document 1
Post on 01-Mar-2016
222 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
7/18/2019 Document 1
http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 1/13
KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk
Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas
(Community acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit ( Hospital acquired
infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Dengan berkembangnya sistem pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang perawatan pasien,
sekarang perawatan tidak hanya di rumah sakit saja, melainkan juga di fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, bahkan perawatan di rumah (home care). Tindakan medis yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan perawatan atau penyembuhan pasien,
bila dilakukan tidak sesuai prosedur berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi
pasien (yang lain) atau bahkan pada petugas kesehatan itu sendiri. Karena seringkali tidak
bisa seara pasti ditentukan asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial ( Hospital
acquired infection) diganti dengan istilah baru yaitu ! Healthcare-associated infections"
(HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. #uga tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi
pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien.Khusus untuk infeksi yang terjadi
atau didapat di rumah sakit, selanjutnya disebut sebagai infeksi rumah sakit ( Hospital
infection). $ntuk dapat melakukan penegahan dan pengendalian infeksi khususnya infeksi
rumah sakit, perlu memiliki pengetahuan mengenai konsep dasar penyakit infeksi. Pada bab
ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian tentang infeksi dan kolonisasi, inflamasi,
rantai penularan penyakit, faktor risiko terjadinya infeksi ( HAIs), serta strategi penegahan
dan pengendalian infeksi.
1. Definisi
a. Kolonisasi % merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi,
dimana organisme tersebut hidup, tumbuh dan berkembang biak, tetapi tanpa disertai adanya
respon imun atau gejala klinik. Pada kolonisasi, tubuh pejamu tidak dalam keadaan
suseptibel. Pasien atau petugas kesehatan bisa mengalami kolonisasi dengan kuman patogen
tanpa menderita sakit, tetapi dapat menularkan kuman tersebut ke orang lain. Pasien atau
petugas kesehatan tersebut dapat bertindak sebagai “Carrier ”.
b. Infeksi % merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi
(organisme), dimana terdapat respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik.
c. Penyakit infeksi % merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen
infeksi (organisme) yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik.
. Penyakit !en"la# ata" infeksi"s % adalah penyakit (infeksi) tertentu yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, baik seara langsung maupun tidak langsung.
e. Infla!asi (radang atau perdangan lokal) % merupakan bentuk respon tubuh terhadap
suatu agen (tidak hanya infeksi, dapat berupa trauma, pembedahan atau luka bakar), yang
ditandai dengan adanya sakit&nyeri (dolor), panas (alor), kemerahan (rubor), pembengkakan
(tumor) dan gangguan fungsi.
f. “ Systemic Inflammatory Response Syndrome” $ SIRS % % sekumpulan gejala klinik
atau kelainan laboratorium yang merupakan respon tubuh (inflamasi) yang bersifat sistemik.
Kriteria 'I' bila ditemukan atau lebih dari keadaan berikut % (*) hipertermi atauhipotermi
atau suhu tubuh yang tidak stabil, () takikardi (sesuai usia), (+) takipnoe (sesuai usia), serta
() leukositosis atau leukopenia (sesuai usia) atau pada hitung jenis leukosit jumlah sel muda
(batang) lebih dari *-. 'I' dapat disebabkan karena infeksi atau non/infeksi seperti
7/18/2019 Document 1
http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 2/13
trauma, pembedahan, luka bakar, pankreatitis atau gangguan metabolik. 'I' yang
disebabkan infeksi disebut “Se&sis”.
'. “ Healthcare-associated infections” $ HAIs% % An infection occurring in a patient
during the process of care in a hospital or other healthcare facility which was not present or
incubating at the time of admission. This includes infections acquired in the hospital but
appearing after discharge, and also occupational infections among staff of the facility.
