tht print laporan kasus

25
KARSINOMA NASOFARING LAPORAN KASUS Diajukan untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik stase Ilmu Penyakit Teling Hidung Tenggorokan Pembimbing : dr Iwan Setiawan Aji Sp. THT Diajukan Oleh: Kirnia Tri Wulandari J 500 060 005 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 20011

Upload: nhieea-andhari

Post on 02-Jul-2015

534 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: THT PRINT LAPORAN KASUS

KARSINOMA NASOFARINGLAPORAN KASUS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik stase Ilmu Penyakit Teling Hidung Tenggorokan

Pembimbing : dr Iwan Setiawan Aji Sp. THT

Diajukan Oleh:Kirnia Tri Wulandari

J 500 060 005

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA20011

Page 2: THT PRINT LAPORAN KASUS

BAB ISTATUS PASIEN

No Rekam Medik : 20. 19. 94 Nama : Bp. H.H Usia : 55 Tahun/11 Bulan/4 hari Jenis Kelamin : Laki-laki Agama/ Kepercayaan : Budha Alamat : Jalan Barito No. 1 , RT 01, RW 03,

Tegalgede, Kel. Tegalgede, Kec. Karanganyar, Kab. Karanganyar

Bangsal/ ruangan : Kantil Kelas : I Jenis Pasien : Umum Dokter jaga IGD : dr. IR Ambarwati Tanggal masuk rumah sakit : 14 Maret 2011 jam 13.22 WIB Tanggal keluar rumah sakit : 17 maret 2011 Cara keluar rumah sakit : Atas persetujuan Dokter Pengirim : dr. Iwan Setiawan Aji Sp. THT Dokter yang memulangkan : dr. Iwan Setiawan Aji Sp. THT

A. IDENTITAS PASIEN

Page 3: THT PRINT LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN 14 MARET 2011 15 MARET 2011 16 MARET 2011 17 MARET 2011

KU Badan lemes Sakit kepala dan leher

Nyeri telan Nyeri di pipi

RPS • badan lemes 3 hr yll• makan berkurang•Leher sakit• susah menelan• riwayat post Op Ca Nasofaring• Hidung : cairan kental ada darahnya• Telinga : tinitus, •Diplopia

• sakit kepala dan leher kumat2an sejak 2 thn yll• Nyeri telan•Trismus• Hidung : cairan kental ada darahnya•Telinga : tinitus• Diplopis

• Nyeri telan •Sudah bisa makan bubur• Telinga : tinitus, pusing berputar•Hidung : tidak ada keluhan•Diplopia• Kondisi umum semakin membaik

• nyeri di pipi•Kondisi secara umum semakin membaik•Hidung : tidak ada keluhan•Telinga : tidak ada keluhan• Diplopia

VITAL SIGN Nadi : 72x/menit (Normal : 80x/menit)Tekanan darah : 110/70 mmHgPernapasan : 20x/menitTemperatur tubuh : 36,50C

Nadi: 76x/menit (Normal : 80x/menit)Tekanan darah : 100/70 mmHgPernapasan : 20x/menitTemperatur tubuh : 36,50C

Nadi: 100x/menit (Normal : 80x/menit)Tekanan darah: 120/80 mmHgPernapasan : 20x/menitTemperatur tubuh : 36,70C

Nadi: 84x/menit (Normal : 80x/menit)Tekanan darah : 130/90 mmHgPernapasan : 20x/menitTemperatur tubuh : 36,70C

STATUS GENERALIS

Kesan keadaan sakit : Pasien tampak merintih kesakitanKesadaran : KomposmentisKesan status gizi: cukup

Kesan keadaan sakit : Pasien tampak merintih kesakitanKesadaran : KomposmentisKesan status gizi : cukup

Kesan keadaan sakit: Pasien tampak merintih kesakitanKesadaran : KomposmentisKesan status gizi: cukup

Kesan keadaan sakit : Pasien tampak sehatKesadaran : KomposmentisKesan status gizi : baik

Page 4: THT PRINT LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN FISIK

14 MARET 2011 15 MARET 2011

16 MARET 2011

17 MARET 2011

PEMERIKSAAN TELINGA (OTOSKOPI)

