makalah blok
Post on 29-Jan-2016
18 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
Nurhafizah binti Kamal
102010371
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana,
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510.
Pendahuluan
Genetika adalah ilmu pewarisan faktor keturunan (hereditas). Ilmu genetika ini meliputi
studi tentang apa yang dimaksud dengan gen, bagaimana gen dapat membawa informasi
genetic, gen direplikasikan dan dilewatkan dari generasi ke generasi, bagaimana gen dapat
mengekspresikan informasi di dalam organisme yang akan menentukan karakteristik organisme
yang bersangkutan dan bagaimana suatu mutasi terjadi dapat mengubah . Penemuan lain
bahwa suatu gen menentukan suatu protein. Mankala informasi genetic di dalam sel disebut
genom. Genom sel diorganisasi di dalam kromosom. Kromosom adalah suatu struktur yang
mengandung DNA, dimana DNA secara fisik membawa informasi herediter. Kromosom
mengandung gen. Gen adalah segmen dari DNA (kecuali pada beberapa virus RNA), dimana gen
mengkode protein.
Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu
molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan
suatu golongan penyakit menurun yang disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling
sering ditemui adalah anemia sel sabit dan talasemia. Jadi dalam makalah ini, apakah itu gen
globin, komposisi, ikatan yang terlibat dengannya dan fungsinya kepada sel-sel lain dalam
badan. Selain itu, turut dikaji adalah apakah kesan mutasi dan probabilitas mendapat penyakit
yang disebabkan oleh mutasi tersebut menurut hukum mendel serta mengetahui cara-cara
protein ini di sintesis.
1 Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
Haemoglobin
Hemoglobin (Hb) terbentuk dari heme dan globin. Rantai globin terdiri atas 4 rantai polipeptida
(tetramer). Orang dewasa normal membentuk HbA dengan kadar 95% dari seluruh hemoglobin.
Sisanya terdiri dari HbA2 yang kadarnya tidak lebih dari 4% dan HbF (foetus) dengan kadar yang
senantiasa menurun sampai usia 6 bulan hingga hanya mencapai kadar kurang dari 1%.
Tetramer globin HbA terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta (αα/ßß), HbA2 terdiri dari 2
rantai alfa dan 2 rantai delta (αα/δδ), dan HbF terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma
(αα/γγ). Di sisi lain, sintesis heme terjadi dalam mitokondria yang dimulai dengan kondensasi
glisin dan suksinil koenzim A di bawah aksi enzim kunci delta-amino laevulinic acid (ALA)-
sintetase yang membatasi kecepatan reaksi. Piridoksal fosfat (vitamin B6) adalah koenzim untuk
reaksi ini. Pada akhirnya, protoporfirin yang terbentuk bergabung dengan besi untuk
membentuk heme yang masing-masing molekulnya bergabung dengan rantai globin. Tetramer
4 rantai globin dengan gugus heme-nya membangun molekul hemoglobin. Setiap atom besi
dapat berikatan secara reversibel dengan 1 molekul O2 ; dengan demikian, setiap molekul Hb
dapat mengangkut empat O2. Selain mengangkut O2, hemoglobin juga dapat berikatan dengan
zat-zat lain, seperti karbondioksida serta ion hydrogen asam (H+) dari asam karbonat yang
terionisasi (reaksi penyangga). Dengan demikian, Hb berperan penting dalam pengangkutan O2
sekaligus ikut serta dalam pengangkutan CO2 dan menentukan kapasitas penyangga dari darah.1
Komposisi
Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu
molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan
suatu golongan penyakit menurun yang disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling
sering ditemui adalah anemia sel sabit dan talasemia.
