idk case 4 dhf_edit (done)
Post on 25-Feb-2018
251 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 1/41
DEMAM BERDARAH DENGUE
Definisi
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever /DHF)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,trombositopeniadan diathesis hemoragik. Pada DBD teradi perembesan plasma yang ditandai
oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan !airan di rongga tubuh.
"indrom renatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang
ditandai oleh renatan/syok.
Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk
dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter
#$nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul % & '$.
erdapat % serotipe virus tipe yaitu D*+', D*+-, D*+#, dan D*+% yang semuanya
dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue keempat serotypeditemukan di ndonesia dengan D*+# merupakan serotype terbanyak. erdapat reaksi silang
antara serotype dengue dengan Flavivirus lain seperti Yellow fever, Japanese encephalitis dan
West Nile virus.
Epidemiologi
Demam berdarah dengue tersebar di ilayah 0sia enggara, Pasifik Barat dan 1aribia.
ndonesia merupakan ilayah endemis dengan sebaran di seluruh ilayah tanah air. nsiden
DBD di ndonesia antara hingga '2 per '$$.$$$ penduduk ('343 hingga '332)5 dan pernah
meningkat taam saat keadian luar biasa hingga #2 per '$$.$$$ penduduk pada tahun '334,sedangkan mortalitas DBD !enderung menurun hingga men!apai -6 pada tahun '333.
Penularan infeksi virus dengue teradi melalui vektor nyamuk genus 0edes (terutama A.
aegypti dan A. albopictus). Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi
lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu beana yang
berisi air ernih (bak mandi, kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya).
Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue yaitu 7
') 8ektor 7 perkembang biakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan vektor di
lingkungan, transportasi vektor dilingkungan, transportasi vektor dai satu tempat ke
tempat lain5
-) Peamu 7 terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan paparan
terhadap nyamuk, usia dan enis kelamin5
#) 9ingkungan 7 !urah huan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk .
Patogenesis
Patogenesis teradinya demam berdarah dengue hingga saat ini masih diperdebatkan.
Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat baha mekanisme imunopatologis
berperan dalam teradinya demam berdarah dengue dan sindrom renatan dengue. :espon
imun yang diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah 7
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 2/41
a) :espon humoral berupa pembentukan antibody yang berparan dalam proses
netralisasi virus, sitolisis yang dimeasi komplemen dan sitotoksisitas yang dimediasi
antibody. 0ntibody terhadap virus dengue berperan dalam memper!epat replikasi
virus pad monosit atau makrofag. Hipotesis ini disebut antibody dependent
enhancement (0D*)5
b) 9imfosit baik helper (;D%) dan sitotoksik (;D4) berepran dalam respon imunseluler terhadap virus dengue. Diferensiasi helper yaitu H' akan memproduksi
interferon gamma, 9- dan limfokin, sedangkan H- memproduksi 9%, 92, 9
dan 9'$5
!) <onosit dan makrolag berperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi antibodi.
+amun proses fagositosis ini menyebabkan peningkatan replikasi virus dan sekresi
sitokin oleh makrofag5
d) "elain itu aktivitasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan terbentuknya ;#a
dan ;2a.
Halstead pada tahun '3=# mengaukan hipotesis secondary heterologous infection yangmenyatakan baha DHF teradi bila seseorang terinfeksi ulang virus dengue dengan tipe
yang berbeda. :einfeksi menyebabkan reaksi anamnestik antibodi sehingga mengakibatkan
konsentrasi kompleks imun yang tinggi.
1urang dan *nnis pada tahun '33% merangkum pendapat Halstead dan peneliti lain5
menyatakan baha infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag yang mefagositosis
kompleks virusantibody non netralisasi sehingga virus bereplikasi di makrofag. eradinya
infeksi makrofag oleh virus dengue menyebabkan aktivasi helper dan sitotoksik sehingga
diprosuksi limfokin dan interferon gamma. nterferon gamma akan mengaktivasi monosit
sehingga disekresi berbagai mediator inflamasi seperti histamin, +F> , 9', dan 9.
Peningkatan ;#a dan ;2a teradi melalui aktivasi kompleks virusantibody yang ugamenyebabkan teradinya kebo!oran plasma.
?ambaran sumsum tulang pada fase aal infeksi (@2 hari) menunukkan keadaan hiposeluler
dan supresi megakariosit. "etelah keadaan nadir ter!apai akan teradi peningkatan proses
hematopoiesis termasuk megakariopoiesis. 1adar tromobopoietin dalam darah pada saat
teradi trombositopenia ustru menunukkan kenaikan, hal ini menunukkan teradinya
stimulasi tromobositopenia. Destruksi trombosit teradi melalui pengikatan fragmen ;#g,
terdapatnya antibody 8D, konsumsi trombosit selama proses koagulopati dan sekuestrasi di
perifer. ?angguan fungsi trombosit teradi melalui mekanisme gangguan pelepasan 0DP,
peningkatan kadar btromoboglobulin dan PF% yang merupakan petanda degranulasi
tromobosit.
1oagulopati teradi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel yang menyebabkan
disfungsi endotel. Berbagai penelitian menunukkan teradinya koagulopati konsumtif pada
demam berdarah dengue stadium dan 8. 0ktivasi koagulasi pada demam berdarah dengue
teradi melalui aktivasi alur ekstrinsik (tissue factor pathway).
Manifestasi klinis dan perjalanan penyakit
<anifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapat berupa demam
yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue (""D).
Pada umumnya pasien mengalami fase demam -= hari, yang diikuti oleh fase kritis selam -
# hari. Pada aktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk
teradi renatan ika tidak mendapat pengobatan tidak adekuat
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 3/41
Pemeriksaan penunjang
Laoratorium
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengue
adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, umlah trombosit dan hapusan
darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma biru.Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun deteksi
antigen virus :+0 dengue dengan teknik :P;: ( Reserve ranscriptase !olymerase "hain
Reaction), namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi
adanya antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody total, g< maupun g?.
Parameter 9aboratoris yang dapat diperiksa antara lain 7
A 9eukosit7 dapat normal atau menurun. <ulai hari ke# dapat ditemui limfositosis
relative (%26 dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (9PB) '26
dari umlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat.
A rombosit7 umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke #4.
A Hematokrit7 1ebo!oran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatanhematokrit C -$6 dari hematokrit aal, umumnya dimulai pada hari ke# demam.
A Hemostasis7 Dilakukan pemeriksaan P, 0P, Fibrinogen, DDimer, atau FDP pada
keadaan yang di!urigai teradi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.
A Protein/albumin7 Dapat teradi hipoproteinemia akibat kebo!oran plasma.
A "?/"?P (serum alanin aminotransferase)7 dapat meningkat.
A Ereum, 1reatinin7 bila didapatkan gangguan fungsi ginal.
A *lektrolit7 sebagai parameter pemantauan pemberian !airan.
A ?olongan darah7 dan cross ma!th (ui !o!ok serasi)7 bila akan diberikan transfusi
darah atau komponen darah.
A muno serologi dilakukan pemeriksaan g< dan g? terhadap dengue.! "gM7 terdeksi mulai hari ke #2, meningkat sampai minggu ke#, menghilang
setelah $3$ hari.
! "gG7 pada infeksi primer, g? mulai terdeteksi pada hari ke'%, pada infeksi
sekunder g? mulai terdeteksi hari ke-.
A Ei 7 Dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari
peraatan, ui ini digunakan untuk kepentingan surveilans.
Pemeriksaan radiologis
Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan tetapi apabila teradi
perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat diumpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan
foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur pada sisi badan sebelah kanan). 0sites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan E"?.
Diagnosis
<asa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar % hari (rentang #'% hari), timbul geala
prodormal yang tidak khas seperti 7 nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan perasaan lelah.
A# Demam Dengue $DD%
<erupakan penyakit demam akut selama -= hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi
klinis sebagai berikut7
A +yeri kepala.
A +yeri retrooebital.
A <ialgia / artralgia
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 4/41
A :uam kulit.
A <anifestasi perdarahan (petekie atau ui bending positif).
A 9eukopenia.
dan pemeriksaan serologi dengue positif, ayau ditemukan pasien DD/DBD yang sudah
dikonfirmasi pada lokasi dan aktu yang sama.
B# Demam Berdara& Dengue $DBD%#
Berdasarkan kriteria H '33= diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal ini di baah ini
dipenuhi 7
A Demam atau riayat demam akut, antara -= hari, biasanya bifasik.
A erdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut 7
! Ei bendung positif.
! Petekie, ekimosis, atau purpura.
! Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), atau perdarahan
dari tempat lain.! Hematemesis atau melena.
A rombositopenia (umlah trombosit @'$$.$$$/ul).
A erdapat minimal satu tandatanda plasma leakage (kebo!oran plasma) sebagai
berikut 7
! Peningkatan hematokrit -$6 dibandingkan standar sesuai dengan umur dan enis
kelamin.
! Penurunan hematokrit -$6 setelah mendapat terapi !airan, dibandingkan dengan
nilai hematokrit sebelumnya.
! anda kebo!oran plasma seperti 7 efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
Dari keterangan di atas terlihat baha perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada
DBD ditemukan adanya kebo!oran plasma.
'# (indrom (yok Dengue $((D%#
"eluruh kriteria di atas untuk DBD disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi nadi yang
!epat dan lemah, tekanan darah turun (G -$ mmHg), hipotensi dibandingkan standar sesuai
umur, kulit dingin dan lembab serta gelisah.
Diagnosis anding
Diagnosis banding perlu dipertimbangkan bilamana terdapat kesesuaian klinis dengan demamtiroid, !ampak, influena, !hikungunya dan leptospirosis.
)omplikasi
! *nsefalopati dengue
! edem paru
! ?angguan ginal
Pen*ega&an
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 5/41
'. <elakukan langkah #<
A <enguras bak air
A <enutup tempat yang mungkin menadi tempat berkembang biak nyamuk
A <engubur barangbarang bekas
-. Pemberian bubuk abate pada tempat penampungan air
#. Dilakukan fogging
%. <enggunakan kelambu atau obat nyamuk saat tidur siang.
