evaluasi program pembelajaran ekonomi kelas xi sma
Post on 01-Oct-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Eko Putro, dkk.-2020
Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
LAPORAN PENELITIAN
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN EKONOMI
KELAS XI SMA KABUPATEN PURWOREJO
TAHUN 2018/2019
Ketua Tim Peneliti : Prof. Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd
Anggota Tim Peneliti : 1. Dra. Sri Kustilah , M.Pd. NIDN : 0008085601
2. Cahyana Nursidiq, M.Pd NIDN : 0302038405
3. Umi Muslimah NIM : 152130012
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
JUNI 2020
Eko Putro, dkk.-2020
2 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Penelitian : Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi Kelas XI SMA
Kabupaten Purworejo Tahun 2018/2019
2. Bidang : Pendidikan
3. Ketua Peneliti :
a. Nama : Prof. Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd
b. NIDN : 0013036101
c. Jabatan : Guru Besar
d. Program Studi : Pendidikan Ekonomi
4. Lokasi Penelitian : Kabupaten Purworejo
5. Lama Penelitian : 11 Bulan
6. Biaya Penelitian :
a. Jumlah biaya diajukan ke UMP : Rp. 6.000.000,-
b. Biaya dari sumber lain : Rp. 0
Purworejo, 22 Juni 2020
Mengetahui, Ketua Peneliti,
Dekan FKIP,
Yuli Widiyono, M.Pd. Prof. Dr. S. Eko Putro Widoyoko
NIDN: 0616078301 NIDN: 0013036101
Mengetahui,
Ketua Lembaga Penelitian,
Dr. Sriyono, M.Pd.
NIDN: 0613027101
Eko Putro, dkk.-2020
3 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadlirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
yang dilimpahkan kepada kami sehingga kami berhasil menyusun laporan penelitian ini.
Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 11 bulan sejak diajukannya proposal sampai
tersusunnya laporan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Program
Pembelajaran Ekonomi Kelas XI SMA Kabupaten Purworejo Tahun 2018/2019
Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-
dalamnya atas segala bantuannya kepada :
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah berkenan menyediakan dana
bagi terlaksananya penelitian ini.
2. Kepala sekolah SMA tempat penelitian yang telah memberi kesempatan kepada kami
untuk mengadakan penelitian.
3. Para guru mata pelajaran Ekonomi kelas XI yang telah menyediakan data penelitian
berupa hasil penilaian akhir semester (PAS) genap tahun 2018/2019
4. Para mahasiswa yang telah banyak membantu penelitian mulai pengumpulan data,
input data, sampai analisis data.
Kami menyadari dalam penelitian ini masih banyak kelemahan dan kekurangan, hal
ini tiada lain karena keterbatasan kemampuan kami. Oleh karena itu kritik dan saran
senantiasa kami harapkan.
Purworejo, 22 Juni 2020
Ketua Tim Peneliti,
S. Eko Putro Widoyoko
S. Eko Putro Widoyoko Ketua Tim Peneliti,
Eko Putro, dkk.-2020
4 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
ABSTRAK
Penelitian ini betujuan untuk efektivitas program pembelajaran ekonomi Kelas
XI SMA Kabupaten Purworejo Tahun 2018/2019.
Populasi seluruh siswa kelas XI IPS SMA Kabupaten Purworejo yang berasal
dari 27 SMA baik negeri maupun swasta. Pengambilan sampel menggunakan teknik
cluster random sampling. Sampel berjumlah 504 siswa yang berasal 4 SMA negeri
dan 4 SMA swasta. Pengumpulan data menggunakan angket dan analisis dokumen.
Angket menggunakan Skala Likert dengan 4 alternatif jawaban. Metode angket
digunakan untuk mengumpulkan data kualitas pembelajaran. Analisis dokumen
digunakan untuk mengumpulkan data hasil Penilaian Akhir Semester (PAS) genap
mata pelajaran ekonomi tahun pelajaran 2018/2019 sebagai data output
pembelajaran. Analisis data menggunakan analisis deskriptif .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum program pembelajaran
ekonomi di SMA kabupaten Purworejo telah berjalan dengan baik, baik dilihat dari
segi proses atau kualitas pembelajaran maupun ouput pembelajaran (rerata skor =
2,93). Namun demikian dari sudut kualitas pembelajaran dan hasil belajar tersebut
belum maksimal. Pembelajaran ekonomi di SMA negeri memiliki kualitas yang
lebih baik (rerata skor =3,04) dibandingkan di SMA swasta (rerata skor = 2,88).
Output pembelajaran ekonomi di SMA negeri lebih baik (rerata skor = 81,07)
dibandingkan SMA swasta (rerata skor = 80,89). Efektivitas program pembelajaran
di SMA negeri (rerata skor = 2,98)lebih baik dibandingkan SMA swasta (rerata
skor =2,84), walaupun skor ke dua-duanya termasuk kualifikasi baik. Perbedaan
efektivitas pelaksanaan program pembelajaran antara SMA negeri dengan SMA
swasta tersebut di antaranya disebabkan faktor input peserta didik yang berbeda,
kualitas guru yang pada umumnya berbeda, serta sarana dan prasarana maupun
fasilitas pembelajaran yang berbeda
Kata kunci : kualitas pembelajaran, output pembelajaran, program pembelajaran
Eko Putro, dkk.-2020
5 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. 2
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 3
ABSTRAK ........................................................................................................... 4
DAFTAR ISI......................................................................................................... 5
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 6
B. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
C. Luaran Penelitian .......................................................................... 8
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Konsep Dasar Evaluasi ................................................................ 9
B. Evaluasi Program Pembelajaran ................................................... 11
C. Objek Evaluasi Program Pembelajaran ....................................... 12
D. Model-model Evaluasi .................................................................. 13
E. Evaluasi Kualitas dan Output Pembelajaran ................................. 14
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ........................................................................... 16
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 16
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 16
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 17
E. Metode Analisis Data .................................................................... 17
Bab IV. Hasil dan Pembahasan
A. Kualitas Pembelajaran ................................................................... 19
B. Output Pembelajaran .................................................................... 30
Bab V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan .................................................................................... 35
B. Saran – saran ................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA 36
Eko Putro, dkk.-2020
6 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tugas guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Agar pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien, maka perlu
disusun suatu program pembelajaran. Oleh karena itu sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran guru perlu menyusun program pembelajaran.
Pembelajaran merupakan salah satu bentuk program karena pembelajaran
yang baik memerlukan perencanaan yang matang dan dalam pelaksanaanya
melibatkan berbagai orang, baik guru maupun siswa, memiliki keterkaitan
antara kegiatan pembelajaran yang satu dengan yang lainnya, yaitu untuk
mencapai kompetensi bidang studi yang pada akhirnya untuk mendukung
pencapaian kompetensi lulusan. Program pembelajaran yang biasa disebut
juga dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan panduan
bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Sugihartono, dkk.
(2012:81) pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan
sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,
mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode
sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien.
Program pembelajaran di sekolah dibuat oleh guru, termasuk di
antaranya adalah program pembelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas
(SMA). Program pembelajaran yang dibuat oleh seorang guru tidak
selamanya bisa efektif dan dapat dilaksanakan dengan baik. Penelitian yang
dilakukan oleh Hendro Dwi Baskoro, dkk pada tahun 2017 di SMA
Kabupaten Tulungagung menyimpulkan bahwa kesesuaian antara perangkat
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat guru ekonomi
SMA setiap waktu mengajar tidak bisa selalu sesuai dengan rancangan
pembelajaran yang telah dibuat. Kualitas pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru ekonomi dari SMAN 1 Kedungwaru lebih baik daripada
guru dari SMA PGRI Kalangbret, dengan persentase guru ekonomi SMAN 1
Eko Putro, dkk.-2020
7 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
Kedungwaru yaitu 83% persen dan guru ekonomi SMA PGRI Kalangbret
yaitu 78% persen (Hendro Dwi Baskoro, dkk. 2017: 109). Di sisi lain
penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana pada tahun 2017 di SMA Donri-
Donri Makasar menyimpulkan bahwa ditinjau dari komponen perencanaan
(antecedents), maka Program Pembelajaran Remedial untuk Pembelajaran
Ekonomi di SMA Negeri 1 Donri Donri tidak terencana dengan baik
(Rosdiana. 2017: 56).
Penelitian yang dilakukan oleh Gesia, dkk di kota Ambon pada tahun
2018 menyimpulkan bahwa bahwa pembelajaran IPS di Sekolah Menengah
Pertama Kota Ambon kelas VII : pelaksanaan proses pembelajaran di kelas
tidak selalu sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP,
sikap dan motivasi belajar terhadap pembelajaran IPS cukup rendah, ada
siswa yang dapat mengikuti pembelajaran IPS dengan baik dan suasana
pembelajaran berlangsung secara interaktif tetapi ada juga siswa yang tidak
bisa menerima pembelajaran dengan baik karena suasanan pembelajaran
yang tidak mendukung, dari segi gurunya yang hanya ceramah dan tidak ada
motivasi dalam diri mereka untuk belajar IPS, sehingga dapat dikatakan
secara keseluruhan belum belum optimal. (Gesia, dkk.2018: 29)
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ikbal Barlian, dkk pada
tahun 2020 menyimpulkan bahwa kualitas Desain Pembelajaran Guru
Ekonomi di kelas X IPS dengan Model Countenence Stake, yaitu; bahwa
penilaian atas keterkaitan dan keselarasan antara perencanaan (antecedent),
proses (transaction), dan hasil belajar (outcome) sudah baik. Namun
demikian, dari sudut kualitas pembelajaran dan hasil belajar belum maksimal.
