laporan biokim

25
BLOK BASIC DENTAL SCIENCE LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Disusun oleh: Arif Romadhona G1G011036 Afiya Fathina S. G1G011040 Fadila Isnaening R. G1G011043 Yulinda Riski C. G1G011050 Widhariyani P. P. G1G011006 Shafira F. R. G1G011009 Henytaria Fajrianti G1G011013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

Upload: afiya-fathina

Post on 31-Jul-2015

179 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan biokim

BLOK BASIC DENTAL SCIENCE

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun oleh:

Arif Romadhona G1G011036

Afiya Fathina S. G1G011040

Fadila Isnaening R. G1G011043

Yulinda Riski C. G1G011050

Widhariyani P. P. G1G011006

Shafira F. R. G1G011009

Henytaria Fajrianti G1G011013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

PURWOKERTO

2012

Page 2: laporan biokim

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 2

D. Manfaat 2

BAB II ISI

A. Landasan Teori 3

B. Alat dan Bahan 4

C. Cara Kerja 5

D. Hasil dan Pembahasan 7

E. Pembahasan 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 1 4

B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

i

Page 3: laporan biokim

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gigi merupakan organ terkeras dalam tubuh dibandingkan seluruh

organ lain. Bentuk gigi bervariasi sesuai bentuk muka seseorang. Namun

setiap gigi memiliki struktur yang sama yakni jaringan keras dan jaringan

lunak. Jaringan keras gigi adalah email, dentin dan sementum, yang

merupakan jaringan yang mengalami kalsifikasi. Bagian ini mengandung

bahan-bahan organik seperti keratin, kolesterol, kolagen, lipid, fosfolipid

dan bahan anorganik seperti kalsium, magnesium, natrium, kalium, fosfor,

klor, flour, besi terutama hidroksiapatit, namun pada email, dentin dan

sementum bahan bahan tersebut berbeda jumlahnya. Sedangkan jaringan

lunak gigi adalah pulpa yang merupakan masa organik yang lunak, tidak

mengalami kalsifikasi, tetapi mengandung pembuluh darah dan saraf

(Nelson,2010).

Kekurangan atau kelebihan bahan penyusun gigi akan

menyebabkan kerusakan gigi seperti dentinogenesis imperfecta, atau

penyakit hilangnya email karena kurangnya fosfolipid saat tahap

pembentukan gigi. Olah karena itu, penting bagi masyarakat untuk

mengetahui bahan penyusun yang terkandung di dalam gigi

(Harshanur,1991).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah benar terdapat kandungan fosfat didalam gigi?

2. Apakah benar terdapat kandungan klor didalam gigi?

3. Apakah benar terdapat kandungan sulfat didalam gigi?

4. Apakah benar terdapat kandungan kalsium didalam gigi?

5. Apakah benar terdapat kandungan magnesium didalam gigi?

6. Apakah benar terdapat kandungan ortofosfat didalam gigi?

7. Apakah benar terdapat kandungan besi didalam gigi?

1

Page 4: laporan biokim

C. Tujuan Laporan

1. Mengetahui adanya kandungan fosfat didalam gigi

2. Mengetahui adanya kandungan klor didalam gigi

3. Mengetahui adanya kandungan sulfat didalam gigi

4. Mengetahui adanya kandungan kalsium didalam gigi

5. Mengetahui adanya kandungan ortofosfat didalam gigi

6. Mengetahui adanya kandungan besi didalam gigi

D. Manfaat Laporan

1. Menganalisis gigi secara kimia.

2. Mengetahui kandungan bahan organik dan anorganik dalam gigi.

3. Membuktikan adanya fosfat, sulfat, klor, kalsium, ortofosfat,

magnesium, dan besi di dalam gigi.

2

Page 5: laporan biokim

BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Gigi merupakan suatu organ yang terdiri dari dua jaringan, yakni

jaringan keras dan jaringan lunak. Jaringan keras gigi adalah email, dentin

dan sementum, yang merupakan jaringan yang mengalami kalsifikasi.

Sedangkan jaringan lunak gigi adalah pulpa (Abidin, 2010)

Jaringan keras gigi mengandung bahan-bahan organik dan

anorganik.

1. Enamel

Jaringan ini berasal dari jaringan ektoderm dan tersusun dari garam-

garam Ca. Tersusun dari:

a. 96 % bahan anorganik

b. Air 4-12% dikandung dalam ruang Inter

Pada email juga terdapat sitrat.