Demam ;hikungunya
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 6/41
Definisi
Demam ;hikungunya adalah suatu penyakit virus yang ditularkan melalui nyamuk dan
dikenal pasti pertama kali di anania pada tahun '32-. +ama !hikungunya ini berasal dari
kata kera dasar bahasa <akonde yang bermaksud ImembungkukJ, menga!u pada postur
penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia)
Etiologi
Penyakit Demam ;hikungunya disebabkan oleh virus ;hikungunya (;H18) yang termasuk
keluarga ogaviridae, ?enus 0lphavirus dan ditularkan oleh nyamuk 0edes aegypti dan
0edes albopi!tus. ;H18 sebagai penyebab ;hikungunya masih belum diketahui pola
masuknya ke ndonesia. "ekitar -$$#$$ tahun lalu ;H18 merupakan virus pada hean
primata di tengah hutan atau savana di 0frika. "ata primata yang dinilai sebagai pelestari
virus adalah bangsa baboon (Papio sp), ;er!opithe!us sp. "iklus di hutan diantara sata
primata dilakukan oleh nyamuk 0edes sp ;ara transmisi bagi !hikungunya ini adalah
ve!torborne yaitu melalui gigitan nyamuk 0edes sp yang terinfeksi. ransmisi melalui
darah berkemungkinan bisa teradi dengan satu kasus pernah dilaporkan. ;H18 dikatakan
tidak bisa ditularkan malalui 0"
+anda Dan Gejala
:atarata masa inkubasi bagi ;hikungunya adalah sekitar -'- hari tetapi umumnya #= hari.
?eala yang sering ditimbulkan infeksi virus ini berupa demam mendadak disertai menggigil
selama -2 hari. ?eala demam biasanya timbul mendadak se!ara tibatiba dengan deraat
tinggi ( %$K;). Demam kemudian menurun setelah -# hari dan bisa kambuh kembali ' hari berikutnya. Demam uga sentiasa berhubungan dengan gealageala lainnya seperti sakit
kepala, mual dan nyeri abdomen.
+yeri sendi (arthralgia) dan otot(myalgia) bisa mun!ul pada penderita !hikungunya.
1eluhan arthralgia ini ditemukan sekitar 4$6 pada penderita !hikungunya dan biasanya
sendi yang sering dikeluhkan adalah sendi lutut,siku, pergelangan, ari kaki dan tangan serta
tulang belakang. Pada posisi berbaring biasanya penderita miring dengan lutut tertekuk dan
berusaha mengurangi dan membatasi gerakan. ?eala ini dapat bertahan selama beberapa
minggu, bulan bahkan ada yang sampai bertahan beberapa tahun sehingga dapat menyerupai
:heumatoid 0rtritis. +yeri otot pula bisa teradi pada seluruh otot terutama pada otot
penyangga berat badan seperti pada otot bagian leher, daerah bahu dan anggota gerak.
Pada kebanyakan penderita , geala peradangan sendi biasanya diikuti dengan adanya ber!ak
kemerahan makulopapuler yang bersifat nonpruriti!. Ber!ak kemerahan ini sering
ditemukan pada bagian tubuh dan anggota gerak tangan dan kaki. Ber!ak ini akan
menghilang setelah ='$ hari dan kemudiannya diikuti dengan deskuamasi.
?ealageala lain yang bisa ditemukan termasuk sakit kepala, pembesaran kelenar getah
bening di leher dan kolaps pembuluh darah kapiler.
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 7/41
Pemeriksaan Laoratorium
Deteksi dini dan diagnosis yang teratur memainkan peran penting dalam mengontrol infeksi
virus ini se!ara efektif. Pemeriksaan melihat perkembangan g< melalui enyme linked
immunosorbent asssay (<0;*9"0) telah menadi pemeriksaan serologi yang maor
karena teknik pemeriksaan ini sangat !epat dan reliabel.
eknik pemeriksaaan lain yang bisa dilakukan untuk mendeteksi dan mengindentifikasi
antigen virus adalah teknik immunofluores!ent antibodi se!ara tidak langsung. :everse
trans!ription polymerase !hain rea!tion (:P;:) uga telah dikenal sangat berguna dalam
mendiagnosa virus !hikungunya (;H18) dengan !epat. <alah :P;: uga merupakan
teknik mendeteksi m:+0 yang paling sensitif. Dibandingkan dengan - teknik lain yang
sering digunakan untuk menkuantifikasi m:+0 level yaitu +orthen blot analysis dan :+ase
prote!tion assay, :P;: dapat digunakan untuk menkuantifikasi m:+0 level dari umlah
sampel yang ke!il. <alah kombinasi : P;: dan nested P;: terbukti efisien untuk deteksi
spesifik dan mengenotip ;H18.
Pengoatan
"ehingga kini masih tiada pengobatan spesifik untuk penyakit ini dan vaksin yang berguna
sebagai tindakan preventif uga belum ditemukan. Pengobatannya hanya bersifat
simptomatis dan supportif seperti pemberian analgesik, antipiretik, anti inflamasi. Pemberian
aspirin kepada penderita demam !hikungunya ini tidak dianurkan karena dikuatiri efek
aspirin terhadap platelet. Pemberian !hloroLuine phosphate sangat efektif untuk arthritis
!hikungunya kronis.
Penularan abah !hikungunya yang semakin berkembang membuat para peneliti berminat
mengembangkan agen antivirus baru, :+0i. anya bertindak men!egah infeksi yang
ditimbulkan virus dengan mengganggu post trans!riptional e&pression m:+0.
)omplikasi
Penyebab morbiditas yang tertinggi adalah dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit dan
hipoglikemia. Beberapa komplikasi lain yang dapat teradi meskipun arang berupa gangguan
perdarahan, komplikasi neurologis, pneumonia dan gagal nafas
Prognosis
Penyakit ini bersifat self limiting diseases, tidak pernah dilaporkan adanya kematian
sedangkan keluhan sendi mungkin berlangsung lama. Penelitian sebelumnya pada '$= kasus
infeksi ;hikungunya menunukkan 4=,36 sembuh sempurna, #,=6 mengalami kekakuan
sendi atau mild dis!omfort, -,46 mempunyai persistent residual oint stiffness tapi tidak
nyeri dan 2,6 mempunyai keluhan sendi yang persistent, kaku dan sering mengalami efusi
sendi.
Pen*ega&an
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 8/41
<elihat masih tiada kematian karena !hikungunya yang dilaporkan dan tiada pengobatan
spesifik dan vaksin yang sesuai, maka upaya pen!egahan sangat dititikberatkan. Epaya ini
lebih menurus ke arah pemberantasan sarang nyamuk penular dengan !ara membasmi entik
nyamuk. ndividu yang menderita demam !hikungunya ini sebaiknya diisolasi sehingga
dapat di!egah penularannya ke orang lain. indakan pen!egahan gigitan nyamuk bisadilakukan dengan menggunakan obat nyamuk dan repelan tetapi pen!egahan yang sebaiknya
berupa pemberantasan sarang nyamuk penular. Pemberantasan sarang nyamuk seharusnya
dilakukan pada seluruh ;ara memberantas nyamuk 0edes aegypti dan 0edes albopi!tus
yang tepat melalui Pemberantasan "arang +yamuk.
'ampak $Rueola%
Definisi
O Penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus.
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 9/41
(inonim
O :ubeola
O <orbili
O <easles
Epidemiologi
O <enurut "urvei 1esehatan :umah angga ("1:) !ampak merupakan urutan ke 2
dari '$ ma!am penyakit utama pada bayi dan urutan ke 2 dari '$ ma!am penyakit
utama anak usia '% tahun.
O <erupakan penyakit endemis terutama di negara berkembang.
Etiologi
8irus ;ampak
O Famili !aramy#ovirus
O ?enus $orbillivirus
O 8irus tetap aktif min. #% am pada suhu kamar, '2 minggu dalam pengaet beku, min.
% minggu disimpan dalam suhu #2M; dan beberapa hari pada suhu $M;.
O 8irus tidak aktif pada pH rendah.
Gejala klinis
O (tadium masa inkuasi '$'- hari.
O (tadium prodromal demam ringansedang, batuk yang makin berat, peradangan
mata, koria, dan ber!ak koplik (ber!ak putih pada mukosa pipi).
O (tadium ak&ir demam tinggi dan mun!ul ruam kulit (mulai dari belakang telinga,
leher, aah, tubuh, ekstremitas)
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 10/41
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 11/41
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 12/41
Diagnosis
O solasi virus sampel dari sekret nasofaring dan konungtiva, darah, dan urin.
O "erologi g< spesifik.
O P;: :+0 virus.
Diagnosis anding
O :ubella
O Demam skarlatina
O :uam akibat obatobatan
)omplikasi
O 9aringitis akut
O Bronkopneumonia
O 1eang demam
O *nsefalitis
O ""P* %&ubacute &clerosing !anencephalitis'
O titis media
Pengoatan
O anpa komplikasi berobat alan.
O Pengobatan simptomatik antipiretik, ekspektoran, vitamin 0, dan antibiotik (bila
ada infeksi sekunder)
Pen*ega&an
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 13/41
O munisasi !ampak pada bayi usia 3 bulan. Berasal dari virus hidup yang dilemahkan
dan diberikan se!ara subkutan dalam atau i.m dengan dosis $,2 !!.
RUBELLA (CAMPAK JERMAN)
DEFINISI
Campak Jerman (Rubella, Campak !ar") a#ala! $ua%u "n&ek$" '"ru$
menular, an men"mbulkan e*ala an r"nan (m"$alna ner" $en#" #an
ruam kul"%)+ Berbe#a #enan ampak, rubella %"#ak %erlalu menular #an
*aran meneran anak-anak+ J"ka meneran .an"%a !am"l (%eru%ama
pa#a $aa% ke!am"lan beru$"a /-01 m"nu), b"$a menebabkan
keuuran, kema%"an ba" #alam kan#unan a%au kela"nan ba.aan pa#a
ba"+
PEN2EBAB 34RANSMISI
Penebabna a#ala! '"ru$+ 5"ru$ rubella #"%ularkan melalu" per"kan lu#a!