Karena model pembelajaran yang direncanakan dan yang diimplementasikan
sebagai suatu transaksi masih terpaku pada teori, dan peserta didik belum
dibiasakan berkreasi dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
lebih kreatif. (Ikbal Barlian, dkk. 2020 : 58). Penelitian yang dilakukan Erna
Susanti (2017) tentang evaluasi program pembelajaran kewirausahaan pada
business centre untuk kompetensi keahlian akuntansi SMKN 7 Yogyakarta
tahun pelajaran 2015/2016 menyimpulkan bahwa program pembelajaran
kewirausahaan pada business centre tersebut kurang efektif.
Eko Putro, dkk.-2020
8 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
Oleh karena itu agar program pembelajaran yang mempunyai
kelemahan tidak terjadi lagi pada program pembelajaran berikutnya, maka
perlu diadakan evaluasi. Evaluasi berasal dari kata “evaluation” (bahasa
Inggris), kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan dalam bahasa
Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan penyesuaian
lafal Indonesia. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan
untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan beberapa mahasiswa
magang 3 UMPurworejo di SMA Kabupaten Purworejo pada tahun akademik
2017/2018, pembelajaran ekonomi mayoritas di dalam kelas dan dengan
model yang sederhana, kemudian belum pernah diadakan evaluasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran ekonomi. Oleh karena itu evaluasi program
pembelajaran mata pelajaran ekonomi kelas XI SMA Kabupaten Purworejo
tahun 2018/2019 sangat diperlukan
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas program
pembelajaran ekonomi di SMA Kabupaten Purworejo.
C. Luaran Penelitian
Ada dua target luaran yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:
1. Laporan penelitian yang memuat hasil evaluasi terhadap pelaksanaan
program pembelajaran ekonomi kelas XI SMA di Kabupaten Purworejo
yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam merancang program-program
pembelajaran selanjutnya
2. Dari penelitian diharapkan menghasilkan artikel ilmiah yang akan
diterbitkan dalam jurnal nasional ataupun dipresentasikan dalam seminar
nasional
Eko Putro, dkk.-2020
9 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Dasar Evaluasi
Ada tiga istilah yang sering digunakan dan berkaitan dengan evaluasi, yaitu
tes, pengukuran, dan penilaian. (test, measurement, and assessement). Dalam
kehidupan sehari-hari orang sering menyamakan pengertian ke empat istilah
tersebut (test, measurement, assessment and evaluation), padahal ke empat
istilah tersebut memiliki makna yang berbeda. Beberapa orang juga sering rancu
menggunakan istilah-istilah tersebut karena ke empat istilah digunakan untuk
merujuk kegiatan yang sama.
Tes (test) merupakan suatu cara untuk memprediksi tingkat pengetahuan
seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap
stimulus atau pertanyaan (Djemari Mardapi, 2018). Respons peserta tes terhadap
sejumlah pertanyaan menggambarkan tingkat pengetahuan peserta tes dalam
bidang tertentu. Tes merupakan alat ukur untuk memperoleh informasi hasil
belajar siswa yang memerlukan jawaban atau respon benar atau salah. Tes
merupakan bagian tersempit dari evaluasi (Eko Putro Widoyoko, 2019).
Pengukuran (measurement) dinyatakan sebagai proses penetapan angka
terhadap individu atau karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie,
1986). Woolfolk (2007) menyatakan bahwa “ measurement is quantitative-the
description of an event or characteristic using number”. Esensi dari pengukuran
adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan
individu menurut aturan-aturan tertentu. Hasil pengukuran berupa skor atau
angka. Pengukuran memiliki konsep yang lebih luas dari pada tes. Kita dapat
mengukur karakteristik suatu objek tanpa menggunakan tes, misalnya dengan
pengamatan, wawancara, atau cara lain untuk memperoleh informasi dalam
bentuk kuantitatif (Eko Putro Widoyoko, 2019).
Penilaian (assessment) memiliki makna yang berbeda dengan pengukuran.
Popham (1995) mendefinisikan asesmen dalam konteks pendidikan sebagai
sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan
Eko Putro, dkk.-2020
10 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
berbagai kepentingan pendidikan. Boyer & Ewel mendefinisikan asesmen
sebagai proses yang menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang
kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan
dengan sistem institusi. “processes that provide information about individual
students, about curricula or programs, about institutions, or about entire systems
of institutions” (Stark & Thomas,1994). Penilaian dalam kontek hasil belajar
diartikan sebagai kegiatan menafsirkan atau memaknai data hasil pengukuran
tentang kompetensi yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Data hasil pengukuran dapat diperoleh melalui tes, pengamatan,
wawancara, portofolio, jurnal, maupun instrumen lainnya (Eko Putro Widoyoko,
2019).
Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan,
analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya. Selanjutnya
Griffin & Nix (1991) menyatakan:
Measurement, assessment and evaluation are hierarchial. The comparison
of observation with the criteria is a measurement, the interpretation and
description of the evidence is an assessment and the judgement of the value
or implication of the behavior is an evaluation.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan
proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, mengintepretasikan dan menyajikan informasi tentang suatu
program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun
kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.
Ada perbedaan prinsip antara penilaian dengan evaluasi yaitu pada
cakupan. Penilaian mencakup satu aspek, sedangkan evaluasi mencakup
beberapa aspek dalam program. Kegiatan evaluasi selalu terkait dengan program.
Cakupan evaluasi lebih luas dibandingkan dengan cakupan penilaian. Adapun
persamaannya yaitu sama-sama proses atau kegiatan menafsirkan, memaknai
dan mendeskripsikan atau menetapkan kualitas hasil pengukuran (Eko Putro
Widoyoko, 2019).
Eko Putro, dkk.-2020
11 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
B. Evaluasi Program Pembelajaran
Evaluasi dalam bidang pendidikan ditinjau dari sasarannya ada dua, yaitu
yang bersifat makro dan ada yang mikro. Evaluasi yang bersifat makro
sasarannya adalah program pendidikan, yaitu program yang direncanakan untuk
memperbaiki bidang pendidikan. Evaluasi mikro sering digunakan di tingkat
kelas. Jadi sasaran evaluasi mikro adalah program pembelajaran di kelas dan
yang menjadi penanggungjawabnya adalah guru untuk sekolah atau dosen untuk
perguruan tinggi (Djemari Mardapi dalam Eko Putro 2019). Guru mempunyai
tanggung jawab menyusun dan melaksanakan program pembelajaran di kelas,
sedangkan pimpinan sekolah bertanggung untuk mengevaluasi program
pembelajaran yang disusun dan dilaksanakan oleh guru
Pembelajaran merupakan salah satu bentuk program, karena
pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang matang dan dalam
pelaksanaanya melibatkan berbagai orang, baik guru maupun siswa, memiliki
keterkaitan antara kegiatan pembelajaran yang satu dengan kegiatan
pembelajaran yang lain, yaitu untuk mencapai kompetensi bidang studi yang
pada akhirnya untuk mendukung pencapaian kompetensi lulusan, serta
berlangsung dalam organisasi. Agar pembelajaran bisa berjalan dengan efektif
dan efisien, maka perlu kiranya dibuat suatu program pembelajaran. Program
pembelajaran yang biasa disebut juga dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) merupakan panduan bagi guru atau pengajar dalam melaksanakan
pembelajaran. Program pembelajaran yang dibuat oleh guru tidak selamanya bisa
efektif dan dapat dilaksanakan dengan baik, oleh karena itu agar program
pembelajaran yang telah dibuat yang memiliki kelemahan, tidak terjadi lagi pada
program pembelajaran berikutnya, maka perlu diadakan evaluasi program
pembelajaran.
Pengertian evaluasi program pembelajaran dalam penelitian ini diartikan
sebagai proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, mengintepretasikan dan menyajikan informasi tentang
implementasi rancangan program pembelajaran yang telah disusun oleh guru
Eko Putro, dkk.-2020
12 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan
maupun menyusun program pembelajaran selanjutnya (Eko Putro. 2019 )
C. Objek Evaluasi Program Pembelajaran
Keberhasilan suatu program tidak dapat terlepas dari segi pelaksanaannya,
maka evaluasi terhadap suatu program akan menyangkut berbagai hal yang
terkait, baik yang menyangkut kualitas masukan, kualitas proses maupun
kualitas hasil pelaksanaan program. Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran
merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan
keluaran/hasil; maka objek atau sasaran evaluasi program pembelajaran dapat
dibedakan menjadi tiga (Eko Putro, 2019), yaitu: evaluasi masukan, proses dan
keluaran/hasil pembelajaran.
1. Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada penilaian karakteristik
peserta didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana pembelajaran,
karakteristik dan kesiapan guru, kurikulum dan materi pembelajaran, strategi
pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran, serta keadaan lingkungan
di mana pembelajaran berlangsung.
2. Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada penilaian pengelolaan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan
strategi pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran,
cara mengajar yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara belajar siswa.