2. Dentin

Berasal dari jaringan mesoderm dan menyerupai struktur tulang.

Jaringan ini mengakami mineralisasi dan mempunyai matriks

ekstraseluler. Terdiri dari:

a. Mineral 69.3%

b. Organik 17.5 %

c. Air 13.2 %

Pada dentin, terdapat kolagen dan elastin bersama dengan glikoprotein

dan lipid email.

3

Page 6: laporan biokim

No. NamaBahan% BeratKering

Email Dentin

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Kalsium

Magnesium

Natrium

Kalium

Fosfor

CO2 (darikarbohidrat)

Klor

Fluor

Besi

Bahanorganik

35,5

0,27

0,25

0,05

17,4

2,97

0,3

0,0112

0,0218

1,0

26,5

0,79

0,19

0,07

12,7

3,06

0,0

0,0204

0,0072

25,0

Tabel 1. Komposisi bahan organik dan organik pada email dan dentin

(Norton, 2007)

Komposisi Anorganik (%) Organik (%) Air (%)

Email 96-97

Hidroksi apatit

Ca10(PO4)6(OH)2

0,4-0,9 2-3

Dentin 70 19-21 9-11

Sementum 52 27 21

Tabel 2. Komposisi bahan organik, anorganik, dan air pada email, dentin,

dan sementum (Norton, 2010)

B. Alat dan Bahan :

1. Alat :

a. Tabung reaksi

b. Beker Glass

c. Pipet

d. Gelas ukur

e. Bunsen

f. Lakmus

g. Kertas penyaring

4

Page 7: laporan biokim

h. Rak tabung reaksi

i. Penjepit tabung reaksi

2. Bahan :

a. 25 ml asam nitrat

b. Ammonium hidroksida

c. Larutan HNO3

d. Larutan AgNO3

e. Larutan HCL

f. Larutan BaCl2

g. Asam cuka encer

h. Ammonium oksalat 5%

i. Larutan urea 10%

j. Pereaksi molibdat

k. Laritan ferrosulfat

l. Ammonium karbonat

m. Ammonium klorida

n. Larutan Na2HPO4

o. Larutan NH4OH

p. Larutan HCL encer

q. Larutan tiosianat

C. Cara Kerja :

1. Menunjukkan Adanya Fosfat

a. Gigi direndam dalam 25 ml larutan asam nitrat selama satu malam.

b. Larutan diatas disaring dengan kertas saring sehingga didapatkan

filtrat A dan presipitat A.

c. Filtrate A diambil sebanyak 2ml dan diberi larutan ammonium

hidroksida sebanyak 5 ml sehingga didapatkan pH 2.

d. 23 ml ammonium hidroksida ditambahkan kedalam larutan diatas

hingga larutan berubah menjadi basa. Keberadaan endapan setelah

larutan menjadi basa menunjukkan adanya fosfat.

5

Page 8: laporan biokim

2. Menunjukkan Adanya Klorida (CL)

a. Filtrate A disaring dengan kertas saring menjadi filtrate B dan

presipitat B.

b. Filtrate B dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml dan

HNO3 ditambahkan hingga larutan menjadi asam lalu larutan

AgNO3 ditambahkan kedalam larutan yang sudah menjadi asam.

Keberadaan endapan AgCl berwarna putih pada campuran tersebut

menunjukkan adanya klorida (Cl).

3. Menunjukkan Adanya Sulfat

a. Filtrate B dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2ml dan

HCl dicampurkan hingga larutan menjadi asam lalu larutan BaCl2

ditambahkan kedalam larutan yang sudah menjadi asam tersebut.

Keberadaan endapan BaSO4 menunjukkan adanya sulfat.

4. Menunjukkan Adanya Kalsium

a. Presipitat B diberi asam cuka encer 10 ml.

b. Campuran larutan diatas disaring menjadi filtrate C dan presipitat

C.

c. Filtrate C dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml dan

ammonium oksalat 5% sebanyak 1 ml. Keberadaan endapan putih

yang terjadi menunjukkan adanya kalsium.

5. Menunjukkan Adanya Ortofosfat

a. Filtrate dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml.

b. Larutan urea 10% dan molibdat sebanyak 10 ml ditambahkan ke

dalam larutan diatas secara perlahan hingga tercampur. Larutan

ferrosulfat sebanyak 1 ml ditambahkan kedalam campuran larutan

tersebut. Warna biru yang muncul dan dibiarkan menjadi berwarna

biru tua menunjukkan adanya ortofosfat.

