kuliah dr kurnia+foto

Post on 30-Nov-2015

120 Views

Category:

Documents

9 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

mata

TRANSCRIPT

PEDIATRIC OPHTHALMOLOGY

Mempelajari penyakit-penyakit mata pada anak (usia < 18 tahun).

Diagnosis biasanya sulit karena tidak kooperatif pada saat diperiksa.

Terapinya pada penyakit tertentu kurang memuaskan.

OFTALMOLOGI PEDIATRI

Pada anak 0-6 tahun visus sangat tergantung pada :

- perkembangan uvea dan fovea sentralis

- lintasan saraf

Gangguan penglihatan pada anak harus dikoreksi sebelum usia 6 tahun. Jika tidak dikoreksi, akan timbul gangguan memetap.

PEMERIKSAAN VISUS

Kelainan refraksi dapat dicurigai berdasarkan :

- kebiasaan cara menonton TV

- posisi duduk saat belajar di kelas

- membaca/menggambar terlalu dekat

Pemeriksaan refraksi secara pasti menggunakan streak retinoscopy.

PEMERIKSAAN VISUS

Bila bayi atau anak strabismus akan sulit diperiksa. Sebaiknya dilakukan anestesi umum sehingga pemeriksaan fundus, retinoskopi serta tonometri dapat dilakukan.

PEMERIKSAAN VISUS

Metode kuantitatif untuk menguji ketajaman visual mencakup :– - pengukuran ketajaman deteksi : mendeteksi

adanya stimulus terhadap latar belakang standar (uji Bock Candy Bead)

– - ketajaman resolusi : mengukur kemampuan membedakan pola stimulus kisi hitam-putih secara tipikal

– - ketajaman pengenalan

CARA PEMERIKSAANCARA PEMERIKSAAN

Bayi baru lahir :Bayi baru lahir :

membedakan gelap dan terangmembedakan gelap dan terang

diperiksa dengan lampu senter, bila diperiksa dengan lampu senter, bila refleks pupil (+) dan mata bayi refleks pupil (+) dan mata bayi

memejam → bayi dapat melihatmemejam → bayi dapat melihat

Bayi 2-3 mingguBayi 2-3 minggu

Menggerakkan mata pada obyek yang Menggerakkan mata pada obyek yang dilihatnya.dilihatnya.

Diperiksa dengan gerakan, bila mata bayi Diperiksa dengan gerakan, bila mata bayi tampak mengikuti arah gerakan tampak mengikuti arah gerakan → bayi → bayi dapat melihat.dapat melihat.

Bayi 4-5 mingguBayi 4-5 minggu

Melihat dengan perhatian pada benda-Melihat dengan perhatian pada benda-benda besar di sekitarnyabenda besar di sekitarnya

Bayi 3 bulan :Bayi 3 bulan :

Melihat dengan 2 mata secara Melihat dengan 2 mata secara bersamaan. Diperiksa dengan bersamaan. Diperiksa dengan menggunakan mainan berwarna mencolok menggunakan mainan berwarna mencolok dan bersuara nyaring. dan bersuara nyaring.

Bayi 6 bulan :Bayi 6 bulan :

Diperiksa dengan drum bergaris hitam-Diperiksa dengan drum bergaris hitam-putih dengan lebar bervariasi, drum putih dengan lebar bervariasi, drum diputar akan terjadi diputar akan terjadi jerk nystagmusjerk nystagmus

Bila bayi sulit diperiksa, pemeriksaan Bila bayi sulit diperiksa, pemeriksaan dengan cara :dengan cara :

Salah satu mata ditutupSalah satu mata ditutup

bila bayi tenang bila bayi tenang → visus mata yang → visus mata yang dibuka baikdibuka baik

bila bayi rewel → visus mata yang dibuka bila bayi rewel → visus mata yang dibuka jelekjelek

Anak umur 2,5- 3 tahunAnak umur 2,5- 3 tahun

Anak memegang huruf T,H,V lalu anak Anak memegang huruf T,H,V lalu anak membandingkan dengan huruf yang membandingkan dengan huruf yang ditunjukditunjuk

Menggunakan Lea chartMenggunakan Lea chart

Anak 3-4 tahunAnak 3-4 tahun

Diperiksa dengan E chart (optotip Snellen)Diperiksa dengan E chart (optotip Snellen)

Anak usia 5 tahun :Anak usia 5 tahun :

Diperiksa dangan Optotip Snellen dengan Diperiksa dangan Optotip Snellen dengan gambar, angka atau huruf.gambar, angka atau huruf.

Visus bayi dan anak

4 bulan : ½ /60

6 bulan : 1/60

9 bulan : 1.5/60

3 tahun : 6/9

5 tahun : 6/6

PENGLIHATAN BURUK PADA BAYI & PENGLIHATAN BURUK PADA BAYI & ANAK TANPA KELAINAN MEDIA ANAK TANPA KELAINAN MEDIA

REFRAKSIREFRAKSI

Diagnosis banding terdiri dari :Diagnosis banding terdiri dari :

1.1. Leber’s Kongenital AmaurosisLeber’s Kongenital Amaurosis

□ □ visus sangat buruk sampai kebutaanvisus sangat buruk sampai kebutaan

□ □ autosom resesifautosom resesif

□ □ degenerasi dan distrofi dari degenerasi dan distrofi dari neurosensori retina RPE dan koroidneurosensori retina RPE dan koroid

□ □ gambaran fundus bervariasi normal--RPgambaran fundus bervariasi normal--RP

2. Achromoatopsia (rod monochromatism)2. Achromoatopsia (rod monochromatism)

Kelainan buta warna akibat tidak ada atau Kelainan buta warna akibat tidak ada atau abnormalitas sel kerucut.abnormalitas sel kerucut.