pen#er"%a a%au karena k6n%ak #enan pen#er"%a+ Penak"% "n" *ua
#"%ularkan #ar" "bu !am"l kepa#a *an"n an bera#a #" #alam
kan#unanna+ Pen#er"%a b"$a menularkan penak"% "n" pa#a $aa%0
m"nu $ebelum munulna ruam $ampa" 0 m"nu $e%ela! ruam
men!"lan+ Ba" baru la!"r an %er"n&ek$" ke%"ka ma$"! bera#a #alam
kan#unan, $elama beberapa bulan $e%ela! la!"r, b"$a menularkan
penak"% "n"+ Kekebalan $eumur !"#up #"per6le! $e%ela! men#er"%a
penak"% "n"+ 7aba! b"$a %er*a#" #enan "n%er'al 8-9 %a!un+ S"n#r6ma
rubella k6nen"%al %er*a#" pa#a :;< a%au leb"! ba" an la!"r #ar" "bu
an men#er"%a rubella pa#a %r"me$%er per%ama+ J"ka "bu men#er"%a "n&ek$""n" $e%ela! ke!am"lan beru$"a leb"! #ar" :1 m"nu, *aran %er*a#" kela"nan
ba.aan pa#a ba"+ Kela"nan ba.aan an b"$a #"%emukan pa#a ba" baru
la!"r a#ala! %ul", ka%arak, m"kr6$e&alu$, ke%erbelakanan men%al, kela"nan
*an%un ba.aan #an kela"nan la"nna+
=EJALA
=e*ala mula" %"mbul #alam .ak%u 0>-:0 !ar" $e%ela! %er"n&ek$"+ Pa#a anak-
anak, e*alana #"a.al" #enan ra$a %"#ak enak ba#an $elama 0-; !ar",
#emam an %"#ak be"%u %"n" (/ Cel$"u$), #"$er%a" pembenkakankelen*ar e%a! ben"n kepala #an le!er, ka#an #"$er%a" ner" $en#"+ 4"#ak
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 14/41
%er#apa% ner" %en6r6kan, %e%ap" %en6r6kan !ana %erl"!a% aak
mera!+ Pa#a #e.a$a, e*ala a.al %er$ebu% $"&a%na r"nan a%au $ama
$ekal" %"#ak %"mbul+Ruam (kemera!an kul"%) munul #an berlan$un
$elama !ar"+ Pa#a mulana ruam %"mbul #" .a*a! #an le!er, lalu
menebar ke ba%an ba#an, lenan #an %unka"+ Pa#a lan"%-lan"% mulu%%"mbul b"n%"k-b"n%"k kemera!an+ =e*ala la"n #ar" rubella, an
$er"n #"%emu" pa#a rema*a #an 6ran #e.a$a, %erma$uk? $ak"% kepala,
kuran na&$u makan, 6n*un%"'"%"$ r"nan (pembenkakan pa#a kel6pak
ma%a #an b6la ma%a), !"#un an $e$ak #an ba$a!, kelen*ar e%a!
ben"n an membenkak #" ba"an la"n %ubu!, $er%a a#ana ra$a $ak"%
#an benkak pa#a per$en#"an (%eru%ama pa#a .an"%a mu#a)+ Banak
6ran an %erkena rubella %anpa menun*ukkan a#ana e*ala apa-apa+
Ke%"ka rubella %er*a#" pa#a .an"%a !am"l, #apa% %er*a#" $"n#r6m rubella
ba.aan, an p6%en$"al men"mbulkan keru$akan pa#a *an"n an $e#an
%umbu!+ Anak an %erkena rubella $ebelum #"la!"rkan bere$"k6 %"n"
menalam" ke%erlamba%an per%umbu!an, ke%erlamba%an men%al,
ke$ala!an ben%uk *an%un #an ma%a, %ul", #an pr6blema%"ka !a%", l"mpa
#an $um$um %ulan+
PA4O=ENESIS
Penak"% "n" #"%ularkan melalu" a"ran an keluar #ar" !"#un a%au
%en6r6kan,$ela"n "%u, #apa% #"%ularkan melalu" al"ran #ara! $e6ran
.an"%a an $e#an !am"l kepa#a *an"n an #"kan#unna+ Karena
penak"% "n" %er6l6n penak"% r"nan pa#a anak-anak, ba!aa me#"$
an u%ama #ar" penak"% "n" a#ala! "n&ek$" pa#a .an"%a !am"l, an #apa%
menebabkan $"n#r6m aa% ba.aan pa#a
*an"n %er$ebu%+
Per"6#e "nkuba$" rubella a#ala! 0> - : !ar", #enan ra%a-ra%a "nkuba$"a#ala! 08 - 0/ !ar"+ Ruam rubella b"a$ana berlan$un $elama !ar"+
Pembenkakan kelen*ar akan berlan$un $elama $a%u m"nu a%au leb"!
#an $ak"% per$en#"an akan berlan$un $elama leb"! #ar" #ua m"nu+
Anak-anak an %erkena rubella akan pul"! #alam *anka .ak%u $a%u
m"nu $emen%ara pa#a 6ran #e.a$a membu%u!kan .ak%u leb"! lama
un%uk pul"!+
DIA=NOSA
D"an6$"$ #"%eakkan ber#a$arkan e*ala+
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 15/41
D"an6$"$ pa$%" pa#a "bu !am"l b"$a #"%eakkan melalu" penukuran ka#ar
an%"b6#" %er!a#ap '"ru$ rubella+
KOMPLIKASI
Kebanakan anak-anak menalam" penembu!an %6%al+ Anak lak"-lak"a%au pr"a #e.a$a ka#an menalm" ner" pa#a %e$%"$ (bua! @akar) an
ber$"&a% $emen%ara+ Seper%"a .an"%a menalam" ner" $en#" a%au ar%r"%"$+
Pa#a .an"%a !am"l, ampak Jerman b"$a menebabkan keuuran,
kema%"an ba" #alam kan#unan a%aupun keuuran+ Ka#an %er*a#"
"n&ek$" %el"na (6%"%"$ me#"a)+ In&ek$" 6%ak (en$e&al"%"$) *aran %er*a#"+
PEN=OBA4AN
4"#ak a#a pen6ba%an k!u$u$ un%uk ampak Jerman+ Un%uk menurunkan
pana$ b"$a #"ber"kan a$e%am"n6&en+
PENCE=AAN
Penea!an Rubella #apa% #"ea! #enan 'ak$"n rubella+ Imun"$a$"
rubella $eara lua$ #an mera%a $ana% pen%"n un%uk menen#al"kan
penebaran penak"% "n", an pa#a ak!"rna #apa% menea! aa%
ba.aanla!"r ak"ba% $"n#r6m rubella ba.aan+ 5ak$"n "n" b"a$ana #"ber"kan
kepa#a anak-anak beru$"a 0: - 0; bulan #an men*a#" ba"an #ar"
"mun"$a$" MMR an %ela! %er*a#.al+ D6$"$ ke#ua MMR b"a$ana #"ber"kanpa#a u$"a > - 8 %a!un, #an %"#ak b6le! leb"! #ar" 00 - 0: %a!un+
Sebaa"mana #enan "mun"$a$" la"nna, $elalu a#a peneual"an %er%en%u
#an ka$u$-ka$u$ k!u$u$+ D6k%er anak akan mem"l"k" "n&6rma$" an %epa%+
5ak$"n rubella %"#ak b6le!! #"ber"kan kepa#a .an"%a !am"l a%au .an"%a
an akan !am"l #alam *anka .ak%u $a%u bulan $e$u#a! pember"an
'ak$"n+ J"ka an#a berp"k"r un%uk !am"l, pa$%"kan ba!.a an#a kebal
%er!a#ap rubella melalu" %e$ #ara!+ J"ka %"#ak, $eba"kna an#a
men#apa%kan 'ak$"na$" $e%"#akna $a%u bulan $ebelum memula"
ke!am"lan+ 7an"%a !am"l an %"#ak kebal %er!a#ap rubella !aru$
men!"n#ar" 6ran an men"#ap penak"% "n" !aru$ #"ber"kan 'ak$"na$"
$e%ela! mela!"rkan $e!"na #"a akan kebal %er!a#ap penak"% "n" #"
ke!am"lan ber"ku%na+
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 16/41
P*+00901"0+00+
D*<0< D*+?E*, D*<0< B*:D0:0H D*+?E* D0+
"+D:< "N1 D*+?E*
Pada dasarnya pengobatan Demam Berdarah Dengue (DBD) bersifat suportif, yaitu
mengatasi kehilangan !airan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan
sebagai akibat perdarahan. Pasien Demam Dengue (DD) dapat berobat alan sedangkan
pasien DBD diraat di ruang peraatan biasa. etapi pada kasus DBD dengan komplikasi
diperlukan peraatan intensif. Entuk dapat meraat pasien DBD dengan baik, diperlukan
dokter danperaat yang terampil, sarana laboratorium yang memadai, !airan kristaloid
dankoloid, serta bank darah yang senantiasa siap bila diperlukan. Diagnosis dini
danmemberikan nasehat untuk segera diraat bila terdapat tanda syok, merupakan hal yang
penting untuk mengurangi angka kematian. Di pihak lain, peralanan penyakit DBD sulitdiramalkan. Pasien yang pada aktu masuk keadaan umumnya tampak baik, dalam aktu
singkat dapat memburuk dantidak tertolong. 1un!i keberhasilan tatalaksana DBD atau
"indrom "yok Dengue (""D) terletak pada ketrampilan para dokter untuk dapat mengatasi
masa peralihan dari fase demam ke fase penurunan suhu (fase kritis, fase syok) dengan baik.
,# Demam dengue
Pasien DD dapat berobat alan, tidak perlu diraat. Pada fase demam pasien dianurkan
• irah baring, selama masih demam.
• bat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.
• Entuk menurunkan suhu menadi @ #3M;, dianurkan pemberian parasetamol.
0setosal/salisilat tidak dianurkan (indikasi kontra) oleh karena dapat meyebabkangastritis, perdarahan, atau asidosis.
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 17/41
• Dianurkan pemberian !airan danelektrolit per oral, us buah, sirop, susu, disamping
air putih, dianurkan paling sedikit diberikan selama - hari.
• <onitor suhu, umlah trombosit danhematokrit sampai fase konvalesen
.
Pada pasien DD, saat suhu turun pada umumnya merupakan tanda penyembuhan.
<eskipun demikian semua pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapatteradi selama - hari setelah suhu turun. Hal ini disebabkan oleh karena kemungkinan kita
sulit membedakan antara DD dan DBD pada fase demam. Perbedaan akan tampak elas
saat suhu turun, yaitu pada DD akan teradi penyembuhan sedangkan pada DBD terdapat
tanda aal kegagalan sirkulasi (syok). 1omplikasi perdarahan dapat teradi pada DD
tanpa disertai geala syok. leh karena itu, orang tua atau pasien dinasehati bila terasa
nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa
seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila disertai berkeringat dingin, hal tersebut
merupakan tanda kegaatan, sehingga harus segera dibaa segera ke rumah sakit.
Penerangan untuk orang tua tertera pada 9ampiran '. Pada pasien yang tidak mengalami
komplikasi setelah suhu turun -# hari, tidak perlu lagi diobservasi. atalaksana DD
tertera pada Bagan - (atalaksana tersangka DBD).