6. Menunjukkan Adanya Magnesium

a. Filtrate sebanyak 2 ml dipanaskan dengan bunsen hingga

mendidih.

b. Ammonium karbonat sebanyak 5 tetes dan ammonium klorida

sebanyak 5 tetes ditambahkan kedalam larutan diatas saat masih

6

Page 9: laporan biokim

panas. Campuran larutan tersebut bila belum terjadi endapan

kalsium karbonat tambahkan perlahan ammonium karbonat.

c. Larutan MgCO3 dalam larutan tersebut tidak mengendap karena

ditambahkan Na2HPO4 sebanyak 5 tetes dan NH4OH sampai

terjadi endapan. Keberadaan endapan ammonium – magnesium –

fosfat menunjukkan adanya magnesium.

7. Menunjukkan Adanya Fosfat

a. Presipitat C dicampur dengan HCl sebanyak 3 ml akan menjadi

filtrate D.

b. Filtrate D sebanyak 1,5 ml ditambahkan dengan ammonium

hidroksida sampai terbentuk larutan basa. Endapan yang terbentuk

saat penyaringan menunjukkan adanya fosfat.

8. Menunjukkan Adanya Besi (Fe)

a. Presipitat D dicampur dengan ammonium tiosianat 12 ml.

b. Campuran menjadi berwarna merah menunjukkan adanya besi.

D. Hasil dan Pembahasan

Hasil Percobaan :

1. Fitrat A dengan tambahan ammonium hidroksida sebanyak 5 ml

menunjukkan adanya endapan setelah di saring, dan terdapat adanya

fosfat didalamnya.

2. Fitrat B sebanyak 2 ml di sertai penambahan larutan HNO3 sebanyak 5

tetes dan pHnya 1, serta diberi penambahan larutan AgNO3 sebanyak

150 tetes tetapi tidak menunjukkan adanya endapan, hal tersebut

menunjukkan bahwa didalam larutan tersebut tidak terdapat klorida

(Cl).

3. Fitrat B sebanyak 2 ml dengan tambahan HCl sebanyak 5 tetes dengan

pH 3, dan diberi tambahan BaCl2 sebanyak 100 tetes. Campuran

larutan tersebut menunjukkan adanya endapan yang terbentuk dan hal

tersebut menunjukkan bahwa didalam larutann tersebut terdapat sulfat.

7

Page 10: laporan biokim

4. Fitrat C sebanyak 2 ml dengan tambahan ammonium oksalat 5 %

sebanyak 1 ml telah menunjukkan adanya endapan putih, dan adanya

endapan tersebut berarti di dalamnya terdapat kalsium.

5. Fitrat C sebanyak 1 ml dengan tambahan 1 ml larutan urea 10%, 10 ml

pereaksi molibdat dan 1 ml larutan ferosulfat. Campuran larutan

tersebut menunjukkan perubahan warna menjadi biru tua dan hal

tersebut menunjukkan bahwa didalam larutan itu terdapat ortofosfat.

6. Fitrat C sebanyak 2 ml dengan tambahan ammonium karbonat

sebanyak 105 tetes dan ammonium klorida sebanyak 5 tetes, serta telah

menunjukkan adanya endapan. Hasil fitrat dari campuran tersebut yang

telah di beri tambahan larutan Na2HPO4 sebanyak 5 tetes dan NH4OH

sebanyak 70 tetes, tetapi tidak menunjukkan adanya endapan dan hal

tersebut menunjukkan bahwa didalam larutan tersebut tidak terdapat

magnesium.

7. Fitrat D sebanyak 1,5 ml dengan tambahan ammonium tiosianat

sebanyak 12 ml dan ternyata tidak menunjukkan perubahan warna, hal

tersebut menunjukkan bahwa didalam larutan tersebut tidak

mengandung besi.

8. Fitrat D dengan tambahan ammonium hidroksida sebanyak 60 ml dan

pHnya 5. Larutan tersebut menunjukkan adanya endapan setelah di

saring namun sedikit, dan hal tersebut menunjukkan didalam larutan

tersebut terdapat fosfat.

E. Pembahasan

Pengujian kandungan kimia pada gigi tepatnya dentin dan email

yang dilakukan pada pecobaan kali ini dimulai dengan pengujian

keberadaan Phospor. Phospor dalam email disebutkan berkisar pada angka

17,4 % dan pada dentin tercatat pada angka 12,7 %. Phospor berfungsi

dalam proses kalsifikasi gigi dimana ketiadaan ataupun kekurangan

phospor ini akan menghambat dan memperlambat terjadinya kalsifikasi

pada gigi yang kemudian dapat berpengaruh pada kepadatan gigi.

