dalil syara (1)

Post on 28-Jun-2015

402 Views

Category:

Spiritual

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Dalil-Dalil Syara (1)

Dalil menurut pengertian bahasa adalah: “yang menunjukkan terhadap sesuatu”

Terkadang dalil diartikan dengan:

وإرشاد داللة فيه ماArtinya : “perkara yang didalamnya terdapat petunjuk”

DALIL SYARA’ : suatu keterangan yang bisa dijadikan hujjah bahwa perkara yang dibahas adalah HUKUM SYARA

DALIL SYARA’ Keterangan yang

dikeluarkan oleh pembuat hukum (Allah SWT) untuk memecahkan suatu masalah.

•Seluruh perbuatan manusia ada HUKUMnya:

wajib,sunnah,mubah,makruh,haram

•Bagaimana caranya supaya kita mengetahui hukum tersebut?

Lihat DALILnya.

JENIS DALIL SYARA’

1.Al-Quran

2.As-Sunnah

3.Ijma sahabat

4.Qiyas

AL-QURANAl-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad saw dalam bentuk wahyu melalui perantaraan Jibril as, lafadz dan maknanya (dari Allah), menjadi mukjizat, membacanya adalah ibadah, yang diriwayatkan kepada kita secara mutawatir.

Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw selama 23 tahun.

Al-Quran diturunkan secara terus menerus, namun terkadang diwahyukan secara berangsur-angsur karena adanya hikmah.

GهH Iي عIل Iل MزO ن I IوHال ل وا OرIفI ك IينGذY ال IالIقIو GهG ب IتM Iب Oث Gن ل IكG IذIل ك aةIدGاحIو aةI جOمHل OانIء HرOقH ال

IكIادIؤOف

Berkatalah orang-orang yang kafir: ‘Mengapa al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?’. Demikianlah supaya Kami perkuat

hatimu dengannya.

(TQS. al-Furqan [25]: 32)

GاسY الن عIلIى OهI أ IرHقI Gت ل OاهI قHن IرIف aا ءIان HرOقIو

a HزGيال Iن ت OاهI Hن ل YزI وIن sثH مOك عIلIى

Dan al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya

perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.

(TQS. al-Isra [17]: 106)

Al-Quran dijaga (dihafalkan) oleh para sahabat, dan dicatat pada lembaran-lembaran yang terbuat dari kulit, daun, juga ditulis dalam tulang yang pipih dan pelepah kurma serta batu-batu yang tipis.

Nabi saw menjelaskan letak ayat-ayat al-Quran secara tertib di dalam surat-suratnya.

Setelah adanya peperangan dari orang-orang murtad terhadap kaum Muslim, Abu Bakar ra merasa khawatir karena banyak sekali penghafal al-Quran yang mati syahid.

Pengumpulan al-Quran

Maka dikumpulkanlah lembaran-lembaran yang tertulis ayat-ayat setiap surat secara tertib, disertai dengan penelitian yang cermat, dan setelah adanya keputusan yang meyakinkan bahwa tulisan tersebut memang telah ditulis di hadapan Rasulullah saw.

Zaid bin Tsabit berkata: ‘Abu Bakar telah mengutus Ma’qal (orang yang pernah mengikuti perang Yamamah) kepadaku. Saat itu Umar bin Khatab berada di dekatnya. Abu Bakar berkata: ‘Umar datang kepadaku kemudian berkata:

“Perang Yamamah telah banyak mengorbankan para penghafal al-Quran. Dan aku khawatir peperangan terus terjadi di desa-desa dan kampung-kampung tempat tinggal penduduk yang akan melenyapkan banyak al-Quran. Dan aku berpendapat untuk mengkodifikasikan al-Quran’

Aku berkata kepada Umar: ‘Bagaimana mungkin aku melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah saw?’. Umar berkata: ‘Demi Allah perkara ini sungguh baik’. Umar tidak henti-hentinya membujukku sehingga Allah melapangkan dadaku untuk (menerima) perkara ini.

Dan aku memiliki pendapat yang sama dengan Umar. Zaid berkata: Abu bakar berkata: ‘Sesungguhnya engkau (Zaid) adalah lelaki muda yang pintar dan tidak ada orang yang meragukanmu, engkau adalah pencatat wahyu bagi Rasulullah saw, maka telusurilah al-Quran dan kodifikasikanlah’. ‘Demi Allah jikalau manusia memintaku untuk memindahkan satu gunung dari beberapa gunung, tentulah hal itu merupakan perkara yang lebih ringan daripada perkara yang telah diperintahkan kepadaku, yaitu mengkodifikasikan al-Quran’.

