hasil dan pembahasan 1. evaluasi kinerja kredit umkm … · 1. evaluasi kinerja kredit umkm bank...
Post on 21-Mar-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
27
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Evaluasi Kinerja Kredit UMKM Bank Pemerintah (Data Bank
Indonesia)
Perkembangan dunia perbankan di Indonesia mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Kinerja bisnis perbankan bertumbuh
signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tingkat persaingan semakin
ketat dimana dunia perbankan nasional semakin agressif mengembangkan
bisnis dalam upaya untuk meningkatkan aset dan return yang tinggi.
Perbankan secara agressif melakukan penghimpunan dana dari
masyarakat untuk selanjutnya disalurkan kepada masyakat. Penyaluran
kredit masih menjadi salah satu “Core Business” bank karena return yang
diperoleh memberikan kontribusi terbesar dalam perolehan laba. Berbagai
langkah strategis dilakukan oleh perbankan dalam upaya meningkatkan
kinerja bisnis, mulai dari re-organisasi, reformasi organisasi dan bisnis
(new business model), penambahan jaringan kantor maupun
pengembangan produk – produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dalam hal ini nasabah. Disamping itu, stabil dan kondusifnya
kondisi perekonomian yang ditunjukkan oleh nilai kurs dan tingkat inflasi
telah mendorong peningkatan penyaluran kredit.
Kondisi ekonomi makro yang semakin baik berimplikasi pada
semakin baiknya iklim usaha di berbagai sektor ekonomi yang tentu saja
berperan dalam peningkatan taraf hidup masyarakat dan daya beli. Seiring
dengan hal tersebut, perbankan semakin memberikan ruang bagi
masyarakat luas untuk dapat diakses dengan mudah terutama dalam
memberikan fasilitas pinjaman bagi masyarakat umum baik itu untuk
kebutuhan perorangan maupun perusahaan. Perkembangan kinerja
penyaluran kredit perbankan dapat dilihat pada tabel. 2, tabel. 3 dan
tabel. 4 :
28
Tabel 2. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama 5 tahun terakhir
(Rp Juta)
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Tabel 3. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama selama 5 tahun terakhir
(Rp Juta)
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Tabel 4. Perkembangan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama selama 5 tahun terakhir
(Rp Juta)
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Tabel di atas menggambarkan bahwa kinerja penyaluran kredit
perbankan nasional mengalami trend pertumbuhan yang cukup signifikan
selama 5 (lima) tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 29%.
Berdasarkan kategori bank, Bank Pemerintah berada di urutan pertama
KATEGORI BANK 2006 2007 2008 2009 Sep-10
Bank Pemerintah 336.334.155 417.792.226 556.536.000 656.551.035 735.690.970
Bank Swasta Nasional 320.413.962 423.233.812 542.316.975 590.184.832 694.883.352
Bank Asing dan Bank Campuran 120.144.014 142.948.171 190.205.844 172.145.443 206.876.515
Bank Perkreditan Rakyat 17.455.145 21.263.261 26.391.849 29.132.567 34.010.145
Grand Total 794.347.276 1.005.237.470 1.315.450.668 1.448.013.877 1.671.460.982
JENIS KREDIT 2006 2007 2008 2009 Sep-10
Modal Kerja 413.744.435 529.615.809 681.791.597 701.745.665 817.075.661
Investasi 149.225.694 185.267.278 256.517.252 297.735.583 330.439.240
Konsumsi 231.377.148 290.354.383 377.141.819 448.532.629 523.946.081
Grand Total 794.347.276 1.005.237.470 1.315.450.668 1.448.013.877 1.671.460.982
SEKTOR EKONOMI 2006 2007 2008 2009 Sep-10
Jasa Dunia Usaha 78.136.639 108.886.495 152.285.111 151.824.783 162.804.127
Jasa Sosial Masyarakat 11.709.984 13.561.631 15.287.431 16.655.012 46.369.121
Konstruksi 32.471.321 43.356.385 57.676.414 63.211.324 63.612.773