Diturunkan secara autosomal resesif.Diturunkan secara autosomal resesif.

Tidak progresif, tanpa disertai kelainan Tidak progresif, tanpa disertai kelainan neurologis lainneurologis lain

3.Koloboma Koroid Retina3.Koloboma Koroid Retina

Kelainan kongenital unilateral / bilateralKelainan kongenital unilateral / bilateral

Kegagalan penutupan fetal fissureKegagalan penutupan fetal fissure

Diturunkan secara autosomal dominan Diturunkan secara autosomal dominan

4. Korioretinitis paska infeksi intrauterin 4. Korioretinitis paska infeksi intrauterin (TORCHS infection)(TORCHS infection)

Koloboma Koroid RetinaKoloboma Koroid Retina

5. Hypoplasi N.5. Hypoplasi N. OptikusOptikus

Kelainan kongenital unilateral/ bilateralKelainan kongenital unilateral/ bilateral

Tanpa predileksi sexTanpa predileksi sex

Papil N II yang berukuran lebih kecil dari Papil N II yang berukuran lebih kecil dari normal, berwarna pucat dan dikelilingi normal, berwarna pucat dan dikelilingi cincin berwarna putih kekuningan (double cincin berwarna putih kekuningan (double ring sign) yang menurunkan tajam ring sign) yang menurunkan tajam penglihatan ringan sampai dengan buta penglihatan ringan sampai dengan buta total.total.

6. Atrofi N. Optikus6. Atrofi N. Optikus

Kelainan papil N II yang diameternya Kelainan papil N II yang diameternya mengecil karena berkurangnya axon dan mengecil karena berkurangnya axon dan selubung myelin.selubung myelin.

Kongenital atau aquiredKongenital atau aquired

Berdiri sendiri atau siatemikBerdiri sendiri atau siatemik

7. Delayed visual maturation7. Delayed visual maturation

Istilah yang digunakan pada bayi dengan Istilah yang digunakan pada bayi dengan respon penglihatan buruk atau tidak ada respon penglihatan buruk atau tidak ada respon penglihatan, keadaan mata normal respon penglihatan, keadaan mata normal dan status neurologis normal.dan status neurologis normal.

Kelainan pada extrageniculostriate visual Kelainan pada extrageniculostriate visual system yang oleh anak digunakan untuk system yang oleh anak digunakan untuk mendeteksi, mengetahui lokasi dan mendeteksi, mengetahui lokasi dan respon orientasi.respon orientasi.

lanjutanlanjutan

Penglihatan akan meningkat bila Penglihatan akan meningkat bila genicuostriatae system ( fovea, optic genicuostriatae system ( fovea, optic tracts, radiation, occipital cortex) tracts, radiation, occipital cortex) berfungsi.berfungsi.

Cortical Visual ImpairmentCortical Visual Impairment

Hilangnya penglihatan yang terjadi Hilangnya penglihatan yang terjadi mendadak pada kedua mata.mendadak pada kedua mata.

Dapat berdiri sendiri, atau bagian kelainan Dapat berdiri sendiri, atau bagian kelainan neurologis lainnya.neurologis lainnya.

Kebutaan dapat permanen atau Kebutaan dapat permanen atau sementara (bbrp hari – bbrp bulan).sementara (bbrp hari – bbrp bulan).

Akibat lesi pada pusat visual di korteks Akibat lesi pada pusat visual di korteks lobus oksipital paska ensefalopati.lobus oksipital paska ensefalopati.

PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan refleks pupilPemeriksaan refleks pupil

Pemeriksaan elektrofisiologiPemeriksaan elektrofisiologi

Test warna ishiharaTest warna ishihara

KampimetriKampimetri

CT-Scan orbito-cranial bila dicurigai tumor CT-Scan orbito-cranial bila dicurigai tumor atau kelainan SSP lainnyaatau kelainan SSP lainnya

Pemeriksaan darah TORCHS bila Pemeriksaan darah TORCHS bila dicurigai infeksi TORCHSdicurigai infeksi TORCHS

PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN PENUNJANG

Konsultasi ke bagian Ilmu Kesehatan Konsultasi ke bagian Ilmu Kesehatan Anak, untuk evaluasi kelainan sistemis Anak, untuk evaluasi kelainan sistemis pada cerebral, kelainan endokrin dan pada cerebral, kelainan endokrin dan kelainan kongenital lainnya yang mungkin kelainan kongenital lainnya yang mungkin ada.ada.

Konsultasi ke bagian Biologi (genetika), Konsultasi ke bagian Biologi (genetika), tergantung kausa.tergantung kausa.

LEUKOKORIALEUKOKORIA

White pupil White pupil = bayangan putih pada pupil= bayangan putih pada pupil

Diagnosis banding leukokoria :Diagnosis banding leukokoria :

1.1. RetinoblastomaRetinoblastoma Tumor ganas primer intraokulerTumor ganas primer intraokuler Berasal dari sel-sel germinal retinaBerasal dari sel-sel germinal retina Pada anak-anak < 5 tahunPada anak-anak < 5 tahun

2. Persiatent Hyperplastic Primary Vitreus 2. Persiatent Hyperplastic Primary Vitreus (PHPV)(PHPV)

Kelainan kongenital non herediterKelainan kongenital non herediter

Akibat kegagalan regressi badan kaca Akibat kegagalan regressi badan kaca primer primer → proliferasi → terdapat sisa-sisa → proliferasi → terdapat sisa-sisa system A. hyaloid.system A. hyaloid.

