kinerja puskesmas dalam pelayanan kesehatan masyarakat
Post on 31-Oct-2015
487 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka konsep penyusunan strategi peningkatan kinerja, maka
langkah yang akan dilakukan adalah mengembangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja tersebut, terutama mengantisipasi perkembangan lingkungan
internal maupun eksternal sebagai konsekwensi dari perkembangan era globalisasi
dan penerapan liberalisasi ekonomi.
Tujuan organisasi yang telah ditetapkan wring tidak dapat diraih sesuai
dengan apa yang diharapkan. Hal ini dikarenakan tidak lain terjadinya gejolak dan
kekisruhan ataupun perubahan yang terjadi pada lingkungan. Organisasi publik
maupun privat didirikan tentu saja dengan tujuan yang berbeda-beda. Tujuan yang
ditetapkan oleh suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh visi dan misi serta nilai -
nilai yang ada dalam organisasi tersebut, oleh karenanya tujuan organisasi yang baik
akan merefleksikan orientasinya pada visi dan misi organisasi.
Seperti halnya kinerja Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat maka perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius terutama yang
berkaitan dengan SDM (sumber daya manusia) yang bekerja pada organisasi
tersebut, sehingga dapat memberikan kontribusi yang terbaik bagi pencapaian
tujuan organisasi maka dituntut kesadarannya, profesionalisme, kedisiplinan dan
kinerja yang setinggi mungkin sehingga roda organisasi dapat berjalan dengan
1
efektif dan efesien.
Dalam kaitannya hal tersebut diatas, maka untuk mewujudkan cita-cita
Indonesia sehat 2010 yang memuat harapan agar penduduk Indonesia memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan
merata serta berkesinambungan. Walaupun demikian, berbagai fakta menyadarkan
bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata itu masih jauh dari
harapan masyarakat dan membutuhkan upaya yang sungguh-sungguh untuk
mencapainya. (Anonim, 2003 :1).
Berkaitan dengan pentingnya aspek kesehatan dalam rangka pembangunan
nasional yang disesuaikan pada kondisi sosial budaya dan geografis penduduk
Indonesia, maka pada bulan November 1967 Pemerintah Republik Indonesia
merumuskan program kesehatan terpadu sesuai dengan kondisi social dan
kemampuan rakyat Indonesia yang dinamakan dengan PUSKESMAS (Pusat
Kesehatan Masyarakat) sebagai suatu pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu dan menyeluruh dan mudah
dijangkau oleh masyarakat.
Dewasa ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air dan
bahkan untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas Induk dibantu
oleh Puskesmas pembantu dan Puskesmas Keliling. Tercatat pada tahun 2002
jumlah Puskesmas diseluruh Indonesia adalah 7.277 unit dan Puskesmas Pembantu
sebanyak 2L587 unit serta Puskesmas Keliling 5.084 unit (perahu 716 unit dan
Ambulance 1.302). (Warta Kesehatan Indonesia Edisi Oktober 2002)
2
Adapun jumlah Puskesmas yang ada di seluruh Wilayah Sulawesi Tenggara
sebanyak 148 unit yang tersebar disemua kecamatan. Khususnya di kecamatan
Lakudo Kabupaten Buton terdapat I Puskesmas Induk dan memiliki 7 Puskesmas
pembantu dan 4 buah Polindes serta 23 Posyandu yang tersebar di seluruh
wilayah kecamatan Lakudo. Dan salah satu Puskesmas induk yang terdapat di
kecamatan Lakudo adalah Puskesmas Lakudo yang terdapat di kelurahan Lakudo
yang juga Ibu kota Kecamatan Lakudo. (Arsip Puskemas Lakudo 2004-2005).
Permasalahan yang kemudian muncul adalah aksebilitas, mutu pelayanan dan
pemanfaatan Puskesmas serta kinerja Puskesmas dalam memberikan pelayanan
kesehatan masyarakat khususnya di Kecamatan Lakudo serta cakupan kegiatan
program pelayanan kesehatan pada masyarakat seluruhnya belum optimal dan
terlaksana sesuai apa yang diharapkan, ini bisa dilihat dari bulan Februari - Maret
2006 jumlah pasien/pengunjung yang berobat di Puskesmas Lakudo sebanyak 155
orang, kondisi ini menunjukan bahwa pemanfaatan Puskesmas sebagai rumah
berobat masyarakat khususnya di Puskesmas Lakudo masih sangat minim,
masyarakat cenderung menggunakan tenaga dukun/ medis tradisional. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (1). Kemampuan SDM (2).
Kemampuan biaya (3). Ketersediaan sarana dan prasarana (4). Penempatan serta
distribusi tenaga kesehatan. (Arsip pengunjung/pasien Puskesmas Lakudo Februari -
Maret 2006).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas yang dikaitkan dengan dasar pentingnya
kinerja Puskesmas dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Maka
3
peneliti terdorong untuk melakukan kajian penelitian dengan judul penelitian : Kinerja
PUSKESMAS (Pusat Kesehatan Masyarakat) Dalam Pelayanan Kesehatan
Masyarakat. Studi Puskesmas Lakudo Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah yang akan ditelaah dan
dikaji adalah masih kurang optimalnya peranan Puskesmas Lakudo dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu, agar penelitian ini lebih
terarah dalam mengkaji masalah tersebut maka peneliti merumuskan pertanyaan sebagai
berikut : Bagaimana Kinerja Puskesmas Lakudo dalam memberikan pelayanan
kesehatan masyarakat?.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas maka, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui : Kinerja Puskesmas Lakudo dalam memberikan pelayanan
kesehatan masyarakat.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah khusunya Dinas Kesehatan
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
b. Sebagai bahan masukan bagi para petugas medis/kesehatan khususnya
petugas Puskesmas Lakudo untuk meningkatkan tugas dan
4
tanggungjawabnya sebagai petugas kesehatan serta dapat mencari
langkah-langkah konkrit untuk peningkatan/perbaikan mutu pelayanan
Puskesmas Lakudo.
c. Sebagai bahan informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang
relevan dengan penelitian ini.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kinerja Puskesmas
Kinerja (performance) dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil
atau dengan kata lain, kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi.
(Keban, 2000). Semakin tinggi kinerja organisasi semakin tinggi tingkat
pencapaian tujuan organisasi. Jadi suatu organisasi dikatakan memiliki kinerja
yang optimal, jika menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.
Sandra J. Hale (dalam salusu, 1998) menyatakan " dua cara utama bagi
organisasi untuk mencapai kinerja yang tinggi adalah (1). Memusatkan pada misi
yang berorientasi kepada komitmen (2). Memastikan bahwa seluruh pegawai
dilibatkan dalam sepenuhnya dalam mengelola pekerjaannya ". Rummler dan
Brache (dalam Salusu, 1998) mengemukakan tiga tingkatan kinerja yaitu tingkat
organisasi, tingkat proses dan tingkat pelaksanaan tugas.
Kinerja diartikan sebagai hasil kerja. Hasil kerja yang dicapai tentunya
sesuai dengan persyaratan atau aturan yang ditetapkan dalam organisasi yang
bersangkutan. Simamora (1997 :327) mengatakan bahwa kinerja merupakan sua tu
pencapaian persyaratan-persyaratan tertentu yang pada akhirnya secara langsung
dapat tercermin dari out-put yang dihasilkan baik dalam jumlah maupun
kualitasnya.
6
Kirana (1997 :25) mengemukakan kinerja merupakan serangkaian akatifitas
yang dikerjakan oleh para karyawan sesuai dengan adanya budaya perusahaan,
menyangkut kreativitas kerja terhadap pelaksanaan juga melalui kemampuan
keahlian, pengetahuan dan perilaku spesifik dengan pekerjaan. Sedangkan kinerja
menurut Hasibuan (1992 :5) diartikan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kemampuan yang ditinjau dari seorang karyawan.
Untuk mengukur suatu kinerja organisasi yang efektif, efesien dan optimal
seperti halnya kinerja pada organisasi Puskesmas maka sangat dipengaruhi oleh
beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius, sebab hal tersebut
dinilai sebagai ujung tombak dalam pencapaian kinerja suatu organisasi diantaranya
adalah :
1. Perencanaan
Planning atau perencanaan merupakan proses pemikiran dan penentuan secara
jelas dari segala sesuatu yang akan dijelaskan dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi. Karena pada dasarnya setiap proses pemikiran itu memerlukan suatu
keputusan, maka planning atau perencanaan meliputi serangkaian keputusan-
keputusan termasuk keputusan dalam hal tujuan kebijaksanaan, prosedur,
program dan metode serat jadwal waktu pelaksanaan. Perencanaan merupakan
dasar atau arah atau pedoman bagi manajemen dalam melaksanakan tugas. Oleh
karena itu berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuannya sangat ditentukan
oleh rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan apabila rencana itu salah maka
7
dengan sendirinya tujuan organisasi tidak akan tercapai. (Maryati Sukarni. Kansius
1994:27)
2. Pengawasan
Pengawasan atau controlling bertujuan untuk mengetahui apakah
pelaksanaan tugas/pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pengawasan menyangkut kegiatan membandingkan antara basil
nyata yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan dan apabila
pelaksanaannya menyimpang dari rencana maka perlu diadakan koreksi
seperlunya. Organisasi akan berhasil dan akan mencapai sasarannya apabila
pimpinan mampu melaksanakan fungsi pengawasan dengan sebaik-baiknya.
(Maryati Sukarni. Kansius 1994 :29)
3. Evaluasi
Proses evaluasi di dalam manajemen adalah sangat penting. Demikian pula
di dalam dunia kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan investasi social
yang cukup berperan usaha-usahanya mencakup sasaran kesejahteraan manusia.
