laporan glukosa darah - biokim 1

28
A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013 D. Tujuan : Menentukan kadar glukosa dalam darah. E. Dasar Teori : Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa, karena mempunyai sifat dapat memuta cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dala buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70 – 100 mg tiap 100 ml darah. pankreas. Insulin membantu glukosa dalam darah masuk ke sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi dapat berarti bahwa pankreas tidak memproduksi cukup insulin, atau jumlah insulin cukup namun tidak bereaksi secara normal. Hal ini disebut dengan resistensi insulin. Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas.

Upload: windha-herjinda

Post on 30-Dec-2015

697 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Biokimia 1 - Laporan Praktikum Glukosa Darah

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

A. Judul Percobaan :

Penentuan Kadar Glukosa Darah

B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013

C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013

D. Tujuan :

Menentukan kadar glukosa dalam darah.

E. Dasar Teori :

Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa, karena

mempunyai sifat dapat memuta cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam,

glukosa terdapat dala buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal

mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70 – 100

mg tiap 100 ml darah. pankreas. Insulin membantu glukosa dalam darah masuk ke

sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi dapat berarti bahwa

pankreas tidak memproduksi cukup insulin, atau jumlah insulin cukup namun

tidak bereaksi secara normal. Hal ini disebut dengan resistensi insulin. Tingkat

gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan

keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh

pankreas.

Penentuan kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan berbagai metode.

Salah satu metode yang digunakan untuk penentuan kadar glukosa darah adalah

reaksi reduksi ion kupri (Cu2+) di dalam larutan kupritartrat oleh glukosa darah

menjadi ion kupro (Cu+) dalam suasana basa. Sebelumnya darah harus bebas

protein (deproteinasi filtrat darah). Deproteinasi dilakukan karena dalam

menentukan kadar glukosa darah maka albumin/protein dalam darah harus

dihilangkan karena protein juga dapat bereaksi dengan Cu, ketika protein telah

terdenaturasi maka tidak akan mengganggu absorbansi glukosa dengan analisis

spektrofotometri UV-VIS sehingga didapatkan hasil yang valid untuk penentuan

kadar glukosa.

Page 2: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

Senyawa Cu2O yang terbentuk dari hasil penambahan larutan kupritartrat

bereaksi dengan asam fosfomolibdat membentuk senyawa fosfomolibdenum

oksida yangberwarna biru tua. Intensitas warna biru yang terbentuk sebanding

dengan kadar glukosa didalam darah sampel sehingga dapat diukur serapannya

secara spektrofotometri. Filtrat bebas protein dipanaskan dalam larutan tembaga

alkalis akan menghasilkan Cu2O. Kemudian Cu2O direaksikan dengan asam

fosfomolibdat yang akan menghasilkan warna biru yang dapat dibaca pada

spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm. Intensitas warna biru molibdat

ini merupakan ukuran banyaknya tembaga yang direduksi dengan demikian

menyatakan jumlah glukosa yang diperoleh dibandingkandengan standar. Metode

ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain hanya dibutuhkan dua pelarut,

filtrat yang terbentuk lebih netral, dan proses filtrasi ebih cepat.

Spektrofotometer UV VIS adalah semacam alat ukur yang bekerja

berdasarkan prinsip spektrofotometri. Sederhananya adalah berdasarkan

penyerapan panjang gelombang. Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan

Hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik melewatisuatu media, maka

sebagian cahaya tersebut diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagiandipancarkan.

Perubahan warna yang terjadi diamati dan intensitas warnanya diamati dengan

spektronik-20 pada panjang gelombang maksimum yaitu 660 nm.

A = k x c x lDimana :

A : absorbansi (serapan cahaya)

k : koefisien ekstintik molar larutan

l : tebal kuvet

c : konsentrasi sampel

Berdasarkan hukum lambert-Beer, serapan cahaya berbanding lurus dengan

konsentrasi.

Konsentrasi glukosa darah merupakan faktor yang sangat penting untuk

kelancaran kerja tubuh. Kadar normal glukosa dalam darah 70-90 mg/ 100 mL.

Page 3: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

Keadaan dimana kadar glukosa berada di bawah 70-90 mg/ 100 mL disebut

hipoglisemia, sedangkan di atas 90 mg/ 100 mL disebut hiperglisemia.

