makalah idk sel
DESCRIPTION
IDK SelTRANSCRIPT
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel yaitu bagian terkecil dari tubuh manusia, yang ukurannya
sangat kecil sekali sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Tiap - tiap jasad yang bernyawa, tumbuh - tumbuhan maupun hewan
terdiri dari sebuah sel ataupun susunan sel - sel yang teratur bentuk
dan susunannya. Sel sebagai unit dasar kehidupan dari setiap makhluk
hidup karena sel merupakan kesatuan struktual makhluk hidup,
kesatuan fungsioanal, kesatuan pertumbuhan, dan kesatuan hereditas
makhluk hidup.
Dalam pembagiannya sel terdiri dari Eukariot yang memiliki
membran inti dan Prokariot yang tidak memiliki membran inti dan
pada umumnya makhluk hidup uniseluler.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis sel?
2. Bagaimana struktur sel?
3. Apa saja fungsi spesifik sel?
4. Macam-macam cara (transportasi) zat melewati membran sel?
5. Apa saja jenis pembelahan sel?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja jenis-jenis sel
2. Memahami bagaimana struktur dari sel
3. Mengetahui apa saja fungsi spesifik dari sel
4. Memahami cara (transportasi) zat melewati membran sel
5. Mengetahui apa saja jenis pembelahan sel
2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Jenis-Jenis Sel
Mahluk hidup seluler baik yang bersel tunggal (unicellular) maupun yang
bersel banyak (multicellular) berdasarkan pada beberapa sifatnya, antara lain
ada tidaknya sistem endomembran, dikelompokkan dalam dua tipe sel, yaitu
sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik, merupakan tipe sel yang
tidak memiliki sistem endomembran sehingga sel tipe ini memiliki materi inti
yang tidak dibatasi oleh sistem membran, tidak memiliki organel yang dibatasi
oleh sistem membran. Sel prokariotik terdapat pada bakteri dan ganggang biru.
Sedangkan sel eukariotik merupakan tipe sel yang memiliki sistem
endomembran. Pada sel eukariotik, inti tampak jelas karena dibatasi oleh
sistem membran. Pada sel ini, sitoplasma memiliki berbagai jenis organel
seperti antara lain: badan Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas
(kuhusus pada tumbuhan), mitokondria, badan mikro, dan lisosom.
B. Struktur dan Fungsi Sel
1. Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik
Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe
prokariotik. Bakteri memiliki ukuran (panjang) berkisar antara 0,15 - 15µ.
Struktur sel bakteri terdiri dari bagian luar sebagai penutup sel dan sitoplasma
(Gambar 1).
Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula, dinding sel, dan membran
plasma. Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa lendir yang berfungsi
untuk melindungi sel. Bahan kimia pembangun kapsula adalah polisakarida.
Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti karbohidrat, protein, dan
beberapa garam anorganik serta berbagai asam amino. Fungsi dinding sel
yaitu sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat dan reproduksi. Sedangkan
membran dalam merupakan bagian penutup yang paling dalam. Membran
plasma bakteri mengadung enzim oksida dan respirasi. Fungsinya serupa
dengan fungsi mitokondria pada sel eukariotik. Membran plasma pada bakteri
3
membentuk lipatan-lipatan yang berlapis-lapis. Lipatan ini disebut desmosom.
Pada beberapa daerah membran plasma membentuk lipatan ke arah dalam
disebut mesosom. Fungsi mesosom yaitu untuk respirasi dan sekresi dan
menerima DNA pada saat konyugasi. Beberapa bakteri memiliki alat gerak
berupa flagel. Beberapa bakteri lainnya mengandung villi yang berfungsi
untuk melekatkan diri.
Sitoplasma merupakan bagian dalam sel bakteri. Sitoplasma berbentuk
koloid yang agak padat yang mengandung butiran-butiran protein, glikogen,
lemak dan berbagai jenis bahan lainnya. Pada sitoplasma sel bakteri tidak
ditemukan organel-organel yang memiliki sistem endomembran seperti
badan Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas, mitokondria, badan
mikro, dan lisosom. Sedangkan ribosom banyak ditemukan pada sitoplasma
bakteri. Materi genetik bakteri berupa DNA atau kromosom bakteri atau
genophore terdapat dalam sitoplasma, di daerah inti yang tidak dibatasi oleh
sistem membran, yang disebut nucleoid. Pada beberapa bakteri di dalam
sitoplasmanya ada yang mengandung kromophore yaitu bakteri yang
mengandung krlorofil.