Lain-lain 236.607.431 295.945.378 384.559.613 456.320.105 580.818.503
Listrik, Gas dan Air 7.027.664 7.446.181 18.089.703 23.806.645 27.974.513
Pengangkutan 26.289.263 36.420.362 61.806.170 72.787.890 74.219.799
Perdagangan 166.151.229 217.929.538 263.249.594 305.702.321 325.235.164
Perindustrian 178.364.796 200.251.051 265.452.598 240.389.154 254.136.587
Pertambangan 13.705.282 25.007.195 30.561.290 41.568.506 52.868.468
Pertanian 43.883.667 56.433.253 66.482.744 75.748.137 83.421.927
Grand Total 794.347.276 1.005.237.470 1.315.450.668 1.448.013.877 1.671.460.982
29
sebagai bank yang memberikan kontribusi tertinggi selama 5 (lima) tahun
terakhir dalam menyalurkan kredit yaitu sebesar Rp 735,6 Trilyun. Secara
berurutan Bank Swasta Nasional berada di posisi ke-2 sebesar Rp 694,8
Trilyun , Bank Asing dan Campuran berada di posisi ke-3 sebesar Rp 206,8
Trilyun dan Bank Pekreditan Rakyat di posisi ke-4 yaitu sebesar Rp 34
Trilyun dengan trend sebagaimana gambar. 3 di bawah ini.
Gambar 3. Trend Pertumbuhan Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Berdasarkan jenis kredit, Kredit Modal Kerja merupakan komposisi
terbesar kredit yang disalurkan oleh perbankan nasional yaitu sebesar Rp
817 T, Kredit Konsumsi sebesar Rp 300 T dan Kredit Konsumsi sebesar
Rp 524 T, sebagaimana terlihat pada gambar.4 di bawah ini :
Gambar 4. Komposisi Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama 5 tahun terakhir
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
-
100.000.000
200.000.000
300.000.000
400.000.000
500.000.000
600.000.000
700.000.000
800.000.000
2006 2007 2008 2009 Sep-10
Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional
Bank Asing dan Bank Campuran Bank Perkreditan Rakyat
352,705,949
413,744,435
529,615,809
681,791,597
701,745,665
817,075,661
132,637,492
149,225,694
185,267,278
256,517,252
297,735,583
330,439,240
211,556,967
231,377,148
290,354,383
377,141,819
448,532,629
523,946,081
2005
2006
2007
2008
2009
Sep-10
Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
30
Ditinjau dari sektor ekonomi, sektor Lain-lain merupakan sektor
dengan konsentrasi penyerapan kredit tertinggi yang disalurkan oleh
perbankan nasional, selanjutnya sektor perdagangan merupakan sektor
ekonomi kedua tertinggi yang menyerap kredit perbankan nasional dan
secara berurutan sektor lainnya yang cukup tinggi adalah sektor
perindustrian, Jasa Dunia Usaha, Pertanian, Pengangkutan, Konstruksi,
Pertambangan, Jasa Sosial Masyarakat serta Listrik, Gas dan Air,
sebagaimana dapat dilihat pada gambar.5.
Gambar 5. Baki Debet Kredit Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama 5 tahun terakhir
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Dari total penyaluran kredit perbankan nasional di atas, porsi kredit yang telah disalurkan kepada sektor UMKM sampai dengan September 2010 tergambar pada tabel. 5, tabel. 6 dan tabel. 7 : Tabel 5. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir
(Rp juta)
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
-
500.000.000
1.000.000.000
1.500.000.000
2.000.000.000
2.500.000.000
Sep-10
2009
2008
2007
2006
KATEGORI BANK 2006 2007 2008 2009 Sep-10
Bank Pemerintah 189.543.111 236.214.293 312.871.534 384.353.385 447.948.700
Bank Swasta Nasional 190.556.228 232.244.082 282.579.625 312.618.587 394.036.406
Bank Asing dan Bank Campuran 12.722.392 14.225.766 21.857.823 20.222.728 66.772.482
Bank Perkreditan Rakyat 11.515.081 13.526.431 25.188.944 18.053.830 20.550.242
Grand Total 404.336.812 496.210.572 642.497.926 735.248.530 929.307.830
31
Tabel 6. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama selama 5 tahun terakhir.
