laporan 2
Post on 12-Aug-2015
85 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setaiap orang sudah terbiasa dengan pemikiran bahwa bunyi
berbelok di sekitar sudut-sudut, jika bunyi tidak berperilaku seperti ini,
maka kita tidak dapat mendengar bunyi sirine dari mobil polisi yang tidak
terlihat di sekitar sudut atau percakapan seseorang yang membelakangi
kita. Ternyata, cahaya juga dapat berbelok di sekitar sudut. Bila cahaya
dari sebuah sunber titik jatuh pada sebuah tepi lurus yang menghasilkan
sebuah bayangan, maka tepi banyangan tersebut tidak pernah tajam secara
sempurna. Sejumlah cahaya muncul dalam kawasan yang kita perkirakan
berada di dalam bayangan tersebut, dan kita mendapatkan pinggir terang
dan pingggir gelap secara bergantian dalam kawasan yang di terangi
tersebut. Umumnya, cahaya yang muncul keluar dari celah-celah tidak
berperilaku persis sesuai dengan prediksi dari model sinar garis lurus pada
optic geometri.
Alasan untuk efek ini adalah bahwa cahaya, seperti bunyi,
mempunyai cirri-ciri gelombang. Disini kita akan mengamati dan
mempelajari efek interferensi yang di hasilkan dari penggabungan banyak
gelombang cahaya. Dimana efek seperti inilah yang disebut sebagai
difraksi. Dalam percobaan ini juga kita akan menyelidiki bahwa perilaku
gelombang-gelombang setelah melalui sebuah celah (aperture) adalah
salah satu contoh difraksi dimana setiap bagian yang sangat kecil dari
celah tersebut bertindak sebagai sumber gelombang.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip terjadinya difraksi.
2. Menentukan nilai d (lebar celah atau tetapan kisi).
1 Laporan optic : Difraksi
BAB II
DASAR TEORI
Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih
kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan mengalami
kelenturan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang
melebar di daerah belakang celah tersebut. Gejala ini dikenal dengan istilah
difraksi.
Istilah difraksi dipergunakan untuk persoalan yang berhubungan dengan efek
resultan yang dihasilkan oleh bagian permukaan gelombang yang terbatas.
Karena beberapa cahaya pada kebanyakan persoalan difraksi ditemukan
dalam daerah baying-bayang geometrk, maka kadang-kadang difraksi
didefinisikan sebagai pembelokan cahayadisekeliling suatu rintangan.
Gambar 2.1 Bayangan geometrik dari sebuah tepi yang lurus
Dalam gambar 2.1, jarak dari sumber ke rintangan yang dipotong sebagian
dari muka gelombang adalah beberapa meter, dan juga jarak dari rintangan ke
layar. Tidak ada lensa yang dipakai. Macam difraksi ini dikenal dengan
difraksi frensel.
Sesuai dengan teori Huygens, kita dapat memandang difraksi sebagai
interferensi sederet sumber titik yang memenuhi lebar celah. Kita dapat
menentukan intensitas difraksi pada setiap titik dilayar dengan menggunakan
diagram fasor untuk N buah celah. Sebagai ganti celah – celah kita gunakan
titik-titik pada muka gelombang dalam celah tunggal yang kita selidiki. Hal
ini dapat kita lakukan, sebab menurut terori Huygens yang berlaku untuk
2 Laporan optic : Difraksi
setiap gelombang, titik-titik pada muka gelombang berlaku sebagai sumber
gelombang sekunder yang keluar dari celah.
Difraksi mengacu pada penyimpangan (deviasi) dari perambatan garis lurus
yang terjadi ketika suatu gelombang bergerak melewati suatu penghalang
parsial. Ini biasanya sesuai dengan pembengkokan atau penyebaran
gelombang pada tepi-tepi lubang dan penghalang. Bentuk paling sederhana
dari difraksi cahaya adalah difraksi Fraunhofer atau far-field. Difraksi ini
diamati pada sebuah layar yang sangat jauh dar lubang atau penghalang yang
mengganggu arus gelombang-gelombang datar yang datang. Difraksi
memberikan suatu batasan bagi ukuran detail-detail yang dapat diamati
secara optik.
