laporan biokim
Post on 31-Jul-2015
179 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BLOK BASIC DENTAL SCIENCE
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Disusun oleh:
Arif Romadhona G1G011036
Afiya Fathina S. G1G011040
Fadila Isnaening R. G1G011043
Yulinda Riski C. G1G011050
Widhariyani P. P. G1G011006
Shafira F. R. G1G011009
Henytaria Fajrianti G1G011013
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PURWOKERTO
2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2
BAB II ISI
A. Landasan Teori 3
B. Alat dan Bahan 4
C. Cara Kerja 5
D. Hasil dan Pembahasan 7
E. Pembahasan 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 1 4
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gigi merupakan organ terkeras dalam tubuh dibandingkan seluruh
organ lain. Bentuk gigi bervariasi sesuai bentuk muka seseorang. Namun
setiap gigi memiliki struktur yang sama yakni jaringan keras dan jaringan
lunak. Jaringan keras gigi adalah email, dentin dan sementum, yang
merupakan jaringan yang mengalami kalsifikasi. Bagian ini mengandung
bahan-bahan organik seperti keratin, kolesterol, kolagen, lipid, fosfolipid
dan bahan anorganik seperti kalsium, magnesium, natrium, kalium, fosfor,
klor, flour, besi terutama hidroksiapatit, namun pada email, dentin dan
sementum bahan bahan tersebut berbeda jumlahnya. Sedangkan jaringan
lunak gigi adalah pulpa yang merupakan masa organik yang lunak, tidak
mengalami kalsifikasi, tetapi mengandung pembuluh darah dan saraf
(Nelson,2010).
Kekurangan atau kelebihan bahan penyusun gigi akan
menyebabkan kerusakan gigi seperti dentinogenesis imperfecta, atau
penyakit hilangnya email karena kurangnya fosfolipid saat tahap
pembentukan gigi. Olah karena itu, penting bagi masyarakat untuk
mengetahui bahan penyusun yang terkandung di dalam gigi
(Harshanur,1991).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah benar terdapat kandungan fosfat didalam gigi?
2. Apakah benar terdapat kandungan klor didalam gigi?
3. Apakah benar terdapat kandungan sulfat didalam gigi?
4. Apakah benar terdapat kandungan kalsium didalam gigi?
5. Apakah benar terdapat kandungan magnesium didalam gigi?
6. Apakah benar terdapat kandungan ortofosfat didalam gigi?
7. Apakah benar terdapat kandungan besi didalam gigi?
1
C. Tujuan Laporan
1. Mengetahui adanya kandungan fosfat didalam gigi
2. Mengetahui adanya kandungan klor didalam gigi
3. Mengetahui adanya kandungan sulfat didalam gigi
4. Mengetahui adanya kandungan kalsium didalam gigi
5. Mengetahui adanya kandungan ortofosfat didalam gigi
6. Mengetahui adanya kandungan besi didalam gigi
D. Manfaat Laporan
1. Menganalisis gigi secara kimia.
2. Mengetahui kandungan bahan organik dan anorganik dalam gigi.
3. Membuktikan adanya fosfat, sulfat, klor, kalsium, ortofosfat,
magnesium, dan besi di dalam gigi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Gigi merupakan suatu organ yang terdiri dari dua jaringan, yakni
jaringan keras dan jaringan lunak. Jaringan keras gigi adalah email, dentin
dan sementum, yang merupakan jaringan yang mengalami kalsifikasi.
Sedangkan jaringan lunak gigi adalah pulpa (Abidin, 2010)
Jaringan keras gigi mengandung bahan-bahan organik dan
anorganik.
1. Enamel
Jaringan ini berasal dari jaringan ektoderm dan tersusun dari garam-
garam Ca. Tersusun dari:
a. 96 % bahan anorganik
b. Air 4-12% dikandung dalam ruang Inter
Pada email juga terdapat sitrat.
2. Dentin
Berasal dari jaringan mesoderm dan menyerupai struktur tulang.
Jaringan ini mengakami mineralisasi dan mempunyai matriks
ekstraseluler. Terdiri dari:
a. Mineral 69.3%
b. Organik 17.5 %
c. Air 13.2 %
Pada dentin, terdapat kolagen dan elastin bersama dengan glikoprotein
dan lipid email.
