evolusi kita
Post on 08-Dec-2015
265 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang telah telah kita ketahui bahwa zaman modern ini mahluk
hidup khususnya manusia telah mempelajari berbagai macam ilmu
pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap pembelajarannya manusia selalu
mendapatkan masalah dan perbedaan pendapat mengenai sesuatu yang
ditelitinya. dalam hal ini adalah meneliti asal usul kehidupan yang menjadi
permasalahan dari sejak berabad-abad tahun yang lalu sampai sekarang.
karena pada umumnya biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang alam
dan mahluk hidup yang ada disekitarnya.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui perkembangan teori evolusi
yang merupakan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan
itu sendiri. adapun hal lain yang ingin diperdalam dalam Makalah biologi
umum ini adalah mengenai keterkaitan antara ilmu biologi dengan ilmu yang
lainnya. Selain itu penulis juga ingin memperdalam tentang ilmupengetahuan
dimana telah diketahui bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu ilmu yang
mampu dibuktikan kebenarannya melalui metode ilmiah dalam hal ini adalah
praktikum biologi umum itu sendiri.Kemudian jika berbicara tentang asal usul
kehidupan tentu tidak akan lepas dari dinamika pro dan kontra teori-teori
evolusi. Oleh karena itu, melalui makalah ini saya ingin menjelaskan dan
menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan
dan teori-teori evolusi itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan teori evolusi ?
2. Apakah perbedaan dan kekhasan teori-teori evolusi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui perkembangan teori evolusi
2. Mengetahui perbedaan dan kekhasan teori-teori evolusi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Asal Usul Kehidupan
a. Teori Abiogenesis
1. Anthoni Van Leuweenhoek
Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723)ialah orang yang
pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Pada tahun
1675 Anthonie membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup
baik sehingga, dia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada
air hujan yang menggenang dan air jambangan bunga. Dari air hujan
yang menggenang di kubangan – kubangan dan dari air jambangan
bunga, ia memperoleh beraneka hewan bersel satu dengan
menggunakan mikroskop buatan yang diperbesar hingga 300 kali. Ia
tertarik dengan banyaknya benda kecil yang dapat bergerak yang tidak
terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut hewan hewan tersebut adalah
“animalcule” (hewan hewan yang sangat kecil) yang menimbulkan
perdebatan. Ada 2 pendapat yang muncul, satu mengatakan
animalcules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan
misalnya fermentasi. Pendapat ini mendukung teori yang mengatakan
bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses
abiogenesis. Konsep ini dikenal sebagai generatio spontanea.
(Budiyanto, tanpa tahun)
2. John Needham
John Needham (1713 – 1781) adalah seorang pendeta dari
Irlandia. Selama tahun 1745 – 1750 ia mengadakan eksperimen
eksperiman atau percobaan dengan daging yang direbus. Ia juga
mengadakan eksperimen eksperimen dengan berbagai rebusan padi –
padian dan lain sebagainya. Meskipun air rebusan tersebut
disimpannya rapat – rapat dalam botol tertutup, namun timbullah
mikroorganisme dengan kata lain menurutnya kehidupan dapat timbul
dari benda mati. Pendapat ini dikenal sebagai abiogenesis. Kemudia
air tersebut disimpannya dalam rapat – rapat dalam botol tertutup dan
dia mengamati bahwa terdapat mikroorganisme pada awal percobaan.
Sehingga disimpulkan bahwa jasad – jasad (mikroorganisme) tersebut
terjadi secara spontan dari daging. Dengan kata lain bahwa
animalcules berasal dari air kaldu hasil rebusan daging yang kemudian
terori tersebut dipatahkan oleh Lazzaro Spallazani. ( Budiyanto,tanpa
tahun)
b. Teori Biogenesis
Teori Biogenesis merupakan teori yang mengatakan bahwa makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup yang ada sebelumnya.Teori ini
didukung oleh beberapa penelitian.
1. Percobaan Francesco Redi
Pada tahun 1668, seorang dokter italia yang bernama francesco redi
melakukan percobaan untuk menunjukan bahwa ulat tidak muncul dari
daging yang membusuk melainkan dari telur lalat. Pada percobaannya,
francesco redi menggunakan 2 buah toples yang berisi daging. Toples
pertama diisi daging dan ditutup dengan rapat.Toples kedua diisi
dengan daging dan di biarkan terbuka.Setelah didiamkan beberapa
hari, daging pada toples pertama tidak mengandung ulat.Sebaliknya
pada toples kedua dagingnya mengandung ulat. Dari percobaan
tersebut francesco redi menyimpulkan bahwa ulat yang terdapat pada
toples kedua berasal dari lalat. Lalat yang hinggap pada daging
tersebut bertelur, dan telurnya tersimpan dalam daging tersebut
kemudian menetas dan menjadi ulat.
