makalah kelompok sek 8 blok 9
Post on 23-Dec-2015
23 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Struktur dan Mekanisme Pencernaan pada Mulut
Nama kelompok:
Ketua: Dea Mindy Sasmita 102012409
Sekretaris 1: Letidebora 102012
Sekretaris 2: Ani Ratna Juwita 102011136
Anggota: Sinta
Pendahuluan
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut terletak di
kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di
anus. Mulut terdiri dari gigi dan lidah. Makanan seteah dicerna dan di lumasi oleh saliva akan di
telan dan melewati saluran sepanjang 25 cm lalu menuju ke lambung untuk di cerna lebih lanjut.
Mulut juga memiliki berbagai otot–otot penunjang untuk mengunyah makanan serta
menggerakkan mulut, mulut juga terdiri dari berbagai enzim penceraan.
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrien, air, dan elektrolit dari
makanan yang kita telan kedalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang kita telan
merupakan sumber energy atau bahan bakar yang esensial. Tindakan makan tidak secara
otomatis menyebabkan molekul-molekul jadi yang ada di makanan tersedia bagi sel tubuh
sebagai sumber bahan bakar atau bahan baku. Makanan mula-mula harus di cerna, atau di
uraikan secara biokimiawi, menjadi molekul-molekul kecil sederhana yang dapat di serap dari
saluran cerna kedalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke sel-sel.1
Pembahasan
Pada makalah ini akan dibahas mengenai struktur organ pencernaan yang terkait secara
makroskopis dan mikroskopis, mekanisme pencernaan serta enzim yang berperan.
Struktur organ yang terkait
A. Cavum Oris
Mulai dari rima oris dan berakhir di isthmus faucium. Selain merupakan permulaan sistem
pencernaan, rongga mulut juga berfungsi sebagai rongga yang dilalui oleh udara pernapasan dan
juga penting untuk pembentukan suara. Rongga mulut dibagi menjadi vestibulum oris dan cavum
oris proprium.2
1. Vestibulum oris
Vestibulum oris merupakan daerah di antara bibir dan pipi di sebelah luar dan gigi geligi
dengan processus alveolarisnya di sebelah dalam. Bibir (labium) berada di sudut mulut kanan-
kiri saling berhubungan pada angulus oris, sulkus nasolabialis merupakan alur di antara sudut
bibir atas dengan hidung (nasus), sulcus mentolabialis merupakan alur diantara bibir bawah
dengan dagu (mentum), sedangkan philtrum merupakan lekuk di atas pertengahan bibir atas. Di
antara kulit dan mukosa terletak otot-otot wajah, antara lain: m. bucinator dan m. orbikularis
oris. Pipi (bucca) merupakan daerah diantara angulus oris sampai tepi depan m. masseter. Di
bawah kulit ditemukan jaringan lemak, diantaranya terdapat suatu gumpalan lemak yang besar
(Bichat) yang bagian depannya terletak pada m. bucinator dan meluas ke belakang menyusup di
antara m. bucinator dan m. masseter dan mencapai tepi depan m temporalis. Selaput lendir
melapisi vestibulum oris sebelah dalam. Digaris tengah terdapat suatu lipat yang
menghubungkan bibir dengan processus alveolaris dan dinamakan frenulum labii superioris et
inferioris. Terdapat juga kelenjar-kelenjar kecil yang dinamakan glandula buccales et labials.
Setinggi graham molar ke-2atas di temukan suatu tonjolan yaitu papilla salivaria buccales yang
merupakan merupakan muara ductus parotidicus (stenonianus). 2 Pendarahan : Aa labials
superiors et inferiors, cabang a facialis dan a temporalis superficialis. Pembuluh balik : V facialis
anterior et posterior, yang bergabung menjadi v facialis communis, yang akan bermura kedalam
v jugularis interna.
Getah bening : pembuluh – pembuluh mengikuti pembuluh – pembuluh balik dan menuju ke
nodule lymphatici submentales, submandibulares dan parotideae. Dari sini getah bening dialirkan
ke dalam Nnll. Carvicales profundeae. Persarafan : kulit wajah oleh cabang – cabang N.
trigeminus V dan Otot-otot wajah oleh cabang-cabang N. facilis VII.2
2. Cavum oris proprium
Batas-batas cavum oris proprium depan dan samping: arcus dentalis dengan processus
alveolarisnya, atas:palatum durum et molle, bawah: diaphragm oris, belakang: isthmus faucium,
isi: lidah.2
a. Gigi geligi: terletak pada processus alveolaris, yang di lapisi selaput lendir (gingiva).