Difraksi fraunhofer celah tunggal terjadi ketika sinar-sinar cahaya sejajar
dengan panjang gelombang λ datang tegak lurus terhadap sebuah celah
dengan lebar D, suatu pola difraksi tampak di belakang celah tersebut. Pada
sebuah layar yang sangat jauh, daerah gelap yang penuh tampak pada sudut
θm' terhadap berkas sinar yang menembus lurus, dimana
m' λ=D sin θm' ' ……………………………… (1)
Di sini, m'=± 1 ,± 2 ,± 3 , ……, adalah bilangan orde dari garis gelap difraksi
(atau minimum). Polanya terdiri dari sebuah garis terang pusat lebar yang
diapit pada kedua sisinya oleh garis-garis gelap dan terang yang sempit yang
lemah secara bergantian (m'=± 1 ,± 2 dst).
Jika celah yang kita pergunakan berbentuk lingkaran, maka persoalannya
tidaklah sederhana. Kita harus menjumlahkan gelombang yang berasal dari
setiap titik dalam lubang. Untuk lubang berdimensi dua sukar untuk
menggunakan diagram vector, akan tetapi kita harus menggunakan integral
yang sulit. Hasilnya ternyata tidak jauh berbeda dengan difraksi oleh suatu
celah.
3 Laporan optic : Difraksi
Jika suatu lubang berbentuk lingkaran dengan garis tengah d disinari dengan
gelombang cahaya, maka minimum pertama intensitas difraksi akan terjadi
pada arah , dimana
sin θ=(1,22 ) λD
…………………………………… (2)
Bayangan yang terjadi pada layar akan berbentuk lingkaran – lingkaran
konsentrik (dengan pusat yang sama); lingkaran gelap dan terang silih
berganti. Lingkaran gelap yang pertama tidak lain adalah minimum pertama
pada distribusi intensitas difaksi. Intensitas lingkaran terang selanjutnya jauh
lebih kecil daripada intensitas maksimum yang di tengah (sentral).
Lingkaran-lingkaran ini disebut lingkaran airy, karena airy adalah orang yang
pertama memecahkan persoalan difraksi oleh lubang berbentuk lingkaran.
Batas resolusi dari dua benda akibar refraksi terjadi ketika dua benda diamati
melalui suatu alat opti, pola-pola difraksi yang disebabkan oleh lubang dari
alat membatasi kemampuan kita untuk membedakan benda-benda tersebut
satu sama lain. Agar dapat dibedakan, sudut θ yang dibentuk pada lubang
oleh benda-benda tersbut harus lebih besar daripada nilai kritis θcr ' yang
ditentukan oleh
sin θcr=(1,22 ) λD
……………………………… (3)
Di mana D adalah diameter lubang bulat dari alat (dapat berupa mata,
teleskop, atau kamera).
Kisi difraksi adalah sederetan lubang atau penghalang berulang yang
mengubah amplitude atau fase dari sebuah gelombang. Biasanya terdiri dari
sejumlah besar celah sejajar yang sama jaraknya; jarak antar celah adalah
jarak antar kisi a. Ketika gelombang dengan panjang gelombang λ datang
tegak lurus terhadap kisi dengan jarak a, garis maksimum akan tampak di
belakang kisi dengan sudut-sudut θm terhadap garis normal, di mana
4 Laporan optic : Difraksi
mλ=a sin θm…………………………………………….(4)
Di sini, m'=0 , ± 1, ± 2 ,± 3 ,……,adalah bilangan orde dari bayangan yang
difraksi. Biasanya akan terdapat garis terang pusat dari cahaya berwarna (
m=0) yang tidak terdeviasi, diapit pada kedua sisinya dengan daerah gelap
dan kemudian garis cahaya berwarna lain (m=± 1), dan seterusnya. Ini
dikenal sebagai spectrum orde ke nol, spectrum orde pertama, dan seterusnya.
Hubungan yang sama berlaku untuk garis maksimum utama dalam pola-pola
interferensi dua atau tiga celah. Akan tetapi, dalam kasus-kasus ini garis
maksimum tersebut hamper tidak terlihat dengan cukup jelas, tidak seperti
kisi yang terdiri dari ratusan atau ribuan celah. Pola tersebut dapat menjadi
sangat kompleks jika celah-celah tersebut cukup lebar sehingga pola difraksi
celah tunggal menunjukkan beberapa garis minimum.