Al-Quran dapat digunakan sebagai dalil syara' karena al-Quran dapat diyakini secara pasti berasal dari Allâh SWT.

Buktinya:• Pertama, al-Quran merupakan mukjizat

yang mampu menundukkan manusia.

• Kedua, Kabar-kabar dalam al-Quran terbukti kebenarannya.

• Ketiga, al-Quran menceritakan beberapa pengetahuan alam yang ternyata dapat dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern.

Pernyataan Walid bin Mughirah, salah seorang tokoh Quraisy sekaligus ahli sya’ir yang tak tertandingi, yang menjadi musuh Nabi SAW:

“Sesungguhnya di dalam al-Quran itu terdapat sesuatu yang lezat, pula keindahanya, apabila di bawah menyuburkan dan apabila di atas mengahasilkan buah. Dan manusia tidak mungkin berucap seperti al-Quran.”

Allah SWT telah menjaga al-Quran serta menentukan orang-orang yang menghimpun dan menjaganya dari perubahan.

IونOظGافIحI ل OهI ل Yا Gن وIإ IرH الذMك Iا Hن ل YزI ن OنHحI ن Yا Gن إ

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar

memeliharanya.

(TQS. al-Hijir [15]: 9)

AS-SUNNAH• Sunnah adalah perkataan, perbuatan

dan taqrir terhadap suatu perkataan atau perbuatan yang datang dari Rasulullah SAW.

• Taqrir ketetapan/ persetujuan/ diamnya Rasulullah SAW terhadap suatu hal/perbuatan sahabat yang diketahuinya.

Contoh PERKATAAN Rasulullah SAW:

 

Gة IرHوIع GلIى ةOإI أ HرIمH ال I GوIال ل Oج YالرGة IرHوIع GلIى OإلOج YالرGرOظH Iن Iي ال

GةI أ HرIمH ال“Hendaknya laki-laki tidak melihat aurat laki-laki dan perempuan tidak melihat aurat sesama perempuan.” (HR Muslim, Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari Abu Said al-Khudri).

, , IرGيم� ك IةIافIظY الن OحGب� ي IظGيف� ن IبM الطYي OحGب� ي Mب� طIي Iالله YنG إ , , HمO Iك Iت Gي IفHن أ Iو HمO Iك OوHت Oي ب IظMفOوا فIن IودOجH ال OحGب� ي جIوIاد� Iم IرI Hك ال OحGب� ي

GودOهI Hي Gال ب YهOوHا ب IشI ت I وIال

“Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, Maha Bersih dan mencintai kebersihan,

Maha Mulia dan mencintai kemuliaan. Karena itu, bersihkanlah rumah dan halaman kalian, dan

janganlah kalian menyerupai orang-orang Yahudi.” (HR at-Tirmidzi dan Abu Ya’la).

Contoh PERBUATAN Rasulullah SAW:

• Rasulullah mencontohkan tata cara wudlu, shalat, mandi wajib, haji, puasa, dll

• Rasulullah mengangkat duta (utusan dakwah) ke Negara Romawi dan Persia.

• Rasulullah mengangkat qadi (hakim) dan wali (gubernur) di daerah tertentu.

• Rasulullah berdakwah dan berjihad untuk menyebarkan Islam.

Dari Khalid bin Walid:

Bahwa (kepada) Rasulullah saw dihidangkan biawak bakar. Rasul mendekatkan diri dan mengulurkan (tangan) untuk memakannya, tetapi orang-orang yang hadir berkata: ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya itu adalah daging biawak’. Kemudian beliaupun menarik (kembali) tangannya. Khalid bin Walid berkata: ‘Wahai Rasulullah apakah (daging) biawak itu haram? Rasul menjawab: ‘Tidak, tetapi (hal itu) tidak terdapat di daerahku sehingga aku enggan memakannya’. Setelah itu Khalid berselera (menginginkan daging) biawak itu dan memakannya. Sedangkan Rasulullah saw melihatnya.

(HR. Bukhari & Muslim)

CONTOH TAQRIR RASULULLAH

Dalil kehujjahan Sunnah ىIوIهH ال GنIع OقGطH Iن ي OوحIى وIمIا ي وIحHي� Y Gال إ IوOه HنG إ

Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

(TQS. an-Najm [53]: 3-4)

ي�I Gل إ OوحIى ي مIا Y Gال إ OعG Yب تI أ HنG إ

Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. (TQS. al-An’aam [6]: 50)

OهH عIن HمO IهIاك ن وIمIا OوهOذOخIف OولOس Yالر OمO Iاك ءIات وIمIاIهOوا Hت فIان

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu

maka tinggalkanlah. (TQS. al-Hasyr [59]: 7)

Fungsi Sunnah terhadap al-Quran

1. Menguraikan Keumuman (mujmal) Al-Qur'an.

Mujmal adalah suatu lafadz yang belum jelas indikasinya (dalalah/ penunjukkannya), yaitu dalil yang belum jelas MAKSUD dan PERINCIANnya.

