contoh kasus tht

Post on 03-Jan-2016

176 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Latihan Kasus Pembimbing : dr. Budi Sulistya, SpTHT

Kelompok 2:Roy William 11.2008.046 FK UKRIDAMichael 07120050099 FK UPHNusrat Numeiri 110.2004. 188 FK YARSIPrimadila 110.2005.193 FK YARSIRiky 207315032 FK UPN

Kasus

Wanita, 50 tahun, 6 bulan sebelum masuk rumah sakit, mengeluh

telinga kanan terasa penuh. Bila menunduk, terasa seperti ada cairan, tetapi cairan tidak keluar.

3 bulan sebelum masuk rumah sakit, timbul benjolan di leher kanan atas

Anamnesa

• Identitas pasien:– Nama – Alamat– Umur– Jenis kelamin– Agama – Pekerjaan– Suku bangsa

Anamnesa

• umum– Apa pekerjaan pasien?– Bagaimana kebiasaan makan pasien/life style?– Adakah riwayat Ca dalam keluarga?– Apakah pasien pernah mendapat terapi sinar pada leher?– Apakah pasien sering mengkonsumsi makanan yang

diawetkan?(ikan asin, makanan kaleng, bumbu penyedap, dsb)?

– Apakah pasien pernah mendapat pengobatan tertentu(streptomisin? Salisilat? Neomisin? Gentamisin? Atropin? Furosemid?)

Anamnesa

• Telinga– Apakah ada cairan keluar dari telinga?

• Jika ada : warna? bau? Jumlah?

– Telinga berdenging? Terasa penuh?– Telinga terasa nyeri?– Apakah disertai nyeri kepala? – Apakah disertai gangguan pendengaran? Jika ada, pada satu

atau kedua telinga? – Apakah disertai gangguan keseimbangan (sempoyongan)?– Apakah pasien pernah memiliki riwayat : kemasukan benda

asing/mengorek telinga yang terlalu dalam/kekerasan tumpul? – Apakah pasien tinggal atau bekerja di lingkungan industri?

Anamnesa

• Hidung – Pasien sering mengalami hidung tersumbat?– Apakah pasien pernah mengalami influenza yang

berulang? – ada post nasal drip / ingus jatuh ke tenggorokan?– Pasien sering mengalami epitaksis? Atau ingus

bercampur darah?– Apakah disertai demam?– Apakah pasien memiliki riwayat alergi?

Anamnesa

• Benjolan di Leher– Apakah benjolan timbul tiba – tiba besar?

Membesar perlahan? Membesar dengan cepat?– Apakah ada benjolan yang sama pada bagian tubuh

lainnya?– Benjolan terasa nyeri? – Bisa di gerakkan?– Apakah dari benjolan keluar cairan/darah/nanah? – Apakah dengan adanya benjolan menyebabkan

pasien sulit menelan makanan?

Anamnesa

– Penglihatan berkurang/menurun?– Penglihatan ganda?– Ada nyeri kepala?– Apakah disertai demam?– Apakah terdapat bau mulut? – Apakah disertai terdapat suara serak? – Apakah disertai dengan sesak napas?

Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan lengkap THT-Kepala - Leher• Pemeriksaan darah perifer lengkap (Hb, Ht,

Leukosit, Trombosit, hitung jenis)• Pemeriksaan gula darah• Biopsi Nasofaring• Audiometri, timpanometri, tes keseimbangan• CT SCAN • Serologi IgA anti VCA dan IgA anti EA

Bila pada pemeriksaan penunjang terbukti Karsinoma Nasofaring

• Untuk menentukan stadium, dilakukan pemeriksaan :– Roentgen thorax,– Laboratorium : fungsi hati, ginjal, kimia darah,– Konsul ahli syaraf dan mata,– USG abdomen/bone scan

Kemungkinan Diagnosis• Otitis media serosa• Karsinoma nasofaring• Peradangan Nasofaring• Peradangan Adenoid• Tampon posterior hidung• Sikatrik akibat trauma operasi• Limfoma• Adenokarsinoma• Abses peritonsil • Limfadenitis servikal• Abses submandibula• limfadenopati• Ca tiroid

Anatomi dan Fisiologi rongga hidung

Anatomi Hidung

• Hidung bagian luar – Berbentuk pyramid 1) pangkal hidung (bridge), 2) batang hidung (dorsum nasi), 3) puncak hidung (hip), 4) ala nasi, 5) kolumela dan 6) lubang hidung (nares anterior)

• Kerangka tulang terdiri dari

1) tulang hidung (os.nasal),

2) proseseus frontalis os. Maksila dan

3) prosesus nasalis os frontal

• kerangka tulang rawan 1) sepasang kartilago

nasalis lateralis superior, 2) sepasang kartilago

nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai kartilago ala mayor,

3) tepi anterior kartilago septum.

Dinding Kavum Nasi

• Medial – septum nasi

• Lateral – 4 buah konka

• Inferior – dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os. Maksila dan os.

Palatum • Superior – atap hidung sangat sempit dan dibentuk oleh lamina

kribiformis merupakan lempeng tulang berasal dari os. Etmoid

Pendarahan Hidung

• Bagian atas rongga hidung – a. Etmoid anterior dan posterior

• Bagian bawah rongga hidung – a. Palatina mayor dan a. Sfenopalatina

• bagian depan septum – pleksus kisselbach (little’s area)

Persarafan Hidung

• Sensoris:– Bagian depan dan atas rongga hidung : n. Etmoidalis

anterior, yang merupakan cabang dari n. Nasosiliaris, yang berasal dari n. Oftalmikus (N. V1)

– lainnya, sebagian besar dari n. Maksila melalui ganglion sfenopalatina.

• Ganglion sfenopalatina – persarafan sensoris dan vasomotor atau otonom untuk

mukosa hidung

• Fungsi penghidu berasal dari n. Olfaktorius

Mukosa hidung

• mukosa pernapasan : epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dengan sel goblet

• mukosa penghidu : epitel torak berlapis semu tidak bersilia, terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga atas septum.

Fisiologi Hidung

• Fungsi respirasi– Mengatur kondisi udara, penyaring udara, humidifikasi, penyeimbang

dalam pertukaran tekanan, mekanisme imunologik lokal• Fungsi penghidu

– Terdapatnya mukosa olfaktorius dan reservoir udara untuk menampung stimulus penghidu

• Fungsi fonetik– Resonansi suara, membantu proses bicara dan mencegah hantaran

suara sendiri melalui konduksi tulang• Refleks nasal

– Refleks yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler, dan pernapasan

• Fungsi statik dan mekanik – meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung

panas

top related