Aurikula dbn dbn dbn

CAE dbn dbn Dbn

Membran timpani dbn dbn Dbn

Cone of light dbn dbn Dbn

Discharge dbn dbn Dbn

Mastoid dbn dbn Dbn

Tragus pain + + _

Pembesaran limfonodi + + +

PEMERIKSAAN HIDUNG LUAR

Septum Deviasi - - -

Depresi tulang hidung - - -

Pembengkakan daerah

hidung dan sinus

paranasalis

- - -

Krepitasi tulang

hidung

- - -

Page 5: THT PRINT LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN FISIK

14 MARET 2011 15 MARET 2011

16 MARET 2011

17 MARET 2011

PEMERIKSAAN RINOSKOPI ANTERIOR

Mukosa Hiperemis Hiperemis Hiperemis

Concha Dbn Dbn Dbn

Septum Dbn Dbn Dbn

Discharge + + +

Tumor - - -

Sinus paranasalis dbn dbn dbn

PEMERIKSAAN RINOSKOPI POSTERIOR

Dinding belakang

Tak tampak adanya

pembesaran dinding

nasofaring

Tak tampak adanya

pembesaran dinding

nasofaring

Tak tampak adanya

pembesaran dinding

nasofaring

Muara tuba

eustachii

dbn dbn dbn

Adenoid Hiperemis Hiperemis Hiperemis

Tumor + + +

Page 6: THT PRINT LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN FISIK

14 MARET 2011 15 MARET 2011 16 MARET 2011 17 MARET 2011

PEMERIKSAAN OROFARING

Arcus Faring Tidak dapat dilakukan

pemeriksaan karena pasien tidak bisa

membuka mulut e/c trismus

Tidak dapat dilakukan

pemeriksaan karena pasien

tidak bisa membuka mulut

e/c trismus

dbn

Pembesaran Tonsil Dbn

Warna tonsil Dbn

Kripte tonsil Dbn

Detritus Dbn

PEMERIKSALARING

Inspeksi Tampak benjolan dileher bagian

posterior musculus sternocleidomastoid

eus sebesar telur ayam kampung sepanjang leher sejajar musculus

sternocleidomastoideus

Tampak benjolan dileher bagian

posterior musculus sternocleidomastoideus sebesar telur ayam kampung sepanjang leher sejajar musculus

sternocleidomastoideus

Tampak benjolan dileher bagian

posterior musculus sternocleidomastoideus sebesar telur ayam kampung sepanjang

leher sejajar musculus

sternocleidomastoideus (Namun kondisi

lebih baik dibanding sebelumnya)

Mobile + + +

Pembesaran + + +

Nyeri tekan + + +

Page 7: THT PRINT LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN FISIK

14 MARET 2011 15 MARET 2011 16 MARET 2011 17 MARET 2011

DIAGNOSIS DIAGNOSIS DOKTER IGD

Anoreksia dengan Post Op Ca Nasofaring

Ca Nasofaring Ca Nasofaring Ca Nasofaring

TERAPI • Infus Assering 20 tts/menit

• Injeksi Neurosanbe 1 Amp drip

• Injeksi Ceftriaxon 2x1 mg IV (skin test)

• Injeksi ranitidine 2x1 mg

• Tiamin 2x1

• Infus RL 20 tts/menit

•Injeksi lapiron 1x1 Amp drip

•Injeksi Antrain 3x1 Amp

•Kalmetason 3x1 mg

•lapibal 2x1

• Infus RL 20 tts/menit

• Injeksi lapiron 1x1 Amp drip

• Injeksi Antrain 3x1 Amp

• kalmetason 3x1 mg

• lapibal 2x1

• Infus RL 20 tts/menit

• Cravox 3x1

• Sohobion

Pasien boleh pulang

Page 8: THT PRINT LAPORAN KASUS

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

HEMATOLOGI

Hemoglobin 14,2 L : 14-18 g%

P : 12-16 g%

WBC 24.200 5000-10.000/mm3

Eritrosit 3.430.000 L : 4,5 – 5,5 juta/mm3

P : 4,0 - 5,0 juta/mm3

Hematokrit 32,3 L : 40-43 vol %

P : 37-43 vol%

MCV 94,2 82 – 92 mikron

MCH 41,4 27 – 31 pikogram

MCHC 44,0 32 – 37 %

HITUNG JENIS LEUKOSIT

Basofil 0 0-1 %

Eosinofil 0 1-3 %

Batang 0 2-6 %

Segmen 92,3 50-70 %

Limfosit 7,4 20-40 %

Monosit 0,2 2-8 %

Trombosit 128.000 150.000-300.000 mm3

IMUNOLOGI / SEROLOGI

WIDAL - -

S. Thypi - -

S. Parathypi A - -

S. Parathypi B - -

KIMIA DARAH

GDS 68 Sampai 150 mg/100 ml

Page 9: THT PRINT LAPORAN KASUS

DEFINISI Carcinoma adalah pertumbuhan baru yang

ganas terdiri dari sel-sel epithelial yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis. (Dorland. 2002)