Pada anak < 1 tahunPada anak < 1 tahun

3. Displasia Retina3. Displasia Retina

Kelainan kongenitalKelainan kongenital

Berupa malformasi retina, ditandai Berupa malformasi retina, ditandai RosetteRosette,lipatan retina dan ablasio retina yang biasanya menyebabkan mikrophthalmos.

Dapat disertai PHPV, koloboma, pembentukan kartilago.

Biasanya pada anak < 1 tahun

4. Coat’s disease (Retinal Teleangiectasis)4. Coat’s disease (Retinal Teleangiectasis)

Kelainan kongenital pembuluh darah Kelainan kongenital pembuluh darah retina.retina.

Unilateral, kebanyakan pada laki-lakiUnilateral, kebanyakan pada laki-laki

Usia dekade 1-2Usia dekade 1-2

Endotel vaskuler retina abnormal Endotel vaskuler retina abnormal → → degenerasi pembuluh darah retina, degenerasi pembuluh darah retina, aneurisma, teleangiektasi dan eksudasi aneurisma, teleangiektasi dan eksudasi retina.retina.

5. Retinopathy of Prematurity (ROP)5. Retinopathy of Prematurity (ROP)

BilateralBilateral

Proliferasi abnormal jaringan vaskuler Proliferasi abnormal jaringan vaskuler retinaretina

Pada bayi prematur Pada bayi prematur

Sistem retina perifer belum lengkapSistem retina perifer belum lengkap

6. Trauma6. Trauma

Trauma yang menyebabkan perdarahan Trauma yang menyebabkan perdarahan badan kaca badan kaca → ablasio retina → → ablasio retina → pembentukan jaringan glia yang pembentukan jaringan glia yang berlebihan.berlebihan.

7. Metastatic Endopthalmitis7. Metastatic EndopthalmitisAkibat emboli pembuluh darah retina pada Akibat emboli pembuluh darah retina pada anak yang mengalami septikemia → infark anak yang mengalami septikemia → infark luas retina → nekrosis → ablasio dan luas retina → nekrosis → ablasio dan organisasi sel radang di badan kaca.organisasi sel radang di badan kaca.

TraumaTrauma

Metastatic Endopthalmitis

8. Infeksi Toxocara Canis8. Infeksi Toxocara Canis

Sejenis endophthalmitisSejenis endophthalmitis

Akibat infeksi larva binatang anjing Akibat infeksi larva binatang anjing → → granuloma eosinofilik di badan kaca→ granuloma eosinofilik di badan kaca→ ablasio retina akibat traksi.ablasio retina akibat traksi.

9. Norrie Disease9. Norrie Disease

Kelainan pada mata dan telinga (tuli)Kelainan pada mata dan telinga (tuli)

Diturunkan secara sex linked resesifDiturunkan secara sex linked resesif

Pada laki-lakiPada laki-laki

BilateralBilateral

Anomali pembuluh darah retina, Anomali pembuluh darah retina, perdarahan, organisasi dan traksi yang perdarahan, organisasi dan traksi yang membentuk massa di belakang lensa.membentuk massa di belakang lensa.

10. Incontinentia Pigmenti10. Incontinentia Pigmenti

Kelainan pigmen menyeluruh, bilateral.Kelainan pigmen menyeluruh, bilateral.

Diturunkan secara sex linked dominan.Diturunkan secara sex linked dominan.

Lethal bagi anak laki-laki.Lethal bagi anak laki-laki.

Bullae dan pigmen yang timbul berkembang Bullae dan pigmen yang timbul berkembang menjadi bercak-bercak pigmen yang flat menjadi bercak-bercak pigmen yang flat menyerupai karangan bunga.menyerupai karangan bunga.

Perubahan vaskuler retina : ablasio retina, Perubahan vaskuler retina : ablasio retina, uveitis, proliferasi RPE dan massa retrolental.uveitis, proliferasi RPE dan massa retrolental.

11. Familial Exudative Vitreoretinopathy11. Familial Exudative Vitreoretinopathy

Kelainan vitreoretinal bilateral.Kelainan vitreoretinal bilateral.Diturunkan secara autosome dominan.Diturunkan secara autosome dominan.Akibat kegagalan vaskularisasi retina Akibat kegagalan vaskularisasi retina temporal.temporal.Riwayat kelahiran aterm dan status Riwayat kelahiran aterm dan status respiratorius normal.respiratorius normal.Terjadi proliferasi fibrovaskuler, ablasi Terjadi proliferasi fibrovaskuler, ablasi retina traksi (neonatus/dewasa) retina traksi (neonatus/dewasa) → ablasi → ablasi retina regmatogen.retina regmatogen.

Pemeriksaan LeukokoriaPemeriksaan Leukokoria

1.1. Visus dengan koreksi bila Visus dengan koreksi bila memungkinkan (cara sesuai umur).memungkinkan (cara sesuai umur).

