kasus obesitas
Post on 14-Dec-2015
27 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Kasus obesitas:
An.Rs adalah putri dari Tn.R dan Ny.N. Sekarang usia An.Rs sudah 8 tahun
dengan TB 115 cm dan BB 35 kg. Tn.R adalah seorang dosen di suatu universitas
swasta, sementara Ny. N adalah seorang ibu rumah tangga. Tiap hari An.Rs
pulang sekolah pukul 13.00 WIB dan setelah itu An.Rs langsung makan siang
bersama ibunya. Aktivitas An.Rs sehari-hari adalah 2x seminggu les bahasa
inggris, dan di hari lain diisi dengan menonton TV dan main game (playstation) di
kamarnya. An.Rs sangat menyenangi makan makanan bersantan, goreng-
gorengan, dan sangat tidak menyukai sayuran. Dan seminggu sekali An.Rs
bersama ayah dan ibunya makan di restaurantpadang favorit mereka.
Audit gizi:
Pagi : Nasi goreng + telur ceplok (1 buah) + susu (1 gelas)
Snack : 1 mangkok bakso + es teh (1 gelas)
Siang : Nasi (2 porsi) + nugget ayam (2 porsi) + es jeruk (1 gelas)
Snack : Tempe mendoan (2 potong) + susu (1 gelas)
Malam : Nasi (1,5 porsi) + ayam goreng tepung (1 potong) + susu (1 gelas)
Sumber:
Rheyfan (2012). Kasus Obesitas pada Anak. Diakses dari
http://www.slideshare.net/rheyfan/kasus-obesitas-anak pada tanggal 29/09/2014
pukul 19.00 WIB
Pembahasan
Nama : An. Rs
Usia : 8 tahun
Nama Ayah : Tn. R
Pekerjaan : Dosen
NamaIbu : Ny. N
Pekerjaan : IRT
RiwayatGizi/Makanan An. Rs:
Pagi : Nasi goreng + telur ceplok (1 buah) + susu (1 gelas)
Snack : 1 mangkok bakso + es teh (1 gelas)
Siang : Nasi (2 porsi) + nugget ayam (2 porsi) + es jeruk (1 gelas)
Snack : Tempe mendoan (2 potong) + susu (1 gelas)
Malam : Nasi (1,5 porsi) + ayam goreng tepung (1 potong) + susu (1 gelas)
Antropometri An. Rs:
TB 115 cm dan BB 35 kg
BBI = (TB-100) – 10% = 13,5 Kg
Perhitungan IMT : BB/(TB)2 = 35/(1,15)2 = 35/1,3225= 26,5 kg/m2
(obese 1)
RiwayatAktivitas An. Rs:
Tiap hari An.Rs pulang sekolah pukul 13.00 WIB dan setelah itu An.Rs langsung
makan siang bersama ibunya. Aktivitas An.Rs sehari-hari adalah 2x seminggu les
bahasa inggris, dan di hari lain diisi dengan menonton TV dan main game
(playstation) di kamarnya. An.Rs sangat menyenangi makan makanan bersantan,
goreng-gorengan, dan sangat tidak menyukai sayuran. Dan seminggu sekali An.Rs
bersama ayah dan ibunya makan di restaurantpadang favorit mereka.
Solusi Penyelesaian Kasus:
Jika menerapkan teori Health Belief Model, perubahan perilaku pada individu
didasarkan atas 3 faktor esensial:
1) Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari
suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
2) Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah
perilaku.
3) Perilaku itu sendiri.
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan
sarana & petugas kesehatan.
Seperti dalam bagan:
Bagan tersebut menjelaskan bahwa individu dapat melakukan perubahan perilaku
terhadap kesehatan jika terdapat stimulus untuk bergerak (cues to action) yang
berupa pendidikan kesehatan, promosi kesehatan, dan media informasi. Oleh
karena itu dalam kasus diatas untuk merubah perilaku kesehatan individu
dibutuhkan beberapa program pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan
dengan deskripsi:
1. Tujuan
- Tujuan jangka panjang: jumlah anak dengan kondisi obesitas menurun
50 % setelah promosi kesehatan.
- Tujuan jangka pendek: pengetahuan orang tua mengenai pentingnya
makan makanan sehat dan bahaya obesitas meningkat setelah promosi
kesehatan.
2. Sasaran:
- Primer: anak-anak dengan obesitas
- Sekunder: orang tua
- Tersier: pihak puskesmas, guru sekolah dasar, bidan desa
3. Jenis Kegiatan:
a. Penyuluhan Kesehatan mengenai Pentingnya Makan Makanan Sehat
dan Bahaya Obesitas
b. Upaya Advokasi “Posyandu untuk Anak tiap 2 Minggu Sekali” untuk
Mengontrol Bertambahnya Jumlah Anak dengan Obesitas
c. Pembinaan Suasana
d. Pengenbangan Media dan Sarana, seperti Poster tentang Pentingnya
Makan Makanan Sehat dan Bahaya Obesitas
4. Prinsip:
- Empowerment (pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan
seseorang untuk mendapatkan control lebih besar atas keputusan dan
tindakkan yang mempengaruhi kesehatan mereka.