3. Penilaian hasil pembelajaran merupakan upaya untuk melakukan pengukuran
terhadap hasil belajar siswa, baik menggunakan tes maupun non tes, dalam
hal ini adalah penguasaan kompetensi oleh setiap siswa sesuai dengan
karakteristik masing – masing mata pelajaran .
Terkait dengan ketiga objek atau sasaran evaluasi program pembelajaran
tersebut, menurut Pusat Pengembangan Sistem Pembelajaran Lembaga
Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas Maret (2007) dalam praktek
pembelajaran secara umum, pelaksanaan evaluasi program pembelajaran
menekankan pada evaluasi proses pembelajaran atau evaluasi manajerial, dan
evaluasi hasil belajar atau evaluasi substansial. Hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran kedua jenis evaluasi tersebut
Eko Putro, dkk.-2020
13 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting. Evaluasi kedua
jenis komponen yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan pelaksanaan dan hasil pembelajaran. Selanjutnya masukan tersebut
pada gilirannya dipergunakan sebagai bahan dan dasar memperbaiki kualitas
proses pembelajaran menuju ke perbaikan kualitas hasil pembelajaran.
D. Model – model Evaluasi Program
Model evaluasi merupakan desain evaluasi yang dikembangkan oleh para
ahli evaluasi, yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap
evaluasinya. Selain itu ada ahli evaluasi yang membagi evaluasi sesuai dengan
misi yang akan dibawakan dan kepentingan yang ingin diraih serta ada yang
menyesuaikan dengan paham yang dianutnya yang disebut dengan pendekatan.
Ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat
dipakai dalam mengevaluasi program pembelajaran. Kirkpatrick D.L, salah
seorang ahli evaluasi program training dalam bidang pengembangan SDM
menawarkan model evaluasi yang dikenal dengan Evaluating Training
Programs: The Four Levels atau Kirkpatrick’s evaluation model (Kirkpatrick,
D.L. 1998). Selain menawarkan model evaluasi juga menunjuk model-model lain
yang dapat dijadikan sebagai pilihan dalam mengadakan evaluasi terhadap
sebuah program (Eko Putro. 2019). model-model yang ditunjuk tersebut di
antaranya adalah :
Jack PhillPS': Five Level ROI Model
Daniel Stufflebeam's : CIPP Model (Context, Input, Process,
Product)
Robert Stake's : Responsive Evaluation Model
Robert Stake's: Congruence-Contingency Model
Kaufman's: Five Levels of Evaluation
CIRO (Context, Input, Reaction, Outcome)
PERT (Program Evaluation and Review Technique)
Alkins' UCLA Model
Michael Scriven's: Goal-Free Evaluation Approach
Provus's: Discrepancy Model
Eisner's :Connoisseurship Evaluation Models
Illuminative Evaluation Model
Portraiture Model
Eko Putro, dkk.-2020
14 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
E. Evaluasi Kualitas dan Output Pembelajaran
Model Evaluasi Kualitas dan Output Pembelajaran (model EKOP).
Model EKOP menggunakan pendekatan penilaian proses dan hasil. Penilaian
proses pembelajaran dalam hal ini disebut dengan penilaian kualitas
pembelajaran, sedangkan penilaian hasil pembelajaran dibatasi penilaian output
pembelajaran, sehingga nama model ini disebut dengan model evaluasi kualitas
dan output pembelajaran (model EKOP). Model ini merupakan modifikasi dari
Kirkpatrick evaluation model dan model CIPP (Contex, Input, Process,
Product) dari Stufflebeam. Asumsi yang melandasi pemikiran bahwa evaluasi
model Kirkpatrick dapat dimodifikasi untuk mengevaluasi keberhasilan
program pembelajaran karena adanya berbagai persamaan antara program
training dengan program pembelajaran. Di antara berbagai kesamaan tersebut
adalah: a) inti atau fokus kegiatan antara training maupun pembelajaran di
sekolah adalah sama, yaitu terjadinya proses belajar (learning process) pada
diri trainee maupun siswa; b) aspek kegiatan belajar antara kegiatan training
maupun pembelajaran di sekolah juga sama, yaitu aspek pengetahuan, sikap
dan ketrampilan (knowledge, attitude and skills or psychomotor). Implementasi
Kirkpatrick evaluation model dalam bidang program pembelajaran perlu
dimodifikasi karena adanya perbedaan karakteristik kegiatan pembelajaran di
sekolah dan kegiatan pembelajaran dalam program training (Eko Putro. 2019).
Selain modifikasi dari model Kirkpatrick, model EKOP juga merupakan
modifikasi dari CIPP model, yaitu pada level proces dan product. Istilah
product dibatasi pada impact evaluation, tidak menjangkau effectiveness
evaluation, sustainability evaluation dan transportability evaluation. Kualitas
pembelajaran merupakan representasi dari proses, sedangkan output sebagai
representasi dari product. Aspek contex dan input walaupun tidak berdiri
sendiri sebagai salah satu aspek evaluasi, tetapi terwakili dalam kualitas
pembelajaran, yaitu pada aspek fasilitas pembelajaran, khususnya konteks
ruang kelas tertentu diasumsikan sebagai salah satu representasi aspek contex
Eko Putro, dkk.-2020
15 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
dalam konsep CIPP model, sedangkan kinerja guru sebagai perwujudan dari
kompetensi guru, serta sikap dan motivasi siswa dapat diasumsikan sebagai
salah satu representasi aspek input dalam konsep CIPP model, sehingga model
EKOP lebih sederhana dalam implementasi dibandingkan model CIPP tanpa
mengurangi kelengkapan informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi
sebuah program (Eko Putro. 2019)
Evaluasi program pembelajaran model EKOP mempunyai dua komponen
utama, yaitu kualitas pembelajaran dan output pembelajaran. Komponen
kualitas pembelajaran meliputi penilaian terhadap aspek: kinerja guru dalam
kelas, fasilitas pembelajaran, iklim kelas, sikap dan motivasi belajar siswa.
Komponen output pembelajaran meliputi penilaian terhadap kecakapan
akademik (hard skills) dan kecakapan sosial (soft skills). Penilaian kecakapan
akademik meliputi penilaian terhadap hasil belajar siswa, baik aspek
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan, sedangkan untuk kecakapan sosial
menyesuaikan dengan karakteristik masing-masing pelajaran.
Eko Putro, dkk.-2020
16 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
BAB III.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian evaluasi (Evaluation
Research). Menurut Suharsimi Arikunto (2013:37) penelitian evaluasi
merupakan penelitian dimana peneliti bermaksud mengumpulkan data
tentang implementasi kebijakan. Sedangkan Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safrudin (2014:36) penelitian evaluatif menuntut persyaratan yang harus
dipenuhi, yaitu adanya kriteria yang digunakan sebagai pembanding data
yang diperoleh, setelah data tersebut diolah dan merupakan kondisi nyata dari
objek yang diteliti.
Model yang digunakan adalah EKOP (Evaluasi Kualitas dan Output
Pembelajaran). Model EKOP dipilih karena model ini cukup lengkap untuk
mengevaluasi suatu program pembelajaran serta memudahkan peneliti dalam
menggolongkan komponen-komponen program dalam bentuk kualitas
pembelajaran dan output pembelajaran sehingga dapat diketahui komponen-
komponen yang belum mencapai kriteria yang diharapkan.
B. Tempat & Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kabupaten Purworejo. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 sampai dengan Juni 2020
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini seluruh SMA di Kabupaten Purworejo
yang berjumlah 27 SMA baik negeri maupun swasta. Sampel berjumlah 8
SMA yang terdiri dari 4 SMA Negeri dan 4 SMA Swasta. Pengambilan
sampel menggunakan random sampling. Dari SMA sampel dipilih kelas IPS
yang ada mata pelajaran Ekonomi, sehingga diperoleh sampel sebagai
berikut:
Eko Putro, dkk.-2020
17 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
Table 1
Sampel Penelitian
No Nama SMA Status SMA Jumlah Siswa
1 SMAN 1 Negeri
304 2 SMAN 2 Negeri
3 SMAN 6 Negeri
4 SMAN 7 Negeri
5 SMA Darul Hikmah Swasta
200 6 SMA Islam Sudirman Swasta
7 SMA Muh. Kutoarjo Swasta
8 SMA Muh. Purworejo Swasta
Total 504
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan metode angket
dan metode analisis dokumen. Angket menggunakan Skala Likert dengan 4
alternatif jawaban. Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data
kualitas pembelajaran. Teknik analisis dokumen digunakan untuk
mengumpulkan data hasil Penilaian Akhir Semester (PAS) genap mata
pelajaran ekonomi tahun pelajaran 2018/2019 sebagai data output
pembelajaran
E. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif, yaitu dengan membandingkan antara hasil pengukuran
kualitas pembelajaran dan output pembelajaran dengan standar penilaian.
Jawaban responden pada angket diberi skor dengan ketentuan sebagai
berikut:
Pilihan Jawaban Skor
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju/Selalu 4 1
Setuju/Sering 3 2
Kurang Setuju/Kadang-kadang 2 3
Tidak Setuju/Tidak Pernah 1 4
Eko Putro, dkk.-2020
18 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
Data output pembelajaran yang diambil dari hasil penilaian akhir
semester (PAS) dikonversi dari skala 100 menjadi skala 4 dengan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu skor 70 sebagai batas minimal.