Nasopharyngeal carcinoma merupakan tumor ganas yang timbul pada epithelial pelapis ruangan dibelakang hidung (nasofaring) dan ditemukan dengan frekuensi tinggi di Cina bagian selatan (Dorland. 2002)

Page 10: THT PRINT LAPORAN KASUS

ANATOMI

Page 11: THT PRINT LAPORAN KASUS

HISTOLOGI

Mukosa nasofaring dilapisi oleh epitel bersilia respiratory type. Setelah 10 tahun kehidupan, epitel secara lambat laun bertransformasi menjadi epitel nonkeratinizing squamous, kecuali pada beberapa area (transition zone)

Page 12: THT PRINT LAPORAN KASUS

EPIDEMIOLOGI

Indonesia cukup tinggi, yakni 4,7 kasus/tahun/100.000 penduduk atau diperkirakan 7000 – 8000 kasus per tahun di seluruh Indonesia

Di RSCM Jakarta ditemukan lebih dari 100 kasus setahun

Page 13: THT PRINT LAPORAN KASUS

GEJALA KLINIKGEJALA DINIGejala telinga Rasa penuh pada telinga Tinitus Gangguan pendengaranGejala hidung Epistaksis Hidung tersumbatGejala mata dan saraf Diplopia Gerakan bola mata terbatas9,12

GEJALA LANJUT Limfadenopati servikal Gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitar Gejala akibat metastase jauh.

Page 14: THT PRINT LAPORAN KASUS
Page 15: THT PRINT LAPORAN KASUS

DIAGNOSIS BANDING

Hiperplasi adenoid Angiofibroma juvenilis Tumor sinus sphenoidalis Neurofibroma Tumor kelenjar parotis Chordoma Meningioma basis cranii

Page 16: THT PRINT LAPORAN KASUS

STADIUM T = Tumor, menggambarkan keadaan

tumor primer, besar dan perluasannya. T0 = Tidak tampak tumor. T1 = Tumor terbatas pada 1 lokasi di

nasofaring. T2 = Tumor meluas lebih dari 1 lokasi,

tetapi masih di dalam rongga nasofaring. T3 = Tumor meluas ke kavum nasi dan /

atau orofaring. T4 = Tumor meluas ke tengkorak dan /

sudah mengenai saraf otak.

Page 17: THT PRINT LAPORAN KASUS

STADIUM N = Nodul, menggambarkan keadaan

kelenjar limfe regional N0 = Tidak ada pembesaran kelenjar. N1 = Terdapat pembesaran kelenjar

homolateral yang masih dapat digerakkan. N2 = Terdapat pembesaran kelenjar

kontralateral / bilateral yang masih dapat digerakkan.

N3 = Terdapat pembesaran kelenjar baik homolateral, kontralateral atau bilateral, yang sudah melekat pada jaringan sekitar.

Page 18: THT PRINT LAPORAN KASUS

STADIUM

M = Metastase, menggambarkan metastase jauh

M0 = Tidak ada metastase jauh. M1 = Terdapat metastase jauh

Page 19: THT PRINT LAPORAN KASUS

STADIUMMenurut American Joint Committee Cancer tahun 1988,

tumor staging dari nasofaring diklasifikasikan sebagai berikut :

Tis : Carcinoma in situ. T1: Tumor yang terdapat pada satu sisi dari

nasofaring atau tumor yang tak dapat dilihat, tetapi hanya dapat diketahui dari hasil biopsi.

T2: Tumor yang menyerang dua tempat, yaitu dinding postero-superior dan dindinglateral.

T3: Perluasan tumor sampai ke dalam rongga hidung atau orofaring.

T4 : Tumor yang menjalar ke tengkorak kepala atau menyerang saraf cranial (atau keduanya).

Page 20: THT PRINT LAPORAN KASUS

PROGNOSISSecara keseluruhan, angka bertahan hidup 5

tahun adalah 45 %. Prognosis diperburuk oleh beberapa faktor, seperti :

Stadium yang lebih lanjut. Usia lebih dari 40 tahun. Laki-laki dari pada perempuan. Ras Cina dari pada ras kulit putih. Adanya pembesaran kelenjar leher. Adanya kelumpuhan saraf otak adanya

kerusakan tulang tengkorak. Adanya metastasis jauh.