Gambar 1
Struktur umum sel prokariotik terdiri dari kapsul, dinding sel (membran
luar dan peptidoglikan merupakan anggota karbohidrat), membran plasma,
sitoplasma yang mengandung ribosom dan nukleoid.
4
2. Struktur dan Fungsi Sel Eukariotik
Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe
ini secara struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel
tersebut memiliki fungsi yang sangat khas yang berkaitan satu dengan yang
lainnya dan berperan penting untuk menyokong fungsi sel. Organisme yang
memiliki tipe sel ini antara lain hewan, tumbuhan, dan jamur baik multiseluler
maupun yang uniseluler. Tipe sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda
dengan pada hewan. Pada sel hewan, pada bagian luar sel tidak ditemukan
adanya dinding sel, sebaliknya pada tumbuhan dan jamur ditemukan adanya
dinding sel. Walaupun demikian dinding sel tumbuhan dan sel jamur secara
kimiawi berbeda penyusunnya. Pada jamur didominasi oleh chitin sedangkan
pada tumbuhan selulosa. Pada tumbuhan ditemukan adanya organel kloroplas
sedangkan pada jamur dan hewan tidak ditemukan.
Gambar 2
Sel hewan, tampak dalam gambar di atas struktur sel hewan yang
memiliki sistem endomembran sehingga pada sel tipe ini ditemukan berbagai
organel pada sitoplasmanya. Pada gambar tampak organel badan Golgi
(apparatus Golgi), RE (kasar dan halus), mitokondria, dan peroksisom
(bagian dari badan mikro), selain itu tampak adanya ribosom, sentriol, dan
sitoskeleton yang memiliki peran penting di dalam sel.
5
Gambar 3
Sel tumbuhan, tampak dalam gambar di atas struktur sel tumbuhan
yang memiliki sistem endomembran sehingga pada sel tipe ini ditemukan
berbagai organel pada sitoplasmanya. Pada gambar tampak organel
kloroplas, hanya terdapat pada tumbuhan, selain organel yang serupa
ditemukan pada sel hewan. Selain itu tampak adanya beberapa bagian sel
yang hanya dimiliki oleh tumbuhan seperti : dinding sel dan
plasmodesmata.
Membran sel tersusun oleh lipoprotein. Membran sel membatasi
segala kegiatan yang terjadi di dalam sel sehingga tidak mudah terganggu
oleh pengaruh dari luar. Karena fungsi ini, membran sel bersifat 'selektif
permeabel', dapat menentukan bahan-bahan tertentu saja yang bisa masuk
ke dan keluar dari sel. Pada sel tumbuhan, membran sel dalam keadaan
normal melekat pada dinding sel akibat tekanan turgor dari dalam sel.
Sitoplasma merupakan zat yang terdapat di antara inti sel dan
membran plasma. Substansi sitoplasma yang permanen dan berperan aktif
dalam proses metabolisme disebut organel. Organel terdiri atas: retikulum
endoplasma, kompleks Golgi, mitokondria, kloroplas (khusus tumbuhan),
lisosom, dan badan mikro merupakan kelompok organel yang dikelilingi
oleh membran, sedangkan organel lainnya yang tidak dikelilingi oleh
6
membran antara lain ribosom dan sentriol. Organel-organel tersebut
memiliki struktur dan fungsi masing-masing yang khas yang membentuk
satu kesatuan untuk mendukung aktivitas sel. Bagian sitoplasma yang
tidak termasuk organel disebut dengan sitosol, biasanya berupa hasil
metabolisme sel atau substansi yang dimakan. Selain itu juga ditemukan
adanya vakuola, pada hewan biasanya relatif kecil. Sedangkan pada
tumbuhan relatif lebih besar, dan bila sel sudah tua sel didominasi oleh
vakuola. Vakuola pada tumbuhan berfungsi antara lain tempat
penyimpanan cadangan makanan.
Retikulum Endoplasma (RE). Retikulum endoplasma merupakan
membran lipoprotein pada sitoplasma yang terdapat antara membran inti
dan membran sitoplasma. Ada dua macam RE. RE ganuler (RE kasar) bila
pada permukaan membran RE ini menempel ribosom. RE halus atau non
granuler bila pada membran RE tidak ada ribosom. Fungsi organel ini
memproses lebih lanjut protein, lipid atau bahan lainnya yang akan
disekresikan sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan
keperluannya. Dalam bentuk vesikula (gelembung) produk dari RE
ditransportasi ke badan Golgi.
