambar keseluruhan

3. Cara Membuat Mind Mapping (Peta Pikiran)

Cara membuat mind mapping (peta pikiran) sangatlah mudah, karena bahan

bahan yang dibutuhkan sangatlah sedikit, yaitu:

a. kertas kosong tak bergaris;

b. pena dan pensil warna;

c. otak;

d. imajinasi.

Cara membuat mind mapping, terlebih dahulu siapkan selembar kertas

kosong yang diatur dalam posisi landscape kemudian tempatan topik yang

akan dibahas di tengah-tengah halaman kertas dengan posisi horizontal.

Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode pada mind mapping yang

dibuat. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang bersifat rasional, numerik dan

verbal bersinergi dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi,

kreativitas dan seni. Dengan ensinergikan potensi otak kiri dan kanan, siswa

dapat dengan lebih mudah menangkap dan menguasai materi pelajaran.

9

Page 10: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

Selain itu, siswa dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi

terhadap suatu ide pada setiap cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal

serta bukan kalimat. Setiap garis-garis cabang saling berhubungan hingga ke

pusat gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk tidak lurus agar tidak

membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu

bergerak menjauh dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat

kepentingan dari masing-masing garis.

4. Pengaruh Metod Peta Pikiran (Mind Mapping)

Mind mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan ide

yang sudah ada , sehingga mnimbulkan adanya tindakan spesifik yang

dilakukan oleh siswa. dengan penggunaan warna dan simbol –simbol yang

menari akan menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran yang baru dan

berbeda. Pemetaan pikiran merupakan salah satu produk kreatif yang

dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan belajar

Siswa cenderung membuat catatan dalam bentuk linier dan panjang

sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mencari pokok ataupun point-

point materi pelajaran yang telah dipelajari. Dalam metode konvensional

siswa tidak banyak terlibat baik dari segi berfikir dan bertindak. Siswa hanya

menerima informasi yang telah diberikan oleh guru tanpa adanya keterlibatan

kegiatan psikomotoriknya.

10

Page 11: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Moral reasoning adalah salah satu kuncinya. Untuk bisa mempelajari apa dan

bagaimanamoral reasoning, kita tidak perlu pergi ke Yunani, karena ilmu moral

sudah menjadi bahan kajian perguruan-perguruan tinggi di dunia, bahkan di

Indonesia.

Mind mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan ide yang

sudah ada , sehingga mnimbulkan adanya tindakan spesifik yang dilakukan oleh

siswa. dengan penggunaan warna dan simbol –simbol yang menari akan

menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran yang baru dan berbeda. Pemetaan

pikiran merupakan salah satu produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam

kegiatan belajar

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

11

Page 12: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Metode Moral Reasoning

Dan Metode Mencatat Peta Pikiran (Mind Mapping)”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi

motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu

Penyusun

12i

Page 13: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

MAKALAHMAKALAHMETODOLOGI PENDIDIKANMETODOLOGI PENDIDIKAN

Metode Moral Reasoning

Dan Metode Mencatat Peta Pikiran (Mind Mapping)

Disusun Oleh :DEKI HARYANTO

ETI JUSMIRAMIZA DIANA

SULASTRI ANI

DOSENAL-FAUZAN AMIN.,M.Ag

JURUSAN TARBIYAHPENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISTAIN (BENGKULU)

2011

13

Page 14: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFATR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. M etode Moral Reasoning ............................................................ 3

B. Metode Mencatat Peta Pikiran (Mind Learning)........................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 11

B. Kritik dan Saran ................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii

14

ii

Page 15: Metode Moral Reasoning Dan Mencatat Pikiran Mind Mapping

DAFTAR PUSTAKA

Dr. dradjat, Zaskiah, dkk. 1994, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi

Aksara.

Dr. Tafsir, Ahmad. 1945. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Prof. Dr, Ramayulis. 2008. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kala

Mulia

Prof. Dr. Hamalik Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

15