web viewpembahasan. pembelajaran e ... “e-learning sebagai sembarang pengajaran dan...
Post on 30-Jan-2018
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHALUAN
1.1 Latar belakang
Semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan
tekhnologi memaksa setiap orang untuk mengikuti
setiap pekembangannya.Tidak terkecuali dunia
pendidikan.beragam media dan alat-alat belajar canggih
yang didesain sedemikian rupa memaksa dunia
pendidikan untuk beradaptasi dengan kemajuan
tesebut.Salah satu bentuknya adalah penggunaan
beragam alat –alat multimedia,tidak terkecuali di
Sekolah Dasar.Dari pengembangan alat multimedia
itu,di dalam dunia pendidikan dikenal berbagai istilah-
stilah yang berhubungan dengan penggunaan
komputer.salah satunya adalah adanya sistem
pembelajaran yang dikenal dengan E-
Learning(Electronic Learning).Dari sistem pembelajaran
E-Learning ini,siswa dapat melakukan pembelajaran
dengan menggunakan computer sebagai medianya
kapanpun dimanapun.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah
ini adalah:
1. Apa yang dimaksud E-Learning
2. Bagaimana teknis penggunaan E-Learning?
3. Apa prinsip yang digunakan dalam pembelajaran E-
Learning?
4. Apa kelebihan dan kekurangan E-Learning dalam
proses pembelajaran?
5. Bagaimana aplikasinya dalam pembelajaran di
Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan daripada pembuatan makalah ini di
antaranya adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan
mempelajari materi dalam makalah yang
dibuatnya.Selain itu, mahasiswa juga diharapkan dapat
menerapkan kemampuan mengoperasikan komputer
dalam pembuatan makalah ini.Makalah ini juga
merupakan tugas yang diberikan dosen dalam rangka
pelaksanaan Ujian Tengah Semester(UTS).Dengan
pembuatan makalah ini, dihaapkan mahasiswa dapat
berlatih menggunakan komputer diluar proses
perkuliahan.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini diantaanya:
1. Meupakan tugas pengganti UTS, bagi mahasiswa;
2. Meupakan bahan kajian dan latihan untuk mahasiswa;
3. Mempemudah mahasiswa untuk mengkaji dan
memahami materi yang ditulisnya;
4. Dosen dapat mengetahui sejauh mana kemampuan
mahasiswa dalam pengoperasian komputer
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBELAJARAN E-LEARNING DI SEKOLAH
DASAR
2.1 PENGETIAN E-LEARNING
Elektronik Learning atau E-Leaning menurut
pendapat Agus Santoso dalam situs Wordpress
menyatakan bahwa e- learning merupakan suatu jenis
belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya
bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
internet, atau media jaringan komputer lain.Dengan kata
lain medianya tidak hanya berupa internet saja, tetapi
dapat juga berupa intranet, CD, DVD, MP3, PDA, dan
lain-lain.
Penggunaan E-Learning ini sangat bekaitan
dengan teknologi informasi.Dalam hal ini Everett M.
Roger dalam Syam (2004)mennyatakan bahwa
penempatan teknologi informasi bukan hanya sebagai
sarana fisik, namun dapat berfungsi sebagai yang
meneruskan nilai-nilai sosial bagi para
pemakainya.Terkait dengan hal demikian terdapat
beberapa pandangan mengenai Teknologi Infomasi yang
mengarah kepada definisi E-Learning,diantaranya:
1. E-Leaning adalah konvergensi antara belajar dan
internet(Bank of America Securities).
2. E-Learning adalah penggunaan jalinan kerja teknologi
untuk mendesain, mengirim, memilih, mengorganisasi
pembelajaran(Elliut Masie).
3. E-Learning adalah pembelajaan yang dapat terjadi
di internet (Cisco System)
4. E-Learning adalah pengiriman sesuatu
melaluimedia elektronik termasuk internet,
intranet, extranet, satelit broadcast, audio/video
tape, televise interaktif, dan cd-rom (Cornelia
Weagen)
5. E-Learning menggunakan kekuatan dan jalinan
kerja untuk pembelajaran dimanapun dan
kapanpun (Aista Knowledge System).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa definisi E-Learning adalah sebagai upaya
menghubungkan pembelaja(siswa)dengan sumber
belajar(data base, pakar/guru, perpustakaan)yang
secara fisik terpisah atau bahkan berjaaauhan.Dalam hal
ini media yang digunakan tidak hanya internet
saja,tetapi dapat pula menggunakan alat-alat elektonik
lain yang dapat menghubungkan pembelajar dengan
sumber belajar sehingga terjadi proses pertukaran
informasi.
Selain beberapa pengertian di atas,di bawah ini
terdapat beberapa pengertian E-Learning menurut para
ahli yang mencoba menguraikan pendapatnya:
1. Menurut pendapat Jaya Kumar c.
“E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, inteaksi, atau bimbingan”.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan e-learning ini pembelajar dan sumber
belajar dapat melakukan proses pembelajaan tanpa
harus bertatap muka.
2. Menurut Dong (dalam Kamarga, 2002)
“E-Learning sebagai kegiatan belajar mengajar asynchronous melalui perangkat elektronik computer yang Memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya”.
Dengan menggunakan media komputer
pembelajar dapat memperoleh informasi dan bahan
ajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
3. Menuut Rosenberg (2001)
Menekankan bahwa E-Learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan
serangkaian solusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan keteampilan.
4. Darin E. Hartley (Hartley, 2001)
“E-Learning merupakan suatu jenis belajar
mengajar yang memungkinkan tersampaikannya
bahan ajar
Kepada siswa dengan menggunakan media internet,
intranet, atau media jaringan computer lain”.