Badan Golgi (bahasa Inggris: golgi apparatus, golgi body, golgi
complex atau dictyosome) adalah organel yang dihubungkan dengan
fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop cahaya biasa. Pada sel tumbuhan badan Golgi disebut
diktiosom. Organel ini menerima bahan, diolah dan akan disekresikan, dari
RE.
Lisosom terdapat pada sel hewan, bentuknya seperti bola dan ukuran
diameternya kurang lebih 500nm. Lisosom mengandung enzim yang
berfungsi untuk mencernakan bahan makanan yang masuk ke dalam sel
baik secara pinositis (makanannya berupa cairan) maupun secara fagositis
(makannya berupa padat).
Ribosom tersusun dari RNA dan protein, terdiri dari sub unit
besar dan sub unit kecil. Sub unit besar sub unit kecil akan bergabung
7
bila ribosom sedang menjalankan fungsinya yaitu sintesis protein. Bila
sintesis protein sudah selesai maka sub unit besar dan sub unit kecil akan
berpisah kembali. Ribosom ada yang bebas terdapat di dalam sitoplasma
dan ada juga yang menempel pada RE. Sub unit kecil merupakan tempat
menempelnya mRNA yang membawa kode genetik yang akan ditranslasi
menjadi polipeptida, sedangkan sub unit besar merupakan tempat
menempelnya tRNA yang membawa asam amino yang akan dirangkai
menjadi polipetida.
Badan mikro dibedakan dua kelas utama, yaitu peroksisom dan
glioksisom. Peroksisom mengandung enzim katalase dan oksidase
terdapat pada hewan dan tumbuhan. Sedangkan glioksisom umum
terdapat pada endosperm biji dan berperan dalam selain mengandung
katalase dan oksidase mengadung sebagian atau seluruh enzim daur
glioksilat (proses pembentukan sumber energi untuk pertumbuhan dari
lemak). Secara umum badan mikro berfungsi di dalam mengoksidasi
lemak sebagai sumber energi.
Dinding sel. Dinding sel hanya terdapat pada tumbuhan dan jamur.
Fungsi dinding sel yaitu melindungi sitoplasma dan membran sitoplasma.
Nukleus atau inti sel. Bagian-bagian inti sel terdiri dari membran
inti, nukleoplasma (kariolimp) dan kromosom, serta nukleolus.
Nukleolus merupakan suatu benda berbentuk bulat terdiri dari filamen
dan butiran-butiran. Secara kimiawi nukleolus terdiri atas ADN, ARN,
dan protein. Nukleolus berfungsi untuk sintesa ARN ribosom.
Sitoskeleton merupakan rangka sel. Sitoskleleton terdiri dari 3
macam yaitu mikrotubul, mikrofilamen, dan filamen intermediet. Fungsi
mirkotubul memberikan ketahanan terhadap tekanan pada sel,
perpindahan sel (pada silia dan flagella), pergerakan kromosom saat
pembelahan sel (anafase), pergerakan organel, membentuk sentriol pada
sel hewan. Mikrofilamen memiliki fungsi memberi tegangan pada sel,
mengubah bentuk sel, kontraksi otot, aliran sitoplasma, perpindahan sel
(misalnya psudopodia) dan pembelahan sel. Filamen intermediet
8
fungsinya memberi tegangan sel, mempertahankan posisi nukleus dan
organel tertentu.
Mitokondria merupakan organel bermembran rangkap, tersusun
atas membran luar, membran dalam yang berlekuk-lekuk (krista) dan
matriks mitokondria. Fungsinya adalah sebagai tempat respirasi aerob
untuk pembentukan ATP sebagai sumber energi sel.
Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau. Plastida ini
berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis.
C. Transport Membran Sel
Fenomena transpor adalah proses dimana terdapat perpindahan
netto baik materi atau energi atau momentum dalam satu kesatuan atau
jumlah makroskopis keistimewaan umum secara fisis dari fenomena
transpor dapat digambarkan oleh teknik-teknik serupa yang dapat
digolongkan dengan suatu persamaan yang menghubunkan variasi
terhadap waktu dan posisi, beberapa besaran yang menggambarkan
fenomena ini (Alonso, 2010).