Page 21: THT PRINT LAPORAN KASUS

KOMPLIKASIPetrosphenoid syndrome

Tumor tumbuh ke atas ke dasar tengkorak lewat foramen laserum sampai sinus kavernosus menekan saraf N. III, N. IV, N.VI juga menekan N.II. yang memberikan kelainan :

Neuralgia trigeminus ( N. V ) : Trigeminal neuralgia merupakan suatu nyeri pada wajah sesisi yang ditandai dengan rasa seperti terkena aliran listrik yang terbatas pada daerah distribusi dari nervus trigeminus.

Ptosis palpebra ( N. III ). Ophthalmoplegia ( N. III, N. IV, N. VI ).

Page 22: THT PRINT LAPORAN KASUS

KOMPLIKASIRetroparidean syndrome

Tumor tumbuh ke depan ke arah rongga hidung kemudian dapat menginfiltrasi ke sekitarnya. Tumor ke samping dan belakang menuju ke arah daerah parapharing dan retropharing dimana ada kelenjar getah bening. Tumor ini menekan saraf N. IX, N. X, N. XI, N. XII dengan manifestasi gejala :

N. IX : kesulitan menelan karena hemiparesis otot konstriktor superior serta gangguan pengecapan pada sepertiga belakang lidah.

N. X : hiper / hipoanestesi mukosa palatum mole, faring dan laring disertai gangguan respirasi dan saliva.

N XI : kelumpuhan / atrofi oto trapezius , otot SCM serta hemiparese palatum mole.

N. XII : hemiparalisis dan atrofi sebelah lidah. Sindrom horner : kelumpuhan N. simpaticus servicalis, berupa

penyempitan fisura palpebralis, onoftalmus dan miosis.

Page 23: THT PRINT LAPORAN KASUS

PENATALAKSANAAN

Radioterapi Kemoterapi Operasi Imunoterapi

Page 24: THT PRINT LAPORAN KASUS

PENCEGAHAN Pemberian vaksinasi dengan vaksin spesifik membran

glikoprotein virus Epstein Barr yang dimurnikan pada penduduk yang bertempat tinggal di daerah dengan resiko tinggi.

Memindahkan (migrasi) penduduk dari daerah resiko tinggi ke tempat lainnya.

Penerangan akan kebiasaan hidup yang salah, mengubah cara memasak makanan untuk mencegah akibat yang timbul dari bahan-bahan yang berbahaya.

Penyuluhan mengenai lingkungan hidup yang tidak sehat, meningkatkan keadaan sosial ekonomi dan berbagai hal yang berkaitan dengan kemungkinan-kemungkinan faktor penyebab.

Melakukan tes serologik IgA anti VCA dan IgA anti EA secara massal di masa yang akan datang bermanfaat dalam menemukan karsinoma nasofaring secara lebih dini.

Page 25: THT PRINT LAPORAN KASUS

DAFTAR PUSTAKA Averdi Roezin, Aninda Syafril. Karsinoma Nasofaring. Dalam: Efiaty A.

Soepardi (ed). Buku ajar ilmu penyakit telinga hidung tenggorok. Edisi kelima. Jakarta : FK UI, 2001. h. 146-50.

Harry a. Asroel. Penatalaksanaan radioterapi pada karsinoma nasofaring. Referat. Medan: FK USU,2002.h. 1-11.

Hasibuan R, A. H. pharingologi. Jakarta: Samatra Media Utama, 2004.h. 70-81.

Kartikawati, Henny. Penatalaksanaan karsinoma nasofaring menuju terapi kombinasi/kemoradioterapi. Lu Jiade J, Cooper Jay S, M Lee Anne WM. The epidemiologi of Nasopharigeal Carcinoma In : Nasopharyngeal Cancer. Berlin : Springer,2010. p. 1-9.

Mansjoer Arif, Dkk, Kapita Selekta Kedokteran, 110-111, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001, Jakarta

Susworo, Makes D. Karsinoma nasofaring aspek radiodiagnostik dan radioterapi. Jakarta: FK UI, 1987.h. 69-82.

Susworo, R. Kanker nasofaring : epidemiologi dan pengobatan mutakhir. Tinjauan pustaka artikel. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran. No. 144, 2004.h. 16-18