lapkas dok desy
Post on 29-Jan-2016
149 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS PERIODONSIA
Gingivitis
Pembimbing:
drg. Desy Fidyawati sp. Perio
Disusun Oleh:
Gita Caesaria Utami (2014-16-164)
Veny Ayu Gustina (2014-16-107)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2015
Nama O.S. : Raden Nama : Gita Caesaria Utami
Tanggal Lahir : 14 Oktober 1995 Veny Ayu Gustina
Jenis kelamin : Pria NIM : 2014-16-164
Pekerjaan : Mahasiswa 2014-16-107
Alamat : Taman Villa Baru Bekasi Pembimbing : drg. Desy
I. Anamnesa : Pasien laki-laki berumur 19 tahun datang dengan keluhan gusi
mudah berdarah ketika menyikat gigi pada rahang atas dan bawah
bagian depan sejak 6 bulan yang lalu. Pasien mengeluh sering terselip
makanan, sehingga pasien sering berkumur dan menggunakan tusuk
gigi setelah makan. Saat terselip makanan pasien tidak merasa sakit.
Pasien pernah dicabut giginya 2 tahun yang lalu karena giginya lama
kelamaan keropos dan sakit. Gigi belakang rahang atas dan bawah
pasien telah keropos, namun pasien tetap mengunyah pada kedua sisi
di bagian belakang. Pasien menyikat gigi 1x sehari saat mandi di pagi
hari. Pasien mempunyai kebiasaan merokok 10 batang perhari sejak 2
tahun yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
Sekarang pasien datang dalam keadaan tidak sakit dan ingin dirawat.
Status Umum : Baik, karena tidak ada penyakit sistemik
II. Status Lokal :
1. Pemeriksaan ekstra oral :
Wajah : Simetris (TAK)
Pipi : TAK
Bibir : Kompeten (TAK)
Mata : Pupil: bentuk dan ukuran normal
Sklera: berwarna normal (tidak pucat)
Konjungtiva: berwarna normal (tidak pucat)
Limfonodi : Tidak teraba (TAK)
2. Pemeriksaan intra oral :
missing gigi 46, sisa akar gigi 27, 36, 37, 47, diastema gigi 43-44, 31-41, karies
sirkuler gigi 17, GP gigi 26, malposisi gigi 22, 23, 32, 43, 44
- Gingiva : RA.KA. : TAK
RA.M. : Interdental papil tumpul, konsistensi lunak, gingiva
kemerahan, stippling menghilang, BOP (+)
RA.KR. : TAK
RB.KA. : TAK
RB.M. : Interdental papil tumpul, konsistensi lunak, gingiva
kemerahan, stippling menghilang, BOP (+)
RB.KR. : TAK
Gigi V G Pb Pm Pp/Pl Pd O R Mp M Tk K T Kr Tm At/Ab
13 + - 3mm 3mm - - - - + - - - - -
12 + - 3mm 3mm + - - - + - - - - -
11 + - 4mm + - - - + - - - - -
21 + - 3mm 3mm + - - - + - - - - -
22 + - 3mm 3mm + - Palato
versi
- + - - - - -
23 + - 3mm 3mm + - - - + - - - - -
33 + - 4mm + - Distolinguo
versi
- TN - - - - -
32 + - 3mm + - Labio
versi
- TN - - - - -
31 + - 3mm 3mm + - - - - - - - - +
41 + - 3mm 3mm + - - - - - - - - +
42 + - 3mm 4mm + - - - - - - - - -
43 + - 4mm - - Distolinguo
torsi
- - - - - - -
Keterangan:
V : Vital Pd : Poket Distal K : Karang Gigi
G : Goyang O : Oklusi T : Trauma Oklusi
Pb : Poket Bukal R : Resesi Kr : Karies
Pm : Poket Mesial Mp : Malposisi Tm : Tumpatan
Pp/Pl : Poket Palatal M : Migrasi At/Ab : Atrisi/Abrasi
Poket Lingual Tk : Titik Kontak
III. Diagnosa :
Regio 13, 12, 11, 21, 22, 23, 33, 32, 31, 41, 42, 43 Gingivitis oleh karena bakteri
plak dan diperberat oleh adanya retensi makanan karena diastema gigi 43-44, 41-31,
karies gigi 17, 26, sisa akar gigi 27, 36, 37, 47 dan malposisi gigi 22, 23, 32, 43, 44
Gambaran Klinis:
Gingiva bengkak, warna kemerahan, stippling hilang, konsistensi lunak, ukuran
membesar (oedem), interdental papil tumpul, BOP (+),
Gambaran Radiologi:
Regio 13, 12, 11, 21, 22, 23, 33, 32, 31, 41, 42, 43 tidak tampak kerusakan tulang
alveolar
Etiologi:
Faktor Primer : Bakteri plak
Faktor Predisposisi : Kalkulus, missing gigi 46, sisa akar gigi 27 36 37 47,
diastema gigi 43-44, karies gigi 17 26
Faktor aggravating : Merokok
Faktor modifying : -
Faktor pretuating : -
IV. Prognosa :
Umum: Baik, tidak ada penyakit sistemik, pasien kooperatif, usia pasien masih
muda, sosial ekonomi pasien menengah keatas.