Menurut Ahmad Cecep (2010), cara zat melewati membran sel
melalui beberapa mekanisme berikut:
1. Transport pasif
Tanspor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan
energi. Perpindahan zat ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat
atau larutan. Transpor pasif melalui peristiwa difusi, osmosis, dan difusi
terbantu.
2. Transport aktif
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang
memerlukan energi dalam bentuk ATP.
9
3. Difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat
atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui
membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi
sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran yang terbentuk oleh
protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi
difasilitasi (fasiliated difusion) (Auriliaaurita, 2008).
4. Osmosis
Osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara
diferensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat yang
berkonsentrasi rendah (Kimbal, 1987).
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang
arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total
(dari hipotonis ke hipertonis) (Rosadi, 2010)
10
D. Reproduksi Sel
Reproduksi sel bertujuan untuk menambah jumlah dan jenis sel, atau
membentuk sel-sel lain dengan tujuan tertentu. Ada tiga jenis pembelahan
sel, yaitu amitosis, mitosis, dan meiosis.
1. Pembelahan Amitosis
Pembelahan amitosis merupakan pembelahan sel yang tidak melalui
urutan tahap tahap tertentu. Pada pembelahan ini nukleus langsung membelah
menjadi dua lalu didistribusikan pada sel anak tanpa didahului oleh
pembentukan benang spindel, peleburan membran inti, penampakan
kromosom, atau ciri lain. Contoh pembelahan ini terjadi pada bakteri,
Amoeba, Paramecium, atau alga biru.
2. Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya
sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi
pada sel somatik (sel penyusun tubuh).
Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam
melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan
secara cepat, ada yang lambat, dan ada juga yang tidak mengalami
pembelahan sama sekali setelah melewati pembelahan tertentu, misalnya sel-
sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat
untuk menggantikan sel-sel kulit yang rusak atau mati.
Akan tetapi sel-sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam
waktu tahunan, atau sel-sel saraf pada jaringa saraf yang sama sekali tidak
11
mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu.
Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya
dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu beberapa saja dapat
dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa
bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat,
misalkan amoeba, paramecium, didinium, dan euglena.
Pada sel-sel organisme multiseluler, proses pembelahan sel memiliki
tahap-tahap tertentu yang disebut siklus sel.sel-sel yang aktif melakukan
pembelahan memiliki siklus sel yang lengkap. Siklus sel tersebut dibedakan
menjadi dua fase utama, yaitu interfase dan mitosis. Interfase terdiri atas tiga
fase, yaitu fase G (growth atau gap), fase S (synthesis), dan fase G2 (growth
atau gap2).
Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan
sitokinesis. Kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari
beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan, sitokinesis
adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil pembelahan.
a. Kariokinesis
Kariokinesis selama mitosis menunjukkan ciri yang berbeda-beda
pada tiap fasenya. Ciri dari tiap fase pada kariokinesis adalah
sebagai berikut:
12
a) Profase
Benang-benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian
setiap kromosom membelah menjadi kromatid satu sentromer.
Dinding inti (nukleus) dan anak inti (nukleolus) menghilang.
Serat-serat gelondong atau benang-benang spindel terbentuk di
antara kedua kutub pembelahan.
b) Metafase
Setiap kromosom yang terdiri atas sepasang kromatida menuju
ketengah sel dan berkumpul pada bidang pembelahan (bidang
ekuator), dan menggantung pada serat gelondong melalui
sentromer atau kinetokor.
13
c) Anafase
Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan
masing-masing satu kromatida. Kemudian setiap kromatida
berpisah dengan pasangannya dan menuju ke kutub yang
berlawanan. Pada akhir anafase, semua kromatida sampai pada
kutub masing-masing.
d) Telofase
Pada telofaseterjadi peristiwa berikut:
Kromatida yang berada pada kutub berubah menjadi benang-
benang kromatin kembali.
Terbentuk kembali dinding inti dan nukleolus membentuk dua
inti baru.
Serat-serat gelondong menghilang.
Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokinesis) menjadi dua bagian,
dan terbentuk membran sel pemisah di tengah bidang
pembelahan. Akhirnya terbentuk dua sel anak yang mempunyai
jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya.