Evaluasi sesungguhnya adalah proses kegiatan yang akan menilai segala
sesuatu yang akan diperoleh dengan apa yang sudah ditetapkan perencanaannya
atau dengan apa yang ingin dicapai melalui perencanaan semula. Karenanya untuk
menghindarkan agar penyimpangan itu tidak berlangsung terlalu jauh dari suatu
kekeliruan. Jadi kita harus melakukan point evaluasi pada setiap titik kegiatan
yang dianggap perlu. (Maryati Sukarni. Kansius 1994 :21)
Namun aspek-aspek lain yang sangat mempengaruhi dari pada kinerja suatu
8
organisasi seperti halnya kinerja Puskesmas Lakudo dalam memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat yang banyak memberikan kontribusi di dalam
pelaksanaan program kesehatan seperti :
a. Kemampuan sumber daya manusia (SDM).
Setiap organisasi pemerintah dan swasta termasuk di Puskesmas memiliki
asset yang pada dasarnya dapat digolongkan dalam " 3 M " yaitu Man. Money dan
material. Dari ketiga unsur M tersebut pertama adalah manusia merupakan asset
yang paling penting dan menentukan, karena nilai kedua unsur M lainnya sangat
tergantung pemanfaatannya oleh manusia sebagai pelaku aktif dalam organisasi
(Atmosoepratpo, 2001 : 30).
Moekiyat (1987 :3) mengemukakan ada 3 unsur kualitas yang perlu
dikembangkan dari setiap pegawai yaitu :
a. Keahlian. Agar supaya pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan
lebih efektif.
b. Pengetahuan, agar supaya pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional
c. Sikap, agar supaya timbul kemauan kerja sama dengan teman-teman dan
pimpinannya.
Sementara Atmosoeprapto (2001 : 31) mengemukakan bahwa kemampuan
SDM meliputi kemampuan teknik, kemampuan hubungan antar pribadi dan
kemampuan konseptual. Kemampuan teknik adalah kemampuan menggunakan
ilmu pengetahuan, metode, teknik dan alat yang diperoleh melalui pengalaman,
pendidikan dan pelatihan untuk melakukan tugas-tugas khusus. Kemampuan antar
9
pribadi adalah kemampuan menilai orang dan kemampuan dalam bekerja sama.
Sedangkan kemampuan konseptual adalah kemampuan untuk mengetahui
kekompakan organisasi secara keseluruhan dan peranan dirinya dalam organisasi.
Dan bukan sekedar mendasarkan pada sasaran dan kebutuhan dari kelompoknya.
b. Kemampuan Biaya Kesehatan
Kemampuan biaya adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dari batasan ini
terlihat bahwa biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut yakni (Imbalo 52-53).
1. Penyedia pelayanan kesehatan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan
adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan
upaya kesehatan. Dengan pengertian seperti ini tampak bahwa biaya kesehatan
dari sudut penyedia pelayanan, adalah persoalan utama para pemerintah
ataupun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang akan menyelenggarakan upaya
kesehatan.
2. Pemakai jasa pelayanan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan
adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa
pelayanan.
Biaya kesehatan banyak macamnya hanya saja disesuaikan dengan
pembagian pelayanan kesehatan, maka biaya kesehatan tersebut secara umum
10
dapat dibedakan atas dua macam yakni :
1. Biaya pelayanan kedokteran
Biaya kedokteran adalah untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
pelayanan kedoketeran, yakni yang tujuan utamanya adalah untuk mengobati
penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.
2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat
Biaya yang dimaksud di sini adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yakni tujuan
utamanya adalah untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk
mencegah penyakit.
Namun dalam pembiayaan kesehatan harus mempunyai syarat-syarat pokok
yang harus dipenuhi antara lain :
- Jumlah. Jumlah adalah syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia
dalam jumlah yang cukup dalam arti dapat menyelenggarakan semua upaya
kesehatan yang dibutuhkan serta dapat menyulitkan masyarakat yang ingin
memanfaatkannya.
- Penyebaran. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah penyebaran dana yang harus
sesuai dengan kebutuhan. Jika dana yang tersedia tidak dapat dialokasikan
dengan baik, niscaya akan menyulitkan penyelenggaraan setiap upaya
kesehatan.
- Pemanfaatan. Sekalipun jumlah dan penyebaran dana secara merata, tetapi jika
pemanfaatannya tidak mendapatkan peraturan yang seksama, niscaya akan
11
banyak menimbulkan masalah, yang jika berkelanjutan akan menyulitkan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
c. Ketersediaan sarana dan prasarana
Penempatan sebuah Puskesmas sekarang ini adalah lebih banyak dibangun di
ibu kota kecamatan, sedangkan untuk Puskesmas pembantu di tempatkan di
desa. Bagi masyarakat atau desa yang maju dengan penduduk yang banyak dapat
ditempatkan sebuah Puskesmas, tergantung dari ketersediaan tenaga, khususnya
tenaga dokter.
Penempatan Puskesmas juga harus dipertimbangkan permintaan masyarakat.
Sering terjadi pemempatan sebuah Puskesmas tidak berdasarkan permintaan
masyarakat, sehingga keadaan demikian Puskesmas tidak efektif dan efesien.
Kesalahan dalam penempatan Puskesmas selama ini, maka menuntut
perencanaan sebuah Puskesmas dilakukan secara efektif dan efesien. Satu hal
yang perlu dipertimbangkan terutama adalah ketersediaan tenaga medis dan para
medis dan permintaan masyarakat serat keterjangkauannya atau luas wilayah dan
jumlah penduduk cukup memadai. Termasuk dalam ketersediaan sarana dan
prasarana seperti pengadaan gedung yang layak dan pendistribusian obat-obatan.
(Kamalia Manajemen Pelayanan Rumah Sakit Dan Puskesmas 98-100)
d. Pendistribusian Tenaga Kesehatan
Pendistribusian tenaga kesehatan dewasa ini adalah menjadi masalah pokok
yang harus dituntaskan. Mengingat banyaknya tenaga kesehatan yang ditugaskan di
daerah-daerah terpencil sering meninggalkan dan melalaikan tugas-tugasnya,
12
dengan alasan mereka tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan yang akan
ditempati atau mereka menganggap bahwa penempatan mereka di daerah-daerah
terpencil tidak seimbang dengan gaji yang mereka terima. Dan mereka cenderung
memilih pindah di kota. Akhirnya masyarakat yang hendak berobat mengalami
kesulitan dan apabila mau berobat harus rela menunggu lama karena dokter
terlambat atau tidak berada ditempat.
B. Konsep Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Sejak lahir sampai tua secara individu manusia tidak pernah mampu secara
penuh memenuhi sendiri kebutuhannya dan selalu butuh pelayanan, meskipun
manusia adalah makhluk hidup tertinggi ciptaan Tuhan, tetapi makhluk yang serba
terbatas, lemah, keterbatasan manusia baik secara fisik, intelektual, moral membuat
manusia butuh pelayanan. Manusia selalu membutuhkan pelayanan sesuai dengan
masa pertumbuhan atau perkembangan kehidupannya seperti :
a. Waktu dalam kandungan dan kelahiran membutuhkan layanan dokter, bidan dan
dukun.
b. Masa balita membutuhkan layanan baby sister.
c. Masa usia sekolah membutuhkan pelayanan guru.
d. Masa remaja/ pemuda membutuhkan pelayanan konsultasi dalam berbagai
aktivitas misalnya, konsultasi seks, perkawinan, dan penyediaan lapangan kerja.
e. Masa dewasa membutuhkan pendamping setia (suami atau istri)
13
f. Selama waktu bekerja membutuhkan layanan peningkatan keterampilan,
keahlian, bimbingan, konsultasi dalam berbagai aktivitas dan bantuan sumber
daya.
g. Masa lanjut usia, membutuhkan pelayanan dalam berbagai hal.
Jadi pelayanan adalah salah satu cara melayani, membantu menyiapkan,
mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau sekelompok orang.
Sementara masyarakat adalah himpunan sekelompok anggota yang mempunyai
ikatan sosial, ekonomi, tujuan, cita-cita tertentu. Dalam kehidupan bermasyarakat
ada kepentingan individu atau golongan dan kepentingan bersama. Kepentingan
umum merupakan himpunan kepentingan pribadi yang sama dari suatu
masyarakat suatu wilayah.
Dengan demikian pelayanan masyarakat dapat diartikan sebagai suatu roses
pemenuhan kebutuhan masyarakat terutama yang berkaitan dengan kepentingan
umum dan kepentingan golongan atau individu dalam bentuk barang dan jasa. Ada
sepuluh dimensi karakteristik atau atribut yang harus diperhatikan dalam
perbaikan kualitas jasa pelayanan (Vincent Gospersz, 1977) adalah :(1) kepastian
waktu pelayanan (2) akurasi pelayanan (3) kesopanan dan keramahan dalam
memberikan pelayanan (4) tanggung jawab (5) kelengkapan (6) kemudahan
mendapatkan pelayanan (7) variasi model pelayanan (8) pelayanan pribadi (9)
kenyamanan dalam memperoleh pelayanan (10) atribut pendukung pelayanan.