3
No. NamaBahan% BeratKering
Email Dentin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kalsium
Magnesium
Natrium
Kalium
Fosfor
CO2 (darikarbohidrat)
Klor
Fluor
Besi
Bahanorganik
35,5
0,27
0,25
0,05
17,4
2,97
0,3
0,0112
0,0218
1,0
26,5
0,79
0,19
0,07
12,7
3,06
0,0
0,0204
0,0072
25,0
Tabel 1. Komposisi bahan organik dan organik pada email dan dentin
(Norton, 2007)
Komposisi Anorganik (%) Organik (%) Air (%)
Email 96-97
Hidroksi apatit
Ca10(PO4)6(OH)2
0,4-0,9 2-3
Dentin 70 19-21 9-11
Sementum 52 27 21
Tabel 2. Komposisi bahan organik, anorganik, dan air pada email, dentin,
dan sementum (Norton, 2010)
B. Alat dan Bahan :
1. Alat :
a. Tabung reaksi
b. Beker Glass
c. Pipet
d. Gelas ukur
e. Bunsen
f. Lakmus
g. Kertas penyaring
4
h. Rak tabung reaksi
i. Penjepit tabung reaksi
2. Bahan :
a. 25 ml asam nitrat
b. Ammonium hidroksida
c. Larutan HNO3
d. Larutan AgNO3
e. Larutan HCL
f. Larutan BaCl2
g. Asam cuka encer
h. Ammonium oksalat 5%
i. Larutan urea 10%
j. Pereaksi molibdat
k. Laritan ferrosulfat
l. Ammonium karbonat
m. Ammonium klorida
n. Larutan Na2HPO4
o. Larutan NH4OH
p. Larutan HCL encer
q. Larutan tiosianat
C. Cara Kerja :
1. Menunjukkan Adanya Fosfat
a. Gigi direndam dalam 25 ml larutan asam nitrat selama satu malam.
b. Larutan diatas disaring dengan kertas saring sehingga didapatkan
filtrat A dan presipitat A.
c. Filtrate A diambil sebanyak 2ml dan diberi larutan ammonium
hidroksida sebanyak 5 ml sehingga didapatkan pH 2.
d. 23 ml ammonium hidroksida ditambahkan kedalam larutan diatas
hingga larutan berubah menjadi basa. Keberadaan endapan setelah
larutan menjadi basa menunjukkan adanya fosfat.
5
2. Menunjukkan Adanya Klorida (CL)
a. Filtrate A disaring dengan kertas saring menjadi filtrate B dan
presipitat B.
b. Filtrate B dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml dan
HNO3 ditambahkan hingga larutan menjadi asam lalu larutan
AgNO3 ditambahkan kedalam larutan yang sudah menjadi asam.
Keberadaan endapan AgCl berwarna putih pada campuran tersebut
menunjukkan adanya klorida (Cl).
3. Menunjukkan Adanya Sulfat
a. Filtrate B dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2ml dan
HCl dicampurkan hingga larutan menjadi asam lalu larutan BaCl2
ditambahkan kedalam larutan yang sudah menjadi asam tersebut.
Keberadaan endapan BaSO4 menunjukkan adanya sulfat.
4. Menunjukkan Adanya Kalsium
a. Presipitat B diberi asam cuka encer 10 ml.
b. Campuran larutan diatas disaring menjadi filtrate C dan presipitat
C.
c. Filtrate C dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml dan
ammonium oksalat 5% sebanyak 1 ml. Keberadaan endapan putih
yang terjadi menunjukkan adanya kalsium.
5. Menunjukkan Adanya Ortofosfat
a. Filtrate dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml.
b. Larutan urea 10% dan molibdat sebanyak 10 ml ditambahkan ke
dalam larutan diatas secara perlahan hingga tercampur. Larutan
ferrosulfat sebanyak 1 ml ditambahkan kedalam campuran larutan
tersebut. Warna biru yang muncul dan dibiarkan menjadi berwarna
biru tua menunjukkan adanya ortofosfat.