F. Alat Dan Bahan:

Alat

1. Spektrofotometer UV-VIS

2. Sentrifuge

3. Tabung reaksi

4. Penangas air

5. Larutan Cu alkalis

6. Gelas ukur

7. Gelas piala

Bahan

1. Larutan Ba(OH)2 0,3 N

2. Larutan ZnSO4.7H2O 5%

3. Larutan standar glukosa 1 mg/L

4. Pereaksi arsenomolibdat

Page 4: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

0,1 ml darah “oxalated”

Dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge yang berisi 1,9 mL akuadesDicampur dengan baik (dengan pengadukDitambah 1,5 mL Ba(OH)2 0,3 NDiaduk hingga rataDitambahkan lagi 1,5 mL ZnSO4.7H2O 5%Dicampur dengan baikDidiaamkan selama 5 menitDisentrifuge selama 10 menitDidekantasi

Residu Filtrat (filtrat darah bebas protein)

Dilakukan uji biuret 3-5 tetes

Hasil

G. Alur Percobaan

1. Deproteinasi Filtrat Darah

Page 5: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

1,0 ml Filtrat darah bebas protein

Dimasukkan ke dalam tabung reaksiDitambah 1,0 mL pereaksi Cu alkalisDimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit, kemudian dimasukkan dalam air dinginDitambahkan 1,0 mL pereaksi arsenomolibdat Diaduk hingga merataDibaca absorbansinya

Hasil

1 ml glukosa 0,5 mg/ml1 ml glukosa 0,4 mg/ml1 ml glukosa 0,3 mg/ml1 ml glukosa 0,2 mg/ml1 ml glukosa 0,1 mg/ml

Hasil Pengamatan

Dipipet masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksiDitambah 1,0 mL pereaksi Cu alkalisDimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menitDimasukkan ke dalam air dinginDitabahkan 1,0 mL pereaksi arsenomolibdatDiaduk sampai merataDibaca absorbansinya

2. Penentuan Kadar Glukosa dalam Darah

3. Pembuatan Kurva Standart

Hasil Pengamatan

- Dipipet masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi

- Ditambah 1,0 mL pereaksi Cu alkalis

- Dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit

- Dimasukkan ke dalam air dingin

- Ditabahkan 1,0 mL pereaksi arsenomolibdat

- Diaduk sampai merata- Dibaca absorbansinya

Page 6: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

1 ml larutan blanko

Hasil Pengamatan

Dipipet masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksiDitambah 1,0 mL pereaksi Cu alkalisDimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menitDimasukkan ke dalam air dinginDitabahkan 1,0 mL pereaksi arsenomolibdatDiaduk sampai merataDibaca absorbansinya

4. Larutan Blanko

Page 7: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

H. Hasil Pengamatan

No.

Alur Kerja Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan

Page 8: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

1. Sebelum

- Aquades : tak berwarna

- Ba(OH)2 0,3 N : larutan

jernih jernih tak

berwarna

- Darah : merah

- ZnSO4.7H2O : larutan

jernih tidak berwarna

Sesudah

- Darah + aquades : merah

- Setelah ditambah

Ba(OH)2 : larutan darah

menjadi hijau

kecokelatan.Terdapat

gelembung dan

terbentuk 2 lapisan

Lapisan atas : jernih dan

tak berwarna

Lapisan bawah: endapan

hijau keruh

- Setelah

Ba(OH)2

sebagai suasana

basa dan

mengendapkan

albumin

ZnSO4.7H2O

membantu

pengendapan

protein dalam

darah sehingga

filtrat darah

setelah

didekantasi

akan bebas dari

protein

Filtrat darah yang

dihasilkan berwarna

biru setelah dilakukan

uji biuret. Sehingga

filtrate darah yang

dihasilkan masih

mengandung protein.

0,1 ml darah “oxalated”

- Dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge yang berisi 1,9 mL akuades

- Dicampur dengan baik (dengan pengaduk

- Ditambah 1,5 mL Ba(OH)2 0,3 N

- Diaduk hingga rata

- Ditambahkan lagi 1,5 mL ZnSO4.7H2O 5%

- Dicampur dengan baik

- Didiamkan selama 5 menit

- Disentrifuge selama 10 menit

- Didekantasi

Residu Filtrat (filtrat darah bebas protein)

Dilakukan uji biuret 3-5 tetes

Hasil

Page 9: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

1,0 ml Filtrat darah bebas protein

Dimasukkan ke dalam tabung reaksiDitambah 1,0 mL pereaksi Cu alkalisDimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit, kemudian dimasukkan dalam air dinginDitambahkan 1,0 mL pereaksi arsenomolibdat Diaduk hingga merataDibaca absorbansinya

Hasil

2. Sebelum:

- Cu alkalis : larutan

berwarna biru jernih

- Arsenomolibdat :

larutan jernih tak

berwarna.