Berdasarkan KKM tersebut dapat disusun kriteria klasifikasi output
pembelajaran dan skor skala 4 sebagai berikut:
Skor PAS Klasifikasi Skor Skala 4
≥ 90,0 – 100 Sangat Baik 4
≥ 80,0 – 89,9 Baik 3
≥ 70,0 – 79,9 Cukup 2
< 70,0 Kurang 1
Skor dari kualitas pembelajaran dan output pembelajaran dihitung
reratanya kemudian dibandingkan standar evaluasi program pembelajaran
untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program pembelajaran dengan
menggunakan skala 4. Adapun standar yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Standar Evaluasi Program Pembelajaran
Rumus Rerata Skor Kualifikasi
X > iX + 1,5 Sbi 3,25 Sangat Baik
iX > X ≤ iX + 1,5 Sbi 2,5 – 3,25 Baik
iX - 1,5 Sbi < X ≤ iX 1,75 – 2,5 Cukup
X ≤ iX - 1,5 Sbi 1,75 Kurang
Keterangan :
iX (Rerata ideal) = 12 ⁄ (skor maksimum ideal +
skor minimum ideal)
Sbi (Simpangan baku ideal) = 16 ⁄ (skor maksimum ideal –
skor minimum ideal)
X = Skor empiris
Eko Putro, dkk.-2020
19 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kualitas Pembelajaram
Evaluasi kualitas pembelajaran meliputi penilaian terhadap kinerja guru
dalam kelas, fasilitas pembelajaran, iklim kelas, sikap dan motivasi belajar
siswa.
1. Kinerja Guru
Berdasarkan penilaian 504 responden siswa terhadap kinerja guru
mata pelajaran ekonomi di SMA Kabupaten Purworejo diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 1
Kinerja Guru
Skor Kualifikasi Frekuensi Persentase
> 3,25 Sangat Baik 213 42,26
> 2,50 – 3,25 Baik 274 54,37
> 1,75 – 2,50 Cukup 16 3,17
≤ 1,75 Kurang 1 0,12
Jumlah 504 100
Kinerja guru difokuskan pada kinerja guru dalam pembelajaran di
kelas. Rerata total skor hasil penilaian sub-komponen kinerja guru dalam
kelas = 3,15 dengan kualifikasi “baik”.
Berdasarkan penilaian 504 responden, para guru yang mengajar
mata pelajaran ekonomi di SMA Purworejo pada umumnya mempunyai
kinerja yang baik. Penilaian kinerja guru ekonomi didasarkan pada lima
aspek yaitu: a). Kemampuan memahami peserta didik, b). Kemampuan
merencanakan pembelajaran, c). Kemampuan melaksanakan
pembelajaran, d). Kemampuan melakukan penilaian hasil belajar siswa,
dan e). Kemampuan mengkaitkan topik yang diajarkan dengan aspek lain
yang relevan.
Dari kelima aspek tersebut kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar siswa memperoleh
Eko Putro, dkk.-2020
20 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
skor penilaian yang tertinggi yaitu sebesar 3,26 dan 3,32 dengan
kualifikasi sangat baik. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Ikbal, dkk yang menyimpulkan bahwa guru ekonomi
SMA di Palembang sudah mampu melaksanakan proses pembelajaran
sesuai yang direncanakan (Ikbal, dkk. 2020: 57). Begitu juga penelitian
Ika Sunu D. S & Heri Renowati (2016) bahwa pelaksanaan pembelajaran
guru SMA swasta di Kabupaten Sukoharjo dikatakan baik.
Aspek yang memiliki skor penilaian terendah pada aspek
kemampuan mengkaitkan materi pembelajaran dengan aspek yang
relevan yaitu sebesar 3,05 dengan kualifikasi baik. Hal ini perlu
ditingkatkan walaupun sudah termasuk kategori baik, Hal ini perlu
dilakukan karena Ilmu Ekonomi adalah materi yang dinamis dan sangat
kontekstual karena berhubungan dengan masalah-masalah manusia
sebagai makhluk sosial, saling tergantung dengan lingkungannya baik
lokal maupun dunia. Untuk mengajarkan Ilmu Ekonomi menuntut
pendekatan dan kecermatan yang khas, yang bukan saja disebabkan oleh
kekhasan strukturnya, tetapi juga oleh karakteristik materi dari Ilmu
Ekonomi. A.S Daughtrey menunjukkan keistimewaan materi Ilmu
Ekonomi, yaitu; 1) the subject matter is difficult; 2) much of the subject
matter is a controversial; 3) the students are generally unprepared for
the type of scientific thinking and problem solving appropriate to
economics (Ikbal, dkk. 2020 : 57 -58)
Berdasarkan status SMA dapat dibedakan antara SMA negeri
dengan SMA swasta. Dari skor penilaian ternyata ada perbedaan kinerja
antara guru SMA negeri dengan SMA swasta. Guru SMA negeri
memiliki kinerja sedikit lebih baik dibandingkan guru SMA swasta
walaupun sama-sama dalam kualifikasi baik. Hasil penilaian guru SMA
negeri memperoleh skor 3,23 sementara guru SMA swasta memperoleh
skor 3,03. Hasil ini memperkuat penelitian yang dilaksnakan oleh Hendro
Dwi Baskoro, dkk. yang menyimpulkan bahwa kemampuan guru
ekonomi dalam pelaksanaan pembelajaran dari SMAN 1 Kedungwaru
lebih baik daripada guru ekonomi dari SMA PGRI Kalangbret. Karena
Eko Putro, dkk.-2020
21 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
pada saat melaksanakan kegiatan inti, guru masih kurang dalam
menggunakan berbagai media yang sesuai dengan kompetensi (Hendro
Dwi Baskoro, dkk. 2017: 108)
Guru SMA negeri memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan
guru SMA swasta karena pada umumnya guru di SMA negeri lebih
banyak yang sudah memperoleh tunjangan sertifikasi guru (sergur)
dibandingkan guru SMA swasta, sedangkan sertifikasi guru bisa
meningkatkan motivasi kerja guru yang pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja guru. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang
dilakukan oleh Raddana yang menyimpulkan bahwa sertifikasi guru
dapat meningkatkan motivasi kerja guru yang selanjutnya menaikkan
kinerja guru SMA Negeri se-NTB (Raddana. 2013: 232). Selain faktor
sertifikasi guru pada umumnya guru SMA negeri memiliki pengalaman,
usia maupun kesejahteraan yang lebih dibandingkan guru SMA swasta.
2. Fasilitas Pembelajaran
Berdasarkan penilaian 504 responden siswa terhadap fasilitas
pembelajaran mata pelajaran ekonomi di SMA Kabupaten Purworejo
diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 2
Fasilitas Pembelajaran
Skor Kualifikasi Frekuensi Persentase
> 3,25 Sangat Baik 140 27,78
> 2,50 – 3,25 Baik 305 60,52
> 1,75 – 2,50 Cukup 54 10,71
≤ 1,75 Kurang 5 0,99
Jumlah 504 100
Rerata total skor hasil penilaian sub-komponen fasilitas
pembelajaran = 3,06 dengan kualifikasi “baik”.
Berdasarkan penilaian 504 responden, fasilitas pembelajaran
ekonomi di SMA Purworejo mempunyai kualifikasi yang baik. Penilaian
Eko Putro, dkk.-2020
22 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
fasilitas pembelajaran ekonomi didasarkan pada empat aspek yaitu: a).
Kondisi ruang pembelajaran ekonomi, b). Kelengkapan media
pembelajaran ekonomi, c). Kondisi media pembelajaran ekonomi, dan d).
Kelengkapan sumber pelajaran ekonomi.
Dari keempat aspek tersebut kelengkapan media pembelajaran
ekonomi memperoleh skor penilaian yang tertinggi yaitu sebesar 3,16
dengan kualifikasi baik, ini berarti bahwa pada umumnya SMA di
Purworejo telah memiliki media pembelajaran ekonomi yang baik yang
bisa mendukung kelancaran proses pembelajaran. Selain ketersediaan
media pembelajaran, menurut responden kondisi media pembelajaran
juga dalam keadaan siap dipakai. Selain media yang cukup baik,
sumber-sumber belajar ekonomi, baik itu buku dan referensi yang lain
juga cukup lengkap. Kedua aspek tersebut memperoleh skor penilaian
sebesar 3,13 dengan kualifikasi baik.
Skor penilaian terendah ada pada kondisi ruang pembelajaran,
yaitu sebesar 2,84 dengan kualifikasi baik. Dari segi ukuran luas ruangan
pada umumnya sudah sesuai standar yang ditentukan oleh pemerintah
(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Standar Sarana dan Prasarana), hanya dari segi tata ruang (kebersihan,
kerapihan, sirkulasi udara, tata cahaya) yang masih perlu ditingkatkan.
Ada perbedaan fasilitas belajar antara SMA negeri dengan SMA
swasta. Berdasarkan hasil penilaian responden, SMA negeri memperoleh
skor 3,1 sedangkan SMA swasta memperoleh skor 3,0. Skor tersebut
menunjukkan bahwa fasilitas belajar di SMA negeri lebih baik bila
dibandingkan dengan fasilitas belajar di SMA swasta, walaupun kedua-
duanya termasuk dalam kualifikasi yang sama, yaitu baik. Perbedaan
tersebut bisa dipahami karena SMA negeri memiliki sumber dana yang
lebih besar dan relative lebih pasti yaitu dari pemerintah, baik
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sedangkan SMA swasta
sumber dananya relative lebih kecil sehingga kemampuan untuk
Eko Putro, dkk.-2020
23 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
pengadaan maupun pemeliharaan fasilitas belajar tidak sebaik SMA
negeri.