Lokal: Sedang, karena dukungan tulang yang masih adekuat, oklusi dan titik kontak
tidak normal, OH buruk, kemungkinan kontrol faktor etiologi, tidak ada resesi
gingiva
V. Rencana Terapi
Preliminary Fase
Exo gigi 27 36 37 47
Fase Etriotopik (Fase I) - Kontrol diet, re-scaling, root planning gigi 13
12 11 21 23 24 33 32 31 41 42 43- Restorasi karies gigi 17 26- Minor orthodonti movement
Fase Maintenance (Fase IV) Periodik kontrol plak, kalkulus, kondisi
gingival (poket), oklusi, dan perubahan patologi yang lainnya. Pemberian OHIS.
Rujukan : Radiologi, Bedah Mulut, Konservasi, Prosthodonti, Orthodonti
Foto Ekstra Oral
Fase Surgical (Fase II)
-
Fase Restorative (Fase III)
GTSL 27 36 37 46 47
Foto Intra Oral
Jaringan periodonsium
Gingiva: jaringan lunak terluar yang melekat pada tulang alveolar serta menutupi
dan mengelilingi servikal gigi.
Ligamen periodontal: jaringan ikat yang mengisi ruangan antara permukaan gigi
dan dinding bagian dalam dari tulang alveolar, mengelilingi akar gigi dan
mendukung gingiva.
Serat-serat ligamen periodontal terdiri dari:
-serat alveolar
-serat horizontal
-serat oblique
-serat apical
-serat interradikular
Sementum: jaringan yang mengalami kalsifikasi dan juga merupakan jaringan
mesenkim avaskular (tidak mengandung pembuluh darah) yang terbentuk di bagian
luar dan mengelilingi akar gigi.
Tulang alveolar: bagian dari tulang maksila dan mandibula yang membentuk dan
mendukung soket gigi (alveoli).
Sulkus gingiva:
a. merupakan celah berbentuk “v” berbatasan dengan permukaan gigi dan
epitel lining dari gingiva tepi.
b. Pada keadaan normal sulkus gingiva 0-2 mm
c. Untuk mengukur kedalaman sulkus dapat menggunakan dental probe.
d. Sensitive karena tidak berkeratin
e. Adanya cairan crevikular sebagai penanda diagnosis dan prognosis apakah
jaringan periodontium dalam keadaan sehat atau tidak.
ANAMNESIS UMUM
Anamnesis merupakan proses tanya jawab antara operator dengan pasien mengenai
penyakit yang sedang diderita dan riwayat penyakit yang pernah dialami untuk
mendapatkan informasi agar dapat membantu menegakkan diagnosa.
Macam-macam anamnesis:
A. Auto anamnesis: yaitu tanya jawab antara operator dengan pasien yang dilakukan
langsung kepada pasien untuk mendapatkan informasi
B. Allo anamnesis: yaitu tanya jawab antara operator dengan keluarga atau pengantar
pasien dimana pasien sulit diajak berkomunikasi untuk mendapatkan informasi.
STATUS UMUM
Status umum merupakan status yang berisi data pasien mengenai penyakit yang sedang
diderita dan mengetahui adanya penyakit sistemik atau tidak.
STATUS LOKAL
EO : Pemeriksaan ekstra oral melihan keadaan wajah, bibir, pipi dan kelenjar
limfonodi pada pasien; apakah ada pembengkakan atau ketidaksimetris.