Hemoglobin tersusun dari empat molekul protein (globulin chain) yang terhubung satu
sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2
beta-globulin chains, sedangkan pada bayi yang masih dalam kandungan atau yang sudah lahir
terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2
2 Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
rantai gama yang dinamakan sebagai HbF. Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer
(mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang
terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir
sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul
total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton.2
Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang
menahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen. Porfirin yang
mengandung besi disebut heme Tiap subunit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga
secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul heme
inilah zat besi melekat dan menghantarkan oksigen serta karbondioksida melalui darah, zat ini
pula yang menjadikan darah kita berwarna merah.
Ikatan hemoglobin
Hemoglobin berupa pigmen yang terdapat di dalam eritrosit, terdiri dari persenyawaan antara
heme dan globin. Heme adalah suatu persenyawaan kompleks yang terdiri dari sebuah atom Fe
yang terletak ditengah-tengah struktur porfirin. Setiap molekul hemoglobin mengandung 4
heme.
Gambar 1: Struktur heme
3 Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
Globin adalah suatu protein yang terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida, yang terdiri dari 2
pasang rantai dengan jumlah, jenis dan urutan asam amino tertentu. Masing-masing rantai
polipeptida mengikat 1 gugus heme. 1,3
Gambar 2: struktur globin
Sintesa rantai polipeptida globin ditentukan oleh gen yang terletak pada kromosom 11
dan kromosom 16. Setiap sifat dan fungsi fisik pada tubuh kita dikontrol oleh gen yang bekerja
sejak masa embrio. Gen terdapat di dalam sel tubuh kita. Setiap gen selalu berpasangan. Satu
belah gen berasal dari ibu dan yang lainnya dari ayah. Di antara banyak gen dalam tubuh kita,
terdapat sepasang gen yang mengontrol pembentukan hemogelon pada setiap sel darah merah.
Gen tersebut dinamakan gen globin. Gen – gen tersebut terdapat di dalam kromosom.
Fungsi hemoglobin
Dalam sel darah merah sistemik, oksigen diangkut ke paru-paru seterusnya ke jaringan dan
kempbali semula dalam darah vena dengan karbondioksida ( CO2 ) ke paru-paru. Ketika molekul
hemoglobin memuat dan melepaskan oksigen (O2), setiap satu rantai globin dalam molekul
hemoglobin mendorong satu sama lain dan ketika O2 dilepaskan, rantai-rantai beta tertarik
terpisah, jadi memudahkan masuknya metabolit 2,3-difosfogliserat (2,3-DPG) yang
mengakibatkan afinitas molekul O2 manjadi rendah. Dengan demikian, Hb berperan penting
dalam pengangkutan O2 sekaligus ikut serta dalam pengangkutan CO2 dan menentukan
kapasitas penyangga dari darah. 4,5
4 Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
Selain itu, hemoglobin juga berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah
yang bikonkaf, jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel darah merah
dalam melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa
kekurangan zat besi bisa mengakibatkan anemia. Nilai normal hemoglobin adalah sebagai
berikut :
Usia Nilai normal hemoglobin
Anak-anak 11 – 13 gr/dl
Lelaki dewasa 14 – 18 gr/dl
Wanita dewasa 12 – 16 gr/dl
Tabel 1: Nilai hemoglobin yang normal menurut usia
Jika nilainya kurang dari nilai diatas bisa dikatakan anemia, dan apabila nilainya kelebihan akan
mengakibatkan polinemis.
Mutasi gen
Mutasi ialah apabila berlaku perubahan materi genetik (DNA) dari suatu sel yang dapat
diwariskan secara genetis kepada keturunannya. Pasangan basa nitrogen pada DNA, antara
timin (T) dan adenine(A) atau antara guanine(G) dan sitosin(C) dihubungkan oleh ikatan
hydrogen yang lemah. Atom-atom hydrogen dapat berpindah dari satu posisi ke posisi lain
pada purin atau pirimidin. Perubahan kimia sedemikian disebut perubahan tautomer. Misalnya
secara tidak normal, adenine berpasangan dengan sitosin dan timin dengan guanine. Peristiwa
perubahan genetic seperti ini disebut mutasi gen karena hanya terjadi di dalam gen. Mutasi gen
disebut juga dengan mutasi titik (point mutation). Mutasi gen dapat terjadi karena substitusi
basa N. 5
Macam macam mutasi gen antara lain:
1. Mutasi tak bermakna (nonsense mutation) : tejadi perubahan kodon (triplet) dari kode basa N
asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan pembentukan protein, misalnya UUU diganti
UUS yang sama-sama kode dari fenilalamin.