2.2. Inspeksi :Inspeksi :

a. Kedudukan bola mata simetris atau a. Kedudukan bola mata simetris atau tidak : Hirschberg atau Alternate cover tidak : Hirschberg atau Alternate cover test test

b. Pergerakan bola mata : nistagmusb. Pergerakan bola mata : nistagmus

c. Tanda-tanda kelainan matac. Tanda-tanda kelainan mata

Pemeriksaan leukokoriaPemeriksaan leukokoria

3. Pemeriksaan dengan loupe.3. Pemeriksaan dengan loupe.

4. Pemeriksaan dengan lampu celah.4. Pemeriksaan dengan lampu celah.

5. Funduskopi5. Funduskopi

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Penunjang

USGUSG

Pemeriksaan ELISA bila dicurigai Pemeriksaan ELISA bila dicurigai toksokariasistoksokariasis

Bila dicurigai tumor sudah meluas ke Bila dicurigai tumor sudah meluas ke ekstraokuler : BMP, LP, CT Scanekstraokuler : BMP, LP, CT Scan

Pemeriksaan FFA bila diduga Pemeriksaan FFA bila diduga teleangiektasisteleangiektasis

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

Tergantung penyebab :Tergantung penyebab :

1.1. Retinoblastoma (lihat hal Rb)Retinoblastoma (lihat hal Rb)

2.2. PHPV : tergantung letak lesi dan derajat PHPV : tergantung letak lesi dan derajat keparahan akibat komplikasi :keparahan akibat komplikasi :

a. PHPV anterior tanpa komplikasi:a. PHPV anterior tanpa komplikasi:

- segera operasi lensektomi dan - segera operasi lensektomi dan pengangkatan jaringan pengangkatan jaringan

vibrovaskuler vibrovaskuler retrolental retrolental

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

- Paska operasi diberikan kacamata - Paska operasi diberikan kacamata afakia / lensa kontak sesuai hasil afakia / lensa kontak sesuai hasil streak/ addisi + 3D bila anak sudah streak/ addisi + 3D bila anak sudah dapat berjalan. dapat berjalan. - Terapi ambliopia- Terapi ambliopia

b. PHPV posterior (isolated)b. PHPV posterior (isolated) - Tak perlu pengobatan.- Tak perlu pengobatan. - Kontrol teratur u/ kemungkinan - Kontrol teratur u/ kemungkinan komplikasi & kelainan refraksi. komplikasi & kelainan refraksi.

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

3. Displasia Retina : terapi konservatif3. Displasia Retina : terapi konservatif

4. Coat’s disease4. Coat’s disease

Tx non bedah : fotokoagulasi laser/terapi Tx non bedah : fotokoagulasi laser/terapi cryo u/ obliterasi teleangiektasis. cryo u/ obliterasi teleangiektasis.

Tx bedah : Scleral buckling bila ablasio Tx bedah : Scleral buckling bila ablasio retina.retina.

5. ROP (lihat ROP)5. ROP (lihat ROP)

6. Trauma : Tx bedah vitrectomi & SB6. Trauma : Tx bedah vitrectomi & SB

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

7. Metastatic Endopthalmitis : Tx konservatif7. Metastatic Endopthalmitis : Tx konservatif

8. Infeksi toxocara canis8. Infeksi toxocara canis

Tx non bedah :Tx non bedah :

steroid topikal, priokuler atau sistemik steroid topikal, priokuler atau sistemik u/ mengatasi inflamasiu/ mengatasi inflamasi

ThiabendazoleThiabendazole

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

9. Norrie Disease :9. Norrie Disease :- Terapi konservatif- Terapi konservatif- Konsultasi ke bagian IKA- Konsultasi ke bagian IKA- Konsultasi ke bagian biologi - Konsultasi ke bagian biologi

(genetik).(genetik).10. Incontinentia Pigmenti :10. Incontinentia Pigmenti :

- Non bedah : fotokoagulasi / cryo- Non bedah : fotokoagulasi / cryo- Konsultasi ke bagian IKA- Konsultasi ke bagian IKA- Konsultasi ke bagian Biologi/ genetik- Konsultasi ke bagian Biologi/ genetik

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

11. Familial Exudative Vitreoretinopathy11. Familial Exudative Vitreoretinopathy

Non bedah : fotokoagulasi / cryoNon bedah : fotokoagulasi / cryo

Bedah : Operasi katarak jika katarakBedah : Operasi katarak jika katarak

SB dan vitrektomi bila SB dan vitrektomi bila ablasioablasio

Konsultasi ke Bagian BiologiKonsultasi ke Bagian Biologi

Edukasi :Edukasi :

Berbagai penyakit dapat menyebabkan Berbagai penyakit dapat menyebabkan lekokoria.lekokoria.

Diperlukan rangkaian pemeriksaan untuk Diperlukan rangkaian pemeriksaan untuk mencari penyebab. Kelainan leukokoria ini dapat mencari penyebab. Kelainan leukokoria ini dapat menyebabkan kebutaan.menyebabkan kebutaan.

Dapat menyebabkan kematian bila disebabkan Dapat menyebabkan kematian bila disebabkan Rb dan tidak diterapi dalam stadium dini.Rb dan tidak diterapi dalam stadium dini.

Tidak ada obat untuk menyembuhkan kelainan Tidak ada obat untuk menyembuhkan kelainan genetikdan diperlukan konsultasi genetik,genetikdan diperlukan konsultasi genetik,

KATARAK KONGENITALKATARAK KONGENITAL

Kekeruhan lensa pada saat lensa Kekeruhan lensa pada saat lensa terbentukterbentuk

Bisa sejak lahir atau sebelum bayi Bisa sejak lahir atau sebelum bayi berumur 3 bulanberumur 3 bulan

Lensa belum pernah mencapai keadaan Lensa belum pernah mencapai keadaan normalnormal

Penyebab :Penyebab :

IdiopatiIdiopati

Infeksi intra uterine : toxoplasma, rubella Infeksi intra uterine : toxoplasma, rubella dlldll

Genetik / kromosom : Sindrom Down, Genetik / kromosom : Sindrom Down, Marfan, sindrom Lowe.Marfan, sindrom Lowe.