5. Learn Frame.Com dalam Glossary of E-Learning
Terms (Glossary, 2001)
“E-Learning adalah sistem pendidikan yang
menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung
belajar
Mengajar dengan menggunakan media internet,
jaringan computer standalone”.
Dari beberapa pengertian E-Learning menurut
para ahli,maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
E-Leaning dalam arti luas bisa mencakup
pembelajaran yang dilakukan di media elektronik
(internet) baik secara formal maupun informal. E-
Learning secara formal misalnya adalah pembelajaan
dengan berdasarkan kurikulum,silabus mata pelajaan
dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan
jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait
(pengelola E-Learning dan pembelajar sendiri).
6. Sanjaya (2006)
“memandang e–learning atau proses
pembelajaran dengan media elektronik terutama
internet, saat ini dianggap dapat menjadi solusi
pendidikan bagi siswa yang tidak dapat hadir secara
fisik ke setiap perkuliahan/pembelajaran. Namun
siswa tersebut mempunyai niat untuk melakukan
pembelajaran dengan baik agar dapat melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi.”
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa e-learning merupakansebuahsystem
pembelajaran yang memanfaatkan segala bentuk
aplikasi elektronik dalam proses penyampaiannya yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
baik real time maupun tidak.Demikian kesimpulan yang
saya kutip dari beberapa sumber, sedangkan kesimpulan
dari saya pribadi mengenai pengertian E-Learning
adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan
media elektronik sebagai media dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran itu sendiri.
2.2 PROSES PEMBELAJARAN E-LEARNING
Setelah membahas mengenai pengertian E-
Learning,sekarang beralih pada proses pembelajaran E-
Learning.Dibawah ini akan dijelaskan bagaimana
penggunaan belajar E-Learning.
Dari bebera literature yang saya temukan, proses
pembelajaran E-Learning ini pada umumnya
menggunakan teknologi computer sebagai media. Salah
satu contohnya adalah penggunaan E-Book yang pada
saat ini sedang dikembangkan oleh instansi pendidikan
dalam rangkameningkatkan efektifitas pembelajaran.
Selain computer yaitu penggunaan internet. Sengan
menggunakan jaringan internet ini, siswa dapat mencari
sendiri referensi atau sumber-sumber yang sesuai
dengan materi yang sedang dipelajari. Dalam
pembelajaran yang menggunakan jaringan internet,
proses belajar tidak selalu harus dengan sistem tatap
muka. Proses belajar dapat berlangsung meskipun tidak
disertai kehadiran guru atau murid. Dengan kata lain
sistem belajarnya bisa dilakukan dimana saja dan kapan
saja tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Berikut ini adalah contoh pembelajaran E-Learning
dalam pembelajaran matematika yang ditulis oleh
Faridah Nurhasanah:
Karakteristik Matematika yang memiliki objek kajian abstrak dan membutuhkan daya berpikir logis pada dasarnya adalah pemicu awal munculnya teknologi komputer yang berasal dari mesin hitung, kalkulator. Jauh sebelum munculnya istilah e-learning, pembelajaran matematika sudah memanfaatkan kalkulator sebagai media pembelajaran. sebagaimana diungkapkan oleh Yaya S.Kusumah dalam pidato pengukuhan guru besarnya bahwa sudah saatnya komputer diberdayakan untuk kepentingan pembelajaran matematika; bukan saja menyelesaikan masalah-masalah matematika, tetapi juga memberi bantuan tentang cara penyampaian materi matematika itu sendiri dengan cara-cara yang menarik, menantang, dan memperhatikan perbedaan individual siswa.
Pada dasarnya pemanfaatan e-learning dalam pendidikan matematika sangatlah luas, baik sebagai
media pembelajaran di dalam kelas maupun sebagai media belajar mandiri. Pembelajaran di dalam kelas dapat dilakukan dengan memanfaatkan media visual atau audio visual sebagai bantuan membawa konteks ke dalam kelas untuk memperlihatkan pada siswa aplikasi konsep-konsep matematika tanpa harus melihat langsung, pembelajaran ini dapat diterapkan pada siswa tingkat Menengah Pertama yang sesuai dengan teori perkembangan mental Piaget berada pada tahap operasi formal sehingga mulai dapat berpikir abstrak pada tahap-tahap awal. Selain itu pada pembelajaran matematika pada jenjang yang lebih tinggi, ketika memasuki konsep-konsep seperti kalkulus, geometri, Numerik, diskrit serta peluang dan statistic pemanfaatan software-software seperti, Mathematica, Maple, Matlab, fortran, Basica, Geometer Skechtpad, Cabri, Minitab, SPSS, Microsoft dan lain-lain berdasarkan hasil-hasil penelitian menunjukkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta minat belajar matematika. Jika melihat karakteristik matematika, memang beberapa materi seperti Metode Numerik ataupun program linear pemanfaatan media komputer sangat perlu karena pada kasus-kasus yang lebih kompleks perhitungan yang diilakukan manual sangat tidak efektif dan efisien.
Selain itu, keberadaan internet membuka peluang besar bagi siswa untuk mendapatkan berbagai sumber belajar. Bahkan saat ini situs-situs khusus yang dibangun untuk belajar matematika online sangat banyak seperti;http://www.tc.cornell.edu:80/edu/MathSciGateway, www.math.com, www.cut-the-knot.com, www.math.umd.edu, www.mathforum.org. serta masih banyak lagi. Selain siswa dapat mendapatkan bahan ajar gratis, beberapa situs juga dilengkapi dengan soal-soal latihan dan alat peraga virtual yang dapat dimanfaatkan oleh siswa di manapun dan kapanpun, siswa juga dapat berdiskusi baik real-time menggunakan fasilitas chatting ataupun non-real time menggunakan fasilitas email.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa dalam
pembelajaran matematika diatas adalah dengan
menggunakan aplikasi-aplikasi dalam computer yang
berhubungan dengan matematika.