Secara umum yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan menurut Levey
dan Loomba (1973) dalam azwar (1996), adalah setiap upaya yang diselenggarakan
14
sendiri atau secara bersama-sama dalam sebuah organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
Pelayanan kesehatan (Sujudi, 1997 : 11). Defenisi kesehatan yang secara
ekspansif dan mulai tertera dalam piagam Organisasi Kesehatan Dunia adalah
suatu keadaan yang menjamin adanya kesejahteraan jasmani, rohani, dan social
yang utuh. Dalam pengembangan strategi kesehatan dewasa ini telah mengangkat
isu utama yaitu peningkatan pelayanan kesehatan dasar, promosi, proteksi
kesehatan, lingkungan yang sehat, kesehatan keluarga serta perbaikan akses pada
pelayanan kesehatan seperti :
a. Mobilisasi tambahan sumber dana untuk kesehatan
b. Intensifikasi dan implementasi program kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan dasar secara integrative.
c. Perbaikan peralatan kesehatan
d. Memperbaiki kualitas dan akses terhadap air untuk minum termasuk keamanan
dan mutu produk makanan
e. Membangun pusat-pusat regional untuk pelayanan kesehatan masyarakat,
f. Memperluas pelayanan kesehatan masyarakat dengan sektor swasta (Tim
Crescent 2002 : 64).
Sementara itu pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas Lakudo
sekarang ini yang mendapat perhatian khusus diantaranya adalah sebagai berikut :
15
a. Kesehatan Ibu dan anak
Adapun evaluasi program tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
- Memelihara kesehatan ibu hamil, bersalin dan menyusui, serta anak-anak
sekolah
- Mengamati perkembangan dan pertumbuhan anak-anak dibawah lima tahun
(balita)
- Memberi nasehat tentang makanan sehat untuk mencegah munculnya gizi
buruk dan memberi pengobatan kepada ibu dan anak-anak sekolah
- Pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian bayi
- Pembinaan anak-anak pada TK
- Pemberian imunisasi pada anak-anak (Data Program Puskesmas Lakudo
Tahun 2006)
b. Program Keluarga berencana
Program keluarga berencana dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan
keluarga melalui kegiatan melembagakan keluarga kecil dan sejahtera.
Usaha-usaha yang telah dilaksanakan meliputi kegiatan sebagai berikut :
- Memberikan arahan dan melayani penggunaan alat kontrasepsi, seperti pil,
suntik dan lain-lain
- Mengamati mereka yang menggunakan alat untuk mencegah kehamilan
dan mencegah efek samping yang mungkin timbul
- Memberikan pengarahan kepada generasi muda mengenai reproduksi sehat
guna bekal mereka berkeluarga.(Data Program Puskesmas Lakudo Tahun
16
2006).
c. Poli Umum
Poli Umum adalah upaya pelayanan atau usaha yang diberikan oleh Puskesmas
untuk memberikan pertolongan langsung kepada pasien yang ditangani langsung
oleh dokter umum.
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
PERENCANAAN
PENGAWASAN
EVALUASI
SDM
Ketersediaan sarana & prasarana
Kemampuan Biaya
Distribusi penempatan tenaga kesehatan
Kesehatan ibu dan anak
Keluarga Berencana (KB)
Poli Umum
17
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Lakudo Kecamatan Lakudo
Kabupaten Buton yang memfokuskan pada Kinerja Puskesmas dalam pelayanan
kesehatan. Lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa kinerja
Puskesmas Lakudo dalam pelayanan kesehatan masyarakat belum optimal, kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan yang ada di Puskesmas
Lakudo dinilai oleh masyarakat setempat masih sangat kurang. Ini disebabkan
karna kurangnya ketersedian sarana dan prasarana dan keterbatasan sumber daya
manusia termasuk masih kurangnya tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
Lakudo.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Puskesmas Lakudo
yang berjumlah 25 orang dan warga masyarakat yang sedang berobat dan
berkunjung di Puskesmas Lakudo pada saat penelitian ini sedang
berlangsung.
18
2. Sampel
Untuk keperluan penelitian ini maka diambil sampel sebesar 28 orang dengan
menggunakan metode to ta l sampling atau ditetapkan secara sengaja, yang
terdiri dari tenaga kesehatan 13 orang dan pasien/pengunjung 15 orang.
Sampel yang diambil dari pasien/pengunjung terdiri atas:
a. 5 orang pasien/pengunjung pada poli kesehatan ibu dan anak
b. 5 orang pasien/pengunjung pada poli KB
c. 5 orang pasien/pengunjung pada poli umum
C. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat diperoleh antara lain :
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh secara logis langsung dari para informan
penelitian melalui tahap observasi, wawancara dan kuisoner yang diberikan
kepada informan, wawancara dengan informan dilakukan dengan pertimbangan
bahwa informan dapat memberikan data dan informasi yang diharapkan dapat
menjawab permasalahan yang sedang diteliti.
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui penelurusan sumber-sumber
tertulis seperti buku-buku, literature, laporan-laporan hasil penelitian yang relevan
dengan judul penelitian yang sedang diteliti.
D. Teknik Analisis Data
Analisis dan pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan teknik
deskriptif kualitatif, dimana data digambarkan dengan menjelaskan secara rinci dan
19
sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan.
E. Defenisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang keliru terhadap konsep-konsep yang
digunakan dalam telaahan ini, maka berikut ini dikemukakan beberapa konsep
(variabel) yang digunakan sebagai berikut
1. Sumber daya manusia adalah segala kemampuan manusia yang dapat digunakan
untuk mengelola suatu kegiatan sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Sumber daya manusia meliputi kemampuan teknis,
kemampuan hubungan antar pribadi dan kemampuan konseptual.
2. Ketersediaan sarana dan prasarana adalah usaha pemerintah dalam program
kesehatan untuk membantu dan menjamin berlangsungnya program kesehatan
secara terarah dan mencapai hasil yang efektif dan efesien.
3. Kemampuan biaya adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
4. Pendistribusian tenaga kesehatan adalah merupakan usaha pemerintah untuk
mendistribusikan tenaga kesehatan yang profesional secara merata untuk
membantu masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
5. Kesehatan Ibu dan Anak adalah pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas bagi
seluruh ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui beserta anak balitanya.
20
6. Usaha Keluarga Berencana adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas untuk
memberikan arahan dan bimbingan dari seluruh pasangan usia subur produktif
yang menjadi peserta KB untuk menjadi keluarga kecil dan sejahtera.
7. Poli Umum adalah upaya atau usaha yang diberikan oleh Puskesmas untuk
memberikan pertolongan langsung kepada pasien yang ditangani langsung oleh
dokter umum.
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Puskesmas Lakudo merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang
ada di Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton Propinsi Sulawesi Tenggara, dimana
di tempat tersebut penulis melakukan penelitian.
a. Jumlah Desa/Kelurahan dan Batas-Batas Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas Lakudo terdiri dari 9 desa dan 3 Kelurahan
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Gu dan Kecamatan Mawasangka
Sebelah Selatan : Selat Buton
Sebelah Barat : Kecamatan Mawasangka Timur
Sebelah Timur : Kecamatan Sangia Wambulu
b. Sarana pelayanan kesehatan
Puskesmas Lakudo merupakan Puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan
Lakudo, membina 7 buah Puskesmas Pembantu dan 4 buah Polindes serta 23
Posyandu.
22
c. Sarana non pelayanan kesehatan
Sarana non kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lakudo terdiri
dari : SMU/MAN 2 buah, SLTP/MTsN 6 buah, SD/MIN 20 buah dan TK 7 buah.
Sarana ibadah yang terdiri dari : Mesjid 19 buah dan Gereja 1 buah.
d. Jumlah Tenaga Kesehatan Dan Jenjang Pendidikan
Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Lakudo adalah sebanyak
25 orang yang terdiri dari Pegawai Negri Sipil, Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan
Tenaga Sukarela. Secara lebih terrinci dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Jenjang Pendidikan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Lakudo
No Jenjang Pendidikan Jumlah %12345678
Dokter UmumSKM (Sarjanan Kesehatan Masyarakat)AKPER (Akademi Keperawatan)AKZI (Akademi Gizi)AKL (Akademi Kesehatan Lingkungan)SPK (Sekolah Perawat Kesehatan)SPB (Sekolah Pembantu Bidan)SPAG (Sekolah Pembantu Ahli Gizi)
112321033
4,004,008,0012,008,0040,0012,0012,00
Jumlah 25 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Pada tabel 1 tenaga Puskesmas Lakudo menunjukkan bahwa jenjang
pendidikan tenaga perawat yang terdiri dari SPK, SPAG, AKZI dan SPAG
memiliki rasio terbesar yakni 76% : 24%. Jumlah tenaga yang besar ini apabila
diimbangi dengan mutu kinerja yang baik, maka akan sangat menentukan kinerja
Puskesmas Lakudo secara menyeluruh.
23
2. Karakteristik Responden (Tenaga Kesehatan)
Pada peneltian ini tenaga kesehatan yang dijadikan responden adalah
seluruh tenaga perawat di Puskesmas Lakudo yang memiliki masa kerja minimal
2 (dua) tahun dengan jumlah 13 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 12 orang
masa kerjanya masih dibawah 2 (dua) tahun. Berdasarkan jenjang pendidikan
responden diperoleh gambaran data distribusi tenaga kesehatan sebagai berikut :
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenjang Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Jumlah %12345678
Dokter UmumSKM (Sarjanan Kesehatan Masyarakat)AKPER (Akademi Keperawatan)AKZI (Akademi Gizi)AKL (Akademi Kesehatan Lingkungan)SPK (Sekolah Perawat Kesehatan)SPB (Sekolah Pembantu Bidan)SPAG (Sekolah Pembantu Ahli Gizi)
11211511
7,697,6915,397,697,6938,477,697,69
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa dari 13 orang tenaga kesehatan sebagai
responden, terdapat 1 orang (7,69%) yang memiliki jenjang pendidikan dokter, 1
orang (7,69%) S-1 Kesehatan Masyarakat (STIKM), 2 orang (15,39%) D-3
Keperawatan (AKPER), 1 orang (7,69%) D-3 Ilmu Gizi (AKZI), 1 orang (7,69%)
D-3 Kesehatan Lingkungan (AKL), 5 orang (38,47%) Sekolah Keperawatan
(SPK), 1 orang (7,69%) Sekolah Kebidadanan (SPB), dan 1 orang (7,69%)
Sekolah Gizi (SPAG).