(Rp juta)
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Tabel 7. Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama selama 5 tahun terakhir
(Rp juta)
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Total kredit UMKM yang telah disalurkan kepada sektor UMKM
sampai dengan bulan September 2010 adalah sebesar Rp 929, 3 T.
Selama 5 (lima) tahun terakhir kinerja penyaluran kredit UMKM perbankan
nasional juga menunjukkan trend pertumbuhan yang cukup signifikan
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 21,3%. Bank Pemerintah
memberikan kontribusi tertinggi dalam menyalurkan kredit di sektor UMKM
yaitu sebesar Rp 447,9 Trilyun, diikuti oleh Bank Swasta Nasional sebesar
Rp 394 Trilyun, Bank Asing dan Campuran sebesar Rp 66,7 Trilyun dan
Bank BPR sebesar Rp 20,5 Trilyun. Trend pertumbuhan kredit
sebagaimana gambar. 6.
JENIS KREDIT 2006 2007 2008 2009 Sep-10
Modal Kerja 161.628.019 194.114.931 246.115.330 272.839.478 345.073.094
Investasi 35.777.926 42.686.785 53.767.178 62.560.229 81.030.545
Konsumsi 206.930.867 259.408.856 342.615.417 399.848.823 503.204.191
Grand Total 404.336.812 496.210.572 642.497.926 735.248.530 929.307.830
SEKTOR EKONOMI 2006 2007 2008 2009 Sep-10
Jasa Dunia Usaha 23.521.262 29.927.624 42.022.352 43.813.982 54.458.313
Jasa Sosial Masyarakat 5.942.638 6.554.676 7.526.709 8.695.154 29.071.282
Konstruksi 9.851.225 12.926.105 16.724.669 18.818.613 21.737.327
Lain-lain 208.602.108 261.193.077 345.753.017 401.957.601 534.786.961
Listrik, Gas dan Air 219.179 252.448 446.045 656.264 857.246
Pengangkutan 6.228.772 6.683.245 8.190.433 8.876.865 12.033.060
Perdagangan 107.607.956 129.909.913 162.785.958 190.306.482 197.513.201
Perindustrian 26.811.604 30.850.286 36.750.371 36.775.342 53.457.049
Pertambangan 965.196 1.144.580 1.461.266 1.560.458 6.194.198
Pertanian 14.586.873 16.768.617 20.837.107 23.787.770 19.199.193
Grand Total 404.336.812 496.210.572 642.497.926 735.248.530 929.307.830
32
Gambar 6. Trend Pertumbuhan Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Kategori Bank selama selama 5 tahun terakhir
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Berdasarkan jenis kredit, Kredit Konsumsi mendominasi komposisi
kredit jenis UMKM yang disalurkan oleh perbankan nasional yaitu rata-rata
53% selama 5 (lima) tahun terakhir, sebagaimana dapat dilihat pada grafik
gambar. 7 di bawah ini :
Gambar 7. Komposisi Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Jenis Kredit selama 5 tahun terakhir
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Bila dilihat dari konsentrasi serapan kredit UMKM berdasarkan
sektor ekonomi, kredit UMKM tertinggi disalurkan oleh Perbankan Nasional
-
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000
300.000.000
350.000.000
400.000.000
450.000.000
500.000.000
Bank Pemerintah
Bank Swasta Nasional
Bank Asing dan Bank Campuran
Bank Perkreditan Rakyat
40%
39%
38%
37%
37%
9%
9%
8%
9%
9%
51%
52%
53%
54%
54%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
2006
2007
2008
2009
Sep-10
Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
33
pada sektor lain-lain sama halnya dengan konsentrasi total penyaluran
kredit perbankan nasional, sebagaimana dapat dilihat pada gambar 8. Hal
ini mengindikasikan bahwa penggolongan sektor ekonomi untuk kredit
konsumsi lebih dominan dikelompokkan pada “sektor lain-lain” (gambar. 8).