Kasus pada difraksi sinar x dengan panjang gelomabgn λ oleh pantulan
sebuah Kristal dijelaskan melalui persamaan Bragg. Pantulan yang kuat
tampak dengan sudut-sudut yang sangat berdekatan ∅m (dimana ∅ adalah
sudut antara permukaan Kristal dan berkas sinar yang dipantulkan) yang
ditentukan oleh
mλ=2d sin∅m…………………………………..(5)
Di mana d adalah jarak antara bidang-bidang pantulan dalam Kristal dan m =
1, 2, 3,…., adalah orde pantulan.
5 Laporan optic : Difraksi
Difraksi (dan Lat.: diffringere; pematahan). Pembelokan cahaya oleh
penghalang. Bila seberkas gelombang dengan sinar sejajar melalui suatu
celah, maka sinar akan melebar karena terjadi difraksi oleh celah tersebut.
Difraksi terjadi dengan kuat bila lebar celah tak banyak berbeda dengan
panjang gelombang. Difraksi terjadi pada semua gelombang, yaitu
gelombang pada permukaan air, gelombang bumi, cahaya, gelombang mikro,
dan sebagainya. Karena gelombang bunyi mempunyai panjang gelombang
antara 2 cm dan 20 m, yaitu kira-kira sama dengan ukuran benda yang ada di
sekitar kita, maka gelombang bunyi terdi fraksi dengan kuat. Difraksi pada
gelombang cahaya oleh celah sempit, dapat diamati dengan mudah bila
digunakan cahaya dengan sinan-sinar yang sejajan dan kuat, misalnya sinar
laser, dan digunakan celah sempit kira-kira sepersepuluh milimeter,
kemudian cahaya yang keluar dan celah ditangkap dengan layan pada jarak 5
m dan celah. Difraksi seperti mi disebut difnaksi Fraunhofer atau difnaksi
medan jauh. Bila jarak antara sumber dan celah, celah dan layar, atau
keduanya tak tenlalu besar, akan kita dapatkan pola bayangan yang lain
danipada difraksi Fnaunhofen. Difraksi yang terjadi pada keadaan terakhir
disebut difraksi Fresnel, diambil dan nama Augustin Jaan Fresnel, yang
pertama kali membahasnya secara kuantitatif pada 1818. Peristiwa difraksi
6 Laporan optic : Difraksi
terjadi karena penjumlahan atau interferensi gelombang-gelombang yang
berasal dari titik-titik di dalam celah. Bila celah sempit, maka pengaruh titik
bagian tepi adalah kuat, sehingga memberikan sinar arah yang masuk daerah
bayangan, yaitu membelok.
7 Laporan optic : Difraksi
BAB III
METODE EKSPERIMEN
3.1 Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Rabu, 14 Desember 2011
Waktu : 15.30 Wita - Selesai
Tempat : Laboratorium Eksperimen Fisika FMIPA UNTAD Palu.
3.2 Alat dan Bahan
1. Meja
2. Sumber cahaya (Laser gas HeNe)
3. Layar (Kertas grafik)
4. Alat menggambar (pensil)
5. Mistar
6. Beberapa kisi difraksi
3.3 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan laser gas HeNe sebagai sumber cahaya, statif, beberapa
kisi difraksi, kertas grafik, pensil, dan mistar
2. Memasang laser gas HeNe pada statif, kemudian meletakkan kisi
difraksi didepan laser, dan memasang layar (kertas grafik) didepan kisi
difraksi tersebut sesuai dengan jarak yang ditentukan
3. Mengatur sinar keluaran pada laser, sehingga mengenai tepat di tengah
celah
4. Mengamati kemudian menggambar pola gelap terang yang dihasilkan
5. Mengulagi langkah tersebut untuk beberapa celah tunggal dan celah
ganda
6. Menentukan panjang gelombang cahaya
7. Menghitung lebar celah tunggal dan menaksir kesalahan yang mungkin
8. Untuk setiap celah ganda, menghitung jarak pisahnya, apakah lebar
celah pada setiap kasus sama dengan celah tunggal.