(. Rantai Pen"la#an
$ntuk melakukan tindakan penegahan dan pengendalian infeksi perlu mengetahui
rantai penularan. 0pabila satu mata rantai dihilangkan atau dirusak, maka infeksi dapat
diegah atau dihentikan. Komponen yang diperlukan sehingga terjadi penularan tersebut
adalah%
a. A'en infeksi $infectious agent % adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan
infeksi. Pada manusia, agen infeksi dapat berupa bakteri, 1irus, riketsia, jamur dan parasit.
0da tiga faktor pada agen penyebab yang mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu %
patogenitas, 1irulensi dan jumlah (dosis, atau !load ").
b. Rese#)oi# atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biakdan siap ditularkan kepada orang. eser1oir yang paling umum adalah manusia, binatang,
tumbuh/tumbuhan, tanah, air dan bahan/bahan organik lainnya. Pada orang sehat, permukaan
kulit, selaput lendir saluran napas atas, usus dan 1agina merupakan reser1oir yang umum.
c. Pint" kel"a# (portal of exit) adalah jalan darimana agen infeksi meninggalkan
reser1oir. Pintu keluar meliputi saluran pernapasan, penernaan, saluran kemih dan kelamin,
kulit dan membrana mukosa, transplasenta dan darah serta airan tubuh lain.
. T#ans!isi adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari reser1oir ke
penderita. 2ara penularan dapat berua kontak langsung dan tidak langsung, droplet, airborne,
melalui makanan, air, darah dan melalui 1etor ( serangga
e. Po#tal of ent#y adalah tempat aen infeksi memasuki penjamu, dapat melalui
pernafasan, penernaan, saluran kemuh, selaput lender, serta kulit yang tidak utuh.
f. *ost adalah orang yang tidak memiliki daya tahan tubuhh yang ukup untuk
melawan agen infeksi serta menegah terjadinya infeksi atau penyakit.
+. Fakto# Resiko
a. ,!"# % neonates dan lansia lebih rentan
b. stat"s i!"n yan' #ena- penderita dengan penyakit kronik, imunosupresan,
keganasan dan oabt imunosupresan.
c. inte#"&si ba##ie# anato!is
• Kateter urine % meningkatkan kejadian infeksi saluran kemih
Prosedur operasi % infeksi luka operasi• Intubasi pernapasan % meningkatkan kejadian % ! Hospital Acquired
Pneumonia"(30P&40P).
• Kanula 1ena dan arteri % menimbulkan infeksi luka infus (I5I), ! Blood
treamInfection" (6'I).
• 5uka bakar dan trauma.
. I!&lantasi bena asin'
• !indwelling catheter"
• !surgical suture material"
•
!cerebrospinal fluid shunts"• !#al#ular $ #ascular prostheses"
7/18/2019 Document 1
http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 3/13
e. Pe#"ba-an !ik#oflo#a no#!al pemakaian antibiotika yang tidak bijaksana
menyebabkan timbulnya kuman yang resisten terhadap berbagai antimikroba.
/. Pence'a-an an Pen'enalian Infeksi
Proses terjadinya infeksi bergantung kepada interaksi antara suseptibilitas pejamu,
agen infeksi (patogenitas, 1irulensi dan dosis) serta ara penularan. Identifikasi faktor risiko pada pejamu dan pengendalian terhadap infeksi tertentu dapat mengurangi insiden terjadinya
infeksi ( HAIs), baik pada pasien ataupun pada petugas kesehatan.
0. St#ate'i &ence'a-an an &en'enalian infeksi te#i#i a#i
a. Penin'katan aya ta-an &ea!". Daya tahan pejamu dapat meningkat dengan
pemberian imunisasi aktif (ontoh 1aksinasi 3epatitis 6), atau pemberian imunisasi pasif
(imunoglobulin). Promosi kesehatan seara umum termasuk nutrisi yang adekuat akan
meningkatkan daya tahan tubuh.