2.3 PRINSIP PEMBELAJARAN E-LEARNING
Pada prinsipnya pembelajaran E-Learning ini
merupakan salah satu upaya untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Didasari
oleh perkembangan teknologi yang begitu pesat,maka
sistem pembelajarannyapun menggunakan teknologi
yang pada saat itu tengah berkembang. Di bawah ini
akan dijelaskan bagaimana teknologi berperan dalam
penggunaan E-Learning ini.
Dalam rencana strategis Departemen Pendidikan
Nasional tahun 2005-2009 pemerintah telah
mengagendakan tentang pemanfaatan ICT dalam
pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar, diantaranya
adalah merancang dan membuat aplikasi pembelajaran
berbasis portal, web, multimedia interaktif, yang terdiri
atas aplikasi tutorial dan learning tool. Contoh
pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi di
bidang pendidikan adalah penggunaan internet dan
intranet melalui e-learning. E-learningdapat
dimanfaatkan untuk mengubah pola pembelajaran
konvensional ke pola pembelajaran digital dan
membantu proses belajar-mengajar menjadi lebih
interaktif dan menyenangkan. Aspek interaktif dalam
pembelajaran penting untuk diterapkan dalam rangka
mengasah kreatifitas dan kemandirian siswa.
Untuk menampilkan pembelajaran agar lebih
menyenangkan, maka penyampaian materi dan latihan
dapat disajikan dengan menggunakan teknologi animasi
serta game. Pembelajaran dan game jika digabungkan
dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan lebih baik.
Dua kata tersebut tidak memiliki keterkaitan yang
eksklusif, tetapi dengan desain dan tools yang tepat
dapat menjadikan keduanya memiliki hubungan yang
sangat baik.
Mata pelajaran Matematika untuk kelas III SD
menjadi studi kasus dalam tesis ini, karena mata
pelajaran ini perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Sedangkan mengenai pendekatan yang digunakan
dalam tesis ini diusulkan menggunakan pendekatan CTL
atau pembelajaran kontekstual. Tujuannya adalah
membantu siswa untuk memahami makna materi
pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi
tersebut
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, sehingga
siswa memiliki pengetahuan yang secara fleksibel dapat
diterapkan dari satu konteks ke konteks lainnya.
Dengan memanfaatkan fasilitas yang terdapat di
dalam aplikasi yang dibangun ini, diharapkan
pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan.
Sehingga pemahaman mengenai konsep suatu materi
atau pengetahuan dapat dengan mudah diserap oleh
siswa serta proses pembelajaran dapat berlangsung
lebih efektif dan efisien. Selain itu aplikasi yang dibuat
ini dapat pula dijadikan salah satu alternatif penggunaan
ICT dalam pembelajaran di sekolah serta mendukung
interaksi antara siswa dengan guru atau siswa dengan
siswa.
Selain yang dijelaskan di atas , adapula beberapa
prinsip dalam pembelajaran E-Learning: Awalan (e) pada
e-learning sebetulnya berbicara tentang exploration
(pendalaman), experience (pengalaman), engagement
(keterlibatan), ease of use (kemudahan penggunaan),
dan empowermen (pendayagunaan), namun juga
memungkinkan untuk dieksploitasi ke arah negatif.
Kekayaan akan informasi yang sekarang tersedia di
internet telah lebih mencapai harapan dan bahkan
imajinasi dari para penemu sistem yang pertama.
Internet awalnya diciptakan untuk kebutuhan sistem
pertahanan militer supaya dapat didesentralisasikan
sehingga mengurangi resiko kerusakkan total, mungkin
saja hal ini bisa terjadi apabila sistem sentral komputer
utama dimusnahkan.
Internet juga dapat didesentralisasikan dan
diberdayakan. Dengan menggunakan internet kita dapat
mengakses sumber-sumber informasi tanpa batas yang
sedang berkembang secara cepat. Kita dapat
berkomunikasi secara individual atau secara massa yang
dapat dilakukan di mana saja di seluruh dunia hanya
dalam waktu beberapa detik saja. Kita dapat
menyebarkan (publish) informasi yang bisa diakses dari
mana saja di seluruh dunia dalam waktu singkat sekali.
Kita dapat berkomunikasi secara langsung (real time)
melalui telepon dan unit video processing. Kita bisa
melakukan “chat” melalui jaringan gratis “chat” yang
sangat luas yaitu mIRC.
Dari literature lain juga ditemukan hal-hal yang
menyangkut pembelajaran E-Learning sebagai berikut:
Kegiatan E-learning sudah banyak dijumpai di internet.
Subjek yang ditawarkan dalam kegiatan e-learning
terseut juga bermacam-macam, dari yang sifatnya
sangat akademis sampai yang sifatnya sangat praktis.
Penyelenggara e-learning pun juga bervariasi, ada yang
dari lembaga pendidikan yang sudah terkenal (misalnya
universitas) atau pun lembaga pendidikan lain yang
mungkin saja hanya bergerak di e-learning saja tanpa
memiliki kelas-kelas tradisional.