8 Laporan optic : Difraksi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Celah Tunggal
Perlakuan 1
L = 80 cm
d = 0,1 cm
n = 8
Xn = 0,1 cm
Perlakuan 2
L = 80 cm
d = 0,2 cm
n = 10
Xn = 0,3 cm
Perlakuan 3
L = 80 cm
d = 0,1 cm
n = 4
Xn = 0,3 cm
Perlakuan 4
L = 80 cm
d = 0,1 cm
n = 3
Xn = 0,3 cm
9 Laporan optic : Difraksi
Perlakuan 5
L = 80 cm
d = 0,2 cm
n = 1
Xn = 0,4 cm
4.1.2 Celah Ganda
Perlakuan 1
L = 80 cm
d = 0,3 cm
n = 80
Xn = 0,2 cm
Perlakuan 2
L = 80 cm
d = 0,3 cm
n = 30
Xn = 0,45 cm
Perlakuan 3
L = 80 cm
d = 0,3 cm
n = 40
Xn = 0,15 cm
Perlakuan 4
L = 80 cm
d = 0,05 cm
n = 6
Xn = 0,4 cm
Perlakuan 5
L = 80 cm
10 Laporan optic : Difraksi
d = 0,2 cm
n = 30
Xn = 0,4 cm
4.2 Analisa Data
λ=Xn d
n L…………… (1)
X= λ Ld
……………(2)
Untuk celah tunggal
1. L = 0,8 m n = 8
d = 1 . 10−3 m Xn = 1 . 10−3 m
Menentukan panjang gelombang
λ=Xn . d
n . L = 1.10−3∗1 .10−3
8∗0,8 = 1. 10−6
6,4 = 0,16 . 10−6 m
Menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang
x= λ . Ld = 0,16∗10−6∗0,8
1 .10−3 = 0 ,13 .10−3 m
2. L = 0,8 m n = 10
d = 2 . 10−3 m Xn = 3 . 10−3 m
Menentukan panjang gelombang
λ=Xn . d
n . L = 3.10−3∗2 . 10−3
10∗0,8 = 6 .10−6
8 = 0,75 . 10−6 m
Menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang
x= λ . Ld = 0,75∗10−6∗0,8
2 .10−3 = 0,3 . 10−3 m
3. L = 0,8 m n = 4
d = 1 . 10−3 m Xn = 3 . 10−3 m
11 Laporan optic : Difraksi
Menentukan panjang gelombang
λ=Xn . d
n . L = 3.10−3∗1 .10−3
4∗1 = 3 .10−6
4 = 0,75 . 10−6 m
Menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang
x= λ . Ld = 0,75 .10−6∗0,8
1. 10−3 = 0,6 . 10−3 m
4. L = 0,8 m n = 3
d = 1 . 10−3 m Xn = 3 . 10−3 m
Menentukan panjang gelombang
λ=Xn . d
n . L = 3.10−3∗1 .10−3
3∗0,8 = 3 .10−6
2,4 = 1,25 . 10−6 m
Menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang
x= λ . Ld = 1,25 .10−6 .0,8
1. 10−3 = 1 .10−3 m
5. L = 0,8 m n = 1
d = 2 . 10−3 m Xn = 4 . 10−3 m
Menentukan panjang gelombang
λ=Xn . d
n . L = 4 .10−3∗2 .10−3
1∗0,8 = 8 .10−6
0,8 = 10 . 10−6 m
Menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang
x= λ . Ld = 10 .10−6∗0,8
2 . 10−3 = 4 .10−6 m
Untuk Celah ganda
1. L = 0,8 m n = 80
d = 3 . 10−3 m Xn = 2 . 10−3 m
Menentukan panjang gelombang
λ=Xn . d
n . L = 2. 10−3∗3 .10−3
80∗0.8 = 6 .10−6
64 = 0,09 . 10−6 m
12 Laporan optic : Difraksi
Menentukan jarak terdekat antara pola gelap terang
x= λ . Ld = 0,09 .10−6∗0,8
3 . 10−3 = 0,024 .10−6 m
2. L = 0,8 m n = 30
d = 3 . 10−3 m Xn = 4,5 . 10−3 m
Menentukan panjang gelombang
λ=Xn . d
n . L = ¿4,5 . 10−3∗3 . 10−3
30∗0,8 = 13,5 .10−6
24 = 0,56 . 10−6 m
Menentukan jarak antara pola gelap terang
x= λ . Ld = 0 ,56 .10−60,8
3 .10−3 = 0,15. 10−4 m
3. L = 0,8 m n = 40
d = 3 . 10−3 m Xn = 1,5 . 10−3 m
Menentukan panjang gelombang
λ=Xn . d
n . L = 1,5 .10−3∗3 . 10−3
40∗0,8 = 4,5 . 10−6
32 = 0,14 . 10−6 m
Menentukan jarak antara pola gelap terang
x= λ . Ld = 0,14 .10−6∗0,8
3 . 10−3 = 0,04 .10−3 m
4. L = 1 m n = 6
d = 0,5 . 10−3 m Xn = 4 . 10−3 m