b. Inakti)asi a'en &enyebab infeksi. Inakti1asi agen infeksi dapat dilakukan dengan
metode
fisik maupun kimiawi. 2ontoh metode fisik adalah pemanasan (Pasteurisasi atau 'terilisasi)dan memasak makanan seperlunya. 7etode kimiawi termasuk klorinasi air, disinfeksi
c. 2e!"t"s #antai &en"la#an. 3al ini merupakan ara yang paling mudah untuk
menegah penularan penyakit infeksi, tetapi hasilnya sangat bergantung kepada ketaatan
petugas dalam melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan. Tindakan penegahan ini telah
disusun dalam suatu ! Isolation Precautions" (Kewaspadaan Isolasi) yang terdiri dari dua
pilar&tingkatan yaitu !tandard Precautions" (Kewaspadaan standar) dan
!Transmissionbased Precautions" (Kewaspadaan berdasarkan ara penularan). Prinsip dan
komponen apa saja dari kewaspadaan standar akan dibahas pada bab berikutnya.
. Tinakan &ence'a-an &aska &aanan $“Post xposure Prophylaxis! 3 PEP%
te#-aa& &et"'as kese-atan.
3al ini terutama berkaitan dengan penegahan agen infeksi yang
ditularkan melalui darah dan airan tubuh lainnya, yang sering terjadi karena luka tusuk
jarum bekas pakai atau pajanan lainnya. Penyakit yang perlu mendapat perhatian adalah
hepatitis 6, 3epatitis 2 dan 3I4.
Infeksi 8osokomial
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh atau dialami oleh pasien
selama dia dirawat di rumah sakit dan menunjukkan gejala infeksi baru setelah 9 jam pasien
berada di rumah sakit serta infeksi itu tidak ditemukan atau diderita pada saat pasien masuk
ke rumah sakit
Pence'a-an te#ainya Infeksi Nosoko!ial
Penegahan dari infeksi nosokomial oleh tenaga kesehatan termasuk perawat
diperlukan suaturenana yang terintegrasi, monitoring dan program yang termasuk%
a. 7embatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan ara menui tangan
dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan. b. 7engontrol resiko penularan dari lingkungan.
7/18/2019 Document 1
http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 4/13
. 7elindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang
ukup, dan1aksinasi.
d. 7embatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur in1asif.
0dapun ara penegahan infeksi nosokomial meliputi%
*.Dekontaminasi tangan
Transmisi penyakit melalui tangan dapat diminimalisasi dengan menjaga
hiegene daritangan. Tetapi pada kenyataannya, hal ini sulit dilakukan dengan benar karena
banyaknya alasan seperti kurangnya peralatan, alergi produk penui tangan, sedikitnya
pengetahuan mengenai pentingnya hal ini dan waktu menui tangan yang lama. 'elain itu,
penggunaan sarung tangansangat dianjurkan bila akan melakukan tindakan atau pemeriksaan
pada pasien dengan penyakit/ penyakit infeksi. 3al yang perlu diingat adalah memakai
sarung tangan ketika akan mengambilatau menyentuh darah, airan tubuh, atau keringat,
tinja, urin, membran mukosa dan bahan yangkita anggap telah terkontaminasi dan segera
menui tangan setelah melepas sarung tangan
.Instrumen yang sering digunakan umah 'akit
5ebih dari :- suntikan yang dilakukan dinegara berkembang tidaklah aman
(ontohnya jarum, tabung atau keduanya yang dipakai berulang/ulang) dan banyaknya
suntikan yang tidak penting (misalnya penyuntikan antibiotika).$ntuk menegah penyebaran
penyakit melalui jarum suntik maka diperlukan%
a.Pengurangan penyuntikan yang kurang diperlukan, pergunakan jarum steril,
penggunaan alatsuntik yang sekali pakai.
b.7asker; sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui udara.
6egitupun dengan pasien yang menderita infeksi saluran nafas, mereka harus
menggunakan masker saat keluar darikamar penderita.