5 Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
2. Mutasi ganda tiga (triplet mutation) : terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan tiga
basa secara bersama-sama.
3. Mutasi bingkai (frameshift mutation) : terjadi karena adanya penambahan sekaligus
pengurangan satu atau beberapa pasangan basa secara bersama-sama.
Mutasi titik (point mutation) merupakan mutasi yang melibatkan penggantian satu
pasang basa (substitusi basa), di mana satu basa pada satu sekuens DNA diganti dengan basa
yang berbeda. Bila DNA direplikasi maka hasilnya adalah substitusi pasangan basa.
Hemoglobinopati
Hemoglobinopati merupakan terminologi kelainan genetik hemoglobin. Kelainan ini
dapat mengakibatkan berkurangnya produksi hemoglobin (kuantitatif), dikenal dengan
thalasemia. Atau kelainan struktur hemoglobin (kualitatif), disebut sebagai hemoglobin varian.
Hemoglibin varian ada yang disertai penurunan produksi hemoglobin, seperti HbE dan Hb
Malay, sehingga timbul gejala thalasemia. Namun, seringkali tidak menimbulkan gejala.
Sebagai hemoglibinopati, thalasemia diturunkan secara autosomal resesif menurut hukum
Mendel, dari orang tua kepada anak-anaknya.
Rantai globin merupakan suatu protein, maka sintesisnya dikendalikan oleh gen
tertentu. Produksi dan sisntesis hemoglobin dikontrol oleh sejumlah gen. Yaitu gen α pada
kromosom 16 serta gen β, γ dan δ pada kromosom 11. Patogenesis dan patofisiologis dari
thalasemia, dimulai dari mutasi gen globin. Gangguan gen dapat berupa perubahan tangan
pasangan basa (point mutation), atau adanya gen yang hilang (deletion). Mutasi dapat bersifat
kombinasi. Misalnya pada thalasemia β mayor juga bisa terjadi mutasi pada rantai α. Akibatnya
tidak ada keseimbangan antara dua rantai globin tersebut berkurang sehingga menghasilkan
bentuk atau gejala klinis yang lebih ringan. Selain itu, pada thalasemia mayor juga bisa disertai
mutasi pada gen, yang mempunyai produksi rantai γ. Globin ini akan berikatan dengan
rantai α membentuk Hb fetal yang tinggi. 1-2
6 Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
Hingga saat ini, sudah ditemukan lebih dari 200 mutasi gen yang berbeda yang
menyebabkan gangguan fungsi gen β. mutasi gen yang paling banyak ditemukan di Indonesia
adalah mutasi IVs1-nt5 dan IVS1-nt1 yang menghasilkan manifestasi klinis yang berat.
Akibat adanya gangguan gen tersebut, maka terdapat kelebihan rantai globin karena
tidak memiliki pasangan dalam proses pembentukan HbA. Kelebihan rantai globin yang tidak
terpakai, akan mengendap pada dinding eritrosit. Keadaan ini menyebabkan eritropoesis
inefektif, ukuran eritrosit mengecil, peningkatan hemolisis, usia eritrosit memendek dan
akhirnya anemia. Yang bila pada orang normal usia darah merah itu dapat mencapai 120 hari,
sedangkan pada penderita thalassemia kurang dari 60 hari. Oleh karena itu pada suatu saat
akan terjadi ”defisit” antara produksi dan penghancuran sel darah merah, sehingga
memberikan gambaran klinis kurang darah atau anemia.