Hasil percobaan ini tidak dapat diterima oleh para pendukung teori
abiogenesis, karena pada toples pertama yang tertutup rapat udara
tidak dapat masuk, sehingga kehidupan tidak dapat terjadi. Untuk
membuktikan kebenaran teorinya, maka francesco redi melakukan
percobaan yang kedua. Pada percobaannya kali ini daging diletakkan
pada toples yang tidak ditutup dengan kain kasa sehigga udara masih
dapat masuk, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil dari percobaan
tersebut adalah daging membusuk dan pada daging terdapat beberapa
ulat. Kesimpulan yang diambl dari percobaan ini adalh bahwa ulat
tidak berasal dari daging yang membusuk melainkan dari lalat yang
hinggap di kain kasa dan telurnya jatuh di atas daging.
2. Percobaan Lazzaro Spallanzani
Penelitian mengenai biogenesis juga dilakukan oleh pendeta
berkebangsaan italy, Lazzaro Spallanzani pada tahun 1765. Ia
mencoba membuktikan bahwa mikroorganisme yang ditemukan oleh
Leeuwwenhoek tidak muncul dengan sendirinya. Spallanzani
melakukan percobaan dengan dua buah labu yang berisi air kaldu
nutrien yang dipanaskan.Labu pertama diisi air kaldu nutrien, yang
dipanaskan hingga suhu mencapai 15°C dan dibiarkan terbuka.Labu
kedua diisi air nutrien, kemudian dipanaskan hingga mendidih
(100°C), dan disumbat dengan gabus.Sesudah itu kedua labu
didinginkan dan didiamkan selama satu minggu.Hasil percobaan ini
adalah pada labu pertama air kaldu sedangkan pada labu kedua air
kaldu tetap jernih, tidak berbau, dan tidak mengandung
mikroorganisme.Tetapi, jika selanjutnya labu kedua dibiarkan terbuka
maka setelah beberapa hari air kaldu menjadi keruh dan berbau.
Dari percobaan spallanzani ini dapat disimpulkan bahwa
aktivitas mikroorganisme pada labu pertama menyebabkan air kaldu
menjadi berbau.Mikroorganisme ini berasal dari udara karena labu
tidak tertutup.Pada labu kedua tidak terjadi perubahan pada kaldu,
karena mikroorganisme dari udara luar tidak dapat masuk.Penelitian
mengenai biogenesis juga dilakukan oleh pendeta berkebangsaan italy,
Lazzaro Spallanzani pada tahun 1765. Ia mencoba membuktikan
bahwa mikroorganisme yang ditemukan oleh Leeuwwenhoek tidak
muncul dengan sendirinya. Spallanzani melakukan percobaan dengan
dua buah labu yang berisi air kaldu nutrien yang dipanaskan. Labu
pertama diisi air kaldu nutrien, yang dipanaskan hingga suhu mencapai
15°C dan dibiarkan terbuka. Labu kedua diisi air nutrien, kemudian
dipanaskan hingga mendidih (100°C), dan disumbat dengan gabus.
Sesudah itu kedua labu didinginkan dan didiamkan selama satu
minggu. Hasil percobaan ini adalah pada labu pertama air kaldu
sedangkan pada labu kedua air kaldu tetap jernih, tidak berbau, dan
tidak mengandung mikroorganisme. Tetapi, jika selanjutnya labu
kedua dibiarkan terbuka maka setelah beberapa hari air kaldu menjadi
keruh dan berbau.
3. Percobaan Louis Pasteur
Penelitian spallanzani disempurnakan oleh Louis Pasteur,
seorang ahli biokimia dan mikrobiologi dari perancis.Pasteur juga
mendidihkan gelas labu berisi kaldu, tetapi leher labu tidak di tutup
rapat-rapat melainkan dibentuk seperti huruf S atau leher angsa,
sehingga ujungnya tetap terbuka (udara dapat masuk).
Labu berleher angsa diisi dengan air kaldu nutrien, kemudian didihkan
hingga steril.Setelah itu labu didinginkan dan didiamkan.Setelah beberapa
hari air kaldu dalam labu leher angsa tetap jernih, meskipun udara dapat
masuk kedalam tabung.Mikroorganisme yang ada di udara tidak dapat
mencapai air kaldu karena terjebak dalam leher labu yang panjang.Tetapi jika
labu berleher angsa ini dimiringkan, sehingga iar kaldu bersentuhan dengan
udara yang terperangkap dileher labu, maka beberapa hari kemudian air kaldu
menjadi keruh. Percobaan ini membuktikan bahwa mikroorganisme pada air
kaldu berasal dari mikroorganisme yang ada di udara,bukan berasal dari air
kaldu
D. Teori biologi modern.
Teori biologi modern merupakan teori evolusi kimia, yang
berpendapat bahwa bumi ini pada awalnya sangat panas sekali, kemudian
suatu ketika bumi mengalami proses pendinginan. Para ahli geologi
beranggapan bahwa pada mulanya keadaan suhu dibumi ini sangat
tinggi.Akan tetapi, pada suatu saat bumi mengalami pendinginan. Pada proses
pemanasan dan pendinginan tersebut, banyak terbentuk bahan-bahan kimia.