IO : Pemeriksaan intra oral pasien meliputi pemeriksaan jaringan lunak maupun
jaringan keras gigi.
KEADAAN GIGI GELIGI
Vitalitas
Vitalitas gigi dapat dilihat dari warna gigi (vital: putih, nonvital: keabu-abuan) dan dapat
dilakukan perkusi menggunakan instrument.
Tes vitalitas gigi :
A. Tes thermal dingin
Metode yg digunakan:
1. Es
2. CO2 (es kering) : paling efektif tetapi memerlukan armamentarium khusus
3. Bahan pembeku (ethyl chloride)
Cara : gigi diisolasi dengan cotton roll, permukaan gigi dikeringkan, letakkanbatang es atau
cotton pellet yg telah diberi ethyl chloride pada permukaan gigi. Sensasi tajam yg hilang
bila rangsan dihentikan = gigi vital.
B. Test Thermal Panas
Metode yg dipakai:
1. Gutta percha yg dipanaskan di api dan diaplikasikan ke permukaan labial
2. Friksi di permukaan gigi dengan bur rubber cup
3. Air Panas
4. Instrumen yg dipanaskan (dapat menyebabkan injuri)
C. Tes pulpa elektrikal
• Suatu alat yg dijalankan baterai dan menghantarkan arus elektrik frekuensi tinggi yg dapat
berbeda – beda.
• Stimulus diletakkan di permukaan gigi
• Cara : letakkan pasta gigi diujung pulpa tester elektroda, sirkuit diaktifkan dengan klip
atau dipegang oleh pasien. Ujung elektroda diletakkan di permukaan labial. Arus dinaikkan
pelan – pelan sehingga didapatkan respon
Derajat kegoyangan gigi:
a. Kelas I: sedikit lebih dari normal, hanya dapat dirasakan oleh pasien itu sendiri
b. Kelas II: Gigi dapat digerakkan kearah labial dan lingual/palatal
c. Kelas III: Gigi dapat digerakkan kearah labial, lingual/palatal, mesial dan distal dan
pergerakan vertikal.
Poket
Poket merupakan pendalaman abnormal sulkus gingiva secara patologis karena penyakit
periodontal.
Klasifikasi poket:
a. Poket gingiva/pseudo poket: pendalaman sulkus gingiva dengan adanya pembesaran
gingiva kearah koronal tanpa disertai kerusakan jaringan periodontal serta tanpa
disertai migrasi epitel attachment ke arah apikal.
b. Poket periodontal/true poket: pendalaman sulkus gingiva disertai kerusakan
jaringan periodontal dan migrasi epitel attachment kearah apikal.
i. Poket supraboni: dasar poket terletak lebih ke mahkota gigi (korona)
dibandingkan alveolar crest.
ii. Poket infraboni: dasar poket terletak lebih ke apikal dibandingkan
alveolar crest.
Oklusi
Oklusi adalah posisi berkontaknya RA & RB pada saat mulut menutup Pasien
diinstuksikan untuk menelan ludah dengan posisi gigit kemudian membukan mulutnya
masih dalam posisi gigit
Resesi
Resesi merupakan terbukanya permukaan akar gigi yang progresif, merupakan hasil
migrasi apikal dari junctional epithelium dan margin gingiva disertai rusaknya alveolar
crest dan membran periodontal yang bersangkutan.
Macam-macam resesi:
a. Resesi Visible: resesi yang dapat dilihat dengan mata (dari CEJ sampai margin
gingiva).
b. Resesi Hidden: resesi yang tidak bisa dilihat dengan mata (dari margin gingiva
sampai ke dasar poket).
Faktor yang dapat berpengaruh untuk terjadinya resesi antara lain:
a. Adanya plak bakteri yang menyebabkan inflamasi jaringan.
b. Restorasi yang overcontour dan overhanging .
c. Aplikasi alat ortho dan alat prostho.
d. Cara sikat gigi yang salah.
e. Adanya tekanan oklusal yang berlebihan.
f. Penggunaan tusuk gigi.
g. Trauma.