اء IشHحIفH ال GنIع HهIى Iن ت Iة IالYالص YنG إ Iة IالYالص G IقGم وIأ IونOعI IصHن ت مIا OمI IعHل ي OهY وIالل OرI Hب ك

I أ GهY الل OرH IذGك وIل GرI HمOنك وIال

Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al Ankabut: 45)

“Hai orang2 yang beriman, diwajibkan bagimu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan pada

orang2 sebelum kamu. Mudah2an kamu bertakwa” (QS.Al-Baqarah: 183)

Al Qur'an hanya menjelaskan kewajiban shalat dan puasa secara global, tidak dijelaskan tata cara pelaksanaannya.

Kemudian Sunnah secara terperinci menerangkan tata cara pelaksanaan sholat, rukun, syarat sah, jumlah raka'at, aturan waktunya, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan sholat; begitu pula dengan ibadah puasa dan haji.

Hal ini diperkuat oleh sabda Rasulullah SAW:

« HيM صIلO أ HيG OمOوHن Hت ي

I أ Iر IمIا ك �وHا «صIل“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku

shalat” (HR Bukhari)

« HمO Iك ك GاسI مIن HيM عIن HوOذOخ»“Ambilah dariku tata cara (manasik) haji kalian”

(HR Muslim)

Imam Ibnu Hazm, seorang ulama besar Andalusia pada masa Abbasiyah menjelaskan :

"Sesungguhnya di dalam Al Qur'an terdapat ungkapan yang seandainya tidak ada penjelasan lain, maka kita tidak mungkin melaksanakannya. Dalam hal ini rujukan kita hanya kepada Sunnah Nabi SAW. Adapun Ijma' hanya terdapat dalam kasus-kasus tertentu saja yang relatif sedikit. Oleh sebab itu secara pasti wajib kembali kepada Sunnah."

Fungsi Sunnah terhadap al-Quran2. Pengkhususan Keumuman Al Qur'an

Umum ('Aam) ialah lafadz yang mencakup segala ma'na yang pantas dengan satu ucapan saja. Misalnya 'Al- Muslimun' (orang- orang Islam), ‘ ar-rijaalu' (orang-orang laki-laki), dll.

Dalam Al Qur'an terdapat banyak lafazh berma'na umum kemudian Sunnah mengkhususkannya. Misalnya firman Allah SWT :

"Allah mewajibkan kamu tentang anak- anakmu, untuk seorang anak laki-laki adalah dua bagian dari anak perempuan…." (QS.An-Nisaa:11)

Menurut ayat tersebut setiap anak (secara umum) berhak mendapatkan warisan dari ayahnya. Jadi setiap anak adalah pewaris ayahnya.

Kemudian datang Sunnah yang mengkhususkannya. Sabda Rasulullah SAW :

"Kami, seluruh Nabi tidak meninggalkan warisan, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah."

(HR Imam Bukhari)

 

"Seorang pembunuh tidak mendapat warisan."

(HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Fungsi Sunnah terhadap al-Quran3. Taqyid (Pensyaratan) terhadap Ayat Al Qur'an yang Mutlak

Mutlak ialah lafadz yang menunjukkan sesuatu yang masih umum pada suatu jenis, misalnya lafadz budak, mu'min, kafir, dan lain-lain. Di dalam Al Qur'an banyak di jumpai ayat-ayat yang bersifat mutlak (tanpa memberi persyaratan). Misalnya :

"Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri hendaklah kamu potong tangan

(keduanya)…….". (QS. Al Maidah: 38)

Ayat ini berlaku mutlak pada setiap pencurian (baik besar maupun kecil).

Kemudian Sunnah memberikan persyaratan nilai barang curian itu sebanyak seperempat dinar emas keatas.

Sabda Rasululloh SAW :

"Potonglah dalam pencurian seharga seperempat dinar dan janganlah dipotong yang kurang dari itu". (HR Ahmad)

 

Begitu pula halnya dengan batas pemotongan tangan bagi pencuri, yaitu pada pergelangan tangan, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

……………………….. (bersambung)

top related