konsep keperawatan keluarga klp 2
Post on 19-Dec-2015
31 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui adopsi atau perkawinan. (WHO, 1969)
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak,
hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen
komunikasi seperti : pengirim, media, pesan, lingkungan dan penerima.
Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai
dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai
dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980).
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan
keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana konsep keperawatan keluarga?
2. Bagaimana tugas perawat kesehatan keluarga ?
3. Apa saja peran dan fungsi keperawatan keluarga ?
4. Bagaimana model konsep keperawatan keluarga ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui bagaimana konsep keluarga dan konsep model keperawatan keluarga
2. Mempelajari tipe perawat keluarga
3. Mengetahui berbagai konsep model keperawatan keluarga
4. Memahami Implikasi konsep keperawatan keluarga
Kelompok 2 Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keluarga
1.Pengertian Keluarga
Pengertian keluarga menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Duvall
Sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.
2. WHO, 1969
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui adopsi atau perkawinan.
3. Bergess, 1962
Yang dimaksud keluarga adalah :
- Terdiri dari kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan,
keturunan / hubungan sedarah atau hasil adopsi.
- Anggota tinggal bersama dalam satu rumah.
- Anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial.
- Mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat
tetapi mempunyai keunikan tersendiri.
4. Helvie, 1981
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu
rumah tangga dalm kedekatan yang konsisten dan hubungan yang
erat.
5. Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
Kelompok 2 Page 2
berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
6. Departemen kesehatan R.I. 1998
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalm keadaan saling
ketergantungan.
Dari berbagai pngertian di atas dapat disimpulkan bahwa
karakteristik keluaga adalah:
2. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi.
3. Anggota keluarga hidup bersama.
4. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-
masingnya punya peran sosial: suami, isteri, anak, akkak, adik.
5. Mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
dan meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial
anggota(Wahit Iqbal Mubarak dkk, 2006).
2. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari
berbagai macam pola kehidupan, maka perawat perlu memahami dan
mengetahui berbagai tipe keluarga.
a. Tradisional Nuclear
Kaluarga inti yang terdiri dari: ayah, ibu dan anak yang tinggal
dalam satu rumah dan ditetapkan dengan sanksi-sanksi legal
dalam suatu ikatan perkawinan.
b. Extended Family
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya:
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman dan bibi.
c. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam satu rumah bersama anak-anaknya dari
perkawinan lama maupun perkawinan baru.
Kelompok 2 Page 3
d. Niddle Age /Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya
bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karier.
e. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak punya anak, kedua/salah
satu bekerja di luar rumah.
f. Single Parent
Satu orang tua akibat perceraian/kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah/di luar rumah.
g. Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak
h. Commuter Married
Suami istri/keduanya orang karier dn tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan unutk kawin.
j. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institusional
Anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
l. Comunal
Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan
fasilitas
m. Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam
satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan
yang lain dan semua adalah orang tua dari ana-anak.
n. Unmaried parent and child
Kelompok 2 Page 4
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dujehendaki, anaknya
diadopsi
o. Cohibing couple
Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
3. Peran Perawat Keluarga
a. Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai kedududkannya dalam suatu
sistem(Kozier, Barbara, 1995:21). Dipengaruhi oleh keadaan sosial
baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.
Peran adalah Bentuk dari perilaku yang diharapkan dari
seseorang pada situasi sosial tertentu. Maksudnya adalah cara
untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik.
b. Peran Perawat Keluarga
Perawat keluarga adalah perawat yang berperan membantu
individu dan keluarga untuk menghadapi penyakit dan disabilitas
kronik dengan meluangkan sebagian waktu bekerja di rumah
pasien dan bersama keluarganya. Keperawatan keluarga
dititikberatkan pada kinerja perawat bersama dengan keluarga
karena keluarga merupakan subyek.
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan
yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk
mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu
keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas
perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat dalam melakukan
perawatan kesehatan keluarga adalah :
a. Educator
Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat
melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri
dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
b. Koordinator
Kelompok 2 Page 5
Koordinasi merupakan salah satu peran utama perawat yang
bekerja dengan keluarga. Klien yang pulang dari rumah sakit
memerluakn perawatan lanjutan di rumah, maka perlu
koordinasi lanjutan asuhan keperawatan di rumah.
c. Pelaksana perawatan dan pengawasan perawatan langsung
Perawat melakukan perawatan langsung atau demonstrasi
asuhan yang disaksikan oleh keluarga dengan harapan keluarga
mampu melakukan perawatan di rumah, perawat dapat
mendemonstrasikan dan mengawasi keluarga melakukan peran
langsung selama di rumah sakit atau di rumah oleh perawat
kesehatan masyarakat.
