defisiensi vitamin b12

Post on 12-Aug-2015

153 Views

Category:

Documents

13 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

defisiensi

TRANSCRIPT

Defisiensi Vitamin B12

PENDAHULUANCicilia Marina

Pendahuluan Vitamin B12 (kobalamin) merupakan

golongan korinoid (senyawa yang mengundang cobalt yang memiliki cincin korin).

Berperan penting dalam pembentukan sel darah, kesehatan fungsi sistem syaraf dan juga diperlukan tubuh bersamaan dengan penggunaan asam folat.

Hanya ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewan.

Defisiensi Vitamin B12 Defisiensi vitamin B12 adalah suatu keadaan dimana tubuh

kekurangan vitamin B12. Kekurangan vitamin B12 disebabkan oleh beberapa faktor,

yaitu :1. Kurangnya asupan makanan yang mengandung Vit B12

2. Kegagalan penyerapan vitamin B12

3. Lambung tidak membentuk faktor intrinsik

4. Pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus

5. Adanya penyakit tertentu (misalnya Crohn)

6. Pengangkatan lambung atau sebagian usus halus

7. Orang vegetarian

Gejala Defisiensi Vitamin B12

Konsentrasi menurun atau rendah Gangguan belajar Depresi Cepat lelah Kesemutan pada tangan dan kaki Gangguan keseimbangan pada tubuh Iritasi pada mulut Lidah merah dan sakit Gangguan pencernaan

Dampak Defisiensi Vit. B12

Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12

dan asam folat untuk menghasilkan sel darah merah.

Jika terjadi defisiensi pada salah satu tersebut dapat

menyebabkan anemia megaloblastik.

Penyerapan vitamin B12 yang tidak sempurna juga dapat

menyebabkan anemia pernisiosa.

Diagnosis

Pemeriksaan pada faktor intrinsik

Pemeriksaan antibodi dalam faktor intrinsik

Analisa lambung

Melakukan tes Schilling

Untuk mengetahui apakah tubuh menyerap vitamin B12

secara normal atau tidak.

Persiapan Pengujian Tes Schilling

Pasien tidak boleh makan selama 8 jam sebelum

tes. Boleh minum air.

Tidak diperkenankan melakukan injeksi vitamin

B12 intramuskular dalam waktu 3 hari sebelum

pengujian.

Diagnosis dengan Tes Schilling

Tahap 1: pemberian vitamin B 12 oral dan vitamin

B 12 intramuskular

-Hasil normal menunjukkan minimal 5% radiolabeled

vitamin B 12 dalam urin selama 24 jam pertama.

-Pada pasien dengan anemia pernisiosa atau dengan

kekurangan karena gangguan penyerapan, radiolabeled

vitamin B 12 yang terdeteksi kurang dari 5%.

Tahap 2:

Jika Tahap I abnormal, Tahap II dapat dilakukan 3 - 7 hari kemudian.

Tahap II diberi radioaktif bersama vitamin B12 dengan faktor intrinsik.

Tahap 3: pemberian antibiotik.

Tahap 4: pemberian vitamin B 12 dan

pengambilan enzim pankreas.

Anemia Akibat DefisiensiVitamin B 12

Marita Kurniati

Anemia Pernisiosa

Anemia yang terjadi jika defesiensi vitamin B12 mengganggu metabolisme asam folat yang menyebabkan defisiensi folat fungsional.

Hal ini menggaggu eritropoiesis, sehingga prekursor

imatur eritrosit dibebaskan kedalam sirkulasi.

Sel darah merah yang diproduksi berukuran lebih besar, memiliki dinding yang tipis, .

Faktor yang menyebabkan anemia pernisiosa Kurangnya asupanVegetarian rentan mengalami anemia pernisiosa,

karena mereka tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung vit.B12, sedangkan vitamin tersebut hanya terdapat pada makanan yang berasal dari hewan.