6. Menunjukkan Adanya Magnesium
a. Filtrate sebanyak 2 ml dipanaskan dengan bunsen hingga
mendidih.
b. Ammonium karbonat sebanyak 5 tetes dan ammonium klorida
sebanyak 5 tetes ditambahkan kedalam larutan diatas saat masih
6
panas. Campuran larutan tersebut bila belum terjadi endapan
kalsium karbonat tambahkan perlahan ammonium karbonat.
c. Larutan MgCO3 dalam larutan tersebut tidak mengendap karena
ditambahkan Na2HPO4 sebanyak 5 tetes dan NH4OH sampai
terjadi endapan. Keberadaan endapan ammonium – magnesium –
fosfat menunjukkan adanya magnesium.
7. Menunjukkan Adanya Fosfat
a. Presipitat C dicampur dengan HCl sebanyak 3 ml akan menjadi
filtrate D.
b. Filtrate D sebanyak 1,5 ml ditambahkan dengan ammonium
hidroksida sampai terbentuk larutan basa. Endapan yang terbentuk
saat penyaringan menunjukkan adanya fosfat.
8. Menunjukkan Adanya Besi (Fe)
a. Presipitat D dicampur dengan ammonium tiosianat 12 ml.
b. Campuran menjadi berwarna merah menunjukkan adanya besi.
D. Hasil dan Pembahasan
Hasil Percobaan :
1. Fitrat A dengan tambahan ammonium hidroksida sebanyak 5 ml
menunjukkan adanya endapan setelah di saring, dan terdapat adanya
fosfat didalamnya.
2. Fitrat B sebanyak 2 ml di sertai penambahan larutan HNO3 sebanyak 5
tetes dan pHnya 1, serta diberi penambahan larutan AgNO3 sebanyak
150 tetes tetapi tidak menunjukkan adanya endapan, hal tersebut
menunjukkan bahwa didalam larutan tersebut tidak terdapat klorida
(Cl).
3. Fitrat B sebanyak 2 ml dengan tambahan HCl sebanyak 5 tetes dengan
pH 3, dan diberi tambahan BaCl2 sebanyak 100 tetes. Campuran
larutan tersebut menunjukkan adanya endapan yang terbentuk dan hal
tersebut menunjukkan bahwa didalam larutann tersebut terdapat sulfat.
7
4. Fitrat C sebanyak 2 ml dengan tambahan ammonium oksalat 5 %
sebanyak 1 ml telah menunjukkan adanya endapan putih, dan adanya
endapan tersebut berarti di dalamnya terdapat kalsium.
5. Fitrat C sebanyak 1 ml dengan tambahan 1 ml larutan urea 10%, 10 ml
pereaksi molibdat dan 1 ml larutan ferosulfat. Campuran larutan
tersebut menunjukkan perubahan warna menjadi biru tua dan hal
tersebut menunjukkan bahwa didalam larutan itu terdapat ortofosfat.
6. Fitrat C sebanyak 2 ml dengan tambahan ammonium karbonat
sebanyak 105 tetes dan ammonium klorida sebanyak 5 tetes, serta telah
menunjukkan adanya endapan. Hasil fitrat dari campuran tersebut yang
telah di beri tambahan larutan Na2HPO4 sebanyak 5 tetes dan NH4OH
sebanyak 70 tetes, tetapi tidak menunjukkan adanya endapan dan hal
tersebut menunjukkan bahwa didalam larutan tersebut tidak terdapat
magnesium.
7. Fitrat D sebanyak 1,5 ml dengan tambahan ammonium tiosianat
sebanyak 12 ml dan ternyata tidak menunjukkan perubahan warna, hal
tersebut menunjukkan bahwa didalam larutan tersebut tidak
mengandung besi.
8. Fitrat D dengan tambahan ammonium hidroksida sebanyak 60 ml dan
pHnya 5. Larutan tersebut menunjukkan adanya endapan setelah di
saring namun sedikit, dan hal tersebut menunjukkan didalam larutan
tersebut terdapat fosfat.
E. Pembahasan
Pengujian kandungan kimia pada gigi tepatnya dentin dan email
yang dilakukan pada pecobaan kali ini dimulai dengan pengujian
keberadaan Phospor. Phospor dalam email disebutkan berkisar pada angka
17,4 % dan pada dentin tercatat pada angka 12,7 %. Phospor berfungsi
dalam proses kalsifikasi gigi dimana ketiadaan ataupun kekurangan
phospor ini akan menghambat dan memperlambat terjadinya kalsifikasi
pada gigi yang kemudian dapat berpengaruh pada kepadatan gigi.