Gambar 8. Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional berdasarkan Sektor Ekonomi selama 5 tahun terakhir
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Tabel 8. Prosentase Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional terhadap Total Baki Debet Kredit Perbankan Nasional
(Rp juta)
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Tabel 9. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah terhadap Total Baki Debet Kredit UMKM Perbankan Nasional dan Total Baki Debet Kredit Perbankan Nasional
(Rp juta)
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
-
500.000.000
1.000.000.000
1.500.000.000
2.000.000.000
2.500.000.000
Sep-10
2009
2008
2007
2006
2005
KREDIT 2006 2007 2008 2009 Sep-10 rata-rata
TOTAL BAKI DEBET KREDIT UMKM 404.336.812 496.210.572 642.497.926 735.248.530 929.307.830 641.520.334
TOTAL BAKI DEBET KREDIT 794.347.276 1.005.237.470 1.315.450.668 1.448.013.877 1.671.460.982 1.246.902.055
% Share Baki Debet Kredit UMKM 50.90% 49.36% 48.84% 50.78% 55.60% 51.45%
KREDIT 2006 2007 2008 2009 Sep-10 rata-rata
KREDIT UMKM Bank Pemerintah 189.543.111 236.214.293 312.871.534 384.353.385 447.948.700 314.186.205
Total Baki Debet Kredit UMKM 404.336.812 496.210.572 642.497.926 735.248.530 929.307.830 641.520.334
Total Baki Debet Kredit Perbankan Nasional 794.347.276 1.005.237.470 1.315.450.668 1.448.013.877 1.671.460.982 1.246.902.055
% Share UMKM Bank Pemerintah thd Total Baki
Debet Kredit UMKM 47% 48% 49% 52% 48% 49%
% Share UMKM Bank Pemerintah thd Total Baki
Debet Kredit Perbankan Nasional 24% 23% 24% 27% 27% 25%
34
Tabel. 8 dan Tabel.9 mengggambarkan bahwa, share baki debet
kredit UMKM terhadap total baki debet perbankan nasional mengalami
trend pertumbuhan meskipun tidak signifikan setiap tahunnya dengan rata-
rata prosentase share selama 5 (lima) tahun terakhir mencapai 51,45%.
Dari total baki debet kredit UMKM perbankan nasional, Bank pemerintah
menguasai pangsa kredit UMKM sebesar Rp 447,8 T atau sebesar 48%.
Bila dibandingkan dengan total baki kredit perbankan nasional, prosentase
share kredit UMKM Bank Pemerintah sampai dengan akhir September
2010 mencapai 27% rata-rata % share selama 5 (lima) tahun terkahir
masing-masing sebesar 49% dan 25%.
2. Hasil Penelitian Kinerja Kredit UMKM
Pada tabel. 8 telah dipaparkan bahwa berdasarkan data Bank
Indonesia, kinerja penyaluran kredit perbankan nasional pada sektor
UMKM telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan sebagaimana
Gambar. 9, Gambar 10 dan Gambar. 11 :
Gambar 9. % Share Kredit UMKM thd total baki debet kredit Perbankan Nasional Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
35
Gambar 10. % Share Kredit UMKM perbankan nasional thd total baki debet kredit Perbankan Nasional Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Gambar 11. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah thd total baki debet kredit UMKM Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa porsi baki debet kredit
UMKM perbankan nasional telah mencapai 56% dibandingkan total baki
kredit perbankan nasional, sedangkan porsi baki kredit UMKM Bank
Pemerintah mencapai 27% dari total baki kredit perbankan nasional serta
36
telah mencapai 48% dari total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional.