d. Pengawas kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur
untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang
kesehatan keuarga.
e. Konsultan atau penasehat
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga didalam
mengatasai masalah kesehatan. Hubungan perawat-keluarga
hasus dibina dengan baik, perawat bersikap terbukadan dapat
dipercaya, dengan demikian keluarga mau meminta nasehat
kepada perawat tentang masalah pribadi. Pada situasi ini
perawat sangat dipercaya sebagai narasumber dalam
mengatasi masalah kesehatan keluarga.
f. Kolaborasi
Perawat harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit
atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yang optimal.
g. Advokasi
Perawat seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai
di masyarakat, kadang kala keluarga tidak menyadari mereka
telah dirugikan, sebagai advokat klien perawat berkewajiban
melindungi hak keluarga, misalnya keluarga dengan sosial
ekonomi lemah sehingga keluarga tidak mampu memenuhi
Kelompok 2 Page 6
kebutuhannya, perawat juga dapat membantu keuarga mencari
bantuan yang mungkin dapat memenih kebutuhan keluarga.
h. Fasilitator
Perawat membantu keluarga menghadapi kendala untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Keluarga sering tidak
dapat menjangkau pelayanan kesehatan karena berbagai
kendala yang ada. Kendala yang sering dialami keluarga adalah
keraguan dalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah
ekonomi, dan masalah sosial budaya. Agar dapat melaksanakan
peran fasilitator yang baik maka perawat komunitas harus
mengetahui sistem pelayanan kesehatan misalnya sistem
rujukan dan dana sehat.
i. Penemu kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga
tidak terjadi ledakan penyakit atau wabah.
j. Modifikasi lingkungan
Dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah
maupun masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.
Selain itu peran perawat yang lain juga dapat memberikan saran
tentang gaya hidup, perilaku beresiko. dengan pengkajian dapat
mendeteksi awal penyakit sehingga dapat memberikan intervensi
terhadap penanganan penyakit dini. Mengetahui faktor sosial ekonomi
yang mempengaruhi masalah kesehatan keluarga agar dapat
memberikan intervensi yang tepat. Perawat bertindak sebagai lynchpin
yaitu terlibat bersama keluarga, tidak terbatas merawat, tetap juga tahu
masalah keluarga dan harus menempatkan diri sebagai anggota keluarga
sehingga dapat menghubungkan keluarga dengan tim kesehatan lain.
KONSEP MODEL KEPERAWATAN KELUARGA
Kelompok 2 Page 7
A. MODEL FREEDMAN
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang
tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam
komponen komunikasi seperti : pengirim, media, pesan, lingkungan
dan penerima.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
1. Karakteristik pengirim yang berfungsi
- Yakin ketika menyampaikan pendapat
- Jelas dan berkualitas
- Meminta feedback
- Menerima feedback
2. Pengirim yang tidak berfungsi
- Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan
dasar/data yang obyektif)
- Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti
ekspresi wajahnya)
- Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang
memutuskan/menyatakan sesuatu yang tidak didasari
pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar,
baik/buruk, normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel…”,
”kamu harus…”
- Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
- Komunikasi yang tidak sesuai
3. Karakteristik penerima yang berfungsi
- Mendengarkan dengan baik
- Memberikan feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan
pengalaman)
- Memvalidasi
4. Penerima yang tidak berfungsi
- Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar
- Diskualifikasi, contoh : ”iya dech…..tapi….”
Kelompok 2 Page 8
- Offensive (menyerang bersifat negatif)
- Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
- Kurang memvalidasi
5. Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
- Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
- Komunikasi terbuka dan jujur
- Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
- Konflik keluarga dan penyelesaiannya
6. Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
- Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
- Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
- Kurang empati
- Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
- Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
- Komunikasi tertutup
- Bersifat negatif
- Mengembangkan gosip
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi
atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya
status sebagai istri/suami atau anak.
Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa
aman, kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota
kelompok dari peranan sosialnya, sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
Peranan anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan
spiritual
Kelompok 2 Page 9
Struktur kekuatan : Kekuatan merupakan kemampuan
(potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau
mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
c. Tipe struktur kekuatan:
- Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang
tua terhadap anak)
- Referent power (seseorang yang ditiru)
- Resource or expert power (pendapat ahli)
- Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya reward yang
akan diterima)
- Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
- Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses
persuasi)
- Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi
dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual).
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam
satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman
perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan
dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
1. Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang
dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang
digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga
tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota
keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian
makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun
eksternal.
Kelompok 2 Page 10
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai
apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung.
Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik
dan pemecahan masalah.
Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
a. Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,
membantu anggota dalam membentuk identitas dan
mempertahankan saat terjadi stress.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap,
dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan
memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan
meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya
dan kepentingan di masyarakat
e. Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan
istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
B. MODEL ROY
Roy berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model
adaptasi keperawatan, yakni manusia, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan. Unsur keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu tujua
keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam elemen
penting pada konsep adaptasi.
a. Elemen Manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu
kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai masukan,
Kelompok 2 Page 11
proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy, 1986). Proses kontrol
adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan adaptasi
secara spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator
dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi.
Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi
fisologis, konsep diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling
ketergantungan.
Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem
kehidupan yang terbuka, adaptif, melakukan pertukaran energi
dengan zat/benda dan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia
dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, Jadi manusia
dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit
fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk
beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga dapat
digambarkan dengan istilah input, proses control dan umpan balik
serta output.
Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari
lingkungan eksternal dan internal. Proses kontrol manusia adalah
mekanisme koping yakni sistem regulator dan kognator. Keluaran
dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak
efektif. Regulator dihubungkan dengan fungsi fisiologis sedangkan
kognator dihubungkan dengan konsep diri, fungsi peran, dan
interdependensi.
1. Model Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan
fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis
yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi
menjadi dua bagian, model fungsi fisiologis tingkat dasar yang
terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang
kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
a. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya,
yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984
dalam Roy 1991).
Kelompok 2 Page 12
b. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk
mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan
mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy
1991).
c. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal
dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)
d. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik
dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi
fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-
komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
e. Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk
proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku)
dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi,
trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
f. The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan,
rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan
lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam
pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
g. Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di
dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler,
ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem
fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
(Parly, 1984, dalam Roy 1991).
h. Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis
merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme
seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan
mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi
kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh
(Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
i. Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman
sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan
mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai
peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari
Kelompok 2 Page 13
regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam
Roy,1991).
2. Model Konsep Diri
Model konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan
penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia.
Kebutuhan dari konsep diri ini
berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi,
aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy
terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal
self.
a. The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang
dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran
tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat
merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau
hilang kemampuan seksualitas.
b. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal
diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan
cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang
berat dalam area ini.
3. Mode fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola - pola interaksi sosial
seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang
dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya
pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya
dimasyarakat sesuai kedudukannya.
4. Model Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang
dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling
memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling
menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan
dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi
Kelompok 2 Page 14
dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan
berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi
dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu
memberi dan menerima.
b. Elemen lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar
manusia. Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia
sebagai sistem yang adaptif sama halnya lingkungan sebagai
stimulus eksternal dan internal. Lebih lanjut stimulus itu
dikoelompokkan menjadi tiga jenis stimulus yaitu : fokal,
konstektual, dan residual. Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan
sebagai segala kondisi, keadaan disekitar dan mempengaruhi
keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu ata
kelompok
c. Elemen kesehatan
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan
proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara
keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara
tidak langsung bahwa kkesehatan atau kondisi tidak terganggu
mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi
dari pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas adalah sehat,
sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat. Definisi
kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan
pada kondisi sehat sejahtera.
Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat
dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi
dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon
terhadap stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat
meningkatkan penyembuhan dan mempertinggi kesehatan. Hal ini
adalah pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi
dan kesehatan.
Adaptasi adalah komponen pusat dalm model keperawatan.
Didalamnya menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif.
Kelompok 2 Page 15
Adaptasi dipertimbangkan baik proses koping terhadap stressor dan
produk akhir dari koping. Proses adaptasi termasuk fungsi holistic
untuk mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu
meningkatkan integritas. Proses adaptasi termasuk semua interaksi
manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian pertama
dari proses ini dimulai dengan pperubahan dalam lingkungan
internal dan eksternal yan gmembutuhkan sebuah respon.
Perubahan – perubahan itu adalah stressor atau stimulus fokal dan
ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan residual. Bagian-bagian
stressor menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress.
Bagian kedua adalah mekanisme koping yang merangsang untuk
menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan
digambarkan dalam istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan
manusia yang meliputi : kelangsungan hidup, pertumbuhan,
reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir ini
adalah kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi
peningkatan dan penurunan respon-respon. Setiap kondisi adaptasi
baru dipengaruhi oleh adaptasi, sehingga dinamik equilibrium
manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak yang besar
dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya manusia sebagai
sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada tingkat-
tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat.
Adaptasi kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang
masuk dan tingkatan adaptasi.
d. Elemen keperawatan
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut
menjadi landasan dalam melaksanakan praktik keperawatan (Roy,
1983). Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan
sebagai ilmu dan praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi
individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga sikap yang
muncul semakin positif.
