fix
Post on 29-Nov-2015
20 Views
Preview:
TRANSCRIPT
A. Tujuan Percobaan1. Mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis dan rapat jenis suatu zat
cair.2. Menentukan bobot jenis dan rapat jenis dari pelarut-pelarut sediaan farmasi
dengan menggunakan piknometer.
B. Dasar Teori
Apoteker sering menggunakan bobot jenis dan rapat jenis ketika menggabungkan antara massa dan volume. Berat jenis adalah besaran turunan karena menggabungkan unit massa dan voume. itu didefinisikan sebagai massa per satuan volume pada suhu dan tekanan yang tetap dan dinyatakan dalam g/cm3. Dalam satuan SI, berat jenis dinyatakan sebagai kg/cm3 (Sinkg 2006 : 22).
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Bobot jenis menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap bobot suatu zat baku, misalnya air, yang merupakan zat baku untuk sebagian besar perhitungan dalam farmasi dan dinyatakan memiliki bobot jenis 1,00. Sebagai perbandingan, bobot jenis gliserin adalah 1,25, artinya bobot gliserin 1,25 kali bobot volume air yang setara, dan bobot jenis alkohol adalah 0,81, artinya bobot alkohol 0,81 kali bobot volumeair yang setara. Zat yang memiliki bobot jenis lebih kecil dari 1,00 lebih ringan daripada air. Sedangkan zat yang memiliki bobot jenis lebih besar dari 1,00 lebih berat daripada air. Penerapan bobot jenis dalam farmasi adalah sebagai faktor yang memungkinkan pengubahan jumlah zat dalam formula farmasetik dari bobot menjadi volume dan sebaliknya bobot jenis juga digunakan untuk mengubah pernyataan kekuatan dalam b/b, b/v, dan v/v (Ansel 2006 : 210-212).
Rapat jenis berbeda dengan bobot jenis, adalah angka yang murni tanpa dimensi, bagaimanapun juga, dapat diubah menjadi berat jenis dengan menggunakan formula yang tepat. Rapat jenis didefinisikan sebagai rasio massa jenis zat dengan kerapatan air, koefisien untuk kedua zat ditentukan pada suhu yang sama kecuali ditentukan. Rapat jenis didefinisikan lebih sering untuk tujuan tertentu sebagai rasio massa zat dengan massa volume yang sama dari air pada 40c atau sama suhu tertentu lainnya. notasi berikut sering ditemukan menemani pembacaan rapat jenis: 250/250, 250/40, dan 40/40. angka pertama mengacu pada suhu udara di mana zat ditimbang. Garis miring adalah suhu air yang digunakan. Farmakopemenggunakan dasar 250/250
untuk mengekspresikan rapat jenis. Rapat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai jenis piknometer, Mohr-Westphal, hidrometer, dan yang lainnya. pengukuran dan perhitungan yang dibahas dalam kimia dasar, fisika, dan buku farmasi (Sinkg 2006 : 22).
Rapat jenis adalah perbandingan yang dinyatakan dalam decimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat mempunyai temperature yang sama atau temperature yang telah diketahui. Air digunakan untuk
standar untuk zat cair dan padat, hydrogen atau udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan. Pada 4oC, kepadatan air adalah 1 g dalam satu centimeter kubik. Karena USP menetapkan 1 ml dapat dianggap equivalent dengan 1 cc, dalam farmasi, berat 1 g air dianggap 1 ml (Ansel 2006 : 210-212).
C. Pemerian
1. Air suling
Nama resmi : Aqua Destilatta
Nama lain : Air suling / aquadest
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Carian jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pelarut
Titik Didih : 100 ° C
Titik Beku : 0 ° C
Bobot Jenis : menurut FI IV
Suhu Bobot perliter air
(gram)
20 997,18
25 996,02
30 994,62
2. Alkohol
Nama Resmi : Aethanolum
Nama Lain : Alkohol
RM/BM : C2H6O / 46,0
Pemerian : cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah
bergerak, bau khas dan rasa panas.