Kalsifikasi sendiri merupakan pengendapan mineral terutama kalsium dan
8
fosfor ke dalam matriks organik tulang. Percobaan dengan menggunakan
gigi yang telah direndam dengan asam nitrat encer selama 3 (tiga) malam
yang kemudian ditambahkan ammonium hidroksida menghasilkan
endapan putih yang mengindikasikan keberadaan phosphor pada gigi
benar adanya.
Pengujian kedua adalah pengujian keberadaan Klorida dimana
menurut teori pada email dapat ditemukan sebesar 0,3 % namun pada tidak
dentin ditemukan. Uji klorida dilakukan dengan memasukkan 2 ml filtrate
B yang kemudian ditambahkan HNO3 sebagai katalisator dan kemudian
akan menghasilkan AgCl dalam bentuk endapan berwarna putih. Reaksi
yang terjadi adalah
AgNO3 → AgCl + NO3-
Hasil percobaan menunjukkan meski telah dilakukan penambahan
150 tetes AgNO3 tetap tidak ditemukan adanya endapan putih dan pH
larutan bertahan pada angka 1 dimana ia semestinya berubah menjadi
keadaan alkalis. Hasil tersebut bisa dikarenakan beberapa faktor seperti
rendahnya kadar klorida tersebut sehingga sulit untuk ditemukan dengan
kondisi penggunaan AgNO3 yang dibatasi.
Pengujian ketiga merupakan pengujian keberadaan sulfat (SO42-)
yang dilakukan dengan menggunakan 2 ml fitral B dan ditambahkan HCl
yang bertindak sebagai katalisator sebanyak 5 tetes yang kemudian
menunjukkan larutan dalam keadaan asam dengan pH 2 setelah itu
dilakukan penambahan 100 tetes BaCl2 yang kemudian menghasilkan
endapan putih karena adanya reaksi dari BaCl2 apabila bertemu sulfat
(SO42-) yang akan membentuk barium sulfat (BaSO4).
Pengujian keempat adalah pengujian keberadaan Kalsium yang
diketahui secara teori pada email berkisar pada angka 35,5 % dan pada
dentin pada angka 26,5 %. Kalsium dalam tubuh dapat ditemukan pada
plasma darah, sebagian dalam bentuk ion, dan sebagian lainnya bergabung
dengan protein. Kalsium diketahui berperan dalam pembentukan tulang
dan gigi serta berperan utama untuk membantu kontraksi dan rileksasi
pada otot selain itu ia juga berperan dalam proses pembekuan darah dan
9
pembekuan susu. Penyerapan kalsium berkaitan dengan kebutuhan tubuh
dan konsentrasi fosfor, vitamin D, laktosa, dan vitamin C dalam tubuh.
Kekurangan kalsium dalam tubuh dapat menyebabkan beberapa hal
diantaranya tulang dan gigi akan menjadi lunak dan tipis, terjadi
gangguan rambatan rangsang, otot dapat mengalami kesemutan kemudia
kejang-kejang sementara pada wanita hamil dan menyusui, jika terjadi
kekurangan pasokan makanan, tulang janin akan menjadi lunak dan tipis.
Kalsiumpun diketahui berperan dalanm pembekuan darah dan pembekuan
susu maka defisiensi unsure ini akan melambatkan proses penggumpalan
darah maupun air susu sehingga sulit untuk dicerna bayi (Suhardjo, 1986 ).
Uji kalsium pada percobaan kali ini dengan menggunakan 2 ml filtrate C
yang kemudian ditambahkan dengan ammonium oksalat 5% sebanyak 1
ml dimana kemudian menunjukan hasil uji positif dengan menghasilkan
endapan putih yang menandakan keberadaan kalsium pada gigi. Hal
tersebut dikarenakan adanya reaksi antara pereaksi amonium oksalat
dengan kalsium yang ada difiltrat tersebut. Endapan putih tersebut
merupakan kalsium oksalat. Reaksi yang terjadi :
Ca + K4[Fe(CN)6] → Fe4[Fe2(CN)6]3
Pengujian kelima adalah pengujian keberadaan ortofosfat.