Sesudah :

- Filtrat darah + Cu

alkalis : larutan biru

muda jernih.

- Setelah dipanaskan :

terbentuk endapan putih

(+), larutan biru jernih.

- Setelah didinginkan :

terbentuk endapan putih

(++), larutan biru jernih

- Absorbansi = 0,020

Glukosa darah

akan mereduksi

ion Cu+ dalam

suasana basa dan

hasil reduksi

akan bereaksi

dengan

asrsebomolibdat

menghasilkan

warna biru

Kadar gula

normal adalah

70-90

mg/100mL

Diperoleh nilai

absorbansi sebesar

0,020

Konsentrasi sampel

adalah -0,180

Page 10: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

3. Sebelum :

- Glukosa : larutan jernih

tak berwarna.

- Cu alkalis : larutan biru

jernih.

- Arsenomolibdat :

larutan jernih tidak

berwarna.

Sesudah:

- Glukosa + Cu alkalis :

larutan berwarna biru

jernih.

- Setelah dipanaskan :

Tabung 1 : larutan berwarna biru jernih (++).Tabung 2 : larutan berwarna hijau kebiruan, jernih (+)Tabung 3 : larutan berwarna hijau kebiruan (-)Tabung 4 : larutan

Semakin besar

konsentrasi maka

semakin besar

nilai absorbansi

Semakin

besar

konsentrasi

maka semakin

besar nilai

absorbansi

y = 0,65521x +

0,13788

1 ml

glukosa

0,2 ppm

Hasil Pengamatan

- Dipipet masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi

- Ditambah 1,0 mL pereaksi Cu alkalis

- Dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit

- Dimasukkan ke dalam air dingin

- Ditabahkan 1,0 mL pereaksi arsenomolibdat

- Diaduk sampai merata- Dibaca absorbansinya

1 ml

glukosa

0,2 ppm

1 ml

glukosa

0,2 ppm

1 ml

glukosa

0,2 ppm

1 ml

glukosa

0,2 ppm

Page 11: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

1 ml larutan blanko

Hasil Pengamatan

Dipipet masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksiDitambah 1,0 mL pereaksi Cu alkalisDimasukkan ke dalam air mendidih selama 20 menitDimasukkan ke dalam air dinginDitabahkan 1,0 mL pereaksi arsenomolibdatDiaduk sampai merataDibaca absorbansinya

4. Sebelum

- Larutan balnko (akuades) : tidak berwarna

- Cu alkalis : larutan berwarna biru jernih

- Arsenomolibdat : larutan jernih tak berwarna.

Sesudah - Blanko + Cu

alkalis : biru jernih- Setelah ditambahkan

arsenomolibdat : larutan hijau

Page 12: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

I. Analisis Data

1. Denaturasi protein dalam darah

Pada percobaan ini bertujuan untuk memperoleh sampel filtrat

darah yang bebas protein. Yang pertama dilakaukan adalah 0,1 mL (2

tetes) darah yang oxalated dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse,

kemudian ditambahkan aquades sebanyak 1,9 mL. Penambahan aquades

bertujuan untuk mengencerkan darah yang digunakan sehingga albumin

dalam darah akan terlarut oleh aquades. Albumin adalah protein yang

dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas dan biasanya

terdapat dalam serum darah.

Kemudian ditambahkan 1,5 mL Ba(OH)2 0,3 N (larutan tidak

berwarna), larutan tetap tidak berwarna. Larutan Ba(OH)2 tersebut

berperan untuk mengendapkan albumin yang terlarut dalam air. Lalu

ditambahkan 1,5 mL ZnSO4 5% (larutan tak berwarna), larutan menjadi

keruh berwarna hijau kecoklatan. Kemudia larutan didiamkan selama 5

menit. Tujuan didiamkan ini agar terjadi endapan albumin secara

sempurna. Penambahan ZnSO4 ini berfungsi sebagai katalisator untuk

mempercepat reaksi pengendapan albumin oleh Ba(OH)2.