24
Usia responden dalam penelitian ini rata-rata masih muda berkisar antara
(20 – 40) tahun, untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Usia (Tenaga Kesehatan)
No Usia Responden %1234
20 – 2526 – 30 31 – 3536 – 40
3523
23,0838,4715,3823,07
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Pada tabel 3 terlihat bahwa usia responden sebagaian besar berumur
26 – 30 tahun sebanyak 5 orang (38,47%), 20 – 25 tahun 3 orang (23,08%) dan
36 – 40 tahun sebanyak 3 orang (23,08%) serta 31 – 35 tahun sebanyak 2 orang
(15,38%).
Jika dilihat berdasarkan kepangkatan atau golongan responden, maka jelas
bahwa tidak semua responden berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan
tetapi adapula yang berstatus sbagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Golongan/Tingkat Kepangakatan
No Golongan Responden %12345
IIIIIIIV
PTT
-46-3
0,0030,8046,100,0023,10
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer
25
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa sebesar 6 orang (46,10%) responden
adalah pegawai negeri sipil golongan III, 4 orang (30,80%) golongan II dan 3
orang (23,10%) pegawai tidak tetap atau pegawai non golongan.
3. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Kecamatan Lakudo
a. Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian
Jumlah penduduk Kecamatan Lakudo pada awal tahun 2006 mencapai
23.325 jiwa yang terdiri dari 12.109 laki-laki dan 11.216 perempuan tersebar di 9
Desa dan 3 Kelurahan. Mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Lakudo
sangat beragam antara lain petani, nelayan, sektor industri, pedagang dan sisanya
jasa sosial dan kemasyarakatan. Distribusi penduduk menurut jenis pekerjaan di
Kecamatan Lakudo disajikan pada tabel 5.
Tabel 5. Distribusi Penduduk menurut Jenis Pekejaan di Kecamatan LakudoNo Mata Pencaharian Jumlah KK %123456
PetaniNelayanIndustriPerdaganganJasa Sosial dan KemasyarakatanAngkutan, Komunikasi dan Keuangan
123410191701034243345
30,5025,204,2025,566,018,53
Jumlah 4.045 100,00Sumber : Data Sekunder, 2005
Pada tabel 5 di atas menunjukkan bahwa penduduk di Kecamatan Lakudo
sebagian besar berprofesi sebagai petani yaitu sebesar 30,50% dengan demikian
perekonomian di Kecamatan Lakudo digerakan oleh sektor pertanian untuk itu
pembangunan perlu difokuskan dan dioptimalkan disektor pertanian sehingga
26
keberlanjutan usaha pertanian dapat dikembangkan masyarakat dalam upaya
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidupnya.
b. Tingkat Pendidikan
Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Lakudo
dapat disajikan pada tabel 6.
Tabel 6. Distribusi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Lakudo
No Tingkat Pendidikan Jumlah %123456
Belum SekolahTidak SekolahSDSLTPSLTAPerguruan Tinggi
546798
1064544172456242
23,440,4245,6318,9310,531,05
Jumlah 23.325 100,00Sumber : Data Sekunder, 2006
Tingkat pendidikan di Kecamatan Lakudo (Tabel 6) dapat dikatakan masih
tergolong rendah, hal ini dilihat dari masyarakat dengan tingkat pendidikan SD
sebanyak 10.645 (45,63%), SLTP sebanyak 4417 orang (18,93%), SLTA
sebanyak 2456 (10,53%), Perguruan Tinggi sebanyak 242 orang (1,05%),
masyarakat yang belum sekolah sebanyak 5467 orang (23,44%) dan yang tidak
sekolah sebanyak 98 orang (0,42%).
4. Karasteristik Responden (Pasien)
Pada penelitian ini pasien yang dijadikan responden adalah pasien yang
berkunjung ke Puskesmas pada saat penelitian berlangsung. Sebanyak 15 orang
yang dipilih secara purposive dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan
27
sebelumnya. Karakteristik pasien sebagai responden dibagi atas 2 bagian yakni
berdasarkan jenjang pendidikan dan faktor usia.
a. Karakteristik Responden Menurut Jenjang Pendidikan (Pasien)
Jenjang pendidikan responden untuk pasien diuraikan pada tabel berikut.
Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Jenjang Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Jumlah %1234
SDSLTPSLTAPerguruan Tinggi
3462
20,0026,6740,0013,33
Jumlah 15 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Pada tabel 7 di atas menunjukkan bahwa dari 15 orang responden, terdapat 3
orang (20%) pada jenjang pendidikan SD, 4 orang (26,67%) pada jenjang
pendidikan SLTP, 6 orang (40%) pada jenjang pendidikan SLTA dan 2 orang
(13,33) pada jenjang perguruan tinggi.
b. Menurut Usia
Untuk mengetahui ratio masyarakat yang berobat di Puskesmas dan alokasi
obat-obatan, bahan habis pakai dan alat kesehatan lainnya maka responden
didistribusi berdasarkan usia. Distribusi responden berdasarkan usia dapat dilihat
secara jelas pada tabel 8.
28
Tabel 8. Distribusi Responden Menurut Usia
No Usia Responden (Tahun) Jumlah %123456
1 – 10 11 – 2021 – 3031 – 4041 – 50
> 50
124321
6,6713,3326,6720,0013,336,67
Jumlah 15 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Berdasarkan tabel 8 di atas, menunjukkan bahwa 1 orang (6,67%)
responden berusia antara 1–10 tahun, 2 orang (13,33%) responden berusia 11–20
tahun, 4 orang (26,67%) responden berusia 21–30 tahun, 3 orang (20,00%)
responden berusia 31–40 tahun, 2 orang (13,33%) responden berusia 41–50 tahun
dan 1 orang (6,67%) responden berusia lebih dari 50 tahun.
5. Tanggapan Responden
A. Kinerja Tenaga Kesehatan
Untuk menggambarkan kinerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Lakudo, analisis didasarkan pada hasil kuisioner yang disebarkan pada 28
responden yang teridiri dari 13 responden tenaga kesehatan dan 15 responden
pasien yang berobat di Puskesmas Lakudo.
Untuk responden yang berasal dari tenaga kesehatan, variabel penelitian
yang disebarkan dalam kuisioner yaitu sumber daya manusia tenaga
kesehatan, ketersediaan sarana dan prasarana Puskesmas, kemampuan biaya,
dan distribusi penempatan tenaga kesehatan. Dari 13 tenaga kesehatan yang
29
dijadikan responden dalam penelitian ini, masing-masing tenaga kesehatan
menjawab 15 pertanyaan dengan kriteia jawaban “Ya” atau “Tidak”.
1. Sumber Daya Manusia
Faktor utama yang menentukan kinerja Puskesmas adalah mutu tenaga
kesehatan yang bekerja di Puskesmas tersebut. Mutu tenaga kesehatan
ditentukan oleh kemampuan menetapkan sasaran kerja yang tepat dan
terjangkau, rasa tanggung jawab yang tinggi, pendidikan dan latihan kerja
serta lingkungan sosial dan pandangan hidup. Dari kuisioner tentang
kesesuaian keahlian dengan tugas yang diberikan pimpinan dan kesesuaian
prosedur kerja yang dilakukan, sebesar 13 orang responden memberikan
kriteria jawaban “Ya”. Hasil pengolahan data dapat dilihat dengan jelas pada
tabel 9.
Tabel 9. Distribusi Responden Tentang Kesesuaian Keahlian Dengan Tugas Yang Diberikan Pimpinan Dan Kesesuaian Prosedur Kerja Yang Dilakukan
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak130
100,000,00
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Tabel 9 menunjukkan bahwa kesesuaian keahlian dengan tugas yang
diberikan pimpinan dan kesesuaian prosedur kerja yang dilakukan di
Puskesmas Lakudo sudah sangat baik dimana sebesar 13 orang (100%)
responden memberikan kriteria jawaban “Ya”. Hal ini menggambarkan bahwa
30
penempatan tenaga kesehatan di Puskesmas Lakudo telah sesuai dengan
keahlian masing-masing tenaga kesehatan begitu pula dengan prosuder kerja
yang diterapkan di Puskesmas Lakudo sesuai dengan program yang ditetapkan
pemerintah dan lembaga Puskesmas.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan
sangat cepat sehingga bagi tenaga kesehatan Puskesmas yang tidak mengikuti
perkembangan itu akan menjadi ketinggalan informasinya. Bagi Puskesmas
yang tidak meningkatkan kemampuan dan keterampilan baik melalui program
pendidikan maupun pelatihan, maka akan terasa tertinggal.
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan di
Puskemas Lakudo sudah cukup baik untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 10. Distribusi Responden Tentang Pelaksanaan Pelatihan Bagi Tenaga Kesehatan
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak103
76,9223,08
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa sebesar 10 orang (76,92%)
responden memberikan kriteria jawaban “Ya”. Hal ini menggambarkan bahwa
sebagian besar responden telah mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan di bidang kesehatan.
31
2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
Sarana dan prasarana kesehatan merupakan bagian yang sangat penting
dalam peningkatan mutu pelayanan Puskesmas. Sarana dan prasarana
Puskesmas yang lengkap akan berpengaruh terhadap pelayanan pasien.
a. Kondisi Fisik Puskesmas
Salah satu yang menjamin mutu pelayanan Puskesmas adalah kondisi
fisik yang baik serta menjamin keberhasilan perawatan terhadap pasien.
Kondisi fisik tersebut menyangkut bangunan puskesmas, perlengkapan
puskesmas serta kebersihan lingkungan puskesmas.