Bahan-bahan yang berat akan masuk ke dalam permukaan bumi karena
adanya gaya gravitasi, sedangkan bahan-bahan yang ringan akan berada si
bagian luar bumi yang disebut atmosfer.susunan atmosfer pada masa itu amat
berbeda dengan susunan isi atmosfer sekaran. Pada atmosfer purba tidak
terapat unsur oksigen, kerena suhu yang amat tinggi oksigen mudah
bersenyawa dengan unsur-unsur lain. Dari proses-proses tersebut maka dapat
dihasilkan bahan-bahan kimia. Bahan-bahan yang berat akan menyusun bumi
sedangkan bahan yang ringan akan menyusun atmosfer. Teori evolusi kimia
dicetuskan oleh beberapa tokoh berikut.
1. Harold Urey. Urey adalah seorang ilmuwan Amerika Serikat yang
berpendapat bahwa atmosfer bumi pada suatu saat kaya akan molekul-
molekul seperti CH4 (metana), NH3 (ammonia), H2(hidrogen) dan H2O
dalam bentuk gas. Adanya energi yang berasal dari aliran listrik halilintar dan
radiasi sinar kosmis, akan mengakibatkan molekul-molekul tersebut
mengadakan reaksi kimia untuk membentuk zat-zat hidup. Zat hidup yang
mula-mula ada kira-kira seperti virus sekarang.Zat hidup ini setelah berjuta-
juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis organisme.
2. Stanley Miller. Miller adalah murid dari Urey.Ia membuat suatu percobaan
untuk membuktikan teori Urey. Ia melakukan percobaan dengan mengisi
tabung-tabung dengan CH4, NH3, H2, dan H2O. Campuran gas-gas tersebut
dialirkan melalui labu dilengkapi elektroda yang dapat melepaskan bunga api
listrik yang bertegangan tinggi selama satu minggu. Setelah percobaan
tersebut, dilihat ternyata ditemukan beberapa jenis asam amino.Asam amino
adalah zat yang menyusun protoplasma makhluk hidup.Pada temuannya ini
asam amino tersebut belum menunjukkan gejala hidup.
3. A.I. Oparin. Oparin adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Rusia. Oparin
juga memiliki gagasan yang sama seperti Urey, tetapi Oparin tidak dapat
membuktikan bahwa reaksi gas CH4, NH3, H2dan H2O membentuk asam
amino. Ia berpendapat bahwa asam amino terbentuk secara alami. Menurut
Oparin, lautan bumi pada awalnya memiliki persediaan cukup bahan-bahan
organik. Dalam waktu yang lama maka bahan-bahan organik tersebut akan
berikatan satu dengan lainnya membentuk selaput-selaput, kemudian molekul
organik berselaput ini akan mengikat molekul lainnya dan menyatukan diri
sehingga terbentuk gabungan molekul baru yang karakteristik. Ikatan
kompleks inilah yang diperkirakan merupakan awal dari kehidupan.
B. Teori Evolusi
Teori evolusi secara kasar digambarkan sebagai teori yang
mengatakan bahwa manudia berasal dari binatang, jelasnya dari kera. Istilah
evolusi berarti perkembangan (dalam bahasa Inggris : evolution). Dalam ilmu
sejarah evolusi diartikan sebagai perkembangan sosial, ekonomis, politis yang
berjalan sedikit demi sedikit tanpa unsur paksaan. Istilah lawannya adalah
revolusi yang berarti sesuatu perkembangan yang terjadi secara cepat.
Selama perjalanan teori evolusi, sejak pertama kali digagas sampai
sekarang, telah mengalami tahapan-tahapan penting. Pada hakekatnya apa
yang telah digagas dan dikembangkan oleh para pakar evolusi itu selalu
menampilkan pemikiran yang bersifat :
1. Sebagai upaya untuk menjelaskan fakta-fakta dan memadukannya dengan
konsep esensial dalam teori evolusi, sehingga teori evolusi terus mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu demikian juga dengan konsep-konsepnya.
2. Teori evolusi tidak bertentangan dengan agama manapun di dunia
3. Teori evolusi modern dapat menjelaskan proses-proses yang terjadi/ mungkin
terjadi pada masa lampau, meskipun sebagian masih bersifat hipotetik, namun
selalu didasarkan pada fakta (fenomena) dan asumsi-asumsi yang kuat.
Organisme di bumi yang beraneka ragam itu merupakan hasil dari seleksi
alam.Kondisi alam yang selalu berubah (dinamik), baik yang berupa faktor
nirhayat (abiotik) maupun hayat (biotik), adalah sebagai penyeleksi. Individu
yang mampu menyesuaikan diri (karena kuat, tahan penyakit, dsb) terhadap
perubahan alam akan dapat bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu
akan terseleksi (tereliminasi, mati). Struktur dan fungsi tubuh makhluk yang
telah lolos dari seleksi merupakan sifat yang akan diwariskan kepada generasi
penerusnya. Berbagai teori tentang evolusi mulai berkembang diantaranya
adalah :
1. Teori Darwin
Charles Darwin (1809 – 1882) merupakan ahli zoologi. Darwin
menelaah pengalaman dari pemelihara burung merpati di Inggris.