Setiap orang memiliki 16 gigi rahang atas maupun bawah, yang terdiri atas: 2 gigi seri
(dens incisivus), 1 gigi taring (dens caninus), 2 geraham depan (dens premolaris), dan 3
geraham (dens molaris). Pada gigi dapat di bedakan corona (tajuk), collum (leher), dan
radix (akar). Perdarahan pada gigi: pembuluh-pembuluh nadi, gigi geligi atas di perdarahi
oleh cabang-cabang a. facialis, rr. Alveolaris superiors dan a. infraorbitalis ramus
alveolaris superior anterior. Gigi geligi bawah di perdarahi oleh a. alveolaris inferior,
cabang arteri facialis. Gingival sisi lingual oleh a. palatine major, sedangkan sisi labial
oleh a. buccalis. Pembuluh-pembuluh balik pada rahang atas ke v. facialis atau plexus
pterygoideus, sedangkan rahang bawah melalui v. alveolaris inferior kedalam v.
maxillaries. Getah bening di alirkan ke nnll. Submentalis, submandibulares, dan
cervicales profunda pars superior. Persyarafan rahang atas gigi geligi oleh nn alveolares
superiors anteriores medii, posteriors (cabang n. maxillaries V2), gingival sisi labial oleh
nn. Alveolares superior dan sisi lingual daerah incisivus : nn nasopalatini, dan daerah
lainya oleh n. palatine major. Rahang bawah gigi geligi oleh nn. Alveolaris inferior
(cabang n. mandibulares V3) yang masuk ke kanalis mandibulares bersama a. alveolaris
inferior. Gingiva sisi labial oleh nn mentales (3) dan buccalis (V3) sedangkan sisi lingual
oleh n. lingualis.2
b. Palatum
Palatum terdiri atas palatum durum (tulang) dan paltum molle (otot). Palatum durum
adalah suatu sekat yang terbentuk oleh processus palatines ossis maxillae dan precessus
horizontalis ossis palate. Tulang-tulang ini di lapisi oleh selaput lendir di sisi superior
(cavum nasi) dan inferior (cavum oris). Di bagian dorsal palatum ini memiliki kelenjar-
kelenjar yaitu glandula palatine, yang bermuara di foveola palatinae. Di garis tengah
terdapat suatu raphe palate yang kea rah depan berakhir pada papilla incisive, suatu
tonjolan di belakang gigi seri pertama. Di bagian anterior di temukan rigi-rigi melintang,
yang di namakan rugae transversae. Palatum molle terdiri atas suatu aponeurosis yang
merupakan tempat lekat bagi beberapa otot. Ke arah posterior ia melengkung ke bawah
seperti suatu tirai dan di pertengahan tepi posterior tergantung uvula. Kanan dan kiri
terhadap uvula ini terdapat suatu lengkung yaitu arcus palatoglosus yang di dekat lidah
melebar menjadi plika triangularis. Sebelah posterior terdapat lengkung kedua yang lebih
condong kemedial sehingga akan tampak pada mulut yang terbuka. Inilah arcus
palatopharyngeus, yang melekat pada dinding pharyng. Daerah di antara kedua lengkung
ini adalah fossa/sinus tonsillaris, didalam mana terletak tonsilla palatine. Otot-otot
palatum molle yaitu m. tensor veli palatine, m. levator veli palatine, mm uvula, m.