Kalsifikasi sendiri merupakan pengendapan mineral terutama kalsium dan

8

Page 11: laporan biokim

fosfor ke dalam matriks organik tulang. Percobaan dengan menggunakan

gigi yang telah direndam dengan asam nitrat encer selama 3 (tiga) malam

yang kemudian ditambahkan ammonium hidroksida menghasilkan

endapan putih yang mengindikasikan keberadaan phosphor pada gigi

benar adanya.

Pengujian kedua adalah pengujian keberadaan Klorida dimana

menurut teori pada email dapat ditemukan sebesar 0,3 % namun pada tidak

dentin ditemukan. Uji klorida dilakukan dengan memasukkan 2 ml filtrate

B yang kemudian ditambahkan HNO3 sebagai katalisator dan kemudian

akan menghasilkan AgCl dalam bentuk endapan berwarna putih. Reaksi

yang terjadi adalah

AgNO3 → AgCl + NO3-

Hasil percobaan menunjukkan meski telah dilakukan penambahan

150 tetes AgNO3 tetap tidak ditemukan adanya endapan putih dan pH

larutan bertahan pada angka 1 dimana ia semestinya berubah menjadi

keadaan alkalis. Hasil tersebut bisa dikarenakan beberapa faktor seperti

rendahnya kadar klorida tersebut sehingga sulit untuk ditemukan dengan

kondisi penggunaan AgNO3 yang dibatasi.

Pengujian ketiga merupakan pengujian keberadaan sulfat (SO42-)

yang dilakukan dengan menggunakan 2 ml fitral B dan ditambahkan HCl

yang bertindak sebagai katalisator sebanyak 5 tetes yang kemudian

menunjukkan larutan dalam keadaan asam dengan pH 2 setelah itu

dilakukan penambahan 100 tetes BaCl2 yang kemudian menghasilkan

endapan putih karena adanya reaksi dari BaCl2 apabila bertemu sulfat

(SO42-) yang akan membentuk barium sulfat (BaSO4).

Pengujian keempat adalah pengujian keberadaan Kalsium yang

diketahui secara teori pada email berkisar pada angka 35,5 % dan pada

dentin pada angka 26,5 %. Kalsium dalam tubuh dapat ditemukan pada

plasma darah, sebagian dalam bentuk ion, dan sebagian lainnya bergabung

dengan protein. Kalsium diketahui berperan dalam pembentukan tulang

dan gigi serta berperan utama untuk membantu kontraksi dan rileksasi

pada otot selain itu ia juga berperan dalam proses pembekuan darah dan

9

Page 12: laporan biokim

pembekuan susu. Penyerapan kalsium berkaitan dengan kebutuhan tubuh

dan konsentrasi fosfor, vitamin D, laktosa, dan vitamin C dalam tubuh.

Kekurangan kalsium dalam tubuh dapat menyebabkan beberapa hal

diantaranya  tulang dan gigi akan menjadi lunak dan tipis, terjadi

gangguan rambatan rangsang, otot dapat mengalami kesemutan kemudia

kejang-kejang sementara pada wanita hamil dan menyusui, jika terjadi

kekurangan pasokan makanan, tulang janin akan menjadi lunak dan tipis.

Kalsiumpun diketahui berperan dalanm pembekuan darah dan pembekuan

susu maka defisiensi unsure ini akan melambatkan proses penggumpalan

darah maupun air susu sehingga sulit untuk dicerna bayi (Suhardjo, 1986 ).

Uji kalsium pada percobaan kali ini dengan menggunakan 2 ml filtrate C

yang kemudian ditambahkan dengan ammonium oksalat 5% sebanyak 1

ml dimana kemudian menunjukan hasil uji positif dengan menghasilkan

endapan putih yang menandakan keberadaan kalsium pada gigi. Hal

tersebut dikarenakan adanya reaksi antara pereaksi amonium oksalat

dengan kalsium yang ada difiltrat tersebut. Endapan putih tersebut

merupakan kalsium oksalat. Reaksi yang terjadi :

                                          Ca + K4[Fe(CN)6] → Fe4[Fe2(CN)6]3

Pengujian kelima adalah pengujian keberadaan ortofosfat.