Ternyata dengan cara pemeliharaan yang berencana dan tekun mereka
berhasil memperoleh burung merpati yang jenisnya amat berbeda dari
jenis semula. Darwin mempelajari variasi yang terdapat pada berbagai
burung jenis merpati yang dipelihara (domestikasi) oleh para
penggemar burung di Inggris. Darwin menemukan berbagai variasi,
seperti : merpati gundul, merpati jambul, merpati pos, merpati ekor
merak, pouter, dsb. Waktu itu Darwin menganggap bahwa variasi itu
adalah spesies (ini tidak benar sete-lah ditemukan definisi
spesies).Semua variasi itu dinyatakan sebagai peristiwa spesiasi
(pembentukan spesies baru) yang berasal dari moyang merpati, yaitu
merpati liar (rock pigeon) yang masih banyak hidup di Inggris.
Dia juga Melakukan observasi tentang asal-usul burung di
kepulauan Galapagos. Sasaran pengamatannya adalah burung finch
(emprit branjangan).Darwin menemukan fakta bahwa berbagai spesies
finch, berdasarkan pada tempat hidup (habitat khusus) dan jenis
makanannya, terdapat variasi pada struktur paruh mereka.
Darwin mengambil kesimpulan bahwa apa yang dapat dicapai
oleh manusia dengan cara berencana, dapat pula tercapai oleh alam
sendiri dengan cara seleksi alam. Ia berpandangan bahwa dalam
perjuangan hidup hanya hewan paling uletlah yang paling mampu
menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan keadaan iklim dan lingkungan
disekitarnya.
Menurut Darwin evolusi terjadi karena adanya seleksi alam
(faktor alam yg mampu menyeleksi makhluk hidup. Adaptasi
merupakan penyebab terjadinya seleksi alam (mekanisme seleksi
alam).Ia juga mengoreksi pendapat Lamarck tentang jerapah. Jerapah
yang berleher panjang berasal dari yang berleher panjang pula,
sedangkan yang berleher pendek musnah.Faktor yang menyebabkan
evolusi (mekanisme evolusi adalah seleksi alam).Dari teori yang ada,
Darwin menyusun bukti-bukti dan mengemukakan suatu teori untuk
menjelaskan bagaimana evolusi tersebut berlangsung. Ia menjelaskan
data, yang dikatakannya sebagai bukti, sebagai berikut :
a. Kecepatan reproduksi semua spesies (jenis) melebihi kecepatan
penambahan persediaan makanan.
b. Semua organisme menunjukkan variasi, tidak ada dua individu dlm
satu jenis yg persis sama.
c. Semakin banyak individu memiliki peluang untuk hidup, tetapi karena
keterbatasan makanan, tiap individu harus berjuang mempertahankan
hidup, yang didukung oleh : ukuran tubuh, kekuatan, kemampuan lari,
atau ciri apapun untuk bertahan yang menyebabkan individu punya
kelebihan tehradap yang lain.
d. Ciri yang mendukung kemampuan bertahan hidup akan diwariskan
kepada generasi berikutnya.
e. Sepanjang masa geologik, variasi-variasi yang mampu bertahan akan
menghasilkan perbedaan yang kian nyata, dan terbentuklah jenis baru.
Selanjutnya Darwin menyatakan inti (konsep pokok) teori
evolusi dapat dibagi menjadi beberapa pokok berikut ini :
1. Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi karateristik
yang muncul dalam penampakan fenotip organisasi tersebut.
2. Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah setiap
spesies relatif tetap. Hal ini terjadi karena banyak individu yang
tersingkir oleh predator, perubahan iklim dan proses persaingan.
3. Struggle for existance (usaha yang keras untuk bertahan ) merupakan
suatu usaha individu organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan
variasi yang tidak sesuai untuk kondisi-kondisi yang umum di alam,
akan tersingkir. Adapun individu-individu dengan variasi yang
menguntungkan dapat melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak
diri dengan berproduksi.
4. The survival of fittest, ketahanan didapat dari organisme yang memiliki
kualitas paling sesuai dengan lingkungan. Individu-individu yang
dapat hidup akan mewariskan variasi-variasi tersebut kepada generasi
berikutnya.
Seiring dengan berkembangnya pengetahuan biologi pada abad ke-18,
pemikiran evolusi Darwin mulai menelusuri kembali pemikiran beberapa
filsuf seperti Pierre Maupertuis (1745) dan Erasmus Darwin
(1796).Pemikiran biologiawan Jean-Baptiste Lamarck tentang
transmutasi spesies juga memiliki pengaruh yang kuat. Charles Darwin
merumuskan pemikiran seleksi alamnya pada tahun 1838 dan masih
mengembangkan teorinya pada tahun 1858 ketika Alfred Russel Wallace
mengirimkannya teori yang mirip, melalui suratnya "Surat dari Ternate".
Keduanya diajukan ke Linnean Society of London sebagai dua karya yang
terpisah. Pada akhir tahun 1859, publikasi Darwin, On the Origin of
Species, menjelaskan seleksi alam secara detail dan memberikan bukti yang
mendorong penerimaan luas evolusi dalam komunitas ilmiah.