Kelompok 2 Page 16
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu
kesatuan yang utuh untuk beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi pada lingkungan dan berespons terhadap stimulus internal
yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan individu tidak
dapat menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut
memerlukan perawatan.
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu
dengan lingkungan, sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin
meningkat.Komponen-komponen adaptasi mencakup fungsi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan.
Proses adaptasi
Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik,
mencakup semua interaksi individu dengan lingkungannya dan
dibagi menjadi dua proses, seperti yang berikut.
1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan
eksternal. Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal.
Apabila stresor atau stimulus tersebut mendapat dukungan dari
faktor-faktor konseptual dan resitual maka akanmuncul interaksi
yang biasa disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat
diperlukan untuk mengatasi stres.
2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan
respons adaptif atau tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi
adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan pencapaian
tujuan individu mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan,
reproduksi, dan integritas.
e. Aplikasi Model Adaptasi Roy
Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat
dalam mengembangkan proses keperawatan. Elemen dalam proses
keperawatan menurut Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan
kedua, diagnosa, tujuan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah
tersebut sama dengan proses keperawatan secara umum.
C. MODEL OREM
Kelompok 2 Page 17
Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai
dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai
dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980).
Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
a. Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi
kebutuhan dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah
teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini
oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
1. Self Care(Perawatan Diri)
Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang
sesuai dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri adalah suatu
langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang
berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan
keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari
seseorang dalam memelihara kesehatannya serta
mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli
self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi.
Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu :
persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan
persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :
- Pemeliharaan intake udara;
- Pemeliharaan intake air;
- Pemeliharaan intake makanan;
- Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi
dan eksresi;
- Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat;
Kelompok 2 Page 18
- Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi
sosial
- Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan
kesehatan manusia
- Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia
dalam kelompok sosial sesuai dengan potensinya.
2. Self Care Deficit(Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak
adekuat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang
disadari. Teori defisit perawatan diri Orem menjelaskan bukan
hanya saat keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara
membantu orang lain dengan menerapkan lima metode bantuan,
yakni melakukan untuk, memandu, mengajarkan, mendukung
dan menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan perawatan
diri saat ini atau di masa yang akan datang.
3. Nursing system(Sistem Keperawatan)
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care"
pasien dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya.
Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan
kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani
aktifitas "Self Care".
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
- The Wholly compensatory system
Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk
klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau
lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.
- The Partly compensantory system
Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang
mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau
kecelakaan.
- The supportive - Educative system
Kelompok 2 Page 19
Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang
memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan
perawatan mandiri.
- Metode bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan
melalui lima metode bantuan yang meliputi :
1. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien;
2. Mengajarkan klien;
3. Mengarahkan klien;
4. Mensupport klien.
b. Keyakinan dan Nilai – Nilai
Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan
adalah :
1. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus
menerus memperthankan self care untuk hidup dan sehat,
pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
2. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan
self care yang berperan untuk mempertahankan dan
meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
3. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi
kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya
tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau
kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan
kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang
mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.
c. Tiga Kategori Self Care
Kelompok 2 Page 20
Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care
yang disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite),
yaitu :
1. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan
ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi
kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada
kebutuhan dasar manusia. Universal requisite yang dimaksudkan
adalah :
- Pemeliharaan kecukupan intake udara;
- Pemeliharaan kecukupan intake cairan;
- Pemeliharaan kecukupan makanan;
- Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat;
- Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi
kemanusiaan dan kesejahteraan manusia;
- Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses
eliminasi;
- Meningkatkan fungsi human fungtioning dan
perkembangan ke dalam kelompok sosial sesuai dengan
potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan
seseorang untuk menjadi normal.
2. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan
tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat
mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup
seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
3. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan
yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang
menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang
menginginkan perubahan dalam perilaku self care.
d. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga adalah :
Kelompok 2 Page 21
1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan
mandiri secara terapeutik;
2. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri;
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota
keluarganya yang mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada
model orem's yang diterapkan pada praktek keperawtan
keluaga/komunitas adalah sebagai berikut:
1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat
disekitarnya;
3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga
sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi;
4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik
dasar yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan
kompres secara benar.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui adopsi atau perkawinan. (WHO, 1969)
Kelompok 2 Page 22
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak,
hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen
komunikasi seperti : pengirim, media, pesan, lingkungan dan penerima.\
Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai
dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai
dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980).
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W. I, Santoso, B. A, Rozikoi, K, Patonah, S. (2006). Ilmu
keperawatan komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto.
Kelompok 2 Page 23
Setyowati. Sri. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep dan Aplikasi Kasus. Mitra
Cendikia. Jogjakarta
Setiawaty. Santun. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Trans Info
Media : Jakarta.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. EGC : Jakarta.
Kelompok 2 Page 24
top related