manajemen strategi dompet dhuafa dalam...
Post on 11-May-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MANAJEMEN STRATEGI DOMPET DHUAFA DALAM
PEMBERDAYAAN DANA UMAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunkasi Islam (S.Kom.I)
Disusun Oleh
ULIL ABSHOR NIM : 109053000035
KONSENTRASI ZISWAF
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2014 M
i
ABSTRAK
Ulil Absor, NIM 109053000035, Manajemen Strategi Dompet Dhuafa Dalam Pemberdayaan Dana Umat, Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Di bawah bimbingan Muhammad Zen, MA
Perekonomian adalah factor terpenting serta krusial bagi kehidupan baik secara individual, masyarakt, hingga Negara. Dan factor yang menjadi penilaian kesejahteraan dan ketergantungan hidup satu negara dilihat dari grafik perekonomian masyarakat. Di samping itu Republik Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan di asia Tenggara yang terdiri dari ribuan pulau dan ratusan suku bangsa. Indonesia memiliki luas daratan 1.904.569 km2 dan menurut Bank Dunia jumlah populasi Indonesia saat ini adalah 246.864.191 Jiwa. Republik Indonesia merupakan Negara dengan populasi umat islam terbesar di dunia. Indonesia berbatasan dengan Negara Malasya, Singapura, Filipina, Australia, Timur Leste, dan Papua Nugini. Judul yang diangkat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen strategi yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa dalam pemberdayaan Dana umat melalui beberapa programnya ekonomi. Namun dalam hal ini penulis lebih cenderung membahas Pemberdayaan Dana Umat dilihat dari aspek ekonomi. GM Corporate Secretary dan Corporate Secretary. Yang bertugas dalam mengatur dana Zakat Infaq Shodaqoh dan Wakaf (ZISWAF), yang diperoleh untuk kemudian disalurkan kepada para mustahik guna memberikan bantuan dalam proses peningkatan kesejahteraan umat. Sehingga penulis mendapatkan data yang akurat sesuai yang dibutuhkan dalam proses penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode penilaian yang menguraikan dan memaparkan masalah yang ada sehingga memperoleh gambaran tentang objek yang di teliti dan masalah tersebut dapat dipecahkan serta diselesaikan dengan baik dan benar. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Manajemen Stratrgi yang dilakukan oleh lembaga Zakat Dompet Dhuafa dalam pembedayaan Dana Umat dengan melakukan 3 metode Strategi yang digunakan Lembaga Zakat Dompet Dhuafa dalam Pemberdayaan Dana Umat yaitu dengan pelayanan, Pemberdayaan dan pembelaan. Dan juga pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Lembaga Zakat Dompet Dhuafa serta program-program pemberdayaan yang sudah di sediakan oleh Lembaga Dompet Dhuafa untuk para penerima manfaat/mustahik. Untuk mensejahterakan para penerima mannfaat/mustahik agar lebih menjadi masyarakat yang mandiri dalam bidang sumberdaya manusia (SDM) dan lebih berkembang lagi sehingga masyarakat tidak berlarut-larut dalam kemiskinan dan keterpurukan dan mengurangi siklus kemiskinan yang ada di Indonesia ini. Kata Kunci: Starategi Dompet Dhuafa dan Pemberdayaan Dana Umat
ii
KATA PENGATAR
حیماهللا الر حمن الر بسم
Allhamdulilah, untaian kata syukur penulis haturkan kepada sang pencipta
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat seiring salam senantiasa terhaturkan kepada umat, nabi Muhammad
S.A.W. yang selalu kita harapkan syafaatnya kelaj.
Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komuniksi sebagi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Komunikasi
Islam (S.Kom) tentu hal ini tidak akan luput dari bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Sehingga penuli dapat menyelesaikan penelitian ini dengan
optimal. Oleh karna itu dalam kesempatan ini penulis haturkan ucapan
terimakasih kepada kedua Orang Tua penulis, Ayahanda H. Ahmad Syakri Hamid
dan Ibunda Almah. Hj. Nana Rosanah Binti H. Rojali serta Neneknda Hj. Salamah
dan Kakenda Alm. H. Rojali serta Kakanda Tercinta Alm. H. Ahmad Fauzi, Hj.
Yayah Fauziah, H. Agus Zakaria, H. Lukman Nulhakim, Hj. Robiatul Adawiyah
dan juga Kaka Ipar tercinta. Drs. KH. Ahmad Yani Rahman, Al-Ustad H. Ismail
Marzuki Nur, Ade Sri Humairoh, Ponakan tersayang Ahmad Mudzoffar, Ummu
Hanny, Nail Syukri, Salman Azzakran, Syafei Hazami, Salwa Hanifah, M. Fadli
AL’Farisi. Yang tidak pernah bosan mencurahkan cinta, kasih sayang serta
do’anya yang selalu mengiringi penulis dalm proses penyelesaian ini hingga
skripsi ini pun dapat diselesaikan. Dan penulis juga haturkan terimakasih:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra. MA
Selaku Pudek I, Drs. H. Mahmud Jalal. S.Pd.MM. Selaku Pudek II, Drs. Study
Rizal LK. MA Selaku Pudek III
2. Drs. Cecep Castrawijaya. MA Selaku Ketua Program Studi Manajemen
Dakwah dan H. Mulkannasir. S.Pd.MM. Selaku Skretaris Program Studi
Manajemen Dakwah
3. Bapak Moh Zen. Sag.MA Selaku Pembimbing Skripsi yang dengan sabar dan
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis hingga selesai Skripsi ini.
iii
4. Para dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
sumbangsih wawasan keilmuan dan bimbingan selama penulis berada dalam
masa-masa perkuliahan.
5. Segenap Staff Akademik dan Staff perpustakaan Dakwah serta serta
Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Para Pengusrus Lembaga Zakat Dompet Dhu’afa Pusat yang telah banyak
membatu dalam menyelesaikan skripsi ini. Khususnya kepada Mas. Adi
Kurniawan, Mas. Romi Ardiansyah, Ibu Uty, Mas. Tirwan dan juga kepada
segenap Staf-staf lembaga Zakat Dompet Dhu’afa pusat penulis mengucapkan
beribu-ribu tanda terimakasih kasih atas bantuannya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Kepada rekan dan sahabat penulis dari Jurusan Manajemen Dakwah dan
umumnya teman-teman di Fakultas Dakwah yang tekah banyak membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini. Khususnya penulis haturkan terimakaosih
kepada Aditya Yudho Negoro, Syamsul Bahri, cep Husni Mubarok, Djailani
Firdaus, Mus’ap Umair Harianja, Nasrullah, Oji, baik langsung maupun tidak
langsung.
8. Kepada rekan dan sahabat penulis dari pengurus Pondok Pesantren Yatim
Piatu Assa’adah , Majlis Dzikir dan Sholawat Jawahirul Maknun, Majlis
Dzikir dan Sholawat Darul’Amal dan Dzikir dan sholawat Tasbih Kaum Ibu
Yayasan Assa’adah. Serta Santriwan dan Santriwati Pondok Pesantren Yatim
Assa’adah.yang telah memberikan do’a serta dorongan semangat dan
pengalaman berharga selama penulis menjalankan kegiatan sebagai
mahasiswa di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Dan akhir kata dari penulis, semoga setiap susaha dan upaya yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini., mendapatkan kebaikan yang
setimpal dan mudah-mudahan skripsi ini bisa benmanfaat untuk berbagi pihak.
Jakarta, 28 Oktober 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................. 7
C. Tujuan dan Kegunaan penelitian ................................... 8
D. Metonologi penilaian .................................................... 9
E. Tujuan Pustaka .............................................................. 12
F. Sistematika Penulisan .................................................... 14
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Manajemen Strategis ..................................................... 15
1. Pengertian Manajemen ......................................... 15
2. Fungsi Manajemen ............................................... 17
3. Unsur-unsur Manajemen ...................................... 20
4. Pengertian Strategi ............................................... 22
5. Manajemen Strategi ............................................. 26
B. Pemberdayaan dan Umat ............................................... 33
1. Pengerian Pemberdayaan Umat ............................... 33
2. Strategi Pemberdayaan Umat ................................... 37
3. Tahapan Pemberdayaan Umat ................................. 39
4. Proses Pemberdayaan Umat ..................................... 41
5. Bentuk dan sifat Penyaluran Dana ........................... 42
v
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA ZAKAT DOMPET DHUAFA
A. Sejarah Dompet Duhafa ................................................ 45
B. Struktur Organisasi........................................................ 47
C. Visi Dan Misi ................................................................ 50
D. Program Lembaga Zakat Dompet Dhuafa ...................... 51
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI PEMBERDAYAAN
DANA UMAT PADA LEMBAGA ZAKAT DOMPET DHUAFA
A. Formulasi Strategi .......................................................... 67
B. Implementasi Strategi ..................................................... 74
C. Evaluasi Strategi ............................................................ 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 90
B. Saran .............................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel.1. Perkembangan Manajemen Strategis ...................................... 28
Tabel.2. Jumlah Donatur Lembaga Zakat Dompet Dhuafa Periode
2010-2012 .............................................................................. 78
Tabel.3. Peningkatan Dana ZISWAF Dompet Dhuafa periode
2010-2012 .............................................................................. 79
Tabel.4. Laporan Keuangan Program-program pemberdayaan dan dan
zakat dalam Pemberdayaan Dalam Bidang Ekonomi Untuk Tahun
2011-2013 .............................................................................. 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian adalah faktor terpenting serta krusial bagi kehidupan baik
secara individu, masyarakat, hingga negara. Dan faktor yang menjadi penilaian
kesejahteraan dan ketentraman hidup suatu negara dilihat dari grafik
perekonomian masyarakatnya.1
Di Samping itu Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan di
Asia Tenggara yang terdiri dari ribuan pulau dan ratusan suku bangsa. Indonesia
memiliki luas daratan 1.904.569 km2 dan menurut Bank Dunia jumlah populasi
Indonesia saat ini adalah 246.864.191 jiwa. Republik Indonesia merupakan negara
dengan populasi umat Islam terbesar di dunia. Indonesia berbatasan dengan
negara Malaysia, Singapura, Filipina, Australia, Timor Leste, dan Papua Nugini.2
Maka dari itu, perlu dikembangkan suatu program pemberdayaan yang
melibatkan secara aktif masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai
dengan pengembangan kegiatan dalam peningkatan kesejahteraan mereka,
sehingga pada suatu waktu mereka bisa hidup mandiri. Partisipasi aktif dari
masyarakat terus dibangun dan dikembangkan sehingga mampu mengubah suatu
perilaku yang selama ini cenderung pasif kepada perilaku yang aktif.
1Agus Thayib Afifi, dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat, Hidup Berkah Rezeki berkah,
(yogyakarta: Pustaka Albana, 2010), h.2 2 www.anashir.com Media Belajar dan Berbagi, 10 Negara dengan Penduduk Terbanyak
di Dunia, di kutip tanggal 7, Oktober, 2012, pukul 13.45
2
Salah satu alternatif untuk pemberdayaan masyarakat adalah dengan
memanfaatkan dana zakat Infak sedekah (ZIS). Dengan disahkannya UU No
38/1999 tentang pengelolaan ZIS. Pada saat ini pengelolan zakat bisa dilakukan
oleh pemerintah dan swasta. Adapun Dasar Hukum yang berkaitan dengan
fundraising ini tertera dalam UU RI, antara lain: 3
1. UU RI no 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat
2. UU RI no. 41 tahun 2004 tentang wakaf.
(Sumber artikel: hendrakholid.net dan redaksi 7 April 2011).
Gerakan zakat di Indonesia dimulai dengan tumbuhnya lembaga-lembaga
amil zakat sejak berdirinya Dompet Dhuafa pada tahun 1993. Kelahiran lembaga-
lembaga amil zakat professional dan kiprahnya yang semakin marak di
masyarakat, selanjutnya mendorong lahirnya forum zakat yang merupakan
asosiasi lembaga-lembaga zakat di Indonesia. Bangunan gerakan zakat yang
semakin lengkap, berfungsi untuk mendorong kinerja lembaga dan melahirkan
amil zakat yang professional.4
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur
pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib
(fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat
termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur
secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur`an dan As Sunnah, sekaligus
3 http://www.dompetdhuafa.org/tag/infaq/ dikutip pada tanggal, 25,Juli,2012. Pukul 13.
55 4Madiong Baso, Optimalisasi Pemungutan Zakat Dalam Pemberantasan Kemiskinan Di
Kota Makassar, http://basomadiong.wordpress.com, Juli,25,2012.
3
merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang
sesuai dengan perkembangan ummat manusia.
Zakat sebagai suatu kewajiban ibadah yang ditujukan kepada mereka yang
mukalaf (kemampuan bertindak hukum), diposisikan pada urutan ketiga dalam
Rukun Islam dan sebagai tali pengikat yang akan memelihara erat hubungan
sesama manusia (hablumminannaas). Juga sebagai manifestasi kepekaan sosial-
spiritual dan hubungannya dengan Khalik (hablumminaallah). Hal ini sebagai
wujud dari kepekaan nafsi ilahiyah dan akan menyegarkan semangat berkorban,
solidaritas dan setia kawan demi kepentingan masyarakat dan negara.
Zakat mempunyai fungsi sebagai perekat solidaritas keagamaan dan
solidaritas sosial, sangat berpotensi sebagai salah satu solusi untuk memecahkan
problema kemiskinan. Akan tetapi konsep zakat yang sangat ideal dengan
kewajiban imaniyah dan syar’iyah dalam kenyataannya belum dapat terwujud
sesuai hakikat zakat yang tercantum dalam nilai-nilai ajaran Islam. Di satu pihak
para hartawan (agniya) belum atau tidak merasa bahwa kewajiban zakat atas harta
yang dimilikinya terdapat hak orang lain. Bahkan kewajiban agama ini dipandang
sebagai ibadah pribadi semata. Pada pihak lain pendistribusiaan zakat kepada
mustahik bersifat konsumtif tidak memberikan pemberdayaan untuk
meningkatkan kehidupan mereka. 5
Zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang
mampu untuk membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak
5 Madiong Baso, Optimalisasi Pemungutan Zakat Dalam Pemberantasan Kemiskinan Di
Kota Makassar, http://basomadiong.wordpress.com, Juli,25,2012.
4
menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik, zakat merupakan sumber dana
potensial yang dapat dimamfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi
seluruh masyarakat. Dalam Al Qur’an, Allah Swt berfirman, yang artinya:
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Agar menjadi sumber dana yang dapat dimamfaatkan bagi kesejahteraan
masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan
menghilangkan kesenjangan sosial, perlu adanya pengelolaan zakat secara
professional dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama
pemerintah. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan,
pembinaan, dan pelayanan kepada muzakki, mustahiq, dan pengelola zakat. Untuk
maksud tersebut, perlu adanya undang-undang tentang pengelolaan zakat yang
berasaskan iman dan takwa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial,
kemaslahatan, keterbukaan, dan kepastian hukum sebagai pengalaman Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.6
Seperti yang telah disampaikan di halaman 1, dalam rangka meningkatkan
daya guna dan hasil guna, zakat dan wakaf harus dikelola secara melembagayang
secara umum diatur oleh pemerintah. Dalam Undang-Undang RI Nomor 23Tahun
6Madiong, Baso, Optimalisasi Pemungutan Zakat Dalam Pemberantasan Kemiskinan Di
Kota Makassar, basomadiong.htm, postedon Juli 25, 2012.
5
2011,Tentang Pengelolaan Zakat dan Undang-Undang RI Nomor 41 Tahun 2004
Tentang Wakaf, yang kemudian dilengkapi dengan beberapa peraturan terkait
lainya.7
Dengan Undang-Undang yang tertera di atas maka dengan jelas
bahwasanya suatu lembaga yang mengurus perzakatan adalah suatu yang
diperbolehkan guna meningkatkat dari fungsidan peran zakat tersebut di tengah-
tengah masyarakat yang berhak menerimanya. Sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku, lembaga zakat Dompet Dhu’afa tercatat di Departemen Sosial RI
sebagai organisasi yang berbentuk yayasan. Pembentukan yayasan dilakukan
dihadapan Notaris H. Abu Yusuf, SH pada tanggal 14 September 1994 dan
diumumkan dalam Berita Negara RI No. 163/A.YA Y.HKM/1996/PNJAKSEL.
Dan pada 10 Oktober 2010, dompet Dhu’afa dikukuhkan untuk pertama kalinya
oleh pemerintah sebagai Lembaga Zakat Nasional (Lembaga Amil Zakat) oleh
Depertement Agama RI.
Dan lembaga zakat Dompet Dhu’afa adalah salah satu lembaga
Internasional yang mempunyai cabang-cabang dibeberapa negara, seperti di
Hongkong, Jepang, Australia dan di Indonesia sendiri.
Dalam penulisan penelitian ini, saya tertarik dengan adanya lembaga zakat
Dompet Dhu’afa yang menggugah rasa keingintahuan saya tentang lembaga
tersebut. Yang pada awalnya terbentuk lembaga zakat Dompet Dhu’afa adalah
hanya berawal dari perbincangan ringan sambil santap siang di suatu restoran
7Fokusmedia, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Pengelolaan
Zakat dan Wakaf, (Bandung:Januari ,2012), h. iii
6
bambu kuning dengan beberapa tokoh, singkat cerita maka terbentuklah dan
berdirilah Dompet Dhu’afa.