Gambar 1. Teori evolusi menurut Darwin, dimana jerapah yang saat ini
memiliki leher panjang muncul karena adanya seleksi alam dan selanjutnya
diwariskan pada keturunannya.
2. Teori Weissman
Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang hidup
pada tahun 1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya
seleksi alam terhadap faktor genetis.Variasi yang diwariskan dari induk
kepada anaknya bukan diperoleh dari lingkungannya tetapi perubahan yang
diatur oleh faktor genetik atau gen.
Pendapat Weismann ini adalah menentang pendapat Lamarck,
Weismann menyatakan bahwa perubahan sel tubuh karena pengaruh
lingkungan tidak diwariskan. Untuk membuktikan pendapatnya tersebut,
Weismann melakukan percobaan sebagai berikut: mengawinkan 2 ekor
tikus yang masing-masing dipotong ekornya. Ternyata anak-anaknya tetap
berekor. Anak-anak tikus itu setelah dewasa dipotong ekornya dan
dikawinkan sesamanaya, ternyata anak-anaknya tetap berekor. Percobaan
tersebut dilaksanakan 21 kali, ternyata hasilnya tetap (Amin, 2009) Dari
percobaan yang dilakukan tersebut maka akhirnya Weismann menarik
kesimpulan seperti berikut:
a. Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak diwariskan
kepada generasi berikutnya.
b. Evolusi merupakan masalah genetika, artinya evolusi adalah gejala
seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.
3. Teori Lammarck
Pada abad ke-18, sejumlah naturalis (termasuk kakek Darwin,
Erasmus Darwin) berpendapat bahwa makhluk hidup berevolusi seiring
perubahan lingkungan. Namun, hanya satu pendahulu Charles Darwin
yang mengajukan mekanisme bagaimana makhluk hidup berubah seiring
waktu: ahli biologi Prancis Jean-Baptiste de Lamarck (1744-1829).
Lamarck menerbitkan hipotesisnya pada 1809 tahun ketika Darwin
dilahirkan.Dengan membandingkan spesies hidup dan bentuk
fosil.Lamarck menemukan sesuatu yang tampaknya merupakan sejumlah
garris keturunan.Masing-masing garis keturunan merupakan rangkaian
kronologis dari fosil yang lebih tua ke fosil yang lebih muda dan
mengarah ke spesies yang masih ada saat ini.Ia menjelaskan temuannya
menggunakan dua prinsip. Prinsip pertama adalah digunakan atau dibuang
(use ndisuse), gagasan bahwa bagian tubuh yang sering digunakan
menjadi lebih besar dan kuat, sementara yang jarang digunakan menjadi
lemah. Sebagai contoh, ia menyebutkan jerapah yang meregangkan
lehernya untuk mencapai dedaunan dicabang yang tinggi. Prinsip kedua,
pewarisan sifat dari karakteristik yang diperoleh (inheritance of aquired
characteristic), menyatakan bahwa suatu organisme dapat meneruskan
modifikasi-modifikasi karakteristik kepada keturunannya.Lamarck
menalar bahwa leher yang panjang dan berotot milik jerapah yang masih
hidup saat ini telah dievolusikan selama beberapa generasi seiring
rentangan leher jerapah yang semakin tinggi.Lamarck juga mengira bahwa
evolusi terjadi karena organisme memiliki dorongan bawaan untuk
menjadi lebih kompleks. Darwin menolak gagasan ini, namun ia juga
menduga bahwa variasi muncul dalam proses evolusi sebagian melalui
pewarisan sifat yang diperoleh. Akan tetapi, pemahaman kita sekarang
mengenai genetika menggugurkan mekanisme ini: tidak ada bukti bahwa
karakteristik yang diperoleh dapat diwariskan memalui cara yang diajukan
oleh Lamarck. h. Teori Darwin Darwin menalar bahwa dalam jangka
waktu yang amat panjang, penurunan dengan modifikasi pada akhirnya
menyebabkan tingginya keanekaragaman makhluk hidup yang kita lihat
sekarang ini. Darwin memandang sejarah kehidupan sebagai sebuah
pohon, dengan banyak cabang dari batang bersama menuju keujung-ujung
ranting termudah.Ujung-ujung ranting tersebut mencerminkan
keanekaragaman organisme yang ada saat ini.Setiap percabangan pada
pohon mencerminkan nenek moyang dari semua garis evolusi yang
kemudian bercabang dari titik tersebut. Spesies yang berkerabat dekat,
misalnya gajah Asia dan gajah Afrika, sangat mirip sebab mereka berada
pada garis keturunan yang sama sebelum baru-baru ini memisah dari
nenek moyang bersama mereka. Dalam upayanya untuk
mengklasifikasikan makhluk hidup, Linnaeus menyadari bahwa sejumlah
organisme memiliki kemiripan yang lebih banyak daripada organisme
lain, namun ia tidak mengaitkan kemiripan tersebut dengan evolusi.