Karena kegiatan e-learning murni mengandalkan
komunikasi via internet sebagai moda komunikasi
utamanya, maka bagaimana suatu materi pembelajaran
disampaikan dan ditampilkan melalui internet menjadi
sangat berperan terhadap keberhasilan program e-
learning. Makalah ini akan menguraikan prinsip-prinsip
yang berlaku di dalam e-learning berkaitan dengan
elemen media yang akan digunakan di dalamnya.Dalam
E-learning Framework yang dikembangkan oleh Sun
Microsystem (Sun Microsystem, 2003), e-learning
didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
internet, jaringan komputer, dan teknologi elektronika
yang lainnya untuk memfasilitasi, mengukur, dan
mengelola kegiatan belajar. Hal yang menarik dari e-
learning adalah kemampuannya secara teori untuk
mengurangi (atau bahkan menghilangkan sama sekali)
dua pembatas terbesar dalam pengembangan dan
pembelajaran yang berkelanjutan bagi para pembelajar,
yaitu waktu dan biaya.Sebuah perusahaan misalnya,
tentu mengharapkan para pekerjanya dapat terus
belajar dalam rangka meningkatkan kompetensi para
pekerja. Namun, kendala yang dihadapi adalah masalah
waktu pekerja (jika menempuh pendidikan tradisional
yang waktu belajarnya sama dengan waktu efektif untuk
bekerja, pekerja akan menjadi tidak produktif bagi
perusahaan) dan biaya. Bagi sebuah perusahaan,
harapan yang menyertai program e-learning di suatu
perusahaan adalah bahwa tiap karyawan dapat
meningkatkan keterampilan baru untuk meningkatkan
kinerjanya “hanya dengan menggunakan komputer”,
istilah lain dari belajar melalui e-learning (Schank,2002)
Ruth Clark (Clark, 2002) menuliskan enam prinsip yang
harus diperhatikan berkaitan dengan elemen media yang
digunakan supaya sebuah program e-learning
berlangsung efektif. Keenam prinsip menyangkut
elemen media dalam e-learning yang disebutkan Clark
berikut merupakan dasar-dasar bagaimana
mengembangkan media dalam e-learning.
Pengembangan media yang dimaksud di sini
menyangkut kombinasi teks, grafik, dan suara untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Keenam prinsip
tersebut adalah:
1. Prinsip Multimedia: menambahkan grafik ke dalam
teks meningkatkan kegiatan belajar. Yang dimaksud
dengan grafik di sini adalah gambar diam (garis,
sketsa, diagram, foto) dan gambar bergerak (animasi
dan video). Grafik yang ditambahkan ke dalam teks
sebaiknya yang selaras dengan pesan yang
disampaikan dalam teks. Grafik yang ditambahkan
untuk hiburan (entertainment) dan kesan dramatis
tidak saja tidak meningkatkan kegiatan belajar, tetapi
justru dapat menurunkan kegiatan belajar.
2. Prinsip Contiguity (kedekatan): menempatkan teks
di dekat grafik meningkatkan kegiatan belajar.
Contiguity merujuk pada susunan teks dan grafik
pada layar. Seringkali dalam suatu materi e-learning,
grafik diletakkan pada bagian atas atau bawah teks
sehingga teks dan grafik tidak bisa dilihat dalam satu
layar, atau teks dan grafik tidak dapat dilihat secara
bersamaan. Ini merupakan pelanggaran yang umum
terjadi terhadap prinsip contiguity, yang menyatakan
sebaiknya grafik dan teks yang bersesuaian
diletakkan berdekatan
3. Prinsip Modality: menjelaskan grafik dengan suara
meningkatkan kegiatan belajar. Prinsip ini terutama
berlaku untuk animasi atau visualisasi kompleks
dalam suatu topik yang relatif kompleks dan belum
dikenal oleh pembelajar.
4. Prinsip Redundancy (kelebihan): menjelaskan
grafik dengan suara dan teks yang berlebihan dapat
merusak kegiatan belajar. Banyak program e-learning
yang menyajikan kata-kata dalam teks dan suara yang
membaca teks. Banyak hasil riset yang
mengindikasikan bahwa kegiatan belajar terganggu
ketika sebuah grafik dijelaskan melalui kombinasi
teks dan narasi yang membaca teks.
5. Prinsip coherence (kesesuaian): menggunakan
visualisasi, teks, dan suara yang tidak berhubungan
(sembarangan) dapat merusak kegiatan belajar.
Dalam banyak website e-learning sering ditemukan
penambahan-penambahan yang tidak perlu, misalnya
penambahan games, musik latar, dan ikon-ikon tokoh
kartun terkenal. Penambahan-penambahan ini, selain
tidak meningkatkan kegiatan belajar, juga dapat
merusak kegiatan belajar itu sendiri.
6. Prinsip personalisasi: menggunakan bentuk
percakapan dan gaya-gaya pedagogis dapat
meningkatkan kegiatan belajar. Sejumlah penelitian
yang dirangkum oleh Byron Reeves dan Clifford Nass
dalam bukunya, The Media Equation, menunjukkan
bahwa seseorang memberikan respon terhadap
komputer seperti ketika ia memberi respon kepada
orang lain.
7. Proses pemilihan media untuk pembelajaran jarak
jauh (termasuk di dalamnya adalah e-learning), dalam
banyak kasus, menyerupai dengan pemilihan media
untuk pembelajaran dengan sistem tatap muka atau
pembelajaran tradisional. Penyampaian materi
pembelajaran melalui media online menawarkan
kemudahan akses bagi pembelajar. Pemilihan media
untuk e-learning dimulai dengan melihat tujuan
kegiatan belajar, yaitu apakah tujuan kegiatan belajar
dapat dicapai melalui kegiatan mendengarkan,
melihat, atau melalui interaksi media. Dengan
demikian, tujuan kegiatan belajar akan menentukan
media yang digunakan, baik berdiri sendiri-sendiri
atau pun merupakan gabungan dari berbagai media.
2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E-LEARNING
Segala sesuatu yang ada di dunia ini memiliki
kekurangan (kelemahan) dan kelebihan (keunggulan).
Tidak terkecuali teknologi yang mutakhir
sekalipun.Seperti halnya wacana di atas pembelajaran E-
Learning pun memiliki kekurangan (kelemahan) dan
kelebihan (keunggulan). Dalam poin ini akan dipaparkan
mengenai kekurangan dan kelebihan E-Learning
dibandingkan dengan pembelajaran secara tradisional.