3. Iklim Kelas
Berdasarkan penilaian 504 responden siswa terhadap iklim klas mata
pelajaran ekonomi di SMA Kabupaten Purworejo diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 3
Iklim Kelas
Skor Kualifikasi Frekuensi Persentase
> 3,25 Sangat Baik 94 18,65
> 2,50 – 3,25 Baik 323 64,09
> 1,75 – 2,50 Cukup 84 16,07
≤ 1,75 Kurang 3 0,6
Jumlah 504 100
Rerata total skor hasil penilaian sub-komponen iklim kelas = 29,5
dengan kualifikasi “baik”.
Iklim kelas mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar
maupun hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Agustiani, Krisna
( 2017) menyimpulkan bahwa variabel iklim kelas dengan indikator
investigation dan motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian Dewi Permata Sari, dkk.
(2018) menyimpulkan ada pengaruh iklim kelas terhadap motivasi belajar
peserta didik pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Tanjung
Raja. Penelitian yang dilakukan oleh Edmonds (Morrison, Mokashi, &
Cotter, 2006: 6), menunjukkan bahwa “An orderly classroom conducive to
learning is strongly correlated with student achievement”. Kelas yang
tertib dan kondusif untuk belajar mempunyai korelasi yang kuat dengan
prestasi belajar siswa
Pengertian iklim kelas dalam penelitian ini adalah segala situasi
yang muncul akibat hubungan antara guru dengan siswa dan hubungan
antar siswa. Penilaian iklim kelas dalam penelitian ini menggunakan
Eko Putro, dkk.-2020
24 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
empat indikator yaitu: a) kekompakan siswa (student cohesiveness) dalam
kelas, b) keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran (student
involvement) ekonomi, c) kepuasan siswa (student satisfaction) selama
mengikuti pembelajaran ekonomi, dan d) dukungan guru (teacher
support) dalam kegiatan pembelajaran ekonomi.
Kegiatan pembelajaran ekonomi di SMA Purworejo pada
umumnya mempunyai iklim kelas yang baik. Kegiatan pembelajaran tidak
hanya didominasi oleh guru tetapi juga banyak melibatkan siswa (student
centered learning) sehingga siswa merasa puas terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Skor tertinggi aspek iklim kelas
ada pada dukungan guru (teacher support) dalam kegiatan pembelajaran
ekonomi yaitu sebesar 3.10 dengan kualifikasi baik. Kepuasan siswa
(student satisfaction) selama mengikuti pembelajaran ekonomi memiliki
skor = 2,88 dengan kualifikasi baik, artinya pada umumnya para siswa
merasa puas terhadap kegiatan pembelajaran ekonomi yang telah
dilaksanakan. Skor terendah ada pada keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran (student involvement) ekonomi yaitu sebesar 2,87 dengan
kualifikasi baik. Oleh karena itu ke depan keterlibatan dan keaktifan siswa
dalam kegiatan pembelajaran ekonomi masih perlu ditingkatkan.
Dari hasil penilaian responden menunjukkan bahwa iklim kelas di
SMA negeri lebih baik dibandingkan dengan iklim kelas di SMA swasta.
Hal ini dapat dilihat dari skor penilaian responden yang menunjukkan
iklim kelas SMA negeri sebesar 3,05 lebih tinggi bila dibandingksn skor
iklim kelas di SMA swasta sebesar 2,79 walaupun termasuk dalam
kualifikasi yang sama, yaitu termasuk kualifikasi baik. Perbedaan ini tidak
terlepas karena adanya perbedaan kinerja guru antara SMA negeri dengan
SMA swasta. Selain itu juga karena adanya perbedaan input siswa yang
masuk di SMA negeri dengan SMA swasta. Input siswa di SMA negeri
pada umumnya lebih baik bila dibandingkan dengan input siswa SMA
swasta. Pada saat pendaftaran calon peserta didik baru (PPDB) pada
Eko Putro, dkk.-2020
25 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
umumnya calon siswa memilih SMA negeri sebagai pilihan pertama
dibandingkan dengan SMA swasta.
4. Sikap Siswa
Berdasarkan penilaian sikap siswa terhadap mata pelajaran ekonomi
di SMA Kabupaten Purworejo diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4
Sikap Siswa
Skor Kualifikasi Frekuensi Persentase
> 3,25 Sangat Baik 112 22,22
> 2,50 – 3,25 Baik 284 56,35
> 1,75 – 2,50 Cukup 105 20,83
≤ 1,75 Kurang 3 0,60
Jumlah 504 100
Rerata total skor hasil penilaian sub-komponen sikap siswa = 29,2
dengan kualifikasi “baik”, artinya para siswa SMA Purworejo pada
umumnya mempunyai sikap yang baik ketika mengikuti pembelajaran
ekonomi. Hasil ini diperkuat oleh penelitian Hulan (2017) yang
menyimpulkan bahwa 62.5% siswa menunjukkan sikap yang baik
terhadap proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi.
Penilaian sikap siswa didasarkan pada tiga aspek yaitu: a).
Pemahaman manfaat pembelajaran ekonomi, b). Rasa senang terhadap
pelajaran ekonomi, dan c). Kecenderungan bertindak dan bertingkah laku
saat pembelajaran. Dari ketiga aspek tersebut pemahaman manfaat
pembelajaran ekonomi memperoleh skor tertinggi yaitu 3,22 dengan
kualifikasi baik, artinya para siswa pada umumnya sudah memahami
pentingnya mata pelajaran ekonomi sebagai bekal dalam hidup dan
kehidupannya. Skor terendah pada aspek rasa senang terhadap pelajaran
ekonomi yaitu sebesar 2,72 dengan kualifikasi baik, artinya sebagian besar
siswa memiliki perasaan senang terhadap pelajaran dan proses
pembelajaran ekonomi, namun belum semua siswa memiliki perasaan
Eko Putro, dkk.-2020
26 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
yang sama. Ke depan merupakan tugas guru bagaimana caranya agar
semakin meningkat siswa yang memiliki perasaan senang terhadap mata
pelajaran dan proses pembelajaran ekonomi, karena siswa yang memiliki
perasaan senang biasanya akan diikuti dengan motivasi belajar yang tinggi
yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Sikap terhadap mata pelajaran maupun proses pembelajaran
ekonomi siswa SMA negeri lebih baik dibandingkan dengan siswa SMA
swasta. Hal ini dapat dilihat dari skor penilaian sikap yang menunjukkan
sikap SMA negeri memiliki skor sebesar 3,02 lebih tinggi bila
dibandingksn skor sikap siswa SMA swasta sebesar 2,76 walaupun
termasuk dalam kualifikasi yang sama, yaitu termasuk kualifikasi baik.
Perbedaan sikap tidak terlepas karena adanya perbedaan input siswa yang
masuk di SMA negeri dengan SMA swasta. Input siswa di SMA negeri
pada umumnya lebih baik bila dibandingkan dengan input siswa SMA
swasta. Pada saat pendaftaran calon peserta didik baru (PPDB) pada
umumnya calon siswa memilih SMA negeri sebagai pilihan pertama
dibandingkan dengan SMA swasta
5. Motivasi Belajar
Berdasarkan penilaian terhadap motivasi belajar siswa dalam mata
pelajaran ekonomi di SMA Kabupaten Purworejo diperoleh data sebagai
berikut :
Tabel 5
Motivasi Belajar Siswa
Skor Kualifikasi Frekuensi Persentase
> 3,25 Sangat Baik 52 10,32
> 2,50 – 3,25 Baik 356 70,63
> 1,75 – 2,50 Cukup 91 18,06
≤ 1,75 Kurang 5 0,99
Jumlah 504 100
Rerata total skor hasil penilaian sub-komponen motivasi belajar
siswa = 2,81 dengan kualifikasi “baik”, artinya para siswa SMA
Eko Putro, dkk.-2020
27 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
Purworejo pada umumnya memiliki motivasi belajar ekonomi yang baik.
Hasil tersebut diperkuat oleh penelitian Gita Frimar yang menyimpulkan
bahwa tingkat motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi
program lintas minat di SMA Negeri 16 Palembang sudah memiliki
motivasi belajar yang tinggi dalam mempelajari mata pelajaran ekonomi
(Gita Frimar L.A, dkk. 2019: 78)
Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap
keberhasilan proses maupun hasil belajar siswa. Salah satu indikator
kualitas pembelajaran adalah adanya semangat maupun motivasi belajar
dari para siswa. Ormrod menguraikan bagaimana pengaruh motivasi
terhadap kegiatan belajar sebagai berikut.
Motivation has several effect on students’ learning and
behavior:It directs behavior toward particular goal.It leads to
increased effort and energy.It increases initiation of, and
persistence in activities.It enhances cognitive processing. It lead
to improved performance (Ormrod, 2003: 368 -369).