Kelainan metabolik : galaktosemia, Kelainan metabolik : galaktosemia, hipoglikemia, anoksiahipoglikemia, anoksia

KATARAK KONGENITALKATARAK KONGENITAL

Menurut Menurut Bentuk kataraknya :Bentuk kataraknya :

Katarak polaris anteriorKatarak polaris anterior : :

- Kekeruhan di bagian depan lensa- Kekeruhan di bagian depan lensa

persis di tengah-tengah.persis di tengah-tengah.

- Terjadi karena tidak sempurnanya - Terjadi karena tidak sempurnanya pelepasan kornea terhadap lensa. pelepasan kornea terhadap lensa.

- Bentuk kekeruhan seperti piramid - Bentuk kekeruhan seperti piramid dengan tepi masih jernih.dengan tepi masih jernih.

Bila pupilnya midriasis maka visus akan lebih baik.

Tipe ini umumnya tidak progresif.

Katarak Polaris Posterior– Kekeruhan di bagian belakang lensa– Karena selubung vaskiler tak teresorbsi

dengan sempurna

- Diturunkan autosom dominan- Tidak progresif- Visus membaik dengan penetesan midriatika.

Katarak polaris anterior Katarak polaris anterior

Katarak Polaris Posterior

Katarak Zonularis- Kekeruhan pada zona atau area tertentu۞Kekeruhan pada nukleus = kat nuklearis

- Pada umumnya visus buruk

- Diturunkan secara autosomal dominan/ resesif atau terangkai genosom

۞ Kekeruhan pada lamela mengelilingi area calon nukleus yang masih jernih = Kat lamelaris.

- Gambaran seperti cakram dengan jari-jari radial.

- Faktor herediter, autosomal dominan

- Mungkin juga terkait rubella,hipoglikemia, hipokalsemia, dan paparan radiasi

۞Kekeruhan pada sutura Y = Kat Stelata

Katarak Lamelaris

Katarak stelataKatarak stelata

Katarak Membranasea– Lensa yang keruh menjadi sangat tipis

seperti membran– Sering berisi jaringan ikat– Biasanya disertai bermacam kelainan

lainnya

Katarak Totalis- Seluruh lensa keruh, sering terdapat pada galaktosemia

Katarak membranaceaKatarak membranacea

Katarak totalKatarak total

KATARAK KONGENITALKATARAK KONGENITAL

KomplikasiKomplikasi

- Ambliopia- Ambliopia

- Strabismus- Strabismus

Katarak KongenitalKatarak Kongenital

PenatalaksanaanPenatalaksanaan

- Cari Penyebab- Cari Penyebab

Konsul bagian Konsul bagian →→Anak, THT, SarafAnak, THT, Saraf

- Pemeriksaan lab : darah (gula darah, - Pemeriksaan lab : darah (gula darah, kalsium kalsium dan kadar fosfor) urine dan kadar fosfor) urine (jumlah as. (jumlah as. amino/Lowe).amino/Lowe).

--Pemeriksaan mata : Visus, anatomi mata, Pemeriksaan mata : Visus, anatomi mata, USG.USG.

Terapi non operatif : midriatikumTerapi non operatif : midriatikum

Terapi operatif :Terapi operatif :

Ekstraksi Katarak dengan pertimbangan : Ekstraksi Katarak dengan pertimbangan :

- Kepadatan katarak dan visus- Kepadatan katarak dan visus

- Pengaruh midriatikum pada visus- Pengaruh midriatikum pada visus

KATARAK KONGENITALKATARAK KONGENITAL

– Katarak tidak padat Katarak tidak padat →→ bila diberi bila diberi midriatikum visus membaik, cukup untuk midriatikum visus membaik, cukup untuk penglihatannya penglihatannya →→operasi ditunda duluoperasi ditunda dulu

– Bila katarak totalis bilateral, maka Bila katarak totalis bilateral, maka dioperasi 1 mata dulu, mata sebelahnya dioperasi 1 mata dulu, mata sebelahnya ditunda setelah usia 3 tahun ditunda setelah usia 3 tahun

– Bila penyebabnya rubella, operasi dapat Bila penyebabnya rubella, operasi dapat ditunda hingga usia 3 th karena dapat ditunda hingga usia 3 th karena dapat terjadi reaktivasi virus rubella.terjadi reaktivasi virus rubella.

KATARAK KONGENITALKATARAK KONGENITAL

Bila kataraka total --- operasiBila kataraka total --- operasi

Bila nistagmus (+) --- operasiBila nistagmus (+) --- operasi

Teknik operasinya : Teknik operasinya :

- Disisi aspirasi- Disisi aspirasi

- Linear ekstraksi- Linear ekstraksi

KATARAK KONGENITALKATARAK KONGENITAL

Perawatan paska operasi :Perawatan paska operasi :

Midriatikum selama 6 bulan (atropin 0,5% Midriatikum selama 6 bulan (atropin 0,5% 1x sehari) untuk mencegah sinekia 1x sehari) untuk mencegah sinekia posterior dan fibrosis dengan posterior dan fibrosis dengan mengistirahatkan iris.mengistirahatkan iris.