Dalam penelitian ini akan berbicara menegenai manegement strategi
lembaga Dompet Dhu’afa dalam memberdayakan dana umat. Dan bentuk
management strategi tersebut mempunyai cara tersendiri dalam mengelolanya dan
meng-implementasikanya.
Dan tentunya dalam mengelola serta meng-implementasikanya dibutuhkan
strategi supaya dapat berjalan dan berkembang sehingga dapat menggapai apa
yang ditentukan dalam badan tersebut. Management juga dapat dipahami proses
yang khas terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya lainya.8
Jika berbicara management strategi, seperti halnya perusahaan tentunya
sangat berpengaruh pada produksi, marketing, keuangan, SDM, teknologi
informasi, inovasi produk baru dan lain-lainyayang menjadi karakteristik strategi
perusahaan.9
Menurut Thomas dan Strickland (2003) untuk melakukan analisis strategi
perusahaan ada dua indikator emperik yang perlu diperhatikan yaitu: (1)
pencapaian target keuangan atau tujuan strateginya (strategic objectives), (2)
kinerja perusahaan.10
84George R.Terry, Principles of Management, Richard D. Irwin, INC. Homewood, Irwin- Dorsey Limited Georgetown, Ontario L7G 4B3, 1997, h. 4 9Sampurno, Management Stratejik, Menciptakan Keunggulan Bersaing Yang Berkelanjutan,
Gajahmada University Press, (Yogyakarta: 2010), h. 120 10Ibid. h.120
7
Dari uraian di atas, penulis ingin mencari tahu mengenai strategi
management lembaga zakat Dompet Dhu’afa. Tentunya antara perusahaan dengan
lembaga berbeda, namun berdiri badan tersebut mempunyai maksud dan tujuan,
dan bagaimanakah lembaga zakat Dompet Dhu’afa dalam mencapai maksud dan
tujuan yang telah menjadi kesepakatan dalam lembaga tersebut.
Dan dalam penelitian ini akan membahas mengenai implementasi stategi
management dakwah dan tata kelola lembaga zakat khususnya lembaga zakat
Dompet Dhu’afa dalam ideologi Islam, baik internal maupun eksternal.
Berdasarkan penjabaran di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian
yang selanjutnya disusun dalam sebuah skripsi dengan judul
“ Manajemen Strategi Dompet Dhu’afa Dalam Pemberdayaan Dana Umat”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian ini dibatasi dalam ruang lingkup lembaga zakat Dompet
Dhu’afa, dalam manajemen strategi, khususnya dalam mensyi’arkan salah
satu ajaran Islam yaitu zakat, pengelolaan lembaga tersebut khususnya
dalam bidang zakat / pemberdayaan dana umat dari segi sasaran, dan
pengelolaanya serta struktur dan penerapan manajemen kelembagaanya
dalam ideologi keislaman.
8
2. Perumusan Masalah
Berkenaan dengan pembatasan masalah sesuai yang penulis buat,
maka dengan itu penulis merumuskan masalah guna memfokuskan
penelitian ini.
a. Bagaimana Formulasi Strategi Dompet Dhu’afa Dalam Pemberdayaan
dana umat ?
b. Bagaimana Implementasi Strategi Dompet Dhu’afa Dalam
Pemberdayaan dana umat ?
c. Bagaimana Evaluasi Strategi Dompet Dhu’afa Dalam Pemberdayaan
dana umat ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berkenaan dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Untuk Mengetahui Formulasi Strategi Dompet Dhu’afa Dalam
Pemberdayaan dana umat.
b) Untuk Mengetahui Implementasi Strategi Dompet Dhu’afa Dalam
Pemberdayaan dana umat.
c) Untuk Mengetahui Evaluasi Strategi Dompet Dhu’afa Dalam
Pemberdayaan dana umat.
9
2. Manfaat Penelitian
Sedangkan yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah :
a. Bagi Penulis :
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang strategi manajemen lembaga zakat dompet
dhu’afa dalam pemberdayaan dana umat:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak masukan, ide dan
sumber informasi bagi lembaga zakat dompet dhu’afa dalam
melakukan manajemen sehingga proses penghimpunan dan
pemberdayaan dapat lebih baik.
b. Bagi Akademis : Penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sebagai bahan rujukan tambahan referensi
atau perbandingan penelitian selanjutnya bagi bidang manajemen
mengenai penghimpunan dan pemberdayaan pada Lembaga Amil
Zakat (LAZ).
D. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode penulisan dengan pendekatan
kualitatif “deskriptis analitis” dengan melakukan penelusuran terhadap berbagai
literatur (library research) dan sutdi lapangan (field research).11
Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kualitatif. Dalam
hali ini, Peneliti mengumpulkan dan mempelajari serta memahami dari berbagai
11 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif ,( Bandung,: Remaja Rosdakarya, Mei
2001). h.3
10
bacaan atau literatur yang sesuai dengan subjek penelitian tentang implementasi
strategi management khususnya dalam ideologi Islam “dakwah”, tata kelola serta
pelaksanaanya dalam suatu lembaga zakat yaitu: Dompet Dhu’afa. Selanjutnya
peneliti bertindak sebagai aktivis yang ikut memberi makna secara kritis pada
realitas sesuai yang dikonstruksi subjek penelitian.
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada lembaga zakat Dompet Dhu’afa Pusat
yang berlokasi di Jakarta Adapun waktu dalam penelitian ini yang sudah
dilakukan pada bulan juni 2013.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
observasi teks/ document research, wawancara terstruktur, serta dokumentasi
atas data yang berkaitan dengan penelitian.12
a. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu: berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan
sasaran utama dalam analisis, sedangkan data sekunder diperlukan guna
mampertajam analisis data primer sekaligus dapat dijadikan bahan
pelengkap ataupun pembanding. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan data primer dan sekunder dalam mengumpulkan data-data.
12 Rachmat Kriyantono, Theknik Praktis Riset Komuniaksi , (Bandung: Remaja Rosdakarya,
Mei 2001). h. 387
11
1) Data Primer (Primary Sources), yaitu: data-data yang didapat dari
hasil wawancara yang mendalam dengan salah satu tokoh yang
berkecibung atau menangani Lembaga zakat Dompet Dhu’afa
2) Data Sekunder (Secondary Sources), yaitu: data yang berupa dari
buku-buku dan tulisan lainya yang berkaitan dengan masalah untuk
menjadi objek studi penelitian ini.
b. Wawancara
1) Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam
metode survei melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan
terhadap responden (subjek).13
2) Penulis juga melakukan wawancara dengan pengurus lembaga
kemanusiaan Lembaga Zakat Dompet Dhu’afa Pusat sebagai sample
orang-orang yang terlibat dalam memberikan gambaran tentang isu
permasalahan yang menyangkut penelitian ini. Dari beberapa
pengurus yang terlibat dalam setiap kegiaatan yang dilakukan oleh
Lembaga Zakat Dompet Dhu’afa Pusat penulis hanya mewawancarai
2 orang pengurus Dompet Dhu’afa Pusat seperti Adi Kurniawan
sebagai Corporate Secretary, Romi Ardiansyah sebagai GM
Corporate Secretary.
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, juga menggunakan dokumentasi, dapat
berbentuk dokumen publik atau privat. Adapun dokumentasi publik ialah
13 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi, (Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2008). h. 23
12
dapat berbentuk berita, baik dari surat kabar, media cetak maupun
elektronik atau lain-lainya yang bersifat publik, dan dokumntasi privat
dapat berbentuk memo, surat-surat pribadi (yang berkaitan dengan
lembaga zakat Dompet Dhu’afa) dan lainya.14
3. Teknik Analisis Data
Dari data-data yang terkumpul, kemudian penulis menganalisa
ketepatan dan kesbenaran data terhadap subjek penelitian dalam mengungkap
realitas. Dari semua itu penulis mengadakan pengujian terhadap jawaban-
jawaban pertanyaan berdasarkan pengalaman dan pengetauan yang khas dan
secara detail atas lembaga tersbut. Selanjutnya penulis melakukan
traingulation analysis, yaitu: menganalisis jawaban subjek penelitian dengan
meneliti autentitasnyaberdasarkan data empiris yang ada.15
Peneliti menjadi fasilitator menguji keabsahan setiap jawaban
dokumen atau data lainya serta reasoning yang logis.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, penulis mengadakan kajian kepustakaan. Dan penulis
menemukan beberapa skripsi dari hasil penelitian yang dilakukan terlebih dahulu
menegnai strategi dan management dalam berdakwah baik dalam bentuk
organisasi, yayasan maupun lembaga. Namun dalam penelitian yang penulis
lakukan adalah berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelum-
belumnya.
14 Sugiyono, Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, h. 118 15 Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi,( Jakarta: Kencana Prenada Media
group,2001). h. 388
13
Adapun skripsi terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya ialah:
Amelia, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan
Teknisi Hnadphone Di Insitut Kemandirian Dompet Dhuafa”. Mahasiswa
Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, 2009. Dan skripsi tersebut berisi
mengenai Pelatihan-pelatihan yang di berikan oleh lembaga zakat Dompet Dhuafa
untuk para mustahik.
Masturoh, “Perencanaan Strategi Sistem Informasi Dan Teknologi
Informasi Pada Dompet Dhuafa”. Mahasiswa SAINS Dan Teknologi, 2013. Dan
skripsi tersebut membahas mengenai bagaimana strategi yang digunakan dalam
teknologi informasi yang digunakan oleh Dompet Dhuafa.
Mukrodi, “Management Zakat, Infaq Dan Shodaqoh (ZIS) Dompet Dhuafa
Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan”. Mahasiswa Mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi – Jurusan Management Dakwah, 2002. Dan
skripsi ini membahas mengenai seputar management internal dalam langkah-
langkah pengentasan kemisinan yang ada di indonesia.
Siti Syuraidah, “Strategi Penyaluran Dompet Dhuafa Republika Dalam
Meningkatkan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Kaum Dhuafa”.
Mahasiswi Fakultas Syariah Dan Hukum, 2011. Dan skripsi ini membahas
mengenai strategi atau cara dalam mengembangkan UMKM kepada para
mustahiq.
Dan adapun pembahasan yang penulis lakukan adalah murni dari
kreatifitas penulis dan rasa ketertarikan dengan pembahasan yang penulis angkat
yaitu mengenai Manajemen Strategi Dompet Dhu’afa Dalam Pemberdayaan Dana
Umat. Dan pembahasan ini mengenai formulasisasi serta penerapan terhadap
strategi yang dilakukan oleh lembaga zakat Dompet Dhu’afa dalam
memberdayakan dana zakat baik secara internal maupun secara eksternal.
14
F. Sistematika Penulisan
Penelitian yang akan dibahas terdiri dari lima bab dan masing-masing bab
terdiri dari sub bab, yakni:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pertama penulis menyampaikan latar belakang masalah,
pembatasan dan Perumusan Masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORITIS
Pada bab kedua penulis memaparkan mengenai Pengertian Manajemen
Strategi, langkah-langkah Strategi, serta Pengertian Pemberdayaan
Dana Umat.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA ZAKAT DOMPET DHU’AFA
Pada bab ketiga penulis menjelaskan mengenai sejarah Dompet
Dhu’afa, Struktur Organisasi, Visi dan Misi serta Tujuan, Program-
Program Kerja atau Kegiatan Dompet Dhu’afa.
BAB IV ISI DAN ANALISA
Pada bab keempat inti dari penelitian dimana penulis akan membahas
tentang Analisis Formulasi Strategi, Implementasi Strategi, Evaluasi
Strategi.
BAB V PENUTUP
Hingga akhirnya sampai pada bab kelima yaitu di dalamnya terdapat
kesimpulan dan saran.
15
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Manajemen Strategi
1. Pengertian Manajemen
Jika ditinjau pengertian manajemen secara etimologi (bahasa) kata
“manajemen” berasal dari bahasa Inggris “manage, to manage” yang artinya
pengatur, mengurus dan mengelola.1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) manajemen berarti:
a. Proses penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai sasaran
b. Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan.2
Sementara pada sumber lain menurut Saud Hasan, disebutkan bahwa
manajemen berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan berbagai usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, yang telah ditetapkan.3
Sedangkan secara terminologi terdapat banyak definisi yang
dikemukakan oleh para ahli, diantaranya :
James A.F. Stoner berpandangan bahwa manajemen adalah proses
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan berbagai
1 Jhon M.Echol dan Hasan Sadily, Kamus Inggris dan Indonesia ,(Jakarta: Gramedia,
1997),. h.72 2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001). h.708 3 Saud Hasan, Manajemen, Pokok-Pokok Pengertian dan Soal Jawaban, (Yogyakarta:
BPPE, 1989). h.2
16
upaya dari anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya
organisasi demi tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.4
Sedangkan Malayu S.P Hasibuan berpandangan bahwa manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. 5
Tidak jauh berbeda dengan pandangan sebelumnya M. Manulang
mengartikan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, peng-
organisasian, penyusunan, penggerakan dan pengawasan sumber daya untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.6
Manajemen adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Mengenai ini pun
sebenarnya belum ada keseragaman pendapat segolongan mengatakan bahwa
manajemen adalah ilmu dan sebagian lagi mengatakan bahwa manajemen adalah
seni. Maka sebenarnya kedua pendapat terebut mengandung kebenaran yang
sama.
Jika menyimak definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
manajemen, yaitu:
a. Manajemen menpunyai tujuan yang ingin dicapai.
b. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni.
c. Manajemen merupakan serangkaian proses yang sistematis dan terkordinasi.
d. Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas dan tanggung
jawab.
4 A.M Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT Prenh allindo, 2009). h. 9
5 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, ( Jakarta: Bumi Aksara 2005). h.2
6 M. Manulang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996,) h.15
17
e. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi.
f. Manajemen hanya alat untuk mencapai tujuan.
2. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen yang umum yang digunakan adalah menurut George
R. Terry, yaitu: planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
(pelaksanaan), dan controlling (pengawasan), yang singkat dengan POAC 7
Para ilmuan telah sepakat bahwa pada dasarnya jenis keseluruhan fungsi-
fungsi manajemen dapat digolongkan kepada dua jenis utama, yaitu fungsi
organik dan fungsi yang digolongkan kepada dua jenis fungsi-fungsi organik dan
fungsi penunjang :
a. Fungsi organik adalah keseluruhan fungsi utama, yang mutlak diperlukan
oleh para manajer dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Fungsi-fungsi organik tersebut merupakan
penjabaran kebijaksanaan dasar atau strategi organisasi yang telah ditetapkan
dan harus digunakan sebagai dasar bertindak.
b. Fungsi-fungsi penunjang adalah berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh
orang-orang atau satuan kerja dalam organisasi yang dimaksud mendukung
semua fungsi organik para manajer.8
Demikian pendapat para ahli mengenai fungsi manajemen tersebut
walaupun berbeda, namun secara umum mempunyai kesamaan. Disini penulis
hanya menggunakan 4 fungsi manajemen yang sering dan biasa digunakan yaitu:
planning, organizing, actuating, controlling.
7 Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, ke
69), h. 65 8 Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 44
18
Agar lebih mudah dipahami, arti, dan maksud dari setiap fungsi
manajemen maka diuraikan sebagai berikut:
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan
kegiatan-kegiatan meliputi usaha pemilihan berbagai alternative tujuan,
strategi, kebijaksanaan serta taktik yang akan dijalankan. 9
Proses perencanaan menurut Abdul Rosyad Shaleh dalam bukunya
Manajemen Dakwah Islam, terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
1) Perkiraan dan penghitungan masa depan (Forecasting)
2) Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan
3) Penetapan tindakan-tindakan dalam prioritas pelaksanaannya
4) Penetapan metode
5) Penetapan penjadwalan waktu
6) Penetapan lokasi
7) Penetapan biaya, fasilitas dan faktor-faktor lain yang diperlukan.10
b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan
orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan
sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. 11
9 Sukarto Reksohadiprojo, Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta: BPEE-Yogyakarta,
2007). h. 21 10 Abdul Rasyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 199), h. 54 11 Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial ,(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 60
19
Sedangkan menurut Drs. Malayu Hasibuan bahwa pengorganisasian
adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengeturan bermacam-
macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menyempatkan
orang-orang pada aktifitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang secara relative didelegasikan kepada setiap individu
yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut. 12
c. Actuating (Penggerakan)
Apabila perencanaan, pengorganisasian sudah ada, maka fungsi
Actuating (penggerakan) sudah dapat dilakukan untuk merealisir tujuan
organisasi, lembaga dan sejenisnya. George R. Terry, Sebagaimana
berpendapat bahwa penggerakan adalah suatu kegiatan untuk
mengintegrasikan usaha-usaha anggota dari satu kelompok, sehingga melalui
tugas-tugas mereka dapat terpenuhi tujuan pribadi dan kelompok. 13
Pergerakan merupakan suatu proses pengarahan dan mempengaruhi
semua karyawan agar mau bekerjasama dan bertanggung jawab dengan
antusiasme dan efektif dalam mencapai tujuan organisasi. Secara umum
tujuan pengarahan yang ingin dicapai pada setiap kegiatan adalah membina
disiplin kerja, dan membantu motivasi yang terarah. Kegiatan mengarahkan
dan mempengaruhi ini mencakup empat kegiatan penting yaitu: 14
1) Penyuluhan
2) Pelatihan
3) Bimbingan dan
4) Komunikasi
12 Melayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1986), h. 119 13 George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 198 14 Morrisan, M.A. Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), h.