Dari hasil survei lapangan dan kuisioner yang disebarkan hasilnya
menunjukkan bahwa kondisi bangunan Puskesmas Lakudo tergolong baik
begitu pula dengan perlengkapan lain seperti sarana transportasi, komunikasi
dan kelengkapan lain untuk lebih jelasnya akan dipaparkan dalam tabel
berikut.
Tabel 11. Distribusi Responden Tentang Keadaan Fisik Puskesmas Lakudo
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak130
100,000,00
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Tabel 11 menunjukkan bahwa 13 orang (100%) responden memberikan
kriteria jawaban “Ya” untuk keadaan fisik Puskesmas Lakudo. Hal ini
32
menggambarkan bahwa kondisi bangunan Puskesmas Lakudo masih baik
sehingga nyaman untuk merawat pasien.
b. Ketersediaan Obat
Obat merupakan kebutuhan primer bagi Puskesmas karena tanpa obat
maka perawatan pasien tidak dapat dilakukan. Obat diperlukan untuk
menjamin kontinuitas pelayanan pasien di Puskesmas. Ketersediaan obat di
Puskesmas Lakudo sudah memadai hal ini didasarkan pada jawaban responden
tentang persediaan obat, secara rinci ditampilkan pada tabel 12.
Tabel 12. Distribusi Responden Tentang Ketersedian Obat
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak94
69,2330,77
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa 9 orang (69,23%) responden
memberikan kriteria jawaban “Ya” dan 4 orang (30,77%) responden
memberikan jawaban “Tidak”. Hal ini menggambarkan bahwa secara umum
ketersediaan obat di Puskesmas Lakudo sudah baik meskipun sewaktu-waktu
masih terjadi kekurangan obat.
c. Ketersediaan Peralatan Medis
Dalam merawat pasien di Puskesmas tenaga kesehatan memerlukan
peralatan medis, peralatan medis tersebut sangat besar manfaatnya untuk
melakukan tindakan medis demi keselamatan pasien. Peralatan medis di
33
Puskesmas Lakudo masih kurang lengkap sehingga harus segera dilengkapi,
pemaparan tentang peralatan medis secara rinci disajikan pada tabel berikut.
Tabel 13. Distribusi Responden Tentang Ketersediaan Peralatan Medis
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak94
69,2330,77
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Tabel 13 menunjukkan bahwa sebesar 9 orang (69,23%) responden
memberikan kriteria jawaban “Ya” tentang ketersediaan peralatan medis di
Puskesmas Lakudo. Di duga bahwa masih ada bagian perawatan di Puskesmas
Lakudo peralatannya belum tersedia, terbukti dengan 4 orang (30,77%)
responden memberikan kriteria jawaban “Tidak”.
d. Fasilitas Penunjang
Untuk memperlancar kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas dibutuhkan
peralatan penunjang yang dapat membantu tenaga kesehatan dalam merawat
pasien. Fasilitas penunjang dimaksud antara lain mobil ambulance, alat
komunikasi, kendaraan bagi tenaga kesehatan dan lain-lain. Dari survei
langsung dan jawaban kuisioner dari responden menunjukkan bahwa fasilitas
penunjang yang ada di Puskesmas Lakudo masih kurang memadai. Secara
rinci tentang fasilitas penunjang ini ditampilkan pada tabel beirikut.
34
Tabel 14. Distribusi Responden Tentang Fasilitas Penunjang Puskesmas
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak58
38,4661,54
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Tabel 14 menunjukkan bahwa sebesar 8 orang (61,54%) responden
memberikan kriteria jawaban “Tidak”. Hal menggambarkan bahwa fasilitas
penunjang di Puseksmas Lakudo masih minim, meskipun beberapa tenaga
kesehatan telah memiliki fasilitas penunjang seperti kendaraan hal ini terbukti
dengan 5 orang (38,46%) responden memberikan kriteria jawaban “Ya”.
3. Kemampuan Biaya
Untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya
kesehatan yang diperlukan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat
diperlukan biaya. Biaya ini terbagi dua yakni pembiayaan dari tindakan-
tindakan kesehatan dan pembiayaan dari kegiatan-kegiatan non kesehatan.
Pembiayaan tindakan-tindakan kesehatan meliputi pasien atau keluarga yang
mendapat pelayanan kesehatan, penyenggara pelayanan kesehatan, pihak
ketiga yang mengurus pembiayaan kesehatan dengan perinsip asuransi atau
jaminan kesehatan dan pembiayaan pelaksanaan program kesehatan.
Pembiayaan dari kegiatan-kegiatan non kesehatan meliputi dana kemanusiaan,
pengambangan sarana dan prasarana kesehatan dan hono/gaji tenaga
kesehatan. Dalam penelitian ini faktor yang diteliti adalah pembiayaan
35
pelaksanaan program dan honor/gaji tenaga kesehatan, karena faktor ini yang
dapat berpengaruh langsung pada kinerja pelayanan Puskesmas.
a. Pembiayaan Pelaksanaan Program
Setiap program yang dilaksanakan oleh Puskesmas selalu membutuhkan
biaya. Biaya digunakan untuk proses pelayanan terhadap masyarakat dan
perawatan pasien. Biaya tersebut diperoleh dari pemerintah dan atau
masyarakat. Pembiayaan pelaksanaan program di Puskesmas Lakudo masih
belum mencukupi, secara rinci dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 15. Distribusi Responden Tentang Pembiayaan Pelaksanaan Program
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak67
46,1553,85
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Tabel 15 menunjukkan bahwa sebesar 7 orang (53,85%) responden
memberikan kriteria jawaban “Tidak”, hal ini berarti bahwa pembiayaan
pelaksanaan program di Puseksmas Lakudo masih belum mencukupi, ada
beberapa program yang biayanya sudah mencukupi informasi ini diperoleh
berdasarkan jawaban 6 orang (46,15%) responden yang memberikan kriteria
jawaban “Ya”.
b. Honor/gaji
Honor/gaji merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Lakudo. Secara umum tenaga
36
kesehatan di Puskesmas Lakudo belum dapat membiayai hidup dengan
honor/gaji yang diterima. Hal tersebut dapat dijelaskan pada tabel di bawah
ini.
Tabel 16. Distribusi Responden Tentang Honor/gaji Tenaga Kesehatan
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak58
38,4661,54
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Tabel 16 menunjukkan bahwa sebesar 8 orang (61,54%) responden
memberikan kriteria jawaban “Tidak”, hal ini berarti bahwa honor/gaji yang
diterima tenaga kesehatan di Puseksmas Lakudo belum mencukupi kebutuhan
hidup mereka. Sejumlah tenaga kesehatan sudah merasa cukup dengan
honor/gaji yang mereka terima, dimana sebesar 5 orang (38,46%) responden
memberikan kriteria jawaban “Ya”.
4. Pendistribusian Tenaga Kesehatan
Efektivitas organisasi kesehatan ditentukan oleh 3 (tiga) faktor yaitu
manusia, organisasi dan lingkungan. Faktor manusia dilihat dari kemampuan,
motivasi kerja dan peranan. Faktor organisasi dilihat dari kepemimpinan,
hubungan antar individu dalam kelompok. Untuk mengembangkan organisasi
ke arah yang lebih mapan maka penempatan tenaga kesehatan harus sesuai
dengan keahlian masing-masing tenaga kesehatan
37
a. Jumlah Pegawai/Tenaga Kesehatan
Hasil pengamatan tentang jumlah pegawai/tenaga kesehatan diperoleh
hasil bahwa jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Lakudo
secara umum telah mencukupi untuk melayani pasien namun masih diperlukan
tambahan untuk mengisi kekurangan yang ada, secara rinci ditampilkan pada
tabel di bawah ini.
Tabel 17. Distribusi Responden Tentang Jumlah Pegawai/Tenaga Kesehatan
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak85
61,5438,46
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Tabel 17 di atas menunjukkan bahwa sebesar 8 orang (61,54%)
responden memberikan kriteria jawaban “Ya” untuk jumlah pasien yang cukup
dalam melayani pasien. Sebesar 5 orang (38,46%) responden memberikan
kriteria jawaban “Tidak”, ini berarti bahwa masih ada kekurangan petugas
kesehatan di Puskesmas lakudo.
b. Pelaksanaan Program Kesehatan
Sebagian besar pelaksanaan program kesehatan di Puskesmas Lakudo
sudah mencapai sasaran, hal ini diperoleh dari tanggapan responden yang
secara lengkap dapat dilihat pada tabel 18.
38
Tabel 18. Distribusi Responden Tentang Pelaksanaan Program Kesehatan
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak94
69,2330,77
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer
Tabel 18 menunjukkan bahwa sebesar 9 orang (69,23%) responden
menyatakan bahwa pelaksanaan program kesehatan di Puskesmas Lakudo
telah mencapai sasaran dengan memberikan kriteria jawaban “Ya”. 4 orang
(30,77%) responden menyatakan bahwa pelaksanaan program di Puskesmas
Lakudo belum mencapai sasaran dengan memberikan kriteria jawaban
“Tidak”.
c. Keterlibatan Tenaga Kesehatan pada Pelaksanaan Program Kesehatan
Pelaksanaan program kesehatan pada Puskesmas harus melibatkan
berbagai pihak untuk memudah pelaksanaannya. Masing-masing tenaga
kesehatan, telah diberi tugas untuk melaksanakan program kesehatan sesuai
dengan tugas yang diberikan.
Keterlibatan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program kesehatan di
Puskesmas Lakudo sudah cukup baik, dimana semua tenaga kesehatan
dilibatkan secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan. Dari kuisioner
yang disebarkan secara keseluruhan responden menyatakan bahwa mereka
diikutsertakan dalam pelaksanakan program kesehatan. Tabel di bawah ini
akan menampilkan secara rinci hal tersebut.