palatoglossus, m. palatopharyngeus.2
c. Diaphragm oris
Dasar mulut di bentuk 3 otot: m. digastrikus venter anterior, m. mylohyoidea, dan
geniohyoideus. Yang berfungsi untuk membuka mulut. M. digastrikus venter anterior dan
m. mylohyoidea dipersarafi oleh n. mylohyoideus (N. V3), sedangkan m. geniohyoideus
di persarafi oleh ansa cervicalis radix superior (C1-2) atau ramus descendens n
hypoglosus.2
d. Isthmus faucium
Isthmus faucium adalah hubungan antara rongga mulut dan oropharynx. Batas-batasnya
tepi bebas palatum molle, arcus palatoglossus, dan dorsum linguae. Bila mulut dibuka,
akan tampak dua lengkung yaitu arcus palatoglossus di depan yang lebih ke lateral dan
arcus palatopharyngeus di belakang yang lebih ke medial. Di kedua arcus tersebut
terdapat sinus (fossa) tonsillaris, di mana terletak tonsilla palatine (amandel). Tonsila
tidak mengisi seluruh fossa tonsillaris sehingga terdapat ruangan di sebelah atas, yaitu
reccesus supra tonsillaris dengan plika semilunaris dan di sebelah bawah terdapat
reccesus ventralis dengan plika triangularis. Dinding lateral terdapat m. buccopharyngeus
dengan fascia buccopharyngea.2
e. Lidah
Lidah adalah suatu organ yang sangat lentur, terutama berfungsi ketika kita berbicara.
Lidah mengisi cavum oris hampir seluruhnya dan melekat pada dasar mulut. Padanya
dapat dibedakan bagian oral (apex dan corpus) dan pharyngeal (radix). Diantara corpus
dan radix lingua terdapat alur berbentuk huruf V yang di namakan sulcus terminalis.
Pada ujung alur tersebut di garis tengah terdapat suatu lekuk kecil yaitu foramen caecum
lingua (morgagni) yang merupakan muara ductus thyreoglossus sewaktu embrional. Pada
permukaan bawah lidah di temukan suatu lipat di garis tengah frenulum linguae. Di
samping kanan-kirinya tampak bayangan vv. Linguales. Lebih ke lateral ada plikae
fimbriatae yang melapisi aa. Profunda linguae bersama n. lingualis.2
Fungsi lidah yaitu untuk mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap
dan menelan, serta merasakan makanan. Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang
mempunyai duktus yang bernama duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ludah
(saliva) dihasilkan di dalam rongga mulut. Di sekitar rongga mulu terdapat 3 buah kelenjar
ludah yaitu:3
1. Kelenjar parotis. Letaknya di bawah depan dari telinga di antara prosesus mastoid kiri
dan kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni. Duktus ini keluar dari glandula
parotis menuju ke rongga mulut melalui pipi (muskulus buksinator).
2. Kelenjar sub maksilaris. Terletak di bawah rongga mulut bagian belakang,duktusnya
bernama duktus wantoni, bermuara di rongga mulut dekat dengan frenulum lingua.
3. Kelenjar sub lingualis. Letaknya di bawah selaput lendir dasar rongga mulut bermuara di
dasar rongga mulut. Kelenjar ludah di sarafi oleh saraf-saraf tak sadar.
B. Faring
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan(osofagus)
di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak
mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.Disini terletak persimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, di
depan ruas tulang belakang. Ke atasbagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang sbernama koana.3
Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yangdisebut
ismus fausium.Tekak terdiri dari bagian superior, bagian yang sama tinggi dengan hidung, Bagian
media, bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior bagian yang samatinggi dengan
faring Bagian superior disebut nasofaring pada nasofaring bermuara tuba yangmenghubungkan
tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke
depan sampai di akar lidah bagian superior disebut faring, yaitu pangkal lidah yang
menghubungkan tekak dengan tcnggorokkan (trakea). Menelan (Deglutisio).Jalan udara dan
jalan makanan pada faring terjadi penyilangan. Jalan udara masuk kebagian depan terus ke leher
bagian depan sedangkan jalan makanan masuk kebelakang dari jalan nafas dan di depan dari ruas
tulang belakang. Makanan melewati epiglotis lateral melalui ressus piriformis masuk ke osofagus
tanpa membahayakan jalan udara.Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan
udara, pada waktu yangsama jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan
lidahkontraksi secara bersamaan.3
C. Oesofagus
merupakan suatu tabung fibro-muskular yang merupakan kelanjutan dari pharynx,
terletak di posterior trachea, di anterior vertebra, turun melalui hiatus oesophageal dan bermuara
ke dalam gaster.4
Topografi oesophagus berdasarkan anatominya dibagi atas:
1. Bagian cervical:
Panjang 5-6 cm, setinggi vertebra cervicalis VI sampai vertebra thoracalis I. Anterior
melekat dengan trachea (tracheoesophageal party wall), Anterolateral tertutup oleh kelenjar
thyroid. Sisi dextra/sinistra dipersarafi oleh nervus recurren laryngeus. Posterior berbatasan
dengan hypopharynx. Pada bagian lateral ada carotid sheats beserta isinya.4
2. Bagian Thoracal:
Panjang 16-18 cm, setinggi Vertebra thoracalis IX-X Berada di mediastinum superior
antara trachea dan collumna vertebralis,Dalam rongga thorax disilang oleh arcus aorta setinggi
vertebra thoracalis IV dan bronchus utama sinistra setinggi Vertebra thoracalis V. Arteri
pulmonalis dextra menyilang di bawah bifurcatio trachealis. Pada bagian distal antara dinding
posterior oesophagus dan ventral corpus vertebralis terdapat ductus thoracicus, vena azygos,
arteri dan vena intercostalis.4
3. Bagian abdominal:
Terdapat pars diaphragmatica sepanjang 1 - 1,5 cm, setinggi vertebrathoracalis
XTerdapat pars abdominalis sepanjang 2 - 3 cm, bergabung dengan cardia gaster disebut
gastroesophageal junction.4
Penyempitan oesophagus, ada empat yaitu:5
1. Penyempitan cricopharyngeal: disebabkan oleh cricopharynx dan cartilago cricoid
2. Persilangan dengan arcus aorta: berjarak 25 cm dari gigi incicivus setinggi vertebra thoracalis
IV, dapat terlihat dengan pulsasi aorta
3. Persilangan dengan bronchus utama sinistra: terletak pada dinding anterior sinistra oesophagus
Penyempitan diaphragma: terdapat pada bagian distal disebut hiatus oesophagus setinggi
vertebra thoracalis X. Terjepit antara crura diaphragma yang bekerja sebagai sphincter.
Mikroskopis Rongga Mulut
Dilapisi epitel squamosa kompleks non keratin sebagai pelindung yang juga melapisi permukaan
dalam bibir.
Bibir terdiri atas:6
o Pars Cutanea (Kulit bibir) dilapisi oleh :
epidermis, terdiri atas epitel squamosa kompleks berkeratin, dibawahnya terdapat
dermis.
dermis, dengan folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, m. erector pili,
berkas neuro vaskuler pada tepi bibir.
Letak pars kutanea di bagian luar penampang bibir
o Pars Mukosa, dilapisi oleh :
epitel squamosa kompleks nonkeratin, diikuti lamina propia (jaringan ikat padanan
dari epidermis dan dermis), dibawahnya submukosa, terdapat kelenjar labialis
(sekretnya membasahi mukosa mulut).
Letak di penampang bibir berhadapan dengan gigi dan rongga mulut.
o Pars Intermedia (mukokutaneus), dilapisi oleh :
epitel squamosa kompleks nonkeratin. Banyak kapiler darah.
Letak bagian atas penampang bibir yang saling berhadapan (bibir atas dan bawah)
Lingua: Epitel permukaan dorsal lidah sangat tidak teratur (epitel squamosa kompleks) dan
ditutupi tonjolan (papilla) yang berindentasi pada jaringan ikat lamina propia (mengandung
jaringan limfoid difus). Terdiri dari papilla filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan foliata.
Papilla lidah ditutupi epitel squamosa kompleks yang sebagian bertanduk. Bagian pusat lidah
terdiri atas berkas-berkas otot rangka, pembuluh darah dan saraf.6
Lapisan saluran pencernaan secara umum dari luar ke dalam terdiri dari: Tunika mukosa,
submukosa, muskularis dan serosa atau adventisia. Adventisia merupakan jaringan ikat pada
retroperitoneal.6
o Tunika mukosa, terdiri dari: Epitel pembatas, lamina propia (jaringan ikat longgar,
pembuluh darah dan pembuluh limfe, kelenjar pencernaan, jaringan limfoid) dan Tunika
muskularis mukosa (lapisan otot polos pemisah tunika mukosa dan submukosa).
o Tunika submukosa, terdiri dari: Jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan pembuluh
limfe, jaringan limfoid, kelenjar pencernaan, pleksus submukosa meissner.
o Tunika Muskularis,terdiri dari: Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot
longitudinal (bagian luar). Diantara lapisan tersebut terdapat pembuluh darah dan limfe,
pleksus mienterikus auerbach.
o Tunika Serosa, tersusun dari: Jaringan ikat longgar yang dipenuhi pembuluh darah dan
sel-sel adipose. Epitel squamosa simpleks.