.'arung tangan; sebaiknya digunakan terutama ketika menyentuh darah,
airan tubuh, fesesmaupun urine. 'arung tangan harus selalu diganti untuk tiap
pasiennya. 'etelah membalut lukaatau terkena benda yang kotor, sarung tangan harus
segera diganti.
d.6aju khusus juga harus dipakai untuk melindungi kulit dan pakaian selama
kita melakukan suatu tindakan untuk menegah perikan darah, airan tubuh, urin dan
feses.
+. 7enegah penularan dari lingkungan rumah sakit
Pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan bahwa rumah sakit sangat
bersihdan benar/benar bersih dari debu, minyak dan kotoran. Perlu diingat bahwa sekitar <-
persen darikotoran yang terlihat pasti mengandung kuman. 3arus ada waktu yang teratur
untukmembersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat/
alatmedis yang telah dipakai berkali/kali.Pengaturan udara yang baik sukar dilakukan di
banyak fasilitas kesehatan. $sahakan adanya pemakaian penyaring udara, terutama bagi
penderita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat menyebarkan
penyakit melalui udara. Kamar dengan pengaturan udarayang baik akan lebih banyak
menurunkan resiko terjadinya penularan tuberkulosis.'elain itu, rumah sakit harus
membangun suatu fasilitas penyaring air dan menjagakebersihan pemrosesan serta filternyauntuk menegahan terjadinya pertumbuhan bakteri.'terilisasi air pada rumah sakit dengan
7/18/2019 Document 1
http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 5/13
prasarana yang terbatas dapat menggunakan panasmatahari.Toilet rumah sakit juga harus
dijaga, terutama pada unit perawatan pasien diare untukmenegah terjadinya infeksi antar
pasien. Permukaan toilet harus selalu bersih dan diberidisinfektan.
. Perbaiki ketahanan tubuh
Di dalam tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen oportunis, ada pula bakteri
yangseara mutualistik yang ikut membantu dalam proses fisiologis tubuh dan membantu
ketahanantubuh melawan in1asi jasad renik patogen serta menjaga keseimbangan di antara
populasi jasadrenik komensal pada umumnya, misalnya seperti apa yang terjadi di dalam
saluran ernamanusia. Pengetahuan tentang mekanisme ketahanan tubuh orang sehat yang
dapatmengendalikan jasad renik oportunis perlu diidentifikasi seara tuntas, sehingga dapat
dipakaidalam mempertahankan ketahanan tubuh tersebut pada penderita penyakit berat.
Dengandemikian bahaya infeksi dengan bakteri oportunis pada penderita penyakit berat dapat
diatasitanpa harus menggunakan antibiotika.
:. uangan Isolasi
Penyebaran dari infeksi nosokomial juga dapat diegah dengan membuat suatu
pemisahan pasien. uang isolasi sangat diperlukan terutama untuk penyakit yang
penularannya melaluiudara, ontohnya tuberkulosis dan '0' yang mengakibatkan
kontaminasi berat. Penularanyang melibatkan 1irus, ontohnya D3= dan 3I4. 6iasanya,
pasien yang mempunyai resistensirendah seperti leukimia dan pengguna obat
immunosupresan juga perlu diisolasi agar terhindardari infeksi. Tetapi menjaga kebersihan
tangan dan makanan, peralatan kesehatan di dalam ruangisolasi juga sangat penting. uang
isolasi ini harus selalu tertutup dengan 1entilasi udara selalumenuju keluar. 'ebaiknya satu
pasien berada dalam satu ruang isolasi, tetapi bila sedang terjadikejadian luar biasa dan
penderita melebihi kapasitas, beberapa pasien dalam satu ruangan tidaklah apa/apa selama
mereka menderita penyakit yang sama.
7aam penyakit yang disebabkan oleh infeksi nosokomial
Infeksi saluran kemih
Infeksi ini merupakan kejadian tersering, sekitar - dari infeksi nosokomial, >-infeksinya dihubungkan dengan penggunaan kateter urin. ?alaupun tidak terlalu
berbahaya, tetapi dapat menyebabkan terjadinya bakteremia dan mengakibatkan kematian.
