makalah fisika kelas xi sma

40
Makalah PENGARUH EFEK RUMAH KACA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP Disusun Guna Memenuhi Tugas Fisika Kelas XI Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Disusun Oleh : Fani Setiati (6424) Kelas XI MIA 4 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

Upload: fannyknightforce

Post on 22-Sep-2015

1.663 views

Category:

Documents


250 download

DESCRIPTION

MAKALAH TENTANG EFEK RUMAH KACA TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR

TRANSCRIPT

Makalah

PENGARUH EFEK RUMAH KACA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUPDisusun Guna Memenuhi Tugas FisikaKelas XI Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

Disusun Oleh :Fani Setiati (6424)

Kelas XI MIA 4

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN

2015

KATA PENGANTARPuji dan Syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan karunia-Nya kepada kita sehingga sampai hari ini penulis masih diberi rahmat kemudahan untuk selalu terbuka akal pikiran, mata, dan hati dalam rangka mencari ilmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran fisika kelas XI semester 2 yang dibimbing oleh Bapak Pawit, S.Pd. Makalah ini berisi tentang Pengaruh Efek Rumah KacaTerhadap Lingkungan Hidup

Kami yakin karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, ibarat TIADA GADING YANG TAK RETAK .Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan kliping ini, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi karya tulis ini, sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.

Kutowinangun, 13 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISIHalaman Judul...iKata Pengantar...iiDaftar Isi....iiiBAB 1PENDAHULUAN..1

A.Latar Belakang Masalah..........1B.Perumusan Masalah....2C.Tujuan Penulisan.2BAB 11ISI DAN PEMBAHASAN.3

A. Efek Rumah Kaca.31. Pengertian Efek Rumah Kaca.32. Teori Efek Rumah Kaca.5B. Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca..7C. Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca...11D. Keterkaitan Antara Efek Rumah Kaca dengan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim.13E. Dampak Adanya Efek Rumah Kaca.15F. Upaya Penanggulangan Efek Rumah Kaca..19BAB IIIPENUTUP..22A. Kesimpulan...22B. Saran ....22

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang MasalahSaat ini perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang sering disebut Iptek memang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan, yaitu dapat menyederhanakan dan mempermudah aktivitas-aktivitas dalam kehidupan. Namun, tidak hanya dampak positif saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang iptek ini, tetapi juga dampak-dampak negative.Misalnya saja, berkat adanya kemajuan iptek manusia tak perlu lagi berjalan kaki untuk menempuh perjalanan yang jauh ataupun dekat. Karena saat ini sudah banyak sepeda motor dan mobil yang mempercepat dan memudahkan kita menuju ke suatu tempat. Namun asap dari kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas rumah kaca apabila kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fosil seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, computer, pembakaran hutan juga menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca meningkat.Masalah lain yang juga kita alami saat ini adalah meningkatnya temperatur rata-rata permukaan bumi. Dari tahun 1880-1940 temperatur bumi naik hingga 0,6 derajat celcius. Lalu kembali menurun 0,3 derajat celcius dari tahun 1940-1975. Kemudian naik secar perlahan-lahan sejak tahun 1975. Masalah-masalah lingkungan ini makin lama makin bertambah, terlebih saat ini berhembus masalah yang lebih besar mengenai efek rumah kaca dan global warming.Oleh karena itu, penulis mencoba membahas masalah-masalah tersebut diatas dalam makalah ini. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan efek rumah kaca, global warming, perubahan iklim, penyebab efek rumah kaca, dampak-dampak yang diberikan, cara penanggulangannya dan keterkaitan masalah-masalah tersebut diatas satu sama lain. Semua ini akan penyusun coba cari tahu dan membahasnya dalam makalah ini.B. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan batasan permasalahan sebagai berikut:1.Apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca dan bagaimana teorinya?2.Apa yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca?

3.Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca?

4.Bagaimana keterkaitan antara efek rumah kaca dengan pemanasan global dan perubahan iklim?5.Apa dampak yang diakibatkan oleh efek rumah kaca?

6.Bagaimana cara menanggulangi efek rumah kaca?

C.Tujuan Penulisan1.Menjelaskan istilah efek rumah kaca beserta teorinya2.Menganalisis penyebab terjadinya rumah kaca

3.Mengidentifikasi proses terjadinya efek rumah kaca

4.Mengidentifikasi keterkaitan antara efek rumah kaca dengan pemanasan global dan perubahan iklim

5.Menganalisis dampak adanya efek rumah kaca

6.Menganalisis cara untuk menanggulangi efek rumah kacaBAB 11ISI DAN PEMBAHASANA. Efek Rumah Kaca

1. Pengertian Efek Rumah KacaIstilah efek rumah kaca dalam bahasa inggris disebut green house efect, pada awalnya berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam dan menyimpan sayur mayur dan bunga-bungaan di musim dingin. Para petani tersebut menggunakan rumah kaca karena sifat kaca yang mudah menyerap panas dan sulit melepas panas, di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca, karena cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruanangan rumah kaca sebagai gelombang panas berupa gelombang sinar infra merah, tetapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan.Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca. Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia.