Steroid tetes mata selama 1,5 bulan –Steroid tetes mata selama 1,5 bulan –untuk menekan fibrosis dan inflamasiuntuk menekan fibrosis dan inflamasi

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

Definisi : Definisi : – Glaukoma yang terjadi pada bayi akibat Glaukoma yang terjadi pada bayi akibat

kondisi primer berupa kelainan pada kondisi primer berupa kelainan pada pertumbuhan/ pembentukan sudut bilik pertumbuhan/ pembentukan sudut bilik mata depanmata depan

Jarang terjadiJarang terjadiBersifat bilateral Bersifat bilateral ±±75%75%Insiden tertinggi pada laki-laki Insiden tertinggi pada laki-laki ±±65%65%

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

Muncul > 80% pada usia sebelum 1 tahunMuncul > 80% pada usia sebelum 1 tahun

Autosomal resesif Autosomal resesif ±± 10 % 10 %

Patofisiologi:Patofisiologi:

– Sudut bilik mata depan tidak terbentukSudut bilik mata depan tidak terbentuk

– Sudut bilik mata depan terbentuk tetapi Sudut bilik mata depan terbentuk tetapi permukaan trabekulum tertutup permukaan trabekulum tertutup membran membran

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

A. TIO tinggi pada bayiA. TIO tinggi pada bayi

Dinding bola mata masih sangat Dinding bola mata masih sangat elastis elastis →→ TIO meningkat TIO meningkat →→ dinding dinding bola mata mengembanbola mata mengembang. g.

B. KorneaB. Kornea

1. 1. Epitel kornea meregangEpitel kornea meregang

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

- Trias tanda dini :- Trias tanda dini :

- epifora- epifora

- fotofobia- fotofobia

- blefarospasme- blefarospasme

2. Edema kornea 2. Edema kornea →→ kornea tampak suram kornea tampak suram

3. Membrana Descemet robek 3. Membrana Descemet robek →→ kornea kornea jadi sangat suramjadi sangat suram→→ bilik mata bilik mata

depan depan sulit dievaluasisulit dievaluasi

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

4. Kornea membesar 4. Kornea membesar →→dimeter > 12 mmdimeter > 12 mm

Normal pada bayi : 10-10,5 mmNormal pada bayi : 10-10,5 mm

> 1 th> 1 th : 11-12 m: 11-12 m

C. SC. Skleraklera

TIO yang terus meninggi TIO yang terus meninggi →→ sklera sklera mengembangmengembang →→ bola mata membesar bola mata membesar seperti mata sapi seperti mata sapi →→BUFTALMOSBUFTALMOS

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

Diagnosis : Diagnosis :

– Stadium dini : Trias (+), TIO > 21mmHgStadium dini : Trias (+), TIO > 21mmHg

– Stadium lanjut : Trias (+), kornea suram Stadium lanjut : Trias (+), kornea suram dan membesar, TIO > 21 mmHgdan membesar, TIO > 21 mmHg

– Stadium sangat lanjut : BUFTALMOSStadium sangat lanjut : BUFTALMOS

GLUKOMA KONGENITALGLUKOMA KONGENITAL

Diagnosis Banding :Diagnosis Banding :

- Untuk Trias- Untuk Trias

1. Erosi kornea karena trauma lahir1. Erosi kornea karena trauma lahir

2. Konjungtivitis karena Ag Nitrat2. Konjungtivitis karena Ag Nitrat

3. Obstruksi duktus nasolakrimalis 3. Obstruksi duktus nasolakrimalis

- Untuk kekeruhan kornea :- Untuk kekeruhan kornea :

Erosi karena trauma lahirErosi karena trauma lahir

Radang korneaRadang kornea

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

Diagnosis bandig :Diagnosis bandig :

- Untuk kornea yang membesar : - Untuk kornea yang membesar :

1. Megalokornea – kornea jernih1. Megalokornea – kornea jernih

2. Myopia axial tinggi, TIO normal 2. Myopia axial tinggi, TIO normal

GLAUKOMA KONGENITALGLAUKOMA KONGENITAL

TERAPITERAPI

Bedah Bedah - Goniotomi bila kornea masih jernih - Goniotomi bila kornea masih jernih (stadium dini)(stadium dini)

- Trabekulotomi bila kornea sudah suram - Trabekulotomi bila kornea sudah suram (stadium lanjut)(stadium lanjut)

- - Bila TIO tetap tinggi Bila TIO tetap tinggi →→ trabekulektomi trabekulektomi

GLUKOMA KONGENITALGLUKOMA KONGENITAL

Medikamentosa : hanya boleh diberikan Medikamentosa : hanya boleh diberikan sementara sebagai persiapan operasi sementara sebagai persiapan operasi

1. Timolol Maleat 0,25% tetes mata 1. Timolol Maleat 0,25% tetes mata tiap tiap 12 jam12 jam

2. Acetazolamide 5-10 mg/Kg BB tiap 2. Acetazolamide 5-10 mg/Kg BB tiap 8 8 jamjam

3. Pilocarpine 1%-2% tiap 6 jam3. Pilocarpine 1%-2% tiap 6 jam

OPHTHALMIA NEONATORUMOPHTHALMIA NEONATORUM

Inflamasi konjungtiva yang terjadi pada Inflamasi konjungtiva yang terjadi pada bulan pertama kelahiranbulan pertama kelahiran