39
Tabel 19. Distribusi Responden Tentang Keterlibatan Tenaga Kesehatan Dalam Pelaksanaan Program
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak130
100,000,00
Jumlah 13 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Tabel 19 menunjukkan bahwa sebesar 13 orang (100,00%) responden
memberikan kriteria jawaban “Ya”, ini berarti bahwa setiap pelaksanaan
program kesehatan di Puskesmas lakudo selalu melibatkan tenaga kesehatan
yang bertugas di Puskesmas tersebut.
d. Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan pimpinan Puskesmas Lakudo terhadap
tenaga kesehatan sudah cukup maksimal. Pengawasan ini bukan hanya
dilakukan di kantor tetapi juga di lapangan di mana para petugas kesehatan
melaksanakan tugasnya. Informasi tersebut diperoleh dari wawancara
langsung peneliti pada responden.
e. Penyuluhan Kepada masyarakat
Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat merupakan salah satu
program kesehatan yang selalu diadakan di Puskesmas Lakudo. Penyuluhan
kesehatan tersebut dilakukan secara menyeluruh oleh petugas kesehatan di
Puskesmas Lakudo berdasakan disiplin ilmu masing-masing.
40
B. Kinerja Puskesmas Lakudo
Untuk menggambarkan kepuasan pasien atas kinerja Puskesmas Lakudo,
analisis didasarkan pada hasil kuisioner yang disebarkan pada 15 responden.
Dari 15 responden tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu 5 responden
pada poli Kesehatan Ibu dan Anak, 5 responden pada poli Keluarga
Berencana, dan 5 orang responden pada poli Umum.
1. Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan ibu dan anak sangat penting diperhatikan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat, karena salah satu indikator keberhasilan program
kesehatan adalah tingkat kesehatan ibu dan anak yang baik. Pelayanan
kesehatan ibu dan anak merupakan bagian program kesehatan yang
dilaksanakan di Puskesmas Lakudo. Pelayanan ini mencakup pemeriksaan ibu
hamil, persalinan, dan perawatan balita.
a. Pemeriksaan Ibu Hamil
Untuk menjaga kesehatan ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan secara
berkala yang bertujuan untuk mengurangi resiko melahirkan. Di samping itu
pemeriksaan ibu hamil bertujuan untuk menjaga janin agar tetap sehat.
Pemeriksaaan ibu hamil di Puskesmas Lakudo sudah cukup maksimal, dimana
4 dari 5 responden menyatakan selalu memeriksakan kehamilannya di
puskesmas, secara rinci dapat dilihat pada tabel 20.
41
Tabel 20. Distribusi Responden Tentang Pemeriksaan Ibu Hamil
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak41
80,0020,00
Jumlah 5 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebesar 4 orang (80,00%) responden
memberikan kriteria jawaban “Ya”. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian
besar ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lakudo selalu memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas. Sebagian kecil ibu hamil tidak memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas karena jarak Puskesmas yang jauh dari tempat
tinggalnya.
b. Pemberian Obat, Vitamin, dan Imunisasi
Pemberian obat, vitamin, dan imunisasi pada ibu dan anak perlu
diperhatikan untuk menjaga kesehatan ibu dan anak secara maksimal. Setiap
pasien yang datang ke Puskesmas Lakudo selalu mendapatkan obat, vitamin,
dan imunisasi baik itu secara gratis maupun dibeli. Untuk mengetahui lebih
jelas tentang pemberian obat, vitamin dan imunusasi pada ibu dan anak dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 21. Distribusi Responden Tentang Pemberian Obat, Vitamin dan Imunisasi Pada Ibu dan Anak
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak50
100,000,00
Jumlah 5 100,00Sumber : Data Primer
42
Tabel 21 menunjukkan bahwa sebesar 5 orang (100,00%) responden
memberikan kriteria jawaban “Ya” tentang pemberian obat, vitamin, dan
imunisasi pada ibu dan anak. Hal ini menggambarkan bahwa setiap ibu dan
anak yang datang berobat atau memeriksakan kesehatannya di Puskesmas
Lakudo selalu diberikan obat, vitamin dan imunisasi.
c. Persalinan
Dalam persalinan resiko kematian terhadap ibu dan anak sangat besar,
sehingga butuh penanganan yang baik. Di daerah pedalaman persalinan
dibantu oleh dukun bersalin, bukan bidan atau dokter, akibatnya kematian ibu
dan anak sering terjadi. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka sebaiknya
setiap persalinan harus dibantu oleh bidan atau dokter dan tempatnya adalah
Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
Di Puskesmas Lakudo proses persalinan dibantu oleh dokter, bidan dan
perawat. Sebagian besar ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lakudo
melakukan persalinan di Puskesmas. Hasil pengamatan peneliti adalah semua
pasien yang melakukan persalinan di Puskesmas Lakudo kembali dengan
selamat.
d. Sikap Petugas Kesehatan
Sikap petugas kesehatan Puskesmas Lakudo sudah cukup baik, dimana
sebagian besar responden yang mengunjungi Poli Kesehatan Ibu dan Anak
menyatakan bahwa sikap petugas kesehatan terhadap pasien adalah sangat
43
baik dan ramah. Secara lengkap jawaban responden atas sikap petugas
kesehatan terhadap pasien ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 22. Distribusi Responden Tentang Sikap Petugas Kesehatan
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak41
80,0020,00
Jumlah 5 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Tabel 22 menunjukkan bahwa sebesar 4 orang (80%) responden
memberikan kriteria jawaban “Ya” dan 1 orang (20,00%) responden
memberikan kriteria jawaban “Tidak” tentang sikap petugas kesehatan
terhadap pasien.
2. Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan salah satu program pemerintah yang
bertujuan untuk mencegah laju pertambahan penduduk. Selain itu program ini
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan kesejahteraan keluarga.
Keberhasilan program keluarga berencana merupakan tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat sehingga pelaksanaan program ini harus
melibatkan berbagai pihak.
Di Puskesmas Lakudo, pelaksanaan program keluarga berencana
dilaksanakan di poli keluarga berencana, pelayanannya meliputi penyuluhan,
pemberian alat kontrasepsi, pemantauan dan evaluasi.
44
a. Penyuluhan Program Keluarga Berencana
Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lakudo telah
mendapat penyuluhan program keluarga berencana. Informasi ini diperoleh
dari masyarakat yang berkunjung di poli Keluarga Berencana yang dijadikan
responden dari penelitian ini. Lebih dari separuh responden menyatakan
pernah mendapatkan penyuluhan program keluarga berencana. Data dari
responden tersebut lebih jelasnya disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 23. Distribusi Responden Tentang Penyuluhan Program Keluarga Berencana
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak41
80,0020,00
Jumlah 5 100,00Sumber : Data Primer
Tabel 23 menunjukkan bahwa sebesar 4 orang (80,00%) responden
memberikan kriteria jawaban “Ya” dan 1 orang (20,00%) memberikan kriteria
jawaban “Tidak”. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Lakudo telah mendapat penyuluhan perogram keluarga berencana
dari petugas kesehatan.
b. Pemberian Alat Kontrasepsi
Berdasarkan data dari responden tentang pemberian alat kontrasepsi
kepada masyarakat diperoleh informasi bahwa setiap masyarakat yang
berminat melaksanakan program keluarga berencana selalu diberikan alat
45
kontrasepsi. Secara rinci jawaban responden mengenai pemberian alat
kontrasepsi ini ditampilkan pada tabel 24.
Tabel 24. Distribusi Responden Tentang Pemberian Alat Kontrasepsi
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak50
100,000,00
Jumlah 5 100,00Sumber : Data Primer
Tabel 24 menunjukkan sebesar 5 orang (100,00%) responden
memberikan kriteria jawaban “Ya”. Hal ini menggambarkan bahwa
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lakudo yang berminat melaksanakan
program keluarga berencana selalu diberikan alat kontrasepsi oleh petugas
kesehatan.
c. Evaluasi dan Pemantauan
Pemakaian alat kontrasespsi oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesma
Lakudo mendapatkan pemantauan serius dari petugas kesehatan. Hal ini
dilakukan untuk menghindari efek-efek negatif yang tidak diinginkan. Semua
responden pada poli keluarga berencana menyatakan selalu mendapat
pemantauan dari petugas kesehatan. Data dari responden secara jelas dapat
dilihat pada tabel 25.
46
Tabel 25. Distribusi Responden Tentang Evaluasi dan Pemantauan Program Keluarga Berencana
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak41
80,0020,00
Jumlah 5 100,00Sumber : Data Primer
Tabel 26 menunjukkan sebesar 4 orang (80,00%) responden
memberikan kriteria jawaban “Ya”, 1 orang (20,00%) responden memberikan
kriteria jawaban “Tidak”. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Lakudo yang telah diberikan alat kontrasepsi, selalu
dipantau oleh petugas kesehatan.
3. Poli Umum
Poli umum merupakan bagian dari sistem puskesmas yang memberikan
pelayanan bersifat umum. Pada sistim ini pelayanan ditangani oleh seorang
dokter. Di tempat ini, berbagai macam permasalahan kesehatan dapat dapat
diselesaikan. Untuk mengetahui kenerja Puskesmas Lakudo di bagian poli
umum, peneliti menentukan beberapa variabel yang diamati yaitu ketepatan
waktu pelayanan, ketelitian dan keseriusan dokter memeriksa pasien,
kesempatan konsultasi.
a. Waktu Pelayanan
Waktu pelayanan pasien pada poli umum di Puskesmas Lakudo sudah
tepat. Dokter yang memberikan pelayanan selalu berada di kantor sehingga
pasien tidak terlalu lama menunggu untuk mendapatkan perawatan. Sebagian
47
besar responden menyatakan bahwa pelayanan pada poli umum selalu tepat
waktu, hasil pengolahan data secara jelas pada tabel dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 26. Distribusi Responden Tentang Waktu Pelayanan Pasien Pada Poli Umum
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak41
80,0020,00
Jumlah 5 100,00Sumber : Data Primer, 2006
Tabel 26 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (80,00%)
memberikan kreteria jawaban “Ya” dan 1 orang (20%) responden memberikan
kriteria jawaban “Tidak”, ini berarti bahwa dokter yang merawat pasien pada
poli umum selalu tepat waktu.
b. Ketelitian dan Keseriusan Dokter
Untuk menjaga keselamatan pasien yang berobat di Puskesmas Lakudo,
dokter dalam menjalankan tugasnya penuh dengan ketelitian dan keseriusan.