Thalasemia
Pada manusia kromosom selalu ditemukan berpasangan. Gen globin beta ini yang mengatur
pembentukan salah satu komponen pembentuk hemoglobin. Bila hanya sebelah gen globin
beta yang mengalami kelainan disebut pembawa sifat thalassemia beta. Seorang pembawa sifat
thalassemia tampak normal / sehat, sebab masih mempunyai 1 belah gen dalam keadaan
normal (dapat berfungsi dengan baik). Seorang pembawa sifat thalassemia jarang memerlukan
pengobatan. Bila kelainan gen globin terjadi pada kedua kromosom, dinamakan penderita
thalassemia (homosigot / Mayor). Kedua belah gen yang sakit tersebut berasal dari kedua orang
tua yang masing-masing membawa sifat thalassemia.
Pada proses pembuahan, anak hanya mendapat sebelah gen globin beta dari ibunya dan
sebelah lagi dari ayahnya. Bila kedua orang tuanya masing-masing pembawa sifat thalassemia
maka pada setiap pembuahan akan terdapat beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama si
anak mendapat gen globin yang berubah (gen thalassemia) dari bapak dan ibunya, maka anak
akan menderita thalassemia. Sedangkan bila anak hanya mendapat sebelah gen thalassemia
dari ibu atau ayah, maka anak hanya membawa penyakit ini. Kemungkinan lalin adalah anak
mendapatkan gen globin normal dari kedua orang tuanya. 6
7 Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
Secara klinis, dibedakan atas thalasemia mayor dan minor. Karena ada 2 pasang gen –α,
maka dalam pewarisanya akan terjadi kombinasi gen yang sangat bevariasi. Adanya kelainan
gen-α lebih kompleks, dibandingkan dengan kelainan gen-β yang hanya terdapat satu pasang.
Gangguan pada sintesis rantai-α, dikenal dengan penyakit thalasemia-α, sedangkan gangguan
pada sintesis rantai-β, disebut dengan thalasemia-β. Berdasarkan hukum mendel,
permasalahan thalasemia akan muncul, jika thalasemia trait (carrier) kawin dengan sesamanya
sehingga 25% dari turunannya menurunkan thalasemia mayor, 50% kemungkinan anak mereka
menderita thalasemia trait dan hanya 25% anak mempunyai darah normal. 7
Gambar : probabilitas anak yang terhasil apabila carrier bernikah dengan carrier
Sumber : http://anthro.palomar.edu/mendel/mendel_2.htm
Penderita thallasemia mayor lahir dari perkawinan antar penderita thallasemia minor.
P : Thth x Thth
F : ThTh : thallasemia mayor
2Thth : thallasemia minor
thth : normal
8 Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
Sedangkan secara molekuler, thalasemia debedakan atas thalasemia alfa dan beta.
Penderita talasemia diklasifikasikan menurut rantai mana dari molekul hemoglobin-nya yang
terkena. Pada penderita α thalassemia, produksi rantai α globin itulah yang terkena,
sedangkan pada talasemia β produksi rantai β globin-nya yang terkena.
Talasemia menghasilkan suatu kekurangan α atau β globin, tidak seperti penyakit sel sabit
(sickle-cell disease) yang menghasilkan bentuk mutan spesifik dari β globin.
Rantai β globin disandikan oleh suatu gen pada kromosom 11; rantai α globin dikodekan oleh
dua gen yang terkait erat pada kromosom 16. Dengan demikian, pada orang normal dengan
dua salinan dari setiap kromosom, ada dua lokus pengkodean pada rantai β, dan empat lokus
pengkodean pada rantai α. Penghilangan salah satu lokus α memiliki prevalensi tinggi pada
orang-orang keturunan Afrika atau Asia, membuat mereka lebih mungkin untuk terserang
thalassemia α. Thalassemia β pada umumnya diderita oleh orang-orang Afrika, juga di Yunani
dan Italia.