Klasifikasi resesi:
a. Kelas I: Dangkal dan sempit (resesi pada tepi margin gingiva tidak meluas sampai
keperbatasan mukogingiva. Keadaan ini tidak mengalami kehilangan tulang atau
jaringan lunak pada interdental.
b. Kelas II: Dangkal dan lebar (resesi pada tepi jaringan gingiva meluas sampai atau
dibawah perbatasan mukosa gingiva).
c. Kelas III: Dalam dan sempit (resesi pada tepi jaringan gingiva meluas atau dibawah
perbatasan mukogingiva, ada kehilangan tulang dan jaringan lunak pada interdental,
beberapa malposisi gigi).
d. Kelas IV: Dalam dan lebar (resesi pada tepi jaringan gingiva meluas atau dibawah
perbatasan mukogingiva, mengalami beberapa kehilangan tulang dan jaringan lunak
pada interdental, beberapa malposisi gigi).
Perawatan pada resesi:
a. Non surgical treatment: yaitu dengan perbaikan oral hygiene dengan cara
menggunakan teknik sikat gigi yang benar.
b. Surgical treatment: yaitu dengan laterally reposition flap dan connective
tissue graft.
Malposisi
Posisi gigi berada di luar lengkung rahang (mesioversi, bukoversi, dll)
Akibat : Penimbunan plak radang gingiva
Oklusi tidak seimbang prematu r kontak trauma oklusi
Kehilangan titik kontak
Migrasi
Migrasi adalah berpindahnya posisi gigi, akibat keausan daerah kontak proksimal gigi jadi
datar dan gigi cenderung bergerak ke mesial. Dapat juga disebabkan oleh karena adanya
gigi antagonis atau sebelahnya yang missing. Keadaan ini dinamakan migrasi fisiologis ke
arah mesial.n oleh karena
Titik Kontak
Titik pertemuan 2 gigi yang bersebelahan.
Gigi anterior : 1/3 incisal edge , Gigi posterior : bagian lengkung tercwmbung
Karang Gigi
Karang gigi adalah plak yang terkalsifikasi dalam kurun waktu yang lama dan hanya dapat
dibersihkan dengan scalling.-
Trauma Oklusi
Trauma oklusi merupakan kerusakan jaringan periodontal karena traumatik oklusi.
Traumatik oklusi merupakan daya atau tekanan oklusal yang abnormal atau melebihi
kemampuan adaptasi jaringan periodontal sehingga menyebabkan terjadinya trauma.
Klasifikasi dan etiologi trauma oklusi berdasarkan sebab timbulnya:
a. Trauma oklusi primer: merupakan trauma oklusi yang disebabkan karena perubahan
gaya oklusal, terjadi pada jaringan periodontal yang sehat. Contoh: bruxism,
overfilling.
b. Trauma oklusi sekunder: merupakan trauma oklusi yang disebabkan karena
berkurangnya kemampuan jaringan untuk menahan gaya oklusal, adanya kerusakan
jaringan periodontal yang lebih lanjut dan morfologi akar gigi.
Klasifikasi trauma oklusi berdasarkan durasinya:
a. Trauma karena oklusi akut: perubahan tekanan oklusinya terjadi secara tiba-tiba.
(contoh: tergigit benda keras)
b. Trauma karena oklusi kronis atau sekunder: perubahan tekanan oklusinya terjadi
secara bertahap atau pelan-pelan. (contoh: karena keausan gigi atau migrasi gigi).
Terapi: oklusal adjustment, selective grinding, pengasahan gigi untuk mengurangi atau
memperbaiki dataran oklusal dari gigi yang menimbulkan traumatik oklusal.
Pemeriksaan oklusi pada pasien dapat dilakukan dengan menggunakan articulating paper.
Atrisi dan Abrasi
Atrisi yaitu ausnya permukaan gigi oleh karena pemakaian fungsional seperti
mengunyah (permukaan oklusal dan incisal)
Abrasi yaitu permukaan gigi oleh karena faktor mekanis seperti cara menyikat gigi yang
salah (servikal)
DIAGNOSA
Diagnosa adalah menentukan suatu jenis penyakit yang diderita oleh pasien berdasarkan
anamnesa dan pemeriksaan klinis yang dilakukan
Diagnosa ditegakkan dengan:
Pemeriksaan klinis (ekstra oral dan intra oral)
Riwayat penyakit
Pemeriksaan roentgen foto
Pemeriksaan laboratorium.
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi adalah faktor yang mendukung atau memperparah terjadinya suatu
penyakit periodontal.