Oleh WWF dijelaskan bahwa Efek Rumah Kaca (ERK) dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Pada kenyataannya, di lapisan atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca di mana panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di alam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan rumah kaca. Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca = GRK) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi, 10 energi radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34% dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas, 23% menguapkan air, dan hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman untuk perfotosintesis. Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak diubah menjadi bentuk energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat

oleh tanaman dalam bentuk radiasi inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari permukaan bumi tertahan oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di atmosfer menyerap energi panas pantulan dari bumi.

Dalam skala yang lebih kecil hal yang sama juga terjadi di dalam rumah kaca. Radiasi sinar matahari menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca. Pantulan dari benda dan permukaan di dalam rumah kaca adalah berupa sinar inframerah dan tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara di dalam rumah kaca menjadi hangat walaupun udara di luar dingin. Efek memanaskan itulah yang disebut efek rumah kaca atau green house effect.

Gb. Efek Rumah Kaca2. Teori Efek Rumah KacaSalah satu ilmuwan menguraikan bahwa lapisan atmosfir terdiri dari, berturut-turut: troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah yang yang terpenting dalam kasus ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu.Seandainya tidak ada ERK, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 C terlalu dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya ERK, suhu rata-rata bumi 330 C lebih tinggi, yaitu 150C. Jadi, ERK membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan manusia. Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik. Dibandingkan tahun 50-an misalnya, kini suhu bumi telah naik sekitar 0,20 C lebih. 10 Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.

Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Analogi yang dapat dipraktekkan terkait teori rumah kaca adalah sebagai

berikut 1. Nyalakan kompor listrik, dekatkan tangan anda di samping piringan yang panas (jangan taruh tepat di atasnya), anda dapat merasakan panas yang berasal dari piringan itu.

2. Lalu posisikan gelas kaca di atas piringan itu (jangan sampai menyentuh), gelas akan memanas, gelas itu menyerap panas yang berasal dari piringan listrik.

3. Rasa panas akan tetap ada ketika gelas disingkirkan dari atas piringan itu, ini menunjukkan bahwa gelas menahan radiasi gelombang panjang infra merah.

4. Kita tidak bisa katakan apakah radiasi itu ditangkis/direfleksi, yang jelas sebagian ditangkis oleh gelas, namun sebagian besar diserap.B. Penyebab Terjadinya Efek Rumah KacaEfek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya (CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride) di atmosfer yang disebut gas rumah kaca. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.Gas rumah kaca dapat dihasilkan baik secara alamiah maupun dari hasil kegiatan manusia. Namun sebagian besar yang menyebabkan terjadi perubahan komposisi gas rumah kaca di atmosfer adalah gas-gas buang yang teremisikan keangkasa sebagai hasil dari aktifitas manusia untuk membangun dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama ini. Aktifitas-aktifitas yang menghasilkan gas rumah kaca diantarnya dari kegiatan perindustrian, penyediaan energi listrik, transportasi dan hal lain yang bersifat membakar suatu bahan.Sedangkan dari peristiwa secara alam juga menghasilkan/ mengeluarkan gas rumah kaca seperti dari letusan gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, peternakan hingga kita bernafaspun mengeluarkan gas rumah kaca. Selain itu aktifitas manusia dalam alih guna lahan juga mengemisikan gas rumah kaca.

Gas-gas penyebab terjadinya efek rumah kaca antara lain:1. Uap air Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal. Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan meningkatnya kandungan uap air di troposfer, dengan kelembapan relatif yang agak konstan. Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah kaca; yang mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan kembali semakin meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan sampai mencapai titik

ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu, uap air berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia yang melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO2. Perubahan dalam jumlah uap air di udara juga berakibat secara tidak langsung melalui terbentuknya awan.

2. Karbondioksida

Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian. Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer, aktivitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul karbondioksida pada satu juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007, konsentrasi karbondioksida telah mencapai 383 ppm (peningkatan 36 persen). Jika prediksi saat ini benar, pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.

3. Metana

Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.4. Nitrogen Oksida

Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Metana dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Nitrogen Oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.