McClelland (1987: 4) mengembangkan teori motivasinya sampai
pada bentuk-bentuk pengembangan motivasi berprestasi (N-Ach) yang
sangat populer, khususnya di kalangan enterpreneur. McClelland berhasil
merumuskan ciri – ciri operasional perilaku individu yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi dan individu dengan motivasi berprestasi
rendah. Mereka yang memiliki motivasi tinggi memiliki ciri - ciri sebagai
berikut: 1) memperlihatkan berbagai tanda aktivitas fisiologis yang tinggi,
2) menunjukkan kewaspadaan yang tinggi, 3) berorientasi pada
keberhasilan dan sensitif terhadap tanda-tanda yang berkaitan dengan
peningkatan prestasi kerja, 4) memiliki tanggung jawab secara pribadi atas
kinerjanya, 5) menyukai umpan balik berupa penghargaan dan bukan
insentif untuk peningkatan kinerjanya, 6) inovatif mencari hal-hal yang
baru dan efisien untuk peningkatan kinerjanya.
Dalam penelitian ini motivasi belajar siswa difokuskan pada
motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi diartikan sebagai dorongan
untuk mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan
Eko Putro, dkk.-2020
28 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
standar keunggulan. Motif berprestasi bukan sekadar dorongan untuk
berbuat, tetapi juga mengacu pada suatu ukuran keberhasilan berdasarkan
penilaian terhadap tugas-tugas yang dikerjakan seseorang. Motivasi
berprestasi merupakandorongan memperoleh suatu hasil dengan sebaik-
baiknya agar tercapai perasaan kesempurnaan pribadi. Dengan demikian,
perilaku di sini berkaitan dengan harapan (expectation). Harapan
seseorang terbentuk melalui belajar dan selalu mengandung standar
keunggulan. Standar tersebut mungkin berasal dari tuntutan orang lain
atau lingkungan tempat seseorang dibesarkan. Oleh karena itu, standar
keunggulan merupakan kerangka acuan bagi individu yang bersangkutan
pada saat ia belajar, menjalankan tugas, memecahkan masalah maupun
mempelajari sesuatu. Adapun indikator motivasi berprestasi ada empat,
yaitu:1) berorientasi pada keberhasilan, 2) bertanggung jawab, 3) inovatif,
dan 4) mengantisipadi kegagalan (Eko Putro Widoyoko. 2018: 236).
Dari ke empat indikator tersebut yang memperoleh skor penilaian
tertinggi adalah pada kemampuan mengantisipasi kegagalan dengan skor =
3,08 dengan kualifikasi baik, artinya para siswa SMA Purworejo pada
umumnya mempunyai kemampuan mengantisipasi kegagalan yang
mengandung unsur kewaspadaan, yaitu ketelitian atau kecermatan untuk
berusaha menanggulangi berbagai penghambat untuk mencapai
keberhasilan. Skor terendah terletak kemampuan inovasi yaitu 2,48
dengan kualifikasi cukup, artinya para siswa SMA Purworejo pada
umumnya kemampuan untuk menemukan sesuatu cara yang berbeda dari
sebelumnya untuk mencapai suatu keberhasilan, termasuk juga keinginan
berkompetisi dengan prestasi diri sebelumnya atau dengan prestasi orang
lain masih perlu ditingkatkan. Sedangkan untuk berorientasi pada
keberhasilan dan tanggung jawab masing-masing memiliki skor 2,79 dan
2,88 dengan kualifikasi baik.
Ada perbedaan motivasi belajar ekonomi antara siswa SMA negeri
dengan SMA swasta. Siswa SMA swasta memiliki motivasi belajar sedikit
lebih tinggi (skor = 2,83) dibandingkan motivasi belajar SMA negeri (skor
= 2,79). Hal ini bisa terjadi karena untuk mengukur keberhasilan belajar
Eko Putro, dkk.-2020
29 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
ekonomi pada penilaian akhir semester (PAS) menggunakan instrumen
yang sama antara SMA negeri dan SMA swasta. Dengan fasilitas
pembelajaran yang berbeda, input yang berbeda serta kinerja guru yang
berbeda dengan SMA negeri, maka untuk mengimbanginya agar hasil
belajar tidak jauh berbeda diperlukan motivasi belajar yang tinggi.
Rerata skor komponen dan sub-komponen kualitas pembelajaran
antara SMA negeri dengan SMA swasta sebagaimana telah diuraikan di
atas diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 6
Skor Kualitas Pembelajaran
No Sub-Komponen Rerata Skor
Kualifikasi Negeri Swasta N & S
1 Kinerja Guru 3.23 3.03 3.15 Baik
2 Fasilitas Pembelajaran 3.10 3.00 3.06 Baik
3 Iklim Kelas 3.05 2.79 2.95 Baik
4 Sikap Siswa 3.02 2.76 2.92 Baik
5 Motivasi Belajar 2.79 2.83 2.81 Baik
Rerata Total Skor 3.04 2.88 2.98 Baik
Keterangan : N = SMA Negeri, S = SMA Swasta
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kualitas
pembelajaran ekonomi di SMA Kabupaten Purworejo memiliki skor =
2,98 termasuk kualifikasi baik, artinya sudah berjalan sesuai desain yang
telah direncanakan sebelumnya. Hasil tersebut diperkuat penelitian Ikbal,
dkk. yang menyimpukan bahwa kualitas pembelajaran ekonomi di SMA
sudah baik (Ikbal, dkk. 2020 : 58)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui juga bahwa kualitas
pembelajaran ekonomi di SMA negeri lebih baik karena memiliki skor
yang lebih tinggi, yaitu 3,04 dibandingkan SMA swasta karena memiliki
skor yang lebih rendah, yaitu 2,88. Perbedaan kualitas pembelajaran
tersebut tidak terlepas karena adanya perbedaan kualitas maupun kinerja
guru antara guru SMA negeri dengan guru SMA swasta. Hasil penelitian
Eko Putro, dkk.-2020
30 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
menunjukkan bahwa kualitas guru berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas pembelajaran (Trude Nilsen & Jan-Eric Gustafsson. 2016). Guru
SMA negeri mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan guru SMA
swasta.
Selain faktor guru, perbedaan kualitas pembelajaran antara SMA
negeri dengan SMA swasta juga karena adanya perbedaan karakter peserta
didik, di mana input yang dididik di sekolah negeri pada dasarnya telah
memiliki keunggulan akademik yang mereka bawa sebelum menjadi siswa
di sekolah tersebut. (Cepi Safruddin. 2011: 90)
B. Output Pembelajaran
Data output pembelajaran diperoleh dari skor hasil penilaian akhir
semester (PAS). Berdasarkan dokumen hasil PAS dari sekolah diperoleh data
sebagai berikut:
Table 7
Hasil Penilaian Akhir Semester
Skor PAS Kualifikasi Jumlah Persentase
≥ 90,0 – 100 Sangat Baik 27 5,36
≥ 80,0 – 89,9 Baik 300 59,52
≥ 70,0 – 79,9 Cukup 157 31,15
< 70,0 Kurang 20 3,97
Total 504 100
Nilai rerata skor ouput pembelajaran (PAS) = 80,98 dengan kualifikasi
“Baik”. Apabila dikonversi ke dalam skala 4 diperoleh rerata skor ouput
pembelajaran (PAS) = 2,67 dengan kualifikasi “Baik”. Walaupun termasuk
kualifikasi baik, tetapi masih masuk pada batas bawah, baik untuk skala 100
maupun skala 4, selain itu hasil di atas juga belum maksimal. Untuk menuju
ke arah kualifikasi sangat baik masih perlu usaha maupun perjuangan yang
tidak ringan. Oleh karena itu ke depan kualitas pembelajaran masih perlu
ditingkatkan untuk bisa memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Eko Putro, dkk.-2020
31 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
Rerata skor ouput pembelajaran (PAS), baik menggunakan skala 100
maupun skala 4, apabila dibedakan antara SMA Negeri dengan SMA Swasta
diperoleh hasil sebagai berikut:
Output Pembelajaran
Skala Rerata Skor PAS SMA
Kualifikasi Negeri Swasta Negeri & Swasta
Skala 100 81,07 80,89 80,98 Baik
Skala 4 2,70 2,63 2,67 Baik
Berdasarkan table di atas dapat disimpulkan bahwa output
pembelajaran ekonomi siswa SMA negeri (rerata skor = 81,07 untuk skala 100
dan 2,70 untuk skala 4) lebih tinggi dibandingkan prestasi belajar siswa SMA
swasta (rerata skor = 80,89 untuk skala 100 dan 2.63 untuk skala 4). Hasil
tersebut sesuai hasil penelitian Mongi dan Hatidja, yang menyimpulkan bahwa
nilai UN secara rata-rata SMA negeri lebih tinggi dari SMA swasta yaitu 65,16
dan 56,51 ( Mongi dan Hatidja. 2016 : 95).
Perbedaan output pembelajaran ekonomi antara SMA negeri dengan
SMA swasta dipengaruhi oleh berbagai factor, di antaranya adalah : Input
siswa yang berbeda antara SMA negeri dengan SMA swasta. Sebagai contoh
aspek kecerdasan intelektal. Kecerdasan intelektual menunjukkan hasil bahwa
sekolah negeri cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah swasta.