@rganisme yang biaa menginfeksi biasanya %.Coli, &lebsiella, Proteus, Pseudomonas,
atau %nterococcus. Infeksi yang terjadi lebih awal lebih disebabkan karena
mikroorganisme endogen, sedangkan infeksi yang terjadi setelah beberapa waktu yang
lama biasanya karena mikroorganisme eksogen.,<,** 'angat sulit untuk dapat menegah
penyebaran mikroorganisme sepanjang uretra yang melekat dengan permukaan dari
kateter. Kebanyakan pasien akan terinfeksi setelah */ minggu pemasangan kateter.
Penyebab paling utama adalah kontaminasi tangan atau sarung tangan ketika pemasangan
kateter, atau air yang digunakan untuk membesarkan balon kateter. Dapat juga karena
sterilisasi yang gagal dan teknik septik dan aseptik.
7/18/2019 Document 1
http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 6/13
Pneumonia 'oso(omial
Pneumonia noso(omial dapat munul, terutama pasien yang menggunakan
#entilator , tindakan tra(eostomi, intubasi, pemasangan 8AT, dan terapi inhalasi. Kuman
penyebab infeksi ini tersering berasal dari gram negatif seperti &lebsiella,dan
Pseudomonas. @rganisme ini sering berada di mulut, hidung, kerongkongan, dan perut.Keberadaan organisme ini dapat menyebabkan infeksi karena adanya aspirasi oleh
organisme ke tra(tus respiratorius bagian bawah. Dari kelompok 1irus dapat disebabkan
oleh cytomegalo#irus, influen)a #irus, adeno #irus, para influen)a #irus, entero#irus dan
corona #irus.
=aktor resiko terjadinya infeksi ini adalah%
• Tipe dan jenis pernapasan
• Perokok berat
•
Tidak sterilnya alat/alat bantu• @besitas
• Kualitas perawatan
• Penyakit jantung kronis
• Penyakit paru kronis
• 6eratnya kondisi pasien dan kegagalan organ
• Tingkat penggunaan antibiotika
• Penggunaan 1entilator dan intubasi
• Penurunan kesadaran pasien
Penyakit yang biasa ditemukan antara lain% r espiratory syncytial #irus dan influenBa.Pada pasien dengan sistem imun yang rendah, pneumonia lebih disebabkan karena
*egionella dan Aspergillus. 'edangkan dinegara dengan pre1alensi penderita tuberkulosis
yang tinggi, kebersihan udara harus sangat diperhatikan.
6akteremi 8osokomial
Infeksi ini hanya mewakili sekitar : dari total infeksi nosokomial, tetapi dengan
resiko kematian yang sangat tinggi, terutama disebabkan oleh bakteri yang resistan
antibiotika seperti taphylococcus dan Candida. Infeksi dapat munul di tempat masuknya
alat/alat seperti jarum suntik, kateter urin dan infus. =aktor utama penyebab infeksi ini
adalah panjangnya kateter, suhu tubuh saat melakukan prosedur in1asif, dan perawatan dari pemasangan kateter atau infus.
Infeksi 8osokomial lainnya
*. Tuber(ulosis
Penyebab utama adalah adanya strain bakteri yang multi/ drugs resisten. Kontrol
terpenting untuk penyakit ini adalah identifikasi yang baik, isolasi, dan pengobatan serta
tekanan negatif dalam ruangan
7/18/2019 Document 1
http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 7/13
. diarrhea dan gastroenteritis
7ikroorganisme tersering berasal dari %.coli, almonella, +ibrio Cholerae dan
Clostridium. 'elain itu, dari gologan 1irus lebih banyak disebabkan oleh golongan
entero#irus, adeno#irus, rota#irus, dan hepatitis A. 6edakan antara diarrhea dan
gastroenteritis. =aktor resiko dari gastroenteritis noso(omial dapat dibagi menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
• =aktor intrinsik%
o abnormalitas dari pertahanan mukosa, seperti ahlorhydria
o lemahnya motilitas intestinal, dan
o perubahan pada flora normal.