Esophagus: Panjang ±10 inc. Meluas dari faring sampai lambung dibelakang trakea, sebagian
besar dl rongga thoraks dan menembus diafragma masuk rongga abdomen. Terdiri atas:7
o Tunika Mukosa: Epitel squamosa kompleks non keratin, lamina propia, muskularis
mukosa.
o Tunika Submukosa: Jaringan ikat longgar mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan
kelenjar esophageal propia.
o Tunika Muskularis: Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian
luar). Diantara otot tersebut sedikit dipisah jaringan ikat. Pada ⅓ bagian atas esophagus
terdiri otot rangka, ⅓ bagian tengah terdiri otot polos dan otot rangka, ⅓ bagian bawah
dibentuk otot polos.
o Adventisia: Terdapat pembuluh darah, saraf, jaringan lemak. Adventisia merupakan
lapisan terluar dari esophagus bagian atas sedangkan serosa merupakan lapisan
esophagus bagian bawah
Mekanisme pencernaan
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi
ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi
molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini
dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan
dicerna oleh tubuh.1 Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih
sederhana.
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
Secara mekanik
Sistem pencernaan makanik ini dilakukan dengan suatu mekanika atau gerakan tertentu.
Pencernaan sepertiini terjadi dirongga mulut, dimana makanan yang masuk harus dihancurkan
dahulu (dikunyah) agar proses pencernaan selanjutnya bias lebih mudah. Beberapa bagian organ
tubuh juga melakukan suatu mekanika yang diseut gerakan peristaltic. Peristaltic ini sendiri
adalah gerakan otot-otot organ untuk menelan atau menarik agar makanan bias mengalir
memasuki organ tersebut. Terjadi pada kerongkongan dan usus.1
Secara kimiawi
Proses secara kimiawi yaitu proses pencernaan yang membutuhkan zat-zat kimia
untuk menghancurkan makanan ataupun mengurai zat-zat penting yang ada dalam makanan. Zat
kimia yang dimaksud adalah asam maupun suatu enzim dalam tubuh yang membantu
pencernaan. Contohnya yang terjadi pada lambung dan usus. Di dalam mulut, makanan
bercampur dengan saliva dan didorong ke dalam esofagus. Gelombang peristaltik di esofagus
menggerakkan makanan ke dalam lambung. Pengunyahan ( mastikasi ) memecahkan partikel
makanan besar dan mencampur makanan dengan sekret kelenjar saliva. Aksi pembasahan dan homogenisasi
ini membantu penelanan dan pencernaan selanjutnya. Meskipun potongan makanan besar dapat dicerna,
tetapi menyebabkan kontraksi otot-otot esofagus yang kuat dan sering menyakitkan. Potongan
makanan yang kecil cenderung menyebar bila saliva sedikit dan juga menyebabkan proses
penelan menjadi sulit karena tidak membentuk bolus.1
Jumlah pengunyahan yang optimal bergantung kepada jenis makanan, tetapi biasanya
berkisar antara 20 dan 25. Menelan (deglutition) adalah suatu respons refleks yang dicetuskan
oleh impuls aferen N.Trigeminus, glossofaryngeus, dan vagus. Impuls-impuls ini diintegrasi
dinukleus traktus soliatrius dan nukleus ambigus. Serat – serat eferen berjalan ke otot – otot
farings dan lidah melalui N. Trigeminus, facialis, dan hipoglossus. Menelan diawali oleh gerakan
volunter mengumpulkan isi mulut di lidah dan mendorongnya kebelakang menuju farings. Hal
ini mencetuskan serangkaian gelombang kontraksi involunter pada otot-otot farings yang
mendorong makanan ke dalam esofagus. Inhibisi pernapasan dan penutupan glotis merupakan
bagian dari respons refleks ini. Dibatas faringoesofagus, terdapat segmen esofagus berukuran 3
cm yang tegangan dinding istirahatnya tinggi. Segmen ini melemas secara refleks sewaktu
menelan dan memungkinkan benda yang ditelan masuk ke badan esofagus. Dibelakang benda yang ditelan
akan terbentuk kontraksi cincin peristaltik, yang kemudian mendorong benda turun dalam
esofagus dengan kecepatan sekitar 4 cm/detik. Pada manusia, dalam posisi berdiri cairan dan
makanan setengah padat umumnya turun akibat gaya tarik bumi ke esofagus bagian bawah
mendahului gelombang peristaltik. Apabila makanan masuk lambung, fundus dan bagian atas
korpus lambung melemas dan mengakomodasi makan yang masuk tanpa peningkatan tekanan yang berarti
relaksasi reseftif. Peristaltis lalu mulai dari bagian bawah korpus, mencampur dan menggerus
makanan dan memungkinkan sebagian yang telah setengah cair melewati pilorus dan masuk
duodenum. Relaksasi reseftif ini dikendalikan oleh vagus dan dicetuskan oleh gerkan farings dan