154.
20
Penggerakkan ini merupakan fungsi terpenting dalam manajemen,
karena bagaimana pun juga moderennya peralatan tanpa dukungan sumber
daya manusia tidak dapat apa-apa.
d. Controlling (Pengawasan)
Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan
untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. 15
Sedangkan menurut definisi yang dikemukakan George R. Terry,
pengawasan manajemen adalah mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan,
menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil
tindakan korektif yang diperlukan.16
Dapat ditarik kesimpulan pengawasan merupakan proses untuk
mengetahui tujuan organisasi apakah sudah tercapai serta membantu
penilaian dalam penetapan standar yang telah dilaksanakan secara efektif.
3. Unsur-Unsur Manajemen
Agar manajemen dapat berjalan dengan proses yang baik dan benar serta
mencpai tujuan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan manajer/pimpinan
biasanya menggunakan dengan istilah 6 M yang terdiri dari unsur-unsur
manajemen diantaranya adalah: 17
a. Man (Manusia)
Manusia memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan
beberapa aktifitas karena manusialah yang menjalankan semua program yang
15 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia ,(Yogyakarta:
PT. Liberty, 1985), h. 23-25 16 George R. Terry dan Leslie W Rue, Dasar-Dasar Manajemen ,(Jakarta: Bumi Aksara,
1982), h. 10 17 M, Manulang, Dasar – Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), h. 6
21
direncanakan. Oleh karena itu tanpa adanya manusia, maka pengelolaan zakat
tidak mungkin berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
b. Money (Uang)
Uang digunakan sebagai saran manajemen dan harus digunakan
sedemikian rupa agar tujuan yang digunakan berjalan dengan baik dan tidak
mengeluarkan uang yang begitu besar.
c. Material (Bahan)
Material dalam manjemen dapat diartikan sebagai bahan atau data
dan informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan digunakan sebagai
pelaksana fungsi-fungsi dari manajemen.
d. Machines (Mesin)
Mesin adalah suatu alat yang digunakan sebagai proses pelaksana
kegiatan manajemen dengan menggunakan teknologi.
e. Methods (Metode)
Metode atau cara bisa diartikan sebagai sarana atau alat manajemen,
karena untuk mencapai sebuah tujuan harus menggunakan metode atau cara
yang efektif. Namun, metode-metode yang ada harus disesuaikan dengan
perencanaan yang telah dibuat, agar metode tersebut dapat tepat sasaran.
f. Market (Pasar)
Pasar merupakan salah satu sarana manajemen penting lainnya. Pasar
dipergunakan sebagai tempat pendistribusian barang-barang yang sudah
dihasilkan.18
18 Ibid, h. 6
22
4. Pengertian Strategi
Secara umum, strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis
besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan.
Menurut Willism F. Gluek, strategi adalah rencana yang
dipersatukan, komprehensif terintegrasi yang menghubungkan keunggulan
strategi perusahaan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan yang
dirancang untuk meyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan akan dicapai
dengan pelaksanaan yang tepat oleh organisasi tertentu.19
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi dalam
perspektif terminologis, berikut penulis paparkan pengertian strategi yang
dikemukakan oleh beberapa pakar, antara lain:
1) Dr. Fuad Amsyari mengatakan: pengertian dasar strategi metode untuk
memenangkan suatu persaingan. Persaingan itu membentuk suatu
pertempuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai
senjata atau tenaga manusia. Sedangkan dalam bidang non militer,
strategi adalah suatu cara untuk memenangkan suatu persaingan
antarakelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.20
2) Dr. Alfian mengatakan: Strategi adalah pemikiran dan sikap jangka
panjang yang konsisten secara mendasar. Dari sudut lain, strategi
adalah cara-cara yang ditetapkan terlebih dahulu dengan cara-cara
19 William F. Gluek, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga,
1998). h. 24 20 Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung, Mizan, 1990), h.
40
23
mana perusahaan akan berjalan kearah tujuan-tujuan luas yang
menyangkut financial, operasional atau aspek-aspek social
perusahaan.21
3) Sondang Siagian mengatakan: strategi adalah cara terbaik untuk
mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai dengan
tuntutan perubahan lingkungan.22
4) Onong Uchjana mengatakan: strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.23
Dari berbagai pengertian strategi yang dikemukakan oleh pakar di
atas; penulis menyimpulkan bahwa strategi pada dasarnya merupakan cara
untuk mencapai suatu tujuan dengan terlebih dahulu memperhatikan
segala kemungkinan yang akan terjadi dan mempersiapkan segala potensi
yang ada.
Untuk menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan
organisasi, sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi. Dan untuk
mencapai tujuan organisasi perlu alternatif strategi yang dipertimbangakan
dan harus dipilih.
Joel Ros dan Michael mengatakan: bahwasannya sebuah organisasi
tanpa adanya strategi diumpamakan seperti kapal tanpa adanya kemudi,
21 Departeman Perdagangan dan Direktorat Koperasi, Azas-Azas Koperasi, Direktorat
Jenderal Koperasi, (Jakarta, 1998), h. 69 22 Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,
(Bandung: Gunung Agung, 1998), h. 17 23 Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999), h. 32
24
bergerak berputar dalam lingkaran. Organisasi yang demikian seperti
pengembara tanpa adanya tujuan tertentu.24
Dalam proses strategi terdapat 3 tahapan penting, yaitu:25
1) Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi termasuk di dalamnya ialah
pengemban tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal,
menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menghasilkan strategi
alternative, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan
menjadi kerangka kerja diantaranya:
a) Tahap Input (masukan atau saran)
Tahap ini proses yang dilakukan ialah meringkas informasi,
sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskan
strategi.
b) Tahap Pencocokan atau Penyesuaian
Tahap selanjutnya yang dilakukan ialah menfokuskan dan
menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan
faktor-faktor eksternal serta internal.
c) Tahap Keputusan
Tahap berikutnya yang dilakukan ialah mengambil dan
menggunakan satu macam, teknik setelah diperoleh dari input
24 Fred. R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h. 3. 25 Ibid.h. 183.
25
secara sasaran dalam mengevaluasi strategi alternatif yang telah
diidentifikasi dalam tahap ke-2.
2) Implementasi Strategi
Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam
mendukung strategi, menciptakan unsur strategi yang efektif, merubah
arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan
system informasi yang masuk.26
Implementasi sering juga disebut sebagai tindakan dalam
strategi, karena implementasi berarti memobalisasi untuk merubah
strategi dirumuskan menjadi tindakan.
3) Evaluasi Strategi
Selanjutnya untuk melengkapi tahap akhir dalam strategi ialah
evaluasi strategi. Dan berikut tahapan dalam mengevaluasi strategi
ialah:
a. Meninjau factor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan
factor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang menjadi
dasar asumsi pembuatan strategi.
b. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan). Meninjau ulang atau menyelidiki penghimpunan dari
rencana, mengevaluasi prestasi individual dan menyimak kemajuan
yang dibuat kearah penyampaian sarana yang dinyatakan. Kriteria
untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan dibuktikan,
26 Ibid.h. 183.
26
kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria
yang mengungkapkan apa yang telah terjadi.
c. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi
sesuai dengan rencana.27
5. Manajemen Strategi
1. Pengertian Manajemen Strategi
Dalam pembahasan organisasi atau kelembagaan, istilah
strategi hampir selalu dikaitkan dengan arah, tujuan atau kegiatan
jangka panjang. Strategi juga dikaitkan dalam penentuan posisi suatu
organisasi.
Dalam konteks manajemen, menurut Wrigh, Kroll, Parnel,
istilah strategis menunjukan bahwa manajemen strategis memiliki
cakupan proses manajemen yang lebih luas hingga pada tingkat yang
lebih tepat dalam penentuan misi dan tujuan organisasi dalam konteks
keberadaannya di lingkungan eksternal dan internalnya. Luasnya
cakupan manajemen strategis sejalan dengan luasnya komponen yang
terlibat dalam proses pembentukannya.28
27 Ibid.h. 183. 28 Ismail Yusanto. dan M.Karebet. Manajemen Strategis Prespektif Syariah, Jakarta,
Khairul Bayan-Sumber Pemikiran Islam, 2003. h. 7
27
Tabel. 2
Perkembangan Manajemen Strategis
ASPEK
Anggaran/
Kontrol
Keuangan
Perencanaan
Jangka Panjang
Perencanaan
Strategis
Manajemen
Strategis
Fokus
Manajemen
Mengontrol
Penyimpangan &
Mengelola
Kerumitan
Mengantisipasi
Pertumbuhan &
Mengelola
Kerumitan
Mengubah
Kemampuan &
Keterampilan
Strategis
Berhubungan
dengan kejutan-
kejutan strategis
& Perkembangan
yang cepat dari
ancaman serta
kesempatan
Asumsi Masa Lalu Akan
Berulang
Tren yang lalu
akan tetap
berlangsung
Tren yang baru &
terputus dari masa
lalu dapat
diprediksi
Daur
perencanaan
tidak mencukupi
untuk
menghadapi
perubahan-
perubahan yang
cepat
Proses - Periodik - Waktu yang
nyata
Periode
Waktu Dari 1900-an Dari 1950-an Dari 1960-an Dari 1970-an
Sumber: Wahyudi (Terdapat di BukuManajemen Strategis Prespektif Syariah)
28
Wahyudi memetakan proses pembentukan manajemen strategis itu ke
dalam empat tahapan, sebagaimana ditampakan pada table. 1di atas. Keempatnya
adalah (1) anggaran dan control Keuangan (Budgeting and Financial Controling),
(2) Perencanaan Jangka Panjang (Long Rang Planning), (3) Perencanaan Strategis
(Corporate Strategic Planning), dan (4) Manajemen Strategis (Strategic
Managemant).29
Berdasarkan paparan di atas, dan terlebih strategi mencerminkan
kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan, di mana harus bersaing;
melawan siapa; dan untuk maksud apa;. Bagi Pearce dan Robinson; manajemen
stratgis diartikannya sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang
menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-
rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
Dari definisi di atas dapat ditunjukan bahwa proses manajemen meliputi
perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-
keputusan dan tindakan-tindakan perusahaan yang berkaitan dengan strategi.
Faulkner dan Johnson mendefinisikan manajemen strategi sebagai sebuah
proses manajemen atas fungsi keputusan-keputusan para menejer yang ingin
menghubungkan tiga factor kunci; lingkungan tempat perusahaan melakukan
kegiatan, sumber daya yang dimiliki yang siap melayani serta harapan dan tujuan
berbagai kelompok dengan penunjang untuk kelangsungan hidupnya.30
29 Ibid,h. 7 30 Fulkner dan Johnson, Strategi Manajemen, The Chalenge Of Strategic Managemant
(Jakarta: Elex Media Komputindo,1995). h.7
29
1. Kerangka Manajemen Strategis
Kerangka manajemen strategis dapat diuraikan dalam empat tahapan
utama;31
a. Tahapan Analisis Lingkungan Organisasi
Tahapan ini mencakup analisis lingkungan eksternal, baik makro maupun
industry, serta lingkungan internal organisasi. Tahapan ini berintikan
analisis lingkungan internal dan eksternal. Analisis ini bertumpu pada
basis data tahunanyang berpola 3-1-5. Maksudnya: data yang ada
diupayakan mencakup data perkembangan organisasi pada tiga tahun
sebelum dilakukan analisis, apa yang akan diinginkan pada tahun
dilakukannya analisis serta kecenderungan organisasi untuk lima tahun ke
depan pasca analisis.
b. Tahapan Formulasi Stratgi
Tahapan ini terdiri atas formulasi nilai-nilai utama dan orientasi strategis
organisasi, strategi tingkat korporasi hingga strategi fungsional berikut
kebijakan fungsionalnya.
c. Tahapan Implementasi Strategi
Implementasi Strategi bertumpu pada alokasi dan organisasi SDM serta
kepemimpinan, budaya organisasi hingga produser dan program. Aktivitas
pertama; mencakup distribusi kerja diantara individu dan kelompok kerja
dengan mempertimbangkan tingkatan manajemen, tipe pekerjaan,
pengelompokan bagian pekerjaan serta mengusahakan agar bagian-bagian
31 Yusanto M.I dan M.K. Widjajakusuma, Manajemen Strategis Prespektif Syariah, h.
11.
30
itu menyatu seluruhnya dalam sebuah tim sehingga mereka dapat bekerja
secara efektif dan efesien.
Aktivitas kedua meliputi aspek-aspek kepemimpinan efektif berikut
pengambilan keputusan, kewenangan dan tanggungjawabnya serta budaya
organisasi.
d. Tahapan Pengendalian Strategi
Tahapan paling akhir dari proses manajemen strategi adalah pengendalian
yang mencakup aspek penilaian kinerja yang berlanjut dengan berjalannya
proses pemberian umpan balik. Penilaian kinerja dilakukan sesuai dengan
prosedur organisasi yang dikembangkan, yakni dengan mengacu pada
tolak ukur strategis dan operasional.
2. Aplikasi Formal Manajemen Strategis
Aplikasi formal model manajemen strategis pada perusahaan-perusahaan
berbeda-beda mengikuti aspekformalitas organisasi yang melekat pada
perusahaan tersebut. Menurut Pearce dan Robinson yang dimaksud mengacu
pada seberapa rinci tingkat tanggungjawab, wewenang dan keleluasaan pihak-
pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan dirumuskan. Ini merupakan
pertimbangan penting dalam studi tentang manajemen strategis, karena
formalitas yang lebih besar biasanya berkorelasi positif dengan biaya,
kelengkapan, akurasi dan keberhasilan perencanaan.32
Besaran organisasi, gaya manajemen yang dominan, kompleksitas
lingkungannya, proses produksinya, masalahnya serta tujuan system
32 Ismail Yusanto. dan M.Karebet. Manajemen Strategis Prespektif Syariah, (Jakarta:
Khairul Bayan-Sumber Pemikiran Islam, 2003). h.14-15.
31
perencanaannya semua memainkan peran dalam menentukan tingkat
formalitas yang sesuai. Pembahasan aspek formalitas tersebut selanjutnya
difokuskan pada aspek pembuat strategi, manfaat dan resiko manajemen
strategis.33
a. Pembuat Strategi
Pearce dan Robinson mengungkapkan; Tim manajemen strategis yang
ideal terdiri atas para pengambil keputusan dari ketiga tingkat keputusan
dalam perusahaan (korporasi, bisnis, dan fungsional), misalnya pejabat
eksekutif kepala (CEO-Chief Exekutive Officer), manajer produk, dan
kepala bidang fungsional. Selain itu ti mini mendapat masukan dari staf
perencanaan perusahaan – bila ada – dan dari manajer dan penyelia tingkat
bawah. Yang terakhir ini menyediakan data untuk pengambilan keputusan
strategis dan kemudian mengimplementasikan strategi
b. Manfaat dan Resiko Manajemen Strategis
Aplikasi manajemen strategis dalam kenyataannya selain
memberikan banyak manfaat ternyata juga membawa potensi resiko bagi
perusahaan penggunanya.
Sejumlah manfaat manajemen strategis, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Memberikan arah jangka panjang yang dituju organisasi
2) Kegiatan formulasi strategi memperkuat kemampuan perusahaan
mencegah dan menyelesaikan masalah
33 Pearce dan Robinson, Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi dan
pengendalian , (Jakarta:Binarupa Aksara,1997).h.10
32
3) Keputusan strategis yang didasarkan kepada kelompok mungkin sekali
dihasilkan dari alternative terbaik yang ada
4) Mengidentifikasi keunggulan organisasi dan membantu beradabtasi
pada perubahan-perubahan lingkungan
5) Meningkatkan motivasi dan peran serta karyawan
6) Meningkatkan efektivitas organisasi, memperjelas pembagian peran,
dan tanggungjawab karyawan yang terlibat
Sebaliknya , potensi resiko manajemen strategis bagi perusahaan,
antara lain sebagai berikut:
1) Tersitanya pekerjaan dan tanggungjawab operasional manajer yang
terlibat
2) Jika para perumus strategi tidak terlibat secara dekat dalam
implementasinya, mereka mungkin mengelak tanggungjawab
individual atas keputusan-keputusan strategis yang diambil
3) Munculnya parakekecewaan para bawahan yang berpartisipasi atas
harapan-harapan yang tidak menjadi kenyataan
Untuk menangani potensi resiko tersebut, organisasi disarankan
melakukan hal-hal berikut:
1) Melakukan penjadwalan kewajiban-kewajiban para manajer strategis
agar alokasi waktunya dapat lebih efisien
2) Membatasi peran dan janji para manajer strategis agar kinerja
perusahaan dapat benar-benar dijalankan oleh mereka dan bawahannya
33
3) Mengantisipasi dan menanggapi harapan-harapan karyawan berkenaan
dengan aplikasi manajemen strategis dan terutama berkenaan dengan
pengaruhnya terhadap kesejahteraan karyawan.