Dalam hal ini , diambil contoh penggunaan internet.
1. Kelebihan (keunggulan)
Menyadari bahwa di internet dapat ditemukan
berbagai informasi dan informasi itu dapat diakses
secara lebih mudah, kapan saja dan di mana saja,
maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan.
Bukan itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi
dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah
melalui teknik e-moderating yang tersedia di internet.
Dengan mengambil contoh SMART School di
Malaysia, setiap introduksi suatu teknologi
pendidikan tertentu yang baru seperti pemanfaatan
internet, maka ada empat hal yang perlu disiapkan,
yaitu:
a. Melakukan penyesuaian kurikulum. Kurikulum
sifatnya holistik di mana pengetahuan, ketrampilan
dan nilai (values) diintegrasikan dengan kebutuhan
di era informasi ini. Kurikulumnya bersifat
competency based curriculum.
b. Melakukan variasi cara mengajar untuk mencapai
dasar kompetensi yang ingin dicapai dengan
bantuan komputer;
c. Melakukan penilaian dengan memanfaatkan
teknologi yang ada (menggunakan komputer,
online assessment system); dan
d. Menyediakan material pembelajaran seperti buku,
komputer, multimedia, studio, dll yang memadai.
Materi pembelajaran yang disimpan di komputer
dapat diakses dengan mudah baik oleh guru
maupun siswa.
Pihak pengelola SMART School beranggapan bahwa
penggunaan ICT khususnya Internet bisa mendorong
murid menjadi lebih aktif belajar (active learners),
dimungkinkan adanya berbagai variasi yang dapat
dilakukan dalam proses belajar dan mengajar,
diperolehnya ketrampilan yang berganda dan
dicapainya efisiensi. Harian Sunday Star (30 Juni
2002) menyebut SMART School adalah contoh
sekolah masa depan. Sekolah-sekolah percontohan
dengan menggunakan perangkat teknologi informasi
ini menjadi model yang dilaksanakan oleh berbagai
negara. Di Singapore ada ‘Excellent School’, di
Thailand ada ‘Progressive School’, di Filipina disebut
‘Pilot School’, dsb-nya. Di Indonesia, sekolah yang
menggunakan teknologi informasi dalam proses
belajar ini ternyata bisa menarik banyak siswa. Para
orang tua pun juga cenderung mengirim anaknya ke
sekolah yang demikian walaupun biayanya relatif
lebih mahal dibandingkan sekolah lainnya yang tidak
menggunakan teknologi informasi tersebut.
Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai
informasi yang tersedia di literatur, memberikan
petunjuk tentang manfaat penggunaan internet,
khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh
(Elangoan, 1999, Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997;
Utarini, 1997), antara lain dapat disebutkan sbb:
• Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru
dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui
fasilitas internet secara regular atau kapan saja
kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa
dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
• Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar
atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual
melalui internet, sehingga keduanya bisa saling
menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari;
• Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar
setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan
mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
• Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang
berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat
melakukan akses di internet secara lebih mudah.
• Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi
melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah
peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
• Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif
menjadi aktif;
• Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang
tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah
konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi
mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dsb-
nya.
Apabila di atas dipaparkan kelebihan E-Learning
dengan menggunakan media internet seperti yang
diterapkan oleh salah satu sekolah di negara Malaysia, di
bawah ini manfaat (keunggulan) E-Learning yang
diterapkan dalam pembelajaran fisika.
Pembelajaran dengan menggunakan e-learning mempunyai
berbagai kelebihan dibandingkan dengan pembelajaran
secara konvensional. Dengan munculnya e-learning,
memberikan warna baru dalam proses pembelajaran fisika
di kelas. Pengajar dalam hal ini guru Sains (Fisika) banyak
menjumpai kesulitan jika di laboratoriumnya tidak tersedia
alat-alat untuk praktikum. Mereka berangggapan jika tidak
ada alat yang tersedia maka praktikum lebih baik tidak
dilaksanakan. Tetapi jika guru menggunakan bantuan e-
learning, dalam internet sudah banyak tersedia animasi
interaktif yang menyediakan fasilitas alat-alat praktikum
yang dapat digunakan. Guru bisa langsung online ke web
yang dituju terus men-download program yang diinginkan.
Alat-alat praktikum yang dirasa mahal untuk dibeli ternyata
bisa diganti dengan animasi komputer yang canggih dan
sederhana. Program yang sering digunakan antara lain:
Macromedia Flash, Java Applet, dan lain sebagainya. Selain
men-download dari internet, kita juga dapat menggunakan
CD pembelajaran yang sudah banyak beredar.
Kelebihan yang paling menonjol dari pembelajaran
menggunakan komputer dalam hal ini e-learning adalah
kemampuan siswa untuk dapat belajar mandiri. Karena
sifat komputer yang lebih personal/individu, dapat
membantu siswa untuk belajar mandiri dengan atau tanpa
bimbingan langsung dari gurunya. Guru dalam hal ini
pembelajaran dengan e-learning, dapat melaksanakan
pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung. Dengan
kata lain, dengan atau tanpa gurupun pembelajaran secara
mandiri tetap bisa berlangsung. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh beberapa ahli di bawah ini.
Darsono (2001) menyatakan bahwa prinsip memahami
sendiri (belajar mandiri) sangat penting dalam belajar dan
erat kaitannya dengan prinsip keaktifan. Siswa yang
belajar dengan melakukan sendiri (tidak minta tolong
orang lain) akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat
dalam pemahaman yang lebih mendalam. Prinsip ini telah
dibuktikan oleh John Dewey dengan “lerning by doing” nya.