5. Gas lainnya

Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet). Selama masa abad ke-20, gas-gas ini telah terakumulasi di atmosfer, tetapi sejak 1995, untuk mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam Protokol Montreal tentang Substansi-substansi yang menipiskan lapisan ozon, konsentrasi gas-gas ini mulai makin sedikit dilepas ke udara.Jenis GRK yang memberikan sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana, dan nitrogen oksida. Sebagian besar dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor energi dan transport, penggundulan hutan, dan pertanian. Sementara, untuk GRK lainnya (HFC, PFC, SF6 ) hanya menyumbang kurang dari 1% . Sumber-sumber emisi karbondioksida secara global dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan bara): a. 36% dari industri energi (pembangkit listrik / kilang minyak, dll)

b. 27% dari sektor transportasi 21%c. 21% dari sector industrid. 15% dari sektor rumah tangga dan jasae. 1% dari sektor lain -lain.

Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada 2 macam :

Pertama, pembangkit listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang energy 2 kali lipatdari energy yang dihasilkan. Misal, energi yang digunakan 100 unit, sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit. Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara akan mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun. Kedua, pembakaran kendaraan bermotor. Kendaraan yang mengkonsumsi bahan bakar sebanyak 7,8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya akan mengemisikan 3 ton karbondioksida ke udara. Bayangkan jika jumlah kendaraan bermotor di Jakarta saja lebih dari 4 juta kendaraan. Berapa ton karbondioksida yang masuk ke atmosfer per tahun?

C.Proses Terjadinya Efek Rumah KacaEnergi yang masuk ke bumi, 25 % dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25 % diserap awan, 45 % diserap permukaan bumi, 5 % dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energy yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca.

Seperti penjelasan di atas, efek rumah kaca bisa terjadi karena berubahnya komposisi GRK (gas rumah kaca), yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan, GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida.

Dunia memperoleh sebagian besar energi dari pembakaran bahan bakar fosil yang berupa pembakaran minyak bumi, arang maupun gas bumi. Ketika pembakaran berlangsung sempurna, seluruh unsur karbon dari senyawa ini diubah menjadi karbon dioksida. Senyawa karbon dari bahan bakar fosil telah tersimpan di dalam bumi selama beratus-ratus milliar tahun lamanya.

Dalam jangka waktu satu atau dua abad ini, senyawa karbon ini dieksploitasi dan diubah menjadi karbon dioksida. Tidak semua karbon dioksida berada di atmosfir (sebagian darinya larut di laut dan danau, sebagian juga diubah menjadi bebatuan dalam wujud karbonat kalsium dan magnesium), tetapi hasil pengukuran menunjukkan bahwa kadar CO2 di atmosfir perlahan-lahan meningkat tiap tahun dan terus meningkat dekade-dekade terakhir.Peningkatan dari kadar CO2 di atmosfir menimbulkan masalah-masalah penting yang disebabkan oleh alasan-alasan berikut ini. Karbon dioksida memiliki sifat memperbolehkan cahaya sinar tampak untuk lewat melaluinya tetapi menyerap sinar infra merah. Agar bumi dapat mempertahankan temperatur rata-rata, bumi harus melepaskan energi setara dengan energi yang diterima. Energi diperoleh dari matahari yang sebagian besar dalam bentuk cahaya sinar tampak. Oleh karena CO2 di atmosfer memperbolehkan sinar tampak untuk lewat, energi lewat sampai ke permukaan bumi. Tetapi energi yang kemudian dilepaskan oleh permukaan bumi sebagian besar berada dalam bentuk infra merah, bukan cahaya sinar tampak, yang oleh karenanya disearap oleh atmosfer CO2.

Sekali molekul CO2 menyerap energi dari sinar infra merah, energi ini tidak disimpan melainkan dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik ke permukaan bumi. Sebagai konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak menghambat energi matahari untuk mencapai bumi, tetapi menghambat sebagian energi untuk kembali ke ruang angkasa. Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca.

Gb. Proses Terjadinya Efek Rumah KacaD. Keterkaitan Antara Efek Rumah Kaca dengan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Secara umum iklim merupakan hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik parameternya, seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Iklim muncul akibat dari pemerataan energi bumi yang tidak tetap dengan adanya perputaran/revolusi bumi mengelilingi matahari selama kurang lebih 365 hari serta rotasi bumi selama 24 jam. Hal tersebut menyebabkan radiasi matahari yang diterima berubah tergantung lokasi dan posisi geografi suatu daerah. Daerah yang berada di posisi sekitar 23,5 Lintang Utara 23,5 Lintang Selatan, merupakan daerah tropis yang konsentrasi energy suryanya surplus dari radiasi matahari yang diterima setiap tahunnya. Sebagai akibat dari radiasi matahari yang tidak merata ini, menyebabkan perbedaan iklim di beberapa tempat di muka bumi ini. Ada negara-negara yang memunyai empat musim yaitu negara-negara yang jauh dari Equator (khatulistiwa = garis hayal yang membagi bumi menjadi dua bagian utara dan selatan) dan negara-negara yang berada dalam Equator.

Berubahnya komposisi GRK (gas rumah kaca) di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.

Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya.Seorang ilmuwan memperkirakan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat. Bumi secara konstan menerima energi, kebanyakan dari sinar matahari tetapi sebagian juga diperoleh dari bumi itu sendiri, yakni melalui energi yang dibebaskan dari proses radioaktif.Efek buruk dari gas rumah kaca yaitu, jika terjadi akumulasi di atmosfir bumi kita, akan menyebabkan kenaikan temperatur bumi secara global, dimana bisa berdampak fatal bagi alam lingkungan dan manusia di masa depan. Tahun 1967 lalu, pakar astrofisika Jerman, Albrecht Unsld meramalkan, dalam 3,5 milyar tahun mendatang, intensitas Matahari akan meningkat 40 %. Bumi yang bersuhu super panas akan kering kerontang dan semua kehidupan musnah.E. Dampak Adanya Efek Rumah KacaMeningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara Kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Dampak negatif rumah kaca :1. Iklim Mulai Tidak Stabil

Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan.Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

2. Peningkatan permukaan laut

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 25 cm (4 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 88 cm (4 35 inchi) pada abad ke-21.Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulaupulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan.

Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.

3. Suhu Global Cendrung meningkat.

Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika

mungkin tidak dapat tumbuh. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

4. Gangguan ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanianmungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

5. Dampak sosial dan politik

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakitpenyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma.

Dampak positif efek rumah kaca antara lain :

1. Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gasgas dalam atmosfer dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.

2. Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia menjadi berhatihati dan berhemat terhadap penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan listrik.

3. Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar bahwa pohon dan hutan memiliki arti penting sekali bagi kelangsungan kehidupan, yaitu salah satunya dapat menyerap gas polutan dan menghasilkan oksigen. Maka reboisasi kembali digalakkan dan penanaman pohon di kota-kota besar mulai dilakukan.

4. Manusia menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik, kertas untuk didaur ulang menjadi barang yang ekonomisF. Upaya Penanggulangan Efek Rumah Kaca

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan

Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan. Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, dimana karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.

Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan trend penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya. Untuk kendraan bermotor, perlu digunakan alat penyaring khusus gas buangan pada bagian knalpot (tempat keluar gas buangan) yang dapatmenetralisirdan mengurangi dampak negatif gas buangan tersebut. Bisa juga dengan mengganti bahan bakar dengan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, seperti tenaga surya (matahari) atau biodisel. Perlu dikeluarkan regulasi tentang usia kendraan bermotor yang boleh beroperasi agar tidak menimbulkan pencemaran.

Untuk skala industri, perlu dibuat sistem pembuangan dan daur ulang gas buangan yang baik. Saluran buangan perlu diperhatikan, kearah mana akan dibuang dan haruslah memperhatikan lingkungan sekitar.

Reboisasi lahan yang gundul merupakan salah satu langkah untuk menahan laju karbondioksida yang berlebih diudara. Termasuk penanaman pohon-pohon disepanjang jalan raya yang dapat menetralisir pencemaran udara disepanjang jalan raya.Tetapi tidak melepas karbon dioksida sama sekali.

Selain itu diperlukan juga adanya pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah

Selain itu perlu diadakan kerja sama internasional untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Apabila pada suatu negara diterapkan peraturan kebijakan lingkungan yang ketat, maka ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi karbon dioksida terbukti sulit dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang serius, konsisten, dan kontinyu agar masalah kerusakan lingkungan ini dapat diatasi atau diminimalisir.BAB III

PENUTUPA. KesimpulanDari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi yang disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK).2. Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC).3. Efek rumah kaca dapat mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.4. Menanggulangi dampak dari efek rumah dapat dilakukan dengan dua cara yakni, pertama dengan cara mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.B. SaranKegiatan mencengah efek rumah kaca sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan melibatkan seluruh lapisan masyrakat instansi dan sekolah karena penangganan efek rumah kaca tidak cukup hanya memberikan himbauan namun juga kesadaran pada diri masing masing untuk melakukan pencegahan efek rumah kaca.Dunia yang kita huni ini bukan hanya untuk beberapa tahun saja. Bukan hanya untuk kita saja. Generasi kita jugalah yang akan menikmati kehidupan di dunia ini. Kalau bukan kita yang akan menjaga dan merawat bumi ini siapa lagi. Sejak dini mulailah kita memperbaiki sikap kita, mulailah kita ramah terhadap lingkungan, mulailah kita bersikap arif terhadap bumi. Bila tidak dari sekarang, kita akan merasakan dampak yang sangat besar untuk generasi-generasi mendatang. Efek rumah kaca bukanlah disebabkan oleh alam, tetapi sebenarnya karena ulah manusia yang semakin serakah, semakin tidak ramah terhadap lingkungan seperti dalam Al Quran Surat Ar Ruum ayat 41, yang artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).iii