B. Pemberdayaan Dana Umat
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia adalah
proses, cara, serta perbuatan memperdayakan.34
Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan
(empowerment), berasal dari kata “power”(kekuasaan atau keberdayaan).
Karenanya ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai
kekuasaan. Kekuasaan sering kali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk
membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan terlepas dari
keinginan dan minat mereka. Ilmu social tradisional menekankan bahwa
kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan control. Kekuasaan senantiasa
hadir dalam konteks relasi social, karna itu kekuasaan dan hubungan
kekuasaan dapat berubah, dengan pemahan kekuasaan seperti ini,
pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan kemudian memiliki
konsep yang bermakna.35
Menurut gunawan sumodiningrat pemberdayaan adalah upaya
untuk membangun daya yang dimiliki dhu’afa dengan mendorong,
34 Artmanda. W, kamus lengkap Bahasa Indonesia (Jombang:Frista) 35 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memperdayakan Rakyat, (Bandung:Rafika
Aditama,2005), h.58
34
memberikan motivasi, dan meningkatkan kesadaran tentang potensi yang
dimiliki mereka, serta berupaya untuk mengembangkannya.36
Selaras dengan pengertian di atas Shardlow melihat bahwa
berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan pada intinya
membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha
mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk
membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Dalam
kesimpulannya Shardlow menggambarkan bahwa pemberdayaan sebagai
suatu gagasan tidaklah jauh berbeda dengan gagasan Blesek yang dikenal
di bidang pendidikan ilmu kesejahteraan social dengan nama self
Determination, yang dikenal sebagai salah satu prinsip dasar dalam
bidang pekerjaan social dan kesejahteraan social. Prinsip ini pada intinya
mendorong klien untuk menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan
dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang ia hadapi
sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam
membentuk hari kedepannya.37
Selanjutnya kartasasmita dalam buku isu-isu tematik pembangunan
social yang di tulis oleh Sulistiari (2004) mengatakan bahwa
memberdayakan masyarakat bearti meningkatkan kemampuan masyarakat
dengan cara mengembangkan dan mendinamisasi potensi-potensi
masyarakat dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat seluruh
36 Gunawan Sumodinigrat, Pengembangan Daerah dan Pengembangan Masyarakat,
(Jakarta: Rena Pariwarna,1997),h.165 37 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas, (Jakarta:FEUI Press,2003). h. 54
35
lapisan masyarakat, dengan kata lain menjadikan masyarakat mampu dan
mandiri dengan menciptakan iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan
anggota individu dan anggota masyarakat tetapi juga pranata-pranatanya
menanamkan nilai budaya seperti kerja keras, hemat, keterbukaan dan
tanggung jawab adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan.38
Menurut Ife pemberdayaan memuat dua pengertian kunci, yakni
kekuasaan dan kelompok lemah, kekuasaan di sini diartikan bukan hanya
menyangkut kekuasaan politik dalam arti sempit, melaikan kekuasaan atau
penguasaan klien atas:
1. Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup yaitu
kemampuan dalam membuat keputusan-keputusan mengenai gaya
hidup, tempat tinggal dan pekerjaan.
2. Pendefinisian kebutuhan yaitu kemampuan menentukan kebutuhan
selaras dengan aspirasi dan keinginannya.
3. Ide atau gagasan yaitu kemampuan untuk mengekspresikan dan
menyumbangkan gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas
tanpa tekanan.
4. Lembaga-lembaga yaitu kemampuan menjangkau, menggunakan dan
mempengaruhi pranata-pranata masyarakat, seperti lembaga
kesejahteraan sosial , pendidikan dan kesehatan.
38 Sulistiari, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial,Konsepsi dan Strategi, (Jakarta
: Balai Latihan dan Pengembangan Sosial Drep.Sos. RI, 2004). h.29
36
5. Sumber-sumber yaitu kemampuan memobilisasi sumber-sumber
formal, informal dan kemasyarakatan.
6. Aktivitas ekonomi yaitu kemampuan memanfaatkan dan mengelola
mekanisme produksi, distribusi, dan pertukaran barang serta jasa.
7. Reproduksi yaitu kemampuan dalam kaitannya dengan proses
kelahiran, perawatan fisik, perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi,
Pemberdayaan masyarakat sering dipahami sebagai perwujudan
dari pengembangan masyarakat yang lahir dari tradisi pendidikan massa
(mass education) dan berbasis pada bidang pekerjaan sosial, serta memiliki
kemiripan cakupan dengan pendidikan luar sekolah, namun
pengembangan masyarakat berkembang menjadi disiplin ilmu mandiri.39
Menurut Shuartini pemberdayaan biasanya menggunakan strategi
bottom up. Artinya, masyarakat sejak awal dilibatkan dalam proses
perencanaan sampai pada pelaksanaan, dengan demikian disamping
menjadi objek, masyarakat juga menjadi subjek dan pelaku pembangunan
merupakan bagian dari proses perubahan sosial.40
Menurut Edi Suhartp pemberdayaan bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak
beruntung.
2. Sebuah peroses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam berbagi pengontrolan atas dan mempengaruhi
39 Edi Suharto,Membangun Masyarakat Memperdayakan Rakyat, (Bandung:Rafika
Aditama,2005), h.59 40 Rr.Suhartini,Model-ModelPemberdayaan Masyarakat,(Yogyakarta:PT LKIS Pelangi
Aksara, 2005),h.133.
37
terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang
mempengaruhi kehidupannya.
3. Menunjuk pada usaha pengaloksasian kembali kekuasaan melalui
pengubahan struktur sosial.
4. Suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan
agar mampu menguasai/berkuasa atas kehidupannya.41
Dari berbagai pengertian yang ada, maka penulis menarik
kesimpulan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya yang
dilakukan untuk membuat masyarakat semakin berdaya dengan melibatkan
masyarakat sebagi subjek sehingga mereka mempunyai power/kekuatan
dengan cara mengembangkan skill/ppotensi yang dimilikinya, yang dapat
dikembangkan dalam pelatihan-pelatihan agar mempunyai modal untuk
hidup mandiri.
2. Strategi Pemberdayaan
Strategi menurut kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
ilmi/seni mengunakan sumber daya untuk melaksanakan strategi
kebijaksanaan tertentu.42 Jika dikaitkan dengan pemberdayaan masyarakat
maka strategi adalah bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan dan
sumber daya sehingga dapat mengaplikasikannya dilapangan.
Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan
melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting):
41 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memperdayakan Rakyat, (Bandung: Rafika
Aditama,2005), h.59 42 Depdikbud,Kamis Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1998),h.964
38
1. Aras mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu
melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention.
Tujuan utamannya adalah membimbing atau melatih klien dalam
menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut
sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered approach).
2. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.
Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai
media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok,
biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki
kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
3. Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi system
belajar (large-system strategi), karena sasaran perubahan diarahkan
pada system lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan,
perencanaan sosial, kampanye, aksi soaial, lobbying, pengorganisasian
masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam
pendekatan ini. Strategi system besar memandang klien sebagai orang
yang dimiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka
sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk
bertindak.43
43 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memperdayakan Rakyat, (Bandung:Rafika
Aditama,2005), h.66
39
3. Tahapan Pemberdayaan
Ada beberapa tahapan dalam proses pemberdayaan masyarakat
diantaranya adalah:
1) Tahapan persiapan. Tahap ini meliputi persiapan petugas (community
worker) dengan tujuan supaya ada kesamaan persepsi antar anggota
agen perubahan (agen of change) mengenai pendekatan apa yang
dipilih dalam melakukan pengembangan masyarakat.
2) Assesmen. Pada tahap ini dilakukan indentifikasi terhadap masalah
dan sumber daya yang dimiliki klien/masyarakat assesmen ini dapat
juga dilakukan dengan menggunakan penilaian SWOT,
strength/kekuatan weaknes/kelemahan, opportunity/kesempatan dan
threat/tantangan.
3) Tahapan perencanaan program. Pada tahapan ini agen perubah
mencoba melibatkan masyarakat untuk memahami masalah yang
mereka hadapi dan berusaha mencari solusi terhadap masalah tersebut.
4) Tahap formulasi aksi. Dalam tahap ini agen perubah membantu
kelompok masyarakat untuk menentukan program dan kegiatan yang
akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Formulasi perencanaan aksi dirumuskan oleh petugas dengan
masyarakat.
5) Tahapan pelaksana program/kegiatan. Pada tahapan ini agen perubah
membantu kelompok masyarakat dalam melaksanakan program yang
telah direncanakan.
40
6) Tahapan Evaluasi. Pada tahapan ini agen perubah bersama peserta dari
kelompok masyarakat melakukan pengawasan terhadap program-
program yang dilaksanakan dan mengawasinya.
7) Tahapan terminasi. Pada tahap ini dilakukan pemutis hubungan kerja
secara resmi Antara pekerja sosial dengan masyarakat. Tahap terminasi
pada program pemberdayaan dilakukan di akhir kegiatan berupa focus
group discussion sebagai program evaluasi terhadap seluruh
kegiatan.44
Selaras dengan tahapan pemberdayaan diatas Suhartini membagi
tahapan pemberdayaan kedalam enam tahapan yaitu:
1. Membantu masyarakat dalam menemukan masalahnya.
2. Melakukan analisis/kajian terhadap permasalahan tersebut secara
mandiri/pertisipatif, membentuk kelompok-kelompok diskusi, dan
mengadakan pertemuan warga secara periodic/terus menerus.
3. Malakukan skala prioritas, dalam arti memilih dan memilih tiap
masalah yang paling mendesak untuk diselesaikan.
4. Mencari cara penyelesaikan masalah yang sedang dihadapi Antara lain
dengan pendekatan sosio-kultural yang ada dalam masyarakat.
5. Melaksanakan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi.
44 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas, (Jakarta: FEUI Press,2003). h. 244
41
6. Mengevaluasi seluruh rangkaian dan proses pemberdayaan itu untuk
dinilai sejauh mana keberhasilan dan kegagalannya.45
4. Proses Pemberdayaan Umat
Pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan sesuatu yang
berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok masinh ingin
melakukan perubahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku pada satu
program saja.46
a. Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat memberdaya guna dan
tidak memberdayakan.
b. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan tidak
memberdayakan.
c. Mengidentifikasi masalah.
d. Mengidentifikasi basis daya yang bermakna.
e. Mengembangkan rencana-rencana aksi dalam pengimplementasian.47
Namun dalam proses pemberdayaan bahwa peran serta masyarakat
merupakan tahapan yang penting dalam peningkatan pembangunan.48
Mutu peran serta masyarakat dapat dibedakan dengan memahami
motivasi mereka. Dalam hal ini peran serta dibagi menjadi lima yaitu:
45 Rr.Suhartini,Model-ModelPemberdayaan Masyarakat,(Yogyakarta:PTLKIS Pelangi
Aksara, 2005),h.135 46 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Kesejahteraan Sosial, (Jakarta:
Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2002), seri II h.173 47 Nanich Machendra dan Agus Ahmad Syafe’I, Pengembangan Masyarakat Islam,
(Bandung: Rosdakarya,2001), h,25 48 Platihan Calon Pendamping Masyarakat oleh Masyarakat Mndiri Dhuafa Republika
Bersama Fakultas Dakwah dan Komunikasi 27-28 Juli 2007
42
a. Berperan serta karna mendapat perintah.
b. Berperan serta karena ingin mendapatkan imbalan.
c. Berperan serta secara sukarela, tanpa mengharapkan imbalan.
d. Berperan serta atas prakasa atau inisiatif sendiri.
e. Berperan serta dengan kreasi atau daya cipta.
Dari uraian diata bahwa peroses pemberdayaan yang terjadi pada
masyarakat, terjadi secara simultan sehingga upaya yang dilakukan
berkesinambungan untuk meningkatkan daya yang ada.
5. Bentuk dan Sifat Penyaluran Dana
Ada dua bentuk penyaluran dana antara lain
a. Bentuk sesaat, dalam hal ini berarti bahwa zakat hanya diberikan
kepada seseorang satu kali atau sesaat saja. Dalam hal ini juga berarti
bahwa penyakuran kepada mustahik tidak disertai target terjadinya
kemandirian ekonomi dalam diri mustahik. Hal ini dikarenakan
mustahik yang bersangkutan tidak mungkin lagi mandiri, seperti pada
diri orant tua yang sudah jompo, orang cacat. Sifat dan bantuan sesaat
ini idealnya adalah hibah.
b. Bentuk pemberdayaan, merupakan penyaluran zakat yang disertai
target merubah keadaan penerima dari konsidi kategori mustahik
menjadi kategori muzakki. Target ini adalah target besar yang tidak
dapat dengan mudah dan dalam waktu yang singkat. Untuk itu,
penyaluran zakat harus disertai dengan pemahaman yang utuh terhadap
permasalahan yang ada pada penerima. Apabila permasalahannya
43
adalah permasalahan kemiskinan, harus diketahui penyebab
kemiskinan tersebut sehingga tidak dapat mencari solusi yang tepat
demi tercapainya target yang telah dicanangkan.49
Menurut Widodo sifat dana bantuan pemberdayaan terdiri dari tiga yaitu:
a. Hibah, zakat pada asalnya harus diberikan berupa hiba artinya tidak
ada ikatan antara pengelola dengan mustahik setelah penyerahan zakat.
b. Dana bergulir, zakat dapat diberikan berupa dana oleh pengelola
kepada mustahik dengan catatan harus qardul hasan, artinya tidak
boleh ada kelebihan yang harus diberikan oleh mustahik kepada
pengelola ketika pengembalian sama dengan jumlah yang
dipinjamkan.
c. Pembiyaan. Penyaluran zakat oleh pengelola kepda mustahik tidak
boleh dilakukan berupa pembiyaan, artinya tidak boleh ada ikatan
seperti shahibul maal dengan mudharib dalam penyaluran zakat.50
Menurut M. Daud Ali pemanfaatan dana zakat dapat dikatagorikan
sebagai berikut:
a. Pendayagunaan yang konsumtif dan tradisional sifatnya dalam
kategori ini penyaluran diberikan kepada orang yang berhak
merimannya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan
seperti: zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk
49 Lili Bariadi, Muhamad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha, cet I (Jakarta:CED,
2005), h.25 50 Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, (Yogyakarta:Pustaka
Pelajar,2008),h 85-86
44
memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta yang diberikan
kepada korban bencana alam.
b. Pendayagunaan yang konsumtif kreatif, maksudnya penyaluran dalam
bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa dan lain-lain.
c. Pendayagunaa produktif tradisional, maksudnya penyaluran dalam
bentuk barang-barang produktif.misalnya kambing, sapi, mesin jahit,
alat-alat pertukangan dan sebagainya. Tujuan dari kategori ini adalah
untuk mrnciptakan suatu usaha atau memberikan lapangan kerja bagi
fakir miskin.
d. Pendayagunaan produktif kreatif, pendayagunaan ini diwujudkan
dalam bentuk modal yang dapat dipergunakan baik untuk membangun
sebuah proyek sosial maupun untuk membantu atau menambah modal
seorang pedagang atau pengusaha kecil.51
51 Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, h 62-63
45
BAB III
GAMBARAN UMUM
LEMBAGA ZAKAT DOMPET DHUAFA
A. Sejarah Dompet Dhuafa
Tanggal 2 Juli 1993, Sebuah rubik di halaman muka harian umum
Republika Dengan tajuk ‘’Dompet Dhuafa’’ Telah di buka. Kolom kecil ini
mengundang pembaca Media untuk turut serta pada gerakan peduli yang di
inisiasi harian umum Republika. Tanggal inilah yang kemudian kami tandai
sebagai hari jadi Dompet Dhuafa Republika. Rubrik ‘’ Dompet Dhuafa ‘’
mendapat sambutan luar biasa. Kolom ini segera Berjalan efektif dalam
pengumpulan dana zakat dan donasi pembaca. Pada hari pertama berjalan,
berhasil terkumpul dana sebesar Rp. 425.000. dan, Pada akhir tahun pertama, dana
yang terkumpul telah mecapai sekitar Rp. 300 juta. 1
Melihat kemajuan yang signifikan dari pengumpul dana masyarakat,
Muncul kebutuhan untuk memformalkan aktivitas yang dikelola keluarga peduli
republika. Pada 4 September 1994, yayasan Dompet Dhuafa Repubika(DDR)
didirikan. Empat orang Pendirinya adalah Parni Hardi, Haidar Bagir, Sinansari
Ecip dan Erie Sudewo. Sejak itu, Erie Sudewo ditunjuk mengawal yayasan
dompet dhuafa dalam mengumpulkan dan Menyalurkan dana Ziswaf dalam wujud
aneka program kemanusian, antara lain Untuk kebutuhan kedaruratan , bantuan
ekonomi, kesehatan , dan pendidikan bagi kalangan dhuafa.