Ortofosfat dikenal pula sebagai gugus fosfat yang terdiri dari satu atom

fosfat dan 4 atom oksigen (PO43-). Peranan ortofosfat dalam tubuh

diketahui menyerupai peranan kalsium dalam tubuh yaitu dalam hal

pembentukan tulang dan gigi dimana ia berperan untuk menguatkan tulang

dan gigi selain itu ia terlibat pula pada pengaturan penyimpanan dan

pengeluaran energy yang dibutuhkan tubuh. Defisiensi unsure ini akan

mengganggu pembentukan tulang rawan dan pembentukan ATP. Uji

keberadaan ortofosfat dilakukan dengan menggunakan 1 ml filtrate C, 1

ml larutan urea 10%, 10 ml pereaksi moblidat (khusus), dan 1 ml larutan

ferrosulfat (khusus) dimana keberadaan ortofosfat akan mengubah larutan

menjadi warna biru tua. Reaksi yang terjadi :

FeSO4 + PO4-3 → Fe3(PO4)2 + SO4

-2

10

Page 13: laporan biokim

Pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil uji positif dimana

setelah dilakukan penambahan berbagai larutan diatas larutan tersebut

mengalami perubahan warna menjadi biru tua yang menandakan

keberadaan ortofosfat pada gigi benar adanya.

Pengujian keenam adalah pengujian keberadaan magnesium pada

gigi dimana secara teori seharusnya pada email ditemukan pada angka

berkisar 0,27% sementara pada dentin ditemukan pada kisaran 0,79%.

Underwood (1981) menjelaskan magnesium sebagai makromineral yang

sangat penting dimana ia terdapat pada sekitar 70% dalam tulang atau

kerangka dan 30% lainnya tersebar dalam berbagai cairan tubuh dan

jaringan lunak. Magnesium diketahui dibutuhkan oleh sebagian besar

sistem enzim dimana ia berperan dalam proses metabolisme karbohidrat

dan dibutuhkan untuk memperbaiki fungsi sistem saraf selain itu

magnesiumpun diketahui berperan penting pada sintesis protein, asam

nukleat, nukleotida, dan lipid (Girindra, 1988). Pengujian magnesium ini

dilakukan setelah sebelumnya 2 ml filtrate C dipanaskan hingga mendidih

dan ditambahkan dengan ammonium karbonat hingga terbentuk endapan

dimana pada kelompok ini membutuhkan 105 tetes ammonium karbonat

dan 5 tetes ammonium klorida namun tidak menghasilkan endapan dan

sesuai prosedur kemudian disaring. Filtrat dari campuran tersebut

kemudian diberi tambahan Na2HPO4 sebanyak 5 tetes dan diberi NH4OH

hingga terbentuk endapan berwarna putih yang menunjukkan keberadaan

magnesium. Reaksi yang terjadi pada uji magnesium adalah sebagai

berikut

Mg + Na2HPO4 → MgHPO4 + 2 Na

Hasil uji magnesium yang dilakukan menunjukkan hasil negative

dimana meski telah dilakukan penambahan 70 tetes larutan NH4OH tidak

terjadi pengendapan sama sekali namun yang perlu dicatat pada kasus ini

adalah sempat terjadi kecelakaan kerja pada pengujian ini dimana ketika

tabung reaksi yang berisi filtrate C dipanaskan terjadi ledakan kecil yang

kemudian melukai praktikan namun percobaan masih sempat dilanjutkan

oleh praktikan lain dalam kelompok ini tetapi ledakan terjadi lagi lebih

11

Page 14: laporan biokim

besar dibanding sebelumnya meskipun demikian dosen pembimbing

praktikumpun sempat memanaskan untuk menguji kembali namun tetap

terjadi ledakan sehingga diputuskan untuk dihentikan pemanasannya dan

langsung ke tahap berikutnya. Endapan magnesium tidak ditemukan pada

percobaan kali ini dikarenakan beberapa kemungkinan alasan dan

penyebab seperti tidak mendidih sepenuhnya filtrate C ataupun karena

kadarnya yang kecil dalam kandungan gigi menyulitkan untuk ditemukan

secara makroskopis dan pada kondisi larutan penguji yang terbatas serta

terjadinya ledakan dimungkinkan karena pada praktikum sesi sebelumnya

sempat terjadi pengambilan sampel larutan uji dengan penggunaan pipet

yang sembarangan sehingga dimungkinkan adanya kandungan larutan

yang tidak semestinya bercampur.