Selanjutnya larutan disentrifuge selama 10 menit agar terjadi

endapan albumin secara sempurna, dan dihasilkan lapisan atas merupakan

larutan bening dan tetap terdapat endapan berwarna hijau keruh. Dimana

bagian yang bening/tak berwarna merupakan albumin darah yang

merupakan filtrat darah bebas protein sedangkan bagian yang mengendap

merupakan filtrat darah yang tak tersentrifuge secara sempurna.

Kemudian dilakukan dekantasi pada larutan tersebut sehingga

diperoleh filtrat darah bebas protein tak berwarna dan diuji dengan

penambahan 2 tetes biuret (biru jernih), ternyata larutan tersebut tetap tak

berwarna/bening, hal ini menandakan filtrat tersebut bebas dari protein.

2. Penentuan Kadar Glukosa Darah

Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar glukosa

darah pada sampel filtrate bebas protein dari percobaan pertama diatas.

Page 13: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

Pada penentuan kadar glukosa darah yang dilakukan adalah diambil

1 mL filtrat darah bebas protein hasil sentrifuge dan dimasukkan ke dalam

tabung reaksi. Selanjutnya ditambahkan 1 mL larutan Cu alkalis (biru

jernih) dan larutan menjadi berwarna biru mudda jernih. Dimana

penambahan Cu alkalis ini berfungsi sebagai pereduksi glukosa dalam

sampel tersebut.

Kemudian larutan dimasukkan ke dalam air mendidih selama 20

menit, dimana pemanasan ini bertujuan untuk menambah laju reaksi oleh

Cu alkalis menghasilkan endapan putih (+) dan larutan berwarna biru

jernih. Lalu larutan didinginkan menghasilkan larutan warna biru jernih

dan endapan putih (++) bertambah.

Selanjutnya ditambahkan 1 mL pereaksi arsenomolibdat yang

berwarna kuning jernih. Pada penambahan Cu alkalis terbentuk larutan

berwarna hijau ketika ditambahkan pereaksi arsenomolibdat, karena

larutan mengandung asam laktat dan ion Cu2+. Hal ini sesuai dengan

prinsip uji Tauber yang akan memberikan hasil positif (larutan biru) pada

larutan yang mengandung monosakarida (glukosa). Ion kupri (Cu+) akan

direduksi oleh gula menjadi kupro (Cu2+) dan mengendap sebagai Cu2O

(kuprooksida). Penambahan pereaksi arsenomolibdat tersebut bertujuan

agar Cu2O dapat larut kembali dan warna larutan berubah menjadi biru

tersebut karena adanya oksidasi arsenomolibdat.

Selanjutnya larutan diukur absorbansinya dengan metode

spektofotometri. Spektrometer absorbsi adalah sebuah instrumen untuk

mengukur absorbsi/penyerapan cahaya dengan energi (panjang

gelombang) tertentu oleh suatu atom/molekul. Dalam praktikum ini

pengukuran dilakukan pada panjang gelombang pada panjang gelombang

660 nm. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa absorbansi glukosa yang

diperoleh sebesar 0,020. Dan konsentrasi sampel -0,180.

Page 14: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

3. Penentuan Kurva Standar

Pada percobaan ini bertujuan untuk membuat kurva standar dan

akan diperoleh kurva yang memiliki persamaan regresi untuk digunakan

sebagai penentuan kadar glukosa darah darah pada percobaan kedua.

Untuk membuat kurva standar tahap pertama yang harus dilakukan yaitu

membuat larutan standar. Larutan standar dibuat dengan cara larutan

glukosa 0,05 mg/mL. untuk larutan standart 0,01 mg/mL dibutuhkan 5 mL

larutan glukosa 0,05 mg/mL yang diencerkan dengan aquades sampai

volume 25 mL.

Selanjutnya untuk membuat larutan glukosa 0,008 mg/mL; 0,006

mg/mL; 0,004 mg/mL; 0,002 mg/mL digunakan rumus pengenceran:

M1x V1= M2x V2

Tahap selanjutnya, masing-masing larutan standart yang telah

dibuat dipipet 1 mL dan diletakkan pada lima tabung reaksiyang berbeda.