1 Annual Report 2011Dompet Dhuafa. h 20
46
Dengan berkembangnya dana yang terhimpun, eskalasi keterlibatan DD
dalam anekaProgram kepedulian telah meluas dari gunung kidul menuju skala
nasional. Dan, dengan publikasi yang semakin efektif melalui media harian, DD
tidak hanya Berkhidmat pada bantuan dana bagi kalangan tak berpunya dalam
bentuk tunai,Tetapi juga berkembang dalam bentuk program yang lebih luas ,
kesehatan, pendidikan,Dan bantuan bencana.
Bila pada tahun-tahun awal DD disibukan dengan upaya menata dan
memantapkan diri sebagai Lembaga Zakat, lima tahun berikutnya DD secara
seksama juga mendorong tubuhnya lembaga zakat yang professional dan
sidibukan dengan menjalin sinergi kelembangaan di ranah perzakatan nasional.
Pada 10 Oktober 2001, Dompet Dhuafa Republika dikukuhkan untuk perama
kalinya oleh pemerintah sebagai lembaga zakat nasional (Lembaga Amil Zakat)
oleh Departemen Agama RI. Kepercayaan ini terus dihimpun dengan upaya
pemasyarakatan zakat yang didorong oleh inisiatif kerja sama antar lembaga dan
program yang semakin beragam.
Upaya menata diri dan membangun relasi berlangsung selama penggalan
lima tahun aktivitas berikutnya di mana DD telah mengembangkan sejumlah
jejaring mandiri untuk mempertajam aktivitas pengabdian dan pengembangan
kelembagaan.2
2 Ibid. h 20
47
B. Struktur Organisasi
Sementara itu, organisasi social juga memiliki beberpa ciri yakni
diantaranya adanya pembagian pekerjaan, kekuasaan, serta tanggungjawab yang
dalam hal ini bisa tergambar dalam struktur organisasi Dompet Dhuafa. Selain itu,
ada pula satu atau beberapa pusat kekeuasaan yang berfungsi mengawasi
pengendalian usaha organisasi serta mengarahkan organisasi mencapai tujuannya.
Dalam hal ini, pusat kekuasaan Dompet Dhuafa dari sisi actor berada pada posisi-
posisi puncak seperti Presiden Direktr, Dewan Pembina, dan Dewan Pengawas,
sementara dari sisi unit organisasi, maka dari berbagai kantor cabang dan jejaring
yang dimiliki Dompet Dhuafa, kantor pusat Dompet Dhuafa dapat di katakana
sebagai pusat kekuasaan yang mengarahkan, mengawasi, dan mengevaluasi unit-
unit dibawahnya. 3
Adapun struktur organisasi yang di miliki oleh Dompet Dhuafa saat ini
penelitian ini di lakukan sebagai berikut:
3 wawancara dengan adi kurniawan Coorporate Secretary of Dompet Dhuafa 20 desember
2013 Pukul 10.20
48
Struktur organisasi dompetn dhuafa
Sumber: wawancara dengan adi kurniawan Coorporate Secretary of Dompet Dhuafa.
Gambaran 1
Dompet Dhuafa juga dibina dan diawasi oleh beberapa dewan yang
berisikan orang-orang yang pernah memabngun Dompet Dhuafa sebelumnya. Di
ketua dewan Pembina terdapat Parni Hadi yang merupakan pendiri Dompet
Dhuafa. Dua anggota Dewan Pembina lainnya juga orang-orang yang dipandang
sebagai founder Dompet Dhuafa di masa awal yaitu S. Sinansari Ecip dan Haidar
Bagir. Selain itu, dewan Pembina juga terdapat Houtman Z. Arifin (vice president
Citibank Indonesia).
Di posisi dewan pengawas, terdapat Erie Sudewo yang merupakan
pemimpin pertama Dompet Dhuafa, ada pula Azyumardi Azra (Cendikiawan
Muslim, Mantan Rektor UIN), serta Erry Riyana Hardjapamekas (Mantan
Presiden Direktur ( Ahmad Juwaini )
Direktur Komunikasi dan REMO ( M. Arifin
purwakananta)
Direktur Program ( Rini Suprihartanti )
Direktur Penghimpunan (M. Thoriq Helmi)
Direktur Keuangan dan operasi
(Losa Priyaman)
Direktur Komunikasi Hub. External
(Nana M)
49
Direktur Utama PT. TImah Tbk). Di posisi dewan pengawas syariah terdapat Prof.
K. H. Amin Suma (Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta), Drs. K. H.
Wahfudin, MBA (Dai Nasional), dan Izzuddin Abdul Manaf, Lc. MA (Da’i dan
Cendikiawan Ekonomi Islam).
Kemudian pada Presiden Direktur terdapat Ahmad Juwaini. Pada posisi
Direktur SDM & Keuangan terdapat Losa Priyaman. Direktur Komunikasi dan
REMO terdapat M. Arifin purwakananta. Direktur Program terdapat Rini
Suprihartanti. Direktur Penghimpunan terdapat M. Thoriq Helmi. Dan selanjutnya
Direktur Komunikasi Hub. External terdapat Nana M.
Dari struktur tersebut dapat terlihat bahwa lembaga Dompet Dhuafa
memang secara jelas berlandaskan agama islam karna diawasi dan dibina oleh
tokoh-tokoh muslim yang terpandang di Indonesia dan berpengalaman di berbagai
bidang terutama ekonomi. Latar belakang Islam dan Ilmu ekonomi dari actor-
aktor yang menduduki posisi puncak dari struktur Dompet Dhuafa ini lah yang
yang kemudian membentuk Dompet Dhuafa sebagai oerganisasi pengelola zakat
islami yang ingin memperbaiki kondisi umat terutama di bidang ekonomi. Hal ini
sesuai dengan yang dikatakan oleh Etzioni bahwa tujuan organisasi sering kali
dipengaruhi oleh beberapa pihak terutama para eksekutif organisasi.
50
C. Visi dan Misi4
VISI :
Terwujudnya masyarakat berdaya yang bertumpu pada sumber daya lokal
melalui sistem yang berkeadilan
MISI:
- Membangun nilai kemanusiaan dan kemandirian
- Meningkatkan partisipasi derma masyarakat dan dukungan sumber daya
untuk pemberdayaan
- Mendorong sinergi program dan jaringan organisasi pemberdayaan
masyarakat global
- Menumbuh kembangkan dan mendayagunaan aset masyarakat melalui
ekonomi berkeadilan
- Mengembangkan zakat sebagai alternatif dalam pengentasan kemiskinan
Adapun tujuan Dompet Dhuafa ialah:
- Mendorong voluntarism dan tumbuhnya kepemimpinan masyarakat
sebagai agent of change
- Terwujudnya perubahan sosial melalui advokasi multi-stakeholder untuk
terciptanya kesejahteraan
- Menjadi lembaga penggalangan sumber daya masyarakat yang terpercaya
- Mengoptimalkan penggalangan sumber daya masyarakat
- Menjadi World ClassOrganization berbasis ZISWAF
- Terbentuknya jaringan klaster mandiri untuk mengentaskan kemiskinan
4 www.dompetdhuafa.org diakses tanggal 23,Januari.2013 Pukul 11.20
51
- Menjadi lembaga expert dan rujukan dalam kebijakan pengentasan
kemiskinan Indonesia
- Mengembangkan industri dan usaha yang berbasis redistribusi aset serta
mewujudkan jaringan bisnis yang sehat dan ethic (B) 5
-
D. Program Lembaga Zakat Dompet Dhuafa
1. Program Relief Dompet Dhuafa
Divisi Program Relief Dompet Dhuafa, secara struktural
merupakan satu dari empat divisi yang mengelola kemiskinan di bawah
Direktorat Program. Secara umum, Divisi Program Relief bertanggung
jawab mengelola kemiskinan pada aspek yang paling dasar yaitu aspek
pelayanan. Aspek pelayanan dalam program Dompet Dhuafa bersifat
memberikan bantuan langsung, melayani keperluan pragmatis masyarakat
miskin/mustahik, dan menyelesaikan permasalahan yang dialami secara
cepat dan efektif. Sedangkan untuk kegiatan di luar negeri, Divisi Relief
mengemban misi sebagai ujung tombak Diplomasi Kemanusiaan, dengan
mekanisme people to people.
Tiga kegiatan utama Divisi Relief yaitu Pelayanan dasar
masyarakat miskin, pengelolaan kebencaaan, dan pengelolaan buruh
migran Indonesia. Ketiga kegiatan tersebut menggunakan metode
intermediator dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini Dompet Dhuafa
membentuk jejaring lembaga pelaksana program. Program layanan
5 Annual Report 2011Dompet Dhuafa. h 26
52
masyarakat dilaksakan oleh Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM),
Program pengelolaan kebencanaan dilaksanakan oleh Disaster
Management Centre (DMC), dan Program pengelolaan buruh migran
Indonesia dilaksanakan oleh Migran Institut (MI) .
Ketiga lembaga intermediator tersebut bertanggungjawab kepada
Dompet Dhuafa dalam pengelolaan anggaran, implementasi program, dan
pengembangan program di masa mendatang. Selain itu, beberapa program
tematik seperti program sedekah pohon, program air untuk kehidupan,
program energy dan lingkungan, program pelayanan muallaf, dan
program-program lainnya dilaksanakan dengan menetapkan
pananggungjawab pelaksana program.
a. Pelayanan Masyarakat
Lembaga Pelayanan Masyarakat selanjutnya disingkat menjadi
LPM adalah jejaring pelaksana program layanan kepada mustahik
Divisi Relief Dompet Dhuafa. Program LPM merupakan program
pelayanan langsung keperluan mendasar masyarakat adalah program
yang secara umum mengelola seluruh asnaf penerima zakat, terutama
fakir, miskin, ghorimin, muallaf dan ibnu sabil. Karakteristik program
tersebut adalah memenuhi keperluan hidup masyarakat yang bersifat
pragmatis dan mendesak seperti sandang, pangan, dan papan. Selain
itu juga dikembangkan program yang bertujuan meningkatkan
pemahaman keislaman masyarakat dan pemenuhan sarana dan
prasarana ibadah masyarakat, khususnya masyarakat muslim di
53
kantong-kantong kemiskinan, daerah-daerah terpencil, dan kawasan
minoritas yang rawan menjadi korban pemurtadan.
Program LPM terus mengalami pengembangan mengikuti
dinamika kemiskinan yang terjadi di masyarakat. Saat ini, LPM
merambah tema psikotik, yaitu program pelayanan bagi masyarakat
pengidap ganguan jiwa. Program ini ditetapkan oleh Dompet Dhuafa
sebagai bentuk adaptasi atas perubahan pola respon masyarakat
terhadap kemiskinan. Selain itu, LPM juga mengembangkan program
Bantuan Pemulasaran Jenazah (BARZAH). Program ini menjadi
kebutuhan dasar masyarakat akibat mahalnya harga proses
pemakaman. Ke depan, LPM mentargetkan memiliki lahan untuk
mengelola pemakaman bagi masyarakat miskin.
Di luar Negeri, LPM diproyeksikan menjadi ujung tombak Tim
Kemanusiaan Dompet Dhuafa terhadap konflik-konflik sosial yang
terjadi. Kasus kemanusiaan seperti pengungsian di Somalia, konflik
etnis di Rohingya, atau konflik agama di Gaza Palestina, adalah
termasuk dalam ranah Diplomasi Kemanusiaan Dompet Dhuafa.
b. Pengelolaan Bencana
Disaster Management Center Dompet Dhuafa selanjutnya
disingkat menjadi DMC adalah jejaring pelaksana program
kebencanaan Divisi Relief Dompet Dhuafa. Tugas pokok DMC adalah
menjadi garda terdepan pengelolaan kebencanaan, baik dalam maupun
luar negeri. Kebencanaan yang dimaksud adalah bencana yang
54
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam antara lain berupa ; gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor, termasuk di
dalamnya kebakaran. Untuk memahami tugas pokok DMC-DD
tersebut, maka perlu diketahui terlebih dahulu bahwa terdapat 3 fase
utama dalam pengelolaan kebencanaan, meliputi : masa sebelum
terjadi bencana (pra bencana), saat terjadi bencana dan setelah terjadi
bencana.
c. Mirgain Institute
Merupakan program advokasi dan pemberdayaan buruh
migrant Indonesia baik sebelum keberangkatan, saat keberangkatan
dan sebelum penempatan. Untuk advokasi Migrant Institute telah
melakukan pendampingan untuk calon Buruh Migrant Indonesia
(BMI), BMI, dan Eks BMI, seperti masalah penipuan sebelum
keberangkatan, dan masa penempatan yang beragam jenis masalahnya.
Untuk eks BMI, Migrant Institute telah melakukan
pendampingan agar mereka mendapatkan hak-haknya, salah satu
haknya adalah klaim asuransi. Dalam program pemberdayaan eks
BMI, saat ini Migrant Institute menjalankan program pelatihan,
penyuluhan, dan pendampingan usaha. Hingga di tahun ke 2 Migrant
Institute eksis, berhasil membentuk koperasi untuk eks BMI di daerah
55
Jetis, Ponorogo dan mempunyai jejaring-jejaring di kantong-
kantong buruh migrant.6
2. Pendidikan
a. Manajemen Sekolah
SMART Ekselensia Indonesia.
SMART adalah sekolah menengah berasrama, bebas biaya dan
akseleratif (5 tahun SMP-SMA). Berdiri sejak tahun 2004 di Parung,
Bogor, SMART EI didedikasikan untuk anak-anak berprestasi namun
memiliki kendala di bidang ekonomi dari seluruh Indonesia.
Jangkauan dan Jumlah Penerima Manfaat : Jumlah penerima
manfaat SMART EI dari tahun 2004 sampai 2012 adalah 294 orang
yang terdiri dari 120 orang alumni (4 angkatan) dan 174 orang siswa
SMART EI (Kelas 1 sd Kelas 5). Periode rata-rata setiap alumni
menerima manfaat adalah selama 5 tahun sedangkan siswa SMART EI
antara 1 sampai 4 tahun. Bentuk manfaat yang diterima siswa SMART
EI meliputi biaya sekolah, biaya asrama, dan kesiswaan.
b. Pengembangan Pendidikan
1) Institut Kemandirian
Institut Kemandirian adalah lembaga yang didirikan
Dompet Dhuafa pada 23 Mei 2005 untuk mengatasi masalah
6 Ibid. h, 48
56
pengangguran dan kemiskinan. Lembaga ini bergerak di bidang
training keterampilan teknis, kewirausahaan, dan sales marketing.7
Program yang dilaksanakan Institut Kemandirian adalah:
1. Pelatihan keterampilan sepeda motor
2. Pelatihan keterampilan teknisi handphone
3. Pelatihan keterampilan fashion & design
4. Pelatihan entrepreneurship & salesmanship
5. Pelatihan keterampilan salon muslimah
6. Pelatihan keterampilan IT (software & hardware)
7. Pelatihan catering & kuliner
8. Pelatiahan keterampilan mengemudi
9. Pelatihan teknik instalasi listrik dan elektronik
Jangkauan dan Jumlah Penerima Manfaat : Penerima
manfaat Institut Kemandirian pada tahun 2012 adalah sekitar 1.765
orang.
2) Beastudi Indonesia
a) Beastudi Etos adalah beasiswa investasi SDM yang mengelola
biaya untuk pendidikan, pembinaan, dan pelatihan serta
pendampingan mahasiswa di PTN dan jurusan yang telah
direkomendasikan. Bantuan yang diberikan berupa pembiayaan
SPP tahun pertama, uang saku, akomodasi asrama, dan
pembinaan 4 domain (agama, akademis, pengembangan diri
7 www.dompetdhuafa.org
57
dan sosial) selama 3 tahun. Program ini diharapkan dapat
menjadi yang terdepan dalam membentuk SDM unggul dan
mandiri.
b) Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa) adalah investasi
SDM yang mengelola pengembangan diri dan pendampingan
bagi aktivis mahasiswa.8
c) Beasiswa Prestasi Chevron adalah beasiswa yang diberikan
kepada para mahasiswa yang berdomisili di 3 kecamatan yang
menjadi wilayah CSR Chevron Geothermal Salak.9
d) Sekolah Desa Produktif merupakan program untuk revitalisasi
desa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat melalui interfensi pada bidang pendidikan, sosial,
ekonomi, dan kesehatan. SDP juga merupakan program
pembinaan sosial kemasyarakatan penerima manfaat beastudi
Etos sehingga mereka memiliki kontribusi bagi masyarakat
sekitar.
e) Alumni SMART EI adalah program pemberian beasiswa
softloan (pinjaman), pembinaan rutin di Medan dan Jogya,
shifting paradigma di masing-masing daerah.
f) Alumni Beasiswa adalah pengelolaan komunitas alumni
beasiswa DD, baik Beastudi Etos, Bakti Nusa, Beasiswa DD
8 www.dompetdhuafa.org 9 www.dompetdhuafa.org
58
sebelum Etos (Karibis, Best of The Best, Anugerah) maupun
Kemitraan (Chevron).
g) School Social Resposibility (SSR) adalah program yang
bertujuan untuk memberikan pemahaman dan penanaman nilai-
nilai kedermawanan kepada siswa.
h) Komunitas Filantropi Pendidikan (KFP) adalah program
rekruitment, pemetaan, pengelolaan dan pemberdayaan bagi
mereka yang peduli terhadap pendidikan dan hendak
mendukung penyelenggaraan program di Bumi Pengembangan
Insani.