Ortofosfat dikenal pula sebagai gugus fosfat yang terdiri dari satu atom
fosfat dan 4 atom oksigen (PO43-). Peranan ortofosfat dalam tubuh
diketahui menyerupai peranan kalsium dalam tubuh yaitu dalam hal
pembentukan tulang dan gigi dimana ia berperan untuk menguatkan tulang
dan gigi selain itu ia terlibat pula pada pengaturan penyimpanan dan
pengeluaran energy yang dibutuhkan tubuh. Defisiensi unsure ini akan
mengganggu pembentukan tulang rawan dan pembentukan ATP. Uji
keberadaan ortofosfat dilakukan dengan menggunakan 1 ml filtrate C, 1
ml larutan urea 10%, 10 ml pereaksi moblidat (khusus), dan 1 ml larutan
ferrosulfat (khusus) dimana keberadaan ortofosfat akan mengubah larutan
menjadi warna biru tua. Reaksi yang terjadi :
FeSO4 + PO4-3 → Fe3(PO4)2 + SO4
-2
10
Pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil uji positif dimana
setelah dilakukan penambahan berbagai larutan diatas larutan tersebut
mengalami perubahan warna menjadi biru tua yang menandakan
keberadaan ortofosfat pada gigi benar adanya.
Pengujian keenam adalah pengujian keberadaan magnesium pada
gigi dimana secara teori seharusnya pada email ditemukan pada angka
berkisar 0,27% sementara pada dentin ditemukan pada kisaran 0,79%.
Underwood (1981) menjelaskan magnesium sebagai makromineral yang
sangat penting dimana ia terdapat pada sekitar 70% dalam tulang atau
kerangka dan 30% lainnya tersebar dalam berbagai cairan tubuh dan
jaringan lunak. Magnesium diketahui dibutuhkan oleh sebagian besar
sistem enzim dimana ia berperan dalam proses metabolisme karbohidrat
dan dibutuhkan untuk memperbaiki fungsi sistem saraf selain itu
magnesiumpun diketahui berperan penting pada sintesis protein, asam
nukleat, nukleotida, dan lipid (Girindra, 1988). Pengujian magnesium ini
dilakukan setelah sebelumnya 2 ml filtrate C dipanaskan hingga mendidih
dan ditambahkan dengan ammonium karbonat hingga terbentuk endapan
dimana pada kelompok ini membutuhkan 105 tetes ammonium karbonat
dan 5 tetes ammonium klorida namun tidak menghasilkan endapan dan
sesuai prosedur kemudian disaring. Filtrat dari campuran tersebut
kemudian diberi tambahan Na2HPO4 sebanyak 5 tetes dan diberi NH4OH
hingga terbentuk endapan berwarna putih yang menunjukkan keberadaan
magnesium. Reaksi yang terjadi pada uji magnesium adalah sebagai
berikut
Mg + Na2HPO4 → MgHPO4 + 2 Na
Hasil uji magnesium yang dilakukan menunjukkan hasil negative
dimana meski telah dilakukan penambahan 70 tetes larutan NH4OH tidak
terjadi pengendapan sama sekali namun yang perlu dicatat pada kasus ini
adalah sempat terjadi kecelakaan kerja pada pengujian ini dimana ketika
tabung reaksi yang berisi filtrate C dipanaskan terjadi ledakan kecil yang
kemudian melukai praktikan namun percobaan masih sempat dilanjutkan
oleh praktikan lain dalam kelompok ini tetapi ledakan terjadi lagi lebih
11
besar dibanding sebelumnya meskipun demikian dosen pembimbing
praktikumpun sempat memanaskan untuk menguji kembali namun tetap
terjadi ledakan sehingga diputuskan untuk dihentikan pemanasannya dan
langsung ke tahap berikutnya. Endapan magnesium tidak ditemukan pada
percobaan kali ini dikarenakan beberapa kemungkinan alasan dan
penyebab seperti tidak mendidih sepenuhnya filtrate C ataupun karena
kadarnya yang kecil dalam kandungan gigi menyulitkan untuk ditemukan
secara makroskopis dan pada kondisi larutan penguji yang terbatas serta
terjadinya ledakan dimungkinkan karena pada praktikum sesi sebelumnya
sempat terjadi pengambilan sampel larutan uji dengan penggunaan pipet
yang sembarangan sehingga dimungkinkan adanya kandungan larutan
yang tidak semestinya bercampur.