Kelarutan : Hampir larut dalam larutan
Penyimpanan : dalam wadah tertututp rapat
Kegunaan : antiseptic
Titik Didih : 78 ° C
Titik Beku :-112 °C
3. Gliserin
Nama Resmi : Gliserolum
Nama Lain : Gliserol
Pemerian : cairan seperti sirup, tidak berwarna, tidak berbau, manis
disertai hangat
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol 95 %, praktis
tidak larut dalam kloroform dalam eter dan dalam minyak
lemak dan dalam minyak menguap
Titik Lebur : 18° C
Titik Didih : 290 ° C
Bobot Jenis : 1,261 g/ml
Kegunaan : zat tambahan sebagai perasa
4. Minyak Cengkeh
Nama Resmi : Oleum Caryophily
Nama Tanaman Asal : Eugenia caryophyllata ( Sreng )
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Egenol, asetilegenol
Penggunaan : Zat tambahan
Pemerian : Minyak cair yang baru disuling, tidak berwarna
atau kuning pucat, jika disimpan atau kena udara
makin tua dan makin kental, bau dan rasa seperti
cengkeh
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh,
terlindung dari cahaya
Bobot Jenis : 1,030-1,060
D. Alat dan Bahan
1. Piknometer
2. Timbangan Analitik
3. Pipet tetes
4. Gelas Beaker
5. Air Suling
6. Alkohol
7. Gliserin
8. Minyak Cengkeh
E. Prosedur Percobaan
Dibersihkan dengan
Keringkan dalam
Dinginkan
Timbang
Bersihkan, keringkan, dinginkan
Masukkan
Timbang
Diaduk
F. Pengamatan
Piknometer
Air suling dan alkohol 70%
Oven pada suhu 100o C dalam waktu 60 menit
Pada suhu ruangan
Piknometer kosong dengan timbangan analitik (triplo)
Sampel kedalam piknometer hingga mencapai tutup piknometer
Piknometer sampel dengan timbangan analitik (triplo) dan lakukan hal serupa pada sampel lainnya.
Catat hasil penimbangan
Piknometer seperti langkah awal
PIKNOMETER AQUADES
Penimbangan 1 Penimbangan 2 Penimbangan 3
PIKNOMETER ALKOHOL
Penimbangan 1 Penimbangan 2 Penimbangan 3
PIKNOMETER GLISERIN
Penimbangan 1 Penimbangan 2 Penimbangan 3
PIKNOMETER MINYAK CENGKEH
Penimbangan 1 Penimbangan 2 Penimbangan 3
G. Data dan Perhitungan
Data
PIKNOMETER MASSAPIKNOMETER 1
( gr )
RATA-RATA
STANDARDEVIASI
VOLUME
PIKNOMETE
R( ml )
KOSONG15,5976 15,5974 15,5975 15,5975 1x10-4 10
AIR SULING25,3059 25,3056 25,3055 25,3057 2,08x10-4 10
ALKOHOL23,3297 23,3288 23,3283 23,3289 7,09x10-4 10
GLISERIN28.0147 28,0146 28,0143 28,0145 1x10-4 10
MINYAK CENGKEH
25,4857 25,4857 25,4856 25,4857 5,77x10-5 10
Perhitungan
1. Air Suling
Massa = massa piknometer isi – massa piknometer kosong
= 25,3057 gr - 15,5975 gr
= 9,7082 gr
Bobot Jenis = massa air suling/ volume piknometer
= 9,7082 gr/ 10 ml
= 0.97082 gr/ ml
2. Alkohol
Massa = massa piknometer isi – massa piknometer kosong
= 23,3289 gr - 15,5975 gr
= 7,7314 gr
Bobot Jenis = massa alkohol/ volume piknometer
= 7,7314 gr/ 10 ml
= 0,77314 gr/`ml
Rapat jenis = bobot jenis alkohol/ bobot jenis air suling
= 0,77314 gr/ml / 0.97082 gr/ml
= 0,7964
3. Gliserin
Massa = massa piknometer isi – massa piknometer kosong
= 28,0145 gr - 15,5975 gr
= 12,417 gr
Bobot Jenis = massa gliserin/ volume piknometer
= 12,417 gr/ 10 ml
= 1,2417 gr/`ml
Rapat jenis = bobot jenis gliserin/ bobot jenis air suling
= 1,2417 gr/ml / 0.97082 gr/ml
= 1,2790
4. Minyak Cengkeh
Massa = massa piknometer isi – massa piknometer kosong
= 25,4857 gr - 15,5975 gr
= 9,882 gr
Bobot Jenis = massa minyak cengkeh/ volume piknometer
= 9,882 gr/ 10 ml
= 0,98882 gr/`ml
Rapat jenis = bobot minyak cengkeh/ bobot jenis air suling
= 0,98882 gr/ml / 0.97082 gr/ml
= 1,0185
H. Pembahasan
Dalam dunia farmasi berat jenis dan rapat jenis suatu zat sangat diperlukan
untuk menganalisis dan mengindentifikasi kemurnian sedian terutama sediaan cair,
selain itu bobot jenis juga dapat digunakan untuk mengetahui ketercampuran suatu zat
dengan zat lain. Bobot jenis dapat dihitung melalui perbandingan massa dari zat
tersebut dengan volumenya dengan suhu tertentu (biasanya 25oC). Dengan
mengetahui bobot jenis suatu zat cair dapat diketahui pula rapat jenis dengan
membandingkannya dengan bobot jenis zat cair yang telah terstandar pada suhu
tertentu ( dalam bidang farmasi biasanya digunakan 25º/25º). Dari percobaan yang
telah dilakukan, air digunakan sebagai pembandingnya karena selain mudah
dimurnikan, air juga tidak bersifat toksik dan mudah di dapatkan.