Jangkauan dan Jumlah Penerima Manfaat : Jumlah
penerima manfaat Beastudi Etos adalah 365 orang yang tersebar di
12 wilayah di Indonesia yaitu:
Aceh, Medan, Padang, Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang,
Yogyakarta, Malang, Surabaya, Samarinda, dan Makassar.
3) Sekolah Guru Indonesia
Gambaran umum program yang dimiliki : Sekolah Guru
Indonesia adalah salah satu jejaring divisi pendidikan Dompet
Dhuafa yang berkomitmen dalam melahirkan guru model
berkarakter pemimpin yang memiliki kompetensi mendidik dan
mengajar.
Sekolah Guru Indonesia (SGI), pada awalnya bernama
Sekolah Guru Ekselensia Indonesia (SGEI) dan diresmikan pada
59
tanggal 24 Oktober 2009 oleh bupati Bogor sebagai salah satu
program pemberdayaan dan peningkatan pendidikan yang
dilakukan Dompet Dhuafa di dalam Program Divisi Pendidikan.
4) Makmal Pendidikan
Makmal Pendidikan adalah sebuah laboratorium
pendidikan yang berusaha menjawab kebutuhan peningkatan
kualitas guru dan sekolah melalui pelatihan guru, pendampingan,
dan forum Sahabat Guru Indonesia (SGI). Program kegiatan yang
ada di Makmal Pendidikan adalah Pendampingan Sekolah,
Pelatihan Guru, dan Pusat Sumber Belajar.
a. Pendampingan SekolahPendampingan sekolah adalah model
pengembangan sekolah dalam meningkatkan kualitas
manajemen, 10kegiatan belajar mengajar, dan partisipasi
masyarakat di bidang layanan pendidikan.
b. Pelatihan GuruPelatihan Guru adalah pelatihan dan workshop
yang dirancang sistematis berdasarkan standar kurikulum
berbasis kompetensi dan merupakan sarana yang efektif untuk
meningkatkan kemampuan mendidik dan mengajar guru pada
satu kompetensi tertentu yang bersifat khusus dan terencana.
c. Pusat Sumber Belajar (PSB)Pusat Sumber Belajar (PSB)
merupakan salah satu departemen di bawah Makmal
Pendidikan yang berfokus pada pengembangan, inovasi dan
10 www.dompetdhuafa.org
60
pengembangan kreativitas pengajaran. Pusat Sumber Belajar
melayani masyarakat secara luas dan khususnya para guru
melalui beberapa program atau kegiatan yaitu Perpustakaan
SMART EI dan Pusat Media Pembelajaran.
3. Kesehatan
a. Layanan Kesehatan Cuma- Cuma ( LKC)
Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) merupakan
lembaga nonprofit jejaring Dompet Dhuafa khusus di bidang kesehatan
yang melayani kaum dhuafa secara paripurna melalui pengelolaan
dana sosial masyarakat (ZISWAF- Zakat, Infak, Sedekah dan wakaf)
dan dana sosial perusahaan. LKC memberikan pelayanan kesehatan
secara cuma-cuma kepada peserta (member) yang telah terverifikasi.
Di mana setiap calon penerima manfaat mendaftar ke LKC dan
kemudian disurvey oleh tim survey. Jika lulus jadi member, maka akan
diberikan kartu peserta yang berlaku 1 tahun. Dengan adanya kartu
peserta, penerima manfaat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
gratis selama 1 tahun tersebut.
b. Rumah Sehat Terpadu
Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
masyarakat, bahkan bagi masyarakat miskin kesehatan menjadi barang
yang sangat mahal.
Kata “Sakit“ dan “Masuk Rumah Sakit” menjadi sesuatu yang
menakutkan bagi sebagian saudara-saudara kita. Selain tak memiliki
61
biaya, sulit bagi mereka untuk mendapatkan akses secara benar-
benar gratis dari rumah sakit.
Untuk itu, pada tahun 2001, Dompet Dhuafa Republika
mendirikan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Ciputat, guna
memberikan akses layanan kesehatan yang layak dan optimal secara
gratis bagi kaum dhuafa. Lebih dari 150.000 kaum dhuafa telah
terlayani oleh LKC.
Untuk mengembangkan layanan di tahun 2007, Dompet
Dhuafa Mendirikan lagi Rumah Sehat di Masjid Sunda Kelapa.
Tercatat 200.000 member kaum dhuafa yang sudah mendapatkan
layanan ini secara Cuma-Cuma pula. Dan untuk lebih meningkatkan
kualitas layanan kesehatan kepada kaum dhuafa, Dompet Dhuafa
Republika berinisiasi membangun Rumah Sehat Terpadu (RST). Dari
sinilah diharapkan lahir model layanan kesehatan yang dibiayasi
seluruhnya dari dana zakat, infak/sedekah serta wakaf.11
4. Ekonomi
a. Baitul Maal Desa (BMD)
Program ini bertujuan untuk memudahkan bagi masyarakat
khususnya di pedesaan dalam rangka meningkatkan kemandirian
dalam kehidupan ekonomi. Program Baitul Maal Desa (BMD) ini
sebenarnya adalah perluasan dari konsep BMT (Baitul Maal wat
11 www.dompetdhuafa.org
62
Tamwil) yang sudah lebih dahulu berkembang. Program BMD
menitikberatkan pada pengembangan potensi lokal setempat.
Banyak desa-desa di Indonesia yang memiliki potensi ekonomi
yang besar seperti pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan,
kelautan, industri kerajinan, dan sebagainya. Potensi ini kadangkala
tidak berkembang disebabkan kurangnya perhatian dan pengetahuan
dari para pelakunya yang banyak berasal dari kalangan rakyat kecil.
Dengan Program BMD ini, diharapkan, potensi bisa lebih maju,
berkembang dan menghidupi ekonomi daerah setempat.
Program BMD telah diujicobakan di wilayah Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Dompet Dhuafa melalui BMD mendata potensi
ekonomi setempat, kemudian memfasilitasi produksinya, hingga
membantu dalam bidang pemasaran produk tersebut. Baitul Maa Desa
(BMD) diawasi langsung oleh Direktorat Program Dompet Dhuafa
Republika guna menjamin akuntabilitas dan ketepatan sasaran.
Dana yang diberikan kepada masyarakat sifatnya bergulir
(revolving, fund). Dana awal terus berputar dari satu mustahik ke
mustahik lain, berbeda dengan dana pinjaman dari institusi perbankan
yang mesti dikembalikan. Dana bergulir ini dimaksudkan untuk
merangsang minat dan kreativitas usaha masyarakat, tanpa harus takut
dengan pengambalian. Setelah satu Mustahik berhasil, dana ini akan
berpindah ke Mustahik lainnya dan seterusnya.
63
b. BMT Center
Kerinduan terhadap lahirnya lembaga keuangan yang berpihak
kepada kaum lemah merupakan cita-cita awal DD. Sejak munculnya
BMT (Baitul Maal Wa Tamwil) di Jakarta dan Semarang (BMT Insan
Kamil dan Binama), terasa perlu adanya lembaga yang menggalang
tumbuhnya lembaga keuangan serupa dalam satu sinergi.
Tahun 1994-1995 serangkaian diklat dan pertemuan yang
berintikan pemasyarakatan ekonomi syariah mulai disokong DD. Pada
1994 itu DD telah didaulat oleh puluhan lembaga BMT di segenap
wilayah untuk membangun sebuah lembaga “holding” BMT guna
menopang sinergi dan permodalan itu.
Belasan tahun kemudian, DD telah berhasil mensponsori lebih
kurang pendirian 60 LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah-
termasuk BMT) dan tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera. Sebagai
kelanjutan dari langkah ini tahun 2006 DD memfasilitasi silaturahmi
200 pengelola BMT se-Jawa dan Sumatera sekaligus menandai
berdirinya Perhimpunan BMT Indonesia yang kemudian dikenal
dengan nama BMT Center. Sampai tahun 2008, geliat dari koordinasi
ini terus berlangsung di bawah jejaring DD yang kini beranggotakan
lebih dari 269.543 orang dengan aset yang dikelola mencapai Rp. 266
miliar dengan pengelolaan dana ketiga sebesar Rp. 233 miliar.12
12 www.dompetdhuafa.org
64
Di bahwa sinergi BMT Center aneka program telah digulirkan
dan meliputi advokasi, konsultasi, jasa audit syariah, trainig, pooling
fund, dan penempatan dana. Aliansi ini berlanjut dengan menangani
sindikasi pembiayaan, aktivitas kliring, dan penjaminan dana. Dalam
unit bisnisnya kini juga telah ditumbuhkan lembaga pembiayaan
ventura yang diperkenalkan sebagai BMT Ventura. Semua lini
keuangan mikro berbasis syariah ini semakin penting guna membantu
berbagai pembiayaan kalangan lemah yang biasanya menjadi pihak
terlemah dari arus besar ekonomi ribawi yang masih terlalu tangguh
untuk dilawan secara sendiri-sendiri oleh pelaku keuangan berbasis
syariah.
c. Pemberdayaan Masyarakat Urban
Program Pemberdayaan Pelaku Usaha Mikro Makanan
Jajanan Yang Rentan Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan (BTP) Berbahaya
- Pemberdayaan Kelompok Pengusaha Mikro Makanan Jajanan
Sehat Jakarta
- Program Yang Muda Yang Mandiri : Pemberdayaan Pemuda
Pengangguran dan Putus Sekolah Berbasis
Kelompok Melalui Kegiatan Kewirausahaan
- Program Kemitraan (CSR, donor luar)
65
- Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Seputar Masjid :
Jakarta (Warakas, Pademangan), Bogor (Cibubur & Muara Beres,
Cibinong)13
d. Pemberdayaan Petani
Lembaga Pertanian Sehat (LPS) Dompet Dhuafa berdiri pada
bulan Juni 1999 yang semula bernama Laboratorium Pengendalian
Biologi DD Republika yang berfungsi untuk meneliti dan
mengembangkan sarana pertanian tepat guna untuk membantu petani
kecil.
Pertama kali diproduksi oleh Laboratorium Pengendalian
Biologi DD Republika adalah biopestisida (pengendali hama tanaman)
berbahan aktif virus serangga NPV (nuclear polyhedrosis virus) yang
ramah lingkungan. Produk biopestisida yang berbahan aktif virus
patogen serangga hama tersebut, merupakan yang pertama diproduksi
di Indonesia dengan nama VIR-L, VIR-X dan VIR-H. Kemudian hasil
dari penelitian dan perakitan teknologi tepat guna pada tahun 2000
dihasilkan pupuk organik OFER dan pestisida nabati PASTI berbahan
aktif ekstrak akar tuba (Derris sp.).
Pada tahun 2002 Laboratorium Pengendalian Biologi berubah
nama menjadi Usaha Pertanian Sehat (UPS), hal ini berkaitan erat
dengan upaya pengembangan pemasaran produk-produk yang
dihasilkan Laboratorium sebelumnya. Pemisahan laboratorium dan
13 www.dompetdhuafa.org
66
usaha dilakukan pada awal tahun 2003 menjadi LPS yang berada di
Jejaring Aset Sosial (JAS) dan UPS yang berada di Jejaring Aset
Reform (JAR). Selain produk Laboratorium, UPS juga mulai
membantu pemasaran produk pertanian dari petani-petani yang telah
menggunakan teknologi ramah lingkungan, diantaranya berupa Beras
Sehat Bebas Pestisida.
Kemudian menginjak awal tahun 2004 Laboratorium Pertanian
Sehat dan Usaha Pertanian Sehat disatukan kembali menjadi Lembaga
Pertanian Sehat Dompet Dhuafa di bawah koordinasi Jejaring Aset
Reform (JAR) dengan mandat yang lebih luas tidak hanya penelitian
dan produksi sarana pertanian sehat, tetapi juga berupaya untuk
melakukan pemberdayaan petani dhuafa melalui Program
Pemberdayaan Pertanian Sehat (P3S). Pada tahun 2005 seiring dengan
perubahan internal lembaga holding Dompet Dhuafa, LPS menjadi
salah satu jejaring pengembangan ekonomi yang diharapkan dapat
menjadi sebuah lembaga mandiri secara financial dari sektor produksi
dan bisnis dengan tetap tidak kehilangan jatidirinya sebagai jejaring
dari lembaga nirlaba Dompet Dhuafa.14
14 www.dompetdhuafa.org
67
BAB IV
ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI PEMBERDAYAAN DANA UMAT
PADA LEMBAGA DOMPET DHUAFA
A. Formulasi strategi
Formulasi Starateagi adalah merumuskan strategi jangka panjang yang
spesifikasi berisikan pencapaian visi, misi dan tujuan menerjemahkan orientasi.
rencana jangka panjang itu sangat diperlukan sebagai barameter atau petunjuk
arah aksi organisasi yang dikaitkan dengan kemampuan serta peluang yang ada.1
Lembaga Zakat Dompet Dhuafa menggunakan 3 modal strategi dalam
pemberdayaan dana mumat :
1. Pelayanan
Strategi pelayanan yang diterapkan oleh lembaga Zakat
DompetDhuafa mempunyai beberapa formasi strategi dalam memberikan
pelayanan untuk menjaga loyalitas donaturnya, diantaranya:2
a. Pelayanan Informasi
Guna memberikan pelayanan informasi yang baik kepada
donator, maka Dompet Dhuafa melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Penyediaan panduan zakat infaq sedekah dan wakaf ZISWAF
2) Memberikan konsultasi ZISWAF, baik untuk donator maupun Uantuk
masyarakat umat.
1Ismail Yustanto & M Karebet, Manajemen Strstegi Perspektif Syariah, (Jakarta: Khoirul Bayan 2003),
h 55 2Romi Ardiansyah. GM Corporate Secretary Dompet Dhuafa, Wawancara Pribadi, 20
Juni 2014
68
3) Memberikan pelayanan ZISWAF bagi seluruh personil Khususnya
yang Bertugas sebagai customor service (pelayanan pelanggan) agar
dapat menjelaskan kepada masyarakat.
4) Memberikan informasi kepada seluruh donator untuk menghadiri
acara dari program Dompet Dhuafa.
b. Kemudahan Berkomunikasi
Untuk dapat memberikan kemudahan komunikasi, hal-hal yang
harus dipahami antara lain:
1). Jumlah seluruh telepon harus disesuaikan dengan kebutuhan jumlah
telpon yang masuk
2). Menyediakan nomor telpon yang mudah diingat
3). Mengutamakan telpon masuk
4). Kesigapan customor service atau resepsionis, khususnya dalam
menjawab telepon dan melayani pelayan
5). Internet dan kesiapan operator internet
c. Kemudahan Pembayaran
Ada beberapa cara yang dilakukan Dompet Dhuafa agar terjadi
kemudahan dalam melakukan transaksi, antara lain:
1) Ketersediaan kwitansi pembayaran
2) Ketersediaan slip setoran bank
3) Pembayaran via transfer bank
4) Pembayaran via ATM
5) Pembayaran dengan debet card
69
6) Pelayanan melalui linternet
7) Penjemputan ZISWAF
d. Keramahan
Dalam menjalankan suatu pelayanan tetu tidak terlepas dari
keramahan dalam melayani donator, Dompet Dhuafa melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Penampilan dan suasana
2. Senyum dan mimik wajah
3. Salam dan sapaan pertama
4. Tutur kata
5. Ucapan terima kasih
6. Mendoakan donator
e. Kecepatan
Untuk mencapai pelayanan yang cepat, maka yang harus di
perhatikan adalah terus meningkatkan kecepatan pada aspek, seperti:
1) Meyambut kedatangan donator
2) Menulis atau mengetik data donator
3) Menghitung uang
4) Mengangkat telepon
5) Menjawab pertanyaan
6) Memeriksa data
7) Mengirimkan informasi
70
f. Laporan
Pemberian laporan pelaksanan atas dana zakat, infaq, dan sedekah
yang sudah ditunaikan muzakki/donatur kepada Dompet Duhafa, karena
laporan ini menjadi sah satu titik tombak bagi donator bahwa donator
bahwa dontur mereka puas danpercaya kepada Dompet Dhuafa. Artinya
ketiak donator sudah menyampaikan dana ZISWAF-nya kepada Dompet
Dhuafa lalu ia mendapatkan laporan dan ternyata donator mengtehui dana
zakat sya disalurkan kesini dengan program-program yang sudah
berjalan3
2. Pemberdayaan
Lembaga zakat Dompet Dhuafa membuat masyarakat atau menerima
manfaat dari lembaga zakat Dompet Duhafa itu bisa berkembang dan berdiri
sendiri dengan cara adanya program-program empowering yang sudah ada di
lembaga zakat Dompet Duhafa, maka masyarakat itu memiliki penambahan
atau adanya zat yang positif. Dan bisa membuat masyarakat menjadi
Establish.
Dalam strategi yang digunakan Dompet Duhafa yaitu dengan cara
sebagai berikut:
a. Peningkatan perekonomian secara langsung memberikan santunan.
Digunakan untuk para mustahik yang masa tingkat kerjanya menurun.