-# Demam Berdara& Dengue
1etentuan Emum
Perbedaan patofisilogik utama antara DD/DBD/""D danpenyakit lain adalah adanya
peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan perembesan plasma dangangguanhemostasis. ?ambaran klinis DBD/""D sangat khas yaitu demam tinggi mendadak,
diastesis hemoragik, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi. <aka keberhasilan
tatalaksana DBD terletak pada bagian mendeteksi se!ara dini fase kritis yaitu saat suhu
turun (the time of deferves!en!e) yang merupakan *ase aal teradinya kegagalan
sirkulasi, dengan melakukan observasi klinis disertai pemantauan perembesan plasma
dangangguan hemostasis. Prognosis DBD terletak pada pengenalan aal teradinya
perembesan plasma, yang dapat diketahui dari peningkatan kadar hematokrit.
Fase kritis pada umumnya mulai teradi pada hari ketiga sakit. Penurunan umlah
trombosit sampai @'$$.$$$/pl atau kurang dari '- trombosit/ pb (ratarata dihitung pada
'$ pb) teradi sebelum peningkatan hematokrit dansebelum teradi penurunan suhu.Peningkatan hematokrit -$6 atau lebih men!ermikan perembesan plasma dan merupakan
indikasi untuk pemberian !aiaran. 9arutan garam isotonik atau ringer laktat sebagai !airan
aal pengganti volume plasma dapat diberikan sesuai dengan berat ringan penyakit.
Perhatian khusus pada asus dengan peningkatan hematokrit yang terus menerus
danpenurunan umlah trombosit @ 2$.$$$/%'. "e!ara umum pasien DBD deraat dan
dapat diraat di Puskesmas, rumah sakit kelas D,; dan pada ruang raat sehari di rumah
sakit kelas B dan 0.
Fase Demam
atalaksana DBD fase demam tidak berbeda dengan tatalaksana DD, bersifat simtomatik
dansuportif yaitu pemberian !airan oral untuk men!egah dehidrasi. 0pabila !airan oraltidak dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut yang
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 18/41
berlebihan, maka !airan intravena rumatan perlu diberikan. 0ntipiretik kadangkadang
diperlukan, tetapi perlu diperhatikan baha antipiretik tidak dapat mengurangi lamanya
demam pada DBD. Parasetamol direkomendasikan untuk pemberian atau dapat di
sederhanakan seperti tertera pada tabel ' dosis parasetamol menurut kelompok umur.
:asa haus dan keadaan dehidrasi dapat timbul sebagai akibat demam tinggi, anoreksia
dan muntah. Oenis minuman yang dianurkan adalah us buah, air teh manis, sirup, susu,
serta larutan oralit. Pasien perlu diberikan minum 2$ ml/kg BB dalam % am pertama.
"etelah keadaan dehidrasi dapat diatasi anak diberikan !airan rumatan 4$'$$ ml/kg BB
dalam -% am berikutnya. Bayi yang masih minum asi, tetap harus diberikan disamping
larutan olarit. Bila teradi keang demam, disamping antipiretik diberikan antikonvulsif
selama demam.
Pasien harus diaasi ketat terhadap keadian syok yang mungkin teradi. Periode kritis
adalah aktu transisi, yaitu saat suhu turun pada umumnya hari ke #2 fase demam.Pemeriksaan kadar hematokrit berkala merupakan pemeriksaan laboratorium yang terbaik
untuk pengaasan hasil pemberian !airan yaitu menggambarkan deraat kebo!oran
plasma danpedoman kebutuhan !airan intravena. Hemokonsentrasi pada umumnya teradi
sebelum diumpai perubahan tekanan darah dantekanan nadi. Hematokrit harus diperiksa
minimal satu kali seak hari sakit ketiga sampai suhu normal kembali.
Bila sarana pemeriksaan hematokrit tidak tersedia, pemeriksaan hemoglobin dapat
dipergunakan sebagai alternatif alaupun tidak terlalu sensitif. Entuk Puskesmas yang
tidak ada alat pemeriksaan Ht, dapat dipertimbangkan dengan menggunakan Hb. "ahli
dengan estimasi nilai Ht # & kadar Hb
Penggantian 8olume Plasma
Dasar patogenesis DBD adalah perembesan plasma, yang teradi pada fase penurunan
suhu (fase afebris, fase krisis, fase syok) maka dasar pengobatannya adalah penggantian
volume plasma yang hilang. alaupun demikian, penggantian !airan harus diberikan
dengan biaksana dan berhatihati. 1ebutuhan !airan aal dihitung untuk -# am
pertama, sedangkan pada kasus syok mungkin lebih sering (setiap #$$ menit).
etesan dalam -%-4 am berikutnya harus selalu disesuaikan dengan tanda vital, kadar
hematokrit, danumlah volume urin. Penggantian volume !airan harus adekuat, seminimal
mungkin men!ukupi kebo!oran plasma. "e!ara umum volume yang dibutuhkan adalah
umlah !airan rumatan ditambah 246.
;airan intravena diperlukan, apabila
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 19/41
') 0nak terus menerus muntah, tidak mau minum, demam tinggi sehingga tidak
rnungkin diberikan minum per oral, ditakutkan teradinya dehidrasi sehingga
memper!epat teradinya syok.
-) +ilai hematokrit !enderung meningkat pada pemeriksaan berkala. Oumlah !airan
yang diberikan tergantung dari deraat dehidrasi dan kehilangan elektrolit,
dianurkan !airan glukosa 26 di dalam larutan +a;l $,%26. Bila terdapatasidosis, diberikan natrium bikarbonat =,%6 '- ml/kgBB intravena bolus
perlahanlahan.
0pabila terdapat hemokonsentrasi -$6 atau lebih maka komposisi enis !airan yang
diberikan harus sama dengan plasma. 8olume dankomposisi !airan yang diperlukan
sesuai !airan untuk dehidrasi pada diare ringan sampai sedang, yaitu !airan rumatan Q
defisit 6 (2 sampai 46), seperti tertera pada tabel - dibaah ini.
Pemilihan enis danvolume !airan yang diperlukan tergantung dari umur dan berat badan pasien serta deraat kehilangan plasma, yang sesuai dengan deraat hemokonsentrasi. Pada
anak gemuk, kebutuhan !airan disesuaikan dengan berat badan ideal untuk anak umur
yang sama. 1ebutuhan !airan rumatan dapat diperhitungan dari tabel # berikut.
<isalnya untuk anak berat badan %$ kg, maka !airan rumatan adalah '2$$Q(-$&-$)
'3$$ ml. Oumlah !airan rumatan diperhitungkan -% am. leh karena perembesan
plasma tidak konstan (perembesam plasma teradi lebih !epat pada saat suhu turun), maka
volume !airan pengganti harus disesuaikan dengan ke!epatan dankehilangan plasma,
yang dapat diketahui dari pemantauan kadar hematokrit. Penggantian volume yang
bedebihan dan terusmenerus setelah plasma terhenti perlu mendapat perhatian.
Perembesan plasma berhenti ketika memasuki fase penyembuhan, saat teradi reabsorbsi
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 20/41
!airan ekstravaskular kembali kedalam intravaskuler. 0pabila pada saat itu !airan tidak
dikurangi, akan menyebabkan edema paru dandistres pernafasan.
Pasien harus diraat dansegera diobati bila diumpai tandatanda syok yaitu gelisah,
letargi/lemah, ekstrimitas dingin, bibir sianosis, oliguri, dan nadi lemah, tekanan nadi
menyempit (-$mmHg atau kurang) atau hipotensi, dan peningkatan mendadak dari kadar hematokrit atau kadar hemato!rit meningkat terus menerus alaupun telah diberi !airan
intravena.
Oenis ;airan (rekomendasi H)
• 1ristaloid.
9arutan ringer laktat (:9)
9arutan ringer asetat (:0)
9arutan garam faali (?F)
Dekstrosa 26 dalam larutan ringer laktat (D2/:9)
Dekstrosa 26 dalam larutan ringer asetat (D2/:0)
Dekstrosa 26 dalam '/- larutan garam faali (D2/'/-9?F)
(;atatan7Entuk resusitasi syok dipergunakan larutan :9 atau :0 tidak boleh
larutan yang mengandung dekstran)
• 1oloid.
Dekstran %$
Plasma
0lbumin
#. "indrom "yok Dengue
"yok merupakan 1eadaan kegaatan. ;airan pengganti adalah pengobatan yang utama
yang berguna untuk memperbaiki kekurangan volume plasma. Pasien anak akan !epat
mengalami syek dan sembuh kembali bila diobati segera dalam %4 am. Pada penderita
""D dengan tensi tak terukur dan tekanan nadi @-$ mm Hg segera berikan !airan
kristaloid sebanyak -$ ml/kg BB/am seiama #$ menit, bila syok teratasi turunkan menadi
'$ ml/kgBB.
Penggantian 8olume Plasma "egera
Pengobatan aal !airan intravena larutan ringer laktat -$ ml/kg BB. etesan diberikanse!epat mungkin maksimal #$ menit. Pada anak dengan berat badan lebih, diberi !airan
sesuai berat BB ideal danumur '$ mm/kg BB/am, bila tidak ada perbaikan pemberian
!airan kristoloid ditambah !airan koloid. 0pabila syok belum dapat teratasi setelah $
menit beri !airan kristaloid dengan tetesan '$ ml/kg BB/am bila tidak ada perbaikan stop
pemberian kristaloid danberi !airan koloid (dekstran %$ atau plasma) '$ ml/kg BB/am.
Pada umumnya pemberian koloid tidak melebihi #$ ml/kg BB. <aksimal pemberian
koloid '2$$ ml/hari, sebaiknya tidak diberikan pada saat perdarahan. "etelah pemberian
!airan resusitasi kristaloid dan koloid syok masih menetap sedangkan kadar hematokrit
turun, diduga sudah teradi perdarahan5 maka dianurkan pemberian transfusi darah segar.
0pabila kadar hematokrit tetap tinggi, maka berikan darah dalam volume ke!il ('$
ml/kg BB/am) dapat diulang sampai #$ ml/kgBB/ -% am. "etelah keadaan klinismembaik, tetesan infus dikurangi bertahap sesuai keadaan klinis dankadar hematokrit.
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 21/41
Pemeriksaan Hematokrit untuk <emantau Penggantian 8olume Plasma Pemberian !airan
harus tetap diberikan alaupun tanda vital telah membaik dan kadar hematokrit turun.
etesan !airan segera diturunkan menadi '$ ml/kg BB/am dan kemudian disesuaikan
tergantung dari kehilangan plasma yang teradi selama -%%4 am. Pemasangan ;8P yang
ada kadangkala pada pasien ""D berat, saat ini tidak dianurkan lagi.