Bila diteliti lebih lanjut bahwa dari total porsi kredit UMKM tersebut, kredit
konsumsi mendominasi komposisi kredit UMKM yaitu masing-masing
sebesar 54% dari total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional dan
60% dari total baki debet kredit UMKM Bank Pemerintah, lebih besar dari
prosentase porsi Kredit Modal Kerja (37% baki debet kredit perbankan
nasional dan 35% dari baki debet kredit UMKM perbankan nasional) dan
porsi kredit Investasi (9% dari baki debet kredit perbankan nasional dan 5%
dari baki debet kredit UMKM perbankan nasional) sebagaimana dapat
dilihat pada gambar. 12 .
Gambar 12. Komposisi baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional dan baki debet kredit UMKM Bank Pemerintah (september 2010)
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Kondisi tersebut tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya
mengingat :
1. Berdasarkan penggunaannya, kredit konsumsi adalah kredit untuk
keperluan barang-barang konsumsi yang diperlukan debitur.
2. Kredit UMKM adalah kredit untuk keperluan usaha baik kredit untuk
tambahan modal (Kredit Modal Kerja) maupun untuk pembelian aktiva
tetap (Kredit Investasi) antara lain mesin, lahan untuk usaha,
bangunan untuk menunjang usaha dan kemampuan membayar
kembali debitur diukur dari laba aktivitas usaha.
3. Pengelompokan kredit UMKM dalam laporan Bank Indonesia masih
mengacu kepada segmentasi kredit dimana kredit UMKM
49%37% 35%
20%
9%5%
31%
54% 60%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Baki Debet Kredit Perbankan
Nasional
Baki Debet Kredit UMKM Perbankan
Nasional
Baki Debet Kredit UMKM Bank Pemerintah
Konsumsi
Investasi
Modal Kerja
37
dikelompokkan berdasarkan maksimum kredit yang diberikan (Kredit
Mikro maks Rp 50 juta, Kredit Kredit yang diberikah > Rp 50 juta, < Rp
500 juta dan Kredit Menengah > Rp 500 juta, < Rp 5 Milyar) tanpa
mempertimbangkan penggunaannya.
Disampain itu, beberapa hal yang menjadi pertimbangan Bank dalam
menyalurkan kredit konsumsi dengan porsi yang lebih besar adalah :
1. Penyaluran Kredit Konsumsi merupakan salah satu alternatif dan upaya
Bank Pemerintah dalam menyebarkan risiko kredit dimana daya beli
masyarakat yang semakin tinggi menstimulus tingkat konsumsi
masyarakat.
2. Kredit Konsumsi memiliki tingkat risiko yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan kredit UMKM yang bersifat produktif (Modal Kerja
dan Investasi), karena :
a. Maksimum kredit yang diberikan mengacu pada nilai agunan atau
colateral yang diberikan dengan memperhitungkan repayment
capacity debitur melalui penghasilan tetap yang diterima setiap
bulannya.
b. Sistem angsuran yang diberlakukan oleh bank sistem Aplofend
(Angsuran Bunga + Pokok).
c. Untuk yang tidak memiliki agunan berupa harta tetap dapat berupa
dokumen berharga lainnya seperti (SK, Jamsostek dan lainnya yang
sejenis) dengan sistem pembayaran melalui payroll atau
(autodebet).
3. Track record penyaluran kredit konsumsi / konsumer selama beberapa
tahun terkahir dinilai cukup baik dan menjanjikan dengan tingkat NPL
yang masih rendah (< 5%).
Indikasi lain yang menyebabkan tingginya porsi penyaluran pada jenis
kredit konsumsi adalah pengalihan skim kredit atau penggunaan produk
kredit konsumtif namun dalam implementasinya, kredit tersebut digunakan
untuk modal usaha (produktif). Hal ini dapat disebabkan antara lain :
1. Pengalihan skim kredit produktif ke skim konsumtif lebih kepada
subjektifitas petugas kredit dimana pertimbangan risiko yang lebih
rendah menjadi faktor utama untuk mengalihkan skim dimaksud dimana
38
kredit konsumtif menggunakan pola angsuran pokok dan bunga
(aplofend).
