hama & penyakit tanaman pepaya

Post on 19-Oct-2021

30 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

HAMA & PENYAKIT PENTING TANAMAN PEPAYA

Disampaikan pada Bimtek Online BPTP Kalimantan Tengah “Budidaya Pepaya Specifik lokasi”

Balai Penelitian Tanaman Buah TropikaPusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Affandi

Lalat Bactrocera dorsalis complex

Gejala :

• Pada buah yang hampir masak terdapat bintik-bintikhitam bekas tusukan ovipositor lalat buah betinaketika memasukan telur ke dalam jaringan buah.

• Larva yang telah menetas mengeluarkan enzimperusak atau pencerna yang berfungsi melunakandaging buah sehingga mudah disedot dan dicerna. Enzim ini juga mempercepat pembusukan sehinggabuah berwarna coklat, lunak, tidak menarik danterasa pahit bila dimakan.

HAMASERANGGA YANG MENYEBABKAN KERUSAKAN SECARA EKONOMI

Bactrocera dorsalis Complek

PENGENDALIAN

• Pembungkusan buah muda• Pengumpulan dan pemungutan sisa buah yang

tidak dipanen atau busuk atau yang terserang lalatbuah, lalu dibenamkan dalam tanah dengankedalaman 30 cm

• Penggemburan tanah di bawah tajuk agar pupa terkena sinar matahari dan mati

• Penggunaan mulsa untuk mencegah pupa masukke dalam tanah

• Penggunaan perangkap Methyl Eugenol (ME) • Pemanfaatan musuh alami Biosteres arisanus, B.

longicaudatus dan Opius sp.

A B

C

A. Biosteres arisanusB. Opius spC. Biosteres longicaudatus

Thrips (Thrips hawaiiensis Morgan)

A B C

Penampakan Thrips tabaci (insert) yang cenderung di daun bagian bawah daun (A), serangan parah berupa keriting (B) dan gejala serangan pada buah (C)

PENGENDALIAN

• Sanitasi lingkungan untuk mengurangi gulmayang berperan sebagai inang alternatif, terutamagulma yang mempunyai bunga warna kuning.

• Pemberian mulsa bertujuan agar pupa tidakmasuk ke dalam tanah sehingga memutus siklushidup hama thrips

• Pemakaian insektisida• Pemanfaatan predator kelompok thrips seperti

Leptothrips mali (Franklinothrips orizabenzis, Scolothrips sexmaculatus, Aeolothrips fasciatusdan A. kuwanaii)

• Pemanfaatan parasitoid larva seperti Ceranisusmenes, Thripobius semiluters.

A

E

D

C

B

Leptothrips mali (A) , Franklinothrips orizabenzis (B), Scolothrips sexmaculatus (C), Aeolothrips fasciatus (D) dan A. kuwanaii (E), Ceranisus menes (F)

F

• Tungau (Tetranychus kanzawai Kishida)

Tungau (A) dan Gejala serangan tungau pada daun (B-C)

B CA

BIOEKOLOGI

• Berkelompok pada permukaan bawah daunserta membentuk jaring-jaring (webbing).

• Siklus hidup jantan: telur, larva, protonimfa, deutonimfa sampai dewasa 7-10 hari

• Siklus hidup betina: 8-11 hari dan dewasamampu hidup 6-19 hari.

• Kawin dan tak kawin (parthenogenesis). Kawindapat menghasilkan 36 telur, tidak kawinmenghasilkan 21 telur.

• Secara umum telur yang menetas sebanyak74%.

PENGENDALIAN

Neoseiulus fallacis dan telur (A), Phytoseiulus persimilis (B), Asca longiseta(C), Asca butuanensis (D) dan Asca labrusca (E)

• Sanitasi lingkungan untuk mengurangi gulmayang berperan sebagai inang alternatif

• Pemberian mulsa jerami di bawah tajuk

• Penggunaan akarisida secara bergilir (MoA) mengingat tungau mudah sekali menjadiresisten terhadap pestisida.

• Ex. Samite 135 EC., Rhenos 36 EC.,

Volvey 80 WG., Mitac 200 EC.

Kutu Sisik

Aonidiella orientalis Ferns

A B

C D

Gejala serangan kutu sisik pada batang dan buah pepaya (A, B), danstadia dewasa Ao. Arientalis (C, D).