Hali ini dilakukan agar pasien yang berobat atau membutuhkan pelayanan
selalu merasa puas. Keseluruhan responden dalam penelitian menyatakan
bahwa tingkat ketelitian dan keseriusan dokter dalam merawat pasien sudah
cukup baik. Data yang diberikan responden secara lengkap dapat dilihat pada
tabel berikut.
48
Tabel 27. Distribusi Responden Tentang Ketelitian dan Keseriusan Dokter Melayani Pasien
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak50
100,000,00
Jumlah 5 100,00Sumber : Data Primer
Tabel 27 menunjukkan sebesar 5 orang (100%) responden memberi
kriteria jawaban “Ya”. Hal ini menggambarkan bahwa pelayanan dokter pada
pasien di poli umum Puskesmas Lakudo penuh dengan ketelitian dan
keseriusan. Dengan pelayanan yang teliti dan serius, akan menambah mutu
pelayanan Puskesmas secara keseluruhan.
c. Kesempatan Konsultasi
Waktu konsultasi pasien dengan dokter pada poli umum di Puskesmas
Lakudo secara umum sudah baik. Waktu yang diberikan kepada pasien untuk
menjelaskan masalah kesehatannya sudah mencukupi, sehingga pasien yang
berobat merasa puas dengan hasil konsultasinya. Data yang diberikan
responden pada poli umum dapat dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 28. Distribusi Responden Tentang Kesempatan Konsultasi
Kriteria Jawaban Jumlah Responden %Ya
Tidak41
80,0020,00
Jumlah 5 100,00Sumber : Data Primer
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebesar 4 orang (80%) responden
memberikan kriteria jawaban “Ya” dan 1 orang (20%) memberikan kriteria
49
jawaban “Tidak”. Hal ini menggambarkan bahwa waktu konsultasi pasien
dengan dokter pada poli umum di Puskesmas Lakudo sudah baik, sehingga
pasien merasa puas atas pelayanan tersebut.
B. Pembahasan
1. Tanggapan Pasien Terhadap Kinerja Puskesmas Lakudo
a. Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan ibu dan anak sangat penting diperhatikan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat, karena salah satu indikator keberhasilan program
kesehatan adalah tingkat kesehatan ibu dan anak yang baik. Pelayanan kesehatan
ibu dan anak merupakan bagian program kesehatan yang dilaksanakan di
Puskesmas Lakudo. Pelayanan ini mencakup pemeriksaan ibu hamil, persalinan,
dan perawatan balita.
Untuk menjaga kesehatan ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan secara
berkala yang bertujuan untuk mengurangi resiko melahirkan. Di samping itu
pemeriksaan ibu hamil bertujuan untuk menjaga janin agar tetap sehat.
Pemeriksaaan ibu hamil di Puskesmas Lakudo sudah cukup maksimal, dimana 4
orang (80%) responden menyatakan selalu memeriksakan kehamilannya di
puskesmas.
Pemberian obat, vitamin, dan imunisasi pada ibu dan anak perlu
diperhatikan untuk menjaga kesehatan ibu dan anak secara maksimal. Setiap
pasien yang datang ke Puskesmas Lakudo selalu mendapatkan obat, vitamin, dan
imunisasi baik itu secara gratis maupun dibeli. Jawaban kuisioner dari responden
50
menunjukkan sebesar 5 orang (100,00%) menyatakan bahwa setiap ibu dan anak
yang datang berobat atau memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Lakudo
selalu diberikan obat, vitamin dan imunisasi.
Di Puskesmas Lakudo proses persalinan dibantu oleh dokter, bidan dan
perawat. Sebagian besar ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lakudo melakukan
persalinan di Puskesmas. Hasil pengamatan peneliti adalah semua pasien yang
melakukan persalinan di Puskesmas Lakudo kembali dengan selamat.
Sikap petugas kesehatan Puskesmas Lakudo sudah cukup baik, dimana
sebagian besar responden yang mengunjungi Poli Kesehatan Ibu dan Anak
menyatakan bahwa sikap petugas kesehatan terhadap pasien adalah sangat baik
dan ramah.
b. Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan salah satu program pemerintah yang
bertujuan untuk mencegah laju pertambahan penduduk. Selain itu program ini
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan kesejahteraan keluarga.
Keberhasilan program keluarga berencana merupakan tanggung jawab pemerintah
dan masyarakat sehingga pelaksanaan program ini harus melibatkan berbagai
pihak. Di Puskesmas Lakudo, pelaksanaan program keluarga berencana
dilaksanakan di poli keluarga berencana, pelayanannya meliputi penyuluhan,
pemberian alat kontrasepsi, pemantauan dan evaluasi.
Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lakudo telah
mendapat penyuluhan program keluarga berencana. Sebesar 4 orang (80,00%)
51
responden menyatakan pernah mendapatkan penyuluhan program keluarga
berencana dan 1 orang (20,00%) menyatakan tidak mendapatkan penyuluhan.
Berdasarkan data dari responden tentang pemberian alat kontrasepsi kepada
masyarakat diperoleh informasi bahwa setiap masyarakat yang berminat
melaksanakan program keluarga berencana selalu diberikan alat kontrasepsi,
dimana sebesar 5 orang (100,00%) responden menyatakan bahwa masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Lakudo yang berminat melaksanakan program keluarga
berencana selalu diberikan alat kontrasepsi oleh petugas kesehatan.
Pemakaian alat kontrasespsi oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesma
Lakudo mendapatkan pemantauan serius dari petugas kesehatan. Hal ini dilakukan
untuk menghindari efek-efek negatif yang tidak diinginkan. Semua responden
pada poli keluarga berencana menyatakan selalu mendapat pemantauan dari
petugas kesehatan.
c. Poli Umum
Poli umum merupakan bagian dari sistem puskesmas yang memberikan
pelayanan bersifat umum. Pada bagian ini pelayanan ditangani oleh seorang
dokter. Di tempat ini, berbagai macam permasalahan kesehatan dapat dapat
diselesaikan.
Waktu pelayanan pasien pada poli umum di Puskesmas Lakudo sudah tepat
waktu. Dokter yang memberikan pelayanan selalu berada di kantor sehingga
pasien tidak terlalu lama menunggu untuk mendapatkan perawatan. Sebesar 4
orang (80,00%) responden menyatakan bahwa pelayanan pada poli umum selalu
52
tepat waktu dan 1 orang (20%) responden menyatakan bahwa pelayanan pada poli
umum tidak tepat waktu.
Untuk menjaga keselamatan pasien yang berobat di Puskesmas Lakudo,
dokter dalam menjalankan tugasnya penuh dengan ketelitian dan keseriusan. Hali
ini dilakukan agar pasien yang berobat atau membutuhkan pelayanan selalu
merasa puas. Keseluruhan responden dalam penelitian menyatakan bahwa tingkat
ketelitian dan keseriusan dokter dalam merawat pasien sudah cukup baik.
Waktu konsultasi pasien dengan dokter pada poli umum di Puskesmas
Lakudo secara umum sudah baik. Waktu yang diberikan kepada pasien untuk
menjelaskan masalah kesehatannya sudah mencukupi, sehingga pasien yang
berobat merasa puas dengan hasil konsultasinya.
2. Sumber Daya Manusia
Faktor utama yang menentukan kinerja Puskesmas adalah mutu tenaga
kesehatan yang bekerja di Puskesmas tersebut. Mutu tenaga kesehatan ditentukan
oleh kemampuan menetapkan sasaran kerja yang tepat dan terjangkau, rasa
tanggung jawab yang tinggi, pendidikan dan latihan kerja serta lingkungan sosial
dan pandangan hidup.
Dilihat dari tingkat pendidikan, tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
Lakudo terdiri dari Dokter Umum 1 orang, SKM (Sarjanan Kesehatan
Masyarakat) 1 orang, AKPER (Akademi Keperawatan) 2 orang, AKZI (Akademi
Gizi) 3 orang, AKL (Akademi Kesehatan Lingkungan) 2 orang, SPK (Sekolah
Perawat Kesehatan) 10 orang, SPB (Sekolah Pembantu Bidan) 3 orang.
53
Tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Lakudo didominasi oleh
SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) dengan jumlah 10 orang (40%). Tingkat
pendidikan ini masih rendah dibanding dengan tingkat pendidikan tenaga
kesehatan yang lain sehingga masih perlu peningkatan melalui pendidikan formal
dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas
Lakudo telah dilaksanakan sehingga dengan tingkat pendidikan yang masih
rendah mutu pelayanan tetap terjaga sehingga kinerja Puskesmas dapat
ditingkatkan.
Dalam melaksanakan program kesehatan, peran tenaga kesehatan harus
sesuai dengan disiplin ilmu dan tingkat pendidikan. Penempatan tenaga kesehatan
di Puskesmas Lakudo sudah sesuai dengan keahlian dan tingkat pendidikan
sehingga pelaksaanan program dapat berjalan baik dan sesuai dengan prosedur
yang ada.