Penyebabnya :Penyebabnya :

– ChlamydialChlamydial

– GonococcalGonococcal

– Chemical. Staphylococcus aureus, Chemical. Staphylococcus aureus, herpes simplexherpes simplex

CHLAMYDIAL CONJUNGTIVITISCHLAMYDIAL CONJUNGTIVITIS

Penyebab neonatal konjungtivitis yang Penyebab neonatal konjungtivitis yang paling seringpaling sering

Inkubasi 4-15 hari setelah bayi lahirInkubasi 4-15 hari setelah bayi lahir

Ditularkan lewat jalan lahirDitularkan lewat jalan lahir

Konjungtivitis akut Konjungtivitis akut → mukopurulen→ mukopurulen

Komplikasi → pannus kornea superior, Komplikasi → pannus kornea superior, sikatrik konjungtiva, kekeruhan korneasikatrik konjungtiva, kekeruhan kornea

CHLAMYDIAL CONJUNCTIVITISCHLAMYDIAL CONJUNCTIVITIS

Komplikasi sistemik Komplikasi sistemik → otitis, rhinitis, → otitis, rhinitis, pneumoniapneumonia

TerapiTerapi

– Topikal : tetracycline zalf mataTopikal : tetracycline zalf mata

– Sistemik : Eritromisisn 25 mg/Kg BB, 2x Sistemik : Eritromisisn 25 mg/Kg BB, 2x sehari selama 14 harisehari selama 14 hari

– Konsultasi kedua orang tua ke bag Kulit Konsultasi kedua orang tua ke bag Kulit KelaminKelamin

GONOCOCCAL CONJUNCTIVITISGONOCOCCAL CONJUNCTIVITIS

Ditularkan lewat jalan lahirDitularkan lewat jalan lahir

InkubInkubaasi 1-3 hari setelah bayi lahirsi 1-3 hari setelah bayi lahir

Konjuntivitis hiperakut Konjuntivitis hiperakut → sekret purulent → sekret purulent masif, khemosis konjungtiva, kadang masif, khemosis konjungtiva, kadang terbentuk membran atau pseudomembranterbentuk membran atau pseudomembran

Laboratorium : sekret mata → pengecatan Laboratorium : sekret mata → pengecatan gram→ coccus gram negatif yang gram→ coccus gram negatif yang berpasangan seperti biji kopi,berpasangan seperti biji kopi,

GONOCOCCAL CONJUNCTIVITISGONOCOCCAL CONJUNCTIVITIS

Intra / ekstra sel adalah kuman Neisseria Intra / ekstra sel adalah kuman Neisseria GonorrhoikaGonorrhoika

Komplikasi : Komplikasi :

– Ulkus korneaUlkus kornea

– Perforasi korneaPerforasi kornea

– endofthalmitisendofthalmitis

GONOCOCCAL CONJUNCTIVITISGONOCOCCAL CONJUNCTIVITIS

Terapi :Terapi :

– Topikal : bersihkan sekret mata sesering Topikal : bersihkan sekret mata sesering mungkin, tetesi penisilin topikal 10.000 – mungkin, tetesi penisilin topikal 10.000 – 20.000 IU sesering mungkin20.000 IU sesering mungkin

– Sistemik : Penicillin 50.000 U/Kg BB, 2 x Sistemik : Penicillin 50.000 U/Kg BB, 2 x sehari selama 7 hari atau Cefotaxime sehari selama 7 hari atau Cefotaxime 100 mg/ Kg BB i.m single dose100 mg/ Kg BB i.m single dose

XEROPHTHALMIAXEROPHTHALMIA

Penyakit mata karena defisiensi Vit. APenyakit mata karena defisiensi Vit. A

Menyerang balitaMenyerang balita

Penyebab kebutaan terbanyak pada anak-Penyebab kebutaan terbanyak pada anak-anak anak → kelainan kornea→ kelainan kornea

Gejala pada mata : Gejala pada mata :

– Rabun senja → gejala awalRabun senja → gejala awal

– Xerosis konjungtiva / bercak bitotXerosis konjungtiva / bercak bitot

– Xerosis kornea / keratomalasiaXerosis kornea / keratomalasia

XEROPHTHALMIAXEROPHTHALMIA

Klasifikasi WHOKlasifikasi WHO

– Primer : X 1 a : Xerosis konjungtivaPrimer : X 1 a : Xerosis konjungtiva

1 b : Xerosis konjungtiva + 1 b : Xerosis konjungtiva + bercak bitotbercak bitot

X 2X 2 : Xerosis kornea: Xerosis kornea

− − Sekunder : X n : Night BlindnessSekunder : X n : Night Blindness

Xs : Scarr/ sikatrikXs : Scarr/ sikatrik

Xf : Fundus xeroftalmiaXf : Fundus xeroftalmia

XEROPHTHALMIAXEROPHTHALMIA

– Terapi :Terapi :

Kuratif :Kuratif :

hari I hari I → 200.000 IU Vit A per oral atau → 200.000 IU Vit A per oral atau 100.000 IU Vit A i.m.100.000 IU Vit A i.m.

hari berikutnya → 200.000 IU Vit A hari berikutnya → 200.000 IU Vit A per oralper oral

1-2 minggu berikutnya →200.000 IU 1-2 minggu berikutnya →200.000 IU Vit A per oralVit A per oral

XEROPHTHALMIAXEROPHTHALMIA

– Preventif : Preventif :

Pemberian Vit A 200.000 IU per Pemberian Vit A 200.000 IU per oral oral pada anak balita tiap 6 bulan.pada anak balita tiap 6 bulan.