Dewasa, crawler, telur Ao. orientalis

Pengendalian

• Penggunaan predator Coccinelidae: Chilocorus circumdatus (Gyllenhal) dan C. nigrita

• Penggunaan parasitoid Comperiella lemniscata, Aphytis melinus, dan Encarsia citrina

• Penyemprotan dengan mineral oil, insektisidaCuracron, Decis dan Mipcinta

Predator hama Ao. Orientalis, kumbang Chilocorus circumdatus dewasa (A) dan larva (B), C. nigrita (C) dan parasitoid Comperiella lemniscata (D), Aphytis melinus (E), dan Encarsia citrina (F)

A B

FED

C

Kutu Aphids (Aphis gossypii Glover, Myzuz persicae Sulzer,

Aphis craccivora Koch)

Pengendalian

• Penyemprotan cairan mimba memberikan hasil yang efektif dan efisien

• Pengendalian dengan insektisida memberikan hasil yang efektif tetapi hanya dalam kurun untuk waktu yang singkat karena hama ini mudah sekali menjadi resisten (Decis dan Curacron).

• Umpan perangkap semut sebagai pembawa aphid• Penggunaan entomopathogenik jamur Verticillium lecanii

menunjukkan hasil yang efektif dan efisien.• Pemanfaatan parasitoid Aphidius matricariae, dan

Diaretus chenopodiaphidis Ashmead• Penggunaan predator Aphidoletes aphidimyza, Aphidius

gifuensis, Ephedrus cerasicola, Aphidius colemani danAphelinus abdominalis

A

B C D

E F GVerticillium lecanii (A), Aphidius matricariae (B), Aphidoletes aphidimyza (C), Aphidiusgifuensis (D), Ephedrus cerasicola (E), Aphidius colemani (F) dan Aphelinusabdominalis (H)

PENYAKIT

SEMUA MIKROORGANISME PERUSAK

SECARA EKONOMI

Busuk Akar dan Pangkal Batang

Penyebab : Jamur Phytophthora palmivora (Butl.) Butl. , Pythium spp.

Gejala

▪ Mula-mula daun bawah layu, menguning danmenggantung di sekitar batang sebelum rontok.

▪ Selanjutnya daun-daun yang agak muda jugamenunjukkan gejala yang sama, sehingga tanamanhanya mempunyai sedikit daun-daun kecil di puncaknya, akhirnya tanaman mati.

▪ Jika digali akar lateral membusuk, mengeluarkanmasa berwarna coklat tua, lunak, dan seringkaliberbau tidak enak. Serangan yang parah dapatmerusak akar tunggang sampai pangkal batang.

▪ Jamur ini juga menyerang tanaman dalampembibitan yang dikenal dengan penyakitsemai damping off yang terjadi ketikakelembaban dan suhu udara tinggi.

▪ Serangan pada buah dimulai dari dekat tangkaiyang ditandai dengan adanya miseliumberwarna putih seperti beludru

A

Gejala serangan Phytophthora palmivora pada daun, pangkalbatang, pembibitan (Phytium sp.), buah (A, B, C dan D) dan kolonidan spora P. palmivora pada media PDA (E, F)

B C

D E F

Pengendalian

• Drainase dan aerasi di pembibitan maupun di kebun harus baik

• Tanah pembibitan perlu beri fungisida• Rotasi tanaman bukan inang (selain jeruk, coklat,

durian, karet, kelapa, lada dan pinang)• Tanaman sakit segera dibongkar sampai akar-

akarnya lalu dibakar• Serangan pada buah dicegah dengan

penyemprotan fungisida terutama di dekattangkai buah.

• Sebelum di packing buah direndam dalam larutanChlorine 100 ppm/liter selama 3 menit atauAmistartop 250 ppm/liter selama 1 menit

Penyakit busuk buah Antraknosa

Penyebab : Colletotrichum gloeosporioides (Penz) Sacc.

Gejala

▪ Serangan pada buah muda ditandai dengan munculnyabercak kecil kebasah-basahan, yang mengeluarkangetah yang berbentuk bintik.