Kemudian ditambahkan 1 mL Cu alkalis pada masing-masing tabung dan

dihasilkan larutan yang berwarna biru jernih. Penambahan Cu Alkalis

mengakibatkan ion kupri (Cu+) akan direduksi oleh glukosa menjadi

kupro (Cu2+) dan mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida). Setelah

ditambahkan Cu Alkalis, tabung reaksi dipanaskan dalam air mendidih

selama 20 menit. Pemanasan ini bertujuan untuk menambah laju reaksi

oleh Cu alkalis, lalu didinginkan. Larutan berubah warna menjadi merah

kecoklatan.

Kemudian ditambahkan 1 mL pereaksi arsenomolibdat sehingga

larutan berwarna hijau. Penambahkan pereaksi arsenomolibdat bertujuan

agar Cu2O melarut lagi dan warna larutan akan berubah menjadi hijau

yang disebabkan oleh adanya oksidasi. Lalu larutan diukur absorbansinya

pada panjang gelombang 660 nm, pengukuran panjang gelombang

dilakukan pada panjanggelombang tersebut karena warna hijau memiliki

rentang panjang gelombang pada 610-750 nm.

Adapun absorbansi yang didapat adalah sebagai berikut:

- Glukosa 0,01 = 0,101 (hijau +++++)

Page 15: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

- Glukosa 0,008 = 0,358 (hijau ++++)

- Glukosa 0,006 = 0,429 (hijau +++)

- Glukosa 0,004 = 0,355 (hijau ++)

- Glukosa 0,002 = 0,430 (hijau +)

Berdasarkan absorbansi yang didapat pada masing-masing larutan

standart, dapat diperoleh kurva kalibrasi sebagai berikut:

No. Konsentrasi Absorbansi

1 0,010 0,101

2 0,008 0,358

3 0,006 0,429

4 0,004 0,355

5 0,002 0,490

4. Pembuatan blanko

Larutan blanko dibuat sebagai larutan standar dimana dari larutan

blanko ini dapat diperoleh nilai absorbansi yang sebenarnya tanpa ada

partikel–partikel lain didalam larutan tersebut. Dengan perlakuan sebagai

berikut : dipipet 1 mL aquades dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.50

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

f(x) = 0.0775 x + 0.1141R² = 0.683513289603656

f(x) = − 0.002 x + 0.012R² = 1

Penentuan Kurva Standar

KonsentrasiLinear (Konsentrasi)AbsorbansiLinear (Absorbansi)

Konsentrasi

Abso

rban

si

Page 16: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

Selanjutnya ditambahkan 1 mL larutan Cu alkalis (biru jernih) dan larutan

menjadi berwarna biru keruh. Kemudian larutan dimasukkan kedalam air

mendidih selama 20 menit, dimana pemanasan ini bertujuan untuk

menambah laju reaksi oleh Cu alkalis, lalu larutan didinginkan.

Selanjutnya ditambahkan 1 mL pereaksi arsenomolibdat yang

berwarna kuning jernih. Pada penambahan Cu alkalis terbentuk larutan

berwarna hijau ketika ditambahkan pereaksi arsenomolibdat, karena

larutan mengandung asam laktat dan ion Cu2+.

Hal ini sesuai dengan prinsip uji Tauber yang akan memberikan

hasil positif (larutan biru) pada larutan yang mengandung monosakarida

(glukosa). Ion kupri (Cu+) akan direduksi oleh gula menjadi kupro (Cu2+)

dan mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida).

Penambahan pereaksi arsenomolibdat tersebut bertujuan agar Cu2O

dapat larut kembali dan warna larutan berubah menjadi biru tersebut

karena adanya oksidasi arsenomolibdat. Selanjutnya larutan diukur

absorbansinya pada panjang gelombang 660 nm. Dan hasil absorbansi

yang didapat dari larutan blanko yang besar, lebih dari 0,001.

J. Diskusi

Dalam percobaan ini didapatkan kurva absorbansi yang tidak linear. Hasil

pengukuran kadar sampel filtrat darah bebas protein menunjukkan bahwa

absorbansi glukosa yang diperoleh sebesar 0,020. Dan konsentrasi sampel -0,180.

Hal ini disebabkan nilai absorbansi blanko pada percobaan kami terlalu besar,

yaitu lebih dari 0,001, sehinga faktor pengurangnya terlalu besar mengakibatkan

nilai absorbansi glukosa darah menjadi negatif. Seharusnya nilainya mendekati

atau sama dnegan 0,001. Hal ini mungkin dikarenakan proses pengenceran sampel

dan pengambilan larutan blanko yang tidak teliti.