- Partisipative (partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian
aktif dalam pengambilan keputusan.
- Intersectoral (antarsektor) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan
instasi terkait lainnya atau organisasi, seperti bidan desa dan guru
sekolah dasar.
5. Strategi:
- Lingkungan yang mendukung: dimana pihak sekolah dasar
memberlakukan peraturan untuk tidak membeli jajan sembarangan.
- Reorientasi pelayanan kesehatan: realisasi dari reorintasi pelayanan
kesehatan ini adalah para penyelenggara kesehatan baik pemerintah
maupun swasta seperti pihak puskesmas dan bidan desa (dalam kasus)
harus dilibatkan dalam memberdayakan masyarakat agar dapat
berperan bukanhanya sebagai penerima pelayan kesehatan namun
dapat menjadi menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan.
- Ketrampilan individu: strategi ini mewujudkan adanya keterampilan
individu-individu dalam meningkatkan dan memelihara kesehatanya.
Langkah awal untuk strategi ini adalah pemberian pemahaman tentang
pentingnya makan makanan yang sehat serta bahaya obesitas dan cara
mencegahnya dalam bentuk metode atau teknik kepada individual
bukan dalam bentuk massa.
- Gerakan Masyarakat: adanya gerakan dari masyarakat itu sendiri
dalam meningkatkan dan memelihara kesehatannya.
- Advokasi: Melakukan pendekatan terdahulu dengan pihak puskesmas,
bidan desa dan guru sekolah dasar untuk memberikan bantuan
penyuluhan dan pencegahan meningkatnya jumlah anak dengan
obesitas.
Intervensi yang dilakukan: Melakukan dialog, diskusi kepada pihak
puskesmas, bidan desa dan guru sekolah dasar untuk mendukung
penyuluhan yang akan dilakukan dan memberikan bantuan untuk
kegiatan yang akan dilaksanakan.
Hasil yang diharapkan:
Pihak puskesmas, bidan desa dan guru sekolah dasar
mendukung kegiatan penyuluhan tentang pentingnya makan
makanan yang sehat.
Adanya bantuan kegiatan posyandu untuk mengontrol
meningkatnya berat badan anak dari pihak puskesmas dan
bidan desa dan mengontrol anak agar tidak jajan sembarangan
dari guru sekolah dasar.
Adanya ketentuan yang ditetapkan untuk kegiatan posyandu
rutin di daerah desa.
- Dukungan social: mendekati para tokoh masyarakat mengumpulinya
dan melakukan bimbingan serta pengajaran kepada tokoh masyarakat
agar dapat diberikan informasinya kepada para masyarakat di daerah
desa tersebut, seperti pihak puskesmas, bidan desa dan guru sekolah
dasar.
Intervensi: kegiatan yang dilakukan kepada tokoh masyarakat
sebelum penyuluhan memberikan bimbingan akan pentingnya
makan makanan yang sehat dan mencegah obesitas.
Hasil yang diharapkan: bimbingan yang diberikan kepada
tokoh masyarakat dapat berbagi kepada masyarakat sehingga
mendukung jalannya penyuluhan nantinya
- Pemberdayaan masyarakat: pemberdayaan yang dilakukan dengan
sumberdayanya adalah masyarkat sendiri yang mana nantinya tampak
akan prilakunya untuk melakukan informasi yang telah diterima.
Intervensi: Melakukan kegiatan penyuluhan tentang materi
pentingnya makan makanan yang sehat dan cara mencegah
obesitas yang telah diberi dan oleh pejabat sektor, serta
memberikan informasi tentang adanya program posyandu
untuk anak dalam mengontrol bertambahnya berat badan anak
berlebih kepada masyarakat.
Hasil yang diharapkan: masyarakat dapat paham akan materi
pentingnya makan makanan yang sehat dan cara mencegah
obesitas, masyarakat dapat mengikuti kegiatan posyandu rutin
untuk mengontrol bertambahnya berat badan berlebih pada
anak.
6. Metode: metode yang digunakan dalam promosi kesehatan dalam kasus
adalah ceramah dan diskusi di dalam kelompok masyarakat.
7. Media: media dalam promosi kesehatan pentingnya makan makanan sehat
yang diambil kelompok adalah media poster. Poster pentingnya makan
makanan sehat serta mencegah obesitas yang dapat ditemui menempel di
dinding atau tempat-tempat umum seperti di puskesmas, rumah sakit, atau
di lingkungan rumah. Ukuran poster biasanya 50-60 cm biasanya dalam
satu poster hanya mempunyai satu tema poster.
Dapus:
Bensley, Robert J. 2008. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC
Gibney, Michael J et al. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Bastable, Susan B. 2002. Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran
Dan Pembelajaran. Jakarta: EGC
Maulana, Heri Dj. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC
top related