2. Proses penyaluran kredit konsumtif lebih sederhana dibandingkan
dengan proses penyaluran pada kredit Produktif (Modal Kerja dan
Investasi) yaitu dengan sistem scoring komputerisasi disamping
percepatan layanan (service level) kepada nasabah menjadi salah satu
pertimbangan utama.
3. Kurangnya varian/derivatif produk kredit yang dimiliki oleh Bank
Pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan bidang usaha debitur
(sebelum munculnya kredit KUR dan kredit program lainnya), sehingga
untuk sementara maupun permanen, nasabah/debitur diberikan
pinjaman dalam bentuk skim kredit konsumsi.
Berdasarkan kondisi di atas, “Kredit Konsumsi” idealnya tidak
digolongkan sebagai jenis Kredit UMKM. Dengan demikian, Performance
riil Bank Pemerintah terhadap pembiayaan sektor UMKM tanpa “Kredit
Konsumsi” dapat digambarkan pada Tabel. 10 dan Tabel. 11, yaitu :
Tabel 10. Total Baki Debet Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi selama 5 (lima) tahun terkahir
(Rp Juta)
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Tabel 11. % Share Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi posisi bulan September 2010 terhadap baki debet per kategori bank
(Rp Juta)
Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
KATEGOR BANK 2006 2007 2008 2009 Sep-10
Bank Pemerintah 81.697.156 98.583.375 129.361.170 159.640.683 179.142.026
Bank Swasta Nasional 106.726.573 127.589.333 148.010.112 160.014.722 200.952.501
Bank Asing dan Bank Campuran 2.568.151 3.575.828 7.916.490 6.644.502 35.776.981
Bank Perkreditan Rakyat 6.414.065 7.053.180 14.594.736 9.099.801 10.232.131
Grand Total 197.405.945 236.801.716 299.882.508 335.399.708 426.103.639
KATEGORI BANKBaki Debet UMKM
(Sept 2010)
Baki Debet Kredit
Perbankan Nasional
(Sept 2010)
% Porsi Kredit UMKM
thd Masing2 Baki
Debet
Bank Pemerintah 179.142.026 735.690.970 24%
Bank Swasta Nasional 200.952.501 694.883.352 29%
Bank Asing dan Bank Campuran 35.776.981 206.876.515 17%
Bank Perkreditan Rakyat 10.232.131 34.010.145 30%
Grand Total 426.103.639 1.671.460.982 100%
39
Gambar 13. % Share Kredit UMKM excl. Kredit Konsumsi thd total baki debet kredit Perbankan Nasional Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Gambar 14. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah excl. Kredit Konsumsi thd total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
40
Gambar 15. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah excl. Kredit Konsumsi thd total baki debet kredit UMKM Perbankan Nasional Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Gambar 16. % Share Kredit UMKM Bank Pemerintah dan Non Pemerintah thd total baki debet kredit Perbankan Nasional Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Bank Pemerintah;
11%
Bank Swasta
Nasional;
12%
Bank Asing dan Bank
Campuran ;
2%
Bank Perkreditan
Rakyat ; 1%
41
Gambar 17. % % Porsi Kredit UMKM Perbankan Nasional thd masing-masing baki debet kredit Sumber : Data Bank Indonesia yang diolah
Dari Gambar. 13, Gambar. 14, Gambar. 15, Gambar. 16 dan
Gambar. 17 di atas dapat dijelaskan kondisi baki debet kredit UMKM
sebagai berikut :
1. Porsi baki debet kredit UMKM perbankan nasional hanya mencapai 25%
dari total baki debet kredit Perbankan Nasional.
2. Porsi baki kredit UMKM Bank Pemerintah mencapai 42% dari total baki
debet kredit UMKM perbankan nasional, sedangkan
3. Porsi kredit UMKM Bank Pemerintah hanya mencapai 11% dari total
kredit perbankan nasional.
4. Dibandingkan dengan Bank Lainnya (Non Pemerintah), pada
kenyataan porsi pembiayaan UMKM Bank Swasta Nasional lebih tinggi
dari Bank Pemerintah yaitu sebesar 12% dari total baki debet kredit
perbankan nasional.