Bagaimanapun juga karna ia telah menyadari bahwa keanekaragaman luar
biasa dari organisme dapat disusun ke dalam “kelompok dibawah
kelompok” (ungkapan Darwin), sistem Linnaeus sangat sesuai dengan
hipotesis Darwin. Bagi Darwin, hirarki Linnaean mencerminkan sejarah
percabangan dari pohon kehidupan dengan organisme pada tingkat yang
berbeda berkerabat melalui penurunan dari nenek moyang bersama.
Dalam bukunya tersebut Lamarck mengatakan sebagai berikut :
a. Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat
yang diwariskan melalui proses adaptasi lingkungan.
b. Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada
keturunannya.
c. Organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh
membesar, sedangkan organ yang tidak digunakan akan
mengalami pemendekan atau penyusutan, bahkan akan
menghilang.
Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah.
Menurut Lamarck, pada awalnya jerapah memiliki leher pendek. Karena
makanannya berupa daun-daun yang tinggi, maka jerapah berusaha untuk
dapat menjangkaunya. Karena terbiasa dengan hal ini maka semakin lama,
leher jerapah menjadi semakin panjang dan pada generasi berikutnya akan
lebih panjang lagi.
Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles
Darwin) yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada
yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang.Jerapah-jerapah
tersebut berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan
tersebut jerapah berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat
ini akan diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek
akan mati dan perlahan- lahan mengalami kepunahan.
Gambar 3. Teori evolusi menurut Lamarck menjelaskan bahwa Jerapah yang
memiliki leher panjang didapat dari jerapah yang memperoleh makanan dengan
menjangkau daun yang tinggi sehingga lama kelamaan lehernya akan memanjang,
juga struktur organ di dalam tubuh jerapah mengalami perubahan.
5. Teori Neo-Darwinisme
Sekelompok ilmuwan yang bersikukuh mempertemukan Darwinisme
dengan ilmu genetika dengan segala cara berkumpul dalam sebuah
pertemuan yang diadakan oleh “The Geological Society of Amerika” atau
Perkumpulan Masyarakat Geologi Amerika, pada tahun 1941. Setelah
dilakukan pembicaraan panjang, mereka setuju untuk membuat
penjelasan baru tentang Darwinisme. Beberapa tahun setelah itu,
beberapa ahli menghasilkan sebuah sintesis yang merupakan hasil
perpaduan dari berbagai bidang mereka menjadi sebuah teori evolusi lain
yang diperbaharui.
Para ilmuwan yang berperan serta dalam membangun teori baru ini
termasuk ahli genetika, yaitu G. Ledyard Stebbins dan Theodosius
Dobzhansky, ahli ilmu hewan Ernst Mayr dan Julian Huxley, ahli
palaentologi George Gaylond Simpson dan Glenn L, serta ahli genetika
matematis Sir Ronald A. Fisher dan Sewall Wright. Mutasi adalah
kerusakan yang terjadi untuk alasan yang tidak diketahui, dalam
mekanisme penurunan sifat pada makhluk hidup. Makhluk hidup yang
mengalami mutasi memperoleh bentuk yang tak lazim dan menyimpang
dari informasi genetik yang mereka warisi dari induknya.
Konsep “mutasi acak” diharapkan bisa menjawab pertanyaan tentang
asal usul variasi menguntungkan yang menyebabkan makhluk hidup
berevolusi sesuai dengan teori Darwin, sebuah kejadian yang Darwin
sendiri tidak bisa menjelaskannya, tetapi hanya mencoba menghindarinya
dengan mengacu pada teori Lamarck. Kelompok The Geological Society
of America (Perkumpulan Masyarakat Geologi Amerika) menamai teori
baru ini dan membuat rumusan dengan menambahkan gagasan mutasi
pada teori seleksi alam Darwin sebagai teori evolusi sintesis. Dalam
waktu singkat teori ini menjadi dikenal dengan nama neo-Darwinisme.
Namun, terdapat sebuah masalah besar. Memang benar bahwa mutasi
mengubah informasi genetik makhluk hidup, tetapi perubahan ini selalu
terjadi dengan dampak merugikan bagi makhluk hidup bersangkutan.
Semua mutasi yang teramati menghasilkan makhluk yang cacat dan
lemah, atau berpenyakit dan kadang membawa kematian pada makhluk
tersebut. Oleh karena itu, dalam upaya untuk mendapatkan contoh
mutasi-mutasi menguntungkan yang memperbaiki informasi genetika
pada makhluk hidup neo-Darwinisme melakukan banyak percobaan dan
pengamatan. Selama puluhan tahun, mereka melakukan percobaan mutasi
pada lalat buah dan berbagai spesies lainnya. Namun, tak satu pun dari
percobaan ini memperlihatkan mutasi yang memperbaiki informasi
genetik pada makhluk hidup.
Menurut para penganut neo-Darwinisme, saat ini permasalahan mutasi
masih menjadi kebuntuan besar bagi Darwinisme. Meskipun teori seleksi
alam menganggap mutasi sebagai satu-satunya sumber dari perubahan
menguntungkan, tidak ada mutasi dalam bentuk apapun yang teramati dan
benar-benar menguntungkan yang memperbaiki informasi genetik. Satu
kebuntuan lain bagi neo-Darwinisme datang dari catatan fosil. Bahkan
pada masa Darwin, fosil telah menjadi rintangan yang penting bagi teori
ini. Sementara Darwin sendiri mengakui tak adanya fosil spesies
peralihan. Dia juga meramalkan bahwa penelitian selanjutnya akan
menyediakan bukti atas bentuk peralihan yang hilang ini.