Warna merah dari darah manusia disebabkan oleh hemoglobin yang terdapat di dalam
sel darah merah. Hemoglobin terdiri atas zat besi dan protein yang dibentuk oleh rantai globin
alpha dan rantai globin beta. Pada penderita thalassemia beta, produksi rantai globin beta
tidak ada tau berkurang. Sehingga hemoglon yang dibentuk berkurang. Selain itu berkurangnya
rantai globin beta mengakitbatkan rantai globin alfa berlebihan dan akan saling mengikat
membentuk suatu benda yang emnyebabkan sel darah merah mudah rusak. Hemoglobin
penderita talasemia dipertahankan antara 8 – 9,5 mg/dl. Pada pasien thalassemia mayor
mendapatkan transfusi darah seumur hidup. Karena darah dapar berasal dari siapa saja, hal ini
membuat terbentuknya antibodi dalam tubuh dan kemudian terjadi reaksi antigen – antibodi.
Sehingga diperlukan donor sendir, 2 – 3 orang, agar dapat mengurangi terjadinya reaksi
antigen – antibodi. Berkurangnya produksi hemoglobin dan mudah rusaknya sel darah merah
mengakibatkan penderita menjadi pucat atau anemia atau kadar Hbnya rendah.
9 Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
Sampai saat ini belum ada obat yang menyembuhkan penyakit thalssemia secara total.
Pengobatan yang paling optimal adalah transfusi darah seumur hidup dan mempertahankan
kadar Hb selalu sama atau 12 g/dl dan mengatasi akibat samping transfusi darah. Kelahiran
penderita thalassemia dapat dicegah dengan dua cara. Pertama adalah mencegah perkawinan
antara dua orang pembawa sifat thalassemia. Kedua adalah memeriksa janin yang dikandung
oleh pasangan pembawa sifat, dan menghentikan kehamilan bila janin dinyatakan sebagai
penderita thalassemia (mendapat kedua gen thalassemia dari ayah dan ibunya).
Sintesis Gen Globin
Proteins adalah biomolekul yang sangat penting bagi kehidupan. Seperti sebuah bata
yang menyusun rumah, seperti itulah protein bagi tubuh manusia. Protein adalah ‘batu bata
penyusun kehidupan’. Molekul-molekul ini berperan dalam banyak reaksi kimia kehidupan
sebagai enzim, hormon, dan bahan dasar. Globin adalah sub-unit protein yang berbentuk
globular(bulatan) yang menyusun molekul hemoglobin. Hemoglobin adalah komponen
penyusun sel darah merah (eritrosit). Produksi globin pertama kali dimulai dari DNA yang
berada di sel induk penghasil eritrosit (retikulosit). Bagian DNA yang menyimpan informasi
untuk pembentukan globin disebut gen globin.
Transkripsi
Pada awal proses, gen globin akan diterjemahkan terlebih dahulu menjadi suatu untaian
molekul yang disebut mRNA dalam proses yang disebut transkripsi. Proses penerjemahan ini
terjadi di dalam nukleus sel retikulosit. mRNA di sini berfungsi seperti tukang pos yang
membawa informasi yang telah diterjemahkan. Selanjutnya, mRNA akan keluar dari nukleus
menuju sitoplasma sel.
