ekstraksi pelarut atau ekstraksi...
Post on 06-Feb-2018
395 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air:
Metode pemisahan atau
pengambilan zat terlarut dalam
larutan (biasanya dalam air) atau
menggunakan pelarut lain
(biasanya organik)
Tidak memerlukan alat khusus atau
canggih
Sederhana, bersih, cepat dan
mudah
1. Ekstraksi padat-cair
Zat yang diekstraksi terdapat dalam campuran
yang berbentuk padatan
Banyak dilakukan dalam usaha mengisolasi zat
berkhasiat yang terkandung dalam bahan alam
(steroid, hormon, antibiotik, lipida pada biji-bijian)
2. Ekstraksi cair-cair
Zat yang diekstraksi terdapat dalam campuran
yang berbentuk cair
Sering disebut ekstraksi pelarut, memisahkan iod
atau logam tertentu dalam air
1. Ekstraksi kontinyu (Continues extraction)
pelarut yang sama digunakan secara berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai
Digunakan alat soxhlet atau Craig Countercurent
2. Ekstraksi bertahap (batch)
Setiap kali ekstraksi selalu digunakan pelarut yang baru sampai proses ekstraksi selesai
Digunakan corong pisah
Jika solut dilarutkan sekaligus ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur, maka solut akan terdistribusi diantara kedua pelarut
Pada keadaan setimbang perbandingan konsentrasi solut berharga tetap pada suhu tetap
Secara matematis hubungan konsentrasi solut dalam dua pelarut adalah :
Kd adalah suatu tetapan koefisien distribusi atau partisi
Harga Kd tidak tergantung pada konsentrasi total solut
pada kedua fase,tetapi bergantung pada suhu, jenis
kedua pelarut dan solut
Kd diganti D (perbandingan distribusi)
D dipakai dengan memperhitungkan konsentrasi total
zat di dalam kedua fase
Jika keadaan ideal yaitu zat terlarut tidak mengalami
asosiasi, disosiasi atau polimerisasi, maka harga Kd sama
dengan D
Zat terlarut Pelarut
Organik (O) Air (A)
Iodium CCl4 air 85
Iodium CS2 air 414
Iodium CHCl3 air 131
Asam
suksinat (C2H5)O air 0,125
Brom CCl4 air 30
Koefisien distribusi solut pada 25 0C
Pada metode ekstraksi cair-cair, dilakukan dengan cara bertahap (batch) atau dengan cara kontinyu
CARA BERTAHAP Digunakan jika perbandingan distribusinya besar
Paling sederhana dan banyak dilakukan
Caranya :
menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur dengan pelarut pertama melalui corong pisah
dilakukan pengocokan sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut
didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan, lapisan yang berada di bawah kerapatannya lebih besar sehingga dapat dipisahkan
Untuk mengambil larutan iod dalam air dapat ditambahkan pelarut organik (karbon tetra klorida = CCl4)
Air dan CCl4 tidak dapat bercampur, tetapi iod dapat larut dalam keduanya
Iod dan kedua pelarut dikocok bersama-sama dengan bantuan corong pisah, maka iod akan terbagi diantara CCl4 dan air
Iod lebih larut dalam CCl4 daripada air (D lebih besar dari 1)
Iod dalam CCl4 dapat dipisahkan dengan memutar kran pada bagian bawah corong pisah
Pada saat sistem berada dalam kesetimbangan :
I2 (air) I2 (CCl4)
dan dapat ditulis sebagai :
Pada 25 0C, D mempunyai nilai 85
Distribusi I2 dalam air dan CCl4
Untuk zat terlarut yang tidak mengalami
asosiasi dengan pelarut, banyaknya zat
terlarut yang terekstrak dalam fase
organik dapat dihitung
Jika Va ml larutan (fase air)
mengandung W g zat terlarut diekstraksi
dengan Vo ml pelarut lain (fase organik),
maka akan diperoleh Wo g zat terlarut
yang terambil (terekstrak) pada fase
organik