Contohnya, tidak teratur menyikat gigi, malposisi gigi, cara menyikat gigi yang salah,
penyakit sistemik (DM, Hipertensi, hipotensi)
PROGNOSIS
Prognosis merupakan suatu prediksi dari lama perjalanan dan penghentian dari suatu
penyakit dan responnya terhadap suatu perawatan.
Klasifikasi prognosis:
1. Excellent prognosis (sempurna)
Tidak ada kehilangan tulang, kondisi gingival sangat baik, pasien sangat kooperatif,
tidak ada faktor sistemik / lingkungan
2. Good prognosis (baik)
Dukungan atau tulang yang adekuat, kemungkinan kontrol faktor etiologi dan
pemeliharaan gigi yang adekuat, pasien kooperatif, tidak ada faktor sistemik /
lingkungan, jika ada faktor sistemik tersebut terkontrol
3. Fair prognosis (sedang)
Dukungan tulang yang sedikit adekuat, beberapa gigi goyang, keterlibatan furkasi
kelas I, kemungkinan pemeliharaan yang adekuat, kerja sama pasien diterima,
terdapat faktor sistemik / lingkungan
4. Poor prognosis (buruk)
Kehilangan tulang yang moderat – cepat, terdapat kegoyangan gigi, keterlibatan
furkasi kelas I dan II, kesulitan dalam pemelihataan / kerja sama pasien yang ragu –
ragu, terdapat faktor sistemik / lingkungan
5. Questionable prognosis (dipertanyakan)
Kehilangan tulang yang cepat, keterlibatan furkasi kelas II dan III, kegoyangan gigi,
daerahnya sulit dijangkau, terdapat faktor sistemik / lingkungan
6. Hopeless prognosis (tanpa harapan)
Kehilangan tulang yang cepat, daerahnya tidak dapat dilakukan pemeliharaan,
indikasi pencabutan, terdapat faktor sistemik / lingkungan yang tidak terkontrol
Klasifikasi keterlibatan furkasi
Kelas I: Lesi awal, kerusakan alveolar awal, poket supraboni, probe < 3 mm, Ro
normal.
Kelas II: Mengenai 1/> furkasi, probing > 3 mm, Ro terlihat adanya kerusakan.
Kelas III: lesi tembus ke palatal dan lingual
o A: 3 mm
o B: 3-6 mm
o C: 7 mm
Kelas IV: tulang interdental rusak, furkasi terbuka, resesi gingiva.
RENCANA TERAPI
1. Scalling + OHI
2. Evaluasi 5-7 hari
3. Instruksi dan motivasi pasien
4. Root planning
5. Kontrol I
6. Kontrol II
GINGIVA NORMAL
1. Warna merah muda
2. Interdenal runcing seperti piramida
3. Margin gingiva datar atau menutupi gigi seperti kerah
4. Konsistensi kenyal dan kencang
5. Terdapat stippling pada gingiva cekat dan papilla interdental
GINGIVITIS
Inflamasi gingiva yang tidak disertai oleh kehilangan perlekatan dari epitelium attachment.
Gejala klinis:
tidak sakit
terdapat banyak plak atau kalkulus
gingiva kemerahan
adanya false poket atau poket gingiva
tidak ada migrasi epitel
tidak ada resesi gingiva
pada gambaran ro tidak ada kerusakan pada puncak tulang alveolar
perdarahan saat probing
konsistensi bengkak atau padat dan keras (fibrotik)
perubahan bentuk gingiva atau hilangnya stippling (interdental tumpul), dan margin
gingiva membulat.
Etiologi : bakteri plak dan non-plak
Terapi: Scalling dan root planning
Patogenesis gingivitis:
Bakteri masuk kedalam sulkus gingiva dan melekat pada plak.
Produk dari bakteri yang pertama adalah enzim
Enzim tersebut akan menghidrolisasi komponen interseluler dari epitel dan jaringan
ikat dibawahnya, membuat serat kolagen rusak sehingga menyebabkan
konsistensinya lunak.
Hasil hidrolisasi tersebut adalah toksin, yang membuat vaskularisasi meningkat
sehingga gingiva merah dan adanya vasodilatasi pembuluh darah sehingga gingiva
membengkak dan interdentalnya tumpul.
Toksin yang masuk merupakan antigen bagi tubuh sehingga tubuh membentuk
antibodi yang menyebabkan gingiva terasa gatal.