Keadaan ini tidak lepas dari citra sekolah negeri dibandingkan dengan sekolah
swasta di mana sekolah negeri masih menjadi favorit siswa. Dengan demikian
para siswa yang mendaftarkan diri di sekolah negeri cenderung mempunyai
kemampuan akademis yang baik. Menurut Cepi Safruddin input yang dididik
di SMA negeri pada dasarnya telah memiliki keunggulan akademik yang
mereka bawa sebelum menjadi siswa di sekolah tersebut. (Cepi Safruddin.
2011: 90). Perbedaan input akan mengakibatkan adanya perbedaan pada output
(Nelson Jagero. 2014; Namaziandost et al. 2019).
Kualitas guru yang berbeda. Guru yang mengajar di SMA negeri pada
umumnya lebih banyak yang sudah memperoleh sertifikasi guru dibandingkan
guru yang mengajar di SMA swasta. Dengan sertifikasi guru tersebut mampu
meningkatkan motivasi kerja. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang
Eko Putro, dkk.-2020
32 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
dilakukan oleh Raddana yang menyimpulkan bahwa sertifikasi guru dapat
meningkatkan motivasi kerja guru yang selanjutnya menaikkan kinerja guru
SMA Negeri se-NTB (Raddana. 2013: 232). Selain sertifikasi, guru yang
mengajar di SMA negeri pada umumnya mempunyai pengalaman mengajar
yang lebih banyak dibandingkan guru yang mengajar di SMA swasta.
Pengalaman mengajar guru mempunyai pengaruh terhadap kinerja guru yang
pada akhirnya mempengaruhi prestasi belajar siswa (Nelson Jagero. 2014.
Hanover Research. 2016). Perbedaan kualitas guru tersebut akan
mempengaruhi output pembelajaran (Trude Nilsen & Jan-Eric Gustafsson.
Editors. 2016; Sander Gerritse, et.al. 2017, and Toropova, A. et.al. 2019)
Kualitas pembelajaran di SMA negeri lebih baik dibandingkan kualitas
pembelajaran di SMA swasta. Perbedaan kualitas pembelajaran akan
mempengaruhi output pembelajaran (Hiroyuki Motegi & Masato Oikawa.
2019; Jessie Brown & Martin Kurzweil. 2018; dan, Trude Nilsen & Jan-Eric
Gustafsson. 2016).
Selain hal tersebut di atas, ada kemungkinan karena adanya perbedaan
kualitas pelayanan antara SMA negeri dengan SMA swasta. Berbekal sarana
dan prasarana maupun fasilitas pembelajaran yang lebih baik, dan sumber daya
manusia yang lebih baik, serta manajemen yang lebih baik, dimungkinkan
SMA negeri mampu memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik terhadap
peserta didiknya. Perbedaan kualitas tersebut berpengaruh terhadap output
pembelajaran. Hal ini didasarkan pada penelitian Rizki Aulia, dkk, yang
menyimpulkan ada perbedaan yang signifikan kualitas pelayanan pendidikan
pada peserta didik SMA Negeri 16 Palembang dan SMA YPI Tunas Bangsa
Palembang (Rizki Aulia, dkk. 2020: 12)
C. Program Pembelajaran
Skor program pembelajaran merupakan merupakan rerata dari
komponen-komponen kualitas pembelajaran dan output pembelajaran. Rerata
skor dari 6 komponen tersebut hasilnya adalah sebagai berikut:
Eko Putro, dkk.-2020
33 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
Tabel 8
Skor Program Pembelajaran
No Komponen Program Rerata Skor Kualifikasi
Negeri Swasta N & S
1 Kinerja Guru 3.23 3.03 3.15 Baik
2 Fasilitas Pembelajaran 3.10 3.00 3.06 Baik
3 Iklim Kelas 3.05 2.79 2.95 Baik
4 Sikap Siswa 3.02 2.76 2.92 Baik
5 Motivasi Belajar 2.79 2.83 2.81 Baik
6 Output Pembelajaran 2.70 2.63 2.67 Baik
Skor Total Program Pembelajaran 2.98 2.84 2.93 Baik
Keterangan : N = SMA Negeri, S = SMA Swasta
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil penilaian
responden pelaksanaan program pembelajaran ekonomi di SMA kabupaten
Purworejo memperoleh rerata skor = 2,93 dengan kualifikasi baik. Artinya
bahwa program pembelajaran ekonomi di SMA kabupaten Purworejo
selama ini telah berjalan dengan baik, baik dilihat dari segi proses atau
kualitas pembelajaranya maupun hasilnya (ouput pembelajaran). Namun
demikian dari sudut kualitas pembelajaran dan hasil belajar tersebut belum
maksimal. Hal demikian tidak hanya di SMA kabupaten Purworejo tetapi
juga di SMA di beberapa daerah yang lain (Ikbal Barlian, dkk. 2020). Oleh
karena itu untuk ke depan perlu ada upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, baik dari aspek kinerja guru, fasilitas pembelajaran, iklim
kelas, sikap siswa maupun motivasi belajar siswa. Dengan adanya
peningkatan kualitas pembelajaran diharapkan akan mampu meningkatkan
output pembelajaran karena output pembelajaran dipengaruhi oleh kualitas
pembelajaran (Hiroyuki Motegi & Masato Oikawa. 2019; Jessie Brown &
Martin Kurzweil. 2018; dan, Trude Nilsen & Jan-Eric Gustafsson. 2016).
Pelaksanaan program pembelajaran ekonomi berdasarkan status
SMA, ada perbedaan pelaksanaan program pembelajaran antara SMA negeri
dengan SMA swasta. Berdasarkan hasil penilaian responden pelaksanaan
program pembelajaran di SMA negeri memperoleh skor = 2,98 sedangkan di
SMA swasta memperoleh skor = 2,84. Artinya pelaksanaan program
Eko Putro, dkk.-2020
34 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
pembelajaran di SMA negeri lebih baik dibandingkan pelaksanaan program
pembelajaran di SMA swasta, walaupun skor ke dua-duanya termasuk
kualifikasi baik. Perbedaan efektivitas pelaksanaan program pembelajaran
antara SMA negeri dengan SMA swasta tersebut di antaranya disebabkan:
Pertama, factor input peserta didik yang berbeda. Input yang
dididik di SMA negeri pada dasarnya telah memiliki keunggulan akademik
yang mereka bawa sebelum menjadi siswa di sekolah tersebut. (Cepi
Safruddin. 2011: 90). Kemampuan akademik yang berbeda ini bersifat
bawaan. Kedua, faktor guru yang berbeda, guru yang mengajar di SMA
negeri pada umumnya mempunyai pengalaman mengajar yang lebih,
memiliki kesejahteraan, serta motivasi kerja yang lebih (Raddana. 2013:
232). Ketiga, fasilitas belajar yang lebih baik dibandingkan SMA swasta.
Eko Putro, dkk.-2020
35 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Secara program pembelajaran ekonomi di SMA kabupaten Purworejo
selama ini telah berjalan dengan baik, baik dilihat dari segi proses atau kualitas
pembelajaranya maupun hasilnya (ouput pembelajaran). Namun demikian dari
sudut kualitas pembelajaran dan hasil belajar tersebut belum maksimal. Hal
demikian tidak hanya di SMA kabupaten Purworejo tetapi juga di sejumlah
SMA di beberapa daerah yang lain. Oleh karena itu untuk ke depan perlu ada
upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dari aspek kinerja guru,
fasilitas pembelajaran, iklim kelas, sikap siswa maupun motivasi belajar siswa.
Dengan adanya peningkatan kualitas pembelajaran diharapkan akan mampu
meningkatkan output pembelajaran.
Ada perbedaan pelaksanaan program pembelajaran antara SMA negeri
dengan SMA swasta. Pelaksanaan program pembelajaran di SMA negeri lebih
baik dibandingkan pelaksanaan program pembelajaran di SMA swasta,
walaupun skor ke dua-duanya termasuk kualifikasi baik. Perbedaan efektivitas
pelaksanaan program pembelajaran antara SMA negeri dengan SMA swasta
tersebut di antaranya disebabkan factor input peserta didik yang berbeda,
kualitas guru yang pada umumnya berbeda, serta sarana dan prasarana maupun
fasilitas pembelajaran yang berbeda.
Kecerdasan intelektual siswa SMA negeri cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan sekolah swasta. Keadaan ini tidak lepas dari citra sekolah
negeri dibandingkan dengan sekolah swasta di mana sekolah negeri masih
menjadi favorit siswa. Input yang dididik di SMA negeri pada dasarnya telah
memiliki keunggulan akademik yang mereka bawa sebelum menjadi siswa di
sekolah tersebut.. Guru yang mengajar di SMA negeri pada umumnya
mempunyai pengalaman mengajar yang lebih, memiliki kesejahteraan, serta
motivasi kerja yang lebih dibandingkan guru yang mengajar di SMA swasta.
Sarana dan prasarana maupun fasilitas belajar SMA negeri pada umumnya
lebih baik dibandingkan SMA swasta.
Eko Putro, dkk.-2020
36 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
B. Saran – saran
Untuk meningkatkan output pembelajaran ekonomi, ke depan perlu ada
peningkatan kualitas pembelajaran, baik dari aspek guru, fasilitas, iklim kelas
maupun sikap dan motivasi belajar siswa. Aspek kinerja guru yang perlu
ditingkatkan terutama kompetensi pedagogis terutama pada kemampuan
memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang mampu melibatkan
siswa secara aktif dalam pembelajaran sehingga mampu mewujudkan iklim
kelas yang lebih baik lagi. Dengan iklim kelas yang lebih baik diharapkan
mampu menumbuhkan kepuasan belajar siswa yang pada akhirnya akan
meningkatkan sikap dan motivasi belajar siswa.