Menentukan panjang gelombang
λ=Xn . d
n . L = 4 .10−3∗0,5 . 10−3
6∗0,8 = 2. 10−6
4,8 = 0,42 . 10−6 m
Menentukan jarak antara pola gelap terang
x= λ . Ld = 0,42 .10−6∗0,8
0,5 .10−3 = 0,672 . 10−4 m
13 Laporan optic : Difraksi
5. L = 0,8 m n = 30
d = 2 . 10−3 m Xn = 4 . 10−3 m
Menentukan panjang gelombang
λ=Xn . d
n . L = 4 .10−3∗2 .10−3
30∗0,8 = 8 .10−6
24 = 0,33 . 10−6 m
Menentukan jarak antara pola gelap terang
x= λ . Ld = 0,33 .10−6∗0,8
2 . 10−3 = 0,132 . 10−4 m
4.3 Pembahasan
Sesuai dengan teori Huygens, kita dapat memandang difraksi sebagai
interferensi sederet sumber titik yang memenuhi lebar celah. Kita dapat
menentukan intensitas difraksi pada setiap titik dilayar dengan
menggunakan diagram fasor untuk N buah celah. Sebagai ganti celah –
celah kita gunakan titik-titik pada muka gelombang dalam celah tunggal
yang kita selidiki. Hal ini dapat kita lakukan, sebab menurut terori
Huygens yang berlaku untuk setiap gelombang, titik-titik pada muka
gelombang berlaku sebagai sumber gelombang sekunder yang keluar dari
celah.
Pada percobaan kali ini ini dilakukan penyelidikan terhadap pola difraksi
pada celah tunggal dan celah ganda dengan menggukan jarak yang sama
pada masing-masing perlakuan yaitu 80 x10−2 m, kemudian meletakkan
laser didepan kisi dan layar dibelakang kisi. Kemudian cahaya laser
dilewatkan pada kisi celah tunggal dan celah ganda secara bergantian.
Kemudian mengamati pola dan menggambarkan pola yang terbentuk pada
layar.
Dari data yang diperoleh dari hasil pengamatan dapat ditentukan panjang
gelombang yang terbentuk dengan menggunakan persamaan panjang
gelombang (λ) berbanding lurus dengan jarak terang terdekat (X n ) dan
14 Laporan optic : Difraksi
celah kisi (d) dan berbanding terbalik dengan jumlah kisi (n) serta jarak
kisi dari layar (L) dan untuk menentukan jarak terdekat antara pola gelap
terang dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan panjang
gelombang (λ) dan jarak kisi dari layar (L) berbanding terbalik terhadap
celah kisi (d). Dari hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan
tersebut diperoleh nilai panjang gelombang yang berbeda. Hal ini
desebabkan oleh nilai celah kisi (d), jumlah kisi (n) dan jarak terang
terdekat (X n ) yang digunakan bervariasi. Dimana nilai X n dapat
ditentukan dengan melihat jarak terdekat pola terang. Nilai X n yang
digunakan pada percobaan ini tidak terlalu berbeda untuk masing – masing
perlakuan yaitu antara 0 sampai 1 x10−3 m, sehingga nilai panjang
gelombang ( λ¿ yang diperoleh bergantung dari nilai X n. Untuk celah
tunggal dan celah ganda, nilai panjang gelombang ( ¿ dan jarak terdekat
antara pola terang ( X n ) yang diperoleh berbanding terbalik yaitu semakin
besar jarak antar pola terang (X n¿maka panjang gelombangnya akan
semakin kecil, namun untuk beberapa perlakuan nilai ( X n¿ yang
digunakan adalah nol (0) maka nilai panjang gelombangnya juga nol (0).