Lebih lanjut prinsip memahami sendiri ini diartikan bahwa
hendaknya siswa tidak hanya tahu secara teoritis, tetapi
juga secara praktis. Pembelajaran dengan menggunakan e-
learning dapat menumbuhkan sikap belajar mandiri.
Arsyad (2002) menyatakan bahwa media pembelajaran
dengan komputer dapat menampilkan dengan baik
berbagai simulasi, visualisasi, konsep-konsep, dan
multimedia yang dapat diakses user (siswa) sesuai dengan
yang diinginkan sehingga visualisasi yang bersifat abstrak
dapat ditampilkan secara konkrit dan dipahami secara
mendalam. Maka dengan menggunakan e-learning, siswa
mendapatkan kemudahan dalam mengatasi pembelajaran
fisika yang banyak menampilkan visualisasi yang bersifat
abstrak. Media pembelajaran ini dapat menampilkan
konsep yang bersifat abstrak ke dalam konsep yang
bersifat konkrit sehingga pemahaman siswa lebih
mendalam.
Dalam Jurnal Physics Education, Clinch dan Richards
(2002) menyatakan bahwa dalam penggunaan e-learning
dengan program java applet yang didownload dari internet
sangat baik dalam pembelajaran fisika untuk
percobaan/praktikum. Penilitiannya membuktikan bahwa
pembelajaran dengan e-learning program java applet dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memvisualisasikan
gambar yang bersifat abstrak menjadi konkrit dan tidak
hanya dibayangkan saja. Tampilan program dalam e-
learning juga dapat digunakan untuk memancing siswa
berdiskusi tentang materi atau konsep yang ditampilkan
pada layar monitor.
2. Kekurangan (kelemahan)
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk
pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari
berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001,
Beam, 1997), antara lain dapat disebutkan sbb:
• Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau
bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi
ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam
proses belajar dan mengajar;
• Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau
aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya
aspek bisnis/komersial;
• Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah
pelatihan daripada pendidikan;
• Berubahnya peran guru dari yang semula
menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini
juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT;
• Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang
tinggi cenderung gagal;
• Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet
(mungkin hal ini berkaitan dengan masalah
tersedianya listrik, telepon ataupun komputer);
• Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki
ketrampilan soal-soal internet; dan
• Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Selain beberapa kelemahan atau kekurangan E-
Learning seperti yang disebutkan diatas, ada pula
pendapat seseorang yang menjelaskan kekurangan E-
Learning sebagai berikut:
Ada beberapa kelemahan dalam e-learning yang sering
menjadi pembicaraan, antara lain kemungkinan adanya
kecurangan, plagiasi, dan pelanggaran hak cipta. Kuldep
Nagi dari Amerika, memberikan ide untuk mengaktifkan
diskusi kelompok secara online dan membatasi
kadaluwarsa soal-soal ujian.
Selain itu, pengajar (guru) juga harus memberikan
interaksi yang responsif dan berkelanjutan untuk mengenal
siswa lebih jauh dan dapat melihat minatnya, memberikan
ujian berupa analisa atas suatu kasus yang berbeda, serta
memintanya untuk menjelaskan logika yang menjadi
analisa tersebut.
Emil Marais dan Basie von Solms dari Afrika Selatan
menambahkan perlunya penyediaan alat bantu untuk
membatasi akses ilegal ke dalam proses pembelajaran, baik
dengan menggunakan password ataupun akses dari nomor
IP (Internet Protocol) tertentu untuk mengurangi
kecurangan dalam praktik e-learning.
Kelemahan yang paling mendasar dari e-learning adalah
kecurangan, plagiasi, dan pelanggaran hak cipta. Sesuai
data dari Microsoft Corporation, pada tahun 2006
Indonesia menduduki peringkat ke dua terbesar dalam
pembajakan di dunia maya (internet) pada khususnya dan
penggunaan software di PC (Personal Computer) pada
umumnya. Hal tersebut membuktikan bahwa internet
dalam hal ini e-learning masih banyak sekali
kekurangannya. Pembelajaran dengan menggunakan e-
learning juga harus membutuhkan jaringan internet untuk
pembelajaran jarak jauh. Padahal tidak semua instansi
memiliki jaringan internet. Program-program dalam e-
learning juga membutuhkan Personal Computer (PC)
dengan spesifikasi yang cukup canggih agar program bisa
berjalan dengan baik. Walaupun programer sudah
menyediakan fasilitas password atau pengaman tetapi
tangan-tangan jahil masih banyak yang merusaknya atau
membajaknya. Walaupun demikian, e-learning sebagai
suatu inovasi dalam proses pembelajaran sudah
memberikan warna baru cara belajar jarak jauh yang
mandiri.
2.5 APLIKASI PEMBELAJARAN E-LEARNING DI SD
Adanya penemuan baru mengenai pembelajaran yang
di sebut E-Learning adalah salah satu upaya untuk
mengaplikasikan teknologi dengan dunia pendidikan.
Diharapkan dengan terobosan ini kegiatan belajar dapat
berjalan dengan efektif. Saat ini E-Learning tengah
dikembangkan menjadi salah satu metode dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar di semua jenjang
pendidikan tidak terkecuali di SD. Dengan E-Learning ini
diharapkan pembelajaran menjadi lebih menarik dan
efektif.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi E-Learning
di SD:
Upaya memanfaatkan E-learning untuk meningkatkan
kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Telah kita ketahui bersama bahwa keberadaan seperangkat
komputer pada suatu sekolah sampai saat ini secara garis
besar masih cukup jarang, artinya sekolah yang memiliki
fasilitas komputer dengan sekolah yang belum memiliki
fasilitas komputer masih banyak yang belum memiliki
fasilitas komputer. Hal ini dikarenakan beberapa faktor,
yaitu (1) faktor dana, artinya sekolah tidak cukup dana
untuk membeli seperangkat komputer, (2) faktor
kemampuan penguasaan teknologi, maksudnya masih
banyak guru di sekolah dasar belum mampu
mengoperasikan komputer ( GAPTEK = Gagap Teknologi ),
(3) Faktor lain, misalnya faktor keamanan. Sekolah yang
tidak aman enggan untuk membeli komputer.