Pengujian ketujuh merupakan pengujian kandungan esi pada gigi
dimana secara teori ia terdapat pada email sebesar 0,0218 dan pada dentin
sebesar 0,0072. Pengujian unsure besi dilakukan dengan 1,5 ml filtrate D
ditambahkan dengan ammonium tiosianat sebanyak 12 ml dimana ternyata
tidak terjadi perubahan warna yang menunjukkan tidak ditemukannya
unsure besi pada gigi meski sesuai teori semestinya larutan berubah
menjadi warna merah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti
karena kandungannya yang sangat kecil pada gigi (dentin dan email)
keberadaanya sulit dideteksi secara makroskopis dengan kondisi
terbatasnya larutan penguji. Reaksi yang terjadi dalam pengujian ini
adalah
Fe2+ : Fe+3 + 6 NH4SCN → [Fe(SCN)6]-3 + 6 NH4+
Fe3+ : 4 Fe+3+ + 3 K4[Fe(CN)6] → Fe4[Fe2(CN)6)]3 + 12 K+
Pengujian kedelapan adalah pengujian kadar fosfat pada gigi
dengan menambahkan ammonium hidroksida yang kemudian dilanjutkan
penyaringan endapan berwarna putih yang menunjukkan keberadaan
fosfor pada gigi. Pengujian dengan menambahkan 60 ml ammonium
hidroksida hingga larutan berada pada pH 5 termasuk pengujian positif
dimana terdapat endapan-endapan berwarna putih namun berukuran sangat
12
kecil dan nyaris tampak seperti kotoran pada tabung uji yang menunjukkan
ditemukannya unsure fosfor dalam hal ini.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan kemarin, dari larutan
asam nitrat yang digunakan untuk merendam gigi dapat digunakan untuk
mengidentifikasi komposisi senyawa-senyawa dalam gigi secara kualitatif.
Senyawa yang diidentifikasi antara lain : fosfat, klor, sulfat, kalsium,
ortofosfat, magnesium, dan besi. Dari praktikum didapatkan hasil bahwa
gigi tersebut mengandung fosfat, sulfat, kalsium, dan ortofosfat sementara
magnesium, besi, dan klorida tidak ditemukan dalam percobaan tersebut,
dikarenakan beberapa faktor, diantaranya karena sedikitnya kandungan zat
tersebut dalam gigi percobaan sedangkan larutan uji yang disediakan
hanya terbatas. Selain itu faktor lainnya dapat berupa kecelakaan kerja
yang terjadi pada saat praktikum.
B. Saran
Praktikum menggunakan beberapa larutan dan alat-alat khusus
yang perlu kehati-hatian dalam penggunaannya, sehingga dalam praktik
kita harus berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan kerja
14
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, T., 2007, Biologi Struktur Jaringan Keras Gigi,
http://ocw.usu.ac.id/course/download/611-ILMU-KONSERVASI-GIGI-
II/ikg-08_slide_biologi_struktur_jaringan_keras_gigi.pdf, diakses pada
tanggal 3 Juni 2012
Girindra, A. 1998. Biokimia Patologi Hewan. Bogor : Pusat Antar Universitas
Institut Pertanian Bogor
Harshanur, Itjiningsih., 1991, Anatomi Gigi, EGC, Jakarta
Nelson, S.J., Ash, M.M., 2010. Wheeler’s : Dental Anatomy, Physiology, and
Occlusion, Saunders Elsevier, China
Parakkasi, A. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogarstrik Vol IB .
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Perry, T. W, A. E. Cullison and R.S. Lowrey. 2003. Feeds and Feeding. Sixth
Edition. New Jersey : Pearson Education Inc Upper Saddle River
Piliang, W. G. 2002. Nutrisi Mineral. Edisi Kelima. Bogor : Institut Pertanian
Bogor
Suharjdo at ol. 1886. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Jakarta : Universitas
Indonesia
Tillman, A. D., H. Hartadi, S Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo dan S.
Lebdosukujo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Ke- 6.
Fakultas Peternakan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Gadjah Mada
University Press
Underwood, E. J. and N. F. Suttle. 1999. The Mineral Nutrition of Livestock Third
Edition. London : CABI Publishing
Winarno F.G.1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
15
LAMPIRAN
top related