Dalam hal ini dana ZISWAF diberikan kepada orang yang sudah tidak
3 Adi Kurniawan. Corporate Secretary Dompet Dhuafa, Wawancara Pribadi, 10 Juni
2014
71
mampu bekerja untuk mencukupi diri sendiri. Penyaluran ini biasanya
diberikan berupa uang tunai ataupun makanan untuk mencukupi
kehidupan sehari-hari. Dalam strategi Dompet Duhafa memberikan
bantuan sesuai memenuhi kebutuhan para penerima manfaat/mustahik.
b. Peningkatan perekonomian secara pemberian skill dan keterampilan
tertentu untuk modal kerja. Biasanya diberikan kepada penerima
manfaat/mustahik yang masih produktif. Hal ini tertuang dalam program
kerja Dompet Duhafa yang bertujuan memberikan keterampilan sebagai
modal untuk mencari pekerjaan.
Dalam strategi ini alokasi dana yang di anggarkan tidak menentu
karena biasanya dalam pelaksanaan program kerja ini bekerjasama dengan
mitra waralaba yang bersedia membagikan ilmu.. bahkan tempat usaha untuk
dijadikan pelatihan. Strategi pemberian skill ini selama ini kurang adanya
pantauan yang efektif. Hal itu dapat dilihat dari program pelatihan yang sudah
dilaksanakan Dompet Duhafa. Yang masih terpantau hanyalah pelatihan yang
bekesinambungan dengan program kerja kampong mandiri yaitu pelatihan
yang langsung direalisasikan dengan pemberian modal usaha seperti pelatihan
potong rambut dan ternak kelinci.
Peningkatan perekonomian melaluai pemberian modal usaha untuk
mustahik yang ingin meningkatkan kemandirian dalam perekonomian.
Dalam hal ini tertuang dalam program kerja kampong mandiri yang
asnafnya di berikan modal untuk berwira usaha dengan tujuan menjadikan
asnaf mandiri. Dalm strategi pemberdayaan secara pemberian modal biasanya
72
diberikan binatang ternak maupun mesin yang dapat mendukung usaha
mustahik. Keberhasilan kprogram kerja yang dilaksanakan loeh Dompet
Duhafa peningkatan perekonomian melaluai membuka lapangan kerja bagi
mustahik yang tidak mempunyai kemampuan mengurus wirausaha sendiri.
Strategi ini ditujukan untuk asnaf yang tidak mempunyai mental untuk berwira
usaha. Dalam strategi ini Dompet Duhafa paham kalu tidak semua mustaik
tidak mempunyai mental wirausahawan. Jadi untuk meningkatkan
kesejahteraan umat yang kurang mempunyai mental tersebut untuk
pendistribusian dana ZISWAF perlu dilakukan invenarisasi para mustahik dan
membedakannya siapa-siapa yang perlu diberikan ZISWAF konsumtif dan
ZISWAF yang di berikan secara konsulif langsung diberikan melalui semako
dan melalui sebuah jasa.
Sedangkan untuk secara produktif tidak begitu saja diberikan melalui
diberikan modal secara langsung. Untuk mengurangi kesalahan pemberian
modal Dompet Dhuafa mengunakan strategi pelatiha-pelatihan wirausaha
untuk menambah sekill terlebih dahulu sebelum memberikan modal usaha.
Hal itu dapat dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak para peserta yang
seriusmmengikuti pelatihan tersebut sebagai dasar Dompet Duhafa mengambil
keputusan siapa yang pantas dibeikan modal usaha.
73
3. Pembelaan
Di dalam Advokat atau pembelaan itu ada 2 model yang lembaga zakat
Dompet Duhafa itu kembangkan diantara yang pertama:
a. Dengan menyimpan program-program. Yang mana program tersebut itu
bisa menjadi semacam modal atau referensi yang bisa menjadi semacam
model atau referensi yang bisa di tiru oleh pihak lain. Termasuk
pemerintah karena Dompet Duhafa itu tidak bisa menyelesaikan semua
persoalan misalnya, atau contoh Dompet Duhafa membangun rumah sehat
geratis, karena lembaga zakat Dompet Duhafa ini ingin menunjukan
bagaimana, caranya dana mumat itu bisa memberikan pelayanan
kesehatan geratis, tapi jika pemerintah menanggung semua BPJS atau
yang lain sebagainya, Dompet Duhafa tidak mengklaim bahwa itu meniru
Dompet Duhafa tapi apa yang kita lakukan Dompet Duhafa itu bisa
menjadi ispirasi buat kebijakan itu cara advokasi pertama.
b. Advokasi yang kedua: itu dengan sifatnya secara langsung lembaga zakat
Dompet Duhafa melakukan advokasi dengan kebijakan-kebijakan yang itu
mempunyai peluang untuk terus melestarikan masalah yang di masyarakat
contohnya, lahir kebijakan tentang UUD BPJS ternyata di UUD BPJS itu
ada problem, sehingga di BPJS itu tidak semua masyarakat miskin itu
tidak langsung bisa masuk kedalam yang disebut dengan PBI. Oleh karna
itu lembaga zakat Dompet Duhafa melakukan advokasi. Agar masyarakat
miskin yang belum masuk dengan cara perubahan aturan dan sebagainya.
74
Bisa membuat masyarakat miskin itu masuk. Jadi lembaga zakat Dompet
Duhafa itu langsung mengadvokasikan kebijakannya. 4
Dari uraian diatas tanpak bahwa formulasi strategi yang dilakukan
lembaga zakat Dompet Duhafa sesuai dengan teori formulasi strategi yang
ada. Hal ini dapat dapat dilihat dari strategi yang digunakan dalam
pemberdayaan dana umat yang diterapkan oleh lembaga zakat Dompet
Duhafa. Dengan
Penerapan strategi yang utuh, maka lembaga zakat Dompet Duhafa
akan terus berkembang sesuai dengan tujuan lembaga zakat Dompet Duhafa.
B. Implementasi Strategi
Tahap penerapan merupakan tahap ynag bagi keberhasilan suatu
organisasi. Tanpa adanya penerapan yang efektip maka rencana yang telah di
susun hanya akan menjadi angan-angan. Pada tahapan inplementasi dibutuhkan
suatu aktivitas komitmen dalam bekerja sama dari seluruh bidang untuk
mencapaian keberhasilan suatu organisai.
1. Pelayanan
Impelementasi strategi pelayanan merupakan tahapan yang sangat
penting bagi suatu lembaga untuk menentukan keberhasian dalam menggapai
tujuan. Karena impelementasi strategi merupakan proses baigaimana
organisasi melaksanakan strategi pelayanan yang telah di formualsikan dengan
nyata
4 Romi Ardiansyah. GM Corporate Secretary Dompet Dhuafa, Wawancara Pribadi, 20
Juni 2014
75
Temuan penulis mengenai implementasi strategi pelayanan dalam
menumbukan loyalitas donator, menerapkan strategi pelayanan seperti:
a. Event
Merupakan salahsatu kegiatan dimana kegiatan tersebut bermanfaat
untuk Dompet Duhafa, karna dari kegiatan tersebut para karyawan/amill
untuk Dompet Duhafa dapat menjalin loyalitasnya terhadap donatur.
Sehingga para donatur juga dapat loyal dengan adanya event yang di
oprasionalkan oleh domnpet Duhafa. Salah satu event yang
dioprasionalkan Dompet Duhafa diantaranya:
1) Pengajian rutin
Kegiatan pengajian yang diikuti para donatur untuk Dompet
Duhafa, dengan ada beberapa ustad sebagai pembimbingnya. Dompet
Duhafa mengunakan pengajian ini sebagai salah satu media untuk
mensosioalisasikan program-program Dompet Duhafa
2) Sms Donatur
Adalah pelayanan yang peruntukan untuk para donatur melalui
Sms, contoh: Ketika para donatur berulang tahun secara otomatis
Dompet Duhafa mengucapkan dan mendoakan ke donatur yang
berulang tahun tersebut. Selain itu Dompet Duhafa megadakan ivent
donatur akan di sms untuk mengikuti ivent yang diadakan Dompet
Duhafa.
76
3) Media Sosial (Email, Facebook, Twitter)
Dengan adanya media ini para donatur akan lebih mudah untuk
melakukan komunikasi. Para donatur juga bisa berkomunikasi dengan
para asatiz Dompet Duhafa melalui media social.5
Berdasarkan formulasi dan implementasi strategi pelayanan
yang telah dilaksanakan oleh lembaga zakat Dompet Duhafa, terjadi
Pertambahan donatur pertahun. Layanan donatur yang telah
dilaksanakan oleh lembaga zakat Dompet Duhafa berupa
penghimpunan dana zakat, infaq, shodaqah dan wakaf (ZISWAF) yang
terus ditingkatkan. Karena melihat jumlah penduduk Indonesia yang
mayoritas islam menjadi peluang besar untuk meningkatkan kesadaran
untuk bersedekah. Loyalitas donatur menjadi tolak ukur keberhasilan
dan peningkatan jumlah donatur dengan informasi dari donatur lama
untuk merekomendasi calon donatur lain yang cukup berpotensi untuk
menjadi calon donatur baru.
Dengan strategi pelayanan dalam menjalin loyalitas donatur
yang diterapkan oleh lembaga zakat Dompet Duhafa membuktikan
bahwa upaya lembaga dalam meningkatkann kesejahteraan masyarakat
dalam membayar zakat, infaq shodaqoh dan wakaf (ZISWAF). Hal ini
terlihat dalam table perkembangan donatur lembaga zakat Dompet
Duhafa di bawah ini.
5 Adi Kurniawan. Corporate Secretary Dompet Dhuafa, Wawancara Pribadi, 10 Juni
2014
77
Tabel 2
Jumlah donatur lembaga zakat Dompet Duhafa priode 2010-20136
No Keterangan 2010 2011 2012 Total Keterangan
1 Total Donatur 5,012 6,587 16,183 16,183 Data Lengkap
2 Data Tidak
Lengkap 1,250 1,616 756 3,622
Data Tidak
Lengkap
Total Donatur 6,262 8,203 5,340 19,850
Data diperoleh dengan wawancara pribadi dari Ibu Desty sebagai devisi
pemberdayaan 30 Agustus 2014
Dalam table 1, pertumbuhan donatur setiap tahunnya bertambah
cukup besar . Ini terlihat dari tahun 2012 ketahun 2011. Kemudian dari tahun
2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan, tetapi ini tidak menjadi suatu
permasalahan, karena pada penghimpunan dana ZASWAF dari tahun 2011
ke tahun 2012 mengalami kenaikan yang cukup besar, ini berarti strategi
pelayanan dalam menjalin loyalitas donatur di lembaga zakat Dompet Duhafa
sangat abaik.7
Pengaruh pelayanan dalam peningkatan dana ZASWAF haruslah
ditingkatkan setiap tahun untuk berbagai program-program lembaga zakat
Dompet Duhafa. Karena setiap tahun nya lembaga harusnya mengemas
program-program barunya sebagai satu lembaga yang professional untuk
6 Data diperoleh dengan wawancara pribadi dari Ibu Desty sebagai devisi pemberdayaan
30 Agustus 2014 7 Adi Kurniawan. Corporate Secretary Dompet Dhuafa, Wawancara Pribadi, 10 Juni
2014
78
memberikan rasa kepercayaan kepada para donatur, atas dananya yang untuk
satu hal yang lebih baik dalam program setiap amal dalam pengentasan
kemiskinan umat.
Dalam penerapan pelayanan donatur di lembaga zakat Dompet
Duhafa , hal ini memberikan pengaruh pada tingkat kenaikan dana zakat yang
diperoleh oleh lembaga zakat Dompet Duhafa. Karena hal itu akan
membangun loyalitas pada donatur dalam menunaikan dana zakatnya di
lembaga tersebut sehingga terjadi suatu peningkatan dana ZASWAF.
Tabel 3 Peningkatan Dana ZISWAF Dompet Duhafa 2010-20128
No Akad 2010 2011 2013
1 Zakat 1.209.455.780 1.381.465.926 2.623.195.419
2 Infaq/Sedekah 26.166.384.611 29.828.295.200 69.137.946.669
3 Wakaf 3.086.683.452 4.372.171.063 5.739.792.898
Data diperoleh dwngan wawancara pribadi dari ibu desty sebagai devisi pemberdayaan 30
Agustus 2014
Dalam table 2, dapat dilihat bahwa terjadi perubahan
peningkatan penghimpunan dan dari tahun 2010 ke tahun 2011.
Kemudian pada tahun berikutnya pun yaitu tahun 2011 ke tahun 2012
mengalami peningkatan penghimpunan cukup besar. Ini merupakan
pengaruh pelayanan yang dilakukan Dompet Dhuhafa dalam menjalani
loyalitas donator cukup memperolehkan hasilnya. Dari strategi
pelayanan ini, donator yang loyal dapat mengambarkan kepada
8 Data diperoleh dari hasil wawancara dengan ibu Desty sebagai Divisi pembayaran, 30
Agustus 2014
79
temannya sehingga makin banyak yang membayarkan ZISWAF-nya di
lembaga tersebut karena kepuasan para donator atas pelayanan
lembaga. Strategi pelayanan donator merupakan hal yang sangat
penting untuk untuk bagai mana memuaskan para donaturnya sehingga
menjadi loyal, untuk meningkatkan dana ZISWAF-nya.9
2. Pemberdayaan
Impelementasi Strategi pemberdayaan yang diterapkan oleh lembaga
zakat Dompet Duhafa dalam pemberdayaan dana umat ini dengan melalui
program-program yang sudah dibuat oleh lembaga Zakat Dompet Duhafa dan
program-program pemberdayaan.
Dalam menjalankan program-program pemberdayaan lembaga Zakat
Dompet Duhafa yang terdapat pada Devisi Ekonomi, Dengan adanya
program-program tersebut masyarakat memiliki penambahan atau adanya
zakat yang fositif. Sehingga sebelum atau sesudah mereka mendapatkan
program yang ada di lembaga zakat Dompet Duhafa.
Bisa membuat masyarakat menjadi Establish ketika program-program
itu sudah berjalan.10
Anggaran lembaga Zakat Dompet Duhafa di tuangkan dalam bentuk
pelayanan dan pemberdayaan para penerima manfaat/mustahik untuk
melakukan program-program pemberdayaan yang sudah ada.
9 Adi Kurniawan. Corporate Secretary Dompet Duhafa, Wawancara pribadi , 10 Juni2014 10 Romi Ardiansyah. GM Corporate Secretary Dompet Duhafa, Wawancara pribadi , 20
Juni2014
80
Dibawah ini adalah table tentang sumber dana dan penggunaan dana
zakat Dompet Duhafa.
Tabel 4 Laporan Keuangan Program-program pemberdayaan dan dana zakat dalam
pemberdayaan dalam bidang ekonomii untuk tahun 2011-201311
JENIS PROGRAM 2013 2012 2011
Bidang pengembangan
pertenakan 2,284,373,068,00 2,676,329,234,00 2,225,610,286
Bidang mengembangan
pertanian 3,012,846,940.00 2,896,316,588,00 1,529.141,628
Bidang pengembangan home industry
1,485,108,000,00 3,751,154,941,00 3,242,800,846
Bidang kelautan dan perikanan
67,184,650,00 94,450,000,00 115,200,000
Social Trust Fund 408,930,255,00 281,592,100,00 -
Marketing board - 358,694,852,00 -
Program Instalasi pengajuan
masyarakat 819,592,000,00 15,,151,000,00 -
‘mainternance & Development
Program 787,099,310,27 492,707,780,00 -
Total penyaluran program Ekonomi 8,865,134,223.27 10,530,396,495,00 7,112,752,759.72
Data diperoleh dari hasil Wawancara dengan Ibu Desty sebagai Devisi pemberdayaan, 30 Agustus 2014
11 Data diperoleh dari hasil Wawancara dengan Ibu Desty sebagai Devisi pemberdayaan,
30 Agustus 2014
81
Target Dompet Duhafa adalah menciptakan peluang dan menebar
benih calon pengusaha-pengusaha kepada para mustahik atau penerima
manfaat dan mengajarkan para penerima manfaat/mustahik untuk bias
memperdayakan potensi diri mereka untuk sukses, minimalnya mampu
memenuhi kebutuhan keluarga dalam upaya meujudkan kehidupan lebih baik
bagi anak-anakanya. Sebagai generasi penerus masa depan sehingga
terputuslah siklus kemiskinan dan meningkatkan kualitas keluarganya.
Sehingga para penerima manfaat/mustahik itu bias berkembang dan
menjadi mandiri.
3. Pembelaan
Dalam impelemntasi strategi pembelaan bada lembaga zakat Dompet
Duhafa, lembaga zakat Dompet Duhafa melakukan berbaigai cara dalam hal
pembelaan dengan melakukan kebijakan-kebijakan. Diantaranya:
a. Menyusun perencanaan strategi advokasi.
b. Membangun analisis atau lingkungan inti gerakan dvokasi berupa
kumpulan orang dan atau organisasi yang menjadi penggagas dan
penggerek aktivitas advokasi.
c. Merumuskan dan menetapkan isu-isu strategi yang menjadi jargon dan
lead dalm menyuarakan/menkampanyekan aktivitas advokasi.
d. Mengemas isu-isu advokasi pada proses release, opini, media,dll.
e. Menjalani networking dengan stakeholders baik pada level nasional
maupun internasional.