14
Hasil mitosis:
Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang
masing-masing diploid.
Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom
sel induknya.
b. Sitokinesis
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi
menjadi dua melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk
oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini
menyebabkanterbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan
menghasilkan dua sel anak. Masing-masing sel anak yang
terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel-organel selnya.
Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai denagn terbentuknya dinding
pemisah ditengah-tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya
dimasukkan dalam tahap telofase.
3. Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi, dikarenakan
terjadinya pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n
menjadi n. Menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom
separuh dari jumlah kromosom sel induknya. Contoh, sel induk
15
gamet jantan (spermatogonium) merupakan sel yang diploid (2n)
setelah membelah, sel anak yang terbentuk (spermatozoa)
merupakan sel yang haploid (n).
Dalam pembelahan meiosis terjadi dua kali pembelahan sel secara
berturut-turut, tanpa diselingi adanya interfase, yaitu tahap meiosis
1 dan meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak dengan jumlah
kromosom haploid (n).
Meiosis 1
a. Profase 1
Leptotin
Kromatin menebal membentuk kromosom.
Zygoten
Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol
bergerak menuju kekutub yang berlawanan.
Pakiten
16
Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida
dengan satu sentromer.
Diploten
Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog
menjadi rapat.
Diakenesis
Datandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian
kromosom yang telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi
pada meiosis saja, yang dapat mengakibatkan terjadinya
rekombinasi gen. Nukleolus dan dinding inti menghilang. Sentriol
berpisah menuju kutub yang berlawanan, terbentuk serat
gelondong diantara dua kutub.
b. Metafase 1
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator.
Membran inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh
spindel pembelahan.
c. Anafase 1
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik
belahan tetrad (diad) kekutub sel berlawanan sehingga kromosom
homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang bergerak
kekutub sel membawa materi genetik yang berbeda.
17
d. Telofase 1
Pada tahap ini, membran sel membentuk sekat sehingga terbentuk
dua sel anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih
mengandung dua kromatid (siser cromatid) yangterhubung melalui
sentromer.
Meiosis II
a. Profase II
Benang-benang kromatid berubah kembali menjadi kromosom.
Kromosom yang terdiri atas 2 kromatida tidak mengalami duplikasi
lagi.
Nukleolus dan dinding inti menghilang.
Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
Serat-serat gelondong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
b. Metafase II
Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelondong
melalui sentromernya.
18
c. Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju
kekutub yang berlawanan.
d. Telofase II
Kromosom berubah menjadi benang-benang kromatin kembali.
Nukleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
Serat-serat gelondong menghilang dan terbentuk sentrosom
kembali.
Hasil Meiosis:
Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang
masing-masing haploid (n).
Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel
induknya.
Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel-sel generatif atau sel-sel
gamet seperti sperma dan ovum (sel telur).
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sel sebagai unit dasar kehidupan dari setiap makhluk hidup karena sel
merupakan kesatuan struktual makhluk hidup, kesatuan fungsioanal,
kesatuan pertumbuhan, dan kesatuan hereditas makhluk hidup.
Sel prokariotik, merupakan tipe sel yang tidak memiliki sistem
endomembran sehingga sel tipe ini memiliki materi inti yang tidak dibatasi
oleh sistem membran, tidak memiliki organel yang dibatasi oleh sistem
membran. Sel prokariotik terdapat pada bakteri dan ganggang biru. Sedangkan
sel eukariotik merupakan tipe sel yang memiliki sistem endomembran. Pada
sel eukariotik, inti tampak jelas karena dibatasi oleh sistem membran. Pada
sel ini, sitoplasma memiliki berbagai jenis organel seperti antara lain: badan
Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas (kuhusus pada tumbuhan),
mitokondria, badan mikro, dan lisosom.
Menurut Ahmad Cecep (2010), cara zat melewati membran sel melalui
beberapa mekanisme berikut: Transpor pasif, Transport aktif, Difusi, Osmosis.
Reproduksi sel bertujuan untuk menambah jumlah dan jenis sel, atau
membentuk sel-sel lain dengan tujuan tertentu. Ada tiga jenis pembelahan sel,
yaitu amitosis, mitosis, dan meiosis.
B. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui
bahwa sel penting bagi kehidupan kita. Selain dari pada itu, penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses
pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini,dapat
menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang
sifatnya tersirat maupun tersurat.