;airan intravena dapat dihentikan apabila hematokrit telah turun, dibandingkan nilai Ht
sebelumnya. Oumlah urin/ml/kg BB/am atau lebih merupakan indikasi baha keadaaan
sirkulasi membaik. Pada umumnya, !airan tidak perlu diberikan lagi setelah %4 am syok
teratasi. 0pabila !airan tetap diberikan dengan umlah yang berlebih pada saat teradi
reabsorpsi plasma dari ekstravaskular (ditandai dengan penurunan kadar hemato!rit setelah
pemberian !airan rumatan), maka akan menyebabkan hypervolemia dengan akibat edema
paru dangagal antung. Penurunan hematokrit pada saat reabsorbsi plasma ini angan
dianggap sebagai tanda perdarahan, tetapi disebabkan oleh hemodilusi. +adi yang kuat,
tekanan darah normal, diuresis !ukup, tanda vital baik, merupakan tanda teradinya fase
reabsorbsi.
1oreksi ?angguan <etabolik dan *lektrolit
Hiponatremia danasidosis metabolik sering menyertai pasien DBD/""D, maka analisis gas
darah dankadar elektrolit harus selalu diperiksa pada DBD berat. 0pabila asidosis tidak
dikoreksi, akan mema!u teradinya 1D, sehingga tatalaksana pasien menadi lebih
kompleks.
Pada umumnya, apabila penggantian !airan plasma diberikan se!epatnya dan dilakukan
koreksi asidosis dengan natrium bikarbonat, maka perdarahan sebagai akibat 1D, tidak
akan teadi sehingga heparin tidak diperlukan.
Pemberian ksigen
erapi oksigen - liter per menit harus selalu diberikan pada semua pasien syok. Dianurkan
pemberian oksigen dengan mempergunakan masker, tetapi harus diingat pula pada anak
seringkali menadi makin gelisah apabila dipasang masker oksigen.
ransfusi Darah
Pemeriksaan golongan darah !rossmat!hing harus dilakukan pada setiap pasien syok,
terutama pada syok yang berkepanangan (prolonged sho!k).
Pemberian transfusi darah diberikan pada keadaan manifestasi perdarahan yang nyata.
1adangkala sulit untuk mengetahui perdarahan interna (internal haemorrhage) apabiladisertai hemokonsentrasi. Penurunan hemato!rit (misalnya dari 2$6 me.nadi %$6) tanpa
perbaikan klinis alaupun telah diberikan !airan yang men!ukupi, merupakan tanda
adanya perdarahan.
Pemberian darah segar dimaksudkan untuk mengatasi pendarahan karena !ukup
mengandung plasma, sel darah merah dan faktor pembesar trombosit.
Plasma segar dan atau suspensi trombosit berguna untuk pasien dengan 1D dan
perdarahan masif. 1D biasanya teradi pada syok berat dan menyebabkan perdarahan
masif sehingga dapat menimbulkan kematian.
Pemeriksaan hematologi seperti aktu tromboplastin parsial, aktu protombin, dan
fibrinogen degradation produ!ts harus diperiksa pada pasien syok untuk mendeteksi
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 22/41
teradinya dan berat ringannya 1D. Pemeriksaan hematologis tersebut uga menentukan
prognosis.
<onitoring
anda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi se!ara teratur untuk
menilai hasil pengobatan. Halhal yang harus diperhatikan pada monitoring adalah• +adi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur harus di!atat setiap '2 #$ menit atau
lebih sering, sampai syok dapat teratasi.
• 1adar hematokrit harus diperiksa tiap % am sekali sampai keadaan klinis pasien
stabil.
• setiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai enis !airan, umlah,
dan tetesan, untuk menentukan apakah !airan yang diberikan sudah men!ukupi.
• Oumlah dan frekuensi diuresis.
Pada pengobatan syok, kita harus yakin benar baha penggantian volume intravaskuler
telah benarbenar terpenuhi dengan baik. 0pabila diuresis belum !ukup ' ml/kg/BB,sedang umlah !airan sudah melebihi kebutuhan diperkuat dengan tanda overload antara
lain edema, pernapasan meningkat, maka selanutnya furasemid ' mg/kgBB dapat
diberikan. Pemantauan umlah diuresis, kadar ureum dankreatinin tetap harus dilakukan.
etapi, apabila diuresis tetap belum men!ukupi, pada umumnya syok belum dapat
terkoreksi dengan baik, maka pemberian dopamia perlu dipertimbangkan.
:uang :aat 1husus Entuk DBD
Entuk mendapatkan tatalaksana DBD lebih efektif, maka pasien DBD seharusnya diraat
di ruang raat khusus, yang dilengkapi dengan peraatan untuk kegaatan. :uang
peraatan khusus tersebut dilengkapi dengan fasilitas laboratorium untuk memeriksa
kadar hemoglobin, hematokrit, dan trombosit yang tersedia selama -% am. Pen!atatanmerupakan hal yang penting dilakukan di ruang peraatan DBD. Paramedis dapat didantu
oleh orang tua pasien untuk men!atatumlah !airan baik yang diminum maupun yang
diberikan se!ara intravena, serta menampung urin serta men!atat umlahnya.
1riteria <emulangkan Pasien
Pasien dapat dipulang apabila, memenuhi semua keadaan dibaah ini
'.ampak perbaikan se!ara klinis
-.idak demam selaina -% am tanpa antipiretik
#.idak diumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)
%. Hematokrit stabil
2. Oumlah trombosit !enderung naik 2$.$$$/pl. iga hari setelah syok teratasi
=. +afsu makan membaik
00901"0+0 *+"*F09P0 D*+?E*
Pada ensefalopati !enderung teradi udem otak danalkalosis, maka bila syok telah teratasi
!airan diganti dengan !airan yang tidak mengandung H;$# dan umlah !airan harus
segera dikurangi. 9arutan laktat ringer dektrosa segera ditukar dengan larutan +a;l ($,36)
7 glukosa (26) '7#. Entuk mengurangi udem otak diberikan de&ametason $,2 mg/kg
BB/kali tiap 4 am, tetapi bila terdapat perdarahan saluran !erna sebaiknya kortikosteroid
tidak diberikan.
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 23/41
Bila terdapat disfungsi hati, maka diberikan vitamin 1 intravena #'$ mg selama # hari,
kadar gula darah diusahakan 4$ mg. <en!egah teradinya peningkatan tekanan
intra!ranial dengan mengurangi umlah !airan (bila perlu diberikan diuretik), koreksi
asidosis dan elektrolit.
Peraatan alan nafas dengan pemberian oksigen yang adekuat. Entuk mengurangi produksi amoniak dapat diberikan neomisin dan laktulosa. Esahakan tidak memberikan
obatobat yang tidak diperlukan (misalnya antasid, anti muntah) untuk mengurangi beban
detoksifikasi obat dalam hati.
ransfusi darah segar atau komponen dapat diberikan atas indikasi yang tepat. Bila perlu
dilakukan tranfusi tukar. Pada masa penyembuhan dapat diberikan asam amino rantai
pendek.
<engingat pada saat aal pasien datang kita belum selalu dapat menentukan diagnosis
DD/DBD dengan tepat, maka sebagai pedoman tatalakasana aal dapat dibagi dalam #
bagan yaitu
atalaksana kasus tersangka DBD, termasuk kasus DD, DBD deraat dan DBD deraat
tanpa peningkatan kadar hematokrit. (Bagan - dan #)
atalaksana kasus DBD, temasuk kasus DBD deraat dengan peningkatan kadar
hematokrit (Bagan %)
atalaksana kasus sindrom syok dengue, termasuk DBD deraat dan 8 (Bagan 2)
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 24/41
1eterangan Bagan -
atalaksana 1asus ersangka DBD
Pada aal peralanan penyakit DBD tanda/gealanya tidak spesifik, oleh karena itu orang
tua/anggota keluarga diharapkan untuk aspada ika meiihat tanda/geala yang mungkin
merupakan geala aal penyakit DBD. anda/geala aal penyakit DBD ialah demam
tinggi -= hari mendadak tanpa sebab yang elas, terus menerus, badan terasa lemah/anak
tampak lesu.
Pertamatama ditentukan terlebih dahulu
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 25/41
') 0dakah tanda kedaruratan yaitu tanda syok (gelisah, nafas !epat, bibir biru, tangan
dan kaki dingin, kulit lembab), muntah terus menerus, keang, kesadaran menurun,
muntah darah, berak darah, maka pasien perlu diraat
-) 0pabila tidak diumpai tanda kedaruratan, periksa ui tourniLuet/ ui :umple 9eede/
ui bendung dan hitung trombosit5
a. Bila ui tourniLuet positif dan/ atau trombosit G '$$.$$$/pl, pasien diobservasi
(tatalaksana kasus tersangka DBD ) Bagan #
b. Bila ui tourniLuet negatif dengan trombosit C '$$.$$$/pl atau normal , pasien
boleh pulang dengan pesan untuk datang kembali setiap hari sampai suhu turun.
Pasien dianurkan minum banyak seperti air teh, susu, sirup, oralit, us buah dll
serta diberikan obat antipiretik golongan parasetamol angan golongan salisilat.
0pabila selama di rumah demam tidak turun pada hari sakit ketiga, evaluasi tanda
klinis adakah tandatanda syok yaitu anak menadi gelisah, uung kaki/tangan
dingin, sakit perut, berak hitam, ken!ing berkurang5 bila perlu periksa Hb, Ht,dantrombosit. 0pabila terdapat tanda syok atau terdapat peningkatan Hb/Ht
danatau penurunan trombosit, segera kembali ke rumah sakit.
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 26/41
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 27/41
1eterangan Bagan #
atalaksana 1asus tersangka DBD (9anutan Bagan -)
Pasien dengan keluhan demam -= hari, disertai ui tourniLuet positif (DBD deraat ) atau
disertai perdarahan spontan tanpa peningkatan hemato!rit (DBD deraat ) dapat dikelola
seperti tertera pada Bagan -.
0pabila pasien masih dapat minum, berikan minum sebanyak '- liter/hari atau ' sendok
makan setiap 2 menit. Oenis minuman yang dapat diberikan adalah air putih, teh manis, sirop,
us buah, susu atau oralit. bat antipiretik (parasetamol) diberikan bila suhu #4.2M;. Pada
anak dengan riayat keang dapat diberikan obat anti konvulsif.