Gingivitis Stage
1. Tahap I, Initial lesion :
Terjadi perubahan vaskuler yang terdiri dari dilatasi kapiler dan peningkatan aliran
darah. Secara klinis, tidak ada perubahan yang dapat terlihat kecuali adanya eksudasi
cairan dari sulkus gingiva, keaadan ini disebut sebagai gingivitis subklinis. keaadan ini
dapat terlihat 2 hari setelah akumulasi plak dan dapat dirawat dengan pembersihan plak
dan kalkulus (scaling). Secara mikroskopis, terlihat hilangnya kolagen perivaskular,
adanya serum protein dan perubahan pada junctional epithelium.
2. Tahap II, Early lesion :
Tahap ini berkembang setelah initial lesion dalam waktu 4-7 hari setelah awal
akumulasi plak. Secara klinis, terdapat eritema pada gingiva dan perdarahan pada saat
probing. Eritema tersebut dapat dikarenakan proliferasi kapiler dan peningkatan
pembentukan kapiler. Kehilangan kolagen lebih lanjut sebesar 70% disekitar infiltrat
seluler.
3. Tahap III, Established lesion :
Inflamasi pada tahap ini dapat dikategorikan sebagain inflamasi sedang sampai
inflamasi berat atau disebut sebagai gingivitis kronis. Lesi berkembang pada 2 - 3
minggu setelah awal akumulasi plak, pembuluh darah menjadi membesar dan padat,
aliran balik vena terganggu dan menjadi lamban akibatnya gingiva secara terlokalisir
menjadi warna merah kebiruan atau merah tua. Ekstravasasi sel-sel darah merah masuk
ke jaringan ikat dan merusak hemoglobin menjadi komponen yang mempengaruhi
pigmen warna gingiva yang terinflamasi kronis.
4. Tahap IV, Advanced lesion :
Perkembangan lesi meluas ke tulang alveolar dan ligamen periodontal, menyebabkan
kehilangan tulang secara signifikan dan dikenal sebagai fase kerusakan periodontal.
Klasifikasi Gingivitis
Menurut Carranza gingivitis dibedakan berdasarkan perjalanan dan lamanya serta
penyebarannya.
Berdasarkan perjalanan dan lamanya diklasifikasikan atas empat jenis yaitu:
1. Gingivitis akut (rasa sakit timbul secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu pendek)
2. Gingivitis subakut (tahap yang lebih hebat dari kondisi gingivitis akut)
3. Gingivitis rekuren, peradangan gingiva yang dapat timbul kembali setelah
dibersihkan dengan perawatan atau hilang secara spontan dan dapat timbul kembali
4. Gingivitis kronis (peradangan gingiva yang paling umum ditemukan, timbul secara
perlahan-lahan dalam waktu yang lama, dan tidak terasa sakit apabila tidak ada
komplikasi dari gingivitis akut dan subakut yang semakin parah).
Berdasarkan lokasi penyebarannya, pembesaran gingiva dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Localized marginal gingivitis (meliputi satu atau beberapa pada margin gingiva)
2. Localized diffuse gingivitis (meluas dari margin gingiva ke mucogingiva pada
daerah yang terbatas)
3. Localized papillary gingivitis (meliputi satu atau beberapa interdental papil pada
daerah yang terbatas)
4. Generalized marginal gingivitis (melibatkan seluruh margin gingiva pada rongga
mulut, biasanya meluas hingga interdental papil)
5. Generalized diffuse gingivitis (melibatkan seluruh gingiva. Meluas ke mukosa
alveolar dan gingiva cekat. Kondisi sistemik dapat menjadi penyebab dari
generalized diffuse gingivitis dan harus di evaluasi jika dicurigai sebagai faktor
etiologi)
TERAPI
Scalling
Scalling : suatu prosedur untuk menghilangkan kalkulus supragingiva dan subgingiva dari permukaan gigi untuk mendapatkan permukaan gigi yang bebas deposit dan bersih sehingga mencapai kebersihan dan kesehatan yang optimal.
Root Planing
Root planing: prosedur menghilangkan kalkulus subgingiva dan nekroti semen pada
permukaan akar gigi untuk dapat menghasilkan permukaan akar gigi yang halus, keras, dan
bersih/licin.