Setiap zat cair memiliki bobot jenis yang berbeda, hal inilah yang
mempengaruhi ketercampuran suatu zat cair dengan zat cair lain. Menurut Martin,A
(1993), Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukan ukuran dan
bobot molekul suatu komponen, tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat
karakteristik “pemadatan” (“Packing Characteristic”).
Ada beberapa alat untuk mengukur bobot jenis dan rapat jenis, yaitu
menggunakan piknometer, neraca hidrostatis (neraca air), neraca Reimann, dan neraca
Mohr Westphal. Pada percobaan ini alat yang digunakan berupa piknometer yang
terbuat dari kaca berbentuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas volume antara 10ml-
50ml. Dalam praktiknya alat ini sangat mudah digunakan untuk menentukan bobot
jenis dan rapat jenis, akan tetapi tingkat akurasi dari alat ini sangat kurang karena
penggunaannya secara manual tak terlepas dari kesalahan praktikan dalam mengukur
volume maupun massa dari zat yang akan diuji. Selain itu pengukuran menggunakan
piknometer ini juga menggunakan waktu yang lama.
Piknometer yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan menggunakan
air dan dibilas dengan alkohol, hal ini dilakukan karena alkohol mudah menguap
sehingga piknometer lebih cepat mengering selain itu alkohol juga berguna sebagai
antiseptikum (dapat membersihkan zat yang tertinggal dalam piknometer).
Piknometer yang telah dibilas dengan alkohol dikeringkan selama satu jam di dalam
oven. Ini dilakukan untuk mengembalikan piknometer pada bobot yang
sesungguhnya.
Untuk menentukan bobot dari suatu zat cair penimbangan piknometer
dilakukan dua kali. Pertama, piknometer yang bersih dan kering ditimbang
menggunakan timbangan analitik, penimbangan ini dilakukan secara tripla (ditimbang
tiga kali) dan dihitung rata-rata bobotnya. Kedua, piknometer diisi zat cair yang akan
diuji ditimbang secara tripla dan di dapatkan rata-rata bobotnya. Massa zat akan
didapatkan dari selisih antara piknometer kosong dan piknometer yang berisi zat cair.
Setelah melakukan percobaan ini didapati bahwa bobot jenis untuk air suling
adalah 0,970 g/ml, bobot jenis untuk alkohol adalah 0,773 g/ml, bobot jenis gliserin
adalah 1,241 g/ml, dan bobot jenis minyak cengkeh adalah 0,988 g/ml. Secara
literatur, bobot jenis untuk air suling adalah 0,997g/ml, bobot jenis untuk alkohol
adalah 0,8 g/ml, bobot jenis untuk gliserin adalah 1,25 g/ml, dan bobot jenis untuk
minyak cengkeh adalah 1,015 g/ml. Untuk percobaan penentuan rapat jenis pula
diperoleh hasilnya, yaitu untuk air suling adalah 1, untuk alkohol adalah 0,796, untuk
gliserin adalah 1,279, dan untuk minyak cengkeh adalah 1,018. Terdapat
penyimpangan dalam percobaan ini. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah
karena penyimpangannya masih relatif kecil sehingga dapat diabaikan.
Pada saat praktikum penentuan kerapatan dan bobot jenis zat-zat tersebut
sering terjadi penyimpangan sehingga memberikan hasil yang berbeda dengan yang
seharusnya (sesuai ketentuan di Farmakope Indonesia). Penyimpangan-penyimpangan
ini antara lain disebabkan oleh karena berbagai kesalahan pada saat melakukan
praktikum, seperti kesalahan penimbangan, cara penutupan piknometer yang salah,
piknometer belum benar-benar kering dan bersih, dan volume zat cair yang di
masukkan ke dalam piknometer tidak tepat. Selain itu pengaruh perubahan suhu yang
terlalu cepat dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat
menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya
pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit
untuk menghitung bobot jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya
senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar).
I. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan,yaitu :
1. Berat jenis dan rapat jenis digunakan untuk menganalisis dan mengindentifikasi
kemurnian sedian terutama sediaan cair, serta untuk mengetahui ketercampuran suatu
zat dengan zat lain.
2. Air digunakan sebagai pembanding yang terstandar karena mudah dimurnikan, tidak
bersifat toksik dan mudah di dapatkan.
3. Massa dan volume tidak hanya menunjukan ukuran dan bobot molekul suatu
komponen, tetapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat karakteristik.
4. Piknometer dikeringkan selama satu jam di dalam oven untuk mengembalikan
piknometer pada bobot yang sesungguhnya.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah temperatur, massa zat,
volume suatu zat, dan viskositasnya.
top related