Syarat sebuah komputer agar dapat dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
komunikasi dan informasi, adalah komputer tersebut harus
dapat dikoneksikan ke internet. Tidak semua komputer
dapat dikoneksikan ke internet. Sebagai mana yang
dijelaskan Mico Pardosi 2000, komputer akan dapat
dikoneksikan ke internet apabila memiliki persaratan
berikut:
1) Komputer tersebut harus dilengkapi dengan modem,
baik modem internal maupun modem eksternal.
2) Komputer dengan prosessor Pentium 100 Mhz (minimal),
lebih tinggi lebih baik.
3) Memiliki jaringan telepon, atau wareless.
4) Meng- install program Internet ( browser) ke dalam
komputer, misalnya Internet Explorer.
5) Mendaftarkan diri ke ISP ( Perusahaan Penyelia Jasa
Internet) yang ada, misalnya RADNET, INDONET,
MEGANET, atau TELKOMNET ).
Fasilitas internet dapat dimanfaatkan sebagai media dalam
pembelajaran atau e- learning yaitu dengan memanfaatkan
menu search, yaitu:
1) Hubungkan komputer ke ISP
2) Setelah komputer terhubung ke ISP, klik ganda Internet
Explorer,
3) Klik menu search,
4) Ketik web atau data yang akan dicari pada kotak yang
tersedia misalnya kata” habitat ” , maka kita akan kita
dapatkan data -data yang berhubungan dengan habitat.
Demikian pula apabila kita mengetikkan kata-kata yang
lain tentu kita akan memperoleh data -data yang kita
inginkan.
Disinilah letak essensialnya internet sebagai teknologi
komonikasi dan informasi yang dapat dimanfaatkan dalam
dunia pembelajaran, atau E-learning.
Dengan kecanggihan internet, apabila dapat dimanfaatkan
dengan tepat, maka akan menjadi sumber belajar yang
sangat lengkap, ibarat sebuah perpustakaan yang
menyediakan berbagai referensi.
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari uraian di atas
adalah:
1) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan
pemanfaatan E-learning ( Pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi dalam pembelajaran ).
2) E- learning merupakan merupakan inovasi yang sangat
tepat untuk dikembangkan di sekolah dasar saat ini sesuai
dengan perkembangan teknologi yang sedemikian pesat,
demikian pula dengan perkembangan informasi yang tak
kalah pesatnya.
E-Learning Dalam Proses Belajar Anak dan Keluarga
Deskripsi global mengenai e-Learning
Kata electronic bermakna bahwa dalam e-Learning ada
penambahan unsur teknologi pada proses belajar, sehingga
proses belajarnya menggunakan berbagai perangkat lunak,
keras dan proses elektronik. Experience, dengan e-
Learning terbuka kesempatan yang sangat luas dan
bervariasi untuk belajar, disesuaikan dengan waktu,
tempat, bahan, cara, maupun lingkungan yang tersedia.
Extended, bahwa e-Learning memperpanjang dan
memperluas kesempatan belajar, tidak terbatas pada
program-program tertentu, belajar disekolah atau
pelatihan, tetapi merupakan proses yang berkelanjutan,
setiap saat sepanjang waktu. Expanded, dengan e-Learning
kesempatan belajar menjadi lebih terbuka bagi setiap
orang, bagi pelajar, lulusan yang belum bekerja, karyawan,
eksekutif dan pejabat. Bahan yang dipelajari juga menjadi
sangat luas, kegiatan belajar tidak dihambat oleh
keterbatasan dana.
e-Learning berbasis teknologi internet untuk memperoleh
pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan untuk
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. e-Learning
merupakan salah satu bentuk dari belajar jarak jauh selain
dengan sistem modul, belajar melalui tv dan radio, dan
dengan komputer. Beberapa ciri utama dari e-Learning
adalah :
e-Learning adalah network, yang memungkinkan informasi
(bahan belajar) selalu terkini, disimpan, didistribusikan dan
dipertukarkan; informasi disampaikan langsung kepada
end-user (pengguna akhir) melalui teknologi internet;
difokuskan pada kegiatan belajar secara luas.
Selain penjelasan di atas,berikut adalah penjelasan
singkat E-Learning yang dapat diaplikasikan di SD yang
ditulis oleh Purwanto sebagai berikut:
PP No. 19 Tahun 2005, Pasal 19, ayat 1 menyatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Pengertian E-learning
E-learning teridir dua buah kata
1. E singkatan dari elecronic
2. Learning berarti pembelajaran
E-learning adalah pembelajaran dengan
menggunakan media elektronik
Tujuan Penerapan E-Learning
1. Menjawab tantangan globalisasi
khususnya bidang pendidikan
2. Meningkatkan kualitas interaksi belajar
mengajar
3. Membiasakan penggunaan teknologi
Manfaat E-Learning
1. Bagi Guru
Tampil percaya diri
Meminimalisir kesalahan informasi
Mudah mencari bahan ajar
Pengajaran lebih efektif
2. Bagi Siswa
-Pelajaran lebih mudah dipahami
-Tingkat kesalahan informasi dari guru lebih kecil
-Pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna
3. Bagi Sekolah
Kepercayaan stake holder meningkat
Memudahkan pemetaan kompetensi guru
Prestasi sekolah lebih meningkat
Prestise meningkat
Perangkat yang Diperlukan
1. Komputer
2. Jaringan: internet
3. Audio: wireless, tape
4. Visual: TV, LCD
Kendala-Kendala Penerapan E-Learning
1. Belum semua guru menguasai ICT
2. Belum semua guru mau menerima
keberadaan ICT
3. Belum tersedianya hardware & sofware
penunjang E-learning
Upaya Mengatasi Kendala
1. Mengadakan pendekatan perswuasif tentang
pentignya E-learning kepada seluruh guru, utamanya
kepada guru yang belum bisa menerima keberadaan
E-learning
2. Mengadakan pelatihan-pelatihan
Misal: 1. Pelatihan komputer
2. Pelatihan pebuatan bahan ajar
dalam power point
3. Pelatihan pembuatan e-mail
4. dll
3. Mengupayakan media-media penunjang.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa E-
Learning yang digunakan di SD lebih kepada penggunaan
computer sebagai media. Namun bagi sekolah yang
memiliki fasilitas yang lengkap, selain menggunakan media
kimputer juga dapat disertai dengan penggunaan jaringan
internet.