esofagus. Gelombang peristaltik diatur oleh BER dan langsung dimulai untuk mendorong
makanan ke arah pilorus. Kontraksi bagian distal lambung yang disebabkan oleh tiap gelombang
kadang-kadang disebut sistole antrum dan dapat berlangsung sampai 10 detik. Gelombang ini
terjadi 3 s/d 4 kali per menit.1
Proses Dasar Pencernaan
Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan
elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Dimana dalam
proses memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4 proses dasar, yaitu
motilitas, digesti, absorpsi dan sekresi.1
1. MOTILITAS
Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan,
otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan kekuatan
rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk mempertahankan agar tekanan
pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar
secara permanen setelah mengalami distensi.Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu
gerakan propulsif dan gerakan mencampur.1 Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau
memajukan isi saluran pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana
gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari
regio saluran pencernaan, contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui
esofagus berlangsung cepat karena struktur ini hanya berfungsi sebagai tempat lewat makanan
dari mulut ke lambung tapi sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya pencernaan
dan penyerapan makanan bergerak sangat lambat sehingga tersedia waktu untuk proses
penguraian dan penyerapan makanan. Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan ini
mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mempermudah
penyerapan pada usus.Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis
eksterna suatu lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di
sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam
dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler
mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan
kontraksi serat-serat di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran
memendek, aktivitas kontraktil lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan
mencampur.1
2. DIGESTI
Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi
didalam sistem pencernaan. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan molekul-molekul besar
yang tidak dapat menembus membran plasma utuh untuk diserap dari lumen saluran pencernaan
ke dalam darah atau limfe sehingga diperlukan proses pencernaan untuk menguraikan molekul-
molekul tersebut.1
3. ABSORPSI
Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat
diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke dalam
darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus.1
4. SEKRESI
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar
eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, enzim, garam empedu atau mukus.1
PROSES PENCERNAAN
1. MULUT
Pintu masuk pertama ke saluran pencernaan adalah melalui mulut atau rongga oral
makanan akan dihancurkan dengan dikunyah yang melibatkan seluruh organ dalam mulut yaitu:1
a. Gigi
Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau mengunyah. Motilitas
mulut yang melibatkan pemotongan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan
adalah oleh gigi.Tujuan mengunyah adalah :
(1) Menggiling dan memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil untuk
mempermudah proses menelan
(2) Untuk mencampur makanan dengan air liur
(3) Untuk merangsang papil pengecap, secara refleks memicu sekresi saliva, lambung, pankreas,
dan empedu
Tindakan mengunyah dapat bersifat volunter, tetapi sebagian besar merupakan suatu
refleks ritmik yang ditimbulkan oleh pengaktifan otot-otot rangka pada rahang, bibir, pipi, dan
lidah sebagai respon terhadap tekanan makanan ke jaringan mulut.
b. Lidah
Lidah membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol secara
volunter, pergerakannya penting untuk memandu makanan didalam mulut sewaktu mengunyah
dan menelan. Di lidah terdapat papil-papil pengecap (taste buds) yang juga tersebar di palatum
mole, tenggorokan dan dinding dalam pipi.
c. Kelenjar saliva
Kelenjar saliva utama yaitu kelenjar sublingual, submandibula, dan parotis yang terletak
di luar rongga mulut dan menyalurkan air liur melalui duktud-duktus pendek ke dalam mulut.