Pemberian Vit A 200.000 IU per Pemberian Vit A 200.000 IU per oral oral pada ibu melahirkan / masa nifaspada ibu melahirkan / masa nifas

RUBRUBEELLA KONGENITALLLA KONGENITAL

Infeksi terjadi pada trimester I kehamilanInfeksi terjadi pada trimester I kehamilan

Gejala pada ibu tidak khas Gejala pada ibu tidak khas → ruam kulit → ruam kulit dan limfadenitisdan limfadenitis

Infeksi ditularkan ke bayi secara Infeksi ditularkan ke bayi secara transplasentatransplasenta

Gejala khas sindroma rubella kongenital Gejala khas sindroma rubella kongenital pada mata : pada mata :

RUBELLA KONGENITALRUBELLA KONGENITAL

Katarak uni/bilateral (tersering bilateral)Katarak uni/bilateral (tersering bilateral)

Glaukoma kongenitalGlaukoma kongenital

MikrofthalmusMikrofthalmus

Retinopati gambaran khas Retinopati gambaran khas salt and peppersalt and pepper

Strabismus dan nystagmusStrabismus dan nystagmus

Atrofi saraf optikAtrofi saraf optik

AMBLIOPIA

Turunnya visus walaupun dengan koreksi terbaik, tanpa kelainan struktur yang tampak pada mata atau lintasan visus bagian belakang.

Akibat angguan perangsangan terhadap perkembangan fungsi visual pada tahap awal kehidupan.

AMBLIOPIA

Gangguan utama pada visus sentral sedangkan penglihatan perifer normal.1-2,5 %dari populasiBerdasar penyebabnya digolongkan menjadi :– ambliopia strabismik– ambliopia anisometropik– ambliopia ametropik– ambliopia ex-anopsik

Ambliopia Strabismik

Akibat diplopia dan confusion yang diikuti supresi fovea.

50 % karena esotropia

Hasil interaksi binokuler abnormal yang berlanjut dengan supresi monokuler mata yang mengalami deviasi.

Ambliopia Anisometropik

Gangguan fusi akibat perbedaan refraksi antara mata kanan dan kiri.

Bayangan di fovea kedua mata berlainan bentuk dan ukurannya.

Anisometropia miopik baru akan menimbulkan ambliopia yang bermakna bila perbedaannya > 5 D

Ambliopia Anisometropik

Hyperopia menimbulkan ambliopia berat.

Anisometropia hiperopik 1,5 D dapat menimbulkan ambliopia bermakna.

Hiperopik > 3 D akan menimbulkan ambliopia berat dengan visus 6/60.

Ambliopia Ametropik

Visus turun bilateral walaupun sudah koreksi maksimal.

Akibat kelainan refraksi bilateral tinggi pada anak yang tidak dikoreksi (hiperopia > 5 D atau miopia > 10 D).

Penanganan untuk amliopia hiperopik adalah koreksi maksimal.

Ambliopia Ex-anopsia

Hilangnya penglihatan bentuk karena kekeruhan media refrakta atau ptosis.

Anak-anak rentan sejak lahir – 8 tahun.

Periode perkembangan visual terjadi antara minggu I – bulan ke II kehidupan.

Ambliopia pada anak < 5 thn sering irreversibel.

Diagnosis Ambliopia

Diagnosis beradasar :

- visus turun

- kelainan fisik mata (-)

- crowding phenomenon

- defek pupil aferen

Pencegahan Ambliopia

Orang tua harus peka

Pemeriksaan rutin

Pemeriksaan refraksi dengan sikloplegik

Mengeliminasi kondisi-kondisi yang menyebabkan ambliopia dengan tindakan medis.

Menkompensani anisometropia yang sudah timbul

Penanganan Ambliopia

Oklusi mata yang baik. Makin muda pasien makin cepat perbaikannya.

Selama oklusi mata harus distimulasi misalnya membaca.

Visus kedua mata harus selalu dimonitor

Hentikan oklusi bila 6 bulan tidak ada perbaikan.

Penanganan Ambliopia

Penalisasi (mata yang normal dibuat kabur dengan atropin).

Mata ambliop dirangsang untuk melihat dekat saja atau jauh saja dengan kacamata.

Efektif untuk mild ambliopia (visus > 6/24).

Ambliopia karena strabismus dioklusi dulu setelah membaik operasi strabismus.

UVEITIS PADA ANAK

2-8 % dari total kasus uveitis.

Sulit diketahui secara awal karena tidak mengeluh.

Pemberian steroid berisiko terjadi katarak dan glaukoma.

Berisiko terjadi ambliopia dan band keratopathy.

UVEITIS PADA ANAK

Pembagian uveitis sama dengan orang dewasa.

Penyebab infeksi paling sering :– toksoplasmosis– JRA (juvenile rheumatoid arthritis) ± 40%

JRA pada anak

Gambaran klinis subyektif

- Akut : sakit, silau, visus kabur (uveitis anterior)

- Kronis : hampir tanpa gejala

Cell dan flare di COA, sinekia posterior berakhir dengan katarak, band keratopathy, glaukoma, hipotoni.

JRA pada anak

Dapat terjadi vitritis dan edema makula.

Terapi standar : steroid, sulfas atropin dan anti inflamasi.

Karakteristik didapatkan sinovitis kronis

Gold standart : Pemeriksaan HLA B27

top related