0pabila pasien tidak dapat minum atau muntah terus menerus, sebaiknya diberikan infus
+a;9 $,%26 7 dekstrosa 26 dipasang dengan tetesan rumatan sesuai berat badan. Disamping
itu perlu dilakukan pemeriksaaan Ht, Hb am dan trombosit setiap - am.
0pabila pada tindak lanut telah teradi perbaikan klinis dan laboratorium anak dapatdipulangkan5 tetapi bila kadar Ht !enderung naik dan trombosit menurun, maka infus !airan
diganti dengan ringer laktat dan tetesan disesuaikan seperti pada Bagan #.
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 28/41
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 29/41
Keterangan Bagan 4Tatalaksana Kasus DBD
Pa$"en DBD apab"la #"*umpa" #emam %"n" men#a#ak %eru$ meneru$ $elama !ar"%anpa $ebab an *ela$, #"$er%a" %an#a per#ara!an $p6n%an (%er$er"n per#ara!an kul"%#anmuk6$a a"%u pe%ek"e a%au m"m"$an) #"$er%a" penurunan *umla! %r6mb6$"% 011+111pl, #an pen"nka%an ka#ar !ema%6r"% (:1<)+
Pa#a $aa% pa$"en #a%an, ber"kan a"ran kr"$%al6"# r"ner lak%a%NaCI 1,9 < a%au#ek$%r6$a ;< #alam r"ner lak%a%NaCl 1,9 < 8- mlk BB*am+ M6n"%6r %an#a '"%al#anka#ar !ema%6kr"% $er%a %r6mb6$"% %"ap 8 *am+ Selan*u%na e'alua$" 0:-:> *am
0+ Apab"la $elama 6b$er'a$" kea#aan umum memba"k a"%u anak nampak %enan,%ekanan na#" kua%, %ekanan #ara! $%ab"l, #"ure$"$ ukup, #anka#ar % en#erun%urun m"n"mal #alam : kal" pemer"k$aan ber%uru%-%uru%, maka %e%e$an #"kuran"men*a#" ; mlkBB*am+ Apab"la #alam 6b$er'a$" $elan*u%na %an#a '"%al %e%ap $%ab"l,%e%e$an #"kuran" men*a#" mlkBB*am #an ak!"rna a"ran #"!en%"kan $e%ela! :>-
>/ *am+
:+ Perlu #""na% ba!.a $eper%"a ka$u$ akan *a%u! ke #alam $6k+ Maka apab"la kea#aankl"n"$ pa$"en %"#ak a#a perba"kan, anak %ampak el"$a!, na&a$ epa% (#"$%re$perna&a$an), &rekuen$", na#" men"nka%, #"ure$"$ kuran, %ekanan na#" :1 mmmemburuk, #"$er%a" pen"nka%an %, maka %e%e$an #"na"kkan men*a#" 01mlkBB*am, $e%ela! 0 *am %"#ak a#a perba"kan %e%e$an #"na"kkan men*a#" 0;mlkBB*am+ Apab"la %er*a#" #"$%re$ perna&a$an #an % na"k maka ber"kan a"rank6l6"# :1-1 mlkBB*amG %e%ap" apab"la % %urun berar%" %er#apa% per#ara!an,ber"kan %ran&u$" #ara! $ear 01 mlkBB*am+ B"la kea#aan kl"n"$ memba"k, makaa"ran #"$e$ua"+
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 30/41
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 31/41
Keterangan Bagan 5Sidrom Syok Dengue (SSD)
S"n#r6m S6k Denue "ala! DBD #enan e*ala, el"$a!, na&a$ epa%, na#" %eraba ke"l,lembu% a%au %ak %eraba, %ekanan na#" menemp"% (m"$alna $"$%6l"k 91 #an #"a$%6l"k /1mm, *a#" %ekanan na#" :1 mm), b"b"r b"ru, %anan kak" #"n"n, %"#ak a#a pr6#uk$"ur"n+
0) (0)+ Seera ber" "n&u$ kr"$%al6"# (r"ner lak%a% a%au NaCl 1,9<) 01-:1m0kBB$eepa%na (#"ber"kan #alam b6lu$ $elama 1 men"%) #an6k$"en : l"%ermen"%+Un%uk SSD bera% (DBD #era*a% I5, na#" %"#ak %eraba #an %en$" %"#ak %erukur)#"ber"kan r"ner lak%a% :1 mlkBB ber$ama k6l6"# (l"!a% bu%"r :)+ Ob$er'a$" %en$"#anna#" %"ap 0; men"%, !ema%6kr"% #an%r6mb6$"% %"ap >-8 *am+ Per"k$a elek%r6l"%#an ula #ara!+
:) (:) Apab"la #alam .ak%u 1 men"% $6k belum %era%a$", %e%e$an r"ner lak%a% %e%ap#"lan*u%kan 0;-:1 mlk BB, #"%amba! pla$ma (&re$! &r6@en pla$ma) a%au k6l6"#(#ek$%ran >1) $ebanak 01-:1 mlk BB, mak$"mal 1 mlk BB (k6l6"# #"ber"kan
pa#a la*ur "n&u$ an $ama #enan kr"$%al6"#, #"ber"kan $eepa%na)+ Ob$er'a$"kea#aan umum, %ekanan #ara!, kea#aan na#" %"ap 0; men"%, #anper"k$a!ema%6kr"% %"ap >-8 *am+ K6rek$" a$"#6$"$, elek%r6l"%, #anula #ara!+
a+ Apab"la $6k %ela! %era%a$" #"$er%a" penurunan ka#ar !em6l6b"n!ema%6kr"%,%ekanan na#" :1 mm, na#" kua%, maka %e%e$an a"ran #"kuran" men*a#"01 mmk BB*am+ 56lume 01 mlk BB *am #apa% #"per%a!ankan $ampa" :> *am a%au $ampa" kl"n"$ $%ab"l #an!ema%6kr"% menurun >1<+ Selan*u%naa"ran #"%urunkan men*a#" mlkBB $ampa" kea#aan kl"n"$ #an!ema%6kr"%$%ab"l kemu#"an $eara ber%a!ap a"ran #"%urunkan ; ml #an $e%eru$namlk BB*am+ D"an*urkan pember"an a"ran %"#ak meleb"!" >/ *am $e%ela!$6k %era%a$"+ Ob$er'a$" kl"n"$, %ekanan #ara!, na#", *umla! ur"n #"ker*akan%"ap*am (u$a!akan ur"n H 0 mlk BB*am, BD ur"n 0+1:1) #an pemer"k$aan
!ema%6kr"% 3 %r6mb6$"% %"ap >-8 *am $ampa" kea#aan umum ba"k+
b+ Apab"la $6k belum #apa% %era%a$", $e#ankan ka#ar !ema%6r"% menurun%e%ap" ma$"! >1 '6l < ber"kan #ara! #alam '6lume ke"l 01mlkBB+ Apab"la%ampak per#ara!an ma$"&, ber"kan #ara! $ear :1mlkBB #an lan*u%kana"ran kr"$%al6"#+ 01mlk BB*am+ Pema$anan C5P (#"per%a!ankan ;-/ m:1) pa#a $6k bera% ka#an-ka#an #"perlukan, $e#ankan pema$anan$6n#e lambun %"#ak #"an*urkan+
+ Apab"la $6k ma$"! belum %era%a$", pa$an C5P un%uk mene%a!u" kebu%u!ana"ran #anpa$an ka%e%er ur"n un%uk mene%a!u" *umla! ur"n+ Apab"la C5Pn6rmal (H 01 mm:1), maka #"ber"kan #6pam"n+
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 32/41
TATALAKSANA DBD PADA DEWASA
Protokol Pasien Tersangka DBD
Pr6%6k6l 0 "n" #apa% #"unakan $ebaa" pe%un*uk #alam member"kan per%6l6nanper%ama pa#a pa$"en DBD a%au an #"#ua DBD #" Pu$ke$ma$ a%au I$%ala$" =a.a%Darura% Ruma! Sak"% #an %empa% pera.a%an la"nna un%uk #"paka" $ebaa" pe%un*uk#alam memu%u$kan "n#"ka$" ru*uk a%au ra.a%+
Man"&e$%a$" per#ara!an pa#a pa$"en DBD pa#a &a$e a.al munk"n ma$"! belum %ampak,#em"k"an pula !a$"l pemer"k$aan #ara! %ep" (b, %, lek6$"% #an %r6mb6$"%) munk"nma$"! #alam Ba%a$-Ba%a$ n6rmal, $e!"na $ul"% membe#akanna #enan e*alapenak"% "n&ek$" aku% la"nna+ Peruba!an "n" munk"n %er*a#" #ar" $aa% ke $aa% ber"ku%na+Maka pa#a ka$u$-ka$u$ an meraukan #alam menen%ukan "n#"ka$" ra.a% #"perlukan6b$er'a$ " pemer"k$aan leb"! lan*u%+ Pa#a $elek$" per%ama #"an6$"$ #"%eakkanber#a$arkan anamne$"$ #anpemer"k$aan $"k $er%a !a$"l pemer"k$aan b, %, #an *umla!