Selain itu, terdapat kelenjar saliva minor yaitu kelenjar bukal di lapisan mukosa pipi. Saliva
terdiri dari 99,5 % H2O, 0,5 % protein dan elektrolit. Protein saliva terpenting adalah amilase,
mukus, dan lisosom, yang menentukan fungsi saliva sebagai berikut :
(1) Saliva memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase saliva, enzim yang
memecah polisakarida menjadi disakarida.
(2) Saliva mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan sehingga
menyatu serta menghasilkan pelumasan karena adanya mukus yang kental dan licin.
(3) Saliva mempunyai efek antibakteri oleh lisosom, suatu enzim yang melisiskan atau
menghancurkan bakteri dan membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber
makanan.
(4) Saliva berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil pengecap
karena hanya molekul dalam larutan yang dapat bereaksi dengan reseptor papil pengecap.
(5) Saliva berperan dalam higiene mulut dengan membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi.
(6) Penyangga bikarbonat saliva menetralkan asam pada makanan yang dihasilkan oleh bakteri di
mulut sehingga membantu mencegah karies gigi.
Control sekresi saliva
sekresi saliva dapat ditingkatkan melalui dua jenis refleks saliva yang berbeda: (1) refleks
saliva sederhana, atau tidak terkondisi, dan (2) refleks saliva didapat, atau terkondisi. Refleks
saliva sederhana (tidak terkondisi) terjadi sewaktu kemoreseptor atau reseptor tekanan di dalam
rongga mulut berespons terhadap adanya makanan. Sewaktu diaktifkan, reseptor-reseptor
tersebut memulai impuls di serat saraf aferen yang membawa informasi ke pusat saliva di medula
batang otak. Pusat saliva kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke kelenjar
saliva untuk meningkatkan sekresi saliva.1 Tindakan-tindakan gigi mendorong sekresi saliva
walaupun tidak terdapat makanan karena adanya manipulasi terhadap reseptor tekanan yang
terdapat di mulut. Pada refleks saliva didapat (terkondisi), pengeluaran saliva terjadi tanpa
rangsangan oral. Hanya berpikir, melihat, membaui, atau mendengar suatu makanan yang lezat
dapat memicu pengeluaran saliva melalui refleks ini.1
Kontrol Sekresi Saliva Pusat saliva mengontrol derajat pengeluaran saliva melalui saraf-
saraf otonom yang mempersarafi kelenjar saliva. Tidak seperti sistem saraf otonom tempat lain,
respon simpatis dan parasimpatis di kelenjar saliva tidak saling bertentangan. Baik stimulasi
simpatis maupun parasimpatis, keduanya meningkatkan sekresi saliva, tetapi jumlah,
karakteristik, dan mekanisme yang berperan berbeda. Rangsangan parasimpatis, yang berperan
dominan dalam sekresi saliva, menyebabkan pengeluaran saliva encer dalam jumlah besar dan
kaya enzim. Stimulasi simpatis, di pihak lain, menghasilkan volume saliva yang jauh lebih
sedikit dengan konsistensi kental dan kaya mukus. Karena rangsangan simpatis menyebabkan
sekresi saliva dalam jumlah sedikit, mulut terasa lebih kering daripada biasanya selama keadaan
saat sistem simpatis dominan, misalnya pada keadaan stress.1
Jalur saraf parasimpatis untuk mengatur pengeluaran saliva terutama dikontrol oleh sinyal
saraf parasimpatis sepanjang jalan dari nukleus salivatorius superior dan inferior batang otak
Obyek-obyek lain dalam mulut dapat menggerakkan refleks saliva dengan menstimulasi reseptor
yang dipantau oleh nervus trigeminal (V) atau inervasi pada lidah dipantau oleh nervus kranial
VII, IX, atau X. Stimulasi parasimpatis akan mempercepat sekresi pada semua kelenjar saliva,
sehingga menghasilkan produksi saliva dalam jumlah banyak.1
d. Palatum
Palatum membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan mulut dari saluran
hidung. Keberadaannya memungkinkan bernapas dan mengunyah berlangsung bersamaan.1
e. Uvula
Uvula terletak di bagian belakang palatum dekat tenggorokan yaitu suatu tonjolan
menggantung dari palatum mole (langit-langit lunak), yang berperan penting untuk menutup
saluran hidung ketika menelan.1
2. FARING DAN ESOFAGUS
Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan atau deglutition.
Menelan dimulai ketika bolus didorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju faring.
Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring yang kemudian mengirim impuls
aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan kemudian secara refleks mengaktifkan
serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan. Menelan dimulai secara volunter, tetapi
setelah dimulai proses tersebut tidak dapat dihentikan.Menelan dibagi menjadi dua tahap yaitu :1
a. Tahap Orofaring
Tahap orofaring berlangsung sekitar satu detik dan berupa perpindahan bolus dari mulut
melalui faring dan masuk ke esofagus, saat menelan ini bolus harus diarahkan ke dalam esofagus
dan dicegah untuk masuk ke saluran lain seperti kembali ke mulut, masuk ke saluran hidung,
atau masuk ke trakea, dengan cara :
• Selama menelan posisi lidah menekan palatum durum untuk mencegah makanan kembali ke
mulut.
• Uvula elevasi atau terangkat di bagian belakang tenggorokan, sehingga saluran hidung tertutup
dari faring dan makanan tidak masuk hidung.
• Makanan dicegah masuk trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan pita suara melintasi
laring atau glotis. Selama menelan pita suara melaksanakan fungsi yang tidak berkaitan dengan
berbicara. Kontraksi otot-otot laring menyebabkan pita suara merapat erat satu sama lain,
sehingga pintu masuk glotis tertutup. Selain itu bolus menyebabkan epiglotis tertekan ke
belakang menutupi glotis yang mencegah makanan masuk ke saluran pernapasan.
• Dengan laring dan trakea tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke
dalam esofagus.
b. Tahap Esofagus
Pusat menelan memulai gelombang peristaltik primer yang mengalir dari pangkal ke
ujung esofagus, mendorong bolus didepannya melewati esopagus ke lambung. Peristaltik
mengacu pada kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke
depan dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Dengan demikian
pendorongan makanan melalui esopagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi.
Makanan dapat didorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang
peristaltik berlangsung sekitar 5 – 9 detik untuk mencapai ujung bawah esopagus. Kemajuan
gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan melalui persyarafan vagus.1
Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif dan berupa mukus, mukus disekresikan di
sepanjang saluran pencernaan. Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan, mukus
esofagus memperkecil kemungkinan rusaknya esofagus oleh bagian-bagian makanan yang tajam,
mukus juga melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim getah lambung apabila terjadi
refluks lambung.1
Enzim yang berperan
Amilase adalah enzim yang berfungsi memecah zat tepung dan polisakarida lainnya
menjadi monosakarida, bentuk gula yang dapat diserap tubuh. Sumber utama amilase adalah
pankreas, yang menyekresikan amilase dan enzim lain ke dalam duodenum.Selain itu, air liur
juga mengandung amilase yang memulai proses pencernaan saat makanan masuk ke dalam
mulut.Amilase pada saliva (air liur) berasal dari kelenjar parotis, submandibular, dan sublingual.
Kelenjar ini terbentuk dari unit lebih kecil yang disebut acini (asinus), yang dilapisi oleh sel-sel
yang menghasilkan amilase.Selama produksi saliva, ditambahkan bikarbonat dan kalium
sedangkan natrium dan klorida diserap.8 Tubuh memproduksi saliva sekitar 50 ons setiap hari,
terutama ketika menanggapi rangsangan parasimpatis.
Ketika sedang mengunyah dan saat makanan berada di kerongkongan setelah ditelan,
amilase secara aktif membantu memecah ikatan kimia polisakarida atau zat tepung, sehingga
molekul menjadi lebih kecil dan lebih mendekati bentuk yang dapat diserap oleh tubuh.8
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia:Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2012.h.641-79.
2. Winami W, Kindangen K, Listiawati E :Tractus digestivus.edisi 2. Jakarta:
Fakultaskedokteran Universitas Kristen Krida wacana, 2011.h.28-55.
3. Snell R.S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed. 6. Jakarta:EGC;
2009.h.83-115
4. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga.h.14-5.2004.
5. Gibson john. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta:EGC. h. 191. 2003
6. Junqueria LC, Carneiro J : Histologi dasar:teks & atlas, 10 ed . Jakarta :EGC, 2008.
7. Fawcett DW. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC, 2008.h.330-5.
8. Murray RK , Granner DK, Rodwell VW. Biokimian harper. Jakarta: EGC.2009 .h.90-3.
top related