82
f. Melakukan lobi, negosiasi, mediasi dan kolaborasi
Sebuah program yang digagas Dompet Duhafa, berupa bantuan
advokasi khusus untuk kaum dhuhafa yang lemah secara hokum, ekonomi,
Program ini digagas sebagai upaya preventif dan peruasif dalam
mencegah dan menaggulangi permasalahan renternir.
Jenis advokasi:
a. Advokasi murni, yaitu penyediaan jasa pengacara secara Cuma-Cuma bagai
korban renternir.
b. Qardhul hasan, yitu pinjaman tanpa bunga untuk kaum ghrimin dan
sebagai modal bagi mereka untuk melalui usaha.
c. Pendampingan dan monitoring bagi korban renternir, agar mereka kembali
semangah berusaha dan tidak terjerat lagi oleh renternir.
d. Pelatihan tentang solusi dan strategi menghadapi renternir.12
Dari uraian diatas, besert data yang diperoleh , maka penulis menyimpulkan
bahwa implementasi strategi lembaga zakat Dompet Duhafa sudah cukup
efektif, hal ini dapat diliah dari beberapa upaya yang dilakukan dalam
rangka pemberdayaan dana umat dengan program-program yang sudah
dibuat oleh lembaga zakat Dompet Duhafa.
C. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah suatu proses dimana aktivitas dan hasil kinerja
dimonitor sehingga kinerja sesungguhnya dapat dibandingkan dengan kinerja
12 Romi Ardiansyah. GM Corporate Secretary Dompet Duhafa, Wawancara pribadi, 20
juni 2014
83
yang diharapkan. Evaluasi terhadap pelaksanaan strategi akan membantu
manajemen untuk menilai kembali apakah saumsi-asumsi mengenai perubahan
lingkungan yang dibuat selama ini masih layak dipertahankan atau tidak.13
1. Pelayanan
Temuan penulis bahwa Lembaga Zakat Dompet Duhafa melakukan
evaluasi dalam strategi pelayanan berdasarkan even, kegiatan dan waktu.
Dalam pelaksanan evaluasi, Dompet Duhafa melakukan proses evaluasi
tersebut dengan cara:
a. Melakukan audit keuangan
Pada langkah Dompet Duhafa melakukan audit keuangan yaitu
dengan langkah Dompet Duhafa mendatangkan akuntan public untuk
mengaudit segala bentuk penghimpunan yang dilakukan oleh Dompet
Duhafa serta pendayagunan dari dana-dana yang dihimpunan oleh Dompet
Duhafa. Setelah melakukan audit, Dompet Duhafa memberikan laporan
kepada seluruh donator melalui beberapa media seperti, majalah Dompet
Duhafa, website, dan harian Republika.
b. Rapot Laporan keuangan secara berkala
Strategi pelayanan yang kedua yang diterapkan Dompt Duhafa
dalam menjalani loyalitas donator yang melaporkan segala laporan
pendayagunaan dana zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) kepada donator tiap
bulan. Hal ini dilakukan oleh Dompet Duhafa sebagai bukti transfaransi
lembaga dalam mengemban amanat yang diberikan oleh pihak donator dan
13 Bambang Haria, Strategi Manajemen, (Jakarta: Bayu media Publishing, 2005), h. 14-15
84
para stekholder lainya. Laporan kegiatan yang diberikan kepada donator
yaitu berupa program-program yang dijalankan oleh Dompet Duhafa.
1) Keterampilan fisik (Tangible)
Dimensi ini mencangkup kondisi fisik fasilitas, peralatan
penampilan pekerja (karyawan). Karena jasa tidak dapat diamati secara
langsung, maka pelanggan serinag kali berpedoman pada kondisi yang
terlihat mengenai jasa dalam melakukan evaluasi.14
Hasil temuan penulis mengenai keterampilan fisik dalam
pengukuran kinerja pelayanan lembaga zakat Dompet Duhafa apabila
dilihat dari kondisi fisik fasilitas, pelayanan serta penampilan pekerja,
Dompet Duhafa sudah mencapai ketampakan fisik yang baik melihat
semua fasilitas dan pekerja yang memadai.
2) Realibilitas (Reliability)
Dimensi ini menunjukan kemampuan perusahaan atau lembaga
untuk memberikan pelayanan secara akurat dan adil, dapat dipercaya,
dan bertanggung jawab atas apa yang dijanjikan.15
Berdasarkan temuan penulis Dompet Duhafa menunjukan
kemampuannya dalam memberikan pelayanan secara akurat dan andal,
dapat dipercaya, apabila dilihat dari table pertumbuhan dan
peningkatan dana zakat, infaq, dan shodaqah.
14 Panduan Layanan Konsumen, (Jakarta: Pusat Pelatihan Poineer Indonesia, 2005) h. 182 15 Panduan Layanan Konsumen, (Jakarta: Pusat Pelatihan Poineer Indonesia, 2005) h. 183
85
3) Responsivitas (Responsiveness)
Demensi ini mencakup kegiatan untuk membantu pelanggan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. Dimensi ketanggapan ini.
Mereflesikan komitmen perusahaan untuk memberikan
pelayanan tepat waktu.
Temuan penulis pada responsitivitas di Dompet Duhafa dapat
membantu pelanggan memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat.
4) Kopetensi (Comperence)
Hal ini mencangkup kepemilikan keterampilan dan pengtahuan
yang diperlukan.16
Dalam hal kopetensi temuan penulis berdasarkan observasi
lapangan bahwasannya pekerja atau karyawan Dompet Duhafa
mempunyaikopetensi yang baik dalam memberikan pelayanan kepada
donator.
5) Kesopanan (Curtessy)
Hal ini mencangkup kesopanan, rasa hormat, perhatian dan
keramahan pelayanan.
6) Kredibilitas (Credibility)
Hal ini mencangkup kepercayaan dan kejujuran dari si pemberi
jasa atau lembaga.
Berdasarkan temuan penulis Dompet Duhafa memiliki
kredibilitas yang baik dimata donator.
16 Panduan layanan konsumen, (Jakarta : pusat pelatihan pioneer Indonesia, 2005) h. 184
86
7) Keamanan (Security)
Hal ini mencangkup kebebasan dari bahaya, resiko atau
keraguan-keraguan.
Apabila melihat keamanan pada lembaga Dompet Duhafa
berdasarkan obsevasi penulis sudah cukup aman.
8) Akses (Access)
Hal ini mencakup kemudahan untuk mendeteksi dan
menghubungi. Akses di Dompet Duhafa apabila dilihat dari lokasi
kantor Dompet Duhafa sudah cukup strategis, selain itu Dompet
Duhafa memberikan kemudahan kepada donator dalam memberikan
pelayanan.
9) Komunikasi (Communications)
Hal ini mencangkup pemberian informasi kepada pelanggandan
bahsa yang dapat dimengerti dan mendengarkan tanggapan dan
pertanyaan pelanggan.
Temuan penulis mengenai pemberian informasi kepada
donator, Dompet Duhafa memberikan laporan kosultasi detiap
bulannya kepada donator melalui email, sms, telepon, dan laporan
tertulis.
10) Pengertian (Understsnding the customer)
Hal ini mencangkup tentang perlunya usaha untuk mengetahui
pelanggan dan kebutuhan khusus.
87
Pengertian dalam hal ini Dompet Duhafa memberikan pengertian
khusus kepada donator dengan cara memberikan buku panduan shedekah
atau buku-buku lainya.17
2. Pemberdayaan
Temuan penulis bahwa lembaga zakat Dompet Duhafa melakukan
evaluasi dalam strategi pemberdayaan. Lembaga zakat Dompet Duhafa
mempunyai cara terhadap evaluasi strategi manajemen yang berada di dalam
lembaga zakat Dompet Duhafa yang mana Dompet Duhafa mengunakan
manajemen riview.
Dimana manajemen riview itu adalah kegiatan dlam bentuk rapat
untuk mengevaluasi efektifitas pelaksanaan system menejemen yang
diterapkan di lembaga zakat Dompet Duhafa yang berada di dalam program-
program tersebut itu dengan cara:
a. Mengumpulkan data
Seluruh unit kerja bertanggung jawab menyiapkan data-data yang
terkait dengan agenda memenjemen riview.
b. Membuat surat undangan
Menejemen reprentative harus membuat undangan manajemen
review keseluruhan unit kerja, termasuk kepada direktur
17 Panduan layanan konsumen,(Jakarta: pusat pelatihan pioneer Indonesia, 2005) h.183
88
c. Mengadakan rapat
Seluruh unit kerja dan top manajemen melaksanakan rapat
menajemen riview. Manajemen riview pada lembaga zakat Dompet
Dhuafa itu dilaksanakan minimal dua bulan sekali.
d. Mencatat hasil rapat
Hasil manajemen riview harus dicatat kedalam form laporan
manajemen riview.
e. Tindak lanjut
Hasil manajemen riview di tindak lanjuti oleh masing-masing unit
kerja.
Manajemen representative memonitor hasil manajemen riview dan
melaporkan kinerja kepada direktur, termasuk perbaikan-perbaikan yang
diperlukan.
Dan nantinya dengan manajemen riview itu akan dinilai pencapaia-
pencapaian prencanaan strategi pada masing-masing bidang18
3. Pembelaan
Temuan penulis bahwa lembaga zakat Dompet Dhuafa melakukan
evaluasi dalam strategi pembelaan. Lembaga zakat Dompet Dhuafa
melakukan evaluasi secara bersama dalam hal pembelaan. Dengan cara
melakukan evaluasi terhadap program-program dalam bidang pembelaan yang
sudah berjalan dan melakukan monitoring-monitoring terhadap undang-
18 Wawancara Pribadi Romi MS Coperation, Lembaga Zakat Dompet Dhuafa Pusat, 3
junia 2014
89
undang zakat yang digunakan oleh lembaga zakat Dompet Dhuafa oleh karna
itu lembaga zakat serius dalam mengevaluasi adviksi ini.
Dari uraian di atas, tampak jelas bahwa lembaga zakat Dompet Dhuafa
telah melakukan evaluasi strategi yang dilakukan lembaga zakat Dompet
Dhuafa dalam strategi-strategi yang digunakan oleh lembaga zakat Dompet
Dhuafa ini secara cermat dan akurat denga melibatkan berbagai instrument
dari tingkat atas sampai ketingkat paling bawah. Sehingga lembaga zakat
Dompet Dhuafa ini bias berkembang pesat sampai saat ini.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan dan analisis yang telah
penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat di simpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Formulasi strategi pemberdayaan dana uamat lembaga zakat Dompet Dhuafa
strategi untuk pemberdayaan dana umatnya lembaga zakat dompet dhuafa
dengan mengunakan 3 model strategi. Pelayanan, pemberdayaan dan
pembelaan.
2. Implementasi strategi pemberdayaan dana umat lembaga zakat Dompet
Dhuafa dengan melalui program-program yang sudah di buat oleh lembaga
zakat Dompet Dhuafa dan program-program pemberdayaan. Dengan cara
adanya program empowering yang sudah ada di lembaga zakat Dompet
Dhuafa yang terdapat pada Divisi Ekonomi.
3. Evaluasi strategi yang dilakukan lembaga zakat Dompet Dhuafa sudah sangat
baik dan kompeten dengan mengunakan manajemen rivewe dan evaluasi
bersama pada setiap strategi dan program yang dilaksanakan oleh lembaga
zakat Dompet Dhuafa.
91
B. Saran
Dari hasil pengamatan penulis tentang pemberdayaan dana umat maka
penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk penangung jawab program pemberdayaan agar lebih meningkatkan
kualitas pembinaannya, sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan
harapan dan tujuan program.
2. Untuk para pendamping program pemberdayaan agar lebih memantau setiap
mustahik yang diberdayakan baik dibantu secara rutin maupun non rutin
sehingga dapat mengetahui sejauh mana perubahan mustahik setelah di bantu
oleh Dompet Dhuafa dalam program pemberdayaan.
3. Kepada mustahik, hendaknya memanfaatkan modal/bantuan yang telah
diberikan oleh lembaga zakat Dompet Dhuafa dengan sebaik mungkin agar
dana yang di berikan lebih dirasakan manfaatnya.
DAFTAR PUSTAKA
A M. Morrisan,. Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta:
Kencana, 2008)
Adi, Rukminto, Isbandi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas, (Jakarta:FEUI Press,2003)
Afifi, Thayib, Agus, dan Shabira Ika, Kekuatan Zakat, Hidup Berkah
Rezeki berkah, (yogyakarta: Pustaka Albana, 2010)
Amsyari, Fuad Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung,
Mizan, 1990)
Artmanda. W, kamus lengkap Bahasa Indonesia (Jombang:Frista)
Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2008)
Bariadi, Lili, Zen, Muhamad, Hudri, M., Zakat dan Wirausaha, cet I
(Jakarta:CED, 2005)
Departeman Perdagangan dan Direktorat Koperasi, Azas-Azas Koperasi,
Direktorat Jenderal Koperasi, (Jakarta, 1998)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2001)
Echol, M, Jhon. dan Hasan, Sadily, Kamus Inggris dan Indonesia
,(Jakarta: Gramedia, 1997)
Fokusmedia, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Undang-
Undang Pengelolaan Zakat dan Wakaf, (Bandung:Januari ,2012)
Fulkner dan Johnson, Strategi Manajemen, The Chalenge Of Strategic
Managemant (Jakarta: Elex Media Komputindo,1995)
Gluek, William F., Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan,
(Jakarta: Erlangga, 1998)
Hani, Handoko T., Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia
,(Yogyakarta: PT. Liberty, 1985)
Haria, Bambang, Strategi Manajemen, (Jakarta: Bayu media Publishing,
2005)
Hasan, Saud, Manajemen, Pokok-Pokok Pengertian dan Soal Jawaban,
(Yogyakarta: BPPE, 1989)
Hasibuan Malayu S.P., Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, (
Jakarta: Bumi Aksara 2005)
Hasibuan, Melayu, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1986)
Kriyantono, Rachmat, Teknis Praktis Riset Komunikasi,( Jakarta: Kencana
Prenada Media group,2001)
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif ,( Bandung,: Remaja
Rosdakarya, Mei 2001)
M, Kadarman, A. dan Udaya Yusuf, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta:
PT Prenh allindo, 2009)
Machendra, Nanich dan Ahmad, Syafe’I, Agus, Pengembangan
Masyarakat Islam, (Bandung: Rosdakarya,2001)
Manulang, M,, Dasar – Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1996)
Manulang, M., Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1996,)
P, Siagian, Sondang, Fungsi-Fungsi Manajerial ,(Jakarta: Bumi
Aksara, 2007)
P, Siagian, Sondang, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta: Bumi Aksara,
1992)
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi dan
pengendalian , (Jakarta:Binarupa Aksara,1997)
R Terry George. dan Leslie W Rue, Dasar-Dasar Manajemen ,(Jakarta:
Bumi Aksara, 1982)
R, David, Fred, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002)
Rachmat, Kriyantono, Theknik Praktis Riset Komuniaksi, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, Mei 2001)
Reksohadiprojo, Sukarto , Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta: BPEE-
Yogyakarta, 2007)
Rukminto, Adi, Isbandi, Pemikiran-pemikiran dalam Kesejahteraan
Sosial, (Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2002)
Ruslan, Rosady, Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi,
(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2008)
Sampurno, Management Stratejik, Menciptakan Keunggulan Bersaing
Yang Berkelanjutan, Gajahmada University Press, (Yogyakarta: 2010)
Shaleh, Rasyad Abdul, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1991)
Siagian, Sondang Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi
Organisasi, (Bandung: Gunung Agung, 1998)
Suhartini, Rr, Model-ModelPemberdayaan Masyarakat,(Yogyakarta:PT
LKIS Pelangi Aksara, 2005)
Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memperdayakan Rakyat,
(Bandung:Rafika Aditama,2005)
Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memperdayakan Rakyat,
(Bandung:Rafika Aditama,2005)
Sulistiari, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial,Konsepsi dan Strategi,
(Jakarta
: Balai Latihan dan Pengembangan Sosial Drep.Sos. RI, 2004)
Sumodinigrat, Gunawan, Pengembangan Daerah dan Pengembangan
Masyarakat, (Jakarta: Rena Pariwarna,1997)
Uchjana, Efendi, Onong Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1999)
Yusanto, Ismail. dan Karebet, M.. Manajemen Strategis Prespektif
Syariah, (Jakarta: Khairul Bayan-Sumber Pemikiran Islam, 2003)
Media
www.anashir.com Media Belajar dan Berbagi, 10 Negara dengan
Penduduk Terbanyak di Dunia, di kutip tanggal 7, Oktober, 2012, pukul 13.45
www.dompetdhuafa.org diakses tanggal 23,Januari.2013 Pukul 11.20
Majalah
Annual Report 2011Dompet Dhuafa
Platihan Calon Pendamping Masyarakat oleh Masyarakat Mndiri Dhuafa
Republika Bersama Fakultas Dakwah dan Komunikasi 27-28 Juli 2007
Depdikbud,Kamis Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1998)
top related