Selain kompetensi pedagogis yang perlu ditingkatkan kompetensi
professional, yaitu kemampuan menguasai materi ekonomi secara luas dan
mendalam. Guru yang mengajar ekonomi diharapkan lebih meningkatkan
kemampuannya untuk mengkaitkan materi ekonomi dengan isu – isu yang
menarik dan actual. Hal ini perlu dilakukan karena lmu Ekonomi adalah materi
yang dinamis dan sangat kontekstual karena berhubungan dengan masalah-
masalah manusia sebagai makhluk sosial, saling tergantung dengan
lingkungannya baik lokal maupun dunia.
Aspek fasilitas pembelajaran yang perlu ditingkatkan tidak hanya
kelengkapan fasilitas belajar, media pembelajaran dan sumber belajar, yang
tidak kalah pentingnya adalah tata ruang kelas tempat belajar, meliputi
kebersihan, tata warna serta tata cahaya ruang kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, Krisna. 2017. Pengaruh Iklim Kelas Terhadap Hasil Belajar Dengan
Mediasi Motivasi Belajar: Survey pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
Kelas X SMA Kartika XIX-I Bandung Tahun Ajaran 2016/2017.
http://repository. upi.edu/30913/
Astin Lukum. 2015. Evaluasi Program Pembelajaran IPA SMP Menggunakan Model
Countenance Stake. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan vol. 19. No.
1, 25-37. Homepage:http//journal.uny.ac.id/index.php/jpep
Eko Putro, dkk.-2020
37 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
Cepi Safruddin. 2011. Pencapaian Keunggulan Pada SMA Negeri dan Swasta
Berkategori Unggul di Kota Bandung: Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol 12
No. 2, Oktober 2011. http://jurnal.upi.edu/file/8_cepy.pdf
Djemari Mardapi. 2018. Teknik Penyusunan Instrument Tes dan Non Tes.
Yogyakarta: Mitra Cendekia
Dewi Permata Sari, dkk. 2018. Pengaruh Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar
Peserta Didik Di SMAN3 Tanjung Raja. Jurnal Profit: Kajian Pendidikan
Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, Universitas Sriwijaya Palembang. Volume 5,
Nomor 1, Mei 2018. https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jp/
Ebel, R.L. & Frisbie, D.A. 1986. Essential of educational measurement. New
Jersey:Prentice- Hall, Inc
Eko Putro Widoyoko, S. (2017). Evaluasi Program Pelatihan. Yogjakarta: Pustaka
Pelajar.
------------. 2018. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogjakarta: Pustaka
Pelajar.
------------. (2019). Evaluasi Program Pembelajaran.Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Erna Susanti. 2017. Evaluasi Program Pembelajaran Kewirausahaan Pada Business
Centre Untuk Kompetensi Keahlian Akuntansi SMKN 7 Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2015/2016. http://eprints.uny.ac.id/48920/1/Skripsi_Erna Susanti.
Gita Frimar L.A, dkk. 2019. Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X
Program Lintas Minat Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 16
Palembang. Jurnal Profit: Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi,
Universitas Sriwijaya Palembang. Volume 6, Nomor 1, Mei 2019.
https://ejournal. unsri.ac.id /index.php/jp/
Griffin, P. & Nix, P.1991.Educational assessment and reporting. Sydney: Harcout
Brace Javanovich, Publisher.
Hanover Research. 2016. Teacher Experience and Student Achievement.
https://www. gssaweb.org/wp-content/uploads/2016/05/Teacher-Experience-
and-Student-Achievement.pdf
Hendro Dwi Baskoro, dkk. 2017. Evaluasi Program Pembelajaran Guru Mata
Pelajaran Ekonomi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri dan Swasta Di
Kabupaten Tulungagung, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri
Malang. Vol.10, No.2, 2017.
Hiroyuki Motegi & Masato Oikawa. 2019. The effect of instructional quality on
student achievement: Evidence from Japan. Elsevier. https://www.
sciencedirect. com/science/article/abs/
Hulan. 2017. Pengaruh Sikap Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Di SMA
Kemala Bhayangkari. http://jurnal.untan.ac.id/ipdpb/article
Eko Putro, dkk.-2020
38 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
Ika Sunu D. S. & Heri Retnawati. 2016. Penilaian Kinerja Guru SMA Swasta Di
Kabupaten Sukoharjo dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jurnal
Evaluasi Pendidikan. Volume 4, No 1, Maret 2016 (36-44) Online:
http://journal. student.uny.ac.id/ojs/index.php/jep
Ikbal Barlian, dkk. 2020. Evaluasi Kualitas Desain Pembelajaran Ekonomi di
Sekolah Menengah Atas Menggunakan Model Countenence Stake, Jurnal
Profit: Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, Universitas Sriwijaya
Palembang. Volume 7 No 1, 2020, 47-59. https://ejournal.unsri.ac.id/index.
php/jp/
Jessie Brown & Martin Kurzweil. 2018. Instructional Quality, Student Outcomes,
and Institutional Finances. American Council on Education.
https://www.acenet. edu
Kirkpatrick, D.L. 1998. Evaluating training programs, The four levels (2nd ed.). San
Francisco: Berrett-Koehler Publisher, Inc.
Lailatul Badriyah. 2014. Analisis Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi
Berdasarkan Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Ekonomi. IKIP Veteran
Semarang Vol. 2. No.1, 96-108. Homepage:https:media.neliti.com
McClelland, D.C. 1987. Human Motivation. New York: Cambridge University
Press.
Mongi dan Hatidja. 2016. Perbandingan SMA Negeri dan SMA Swasta Berdasarkan
Nilai Akreditasi dan Nilai Ujian Nasional di Kota Manado. Jurnal Ilmiah
Sains Vol. 16 No. 2, Oktober 2016. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
JIS/article/download/14255/13830
Namaziandost et al. 2019. Comparing the effectiveness of input-based and output-
based activities on productive knowledge of vocabulary among pre
intermediate EFL learners. Asian-Pacific Journal of Second and Foreign
Language Education. https://link.springer.com/content/pdf/10.1186/s40862-
019-0065-7.pdf
Nelson Jagero. 2014. Input – Output Relationship and The Quality Of Education In
Day Secondary Schools In Kenya. International Journal of Community and
Corporative Studies. Vol.1, No.2, pp.42-50, December 2014.
http://www.eajournals.org
Morrison, D.M. & Mokashi K. & Cotter, K. (2006). Instructional Quality Indicators:
Research foundations. Cambrigde University. www.co.nect.net
Ormrod, J.E. (2003). Educational Psychology, Developing Learners.(4d ed.). Merrill:
Pearson Education, Inc.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.
Popham, W. J. 1995. Classroom Assessment: What Teachers Need to Know. Boston:
Allyn and Bacon.
Eko Putro, dkk.-2020
39 Evaluasi Program Pembelajaran Ekonomi
Raddana. 2013. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru SMA Negeri Di
Nusa Tenggara Barat (NTB). DIA, Jurnal Administrasi Publik. Desember
2013, Vol. 11, No. 2, Hal. 226 – 236.
Rizki Aulia, dkk. 2020. Perbedaan Kualitas Layanan Pendidikan di SMA Negeri 16
Palembang dan SMA YPI Tunas Bangsa Palembang. Jurnal Ilmiah
Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora. Volume 4, Nomor
, Pebruari 2020. http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/muqoddimah/article/
view/1191
Rosdiana. 2017. Evaluasi Program Pembelajaran Remedial Pada Pembelajaran
Ekonomi Di SMA Negeri 1 Donri Donri, Jurnal PEP Educational
Assessment Universitas Negeri Makasar. Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017.
Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/UEA.
Rusydi Ananda. 2017. Pengantar Evaluasi Program Pendidikan. Medan: Perdana
Publishing.
Sander Gerritse, et.al. 2017.Teacher Quality and Student Achievement: Evidence
from a Sample of Dutch Twins. Journal of Applied Econometrics. Volume
32, issue 3, April/May 2017. Pages 643 – 660.
https://onlinelibrary.wiley.com.
Stark, J.S. & Thomas, A. 1994. Assessment and Program Evaluation. Needham
Heights: Simon & Schuster Custom Publishing
Sugihartono. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogjakarta: UNY Press
Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).
Jakarta: Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2014. Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Tim Pekerti-AA PPSP LPP Universitas Sebelas Maret. (2007). Panduan evaluasi
pembelajaran. Solo: Pusat Pengembangan Sistem Pembelajaran Lembaga
Pengembangan Pendidikan UNS.
Toropova, A. et.al. 2019. The Role of Teacher Characteristics for Student
Achievement in Mathematics and Student Perceptions of Instructional
Quality. Education Inquiry Journal. 2019, Vol. 10, No. 4, 275–299.
https://www. tandfonline.com
Trude Nilsen & Jan-Eric Gustafsson. Editors. 2016. Teacher Quality, Instructional
Quality and Student Outcomes. Relationships Across Countries, Cohorts and
Time. https://www.springer.com/gp/book/9783319412511
Woolfolk, A. 2007. Educational Psychology. Boston: Pearson Education Inc
top related