3. Sarana dan Prasarana Puskesmas Lakudo
Sarana dan prasarana kesehatan sangat penting dalam peningkatan mutu
pelayanan Puskesmas. Sarana dan prasarana Puskesmas Lakudo sudah memadai,
sehigga pelayanan terhadap pasien semakin baik. Sarana dan prasarana tersebut
meliputi bangunan fisik puskesmas, perlengkapan puskesmas, obat, dan peralatan
medis.
Puskesmas Lakudo merupakan sarana kesehatan yang ada di wilayah
Kecamatan Lakudo. Puskesmas ini membina tujuh buah Puskesmas Pembantu,
empat buah Polindes serta 23 Posyandu. Kondisi fisik Puskesmas Lakudo masih
54
baik, begitu pula dengan Puskemas Pembantu, Polindes dan Posyandu. Puskesmas
Lakudo terdiri dari beberapa ruangan yaitu ruangan UGD, ruangan Administrasi,
ruangan Poli Umum, Ruangan pelayanan KIA, ruangan pelayanan program KB,
ruangan pemeriksaan dokter, ruangan tunggu pasien, ruang inap dan gudang obat.
Bangunan lain adalah Rumah Dinas dokter satu unit dan Rumah Dinas perawat
satu unit.
Sarana penunjang Puskesmas Lakudo terdiri atas alat transportasi dan
jaringan komunikasi. Alat transportasi yang digunakan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas Lakudo yaitu Mobil ambulance satu buah, Mobil Puskesmas Keliling
satu buah dan kendaraan roda dua delapan buah. Jaringan komunikasi terdiri dari
telepon satelit satu unit.
Obat untuk pasien tersedia dalam jumlah yang cukup, selain itu peralatan
medis yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan perawatan disediakan oleh
puskesmas dan semuanya masih tergolong baik.
4. Kemampuan Biaya
Untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan
yang diperlukan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat diperlukan
biaya. Biaya ini terbagi dua yakni pembiayaan dari tindakan-tindakan kesehatan
dan pembiayaan dari kegiatan-kegiatan non kesehatan.
Setiap program yang dilaksanakan oleh Puskesmas selalu membutuhkan
biaya. Biaya digunakan untuk proses pelayanan terhadap masyarakat dan
perawatan pasien. Biaya tersebut diperoleh dari pemerintah dan atau masyarakat.
55
Pembiayaan pelaksanaan program di Puskesmas Lakudo masih belum mencukupi.
Dari 13 responden (tenaga kesehatan) sebesar 7 orang (53,85%) responden
menyatakan bahwa pembiayaan pelaksanaan program di Puseksmas Lakudo
masih belum mencukupi namun ada beberapa program yang biayanya sudah
mencukupi informasi ini diperoleh berdasarkan jawaban 6 orang (46,15%)
responden yang menyatakan bahwa pembiayaan pelaksanaan program di
Puseksmas Lakudo sudah mencukupi.
Honor/gaji merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja
tenaga kesehatan di Puskesmas Lakudo. Secara umum tenaga kesehatan di
Puskesmas Lakudo belum dapat membiayai hidup dengan honor/gaji yang
diterima. informasi tersebut diperoleh berdasarkan jawaban 8 orang (61,54%)
responden yang menyatakan bahwa gaji yang diterima tenaga kesehatan di
Puseksmas Lakudo belum mencukupi kebutuhan hidup dan 5 orang (38,46)
responden menyatakan penghasilan sudah mencukupi.
Penghasilan yang minim, memerlukan tambahan dari sektor lain, sehingga
dapat mengganggu aktifitas tenaga kesehtan di puskesmas. Untuk mengatasi
masalah ini pemerintah diharapkan untuk menaikan gaji tenaga kesehatan
terutama yang masih berstatus sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT).
5. Pendistribusian Tenaga Kesehatan
Efektivitas organisasi kesehatan ditentukan oleh 3 (tiga) faktor yaitu
manusia, organisasi dan lingkungan. Faktor manusia dilihat dari kemampuan,
motivasi kerja dan peranan. Faktor organisasi dilihat dari kepemimpinan,
56
hubungan antar individu dalam kelompok. Untuk mengembangkan organisasi ke
arah yang lebih mapan maka penempatan tenaga kesehatan harus sesuai dengan
keahlian masing-masing tenaga kesehatan.
Hasil pengamatan tentang jumlah pegawai/tenaga kesehatan diperoleh hasil
bahwa jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Lakudo secara umum
telah mencukupi untuk melayani pasien namun masih diperlukan tambahan untuk
mengisi kekurangan yang ada. Jawaban responden menunjukkan bahwa sebesar 8
orang (61,54%) responden menyatakan bahwa jumlah tenaga kesehatan sudah
cukup untuk melayani pasien. Sebesar 5 orang (38,46%) responden menyatakan
bahwa masih ada kekurangan petugas kesehatan di Puskesmas Lakudo.
Sebagian besar pelaksanaan program kesehatan di Puskesmas Lakudo sudah
mencapai sasaran. Informasi ini diperoleh berdasarkan jawaban 9 orang (69,23%)
responden bahwa pelaksanaan program kesehatan di Puskesmas Lakudo telah
mencapai sasaran dan 4 orang (30,77%) responden menyatakan bahwa
pelaksanaan program di Puskesmas Lakudo belum mencapai sasaran.
Pelaksanaan program kesehatan pada Puskesmas harus melibatkan berbagai
pihak untuk memudah pelaksanaannya. Masing-masing tenaga kesehatan, telah
diberi tugas untuk melaksanakan program kesehatan sesuai dengan tugas yang
diberikan.
Keterlibatan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program kesehatan di
Puskesmas Lakudo sudah cukup baik, dimana semua tenaga kesehatan dilibatkan
secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan. Dari kuisioner yang disebarkan
57
13 orang (100,00%) responden responden menyatakan bahwa mereka
diikutsertakan dalam pelaksanakan program kesehatan.
Pengawasan yang dilakukan pimpinan Puskesmas Lakudo terhadap tenaga
kesehatan sudah cukup maksimal. Pengawasan ini bukan hanya dilakukan di
kantor tetapi juga di lapangan di mana para petugas kesehatan melaksanakan
tugasnya. Informasi tersebut diperoleh dari wawancara langsung peneliti pada
responden.
Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat merupakan salah satu program
kesehatan yang selalu diadakan di Puskesmas Lakudo. Penyuluhan kesehatan
tersebut dilakukan secara menyeluruh oleh petugas kesehatan di Puskesmas
Lakudo berdasakan disiplin ilmu masing-masing.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas maka kesimpulan yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Semua pasien yang mendapat perawatan kesehatan di Puskesmas Lakudo merasa
puas dengan pelayanan tenaga kesehatan di Puskesmas Lakudo.
2. Secara umum kinerja Puskesmas Lakudo dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat di wilayah kerjanya sudah baik.
B. Saran
1. Petugas kesehatan dan dokter khususnya yang ada di Peskesmas Lakudo
hendaknya mampu mempertahankan kinerja atau kualitas pelayananya untuk
menghindari anggapan masyarakat yang tidak baik sehingga dengan sendirinya
dapat meningkatkan jumlah kunjungan masyarakat untuk berobat di Puskesmas
Lakudo.
2. Pelayanan medik hendaknya cepat dalam memberikan pelayanan dan selalu
memberikan waktu untuk pasien dalam berkonsultasi mengenai penyakitnya.
3. Dinas kesehatan hendaknya lebih banyak mengikutsertakan petugas kesehatan
khususnya di Puskesmas dalam berbagai jenis pelatihan untuk meningkatkan
ketrampilan petugas dan sesuai dengan keahliannya masing-masing.
59
DAFTAR PUSTAKA
Amran Razak. 2000. Permintaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pesisir. Kalanria Pustaka.
Arikunto, Suharsimin. 1993. Prosedur Penelitian. Rianeka. Jakarta
Azwar, 1996. Edisi Ketiga. Pengantar Administrasi Kesehatan. Rina Rupa Akasara. Jakarta
_______. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Yayasan Penerbit IDI.Jakarta
________.1999. Konsep Mutu Pelayanan Kesehatan. Majalah Kesehatan
Benyamin, . Pelayanan Medis. Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan. 2002. Warta Kesehatan Indonesia Edisi Oktober. Depkes. RI. Jakarta
Imbalo. S. 2003. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. Kesaint Blanc. Bekasi
Gresent. 2003. Menuju Masyarakat Mandiri dan Pengembangan Model Sisitem Keterjaminan Sosial. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Hessel Nogi. Manajemen Modern Untuk sector Public. Balairung & Co. Yogyakarta
Hessel. Edisi 2004-2005. 36 Kasus Kebijakan Publik Asli Indonesia. Yogyakarta
Sianpar J.RG Drs, 2000. Manajemen Pelayanan Masyarakat. Lembaga Admnistrasi Negara Republik Indonesia.
Sinonim, 2003. Pedoman Daftar Pelaksanaan Jaminan Mutu Di Puskesmas. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Donabedian. 1999. Kualitas Pelayanan Kesehatan. Buku Kedokteran. Jakarta
Kamalia, 2005. Manajemen Pelayanan Rumah Sakit Dan Puskesmas . Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Haluoleo. Kendari
60
Maryah Sukarni. 1994. Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan. Kansius. Yogyakarta
Rosalia S. 1999. Menuju Kesehatan Madani. Pustaka Belajar. Yogyakarta
Sinonim, 1999. Menuju Indonesia Sehat 2010. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Suparto. 2003. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta
Sulastmo. 2003. Manajemen Kesehatan. Jakarta
Wijino. D. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Volume I. Airlangga. Surabaya.
Puskesmas Lakudo. 2006, Arsip Pengunjung/Pasien. Lakudo
61
top related