Indikasi :
1. Kebersihan mulut buruk.
2. Gingiva yang mengalami hiperplastik
3. Gingiva yang mengalami iritasi dan inflamasi
4. Gingiva yang mengalami edema
5. Poket yang dangkal
6. Poket supraboni
Kontra indikasi:
1. Jaringan fibrotik
2. Poket yang dalam
3. Keterlibatan atau pengaruh furkasi
Tujuan:
1. Untuk memulihkan kesehatan gingiva dengan mengangkat secara komplit elemen
inflamasi pd gingiva (plak, kalkulus)
2. Untuk mendapatkan permukaan akar yang halus, bebas deposit dengan sedikit
sementum.
3. Untuk menyembuhkan progresifitas penyakit
4. Meningkatkan kompabilitas permukaan akar dengan membuat jaringan ikat yang
sehat.
5. Dapat memuaskan pasien terhadap perbaikan fungsi yang nyaman dan estetik yang
optimal serta mengembalikan bentuk dan fungsi jaringan normal.
Alat dan bahan:
1. Kaca mulut
2. Pinset
3. Sonde
4. Kuret
5. H2O2
6. Aquadest
7. Betadine
8. Cotton roll/cotton pellet.
Teknik:
- Dengan kuret gracey dengan pen grasp membentuk sudut 45˚ dan tangan bertumpu
pada gigi sebelahnya, tepi alat yang tajam diletakkan di apikal kalkulus.
- Gerakan dilakukan dengan pendek dan kuat ke arah vertikal.
- Gerakan penghalusan dengan panjang dan halus ke arah oblique.
- Scalling aproksimal servikal agar sejajar panjang gigi.
- Cek dengan sonde
- Irigasi H2O2 3%
Kuret dibedakan atas dua tipe: kuret universal dan kuret khusus (area-specific/Gracey curette).
Perbedaan antara kuret universal dengan kuret khusus/Gracey adalah
1. Kuret universal dapat digunakan pada semua daerah dan sisi/permukaan, sisi pemotong pada
kuret universal ganda. Kuret melengkung ke arah atas. Permukaan mata pisau kuret
universal tegak lurus terhadap leher alat.
2. Kuret gracey hanya pada daerah dan sisi tertentu sedangkan pada kuret khusus tunggal. Kuret
melengkung kearah atas dan samping. Mata pisau kuret membentuk sudut 60° terhadap leher
alat.
Kuret Gracey:
1. Kuret gracey no 1-2 : untuk gigi anterior.
2. Kuret gracey no 3-4 : untuk gigi anterior.
3. Kuret gracey no 5-6 : untuk gigi anterior dan premolar.
4. Kuret gracey no 7-8, 9-10 : untuk gigi posterior fasial dan lingual.
5. Kuret gracey no 11-12 : untuk gigi posterior mesial.
6. Kuret gracey no 13-14 : untuk gigi posterior distal.
7. Kuret gracey no 15-16: untuk daerah mesio-posterior.
TAHAP PERAWATAN PERIODONTAL
Preliminary phase/emergency: contoh > Exo
Phase I: Non surgical phase
Pengendalian plak untuk menjaga dan mengoptimalkan kebersihan dan kesehatan rongga
mulut.
Contoh:
- diet, scalling dan root planning
- restorasi karies
- correction of restorative & prosthetic irritational factors
- anti microbial therapy (local/systemic)
- occlusal adjustment
- minor ortho movement
- splinting & prosthesis
setelah itu dilakukan pemeriksaan: poket, inflamasi, plak, kalkulus, karies
Phase II: Surgical Phase
Untuk mengurangi/mengeliminasi poket melalui prosedur perbaikan gingiva/ prosedur
perlekatan baru.
Contoh:
- operasi
- flap
- kuretase
- endo
Phase III: Restorative phase
Contoh:
- final restoration
- fixed/removable prostho appliance
- occlusal adjustment
- splinting
- periodontal examination
Phase IV: Maintenance
Fase yang menentukan keberhasilan perawatan
Contoh : Re-checking plak dan kalkulus, gingiva, mobilitas.
Index Probing (Muhlemann)
0 : Tidak ada perdarahan.
1 : Hanya terdapat 1 titik perdarahan.
2 : Terdapat beberapa titik perdarahan.
3 : Interdental penuh dengan darah segera setelah probing.
4 : Perdarahan berlimpah, darah menyebar ke marginal gingiva.
.
top related