%r6mb6$"%+
In#"ka$" ra.a% pa$"en DBD #e.a$a pa#a $elek$" per%ama a#ala!0+ DBD #enan $6k #enan a%au %anpa per#ara!an+:+ DBD #enan per#ara!an ma$"& #enan a%au %anpa $6k+ DBD %anpa per#ara!an ma$"& #enan
a+ b, %, n6rmal #enan %r6mb6$"% 011+111plb+ b, 4 an men"nka% #enan %r6mb6$"%pen"a 0;1+111pl
Pa$"en an #"ur"a" men#er"%a DBD #enan !a$"l b, % #an %r6mb6$"% #alam ba%a$n6mal #apa% #"pulankan #enan an*uran kembal" k6n%r6l ke p6l"kl"n"k Ruma! Sak"%#alam .ak%u :> *am ber"ku%na a%au b"la kea#aan pa$"en rnemburuk aar $eerakembal" ke Pu$ke$ma$ a%au Fa$"l"%a$ Ke$e!a%an+ Se#ankan pa#a ka$u$ an meraukan"n#"ka$" ra.a%na, rnaka un%uk $emen%ara pa$"en %e%ap #"6b$er'a$" #" Pu$ke$ma$ #enanan"uran m"num an banak, $er%a #"ber"kan "n&u$ r"ner lak%a% $ebanak ;11 #alamempa% *am+ Se%ela! "%u #"lakukan pemer"k$aan ulan b, % #an %r6mb6$"%+
Pa$"en #" ru*uk apab"la #"#apa%kan !a$"l $ebaa" ber"ku%+0+ b, % #alam ba%a$ n6rmal #enan *umla! %r6mb6$"% kuran #ar" 011+111pl a%au:+ b, % an men"nka% #enan *umla! %r6mb6$"% kuran #ar" 0;1+111pl
Pa$"en #"pulankan apab"la #"#apa%kan n"la" b, % #alam ba%a$ n6rmal #enan *umla!%r6mb6$"% leb"! #ar" 011+111pl #an#alam .ak%u :> *am kemu#"an #"m"n%a k6n%r6l kePu$ke$ma$p6l"kl"n"k a%au kembal" ke I=D apab"la kea#aan men*a#" memburuk+ Apab"lama$"! meraukan, pa$"en %e%ap #"6b$er'a$" #an%e%ap #"ber"kan "n&u$ r"ner lak%a% ;11
#alam .ak%u empa% *am ber"ku%na+ Se%ela! "%u #"lakukan pemer"k$aan ulan b+ %#an*umla! %r6mb6$"%+
Pa$"en #"ra.a% b"la #"#apa%kan !a$"l lab6ra%6r"um $ebaa" ber"ku%+0+ N"la" b, % #alam ba%a$ n6rmal #enan *umla! %r6mb6$"% kuran #ar" 011+111ul:+ N"la" b, % %e%apmen"nka% #"ban#"n n"la" $ebelumna #enan *umla! %r6mb6$"%
n6rmal a%au menurun Selama #"6b$er'a$" perlu #"m6n"%6r %ekanan #ara!, &rekuen$"na#" #an perna&a$an $er%a *umla! ur"n m"n"mal $e%"ap > *am+
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 33/41
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 34/41
Pr6%6k6l : DBD 4anpa per#ara!an ma$"& #an $6k
Pa#a pa$"en DBD #e.a$a %anpa per#ara!an ma$"& (u*" %6urn"ue% p6$"%"& pe%ek"e, purpura,ep"$%ak$"$ r"nan, per#ara!an u$" r"nan) #an %anpa $6k #" ruan ra.a% G pember"ana"ran R"ner lak%a% merupakan p"l"!an per%ama+Ca"ran la"n an #apa% #"perunakan an%ara la"n a"ran #ek$%r6$a ;< #alam r"ner lak%a%
a%au r"ner a$e%a%, #ek$%r6$a ;< #alam NaCl 1,>;<, #ek$%r6$a ;< #alam laru%an arama%au NaCl 1,9<+ Jumla! a"ran an #"ber"kan #enan perk"raan $elama :> *am, pa$"enmenalam" #e!"#ra$" $e#an, maka pa#a pa$"en #enan bera% ba#an $ek"%ar ;1-1 k#"ber"kan r"ner lak%a% per "n&u$ $ebanak +111 #alam .ak%u :> *am+ Pa$"en #enanbera% ba#an kuran #ar" ;1 k pember"an a"ran "n&u$ #apa% #"kuran" #an #"ber"kan:+111 :> *am, $e#ankan pa$"en #enan bera% ba#an leb"! #ar" 9 k #apa% #"ber"kana"ran "n&u$ $ampa" #enan >+111 :> *am+ Jumla! a"ran "n&u$ an #"ber"kan !aru$#"per!"%unkan kembal" pa#a pa$"en DBD #e.a$a #enan ke!am"lan %eru%ama pa#a u$"ake!am"lan :/-: m"nu a%au pa#a pa$"en #enan kela"nan *an%un"n*al a%au pa#apa$"en lan*u% u$"a lan*u% $er%a pa#a pa$"en #enan r".aa% ep"lep$"+ Pa#a pa$"en #enanu$"a >1 %a!un a%au leb"! pemer"k$aan elek%r6kar#"6ra merupakan $ala! $a%u $%an#arpr6$e#ur 6pera$"6nal an !aru$ #"lakukan+ Selama &a$e aku% *umla! a"ran "n&u$#"ber"kan pa#a !ar" ber"ku%na $e%"ap
!ar"na %e%ap $ama #an pa#a $aa% mula" #"#apa%kan %an#a-%an#a menembu!an a"%u$u!u %ubu! mula" %urun, pa$"en #apa% m"num #alam *umla! ukup banak ($ek"%ar #ual"%er #alam :> *am) #an %"#ak #"#apa%kanna %an#a-%an#a !em6k6n$en%ra$" $er%a *umla!%r6mb6$"% mula" men"nka% leb"! #ar" ;1+111p", maka *umla! a"ran "n&u$ $elan*u%na#apa% mula" #"kuran"+ Men"na% *umla! pember"an a"ran "n&u$ pa#a pa$"en DBD#e.a$a %anpa per#ara!an ma$"& #an %an#a ren*a%an %er$ebu% $u#a! mema#a", makapemer"k$aan b, % #an %r6mb6$"% #"lakukanna $e%"ap 0: *am un%uk pa$"en #enan *umla! %r6mb6$"% kuran #ar" 011+111p 0, $e#ankan un%uk pa$"enDBD #e.a$a #enan *umla! %r6mb6$"% berk"$ar 011+111 - 0;1+111pl, pemer"k$aan b, %#an %r6mb6$"% #"lakukan $e%"ap :> *am+Pemer"k$aan %ekanan #ara!, &rek.en$" na#" #an perna&a$an, #an *umla! ur"n #"lakukan$e%"ap 8 *am, keual" b"la kea#aan pa$"en $emak"n memburuk #enan #"#apa%kanna%an#a-%an#a $6k, maka pemer"k$aan %an#a-%an#a '"%al %er$ebu% !aru$ leb"! #"perke%a%+
Menena" %an#a-%an#a $6k $e#"n" munk"n $ana% #"perlukan, karena penanananpa$"en DSS leb"! $ul"%, #an#"$er%a" #enan r"$"k6 kema%"an an leb"! %"n"+ 4an#a-%an#a$6k #"n" an !aru$ $eera #"ur"a" apab"la pa$"en %ampak el"$a!, a%au a#anapenurunan ke$a#aran, akral %eraba leb"! #"n"n #an %ampak pua%, $er%a *umla! ur"nan menurun kuran #ar" 1,;mlkBB*am+ =e*ala-e*ala #"a%a$ merupakan %an#a-%an#aberkuranna al"ranper&u$" #ara! ke 6ran '"%al %er$ebu%+ 4an#a-%an#a la"n $6k #"n"a#ala! %ekanan #ara! menurun #enan %ekanan $"$%6l"k kuran #ar" 011 mm, %ekananna#" kuran #ar" :1 mm, na#" epa% #anke"l+ Apab"la #"#apa%kan %an#a-%an#a %er$ebu%pen6ba%an $6k !aru$ $eera #"ber"kan (Baan ; 3 8)+ 4ran$&u$" %r6mb6$"% !ana #"ber"kan pa#a DBD #enan per#ara!an ma$$"& (per#ara!an#enan *umla! #ara! >-; mlkBB*am) #enan *umla! %r6mb6$"% 011+111pl, #enan
a%au %anpa k6aula$" "n%ra'a$kular #"$$em"na%a (KID)+ Pa$"en DBD #enan%r6mb6$"%6pen"a %anpa per#ara!an ma$"& %"#ak #"ber"kan %ran$&u$" $u$pen$" %r6mb6$"%+
Pa$"en #apa% #"pulan apab"la0+ Kea#aan umum ke$a#aran #an!em6#"nam"k ba"k, $er%a %"#ak #emam:+ Pa#a umumna b, % #an*umla! %r6mb6$"% #alam ba%a$ n6rmal $er%a $%ab"l #alam :> *am, %e%ap" #alam beberapa kea#aan, .alaupun *umla! %r6mb6$"% belum menapa"n6rmal (#"a%a$ ;1+111) pa$"en $u#a! #apa% #"pulankan+Apab"la pa$"en #"pulankan $ebelum !ar" ke%u*u! $e*ak ma$a $ak"%na a%au %r6mb6$"%belum #alam ba%a$ n6rmal, maka #"m"n%a k6n%r6l ke p6"l"kl"n"k #alam .ak%u 0:> *ama%au b"la kemu#"an kea#aan umum kembal" memburuk aar $eera #"ba.a ke U=Dkembal"+
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 35/41
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 36/41
Protokol ! DBD dengan "erdara#an s"ontan dan masi$% tan"a syok Per#ara!an $p6n%an #an ma$"& pa#a pa$"en DBD #e.a$a m"$alna per#ara!an!"#unep"$%ak$"$ an %"#ak %erken#al" .alaupun %ela! #"ber" %amp6n !"#un,per#ara!an $aluran erna (!ema%eme$"$ #an melena a%au !ema%6$ke$"a), per#ara!an$aluran ken"n (!ema%ur"a), per#ara!an 6%ak #an per#ara!an %er$embun", #enan *umla! per#ara!an $ebanak >-; mlkBB*am+ Pa#a kea#aan $eper%" "n"*umla! #an
keepa%an pember"an a"ran r"ner lak%a% %e%ap $eper%" kea#aan DBD %anpa ren*a%anla"nna ;11 ml $e%"ap > *am+ Pemer"k$aan %ekanan #ara!, na#", perna&a$an #an *umla!ur"n #"lakukan $e$er"n munk"n #enan ke.a$pa#aan %er!a#ap %an#a-%an#a $6k $e#"n"munk"n+ Pemer"k$aan b, % #an %r6mb6$"% $er%a !em6$%a$e !aru$ $eera #"lakukan #anpemer"k$aan b, % #an %r6mb6$"% $eba"kna #"ulan $e%"ap >-8 *am+epar"n #"ber"kan apab"la $eara kl"n"$ #an lab6ra%6r"$ #"#apa%kan %an#a-%an#a KID+ 4ran$&u$" k6mp6nen #ara! #"ber"kan $e$ua" "n#"ka$"+ Fre$! Fr6@en Pla$ma (FFP) #"ber"kanb"la #"#apa%kan #e$"en$" &ak%6r-&ak%6r pembekuan (P4 #an P44 an meman*an),Pake# Re# Cell (PRC) #"ber"kan b"la n"la" b kuran #ar" 01 <+ 4ran$&u$" %r6mb6$"%!ana #"ber"kan pa#a DBD #enan per#ara!an $p6n%an #an ma$"& #enan *umla!%r6mb6$"% kuran #ar" 011+111pl #"$er%a" a%au %anpa KID+Pa#a ka$u$ #enan KID pemer"k$aan !em6$%a$e #"u"an :> *am kemu#"an, $e#ankanpa#a ka$u$ %anpa KID pemer"k$aan !em6$%a$e #"ker*akan b"la ma$"! a#a per#ara!an+