5. Bila dibandingkan dengan masing-masing baki debet kredit per kategori
Bank, porsi kredit UMKM tertinggi yang disalurkan oleh bank secara
berurutan yaitu BPR sebesar 30% dari total baki debet kredit BPR,
Bank Swasta Nasional sebesar 29%, Bank Pemerintah sebesar 24%
dan Bank Asing Campuran sebesar 17%.
Bank Pemerintah
24%
Bank Swasta
Nasional29%
Bank Asing dan Bank
Campuran 17%
Bank Perkreditan
Rakyat 30%
42
3. Perspektif Kredit Konsumsi sebagai Kredit Non UMKM
Beberapa dasar pertimbangan mengapa Kredit Konsumsti tidak
digolongkan sebagai kredit UMKM adalah sebagai berikut :
a. Mengacu Undang-undang No. 20 tahun 2008, tentang UMKM
Berdasarkan undang-undang dimaksud disebutkan bahwa baik Kredit
Mikro, Kredit Kecil dan Kredit Menengah secara tegas didefinisikan
sebagai “usaha produktif” milik perorangan maupun badang usaha
dengan kekayaan dan omzet penjualan yang diatur dengan jumlah
tertentu sesuai kriterianya.
b. Mengacu pada definisi UMKM Bank Indonesia sendiri.
Berdasarkan definisi Bank Indonesia bahwa Usaha Mikro, Usaha Kecil
dan Usaha Menengah adalah “usaha” yang dapat menerima kredit
sesuai dengan jumlah/besaran yang ditetapkan berdasarkan
kriterianya. Yang perlu digarisbawahi adalah yang dapat menerima
kredit dalam definisi Bank Indonesia ini adalah “aktivitas usaha” (baik
orang perorangan maupuan badan usaha) bukan “orang/perorangan”
yang tidak memiliki aktivitas usaha (bekerja sebagai pegawai atau
dipekerjakan).
Dalam konteks ini, perlu perlu dilakukan sinkronisasi untuk
menghindari “dispute” dalam mendefinisikan dan mengelompokkan
kredit UMKM. Kredit Mikro, Kredit Kecil dan Kredit Menengah yang
didefinisikan sebagai “kredit dengan maksimal atau lebih besar/kecil
sama dengan” sesuai dengan jumlahnya seyogyanya selaras dengan
pengertian/definisi UMKM yang dijabarkan baik oleh Bank Indonesia
itu sendiri maupuan Undang-undang No. 20 tahun 2008 tentang
UMKM.
c. Berdasarkan penggunaannya
Kredit Konsumsi yang diberikan oleh Perbankan adalah kredit yang
digunakan untuk keperluan barang konsumtif antara lain ; pembelian
rumah, pembelian kendaraan dan barang lainnya yang bersifat tidak
produktif atau tidak digunakan untuk modal usaha/investasi untuk
menunjang kegiatan usaha serta kredit untuk penggunaan lainnya
seperti biaya pendidikan, biaya rumah sakit, dan lainnya yang sejenis.
43
Disamping itu penerima kredit konsumsi belum tentu merupakan
pelaku UMKM (bisa Pegawai negeri atau swasta).
d. Kredit pada sektor UMKM adalah kredit yang diberikan untuk modal
usaha yang dapat memberikan dampak langsung terhadap sektor
tersebut. Artinya terdapat perputaran ataupun aktivitas yang bertujuan
untuk memperoleh profit dari aktivitas usaha yang dibiayai. Berbeda
dengan kredit konsumsi, dimana pembiayaan digunakan untuk
membeli produk hasil usaha besar (misal kendaraan) sehingga tidak
memberikan dampak langsung terhadap UMKM.