• =aktor ekstrinsik%
o Pemasangan nasogastri tube dan mengkonsumsi obat/obatan saluran
erna.
+. Infeksi pembuluh darah
Infeksi ini sangat berkaitan erat dengan penggunaan infus, kateter jantung dan suntikan.
4irus yang dapat menular dari ara ini adalah 1irus hepatitis 6, 1irus hepatitis 2, dan
3I4. Infeksi ini dibagi menjadi dua kategori utama%
• Infeksi pembuluh darah primer, munul tanpa adanya tanda infeksi sebelumnya,
dan berbeda dengan organisme yang ditemukan dibagian tubuhnya yang lain
• Infeksi sekunder, munul sebagai akibat dari infeksi dari organisme yang sama dari
sisi tubuh yang lain.
. Dipteri, tetanus dan pertusis
Corynebacterium diptheriae, gram negatif pleomorfi( , memproduksi endotoksin yang
menyebabkan timbulnya penyakit, penularan terutama melalui sistem pernafasan.
:. Bordetella Pertusis, yang menyebabkan batuk rejan. 'iklus tiap +/: tahun dan infeksi
munul sebanyak :- dalam *-- indi1idu yang tidak imun
C. Clostridium tetani, gram positif anaerobik yang menyebabkan trismus dan kejang otot.
Infeksi kulit dan jaringan lunak. 5uka terbuka seperti ulkus, bekas terbakar, dan luka bekas operasi memperbesar kemungkinan terinfeksi bakteri dan berakibat terjadinya
infeksi sistemik. Dari golongan 1irus yaitu herpes simple( , #aricella )ooster , dan
rubella. @rganisme yang menginfeksi akan berbeda pada tiap populasi karena
perbedaan pelayanan kesehatan yang diberikan, perbedaan fasilitas yang dimiliki dan
perbedaan negara yang didiami. Infeksi ini termasuk%
• Infeksi pada tulang dan sendi steomielitis, infeksi tulang atau sendi dan disus
#ertebralis
• Infeksi sistem &ardio#as(uler Infeksi arteri atau 1ena, endo(arditis,
mio(arditis, peri(arditis dan mediastinitis
• Infeksi sistem saraf pusat -eningitis atau #entri(ulitis, absess spinal dan
infe(si intra (ranial
7/18/2019 Document 1
http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 8/13
• Infeksi mata, telinga, hidung, dan mulut Konjunti1itis, infeksi mata, otitis
eksterna, otitis media, otitis interna, mastoiditis, sinusitis, dan infeksi saluran
nafas atas.
• Infeksi pada saluran penernaan astroenteritis, hepatitis, necroti)ing
enterocolitis, infe(si intra abdominal
• Infeksi sistem pernafasan bawah Bron(hitis, tra(eobron(hitis, tra(eitis, dan
infeksi lainnya
• Infeksi pada sistem reproduksi %ndometriosis dan luka bekas episiotomi
7/18/2019 Document 1
http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 9/13
PERSIAPAN PEN4A*ITAN 5,KA
PERSIAPAN A5ATSte#ilisasi an ca#a ste#ilisasi
'terilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat/alat atau bahan dalam keadaan steril.
'terilisasi dapat dilakukan dengan ara %
a. ecara (imia % yaitu dengan bahan yang bersifat bakterisid , seperti formalin, sa1lon,
alkohol.
b. ecara fisi( yaitu dengan %
*) Panas kering ( o1en udara panas )
'elama - menit pada --E 2
'elama +- menit pada *>-E 2
'elama <- menit pada *C-E 2
). $ap bertekanan ( autola1e)% selama *: menit pada *-E 2 dan tekanan atmosfer
+). Panas basah, yaitu di dalam air mendidih selama +- menit. 2ara ini hanya dianjurkan bila
ara lain tidak tersedia.