Pen#er"%a DBD #enan e*a"a-e*ala %er$ebu% #"a%a$, apab"la #"*umpa" #" Pu$ke$ma$perlu #"ru*uk #enan "n&u$+ I#ealna menunakan pla$ma epan#er (#e%ran) 0-0,;l"%er:>*am+ B"la %"#ak %er$e#"a, #apa% #"unakan a"ran kr"$%al6"#+
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 37/41
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 38/41
Pr6%6k6l > DBD #enan $'6k #an !er#ara!an $p6n%anKe.a$pa#aan %er!a#ap %an#a $6k #"n" pa#a $emua ka$u$ DBD $ana% pen%"n, karenaanka kema%"an pa#a SSD $epulu! kal" l"pa% #"ban#"nkan pa$"en DBD %anpa $6k+ SSD#apa% %er*a#" karena ke%erlamba%an pen#er"%a DBD men#apa%kanper%6l6nanpen6ba%an, pena%alak$anaan an %"#ak %epa% %erma$uk kurannake.a$pa#aan %er!a#ap %an#a $6k #"n", #an pen6ba%an SSD an %"#ak a#ekua%+
Pa#a ka$u$ SSD, r"ner lak%a% a#ala! a"ran kr"$%al6"# p"l"!an per%ama an $eba"kna#"ber"kan karena menan#un Na lak%a% $ebaa" k6rek%6r ba$a+ P"l"!an la"na a#ala!NaCl 1,9<+ Sela"an re$u$%a$" a"ran, pa$"en *ua #"ber" 6k$"en :-> l"%ermen"%, #anpemer"k$aan an !aru$ #"lakukan a#ala! elek%r6l"% na%r"um, kal"um, kl6r"#a $er%a ureum#an krea%"n"n+Pa#a Ea$e a.al r"ner lak%a% #"ber"kan $ebanak :1 mlkBB*am ("n&u$ epa%uur)#apa% #"lakukan #enan memaka" *arum "n&u$ an be$arn6m6r0:), #"e'alua$" $elama1-0:1 men"%+ S6k $eba"kna #apa% #"a%a$" $eera$eepa% munk"n #alam .ak%u 1men"% per%ama+ S6k #"na%akan %era%a$" b"la kea#aan umum pa$"en memba"k,ke$a#arankea#aan $"$%em $ara& pu$a% ba"k, %ekanan $"$%6l"k 011 mm a%au leb"!#enan %ekanan na#" leb"! #ar" :1 mm, &rek.en$" na#" kuran #ar" 011men"% #enan'6lume an ukup, akral %eraba !ana% #an kul"% %"#ak pua%, $er%a #"ure$"$ 1,;-0mlkBB*am+
Apab"la $6k $u#a! #apa% #"a%a$" pember"an r"ner lak%a% $elan*u%na #apa% #"kuran"men*a#" 01 mlkBB*am #an e'alua$" $elama 81-0:1 men"% ber"ku%na+ B"la kea#aankl"n"$ $%ab"l, maka pember"an a"ran r"ner $elan*u%na $ebanak ;11 $e%"ap > *am+Pena.a$an #"n" kemunk"nan %er*a#" $6k berulan !aru$ #"lakukan %eru%ama #alam.ak%u >/ *am per%ama $e*ak %er*a#"na $6k, 6le! karena $ela"n pr6$e$ pa%6ene$"$penak"% ma$"! berlan$un, *ua $"&a% a"ran kr"$%al6"# !ana $ek"%ar :1< $a*a anmene%ap #alam pembulu! #ara! $e%ela! 0 *am #ar" $aa% pember"anna+ Ole! karena "%uapab"la !em6#"nam"k ma$"! belum $%ab"l #enan n"la" % leb"! #ar" 1< #"an*urkan un%ukmemaka" k6mb"na$" kr"$%al6"# #an k6l6"# #enan perban#"nan >?0 a%au ?0, $e#ankanb"la n"la" % kuran #ar" '6lume 1< !en#akna #"ber"kan %ran$&u$" $el #ara! mera!(pake# re# ell$)Apab"la pa$"en SSD $e*ak a.al per%6l6nan a"ran #"ber"kan kr"$%al6"# #an %erna%a $6kma$"! %e%ap belum #apa% #"a%a$", maka $eba"kna $eera #"ber"kan a"ran k6l6"#+ B"la!ema%6kr"% kuran #ar" '6lume 1< #"an*urkan #"ber"kan *ua $el #ara! mera!+ Ca"rank6l6"# #"ber"kan #alam %e%e$an epa% 01-:1 mlkBB*am #an $eba"kna an %"#akmempenaru!"menanu mekan"$me pembekuan #ara!+ =anuan mekan"$mepembekuan #ara! "n" #apa% #"$ebabkan %eru%ama karenapember"an #alam *umla! be$ar, $ela"n "%u karena *en"$ k6l6"# "%u $en#"r"+ Ole! $ebab "%uk6l6"# #"ba%a$" mak$"mal $ebanak 0111-0;11 ml #alam :> *am+ Saa% "n" a#a 6l6nana"ran k6l6"# an ma$"n-ma$"n mempuna" keunulan #an kekurananna, a"%u0+ Dek$%ran
Laru%an 01< #ek$%ran >1 #an laru%an 8< #ek$%ran 1 mempuna" $"&a% "$6%6n"k #an!"per6nk6%"k, maka pember"an #enan laru%an %er$ebu% akan menamba! '6lume"n%ra'a$kular 6le! karena akan menar"k a"ran ek$%ra'a$kular+ E&ek '6lume 8< Dek$%ran 1 #"per%a!ankan $elama 8-/ *am, $e#ankan e&ek '6lume 016 Dek$%ran >1
#"per%a!ankan $elama ,;>,; *am+ Ke#ua laru%an %er$ebu% #apa% menanumekan"$me pembekuan #ara! #enan ara menanu &un$" %r6mb6$"% #anmenurunkan *umla! br"n6en $er%a &ak%6r 5III, %eru%ama b"la #"ber"kan leb"! #ar"0111 ml:> *am+ Pember"an #ek$%ran %"#ak bale! #"ber"kan pa#a pa$"en #enan KID+
:+ =ela%"n=ela%"n aema$el #an ela&un#"n merupakan laru%an ela%"n an mempuna" $"&a%"$6%6n"k #an "$66nk6%"k+ E&ek '6lume laru%an ela%"n mene%ap $ek"%ar :- *am #an%"#ak menanu mekan"$m pembekuan #ara!+
+ #r6 e%!l $%ar! (ES)#r6 e%!l $%ar! (ES) 8< ES :111,;G 8< ES :111,8G 8< ES >;11, a#ala!laru%an "$6%6n" #an "$6nk6%"k, $e#ankan 01< ES :111,; a#ala! laru%an "$6%6n"k#an !"p6nk6%"k+ E&ek '6lume 8<016 ES :111,; mene%ap #alam >-/ *am,$e#ankan laru%an 8< ES :111,8 #an 8< ES >;11, mene%ap $elama /-0: *am+
=anuan mekan"$me pembekuan %"#ak akan %er*a#" b"la #"ber"kan kuran #ar"0;11:> *am, #an e&ek "n" %er*a#" karena peneneran #enan penurunan !"%un
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 39/41
%r6mb6$"% $emen%ara, perpan*anan .ak%u pr6%r6mb"n #an .ak%u %r6mb6pla$%"npar$"al, $er%a penurunan kekua%an bekuan+
Pa#a ka$u$ SSD apab"la $e%ela! pember"an a"ran k6l6"# $6k #apa% #"a%a$", makapena%alak$anaan $elan*u%na #apa% #"ber"kan r"ner lak%a% #enan keepa%an $ek"%ar >-8 *am $e%"ap ;11+ B"la $6k belum #apa% #"a%a$", $ela"n r"ner lak%a%*ua #apa% #"ber"kan
6ba%-6ba%an 'a$6pre$6r $eper%" #6pam"n, #6bu%am"n, a%au ep"nep!r"n+ B"la #ar"pemer"k$aan !em6$%a$"$ #"$"mpulkan a#a KID maka !epar"n+ B"la #ar" pemer"k$aan!em6$%a$"$ #"$"mpulkan a#a KID, maka !epar"n #an %ran$&u$" k6mpunen#ara! #"ber"kan$e$ua" #enan "n#"ka$" $eper%" %er$ebu% #"a%a$+Pemer"k$aan b, % #an %r6mb6$"% #"lakukan $e%"ap >-8 *am+ Pemer"k$aan !em6$%a$"$ulanan pa#a ka$u$ #enan KID #"lakukan :> *am kemu#"an $e*ak #"mula"na pember"an!epar"n, $e#ankan pa#a ka$u$ %anpa KIDG pemer"k$aan !em6$%a$"$ ulanan !ana#"lakukan b"la ma$"! %er#apa% per#ara!an+Pember"an an%"b"6%"k perlu #"per%"mbankan pa#a SSD men"na% kemunk"nan "n&ek$"$ekun#er #enan a#ana %ran$l6ka$" bak%er" #ar" $aluran erna+ In#"ka$" la"n pemaka"anan%"b"6%"k pa#a DBD, b"la #"#apa%kanna "n&ek$" $ekun#er #" %empa%6ran la"nna, #anan%"b"6%"k an #"unakan !en#akna an %"#ak mempuna" e&ek %er!a#ap $"$%empembekuan+
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 40/41
Pr6%6k6l ; DBD De.a$a #en an $ 6k %an pa er#ara!an+Pa#a pr"n$"pna pelak$anaan pr6%6k6l ; "n" $ama #enan pr6%6k6l > !ana pemer"k$aan$eara kl"n"$ maupun lab6ra%6r"um (b, %, %r6mb6$"%) perlu #"lakukan $eara %el"%" #an$ek$ama un%uk menen%ukan kemunk"nan a#ana per#ara!an an %er$embu" #"$er%a"#enan KID, maka pember"an !epar"n #apa% #"ber"kan $eper%" pa#a pr6%6k6l >+ 4e%ap" b"la%"#ak #"#apa%kan %an#a-%an#a per#ara!an, .a"aupun !a$"l pemer"k$aan !em6$%a$"$menun*ukkan a#ana KID, maka !epar"n %"#ak #"ber"kan, keual" b"la a#a perkembanankeara! per#ara!an+
7/25/2019 Idk Case 4 Dhf_edit (Done)
http://slidepdf.com/reader/full/idk-case-4-dhfedit-done 41/41
top related