10 Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
Translasi
Setelah mRNA matang (fungsional) terbentuk, proses yang harus dilakukan adalah
keluarnya mRNA dari inti sel menuju ribosom, baik itu di RE ataupun di sitoplasma. Proses
translasi sebenarnya dibagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu:
a. Inisiasi
Setelah sampai di ribosom, mRNA akan menempel pada subunit kecil ribosom (30 S) lewat
ujung 5 . Pada saat yang bersamaan, tRNA menempel pada subunit besar ribosom (50 S). Proses′
tersebut akan menyebabkan asam amino Metionin dengan kodon AUG menjadi asam amino
pertama yang menempel pada ribosom. Asam amino metionin merupakan asam amino yang
selalu pertama kali menempel pada ribosom saat sintesis protein. Hal tersebut berkaitan
dengan adanya kondon start, yaitu AUG (Metioinin), yang merupakan kode untuk proses
perangkaian asam amino (sintesis protein sebenarnya) dimulai. Jadi, ribosom menerima mRNA
dan kode informasi yang dibawanya dan akan langsung menggabungkan bahan-bahan yang
diperlukan untuk membuat globin. Kode informasi yang dibawa mRNA adalah 8 semacam resep
pembuatan globin dan yang akan membuatnya adalah ribosom. 7
b. Elongasi (Pemanjangan rantai protein/polipeptida)
Setelah proses inisiasi selesai, proses selanjutnya adalah penerjemahan kodon triplet dan
penempelan asam amino sehingga membentuk rantai. Penerjemahan kode ini akan diikuti
pengikatan asam amino sesuai kodon oleh tRNA yang kemudian dibawa ke kompleks ribosom
dan digabungkan dengan asam amino yang sudah ada sebelumnya. Proses tersebut akan
berlangsung sampai munculnya kodon terminasi.
c. Terminasi (Sintesis berhenti)
Proses elongasi akan diakhiri saat terbacanya rangkaian kodon UAA, UAG, atau UGA. Kodon-
kodon tersebut bukan pengkode asam amino, merupakan kodon yang memerintahkan untuk
penghentian sintesis protein. Faktor pelepas akan menempel pada ribosom setelah pembacaan
11 Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
kodon stop. Faktor pelepas tersebut menyebabkan terlepasnya mRNA dari ribosom,
selanjutnya diikuti dengan pemisahan subunit besar dan kecil ribosom.
Jadi Globin yang dihasilkan oleh ribosom masih belum sempurna karena masih berupa
gabungan bahan-bahan mentah. Globin yang berada di sitoplasma ini akan dikirim ke bagian
lain sel yang disebut Badan Golgi. Di Badan Golgi, globin akan mengalami penyempurnaan dan
pembentukan menjadi globin yang utuh. Ratusan buah molekul globin akan tersebar di dalam
sel retikulosit. Empat buah molekul globin dari dua jenis yang berbeda akan bergabung dan
dengan tambahan atom besi menjadi molekul hemoglobin. Sel itu sendiri akhirnya akan
berkembang menjadi eritrosit dengan semua kandungan hemoglobinnya. 7-8
Kesimpulan
Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel
merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Kelainan pada gen ini seperti berlakunya
mutasi dapat menyebabkan penyakit heriditas seperti thalasemia yang dapat diwarisi kepada
generasi seterusnya.
12 Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
Daftar Pusaka
1. Widjajakusumah H.M. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta; Penerbit Buku
Kedokteran 2003: h512-3
2. Sadikin M. Biokimia Darah. Jakarta; Widya Medika 2003: h14-23
3. Kennely PJ, Rodwell VW. Protein: Mioglobin dan hemoglobin. Murray RK, Granner DK,
Rodwell VW. Dalam: Biokimia Harper. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran ECG 2009:
h44-51
4. The medical biochemistry page. Available from:
http://themedicalbiochemistrypage.org/hemoglobin-myoglobin.html.
5. Tipe gen mutasi. Diunduh dari:
http://www.elvinmiradi.com/topik/jenis+mutasi+gen.html. 29 Januari 2011
6. Sardjito. Diagnostik Thalassemia dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Cermin
Dunia Kedokteran 2002 ;110: h26-30
7. Thalasemia. Diunduh dari http://www.phtdi.org/content/view/15/. 29 Januari 2011
8. Cahyani I. The Language of God in Human Body : How Biology Supports the Belief of
God. Seminar ‘Nature and Scripture’. Surabaya, March 26, 2009
9. Granner DK, Weil A. Sintesis protein dan kode genetik. Murray RK, Granner DK, Rodwell
VW. Dalam: Biokimia Harper. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran ECG 2009: h376-91
13 Kelainan Pada Gen Globin Menyebabkan Thalasemia
top related