MalabsorbsiKetidak mampuan saluran pencernaan dalam

menyerap vitamin B12.

condMalabsorbsi vit.B12 dapat disebabkan beberapa

faktor: Penyakit autoimun yang menyerang sel parietal Pertumbuhan bakteri abnormal pada usus halus Insufisiensi pankreas Pengangkatan lambung atau sebagian usus halus

dimana vit.B12 diserap

Parameter Klinis Anemia Pernisiosa

Nucky Ornella AsterinaMuhammad Novan

Siswandi

Vitamin B12 berperan sebagai koenzim Kekurangan kobalamin :

Kegagalan pematangan dan pembelahan inti → sel-sel eritroblastik gagal berpoliferasi dengan cepat → menghasilkan sel darah merah > dari normal

Sel eritrosit ini mempunyai membran yang tipis, berbentuk tidak teratur, besar, oval, berbeda dengan bentuk bikonkaf biasa

Penyebab terbentuknya sel abnormal ini...

Ketidakmampuan sel-sel untuk mensintesis DNA dalam jumlah yang memadai → memperlambat reproduksi sel-sel, namun tidak menghalangi kelebihan pembentukan RNA

Sehingga, jumlah RNA dalam setiap sel akan melebihi normal → produksi hemoglobinsitoplasmik & bahan-bahan lainnya berlebihan → sel menjadi besar

Cond’t Pada anemia pernisiosa terdapat 3

manifestasi utama : Anemia megaloblastik Glositis Neuropati

Gejala Neurologis Substansia alba kolumna dorsalis dan lateralios

medula spinalis Kortekserebri Degenerasi saraf perifer → Subacute combine degeneration/ combined system

desease, menyebabkan : Gangguan mental Depresi Gangguan memori Gangguan kesadaran Delusi Halusinansi Paranoid Skizopren

Cond’tGejala neurologis lainnya : Opthalmoplegia Atoni kandung kemih Impotensi Hipotensi ortostatik (neuropati otonom) Neuritis retrobulbar

DiagnosisAnemia pada defisiensi B12 , diagnosis dijalankan rata-rata setelah 15 bulan dari munculnya gejala :

Kesemutan di tangan dan kaki Hilangnya rasa di tungkai, kaki, dan tangan Pergerakan yang kaku Luka terbuka di lidah/lidah seperti terbakar Penurunan berat badan Warna kulit menjadi lebih gelap (kuning) Penurunan fungsi intelektual

Pemeriksaan Gambaran pada pemeriksaan darah

1. HB 3-11 g/dl, MCV > 110 fl, hipersegmented PMN

2. Mild neutropenia, mild trombositopenia

3. Hapusan darah tepi : anemia makrositter

Adanya macrocytes/ megablasts atau adanya corpuscules besar darah merah yang belum matang → tidak bisa membawa oksigen.

Adanya antibodi Faktor intrinsik/Intrinsic Factor antibodies (IF Ab) Faktor intrinsik diproduksi di perut untuk mengikat B12 dan mengangkutnya ke dalam aliran darah untuk distribusi ke seluruh tubuh

Tes Schilling

Pengobatan Pemberian vitamin B12 (sianokobalamin/

hidroksokobalamin) Biasanya diberikan melalui suntikan : setiap hari/

setiap minggu (awalnya) → 1 kali/bulan Penderita harus mengonsumsi tambahan vitamin B12

sepanjang hidupnya Apabila anemia pernisiosa disebabkan infeksi usus

Diberikan antibiotik Jika ada gangguan di usus halus : pembedahan

Apabila anemia terjadi akibat kurang makan-makanan bervitamin B12 : mengubah pola makannya

Daftar Pustaka Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper.

EGC: Jakarta Yatim, Faisal. 2003. Talasemia, Leukimia dan

Anemia. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Harrison, Isselbacher, Braunwald, Wilson,

Martin, Fauci, Kasper; PRINSIP-PRINSIP ILMU PENYAKIT DALAM edisi 13, volume 3; 1919-1921; penerbit buku kedokteran EGC

http://medicastore.com/penyakit/155/Anemia_Karena_Kekurangan_Vitamin_B12.html

top related