K. Kesimpulan

Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

Page 17: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

1. Filtrat darah yang digunakan dalam sampel telah bebas dari protein yang

ditandai oleh pengujian biuret menghasilkan warna larutan yang tidak

berwarna.

2. Hasil pengukuran kadar sampel filtrat darah bebas protein menunjukkan

bahwa absorbansi glukosa yang diperoleh sebesar 0,020. Dan konsentrasi

sampel -0,180.

3. Dengan pembuatan kurva larutan standar menghasilkan persamaan

regresi : y = -0,002x + 0,012

4. Larutan blanko dihasilkan nilai absorbansi sangat besar, yaitu lebih dari

0,001. Sehingga berpengaruh pada nilai absorbansi darah, karena

absorbansi blanko berperan sebagai faktor pengurangan.

L. Daftar Pustaka

Fesenden, J Ralp, dan Joan S. Fessenden. 2006. Kimia Organik Jilid 2.

Terjemahan Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga.

Imam. 2013. Laporan Praktikum Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah. (online).

http://imamri.wordpress.com/2013/06/13/laporan-praktikum-pemeriksaan-

kadar-glukosa-darah/ diakses tanggal 27 oktober 2013.

Lehninger, Albert L. 1992. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy

Thenawidjaja. Jakarta: Erlangga.

Tim. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Surabaya : Universitas Negeri

Surabaya.

Page 18: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

H2O

H

COH

+ 5OH- + 2CU2+(sitrat)

O-

COH

+ Cu2O(endapanmerahbata)

M. Jawaban Pertanyaan

1. Tentukan kadar glukosa darah dalam mg glukosa/ 100 ml darah

2. Apa fungsi proses pendidihan pada percobaan diatas?

Proses pendidihan pada percobaan di atas berfungsi untuk melepas ikatan

siklik dari glukosa sehingga gugus aldehid dari glukosa dapat mereduksi ion

kupri (Cu2+) di dalam larutan kupritartrat menjadi ion kupro (Cu+) dalam

suasana basa.

3. Jelaskan peranan hormon insulin dealam proses pengaturan kadar glukosa!

Hormon insulin berfungsi untuk Merangsang pengubahan glukosa ke

glikogen untuk disimpan dalam hati,membantu glukosa dalam darah masuk

ke sel untuk menghasilkan tenaga.dan merangsang oksidasi glukosa untuk

tujuan respirasi dalam sel. Sehingga Apabila kadar glukosa terlampau rendah,

kurang dari jumlah normal, sel alfa pada kelenjar Langerhans akan

mensekresikan lebih banyak hormon glukagon, kadar glukosa dalam darah

akan naik, proses ini akan berlanjut sehingga kadar glukosa dalam darah

berada pada jumlah normal.

Page 19: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Untuk 0,5 mg/ml

M 1V 1=M2 V 2

1 ×V 1=0,5 × 10

V 1=5ml

Untuk 0,4 mg/ml

M 1V 1=M2 V 2

1 ×V 1=0,4 ×10

V 1=4 ml

Untuk 0, 3 mg/ml

M 1V 1=M2 V 2

1 ×V 1=0,3 × 10

V 1=3ml

Untuk 0,2 mg/ml

M 1V 1=M2 V 2

1 ×V 1=0,2 ×10

V 1=2ml

Untuk 0,1 mg/ml

M 1V 1=M2 V 2

1 ×V 1=0,1 ×10

V 1=1ml

Page 20: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

LAMPIRAN FOTO

Alat yang digunakan

Bahan yang digunakan

Darah oxalated ditambah aquades

Penambahan Ba(OH)2

dan ZnSO4

Disentrifuse selama 10 menit

Setelah disentrifuse, darah bebas protein

Page 21: Laporan Glukosa Darah - Biokim 1

Dimasukkan ke dalam 5 tabung

Penambahan biuret (tetap tidak berwarna)

Pengenceran sampel glukosa dan penambahan Cu Alkalis

Dipanaskan selama 20 menit

Setelah dipanaskan, sampel berubah warna menjadi

merah kecoklatan

Didinginkan, kemudian dibaca absorbansinya