Hal ini berarti (X n¿ dan ( λ¿ berbanding lurus.
Setelah melakukan percobaan ini, dapat diketahui bahwa efek difraksi
dapat diperoleh karena adanya seberkas cahaya dari sumber cahaya (laser)
yang dilewatkan melalui sebuah celah yang memiliki lebar tertentu,
sehingga berkas-berkas cahaya tersebut dibelokkan (dilenturkan),
kemudian berinterferensi disuatu titik pada layar yang berjarak L dari
celah. Dan difraksi kisi dapat terjadi jika dua gelombang memiliki fase
yang sama apabila selisih lintasanya sama dengan nol. Adapun nilai yang
didapat dari perhitungan dengan menggunakan persamaan di atas yaitu
untuk panjang gelombang (λ) dan jarak terdekat pola terang – gelap (X)
adalah untuk celah tunggal λ1=0,16 X 10−6 m dan X1=0,13 X 10-3 m,
λ2=0,75 X 10−6 m dan X2 =0,3 X 10−3 m, λ3=0,75 X 10−6 m dan X3 = 0,6
15 Laporan optic : Difraksi
X 10-4 m, λ4=1,25 X 10−7m dan X4 = 1 X 10-3 m sedangkan
λ5=10 X 10−8 mdan X5 =4 X 10-4 m. Pada celah ganda λ1=0,09 X 10−6 m
dan X1 = 0,024 X 10−3 m, λ2=0 , 56 X 10−6 m dan X2 = 0,1 5 X 10−3 m,
λ3=0,14 X 10−6 mdan X3 = 0,04 X 10−3 m, λ4=0,42 X 10−6m dan X4 =
0,672 X 10−3 m, sedangkan λ5=0,33 X 10−6 m dan X5 = 0.132 X 10−3 m.
Dari pengamatan yang dilakukan hasil dari pita-pita pola gelap-terang
yang diperoleh tampak jelas. Hal ini sesuai dengan literature, dimana pada
literature menyatakan bahwa interferensi ataupun difraksi akan terbentuk
dengan baik setelah memenuhi syarat-syarat berikut:
Kedua sumber cahaya harus koheren yaitu keduanya harus memiliki
beda fase yag selalu tetap, karena itu keduanya harus memiliki
frekwensi yang sama, kedua ini boleh nol tetapi tidak harus nol.
Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama
jika tidak interferensi yang di hasilkan kurang kontras.
16 Laporan optic : Difraksi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, pembahasan dan teori yang ada, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pola difraksi terjadi apabila suatu gelombang cahaya melewati suatu
celah sempit maka gelombang ini akan mengalami lenturan atau
pembelokan sehingga dibelakang celah tersebut muncul gelombang
setengah lingkaran.
2. Nilai d (lebar celah/tetapan kisi) dapat ditentukan dengan mengetahui
jumlah kisi (n), panjang gelombang (λ), jarak antar pola terang ( X n)
dan jarak celah kelayar (L). Dapat digunakan persamaan panjang
gelombang (λ) berbanding lurus dengan jarak terang terdekat ( X n )
dan celah kisi (d) dan berbanding terbalik dengan jumlah kisi (n) serta
jarak kisi dari layar (L), sedangkan untuk menentukan jarak terdekat
antara pola gelap terang dapat menggunakan persamaan panjang
gelombang (λ) dan jarak kisi dari layar (L) berbanding terbalik
terhadap celah kisi (d).
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum berikutnya alat yang digunakan pada
saat praktikum, kiranya dapat dilengkapi agar percobaan yang dilakukan
berjalan sebagai mana mestinya.
17 Laporan optic : Difraksi
DAFTAR PUSTAKA
Isaacs Alan, 1995, Kamus Lengkap Fisika, Erlangga, Jakarta.
Tim Penyusun, 2008, Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika Optik,
Laboratorium Fisika Eksperimen Fakultas Mipa Universitas Tadulako,
Palu.
Tipler, 1996, Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi ke-3, Erlangga, Jakarta.
Young dan Freedman, 2001, Fisika Universitas Edisi ke-2, Erlangga, Jakarta.
18 Laporan optic : Difraksi
top related