▪ Pada buah yang menjelang matang muncul bercak-bercak kecil bulat kebasah-basahan berwarna coklatkemerahan. Bila buah bertambah masak, bulatan-bulatan tadi semakin besar dan busuk cekung ke arahdalam buah.

▪ Pada daun, terjadi bercak kecil kebasah-basahan danbentuknya tidak teratur, meluas berwarna coklat muda, yang sudah lanjut, pusatnya berwarna putih kelabu, dan kadang-kadang menjadi berlubang.

A B C

D E

Gejala serangan antraknose C. gloeosporioides pada buah dan daunpepeya (A, B, C) dan biakan dan bentuk spora jamur pada media PDA (D, E)

Pengendalian

• Memusnahkan daun dan buah yang bergejala penyakit

• Hindari terjadinya pelukaan pada buah sejak masihmuda sampai saat setelah panen (pemetikan, pengangkutan dan penyimpanan)

• Jarak tanam tidak terlalu rapat (minimal 2-3 m x 3 m)

• Hindari tumpang sari dengan tanaman inang alternatifpenyakit antraknosa seperti cabai, mangga, pisang danubi kayu

• Kebusukan selama penyimpanan dapat dicegah denganmerendam dalam larutan Chlorine 100 ppm/liter selama3 menit atau Amistartop 250 ppm/liter selama 1 menit

• Penggunaan fungisida di lapang dengan bahan aktifManzeb

Busuk bakteri Erwinia

Penyebab : bakteri Bacterium papayae

Gejala

▪ Pada tanaman muda daun menguning danmembusuk.

▪ Setelah beberapa lama bagian tunas-tunas mudamangalami kematian. Pada helain daun yang besarterdapat bercak-bercak kering yang bentuknyatidak teratur, selanjutnya meluas sepanjang tulang-tulang daun.

▪ Jika penyakit telah meyerang batang, batang akanmembusuk, semua daunnya akan gugur danakhirnya tanaman mati.

A

C

B

D

Gejala serangan bakteri erwinia pada pangkal tunas batang (A, B) dan koloni bakteri pada media PDA (C, D).

Pengendalian

• Konsep budidaya tanaman sehat seperti pemakaian bibityang sehat, jarak tanam yang tidak terlalu rapat, pemupukan yang sesuai dengan rekomendasi dansebagainya.

• Pengendalian serangga pengunjung pada tanamanpepaya dengan insektisida karena bakteri layu Erwinia di tularkan oleh serangga vektor dari tanaman sakit kepadatanaman sehat

• Melindungi tanaman dengan bakterisida seperti Agrept20WP (Streptomycin sulfat 25% dan Oksitetrasiklin, sistemik), Agrimycin (Streptomycin sulfat 15%), Bactoyn(Oksitetrasiklin), Platomycin 7SP (Streptomycin sulfat6,41%), dll

• Membongkar tanaman yang sakit lalu dibakar

Papaya Ringspot Virus (PRSV)

Penyebab: PRSV-biotype P dan

PRSV-biotype W

Vektor: Kutu Myzuz persicae (Sulzer) (56%)

Aphis gossypii Glover (53%)

Aphis craccivora Koch (38%)

A C

D G

B

FE

Gejala serangan PRSV pada daun (A, B, C), pada batang(D, E) dan buah (F, G)

A B

C D

E F

Myzus persicae (Sulzer) (A, B)Aphis gossypii Glover (C,D)Aphis craccivora Koch. (E,F)

Pengendalian

• Mengeradikasi tanaman sakit pada awal serangan

• Mengendalikan vektor kutu aphid untuk mengurangi penyebaran penyakit

• Tidak menggunakan bagian tanaman (tunas atau biji) sebagai bahan tanam

• Mengeliminasi inang alternatif terutama kelompok Cucurbitaceae dan kacang-kacangan di sekitar kebun

• Penyemprotan dengan menggunakan pestida jikaterdapat aphid berasosiasi di kebun pepaya

• Pemanfaatan musuh alami, cendawanentomopatogenik, predator, parasitoid

A CB

D E

Beberapa pengendalian aphid dengan menggunakan Verticilum lecanii(A), kumbang coccinelid (B), prasitoid Lesyphlebus (C), lacewing coklatstadium larva (D) dan parasitoid wasp (E).

Maturnuhun

Thank you

Terimakasih

top related