Biasanya bentuk penggunaan E-Learning di SD dengan
CD, TV, RADIO TAPE, atau dengan menggunakan computer
atau internet. Misalnya dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan CD. Guru dapat mempertontonkan siswanya
untuk belajar melalui tontonan tadi, misalnya mengenai
cirri-ciri makhluk hidup. Karena sekarang banyak diperjual
belikan film-film mengenai ilmu pengetahuan. Dengan cara
pembelajaran seperti di atas, diharapkan siswa dapat
berperan lebih aktif dalam pembelajaran dan
pembelajarannya pun lebih menyenangkan.
Namun di sisi lain cara pembelajaran ini tidak dapat
diterpkan oleh semua sekolah. Masalahnya adalah dengan
keterbatasan fasilitas yang dimilki oleh sekolah. Terutama
bagi sekolah yang letaknya terpencil yang jaun dai
perkotaan. Kadang-kadang teknologi sulit masuk sehingga
menghambat pula penerapan E-Learning ini. Jangankan
penggunaan computer atau internet, TV atau RADIO TAPE
pun belum tentu mereka kenal.
BAB III
KESIMPULAN
Dari materi yang telah dipaparkan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa E-Learning adalah sebuah model
pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi
sebagai media. Media yang digunakan dapat berupa TV,
RADIO TAPE, CD, computer, atau bahkan jaringan
internet.E-Learning merupakan singkatan dari Elektronic
Learning, yang artinya pembelajaran dengan alat
elektronik. Pada prinsipnya memang media yang di
gunakan adalah alat-alat elektronik.
Aplikasi penggunaan E-Learning di SD saat ini tengah
berkembang. Dengan adanya E-Learning ini diharapkan
siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran sehingga
suasana pembelajarannya pun lebih terasa menyenangkan.
Selain itu kehadiran guru juga tidak menjadi syarat mutlak
bagi keberlangsungan pembelajaran.
Namun di samping keunggulan-keunggulan E-
Learning, ada pula beberapa masalah yang dapat dikatakan
sebagai kekeurangan peE-Learning,diantaranya adalah
tidak dapat diterapkan di semua sekolah. Khusus untuk
Sekolah Dasar, karena terdapat sekolah-sekolah terpencil
yang fasilitas sekolahnya sangat mengkhawatirkan tidak
dapat menyediakan media-media yang diperlukan dalam
pembelajaran E-Learning ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. www.slideshare.net
2. Funlearning-cihhuyy.blogspot.com
3. http://www.erlangga.com
4. Endang965.wordpress.com
5. www.google.com
MAKALAH
DASAR TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI
“Penggunaan Pembelajaran E-Learning Di SD”
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester
Dosen: Dindin Abdul Muiz Lidinillah, S.Si., S.E
Disusun oleh :
SYIPA MUDRIKA.H
NIM 0703096
KELAS INTEREST IPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIK MALAYA
2009
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT,karena atas
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan tepat waktu.Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW,kepada keluarga,sahabat,sehingga
sampailah kepada umatnya hingga akhir zaman.
Pembuatan makalah ini sangat berkaitan dengan salah satu materi dalam
mata kuliah Dasar Tekhnologi Informasi Komunikasi bagi mahasiswa UPI
jurusan PGSD.Salah satu materinya yaitu berhubungan dengan
penggunaan tekhnologi multimedia dalam proses pembelajarannya.
Bekembamgnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi memaksa dunia
pendidikan untuk tidak ketinggalan memanfaatkan dan mengikuti
perkembangannya.Tidak terkecuali pendidikan Sekolah Dasar.
Computer Basic Insruction merupakan salah satu model yang digunakan
dalam proses belajar/mengajar,oleh karena itu materi yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah”Computer Basic Insruction(CBI)”
Saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.Kepada dosen mata
kuliah Dasar Tekhnologi Informasi dan Komunikasi,kepada orang tua yang
tidak henti-hentinya memberikan dukungan moril dan materil,juga kepada
semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.Akhir kata
semoga makalah ini dapat bemanfaat.
Tasikmalaya,20 November 2009
P
enulis
DAFTAR ISI
1.KATA PENGANTAR
2.DAFTAR ISI
3.BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
4.BAB II: PEMBAHASAN
11.1 PENGERTIAN E-LEARNING
11.2 POSES PEMBELAJARAN E-LEARNING
11.3 PRINSIP PEMBELAJARAN E-LEARNING
11.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
PEMBELAJARAN E-LEARNING
11.5 PENERAPAN PEMBELAJARAN E-LEANING DI
SD
5.BAB III: KESIMPULAN
6. DAFTAR PUSTAKA
top related