4. Hasil pengujian terhadap variabel yang mempengaruhi kinerja Bank
Pemerintah dalam Menyalurkan Kredit UMKM
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda (multiple regression)
menunjukkan adanya hubungan dan variasi arah hubungan antara variabel
bebas dengan variabel independen. Pengaruh dan arah hubungan tersebut
dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 12. Pengaruh variabel bebas (X) X) secara bersama-sama dan Parsial terhadap Variabel terikat (Y)
Variabel bebas Koefisien regresi
Arah Pengaruh
Uji teori terhadap variabel bebas
(Constant) 0,00000953
X1 % rata-rata suku bunga 0,003028005 Positif Berpengaruh
X2 % NPL 0,816885187 Positif Berpengaruh
R2 (Determinasi) - 0.64957279 berpengaruh
Sumber : data yang diolah
Variabel “rata-rata suku bunga kredit Bank Pemerintah” dan “jumlah NPL”
menunjukkan pengaruh positif terhadap kinerja Kredit UMKM Bank
Pemerintah. Dari hasil analisis tersebut maka disusun persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = 0,00000953+ 0,03020805X1 + 0,816885187X2
Dari hasil persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :
a) Nilai koefisien regresi rata-rata suku bunga (X1) = 0,03020805,
mengandung tanda (+) yang berarti bahwa jika variabel lainnya tidak
44
berubah, maka perubahan variabel jumlah rata-rata suku bunga
kredit Bank Pemerintah (X1) 1% memberikan pengaruh yang searah
sebesar 0,03020805 % terhadap kinerja penyaluran kredit UMKM
Bank Pemerintah.
b) Nilai koefisien regresi jumlah NPL (X2) = 0,816885187, mengandung
tanda (+) yang berarti bahwa jika variabel lainnya tidak berubah,
maka perubahan variabel jumlah NPL kredit UMKM Bank Pemerintah
(X2) 1% memberikan pengaruh yang searah sebesar 0,03020805 %
terhadap kinerja penyaluran kredit UMKM Bank Pemerintah.
5. Pengujian terhadap Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebanyak dua
hipotesis adapun alat analisis yang diajukan adalah hipotesis pertama
dengan uji F (secara bersama-sama) dan hipotesis uji t (secara parsial).
Adapun pembuktian terhadap hipotesis yang diajukan dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 13. Pengujian hipotesis pengaruh variabel jumlah X1 dan X2 terhadap variavel Y
Variabel Independen
Kesimpulan
F-hitung F-tabel t-hitung t-tabel Sig. Pengujian bersama-sama
0,000016530
0,050 - - 0,00000953 Signifikan
Pengujian secara parsial Rata-rata Suku Bunga Kredit (X1) NPL Kredit UMKM (X2)
0,00302
0,8168
0,000009530,00000953
signifikan Tdk signifikan
Sumber : Data yang diolah
a. Uji Simultan
Berdasarkan tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa F-hitung sebesar
0,000016530 sedangkan nilai F-tabel pada = 0.05 dan df = 9 Adalah
sebesar 4.76 sehingga F-hitung lebih kecil dari pada F-tabel (0,000016530
< 4.76). Sehingga Ho diterima dan tolak H1 yang berarti bahwa rata-
rata suku bunga kredit Bank Pemerintah dan jumlah NPL kredit UMKM
Bank Pemerintah tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama
terhadap kinerja kredit UMKM yang disalurkan oleh Bank Pemerintah.
45
b. Uji Parsial
Pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t bertujuan
menentukan variabel mana dari variabel independen rata-rata suku
bunga kredit Bank Pemerintah (X1) dan jumlah NPL Kredit UMKM
Bank Pemerintah (X2) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen Kinerja Kredit UMKM Bank Pemerintah (Y).
berdasarkan hasil pengujian pada tabel. 13 sebelumnya, menunjukkan
bahwa jumlah rata-rata suku bunga kredit Bank Pemerintah (X1),
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Kredit UMKM Bank
Pemerintah, sedangkan jumlah NPL kredit UMKM Bank Pemerintah
secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja kredit UMKM Bank
Pemerintah. Hal ini dapat dilihat bahwa nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel
pada tingkat signifikan = 0.05, sehingga Ho diterima dan H1 ditolak.
top related