6. Teori Evolusi Modern
Evolusi molekuler (molecular evolution) pada dasarnya menjelaskan
dinamika daripada perubahan evolusi pada tingkat molekuler, disamping
itu untuk mendukung pemahaman tentang proses evolusi dan efek-efek
berbagai macam mekanisme molekuler, termasuk di dalamnya adalah
evolusi genom, gen-gen, dan produkproduknya (Graur & Hsiung Li,
2000). Lebih lanjut dikatakan bahwa studi tentang evolusi molekuler
berakar pada dua disiplin ilmu yang berbeda yaitu “genetika populasi “
dan “ biologi molekuler “. Genetika populasi melengkapi tentang dasar
teori untuk proses-proses evolusi, sementara biologi molekuler
melengkapi tentang data empirik. Jadi untuk memahami evolusi
molekuler tersebut sangat diperlukan pengetahuan dasar keduanya yaitu
genetika populasi dan biologi molekuler praktis (Sukmana,2012)
Menurut Greur & Hsung li dalam SUkmana (2012 ) menyatakan
bahwa pembahasan, lingkup, atau area evolusi molekuler meliputi dua
area yaitu: (1) evolusi makromolekul, dan (2) rekonstruksi sejarah evolusi
gen dan organisme. Area evolusi makromolekul menunjukkan
karakteristik perubahan dalam materi genetik (urutan DNA atau RNA)
dan produk-produknya (protein atau molekul RNA) serta terhadap rata-
rata dan pola perubahan yang tampak. Sedangkan area kedua filogeni
molekuler menjelaskan sejarah evolusi organisme dan makromolekul
seperti adanya keterlibatan data-data molekuler dan metodologi pohon
rekonstruksi. Senada dengan pendapat di atas Stearn dan Hoekstra dalam
Sukmana (2012) secara lebih sederhana menyatakan bahwa evolusi
molekuler mengkaji dan memandang evolusi dari rekaman sejarah dalam
urutan DNA dan protein. Berdasarkan beberapa rujukan dan pendapat ahli
di atas dapat disimpulkan pengertian dan lingkup dari evolusi molekuler
adalah suatu pendekatan pengkajian masalah evolusi yang berpijak pada
populasi genetika dan biologi molekuler dengan area atau lingkup
pengkajian pada perubahan materi genetik (urutan DNA atau RNA) dan
produknya (protein atau molekul RNA) serta rata-rata dan pola
perubahannya serta mengkaji pula sejarah evolusi organisme dan
makromolekul yang didukung data-data molekuler (filogeni molekuler).
Perubahan Evolusi Berbasis Urutan Nukleotida
Pada bagian ini difokuskan pada pembicaraan mengenai mutasi karena
peristiwa mutasi (secara molekuler) sangat erat kaitannya dengan
perubahan evolusi berbasis urutan nukleotida. Mutasi itu sendiri menurut
Lehninger dalam Sukmana (2012) dapat diartikan sebagai perubahan
permanen yang akan bersifat menurun pada genom (gengen atau urutan
nukleotida) suatu organisme. Lebih lanjut dikatakan bahwa mutasi dapat
mempengaruhi sebuah nukleotida (point mutations) atau beberapa
nukleotida yang saling berdekatan (segmental mutations). Sedangkan
Graur & Hsiung Li dalam Sukmana (2012) menyatakan mutasi adalah
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat replikasi DNA. Selanjutnya
disampaikan oleh Graur & Hsiung Li ada beberapa tipe mutasi yaitu: (1)
substitution mutations, penggantian sebuah nukleotida dengan yang
lainnya, (2) recombinations, pertukaran sebuah nukleotida dengan yang
lainnya, (3) deletions, pergerakan satu atau lebih nukleotida pada DNA,
(4) insertions, penambahan satu atau lebih nukleotida ke dalam urutan
(sekuen) DNA, dan (5) inversions, perputaran 180 derajat dari segmen
untai ganda (double-strand) DNA yang berisi dua atau lebih pasangan
basa.
B. Perbandingan Teori evolusi Lamarck, Weismann, dan Darwin
1. Teori Evolusi Lamarck Vs Teori Evolusi Darwin
Teori Evolusi Lamarck berisi dua gagasan utama, yaitu:
a. Gagasan use and disuse (digunakan dan tidak digunakan) bagian tubuh
yang digunakan secara intensif untuk menghadapi suatu lingkungan
tertentu akan menjadi besar dan kuat. Sementara itu, bagian tubuh yang
jarang digunakan akan mengalami kemunduran.
b. Sifat atau ciri-ciri dari lingkungan dapat diwariskan kepada keturunannya.
