golongan darah

Post on 12-Jul-2016

253 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Faal

TRANSCRIPT

GO OL NGND

AARAH

KELOMPOK 1

Anggota Kelompok 1 :

1. Muhammad Demas Akira (021511133001)2. Nindya Rizqi Anjani M.

(021511133002) 3. Veronica Regina Rosselle

(021511133003)4. Ully Nafisah Wardi (021511133004)5. Sepdhyo Wahyu N. (021511133005)6. Maya Eka Ramadhani

(021511133006)7. Rauhansen Bosafino R.

(021511133007)8. Naimatus Sholihah (021511133008)9. Yasinta Izzah Afidati (021511133009)10. Fajariana Fitriani (021511133010)11. Thomas Reynaldi Winanto (021511133011)12. Vita Ariesta Angesti (021511133012)13. Fissando Yanuar Muhammad (021511133013)14. Andry Sentosa

(021511133014)

PENGGOLONGAN DARAH

Kelainan Akibat Perbedaan Rhesus

Pembagian Golongan Darah Sistem Rhesus

Pembagian Golongan Darah Sistem OAB

Pemeriksaan Golongan Darah

Pembagian Golongan Darah Sistem Rhesus

• Golongan darah berdasarkan sistem resus adalah penggolongan darah yang terinspirasi dari primata Rhesus macaque (Macaca mulatta)

• Penemu sistem golongan darah resus adalah Karl Landsteiner pada tahun 1939. Penemuan ini berlangsung setelah ia menemukan sistem golongan darah ABO pada awal tahun 1900-an.

Hewan primata ini juga dikenal sebagai kera India. Dalam penelitiannya, Karl Landsteiner dibantu oleh A.S. Weiner.

Macaca mulatta

Sistem penggolongan darah rhesus berguna untuk membantu transfusi darah.

Sistem penggolongan darah ini didasarkan atas ada atau tidaknya aglutinogen (senyawa yang menjadi faktor penggumpalan darah) rhesus di dalam darah.

Pembagian Golongan Darah

berdasarkan Sistem Rhesus

Rh+ memiliki aglutinogen resus / antigen- DRh- tidak memiliki aglutinogen resus / antigen- D

KELAINAN AKIBATPERBEDAAN RHESUS

Rh Ada atau tidak adanya substansi antigen- D pada darahRh (+) Ditemukan antigen- D dalam darahRh (-) Tidak terdapat antigen- D pada darah

“Eritroblastosis Fetalis “ Komplikasi hemolitik karena Rh isoimunisasi

Ibu yang mengandung mempunyai Rh (-), sedangkan suaminya Rh (+)

• Bila ibu ber- Rh (+), ayah Rh (-) Tidak masalah

Kelainan akibat Perbedaan Rhesus

Reaksi Rh (-) dijumpai pada:Eropa : 15%Negro : 7-8%Sedangkan, Asia 100% Rh (+)

Hubungan antar bangsa , perkawinan jumlahnya dan memberi peluang makin terjadi “Eritroblastosis Fetalis”

Perbedaan Rh mempengaruhi kualitas keturunan

Perempuan ber- Rh (-) + Pria ber- Rh (+) Bayi pertama memiliki kemungkinan ber- Rh (-) / (+)

Bayi memiliki Rh (-) Tidak masalah. Bila buah hati ber- Rh (+)

Masalah mungkin timbul pada kehamilan ini Bila pada kehamilan kedua janin yang dikandung ber

Rh (+) Berbahaya Antibodi anti- Rh ibu dapat memasuki sel darah merah

janin KEMATIAN JANIN

Kehamilan kedua menimbulkan komplikasi klinis yang dapat menyebabkan:

• Kematian intrauterin• Serebral palsi• Ikterus neonatorum• Pembesaran pada liver

dan limpa

Kematian janin dan neonatus pada Eritroblastosis Fetalis:Kerusakan organ vitalDekompensasio kordisPendarahan dan nekrosis:a. Paru-parub. Lien dan ginjalc. Liverd. OtakKernikterus

Terjadinya Eritroblastosis Fetalis

PENGGOLONGAN DARAHSISTEM ABO

Penggolongan Darah Sistem

ABO • Dipengaruhi oleh ➞ Antigen / Aglutinogen ➞ pada permukaan sel darah merah

• Aglutinin ➞ antibodi yang menyebabkan penggumpalan ➞ di dalam plasma darah sejak bayi usia 6 bulan ➞ dihasilkan oleh sumsum tulang belakang dan kelenjar limfe

A ➞ Antigen A dan antibodi anti-BB ➞ Antigen B dan antibodi anti-AAB ➞ Antigen A dan antigen B tetapi tidak mempunyai

antibodi anti-A dan anti-BO ➞ Tidak mempunyai antigen A dan dan anti gen B tetapi mempunyai antibodi anti-A dan anti-B

Penggolongan Darah

Terdapat 4 Golongan Darah

Penggolongan DarahSistem ABO

PEMERIKSAANGOLONGAN DARAH

Alat dan Bahan: Object Glass Lancet Pengaduk Darah Kapiler Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau Serum anti-B biasanya berwarna kuning Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna Serum anti-D (Rhesus) biasanya tidak berwarna / bening

Metode Slide Test dengan Menggunakan Darah Kapiler

1. Reagen pada suhu kamar disiapkan.2. Satu tetes serum anti-A, anti-B, anti-AB, dan anti-D diteteskan pada object glass.3. Ujung jari manis/tengah orang coba dipijit-pijit dan kemudian dilakukan desinfeksi dengan alkohol 70%.4. Jari manis/tengah ditusuk dengan posisi vertikal, mengggunakan blood lancet.5. Darah yang pertama kali keluar dari jari orang coba diusap dengan kapas kering.6. Satu tetes darah yang keluar diteteskan pada object glass yang sudah diberi antisera.7. Campuran darah dan antisera diaduk dengan menggunakan batang pengaduk kemudian digoyang-goyangkan.8. Ada tidaknya aglutinasi diamati secara makroskopis.

Cara Kerja :

Azzam, Ummu. Walimah Cinta. Jakarta : Qultum Media 2012. pp : 17-18.

Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MU. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta : Grafindo Media Pratama.

Manuaba, Ida Bagus Gde . Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri, Ginekologi, dan KB. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC 2000 . pp : 277.

Sherwood Lauralee. 2003. Human Phisiology From Cells to Systems. Brooks/Cole.p. 397.

Susilowarno G, et al.. 2007. Biologi SMA untuk kelas XII. Jakarta : Grasindo.

Daftar Pustaka

top related