Pengujian ketujuh merupakan pengujian kandungan esi pada gigi

dimana secara teori ia terdapat pada email sebesar 0,0218 dan pada dentin

sebesar 0,0072. Pengujian unsure besi dilakukan dengan 1,5 ml filtrate D

ditambahkan dengan ammonium tiosianat sebanyak 12 ml dimana ternyata

tidak terjadi perubahan warna yang menunjukkan tidak ditemukannya

unsure besi pada gigi meski sesuai teori semestinya larutan berubah

menjadi warna merah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti

karena kandungannya yang sangat kecil pada gigi (dentin dan email)

keberadaanya sulit dideteksi secara makroskopis dengan kondisi

terbatasnya larutan penguji. Reaksi yang terjadi dalam pengujian ini

adalah

Fe2+ :  Fe+3 + 6 NH4SCN →  [Fe(SCN)6]-3 + 6 NH4+

Fe3+ : 4 Fe+3+ + 3 K4[Fe(CN)6] → Fe4[Fe2(CN)6)]3 + 12 K+

Pengujian kedelapan adalah pengujian kadar fosfat pada gigi

dengan menambahkan ammonium hidroksida yang kemudian dilanjutkan

penyaringan endapan berwarna putih yang menunjukkan keberadaan

fosfor pada gigi. Pengujian dengan menambahkan 60 ml ammonium

hidroksida hingga larutan berada pada pH 5 termasuk pengujian positif

dimana terdapat endapan-endapan berwarna putih namun berukuran sangat

12

Page 15: laporan biokim

kecil dan nyaris tampak seperti kotoran pada tabung uji yang menunjukkan

ditemukannya unsure fosfor dalam hal ini.

13

Page 16: laporan biokim

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan kemarin, dari larutan

asam nitrat yang digunakan untuk merendam gigi dapat digunakan untuk

mengidentifikasi komposisi senyawa-senyawa dalam gigi secara kualitatif.

Senyawa yang diidentifikasi antara lain : fosfat, klor, sulfat, kalsium,

ortofosfat, magnesium, dan besi. Dari praktikum didapatkan hasil bahwa

gigi tersebut mengandung fosfat, sulfat, kalsium, dan ortofosfat sementara

magnesium, besi, dan klorida tidak ditemukan dalam percobaan tersebut,

dikarenakan beberapa faktor, diantaranya karena sedikitnya kandungan zat

tersebut dalam gigi percobaan sedangkan larutan uji yang disediakan

hanya terbatas. Selain itu faktor lainnya dapat berupa kecelakaan kerja

yang terjadi pada saat praktikum.

B. Saran

Praktikum menggunakan beberapa larutan dan alat-alat khusus

yang perlu kehati-hatian dalam penggunaannya, sehingga dalam praktik

kita harus berhati-hati agar tidak terjadi kecelakaan kerja

14

Page 17: laporan biokim

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, T., 2007, Biologi Struktur Jaringan Keras Gigi,

http://ocw.usu.ac.id/course/download/611-ILMU-KONSERVASI-GIGI-

II/ikg-08_slide_biologi_struktur_jaringan_keras_gigi.pdf, diakses pada

tanggal 3 Juni 2012

Girindra, A. 1998. Biokimia Patologi Hewan. Bogor : Pusat Antar Universitas

Institut Pertanian Bogor

Harshanur, Itjiningsih., 1991, Anatomi Gigi, EGC, Jakarta

Nelson, S.J., Ash, M.M., 2010. Wheeler’s : Dental Anatomy, Physiology, and

Occlusion, Saunders Elsevier, China

Parakkasi, A. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogarstrik Vol IB .

Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan

Perry, T. W, A. E. Cullison and R.S. Lowrey. 2003. Feeds and Feeding. Sixth

Edition. New Jersey : Pearson Education Inc Upper Saddle River

Piliang, W. G. 2002. Nutrisi Mineral. Edisi Kelima. Bogor : Institut Pertanian

Bogor

Suharjdo  at ol. 1886. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Jakarta : Universitas

Indonesia

Tillman, A. D., H. Hartadi, S Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo dan S.

Lebdosukujo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Ke- 6.

Fakultas Peternakan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Underwood, E. J. and N. F. Suttle. 1999. The Mineral Nutrition of Livestock Third

Edition. London : CABI Publishing

Winarno F.G.1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

15

Page 18: laporan biokim

LAMPIRAN