Contoh teori ini adalah evolusi pada jerapah berleher panjang. Menurut
Lamarck, nenek moyang jerapah sebenarnya berleher pendek. Jerapah
yang berleher pendek menjulurkan lehernya untuk mencapai makanannya
pada daun-daun cabang pohon yang tinggi.Oleh karena itu, leher jerapah
menjadi panjang. Sifat leher jerapah yang panjang tersebut akan
diwariskan pada keturunannya. Dengan demikian, semua jerapah berleher
panjang.Sebaliknya, menurut Darwin, evolusi terjadi melalui seleksi alam
dengan adanya adaptasi makhluk hidup.Darwin berpendapat bahwa nenek
moyang jerapah terdiri atas jerapah yang berleher panjang dan jerapah
berleher pendek.Karena makanan jerapah adalah daun-daunan di pohon
yang tinggi, maka hanya jerapah berleher panjang yang dapat
menjangkaunya.Jerapah berleher pendek tidak dapat menjangkau daun-
daun di pohon yang tinggi tersebut sehingga kekurangan makanan dan
akhirnya mati.
2. Teori Darwin Vs Teori Weismann
Sebenarnya, Weismann tidak menentang pandangan Darwin, tetapi
lebih menjelaskan pandangan Darwin mengenai seleksi alam. Weismann
berpendapat bahwa perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan
tidak akan diwariskan kepada keturunannya. Evolusi menyangkut
bagaimana pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin, artinya evolusi
adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika. Sifat leher
panjang atau pendek jerapah dikendalikan oleh gen. Gen untuk leher
panjang bersifat dominan.Sedangkan, gen untuk leher pendek adalah
resesif. Karena jerapah berleher pendek tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungan, maka jerapah ini akan punah.
3. Teori Evolusi Lamarck Vs Teori Evolusi Weismann
Lamarck berpendapat bahwa makhluk hidup beradaptasi terhadap
lingkungannya melalui perubahan pada organ tubuhnya.Kemudian, sifat
atau fungsi organ tersebut diwariskan kepada keturunannya. Menurut
Lamarck, nenek moyang menjangan tidak bertanduk. Namun,
dikarenakan sering mengadu kepala, maka tanduk tumbuh di kepala
menjangan.Teori Lamarck ditentang oleh Weismann.Weismann
berpendapat bahwa perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan
tidak diwariskan pada keturunannya.Weismann membuktikan teorinya
dengan mengawinkan dua ekor tikus yang masing-masing ekornya telah
dipotong.Kemudian, anak-anak yang sudah dewasa dipotong ekornya dan
dikawinkan dengan sesamanya.Hasilnya tetap anak-anak tikus yang
berekor. Percobaan ini dilakukan hingga 21 generasi tikus dan hasilnya
tetap sama.
Tabel 1. Perbandingan Teori Evolusi Darwin, Lamarck dan Weissman
Darwin Lamarck Weissman
Munculnya suatu spesies
yang berbeda dengan nenek
moyang didapat dari adanya
kemampuan adaptasi hewan
terhadap lingkungan.
Adaptasi merupakan
penyebab terjadinya seleksi
alam
Ciri yang mendukung
kemampuan bertahan hidup
akan diwariskan kepada
generasi berikutnya.
Sepanjang masa geologik,
variasi-variasi yang mampu
bertahan akan menghasilkan
perbedaan yang kian nyata,
dan terbentuklah jenis baru.
Makhluk hidup
beradaptasi dengan
lingkungan melalui
perubahan pada
organ tubuhnya
kemudiandiwariskan
ke keturunannya.
Bagian tubuh yang
seringkali digunakan
akan beradaptasi
dengan keadaan
menjadi semakin kuat
Sifat atau cirri yang
muncul karena
adanya pengaruh
lingkungan dapat
diwariskan.
Sifat pada
individu
bergantung pada
gen
Perubahan sel –
sel tubuh
terhadap
lingkungan tidak
dapat di wariskan
ke keturunan.
Seleksi alam
bukanlah factor
penentu
terjadinya
evolusi, namun
seleksi alam
merupakan salah
satu factor
pendukung
terjadinya
evolusi.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas , maka dapat disimpulkan bahwa
masing-masing para ahli ilmu pengetahuan alam memiliki pandangan yang
berbeda-beda mengenai teori evolusi sesuai dengan eksperimen-
eksperimen yang telah dilakukannya. Masing-masing pendapat tersebut
didasarkan oleh percobaan yang telah dibuktikan sendiri oleh para ahli
tersebut dan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tersebut masing-
masing memiliki kelemahan-kelemahan, sehingga masing-masing teori
yang dipaparkan saling melengkapi satu sama lainnya. Teori evolusi terus
mengalami perkembangan. Teori-teori tersebut memiliki kekurangan dan
kelebihan.. Kemudian teori berikutnya muncul untuk menyempurnakan
teori tersebut. Berdasarkan beberapa teori tentang asal-usul kehidupan
tersebut, menjadikan pengetahuan awal yang membuka ragam kehidupan
sampai sekarang ini.
2. Saran
Daftar Rujukan
Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Fried, George. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Pratiwi. 2007. Biologi SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Yunus, 2006. Teori Evolusi Darwin dalam Pandangan Sains dan Islam. Depok:
Prestasi
top related