Zat terlarut yang tersisa (tidak terekstrak)
pada fase air menjadi W – Wo g
Perbandingan distribusinya (D) :
Dari persamaan ini diperoleh zat terlarut yang terekstrak :
Hubungannya dapat dituliskan sebagai berikut :
Sedangkan zat terlarut yang tersisa (X0) pada fase air dapat dituliskan :
Faktor yang mempengaruhi ekstraksi :
Yang paling baik dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit daripada menggunakan seluruh jumlah pelarut dalam satu kali ekstraksi
Setiap kali dilakukan ekstraksi, jumlah zat terlarut dalam fase air akan selalu berkurang sehingga yang tertinggal sedikit, meskipun secara teoritis tidak dapat menjadi nol
Ekstraksi yang dilakukan secara bertahap atau berulang akan diperoleh zat terekstrak maksimal
Untuk n kali ekstraksi, banyaknya zat
terlarut yang tersisa (Xn) dirumuskan :
Ekstraksi cair-cair dengan corong pisah
Ekstraksi sempurna jika Vo kecil dan n besar
CARA KONTINYU
Digunakan jika perbandingan distribusinya kecil
Caranya :
Menggunakan aliran kontinyu pelarut melalui larutan yang mengandung zat terlarut yang akan diekstrak
Pelarut yang mudah menguap di daur ulang (recycle) dengan penyulingan dan kondensasi lalu didispersikan kembali ke fase air
Peralatan tersedia meskipun relatif mahal dan sukar
Persen ekstraksi adalah banyaknya zat
yang terekstrak
Berhubungan dengan koefisien distribusi
zat terlarut diantara dua pelarut yang
bersangkutan
Jika harga D dan perbandingan volume
pada ke dua fase diketahui, maka
persen ekstraksi yang dilakukan untuk
sekali ekstraksi dapat ditentukan
Hubungannya mengikuti persamaan :
atau
E = persen ekstraksi untuk sekali ekstraksi Vw = volume fase air Vo = volume fase organik
Persentase ekstraksi berubah-ubah menurut perbandingan
volume
kedua fase dan koefisien distribusi
Bila volume fase air dan fase organik sama (Vw = Vo),
persamaan menjadi : atau
Ekstraksi dianggap ideal secara kuantitatif bila E = 100 %, berarti :
DI LABORATORIUM
digunakan untuk mengambil zat-zat terlarut
dalam air dengan menggunakan pelarut
organik yang tidak bercampur dengan fase
air: eter, kloroform (CHCl3), karbon tetra
klorida (CCl4), karbon disulfida (CS2) dan
benzena
digunakan untuk memekatkan suatu zat
yang dalam air terlalu encer untuk dianalisis
DALAM INDUSTRI
Ekstraksi karoten dalam Pembuatan sari wortel
instan
Produksi kopi instan
melalui ekstraksi
1. Kelarutannya rendah dalam fase air
2. Viskositasnya cukup rendah dan mempunyai perbedaan rapatan yang cukup besar dari fase airnya, untuk mencegah terbentuknya emulsi
3. Tingkat toksisitas yang rendah dan tidak mudah terbakar
4. Mempunyai harga Kd yang besar untuk zat-zat terlarut sedangkan untuk zat-zat pengotor yang tidak diingini Kd nya kecil
5. Mudah mengambil kembali zat terlarut dari pelarut tersebut untuk proses analisa berikutnya. Perlu diperhatikan titik didih pelarut atau kemungkinan penggunaan pelarut campuran
adalah pengambilan kembali zat terlarut yang telah
diekstraksi dari fase organik untuk digunakan dalam
analisis lebih lanjut
Zat terlarut yang telah diekstrak dapat diukur
absorbansinya menggunakan kolorimeter untuk
mengetahui konsentrasinya
Bila fase organik mudah menguap (dietil eter)
dapat ditambah sedikit air kemudian diuapkan di
atas penangas air untuk mendapatkan zat
terlarutnya
Bila pelarut pengekstrak tidak mudah menguap,
zat terlarut dipisahkan dari pelarut dengan cara
kimia, yaitu dengan mencampur larutan asam
atau reagensia lain dengan pengocokan
top related