Pen'e&akan
'ebelum dilakukan sterilisasi seara fisik, semua instrument harus dibungkus dengan dua
lapis kain seara rapat yang diikutkan dalam proses sterilisasi. Pada bagian luar pembungkus,
ditempelkan suatu indikator ( yang akan berubah warna ) setelah instrument tersebut menjadi
steril. $ntuk mempertahankan agar instrument yang dibungkus tetap dalam keadaan steril,
maka kain pembungkus dibuka menurut" teknik tanpa singgung.
PERSIAPAN PEN4A*ITAN $ K,5IT%
a. ambut sekitar tepi luka diukur sampai bersih.
b. Kulit dan luka didesinfeksi dengan airan 6ethadine *-, dimulai dari bagian tengah
kemudian menjauh dengan gerakan melingkar.
. Daerah operasi dipersempit dengan duk steril, sehingga bagian yang terbuka hanya bagian
kulit dan luka yang akan dijahit.
d. Dilakukan anestesi loal dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka.
e. 5uka dibersihkan dengan airan perhydrol dan dibilas dengan airan 8a2l.
f. #aringan kulit, subutis, fasia yang mati dibuang dengan menggunakan pisau dangunting.
g. 5uka diui ulang dengan perhydrol dan dibilas dengan 8a2l.
h. #aringan subutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu plain atgut atau
poiiglatin seara simple interrupted suture. i. Kulit dijahit benang yang tak dapat diserap
yaitu silk atau nylon.
TEKNIK PEN4A*ITAN K,5IT
Prinsip yang harus diperhatikan %
a. 2ara memegang kulit pada tepi luka dengan surgial foreps harus dilakukan seara
halus dengan menegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.
b. $kuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besarnya.
7/18/2019 Document 1
http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 10/13
. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar */+ m dari tepi lukia.Khusus" daerah wajah
/+mm.
d. #arak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih sama dengan tusukan jarum dari tepi
luika.
e. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar ( e1ferted ) setelah penjahitan.
I-P*% I'T%/0PT%1 0T0/%
A. Indikasi% pada semua luka
Kontra indikasi % tidak ada Teknik penjahitan
Dilakukan sebagai berikut%
a. #arum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar <- derajat, masuk
subutan terus kekulit sisi lainnya.
b. Perlu diingat lebar dan kedalam jaringan kulit dan subutan diusahakan agar tepi luka
yang dijahit dapat mendekat dengan posisi membuka kearah luar ( e1erted)
. Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang diikat.
d. Penjahitan dilakukan dari ujung luka keujung luka yang lain.6. Indikasi % 5uka pada persendian 5uka pada daerah yang tegangannya besar
Kontra indikasi % tidak ada
Teknik penjahitan ini dilakukan untuk mendapatkan e1ersi tepi luka dimana tepinya
enderung mengalami in1erse. misalnya kulit yang tipis. Teknik ini dilakukan sebagai
berikut%
*. #arum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya,
kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang kedua.
. #arum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua seara tipis,
menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang pertama.
+. Dibuat simpul dan benang diikat.
'$62$TI2$5F 2@8TI8$@' '$T$F
Indikasi % 5uka pada daerah yang memerlukan kosmetik
Kontra indikasi % jaringan luka dengan tegangan besar.
Pada teknik ini benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan dermis sehingga yang
terlihat hanya bagian kedua ujung benang yang terletak di dekat kedua ujung luka yang
dilakukan sebagai berikut.
*. Tusukkan jarum pada kulit sekitar */ m dari ujung luka keluar di daerah dermis
kulit salah satu dari tepi luka.
. 6enang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi yang lain, seara
bergantian terus menerus sampai pada ujung luka yang lain, untuk kemudiandikeluarkan pada kulit */ m dari ujung luka yang lain.
+. Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi seara
parallel disepanjang luka tersebut.
7/18/2019 Document 1
http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 11/13
7/18/2019 Document 1
http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 12/13
7/18/2019 Document 1
http://slidepdf.com/reader/full/document-1-56d551621e40a 13/13
top related